You are on page 1of 4

Khutbah Jumat: Memanfaatkan Umur yang Singkat

Khutbah Pertama











































: .










: :
)






) :(




) :( 22 : ( )


125: (






Jamaah Jumat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Taala
Alhamdulillah, kembali kita memuji dan bersyukur kepada Allah swt. Di kesempatan,
di waktu yang mulia ini kembali Allah swt mempertemukan kita, mengumpulkan kita
di satu tempat. Di salah satu dari rumah Allah swt. Bukan karena dunia yang
mengumpulkan kita. Bukan karena senasab atau bukan karena satu keturunan kita
bertemu di tempat yang penuh berkah ini. Tapi kita bertemu karena mencari ridho Allah
Subhanahu wa Taala dan merealisasikan perintah Allah Subhanahu wa Taala.
Jamaah jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Taala...
Umur yang Allah swt berikan kepada kita ternyata di suatu saat nanti, di akhirat kelak
nanti akan dimintai oleh Allah swt pertanggungjawabannya. Dalam hadits yang shahih

yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi dari Anas bin Malik ra. bahwasanya
Rasulullah saw. bersabda:














Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia
ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya,
tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana
diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa
digunakannya (HR. at-Tirmidzi)
Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Taala..
Umur dan kesempatan yang Allah Subhanahu wa Taala berikan kepada kita di dunia
ini ternyata di suatu saat akan ditanyakan oleh Allah Subhanahu wa Taala. Bahkan di
dalam Surah Faathir Allah Subhanahu wa Taala menceritakankan kepada kita tentang
orang-orang kafir yang dimasukkan ke dalam neraka dan Allah Subhanahu wa Taala
berhujjah dengan umur dan kesempatan yang diberikan kepada mereka. Di ayat 36 dari
Surah Faathir Allah Subhanahu wa Taala berfirman:













:



Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan
sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah
Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. (QS. Faathir: 36)
Di ayat 37 Allah Subhanahu wa Taala melanjutkan:






Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami
niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami
kerjakan.
Kemudian Allah Membantah mereka:








Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk
berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi
peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim
seorang penolongpun.
Jamaah jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Taala
Kesempatan dan umur yang Allah Subhanahu wa Taala berikan kepada kita ternyata
suatu saat akan ditanyakan. Umur umat Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam
yang apabila dibandingkan dengan umur umat-umat terdahulu, umur umat Nabi
Muhammad shalallahu alaihi wa sallam lebih relatif singkat. Sebagaimana dalam
hadits Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
Umur umatku adalah antara 60 hingga 70 tahun. Sedikit dari mereka yang melebihi
itu (HR. Imam at-Turmudzy, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim)
Umur yang 60 atau 70 tahun ini bila dibandingkan dengan umur umat-umat terdahulu
maka sangat pendek. Cobalah kita lihat dan baca surah Al-Ankabut yang Allah
Subhanahu wa Taala menceritakan kepada kita tentang Nabi Nuh.

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di
antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun (QS. al-Ankabut: 14)
Atau dengan bahasa kita 950 tahun. 950 tahun bila dibandingkan dengan 60 tahun,
dibandingkan dengan 70 tahun, sungguh sangat pendek umur umat ini. Dalam riwayat
disebutkan bahwa Nabi Musa alaihis salam mendakwahi Raja Firaun laknatullah
alaihi selama kurang lebih 500 tahun. Maka bila dibandingkan dengan umur umat ini
sangatlah pendek. Namun Maha Kasih Sayangnya Allah Subhanahu wa Taala
terhadap umat ini walaupun dihitung dari segi jauh dan tahun umat ini umurnya sangat
pendek namun pada hakikatnya bila mereka memanfaatkan dan memaksimalkan
kesempatan yang Allah Subhanahu wa Taala berikan kepadanya umur mereka bisa
melebihi 1000 tahun dari segi hakikat atau dari segi kualitas.
Misalnya di bulan Ramadhan. Allah Subhanahu wa Taala menceritakan dalam satu
surah yaitu Surah Al-Qadr, dimana ada suatu malam yang lebih baik daripada 1000
bulan atau kurang lebih 83 tahun 4 bulan. Kalau kita yang telah melewati kesempatan
itu mengisi dengan amalan-amalan yang dicintai dan diridhoi oleh Allah Subhanahu
wa Taala. Satu malam bagaikan 1000 bulan. Satu malam bagaikan 83 tahun 4 bulan.
Kalau dua kali kita melewati, dua tahun kita melewati Ramadhan maka sudah 160
tahun lebih. Kalau 20 tahun, umur kita mungkin 40 tahun, 20 tahun pertama di
habiskan dengan senda gurau dihabiskan dengan berfoya-foya. Kemudian 20 tahun
yang terakhir barulah diisi dengan penuh ibadah kepada Allah Subhanahu wa Taala.
20 kali kita bertemu dengan lailatul qadr. 20 tahun kita bertemu dengan Ramadhan dan
kita manfaatkan kesempatan itu dengan baik maka seolah-olah sebenarnya kalau
dihitung 20 x 83 berarti 1660 lebih. Kalau 20 tahun kita lewati dan kita manfaatkan
kesempatan yang Allah Subhanahu wa Taala berikan kepada kita maka seolah-olah
umur kita melebihi 1000 tahun.
Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Taala
Dalam hadits yang lain sebagai kasih sayang Allah Subhanahu wa Taala dan begitu
pula Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam kepada umatnya ini, Allah Subhanahu wa
Taala menyiapkan kepada umat ini amalan-amalan, perbuatan-perbuatan yang apabila
diamalkan, pahalanya akan terus mengalir walaupun dia sudah menjadi tanah.
Walaupun dia sudah berada di alam kubur. Perjalanan manusia berhenti setelah
berpisahnya antara ruh dan jazad. Namun ada beberapa amalan yang pahalanya tetap
mengalir, tetap berjalan walaupun manusia itu sudah berada di alam barzakh. Hadits
yang sangat masyhur yang sering kita dengarkan, dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu bahwa Rasululllah shalallahu alaihi wa sallam bersabda :










.

.











KEDUA KHUTBAH

:
.









.














{





: }



}

{









:








}










{.





















.




























.


Apabila Manusia meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali karena tiga hal,
Shadaqah jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya.
Ini hadits yang masyhur dan shahih dan diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan
Imam Malik dalam Al Muwatha. Namun ada hadits yang lain, hadits marfu dari Anas
bin Malik yang diriwayatkan oleh Imam Al Bazzar dan Abu Said bin Hilya,
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
Tujuh amalan yang pahalanya mengalir bagi seorang hamba meski dia telah
dimakamkan di kuburan; mengajarkan ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur,
menanam pohon kurma, membangun masjid, mewariskan (mewakafkan mushhaf al
Quran), meninggalkan anak yang memohonkan ampunan untuknya setelah ia wafat.
Jamaah jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Taala
Intinya adalah bagaimana memanfaatkan, memaksimalkan kesempatan dan umur yang
Allah Subhanahu wa Taala berikan kepada kita. Meskipun Umur yang Allah
Subhanahu wa Taala berikan kepada kita sangatlah pendek bila dibandingkan dengan
umur orang-orang terdahulu yang kita sebutkan tadi. Namun, Allah Subhanahu wa
Taala dan Rasul-Nya shalallahu alaihi wa sallam memberikan kepada kita beberapa
amalan yang disebutkan dalam hadits tersebut, yang pahalanya terus mengalir. Hal ini
merupakan kesempatan untuk mengamalkan semua yang disebutkan dalam hadits
tersebut atau memilih salah satunya. Minimal ada salah satu dari tiga, atau salah satu
dari tujuh hal tersebut. Kalau kita tidak memiliki uang banyak, tidak memiliki banyak
harta, maka ada satu yang tidak membutuhkan harta yaitu menyampaikan ilmu syari
yang telah diketahui. Mari dakwahkan ilmu syari yang telah kita ketahui! maka insya
Allah itu merupakan amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir sampai hari
kiamat nanti.

.












.

You might also like