You are on page 1of 16
coy sc sone es 8 \ ANALISIS SPASIAL DAN MODEL SIMULAS! DEGRADASI HUTAN MANGROVE DI KEPULAUAN KANGEAN KABUPATEN SUMENEP ~ PROVINSI JAWA TIMUR (Spatial Analysis and Simulation Model of Mangrove Forest Degradation in Kangean Islands, Sumenep Regency, East Java) lenvoy Irmadi Nahib' dan Yatin Suwarno™ *Penaliti Madya Bidang Sistem Informasi Geograti “Penelit Madya Bidang Penginderaan Jaun Pusat Survei Sumber Daya Alam Laut - BAKOSURTANAL “J Raya Jakarta — Bogor KM 46 Gibinong 16911 ‘E-mail iemnahib@yahoo.com, yatinsuwarno@ yahoo.com, ABSTRAK Salah salu penyebab rendehnya keragaan sektor perikanan dan kelautan adalah cikarenakan telah tenadl degradas! sumberdaya pesisir dan laut di beberapa wilayah, Degradasi sumberdaya posisir dan laut merypakan faktor yang penting untuk dperhitungkan. sebab pengalolaan yang mengabaikan degradas! sumberdaya alam akan Imenyebabkan Kebljakan yang Kurang tepat. Keterbatasan dalam pengukuran degradas! Sumberdaya alam menyebabkan belum memasyarakatrya pengukuran ini sebagal lat bantu bagi ponentu kebijakan sumberdaya menduge degradasi hutan mangrove di informasi geografis dan model simulesi. psisr dan laut Pulay Kangean dengan pendokatan Sistem Peneliian ini bertyuan untuk ABSTRACT ‘One of the reasons which explains the low formance of marine and iishery is resource degradation in many of coastal and marine areas. Resource degradation is a pivotal element that should be taken into account in formulating coastal and marine poly. Even though itis, Important, only few analysis has been done to the coastal and marine In Indonesia dive to Tiited information on how to carty out ‘such analysis. The aim of this research was to atimate degradation of mangrove forest in Kangean islands by Geographic Information ‘System and Simulation Model approach. Kata Kuncl : Degradasi, Hutan Mangrove, Sistem Informasi Geogratis, Model Simulast Keyword ‘Model |, PENDAHULUAN 4.1, Latar Belakang Kebijakan ekonomi yang lebih berpi- hak pada perumbuhan ekonomi jangka pendek telah memicu pola produksi dan Konsumsi yang agresif, eksploitat dan ekspansif sehingga daya dukung dan * Degradation, Mangrove Forest, Geographic information System, Simulation fungsi lingkungan hidup semakin menu- ‘un, bahkan mengarah pada kondisi yang mengkhawatirkan (Anonim, 2005). Salah Satu penyebab oksploitasi yang berle- bihan terhadap ekosistem wilayah pesistt adalan ‘dak atau belum adanya harga pasar yang dikembangkan bagi nils-nilal fungs! ekologi (jasa_lingkungan) yang timilki sumberdaya dan ekosistem pesisir a) faiah yan. potuk Bian boasi | alat bntuk ‘stem menu yang ‘Salan bberle- pesisir harga ai yang pesisir nals Spiel dan Model Sinus! DEgradas! Hutan Mangrove. sermesuk di dalamnya hutan mangrove. Merurut Fauzi (2004) sumberdaya yang ‘sozk ada nilai pasamya (non market value) belum tentu tidak ada ial ekonominya, Ketidakmampuan dalam fengestimasi nilai sumberdaya menjadi problema yang sangat dominan di ‘asyarakat Indonesia terlebih lagi pada lal sumberdaya yang tidak ada harga pasamnya, Hutan_ mangrove merupakan salah satu sumberdaya alam yang berperan sebagai perlindungan lingkungan dan enyedia barang dan jasa bagi Keperiuan Aidup sera peningkatan Kesejahteraan peneuuk, khususnya penduduk pesisir ‘relalul pomanfaatan hasil hutan kayu ‘san bukan kayu serta pemanfaaian jasa ingkungan. Dalam aitannya dengan ‘asa lingkungan, hutan mangrove merupa- ‘an bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem estuari. Salah satu peran exologis eating akasistem mangrove _adalan sebagai tempat mamijan (spawning ground), tempat _mengasuh (nursery ground), dan tempat_mencari_ makan (feeding gound) bagi finfish, shrimps dan fenis kan lainnya. Hutan mangrove sebagai sumber- 500 (degradas’ bert) ar © Degradasi untuk masing-masing peas wnigyeniosa, Kemudansaikan ecaraspasial dengan_menembah ota. atribut tingkat degradasi hutan ire mangrove pada peta neraca hutan mangrove. utan b data > peru: Gambar 2. Analisis Degradasi | ore ‘Sumerdaya Mangrove Se ‘ajcan Vanna, furuhan séintung eatikas! F204), (Glade Volume 10 No.1 uni 2008 28-61 (onngrve ‘owt tine —> growin (cxiginal nding ginal standing a au eka “= > ‘ction op ung mangrove ajo sta ‘igi ‘ont — i vse (ral) — outa pedi saree — one Gambar 3, Pola Hubungan Sebab Akibat Model Simulai Degradasi Hutan Mangrove Gambar 4, Template Model Simulasi Degradasi Hutan Mangrove a t eeeensd * eelealsle leloe Lolt elsleleeleal al a altel le an Ai Spas oan Model Simul! D&pradast Muran Mangrove. 3. HASIL DAN ANALISIS 31, Analisis Mangrove Porubahan Tutupan Hasil analisis geografis kedua peta petansi hutan mangrove dihasikan peia eraca hutan mangrove 1994-2004. Pada (ania, dan ¥. Suvarn) peta neraca hutan mangrove tersebut ditunjukkan adanya perubahan_potensi sumberdaya hutan mangrove Kepulavan Kangean seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2. Adapun penyebarannya disajixan pada Pela Neraca Sumberdaya Hutan Mang- rove Kepulauan Kangean (Lampiran 2). ‘abel 1. Nevaca Sumberdaya Hutan Mangrove Kepulauan Kangean Tahun 1894-2004 ‘Aativa Pasiva Perubahan “issiinasi Tuas Kiacifiasi Tuas Tuas mangrove [Ha | % | H. mangrove [Ha [%_| Ha % Fendah Rendah 1,296.40 | 14.18 2,175.57 | 24.96| 999.16 | 75.96 Sedang ‘Sedang 4,795.51 | 5.02 1,801.71 | 20.67 | -2.993.80| -62.43, Tragr Tingge 1,606.38 | 18.43 3,827.22 | 43.91 | 2220.84] 138.25, Non Non Vegetasi Vegetasi__| 1,078.04 | 12.37 911.93 |10.46| -ree21| -15.42 utan naw Hutan non mangrove, mangrove ‘Non hutan ‘Non hutan JUMUAH [877633 [100 3716.53 | 100 “Sumber : Pata Neraca Sumberdaya Futan Vangrove Tahun 7804-2004, kala 150.000 ‘Tabel 2. Porubahan Potensi Hutan Mangrove di Pulau Kangean tahun 1994-2004 Tahun 1994 Tahun 2004 ‘Jenis Hutan Mangrove Jenis Hutan [Fat FAT HM N. Person Mangrove | Rendah_| Sedang | Tinggi _| Vegotasi | _Jumlah HMRendah | 527,02| 219,78 | 367,23 120,98 | 1.236,407 | 14.18 HMSedang | s0a63| _ 1,269,54| 2.131,65| 585,70 | 4.795,505| 55.02 HM Tinggi 199,20] 134,60 1.108,18 | 163,63 | 1,606,381 | 18.43 Non Vegotasi 666.27 | 20,82 =| 100,95 | 1,078,044 | 12.97 Jumlah 2.201.004 | 1,844,821 | 3.607,06 | 1,062,66 | 8.716,337 | 100,00 “Sumber Pola Neraca Sumberdaya Hutan Mangrove Tahun 1984-2004, skala 1:50.00 ‘a. Hutan Mangrove Kerapatan Rendah luas hutan mangrove kerepatan rendah di kepulauan Kangean dan ssesllamya pada tahun 2004 adalah 2.175,57 ha (24,96 %). Kondisi ini me- unjutkan bahwa hutan mangrove kera- ppatan rendah bertambah sebesar 75,96 54 divandingkan kondisi pada tahun 1994, Secara rinci adalah: yang tidak berubah 42.62 %, berubah menjadi kerapatan sedang 17.77 %6, beruban menjadi kera~ patan tinggi 29,70 %, dan menjadi non vegetasi(terbuka) 9,89 %. Wilayah yang’ mengalami penam- bbahan cukup signifikan oi Pulau Sabun- ten 136 ha (47,93 %), Pulau Palat 60,45 hha (21 9%), Pulau Saobi 37,07 ha (12,98) dan Tembanyangan 33,09 Ha (11,82 %), * Globs Volume 10 Net Juni 2008: 26-1 Sedangkan wilayah yang _mengelami engurangan signfikan adalah Pajenang- ker 39,02 ha (21,54 %), Budi 98,96 ha (21.51%) dan’ Kolo-Kolo 21,12 ha (11.86%), Perubahan luas tersebut diduga disebabkan oleh adanya_pertumbuhan Mangrove yang bak selama 10 tahun, Dalam kurun waktu tersebut terjadi penambahan diametor dan tinggi pohon, sehingga terjadi peningkatan kualtas tegekannya. . Hutan Mangrove Kerapatan Sedang as” hutan mangrove "Kerapatan sedang. di kepulauan’ Kangoan dan seklarye pada tahun 2008" adalah 4.807,71" ha (20,87 %).Kondel in menunjukkan’ Bahwa hutan mangrove kerapatan sedang borkurang sobesar 62.48% dibancingkan kones\_ tahun 1904. Secara lebih rnc! perubahannya adalah: yang tidak berubah 26.47 %, menurun Kualtasnya meniad! kerapatan tendah 16.86 %, dan meningkat kualtesrya’ monjaet_kerapatan tngai 4445 %, soria_menjadi non vegatast (toreuka) 12.21%. Diinau dar penyebarannya, pongu- rangan ivas hutan mangrove, Kerapatan secang terjadi hampir a selurun wiayan ‘kepualuan Kangean. Pengurangan lias berkisar antara 50 ha (2,96%) sampai 240 ha (13,45 %). Pengurangan lua terdapat di wilayah esa Bude 299,40 ha (13.45, %), Pajenangker 175,88 ha (9,88 %), ‘Cangkramaan 153,35 ha (8,62 %), Batu- uth 11420 ha (6.42 %), dan Angkatan 103,15 ha (6:80 %). Sedangkan wlayah yang mengeiami penambanan hanya. di esa Bilis Bis slvas 75.99 ha (4.8 7) . Hutan Mangrove Kerapatan Tinggi Luas hutan mangrove kerapatan tinggi di kepulauan Kangean dan sekitar- ‘nya pada tahun 2004 adalah 3.827,22 hha (43.91%). Koneisi ini menunjukkan bahwa ‘hutan mangrove kerapatan tingi bertambah 2.220 ha (atau mengalami Penambahan 138,25 % dari kondisi hutan mangrove tahun 1994). Perubahan seca- ra inci adalah: yang tidak berubah 68.32 %, menurun Kualiesnya menjadi se paian rendah 12,44 %, menjadi koro an sedang 8,38 %,"dan menjadi r= vegetas (lerbuka) 10,18 %. Ditinjau dari penyebarannya, pense ‘angan luas ini terjadi hampir di sero wilayan ‘kepualuan Kangean, Pens ‘anganluas berkisar antara 25 ha (2.33%) sampal dengan 268 ha (23.28 %. Pengurengan ives terdapat ci wieya ova Sabunton 268,09 ha (23,23 %). Golaman 124,10 ha (10,75 %), Temo= yangan 94,77 ha (8,21 %), Pajonagker 93,20 ha (8,08 %), Cengkramaan 89.<2 ha (7,75 %), Blls-Blis 68,47 ha (5,93 ~) Batuputin 64,08 ha (6,55 %), Budci 57.71 ha (6,00 %). dan wilayah lainnya kurang dati § %. Sedangkan wiayah yang monc- lami ponambahan yaity di desa Kolo Kolo 9,70 ha (0,84 %), Duko 8,88 ha (0.32 %%) dan desa Kalkatak 1,72 ha (0,15 %). d. Non Hutan (Tambak Ikan/Udang dan {ain-tain) i wilayah pesisir kepulauan Kangean yang dikeliling: oleh hutan mangrove terutama di pantai selatan, sangai Potensial imanfaatkan untuk areal tambak ikxan/udang. Luas non hutan pada tahun 2004 adalah 911,83 ha (10,46 °%), yang —menunjukkan " bahwa telah berkurang sebesar 15,42. % (166,21 ha). Selama periode 1994 -2004 (10 tahun} terjadi penambahan luas tambek ‘kaniudang sebesar 261 Na (4,79 %) dari yas kawasan non hutan tahun 2004, Sedangkan —apabila_—_dibandingkan lerhadap kondisi hutan mangrove pada tahun 1994 luas tambak ini adalah 4,23 %, Jumian tambak ikanludang semakin ‘meningkat terutama sejak krisis ekonomi! tahun 1997 yang mengakibatkan harga ikarvudang meningkat crastis. Berdasarkan distribusinya luas non hutan (non vegetasi) yang tetap 17,72 %, berubah kualtasnya menjadi kerapatan fendah 61,80 %, dan berubah kualtasnya ‘menjadi Kerapatan sedang 20,48 %, “sesiots Spasial dan Model Simues! DEgradas Huan Mangrove. (Nati, | dan ¥. Sowaero) ese ‘52 Model Simulasi Degradasi Hutan tutan mangrove hasil analisis peta neraca kere Mangrove futan ‘mangrove tahun 1984-2004 dan fot data kependuduan, Hasil model simulasi Fo Model _simulasi_ degradasi _hutan di Kecamatan Arjasa seperti pada csengrove ini menggunakan data las Gambar 5, TT 2 | mM a a LL Ul | oe ee “Time (Yea) nent . ee ————— Modal Keuntungan Pemantaatan Hutan ‘Mangrove. Wedel Degradasi Patan Mangrove ‘Gambar 5, Model Degradasi Hutan Mangrove di Kecamatan Arjasa (Globs Volume 10 Net Juni 200828 47 rangore oe “TTT out TEES 4 oa : : ] | | 5 ot 1 1 1 1 | "ATT | } tl | | v2 ee eR ww nace see Cot age Parbaran Patan Wane esr a 06 TWH T T J ae | LU oe t : nt ow od { Y 9, a ° oF 4 6 yo a ew mo ee ria nari sepa sortie Tegel Dogradas Wilan Wangrove | ~ Model Keuriungan Pemarfesian Huan Mangrove ‘Gambar 6. Model Degradasi Hutan Mangrove ai Desa Bils-Blls (Degradas! Ringan) orto § ow 6 ew creat rene ee ‘rime (ex) “eh inven: Cal as Sepia Come Wodel Degradasi Hutan Mangrove "Model Keuntungan Pemanfataan Hutan Mangrove ‘Gambar 7. Modol Dogradasi Hutan Mangrove di Dosa Angkstan (Degradasi Sedang) (Gib Volume 10 Net Juni 2008 26-47 Mangoove otc 1 ] | ozs 6s 0 Rw 6 ™ “Time (esr) © seve: Coat Model Degradasi Hutan Mangrove ‘Model Keuntungan Pemanfaatan Hutan Mangrove Gambar 8. Model Degradasi Hutan Mangrove di Desa Sabonten (Degradasi Beral) Pada Gambar 5, pertumbuhan hutan ‘mangrove pada tahun pertama hingga tahun ke-4 mengalami kenaikan yang ‘cukup besar, tetapi sotolan itu laju kkonakan pertumbuhan tidak sebesar sebelumnya. Mulai tahun ke-18 ppertumbuhan relatf stabil mendekat tik ‘maksimum (normal forest ) dan. akan ‘segera mengalami penurunan. Sedang- kan laju pemantaatan huten mangrove pada tahun kel dan ke-2 terlad emanfaaian yang cukup besar, telapi ‘iter ‘ser, totapi ‘vwlal tahun Ke-3_pemanfataanhutan srgrove mengalami penurunan. Pola Serumbuhanalami dan pola _peman- Stan hutan_mangrove, mempengaruhi Ssoracasi hutan mangrove. Pada tahun sual dimana kenaikan (ju) pertum- Sunan hulan mangrove pada kondisi Saksimal, demikian pula dengan ‘emanfaatan yang cukup besar sehingga ‘Soadi tingkatan degradasi yang paling besar. Sotelah tahun ketiga, terjadi taj xenaikan) pertumbuhan " hutan yang nenurun, Demikian juga dengan Semanfaatan hutan mangrove mengalami Senurunan, Kondisi demkian menyebab- SSh tingkat leju degradasi_ mengalami Serurunan, sedangkan degradasi hutan Sangrove | mengalami kenakkan_ todak Sesar. Hal ini disebabkan oleh laju certumbuhan lebih eal dari lau SSmanfaatan hutan hutan mangrove. Dari Gambar 5 tampak bahwa degradasi sumberdaya mangrove di Pulau Kangean berkisar pada 36% per fahun pada aval tahun dan terus ‘engalami Kenaikan sarmpai pada tahun 22 20 menjadi sebesar 40% per tahun. Sola tend Keuntungan yang. diperoleh Sari pemanfatan hutan mangrove sama Sengan mode! trend pemanfaatan hutan ‘mangrove, sebab kountungan merupakan ‘Ungsi dari pemanfaatan rutan mangrove Ghai dengan harga _(Gimana harga ‘Sasumsikan reli tetap). ‘Solanjutnya dllakukan analisis tingkat egradas! hutan mangrove pada masing ‘masing desa. Analisis menggunakan ‘emplate simulasivensim dengan ‘mengganti data luas hutan mangrove dan Sata jumiah penduduk berdasarkan data ‘rasing-masing desa. —_Berdasarkan Senyebaran — hutan mangrove di Tecamatan Ayjasa (ada 28 desa) sebanyak 67,85 % desa mompunyal cals Spasial dan Model Simi DEprass|Huten Mangrove. (nan, aan ¥, Sewer) hutan mangrove. Dari hasil analisis diperolen tingkat degradasi_hutan mangrove untuk masing-masing des. Fingkat degradasihuten mangrove sedesar 40 % termasuk dalam tngkat degradas! ringan, 30 % tingkat degradas! ‘sedang, dan 30 % tingkat degradasi erat Pola degradasi hutan mangrove ‘masing-masing dongan tingkat degradasi fingan, sedang, dan berat disajikan pada Gambar 6, Gambar 7 dan Gembar 8. Hasil simulasi degradasihutan mangrove untuk masing-masing desa Selonakapnya disajikan pada Tabel 3. Sedangkan untuk mengetahui distribusi penyebaran degradasi nutan mangrove Gisajkan pada Peta Degradasi Hutan Mangrove tahun 1994-2004 seperti itampikan pada Lampiran 3, ‘Secara umum pola tren pertumbuhan hutan mangrove di daerah yang mengelami degradasi sedang dan berat ‘adalah relat sama. Demikian pula Gengan pola trend pemantatan hutan rangrove juga menunjukan kesamaan. Pemanfaatan hutan mangrove dari tahun ketahun terus meningkat, hal ini diduga disebabkan olen terjadinya penambehan jumian penduduk. Pada daerah yang jumiah dan kepadatanpenduduknya tinggi, maka tingkat pomantaatan hutan mangrove juga tinggl. Pertumbuan lami hutan mangrove yang relatif sama engan pemanfaatan berbeda, maka ‘akan menyebabkan perbedaan tingkat Gogradasinya, Dalam — model int ‘Giasumsikan perbedaan tingkat degrades! hanya disebabkan (hanya dipengaruh)) oleh perbedaan tingkat pemarfaatan yang juga dipengaruhi oleh jumlan penduduk padahal Kondisi sebonarnya tidaklah Semikian. Model simulasi ini merupakan model yang sangat sederhana, dimana pertumbuhan alami hutan mangrove {idekat dar pola pemanfaatanny (@iobe volume 19 Ne! Juni 2008: 26-41 ‘Tabel 3, Hasil Simulasi Degradasi Hutan Mangrove di Kecamtan Arjasa Kepulavan Kangaae Desa | Mangrove | Use | Dagradasi | Revenue | Konversi | Degradasi ‘ngkatan 361.88 019 0.42 143[ 976.12 | Setang Batu Putin 918.98 0.20 042 1.02 | 388.43 | Sodang Bis bile 207,70 0.05 045| ozs | 93.94 | Ringan Budd 71067.58. 0.37 0.38 1.36| 649.06 | Berat Cangwaman | 1,040.19) 023 042 115| 434.24 | Sosang Dukoe 166.43 0.04 045[ ona | 74.99 | ingan Golaman 1965.04 0.22 0.42 1.03 | 413.87 | Sodang kong. 131.14 0.08 oas| ona] 59.22 | Ringan Kalkatak 36.80) 0.01 045] 008] 16.71 | Ringan Kayangan 1480.67, 0.38 0.40 1.65 | 582.31 | Borat Kolo2 967.57 021 0.42 1.07| 406.56 | Sedang Palla 1,848.07 0.36 039 1a2| 649.26 | Barat | Panajanggor | 1.43289) se 0.40 158| 573.16 | Borat Pasiraman 512.66 ot rT os7| 225.07 | Rn Sabunton 2.01905, 0.48 os7|22s| 752.86 | Borat | S208) 885.85 0.20 ‘o42| oss | 979.53 | Sedang | Sawah sumur | 512.80) ott oad os7| 295.13 | Ringan Tembayangan_| 1,081.10) 24 42 n21| 453.07 | Sedang “Tjek 4.29389 0.29 oat 1.43| 525.85 | Borat 4, KESIMPULAN mangrove pada tahun awal (tahun Dati hasil analisis degradasi hutan mangrove spasial ci kepulavan Kangean dengan apikasi teknologi SIG dan pemodelan simulasi dapat disimpulkan ‘sobagai borikut + Aplikasi SIG untuk analsis degradasi hhutan- mangrove spasial dapat mempercepal dan mempermudah kegiatan analsis, dimana tingkat depradasi huian mangrove dan Iokasi {etjadinya degradasi dapat diketahui dengan cepal. + Dalam periode sepuluh tahun, pengurangan luas_penutupanivege: {asi hutan 186,21 Ha (15,42%) dan luas hutan ‘mangrove "kerapatan linggi soluas 2,99,80 Ha ( 62,43 %), Disamping itu, terjadi penambahan luas hulan "mangrove kerapatan rendah seluas 939,17 Ha (75,96 %) ddan luas hutan mangrove kerapatan sedang 2,220,84 ha (138,25 %) divandingkan dengan kendisi hutan 1984) Pada model template yang divangun Untuk analisis degradasi ini terdapat kelemanan, karena diasarkan oleh asumsi-asumsi —_penyederhanaan model, Keterbatasan dan minimnya data ‘urut waktu yang tersedia, mengharuskan ‘igunakannya beberapa asumsi tersebut. Namun demikian, model template ini dapat dikembangkan atau diaplkasikan jika data-deta dari pengamatan lapangan yang terbatas dengan beberapa enyesualan, Dagradasihutan mangrove di Kepulauan Kangean berkisar 36% por tahun pada awal tahun, dan terus mengalami kenakan sampai_ pada tahun ke 20 menjadi sebesar 40% por tahun. Berdasarkan —penyebaran_hutan mangrove di kecamatan Arjasa, dari 28 esa yang berada di Kecamatan Sersebut sebesar 67,85 % desa serpunyal_hutan mangrove. Dari eesianalisis diperoleh —tingkat seyadasi hutan mangrove _untuk sseng-masing dasa, Tingkat seyadasi 40% termasuk dalam ‘seskat dagradas| ringan, 30 % tingkat seyacasi sedang, dan 30 % tingkat eyyadasi beral. "AR PUSTAKA 2002. Kecamatan Arjasa dalam Aogka. Kerjasama Badan Perenca~ aan Pembangunan Daerah Kabupa- t= Sumenep dengan Badan Pusat ‘Satistk Kabupaten Sumenep. 2003. Kabupaten Sumenep alam Angka 2003. Kerjasama Sadan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sumenep dengan Sadan Pusat Statistk Kabupaten Sumenep. 210 hal A a Aecnim. 2002. Kecamatan Arjasa dalam Angka. Kerjasama Badan Perenca- naan Pembangunan Daorah Kabupa- ten Sumenep dengan Badan Pusat Statistk Kabupaten Sumenep. Aconim. 2003. Kabupaten Sumenep alam Angka 2003. Kerjasama Badan Porencanaan Pombangunan Daerah Kabupaton Sumonep dengan Badan Pusat Statistic Kabupaten Sumenep. 210 hal Avonim. 2008, Peraturan Presiden Repu- bik Indonesia No 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional tahun 2004-2009, Lombaran Negara Rl ‘Tahun 2005 Nomor 11. Jakarta, Anna, S., dan Akhmad Fauzi. 2004. Analisis Degradasi Sumberdaya Alam dalam Buku Pemodelan Ekonomi EEE YSRFo GSPRSTNSSSES seis Sasi an Mosel Sirus! Degrade! Hutan Mangrove. snes (Nah flan ¥. Suma) ‘Sumber Daya Alam, Teori dan Aplikasi (in Progress). Bogor. Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Teor dan Aplkasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakara. Fauzi, A., dan Suzy Anna, 2004. Analisis Deplesi dan Degradasi Sumber Daya Pesisir dan Laut. Kerjasama Pusat Sumber Daya Alam — Laut Bakosurtanal dengan Departmen, Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan -FPIK-IPB. Bogor. Nahib, 1. 2004. Neraca dan Valvasi Ekonomi Sumberdaya Hutan Mang- rove Pulau Madura, Pusat Survet Sumber Daya Alam Laut BAKOSURTANAL, Cibinong, 78 hal. NNilwan, dk. 2003. Spesifkasi Teknis Penyusunan Neraca dan Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Pusal Survet Sumber Daya ‘Alam Laut BAKOSURTANAL. Cibi- rong, 50 hal. Siswantoro, Y, Imam S dan fsa Nagib E. 2003, Inventarisasi Data Dasar Survei Sumberdaya Alam Pesisir Dan Laut (Sumberdaya Terumbu —Karang) ‘Kepulauan Kengean-Sumenep Madu- raJawa Timur, Pusat Survei Sumber Daya Alam Laut BAKOSURTANAL, Cibinong. 50 Hal. Gioos Volume 10.6.1 Juni 2008: 28-47 Lampiran 1, Potensi Hutan Mangrove Kepulauan Kangean Tahun 1994 dan 2004 2 Pola an Tan 90 eta an Toho 08 om [ana | Sxteng | stat | vorin | "SMA Ty Ot. | smane | Seaeno | tebe wen | we) mal an| ae] ol ex] au) mal vo fovea | mer| voowe | ase | assae | vase | wan| em | are | mae wie | om] ar7[ nee] mare om] av) vse] sare | —tozn isa vse] are | 2] mre] ves| eve | vam | same | aren oman | es) an|an| sav| awl oo] aa] nal van owe ze [we] eo] aa[ on) in| so] on am cam | we) ma|no| an] 7a] wv | ae] sa] ane weounoe [20 na an| vel as] en] ca] an] ore vanaak | ow] aze| oor] am| ace] om | sve] soe] os rome | venar | saoe[ S| omae[ enn | over | ome] ear] ier ‘awe [ wow] we | 2 | ane | 7 | an | na | nm | vere Pascoe [oer sam | | wae] axe] oare| veo] voemn | ene | om Pat zosis | amar] 71 [ eanes| civ] oros| tears | isos | are - tein | sn] ear] war] emo] am | en) war wa] won| i senna | sean | were] 2 | weave | are | com | isan] acer | over — sa wen [ er | sam [ae] ven |ocar| os] me Lanpiran sentir zn | an nal sm] an] — Tenbaes vem war | sar | tonto Ten 38 ae) eras | rane | “hah moe Taseae | eae | aeoass | a Siber in TOA BOE 0 Seas dan Model Simul DEgradas! Hutan Mangrove, (Wah, aan ¥. Sunaina) 2. Peta Neraca Hutan Mangrove Kepulauan Kangean tahun 1994- 2004 “

You might also like