You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah


Setelah pemerintahan Khulafah urrasyidin berakhir, maka

Bani Umayyah muncul yang dibentuk oleh Muawiyah bin Abi


Sufyan. Bani Umayyah diakui secara resmi melanjutkan khilafah
Islam setelah berakhirnya sengketa antara Hasan bin Ali dengan
Muawiyah bin Abi Sofyan sebagai lambang penguasa Daulah
Umayyah. Dalam sistem pemerintahan, Bani Umayyah

telah

mengubah sistem kepemimpinan dengan jalan musyawarah


menjadi monarkhi atau sistem kerajaan yang diwariskan secara
turun temurun. Hal ini dapat dilihat dari sikap Muawiyah
mengangkat anaknya sendiri Yazid, sehingga pada umumnya
sejarawan memandang negative terhadap Muawiyah karena
pada awal keberhasilan memperoleh legalitas atas kekuasaannya
dalam perang di Shiffin dicapai melalui arbitrase.
Kekuasaan

Bani

Umayyah

berumur

kurang

lebih

90

tahun. Ibukota Negara dipindahkan Muawiyah dari Madinah ke


Damaskus,

tempat

ia

berkuasa

sebagai

gebernur

sebelumya. Khalifah-khalifah besar dinasti Bani Umayyah ini


adalah Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680 M), Abd al-Malik ibn
Marwan (685-705 M), al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M), Umar
ibn Abd al -Aziz (717-720 M) dan Hasyim ibn Abd al-Malik (724743 M).
Wilayah Islam dimasa Bani Umayyah sangat luas, daerah
ini meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah
Arabiah, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah
yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di
Asia Tengah.
Di samping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga
berjasa dalam pembanguan diberbagai bidang seperti bidang
politik, sastra, ilmu pengetahuan, ekonomi dan administrasi.

Luas wilayah Islam dimasa Bani Umayyah memunculkan


masalah-masalah

baru,

di

samping

masalah

yang

ada

sebelumnya. Keberhasilan Bani Umayyah ternyata menyimpan


benih-benih

perpecahan

yang

dalam

sejarah

mampu

meruntuhkan keberhasilan tersebut.


Dengan melihat latar belakang di atas, penulis akan
menjelaskan bagaimana perkembangan Bani Umayyah serta
kemundurannya

yang

membawa

kehancuran

pada

dinasti

tersebut.
B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

di

atas,

maka

penulis

merumuskan beberpa masalah sebagai berikut:

C.

1.
2.

Lahirnya dinasti Umayyah?


Bagaimana perkembangan

3.

Umayyah?
Mengapa dinasti Umayyah mengalami kemunduran ?

dan

kemajuan

dinasti

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Lahirnya dinasti Umayyah?
2. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan dan
kemajuan dinasti Umayyah?
3. Untuk mengetahui Mengapa
mengalami kemunduran ?

dinasti

Umayyah

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Lahirnya Dinasti Ummayyah


Pada waktu Umar Bin Khatab menjadi khalifah, Mu'awiyah

bin Abi Sufyan (dari bani uamayah) diangkat sebagai gubernur


daerah syam. Demikian pula pada masa Khalifah Utsman Bin
Affan, jabatan sebagai gubernur didaerah syam masih tetep dan
bahkan masi kuat posisinya. Dengan demikian, pada masa
khalifah Ali Bin Abi Thalib, Muawiyah memiliki kesempatan
berjuang terus untuk merebut kekuasaan dan akhirnya Ali bin Abi
Thalib terkalahkan. Dengan berakhir pemeritahan Ali bin Abi
Thalib, berarti pemerintahan khulafahurasyidin telah berakhir
pula dan selanjutnya secara resmi jabatan khalifah berpindah ke
mu'awiyah dari bani umayyah.1
Memasuki masa kekuasaan muawiyah yang menjadi awal
kekuasaan bani umayah, pemerintah yang bersifat demokratis
berubah menjadi monorchi (kerajaan turun temurun). Kekuasaan
Muawiyah diperolah melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya,
tidak dengan melalui pemilihan, atau suara terbanyak. Suksesi
kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika muawiyah
mewajibkan kepada seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia
kepada

anaknya,

Yazid.

Muawiyah

bermaksud

mencontoh

kepemimpinan monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang


tidak menggunakan istilah khalifah namun dia memberikan
1 Fatah Syukur. Sejarah Peradaban Islam. Cet. III( Jakarta;Pustaka Rizki
Putra, 2011) h.69

interprestasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan


jabatan tersebut. Dia menyebutnya Khalifah Allah dalam
pengertian penguasa yang diangkat oleh Allah. Demikian awal
mula berdirinya Dinasti Bani Umayah.
a. Pemerintahan Muawiyah Ibn Abu Sufyan (41-60 H =
661-680M)
Mu'awiyah dilahirkan sekitar 15 tahun sebelum hijrah dan
masuk islam pada hari penaklukan kota mekah bersama dengan
penduduk kota mekah lainnya. Pada waktu Muawiyah berumur
23 tahun, Rasulullah berusaha mempererat hubungan antara
orang-orang yang baru masuk islam dengan dia, terutama dari
kalangan

pemimpin-pemimpin

dimaksudakan
perhatiannya
meresap
Mu'awiyah

agar

mereka

terhadap

islam

didalam

hati

dapat

lebih

keluarga
dapat
dan

ternama. Hal

lebih

akrab

mencurahkan

ajaran-ajaran

mereka. Rasulullah
dengan

ini

islam

berusaha

beliau. Oleh

lebi
agar

sebab

Mu'awiyah diangkat sebagai anggota sidang pleno penulis


wahyu. Mu'awiyah juga dikenal sebagai sahabat yang banyak
meriwayatkan hadits.
Dia adalah salah seorang penulis wahyu Rasulullah dan
meriwayatkan sedikitnya 163 hadist dari Rasulullah. Rasulullah
dalam hadist riwayat Tirmidzi, pernah berdoa kepada Allah
untuknya "jadikanlah dia orang yang memberkan petunjuk jalan
yang benar dan orang yang mendapat hidayah".2
Muawiyah dikenal sebagai orang yang cerdas akalnya
cerdik

pandai

lagi

bijaksana. Ini

memiliki

kedalaman

ilmu

pengetahuan terutama ilmu-ilmu keduniaan. Ia ahli di bidang


siasat (politik), ahli hikmat, lemah lembut, fasih lidahnya dan
sangat bermutu tutur katanya. Orang yang bergaul dengan dia
2 Ahmad Al-Usairi, sejarah islam, Sejak zaman Nabi Adam hingga abad XX,
(Cet. V; Jakarta ; Akbar media Eka Sarana, 2003), h. 186.

jarang yang tidak tertarik karenah kelemah lembutannya dan


manis bahasanya. Ia memiliki pribadi yang menarik, sifatnya
pemaaf dalam hal-hal yang patut dimaafkan dan keras jika
memang harus bertindak keras. Tetapi lebih banyak memaafkan
dari

pada

marahnya. Ia

seorang

dermawan

yang

sering

memberikan bantuan kepada orang yang perlu dibantu dan dia


juga dikenal sebagai orang yang ingin berkuasa (ambisi jabatan).
Ada tiga macam usaha Mu'awiyah untuk mencapai posisi
sebagai khalifah:
1. Membujuk tim Ali agar bersedia meletakkan senjata dalam
perang Shiffin yang kemudian diadakan Majelis Tahkim
Daumatul Jandal.
2. Mu'awiyah mengadakan tekanan-tekanan kepada hasan
sehingga

akhirnya

Hasan

berdamai

dan

sekaligus

menyerahkan kekuasaan kepada Mu'awiyah.


3. Mu'awiyah berusaha menghancurkan pemberontakan yang
dilancarkan

oleh

kaum

khawarij

didaerah

pedalaman

Arabia, di Irak dan Iran.


Setelah Mu'awiyah menjabat sebagai Khalifah, maka ia pun
mengangkat putranya Yazid sebagai putra mahkota, yang akan
menggantikan posisinya sebagai Khalifah. Tindakan Mu'awiyah
ini tidak sesuai lagi dengan cara-cara yang telah ditempuh oleh
Khulafaur Rsyidin, yaitu dalam menentukan khalifah berdasarkan
musyawarah. Kecuali mengangkat putra mahkota, Mu'awiyah
sendiri dalam usahanya menjadi khalifah juga tanpa melalui
musyawarah

terlebih

dahulu.Kebijakan

Mu'awiyah

untuk

mengangkat putranya Yazid menjadi putra mahkota sebenarnya


mendapatkan tantangan dari sebagian besar umat Islam pada
waktu itu, sehingga dia harus menghadapi persoalan yang
sangat

pelik

dan

penantangan

keputusan ini.

yang

sangat

keras

akibat

Tentu saja apa yang dilakukan oleh Mu'awiyah ini tidak


dapat dilakukan, sebab khalifah ini terbuka untuk kaum muslimin
dan tidak bisa dilakukan dengan cara mewariskan, kekhalifaan ini
bisa dipegang oleh siapa saja yang memiliki kemampuan.3
Mu'awiyah ibn abi sufyan menduduki jabatan sebagai
khalifah selama dua puluh (20) tahun, beliau wafat pada tahun
enam puluh (60) Hijriyah atau enam ratus delapan puluh (680)
masehi. Sebelum

Mu'awiyah

menduduki

jabatan

sebagai

Khalifah, penah menjadi gubernur diwilayah Palestina, pada


masa khalifah Umar Ibnu Khattab (634-644). Pada masa khalifah
Usman

bin

Affan,

Mu'awiyah

menduduki

jabatan

sebagai

gubernur didaerah syam.


Masa

pemerintahannya

dianggap

sebagai

salah

satu

pemerintahan yang paling baik dalam perjalanan kekuasaan


islam. Keamanan internal terjamin dan unsur-unsur yang akan
melakukan

perlawanan

terhadapnya

selalu

mengalami

kekalahan. Dia berhasil melakukan penaklukan-penaklukan di


semua medan dan diwarnai dengan kemenangan-kemenangan.4
Menjelang wafat, beliau berwasiat kepada putranya Yazid,
yang telah diangkat sebagai putra mahkota (wliyu ahdi), yang
isinya antara lain, bahwa musuhnya yang berusaha menghalanghalangi usahanya ada empat orang yaitu: Husain Ibn Ali,
Abdurrahman Ibnu Abu Bakar, Abdullah Ibnu Zubair , dan
Abdullah Ibnu Umar. Diantara empat orang musuh itu yang
paling berbahaya adalah Abdullah Ibnu Zubair. Oleh karena itu
jika tertangkap harus dibunuh jangan diberi ampun. Sedangkan
yang lainnya jika tidak melawan jangan dibunuh dan hendaknya
tetap dihormati.

3 Ibid, h. 192
4 Loc. cit

b.

Pemerintahan Yazid Ibnu Muawiyah. (60-64 H = 680684)


Yazid Ibnu Mu'awiyah naik tahta sebagai khalifah pada usia

34 tahun menggantikan ayahnya. Berbeda dengan ayahnya yang


dari

sejak

masa

mudanya

dalam

meniti

jenjang

kepemimpinannya melalui tahapan-tahapan yang beliku-liku


sehingga

dapat

menduduki

jabatan

tertinggi

dalam

pemerintahan sebagai khalifah, Yazid tidak memiliki pengalaman


sebagaimana yang dimiliki ayahnya, iya dibesarkan dikalangan
istana yang semuanya serba mewah. Semenjak kecil dia dilayani
oleh dayang-dayang istana. Iya kurang cakap dalam memegang
pemerintahan. Oleh sebab itu pada Yazid tidak banyak usaha
untuk perluasan islam, bahkan di negeri sendiri banyak terjadi
pemberontakan-pemberontakan.
c.

Pemerintahan Muawiyah II bin Yazid, 64-65 H / 683684 M


Penghasilan

kena

pajak

Yazid

wafat,

Pemerintahan

digantikan pintu Muawiyah II bin Yazid. Liar, Muawiyah II TIDAK


Sanggup

Memerintah

menyerahkan

kepemimpinannya

ditunjukan kepada Marwan bin Hakam.


d.

Pemerintahan Marwan I Ibn Hakam (64-65 H = 684685)


Jabatan yang pernah dipegang oleh Marwan Ibnu Hakam

adalah sebagai sekertaris pada masa khalifah Usman bin Affan


dan sebagai gubernur Hijaz yang berkedudukan di madinah pada
masa khalifah Mu'awiyah. Usaha marwan yang pertama kali
dilakukan adalah menumpas Abdullah Ibnu Zubair, usaha ini
pertama dengan mengirim tim kemesir dari tangan wali mesir
yang telah diangkat oleh Abdullah Ibnu Zubair, ternyata tim
marwan mendapatkan kemenangan.5
5 Depertemen Agama RI, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, Irektorat Jendral
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1987, h. 58.

Setelah tim Marwan menang dimesir, kemudian dilanjutkan


dengan menumpas Abdullah Ibnu Zubair di hijaz beserta waliwali yang telah diangkatnya. Belum selesai upaya penumpasan
di hijaz ini, Marwan yang baru saja memerintah selama Sembilan
bulan menemuai ajalnya. Sebelum itu ia telah mengangkat Abdul
Malik dan Abdul Azis sebagai putra mahkota yang akan
menggantikannya sebagai kahalifah nanti ketika mangkat.
e.

Pemerintahan Abdul Malik Ibnu Marwan (65-86 H =


685-705 M)
Abdul Malik Ibnu Marwan mulai menjabat sebagai khalifah

pada saat usia 39 tahun setelah ayahnya (Marwan Ibnu Hakam)


wafat. Ia terpandang sebagai seorang khalifah yang perkasa dan
negarawan

yang

cakap

dan

berhasil

memulihkan

kembali

kesatuan dunia islam.


Khalifah Abdul Malik mewarisi pemerintahan ayahnya
dalam kondisi yang belum aman dan tertib. Oleh karena itu
usaha yang diutamakan adalah mengamankan negerinya dari
ancaman

pemberontakan.Dengan

demikian,

maka

Abdullah

malik tidak sempat untuk melakukan perluasan daerah. Setelah


Abdul Malik dapat menumpas pemberontakan yang besar itu,
kemudian

beralih

pandangannya

untuk

mengadakan

pembersihan terhadap kaum, yang selalu membuat kekecauan


didaerah timur. Untuk tugas ini Abdul Malik menyerahkan kepada
dua panglima, yaitu:
1. Hajaj

Ibnu

Yusuf

ditugaskan

untuk

mengadakan

pembersihan didaerah Kuffah dan Basrah.


2. Mahlab ibnu Abi Shafrah ditugaskan untuk membersihkan
didaerah Irak dan Persia.
Setelah pembersihan ini berhasil, maka amanlah daerahdaerah itu dari bencana perang.
Pemberontakan Amru Ibnu Said (70 H = 690 M)

Amru ibnu Said masih merupakan keluarga abdul malik. Ia


ingin

ditetapkan

sebagai

putra

mahkota

yang

akan

menggantikan sebagai khalifah setelah Abdul Malik. Hal ini


dikabulkan oleh abdul malik sebagai suatu siasat saja.
Pada suatu malam Amru disebut oleh Abdul Malik untuk
menghadap kepadanya. Maka datanglah Amru bersama dengan
beberapa pengikutnya. Setelah amru tiba tepat didepannya
abdul

malik,

waktu

itulah

membunuhnya. Kepelanya
pengikutnya

yang

sedang

Abdul

Malik

menangkap

dan

dilemparkan

kepada

pengikut-

menunggu

dihalaman

istanah. 6

Melihat kepala pemimpinnya yang sudah bercerai dengan


badannya, maka para pengikut amru menjadi putus asa untuk
menolongnya dan kemudian mereka lari bercerai barai. Dengan
demikian, maka kondisi di damaskus menjadi tentram kembali.
f.

Pemerintahan Walid Ibnu Abdul Malik (86-96 H =


705-715M)
Walid Ibnu Abdul Malik naik tahta sebagai khalifa pada saat

usia 34
tahun. Pribadinya sendiri sebenarnya kurang fasih dalam bahasa
arab, sehingga pada suatu ketika pernah ditegur oleh ayahnya,
bahwa yang dapat memimpin bangsa Arab hanyalah orang yang
baik bahasanya. Teguran itu menjadi cambuk baginya untuk
belajar sunguh-sungguh dalam bidang bahasa arab.
Meskipun walid kurang faseh dalam bidang bahasa arab,
akan tetapi namanya sangat tercatat dalam daulat bani umayah,
yang

menjadikan

bahasa

arab

sebagai

bahasa

diplomatic

didalam hubungan dengan Negara-negara tetangga. Kebesaran


Walid dapat diungkap, bahwa muawiyah adalah pendiri daulat
Umayah,

sedangkan

pemerintahan

dan

abdul
walid

malik
adalah

6 Ibid, h. 61.

yang

menstabilkan

menagakannya.

Pada

masanyalah Daulat Umayah mengalami keemasan. Pada masa


itu segenap rakyat cinta padanya.
Usaha yang pertama dilakukan walid adalah mengangkat
orang-orang

kuat

untuk

menduduki

jabatan-jabatan

penting. Hujaj ibnu Yusuf diangkat sebagai amir (departemen


diatas gubernur) untuk wilayah timur yang berkedudukan di
Basrah. Untuk selanjutnya Hajaj mengengkat dua tokoh berat,
yaitu panglima kutaibah ibnu muslim mejedi gubernur wilayah
Khurasan

dan

panglima

Muhammad

Ibnu

Qasim

menjadi

gubernur provinsi Sindu.


g.

Pemerintah Sulaiman Ibnu Abdul Malik (96-99H) =


715-717 M)
Sulaiman Ibnu Abdul Malik naik tahta sebagai khalifah

menggantikan kakaknya pada usia 42 tahun. Ia dikenal sebagai


seorang khalifah yang tampan, sehingga dijuluki "raja remaja". 7
Khalifah Sulaiman disamping dikenal sebagai khalifah yang
memiliki sifat-sifat terpuji seperti fasih dan lancar berbicara, adil
dan gemar ke medan perang, juga memiliki sifat pendendam.
Panglima Musa Ibnu Nasir (penakhluk Andalusia) dipecat
dan dipenjarakan sampai mati, karena ia dianggap tidak taat
kepada sulaiman. Pada waktu sulaiman belum menjadi Khalifah,
ia pernah berpesan kepada Musa yang pada saat itu menjabat
sebagai Gubernur di Andalus sehingga tidak pulang dahulu ke
damaskus dengan membawa rampasan perang. Tapi ternyata
Musa datang juga kedamaskus sambil menyerahkan harta
rampasan

kepada

Walid

yang

sedang

sakit

keras. Itulah

sebabnya maka Musa dibalas penjara seumur hidup.


Sulaiman

meninggal

dunia

Bizantium setelah

7 Ibid., H. 64

10

di

Dabik

di

perbatasan

memegang kendali pemerintahan yang sangat singkat dan tidak


begitu gemilang.
Diranjang kematiannya dia mencalonkan Umar Bin Abdul
Azis

sebagai

penggantinya8

karakter

sulaiman

sangat

kontradiktif, ia bermurah hati terhadap pengikutnya, dan begitu


kejam terhadap musuh-musuhnya sebagaimana ayahnya
h.

Pemerintahan Umar Ibnu Abdul Azis (99-101 H = 717


- 720 M)
Umar ibnu Abdul Azis adalah seorang Khalifah dari Bani

Umayah yang
membuka

lembaran

baru

dalam

memegang

pemerintahan

islam. Ia mengendalikan
pemerintahan sesuai dengan ajaran islam, yang sebenarnya
sebagai yang telah dilakukan Abu Bakar dan Umar . Pada saat
Khalifah Sulaimanmen dekat ajalnya, maka ia telah menunjuk
Umar ibnu abdul Azis sebagai penggantinya. Meskipun umar ibnu
abdul azis bukan saudara seketurunannya, tetapi pilihan Sulaiman
sangat tepat, karena umar adalah satu-satunya pemimpin yang
diinginkan masyarakat islam pada saat itu.
Umar ibnu Abdul Azis naik tahta sebagai khalifah pada usia
37 tahun. Sebelum menjadi khalifah ia menjadi gubernur wilayah
Hijaz pada masa Khalifa walid. Di kala
Gubernur,

Umar

ibnu

Abdul

Azis

telah

menjabat sebagai
membangun

dan

memperluas mesjid nabawi dimadinah dan Masjid Al Haram di


Mekah. Masa Khalifah Sulaiman ia menjabat sebagai Al-Katib
(sekertaris).
Umar ibnu Abdul Azis adalah putra Marwan, ibunya
bernama

Laila

binti

Ashim

yaitu

cucu

dari

Umar

bin

Khatab. Istrinya bernama Fatimah binti Abdul Malik. Jadi Umar


8 Syed Maahmudunnasir, Its Concepts Histori, di terjemahkan oleh Adang
Afandi dengan judul islam dan konsep sejarahnya (cet IV; Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1994) H. 226.

11

ibnu Abdul Azis adalah cicit Umar ibnu Khattab. Umar ibnu Abdul
Azis memiliki sifat-sifat mulia seperti moyangnya, yatu sopan
santun, adil, sederhana, bertkwa kepada Allah Swt dan cinta
kepada rakyatnya.
Umar ibnu Abdul Azis adalah Khalifah bani Umayah yang
sangat

hebat. Beberapa

pemerintahannya

ahli

sejarah

termashur

seperti

mengatakan
halnya

bahwa

pemerintahan

ortodok atau pemerintahan Abu Bakar dan Umar. Diriwayatkan:


"Tiga khalifah adalah Abu Bakar, Umar dan Umar bin Abdul
Azis".9
Hal-hal yang istimewa bagi Umar ibnu Abdul Azis dibanding
dengan
khalifah-khalifah sebelumnya dikalangan bani Umayyah adalah:
1. Jabatan

khalifah

terlebih

dahulu

yang

akan

kepada

dipangkunya

masyarakat,

dan

ditawarkan
ternyata

kebanyakan mereka memilih Umar ibnu abdul Azis


2. Lebih mementingkan urusan agama dari urusan politik.
3. Lebih mementingkan persatuan umat islam dari pada
golongan.
4. Penyiaran islam dilakukan dengan jalan damai.
5. Bersikap adil terhadap semua pihak.
i.
Pemerintah Yazid Ibnu Abdul Malik (101-105 H =
720-724 M)
Yazid Ibnu Malik Ibnu Marwan naik tahta sebagai Khalifah
ketika berumur 36 tahu, dengan gelar Yazid II. Pada awal
pemerintahan itu mengikuti kebijakan yang dilakukan oleh Umar
bin Abdul Azis. Hal ini tidak bertahan lama karena terlalu banyak
penasehat-penasehatnya

yang

tidak

senang

dengan

kebijaksanaan umar. Berbeda dengan Umar ibnu Abdul Azis yang


sangat teguh

9 Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan kebudayaan islam, (t.tp Yogyakarta: Kota
Kembang 1989), h. 96.

12

menjalankan agama maka Yazid Ibnu Abdul mlik orangnya


pemabuk.
Diantara kebijakan Yazid adalah memecat beberapa orang
Gubernur yang cakap, yang diangkat Umar ibnu Abdul Azis
digantikan

dengan

kantor

baru

yang

kurang

cakap. Yazid

melakukan perluasan kedaerah turki dan berhasil menakhlukan


Negeri belanjar dibawah pimpinan panglima Jarrah Ibnu Abdul AlHakami.
j.

Pemerintahan Hisyam Ibnu Abdul Malik (105-125 =


724-743)
Empat orang putra Abdul Malik yaitu: Al-Walid, Sulaiman,

Yazid dan Hisyam, semuanya diangkat menjadi putra mahkota


dan semuanya berhasil menjadi khalifah oleh sebab itu sering
disebut: "Abul Muluk" artinya Ayah Raja-Raja.10
Hisyam Ibnu Abdul Malik naik tahta dalan usia 35 tahun
mengentikan saudaranya yazid II. Berbeda dengan Yazid, maka
Hisyam terpandang sebagai seorang negarawan yang cakap dan
ahli strategi militer dan memiliki cukup untuk mengemudikan
roda pemerintahan, yaitu lebih kurang 20 tahun.
k.

Pemerintahan Al-Walid Ibnu Yazid Ibnu Abdul Malik


(125-126 / 743-744 M)
Pada

waktu

walid

ibnu

yazid

tengah

berada

dikota

peristirahatan bernama Arzak di Sebelah Utara Damaskus,


Khalifa Hisyam wafat. Para pembesar keluarga Umayah memilih
Al Walid untuk menjadi Khalifah. Ia dikenal dengan nama Walid
II. Pada waktu itu ia berusia 39 tahun.
Keadaan pemerintah bani Umayah dibawah pimpnan Al
Walid II mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan kelemahan
Al

Walid

dengan

sifat-sifat

yang

10 Departemen agama RI, op. cit, h. 68.

13

kurang

terpuji.

Karena

perangainya yang kurang terpuji itu, maka ia dibenci oleh


masyarakat dan keluarganya, sampai-sampai ia dituduh kafir.
Akhir hayatnya ia meninggal karena terbunuh.
l.

Pemerintahan Yazid ibn Walid Ibnu Abdul Malik (126


H = 744 M)
Setelah Al Walid terbunuh maka digantikan oleh Yazid III. Ia

dikenal sebagai orang yang kuat beribadah. Ia digelari An-Naqish


artinya yang mengurangi.

Hal ini

disebabkan karena

ia

mengurangi anggaran belanja untuk


Mekah dan Madinah.
Pada masa pemerintahan sudah mulai goyang karena
dengan diam-diam para pelapo daulat bani Abas bekerja keras
untuk menyusun kekuatan yang berpusat di Khurasan. Mereka
mulai melakukan propaganda ke Negara-negara lain. Tokohtokohnya antara lain Abu Muslim Al Khurasani dan Ibrahim Al
Imam. Yazid III memerintah hanya selama lima bulan, sebab
meninggal pada masa itu juga.
m.Pemerintahan Ibrahim ibn Malik (744 M)
Pada masa pemerintahannya kondisi negara semakin
kacau dan dia memerintah selama 3 bulan dan wafat pada tahun
132 H.
n. pemeritahan Marwan Ibnu Muhammad (127-132 H =
745-750 M)
Yazid wafat diganti dengan saudaranya Ibrahim Ibnu Walid
Ibnu Abdul Malik. Ia tidak mendapat dukungan rakyat, sehingga
timbul beberapa pemberontakan. Pemberontakan Yang paling
kuat

dari

Marwan

Ibnu

Muhammad

Seorang

Gubernur

Armenia. Marwan dapat merebut beberapa kota dan akhirnya


menguasai damaskus. Sejak itu Marwan mengangkat dirinya
sebagai Khalifah yang berkedudukan di damaskus.
Dari 14 Khalifah tersebut, Khalifah-khalifah besar Dinasti
Bani Umayah ini adalah Muawiyah Ibnu Abi Sufyan, Abdul Al-

14

Malik ibn Marwan, Al-Walid ibnu Abdul Malik, Umar ibnu Abbdul
Aziz dan Hasyim ibnu abdul Al-Malik.
B.

11

Sebab-sebab Kemajuan Dinasti Umayah


1. Bidang Sastra
a. Pertentangan Kabilah, yakni masing-masing kabilah
merasa megah dengan unsur sukunya sehingga
muncullah para pujangga utama untuk membela dan
meninggikan kabilahnya.
b. penghamburan uang,
yakni
para
khalifah dan
pembesarnya memelihara para penyair khusus dengan
gaji yang besar. Selain member hadiah yang ganda
kepada para pujangga yang mau memuja dan membela
rezimnya.
c. Fanatik Arab, yakni menghidupkan dan mengembangkan
nilai-nilai kesusastraan yang terdapat dalam bahasa
Arab.
d. Gerakan Adab, yakni adanya hubungan antara oprangorang Muslim dengan bangsa-bangsa yang telah maju,
sehingga bagi kaum muslimin giat menyusun dan
membangun riwayat Arab, seni bahasa dan hikmah.12
2. Bidang Ilmu Pengetahuan
Pemerintahan dinasti Bani Umayyah yang dibangun atas

dasar kekerasan dan mata pedang, serta jiwanya yang sangat


kental dengan kefilsafatan membuatnya sangat menghormati
para cendikiawan sebagai tempat mengadu. Bahkan mereka
menyediakan

dana

khusus

untuk

para

ulama

dan

filosof.13 Penghormatan kepada ulama karena didorong oleh


semangat keagamaan mereka.
Di masa khalifah Umar bin Abd Aziz, para da'i Islam dikirim
ke berbagai negara seperti India, Turki, Asia Tengah, Afrika,
11 Harun nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai aspeknya, Jilid I, (Cet V:
Jkarta: Unifersitas Indonesia (UI) Press, 1985), h. 61.

12 Ibid., h.90
13 M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam , Cet.I;
( Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007.) h. 79

15

Andalusia dan sebagainya dengan misi utama agar mereka


masuk Islam. Waktu itu, ia memerintahkan semua warganya
untuk berbondong-bondong mempelajari hukum Islam di setiap
bangunan terutama masjid dalam rangka menyebarkan ilmu
pengetahuan. Kemudian ia menyuruh kaum cendikiawan muslim
agar menerjemahkan berbagai cabang ilmu pengetahuan yang
termaktub dalam kitab-kitab berbahasa Yunani dan Latin ke
bahasa Arab, agar ilmu-ilmu tersebut dapat dicerna oleh ummat
Islam.

Dan

di

masa

Umar

bin

Abd

Aziz

inilah

beliau

menginstruksikan untuk mentadwinkan kitab-kitab hadits.14


3. Bidang Ekonomi
Dalam

upaya

membiayai

roda

pemerintahan,

maka

dibentuklah Bait al-Mal sebagai kas perbendaharaan Negara.


Semua hasil bumi dan pajak lainnya dimasukkan ke Bait al-Mal
tersebut yang dikordinir oleh Diwan al-Kharaj. Hasil bumi yang
digarap oleh masyarakat disetor 5% ke pemerintah, sedangkan
pajak untuk setiap transaksi disetor sebesar 10%. Khusus barang
dagangan

yang

nilainya

kurang

dari

200

dirham

tidak

dikenakan pajak.15
Sumber dana lain untuk pengisian Bait al-Mal adalah pajak
kekayaan yang khusus ditujukan kepada non Muslim yang
daerahnya

dikuasai

oleh

pemerintahan

Islam.

Dana-dana

tersebut digunakan untuk pembangunan pada sektor-sektor


penting, yakni jalan raya dan sumur-sumur di sepanjang jalan
dan pembangunan pabrik-pabrik. Pemerataan pembangunan
bukan hanya pada suatu daerah, akan tetapi dilakukan upayaupaya distribusi ke daerahdaerah secara adil.
Kemudian kebijakan yang strategis pada masa dinasti Bani
Umayyah adalah adanya sistem penyamaan keuangan. Hal ini
terjadi pada masa khalifah Abdul Malik. Dia mengubah mata
14 Ibid. h 89
15 Al-Hisyam, Sejarah Kebudayaan Islam, Cet.IV; (Jakarta: Bulan Bintang,
1993).h.99

16

uang asing Bizantium dan Persia yang diipakai di daerah-daerah


yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri
pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab.
Mata uang tersebut terbuat dari emas dan perak sebagai
lambing kesamaan kerajaan ini dengan imperium yang ada
sebelumnya.
4. Bidang Administrasi
Administrasi pemerintahan Bani Umayyah telah nampak
pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan yang
berpusat

di

Damaskus. Muawiyah

dikenal

dalam

kepemimpinannya karena dalam dirinya terkumpul sifat seorang


politikus dan administrator.Di zaman ini pertama dikenalkan
materai resmi untuk mengirimkan memorandum yang berasal
dari Khalifah serta pertama kali menggunakan pos untuk
mengumumkan kejadian-kejadian penting dengan cepat.
C.

16

Sebab- sebab kemunduran Dinasti Umayah


Banyak sebab yang turut menyebabkan jatuhnya Bani

Umayah, menurut Ibnu Khaldun mundurnya suatu dinasti adalah


suatu gejala alamiah sejarah. Usia efektif suatu imperium
tidaklah lebih dari pada usia manusia. Dinasti Umayah telah
hidup kira-kira 90 tahun, dan keluarga itu sudah memburuk
sehingga sama sekali tidak mungkin diperbaiki.17
Sepeninggal Umar bin Abdul Azis menandai berakhirnya
zaman keberhasilan didalam sejarah bani Umayah, kekuasaan
selanjutnya berada dibawah khalifah Yazid Ibnu Abdul Malik,
penguasa yang satu ini terlalu gandrung terhadap kemewahan
dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Masyarakat yang
sebelumnya hidup dalam ketentraman dan kedamayan, pada
zamannya

berubah

menjadi

kacau.Dengan

16 Ibid,h. 105
17 Syed Mahmudunnasir, op cit. h. 239.

17

latar

belakang

kepentingan etnis politik, masyarakat menyatakan konfrontasi


terhadap pemerintahan Yazid bin Abdul Malik. Kerusuhan terus
berkelanjutan sampai masa pemerintahan khalifah berikutya
(Hisyam Ibnu Abdul Malik), bahkan di zaman Hisyam ini muncul
satu

kekuatan

baru

yang

menjadi

tantangan

berat

bagi

pemerintahan Bani Umayah. Kekuatan itu berasal dari kalangan


bani

Hasyim

yang

didukung

oleh

golongan

mawali

dan

merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan


berikutnya kekuatan baru ini mampu menggulingkan dinasti
Muawiyah

dan

menggantikan

dengan

dinasti

baru

(Bani

Abbas). Sebenarnya Hisyam Ibnu Abdul Malik adalah seorang


khalifah yang kuat dan terampil, akan tetapi karena gerakan
oposisi terlalu kuat khalifah tidak berdaya mematahkannya.
Sepeninggal Hisyam Ibnu Abdul mlik, Khalifah-khalifah Bani
Umayah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral
buruk, hal ini mekin memperkuat golongan oposisi. Akhirnya
pada tahun 750 M, daulat Umayah digulingkan oleh Bani Abbas
yang bersekutu dengan Abu Muslim Al-Khurasani, Marwan Ibnu
Muhammad.18 Khalifah terakhir Bani Umayah, melarikan diri
kemesir, ditangkap dan dibunuh disana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Khalifah yang memerintah Dinasti Bani Umayah sebanyak
14 (empat belas) oarng yaitu: Mu'awiyah ibn Abi Sofyan, Yazid
Ibnu Muawiyah, Muawiyah bin Yazid, Marwan Ibnu Hakam, Abdul
Malik Ibnu Marwan, Walid Ibnu Abdul Malik, Sulaiman Ibnu Abdul
Malik, Umar ibnu Abdul Azis, Yazid Ibnu Abdul Malik, Hisyam Ibnu
Abdul Malik, Al-Walid ibnu Yazid Ibnu Abdul Malik, Yazid Ibnu Al
18 Badri Yatim, sejarah peradaban islam, dirasa islamiyyah II, (t.tp ; Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada), h. 48.

18

Walid Ibnu Abdul malik, Ibrahim bin al-Walid, Marwan Ibnu


Muhammad. Kemajuan-kemajuan yang dicapai dinasti Bani
Umayyah yang tentunya membawa sebuah perubahan besar
dalam

perkembangan

sejarah

peradaban

Islam. Hal

ini

setidaknya tercermin pada masa Muawiyah bin Abi Sufyan (661680 M), Abd al-Malik ibn Marwan (685-705 M), al-Walid bin Abdul
Malik (705-715 M), Umar ibn Abd al-Aziz ( 717-720 M) dan
Hasyim ibn Abd al-Malik (724-743 M). Diantara sebab runtuhnya
Bani Umayah adalah:
1.

Diubahnya sisitim musyawarah dengan sistim kerajaan

2.

Terbentuknya Dinasti Umayah tidak dapat dipisahkan


dengan adanya konflik-konflik dimasa Ali

3.

Pertentangan etnis antara suku yang sudah ada sejak


sebelum Islam makin meruncing termasuk golongan mawali yang
merasa dikelasduakan.

4.

Adanya kelemahan beberapa orang kantor dalam tubuh


pemerintah.

5.

Adanya kemewahan dan pemborosan dikalangan keluarga


istana.

6.

Munculnya kekuatan baru yakni Bani Abbas

DAFTAR PUSTAKA
Al-Hisyam, Sejarah Kebudayaan Islam, Cet.IV; Jakarta: Bulan Bintang,
1993.
19

Al-Usyairy, Amad. Sejarah Islam, Sejak Nabi Adam hingga abad


XX. Cet. V; Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003
Depertemen Agama RI, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2.
Direktur jendral pembinaan kelembagaan agama islam, 1987.
Hasan Ibrahim Hasan. Sejarah dan Kebudayaan Islam. t.tp.
Yogyakarta: Kota Kembang 1998
Karim,

M.

Abdul, Sejarah

Pemikiran

dan

Peradaban

Islam ,

Cet.I; Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007.


Mahmudunnasir, Syed. Its Concepts And History, di terjemahkan
oleh

Adang

Afandi

dengan

judul

Islam

dan

Konsepsi

sejarahnya. Cet IV; Bandung Remaja Rosda Karya , 1994


Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jilid I.
Cet. V; Jakarta: Universitas Indinesia (UI) Press, 1985.
Syukur,

Fatah.

H.

Sejarah

Peradaban

Islam.

Cet.

III( Jakarta;Pustaka Rizki Putra, 2011)


Yatim Badri, , M.A, Dr.,

Sejarah Peradaban Islam, Dirasah

Islamiyah II, Cet. XII, PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta: 2001.
.

PERIODE DINASTI UMMAYYAH


20

(661-750)
Di
S
U
S
U
N
Oleh Kelompok: 5
Nama

: Nuraisyah
: Widya lestari
: Husnawati

Fak/prodi
Sem/unit

: Tarbiyah/PBA
: I/I

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)


ZAWIYAH COT KALA LANGSA
2016/2017

DAFTAR ISI

21

DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................1
B. Rumusan masalah..................................................2
C. Tujuan penulisan........................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Lahirnya Dinasti Umayyah..................3
B. Sebab-sebab Kemajuan Dinasti Umayyah ............................
C. Sebab-sebab Kemunduran Dinasti Umayyah........................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

22

You might also like