Professional Documents
Culture Documents
1 (2015) 25-39
Abstract: Identification of slum areas needs to be carried out not only in municipality or metropoitan
city, but also in all regencies (municipal city/ regency). Identification is intended to detect the exact
location of slum areas which is then used to formulate solution programs. In identifying the slum areas, a
set of criteria are used to determine if a particular area can be labelled as slum or not. The criteria are
broadly categorized into physical components and some additional components. The method of slum area
labelling was undertaken by applying comprehensive analysis method where assessment was carried out
by scoring the aforementioned criteria.Through research carried out in Bandar Lampung, the result
showed that among 30 villages, consisting of 20 non-coastal area villages and 10 in coastal areas, the
highest degree of slum areas was found in Teluk Betung Village (3,17) and the lowest one was found in
Tanjung Senang (1,44). Coastal areas are generally slummier than non-coastal ones. Through quantitatif
(analysis ordinal regression), with minitab 16.0 it was found that there were five variables which have
caused high degree of slums ( = 10 %) i.e; population density, land suitability, clean water public,
green open space, and poor rate, with P value for i.e: 0,018, 0,038, 0,100, and 0,056. While variables
education rate, road condition, number of family members, and criminality rate havent caused degrre of
slums with P value i.e : 0,817, 0,875, 0,706, and 0.369.
Keywords: criteria of slum, degree, slum areas, identification
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota secara umum adalah tempat
bermukimnya warga kota , tempat bekerja,
tempat kegiatan dalam bidang ekonomi,
pemerintahan dan lain-lain. Kota adalah suatu
sistem jaringan
kehidupan manusia yang
ditandai dengan kepadatan yang tinggi, dan
diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang
heterogen dan coraknya yang materialistik atau
dapat diartikan sebagai bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsure-unsur alami dan
nonalami dengan gejala-gejala pemusatan
penduduk yang cukup besar dengan corak
kehidupan yang bersifat heterogen dan
materalistik dibandingkan dengan daerah
belakangnya (Bintarto, 1983). Perkembangan
kota yang dinamis membawa berbagai macam
dampak bagi pola kehidupan masyarakat kota itu
sendiri. Perkembangan pusat kota yang
merupakan sentra dari kegiatan ekonomi menjadi
daya tarik bagi masyarakat yang dapat membawa
pengaruh bagi tingginya arus tenaga kerja baik
dari dalam kota itu sendiri maupun dari luar
wilayah kota, sehingga menyebabkan pula
tingginya arus urbanisasi. Kepadatan penduduk
25
26
dan
sasaran
penyebaran
kuesioner,
rancangan pelaksanaan observasi serta
format kuesioner.
Penentuan Jumlah Sampel
Studi ini menggunakan teknik penarikan
sampel untuk bahan studi dengan alasan bahwa
peneliti tidak mungkin untuk mengamati seluruh
anggota
populasi.
Menurut
Sumaatmaja
(1988:54)
mengatakan
bahwa
sampel
merupakan bagian dari populasi yang bersifat
mewakili populasi yang bersangkutan . Dan
menurut
Suharsimi
Arikunto
(1987)
mengemukakan bahwa penarikan sampel
tergantung pada:
1) Kemampuan penelitian dilihat dari segi
waktu, tenaga dan biaya.
2) Sempit dan Luasnya pengamatan dari setiap
subjek karena hal ini menyangkut banyak
sedikitnya data.
3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh
peneliti.
Mengenai besarnya sampel menurut Tika
(2005 : 25) mengatakan bahwa sampai saat ini
belum ada ketentuan yang jelas tentang besaran
minimal sampel yang dapat diambil dan dapat
mewakili suatu populasi yang akan diteliti.
Kendati demikian, dalam teori sampling
dikatakan bahwa sampel terkecil dan dapat
mewakili distribusi normal adalah 30. Untuk itu
dalam penelitian ini digunakan teknik Purposive
Sampling sehingga diambil 30 kelurahan dari
126 kelurahan yang ada di Kota Bandar
Lampung. Adapun rincian karateristik kelurahan
yang terpilih sebagai sampel adalah 10 kelurahan
pesisir dan 20 kelurahan non pesisir.
1. Tahap Pengumpulan Data
Data merupakan gambaran tentang suatu
keadaan atau persoalan yang dikaitkan dengan
tempat dan waktu, yang merupakan dasar suatu
perencanaan dan merupakan alat bantu dalam
pengambilan keputusan. Masalah, tujuan, dan
hipotesa penelitian, untuk sampai pada suatu
kesimpulan harus didukung oleh data-data yang
relevan. Relevansi data dengan variabel-variabel
penelitian didasari oleh metode pendekatan
masalah yang relevan (Sumaatmaja, 1998:104).
Pada suatu proses penelitian, tahapan
pengumpulan data merupakan tahapan yang
harus direncanakan untuk mendapatkan suatu
hasil yang optimal yang sesuai dengan tujuan
dan sasaran penelitian pada proses-proses
selanjutnya.
Sumber-sumber
data
yang
dibutuhkan guna penyusunan studi ini adalah:
a. Data Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber
data yang berasal dari instansi yang terkait
27
TK = ( nk X bobot)
Keterangan
TK = Tingkat Kekumuhan
nk = Nilai Kekumuhan diperoleh dari nilai
masing-masing indikator
bobot = persentase untuk masing masing
indikator yang telah ditetapkan
Nilai TK adalah 1 tk 5 dengan kriteria di
daerah penelitian sebagai berikut:
TK < 2,40 = Tidak Kumuh
2,40 TK 2,70 = Agak Kumuh
TK > 2,70 = Kumuh
Berikut adalah indikator indikator dan
pembobotan dari dirjen Perumahan dan
pemukiman yang digunakan dalam penentuan
tingkat kekumuhan yaitu:
a. Kondisi Bangunan
1) Tingkat
kualitas
bangunan
yaitu
persentase banyaknya bangunan rumah
yang tidak permanen dalam suatu
lingkungan kawasan
2) Tingkat Kepadatan bangunan yaitu
jumlah unit bangunan persatuan luas
(Ha) dalam suatu lingkungan kawasan
3) Tingkat kelayakan bangunan yaitu
persentase banyaknya bangunan rumah
yang tidak layak atau sehat dalam
penggunaan material seperti dinding,
plafon dan lantai.
4) Tingkat penggunaan luas bangunan yaitu
rata-rata luas ruangan yang dipergunakan
oleh penduduk
5) Kesesuaian Lahan yaitu persentase
perbandingan antara jumlah rumah yang
dibangun di atas tanah yang bukan
sebagai perumahan dengan jumlah
rumuh yang dibangun pada tanah yang
diperuntukan bagi perumahan yang
sesuai RUTR.
6) Status penguasaan bangunan yaitu
persentase status kepemilikan dan
penggunaan bangunan.
7) Frekuensi bencana kebakaran yaitu
banyaknya kejadian kebakaran pada
suatu kawasan tiap tahunnya
8) Frekuensi
bencana
banjir
yaitu
banyaknya bencana banjir pada suatu
kawasan dalam satu tahun
b. Kondisi Sarana dan Prasarana
28
Sedangkan tabel
parameter dari penilaian
mengenai tingkat kekumuhan pada permukiman
kumuh terdapat dalam lampiran.
b. Analisis Kuantitatif (Uji Hipotesis)
Uji Hipotesis menggunakan Analisis
Regresi, dengan pemodelan regresi ordinal.
Adapun variabel yang digunakan, simbol dalam
pemodelan adalah sebagai berikut:
Variabel Respon
Variabel respon dalam penelitian ini adalah
tingkat kekumuhan dalam wilayah kelurahan.
Variabel respon sering juga disebut variabel
Tabel 2. Variabel yang berkaitan dengan Kependudukan, Sosial Ekonomi, Sarana Prasarana, dan Fisik
29
wilayah
Variabel
Kependudukan
Kepadatan Penduduk [PDTP]
Sosial Ekonomi
Tingkat Pendidikan [TPDIK]
Fisik
Kesesuaian Lahan [LT]
Katagori
30
a. Kondisi Ekonomi
(1) Tingkat Pendapatan
Menurut hasil survei dan pengamatan
yang dilakukan di daerah penelitian tingkat
pendapatan rata-rata di daerah penelitian,
diperoleh hasil ternyata wilayah non pesisir
lebih variatif dibandingkan wilayah pesisir, di
wilayah pesisir ada 3 katagori di wilayah non
pesisir ada 4 katagori, namun ada kesamaan di
kedua wilayah, dimana tingkat pendapatan
sebagian besar katagori 3 (16 25 %), Untuk
lebih jelasnya tingkat pendapatan untuk masingmasing katagori di kedua wilayah dapat dilihat
pada tabel 2. sebagai berikut:
30,00
50,00
20,00
0,00
15,00
65,00
15,00
5,00
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama Kelurahan
Panjang Selatan
Panjang Utara
Srengsem
Way Lunik
Karang Maritim
Kota Karang
Keteguhan
Sukamaju
Wilayah
Pesisir
Pesisir
Pesisir
Pesisir
Pesisir
Pesisir
Pesisir
Pesisir
56,65
47,78
64,72
76,49
52,92
53,79
49,44
54,67
31
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Teluk Betung
Pesawahan
Labuhan Ratu
Kampung Baru
Kedaton
Surabaya
Panengahan
Kemiling Permai
Gedong Air
Gunung Sari
Tanjung Seneng
Way Kandis
Pasir Gintung
Kaliawi
Gotong Royong
Palapa
Kelapa Tiga
Durian Payung
Rajabasa
Rajabasa Jaya
Gedong Meneng
Rajabasa Raya
Pesisir
Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
58,36
69,71
46,61
63,75
40,06
56,36
45,05
44,31
50,08
53,95
28,77
34,56
60,41
55,93
55,66
62,14
57,72
76,77
55,51
53,97
48,40
52,00
32
33
No.
Nama Kelurahan
Wilayah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Panjang Selatan
Panjang Utara
Srengsem
Way Lunik
Karang Maritim
Kota Karang
Keteguhan
Sukamaju
Teluk Betung
Pesawahan
Labuhan Ratu
Kampung Baru
Kedaton
Surabaya
Panengahan
Kemiling Permai
Gedong Air
Gunung Sari
Tanjung Seneng
Way Kandis
Pasir Gintung
Kaliawi
Gotong Royong
Palapa
Kelapa Tiga
Durian Payung
Rajabasa
Rajabasa Jaya
Gedong Meneng
Rajabasa Raya
Pesisir
Pesisir
Pesisir
Pesisir
Pesisir
Pesisir
Pesisir
Pesisir
Pesisir
Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Non Pesisir
Tingkat Kekumuhan
Kumuh (2,84)
Kumuh (2,93)
Agak Kumuh (2,56)
Kumuh (2,74)
Agak Kumuh (2,63)
Kumuh (3,06)
Kumuh (2,72)
Kumuh (2,71)
Kumuh (3,17)
Agak Kumuh (2,60)
Agak Kumuh (2,54)
Tidak Kumuh (2,12)
Tidak Kumuh (2,20)
Tidak Kumuh (2,13)
Tidak Kumuh (2,13)
Agak Kumuh (2,40)
Tidak Kumuh (2,25)
Kumuh (2,94)
Tidak Kumuh (1,44)
Tidak Kumuh (2,19)
Agak Kumuh (2,55)
Kumuh (2,89)
Kumuh (2,77)
Agak Kumuh (2,65)
Agak Kumuh (2,70)
Agak Kumuh (2,60)
Agak Kumuh (2,46)
Tidak Kumuh (2,22)
Tidak Kumuh (2,37)
Tidak Kumuh (2,20)
34
Coef
Const (1)
-39,3247
Const (2)
-35,0000
Kependudukan
Kepadatan
2,54223
Penduduk [PDTP]
Jumlah Anggota 0,286159
Rumah
Tangga
[RART]
Sosial Ekonomi
Tingkat
-0,463545
Pendidikan
[TPDIK]
Tingkat
0,904406
Kerawanan
Keamanan
[TKMAN]
Tingkat
5,33320
Kemiskinan
[TKIN]
Sarana
dan
Prasarana
Pelayanan
Air 3,99117
Bersih [PYSIH]
Kondisi
Jalan -0,204113
[JLN]
Ruang
Terbuka 4,08552
[RT]
Fisik
Keseuaian Lahan 3,22812
[LT]
Sumber: Analisis Data, 2015
SE Coef
Odds
Ratio
lower
upper
Keterangan
13,9336
13,1668
-2,82
-2,66
0,005
0,008
1,07197
2,37
0,018
12,71
1,55
103,88
berpengaruh
0,75815
0,38
0,706
1,33
0,30
5,88
Tdak
berpengaruh
2,00459
-0,23
0,817
0,63
0,01
31,99
Tidak
Berpengaruh
1,00653
0,90
0,369
2,47
0,34
17,76
Tidak
Berpengaruh
2,79171
1,91
0,056
207,10
0,87
49258,93
Berpengaruh
1,63526
2,44
0,015
54,12
2,19
1334,38
Berpengaruh
1,29543
-0,16
0,875
0,82
0,06
10,33
2,48619
1,64
0,100
59,47
0,46
7772,70
Tidak
Berpengaruh
Berpengaruh
1,55503
2,08
0,038
25,23
1,20
531,62
Berpengaruh
35
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Ina H., 2013, Kajian tentang Konsep
Keberlanjutan pada Beberapa Kota Baru
dan Permukiman Berskala Besar, Jurnal
PWK Unisba
Amri,Nurmaida, 2013, Karateristik Lingkungan
Permukiman Kumuh Tepian Sungai
Kecamatan Lolaka, Sulawesi Tenggara,
Jurnal Jupiter Volume XII No.1
Bintarto,
1983,
Urbanisasi
dan
Permasalahannya, Ghalia, Yogyakarta
Burhanuddin, 2010, Karateristik Teritorialitas
Ruang pada Permukiman Padat di
Perkotaan, Jurnal ruang Volume 2
Nomor 1
Deputi Pengembangan Kawasan, 2012, Buku
Panduan
Penanganan
lingkungan
perumahan dan permukiman kumuh
berbasis kawasan TA 2013, Kementrian
Perumahan Rakyat Republik Indonesia,
Jakarta
Departemen Pekerjaan Umum, 2008, Penataan
ruang wilayah, DPU, Jakarta
Ekaputra, Yohanes D., Pengaruh Aktivitas
Ekonomi, Sosial, dan Budaya Pada
Sistem Permukiman Nelayan (Kajian
Kawasan
Nelayan
TasikAgung
Kabupaten Rembang)
Haryanto, Asep, 2013, Strategi Penanganan
Kawasan Kumuh sebagai Upaya
Menciptakan Lingkungan Perumahan
dan Permukiman yang sehat, Jurnal
PWK Unisba
Iskandar, Johan, 2014, Manusia dan
Lingkungan
dengan
berbagai
permasalahan, Graha Ilmu, Yogyakarta
Khomarudin
M.1997,
Menelusuri
Pembangunan
Perumahan
dan
Permukiman, Yayasan Real Estate
Indonesia, PT. Rakasindo, Jakarta
Lestari, Forina, 2006, Identifikasi Tingkat
Kerentanan Masyarakat Permukiman
Kumuh Perkotaan melalui Pendekatan
Suistanable Urban
Livelihood (SUL) (Studi Kasus : Kelurahan
Taman Sari, Bandung ).
Lestari Indah D. dan Sugiri, Agus, 2013, Peran
Badan Keswadayaan Masyarakat dalam
Penanganan Permukiman Kumuh di
Podosugih, Kota Pekalongan. Jurnal
Teknik PWK Volume 2 Nomor I
Makarao, M.T., 2011, Aspek-aspek Hukum
Lingkungan, Indeks, Jakarta
Muchsin dan koeswahyono, 2008, Aspek
Kebijaksanaan Hukum Penatagunaan
Tanah dan Penataan Ruang, PT Sinar
Grafika, Jakarta
Priyatno, Duwi, 2010, Teknik Mudah dan
Cepat melakukan analisis data penelitian
dengan SPSS, Penerbit Gaya Media,
Yogyakarta
Rohadi, Tasdiyanto Dr., 2011, Budaya
Lingkungan Akar Masalah dan Solusi
Krisis Lingkungan, Ecologia Press,
Yogyakarta
Small, Christopher, Global Analysis of Urban
Population Distribution and The
38
Physical Environment,
Columbia
University, Columbia
Soemirat, Juli, 2011 (edisi revisi), Kesehatan
Lingkungan, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta
Soemarwoto, Otto, 1997 (edisi revisi), Ekologi,
Lingkungan Hidup dan Pembangunan,
Djambatan, Jakarta.
39