You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

1.2

Tujuan:

BAB II
LANDASAN TEORI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat
1. Spektofotometer Serapan Atom
Savant AA
2. Gelas kimia 50, 100 dan 500mL 1
buah
3. Pipet ukur 5 ml dan 10 ml
4. Bola hisap
5. Labu takar 50 ml (7 buah)
6. Pipet tetes
7. Corong gelas
8. Tissue
9. Botol semprot
10. Spatula
11. Lumpang dan alu
12. Erlenmeyer 50mL 2 buah

1.
2.
3.
4.
5.

Bahan
Larutan HCl 0,1 N
Larutan HCl 6N
Larutan induk CaCO3 1000 ppm
Daun pepaya
Air suling

3.2 Prosedur Kerja


A. Persiapan Larutan Standar
LD
ai

ub

au
na
it

d
u
k
C
a
C
O

B. Prosedur Pengoperasian Alat

ETaxbhuanugstdaisnyeatollknndibuka,tekan dicekharusmenujkan15psi
KAolantpSresAoddininyyalalkknnd,ecegkatnmaen k5a0nptosmiblhijau(bgiandepanbwah lt)
KMoemnupu"mteretdhiondysa"lkipnldha,kemipuldhiamnesnuubGmBenCu"descripton"ditekand unsr/elm nyag kanditenukan osentrasinyadiplh,diman pad percobani unsryang kandi alsi adlhCa
SSuubbmmeennuu""imsetarsuumrmenetn"tddiippllhhkkeemmuuddiiaannmruosddeipn7g.u0kmraAn,dpiapnljhignteeglroamsib,awnagk3tu86p.e0mbnamc,dnan3.s0lits0,.2dannmkebrulang 3
SSuubbmmeennuu""cstaalnibdrrtso"nd"ipdilphldhandanistdaednigas jeunmglaahlenrugtkaanps daryngdibuat
SMuebnmue"nsuam"fplalem"ed"ipdilphldha,nalum"oapstimmpzeel"ddiituklsk,adnantombl"ignto"dikl etika d teksyangbertuliskan'readytoignte'
MToemnbu"lredseunlgta"dbiepnltuhk,kbemlautddiannbmerewua"nfilehijaduipdlithe,kdainplh"new,dan itulskan mafilenya,selnjutyadikl "creat"
K a p i le r d m a s u k a n k e d a l m a q u d e s , " o k , l ik e m n u " re s u lt"
4

KKPaanppgiilleerrddmmaassiuulkk nneebddaallmmgqrrsuuttaadnnpesbilemkoru,1a",l"oktlanusacdibrraten"sdamkpenl, bumpengkural tnsadr nsampeltrbihdaul rsdilaku npegukranqudes


MAelau"irmsktandpegh,aclur"F:edan k "rviwu k ihtd - dahsi
5

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


A. Penentuan Kurva Kalibrasi
No
1
2
3
4
5
6

Konsentrasi

Label Sampel

(g/mL)
0
50
150
250
350
450

Blanko
Larutan Standar 1
Larutan Standar 2
Larutan Standar 3
Larutan Standar 4
Larutan Standar 5

Absorbansi
-0.0079
0.0071
0.0103
0.0148
0.0226
0.0242

Kurva Kalibrasi
0.03
0.03
0.02

f(x) = 0x - 0
R = 0.87

0.02
Absorbansi

0.01
0.01
0
-0.01 0

50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

-0.01
Konsentrasi Ca (g/mL)

B. Penentuan Kadar Kalsium (Ca) dalam sampel


Label Sampel
Sampel A (Campuran)
Sampel B (Daun Pepaya)

Absorbansi
0.0144
0.0053

Berdasarkan kurva kalibrasi : y = 6.10-5x- 0.001


Sehingga x = (y + 0.001)/6.10-5
dimana y = absorbansi dan x = konsentrasi
Konsentrasi sampel A
x = (0.0144+ 0.001)/6.10-5
6

x = 256.67 g/mL
Konsentrassi sampel B
x = (0.0053+ 0.001)/6.10-5
x = 105 g/mL

4.2 Pembahasan
A. Pembahasan Oleh Abdul Faza Mahran
B. Pembahasan Oleh Afifah Nur Aiman
Prinsip kerja Spektrofotometri Serapan Atom adalah absorpsi cahaya oleh
atom. Mekanisme yang terjadi untuk penentapan kadar kalsium menggunakan
AAS adalah larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di
dalam sampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung atom
unsur-unsur yang dianalisis. Ada beberapa atom yang tereksitasi secara termal
oleh nyala, tetapi kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam
keadaan dasar (ground state). Atom-atom ground state ini kemudian menyerap
radiasi berupa cahaya yang diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat dari
unsur-unsur yang bersangkutan dimana pada praktikum ini adalah kalsium.
Absorpsi ini mengikuti hukum Lambert-Beer yaitu absorbansi berbanding lurus
dengan panjang nyala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam nyala.
Kedua variabel ini sulit untuk ditentukan tetapi panjang nyala dapat dibuat
konstan sehingga absorbansi hanya berbanding langsung dengan konsentrasi
analit dalam larutan sampel.
Pada praktikum ini, yang dilakukan adalah penentuan kadar kalsium pada
dua sampel yakni sampel A yang merupakan campuran dari larutan standar 50
ppm dengan 450 ppm dan sampel B yang merupakan daun pepaya yang
dihaluskan dan kemudian dilarutkan oleh aquades dan HCl 6N.. Dalam
penentuan kadar kalsium ini, dibuat terlebih dahulu larutan standar dengan
konsentrasi 50ppm, 150 ppm,250 ppm, 350ppm dan 450ppm untuk penentuan
kurva kalibrasi. Larutan tersebut diencerkan menggunakan HCl 0,1 N hingga
50ml. Larutan induk yang digunakan adalah CaCO 3dengan kadar 1000 ppm.
Setelah dibuat larutan standar, kemudian dilakukan penentuan kurva kalibrasi.
Akan tetepi sebelum itu AAS harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan
menggunakan blanko yang berisi pelarut yang digunakan untuk melarutkan
sampel. Pengkalibrasian dengan blanko bertujuan agar pada konsentrasi standar
nol tidak terjadi penyerapan sinar sehingga pembacaan standar atau sampel
lebih tepat dan akurat.

Pada AAS larutan dimasukkan kedalam selang yang tercelup dalam labu
takar 50 mL sebagai aerosol kemudian oleh nyala diubah menjadi unsur Ca
sehingga dalam nyala terdapat atom Ca. Kemudian lampu katoda untuk kalsium
memancarkan cahaya yang kemudian diserap oleh atom yang stabil (atom
ground state). Lalu detector mendeteksi cahaya yang tersisa sehingga dapat
ditentukan absorbansinya. Dari praktikum uni, didapatkan absorbansi untuk
konsentrasi 50 ppm hingga 450 ppm adalah -0.0079, 0.0071, 0.0103, 0.0148,
0.0226 dan 0.0242. Absorbansi yang dibaca kemudian menghasilkan grafik
atau kurva kalibrasi. Dari kurva tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi
konsentrasi suatu larutan, maka absorbansi semakin tinggi sesuai dengan
hukum Lambert-Beer.
Kadar untuk sampel A dan sampel B dapat ditentukan dengan persamaan
linear y = 6.10-5x- 0.001. Untuk sampel A yaitu campuran larutan standar 50
ppm dan 450 ppm, didapatkan nilai absorbansi 0.0144 sehinga dapat ditentukan
kadar kalsium yaitu 256.67 ppm. Sedangkan untuk sampel B didapatkan nilai
absorbansi 0.0053 dengan kadar 105 ppm. Nilai konsentrasi//kadar ini berbeda
dengan pengukuran lansung oleh alat AAS. Pada pengukuran langsung oleh alat
AAS untuk sampel A memiliki kadar 244 ppm dan sampel B memiliki kadar Ca
90,2 ppm.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah
1) Absorbansi untuk konsentrasi 50 ppm hingga 450 ppm adalah 0.0071, 0.0103,
0.0148, 0.0226 dan 0.0242.
2) Dari kedua larutan sampel, konsentrasi Ca yang diperoleh pada sampel A dan
sampel B melalui dua metode, yaitu:
a. Metode interverensi langsung dari alat SSA
Sampel A = 244 ppm
Sampel B = 90,2 ppm
b. Metode menggunakan persamaan garis
Sampel A = 256.67 ppm
Sampel B = 105 ppm
3) Perbedaan nilai konsentrasi yang cukup besar disebabkanoleh .
5.2 Saran

You might also like