Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Maria Erlin (11.2010.090)
STATUS
I.
Identitas pasien
Nama
: An.AR
Umur
: 1 tahun 6 bulan
Jenis kelamin
: Laki - laki
Alamat
Agama
: Islam
Tinggi badan
: 80 cm
Berat badan
: 9 kg
Dirawat
: Ruang Merak
Keluhan Utama
Perkembangan yang lambat sejak 6 bulan SMRS.
III.
Gerakan tubuh pasien juga terlihat lemah. Pasien belum dapat melakukan aktivitas
yang biasanya sudah dapat dilakukan anak seusianya, seperti duduk dan mengangkat
kepala. Pasien lebih suka berbaring telentang. Kejang (-), demam (-), muntah (+).
BAB dan BAK normal.
Sebelumnya pasien telah dinyatakan menderita hidrosefalus sejak usia 1 bulan.
Awalnya ibu pasien mencurigai hidrosefalus karena keluar cairan kekuningan dari
telinga pasien dan mata pasien tampak seperti selalu melihat ke bawah karena tertarik
oleh kepala yang membesar sehingga terlihat adanya gangguan penglihatan dan os
tidak dapat memfokuskan penglihatan pada 1 titik. Gangguan pendengaran (-). Ketika
dibawa ke bidan desa, bidan desa mengatakan ubun-ubun pasien tegang dan
mengkonsulkan ke dokter spesialis anak. Kemudian dilakukan pemeriksaan oleh
dokter spesialis anak dan dilakukan penyedotan cairan otak sebanyak 4 kali. Setelah
itu dilakukan tindakan ETV di RS Fatmawati dan dianjurkan kontrol tiap 2 bulan.
2
Saat kontrol yang ketiga, perkembangan pasien terlihat masih lambat dan ditemukan
penumpukan cairan otak lagi sehingga diputuskan untuk melakukan tindakan
pemasangan selang ventrikuloperitoneal.
Riwayat Kelahiran
Pasien lahir dengan berat badan 2900 gram dan panjang badan 50 cm ditolong oleh
dokter spesialis kebidanan dan kandungan melalui operasi Sectio Caesarea atas
indikasi adanya perdarahan intrapartum. Usia kehamilan 32 minggu dan saat lahir
bayi langsung menangis keras dan tidak tampak adanya pembesaran kepala abnormal
atau kelainan lain.
IV.
Pasien sering menderita kejang sebanyak lebih dari 5 kali dan kejang
berlangsung lebih dari 15 menit.
V.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
Nadi
Suhu
: 37,30 celcius
Pernapasan
STATUS GENERALIS
Kepala
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thoraks
: Paru
Ekstremitas
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran
: Compos Mentis
Pupil
o isokor/anisokor
: Isokor
o posisi
: Sentral
STATUS LOKALIS
Inspeksi
: Normocephali
Palpasi
Perkusi
: tidak dilakukan
Transluminasi
: tidak dilakukan
Kaku kuduk
negatif
Brudzinski I
negatif
Brudzinski II
negatif
Laseque
negatif
Kernig
negatif
NERVI CRANIAL
NI
Daya penghidu
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Pengenalan warna
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Funduskopi
tidak dilakukan
N II
N III, N IV, N VI
Ptosis
negatif
Strabismus
Nistagmus
negatif
Exoptalmus
negatif
Enoptalmus
negatif
o Lateral
dapat dilakukan
o Medial
dapat dilakukan
o Atas lateral
dapat dilakukan
o Atas medial
dapat dilakukan
o Bawah medial
dapat dilakukan
o Bawah lateral
dapat dilakukan
o Atas
dapat dilakukan
o Bawah
dapat dilakukan
dapat dilakukan
Membuka mulut
dapat dilakukan
Sensibilitas
N. V
:
o Atas
tidak dilakukan
o Tengah
tidak dilakukan
o Bawah
tidak dilakukan
Refleks masseter
tidak dilakukan
N. VII
Pasif
tidak dilakukan
Kedipan mata
dapat dilakukan
Mengerutkan dahi
tidak dilakukan
Mengerutkan alis
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Meringis/menyeringai
dapat dilakukan
Menggembungkan pipi
tidak dilakukan
Gerakan bersiul
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Aktif
lidah depan
N. VIII
tidak dilakukan
Tes schwabach
tidak dilakukan
Tes rinne
tidak dilakukan
Tes weber
tidak dilakukan
Arcus pharynx
tidak dilakukan
Posisi uvula
di tengah
tidak dilakukan
Refleks muntah
tidak dilakukan
Arcus pharynx
tidak dilakukan
N. IX
N. X
Bersuara
dapat dilakukan
Menelan
dapat dilakukan
Memalingkan kepala
dapat dilakukan
Sikap bahu
tidak dilakukan
Mengangkat bahu
tidak dilakukan
Menjulurkan lidah
dapat dilakukan
negatif
Tremor lidah
negatif
Fasikulasi
negatif
:
:
:
:
bebas
5
baik
normal
:
:
:
:
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
:
:
:
:
:
:
negatif
negatif
negatif
negatif
negatif
negatif
N. XI
N. XII
MOTORIK
Gerakan
Kekuatan otot
Tonus otot
Trofi
REFLEKS FISOLOGIS
Refleks tendon
o Refleks biceps
o Refleks triseps
o Refleks patella
o Refleks achilles
REFLEKS PATOLOGIS
Hoffman trommer
Babinski
Chaddock
Openheim
Gordon
Schaefer
SENSIBILITAS
Eksteroseptif
o Nyeri
o Suhu
o Taktil
Propioseptif
o Vibrasi
o Posisi
o Tekan dalam
:
:
:
dapat dilakukan
tidak dilakukan
dapat dilakukan
:
:
:
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
:
:
:
:
:
:
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
FUNGSI OTONOM
Miksi
tidak dilakukan
Defekasi
tidak dilakukan
FUNGSI LUHUR
Fungsi bahasa
tidak dilakukan
Fungsi orientasi
tidak dilakukan
Fungsi memori
tidak dilakukan
Fungsi emosi
tidak dilakukan
Fungsi kognisi
tidak dilakukan
RESUME
Anak laki - laki berumur 1 tahun 6 bulan datang dengan keluhan adanya
gangguan perkembangan 6 bulan smrs. Gangguan penglihatan (+), Muntah (+).
Keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis. Hasil CT-Scan kepala adalah
hidrosefalus obstruktif ec sumbatan ventrikel IV dan tampak lesi-lesi hipodens di
hemisfer kanan. An. AR dikonsul kepada dokter Sp.Anestesi, Sp.Bedah saraf dan
direncanakan untuk dilakukan pembedahan.
DIAGNOSA KLINIS
DIAGNOSA KERJA
: Porensefali.
Cukur gundul
Hubungi / dijadwalkan ke OK
Konsul anestesi
Pasien terletang diatas meja operasi dalam keadaan narkose dan kepala miring
ke kiri
Insisi duramater
Insisi abdomen regio kanan atas lapis demi lapis hingga membuka peritoneum
Operasi selesai
Instruksi post op :
Ceftizoxime 2x300 mg iv
Analisa LCS
Glukosa
51 mg/dl
Protein
460,0 mg/l
None
(-)
Pandy
(-)
Jumlah sel
50 /l
Mono
35 %
Poli
65 %
LDH (Liquor)
22 /l
Kultur
10
LAMPIRAN :
Lab : Hb 12,1 g/dL, Leukosit 7.400, Trombosit 319.000, Ht 37%, BT 3 CT 6
Hasil Ct-Scan :
Porensefali (26 Juni 2011)
11
Ventrikel IV kecil
12
13
14
15
Operasi selesai
FOLLOW UP
25-01-2012
S
: Terapi lanjutkan
Boleh pakai bantal
Mobilisasi gendong-gendong
Diet sesuai SpA
16
: Terapi teruskan
Rencana pulang Sabtu pagi
27-01-2012
S
: Terapi teruskan
Besok belum jadi pulang
KAEN 1 B 500 cc/hari 20 tpm mikro
ASI/PASI 6X70 cc tiap 4 jam
Ekstra Dumin supp 125 mg/x bila suhu lebih dari 38,5
Ceftizoxime 2x3oo mg inj
Novalgin 3x1/4 ampul inj
Ranitidin inj 3x1/4 ampul
PCT 3x1 cc
Jika asupan minum kurang, pasang sonde
28-01-2012
S
: Demam (-)
17
30-01-2012
S
: Post op hari ke 6
: - ACC pulang
- Obat diteruskan dan ditambah Bactoderm salep 2x1 pada bekas infus di kaki
kiri
- Kontrol Kamis 2 Februari 2012
18
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Hidrosefalus adalah peningkatan abnormal volume LCS dan biasanya terjadi
peningkatan tekanan sebagai akibat tidak seimbangnya produksi dan atau absorbsi
LCS. Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti
kepala. Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif
yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang
berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid. Keadaan ini
disebabkan oleh karena terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari
CSS. Bila akumulasi CSS yang berlebihan terjadi diatas hemisfer serebral, keadaan
ini disebut higroma subdural atau koleksi cairan subdural. Pada kasus akumulasi
cairan yang berlebihan terjadi pada sistem ventrikuler, keadaan ini disebut sebagai
19
1. Ventrikel lateralis
Ada dua, terletak didalam hemispherii telencephalon. Kedua ventrikel lateralis
berhubungan denga ventrikel III (ventrikel tertius) melalui foramen interventrikularis
(Monro).
2. Ventrikel III (Ventrikel Tertius)
Terletak pada diencephalon. Dinding lateralnya dibentuk oleh thalamus dengan
adhesio interthalamica dan hypothalamus. Recessus opticus dan infundibularis
menonjol ke anterior, dan recessus suprapinealis dan recessus pinealis ke arah kaudal.
Ventrikel III berhubungan dengan ventrikel IV melalui suatu lubang kecil, yaitu
aquaductus Sylvii (aquaductus cerebri).
3. Ventrikel IV (Ventrikel Quartus)
Membentuk ruang berbentuk kubah diatas fossa rhomboidea antara cerebellum
20
dan medulla serta membentang sepanjang recessus lateralis pada kedua sisi. Masingmasing recessus berakhir pada foramen Luschka, muara lateral ventrikel IV. Pada
perlekatan vellum medullare anterior terdapat apertura mediana Magendie.
4. Kanalis sentralis medula oblongata dan medula spinalis
Saluran sentral korda spinalis: saluran kecil yang memanjang sepanjang korda
spinalis, dilapisi sel-sel ependimal. Diatas, melanjut ke dalam medula oblongata,
dimana ia membuka ke dalam ventrikel IV.
5. Ruang subarakhnoidal
Merupakan ruang yang terletak diantara lapisan arakhnoid dan piamater.
CSS dihasilkan oleh plexus choroideus dan mengalir dari ventrikel lateral ke
dalam ventrikel III, dan dari sini melalui aquaductus masuk ke ventrikel IV. Di sana
cairan ini memasuki spatium liquor serebrospinalis externum melalui foramen
lateralis dan medialis dari ventrikel IV. Pengaliran CSS ke dalam sirkulasi vena
sebagian terjadi melalui villi arachnoidea, yang menonjol ke dalam sinus venosus atau
ke dalam lacuna laterales; dan sebagian lagi pada tempat keluarnya nervi spinalis,
tempat terjadinya peralihan ke dalam plexus venosus yang padat dan ke dalam
selubung-selubung saraf (suatu jalan ke circulus lymphaticus).
Kecepatan pembentukan CSS 0,3-0,4 cc/menit atau antara 0,2- 0,5% volume
total per menit dan ada yang menyebut antara 14-38 cc/jam. Sekresi total CSS dalam
24 jam adalah sekitar 500-600cc, sedangkan jumblah total CSS adalah 150 cc, berarti
dalam 1 hari terjadi pertukaran atau pembaharuan dari CSS sebanyak 4-5 kali/hari.
Pada neonatus jumblah total CSS berkisar 20-50 cc dan akan meningkat sesuai usia
sampai mencapai 150 cc pada orang dewasa.
ETIOLOGI
Hidrosefalus terjadi karena gangguan sirkulasi likuor di dalam system ventrikel
atau oleh produksi likuor yang berlebihan. Hidrosefalus terjadi bila terdapat
penyumbatan aliran likuor pada salah satu tempat, antara tempat pembentukan likuor
dalam system ventrikel dan tempat absorpsi dalam ruang subarachnoid. Akibat
21
hidrosefalus bayi dan anak ( 60-90% ). Akuaduktus dapat merupakan saluran buntu
atau abnormal lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala hidrosefalus terlihat sejak
lahir atau progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah lahir.
b.
Spina bifida dan cranium bifida, hidrosefalus pada kelainan ini biasanya
22
2.Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen sehingga terjadi obliterasi
ruang subarachnoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut meningitis purulenta terjad
bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat purulen di akuaduktus
Sylvius atau sisterna basalis. Pembesaran kepala dapat terjadi beberapa minggu
sampai beberapa bulan sesudah sembuh dari meningitisnya. Secara patologis terlihat
penebalan jaringan piamater dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain.
Pada meningitis serosa tuberkulosa, perlekatan meningen terutama terdapat di daerah
basal sekitar sisterna kiasmatika dan interpendunkularis, sedangkan pada meningitis
purulenta lokasinya lebih tersebar.
3.Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanis yang dapat terjadi di setiap tempat aliran
CSS. Pengobatan dalam hal ini ditujukan kepada penyebabnya dan apabila tumor
tidak bisa dioperasi, maka dapat dilakukan tindakan paliatif dengan mengalirkan CSS
melalui saluran buatan atau pirau. Pada anak, kasus terbanyak yang menyebabkan
penyumbatan ventrikel IV dan akuaduktus Sylvius bagian terakhir biasanya suatu
glioma yang berasal dari serebelum, sedangkan penyumbatan bagian depan ventrikel
III biasanya disebabkan suatu kraniofaringioma.
4.
Perdarahan
Telah banyak dibuktikan bahwa perdarahn sebelum dan sesudah lahir dalam otak
dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain
penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri
KLASIFIKASI
Hidrosefalus dapat dibagi 3 jenis :
23
2.
kedunya
4.
5.
6.
aliran liquor merupakan awal dari kebanyakan dari kasus hidrosefalus. Peningkatan
resistensi yang disebabkan oleh gangguan aliran akan meningkatkan tekanan liquor
secara proporsional dalam upaya mempertahankan resorbsi yang seimbang. Derajat
peningkatan resistensi aliran cairan liquor adan kecepatan perkembangan gangguan
hidrodinamik berpengaruh pada penampilan klinis.
GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis pada permulaan adalah pembesaran tengkorak
yang disusul oleh gangguan neurologik akibat tekanan likuor yang meningkat yang
menyebabkan hipotrofi otak. Hidrosefalus pada bayi (sutura masih terbuka pada umur
kurang dari 1 tahun, didapatkan gambaran :
Cracked-pot sign, yaitu bunyi seperti pot kembang yang retak atau buah
semangka pada perkusi kepala
Kepala membesar
Ubun-ubun melebar dan tegang
Sutura melebar
Fontanella kepala prominen
Mata kearah bawah (sunset phenomena), yaitu bola mata terdorong ke bawah
oleh tekanan dan penipisan tulang tulang supraorbita, sklera tampak di atas
iris, sehingga iris seakan-akan seperti matahari yang akan terbenam
Nistagmus horizontal
Gejala pada anak-anak dan dewasa :
Pada anak Bila sutura kranialis sudah menutup, terjadi tanda-tanda kenaikan
25
tekanan intrakranial :
Sakit kepala
Kesadaran menurun
Kejang
Gelisah
Mual, muntah proyektil
Hiperfleksi seperti kenaikan tonus anggota gerak
Gangguan perkembangan fisik dan mental
Papil edema; ketajaman penglihatan akan menurun dan
lebih lanjut dapat mengakibatkan kebutaan bila terjadi atrofi papila N.II.
Tekanan intrakranial meninggi oleh karena ubun-ubun dan sutura sudah menutup,
nyeri kepala terutama di daerah bifrontal dan bioksipital. Aktivitas fisik dan mental
secara bertahap akan menurun dengan gangguan mental yang sering dijumpai seperti
respon terhadap lingkungan lambat, kurang perhatian tidak mampu merencanakan
aktivitasnya.
DIAGNOSIS
Pengukuran lingkar kepala fronto-oksipital yang teratur pada bayi merupakan
tindakan terpenting untuk menentukan diagnosis dini. Pertumbuhan kepala normal
paling cepat terjadi pada tiga bulan pertama5. Lingkar kepala akan bertambah kirakira 2 cm tiap bulannya. Standar normal berbeda untuk bayi prematur dan bayi cukup
bulan. Pertumbuhan kepala normal pada bayi baru lahir adalah 2 cm / bulan untuk 3
bulan pertama, 1 cm / bulan untuk 3 bulan kedua dan 0,5 cm / bulan selama 6 bulan
berikutnya.
Ukuran Rata-Rata Lingkar Kepala :
26
Lahir
Umur 3 bulan
Umur 6 bulan
Umur 9 bulan
Umur 12 bulan
Umur 18 bulan
35 cm
41 cm
44 cm
46 cm
47 cm
48,5 cm
27
ensefaloklastik dari porensefali). Sista porensefali dari jenis ini umumnya berhubungan dengan ventrikel, dan jarang dengan ruang
subarakhnoid. Porensefali
berat
hidrosefalus. Setelah masa kanak-kanak awal, defisiensi mental jarang, dan kelainan
perseptual mungkin dijumpai. Porensefali klinis harus
diduga
bila
pasien
Patogenesis Porensefali
------------------------------------------------------Porensefali kongenital
Defek germ plasm
Kecelakaan vaskuler intrauterina
Porensefali didapat (pseudoporensefali atau porensefali ensefaloklastik)
Trauma lahir dan trauma lainnya
Pasca inflamasi meningitis, serebritis, ventrikulitis, dll
Kecelakaan serebrovaskuler: trombosis, embolisme, spasme berulang, perdarahan
intraserebral, dll
Pasca bedah: pungsi ventrikel, drainase ventrikuler, shunt yang malfungsi
Hidrosefalus dan ensefalosel
-------------------------------------------------------Temuan Radiografik
28
CT scan pasien dengan porensefali memperlihatkan satu atau lebih area berdensitas
rendah yang berbatas, yang mempunyai densitas seperti CSS dan berhubungan
dengan ventrikel yang berdilatasi ringan hingga sedang. Lesi tidak diperjelas oleh
kontras. Ventrikel lateral memperlihatkan dilatasi asimetris dengan atau tanpa
pergeseran garis tengah, yang disebabkan oleh gradient tekanan antara hemisfer kiri
dan kanan. Atrofi serebral lokal sekitar sista porensefalik cenderung menyebabkan
pergeseran garis tengah. Sisternografi metrizamida atau ventrikulografi mungkin
diperlukan untuk menentukan hubungan antara sista dengan ventrikel lateral. Kista
porensefalik mungkin berhubungan dengan ruang subdural dan dengan koleksi
cairan subdural. Porensefali mungkin memberikan gambaran pada CT scan serupa
dengan displasia lober, terutama
oksipital pada hidrosefalus kongenital berat. Porensefali harus didiferensiasi dari lesi
sistik serebral lainnya pada CT scan. Karena tidak ada kapsul vaskuler sekitar sista
porensefalik, maka tidak akan diperjelas oleh penyuntikan medium kontras. Tumor
sistik dan abses memperlihatkan penguatan kontras, serta nodulus atau cincin dapat
disaksikan.Infark lama berhubungan dengan atrofi hemisfer serebral ipsilateral.
Pertimbangan Operasi
Pasien yang hanya semata-mata dengan porensefali didapat, bukan kandidat operasi,
kecuali keadaannya bersamaan dengan hidrosefalus. Porensefali ditindak bedah
bila memiliki efek massa atau bila kista porensefali diperkirakan sebagai fokus
bangkitan yang tak bisa dikontrol. Seperti sista arakhnoid, kraniotomi dan fenestrasi
atau eksisi dinding luar dari sista dilakukan pada kebanyakan kasus. Bila sista tak
berhubungan
memperlihatkan
dan
29
30
sehingga
terbentuk
saluran
antara
ventrikel
III
dengan
sisterna
31
32
radiculopathy
dan
arachnoiditis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak nelson. Vol 3.
Ed 15th .Jakarta: EGC;2000.
2. Andrew H Kaye. 2005.Raised Intracranial Pressure and Hydrocephalus in
Essential Neurosurgery, 3rd ed, Australia: Blackwell Publishing Asia Pty Ltd,
3:31-39.
3. Abnormalitas
bawaan
susunan
syaraf
pusat
umam.mhs.unimus.ac.id tanggal 11 november 2011.
diunduh
dari
4. Saanin
S.
Anomali
susunan
syaraf
pusat
diunduh
http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery tanggal 12 desember 2011.
dari
33