You are on page 1of 180

169

LAPORAN STUDI KASUS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY M DENGAN
SELULITIS PEDIS DISTRA DI RUANG MELATI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
DITHA NUGRAHA NURYAHUTHAMA
NIM : 20120191158

AKADEMI PERAWATAN KARYA BAKTI HUSADA


BANTUL YOGYAKARTA
2015

170

LAPORAN STUDI KASUS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY M DENGAN
SELULITIS PEDIS DISTRA DI RUANG MELATI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan


Program Diploma III Keperawatan di Akademi Perawatan
Karya Bakti Husada Bantul Yogyakarta

Disusun Oleh :
DITHA NUGRAHA NURYAHUTHAMA
NIM : 20120191158

AKADEMI PERAWATAN KARYA BAKTI HUSADA


BANTUL YOGYAKARTA
2015

171

172

MOTTO

173

1. Aku tak dapat membuat keajaiban namun bersama mu adalah


sebuah keajaiban (Ditha Nugraha N.)
2. Tugas seorang guru tidak hanya mengajar namun juga
menginspirasi
(Ditha Nugraha N.)
3. Orang yang gagal bukan berarti pecundang, sesungguhnya gagal
pada sebuah perang, jauh lebih mulia dari pada tidak membuka pedang
sama sekali (Ditha Nugraha N.)
4. Watak adalah melakukan apa yang baik di saat orang lain tidak
melihat (J.C. Watts)
5. Seorang pecundang tak tahu apa yang akan dilakukan bila kalah,
tetapi sesumbar apa yang yang akan dilakukan bila menang, sedangkan
pemenang tidak berbicara apa yang akan dilakukan bila iya menang, tetapi
tahu apa yang akan dilakukan bila kalah (Eric Berne)
6. Jangan mencari kawan yang membuat anda nyaman, tetapi carilah
kawan yang memaksa anda terus berkembang (Thomas J. Watson)
7. Kunci menuju kebahagian adalah memiliki mimpi, kunci menuju
kesuksesan adalah membuat mimpi menjadi kenyataan (James Allen)
8. Permata tak akan bisa diasah tanpa gesekan. Begitu pula manusia,
tak ada yang sempurna tanpa cobaan (Confucius)

PERSEMBAHAN

174

Dengan segala rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Allah SWT atas
terselesaikannya Laporan studi kasus ini maka dengan hati yang tulus dan ikhlas
penulis mempersembahkan karya ini kepada :
1.
Ayah dan ibu yang telah memberi samudra cinta, doa dan
dukungan tanpa tepi.
2.
Eyang saya yang telah memberi cinta, doa dan dukungan selama 3
tahun saya berada di jogja, terimakasih
3.
Adik-adik saya yang sayang padaku dan aku sayangi
4.
Pujaan hati yang telah memberikan motivasi, dukungan dan doa,
terimakasih.
5.
Ibu Supatmi.S.Kep.Ns.M.Kep. dan Ibu Susanti, S. Kep.Ns. yang
selalu sabar untuk membimbing sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
stadi kasus ini dengan baik.
6.
Bapak Eko Widodo, S.Kep.Ns. yang telah membimbing selama
berada di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
7.
Buat sahabat ku Aditya Saputra dan Nur Hisyam Asyari
terimakasih kalian sudah memberi semangat dan mau belajar bersama.
8.
Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang telah bersama
selama 3 tahun belajar bersama di Akademi Perawatan Karya Bakti Husada
Bantul Yogyakarta.
9.
Untuk almamaterku yang telah memberikan kesempatan kepadaku
untuk belajar menuntut ilmu dan membuatku merasa menjadi insani yang
berarti, tanpa ada dirimu tidak ada arti kutelusuri hidup ini. Tingkatkan
Prestasimu.

175

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan studi
kasus
dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. M Dengan
Selulitis Pedis Distra di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. I Wayan Sudana M.Kes. selaku direktur RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis
untuk melaksanakan Laporan studi kasus.
2. Riana Dewi, S.Kep.MM selaku direktur Akademi Perawatan Karya
Bakti Husada Yogyakarta.
3. Supatmi.S.Kep.Ns.M.Kep. selaku pembimbing Akademik dalam
penyusunan Laporan studi kasus
Asuhan Keperawatan Keperawatan
Medikal Bedah yang telah memeberikan bimbingan dan arahan selam dalam
penyusunannya.
4. Susanti, S.Kep.Ns. selaku pembimbing Akademik
dalam
penyusunan Laporan studi kasus
Asuhan Keperawatan Keperawatan
Medikal Bedah yang telah memeberikan bimbingan dan arahan selam dalam
penyusunannya.
5. Eko Widodo, S.Kep. Ns. selaku pembimbing lahan dalam Studi
Kasus
Asuhan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah yang telah
memeberikan bimbingan dan arahan selama di lahan RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta.
6. Semua staf karyawan RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta khususnya di ruang melati.
7. Semua staf karyawan Akademi Perawatan Karya Bakti Husada
Bantul Yogyakarta.
8. Teman-teman yang telah menjadi penyemangat dalam
menyelesaikan Laporan studi kasus.
9. Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan studi kasus ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan studi kasus yang telah
penulis buat masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat penulis terima
demi kesempurnaan ini.
semoga Laporan studi kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
pada umumnya.
Yogyakarta, 24 Juni 2015
Penulis

176

Ditha Nugraha Nuryahuthama


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
INTISARI
BAB I PENDAHULUAN
A.

Halaman
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xi
xii
xiii
1

B.
C.
D.
1.
2.
3.
4.
E.
F.
G.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
1.

Latar Belakang
1
Rumusan Masalah
4
Tujuan Penulisan
4
Ruang Lingkup
5
Lingkup Waktu
5
Lingkup Tempat
5
Lingkup Asuhan Keperawatan
5
Lingkup Mata Kuliah
5
Manfaat Penulisan
6
Metode Penulisan
7
Sistemetika Penulisan
9
11
Gambaran Umum Selulitis
11
Anatomi Fisiologi Integumen
11

177

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
C.

Pengertian Selulitis
14
Etiologi
16
Patofisiologi
19
Menifestasi Klinis
21
Komplikasi
23
Pemeriksaan Penunjang
24
Penatalaksanaan
24
Asuhan Keperawatan Selulitis
25
Pengkajian Keperawatan
25
Diagnosa Keperawatan
27
Intervensi Keperawatan
28
Implementasi Keperawatan
37
Evaluasi Keperawatan
38
Dokumentasi Keperawatan
39

BAB III TINJAUAN KASUS


A.
Pengkajian Keperawatan Pasien Selulitis
54
B.
Diagnosa Keperawatan Priroritas
70
C.
Asuhan Keperawatan Pasien Selulitis
71
1.
Diagnosa Keperawatan
71
2.
Intervensi Keperawatan
71
3.
Implementasi Keperawatan
80
4.
Evaluasi Keperawatan
128
D.
Dokumentasi Keperawatan
133

54

178

E.

Faktor Pendukung dan Penghambat


133

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

135

Pengkajian
135
Diagnosa
137
Intervensi
143
Implementasi
147
Evaluasi
149
Dokumentasi keperawatan
152
Faktor pendukung dan penghambat
153

BAB V PENUTUP
A.

155
Kesimpulan
155
Saran
158

B.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Etiologi Soft Tissue Infection (STIs).


Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan (Arif Muttaqin, 2013).

Halaman
18
28

179

Tabel 3.1 Aktivitas dan latihan.


Tabel 3.2 Hasil Laboratorium.
Tabel 3.3 Analisa Data.
Tabel 3.4 Intervensi keperawatan PK Infeksi.
Tabel 3.5 Intervensi keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit.
Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan
respon inflamasi sistemik
Tabel 3.7 Intervensi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
injury fisik.
Tabel 3.8 Intervensi keperawatan kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif.
Tabel 3.9 Implementasi keperawatan PK infeksi, senin 08 Juni 2015.
Tabel 3.10 Implementasi keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit,
senin 08 Juni 2015.
Tabel 3.11Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan
respon inflamasi sistemik, Senin 08 Juni 2015.
Tabel 3.12 Implementasi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
agen injury fisik, senin 08 Juni 2015.
Tabel 3.13 Implementasi keperawatan kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, senin 08 Juni 2015.
Tabel 3.14 Implementasi keperawatan PK infeksi, selasa 09 Juni 2015.
Tabel 3.15 Implementasi keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit,
selasa 09 Juni 2015.
Tabel 3.16 Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan
respon inflamasi sistemik, Selasa, 09 Juni 2015
Tabel 3.17 Implementasi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
agen injury fisik, selasa 09 Juni 2015.
Tabel 3.18 Implementasi keperawatan kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, selasa 09 Juni 2015.
Tabel 3.19 Implementasi keperawatan PK infeksi, rabu 10 Juni 2015.
Tabel 3.20 Implementasi keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit,
rabu 10 Juni 2015.
Tabel 3.21 Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan dengan
respon inflamasi sistemik, Rabu 10 Juni 2015
Tabel 3.22 Implementasi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
agen injury fisik, Rabu 10 Juni 2015.
Tabel 3.23 Implementasi keperawatan kurang pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, rabu 10 Juni 2015

59
64
68
71
72
75
76
78
80
84
88
91
95
98
101
104
107
110
113
116
119
122
125

180

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Struktur anatomi integumen secara umum.
12
Gambar 2.2 Anatomy of Skin and Soft Tissues and Different Types of Skin
and Soft-Tissue Infection
15
Gambar 2.3 Contoh Kasus Selulitis
16
Gambar 2.4Specific Anatomical Variants of Cellulitis and Causes of
Predisposition to the Condition
19
Gambar 2.5 Patofisiologi Selulitis ke masalah Keperawatan
21

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format pengkajian.


Lampiran 2.Berkas catatan medik kasus Selulitis.

Halaman
161
173

181

Lampiran 3. Satuan acara penyuluhan Selulitis.


Lampiran 4. Lembar Balik Selulitis
Lampiran 5. Konsep Dasar Nyeri

174
181
191

INTISARI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY M DENGAN
SELULITIS PEDIS DISTRA DI RUANG MELATI
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA
DITHA NUGRAHA NURYAHUTHAMA
Latar Belakang : Selulitis mempunyai tiga karakteristik yaitu, Peradangan
supuratif sampai di jaringan subkutis, Mengenai pembuluh limfe permukaan, Plak
eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. Selulitis sendiri dapat terjadi pada
berbagai tingkat usia Penyebab Selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan
jamur, serta disebabkan oleh penyebab lain seperti genetik, gigitan serangga dan
lain lain. Untuk menghindari terkena Selulitis biasanya dilakukan dengan
melembabkan kulit secara teratur, Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-

182

hati, Lindungi tangan dan kaki, Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian
superficial.Di Indonesia sendiri kasus ini kerap terjadi di masyarakat, namum
belum ada penelitian dan data yang menjelaskan secara utuh tentang kasus
Selulitis di Indonesia. Berdasarkan data yang didapat tentang kasus Selulitis di
rekam medis RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dari tanggal 1
januari 2015 sampai dengan 31 mei 2015 terdapat 13 kasus penderita selulitas
Mempertimbangkan hal tersebut, maka penulis turut berperan aktif dalam
mempertimbangkan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keparawatan
pada pasien Selulitis yang akan penulis susun dalam bentuk Laporan studi kasus
berjudul asuhan keperwatan pada Ny M dengan Selulitis pedis distra di ruang
Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
Metode : Penulis menggunakan metode deskriptif. Adapun sampelnya adalah Ny
M sedangkan metode yang digunakan adalah Observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi.
Hasil : Setelah memberikan Asuhan Keperawatan Pada Ny M Dengan Selulitis
Pedis Distra di ruang RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta selama 3
x 24 jam yaitu pada tanggal 08 Juni sampai dengan 11 Juni 2015 penulis
mendapatkan pengalaman secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan,
yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. dari ke 5
diagnosa yang muncul PK Infeksi, Kerusakan integritas jaringan kulit, Hipertermi,
Nyeri dan Kurang Pengetahuan pada kasus ini 3 diagnosa dapat teratasi
Hipertermi, Nyeri, kurang pengetahuan dan 2 diagnosa belum teratasi sebagian
PK Infeksi, Kerusakan Integritas jaringan kulit.

Kesimpulan : Berdasarkan tinjauan kasus pembahasan dan kesimpulan diatas


terlihat bahwa masih diperlukan perawatan yang lebih lanjut hal ini disebabkan
karena kondisi pasien yang masih memerlukan perawatan secara komprehensif,
Penulis mengharapkan pada pihak pendidikan untuk memperbanyak literature
Selulitis edisi terbaru (maksimal 5 Tahun ke bawah) dan minimal ada 5 buku,
sehingga literature itu dapat sebagai sumber informasi dalam penyusunan Laporan
studi kasus dan mengoptimalkan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada
pasien Selulitis.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan,Selulitis Pedis Distra

183

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisai seperti sekarang tidak hanya seputar ilmu
pengetahuan, teknologi dan kedokteran saja yang berkembang pesat,
namun pengetahuan masyarakat dan tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan

kesehatan yang lebih baik dan profesional juga semakin

meningkat. oleh karena itu perawat dituntut untuk dapat memberikan


asuhan keperawatan secara profesional. (Depkes RI, 2011)
Salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah bidang keperawatan
dimana keperawatan tersebut diberikan secara komprehensif dan
berkesinambungan serta memandang pasien dari berbagai aspek bio-psikososio-spiritual dan diutamakan sesuai dengan

kebutuhan

pasien.

berdasarkan kondisi ideal tersebut penulis sebagai perawat berusaha


komprehensif dalam melayani pasien khususnya pada pasien Selulitis
yang paling banyak pada anak-anak dan usia lanjut. (Depkes RI, 2011)
Selulitis mempunyai tiga karakteristik yaitu, peradangan supuratif
sampai di jaringan subkutis, mengenai pembuluh limfe permukaan, plak
eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. Selulitis sendiri dapat
terjadi pada berbagai tingkat usia penyebab Selulitis diantaranya adalah
infeksi bakteri dan jamur, serta disebabkan oleh penyebab lain seperti
genetik, gigitan serangga dan lain lain. Untuk menghindari terkena

184

Selulitis biasanya dilakukan dengan melembabkan kulit secara teratur,


potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati, lindungi tangan dan
kaki, rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial.
Selulitis di seluruh dunia tidak diketahui secara pasti sebuah studi
tahun 2006 melaporkan insidensi Selulitis di negara Utah, Amerika Serikat
sebesar 24,6 kasus per seribu penduduk per tahun dengan insidensi
terbesar pada pasien laki-laki usia 45-64 tahun. secara garis besar, terjadi
peningkatan kunjungan di pusat kesehatan di Amerika Serikat akibat
penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak kulit yaitu dari 32,1 kasus
menjadi 48,1 kasus per seribu populasi dari 1997-2005 dan pada tahun
2005 mencapai 14,2 juta kasus. data rumah sakit di Inggris melaporkan
kejadian Selulitis sebanyak 69.576 kasus pada tahun 2004-2005, Selulitis
di tungkai menduduki tingkat pertama dengan jumlah 58.824 kasus. data
dirumah sakit Australia melaporkan insidensi Selulitis sebanyak 11,5 per
sepuluh ribu populasi pada tahun 2001 dan 2002. Di spanyol dilaporkan
86,% (122 pasien) dalam periode 5 tahun menderita erysepelas dan
Selulitis. banyak penelitian yang melaporkan kasus terbanyak terjadi pada
laki-laki dan lokasi tersering di ekstermitas bawah.
Di Indonesia sendiri kasus ini kerap terjadi di masyarakat, namum
belum ada penelitian dan data yang menjelaskan secara utuh tentang kasus
Selulitis di Indonesia.

185

Berdasarkan data yang didapat tentang kasus Selulitis di rekam medis


RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dari tanggal 1 januari
2015 sampai dengan 31 mei 2015 terdapat 13 kasus penderita selulitas
Mempertimbangkan hal tersebut maka penulis turut berperan aktif
dalam mempertimbangkan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan pada pasien Selulitis yang akan penulis susun dalam bentuk
laporan studi kasus berjudul asuhan keperwatan pada Ny M dengan
Selulitis pedis distra di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut : Bagaimana Melakukan Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Ny M Dengan Selulitis Pedis Distra di ruang Melati RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta?
C. Tujuan Penulisan
1.

Tujuan Umum

Penulis mampu melakukan Asuhan keperawatan Keperawatan


Pada Pasien Ny M Dengan Selulitis Pedis Distra di ruang Melati
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
2.

Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan

pengkajian,

merumuskan

masalah,

diagnosa

keperawatan,

186

merencanakan

tindakan

keperawatan,

melakukan

tindakan

keperawatan, dan melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan


pada pasien dengan Selulitis Pedis Distra.
b. Penulis

mampu

mendokumentasikan setiap tahapan dalam asuhan keperawatan


pada pasien dengan Selulitis Pedis Distra.
c. Penulis mampu menganalisa
faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam pembuatan laporan studi kasus ini meliputi :
1. Lingkup Waktu
Waktu pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Ny M dengan
Selulitis Pedis Distra di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta, dilaksanakan selama 3 x 24 jam, yang dimulai
pada tanggal 8 Juni sampai dengan 11 Juni 2015.
2. Lingkup Tempat
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini bertempat di ruang Melati RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
3. Lingkup Asuhan Keperawatan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Ny. M dengan
Selulitis Pedis Distra di Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta menggunakan pendekatan proses keperawatan melalui 5

187

tahap

yaitu

pengkajian,

diagnosa

keperawatan,

intervensi,

implementasi dan evaluasi serta dokumentasi keperawatan.

4. Lingkup Mata Kuliah


Laporan studi kasus ini merupakan bagian mata ajar Keperawatan
Medikal Bedah (KMB) Sistem Integumen.
E. Manfaat Penulisan
1.

Bagi Penulis

Penulisan laporan ilmiah ini dapat memberikan pengalaman yang


nyata dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien Selulitis
Pedis Distra.
2.

Bagi

Profesi

Keperawatan
Laporan ilmiah ini di harapkan dapat di jadikan masukan dan
bahan pembanding dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien Selulitis Pedis Distra.
3.

Bagi Institusi

a. Rumah Sakit
Penulisan laporan ilmiah ini di harapkan dapat dijadikan
masukan dan bahan pertimbangan bagi petugas kesehatan dalam
melakukan atau memberikan asuhan keperawatan khususnya pada
pasien Selulitis pedis distra, di ruang Melati RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta

188

b. Pendidikan
Penulisan laporan ilmiah ini di harapkan menjadi bahan bacaan
dalam pelaksanaan proses belajar, sebagai bahan bacaan yang
bermanfaat bagi mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan
asuhan keperawatan pada pasien Selulitis Pedis Distra.
F. Metode Penulisan
1. Metode penyusunan
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan studi kasus ini
adalah metode deskriptif yang merupakan laporan pelaksanaan studi
kasus dalam pemberian asuhan keperawatan.
2. Metode pengumpulan data
a. Data primer
Adalah data-data yang berasal dari pasien yang dapat
memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi.
a) Observasi
Merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengamati secara langsung gambaran fisik pasien,
respondan

perilaku

pasien

selama

dilakukan

tindakan

keperawatan.
b) Wawancara
Merupakan tehnik pengumpulan data secara lisan atau
tanya jawab kepada pasien maupun keluarga untuk mengetahui
keluhan pasien, identitas, dan pola kebiasaan pasien.

189

c) Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Merupakan proses observasi dengan menggunakan mata,
dapat digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik.
2) Palpasi
Merupakan

pemeriksaan

fisik dengan

menggunakan

sentuhan/rabaan. metode ini digunakan untuk mengetahui


ciri-ciri jaringan atau organ.
3) Perkusi
Merupakan pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk.
bertujuan untuk mengetuk batas-batas organ atau bagian
tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan
akibat adanya gerakan yang diberikan kebawah jaringan.
4) Auskultasi
Merupakan

pemeriksaan

fisik dengan

menggunakan

stetoskop untuk memperjelas pendengaran, bising usus,


ataupun bunyi paru-paru
b. Data sekunder
Adalah data-data yang didapatkan dari keluarga pasien, studi
dokumentasi, catatan medis, catatan keperawatan, dan hasil
pemeriksaan penunjang.

190

G. Sistematika Penulisan
Laporan studi kasus merupakan hasil pelaksanaan keperawatan pada
pasien dengan Selulitis Pedis Distrat yang terdiri dari 5 bab, adapun
sistematika penulisan adalah sebagai berikut :
BAB I

: PENDAHULUAN, Berisi latar belakang masalah, rumusan


masalah,

ruang

lingkup,

tujuan

penulisan,

manfaat

penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.


BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA, Terdiri dari pengertian Selulitis,


etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi,
pemeriksaan

penunjang,

penatalaksanaan,

diagnosa

keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi


keperawatan
BAB III

: TINJAUAN KASUS,Terdiri dari pengkajian keperawatan,


analisa data, prioritas diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan dan implementasi keperawatan pada pasien
dengan Selulitis pedis distra.

BAB IV

: HASIL DAN PEMBAHASAN, Terdiri dari pembahasan


pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan,
keperawatan,

implementasi
dokumentasi

keperawatan,
keperawatan,

penghambat dan pendukung.


BAB V

: PENUTUP, terdiri dari kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

dan

evaluasi
faktor

191

LAMPIRAN

192

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Selulitis


1.
Anatomi Dan Fisiologi Sistem Integumen
Menurut (Muttaqin Arif, 2013) Sistem inetgumen (Terutama
Kulit) merupakan suatu masa atau jaringan terbesar di tubuh, kulit
bekerja melindungi struktur-struktur dibawahnya dan berfungsi
sebagai cadangan kalori, kulit mencerminkan emosi dan stres yang di
alami.
Stres pisikologis pada keadaan sakit atau pada berbagai masalah
pribadi, serta keluarga pada umumnya akan bermenifestasi keluar
sebagai masalah sistem integumen, kondisi sistemik tertentu, seperti
hepatistis dan kanker, menifestasi gangguan integumen dapat menjadi
tanda pertama kelainan tersebut.
Sistem organ tubuh yang paling luas kulit tidak bisa terpisah dari
kehidupan

manusia.

kulit

membangun

sebuah

barier

yang

memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar dan turut


berpartisipasi dalam banyak fungsi tubuh yang vital. Kulit
tersambung dengan membran mukosa pada ostium eksterna sistem
gastrointestinal, respiratoris dan urogenitalis.

193

Kulit terdiri dari tiga lapisan, yang masing-masing memiliki


berbagai jenis sel dan memiliki fungsi yang bermacam-macam, ketiga
lapisan tersebut adalah epidermis, dermis dan hypodermis/subkutis.

Gambar 2.1 Struktur anatomi integumen secara umum


a.

Epidermis

Epidermis merupakan struktur lapisan kulit terluar. sel-sel


epidermis terus-menerus mengalami mitosisi dan berganti dengan
yang baru sekitar 30 hari. Epidermis mengandung reseptorreseptor sensorik untuk sentuhan, suhu, getaran dan

nyeri.

komponen utama epidermis adalah protein keratin, yang


dihasilakan oleh sel-sel yang disebut keratinosit, keratin adalah
bahan yang kuat dan memiliki daya tahan tinggi, serta tidak larut

194

dalam air. Keratin mencegah hilangnya air tubuh dan melindungi


epidermis dari iritan atau mikroorganisme penyebab infeksi,
keratin adalah komponen utama apensiks kulit : Rambut dan kuku
(Craven, 2000 In : Muttaqin Arif, 2013).
Melanosit (sel Pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis,
melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagairespon
terhadap

rangsangan

hormon

hipofisis

anterior,

hormon

perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormon, MSH).


melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama
terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan
rambut.
Sel imun, yang disebut sel langerhans, terdapat disaluran
epidermis, sel langerhans mengenali partikel asing atau
mikroorganisme yang masuk kekulit dan membangkitkan suatu
serangan imun. sel langerhans mungkin bertanggung jawab
mengenal dan menyinkirkan sel-sel kulit displastik atau
neoplastik.
b.

Dermis

Dermis atau kutan (Cutaneus) merupakan lapisan kulit di


bawah epidermis dan membentuk bagian terbesar kulit dengan
memberikan kekuatan dan struktur pada kulit. Lapisan papila
dermis berada langsung di bawah epidermis dan tersusun
terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu

195

bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat dermis


juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf
kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut.
c.

Lapisan Subkutis

Lapisan subkutis terletak dibawah dermis. lapisan ini terdiri


atas lemak dan jaringan ikat dimana berfungsi untuk memberikan
bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan
tulang, serta sebagai peredam kejut dan insulator panas. Jaringan
ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan
penyekatan panas tubuh (Guyton, 1996 in : Muttaqin Arif,
2013)

2.

Pengertian Selulitis

Selulitis merupakan inflamasi jaringan subkutan dimana proses


inflamasi, yang umumnya dianggap sebagai penyebab adalah bakteri
S.aureus dan atau Streptococcus (Muttaqin Arif, 2013).
Selulitis adalah infeksi infeksi dermis dan jaringan subkutan akut
yang menyebabkan inflamesi sel, dapat mengakibatkan kerusakan
kulit seperti gigitan atau luka, progonosis biasanya baik dengan terapi
yang teratur, dengan penyakit lainnya seperti diabetes meningkatkan
resiko terbentuknya Selulitis atau penyebaran Selulitis (Kimberly,
2012)

196

Selulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan subkutan, pada


orang-orang dengan imunitas normal, biasanya disebakan oleh
streptococcus pyrogenes. Erisipeles adalah istilah untuk Selulitis
streptokokus yang superfesial dimana tepinya berbatas tegas (Robin,
2005)
Selulitis mengenai semua lapisan kulit dan dapat disebabkan oleh
S.pyogenes, S, aureus, pasteurella multocida, atau kadang - kadang,
vibrio laut atau basilus gram-negatif (stephen, 2009)

(Sumber : cellulitis and soft-tissue infections. american college of physicians)


Gambar 2.2Anatomy of Skin and Soft Tissues and Different Types of Skin and
Soft-Tissue Infection

197

.
Gambar 2.3 Contoh Kasus Selulitis
3.

Etiologi Selulitis

Selulitis berasal dari bakteri Streptococcus sp. Mikroorganisme


lainnya negatif anaerob seperti Prevotella, Porphyromona dan
Fusobacterium odontogenik pada umumnya merupakan infeksi
campuran dari berbagai macam bakteri, baik bakteri aerob maupun
anaerob mempunyai fungsi yang sinergis. Infeksi Primer Selulitis
dapat berupa perluasan infeksi/abses periapikal, osteomyielitis dan
perikoronitis yang dihubungkan dengan erupsi gigi molar tiga rahang
bawah, ekstraksi gigi yang mengalami infeksi periapikal/perikoronal,
penyuntikan dengan menggunakan jarum yang tidak steril, infeksi
kelenjar ludah (Sialodenitis), fraktur compound maksila / mandibula,
laserasi mukosa lunak mulut serta infeksi sekunder dari oral
malignancy. Penyebab dari Selulitis menurut Isselbacher adalah

198

bakteri streptokokus grup A, streptokokus piogenes dan stapilokokus


aureus.
Penyebab Selulitis paling sering pada orang dewasa adalah
Staphylococcus aureus dan Streptokokus beta hemolitikusgrup A
sedangkan penyebab Selulitis pada anak adalah Haemophilus
influenzatipe b (Hib), Streptokokus beta hemolitikusgrup A, dan
Staphylococcus aureus. Streptococcuss beta hemolitikusgroup B
adalah penyebab yang jarang pada Selulitis. Selulitis pada orang
dewasa imunokompeten banyak disebabkan oleh Streptococcus
pyogenes dan Staphylococcus aureus sedangkan pada ulkus
diabetikum dan ulkus dekubitus biasanya disebabkan oleh organisme
campuran antara kokus gram positif dan gram negatif aerob maupun
anaerob. bakteri mencapai dermis melalui jalur eksternal maupun
hematogen. Pada imunokompeten perlu ada kerusakan barrier kulit,
sedangkan pada imunokopromais lebih sering melalui aliran darah.
onset timbulnya penyakit ini pada semua usia. (Gillespie, 2009)

Tabel 2.1 Etiologi Soft Tissue Infection (STIs)

199

(Sumber : cellulitis and soft-tissue infections. american college of physicians)

200

(Sumber : cellulitis and soft-tissue infections. american college of physicians)


Gambar 2.4Specific Anatomical Variants of Cellulitis and Causes of
Predisposition to the Condition
4.

Patofisiologi Selulitis

Kerusakan integritas kulit hampir selalu mendahului infeksi,


karena organisme invasif menyerang area yang terganggu, kejadian
ini membuat sel pertahanan kewalahan, seiring perkembangan
Selulitis, organisme menyerang jaringan disekitar lokasi luka awal
(Kimberly, 2012).
Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan
infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan,
penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi,
kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang kencing manis yang

201

pengobatannya tidak adekuat. Gambaran klinis eritema lokal pada


kulit dan system vena dan limfatik pada kedua ektrimitas atas dan
bawah.Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristik
hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia.
Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh
streptokokus grup A, sterptokokus lain atau staphilokokus aureus,
kecuali jika luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi
microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk absses lokalisata yang
mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi
diperlukan. meskipun etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus,
abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan
anaerob yang lebih kompleks. bau busuk dan pewarnaan gram pus
menunjukkan adanya organisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. lesi ini dangkal dan
berindurasi dan dapat mengalami super infeksi. etiologinya tidak
jelas, tetapi mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda
asing, nekrosis, dan infeksi derajat rendah.

202

Gambar 2.5 Patofisiologi Selulitis ke masalah Keperawatan

5.

Manifestasi Klinis

Gambaran klinis tergantung akut atau tidaknya infeksi.


Umumnya semua bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas
jelas, nyeri tekan dan bengkak. Penyebaran perluasan kemerahan
dapat timbul secara cepat di sekitar luka atau ulkus disertai dengan
demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula.
Dapat dijumpai limfadenopati limfangitis. Tanpa pengobatan yang
efektif dapat terjadi supurasi lokal (flegmon, nekrosis atau gangren)
Selulitis biasanya didahului oleh gejala sistemik seperti demam,
menggigil, dan malaise. Daerah yang terkena terdapat 4 kardinal
peradangan yaitu rubor (eritema), color (hangat), dolor (nyeri) dan
tumor (pembengkakan). Lesi tampak merah gelap, tidak berbatas
tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba atau tidak meninggi. Pada

203

infeksi yang berat dapat ditemukan pula vesikel, bula, pustul, atau
jaringan neurotik. ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
regional dan limfangitis ascenden. pada pemeriksaan darah tepi
biasanya ditemukan leukositosis.
Periode inkubasi sekitar beberapa hari, tidak terlalu lama. gejala
prodormal berupa malaise anoreksia, demam, menggigil dan
berkembang dengan cepat, sebelum menimbulkan gejala-gejala
khasnya. Pasien imunokompromais rentan mengalami infeksi walau
dengan patogen yang patogenisitas rendah. Terdapat gejala berupa
nyeri yang terlokalisasi dan nyeri tekan. Jika tidak diobati, gejala
akan menjalar ke sekitar lesi terutama ke proksimal. Kalau sering
residif di tempat yang sama dapat terjadi elefantiasis.
Lokasi Selulitis pada anak biasanya di kepala dan leher,
sedangkan pada orang dewasa paling sering di ekstremitas karena
berhubungan dengan riwayat seringnya trauma di ekstremitas. pada
penggunaan salah obat, sering berlokasi di lengan atas. Komplikasi
jarang ditemukan, tetapi termasuk glomerulonefritis akut (jika
disebabkan oleh strain nefritogenik streptococcus, limfadenitis,
endokarditis bakterial subakut). kerusakan pembuluh limfe dapat
menyebabkan Selulitis rekurens.
Kulit merupakan organ luas yang dapat bertindak sebagai jalan
masuk ke infeksi sistemik. Selulitis menyebabkan kemerahan atau
peradangan yang terlokalisasi. Kulit tampak merah, bengkak, licin

204

disertai nyeri tekan dan teraba hangat.Ruam kulit muncul secara tibatiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa disertai memar dan lepuhanlepuhan kecil (Stephen, 2009)
6.

Komplikasi

(Kimberly, 2012)
a.

Sepsis : Kondisi medis serius dimana

terjadi peradangan seluruh tubuh akibat infeksi.


b.
Trombosis Vena Profunda :
Peradangan pada dinding vena serta tertariknya trombosit dan
leokosit pada dinding yang mengalami radang.
c.
Perburukan Selulitis
d.
Abses lokal : Pengumpulan nanah
akibat infeksi bakteri.
e.

Tromboflebitis : Kondisi dimana

terbentuknya bekuan dalam vena sekunder akibat inflamasi atau


trauma dinding vena karena obstruksi vena sebagian.
f.
Limfangitis : Merupakan infeksi
pembuluh limfa.
g.

Amputasi : Suatu keadaan ketiadaan

sebagian atau seluruh anggota gerak, prosedur pemotongan.

7.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium (Kimberly, 2012) :


a.
leukositosisi ringan

Hitung

Leokosit

menunjukan

205

b.

Laju

endap

darah

menunjukan

c.

Kultur dan pewarna gram dapat

peningkatan ringan
menunjukan organisme penyebab

8.

Penatalaksanaan

(Kimberly, 2012)
a.

Anti

Biotik,

sefuroksim dan sefaleksin.


b.
Anti

Jamur

seperti

sefuroksim

Topikal,

seperti

mupirosin
c.
d.

Analgesik, seperi ibuprofen


Pembedahan, seperti trakeostomi

mungkin diperlukan bagi Selulitis berat pada kepala dan leher,


Mungkin diperlukan drainase abses, Amputasi (dengan Selulitis
yang membentuk gas (ganggren))
B. Asuhan Keperawatan Selulitis
(Muttaqin Arif, 2013)
1.

Pengkajian
a.

Anamnesis

Biasanya di dapatkan keluhan nyeri lokal dan pada beberapa


pasien didapatkan adanya keluhan malaise, demam dan
menggigil.
b.

Riwayat

206

Yang dapat meningkatkan resiko Selulitis, seperti penyakit


diabetes melitus, riwayat intervensi diagnostik invasif pada
penyakit jantung, riwayat penggunaan obat. Pasca bedah
penggantian sendi pinggul (Total hip replacement),
c.

Pemeriksaan Fisik
1. Suhu : Selulitis

ditandai

dengan demam, suhu meningkat (> 37,50C).


2. Kulit : Pada fase awal bisa
didapatkan adanya kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di
suatu daerah yang kecil dikulit atau daerah luka, kulit
menjadi panas dan bengkak, serta tampak seperti kulit jeruk
yang mengelupas, dengan berlanjutnya penyakit, status
lokalis didapatkan adanya lesi kulit berupa eritma lokal yang
nyeri, dengan cepat menjadi makin merah, meluas namun
batasannya tak jelas (difus) dan tepi tidak meninggi.
Terkadang bagian tengahnya menjadi nodular dan bagian
atasnya terdapat vasikula yang pecah mengeluarkan pus
(nanah) serta jaringan nikrotik. fase lanjut karena infeksi
menyebar ke daerah yang lebih luas maka kelenjar getah
bening di dekatnya dapat membengkak dan teraba lunak.
Kelenjar getah bening di lipatan paha membesar karena
infeksi di tungkai, kelenjar getah bening di ketiak membesar
karena terinfeksi di lengan, penderita dapat mengalami
demam, menggigil, peningkatan denyut jantung, sakit kepala

207

dan tekanan darah rendah. Terkadang gejala-gejala ini timbul


beberapa jam sebelum gejala ini sama sekali tidak ada. Abses
dapat timbul sebagai akibat dari Selulitis, meskipun jarang,
dapat terjadi komplikasi serius berupa penyebaran infeksi
dibawah kulit yang menyebabkan kematian jaringan dan
penyebaran infeksi melalui aliran darah (bakterimia) ke
bagian tubuh lainnya, jika Selulitis kembali menyerang sisi
yang sama, maka pembuluh getah bening di dekatnya dapat
mengalami kerusakan dan menyebabkan pembengkakan
jaringan yang bersifat menetap.
2.

Diagnosa Keperawatan

(Muttaqin Arif, 2013)


1.

Nyeri

akut/kronis

berhubungan dengan Agen Injury (Biologi, Kimia, Fisik,


Psikologis).
2.

Hipertermi

berhubungan

dengan penyakit/trauma/ respon inflamasi sistemik.


3.
Kerusakan integritas jaringan
kulit berhubungan dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik
jaringan subkutis.
Kecemasan berhubungan dengan Prognosis penyakit, kondisi sakit dan
perubahan kesehatan.

208

2. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan (Arif Muttaqin, 2013)

No.
1.

Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan (Arif Muttaqin, 2013)


Diagnosa
Tujuan dan
Intervensi
Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Nyeri
berhubungan
dengan respon
inflamasi
lokal jaringan
subkutan

Setelah
dilakukan
tindakan
asuhan
keperawatan
selama 1 x 24
Jam nyeri
berkurang
atau hilang
dengan
kriteria hasil :
1. Secara
subjektif
melaporkan
nyeri
berkurang
skala nyeri 01 (0-4)
2. Dapat
mengidentifik
asi aktifitas
yang
meningkatkan
atau
penurunan
nyeri
3. Pasien
tidak gelisah

1.
Kaji
nyeri
dengan
pendekata
n PQRST.

2.
Jelaska
n dan
bantu
pasien
dengan
tindakan
pereda
nyeri
nonfarmak
ologi dan
non
invasif.

Lakukan
menejeme
n nyeri
keperawat
an :

1.
Menja
di
parameter
dasar
untuk
mengetah
ui sejauh
mana
intervensi
yang di
perlukan
dan
sebagai
evaluasi
keberhasil
an dari
intervensi
manajeme
n nyeri
keperawat
an yang
telah
dilakukan.
2.
Pende
katan
dengan
mengguna
kan
rileksasi
dan non
farmakolo
gi lainnya
telah
menunjuk
an

209

3.
Atur
posisi
fisiologis
dan
imobilisasi
ekstermita
s yang
mengalam
i Selulitis.

4.
Istirah
atkan
Pasien.

5.
Lakuk
an
kompres.

keefektifa
n dalam
menguran
gi nyeri.

3.
Posisi
fisiologis
akan
meningkat
kan
asupan
O2 ke
jaringan
yang
mengalam
i
peradanga
n
subkutan.
mengatur
kan posisi
idealnya
adalah
pada arah
yang
berlawana
n dengan
letak
Selulitis.
Bagian
tubuh
yang
mengalam
i
inflamasi
lokal
dilakukan

210

Manajeme
n
lingkunga
n:

6.
Lingku
ngan
tenang dan
batasi
pengunjun
g.

7.
Kolab
orasi
dengan
dokter
dalam
pemberian
analgetik.

imobilisas
i untuk
menurunk
an respon
peradanga
n dan
meningkat
kan
kesembuh
an.
4.
Istirah
at
diperluka
n selama
fase
akut.kond
isi ini
akan
meningkat
kan suplai
darah
pada
jaringan
yang
mengalam
i
peradanga
n
5.
Lakuk
an
kompres
pada area
inflamasi
dengan
cairan
NaCl 0,9
%
bertujuan
meningkat
kan
integritas
jaringan
dan
menurunk

211

an
respons
nyeri.

6.
Lingk
ungan
tenang
akan
menurunk
an
stimulus
nyeri
eksternal
dan
pembatasa
n
pengunjun
g akan
membantu
meningkat
kan
asupan
O2
ruangan
yang
berkurang
apabila
banyak
pengunjun
g yang
berada
diruangan
.
.
7.
Analg
etik
memblok
lintasan
nyeri

212

No

Diagnosa
Keperawatan

Tujuan dan
Kriteria Hasil

2.Hipertermi
berhubungan
dengan respon
inflamasi
sistemik

Setelah
dilakukan asuhan
keperawatan
selama 1 x 24
jam ,
termoregulasi
dalam rentang
normal, dengan
Kriteria Hasil :
1.
Pe
rnafasan
normal : 12

20
x/Menit
2.
N
adi normal :
60 100
x/Menit
3.
Te
kanan darah
normal
:
100

140/<85
mmHg
4.
S
uhu
normal
:
36,5 C
37,5 C
5.
Ti
dak
ada
perubahan
warna kulit
dan
tidak
ada pusing,
merasa
nyaman

sehingga
nyeri akan
berkurang
Rasional

Intervensi
1.
M
onitor suhu
sesering
mungkin

2.
elimuti
pasien

3.
K
ompres
pasien pada
lipat
paha dan
aksila
4.
K
olaborasi
pemberian
obat
penurun
demam, Bla
perlu.

1.
Mon
itor suhu
sesering
mungkin dapat
mengetahui
sejauh
mana.perkemba
ngan pasien
2.
Untu
k menjaga
kenormalan suhu
tubuh
3.
Kom
pres pasien
berguna untuk
menurunkan
suhu pasien
4.
Berg
una menurunkan
suhu pasien, bila
perlu

213

No.

Diagnosa
Keperawatan
3.Kerusakan
integritas
jaringan kulit
berhubungan
dengan respo
inflamasi lokal
dan nekrotik

Tujuan dan
Kriteria Hasil

Intervensi

Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 1 x 24
Jam di harapkan
pasien mampu
mempertahankan
integritaskulit
yang baik dengan
kriteria hasil:

1.
Bin
a hubungan
saling
percaya
2.
Per
kenalkan diri
atau jelaskan
tujuan
perawat

1.
Int
egritas kulit
yang baik
bisa
dipertahankan
(Sensasi,
elastisitas,
tempratur,
hidrasi,
pigmentasi).
2.
M
enunjukan
pemahaman
dalam proses
perbaikan
kulit dan
mencegah
cedra
berulang.
3.
M
ampu
melindungi
kulit dan
mempertahan
kan
kelembapan
kulit dan
perawatan
alami
(menghindari

3.
Aja
rkan pasien
untuk
memakai
pakaian yang
longgar bila
perlu

4.
Ra
pikan tempat
tidur

5.
Ob
servasi
balutan luka
(Selulitis
pedis distra)
6.
Ob
servasi luka
(Selulitis
pedis distra)
7.
Jag
a kebersihan
kulit agar
tetap bersih

Rasional
1.
Pa
sien dapat
percaya
dengan
perawat
2.
Pa
sien dapat
mengetahui
nama petugas
dan
mengetahui
tugas
perawat
3.
M
emakai
pakaian yang
longgar
berguna
untuk
menghindari
luka baru
yang
menimbulka
n lecet bila
baju terlalu
dekat.
4.
Pa
sien dapat
lebih nyaman
pada saat
istirahat.dan
tidur
5.
D
apat
mengetahui
kondisi
balutan luka.
6.
D
apat
mengetahui
kondisi luka.

214

air pada
luka(Selulitis
pedis distra))

dan kering
(menghindari
masalah yang
lain)
8.
Jag
a kebersihan
balutan agar
tetap bersih
dan kering
9.
Ga
nti balutan
luka
(Selulitis
Pedis Distra),
bila perlu
10. Ra
pikan
jaringan kulit
yang mati
11. Mo
nitor aktivitas
dan mobilitas
pasien
12. Mo
nitor status
nutrisi pasien
dan motivasi
pasien

7.
D
apat
mencegah
masalah yang
lain.

8.
M
enghindari
balutan basah
agar
terhindar dari
masalahyang
lain
9.
Pe
nggatian
balutan
setiap hari
agar proses
penyembuha
n luka cepat.
10.
M
erapikan
jaringan kulit
yang sudah
mati
11.
M
emantau
pergerakan
agar pasien
tetap
beristirahat
12.
A
gar gisi dapat
terpenuhi
khususnya
dalam
penyembuha
n

215

No
.

Diagnosa
Keperawatan

Tujuan dan
Kriteria Hasil

Kecemasan
berhubungan
dengan
prognosis
penyakit,
kondisi sakit,
dan
perubahan
kesehatan

Setelah dilakukan
tindakan asuhan
keperawatan
selama 1 x 24 Jam
kecemasan pasien
berkurang dengan
kriteria hasil :
1.
Pasi
en mengatakan
kecemasan
berkurang
2.
Me
ngenal
perasaannya,
dapat
mengidentifika
si penyebab
atau faktor
yang
mempengaruhi
nya,
kooperkatif
terhadap
tindakan,
wajah rileks.

Intervensi

Rasional

1.
Ka
ji tanda
verbal dan
non verbal
kecemasan,
dampinngi
pasien dan
lakukan
tindakan bila
menunjukan
prilaku
merusak.
2.
Hi
ndari
konfrontasi

3.

Mu

lai
melakukan
tindakan
untuk
mengurangi
kecemasan,
beri
lingkungan
yang tenang
dan suasana
penuh
istirahat.
4.
Tin
gkatkan
kontrol
sensasi
pasien

1.
Reaksi
verbal/nonverbal
dapat menunjukan
rasa agitasi, marah
dan gelisah.

2.
Konfronta
si dapat
meningkatkan rasa
marah, menurunkan
kerja sama dan
memperlambat
penyebuhan
3.
Menguran
gi rangsangan
eksternal yang tidak
perlu.
4.
Kontrol
sensasi pasien
(dalam menurunkan
ketakutan) dengan
cara memberikan
informasi tentang
keadaan pasien,
menekankan pada
penghargaan
terhadap sumbersumber koping
(pertahanan diri)
yang positif.
5.
Orientasi
dapat menurunkan
kecemasan

216

5.
Ori
entasikan
pasien
terhadap
prosedur
rutin dan
aktivitas
yang
diharapkan
6.
Be
ri
kesempatan
kepada
pasien untuk
mengungkap
kan
ansietasnya.
7.
Be
rikan privesi
untuk pasien
dan orang
terdekat.

6.
Dapat
menghilangkan
ketegangan terhadap
kekhawatiran yang
tidak di ekspresikan

7.
Berikan
waktu untuk
mengekspresikan
perasaan,menghilan
gkan cemas dan
prilaku adaptasi
danya keluarga dan
teman-teman yang
dipilih pasien
melayani aktivitas
dan pengaliahan
(misal : membaca)
akan menurunkan
perasaan terisolisasi
8.
Meningka
tkan rileksasi dan
menurunkan
kecemasan

8.
Ko
laborasi :
berikan anti
cemas sesuai
indikasi,
contohnya
diazepam.
3. Implementasi Keperawatan
Tiap pelaksanaan merupakan tahap proses keperawatan dalam
melaksanakan strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.

217

Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana


keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap
ini perawat menerapkan ilmu ilmu keperawatan dan ilmu lain yang
terkait secara terintegrasi, beberapa faktor dapat mempengaruhi
pelaksanaan rencana pelayanan keperawatan, antara lain sumber
sumber

yang

ada,

pengorganisasian

pekerjaan

perawat

serta

lingkungan fisik untuk pelayanan keperawatan (Hidayat, A, 2008).


Prinsip tindakan perawat :
a. Independen adalah tindakan keperawatan yang
diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu pasien dalam
mengatasi masalahya.
b. Interdependen adalah tindakan perawatan atas dasar
kerja sama tim perawat dengan tim kesehatan lain.
c. Dependen adalah tindakan keperawatan atas dasar
rujukan dari profesi lain.
Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada perencanaan dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.
4. Evaluasi Keperawatan
Merupakan langkah akhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dan rencana keperawatan
tercapai. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan menurut
(Hidayat, A, 2008) yaitu :
a. Evaluasi proses

218

Yaitu evaluasi yang dilakukan dengan mengevaluasi selama


proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon Pasien.
b. Evaluasi hasil
Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status
pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan
pada tahap perencanaan. ada beberapa tujuan dalam evaluasi hasil
yaitu :
1) Tujuan tercapai
Tujuan ini dikatakan tercapai apabila Pasien telah
menunjukkan perubahan dan kemajuan yang sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak
tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari
berbagai penyebab atau masalahnya.
3) Tujuan tidak tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya
perubahan kearah kemajuan sebagaimana kriteria yang
diharapkan.
Untuk memudahkan dalam evaluasi keperawatan dapat
digunakan format SOAPIER antara lain :
S : Data subyektif sehubungan dengan masalah Pasien
O : Data obyektif sehubungan dengan masalah Pasien

219

A : Analisa masalah
P : Perencanaan
I

: Implementasi

E : Evaluasi
R : Pengkajian ulang kebutuhan pasien dan rencana
keperawatan
C. Dokumentasi Keperawatan
1.
POR (Problem Oriented Record)
Suatu model pendokumentasian sistem pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada masalah Pasien, dapat menggunakan multi disiplin
dengan

mengaplikasikan

pendekatan

pemecahan

masalah,

mengarahkan ide-ide dan pikiran anggota tim. Pendekatan ini pertama


kali dikenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari Amerika Serikat. Dalam
format aslinya pendekatan berorientasi masalah ini dibuat untuk
memudahkan pendokumentasian dengan catatan perkembangan yang
terintegrasi, dengan sistem ini semua petugas kesehatan mencatat
observasinya dari suatu daftar masalah.
a. Pengertian
Model ini memusatkan data tentang Pasien dan didokumentasikan
dan disusun menurut masalah Pasien. Sistem dokumentasi jenis ini
mengintegrasikan

semua

data

mengenai

masalah

yang

dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain yang


terlibat dalam pemberian layanan kepada Pasien.

220

b. Komponen
Model dokementasi ini terdiri dari empat komponen yaitu :
1)
Data Dasar
Data dasar berisi kumpulan dari data atau semua informasi baik
subyektif maupun obyektif yang telah dikaji dari Pasien ketika
pertama kali masuk Rumah Sakit atau pertama kali diperiksa
data dasar mencakup :
a)
b)
c)
d)
e)

Pengkajian keperawatan
Riwayat penyakit/ kesehatan
Pemeriksaan fisik
Pengkajian ahli gizi
Data penunjang ( hasil

laboratorium)
Data dasar yang telah terkumpul selanjutnya digunakan sebagai
sarana mengidentifikasi masalah dan mengembangkan daftar
masalah Pasien
c. Daftar Masalah
Daftar masalah merupakan suatu daftar inventaris masalah
yang sudah dinomori menurut prioritas. Untuk memudahkan
mencapainya daftar masalah ini berada didepan dari catatan medik.
Daftar masalah ini bisa mencerminkan keadaan pasien, masalahmasalah ini diberi nomor sehingga akan memudahkan bila perlu
dirujuk ke masalah tertentu dalam catatan klinik tersebut. Bila
masalah sudah teratasi juga diberi catatan dan diberi tanggal kapan
masalah tersebut teratasi juga diberi catatan dan diberi tanggal
kapan masalah tersebut teratasi dan petugas yang mengidentifikasi

221

masalah tersebut untuk pertama kalinya. Dengan demikian daftar


masalah ini berfungsi sebagai indeks maupun gambaran dari Pasien
tersebut. Daftar masalah berisi tentang masalah yang telah
teridentifikasi dari data dasar, kemudian disusun secara kronologis
sesuai tanggal identifikasi masalah.
1) Daftar masalah ditulis pertama kali
oleh tenaga yang pertama bertemu dengan Pasien atau orang
yang diberi tanggung jawab.
2) Daftar masalah dapat mencakup
masalah

fisiologis,

psikologis,

sosiokultural,

spiritual,

tumbuh kembang, ekonomi dan lingkungan.


3) Daftar ini berada pada bagian depan
status Pasien dan tiap masalah diberi tanggal, nomor,
dirumuskan dan dicantumkan nama orang yang menemukan
masalah tersebut.
d. Daftar Awal Rencana
Rencana asuhan merupakan hasil yang diharapkan tindak
lanjut dikembangkan untuk masalah yang terindentifikasi. Rencana
asuhan harus mencakup instruksi untuk memperoleh data
tambahan, untuk intervensi terapeutik dan penyuluhan untuk
pasien. Setiap masalah yang ada dimaksudkan kebutuhan akan
asuhan, dilaksanakan oleh siapa, frekuensi pelaksanaan dan hasil
yang diharapkan, tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Batas
waktu ditentukan untuk evaluasi respon pasien terhadap intervensi
maupun kemajuan terhadap pencapaian tujuan.

222

1)

Rencana asuhan ditulis oleh tenaga

yang menyusun daftar masalah. Dokter menulis instruksinya,


sedang perawat atau keperawatan menulis instruksi menulis
instruksi rencana asuhan
2) Perencanaan awal terdiri dari 3
( tiga ) bagian :
a) Diagnostik
b) Usulan Terapi
c) Pendidikan Pasien
e. Catatan Perkembangan (Proses Note )
Catatan perkembangan membentuk rangkaian informasi dalam
sistem pendekatan berorientasi masalah. Catatan ini dirancang
sesuai dengan format khusus untuk mendokumentasikan informasi
mengenai setiap nomor dan judul masalah yang sudah terdaftar.
Catatan ini menyediakan suatu rekaman kemajuan pasien dalam
mengatasi masalah khusus, perencanaan dan evaluasi. Catatan
perkembangan biasanya ditampilkan dalam tiga bentuk, yaitu flow
sheet berisi hasil observasi dan tindakan tertentu, catatan perawat/
keterpaduan memberi tempat untuk evaluasi kondisi pasien dan
kemajuan dalam mencapai tujuan, catatan pulang dan ringkasan
asuhan dan memudahkan follow up waktu pasien pulang.
1) Catatan

perkembangan

berisikan

catatan tentang perkembangan tiaptiap masalah yang telah


dilakukan tindakan, dan disusun oleh semua anggota yang
terlibat dengan menambahkan catatan perkembangan pada
lembar yang sama.

223

2) Beberapa acuan catatan


perkembangan dapat digunakan antara lain :
a)
SOAP : Subyektif
data, Obyektif Data, Assesment, Plan
b)
SOAPIER : SOAP
ditambah Intervensi, Evaluasi dan Revisi.
c)
PIE : Problem,
Intervensi Evaluasi
f. Keuntungan dan Kerugian dalam Penggunaan
POR
1) Keuntungan
a)
Pencatatan sistem ini
berfokus atau lebih menekankan pada masalah Pasien
dan proses penyelesaian masalah dari pada tugas
dokumentasi.
b)

Pencatatan tentang

kontinuitas atau kesinambungan dari asuhan


keperawatan.
c)

Evaluasi masalah dan

pemecahan masalah didokumentasikan dengan jelas,


susunan data mencerminkan masalah khusus. Data
disusun berdasarkan masalah yang spesifik. Keduanya
ini memperlihatkan penggunaan logika untuk pengkajian
dan proses yang digunakan dalam pengobatan pasien.
d)
Daftar masalah, setiap
judul dan nomor merupakan checklist untuk diagnosa
keperawatan dan untuk masalah Pasien. Daftar masalah

224

tersebut membantu mengingatkan keperawatan untuk


masalah-masalah yang meminta perhatian khusus .
e)
Daftar
masalah
bertindak sebagai daftar isi dan mempermudah pencarian
data dalam proses asuhan.
f)

Masalah

yang

membutuhkan intervensi (yang teridentifikasi dalam data


dasar) dibicarakan dalam rencana asuhan.
2) Kerugian
a)
Penekanan

pada

hanya berdasarkan masalah, penyakit, ketidakmampuan


dan

ketidakstabilan

dapat

mengakibatkan

pendekatan pengobatan dan tindakan yang negatif.


b)
Sistem
ini

pada
sulit

digunakan apabila daftar tidak dimulai atau tidak secara


terus menerus diperbaharui dan konsensus mengenai
masalah belum disetujui, atau tidak ada batas waktu
untuk evaluasi dan strategi untuk follow up belum
disepakati atau terpelihara.
c)

Kemungkinan adanya

kesulitan jika daftar masalah dilakukan tindakan atau


timbulnya masalah yang baru.
d)

Dapat

menimbulkan

kebingungan jika setiap hal harus masuk dalam daftar


masalah.
e)

SOAPIER

dapat

menimbulkan pengulangan yang tidak perlu, jika sering

225

adanya target evaluasi dan tujuan perkembangan Pasien


sangat lambat.
f)

Perawatan yang rutin

mungkin diabaikan dalam pencatatan jika flowsheet


untuk pencatatan tidak tersedia.
g)

Perencanaan

(dalam

SOAP) mungkin terjadi duplikasi dengan rencana


tindakan.
h)

Tidak ada kepastian

mengenai perubahan pencatatan distatus pasien, kejadian


yang

tidak

diharapkan

misalnya

pasien

jatuh,

ketidakpuasan mungkin tidak lengkap pencatatannya.


Dalam praktek catatan serupa mungkin tidak tertulis, bila
tidak hubungannya dengan catatan sebelumnya.
i)
Kadang-kadang
membingungkan kapan pencatatan dan tanggung jawab
untuk follow up.
2.

SOR (Source Oriented Record)


a. Pengertian

Suatu model pendokumentasian sistem pelayanan kesehatan yang


berorientasi pada sumber informasi. Model ini menempatkan
catatan atas dasar disiplin orang atau sumber yang mengelola
pencatatan. Dokumentasi dibuat dengan cara setiap anggota tim
kesehatan membuat catatan sendiri dari hasil observasi.
Kemudian, semua hasil dokumentasi dikumpulkan jadi satu.
Sehingga masing-masing anggota tim kesehatan melaksanakan
kegiatan sendiri tanpa tergantung anggota tim kesehatan yang

226

lain. Misalnya, kumpulan dokumentasi yang bersumber dari


dokter, keperawatan, Bidan, fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain.
Dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi, lembaran
riwayat

penyakit

dan

perkembangan

penyakit.

perawat

menggunakan catatan keperawatan, begitu pula disiplin lain


mempunyai catatan masing-masing.
b. Komponen
1) Catatan berorientasi pada sumber
terdiri dari lima komponen yaitu
a)

Lembar penerimaan

b)
c)

Lembar order dokter


Lembar riwayat

d)
e)

Catatan keperawatan
Catatan dan laporan

berisi biodata

medik atau penyakit.

khusus
2) Keuntungan dan Kerugian
Penggunaan SOR
a)

Keuntungan
1.

enyajikan data yang secara berurutan dan mudah


diidentifikasi
2.

emudahkan perawat untuk secara bebas bagaimana


informasi akan dicatat.
3.

ormat Dapat menyederhanakan proses pencatatan

227

masalah, kejadian, perubahan intervensi dan respon


Pasien atau hasil.
b)

Kerugian
1.

otensial terjadinya pengumpulan data yang


terfragmentasi, karena tidak berdasarkan urutan
waktu.
2.

adang-kadang mengalami kesulitan untuk mencari


data sebelumhya, tanpa harus mengulang pada
awal.
3.

uperficial pencatatan tanpa data yang jelas.


Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber
untuk menentukan masalah dan tindakan kepada
Pasien.
4.

emerlukan pengkajian data dari beberapa sumber


untuk menentukan masalah dan tindakan kepada
Pasien.
5.

aktu pemberian asuhan memerlukan waktu yang


banyak.
6.
ata yang berurutan mungkin menyulitkan dalam
interpretasi/analisa.

228

7.
3.

erlkembangan Pasien sulit di monitor.


CBE (Charting By Exception)

Dimulai sejak tahun 1983 di St Luke Medikal Center In Milkwankee.


a. Pengertian
Charting by exception adalah sistem dokumentasi yang hanya
mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang
menyimpang dari keadaan normal atau standar.
b. Komponen
CBE mengintegrasikan tiga komponen kunci yaitu :
1) Flowsheet yang
berupa kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan
indikator pengkajian dan penemuan termasuk instruksi dokter
dan keperawatan, grafik, catatan pendidiikan dan pencatatan
pemulangan pasien
2) Dokumentasi
dilakukan berdasarkan standar praktik keperawatan, sehingga
mengurangi pencatatan tentansg hal rutin secara berulang
kali. Oleh karena itu standar harus cukup spesifik dan
menguraikan praktik keperawatan yang sebenarnya serta
harus dilakukan oleh perawat di bangsal, walaupun ada juga
standar khusus yang disusun sesuai unit masing-masing.
3) Formulir dokumentasi
yang diletakkan ditempat tidur pasien Format CBE meliputi :
a) Data
dasar (riwayat dan pemriksaan fisik)

229

b)

Interve

c)

Grafik

d)

Catatan

e)

Catatan

f)

Format

nsi flow sheet


record
bimbingan pasien
pasien pulang
catatan perawatan (menggunakan format SOAPIER)
g) Daftar
diagnosa
h)

Diagno

sa dengan standar rencana tindakan perawatan dasar


i)
Profil
perawatan pasien dengan sistem kardeks
c. Keuntungan dan Kerugian
metode pendokumentasian CBE
1) Keuntungan
a)

ersusunnya standar minimal untuk pengkajian dan


intervensi.
b)

c)

ata yang tidak normal nampak jelas.


ata yang tidak normal secara mudah ditandai dan
dipahami.
d)
ata normal atau respon yang diharapkan tidak
mengganggu informasi lain.

230

e)

enghemat waktu karena catatan rutin dan observasi tidak


perlu dituliskan.
f)

g)

encatatan dan duplikasi dapat dikurangi.


ata Pasien dapat dicatat pada format Pasien secepatnya.
h)
I
nformasi terbaru dapat diletakkan pada tempat tidur
Pasien.
i)

j)

umlah halaman lebih sedikit digunakan dalam


dokumentasi.
encana tindakan keperawatan disimpan sebagai catatan
yang permanen.
2) Kerugian
a)

encatatan secara narasi sangat singkat. Sangat tergantung


pada checklist.
b)

emungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau


tidak ada.
c)

d)

encatatan rutin sering diabaikan.


danya pencatatan kejadian yang tidak semuanya
didokumentasikan.

231

e)

idak mengakomodasikan pencatatan disiplin ilmu lain.


f)

okumentasi proses keperawatan tidak selalu berhubungan


4.

dengan adanya suatu kejadian.


KARDEKS
a. Pengertian

Model dokumentasi Charting by Exception (CBE) ini dibuat pada


tahun 1983 oleh staf perawat di St. Lukes Hospitalndi
MIdwaukee, Wisconsin. Model ini dianggap dapat mengatasi
masalah pendokumentasian dengan membuat catatan tentang
pasien manjadi lebih nyata, menghemat waktu dan mengakomodir
adanya informasi terbaru. Model ini dinilai lebih efektif dan
efisien untuk mengurangi adanya duplikasi dan pengulangan
dalam memasukan data. Merupakan metode pencatatan singkat
dan berbeda dari dokumen pada umumnya.
Model dokumentasi CBE mempunyai beberapa elemen inti,
yaitu: lembar alur, dokumentasi berdasarkan referensi standar
praktik,

protocol,

dan

instruksi

incidental,

data

dasar

keperawatan, rencana perawatan berdasarkan diagnosis dan


catatan perkembangan SOAP.
5.

Sistem komputerisasi

Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah system


computer yang berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses,

232

memberikan informasi yang diperlukan dalam kegiatan pelayanan


keperawatan, penelitian dan pendidikan. Secara umum dokumentasi
dengan system komputerisasi mempunyai beberapa keuntungan,
antara lain: meningkatkan pelayanan pada pasien, meningkatkan
pengembangan protocol, meningkatkan penatalaksanaan data dan
komunikasi dan meningkatkan proses edukasi dan konseling pada
pasien.
Keuntungan dokumentasi dengan system komputerisasi secara
spesifik, antara lain: akurasi lebih tinggi, menghemat biaya,
meningkatkan kepuasan pasien, memperbaiki komunikasi antar
bagian/anggota tim kesehatan, menambah kesempatan untuk belajar,
meneliti dan jaminan kualitas, meningkatkan moral kinerja petugas.
Beberapa kelemahan dokumentasi dengan system komputerisasi,
adalah: malfunction, impersonal effect, privacy, informasi tidak
akurat, kosa kata terbatas, penyimpanan bahan cetakan dan biaya yang
harus disediakan cukup besar untuk pengadaan beberapa unit
computer.
Aplikasi system komputerisasi dalam system informasi dirumah
sakit,

meliputi

seluruh

kegiatan

untuk

mendokumentasikan

keberadaan pasien sejak pasien masuk rumah sakit sampai pulang,


sejak registrasi pasien, pengkajian data pasien, rencana pengobatan,
rencana perawatan, rencana asuhan dan KIE, pengobatan dan

233

pelaksanaan asuhan, laporan hasil pengobatan, klasifikasi pasien dan


catatan perkembangan pasien.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan system
komputerisasi ini, antara lain: perencanaan perlunya system computer,
pemilihan produk, pelatihan petugas pengguna, pemakaian system
computer, keamanan data, legalitas data (perlunya tanda tangan
dokter), kebutuhan perangkat dan evaluasi keuntungan sitem computer
bagi pengguna, Pasien dan administrasi.

234

BAB III
TINJAUAN KASUS

Nama mahasiswa

: Ditha Nugraha Nuryahuthama

Nim

: 20120191158

Tempat

: Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul


Yogyakarta

Sumber Data Primer

: Pasien dan Keluarga Pasien

Sumber Data Sekunder

: Rekam Medis dan Tim Kesehatan

Metode

: Ovservasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi


dokumentasi

Alat

: Stetoskop, thermometer, Sfigmomanometer, Jam


Tangan dan senter

A. Pengkajian Pasien Selulitis


Identitas Pasien
Nama Pasien

: Ny. Mujiyah

No. RM

: 55.83.36

Tempat Tanggal Lahir

: Demangan 31 Desember 1954

Umur

: 60 Tahun

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: Kawin

Pendidikan

:-

235

Alamat

: Demangan RT 32 Argodadi Sedayu Bantul

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Jenis Kelamin

: Perempuan

Suku

: Jawa

Diagnosa Medis

: Selulitis Pedis Distra

Tanggal Masuk RS

: 05/06/2015

Tanggal Pengkajian

: 08/06/2015

Penanggung Jawab
Nama

: Ny. Sumarmi

Umur

: 37 Tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Demangan RT 31 Argodadi Sedayu Bantul

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Jenis Kelamin

: Perempuan

Hubungan Dengan Pasien : Saudara


Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri hilang dan timbul skala nyeri 4, pasien
mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
a.
Datang kerumah sakit panembahan senopati dengan
keluhan habis jatuh tertimpa batu bata
b.
P : Pasien mengatakan nyeri akibat jatuh dan tertimpa batu
bata

236

Q : Pasien mengatakan nyeri seperti diiris-iris


R : Pasien mengatakan nyeri pada luka dan daerah luka (Selulitis Pedis
Distra)
S : Skala Nyeri 4
T : Nyeri hilang dan timbul
c.

Pasien mengatakan sebelum datang kerumah sakit sempat

di pijat sehingga bengkak


3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah sakit dan belum pernah masuk rumah
sakit sebelumnya.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit yang menurun seperti
hipertensi, asma, diabetes dan lain-lain.
5. Genogram

237

Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia


1.

Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah kepelayanan kesehatan seperti


puskesmas, rumah sakit dan lainnya, kecuali pada saat ini dan pasien
mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya
2.

3.

Pola Nutrisi
a.
Sebelum :
a) Makan : 3 x Sehari (Nasi, Sayur dan Lauk)
b) Minum : 8 Gelas Sehari
b.
Sesudah :
a) Makan : 3 x Sehari, Tinggi Kalori Tinggi Protein dan ekstra
albumin
b) Minum : Kurang lebih 8 Gelas Sehari
Pola Eliminasi
a.
Sebelum :
a) B.a.b : Kurang lebih 2 x Sehari, konsistensi berbentuk dan
berwarna kuning

238

b)

B.a.k : Kurang lebih 4 x sehari, berwarna putih jernih dan

berbau khas urine


b.
Sesudah :
a) B.a.b : Kurang lebih 1 x Sehari, konsistensi berbentuk dan
berwarna kuning
b) B.a.k : Terpasang Down Cateter sejak tanggal 05 Juni 2015,
4.

urine berwarna kuning


Aktivitas dan Latihan
Tabel 3.1 Aktivitas dan Latihan

No.

Aktifitas Latihan
1. Makan/Minum

Skoring
2
3

2. Toileting
3. Berpakaian

4. Mobilisasi di tempat tidur

5. Berpindah

6. Rom

Ket : 0 = Mandiri, 1 = Dengan alat bantu, 2 = Dibantu orang lain, 3 =


Dibantu orang lain dan alat, 4 = Tergantung total
5.

Tidur dan Istirahat


a.
Sebelum : Tidur pada malam hari kurang lebih 8
Jam, Tidur pada siang hari kurang lebih setengah Jam.
b.
Sesudah : Tidur pada malam hari kurang labih 5
Jam dan kadang terbangun, Tidur pada siang hari Kurang lebih

setengah jam
6. Sensori, Persepsi dan Kognitif

239

Pasien tidak memiliki masalah atau gangguan pengindraan, Pasien


mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya, pasien tidak sekolah.
7.

Konsep Diri
a. Identitas Diri

Pasien mengatakan mengetahui tentang dirinya dibuktikan pada saat di


tanya dapat menjawab nama, umur, alamat dan lain-lain.

b.

Gambaran Diri

Pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya, walaupun


terdapat luka pada kaki sebelah kanan (Selulitis Pedis Distra).
c.

Ideal Diri

Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin segera pulang


kerumah dan bisa bertemu dengan keluarga yang dirumah.
d.

Harga Diri

Pasien mengatakan bahwa pasien tidak malu dengan penyakitnya.


e.

Peran Diri

Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah ibu rumah tangga.


8.

Seksual dan Reproduksi

Pasien mengatakan tidak memiliki masalah pada organ seksual, pasien


mengatakan pasien menikah pada usia 50 tahun pasien tidak mau memiliki
anak karena beresiko.
9.

Pola peran Hubungan

Pasien mengatakan dirumah selalu aktif dalam kegiatan di masyarakat.


10. Manajemen Koping Stres

240

Pasien mengatakan bila ada masalah dapat diselesaikan sendiri, bila tidak
dapat diselesaikan sendiri maka dimusyawarahkan dalam keluarga.
11. Sistem Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan seorang muslim, sebelum sakit pasien mengatakan solat
5 waktu, namun pada saat di rumah sakit hanya dapat berdoa pada tuhan;

Pemeriksaan Fisik
1.

Keadaan umum : Penampilan umum baik, pasien dapat menjaga

kebersihannya, ekspresi wajah rileks.


2. Tingkat keasadaran : Composmetis
3. GCS : 15, E : 4, M : 6, V : 5
4. TTV :
S : 36,5 C N : 100 x /Menit
5.

Kepala :
a.

TD : 120/80 mmHg

RR : 20 x/menit

Inspeksi : kepala terlihat bersih, warna rambut hitam

ada sebagian rambut berwarna putih.


b.
Palpasi : Kepala terlihat simetris, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada kelainan.
6. Mata, telinga, hidung, Mulut
a.
Mata :
a) Inspeksi : Kedua mata simetris, konjugtiva tidak
anemis, sklera berwarna putih susu.
b.
Telinga :
a) Inspeksi : Kedua daun telinga terlihat simetris,
telinga terlihat bersih.
b) Palpasi : Pada saat di palpasi tidak terasa nyeri, tidak
ada kelainan.
c.
Hidung :
a) Inspeksi : Lubang hidung simetris antara kiri dan
kanan, lubang hidung terlihat bersih.

241

b)

Palpasi :

Pada saat di palpasi tidak terasa nyeri.

Tidak ada kelainan.


d.
Mulut :
a) Inspeksi : Mulut tercium bau segar, lipatan nasobial
7.

terletak di tengah, gigi tidak lengkap.


Leher
a.
Inspeksi
: Leher terlihat simetris, tidak ada

pembesaran kelenjar limfe.


b.
Palpasi : Kelenjar limfe tidak teraba, dan pasien
tidak merasa nyeri saat di sentuh
8. Dada/toraks
a.
Inspeksi
: Pergerakan dinding dada simetris,
tidak ada luka
b.

Palpasi : Tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak

ada kelainan.
c.

Perkusi

: Hasil perkusi pada paru adalah

Auskultasi

: suara nafas vesikuler

Inspeksi

: Umbalikas tidak menojol, tidak ada

Auskultasi
Perkusi

: Terdapat bising usus 15 x per menit.


: Hasil perkusi pada paru adalah

resonan.
9.

d.
Abdomen
a.

kelainan.
b.
c.
resonan.
d.
10. Genitalia

Palpasi : Perkusi terdengar tympani

Terpasang down cateter sejak tanggal 05 Juni 2015

11. Ekstremitas
Kekuatan Otot :

242

Atas

: Anggota gerak atas lengkap kanan dan kiri, tidak ada

kelainan, ROM Mandiri, terpasang infus pada tangan sebelah kiri pada
tanggal 05 Juni 2015.
Bawah

: Anggota gerak bawah lengkap, ada kelainan atau luka

pada kaki sebelah kanan (Selulitis Pedis Distra), kondisi luka teraba
hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan kehijauan, ada
bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa luka yang terbuka, luka
terbuka yang paling besar ada pada daerah betis diameter luka kurang lebih
3 cm.
12. Kulit
Pada kulit keseluruhan kulit berwarna coklat dan tidak ada kelainan,
kecuali pada luka pada kaki sebelah kanan (Selulitis Pedis Distra), kondisi
luka teraba hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan
kehijauan, ada bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa luka yang
terbuka, luka terbuka yang paling besar ada pada daerah betis diameter luka
kurang lebih 3 cm.

Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. 05 Juni 2015

243

Tabel 3.2 Hasil Laboratorium


No.

Jenis Pemeriksaan
Hematologi
1.Hemoglobin

Hasil

Rujukan

Satuan

11,0*

12,0 16,0

g/dl

2.Leokosit

29,30*

4,00 11,0

10^3/ul

3.Trombosit

277

150 450

10^3/ul

4.Hematokrit

33,2*

36,0 46,2

10^3/ul

Hitung Jenis
5.Eosinofil

0*

24

6.Basofil

01

7.Batang

25

8.Segmen

86*

51 67

9.Limfosit

4*

20 35

10.
Monosit
Golongan Darah
11.
Gol. Darah
Hemostatis
12.
PTT
13.
APTT
14.
Control PTT
15.
Control APTT
KIMIA KLINIK
Fungsi Hati
16.
Albumin
Fungsi Ginjal
17.
Ureum
18.
Creatinin
Diabetes

48

17,3*
35,5
14,2
32,0

12,0 16,0
28,0 38,0
11,0 16,0
28,0 36,5

Detik
Detik
Detik
Detik

3,16

3,50 5,00

g/dl

92*
1,20

17 43
0,60 1,10

mg/dl
mg/dl

19.
Gula Darah Sewaktu
Elektrolit
20.
Natrium
21.
Kalium
22.
Klorida
Ero. Imunologi
Hepatitis

188

80 200

Mg/dl

137,0 145,0
3,50 5,10
98,0 107,0

137,0 145,0
3,50 5,90
98,0 -107,0

244

23.
HbsAg

Negatif
b.

No.

Negatif

08 Juni 2015

Jenis Pemeriksaan
KIMIA KLINIK
Elektrolit
1.Kalium

Hasil
3,37

3,50 5,10

mmol/l

Fungsi Ginjal
2.Ureum

100

17 43

mg/dl

3.Creatinin

0,60

0,60 1,10

mg/dl

c.
No.

Negatif

Jenis Pemeriksaan
KIMIA KLINIK
Elektrolit
1. Natrium
2. Kalium
3. Klorida

Nilai Normal

10 Juni 2015
Hasil

136,3
3,37
107,9

2. Radiologi
a.

Satuan

Nilai Normal
137,0 145,0
3,50 5,10
98,0 107,0

Satuan
mmol/l
mmol/l
mmol/l

05 Juni 2015

Pemerikasaan : CR THORAX PA DEWASA


Hasil : Pulmo tak tampak kelainan besar cor normal
Terapi
1. Senin, 08 Juni 2015
b.
Infus RL Tranfusi Set 20 Tetes Per Menit,
Intravena
c.

Injeksi Cefotaxim 2 x 1 gram / 12 Jam,

d.

Injeksi Ranitidin 30 mg, Intravena, Bila

Intravena
perlu

245

e.
f.

Injeksi Ketorolac 1 ml, Intravena, Bila Perlu


Infus pentoprazole 40 mg Drip Nacl 0,9% 50

g.

Infus paracetamol 250 ml, Intravena. Bila

ml, Intravena
perlu
2. Selasa, 09 Juni 2015
a.
Infus Nacl 0,9% Tranfusi Set 20 Tetes Per
Menit, Intravena
b.

Injeksi Cefotaxim 2 x 1 gram / 12 Jam,

c.
d.

Injeksi Amikacin 2 ml / 12 Jam, Inravena


Injeksi Ranitidin 30 mg, Intravena, Bila

e.
f.

Injeksi Ketorolac 1 ml, Intravena, Bila Perlu


Pentoprazole 2 x 1 Tablet 20 mg / 12 Jam,

g.

Infus paracetamol 250 ml, Intravena. Bila

Intravena

perlu

Per Oral
perlu
3. Rabu, 10 Juni 2015
a.
Infus Nacl 0,9% Tranfusi Set 20 Tetes Per
Menit, Intravena
b.

Injeksi Cefotaxim 2 x 1 gram / 12 Jam,

c.
d.

Injeksi Amikacin 2 ml / 12 Jam, Inravena


Injeksi Ranitidin 30 mg, Intravena, Bila

e.
f.

Injeksi Ketorolac 1 ml, Intravena, Bila Perlu


Pentoprazole 2 x 1 Tablet 20 mg / 12 Jam,

Intravena

perlu

Per Oral

246

g.

Infus paracetamol 250 ml, Intravena. Bila

perlu

Analisa Data
Tabel 3.3 Analisa Data
Hari/Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Data

Masalah
PK Infeksi

DS :
P
asien mengatakan
nyeri pada daerah
luka atau luka
(Selulitis Pedis
Distra)
P
asien
mengatakan
nyeri pada daerah
luka bila ditrkan.
DO :
P
asien dapat
mengucapkan secara
verbal
S
: 36,5 C

Penyebab

247

N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
A
L : 29,30
(4,00 11,0) 10^3/ul
DS :
P

Kerusakan
Jaringan kult

integritas respon inflamasi lokal


dan nekrotik jaringan
subkutis.

asien mengatakan
sebelum kerumah
sakit sempat dipijat
sehingga bengkak.
Do :
P
asien dapat
mengucapkan secara
verbal
T
erdapat luka
Selulitis Pedis
Distra
k
ondisi luka teraba
hangat berwarna
merah ada juga yang
berwarna kuning
dan kehijauan, ada
bula-bula, terdapat
kulit yang mati, ada
beberapa luka yang
terbuka, luka
terbuka yang paling
besar ada pada
daerah betis
diameter luka
kurang lebih 3 cm.
DS : pasien mengatakan

Hipertermi

respon inflamasi sistemik

248

tidak papa

DO :
K
ulit teraba hangat
S
: 38,5 C
DS:

Nyeri Akut
P
asien mengatakan
nyeri akibat jatuh
tertimpa batu
P

: Pasien
mengatakan nyeri
akibat jatuh dan
tertimpa batu bata
Q
:
Pasien
mengatakan
nyeri
seperti diiris-iris
R
:
Pasien
mengatakan
nyeri
pada
luka
dan
daerah
luka
(Selulitis
Pedis
Distra)
S : Skala Nyeri 4
T : Nyeri hilang dan
timbul
DO :
P
asien dapat
mengucapkan secara
verbal
S

Agen Injury Fisik

249

: 36,5 C
N : 100 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
DS :

Kurang Pengetahuan

Keterbatasan kognitif

P
asien mengatakan
sebelumnya tidak
pernah kepelayanan
kesehatan seperti
puskesmas, rumah
sakit dan lainnya,
kecuali pada saat ini
dan pasien
mengatakan tidak
mengetahui tentang
penyakitnya
(Selulitis Pedis
Distra)
P
asien mengatakan
tidak sekolah.
D
O : Pasien dapat
mengucapkan secara
verbal
B. Diagnosa Keperawatan Priroritas
1. PK Infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan
hospes, skunder akibat : Perubahan atau peningkatan angka leokosit
29,30 (4,00 11,0) 10^3/ul.
2. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan
respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
3. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamsi sistemik
4. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik.

250

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan


kognitif.

251

C.

Asuhan Keperawatan Pasien Selulitis


1. Diagnosa Keperawatan
a) PK Infeksi berhubungan dengan melemahnya daya
tahan hospes, skunder akibat : Perubahan atau peningkatan angka
leokosit 29,30 (4,00 11,0) 10^3/ul.
b) Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan
dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
c) Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi
sistemik
d) Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik.
e) Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
keterbatasan kognitif.
2. Intervensi Keperawatan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan PK Infeksi

Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015

NO

DIAGNOSA
KEPERAW
ATAN
a) PK Infeksi

PERENCANAAN
TUJUAN DAN
KRITERIA
INTERVENSI
HASIL
Setelah dilakukan
1.
B
asuhan
ina
keperawatan
hubungan
selama 3 x 24 Jam
saling
di harapkan
percaya
perawat mampu
2.
P
menatalaksanakan
erkenalkan
program mengatasi
diri atau
infeksi dengan
tujuan
kriteria hasil:
perawat
1.
AL
dalam batas
3.
K
normal 4,00aji tanda11,00 10^3/ul
tanda infeksi
2.
Tid
ak ada tanda4.
M
tanda infeksi
onitor
tdak
ada
pernafasan,
bengkak
nadi,
(tumor), nyeri
tekanan
(dolor),
darah, suhu.
kemerahan
(rubor), dan
5.
L

RASIONAL
1.
Pas
ien dapat
percaya.
2.
Pas
ien
mengetahui
siapa perawat
dan tujuannya.
3.
me
ngetahui
adanya tandatanda infeksi.
4.
Me
ngetahui
perkembangan
dari pasien.
5.
Me
ngetahui
adanya
kelainan pada
fisik pasien.

252

teraba hangat
(kalor).
3.
Per
nafasan
normal : 12
20 x/Menit
4.
Na
di normal : 60
100 x/Menit
5.
Tek
anan
darah
normal : 100
140/<85
mmHg
6.
Su
hu normal :
36,5 C 37,5
C

akukan
Pemeriksaan
fisik
6.
D
orong
masukan
cairan dan
nutrisi
7.
L
akukan
medikasi/per
awatan luka
8.
L
akukan
penggantian
alat misal
infus
minimal 4
hari satu
kali, bila
perlu (untuk
mengurangi
tingkat
infeksi)
9.
K
olaborasi
dengan
dokter dalam
pemberian
antibiotik.

6.
Ag
ar kebutuhan
nutrisi pasien
dapat
terpenuhi
7.
Un
tuk
menurunkan
tingkat infeksi
8.
Un
tuk
menurunkan
tingkat infeksi

9.
Ter
api antibiotik
sistemik, yang
dipilih
berdasarkan
pemeriksaan
sensitivitas
umumnya
diperlukan,
preparat oral
penisilin dan
eritromisin
juga efektif
untuk
menangani
Selulitis.
10.
Un
tuk
membersihkan
luka atau
menghilangka
n pus (nanah).

10.
K
olaboraasi
dengan
dokter bedah
bila perlu,
untuk
motivasi
atau
tindakan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan kerusakan integritas jaringan kulit

253

Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015

NO

DIAGNOSA
KEPERAWA
TAN
b) Kerusakan
integritas
jaringan kulit
berhubungan
dengan
respon
inflamasi
lokal dan
nekrotik
jaringan
subkutis.

PERENCANAAN
TUJUAN DAN
KRITERIA
HASIL
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3 x 24 Jam
di harapkan pasien
mampu
mempertahankan
integritas kulit yang
baik dengan kriteria
hasil :
4.
Int
egritas kulit
yang baik bisa
dipertahankan,
tdak
ada
bengkak
(tumor), nyeri
(dolor),
kemerahan
(rubor), dan
teraba hangat
(kalor) pada
area tersebut.
5.
Me
nunjukan
pemahaman
dalam proses
perbaikan
kulit
dan
mencegah
cedra
berulang.
6.
Ma
mpu
melindungi
kulit
dan
mempertahank
an
kelembapan
kulit
dan
perawatan
alami
(menghindari

INTERVENSI
13.
B
ina
hubungan
saling
percaya
14.
P
erkenalkan
diri atau
jelaskan
tujuan
perawat
15.
A
jarkan pasien
untuk
memakai
pakaian yang
longgar bila
perlu
16.
R
apikan
tempat tidur
17.
O
bservasi
balutan luka
(Selulitis
Pedis
Distra)
18.
O
bservasi luka
(Selulitis
Pedis
Distra)
19.
Ja
ga
kebersihan
kulit agar
tetap bersih
dan kering

RASIONAL
1.
Pas
ien dapat
percaya dengan
perawat
2.
Pas
ien dapat
mengetahui
nama petugas
dan
mengetahui
tugas perawat
3.
Me
makai pakaian
yang longgar
berguna untuk
menghindari
luka baru yang
menimbulkan
lecet bila baju
terlalu dekat.
4.
Pas
ien dapat lebih
nyaman pada
saat
istirahat.dan
tidur
5.
Da
pat mengetahui
kondisi balutan
luka.
6.
Da
pat mengetahui
kondisi luka.
7.
Da
pat mencegah
masalah yang
lain.
8.
Me
nghindari
balutan basah
agar terhindar

254

air
pada
luka(Selulitis
Pedis Distra))

(menghindar
i masalah
yang lain)
20.
Ja
ga
kebersihan
balutan agar
tetap bersih
dan kering
21.
G
anti balutan
luka
(Selulitis
Pedis
Distra), bila
perlu
22.
R
apikan
jaringan
kulit yang
mati
23.
M
onitor
aktivitas dan
mobilitas
pasien
24.
M
onitor status
nutrisi
pasien dan
motivasi
pasien
25.
K
olaboraasi
dengan
dokter bedah
bila perlu,
untuk
motivasi
atau
tindakan

dari masalah
yang lain
9.
Pe
nggatian
balutan setiap
hari membuat
proses
penyembuhan
luka lebih
cepat cepat.
10.
Me
rapikan
jaringan kulit
yang sudah
mati dapat
mempercepat
penyembuhan
11.
Me
mantau
pergerakan
agar pasien
tetap
beristirahat
12.
Ag
ar gisi dapat
terpenuhi
khususnya
dalam
penyembuhan
13.
Ag
ar masalah
pada kulit
dapat cepat
teratasi.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.6 Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik
Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015

255

No

Diagnosa
Keperawatan
Hipertermi
berhubungan
dengan respon
inflamasi
sistemik

Tujuan dan
Kriteria Hasil
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama 3 x 24 jam
, termoregulasi
dalam rentang
normal, dengan
Kriteria Hasil :
1.
Per
nafasan
normal : 12
20 x/Menit
2.
Na
di normal : 60
100 x/Menit
3.
Tek
anan
darah
normal : 100

140/<85
mmHg
4.
Suh
u normal :
36,5 C 37,5
C
5.
tida
k ada pusing,
merasa
nyaman

Intervensi

Rasional

5.
M
onitor suhu
sesering
mungkin

6.
elimuti
pasien

7.
K
ompres
pasien pada
lipat
paha dan
aksila
8.
K
olaborasi
pemberian
obat penurun
demam, Bila
perlu

5.
moni
tor suhu sesering
mungkin dapat
mengetahui
sejauh
mana.perkemban
gan pasien
6.
Untu
k menjaga
kenormalan suhu
tubuh
7.
Kom
pres pasien
berguna untuk
menurunkan suhu
pasien
8.
Berg
una menurunkan
suhu pasien, Bila
Perlu

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.7 Intervensi Keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen injury
fisik
Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
PERENCANAAN
NO

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri Akut
berhubungan
dengan agen injury
fisik

TUJUAN DAN
KRITERIA
HASIL
Setelah dilakukan
tindakan asuhan
keperawatan
selama 3 x 24
Jam nyeri
berkurang atau
hilang dengan
kriteria hasil :

INTERVENSI
1.
B
ina
hubungan
saling
percaya
2.
P
erkenalkan
diri atau

RASIONAL
1.
A
gar pasien
percaya
dengan
perawat.
2.
A
gar pasien
mengetahui

256

1. S
ecara
subjektif
melaporkan
nyeri
berkurang
skala nyeri
0-1 (0-4)
2. D
apat
mengidentif
ikasi
aktifitas
yang
meningkatk
an atau
penurunan
nyeri
3. P
asien tidak
gelisah
(Kenyaman
an)
4. P
ernafasan
normal : 12

20
x/Menit
5. N
adi normal :
60 100
x/Menit
6. T
ekanan
darah
normal
:
100

140/<85
mmHg
7. S
uhu
normal :
36,5 C
37,5 C

tujuan
perawat
3.
M
onitor
Tekanan
darah, nadi,
suhu.
4.
L
akukan
Pemeriksaan
fisik
5.
k
ajian
nyeridengan
pendekatan
PQRST dan
kaji secara
komprehensi
f
6.
O
bservasi
reaksi
nonverbal/ve
rbal ketidak
nyamanan
7.
B
erikan
tempat tidur
yang bersih
dan nyaman
8.
A
jarkan
metode non
farmakologi
untuk
mengurangi
nyeri
rileksasi
nafas dalam
atau distraksi

9.
K
olaborsi
pemberian
obat
analgesik
bila perlu

perawat dan
tujuannya
3.
M
engetahui
tingkat
perkembanga
n pasien
.
4.
M
engetahui
kelainan fisik
pasien.
5.
M
engetahui
skala nyeri
pasien dan
ketidaknyam
anan
6.
M
engetahui
ketidaknyam
anan
7.
P
asien dapat
beristirahat
dengan
nyaman.
8.
P
endekatan
dengan
menggunaka
n rileksasi
dan non
farmakologi
lainnya telah
menunjukan
keefektifan
dalam
mengurangi
nyeri.
9.
A
nalgetik
memblok
lintasan nyeri
sehingga
nyeri akan
berkurang

257

(Injeksi
ketorolac 30
mg,
Intravena,
Bila perlu.)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.8 Intervensi Keperawatan kurang pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif.
Hari,Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
PERENCANAAN
NO

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
keterbatasan
kognitif

TUJUAN DAN
KRITERIA
HASIL
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3x24 Jam
diharapkan pasien
paham dengan
penyakit yang
dideritanya
dengan kriteria
hasil :
1.
P
asien mampu
menjelaskan
kembali
teori/penjela
san
yang
telah
di
jelaskan
tentang
Selulitis.
2.
P
asien mampu
melakukan
salah
satu
teori yang di
jelaskan
tentang
Selulitis.
(menghidari
luka terkena
air,
menghindari
faktor
penyebab,
mengetahui

INTERVENSI
1.
K
aji tingkat
pengetahuan
pasien.
2.
G
ali
pengetahuan
pasien
tentang
proses
penyakit
(Selulitis)
3.
K
ontrak waktu
kepada
pasien dan
keluarga
dalam
pemberian
informasi/pe
nkes
(Selulitis)
4.
B
erikan
informasi/pe
nkes kepada
pasien dan
keluarga
mengenai
penyakit
(Selulitis)
5.
M
inta pasien
dan keluarga

RASIONAL
1.
M
engetahui
tingkat
pemahaman
pasien
menangkap
informasi.
2.
M
engetahu
apakah
pasien
mengetahui
tentang
proses
penyakit
3.
M
embuat janji
kepada
pasien dan
keluarga
akan
menhindari
ketidak
percayaan
pasien.
4.
In
formasi yang
di dapat
dilakukan
oleh pasien
dan keluarga
5.

258

tanda
dan
gejala, cara
pencegahan,
memakanmakan
mengandung
protein)

untuk
menggulang
gi penjelasan
6.
E
valuasi
tingkat
pemahaman
pasien
dengan
memantau
perubahan
aktivitas
7.
B
erikan
informasi
kemajuan
pasien
kepada
keluarga

ntuk
mengetahui
pemahaman
pasien atas
penjelasan.
6.
M
engetahui
apakah
penjelasan
dapat
dikerjakan.
7.
M
engindari
kekhawatira
n keluarga
kepada
pasien.

259

3. Implementasi Keperawatan
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.9 Implementasi Keperawatan PK Infeksi
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga
: Pagi
Diagnosa
N0.
Jam
Implementasi
Keperawatan
1.
PK Infeksi
08.00
08.00

08.20

Membina
hubungan saling percaya

(Ditha)

Memperkenal
kan diri dan menjelaskan tujuan
perawat

(Ditha)

Jam :
S:

m
p

m
d

(Ditha)

tanda-tanda infeksi

(Ditha)

m
lu
D

Memonitor
pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.

(Ditha)

m
lu

08.30
10.30

TTD

Mengkaji

Melakukan
medikasi/Perawatan luka

O:

da

in
pa
(S

C
N
T
R

Ju
A
(4

A : Ma
P : Lan
1-

260

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Senin, 08 Juni 2015


: Siang
Diagnosa
Jam
Keperawatan
PK Infeksi
16.00
17.50

18.05
18.00

Implementasi

TTD

Memonitor
pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Kolaborasi
pemberian skin test amikacin 0,1 cc,
sub cutan, kurang lebih 15 menit untuk
mengetahui alergi atau tidak alergi,.
Kolaborasi
pemberian injeksi amikacin 2 ml,
Intravena

(Ditha)

Jam :
S:

m
k
k
D
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)

Kolaborasi
pemberian injeksi cefotaxim 1 gram,
intravena

O:

da
ve

36
N
T
R

05
A
(4
A : Ma

P : Lan
1
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Senin, 08 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan
PK Infeksi
21.00
21.00

Implementasi

TTD

Memonitor
pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.

(Ditha)

tanda tanda infeksi

(Ditha)

Mengkaji

Jam :
S:

m
k
k
D

261

06.00
06.00
06.00
06.00

memonitor
pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.

(Ditha)
(Ditha)

Kolaborasi
pemberian injeksi cefotaxim 1 gram,
intravena.

(Ditha)

Kolaborasi
pemberian injeksi amikacin 2 ml,
Intravena

(Ditha)

Kolaborasi
pemberian Infus Pentoprazole 40 mg
Drip Nacl 0,9% 50 ml, Intravena

O:

da
ve

38
N
T
R

05
A
(4
A : Ma

P : Lan
1
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.10 Implementasi Keperawatan Kerusakan integritas Jaringan kulit
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga
: Pagi
Diagnosa
N0.
Jam
Implementasi
Keperawatan
b)Kerusakan integritas
jaringan kulit
08.00
Menjelaskan
berhubungan dengan
tujuan
perawat
respon inflamasi lokal
08.00
dan nekrotik jaringan
Mengobservas
subkutis.
08.30
i balutan luka
10.30

Mengajarkan
pasien untuk menggunakan pakaian
yang longgar
balutan luka

mengganti

TTD

(Ditha)

Jam
S:

(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)

O:

262

A: M
P:L

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Senin, 08 Juni 2015


: Siang
Diagnosa
Jam
Keperawatan
Kerusakan integritas
jaringan kulit
17.00
berhubungan dengan
respon inflamasi lokal
dan nekrotik jaringan
subkutis.

Implementasi

TTD

Merapikan

(Ditha)

Jam :
S:

tempat tidur pasien

m
y
O:

da
ve

tid

ng
A : Ma
P : Lan
1

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga

: Senin, 08 Juni 2015


: Malam

263

N0.

Diagnosa
Keperawatan
Kerusakan integritas
jaringan kulit
berhubungan dengan
respon inflamasi lokal
dan nekrotik jaringan
subkutis.

Jam

Implementasi

TTD
Jam :
S:

20.00

06.00

menjaga
kebersihan pasien agar tetap bersih dan
kering (menghindari masalah yang
lain)
Merapikan
tempat tidur

m
m

(Ditha)
O:
(Ditha)

da
ve
A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.11Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan
dengan respon inflamasi sistemik
Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Senin, 08 Juni 2015


: Pagi
Diagnosa
Jam
Keperawatan

c) Hipertermi
berhubungan dengan
respon inflamasi
sistemik

Implementasi

TTD
Jam :

08.30

Memonitor suhu sesering


mungkin

(Ditha)

S:
O:

36

A : Ma

264

P : Lan

1-4

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Senin, 08 Juni 2015


: Siang
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Hipertermi
berhubungan dengan
respon inflamasi
sistemik

Implementasi

TTD
Jam :

16.00

Monitor suhu sesering


mungkin

(Ditha)

S:
O:

36

A : Ma

P : Lan

1-4

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Senin, 08 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Hipertermi
berhubungan dengan
respon inflamasi

Implementasi

TTD
Jam :

20.00

Monitor suhu sesering

(Ditha)

S : pas

265

sistemik

mungkin

O:

20.00

(Ditha)
-

te

38

Selimuti pasien

A : Ma

P : Lan

21.00
Kolaborasi
pemberian paracetamol infus 250 ml,
intravena

(Ditha)

1-4

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.12 Implementasi Keperawatan Nyeri Akut berhubungan dengan Agen
Injury Fisik
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga
: Pagi
N0.

Diagnosa Keperawatan
d) Nyeri Akut berhubungan
dengan Agen Injury Fisik

Jam
08.30

Implementasi
Melakukan
pengkajian secara komperhensif

08.30

Mengobservasi
reaksi nonverbal/verbal ketidaknyamanan

09.00

mengajarkan
metode non farmakologi untuk mengurangi
nyeri rileksasi nafas dalam atau distraksi

TTD
Jam
S:
(Ditha)
(Ditha)

(Ditha)

O:

266

A:M
P:L
1-

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Senin, 08 Juni 2015


: Siang
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Nyeri Akut
berhubungan dengan
Agen Injury Fisik

Implementasi

TTD
Jam :

18.30

Melakukan
pengkajian secara komperhensif
Mengobservas
i reaksi nonverbal/verbal
ketidaknyamanan

S:

(Ditha)

m
k
k
D

18.30
(Ditha)

O:

da
ve

36
N
T
R
A : Ma

P : Lan
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Senin, 08 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Nyeri Akut
berhubungan dengan

Implementasi

TTD

am : 1
-

Melakukan

267

Agen Injury Fisik

pengkajian secara komperhensif


21.10

Mengobservas
i reaksi nonverbal/verbal
ketidaknyamanan

S:

(Ditha)

m
k
k
D

21.30
(Ditha)

O:

da
ve

38
N
T
R
A : Ma

P : Lan

1-7
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.13 Implementasi Keperawatan Kurang pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2015
Tugas Jaga
: Pagi
Diagnosa
N0.
Jam
Implementasi
Keperawatan

TTD

e) Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif

Jam :
S:
08.00

Mengkaji
tingkat pengetahuan pasien

m
p
se
d
in
m
(S

(Ditha)

m
O:

268

v
A: M
P : La
1

269

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Senin, 08 Juni 2015


: Siang
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Implementasi

TTD

Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif

Jam :
S:
18.40

menggali
pengetahuan pasien tentang proses
penyakit (Selulitis)

m
te

(Ditha)
O:

d
v

A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Senin, 08 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Implementasi

TTD

Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif

Jam :
S:
21.00

Memberikan
informasi kemajuan pasien pada
keluarga

(Ditha)

g
p

270

te
O:

d
v

A : Ma

P : Lan

1
CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.14 Implementasi Keperawatan PK Infeksi
Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.
1.

: Selasa, 09 Juni 2015


: Pagi
Diagnosa
Jam
Keperawatan
PK Infeksi

Implementasi

TTD

09.00

Memonitor
pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.

(Ditha)

09.30

Melakukan
medikasi/perawatan luka

(Ditha)

Jam
S:

O:

A: M
P:L

271

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Selasa, 09 Juni 2015


: Siang
Diagnosa
Jam
Keperawatan
PK Infeksi
15.00

16.00
18.00
18.00

Implementasi

TTD

melakukan
penggantian infus dengan tranfusi set
(untuk mengurangi tingkat infeksi)
memonitor
pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.
Kolaborasi
pemberian injeksi cefotaxim 1 gram,
intravena

Jam :
S:
(Ditha)

m
k
O:

(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)

da
ve

36
N
T
R

Kolaborasi
pemberian injeksi amikacin 2 ml,
Intravena

05
A
(4
A : Ma
P : Lan
1

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Selasa, 09 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan
PK Infeksi
21.00
21.00

Implementasi

TTD

Memonitor
pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.

(Ditha)

tanda tanda infeksi

(Ditha)

Mengkaji

Jam :
S:

m
k
O:

da
ve

272

C
N
T
R

05
A
(4
A : Ma
P : Lan
1

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.15 Implementasi Keperawatan Kerusakan integritas JaringanKulit
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga
: Pagi
Diagnosa
N0.
Jam
Implementasi
Keperawatan
2.
Kerusakan integritas
Jaringan Kulit
07.00
menjaga
kebersihan balutan agar tetap bersih
dan kering
07.00
mengobservas
i balutan luka (Selulitis Pedis Distra)
09.30
merapikan
09.30
jaringan kulit yang mati
mengobservas
i luka (Selulitis Pedis Distra)

TTD

(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)

Jam :
S:

m
k
O:

da
ve

Se
te
ke
A : Ma

P : Lan
1

273

274

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Selasa, 09 Juni 2015


: Siang
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Implementasi

Kerusakan integritas
Jaringan kulit

TTD
Jam :

18.00

S:

Merapikan

tempat tidur
menjaga
kebersihan balutan agar tetap bersih
dan kering

m
k

(Ditha)
O:

18.00

da
ve

(Ditha)

18.00

Memonitor
status nutrisi pasien dan motivasi
pasien (memakan makanan yang
banyak protein dan buah-buahan)

n
A : Ma

(Ditha)

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Selasa, 09 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Kerusakan integritas
Jaringan kulit

Implementasi

TTD
Jam :

21.00

Memonitor
aktivitas dan mobilitas pasien
tempat tidur

S:
(Ditha)

Merapikan
O:

275

05.00

(Ditha)

te

te
A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.16 Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan
dengan respon inflamasi sistemik
Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.
3.

: selasa, 09 Juni 2015


: Pagi
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Hipertermi
berhubungan dengan
respon inflamasi
sistemik

Implementasi

TTD
Jam :

08.30

Monitor suhu sesering


mungkin

(Ditha)

S:
O:

A : Ma
-

P : Lan

1-4

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal

: Selasa, 09 Juni 2015

276

Tugas Jaga
N0.

: Siang
Diagnosa
Keperawatan

Hipertermi
berhubungan dengan
respon inflamasi
sistemik

Jam

Implementasi

TTD

Jam. 1
16.00

Memonitor suhu sesering


mungkin

S:
(Ditha)

O:

A : Ma

P : Lan

1-4

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Selasa, 09 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Hipertermi
berhubungan dengan
respon inflamasi
sistemik

Implementasi

TTD
Jam :

20.00

Memonitor suhu sesering


mungkin

(Ditha)

S : pas
O:

36

A : Ma

P : Lan

1-4

277

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.17 Implementasi Keperawatan Nyeri Akut berhubungan dengan Agen
Injury Fisik
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga
: Pagi
Diagnosa
N0.
Jam
Implementasi
Keperawatan
4.

Nyeri Akut
berhubungan dengan
Agen Injury Fisik

TTD

Jam :1
08.30

08.30

Melakukan
pengkajian secara komperhensif

S:
(Ditha)

Mengobservas
i reaksi nonverbal/verbal
ketidaknyamanan

m
k
(Ditha)

O:

da
ve
A : Ma

P : Lan

1-7

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Selasa, 09 Juni 2015


: Siang
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Nyeri Akut
berhubungan dengan

Implementasi

TTD

Jam :1

278

Agen Injury Fisik

16.00

16.00

Melakukan
pengkajian secara komperhensif

S:
(Ditha)

Mengobservas
i reaksi nonverbal/verbal
ketidaknyamanan
-

m
k
(Ditha)

O:

da
ve

tid
A : Ma

P : Lan

1-7

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Selasa, 09 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Nyeri Akut
berhubungan dengan
Agen Injury Fisik

Implementasi

TTD
Jam :

21.00

21.00

Melakukan
pengkajian secara komperhensif

S:
(Ditha)

Mengobservas
i reaksi nonverbal/verbal
ketidaknyamanan

te
O:

(Ditha)

te
pu

tid
A : Ma

P : Lan

279

1-7

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.18 Implementasi Keperawatan Kurang pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif
Hari, Tanggal : Selasa, 09 Juni 2015
Tugas Jaga
: Pagi
Diagnosa
N0.
Jam
Implementasi
Keperawatan
5.

TTD

Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif

Jam :
S:
08.00

memberikan
informasi kemajuan pasien kepada
keluarga pasien

m
k

(Ditha)
O:

d
v

A : Ma

P : Lan

1-7

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Selasa, 09 Juni 2015


: Siang
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Kurang pengetahuan
berhubungan dengan

Implementasi

TTD
Jam :

280

keterbatasan kognitif

S:
18.30

18.30

memberikan
informasi kemajuan kepada kepada
(Ditha)
keluarga pasien.
Kontrak waktu
kepada pasien dan keluarga dalam
pemberian informasi/penkes (Selulitis)
(Diha)

m
k

d
sa
p
(S
O:

d
v
A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Selasa, 09 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Implementasi

TTD

Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif

Jam :
S:
22.00

memberikan
informasi kemajuan pasien kepada
keluarga

a
m
p

(Ditha)
O:

te

a
se
A : Ma

P : Lan

281

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.19 Implementasi Keperawatan PK Infeksi
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga
: Pagi
Diagnosa
N0.
Jam
Implementasi
Keperawatan
1.
PK Infeksi
06.00
06.00
06.00

TTD
Jam :
S:

Memonitor
pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.

(Ditha)

Kolaborasi
pemberian injeksi cefotaxim 1 gram,
intravena.

(Ditha)

09.00

Kolaborasi
pemberian injeksi amikacin 2 ml,
Intravena

10.00

Memonitor
pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.

(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)

Lakukan
medikasi/perawatan luka

m
se
p
O:

da
ve

C
N
T
R

05
A
(4
A : Ma
P : Lan
1

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Rabu, 10 Juni 2015


: Siang
Diagnosa
Jam
Keperawatan
PK Infeksi
16.00

Implementasi

TTD

Memonitor

(Ditha)

Jam :
S:

282

pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.


18.00
18.00

Kolaborasi
pemberian injeksi cefotaxim 1 gram,
intravena

(Ditha)

m
k
O:

da
ve

(Ditha)

Kolaborasi
pemberian injeksi amikacin 2 ml,
Intravena

36
N
T
R

05
A
(4
A : Ma

P : Lan
1

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Rabu, 10 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan
PK Infeksi
21.00
21.00
05.00
06.00
06.00

Implementasi

TTD

Memonitor
pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu.

(Ditha)

tanda tanda infeksi

(Ditha)

Mengkaji

Monitor
pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu
Kolaborasi
pemberian injeksi cefotaxim 1 gram,
intravena.
Kolaborasi
pemberian injeksi amikacin 2 ml,
Intravena

(Ditha)
(Ditha)
(Ditha)

Jam :
S:

m
k
O:

da
ve

36
N
T
R

05
A
(4

283

A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.20 Implementasi Keperawatan Kerusakan integritas Jaringan kulit
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga
: Pagi
Diagnosa
N0.
Jam
Implementasi
Keperawatan
2.
Kerusakan integritas
Jaringan kulit
07.00
Merapikan
tempat tidur
07.00

TTD

(Ditha)
(Ditha)

07.00

menjaga
kebersihan balutan agar tetap bersih
dan kering

(Ditha)

09.30

mengobservas
i balutan luka (Selulitis Pedis Distra)

(Ditha)

merapikan
jaringan kulit yang mati

(Ditha)

09.30

mengobservas
i luka (Selulitis Pedis Distra)

Jam
S:

O:

A: M

P:L

284

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Rabu, 10 Juni 2015


: Siang
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Kerusakan integritas
Jaringan kulit

Implementasi

TTD
Jam :

18.00

menghindari
kerutan pada tempat tidur (Merapikan
tempat tidur)
menjaga
kebersihan balutan agar tetap bersih
dan kering

S:

m
k

(Ditha)
O:

18.00

da
ve

(Ditha)

n
A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Rabu, 10 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Kerusakan integritas
Jaringan

Implementasi

TTD
Jam :

21.00

Memonitor
aktivitas dan mobilitas pasien.
Kolaboraasi
dengan dokter bedah untuk memotivasi

S:
(Ditha)

285

21.30

05.00

pasien untuk memulai puasa jam 00.00


karena akan dilakukan operasi
debridement tanggal 11 Juni 2015
-

Merapikan

tempat tidur

O:

da
ve
(Ditha)
(Ditha)

te
A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.21 Implementasi Keperawatan Hipertermi berhubungan
dengan respon inflamasi sistemik
Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.
3.

: Rabu, 10 Juni 2015


: Pagi
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Hipertermi
berhubungan dengan
respon inflamasi
sistemik

Implementasi

TTD
Jam :

08.30

Memonitor suhu sesering


mungkin

(Ditha)

S:
O:

36

A : Ma

P : Lan

1-4

286

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Rabu, 10 Juni 2015


: Siang
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Hipertermi
berhubungan dengan
respon inflamasi
sistemik

Implementasi

TTD
Jam :

16.00

Memonitor suhu sesering


mungkin

(Ditha)

S:
O:

36

A : Ma

P : Lan

1-4

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Rabu, 10 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Hipertermi
berhubungan dengan
respon inflamasi
sistemik

Implementasi

TTD
Jam :

20.00

Memonitor suhu sesering


mungkin

(Ditha)

S:
O:

36

A : Ma

287

P : Lan

n
y

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.22 Implementasi Keperawatan Nyeri Akut berhubungan dengan Agen
Injury Fisik
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga
: Pagi
Diagnosa
N0.
Jam
Implementasi
Keperawatan
4.

Nyeri Akut
berhubungan dengan
Agen Injury Fisik

TTD

Jam :1
08.30

08.30

Melakukan
pengkajian secara komperhensif
Mengobservas
i reaksi nonverbal/verbal
ketidaknyamanan

S:
(Ditha)

m
k

(Ditha)
O:

da
ve
A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN

288

Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Rabu, 10 Juni 2015


: Siang
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Nyeri Akut
berhubungan dengan
Agen Injury Fisik

Implementasi

TTD

Jam :1
16.00

16.00

Melakukan
pengkajian secara komperhensif
Mengobservas
i reaksi nonverbal/verbal
ketidaknyamanan

S:
(Ditha)

m
k

(Ditha)
O:

da
ve

tid
A : Ma

P : Lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Rabu, 10 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan
Nyeri Akut
21.00
berhubungan dengan
Agen Injury Fisik
21.00
05.00
05.00

Implementasi
Melakukan
pengkajian secara komperhensif

TTD

(Ditha)

Mengobservas
i reaksi nonverbal/verbal
ketidaknyamanan

(Ditha)

- Lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif

(Ditha)

- Observasi
reaksi nonverbal/verbal ketidak

(Ditha)

Jam :
S:

te
O:

te
pu

tid
A : Ma
P : Lan

289

nyamanan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Tabel 3.23 Implementasi Keperawatan Kurang pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif
Hari, Tanggal : Rabu, 10 Juni 2015
Tugas Jaga
: Pagi
Diagnosa
N0.
Jam
Implementasi
Keperawatan
5.

TTD

Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif

Jam :
S:
08.00

Memberikan
informasi kemajuan pasien kepada
keluarga pasien

m
se

(Ditha)
O:

d
v
A : Ma

P : lan

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga

: Rabu, 10 Juni 2015


: Siang

290

N0.

Diagnosa
Keperawatan
Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif

Jam

16.00

16.15

Implementasi

memberikan
informasi/penkes kepada pasien dan
keluarga mengenai penyakit (Selulitis)
Meminta
pasien dan keluarga untuk
menggulanggi penjelasan

TTD
Jam :
S:

d
m
in
p

(Ditha)
(Ditha)

O:

g
m
m
A: M
P : La

CATATAN PERKEMBANGGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Hari, Tanggal
Tugas Jaga
N0.

: Rabu, 10 Juni 2015


: Malam
Diagnosa
Jam
Keperawatan

Implementasi

TTD

Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
keterbatasan kognitif

Jam :
S:
21.00

mengevaluasi
tingkat pemahaman pasien dengan
memantau perubahan aktivitas
.
memberikan
informasi kemajuan pasien kepada
keluarga pasien.

(Ditha)

21.00
(Ditha)

d
b
d

m
su
p
O:P
verba

291

A: M

P:H

292

4. Evaluasi Keperawatan
a. PK Infeksi
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian
dengan evaluasi sebagai berikut :
Kamis, 11 Juni 2015Jam : Jam : 07.00
Data Subjektif :
-

Pasien mengatakan sekarang tidak ada

keluhan
Data Objektif :
-

S : 36,5 C

Lab. 05 Juni 2015

N : 90 x /Menit
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit

AL : 29,30
(4,00 11,0) 10^3/ul
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-

1-10
Operkan tugas jaga kepada petugas

jaga yang lain


b. Kerusakan integritas jaringan kulit
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian
dengan evaluasi sebagai berikut :

293

Kamis, 11 Juni 2015Jam : 07.00


Data Subjektif :
-

Pasien mengatakan ingin segera

Pasien mengatakan akan puasa

pulang
Data Objektif :
- Pasien dapat mengucapkan secara verbal
- Pasien terlihat tidak gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- 1-13
- Operkan tugas jaga kepada petugas jaga
yang lain
c.

Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi

sistemik
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian
dengan evaluasi sebagai berikut :
Kamis, 11 Juni 2015Jam : 07.00
Data Subjektif :
Data Objektif :
-

S : 36,5 C

A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-Operkan tugas jaga kepada petugas jaga
yang lain

294

d. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik


Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai sebagian
dengan evaluasi sebagai berikut :
Kamis, 11 Juni 2015Jam : 07.00
Data Subjektif :
-

(Pasien tertidur)

Data Objektif :
- Pasien terlihat dapat tertidur dengan
pulas
- Pasien tidak terlihat gelisah
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Operkan tugas jaga kepada petugas
jaga yang lain
e. Kurang

pengetahuan

berhubungan

dengan

keterbatasan kognitif
Pada diagnosa ini tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai dengan
evaluasi sebagai berikut :
Kamis, 11 Juni 2015Jam : 07.00
Data Subjektif :
-

Pasien dan keluarga pasien

mengatakan berterima kasih sudah di dampingi selama di RS

295

Pasien mengatakan makanan atau

lauk sudah bisa dihabiskan pelan-pelan.


Data Objektif :
-

Pasien mengucapkan secara verbal

A : Masalah Teratasi
P : Hentikan intervensi
- Operkan tugas jaga kepada petugas
jaga yang lain
D. Dokumentasi Keperawatan
Penulis mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien Ny.
M dengan Selulitis Pedis Distra. Selama 3 x 24 Jam di ruang melati
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, Penulis menggunakan
dokumentasi POR (Problem Oriented Record), karena memudahkan
penulis dalam mencatat atau mendokumentasikan perkembangan pasien
dengan menggunakan S.O.A.P.I.E.

E. Faktor Pendukung dan Penghambat


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Ny. M
dengan Selulitis Pedis Distra. Selama 3 x 24 Jam di ruang melati RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, penulis mendapatkan beberapa
faktor pendukung dan penghambat.
Adapun hal-hal yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan
asuhan keperawatan antara lain :
1.

Adanya izin dari direktur RSUD

296

2.

Adanya

arahan

dan

bimbingan

dari

pembimbing pendidikan maupun dari pembimbing lapangan secara


terus menerus dalam sehingga melaksanakan asuhan keperawatan ini.
3. Adanya kerja sama yang baik antara penulis,
dengan pasien, keluarga, perawat dan tim kesehatan lain dalam
melengkapi data.
pelaksanaan ini pun ada beberapa hambatan yaitu :
1.

Penulis membuat laporan studi kasus

hanya di berikan waktu selama 10 hari.


2.
Penulis merasakan kurangnya bahan
penyusunan serta kurangnya refrensi atau buku khususnya refrensi
atau buku terbaru di perpustakaan kampus akademi perawatan karya
bakti husada bantul yogyakarta.

297

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan salah satu tahap dalam penulisan laporan studi kasus
dimana didalamnya berisi tentang kesenjangan antara teori dan fakta yang ada
sehingga tercermin suatu penulisan antara pengamatan tentang teori yang ada
dengan aplikasi yang ada dalam situasi nyata dan kesenjangan ini dipecahkan
dengan pola pikir ilmiah.
Asuhankeperawatanpadapasien

Ny

denganSelulitis

Pedis

Distrainidilakukandenganmenggunakanpendekatan proses keperawatanselama 3


harimulaidaritanggal 08 Juni 2015 sampaidengantanggal 11 Juni 2015 yang
terdiridaripengkajian,

diagnosa

keperawatan,

intervensi

keperawatan,

implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan, dandokumentasikeperawatan.


didapatkanadanyakesenjanganantarateoridankasus.

pembahasanuntuktiap-tiap

proses keperawatanadalahsebagaiberikut:
A.

Pengkajian

Saat melakukan pengkajian penulismendapatkan data yang bersumber


daripasien, keluarga pasien, timkesehatandan status rekammedispasien.
Metode

yang

digunakanpenulisuntukmengumpulkan

data

dengancaraobservasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi. dari


hasil pengkajianpenulis menemukan adanya perbedaan antara data yang
muncul menurut teori dan kasus nyata.

298

Dari hasilpengkajianpadakasusdidapatkanadanyakesenjangandenganteori.
Data

yang

adapadakasusdan

adapadateori,data

yang

adapadateori

tidakditemukanpadakasus, ada data padakasustidak ditemukan padateori.


1. Data yang adapadakasusdan adapadateori
a)
Suhu
Pada saat melakukan pengkajian pada tanggal 08 Juni 2015
Jam 08.20 suhu pasien hanya 36,50C (Normal), pada pengkajian
tanggal 08 Juni 2015 Jam 21.00 (Malam), suhu pasien 38,5 0C, hal
itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013). Selulitis ditandai
suhu meningkat (> 37,50C), hal itu bisa karena infeksi menyebar ke
daerah yang lebih luas, Terkadang gejala-gejala ini timbul beberapa
jam sebelum gejala ada (pada pengkajian 08 Juni 2015 jam 08.20
suhu pasien normal). penyebaran infeksi melalui aliran darah
(bakterimia) ke bagian tubuh lainnya.
b)

Integumen

Pada saat pengkajian tanggal 08 Juni 2015, ada kelainan atau


luka pada kaki sebelah kanan (Selulitis pedis distra), kondisi luka
teraba hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning dan
kehijauan, ada bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada beberapa
luka yang terbuka, luka terbuka yang paling besar ada pada daerah
betis diameter luka kurang lebih 3 cm.
Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013) pada fase
awal didapatkan adanya kondisi kemerahan dan nyeri tekan yang
terasa di suatu daerah luka (Pasien mengatakan nyeri bila di tekan

299

di daerah luka), serta dapat tampak seperti kulit jeruk yang


mengelupas.
2. Data

yang

adadalamteoritetapitidakada

di

dalamkasus
Pasien Ny M tidak ada keluhan malaise, demam, menggigil hanya
saja ditemukan data suhu 38,50C, nadi : 100 x /Menit (Normal),
Tekanan Darah : 120/80 mmHg (Normal). Hal itu tidak sesuai dengan
teori (Muttaqin Arif, 2013) yang didapatkan didapatkan keluhan
malaise, peningkatan denyut jantung, sakit kepala, dan tekanan darah
rendah.
3. Data

yang

tidakadadalamteoritetapiadadalamkasus
pasien Ny M didapat data laboratorium menunjukan angka leokosit
termasuk tinggi yaitu 29,30 (4,00 11,0) 10^3/ul. Pada teori (Muttaqin
Arif, 2013) pada fase awal tidak membahas secara pasti mengenai
infeksi.

B.

DiagnosaKeperawatan

Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan masalah yang dihadapi oleh


pasien pada waktu pengkajian, baik masalah yang aktual maupun masalah
yang potensial. Berdasarkan data-data yang terkumpul yang telah dibuat
analisa data untuk menentukan masalah dan selanjutnya merumuskan
diagnosa keperawatan.

300

1. Diagnosakeperawatan

yang

adadalamteoridanadadalamkasus
Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8 Juni
2015 penulis mendapatkan data :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
Fisik
pada pasien didapatkan data sebagai berikut
Data Subjektif :
i.

Pasien

mengatakan nyeri akibat jatuh dan tertimpa batu bata


P : Pasien mengatakan nyeri akibat jatuh dan tertimpa batu bata
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti diiris-iris
R : Pasien mengatakan nyeri pada luka dan daerah luka (Selulitis
Pedis Distra)
S : Skala Nyeri 4
T : Nyeri hilang dan timbul
Data Objektif :
ii.

Pasien

dapat

mengucapkan secara verbal.


Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013) Biasanya di
dapatkan keluhan nyeri lokal, status lokalis didapatkan adanya lesi
kulit berupa eritma lokal yang nyeri,

301

b.

Kerusakan

Integritas

Jaringan

Kulit

berhubungan dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan


subkutis.
Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8
Juni 2015 penulis mendapatkan data :
Data Subjektif :
iii. Pasien

mengatakan

sebelum kerumah sakit sempat dipijat sehingga bengkak.


Data Objektif :
iv.

kondisi

luka

teraba hangat, berwarna merah ada juga yang berwarna kuning


dan kehijauan, ada bula-bula, terdapat kulit yang mati, ada
beberapa luka yang terbuka, luka terbuka yang paling besar ada
pada daerah betis diameter luka kurang lebih 3 cm.
Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013)Pada fase awal kulit
menjadi panas dan bengkak, serta tampak seperti kulit jeruk yang
mengelupas,
c.

Hipertermi

berhubungan

dengan

penyakit/trauma/ respon inflamasi sistemik


Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8
Juni 2015 Jam 21.00 (Malam) penulis mendapatkan data :
Data Subjektif :
Data Objektif:

302

1. Kulit teraba hangat


2. S : 38,5 C
Hal itu sesuai dengan teori (Muttaqin Arif, 2013)

(Pada saat

melakukan pengkajian pada tanggal 08 Juni 2015 Jam 08.20 suhu


pasien hanya 36,50C (Normal)), (pada pengkajian tanggal 08 Juni
2015 Jam 21.00 (Malam)), suhu pasien 38,5 0C, Pada teori Selulitis
ditandai suhu meningkat (> 37,50C), hal itu bisa karena infeksi
menyebar ke daerah yang lebih luas, Terkadang gejala-gejala ini
timbul beberapa jam sebelum gejala ada. penyebaran infeksi melalui
aliran darah (bakterimia) ke bagian tubuh lainnya.

2. Diagnosakeperawatan yang tidak ada dalam teori tetapi


ada dalam kasus
Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8 Juni
2015 penulis mendapatkan data :
1. PK : Infeksi
pada kasus penulis mendapatkan data sebagai berikut :
Data Subjektif :
3.

Pasien

mengatakan

nyeri

pada daerah luka atau luka (Selulitis pedis distra)


Data Objektif :
-

pada pengkajiantanggal 08 Juni 2015

AL : 29,30 (4,00 11,0) 10^3/ul

303

Pada teori (Muttaqin Arif, 2013) pade fase awal tidak dibahas
mengenai infeksi secara pasti.
2. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognetif
Diagnosa ini ditegakkan karena pada saat pengkajian pada tanggal 8
Juni 2015 .
Data Subjektif :
1.

Pasien

mengatakan

sebelumnya tidak pernah kepelayanan kesehatan seperti


puskesmas, rumah sakit dan lainnya, kecuali pada saat ini dan
pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya
(Selulitis Pedis Distra)
2.

Pasien

mengatakan

tidak

sekolah.
Data Objektif :
-

Pasien dapat mengucapkan secara

verbal
Pada teori (Muttaqin Arif, 2013) tidak mrmbahas mengenai kurang
pengetahuan melainkan membahas mengenai kecemasan pasien.

3. DiagnosaKeperawatan
adadalamteoritetapitidakada di dalamkasus
a. Kecemasan berhubungan

yang
dengan

penyakit, kondisi sakit, dan perubahan kesehatan.

prognosis

304

Diagnosa ini tidak muncul karena pada saat pengkajian 08 Juni


2015 pasien tidak cemas, pada teori (Muttaqin Arif, 2013)
membahas mengenai kecemasan pada pasien Selulitis.

C.

Intervensi

Pada perancanaan disusun berdasarkan pada masalah yang ada. Dalam


menetapkan intervensi penulis mengambil dari beberapa teori yang saling
melengkapi. Masing masing diagnosa mempunyai tujuan dan perencanaan
yang berbeda beda. Perencanaan yang ditetapkan untuk diagnosa yang juga
mengacu pada teori juga dimodifikasikan dengan mengacu pada teori Arif
Mutaqin, Carpenito dan NANDA NIC NOC.
Dalam perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah kegawatan
perencanaan tujuan merupakan dasar mengarahkan tindakan dan sebagai
standart mengevaluasi tindakan.
Sehingga evaluasi keperawatan akan mudah dilaksanakan menurut
prioritas masalah. maka tersusunlah rencana keperawatan pada masingmasing diagnosa keperawatan.
Intervensi keperawatan kasus dan teori:

305

1.Kerusakan Integritas Jaringan kulit


Intervensi pada kasus
a. Bina
hubungan
saling percaya
b. Perkenalkan
diri
atau
jelaskan
tujuan
perawat
c. Ajarkan
pasien
untuk memakai pakaian
yang longgar bila perlu
d. Rapikan
tempat
tidur
e. Observasi balutan
luka (Selulitis pedis distra)
f. Observasi
luka
(Selulitis pedis distra)
g. Jaga
kebersihan
kulit agar tetap bersih dan
kering
(menghindari
masalah yang lain)
h. Jaga
kebersihan
balutan agar tetap bersih
dan kering
i. Ganti balutan luka
(Selulitis Pedis Distra), bila
perlu
j. Rapikan jaringan
kulit yang mati
k. Monitor aktivitas
dan mobilitas pasien
l. Monitor
status
nutrisi pasien dan motivasi
pasien

Intervensi pada teori


a.
Bina hubungan
saling percaya
b.
Perkenalkan diri
atau jelaskan tujuan perawat
c.
Ajarkan
pasien
untuk memakai pakaian
yang longgar bila perlu
d.
rapikan
tempat
tidur
e.
Observasi balutan
luka (Selulitis pedis distra)
f.
Observasi
luka
(Selulitis pedis distra)
g.
Jaga kebersihan
kulit agar tetap bersih dan
kering
(menghindari
masalah yang lain)
h.
Jaga kebersihan
balutan agar tetap bersih dan
kering
i.
Ganti
balutan
luka (Selulitis Pedis Distra),
bila perlu
j.
Rapikan jaringan
kulit yang mati
k.
Monitor aktivitas
dan mobilitas pasien
l.
Monitor
status
nutrisi pasien dan motivasi
pasien
m.
Kolaboraasi
dengan dokter bedah.dalam
motivasi dan tindakan

Pada diagnosa ini ada beberapa rencana yang berbeda antara kasus
dan teori yaitu, penulis menambah rencana keperawatan yaitu
Kolaborasi dengan dokter bedah dalam motivasi (memulai puasa

306

tanggal 10 Juni 2015 jam 00.00 karena akan dilakukan operasi


debridement) dan tindakan (Operasi debridement pada tanggal 11 Juni
2015).
2)

Hipertermi

berhubungan

dengan

penyakit/trauma/ respon inflamasi sistemik


Intervensi pada kasus
a. Monitor
suhu
sesering mungkin
b. Selimuti pasien
c. Kompres
pasien
pada lipat paha dan aksila
d. Kolaborasi
pemberian
obat
penurun
demam, bila perlu

Intervensi pada teori


a. Monitor
suhu
sesering mungkin
b. Selimuti pasien
c. Kompres pasien
pada lipat paha dan aksila
d. Kolaborasi
pemberian obat penurun
demam, Bila perlu

Pada diagnosa ini perencanaan belum ada perbedaan antara kasus


dan teori karena teori ini selalu diterapkan pada implementasi
keperawatan.
3)

Nyeri Akut berhubungan dengan

agen injury fisik


Intervensi pada kasus
Intervensi pada teori
a.
Bina
hubungan
a. Kaji nyeri dengan
saling percaya
pendekatan PQRST.
b.
Perkenalkan
diri
b. Jelaskan
dan
atau tujuan perawat.
bantu
pasien
dengan
c.
Monitor Tekanan
tindakan pereda nyeri
darah, nadi, suhu.
nonfarmakologi dan non
d.
Lakukan
invasif.
Pemeriksaan fisik
Lakukan
menejemen
nyeri
e.
kajian nyeri dengan keperawatan :
pendekatan PQRST dan kaji
c. Atur
posisi
secara komprehensif
fisiologis dan imobilisasi
f.
Observasi
reaksi
ekstermitas
yang
nonverbal/verbal
ketidak
mengalami Selulitis.
nyamanan
d. Istirahatkan
g.
Berikan
tempat
Pasien.

307

tidur yang bersih dan nyaman


e. Lakukan
h.
Ajarkan
metode
kompres.
non
farmakologi
untuk
mengurangi nyeri rileksasi Manajemen lingkungan :
f.
Lingkungan
nafas dalam atau distraksi
tenang
dan
batasi
i.
Kolaborsi
pengunjung.
pemberian obat analgesik bila
g. Kolaborasi
perlu
dengan
dokter
dalam
(Injeksi ketorolac 30 mg,
pemberian analgetik.
Intravena, Bila perlu.)

Pada diagnosa ini ada beberapa rencana yang berbeda antara kasus
dan teori yaitu ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori, bina
hubungan saling percaya, perkanalkan diri dan tujuan perawat, monitor
tekanan darah, nadi, suhu, lakukan peeriksaan fisik, observasi reaksi
verbal dan non verbal ketidaknyaman, yang ada pada teori yang tidak
dilakukan pada kasus Atur posisi fisiologis dan imobilisasi ekstermitas
yang mengalami Selulitis, Lakukan kompres. Manajemen lingkungan :
Lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
D.

Implementasi

Pelaksanaan keperawatan dilakukan atas dasar rencana tindakan,


walaupun ada beberapa modifikasi tindakan yang diberikan. Hal itu
didasarkan pada kondisi pasien. Pada kasus ini terdapat rencana tindakan
yang bisa dilaksanakan dan ada juga rencana tindakan yang penulis tidak
laksanakan, dalam melakukan asuhan keperawatan penulis bekerjasama
dengan perawat, tim kesehatan lain yang ada seperti dokter dan didukung
oleh pasien dan keluarga yang kooperatif terhadap tindakan yang diberikan

308

adanya dukungan dan fasilitas dari rumah sakit. pelaksanaan implementasi


tidak ada kendala karena Ny. M sangat kooperatif. pelaksanaan telah
berhasil dilakukan sampai tahap evaluasi ada masalah yang belum teratasi
dan masalah yang teratasi yaitu :
1.

PK Infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan

hospes, skunder akibat : Perubahan atau peningkatan angka leokosit


29,30 (4,00 11,0) 10^3/ul.
Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun tidak berubah dan dapat
dilaksanakan tanpa hambatan hanya saja masalah belum teratasi. Selain
itu intervensi perlu di lanjutkan

Kaji

tanda-tanda infeksi, Monitor

pernafasan, nadi, tekanan darah, suhu., Lakukan Pemeriksaan fisik,


Dorong masukan cairan dan nutrisi, Lakukan medikasi/perawatan luka,
Lakukan penggantian alat misal infus minimal 4 hari satu kali, bila perlu
(untuk mengurangi tingkat infeksi), Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik dan perlu berkolaborasi dengan dokter bedah untuk
melakukan pembedahan guna mengeluarkan pus yang ada pada kaki.
2.

Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan

respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.


Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun tidak berubah dan dapat
dilaksanakan tanpa hambatan hanya saja masalah belum teratasi, selain
itu intervensi perlu di lanjutkan, Observasi balutan luka (Selulitis Pedis
Distra), Observasi luka (Selulitis Pedis Distra), Jaga kebersihan kulit
agar tetap bersih dan kering (menghindari masalah yang lain). Jaga

309

kebersihan balutan agar tetap bersih dan kering, Ganti balutan luka (bila
perlu, Monitor aktivitas dan mobilitas pasien, Monitor status nutrisi
pasien dan motivasi pasien dan perlu berkolaborasi dengan dokter bedah
untuk melakukan pembedahan guna merapikan jaringan kulit yang mati.
3.

Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik

Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun tidak berubah dapat


dilaksanakan tanpa hambatan dan masalah teratasi. Walaupun teratasi
tetapi perlu selalu melakukan monitor suhu.
4.

Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik

Pada pelaksanaan ini rencana yang disusun dapat dilaksanakan tanpa


hambatan dan masalah teratasi. Walaupun teratasi tetapi perlu selalu
melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif dan mengobservasi
reaksi nonverbal/verbal ketidak nyamanan
.
5.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan

kognitif
Pada diagnosa ini pasien kooperatif dan dapat mengikuti rencana yang
telah disusun sehingga tindakan keperawatan dapat teratasi sesuai dengan
rencana dan masalah teratasi.
E.

Evaluasi Keperawatan

Dalam melaksanakan evaluasi disesuaikan dengan tujuan yang telah


ditetapkan.Sifatnya menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan
teratasi atau belum teratasi.

310

Evaluasi yang dilakukan oleh penlis adalah evaluasi proses dan evaluasi
hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi yang diketahui secara langsung atau
beberapa saat setelah pelaksanaan. Sedangkan evaluasi hasil dapat dilihat atau
diketahui setelah asuhan keperawatan dianggap selesai. Hasil evaluasi didapat
oleh penulis dilakukan dengan metode SOAP.
f.

PK Infeksi

Pada diagnosa ini tujuan perawat mampu menatalaksanakan program


mengatasi infeksi dan kriteria hasil masalah belum teratasi sebagian.
Masalah yang belum teratasi :
1)

AL dalam batas normal 4,00-11,00

2)

Kaki tidak bengkak

1)
2)
3)

Pernafasan normal : 12 20 x/Menit


Nadi normal : 60 100 x/Menit
Tekanan darah normal : 100

10^3/ul
Masalah yang teratasi :

140/<85 mmHg
g.

4) Suhu normal : 36,5 C 37,5 C


Kerusakan integritas jaringan kulit

Pada diagnosa ini tujuan pasien mampu mempertahankan integritas


kulit dan kriteria hasil masalah belum teratasi sebagian .
Masalah belum teratasi :
1)

Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan, tdak

ada bengkak (tumor), nyeri (dolor), kemerahan (rubor), dan


teraba hangat (kalor) pada area tersebut.
Masalah Teratasi :

311

1) Menunjukan

pemahaman

dalam

proses

perbaikan kulit dan mencegah cedra berulang.


2) Mampu
melindungi

kulit

dan

mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami


(menghindari air pada luka (Selulitis Pedis Distra))
h. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi
sistemik
Pada diagnosa ini tujuan termoregulasi dalam rentang normal, dan
kriteria hasil masalah dapat teratasi.
Masalah teratasi :
6.
Pernafasan normal : 12 20 x/Menit
7.
Nadi normal : 60 100 x/Menit
8.
Tekanan darah normal : 100 140/<85 mmHg
9.
Suhu normal : 36,5 C 37,5 C
10.
tidak ada pusing, merasa nyaman
i. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik
Pada diagnosa ini tujuan berkurang atau hilang dan kriteria hasil
masalah dapat teratasi.
Masalah yang teratasi :
8.

Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang

skala nyeri 0-1 (0-4)


9.
Dapat

mengidentifikasi

aktifitas

yang

meningkatkan atau penurunan nyeri


10.
Pasien tidak gelisah (Kenyamanan)
11.
Pernafasan normal : 12 20 x/Menit
12.
Nadi normal : 60 100 x/Menit
13.
Tekanan darah normal : 100 140/<85
mmHg
14.

Suhu normal : 36,5 C 37,5 C

312

j. Kurang

pengetahuan

berhubungan

dengan

keterbatasan kognitif
Pada diagnosa ini tujuan pasien paham dengan penyakit yang
dideritanya dan kriteria hasil masalah dapat teratasi.
dapat teratasi :
3.

Pasien

mampu

menjelaskan

kembali

teori/penjelasan yang telah di jelaskan tentang Selulitis.


4.
Pasien mampu melakukan salah satu teori yang di
jelaskan tentang Selulitis. (menghidari luka terkena air,
menghindari faktor penyebab, mengetahui tanda dan gejala,
cara pencegahan, memakan-makan mengandung protein)
F. Dokumentasi Keperawatan
a.
Keuntungan dan Kerugian
1)
Keuntungan
a) Pencatatan

sistem

ini

berfokus atau lebih menekankan pada masalah pasien dan


proses penyelesaian masalah dari pada tugas dokumentasi.
2)
Kerugian
a) Perencanaan (dalam SOAP)
mungkin terjadi duplikasi dengan rencana tindakan.
b) Penulisan terlalu

banyak

sehingga membuat membingungkan penulis dalam membaca.


G. Faktor Pendukung dan Penghambat
pelaksanaan ini pun ada beberapa pendukung yaitu :
1. Adanya izin dari direktur RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta, penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan

313

pada pasien Ny M dengan Selulitis Pedis Distra selama 3 x 24 Jam


di ruang melati.
2. Adanya arahan dan bimbingan dari pembimbing pendidikan
maupun dari pembimbing lapangan secara terus menerus dalam
melaksanakan asuhan keperawatan ini. Sehingga penulis mendapat
wawasan dalam melakukan studi kasus.
3. Adanya kerja sama yang baik antara penulis, dengan
pasien, keluarga, perawat dan tim kesehatan lain dalam melengkapi
data. Sehingga penulis dapat mengumpulkan data yang tepat dan yang
perlu dilakukan sebagai intervensi penulis dalam melaksanakan tugas.
pelaksanaan ini pun ada beberapa hambatan yaitu :
1.

Penulis membuat laporan studi kasus

hanya di berikan waktu selama 10 hari untuk melakukan penulisan


sehingga penyusunan laporan studi kasus dirasa penulis kurang
maksimal dan kesan seperti terburu-buru.
2.
Penulis mengharapkan pada pihak
pendidikan untuk memperbanyak literature Selulitis edisi terbaru
(maksimal 5 Tahun ke bawah) dan minimal ada 5 Buku, sehingga
literature itu dapat sebagai sumber informasi dalam penyusunan
Laporan Studi Kasus dan mengoptimalkan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan pada pasien Selulitis.

314

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah memberikan Asuhan Keperawatan Pada Ny M Dengan
Selulitis Pedis Distra di ruang RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta selama 3 x 24 jam yaitu pada tanggal 08 Juni sampai dengan
11 Juni 2015 penulis mendapatkan pengalaman secara nyata dalam
melaksanakan asuhan keperawatan, yang meliputi pengkajian, perumusan
diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan,
dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian Ny M dengan Selulitis Pedis Distra di
Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta penulis
telah memperoleh pengalaman dalam melaksanakan pengkajian yang
terdiri dari pengumpulan data, analisa data yang akhirnya dapat
merumuskan diagnosa keperawatan.
Pada waktu melakukan pengkajian tidak semua tanda dan gejala
yang terdapat pada tinjauan pustaka muncul pada pasien. sehingga
asuhan keperawatan harus disesuaikan dengan keadaan pasien.

315

2. Diagnosa Keperawatan
Pada kasus Selulitis pedis Distra muncul 3 diagnosa sesuai teori
meliputi :
a. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Injury Fisik.
b. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan
dengan respon inflamasi lokal dan nekrotik jaringan subkutis.
c. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi
sistemik
Diagnosa yang yang tidak sesuai dengan teori ada dalam kasus :
a. PK Infeksi berhubungan dengan melemahnya daya
tahan hospes, skunder akibat : Perubahan atau peningkatan angka
leokosit 29,30 (4,00 11,0) 10^3/ul.
b. Kurang
pengetahuan

berhubungan

dengan

keterbatasan kognitif.
3. Intervensi Keperawatan
Pada tahap perencanaan penulis menyusun rencana Asuhan
Keperawatan padaNy M dengan Sekulitis Pedis Distra di Ruang
Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, meliputi
penentuan

prioritas

masalah

keperawatan,

penentuan

tujuan,

penentapan kriteria hasil, penulisan intervrnsi keperawatan..


4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan Asuhan Keperawatan padaNy M dengan
Selulitis Pedis Distra di Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta. Dilaksanakan sesuai tindakan keperawatan yang

316

dibuat, sedangkan penerapan pada pasien disesuaikan dengan situasi


dan kondisi yang dialami.

5. Evaluasi
Dari ke 5 diagnosa yang muncul PK Infeksi, Kerusakan integritas
jaringan kulit, Hipertermi, Nyeri dan Kurang Pengetahuan pada kasus
ini 3 diagnosa dapat teratasi Hipertermi, Nyeri, kurang pengetahuan
dan 2 diagnosa belum teratasi sebagian PK Infeksi, Kerusakan
Integritas kulit, setiap langkah dari tahap pelaksanaan penulis
mendokumentasikan baik pada status pasien maupun dalam asuhan
keperawatan yang penulis buat. Dokumentasi asuhan keperawatan ini
akan memberikan kemudahan bagi petugas dan pembaca lain yang
ingin mengetahui tindakan penatalaksanaan dan perkembangan pasien.
B. Saran
Berdasarkan tinjauan kasus pembahasan dan kesimpulan diatas terlihat
bahwa masih diperlukan perawatan yang lebih lanjut hal ini disebabkan
karena kondisi pasien yang masih memerlukan perawatan secara
komprehensif, maka penulis ingin mengajukan saran yang kiranya dapat
bermanfaat :
a.
Yogyakarta

Bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul

317

Diharapkan

agar

perawat

dan

tim

kesehatan

lain

tetap

mempertahankan kualitas kerjasamanya dalam memberikan pelayanan


kesehatan kepada pasien.
b.

Bagi institusi pendidikan

Penulis mengharapkan pada pihak pendidikan untuk memperbanyak


literature Selulitis edisi terbaru (maksimal 5 Tahun ke bawah) dan
minimal ada 5 Buku, sehingga literature itu dapat sebagai sumber
informasi dalam penyusunan Laporan Studi Kasus dan
mengoptimalkan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada
pasien Selulitis.

318

DAFTAR PUSTAKA

Andi, Wiwik, (2012), Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ganggun Sistem
Hematologi, Jakarta, Selemba medika.
Arisanty Irma P., (2014), Manajemen Perawatan Luka, Jakarta, EGC.
Brown tony burns, Robin graham, (2005), Darmatologi, Jakarta, Erlanga.
Bilotta Kimberly A. J.,(2012), Kapita Selekta Penyakit, Jakarta, EGC.
Carpenito, Moyet., (2013), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta, EGC.
Eron LJ., (2008) Cellulitis and Soft-Tissue Infections. American College of
Physicians.
Gillespie Stephen, Kaathleen bamford, (2009), At a Glance Mikrobiologi medis
dan infeksi, Jakarta, Erlanga.
Judith, (2012), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Diagnosis NANDA intervensi
NIC kriteria hasil NOC, Jakarta, EGC.
Muttaqin Arif,

(2013), Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen,

Jakarta, selemba medika.


Widayatun Diah, (2012), Jurnal Teknik Model Pedokumentasian POR SOR CBE
Kardeks Dan Komputerisasi, Politeknik banjarnegara, Semarang.
Welsh, Kowalak, dkk., (2012), Buku Ajar Patofisiologi, Jakarta, EGC.
https://www.academia.edu/6117119/89203682-SELULITIS. di askes tanggal 18
Juni 2015, Jam 13.00 WIB

319

LAMPIRAN

320

Lampiran 1. Format pengkajian


FORMAT PENGKAJIAN
C. Identitas Pasien
Nama Pasien

No. RM

Tempat Tanggal Lahir

Umur

Agama

Status Perkawinan

Pendidikan

Alamat

Pekerjaan

Jenis Kelamin

Suku

Diagnosa Medis

Tanggal Masuk RS

Tanggal Pengkajian

Sumber Informasi

Penanggung Jawab
Nama

Umur

Agama

Alamat

Pekerjaan

Jenis Kelamin

Hubungan Dengan Pasien :

321

D. Riwayat Kesehatan
6. Keluhan Utama

7. Riwayat Penyakit Sekarang

8. Riwayat Penyakit Dahulu

9. Riwayat Penyakit Keluarga

10.

Genogram

E. Pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia


12. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

322

13. Pola Nutrisi

14. Pola Eliminasi

15. Aktivitas dan Latihan


No.

Aktifitas Latihan

Skoring
1
2
3

0
4
7.Makan/Minum
8.Toileting
9.Berpakaian
10.
Mobilisasi di tempat tidur
11.
Berpindah
12.
Rom
Ket : 0 = Mandiri, 1 = Dengan alat bantu, 2 = Dibantu orang lain, 3 =
Dibantu orang lain dan alat, 4 = Tergantung total

16. Tidur dan Istirahat

17. Sensori, Persepsi dan Kognitif

323

18. Konsep Diri


f.
Identitas Diri

g.

Gambaran Diri

h.

Ideal Diri

i.

Harga Diri

j.

Peran Diri

19. Seksual dan Reproduksi

20. Pola peran Hubungan

21. Manajemen Koping Stres

324

22. Sistem Nilai dan keyakinan

F. Pemeriksaan Fisik
13. Keadaan umum :
14. Tingkat keasadaran :
15. GCS :
16. TTV :
S:

x/menit
17. Kepala

N:

x/Menit

TD :

mmHg

RR

325

18. Mata, telinga, hidung


Mata :

Telinga :

Hidung :

19. Mulut

20. Leher

21. Dada/toraks
Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

22. Abdomen
Inspeksi

326

Auskultasi

Palpasi

Perkusi

23. Genitalia

24. Ekstremitas
Atas

Bawah :
25. Kulit

G. Pemeriksaan Penunjang

327

H. Terapi

I. Analisa Data
Data

Masalah

Penyebab

328

Diagnosa Keperawatan Prioritas

329

Lampiran 2. Berkas catatan medik kasus Selulitis


RSUD. PANEMBAHAN SENOPATI
LAPORAN DIAGNOSA
PADA UNIT RAWAT INAP
ICD.X: L03
01/01/2015 - 31/05/2015
URUT ICD-10
Diagnosa
CELLULITIS

Icd
L03
2
3
4
5
6

CELLULITIS
OF OTHER
PARTS OF
LIMB
L03.1
CELLULITIS,
UNSPECIFIE
D
L03.9
2

Tanggal
01/07/2015
02/10/2015
25/02/2015
27/02/2015
03/11/2015
27/03/2015

Cm
98546708
98535346
98446807
98551195
98247400
98538603

31/03/2015

98235884 SISWANTO BP

64:00:20

01/08/2015
17/02/2015

98546745 TRISANTO IGN


98325438 PONIJAN/ADI SUMARTO
WARDI UTOMO / MUTINAH
98552769 NY
AFIFIENNA
98247891 FATHURROHMAN
98414725 SLAMET
98557412 FATHAN PUTRA HAFIZ W

48:08:10
69:04:11

26/03/2015

4
5
6

20/04/2015
21/04/2015
26/05/2015

Nama
PONIYEM NY"B"
JAIMAN BP
CHAJATUL WALIDJAH
SUKIRDI BP
MUH MARYADI BP
SRI WIHARJO/SATIYEM NY

Umur
74:10:18
49:00:26
71:04:02
66:02:15
85:10:07
75:02:26

82:02:25

13:03:10
71:09:10
1: 0:26

330

Lampiran 3. Satuan acara penyuluhan Selulitis


SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG PENYAKIT SELULITIS
A. Latar Belakang
Selulitis merupakan peradangan akut terutama menyerang jaringan
subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering
Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah
peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah
samping dan ke dalam.
Selulitis sendiri mempunyai tiga karakteristik yaitu, Peradangan
supuratif sampai di jaringan subkutis, Mengenai pembuluh limfe
permukaan, Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. Penyebab
Selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan jamur, serta disebabkan
oleh penyebab lain seperti genetic, gigitan serangga dan lain lain. Untuk
menghindari terkena Selulitis bias dilakukan dengan melembabka kulit
secara teratur, Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati, Lindungi
tangan dan kaki, Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial
B. Pengantar
Bidang studi : Keperawatan Medikal Bedah
Topik

: Kesehatan

Sub topik

: Selulitis

Sasaran

: Pasien dan keluarga Ny.M

Hari/tanggal

: Rabu, 08 Juni 2015

Jam

: 16.00

Waktu

: 30 menit

Tempat: Ruang

331

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan
keluarga mampu

mengetahui dan memahami tentang penyakit

Selulitis.
2. Tujuan khusus
a. Memahami pengertian penyakit Selulitis
b. Memahami penyebab penyakit Selulitis
c. Memahami cara mencegah penyakit Selulitis.
d. Memahami bagaimana gejala penyakit Selulitis.
D. Materi
Isi materi:
1.
2.
3.
4.

Pengertian penyakit Selulitis.


Penyebab penyakit Selulitis.
Cara pencegahan penyakit Selulitis.
Gejala penyakit Selulitis.

1.
2.

Ceramah
Tanya jawab

E. Metode

F. MEDIA
1.
2.

Materi SAP
Lembar Balik

G. KEGIATAN PENYULUHAN
No

Waktu

Kegiatan penyuluh

Kegiatan peserta

332

3 menit

Pembukaan;
1. Memberi
salam
2. Menjelask
an tujuan
3. Menyebut

Menjawab salam
Memperhatikan dan
mendengarkan

kan materi pokok


bahasan

15 menit

Pelaksanaan:
1. Menjelask
an materi secara
berurutan.
2. Pengertian
penyakit Selulitis,
penyebab D
Selulitis,cara
mencegah
Selulitis, gejala
Selulitis.

Menyimak dan
memperhatikan

333

10 menit

Evaluasi;
Meminta

saudara Bertanya

dan

atau menjawab

menjelaskan

pertanyaan.

menyebutkan
pengertianpenyakit
Selulitis,

penyebab

Selulitis , cara mencegah


Selulitis , gejala Selulitis.
4

2 menit

Penutup:
Mengucapkan

terima Menjawab salam.

kasih dan salam

H. Evaluasi
Hasil penyuluhan memberikan pertanyaan pada pasien.
1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksudpenyakit Selulitis?


Apa penyebab penyakit Selulitis?
Bagaimana cara pencegahan penyakit Selulitis?
Bagaimana gejala Selulitis?

334

Lampiran Materi
SELULITIS
A. Pengertian
Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga
jaringan subkutan. Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang
jaringan subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab
tersering Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis
adalah peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas
kearah samping dan ke dalam.
B. Penyebab Selulitis
Penyakit Selulitis disebabkan oleh:
1. Infeksi bakteri dan jamur :
a. Disebabkan

oleh

Streptococcus

dan

Staphylococcus aureus
b. Infeksi dari jamur S. Pneumoniae
2. Penyebab lain :
a.
Gigitan binatang, serangga.
b.
Kulit kering
c.
Eksim
d.
Kulit yang terbakar atau melepuh
e.
Diabetes
f.
Pembekakan yang kronis pada kaki
g.
Penyalahgunaan obat-obat terlarang
h.
Menurunnyaa daya tahan tubuh
i.
Cacar air

C. Cara Pencegahan Selulitis


1. Jika memiliki luka,
a. Bersihkan luka setiap hari
b. Oleskan antibiotic
c. Tutupi luka dengan perban

335

d. Sering-sering mengganti perban tersebut


e. Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
2. Jika kulit masih normal
a. Lembabkan kulit secara teratur
b. Potong kuku jari tangan dan kaki secara
hati-hati
c. Lindungi tangan dan kaki
d. Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian
superficial
D. Gejala Selulitis
Gejala Selulitis yaitu kulit memerah dan menyebabkan peradangan yang
kemudian menyebar bersamaan degan penyebaran infeksi. Gejala lain
terjadi ruam kulit, gemetar, kelelahan, nyeri , kulit terasa panas, dan
rambut rontok pada kulit yang terinfeksi.
E. Pengobatan
pengobatan penyakit Selulitis diantaranya menggunaka obat antibiotik
untuk mencegah infeksi, dan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri.
Selain itu jugabisa dilakukan kompres hangat pada bagian yang terkena
Selulitis, karena bisa menigkatka suhu jaringan kulit dibawahnya da juga
pasien diharapka untuk menjaga kebersihan diri untuk meminimalkan
resiko yang ada

336

337

338

339

340

341

342

343

344

PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG PENYAKIT SELULITIS

Oleh :

345

Ditha Nugraha Nuryahutama


AKADEMI PERAWATAN KARYA BAKTI HUSADA BANTUL
YOGYAKARTA
2015
A. PENGERTIAN
Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan
subkutan.
Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis,
biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering
Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah
peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah
samping dan ke dalam.

B. PENYEBAB
Infeksi bakteri dan jamur :

1.

c.
Staphylococcus aureus
d.
2.

Disebabkan

oleh

Streptococcus

dan

Infeksi dari jamur S. Pneumoniae

Penyebab lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
h.

Gigitan binatang, serangga.


Kulit kering
Eksim
Kulit yang terbakar atau melepuh
Diabetes
Pembekakan yang kronis pada kaki

Penyalahgunaan obat-obat terlarang


C.

TANDA DAN GEJALA

Gejala Selulitis yaitu kulit memerah dan menyebabkan peradangan yang


kemudian menyebar bersamaan degan penyebaran infeksi. Gejala lain

346

terjadi ruam kulit, gemetar, kelelahan, nyeri , kulit terasa panas, dan
rambut rontok pada kulit yang terinfeksi.
D.

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

Pengobatan penyakit Selulitis diantaranya menggunaka obat antibiotik


untuk mencegah infeksi, dan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri.
Selain itu jugabisa dilakukan kompres hangat pada bagian yang terkena
Selulitis, karena bisa menigkatka suhu jaringan kulit dibawahnya da juga
pasien diharapka untuk menjaga kebersihan diri untuk meminimalkan
resiko yang ada.

347

TERIMA KASIH

348

You might also like