You are on page 1of 18

MAKALAH

KIMIA UMUM
ELECTROPLATING LOGAM DENGAN LARUTAN
TEMBAGA
CuSO4 (Sulfat Anhidrat)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Umum


Disusun Oleh Kel VI:
MUHAMMAD HASAN BASRI
I2E 015 023
MUHAMMAD HUSNI
I2E 015 024

PROGRAM STUDI MAGISTER IPA


UNIVERSITAS MATARAM

2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Kehidupan masyarakat modern tidak bisa terlepas dari benda-benda yang

dibuat dengan proses elektroplating. Komponen dan aksesori kendaraan


bermotor, aksesori mebel, kursi lipat, berbagai alat perkantoran, alat-alat
pertanian, jam tagan, aksesori rumah tangga, dan berbagai alat-alat industri
dilakukan pengerjaan akhir melalui proses elektroplating.

Elektroplating

ditujukan untuk berbagai keperluan mulai dari perlindungan terhadap karat


seperti pada pelapisan seng pada besi baja yang digunakan untuk berbagai
keperluan bahan bangunan dan konstruksi. Pelapisan tembaga pada dasarnya
ditujukan untuk menjadikan benda mempunyai permukaan lebih keras dan
mengkilap selain juga sebagai perlindungan terhadap korosi.
Elektroplating (electroplating) atau lapis listrik atau penyepuhan
merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan lapisan logam
menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit.
1.2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3.

Perumusan masalah
Apakah electroplating?
Apa saja Unsur - unsur Pokok Proses Elektroplating?
Bagaimana Sifat Fisis Logam?
Bagaimana Sifat Kimia tembaga ?
Bagaimana sifat fisika Tembaga?
Bagaimana Skema Proses Electroplating?
Tujuan

1.Apakah electroplating?
2.Apa saja Unsur - unsur Pokok Proses Elektroplating?
3.Bagaimana Sifat Fisis Logam?
4.Bagaimana Sifat Kimia tembaga?
5. Bagaimana sifat Fisika Tembaga?
6.Bagaimana Skema Proses Electroplating?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Electroplating

Dalam

teknologi

pengerjaan

logam,

proses

electroplating

dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing). Secara


sederhana, electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam,
dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu
guna memindahkan partikel logam pelapis ke material yang hendak
dilapis. Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak,
emas, brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material.
Perbedaan utama dari pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan
adalah larutan elektrolisisnya.
Proses electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat
teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material
dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut
terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun
dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari
suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya.
Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk
meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua
melindungi logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan
(decorative).
Proses elektroplating merupakan kebalikan dari proses korosi.
Dikatakan kebalikan dari proses korosi karena pada proses elektroplating
yang mengalami penyusutan yaitu pada anoda (bahan pelapis) yang akan

mengendap pada permukaan katoda. Reaksinya dapat ditulis sebagai


berikut :
Mn+ + ne- M , dimana M adalah ion logam bermuatan positip.
Sedangkan pada korosi yang mengalami penyusutan adalah pada
katodanya. Reaksinya ini dapat ditulis sebagai berikut :
M Mn+ + ne_, dimana M adalah ion logam yang bereaksi.
Proses elektroplating biasanya dilakukan dalam suatu bejana yang
disebut sel elektrolisa yang berisi cairan elektrolit/rendaman (bath). Pada
rendaman ini tercelup paling tidak dua elektroda yang masing-masing
dihubungkan dengan arus listrik, terbagi menjadi kutub positif (+) dan
negatif (-) dikenal sebagai anoda (+) dan katoda (-). Anoda dalam larutan
elektrolit ada yang larut dan ada yang tidak larut. Anoda yang tidak larut
berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja ssedangkan anoda yang larut
berfungsi selain penghantar arus listrik juga sebagai bahan baku pelapis.
Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi,
dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus listrik. Elektrolit
berupa larutan yang molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi
partikel bermuatan positif atau negatif.
Dapat dijelaskan pula bahwasanya pada anoda terjadi oksidasi,
sedangkan pada katoda terjadi reduksi. Ion yang bergerak (migrasi)
sedangkan yang menuju ke katoda disebut kation. Bila arus listrik

dialirkan di antara kedua elektroda (anoda dan katoda) di dalam larutan


elektrolit, maka muatan ion positif akan ditarik oleh katoda, sedangkan ion
bermuatan negatif berpindah ke arah elektroda bermuatan positif (anoda).
Ion-ion tersebut dinetralisisr oleh kedua elektroda dan larutan elektrolit
yang hasilnya diendapkan pada katoda (benda kerja).
B. Unsur - unsur Pokok Proses Elektroplating
1. Sirkuit luar
Sirkuit luar terdiri dari sumber arus DC dan peralatan terkait seperti
Amperemeter, Voltmeter, dan alat pengatur tegangan dan arus.
2. Katoda
Katoda ialah elektroda negatif yang merupakan benda kerja yang akan
dilapisi. Katoda atau benda kerja dapat memiliki bentuk dan dapat
terbuat dari beraneka logam, yang terpenting katoda harus memiliki
kumpulan atom-atom yang terikat dimana elektron - elektronnya dapat
bergerak bebas sehingga proses lapis listrik dapat berlangsung dengan
baik dan logam dapat menempel kuat pada katoda.
3. Larutan pelapis
Di dalam larutan pelapis terdapat ion - ion logam pelapis yang sering
disebut Bath.
4. Anoda
Anoda adalah elektroda positif yang merupakan logam pelapis.
C. Sifat Fisis Logam
Pada umumnya unsur logam mempunyai sifat fisis, antara lain:
1. Logam akan memantulkan sinar yang datang dengan panjang
gelombang dan frekuensi yang sama sehingga logam terlihat
lebih mengkilat. Contohnya, emas (Au), perak (Ag), besi (Fe),
dan seng (Zn).

2. Logam dapat menghantarkan panas ketika dikenai sinar


matahari, sehingga logam akan sangat panas (terbakar). Energi
panas diteruskan oleh elektron sebagai akibat dari penambahan
energi kinetik. Hal ini menyebabkan elektron bergerak lebih
cepat. Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam
melalui elektron yang bergerak.
3. Logam juga dapat menghantarkan listrik karena elektronnya
terdelokalisasi bebas bergerak di seluruh bagian struktur atom.
Tembaga (Cu) sering dipakai dalam pembuatan kawat
penghantar lisrik.
4. Meabilitas, yaitu kemampuan logam untuk ditempa atau diubah
menjadi bentuk lembaran. Sifat ini digunakan oleh pandai besi
untuk membuat sepatu kuda dari batangan logam. Gulungan
baja (besi) penggiling menggunakan sifat ini saat mereka
mengulung batangan baja menjadi lembaran tipis untuk
pembuatan alat-alat rumah tangga. Hal ini karena kemampuan
atom-atom logam untuk menggelimpang antara atom yang satu
dengan atom yang lain menjadi posisi yang baru tanpa
memutuskan ikatan logam.
5. Duktilitas yaitu kemampuan logam dirubah menjadi kawat
dengan sifatnya yang mudah meregang jika ditarik. Tembaga
(Cu) dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan kawat.
6. Semua logam merupakan padatan pada suhu kamar dengan
pengecualian raksa atau merkuri (Hg) yang berupa cairan pada
suhu kamar.

7. Semua logam bersifat keras, kecuali natrium (Na) dan kalium


(Ca), yang lunak dan dapat dipotong dengan pisau.
8. Umumnya logam memiliki kepadatan yang tinggi sehingga
terasa berat jika dibawa.
9. Logam juga dapat menimbulkan suara yang nyaring jika
dipukul, sehingga dapat digunakan dalam pembuatan bel atau
lonceng.
10. Logam dapat ditarik magnet, sehingga logam disebut
diamagnetik, misalnya besi (Fe).

D. Sifat Kimia Tembaga


1. Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan
terhadap korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi
oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga
karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
2. Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 C tembaga
dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam.
Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 C, akan
terbentuk tembaga(I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
3. Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam
nooksidator encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam
klorida pekat dan mendidih menyerang logam tembaga dan
membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ion

kompleks CuCl2(aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan bergeser


ke arah produk.

Asam sulfat pekatpun dapat menyerang tembaga, seperti reaksi


berikut

4. Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga, sesuai reaksi

5. Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh
adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks
Cu(NH3)4+.
6. Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen.
Bereaksi dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan
tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi dengan halogen membentuk
tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan tembaga(II)
klorida.

E. Sifat fisika
1. Tembaga merupakan logam yang berwarna kunign seperti emas kuning
seperti pada gambar dan keras bila tidak murni.
2. Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk
menjadi pipa, lembaran tipis dan kawat.
3. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.

F. Skema Proses Electroplating


Anoda dan katoda (elektroda) dimasukkan dalam larutan elektrolit
tersebut dan dialiri arus lstrik searah dimana anoda dihubungkan ke kutub
positif dan katoda ke kutub negatif, maka akan terjadi perbedaan potensial
antara katoda dan anoda. Dari proses tersebut logam tembaga akan terurai
kedalam larutan elektrolit yang juga mengandung ion-ion tembaga,
kemudian melalui larutan elektrolit ion-ion tembaga akan terbawa dan
mengendap pada permukaan katoda (garapan) dan berubah menjadi atom
tembaga.

Gambar 2.1 Proses Electroplating


Pada proses kerja pelapisan, dimisalkan pelat baja yang akan dilapis
dengan tembaga. Larutan tembaga yang akan digunakan adalah CuSO 4 dan air
H2O. Dengan demikian disini terjadi reaksi reduksi ion tembaga menjadi logam
tembaga, menjadi logam tembaga.
CuSO4

Cu2+ + SO42-

Cu2+ + 2e Cu
1. Pada katoda terjadi reaksi sebagai berikut :
M+(aq) + 2e- M (s)
Pembentukan gas Hidrogen
2H+(aq) + 2e- H2 (g)
Reduksi oksigen terlarut
O2 (g) + 2H+ H2O (l)
2. Pada anoda terjadi reaksi sebagai berikut :
Pembentukan gas oksigen
H2O (l) 4H+(aq) + O2 (g) + 4eOksidasi gas Hidrogen
H2 (g) 2H+(aq) + 2e-

Hidrogen (H) yang mengendap inilah yang perlu diperhatikan karena gas
tersebut akan menyebabkan cacat lapisan yang biasa disebut hydrogen
embrittlement.

Gambar 2.2 Reaksi Pelapisan


Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya
ion-ion logam oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai. Di dekat
permukaan katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang
bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi beban
tambahan bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda potensial
listrik dan dibantu oleh reaski-reaksi kimia, ion-ion logam akan menuju
permukaan katoda dan menangkap elektron dari katoda, sambil mendeposisikan
diri di permukaan katoda. Dalam kondisi equilibrium, setelah ion-ion mengalami
discharge menjadi atom-atom kemudian akan menempatkan diri pada permukaan
katoda dengan mula-mula menyesuaikan mengikuti susunan atom dari material
katoda.
Pelapisan tembaga banyak digunakan antara lain untuk memperoleh
lapisan-lapisan logam dengan tujuan:

Sebagai lapisan perantara (dasar/strike)

Sebagai lapisan dengan hantar panas dan arus listrik yang baik

Digunakan dalam proses elektroforming

Pelapisan perantara (strike) adalah suatu lapisan tipis dan berfungsi lapisan
pendahuluan sebelum dilakukan pelapisan selanjutnya. Tebal lapisan berkisar
antara 1 3 mikron. Bila logam dasar (benda kerja) terbuat dari baja (paduannya),
biasanya pelapisan perantara perlu dilakukan. sedangkan untuk logam dasar
tembaga (paduannya), tidak perlu dilakukan karena unsur tembaga sudah ada.
Jenis larutan elektrolit dalam proses pelapisan tembaga dikelompokkan dalam dua
jenis yaitu jenis alkali dan asam, contohnya larutan sianida, larutan alkalin
pyrophospat, larutan sulfat, dan larutan fluoborat.
Adapun langkah-langkah proses pelapisan tersebut digambarkan pada
bagan aliran proses berikut ini :
Pekerjaan
mekanis

Pencucian
lemak

Bilas

Pencucian
asam

Pekerjaan Pendahuluan
Pengeringan

Bilas

Pelapisan
tembaga

Bilas

Gambar 2.3 Bagan Aliran Proses Pelapisan Tembaga


Dalam operasi pelapisan, kondisi operasi penting untuk diperhatikan
karena kondisi tersebut menentukan keberhasilan proses pelapisan serta mutu
pelapisan yang dihasilkan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelapisan adalah :
a. Rapat Arus (Current Density)

Rapat arus adalah bilangan yang menyatakan jumlah arus


listrik yang mengalir perluas unit elektroda. Terbagi dalam 2
macam yaitu rapat arus yang diperhitungkan ialah rapat arus
katoda yaitu banyakna arus listrik yang diperlukan untuk
mendapatkan atom-atom logam pada tiap satuan luas benda yang
akan dilapis. Rapat arus dapat di atur, makin tinggi raat arus, makin
meningkat

kecepatan

pelapisan

dan

dapat

memperkecil

ukuran/bentuk kristal. Tetapi bila rapat arus terlalu tinggi akan


mengekibatkan lapisan kasar, bersisik dan akan terbakar/hitam.
Satuan arus dinyatakan dalam Amp/dm2 atau Amp/ft2 atau Amp/in2.
b. Tegangan Arus (Voltage)
Seperti di jelaskan sebelumnya bahwa pada proses lapis
listrik, tegangan yang digunakan harus konstan sehingga yang di
variablekan hanyalah ampere saja. Maksudnya adalah bila Luas
Permukaan benda kerja bervariasi, maka rapat aruslah yang di
variasikan sesuai dengan ketentuan,sedangkan tegangannya tetap.
c. Temperatur Larutan
Temperatur larutan dapat mempengaruhi hasil lapisan.
Kenaikan temperatur larutan menyebabkan bertambahnya ukuran
kristal. Pada temperature yang tingi, daya larut bertambah besar
dan terjadi: penguraian garam logam yang menjadikan tingginya
konduktifitas serta menambah mobilitas ion logam, tetapi
viskositas jadi berkurang, sehingga endapan ion logam pada katoda
akan lebih cepat sirkulasinya.
d. pH Larutan

pH digunakan untuk menentukan derajat keasaman suatu


larutan elektrolitdan dalam operasi lapis listrik, pH berarti juga
pOH-. pH larutan dapat diatur/diukur dengan alat ukur pH meter
atau colorimeter.Tujuan menentukan derajat keasaman ini adalah
untuk melihat atau mengecek kemampuan dari larutan dalam
menghasilkan lapisan yang lebih baik. Umumnya untuk larutan
yang bersifat basa/alkali.derajat keasaman (pH) nya berkisar antara
11-14, sedangkan untuk larutan asam, pH-nya berkisar 4,5-5,6.
Untuk mengatur nilai pH sesuai dengan yang diinginkan,
digunakan sodium atau potassium hydroksida dan atau asam sulfat
untuk larutan yang bersifat asam.
e. Proses Pengerjaan Akhir ( Post Treatment)
Benda kerja yang telah dilakukan proses lapis listrik
biasanya di bilas dan dikeringkan. Tetapi kadang-kadang perlu juga
dilakukan pengerjaan lanjut seperti misalnya dipasifkan atau di beri
lapis pelindung chromat (chromatting) atau lapis lindung
transparan yaitu dengan Iaquar. Proses ini dilakukan dengan cara
dipping biasa, tetapi untuk lapis lindung dengan lacquar biasa
secara electro dan dipping.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Elektroplating adalah proses pelapisan logam dengan menggunakan
bantuan arus listrik. Electroplating sangat dibutuhkan karena untuk memperkuat
mencegah terjadinya korosi dan memperindah tampilan logam.
Elektroplating tembaga sangat sering digunakan karena dapat menambah
kuatnya lapisan yang dilakukan di atasnya,Mempunyai sifat tahan karat,Ulet,
sehingga tidak retak apabila dibengkokan,Mempunyai daya hantar listrik yang
tinggi.
Elektroplating (electroplating) atau lapis listrik atau penyepuhan
merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan lapisan logam
menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit

Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya


ion-ion logam oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai. Di dekat
permukaan katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang
bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi beban
tambahan bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda potensial
listrik dan dibantu oleh reaksi-reaksi kimia, ion-ion logam akan menuju
permukaan katoda dan menangkap electron dari katoda, sambil mendeposisikan
diri di permukaan katoda.
DAFTAR PUSTAKA
Abrianto Akuan, Ir., MT. Dasar-Dasar Proses Elektroplating Teknik Metalurgi
UNJANI
Peralatan Proses Elektroplating. Teknik Metalurgi :UNJANI
.Proses Elektroplating Tembaga teknik

Metalurgi : UNJANI

Anton J Hartono, Tomijiro Kaneko. 1992. Mengenal Pelapisan Logam


Elektroplating. Yogyakarta : Andi Offset
Hadromi. 2000. Industri Elektroplating Kecil dan Menengah.
https://wanibesak.wordpress.com/2010/11/07/tembaga-tambang-sifat-dankegunaan/ diunduh pada 19 september 2015.
Raharjo Samsudi .2008. Pemilihan Jenis Larutan Elektrolit Sebagai Media
Pelapis Krom Keras Pada Baja Karbon Rendah: Traksi. Vol.8 No.1 h 1 7

You might also like