You are on page 1of 9

PENATALAKSANAAN OTITIS EKSTERNA

Karen Koch, MBChB


Medical Writer and Content Specialist, Mediscribe
South Africa Pharm Journal - 2012

ABSTRAK
Otitis eksterna adalah suatu kondisi peradangan pada telinga, biasanya disebabkan
oleh infeksi, dan mempengaruhi hingga 10% dari populasi. Saat ini paling sering terjadi pada
anak-anak, dan lebih mungkin terjadi pada mereka yang sering terpapar oleh air.
Membersihkan daerah yang terinfeksi, penggunaan obat topikal dan pencegahan merupakan
dasar pengobatan. Artikel ini akan meninjau berbagai jenis otitis eksterna dan pilihan
pengobatan.
Kata kunci : otitis eksterna, otologi, infeksi telinga
INTRODUKSI
Otitis eksterna, juga dikenal sebagai swimmers ear. Merupakan suatu kondisi di mana
terdapat peradangan pada kanalis auditorius eksterna. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, termasuk infeksi, alergi dan penyakit dermatologi. Infeksi bakteri akut merupakan
penyebab paling umum pada otitis eksterna.
Otitis eksterna dapat terjadi pada semua kelompok usia. Diperkirakan sebanyak 10%
orang mengalami otitis eksterna selama masa hidup mereka. Otitis eksterna lebih sering
terjadi pada anak-anak, dan puncaknya pada kelompok usia 10-14-tahun. Biasanya, hal itu
terjadi pada musim panas daripada musim dingin, karena terjadi peningkatan partisipasi
kegiatan air di luar ruangan, ketika hangat.
MEKANISME OTITIS EKSTERNA
Kanalis auditori eksterna (liang telinga) dirancang untuk melawan partikel asing dan
infeksi. Bagian luar tulang rawan dilapisi dengan folikel rambut dan kelenjar serumen.
Lapisan liang telinga mengalami deskuamasi sel terus-menerus, terjadi migrasi sel diikuti
pengeluaran debris keratin dan serumen. Serumen mempertahankan lingkungan asam dalam
7 | Page

liang telinga, dan memiliki sifat lengket sebagi perangkap partikel, mencegah penetrasi lebih
dalam ke telinga.
Terganggunya barier kulit-serumen merupakan langkah pertama dalam patogenesis
otitis eksterna. Hal ini dapat disebabkan oleh :
1. Paparan air saat renang. Kelembaban yang berlebihan menyebabkan maserasi kulit dan
kerusakan barier kulit-serumen, mengubah mikroflora liang telinga menjadi didominasi
oleh bakteri Gram negatif.
2. Trauma, seperti yang diakibatkan dari pembersihan yang berlebihan atau menggaruk
yang berlebihan pada liang telinga. Hal ini dapat menyebabkan lecet/luka di sepanjang
lapisan tipis kulit liang telinga, sehingga memungkinkan organisme memiliki akses ke
jaringan yang lebih dalam.
3. Perangkat yang menyumbat saluran telinga, seperti alat bantu dengar, earphone, atau topi
penyelam.
4. Dermatitis kontak alergi, yang biasanya disebabkan oleh obat ototopikal, misalnya
neomisin, benzokain, dan propilen glikol, serta kosmetik atau shampoo. Ini merupakan
hipersensitivitas tipe IV Gell dan Coombs. Dimana paparan sekunder dengan alergen
memulai terjadinya respon inflamasi.
5. Kondisi dermatologi, misalnya psoriasis dan dermatitis atopik.
Saat terjadi penurunan pertahanan alami, organisme patogen seperti Pseudomonas
aeruginosa (38 %), Staphylococcus epidermidis (9 %) dan S. aureus (8 %) dapat
menggantikan flora normal. Organisme lain yang dapat menyebabkan infeksi termasuk
pathogen anaerob (4-25 %), seperti bacteroides dan peptostreptococci, dan infeksi jamur (210 %).
GEJALA DAN TANDA
Pruritis, nyeri telinga, discharge dan gangguan pendengaran adalah gejala umum dari
otitis eksterna. Telinga mungkin lembut pada pemeriksaan dan otoscopi, liang telinga tampak
edema dan eritematosa. Jika ada cairan dari telinga mungkin berwarna putih, kuning, coklat,
atau abu-abu. Pada penyakit yang memberat mungkin dapat mengakibatkan nyeri, eritema
periaurikula, limfadenopati, dan demam.

8 | Page

Umumnya, infeksi jamur menyebabkan telinga gatal, ketidaknyamanan, discharge,


dan perasaan bahwa ada sesuatu pada liang telinga, sedangkan rasa nyeri lebih intens terjadi
pada pasien dengan infeksi bakteri.
Dermatitis kontak juga sering menyebabkan gatal-gatal. Ini adalah gejala yang
dominan. Kurangnya respon terhadap pengobatan otitis eksterna selama satu minggu dapat
menunjukkan dermatitis kontak.
KOMPLIKASI
Jika tidak diobati, otitis eksternal dapat menyebabkan selulitis periaurikula dan otitis
eksterna maligna. Otitis eksterna maligna, juga dikenal sebagai otitis eksterna, nekrosis yang
parah, memiliki potensi terjadinya kompilasi yang fatal pada otitis eksterna bakteri akut. Hal
ini paling umum terjadi pada pasien dengan riwayat diabetes atau pada individu dengan
immunocompromised, dan terjadi ketika infeksi menyebar dari kulit ke tulang dan ruang
sumsum tulang dasar tengkorak. Hal ini juga mempengaruhi jaringan lunak dan tulang rawan
dari daerah temporal.
PENATALAKSANAAN
Biasanya, pengobatan otitis eksterna adalah terapi obat topikal, daripada antibiotik
oral atau operasi, karena penyakit ini terbatas di kulit pada liang telinga.
Antibiotik sistemik diindikasikan pada pasien dengan infeksi jaringan yang dalam (di
luar liang telinga) dan pasien dengan immunocompromised.
1. Membersihkan kanalis auditori eksterna (aural toilet)
Membersihkan kanalis auditori eksternal (liang telinga) adalah langkah pertama
dalam perawatan. Dengan mengeluarkan serumen, deskuamasi kulit, dan bahan purulen
dari kanalis telinga sangat memudahkan terjadinya penyembuhan, dan meningkatkan
penetrasi tetes telinga pada bagian inflamasi. Pembersihan liang telinga harus dilakukan
melalui otoskop dengan visualisasi langsung dan dengan menggunakan kapas yang
lembut untuk mengeluarkan debris dan serumen. Kanalis telinga dapat diirigasi dengan
dilusi 1 : 1 dari hidrogen peroksida 3% pada suhu tubuh.

9 | Page

2. Terapi topikal
Terapi topikal sangat efektif dalam mengobati otitis eksterna, dan memberikan
pengobatan dengan konsentrasi tinggi pada bagian yang terinfeksi dan jaringan yang
meradang, dengan efek samping yang minimal. Beberapa agen topikal yang tersedia
untuk mengobati otitis eksterna, termasuk antibiotik, antiseptik, glukokortikoid, dan
acidifying solutions (larutan asam). Pengobatan dapat diberikan sebagai agen tunggal dan
formula kombinasi. Paling banyak digunakan dalam bentuk cair, meskipun salep dan
bubuk juga tersedia.
Tabel daftar agen ototopikal tersedia di Afrika Selatan :

a. Antiseptik
Antiseptik berfungsi sebagai agen bakteriostatik, bukan sebagai agen
bakteriosidal, seperti antibiotik. Selain itu efektif juga terhadap infeksi jamur.
Mekanismenya tidak sepenuhnya dipahami, tetapi hal itu memberikan suasa liang
telinga menjadi kurang bagus untuk pertumbuhan bakteri dan jamur, dan dapat
mengurangi debris di liang telinga. Pada ulasan sistemik dan penelitian metaanalisis
menunjukkan bahwa agen tersebut efektif seperti agen topikal lainnya, Antiseptik
yang tersedia tercantum dalam Tabel I.
10 | P a g e

b. Acidifying solutions (Larutan Asam)

Patogen yang paling sering dari otitis eksterna adalah P. aeruginosa dan S.
aureus, diamana tumbuh baik di lingkungan agak asam (pH 6-7), tetapi tumbuh
kurang baik pada pH rendah. Dengan demikian, hanya dengan mengasamkan liang
telinga dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Agen acidifying membantu
menciptakan suasana asam pada liang telinga, dry weeping lesions, dan krusta debris
pada dermatitis kontak. Yang paling umum digunakan sebagai acidifying solutions
(larutan asam) adalah acetic, boric, hydrochloric, dan sulphuric acids. acidifying
solutions (larutan asam) umumnya aman, tetapi mungkin dapat terkait dengan terjadi
iritasi lokal, dengan manifestasinya seperti membakar atau menyengat. Di hadapan
perforasi membran timpani, acidifying solutions (larutan asam) bisa mengiritasi
mukosa telinga tengah. acidifying solutions (larutan asam) yang tersedia tercantum
dalam Tabel I.
c. Antibiotik
Antibiotik topikal sangat efektif dalam mengobati otitis eksterna. Pada satu
review sistematis menemukan bahwa antibiotik topikal meningkatkan angka
kesembuhan klinis mutlak, dibandingkan dengan plasebo, sebesar 46 % [95 %
confidence interval (CI) 29-63 %]. Pada review tersebut juga tidak terdapat perbedaan
yang signifikan ketika membandingkan antibiotik topikal dengan antiseptik, atau
kombinasi antibiotik ditambah glukokortikoid. Tidak ada perbedaan dalam tingkat
kesembuhan antara antibiotik kuinolon dan nonkuinolon.
Regimen antibiotik yang ideal harus memiliki kemampuan spesifik tertentu
untuk melawan patogen yang paling umum yaitu P. aeruginosa dan S. aureus.
Fluorokuinolon

(ofloksasin

dan

siprofloksasin),

polimiksin

(antimikroba

polipeptida), dan aminoglikosida, neomisin, tobramisin dan gentamisin, semua efektif


terhadap patogen ini.
Efek samping, seperti ototoksik dengan menggunakan agen aminoglikosida,
terutama terjadi pada membran timpani yang mengalami perforasi, dapat menjadi
perhatian. Dermatitis kontak alergi umumnya terkait dengan neomisin bila digunakan
dalam jangka panjang. Antibiotik resistensi, khususnya terhadap P. aeruginosa dengan
penggunaan jangka panjang fluorokuinolon ototopikal juga dapat menjadi perhatian.

11 | P a g e

Antibiotik topikal hanya tersedia dalam kombinasi dengan glukokrtikoid di Afrika


Selatan (lihat Tabel I).
d. Agen Antifungal (Anti Jamur)
Antijamur topikal dianggap sebagai pengobatan lini pertama pada otitis
eksterna jamur. Klotrimazol secara umum memiliki zona inhibisi baik dalam
pertumbuhan jamur. Klotrimazol dan mikonazol juga memiliki efek antibakteri
terhadap S. aureus, tetapi tidak terhadap P. aeruginosa. Beberapa anti jamur tersedia
dalam bentuk cair, dan lainnya hanya sebagai krim atau salep yang dimasukkan ke
dalam liang telinga atau di lakukan swab dalam liang telinga lateral.
e. Glokokrtikoid
Glukokortikoid topikal mengurangi peradangan, sehingga dapat mengurangi
pruritus dan nyeri. Glukokortikoid yang digunakan untuk mengobati otitis eksterna
meliputi hidrokortison, deksametason dan prednisolon. Sebuah percobaan acak metaanalisis, yang menginklusikan tiga studi dengan membandingkan antibiotik ditambah
glukokortikoid vs antibiotik saja, ditemukan tingkat kesembuhan klinis sebanding
pada tujuh hari pengobatan untuk rejimen dengan dan tanpa glukokortikoid.
Penggunaan glukokortikoid topikal dapat menurunkan waktu untuk resolusi gejala
dalam satu hari. Glukokortikoid adalah agen pilihan untuk otitis eksterna yang
disebabkan oleh dermatitis kontak, tetapi tidak merespon pada pengobatan dengan
larutan asam. Glukokortikoid yang tersedia tercantum dalam Tabel I.
f. Terapi Kombinasi
Beberapa kombinasi dari agen topikal tersedia dalam praktek klinis. Efikasi
dari beberapa kombinasi preparat yang berbeda telah diperiksa dalam uji acak metaanalisis, tanpa terapi kombinasi tertentu muncul sebagai terapi yang lebih baik. Terapi
kombinasi tersedia tercantum dalam Tabel I.
Pilihan obat topikal
Dalam pemilhan obat ototopikal yang benar, atau kombinasi obat itu sulit. Pemilihan
obat tergantung pada jenis dan tingkat keparahan dari otitis eksterna :

Otitis eksternal ringan (bakteri, jamur dan dermatitis kontak):


12 | P a g e

Preparat topikal yang mengandung antiseptik dan analgesik, atau antiseptik


dan glukokortikoid (lihat Tabel I), dianjurkan. Untuk penggunaan antibiotik dan obat
antijamur dapat menyebabkan efek samping yang potensial. dan tidak menjamin
digunakan dalam kasus ringan.

Penyakit sedang dan berat (bakteri dan jamur):


Preparat topikal berisi antibiotik, antiseptik dan glukokortikoid dianjurkan.
Bila dicurigai terjadi infeksi jamur, maka digunakan antijamur topikal jenis krim dan
salep. Antibiotik harus memiliki kemampuan yang baik terhadap S. aureus dan P.
aeruginosa. Pada obat antijamur, clotrimazole dan miconazole, direkomendasikan
untuk mengobati infeksi jamur.

Pengobatan Tetes Telinga dan Durasi Terapi


Pengobatan tetes telinga dilakukan dengan memiringkan kepala ke arah bahu yang
berlawanan, menarik bagian superior auricula ke atas, dan meneteskan obat ke liang
telinga. Berbaring di satu sisi yang sudah diteteskan tersebut selama 20 menit, atau
menempatkan cotton ball di liang telinga selama 20 menit, untuk memaksimalkan paparan
obat.
Preparat obat topikal harus diberikan tiga sampai empat kali sehari. Fluorokuinolon
topikal dapat diberikan dua kali sehari.
Pengobatan awal biasanya tujuh hari, dengan follow up. Perawatan lebih lanjut
diteruskan sampai dua minggu. Pasien dengan gejala yang lebih dari dua minggu harus
dievaluasi kembali untuk kegagalan dalam pengobatan.
Wick Placement
Aplikasi langsung dari agen topikal ke bagian yang terinfeksi merupakan kunci dalam
pengobatan otitis eksterna, tidak tergantung dari keparahan. Pasien dengan penyakit yang
parah (liang telinga yang tersumbat sepenuhnya) harus dilakukan wick placed. Wicks
tersedia secara komersial, dan terbuat dari katun yang dikompresi. Digunakan sebagai
aplikator dari obat ototopikal. Sumbu kapas memungkinkan obat topikal untuk mencapai
bagian medial dari liang telinga. Wicks harus diganti setiap 1-3 hari jika pembengkakan
signifikan yang berlanjut. Wicks dapat dibersihkan dari liang telinga saat bengkak
mengecil. Wick placement biasanya membutuhkan rujukan ke otorhinolaryngologist.

13 | P a g e

3. Antibiotik Oral
Penambahan antibiotik oral untuk terapi antibiotik topikal tidak meningkatkan
pengobatan otitis eksterna yang rumit. Antibiotik sistemik, selain antibiotik topikal,
diindikasikan untuk infeksi jaringan yang lebih dalam, karena kurangnya penetrasi yang
memadai dengan terapi topikal. Gabungan antibiotik sistemik dan topikal juga
diindikasikan pada pasien dengan imunosupresi, yaitu pasca-transplantasi, dan mereka
yang menerima kemoterapi atau terapi radiasi, atau dengan risiko tinggi otitis eksterna
maligna.
Antibiotik harus efektif terhadap bakteri patogen, P. aeruginosa dan S. aureus.
Kuinolon (ciprofloxacinatau ofloxacin) biasanya sering digunakan. Ciprofloxacin dapat
diberikan dengan dosis 500 mg dua kali sehari, selama tujuh sampai 10 hari.
4. Kontrol Nyeri
Nyeri dari otitis eksterna dapat ringan sampai berat. Nyeri yang ringan sampai sedang
akan berespon dengan terapi topikal. Banyak kombinasi antiseptik dan analgesik yang
tersedia di Afrika Selatan (lihat Tabel I). pasien dengan nyeri yang berat mungkin
memerlukan parasetamol, suatu nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) atau,
dalam kasus yang sangat berat diberikan analgesik opioid. Perawatan yang baik harus
dilakukan untuk memastikan medikasi nyeri yang tidak membaik pada kasus dengan
pengobatan yang inadekuat.
PENCEGAHAN
Beberapa faktor yang dapat membantu dalam penyembuhan dan pencegahan , otitis
eksterna :

Hindari trauma pada kanalis auditori ekstarna (liang telinga): Hindari penggunaan
earbuds, atau membersihkan telinga dengan jari. Liang telinga memiliki self-cleaning,
dan benda asing dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan epitel yang dapat
menyebabkan otitis eksterna.

Jauhkan kanalis auditori eksterna dari air : Telinga harus diproteksi dari air selama
penyembuhan dari otitis eksterna, dan pada pasien yang sering mengalami serangan
otitis. Hal ini dapat dicapai dengan menempatkan cotton ball, dilapisi dengan petroleum
jelly di liang telinga saat mandi. Pasien yang rentan terkena otitis eksterna tidak boleh
berenang, dan idealnya harus menghindari olahraga air selama tujuh sampai sepuluh hari.
14 | P a g e

Perenang kompetitif harus menggunakan pelindung telinga (air plug). Alat bantu dengar
dan earphone tidak boleh dipakai sampai nyeri dan discharge berkurang. Jika ada
paparan air, metode pengeringan aktif seperti memiringkan telinga untuk mengeluarkan
air, dan dengan lembut mengeringkan telinga, dapat membantu menghindari infeksi
berulang.

Profilaksis : Pencegahan harus dipertimbangkan pada pasien dengan otitis eksterna


berulang, khususnya pada perenang, pasien dengan immunocompromised, dan pada
mereka dengan kondisi dermatologis sistemik yang dapat mempengaruhi telinga. Drops
yang mengandung alkohol dan asam asetat membantu untuk mengeringkan telinga ,
mencegah maserasi kulit, dan reacidify liang telinga. Alat bantu dengar harus dilepas
setiap malam, dan secara teratur dibersihkan.

Program perawatan dan pemulihan


Beberapa gejala membaik dalam waktu 36-48 jam setelah pengobatan dimulai, dan
resolusi penuh dalam enam hari. Pasien yang tidak merespon pengobatan harus dirujuk ke
otorhinolaryngologist untuk evaluasi lebih lanjut.

15 | P a g e

You might also like