You are on page 1of 7

SINDROM METABOLIK

Abstract

The constellation of dyslipidemia (hypertriglyceridemia and lowlevels of high-density lipoprotein


cholesterol), elevated bloodpressure, impaired glucose tolerance, and central obesity is identifiednow as
metabolic syndrome, also called syndrome X.
The National Cholesterol Education ProgramAdult Treatment PanelIII has identified metabolic
syndrome as an indication for vigorouslifestyle intervention. Effective interventions include diet,
exercise,and judicious use of pharmacologic agents to address specific riskfactors. Weight loss
significantly improves all aspects of metabolicsyndrome. Increasing physical activity and decreasing
caloric intake byreducing portion sizes will improve metabolic syndrome abnormalities,even in the
absence of weight loss. Specific dietary changes that areappropriate for addressing different aspects of the
syndrome includereducing saturated fat intake to lower insulin resistance, reducingsodium intake to lower
blood pressure, and reducing high-glycemicindexcarbohydrate intake to lower triglyceride levels. A diet
that includesmore fruits, vegetables, whole grains, monounsaturated fats, and low-fatdairy products will
benefit most patients with metabolic syndrome.Family physicians can be more effective in helping
patients to changetheir lifestyle behaviors by assessing each patient for the presence ofspecific risk
factors, clearly communicating these risk factors topatients, identifying appropriate interventions to
address specificrisks, and assisting patients in identifying barriers to behaviorchange.

Abstrak
Sindrom Metabolik atau Sindrom X merupakan kumpulan dari faktor2risiko untuk terjadinya
penyakit kardiovaskular yang ditemukan padaseorang individu. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi
dislipidemi,hipertensi, gangguan toleransi glukosa dan obesitas abdominal/sentral. TheNational
Cholesterol Education Program-Adult Treatment Panel III(NCEP-ATP III) mendapatkan bahwa sindrom
metabolik merupakan indikasiuntuk dilakukan intervensi terhadap gaya hidup yang ketat, meliputidiet,
latihan fisik dan intervensi farmakologik. Penurunan berat badansecara bermakna dapat memperbaiki
semua aspek dari sindrom metabolik.Demikian pula peningkatan aktifitas fisik dan pengurangan asupan
kaloriakan memperbaiki abnormalitas sindrom metabolik. Perubahan diet spesifikditujukan terhadap
aspek2 tertentu dari sindrom metabolik seperti :
Mengurangi asupan lemak jenuh untuk menurunkan resistensi insulin

Mengurangi asupan garam untuk menurunkan tekanan darah


Mengurangi asupan karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi untuk menurunkan kadar glukosa
darah dan trigliserida
Diet yang banyak mengandung buah-buahan, sayur-sayuran,biji-bijian, lemak tak jenuh dan produk2 susu
rendah lemak bermanfaatpada sebagian besar pasien dengan sindrom metabolik. Dokter keluargaefektif
dalam membantu pasien merubah gaya hidupnya melalui pendekatanindividual untuk menilai adanya
faktor2 risiko spesifik, intervensiterhadap faktor2 risiko tersebut serta membantu pasien
dalammengidentifikasi hambatan2 yang dialami dalam upaya merubah perilaku.

Pendahuluan
SindromMetabolik yang juga disebut sindrom resistensi insulin atau sindrom Xmerupakan suatu
kumpulan faktor2 risiko yang bertanggung jawab terhadappeningkatan morbiditas penyakit
kardiovaskular pada obesitas dan DM tipe 2. 1,2)The National Cholesterol Education Program-Adult
Treatment Panel(NCEP-ATP III) melaporkan bahwa sindrom metabolik merupakan faktorrisiko
independen terhadap penyakit kardiovaskular, sehingga memerlukanintervensi modifikasi gaya hidup
yang ketat (intensif).3)
Komponen utama dari sindrom metabolik meliputi :
Resistensi insulin
Obesitas abdominal/sentral
Hipertensi
Dislipidemia :
Peningkatan kadar trigliserida
Penurunan kadar HDL kolesterol

Sindrom Metabolik disertai dengan keadaanproinflammasi / prothrombotik yang dapat


menimbulkan peningkatan kadarC-reactive protein, disfungsi endotel, hiperfib-rinogenemia,
peningkatanagregasi platelet, peningkatan kadar PAI-1, peningkatan kadar asamurat, mikroalbuminuria
dan peningkatan kadar LDL cholesterol.Akhir-akhir ini diketahui pula bahwa resistensi insulin juga
dapatmenimbulkan Sindrom Ovarium Polikistik dan Non Alcoholic SteatoHepatitis (NASH). 4)

Epidemiologi/ Prevalensi
Prevalensi Sindrom Metabolik bervariasi tergantung pada definisiyang digunakan dan populasi

yang diteliti. Berdasarkan data dari theThird National Health and Nutrition Examination Survey (1988
sampai1994), prevalensi sindrom metabolik (dengan menggunakan kriteriaNCEP-ATP III) bervariasi dari
16% pada laki2 kulit hitam sampai 37% padawanita Hispanik. Prevalensi Sindrom Metabolik meningkat
denganbertambahnya usia dan berat badan. Karena populasi penduduk Amerika yangberusia lanjut makin
bertambah dan lebih dari separuh mempunyai beratbadan lebih atau gemuk , diperkirakan Sindrom
Metabolik melebihi merokoksebagai faktor risiko primer terhadap penyakit kardiovaskular.
Sindrommetabolik juga merupakan prediktor kuat untuk terjadinya DM tipe 2dikemudian hari. 5,6)

Etiologi :
Etiologi Sindrom Metabolik belum dapat diketahui secara pasti.Suatu hipotesis menyatakan
bahwa penyebab primer dari sindrom metabolikadalah resistensi insulin. Resistensi insulin mempunyai
korelasi dengantimbunan lemak viseral yang dapat ditentukan dengan pengukuran lingkarpinggang
atauwaist to hip ratio. Hubungan antara resistensi insulin dan penyakit kardiovaskulardiduga dimediasi
oleh terjadinya stres oksidatif yang menimbulkandisfungsi endotel yang akan menyebabkan kerusakan
vaskular danpembentukan atheroma. Hipotesis lain menyatakan bahwa terjadi perubahanhormonal yang
mendasari terjadinya obesitas abdominal. Suatu studimembuktikan bahwa pada individu yang mengalami
peningkatan kadarkortisol didalam serum (yang disebabkan oleh stres kronik) mengalamiobesitas
abdominal, resistensi insulin dan dislipidemia. Para penelitijuga mendapatkan bahwa ketidakseimbangan
aksishipotalamus-hipofisis-adrenal yang terjadi akibat stres akan menyebabkanterbentuknya hubungan
antara gangguan psikososial dan infark miokard.7-10)

Evaluasi Klinis

Terhadap individu yang dicurigai mengalami Sindrom Metabolik hendaklah dilakukan


evaluasi klinis, yang meliputi :11-12)
Anamnesis, tentang :
Riwayat keluarga dan penyakit sebelumnya.
Riwayat adanya perubahan berat badan.
Aktifitas fisik sehari-hari.
Asupan makanan sehari-hari
Pemeriksaan fisik, meliputi :
Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah

Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) , menggunakan rumus:

Berat badan (kg)

Tinggi badan (m)2

Pengukuran lingkaranpinggang merupakan prediktor yang lebih baik terhadap


risikokardiovaskular daripada pengukuran waist-to-hip ratio.
Pemeriksaan laboratorium, meliputi :
Kadar glukosa plasma dan profil lipid puasa.
Pemeriksaan klemeuglikemik atau HOMA (homeostasis model assessment)
untuk menilairesistensi insulin secara akurat biasanya hanya dilakukan
dalampenelitian dan tidak praktis diterapkan dalam penilaian klinis.
Highly sensitive C-reactive protein
Kadar asam urat dan tes faal hati dapat menilai adanya NASH.
USG abdomendiperlukan untuk mendiagnosis adanya fatty liver karena
kelainan inidapat dijumpai walaupun tanpa adanya gangguan faal hati.
Penatalaksanaan
Saat ini belum ada studi acak terkontrol yangkhusus tentang penatalaksanaan Sindrom
Metabolik. Berdasarkan studiklinis, penatalaksanaan agresif terhadap komponen2 Sindrom
Metabolikdapat mencegah atau memperlambat onset diabetes, hipertensi dan penyakitkardiovaskular.
Semua pasien yang didiagnosis dengan Sindrom Metabolikhendaklah dimotivasi untuk merubah
kebiasaan makan dan latihan fisiknyasebagai pendekatan terapi utama. Penurunan berat badan dapat
memperbaikisemua aspek Sindrom Metabolik, mengurangi semua penyebab dan mortalitaspenyakit
kardiovaskular. Namun kebanyakan pasien mengalami kesulitan dalam mencapai penurunan berat
badan. Latihan fisik dan perubahan pola makan dapat menurunkan tekanan darah dan memperbaiki
kadar lipid, sehingga dapat memperbaiki resistensi insulin. 13)

Latihan Fisik :

Otot rangka merupakanjaringan yang paling sensitif terhadap insulin didalam tubuh,
danmerupakan target utama terjadinya resistensi insulin. Latihan fisikterbukti dapat menurunkan
kadar lipid dan resistensi insulin didalamotot rangka. Pengaruh latihan fisik terhadap sensitivitas
insulinterjadi dalam 24 48 jam dan hilang dalam 3 sampai 4 hari. Jadiaktivitas fisik teratur
hendaklah merupakan bagian dari usaha untukmemperbaiki resistensi insulin. Pasien hendaklah
diarahkan untukmemperbaiki dan meningkatkan derajat aktifitas fisiknya. Manfaat paling besar dapat
diperoleh bila pasien menjalani latihan fisik sedang secara teratur dalam jangka panjang. Kombinasi
latihan fisik aerobik dan latihan fisik menggunakanbeban merupakan pilihan terbaik. Dengan
menggunakan dumbbell ringan danelastic exercise bandmerupakan pilihan terbaikuntuk latihan
dengan menggunakan beban. Jalan kaki dan jogging selama 1jam perhari juga terbukti dapat
menurunkan lemak viseral secara bermaknapada laki2 tanpa mengurangi jumlah kalori yang
dibutuhkan.11,12)

Diet
Sasaran utama dari diet terhadap SindromMetabolik adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan diabetesmelitus. Review dariCochrane Databasemendukung peranan intervensi
diet dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Bukti-buktidari suatu studi besar
menunjukkan bahwa diet rendah sodium dapatmembantu mempertahankan penurunkan tekanan
darah. Hasil2 dari studiklinis diet rendah lemak selama lebih dari 2 tahun menunjukkan
penurunanbermakna dari kejadian komplikasi kardiovaskular dan menurunkan angkakematian total.
11)

The Seventh Report of the Joint NationalCommittee on Prevention, Detection, Evaluation and
Treatment of HighBlood Pressure (JNC 7)merekomendasikan tekanan darah sistolik antara 120
139 mmHg ataudiastolik 80 89 mmHg sebagai stadium pre hipertensi, sehinggamodifikasi gaya
hidup sudah mulai ditekankan pada stadium ini untukmencegah penyakit kardiovaskular. Berdasarkan
studi darithe Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH),pasien yang mengkonsumsi diet
rendah lemak jenuh dan tinggi karbohidratterbukti mengalami penurunan tekanan darah yang berarti
walaupun tanpadisertai penurunan berat badan.
Penurunanasupan sodium dapat menurunkan tekanan darah lebih lanjut atau mencegahkenaikan
tekanan darah yang menyertai proses menua. Studi darithe Coronary Artery Risk Development in
Young Adults mendapatkanbahwa konsumsi produk2 rendah lemak dan garam disertai dengan
penurunanrisiko sindrom metabolik yang bermakna. Diet rendah lemak tinggikarbohidrat dapat
meningkatkan kadar trigliserida dan menurunkan kadarHDL kolesterol, sehingga memperberat
dislipidemia. Untuk menurunkanhipertrigliseridemia atau meningkatkan kadar HDL kolesterol pada
pasiendengan diet rendah lemak, asupan karbohidrat hendaklah dikurangi dandiganti dengan makanan
yang mengandung lemak tak jenuh (monounsaturatedfatty acid = MUFA) atau asupan karbohidrat
yang mempunyai indeksglikemik rendah. Diet ini merupakan pola dietMediterraniayang terbukti
dapat menurunkanmortalitas penyakit kardiovaskular. Suatu studi menunjukkan adanyakorelasi antara
penyakit kardiovaskular dan asupan biji-bijian dankentang. Para peneliti merekomendasikan diet
yang mengandungbiji-bijian, buah-buahan dan sayuran untuk menurunkan risiko
penyakitkardiovaskular. Efek jangka panjang dari diet rendah karbohidrat belumditeliti secara
adekuat, namun dalam jangka pendek, terbukti dapatmenurunkan kadar trigliserida, meningkatkan
kadar HDL-cholesterol danmenurunkan berat badan.
Pilihanuntuk menurunkan asupan karbohidrat adalah dengan mengganti makananyang mempunyai
indeks glikemik tinggi dengan indeks glikemik rendah yangbanyak mengandung serat. Makanan
dengan indeks glikemik rendah dapatmenurunkan kadar glukosa post prandial dan insulin. 12)

Edukasi
Dokter2 keluarga mempunyai peran besar dalampenatalaksanaan pasien dengan Sindrom
Metabolik, karena mereka dapatmengetahui dengan pasti tentang gaya hidup pasien serta hambatan2
yangdialami mereka dalam usahamemodifikasi gaya hidup tersebut. Dokter keluarga juga diharapkan
dapatmengetahui pengetahuan pasien tentang hubungan gaya hidup dengankesehatan, yang kemudian
memberikan pesan2 tentang peranan diet danlatihan fisik yang teratur dalam menurunkan risiko
penyulit dari SindromMetabolik. Dokter keluarga hendaklah mencoba membantu
pasienmengidentifikasi sasaran jangka pendek dan jangka panjang dari diet danlatihan fisik yang
diterapkan. Pertanyaan2seperti : Bagaimana pendapat anda apakah diet dan latihan fisik
yangditerapkan dapat mempengaruhi kesehatan anda ? atau Permasalahan apayang anda hadapi
dalam mencoba menerapkan perubahan diet atau aktifitasfisik ? , dapat membantu dokter keluarga
dalam menerapkan langkah2berikutnya terhadap masing2 pasien. Jawaban pasien hendaklah
dicatatdalam rekam medik dan direview pada kunjungan berikutnya. Hal ini dapatmembantu dokter
mengidentifikasi adanya hambatan2 dalam menerapkanperubahan gaya hidup. 12.13)

Farmakoterapi :
Terhadap pasien2 yang mempunyai faktor risikodan tidak dapat ditatalaksana hanya dengan
perubahan gaya hidup,intervensi farmakologik diperlukan untuk mengontrol tekanan darah
dandislipidemia. Penggunaan aspirin dan statin dapat menurunkan kadarC-reactive protein dan
memperbaiki profil lipid sehingga diharapkandapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Intervensi farmakologik yang agresif terhadap faktor2 risiko telahterbukti dapat mencegah penyulit
kardiovaskular pada penderita DM tipe2.13)

Pencegahan
The US Preventive Services Task Forcemerekomendasi konsultasi diet intensif terhadap
pasien2 dewasa yangmempunyai faktor2 risiko untuk terjadinya penyulit kardiovaskular. Para dokter
keluarga lebih efektif dalam membantu pasien menerapkan kebiasaan hidup sehat.The Diabetes
Prevention Programtelah membuktikan bahwa intervensi gaya hidup yang ketat pada
pasienprediabetes dapat menghambat progresivitas terjadinya diabetes lebihdari 50% ( dari 11%
menjadi 4,8%).13)

Daftar Pustaka :

1. Vega GL. Obesity, the metabolic syndrome, and cardiovascular disease. Am Heart J

2001;142:1108-16.

2. Reaven GM. Banting lecture 1988. Role of insulin resistance in human disease. Diabetes

1988;37:1595-607.

3. NationalInstitutes of Health: Third Report of the National CholesterolEducation Program

Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatmentof High Blood Cholesterol in Adults
(Adult Treatment Panel III).Executive Summary. Bethesda, Md.: National Institutes of
Health,National Heart Lung and Blood Institute, 2001 (NIH publication no.01-3670).
Accessed online May 20,2006, at: http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/cholesterol/
index.htm.

4. LamarcheB, Tchernof A, Mauriege P, Cantin B, Dagenais GR,Lupien PJ, et al.Fasting insulin

and apolipoprotein B levels and low-density lipoproteinparticle size as risk factors for
ischemic heart disease. JAMA1998;279:1955-61.

5. Ford ES, Giles WH. A comparison of the prevalence of the metabolic syndrome using two

proposed definitions.Diabetes Care 2003;26:575-81.

6. FordES, Giles WH, Dietz WH. Prevalence of the metabolic syndrome among U.S.adults:

findings from the Third National Health and NutritionExamination Survey. JAMA
2002;287:356-9.

7. AlbertiKG, Zimmet PZ. Definition, diagnosis and classification of diabetesmellitus and its

complications. Part 1: diagnosis and classification ofdiabetes mellitus, provisional report of a


WHO consultation. Diabet Med1998;15:539-53.

8. EckelRH, Krauss RM. American Heart Association call to action: obesity as amajor risk factor

for coronary heart disease. AHA Nutrition Committee.Circulation 1998;97:2099-100.

9. GrundySM, Brewer HB Jr, Cleeman JI, Smith SC Jr, Lenfant C, for The AmericanHeart

Association/ National Heart, Lung, and Blood Institute. Definitionof metabolic syndrome:
Report of the National Heart, Lung, and BloodInstitute/American Heart Association
conference on scientific issuesrelated to definition. Circulation 2004; 109:433-8.

10. Bjorntorp P. Heart and soul: stress and the metabolic syndrome. Scand Cardiovasc J

2001;35:172-7.

11. Lopez-CandalesA. Metabolic syndrome X: a comprehensive review of the

pathophysiologyand recommended therapy. J Med 2001;32:283-300.

12. HarkL, Deen D Jr. Taking a nutrition history: a practical approach forfamily physicians. Am

Fam Physician 1999;59:1521-8,1531-2.

13. Deen D. Metabolic Syndrome : Time of Action. Am Fam Physician 2004;69: 2875-82

You might also like