Professional Documents
Culture Documents
Sedangkan untuk laporan laba rugi, maka penjualan di gunakan sebagai angka dasar yang
bernilai 100%
- Penyajian dlam bentuk common size akan mempermudah pembaca menganalisis laporan
keuangan dengan memperhatikan perubahan perubahan yang terjadi dalam neraca dan laporan
laba rugi.
Tujuan analisis common-size adalah untuk memperoleh gambaran tentang:
1. Komposisi dan proporsi investasi pada setiap jenis aktiva.
2. Struktur modal dan pendanaan.
3. Distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba.
ANALISIS COMMON-SIZE
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan (operasi, investasi,
dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya
terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus sbb:
1. Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang
telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporan dengan
prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari
perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva melebihi
batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil (under
investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun
terlalu besar.
Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadi
menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Study
tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan
perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan menggunakan kemampuannya
untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga / diketahui berapa
besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur.
Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per
komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke tahunnya
akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak menunjukan ada
tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan pada data
absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan secara pasti adanya perubahan
dalam data absolut.
Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba,
menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap - tiap
individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu Common Size
percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan income
statement, karena adanya hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi,
sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.
Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponen atau
pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan atau menaikan
mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak hanya
prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing komponen
terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan
prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang
lancar dan sebagainya.
Tabel : Neraca PT. Ulung
Analisa perbandingan dengan Common Size
PT. Ulung
Neraca
Per 31 desember 2001, dengan perbandingan th 2000 ( ribuan rupiah )
Aktiva Common Size ( %)
Aktiva Lancar
Des 2001
Des 2000
23.500
50.500
Piutang dagang
100.550
90.000
8,7
Persediaan
215.000
210.500
18,5
18,9
23.400
0,9
2,1
400.050
388.700
34,5
34,8
Tanah
205.500
210.000
17,7
18,8
Bangunan
159.500
146.800
13,8
13,2
Inventaris kantor
19.000
16.500
1,6
1,5
Kas
10.500
2001
2000
19.800
1,8
45.000
4,4
Aktiva Tetap
490.000
454.500
42,3
40,7
Akumulasi penyusutan
(115.000)
(100.800)
( 9,9 )
(9)
759.000
727.000
65,5
65,2
Total aktiva
1.159.050
1.115.700
100
100
80.000
65.600
6,9
5,9
Hutang gaji
45.500
45.900
3,9
4,1
158.000
121.500
13,7
10,9
Hutang wesel
Hutang bank jk. Pendek
80.000
78.500
6,9
363.500
311.500
31,4
27,9
221.000
18,6
19,8
Total hutang
579.170
532.500
50
47,7
Modal saham
400.000
400.000
34,5
35,9
Laba di tahan
179.880
183.200
15,5
16,4
579.880
583.200
50
52,3
1.159.050
1.115.700
100
100
Modal Sendiri
th 2000
2001
2000
Penjualan barang
2.550.500
2.089.500
100
100
1.800.000
1.670.000
70,6
80
Laba kotor
750.500
419.500
29,4
20
210.000
139.000
8,2
6,7
50.500
40.000
1,9
Biaya bunga
60.500
55.500
2,4
2,6
80.500
75.500
3,2
3,6
310.000
15,8
14,8
109.500
13,6
5,2
Biaya pemasaran
401.500
104.700
32.850
4,1
1,6
Laba bersih
244.300
76.650
9,5
3,6
______________________________________________________________________
Analisa Common Size tahun 2000 ( Neraca PT. Ulung )
Dari total aktiva yang di miliki PT. Ulung, proporsi aktiva lancarnya 34,8 % dan aktiva tetapnya
65,2 %. Dari aktiva lancar yang dimiliki, komponen persediaan merupakan yang terbesar, yaitu :
18,9 %, terus berturut turut piutang, investasi pada surat surat berharga, biaya yang dibayar di
muka, dan terakhir komponen kas. Begitu juga dalam komponen aktiva tetap, komponen mesin
dan peralatan merupakan yang terbesar, yaitu ; 40,7 %, terus berturut turut komponen tanah,
bangunan dan inventaris kantor. Pada struktur pembiayaan PT. Ulung, terlihat bahwa 47,7 %
perusahaan di biayai dengan hutang, dan 52,3 % di biayai dengan modal sendiri. Dari komponen
hutang, maka hutang jangka panjang merupakan komponen terbesar, yaitu sebesar 19,8 %,
diikuti oleh hutang wesel, hutang bank jangka pendek, hutang dagang, dan terakhir hutang gaji.
Dari struktur modal sendiri, komponen modal dalam bentuk saham sebesar 35,9 %, dan sisanya
dalam bentuk laba di tahan, yaitu sebesar 16,4 %.
Analisa Common Size tahun 2001 ( Neraca PT. Ulung ).
Pada tahun 2001, dari total aktiva yang dimiliki PT. Ulung, proporsi aktiva lancarnya sebesar
34,5 %, dan aktiva tetap sebesar 65,5 %. Hal ini tidak terlampau berubah, bila di bandingkan
dengan komposisi pada tahun sebelumnya. Begitu juga pada pos aktiva lancar, komponen
persediaan tetap yang terbesar, yaitu : 18,5 %, dan secara berturut turut komponen piutang,
investasi pada surat surat berharga, kas, dan terakhir pada biaya di bayar di muka. Pada
komponen aktiva tetap, komponen mesin dan peralatan tetap yang terbesar, yaitu : 42,3 %, dan
diikuti berturut turut komponen tanah, bangunan, dan inventaris kantor. Dari struktur
pembiayaan, PT. Ulung di belanjai dengan hutang sebesar 50 % dan 50 % dari modal sendiri.
Dari total hutang, tetap hutang jangka panjang yang terbesar, yaitu : 18,6 %, seterusnya diikuti
oleh hutang wesel, hutang bank jangka pendek sama dengan hutang dagang, dan terakhir hutang
gaji.
Pada struktur modal sendiri, komposisi antara modal saham dengan laba yang di tahan hampir
sama dengan tahun sebelumnya, yaitu : 34,5 % modal saham, dan 15,5 % dalam bentuk laba
yang di tahan.
Analisa
Common
Size
tahun
2000
laporan
rugi
laba
PT.
Ulung
Pada komponen laporan rugi / laba, dari total penjualan PT. Ulung, 80 % merupakan komponen
harga pokok penjualan, dan 20 % merupakan laba kotor. Berturut turut, biaya pemasaran 6,7 %
dari penjualan , biaya perjalanan dinas 1,9 %, beban bunga 2,6 %, biaya operasi lainnya 3,6 %,
total biaya operasi 14,8 %, laba operasi sebelum pajak 5,2 %, pajak !,6 %, dan terakhir laba
bersih 3,6 % dari penjualan yang diperoleh PT. Ulung.
Analisa Common Size tahun 2001 ( laporan rugi / laba PT. Ulung )
Pada tahun 2001, proporsi komponen komponen yang ada pada laporan rugi / laba terhadap
penjualan mengalami perubahan yang cukup besar bila di bandingkan dengan tahun sebelumnya,
terutama pada komponen harga pokok penjualan, dari 80 % menjadi 70,6 %, laba kotor dari 20
% menjadi 29,4 %.
Komponan biaya biaya operasi tidak terlampau berubah bila di bandingkan dengan tahun
sebelumnya. Laba operasi juga kenaikannya cukup besar, yaitu ; dari 5,2 % menjadi 13,6 %,
pajak juga dari 1,6 % menjadi 4,1 % dan laba bersih dari 3,6 % menjadi 9,5 % dari total
penjualannya.
Kenaikan dari komponen komponen laba kotor, laba operasi dan laba bersih yang cukup besar,
tidak lain disebabkan oleh kenaikan penjualan dan juga disebabkan oleh proporsi harga pokok
penjualan yang mengalami penurunan, yaitu dari 80 % menjadi 70,6 % dari penjualan.