You are on page 1of 7

Praktikum Analisa Sumberdaya dan Lingkungan

Laporan Pendahuluan Erosi Lahan


MODUL II
EROSI TANAH
A. Tujuan
1. Mengetahui kondisi tanah dan lingkungan.
2. Memperkirakan intensitas erosi dan menafsirkan besaran material lepas kikisan di suatu
lingkungan.
3. Memperkirakan tingkat pengendapan tanah disuatu kawasan.
B. Teori
Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, menurut Dokuchaev: tanah adalah suatu benda fisis
yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas
dari kulit bumi. Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah,
antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor tersebut dapat
dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:
T = f (i, o, b, t, w)
Keterangan:
T = tanah
b = bahan induk
f = faktor
t = topografi
I = iklim
w = waktu
o = organisme
Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Iklim (suhu dan curah hujan)
2. Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme)
3. Bahan Induk (terdiri atas batu-batuan)
4. Topografi/Relief
5. Waktu
Jenis-jenis tanah antara lain adalah sebagai berikut.
a. Tanah Alluvial (tanah endapan)
b. Tanah Vulkanik (tanah gunung api)
c. Tanah Organosol (tanah gambut)
d. Tanah Humus
e. Tanah Podzolit
f. Tanah Laterit
g. Tanah Pasir
h. Tanah Mediteran (tanah kapur)
Tanah sebagai bagian dari permukaan bumi memiliki berbagai perkembangan yang seiring
dengan pola kerusakan yang terjadi pada tanah akibat penggunaannya yang tidak tepat. Adapun
kerusakan tanah yang terjadi antara lain disebabkan oleh proses erosi tanah. Erosi tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah iklim, topografi tanah, vegetasi, dan
tindakan manusia terhadap lahan. Faktor-faktor erosi tanah yang sifatnya relatif permanen, yakni
iklim, topografi, dan tanah menentukan besar erosi potensial dan apabila faktor-faktor tersebut
ditambah dua faktor lainnya yakni vegetasi dan tindakan manusia terhadap lahan menentukan
bahaya erosi aktual.
Selain tanah, komponen penyusun bumi terdiri pula dari komponen air. Siklus hidrologi
merupakan dasar tentang keseimbangan tentang keseimbangan air secara global dibumi. Siklus
hidrologi juga menunjukkan semua hal yang berhubungan dengan air. Bila dilihat keseimbangan
air secara menyeluruh maka air tanah dan aliran permukaan: sungai, danau, penguapan dan lainlain, yang merupakan bagian-bagian dari beberapa aspek yang menjadikan siklus hidrologi
menjadi seimbang sehingga disebut dengan siklus hidrologi yang tertutup.

Page | 1

Praktikum Analisa Sumberdaya dan Lingkungan


Laporan Pendahuluan Erosi Lahan
Erosi merupakan peristiwa pengikisan tanah, sedimen, batuan, dan pertikel lain, akibat angin, air
atau es dan kerekteristik hujan. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu : Erosi air,
Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi gletser (glasial). Proses
pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan
kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebagai berikut:
a. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
b. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga
kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh : 1. coklat,warna air yang
terkikis menjadi lebih pucat, kesuburan tanah berkurang
c.

Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya aluralur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air

d. Erosi parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air.
Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat
ini tanah sudah rusak.
Beberapa bentang alam akibat erosi antara lain :
a. Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :

tebing sungai semakin dalam

lembah semakin curam

pembentukan gua

memperbesar badan sungai

b. Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk antara
lain :

c.

batu jamur

ngarai

Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :

dinding pantai yang curam

relung ( lekukan pada dinding tebing)

gua pantai

batu layar

Jenis-jenis tanah yang terdapat di Indonesia, yaitu :


1) Tanah aluvial adalah tanah yang terbentuk dari material halus hasil pengendapan
aliran sungai. Umumnya terdapat di dataran rendah atau lembah. Tanah aluvial ini
terdapat di pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa, dan di sepanjang Sungai Barito,
Mahakam, Musi, Citarum, Batanghari, dan Bengawan Solo.

Page | 2

Praktikum Analisa Sumberdaya dan Lingkungan


Laporan Pendahuluan Erosi Lahan
2) Tanah andosol adalah tanah yang berasal dari abu gunung api. Tanah andosol
terdapat di lereng-lereng gunung api, seperti di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Lombok,
Halmahera, dan Minahasa. Vegetasi yang tumbuh di tanah andosol adalah vegetasi
pada hutan hujan tropis, bambu, dan rumput.
3) Tanah regosol adalah tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api.
Tanah regosol berupa tanah aluvial yang baru diendapkan. Tanah jenis ini banyak
terdapat di Bengkulu, pantai Sumatera Barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Material jenis tanah ini berupa abu vulkan dan pasir vulkan. Tanah regosol sangat
cocok ditanami padi, tebu, palawija, tembakau, dan sayuran.
4) Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batu kapur yang mengalami pelapukan.
Tanah kapur terdapat di daerah perbukitan kapur Sumatera Selatan, Jawa Tengah,
Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Tanaman yang dapat hidup di tanah kapur adalah
palawija dan jati.
5) Tanah litosol adalah tanah berbatu-batu. Materi pembentuknya berasal dari batuan
keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna. Tanaman yang dapat
tumbuh di tanah litosol, yaitu rumput ternak, palawija, dan tanaman keras.
6) Tanah argosol atau tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari sisa-sisa
tumbuhan rawa yang mengalami pembusukan. Jenis tanah ini berwarna hitam hingga
cokelat. Tanah jenis ini terdapat di rawa Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Tanaman
yang tumbuh di tanah argosol adalah karet, nanas, palawija, dan padi.
7) Tanah grumusol adalah tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Jenis
tanah ini berwarna kelabu hitam dan bersifat subur. Tanah ini tersebar di Jawa Tengah,
Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Tanaman yang dapat
tumbuh di tanah grumusol adalah padi, jagung, kedelai, tebu, tembakau, dan jati.
8) Tanah latosol adalah tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah
ini berwarna merah hingga kuning, sehingga sering disebut tanah merah. Tanah
latosol tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.
Tumbuhan yang dapat hidup di tanah latosol seperti padi, palawija, sayuran, buahbuahan, karet, cengkih, cokelat, kopi, dan kelapa sawit.
C. Tugas Pendahuluan
1. Apa yang disebut dengan erosi tanah dan jenisnya!
2. Apa yang dimaksud dengan Run In dan Run Off!
3. Uraikan mengenai cara mempertahankan keseimbangan lahan dan air!
D. Peralatan Praktikum
Data
Tekstur

Data
Sekunder
Primer
V

Konsistensi

pH

Kelembaban (%)

Alat Praktikum

Instansi

Pancaindra

Geologi
dan
Tata
Lingkungan
Geologi
dan
Tata
Lingkungan
Geologi
dan
Tata

Pancaindra
1) Kertas
Lakmus
2) Soil Tester
Soil Tester

Page | 3

Praktikum Analisa Sumberdaya dan Lingkungan


Laporan Pendahuluan Erosi Lahan
Data

Data
Sekunder
Primer

Alat Praktikum

Instansi
Lingkungan

Kemiringan

Pancaindra
Klinometer

atau

1. Soil Tester (PH dan kelembaban )


2. Roll Meter
3. Stop Watch
4. Pencatat Curah Hujan
5. Gelas Ukur
6. Ember Penampung
7. Pemanas
8. Penyangga Pemanas
9. Timbangan Analitik
10. Pengaduk
E. Prosedur Praktikum
1. Persiapkan seluruh alat yang akan digunakan dengan mengisi form kebutuhan alat, dan
serahkan kepada assisten laboratorium;
a. Soil Tester (PH dan kelembaban )
b. Roll Meter
c. Stop Watch
d. Tabung Kaca Silinder
e. Pemanas
f. Penyangga Pemanas
g. Timbangan Analitik
h. Gelas Ukur
i. Pengaduk
2. Laporkan pemeriksaan awal semua alat yang akan digunakan bilamana terdapat kelainan
pada alat, segera beritahukan kepada assisten laboratorium;
3. Assisten laboratorium akan memperagakan alat terlebih dahulu, sebelum praktikan
melakukan pelaksaan praktikum;
4. Setiap pelaksaan praktikum, praktikan mencatat seluruh proses praktikum dan menjadi
wajib catatan tersebut diserahkan kepada assisten laboratorium setelah praktikan
dinyatakan selesai melaksanakan praktikum setiap modulnya.
F. Jawaban Pertanyaan Pendahuluan
1. 1. Sebutkan empat bagian penyusun tanah? Jelaskan!
Tanah tersusun atas 4 bahan utama, yaitu: bahan mineral, bahan organik, air dan udara.
Untuk lebih jelasnya kita bahas satu-per satusecara singkat :
1. Bahan Mineral
Berasal dari hasil pelapukan batuan.
Susunan mineral dalam tanah berbeda-beda sesuai susunan mineral batuan
induknya (beku, malihan dan endapan)
Ukuran mineral :
kerikil, kerakal, batuan : > 2 mm
pasir : 2 mm 50 u
debu : 50 u 2 u
liat : < 2 u

Page | 4

Praktikum Analisa Sumberdaya dan Lingkungan


Laporan Pendahuluan Erosi Lahan

Mineral dapat dibedakan menjadi : mineral primer dan mineral sekunder.


Mineral primer adalah mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapuk,
umumnya dalam fraksi-fraksi pasir dan debu. Mineral sekunder baru yang
terbentuk selama proses pembentukan tanah berlangsung, umumnya dalam
fraksi liat.

2. Bahan Organik
Hasil penimbunan sisa-sisa tumbuhan dan binatang, sebagian telah mengalami
pelapukan dan pembentukan kembali menjadi mangsa jasad mikro, sehingga
sifatnya selalu berubah atau tidak mantap.
Kadar bahan organik pada tanah mineral umumnya < 3%.
Berfungsi sebagai perekat butiran tanah, sumber utama unsur N, P dan S,
meningkatkan kemampuan tanah dan menahan air dan hara serta sebagai
sumber energi bagi jasad mikro.
Komposisi :
a. jaringan asli (bagian akar dan atas tanaman) dan bagian baru yang telah
mengalami pelapukan.
b. humus : telah diubah dari sifat aslinya secara menyeluruh, berwarna hitam,
bersifat kolodial, kemampuan menahan air dan ion lebih besar dari liat.
3. Air

Dalam tanah terdapat dalam ruang pori tanah.


Kuat atau tidaknya air ditahan oleh tanah yang mempengaruhi tingkat
ketersediaan air tanah bagi tanaman.
Air dalam pori besar umumnya tidak tersedia bagi tanaman karena segera hilang
merembes ke bawah.
Air dalam pori sedang: mudah diserap oleh tanah.
Air dalam pori halus : sulit diambil oleh tanaman. Jadi, tidak semua air dalam
tanah tersedia bagi tanaman, sebagian tetap tinggal dalam tanah.
Larutan tanah mengandung garam-garam larut, sebagian besar berupa hara
tanaman :
N, P ,K Ca, Mg dan S (hara makro)
Fe,Mn, B, Mo,Cu, Zn dan Cl (hara mikro)
Terjadi dinamika hara dengan adanya pertukaran antara hara dalam larutan
dengan yang terdapat di permukaan tanah.

4. Udara
Menempati pori tanah (terutama sedang dan besar)
Jumlahnya berubah-ubah tergantung kondisi air tanah.
Susunannya tergantung dari reaksi yang terjadi dalam tanah :
uap air > atmosfer
CO2 > atmosfer
O2 < atmosfer (bervariasi dipengaruhi kandungan CO2 dalam tanah)
2. Apa yang dimaksud dengan run in dan run off?
Run in adalah yaitu peresapan air ke dalam tanah
Run off adalah gerakan atau aliran air pada permukaan tanah.
3. Apa yang dimaksud dengan tanah gambut?
Pusat Penelitian Tanah (1990) mengemukakan bahwa tanah gambut atau Organosol
adalah tanah yang mempunyai lapisan atau horison H, setebal 50 cm atau lebih atau
dapat 60 cm atau lebih bila terdiri dari bahan Sphagnum atau lumut, atau jika berat isinya

Page | 5

Praktikum Analisa Sumberdaya dan Lingkungan


Laporan Pendahuluan Erosi Lahan
kurang dari 0,1 g cm-3. Ketebalan horison H dapat kurang dari 50 cm bila terletak diatas
batuan padu.
Tanah yang mengandung bahan organik tinggi disebut tanah gambut (Wirjodihardjo,
1953) atau Organosol (Dudal dan Soepratohardjo, 1961) atau Histosol (PPT, 1981).
A. Proses Pembentukan Gambut
Gambut dibentuk oleh timbunan bahan sisa tanaman yang berlapis-lapis hingga
mencapai ketebalan >30cm. Proses penimbunan bahan sisa tanaman ini merupakan
proses geogenik yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama (Hardjowegeno,
1986). Gambut terbentuk dari lingkungan yang khas, yaitu rawa atau suasana genangan
yang terjadi hampir sepanjang tahun. Kondisi langka udara akibat genangan, ayunan
pasang surut, atau keadaan yang selalu basah telah mencegah aktivitas mikro-organisme
yang diperlukan dalam perombakan. Laju penimbunan gambut dipengaruhi oleh peduan
antara keadaan topografi dan curah hujan dengan curahan perolehan air yang lebih
besar dari pada kehilangan air serta didukung oleh sifat tanah dengan kandungan fraksi
debu (silt) yang rendah.
Ketebalan gambut pada setiap bentang lahan adalah sangat tergantung pada: 1). proses
penimbunan yaitu jenis tanaman yang tumbuh, kerapatan tanaman dan lama
pertumbuhan tanaman sejak terjadinya cekungan tersebut, 2). proses kecepatan
perombakan gambut, 3). proses kebakaran gambut, dan 4). Perilaku manusia terhadap
lahan gambut.
Gambut dengan ketebalan 3 m atau lebih termasuk kategori kawasan lindung sebagai
kawasan yang tidak boleh diganggu. Kebijakan ini dituangkan melalui Keppres No. 32
tahun 1990 yang merupakan kebijakan umum dalam reklamasi dan pemanfaatan lahan
gambut di Indonesia.
Berdasarkan besarnya potensi sumberdaya, kendala biofisik dan peluang
pengembangan, maka rawa khususnya gambut pedalaman perlu mendapatkan perhatian
serius. Gambut dikategorikan sebagai lahan marjinal, karena kendala biofisiknya sukar
diatasi. Prodiktifitas gambut sangat beragam, ketebalan gambut juga menentukan
kesuburannya (Barchia, 2006).
B. Tingkat Kematangan Gambut
Menurut Soil Survey Staff (1990), bahwa tingkat kematangan atau tingkat pelapukan
tanah gambut dibedakan berdasarkan tingkat dekomposisi dari bahan atau serat
tumbuhan asalnya. Tingkat kematangan terdiri dari tiga katagori yaitu fibrik, hemik dan
saprik.
Tingkat kematangan tanah gambut dalam pengamatan di lapangan dapat dilakukan
dengan cara mengambil segenggam tanah gambut dan memersnya dengan tangan.
Kriteria mentah atau matang dari gambut dapat ditunjukkan dengan melihat hasil cairan
dan sisa bahan perasan.
Ketentuan dalam menentukan kematangan gambut untuk masing-masing katagori adalah
sebagai berikut:
1. Tingkat kematangan fibrik yaitu apabila kandungan serat yang tertinggal dalam
telapak tangan setelah pemerasan adalah tiga per empat bagian atau lebih
(>3/4).
2. Tingkat kematangan hemik yaitu apabila kandungan serat yang tertinggal dalam
telapak tangan setelah pemerasan adalah antara kurang dari tiga per empat
sampai seperempat bagian atau lebih (<3/4>1/4).
Artikel Lain : pencemaran lingkungan
3. Tingkat kematangan saprik yaitu apabila kandungan serat yang tertinggal dalam
telapak tangan setelah pemerasan adalah kurang dari seperempat bagian
(<1/4).>3m) sekitar 5%, gambut dalam dan tengahan (tebal 1m 3m) sekitar 11%
-12%, dan gambut dangkal sekitar 15% (Noor, 2001). Kadar abu dan kadar
bahan organik mempunyai hubungan dengan tingkat kematangan gambut.

Page | 6

Praktikum Analisa Sumberdaya dan Lingkungan


Laporan Pendahuluan Erosi Lahan
Gambut mentah (fibrik) mempunyai kadar abu 3,09% dengan kadar bahan
organik 45,9%. Sedangkan gambut hemik mempunyai kadar abu 8,04% dengan
kadar bahan organik 51,7% dan gambut matang (saprik) mempunyai kadar abu
12,04% dengan kadar bahan organik 78,3% (Setiawan, 1991)
G. Daftar Pustaka
Modul Aplikasi Lingkungan
www.google.com

Page | 7

You might also like