You are on page 1of 510

Rencana Usaha

Penyediaan Tenaga Listrik


PT PLN (Persero) 2013-2022

Rencana Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik
PT PLN (Persero) 2013-2022

2013 - 2022
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

iii

RUPTL
iv

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

vii

RUPTL
viii

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

KATA PENGANTAR

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2013-2022 ini disusun untuk memenuhi amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang
menyatakan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dilaksanakan sesuai dengan Rencana
Umum Ketenagalistrikan dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
PT PLN (Persero), selanjutnya disebut PLN dalam buku ini, sebagai Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik (Kepmen ESDM No. 634-12/20/600.3/2011 tanggal 30 September 2011) wajib menyusun RUPTL
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 2682.K/21/MEM/2008 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 20082027 dan draft
Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 20122031 yang telah disusun oleh Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral.
RUPTL ini disusun untuk menjadi pedoman pengembangan sarana ketenagalistrikan di wilayah usaha PLN
pada kurun waktu 20132022, yang akan digunakan dalam penyusunan rencana jangka panjang perusahaan
dan penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan tahunan. Wilayah usaha PLN meliputi seluruh wilayah
Republik Indonesia kecuali yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai wilayah usaha bagi BUMN lain, BUMD,
badan usaha swasta atau koperasi.
Sejalan dengan perkembangan dan perubahan kondisi industri kelistrikan di Indonesia, RUPTL ini akan
dievaluasi secara berkala dan diubah seperlunya agar rencana pengembangan sistem kelistrikan lebih sesuai
dengan kondisi terkini. Dalam RUPTL ini disajikan juga mengenai skenario terhadap risiko pendanaan dan risiko
keterlambatan penyelesaian proyek-proyek dan ketersediaan energi primer. Kedua risiko tersebut merupakan
risiko yang berdampak besar dan mempunyai peluang untuk terjadi.
Risiko keterbatasan kemampuan nansial PLN akan disampaikan dalam Bab VII Kebutuhan Dana Investasi
dibandingkan dengan kondisi bila PLN tidak mempunyai kendala dalam penyediaan tenaga listrik. Dalam bab
tersebut juga diuraikan alternatif yang bisa ditempuh untuk tetap melayani kebutuhan tenaga listrik.

Dengan demikian dapat diketahui opsi serta mitigasi yang dapat ditempuh dalam upaya untuk terus melayani
pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik ke depan.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas kontribusi semua pihak sehingga RUPTL ini
dapat diselesaikan.

Jakarta,

Desember 2013
DIREKTUR UTAMA

NUR PAMUDJI

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Sementara itu dalam risiko keterlambatan beroperasinya pembangkit dan ketersediaan energi primer akan
diuraikan di dalam Bab VIII Analisis Risiko. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh risiko mundurnya jadwal
penyelesaian pembangkit dan tidak tersedianya pasokan gas maupun panas bumi akan diuraikan. Akibat dari
kondisi ini antara lain adalah kenaikan kebutuhan BBM yang signikan.

ix

DAFTAR ISI
KEPUTUSAN MENTERI ESDM

iii

KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

vii

KATA PENGANTAR

ix

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

xiv

DAFTAR TABEL

xv

DAFTAR LAMPIRAN
SINGKATAN DAN KOSAKATA

BAB I

xviii
xx

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

1.2.

Landasan Hukum

1.3.

Visi dan Misi Perusahaan

1.4.

Tujuan dan Sasaran Penyusunan RUPTL

1.5.

Proses Penyusunan RUPTL dan Penanggungjawabnya

1.6.

Ruang Lingkup dan Wilayah Usaha

1.7.

Sistematika Dokumen RUPTL

BAB II KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN SARANA KETENAGALISTRIKAN


2.1.

Kebijakan Pelayanan Penyediaan Tenaga Listrik untuk Melayani


Pertumbuhan Kebutuhan Tenaga Listrik

11

2.2.

Kebijakan Pengembangan Kapasitas Pembangkit

11

2.3.

Kebijakan Pengembangan Transmisi

14

2.4.

Kebijakan Pengembangan Distribusi

15

2.5.

Kebijakan Pengembangan Listrik Perdesaan

16

2.6.

Kebijakan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan

16

2.7.

Kebijakan Mitigasi Perubahan Iklim

17

BAB III KONDISI KELISTRIKAN SAAT INI

RUPTL

3.1

Penjualan Tenaga Listrik

21

3.1.1. Jumlah Pelanggan

22

3.1.2. Rasio Elektrikasi

22

3.1.3. Pertumbuhan Beban Puncak

23

3.2.

23

Kondisi Sistem Pembangkitan

3.2.1. Wilayah Luar Jawa-Bali

23

3.2.2. Wilayah Jawa-Bali

25

3.3.

26

Kondisi Sistem Transmisi

3.3.1. Sistem Transmisi Wilayah Luar Jawa-Bali

26

3.3.2. Sistem Transmisi Jawa-Bali

27

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

3.4.

Kondisi Sistem Distribusi

28

3.4.1. Susut Jaringan Distribusi

28

3.4.2. Keandalan Pasokan

28

3.5.

29

Masalah-Masalah yang Mendesak

3.5.1. Upaya Penanggulangan Jangka Pendek

29

3.5.2. Upaya Penanggulangan Jangka Menengah Wilayah Luar Jawa-Bali

30

3.5.3. Upaya Penanggulangan Jangka Menengah Sistem Jawa-Bali

31

BAB IV KETERSEDIAAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN (EBT)


4.1.

Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan

35

4.2.

Panas Bumi

36

4.3.

Tenaga Air

36

4.4.

PLTMH

38

4.5.

PLTS

39

4.6.

Biomassa

39

4.7.

PLT Bayu

39

4.8.

Energi Kelautan

39

4.9.

Coal Bed Methane (CBM)

40

4.10. Nuklir

40

5.1.

Batubara

43

5.2.

Gas Alam

44

5.2.1. LNG dan Mini-LNG

47

5.2.2. CNG (Compressed Natural Gas)

48

BAB VI RENCANA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK 2013 2022


6.1.

Kriteria Perencanaan

51

6.1.1. Perencanaan Pembangkit

51

6.1.2. Perencanaan Transmisi

52

6.1.3. Perencanaan Distribusi

53

6.2.

54

Asumsi Dalam Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik

6.2.1. Pertumbuhan Ekonomi

55

6.2.2. Pertumbuhan Penduduk

55

6.3.

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik 2013 - 2022

56

6.4.

Rencana Pengembangan Pembangkit

60

6.4.1. Kategorisasi Kandidat Pembangkit

60

6.4.2. Program Percepatan Pembangkit Berbahan Bakar Batubara


(Perpres No. 71/2006 jo Perpres No.59/2009)

61

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

BAB V KETERSEDIAAN ENERGI PRIMER NON-EBT

xi

6.4.3. Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Tahap 2

63

6.4.4. Program Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) berdasarkan PerPres


No. 13/2010

65

6.4.5. Rencana Pengembangan PLTU Batubara Mulut Tambang

65

6.4.6. Rencana Penambahan Kapasitas (Gabungan Indonesia)

66

6.4.7. Penambahan Kapasitas Pembangkit Pada Wilayah Luar Jawa - Bali

67

6.4.8. Penambahan Kapasitas Pada Sistem Jawa - Bali

78

6.4.9. Partisipasi Listrik Swasta

84

6.5.

84

Proyeksi Neraca Energi dan Kebutuhan Bahan Bakar

6.5.1. Sasaran Fuel Mix Indonesia

84

6.5.2. Sasaran Fuel Mix Sumatera

86

6.5.3. Sasaran Fuel Mix Indonesia Timur

87

6.5.4. Sasaran Fuel Mix Jawa - Bali

89

6.6.

Proyeksi Emisi CO2

90

6.7.

Proyek Pendanaan Karbon

93

6.8.

Pengembangan Sistem Penyaluran dan Gardu Induk

93

6.8.1. Pengembangan Sistem Penyaluran Wilayah Operasi Sumatera

94

6.8.2. Pengembangan Sistem Penyaluran Wilayah Indonesia Timur

96

6.8.3. Pengembangan Sistem Penyaluran Sistem Jawa - Bali

97

6.9.

99

Pengembangan Sistem Distribusi

6.9.1 Wilayah Operasi Luar Jawa - Bali

99

6.9.2 Sistem Jawa - Bali

100

6.10. Pengembangan Listrik Perdesaan

100

6.11. Proyek PLTU Skala Kecil Tersebar

101

6.12. Pembangkit ermal Modular Pengganti Diesel (PTMPD)

104

RUPTL

BAB VII KEBUTUHAN DANA INVESTASI

xii

7.1.

Proyeksi Kebutuhan Investasi Indonesia

109

7.2.

Proyeksi Kebutuhan Investasi Jawa - Bali

110

7.3

Proyeksi Kebutuhan Investasi Wilayah Luar Jawa - Bali

111

7.4.

Kebutuhan Investasi Kelistrikan PLN dan IPP

113

7.5.

Sumber Pendanaan dan Kemampuan Keuangan PLN

114

7.6.

Kemampuan Finansial Korporat untuk Berinvestasi

115

7.6.1. Financial Leverage Perusahaan

115

7.6.2. Simulasi Program Investasi Sesuai Kemampuan Pendanaan PLN

117

7.6.3. Perbaikan Struktur Moadal Perusahaan

119

7.6.4. Pengembangan Model Bisnis Kerjasama PLN dan Pihak Ketiga Non - IPP

120

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

BAB VIII ANALISIS RISIKO JANGKA PANJANG


8.1.

Prol Risiko Jangka Panjang 2013 - 2022

123

8.2.

Pemetaan Prol Risiko Jangka Panjang 2013 - 2022

125

8.3.

Risiko Keterlambatan Proyek PLN dan IPP

126

8.4.

Mitigasi Risiko

128

131

DAFTAR PUSTAKA

135

2013 - 2022

BAB IX KESIMPULAN

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

xiii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR BAB I
Gambar 1.1 Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL

Gambar 1.2 Peta Wilayah Usaha PT PLN (Persero)

GAMBAR BAB VI
Gambar 6.1 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2013 dan 2022

58

Gambar 6.2 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2013 - 2022

58

Gambar 6.3 Perbandingan Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik RUPTL dan RUKN

60

Gambar 6.4 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis


Bahan Bakar Gabungan Indonesia (GWh)

85

Gambar 6.5 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis


Bahan Bakar Wilayah Operasi Sumatera (GWh)

87

Gambar 6.6 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan


Jenis Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Timur (GWh)

88

Gambar 6.7 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan


Jenis Bahan Bakar Sistem Jawa - Bali (GWh)

89

Gambar 6.8 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar (Gabungan Indonesia)

91

Gambar 6.9 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Sistem Jawa - Bali

92

Gambar 6.10 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Wilayah Operasi Sumatera

92

Gambar 6.11 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Timur

93

RUPTL

GAMBAR BAB VII

xiv

Gambar 7.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak Termasuk IPP)

109

Gambar 7.2 Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Sistem Jawa Bali

110

Gambar 7.3 Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Sumatera

111

Gambar 7.4 Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur

112

Gambar 7.5 Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP

113

Gambar 7.6 Posisi Indikator DSCR dan CICR Periode 2002 - 2012

116

Gambar 7.7 Posisi Indikator DER Periode 2002 - 2012

117

Gambar 7.8 Perbandingan Antara Kebutuhan Investasi dan Kemampuan Investasi

118

Gambar 7.9 Proyeksi Indikator Covenant PLN untuk Skenario 1 dan Skenario 2

118

Gambar 7.10 Perbandingan Beban Puncak Skenario 1 dan 2 dengan Tambahan


Pembangkit Skenario 2

119

GAMBAR BAB VIII


Gambar 8.1 Pemetaan Prol Risiko Jangka Panjang 2013 - 2022

126

Gambar 8.2 Perbandingan Beban Puncak Skenario 1 dan 3 dengan


Tambahan Pembangkit Skenario 3

127

Gambar 8.3 Reserve Margin Sumatera dan Jawa untuk Skenario 1 dan Skenario 3

128

Gambar 8.4 Kebutuhan BBM Skenario 1 dan 3

128

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

DAFTAR TABEL

TABEL BAB I
Tabel 1.1

Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL

TABEL BAB III


Tabel 3.1

Penjualan Tenaga Listrik PLN (TWh)

21

Tabel 3.2

Perkembangan Jumlah Pelanggan (Ribu Unit)

22

Tabel 3.3

Perkembangan Rasio Elektrikasi (%)

22

Tabel 3.4

Pertumbuhan Beban Puncak Sistem Jawa - Bali 2008 2013

23

Tabel 3.5

Kapasitas Terpasang Pembangkit Wilayah Luar Jawa - Bali


(MW) s.d September Tahun 2013

24

Tabel 3.6

Daftar Sewa Pembangkit Wilayah Operasi Sumatera s/d September 2013

25

Tabel 3.7

Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Jawa - Bali Tahun 2013

25

Tabel 3.8

Perkembangan Kapasitas Trafo GI Wilayah Luar Jawa - Bali (MVA)

26

Tabel 3.9

Perkembangan Saluran Transmisi Wilayah Luar Jawa - Bali (Kms)

27

Tabel 3.10

Perkembangan Kapasitas Trafo GI Sistem Jawa - Bali

27

Tabel 3.11

Perkembangan Saluran Transmisi Sistem Jawa - Bali

27

Tabel 3.12

Kapasitas Pembangkit dan Interbus Transformer (IBT)

28

Tabel 3.13

Rugi Jaringan Distribusi (%)

28

Tabel 3.14

SAIDI dan SAIFI PLN

28

Tabel 4.1

Potensi dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan Skala Kecil

35

Tabel 4.2

Rencana Pengembangan Pembangkit EBT Skala Kecil (MW)

35

Tabel 4.3

Biaya Pengembangan Pembangkit EBT Skala Kecil (Juta US$)

35

Tabel 4.4

Potensi Proyek PLTA Berdasarkan Masterplan of Hydro Power Development

36

TABEL BAB V
Tabel 5.1

Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di Jawa - Bali

44

Tabel 5.2

Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di Luar Jawa - Bali

46

TABEL BAB VI
Tabel 6.1

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

55

Tabel 6.2

Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

55

Tabel 6.3

Pertumbuhan Penduduk (%)

56

Tabel 6.4

Pertumbuhan Ekonomi, Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik dan


Beban Puncak Priode 2013 2002

56

Proyeksi Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan dan


Rasio Elektrikas Periode 2013 2022

57

Tabel 6.5

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

TABEL BAB IV

xv

RUPTL
xvi

Tabel 6.6

Prakiraan Kebutuhan Listrik, Angka Pertumbuhan dan Rasio Elektrikasi

57

Tabel 6.7

Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2013 - 2022


per Kelompok Pelanggan (GWh)

59

Tabel 6.8

Asumsi Harga Bahan Bakar

61

Tabel 6.9

Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW (Peraturan Presiden


No. 71/2006 jo Perpres No. 59/2009) Status September 2013

61

Tabel 6.10

Daftar Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tahap 2

63

Tabel 6.11

Proyek yang Terdapat dalam Buku KPS 2013 Bappenas

65

Tabel 6.12

Kebutuhan Tambahan Pembangkit Total Indonesia (MW)

66

Tabel 6.13

Kebutuhan Pembangkit Wilayah Operasi Sumatera (MW)

68

Tabel 6.14

Neraca Daya Sistem Sumatera Tahun 2013 - 2022

69

Tabel 6.15

Rencana Penambahan Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Timur (MW)

72

Tabel 6.16

Neraca Daya Sistem Kalimantan Barat Tahun 2013 - 2022

73

Tabel 6.17

Neraca Daya Sistem Kalseltengtim Tahun 2013 - 2022

74

Tabel 6.18

Neraca Daya Sistem Sulbagut Tahun 2013 - 2022

75

Tabel 6.19

Neraca Daya Sistem Sulbagsel Tahun 2013 - 2022

77

Tabel 6.20

Rencana Penambahan Pembangkit Sistem Jawa-Bali (MW)

79

Tabel 6.21

Neraca Daya Sistem Jawa - Bali Tahun 2013 - 2022

80

Tabel 6.22

Regional Balance Sistem Jawa - Bali Tahun 2012

84

Tabel 6.23

Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar

85

Tabel 6.24

Kebutuhan Bahan Bakar Gabungan Indonesia

86

Tabel 6.25

Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


Wilayah Operasi Sumatera (GWh)

86

Tabel 6.26

Kebutuhan Bahan Bakar Wilayah Operasi Sumatera

87

Tabel 6.27

Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


Wilayah Operasi Indonesia Timur (GWh)

87

Tabel 6.28

Kebutuhan Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Timur

88

Tabel 6.29

Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar


Sistem Jawa - Bali (GWh)

89

Tabel 6.30

Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Jawa - Bali

90

Tabel 6.31

Kebutuhan Fasilitas Transmisi Indonesia

94

Tabel 6.32

Kebutuhan Fasilitas Trafo dan Gardu Induk Indonesia

94

Tabel 6.33

Kebutuhan Fasilitas Transmisi Wilayah Operasi Sumatera

95

Tabel 6.34

Kebutuhan Fasilitas Trafo dan Gardu Induk Wilayah Operasi Sumatera

96

Tabel 6.35

Kebutuhan Fasilitas Transmisi Indonesia Timur

96

Tabel 6.36

Kebutuhan Trafo Indonesia Timur

96

Tabel 6.37

Kebutuhan Fasilitas Transmisi Sistem Jawa - Bali

98

Tabel 6.38

Kebutuhan Trafo Sistem Jawa - Bali

98

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 6.39

Kebutuhan Fasilitas Distribusi di Indonesia

99

Tabel 6.40

Kebutuhan Fasilitas Distribusi Wilayah Operasi Sumatera

99

Tabel 6.41

Kebutuhan Fasilitas Distribusi Wilayah Operasi Indonesia Timur

100

Tabel 6.42

Kebutuhan Fasilitas Distribusi Sistem Jawa-Bali

100

Tabel 6.43

Rekap Program Listrik Perdesaan Indonesia 2013 - 2022

101

Tabel 6.44

Rekap Kebutuhan Investasi Program Listrik


Perdesaan Indonesia 2013 - 2022 (Juta Rp)

101

Tabel 6.45

Proyek PLTU Merah Putih di Luar Jawa Bali

102

Tabel 6.46

Proyek PLTU Skala Kecil di Luar Jawa Bali

102

Tabel 6.47

Daftar Proyek PTMPD

104

TABEL BAB VII


Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak Termasuk IPP)

109

Tabel 7.2

Kebutuhan Dana Investasi untuk Sistem Jawa Bali

110

Tabel 7.3

Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Sumatera

111

Tabel 7.4

Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur

112

Tabel 7.5

Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP

113

2013 - 2022

Tabel 7.1

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN


PER PROVINSI WILAYAH OPERASI SUMATERA

137

A1.

PROVINSI ACEH

141

A2.

PROVINSI SUMATERA UTARA

153

A3.

PROVINSI RIAU

167

A4.

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

179

A5.

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

187

A6.

PROVINSI SUMATERA BARAT

195

A7.

PROVINSI JAMBI

207

A8.

PROVINSI SUMATERA SELATAN

217

A9.

PROVINSI BENGKULU

229

A10.

PROVINSI LAMPUNG

237

247

B1.

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

251

B2.

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

261

B3.

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

269

B4.

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

277

B5.

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

285

B6.

PROVINSI SULAWESI UTARA

291

B7.

PROVINSI SULAWESI TENGAH

299

B8.

PROVINSI GORONTALO

307

B9.

PROVINSI SULAWESI SELATAN

313

B10.

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

323

B11.

PROVINSI SULAWESI BARAT

331

B12.

PROVINSI MALUKU

337

B13.

PROVINSI MALUKU UTARA

345

B14.

PROVINSI PAPUA

353

B15.

PROVINSI PAPUA BARAT

361

B16.

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

367

B17.

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

377

RUPTL

LAMPIRAN B RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN


PER PROVINSI WILAYAH OPERASI INDONESIA TIMUR

xviii

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

LAMPIRAN C RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN


PER PROVINSI WILAYAH OPERASI JAWA BALI

387

C1.

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

391

C2.

PROVINSI BANTEN

405

C3.

PROVINSI JAWA BARAT

415

C4.

PROVINSI JAWA TENGAH

435

C5.

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

447

C6.

PROVINSI JAWA TIMUR

453

C7.

PROVINSI BALI

467

475

2013 - 2022

LAMPIRAN D. ANALISIS RISIKO

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

xix

SINGKATAN DAN KOSAKATA


ADB

: Air Dried Basis, merupakan nilai kalori batubara yang memperhitungkan inherent
moisture saja

ASEAN Power Grid : Sistem interkoneksi jaringan listrik antara negara-negara ASEAN
Aturan Distribusi

: Aturan Distribusi Tenaga Listrik merupakan perangkat peraturan dan persyaratan


untuk menjamin keamanan, keandalan serta pengoperasian dan pengembangan sistem
distribusi yang esien dalam memenuhi peningkatan kebutuhan tenaga listrik

Aturan Jaringan

: Aturan Jaringan merupakan seperangkat peraturan, persyaratan dan standar untuk


menjamin keamanan, keandalan serta pengoperasian dan pengembangan sistem
tenaga listrik yang esien dalam memenuhi peningkatan kebutuhan tenaga listrik

Beban

: Sering disebut sebagai demand, merupakan besaran kebutuhan tenaga listrik yang
dinyatakan dengan MWh, MW atau MVA tergantung kepada konteksnya

Beban puncak

: Atau peak load/peak demand, adalah nilai tertinggi dari langgam beban suatu sistem
kelistrikan dinyatakan dengan MW

Bcf

: Billion cubic feet

BPP

: Biaya Pokok Penyediaan

BTU

: British ermal Unit

Capacity balance

: Neraca yang memperlihatkan keseimbangan kapasitas sebuah gardu induk dengan


beban puncak pada area yang dilayani oleh gardu induk tersebut, dinyatakan dalam
MVA

Captive power

: Daya listrik yang dibangkitkan sendiri oleh pelanggan, umumnya pelanggan industri dan
komersial

CCS

: Carbon Capture and Storage

CCT

: Clean Coal Technology

CDM

: Clean Development Mechanism atau MPB (Mekanisme Pembangunan Bersih)

CNG

: Compressed Natural Gas

COD

: Commercial Operating Date

RUPTL

Committed Project : Proyek yang telah jelas pengembang serta pendanaannya

xx

Daya mampu

: Kapasitas nyata suatu pembangkit dalam menghasilkan MW

Daya terpasang

: Kapasitas suatu pembangkit sesuai dengan name plate

DAS

: Daerah Aliran Sungai

DMO

: Domestic Market Obligation

EBITDA

: Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization

ERPA

: Emission Reduction Purchase Agreement

Excess power

: Kelebihan energi listrik dari suatu captive power yang dapat dibeli oleh PLN

FSRU

: Floating Storage and Regasication Unit

GAR

: Gross As Received, merupakan nilai kalori batubara yang memperhitungkan total


moisture

GRK

: Gas Rumah Kaca

HSD

: High Speed Diesel Oil

HVDC

: High Voltage Direct Current

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

IBT

: Interbus Transformer, yaitu trafo penghubung dua sistem transmisi yang berbeda
tegangan, seperti trafo 500/150 kV dan 150/70 kV

IGCC

: Integrated Gasication Combined Cycle

IPP

: Independent Power Producer

JTM

: Jaringan Tegangan Menengah adalah saluran distribusi listrik bertegangan 20 kV

JTR

: Jaringan Tegangan Rendah adalah saluran distribusi listrik bertengangan 220 V

Kmr

: kilometer-route, menyatakan panjang jalur saluran transmisi

kms

: kilometer-sirkuit, menyatakan panjang konduktor saluran transmisi

Life Extension

: Program rehabilitasi suatu unit pembangkit yang umur teknisnya mendekati akhir

LNG

: Liquied Natural Gas

LOLP

: Loss of Load Probability, suatu indeks keandalan sistem pembangkitan yang biasa
dipakai pada perencanaan kapasitas pembangkit

Loadfactor

: Faktor beban, merupakan rasio antara MW rata-rata dan MW puncak

MFO

: Marine Fuel Oil

MMBTU

: Million Metric BTU, satuan yang biasa digunakan untuk mengukur kalori gas

Mothballed

: Pembangkit yang tidak dioperasikan namun tetap dipelihara, tidak diperhitungkan


dalam reserve margin

MP3EI

: Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

MMSCF

: Million Metric Standard Cubic Foot, satuan yang biasa digunakan untuk mengukur
volume gas pada tekanan dan suhu tertentu

MMSCFD

: Million Metric Standard Cubic Foot per Day

Neraca daya

: Neraca yang menggambarkan keseimbangan antara beban puncak dan kapasitas


pembangkit

Peaking/Peaker

: Pembangkit pemikul beban puncak

PLTA

: Pusat Listrik Tenaga Air

PLTB

: Pusat Listrik Tenaga Bayu

PLTD

: Pusat Listrik Tenaga Diesel

PLTG

: Pusat Listrik Tenaga Gas

PLTGU

: Pusat Listrik Tenaga Gas & Uap

PLTM/MH

: Pusat Listrik Tenaga Mini/Mikro Hidro

PLTMG

: Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas

PLTN

: Pusat Listrik Tenaga Nuklir

PLTP

: Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi

PLTS

: Pusat Listrik Tenaga Surya

PLTU

: Pusat Listrik Tenaga Uap

PTMPD

: Pembangkit Termal Modular Pengganti Diesel

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Non Coincident Peak Load: Jumlah beban puncak sistem-sistem tidak terinterkoneksi tanpa melihat waktu
terjadinya beban puncak

xxi

Power wheeling

: Pada prinsipnya merupakan pemanfaatan bersama jaringan transmisi oleh pemegang


izin usaha penyediaan tenaga listrik lainnya untuk menyalurkan daya dari pembangkit
milik pihak tersebut di suatu tempat ke beban khusus pihak tersebut di tempat lain,
dengan membayar sewa/biaya transmisi termasuk biaya keandalan

Prakiraan beban

: Demand forecast, prakiraan pemakaian energi listrik di masa depan

Reserve margin

: Cadangan daya pembangkit terhadap beban puncak, dinyatakan dalam %

Rasio elektrikasi

: Perbandingan antara jumlah rumah tangga yang berlistrik dan jumlah keseluruhan
rumah tangga

SFC

: Specic Fuel Consumption

Tingkat cadangan

: (Reserve margin) adalah besar cadangan daya yang dimiliki oleh perusahaan dalam
rangka mengantisipasi beban puncak.

Ultra super critical

: Teknologi PLTU batubara yang beroperasi pada suhu dan tekanan diatas titik kritis air

Unallocated Project : Rencana proyek baru yang belum ditetapkan calon pengembang maupun sumber
pendanaannya, dapat dibangun oleh PLN maupun IPP atau dalam bentuk kerja sama
khusus dimana PLN tidak menjadi o-taker sepenuhnya
: Wilayah Kerja Pertambangan

RUPTL

WKP

xxii

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Bab 1

2013 - 2022

Pendahuluan

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

xxiii

1.1.

Latar Belakang

PT PLN (Persero), selanjutnya disebut PLN, sebagai sebuah perusahaan listrik merencanakan dan melaksanakan
proyek-proyek kelistrikan dengan leadtime panjang, sehingga PLN secara alamiah perlu mempunyai sebuah
rencana pengembangan sistem kelistrikan yang berjangka panjang1. Dengan demikian rencana pengembangan
sistem kelistrikan yang diperlukan PLN harus berjangka cukup panjang, yaitu 10 tahun, agar dapat
mengakomodasi leadtime yang panjang dari proyek-proyek kelistrikan.
Perlunya PLN mempunyai rencana pengembangan sistem kelistrikan jangka panjang juga didorong oleh
keinginan PLN untuk mempunyai rencana investasi yang esien, dalam arti PLN tidak melaksanakan sebuah
proyek kelistrikan tanpa didasarkan pada perencanaan yang baik. Hal ini penting dilakukan karena keputusan
investasi di industri kelistrikan akan dituntut manfaatnya dalam jangka panjang2. Untuk mencapai hal tersebut
PLN menyusun sebuah dokumen perencanaan sepuluh tahunan ke depan yang disebut Rencana Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik, atau RUPTL.
RUPTL merupakan sebuah pedoman pengembangan sistem kelistrikan di wilayah usaha PLN untuk sepuluh
tahun mendatang yang optimal, disusun untuk mencapai tujuan tertentu serta berdasarkan pada kebijakan
dan kriteria perencanaan tertentu. Dengan demikian pelaksanaan proyek-proyek kelistrikan di luar RUPTL yang
dapat menurunkan esiensi investasi perusahaan dapat dihindarkan.
Namun demikian diperlukan analisis untuk melihat risiko-risiko yang mungkin muncul dan dapat menghambat
jalannya rencana penyediaan tenaga listrik. Hal ini dituangkan dalam 3 macam skenario, yaitu Skenario 1 yang
sesuai dengan kebutuhan konsumsi listrik, Skenario 2 yang membahas keterbatasan kemampuan pendanaan
PLN dalam berinvestasi, dan Skenario 3 yang melihat risiko yang timbul sebagai akibat mundurnya jadwal
penyelesaian pembangunan proyek dan tidak tersedianya pasokan gas maupun ketidaksiapan pembangkit
panas bumi.
Selain didorong oleh kebutuhan internal PLN sendiri untuk mempunyai RUPTL, dokumen perencanaan ini juga
dibuat oleh PLN untuk memenuhi peraturan dan perundangan yang ada di sekor ketenagalistrikan.

Selanjutnya sejalan dengan UU No.30/2009 dimana Pemerintah Provinsi (dan juga Pemerintah kabupaten/
kota) wajib membuat Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah atau RUKD, maka dalam RUPTL 2013 2022
ini juga terdapat perencanaan sistem kelistrikan per Provinsi. Namun demikian proses optimisasi perencanaan
tetap dilakukan per sistem kelistrikan apabila telah ada jaringan interkoneksi untuk mengoptimalkan
pemanfaatan dan alokasi sumber daya. RUPTL per Provinsi tersebut akan bermanfaat untuk memperlihatkan
apa yang telah direncanakan oleh PLN pada setiap Provinsi.
Dalam RUPTL ini terdapat beberapa proyek pembangkit yang telah committed akan dilaksanakan oleh PLN
dan beberapa proyek yang telah committed akan dilaksanakan oleh swasta sebagai IPP. Kebutuhan tambahan
kapasitas yang belum committed akan disebut sebagai tambahan kapasitas yang belum dialokasikan sebagai
proyek PLN atau IPP.

1 Sebagai contoh, diperlukan waktu 8-9 tahun untuk mewujudkan sebuah PLTU batubara kelas 1.000 MW sejak dari rencana awal hingga beroperasi.
2 Sebuah PLTU batubara diharapkan beroperasi komersial selama 25 30 tahun.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Penyusunan RUPTL tahun 2013 2022 ini untuk memenuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan didorong oleh timbulnya kebutuhan
untuk memperbaharui RUPTL 2012 2021 setelah memperhatikan adanya keterlambatan beberapa proyek
pembangkit tenaga listrik seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi, beberapa pembangkit listrik tenaga
air dan pembangkit listrik tenaga uap batubara, baik proyek PLN maupun proyek listrik swasta atau IPP
(independent power producer), serta perkembangan lain yang mempengaruhi kondisi pasokan dan kebutuhan
tenaga listrik.

Disamping itu, dimungkinkan juga untuk memberikan kesempatan kepada pihak ketiga non-IPP untuk membangun
dan menyediakan listrik untuk pihak swasta yang lain dimana PLN tidak menjadi o-taker sepenuhnya, misalnya
melalui skema power wheeling, pemberian wilayah usaha, excess power dan sebagainya. Regulasi power
wheeling akan diatur di dalam peraturan perundangan yang masih disiapkan oleh Pemerintah.
Proyek transmisi dan distribusi pada dasarnya akan dilaksanakan oleh PLN. Namun khusus untuk beberapa ruas
transmisi yang menghubungkan suatu pembangkit IPP ke jaringan terdekat dapat dibangun oleh pengembang
IPP.
Sesuai dengan regulasi yang ada, RUPTL akan selalu dievaluasi secara berkala untuk disesuaikan dengan
perubahan beberapa parameter kunci yang menjadi dasar penyusunan rencana pengembangan sistem
kelistrikan. Dengan demikian RUPTL selalu dapat menyajikan rencana pengembangan sistem yang mutakhir
dan dapat dijadikan sebagai pedoman implementasi proyek-proyek kelistrikan.

1.2.

Landasan Hukum

1.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan

2.

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik,
khususnya pasal berikut :
(1) Pasal 8 yang menyatakan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dilaksanakan
sesuai Rencana Umum Ketenagalistrikan dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik.
(2) Pasal 14 ayat 1 yang menyatakan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik disusun dengan
memperhatikan Rencana Umum Ketenagalistrikan.

3.

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 2682 K/21/MEM/2008 tanggal 13 November
2008 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional.

4.

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 634-12/20/600.3/2011 tanggal 30 September
2011 tentang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero).

1.3.

Visi dan Misi Perusahaan-

Pada Anggaran Dasar PLN tahun 2008 Pasal 3 disebutkan bahwa tujuan dan lapangan usaha PLN adalah
menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang
memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan
dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.
Berkenaan dengan tujuan dan lapangan usaha PLN tersebut di atas, maka visi PLN adalah sebagai berikut:
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu
pada Potensi Insani.

RUPTL

Selain visi tersebut, saat ini PLN tengah bercita-cita untuk berubah menjadi perusahaan kelas dunia, bebas
subsidi, menguntungkan, ramah lingkungan dan dicintai pelanggan.

Untuk melaksanakan penugasan Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik dan mengacu kepada
visi tersebut, maka PLN akan:
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan,
anggota perusahaan, dan pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

1.4. Tujuan dan Sasaran Penyusunan RUPTL


Pada dasarnya tujuan penyusunan RUPTL adalah memberikan pedoman dan acuan pengembangan sarana
kelistrikan PLN dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik di wilayah usahanya secara lebih esien dan lebih
terencana, sehingga dapat dihindari ketidak-esienan perusahaan sejak tahap perencanaan.
Sasaran RUPTL yang ingin dicapai sepuluh tahun ke depan secara nasional adalah pemenuhan kebutuhan
kapasitas dan energi listrik, peningkatan esiensi dan kinerja sistem kelistrikan sejak dari tahap perencanaan
yang meliputi:
Tercapainya pemenuhan kebutuhan kapasitas dan energi listrik setiap tahun dengan tingkat keandalan3
yang diinginkan secara least-cost.
Tercapainya bauran bahan bakar (fuel-mix) yang lebih baik untuk menurunkan Biaya Pokok Penyediaan yang
dicerminkan oleh pengurangan penggunaan bahan bakar minyak hingga kontribusi produksi pembangkit
berbahan bakar minyak menjadi kurang dari 1% terhadap total produksi energi listrik pada tahun 2022.
Tercapainya pemanfaatan energi baru dan terbarukan terutama panas bumi sesuai dengan program
Pemerintah, dan juga energi terbarukan lain seperti tenaga air.
Tercapainya rasio elektrikasi yang digariskan oleh RUKN.
Tercapainya keandalan dan kualitas listrik yang makin baik.
Tercapainya angka rugi jaringan transmisi dan distribusi yang makin baik.

1.5.

Proses Penyusunan RUPTL dan Penanggungjawabnya

Penyusunan RUPTL 2013-2022 di PLN dibuat dengan proses sebagai berikut:


2008 - 2027 dan draft RUKN 2012 - 2031 digunakan sebagai pertimbangan, khususnya mengenai
kebijakan Pemerintah tentang perencanaan ketenagalistrikan, kebijakan pemanfaatan energi primer untuk
pembangkit tenaga listrik, kebijakan perlindungan lingkungan, kebijakan tingkat cadangan (reserve margin),
asumsi pertumbuhan ekonomi dan prakiraan kebutuhan tenaga listrik.
PLN Kantor Pusat menetapkan kebijakan dan asumsi dasar setelah memperhatikan RUKN dan kebijakan
Pemerintah lainnya, misalnya pengembangan EBT yang semakin besar.

Dengan memperhatikan asumsi-asumsi dasar, terutama pertumbuhan ekonomi, selanjutnya disusun prakiraan
beban (demand forecast), rencana pembangkitan, rencana transmisi dan gardu induk (GI), rencana distribusi dan
rencana pengembangan sistem kelistrikan yang isolated. Penyusunan ini dilakukan oleh Unit-Unit Bisnis dan
PLN Kantor Pusat sesuai tanggung-jawab masing-masing. Demand forecast, perencanaan GI dan perencanaan
distribusi dibuat oleh PLN Distribusi/Wilayah. Perencanaan transmisi dibuat oleh PLNPenyaluran dan Pusat
Pengatur Beban (PLN P3B) atau oleh PLN Wilayah yang mengelola transmisi. Rencana pembangkitan dilakukan
oleh PLN Kantor Pusat dengan memperhatikan masukan dari Unit-unit PLN.
Penyusunan demand forecast oleh PLN Wilayah/Distribusi dibuat dengan metoda regresi-ekonometrik
menggunakan data historis penjualan energi listrik, pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, daya
tersambung dan jumlah pelanggan. Selanjutnya dengan memperhatikan proyeksi pertumbuhan ekonomi
dan populasi, dibentuk model yang valid.
Workshop perencanaan yang melibatkan Unit-Unit Bisnis PLN dan PLN Kantor Pusat dilaksanakan
minimal 1 kali dalam setahun, dimaksudkan untuk memverikasi dan menyepakati demand forecast,

Tingkat keandalan dicerminkan oleh tersedianya cadangan atau reserve margin.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Dilakukan evaluasi terhadap asumsi dasar tersebut dan realisasinya dalam RUPTL periode sebelumnya
dalam Forum Perencanaan, yaitu sebuah forum pertemuan antara Unit-Unit Bisnis PLN dan PLN Kantor
Pusat untuk membahas dan menyepakati parameter kunci untuk menyusun prakiraan pertumbuhan
kebutuhan tenaga listrik.

capacity balance dan rencana gardu induk, rencana transmisi dan rencana pembangkit sistem isolated
yang dihasilkan oleh Unit-unit Bisnis PLN. Pada workshop perencanaan juga dilakukan verikasi jadwal
COD4 proyek-proyek pembangkit PLN dan IPP, estimasi pasokan gas alam dan LNG/CNG, serta kebutuhan
dan program pembangkit sewa untuk mengatasi kekurangan tenaga listrik jangka pendek.
Konsolidasi produk perencanaan sistem dalam seluruh wilayah usaha PLN menjadi draft RUPTL dan
pengusulan pengesahan RUPTL oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dilakukan oleh PLN
Kantor Pusat. RUPTL ini selanjutnya akan menjadi referensi untuk pembuatan Rencana Jangka Panjang
Perusahaan (RJPP) lima tahunan, serta menjadi pedoman keputusan investasi tahunan PLN dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Proses penyusunan RUPTL ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Pada workshop demand forecast, PLN Kantor Pusat dan PLN Distribusi/ Wilayah membahas dan menyepakati
asumsi-asumsi dasar untuk pembuatan demand forecast di setiap wilayah, dilanjutkan dengan menyusun
demand forecast secara agregat, namun belum dibuat secara spasial. Berbekal hasil kerja pada workshop
demand forecast tersebut, setiap unit PLN Distribusi/Wilayah kembali ke tempat masing-masing dan membuat
capacity balance atau penjabaran demand forecast secara spasial untuk memperkirakan kenaikan pembebanan
setiap gardu induk dan sinyal penambahan trafo atau gardu induk baru, yang harus diselesaikan dalam waktu
dua bulan.

RUPTL

RUKN

Asumsi dasar dan


kebijakan, proyeksi
kebutuhan tenaga listrik

Workshop
Perencanaan

Workshop
Demand Forecast

Konsolidasi dan check konsistensi


rencana pengembangan sistem.

Rencana pengembangan pembangkit (neraca


daya, neraca energi dan kebutuhan bahan
bakar).
Rencana pengembangan transmisi dan
distribusi.
Demand forecast per Wilayah dan
per Provinsi

Gambar 1.1 Proses Penyusunan RUPTL

Pada saat yang sama, PLN Kantor Pusat membuat rencana pengembangan pembangkit pada sistem
interkoneksi dan perencanaan transmisi tegangan tinggi bersama dengan PLN P3B/Wilayah.

RUPTL

Pembagian tanggung jawab penyusunan RUPTL ditunjukkan pada Tabel1.1.

COD atau commercial operation date adalah tanggal beroperasinya sebuah proyek kelistrikan secara komersial.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 1.1. Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL


Kegiatan Pokok
Kebijakan umum dan asumsi

P3B

Kitlur

Wilayah

Kit

Distr

Pusat

Demand forecasting

Perencanaan Pembangkitan

Perencanaan Transmisi

Perencanaan Distribusi
Perencanaan GI

Perencanaan Pembangkitan Isolated


Konsolidasi

P, E*)
P,E

P,E

P,E
E

Keterangan:
E:

Pelaksana (Executor); P: Pembinaan (Parenting); U: Pengguna (User); S: Pendukung (Supporting)*) untuk


Sistem Besar

1.6.

Ruang Lingkup dan Wilayah Usaha

Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PLN telah ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
sesuai Surat Keputusan No. 634 -12/20/600.3/2011 tanggal 30 September 2011. Surat keputusan tersebut
menetapkan Wilayah Usaha PLN yang meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia, kecuali yang ditetapkan
oleh Pemerintah sebagai Wilayah Usaha bagi Badan Usaha Milik Negara lainnya, Badan Usaha Milik Daerah,
Badan Usaha Swasta atau Koperasi.
Ruang Lingkup RUPTL 2013 - 2022 ini mencakup seluruh Wilayah Usaha PLN yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Menteri ESDM tersebut, yaitu tidak termasuk wilayah usaha PT Pelayanan Listrik Nasional Batam
dan PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan, walaupun keduanya merupakan anak perusahaan PLN.
RUPTL ini akan menjelaskan rencana pengembangan sistem pada tiga wilayah besar yaitu Sumatera, JawaBali dan Indonesia Timur. Selain itu RUPTL ini juga menampilkan rencana pengembangan sistem per Provinsi.

Wilayah Operasi Sumatera


Wilayah operasi Sumatera terdiri dari Pulau Sumatera serta Pulau-Pulau di sekitarnya seperti Bangka - Belitung,
Kepulauan Riau, dan lain-lain.
Wilayah ini dilayani oleh PLN Wilayah Aceh, PLN Wilayah Sumatera Utara, PLN Wilayah Sumatera Barat, PLN
Wilayah Riau dan Kepri, PLN Wilayah Sumatera Selatan Jambi Bengkulu, PLN Distribusi Lampung, PLN
Wilayah Bangka Belitung serta PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera.
Pembangkit tenaga listrik di Pulau Sumatera pada dasarnya dikelola oleh PLN Pembangkitan Sumatera Bagian
Utara dan PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, kecuali beberapa pembangkit skala kecil di sistemsistem kecil isolated yang dikelola oleh PLN Wilayah. Pulau Batam sendiri merupakan wilayah usaha anak
perusahaan PLN, yaitu PT Pelayanan Listrik Nasional Batam, sehingga tidak tercakup dalam RUPTL PT PLN
(Persero).

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Berikut adalah penjelasan mengenai Wilayah Usaha PLN saat ini.

Wilayah Operasi Indonesia Timur


Wilayah operasi Indonesia Timur terdiri dari Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, Papua, dan Nusa
Tenggara. Khusus untuk Pulau Tarakan merupakan wilayah usaha anak perusahaan PLN, yaitu PT Pelayanan
Listrik Nasional Tarakan, sehingga tidak tercakup dalam RUPTL PT PLN (Persero).
Kalimantan
Wilayah usaha PLN di Kalimantan yang merupakan wilayah operasi Indonesia Timur dilayani oleh PLN Wilayah
Kalimantan Barat, PLN Wilayah Kalimantan Selatan-Tengah dan PLN Wilayah Kalimantan Timur.
Sulawesi
Wilayah usaha PLN di Sulawesi dilayani oleh PLN Wilayah Sulawesi Utara-Tengah-Gorontalo dan PLN Wilayah
Sulawesi Selatan-Tenggara-Barat.
Nusa Tenggara
Wilayah usaha PLN di Kepulauan Nusa Tenggara dilaksanakan oleh PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat dan PLN
Wilayah Nusa Tenggara Timur.
Maluku dan Papua
Wilayah usaha PLN di Kepulauan Maluku dilayani oleh PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara, sedangkan wilayah
usaha PLN di Papua dilayani oleh PLN Wilayah Papua & Papua Barat.

Wilayah Operasi Jawa Bali


Wilayah usaha PLN di Jawa dan Bali dilayani oleh PLN Distribusi Jawa Barat & Banten, PLN Distribusi Jakarta
Raya & Tangerang, PLN Distribusi Jawa Tengah & DI Yogyakarta, PLN Distribusi Jawa Timur dan PLN Distribusi
Bali. Di wilayah ini terdapat unit operasi dan pemeliharaan pembangkitan, yaitu PLN Pembangkitan Tanjung Jati
B dan PLN Pembangkitan Jawa Bali. Selain itu terdapat PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
dan anak perusahaan PLN di bidang pembangkitan, yaitu PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa Bali,
serta beberapa listrik swasta.

RUPTL

Peta wilayah usaha PLN diperlihatkan pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2. Peta Wilayah Usaha PT PLN (Persero)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

1.7. Sistematika Dokumen RUPTL


Dokumen RUPTL ini disusun dengan sistematika sebagai berikut. Bab I menjelaskan latar belakang, landasan
hukum, visi dan misi perusahaan, tujuan dan sasaran, dan sistematika dokumen. Bab II menjelaskan kebijakan
umum pengembangan sarana yang meliputi kebijakan-kebijakan pengembangan sistem. Bab III menjelaskan
kondisi kelistrikan saat ini, Bab IV menjelaskan ketersediaan energi primer fosil, Bab V menjelaskan
pengembangan energi baru dan terbarukan. Bab VI menjelaskan rencana penyediaan tenaga listrik, meliputi
kriteria dan kebijakan perencanaan, asumsi dasar, prakiraan kebutuhan listrik dan rencana pengembangan
pembangkit, transmisi dan distribusi, serta neraca energi dan kebutuhan bahan bakar. Bab VII menjelaskan
kebutuhan investasi dan skenario pendanaan dimana diuraikan juga mengenai kemampuan PLN dalam
berinvestasi. Bab VIII menjelaskan analisis risiko dan langkah mitigasinya, termasuk risiko keterlambatan
proyek dan tidak tersedianya pasokan gas maupun ketidaksiapan panas bumi. Bab IX memberikan kesimpulan.

2013 - 2022

Selanjutnya rencana pengembangan sistem yang rinci diberikan dalam lampiranlampiran yang menjelaskan
rencana kelistrikan setiap sistem kelistrikan dan setiap Provinsi.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Bab 2

2013 - 2022

Kebijakan Umum Pengembangan


Sarana Ketenagalistrikan

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Pengembangan sarana ketenagalistrikan dalam RUPTL 2013 - 2022 ini dibuat dengan memperhatikan RUKN
2008 - 2027 dan draft RUKN 2012 - 2031 serta kebijakan perusahaan dalam merencanakan pertumbuhan
penjualan, pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi. Bab II ini menjelaskan kebijakan dimaksud.

2.1. Kebijakan Pelayanan Penyediaan Tenaga Listrik untuk Melayani


Pertumbuhan Kebutuhan Tenaga Listrik
Tugas PLN berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup kepada masyarakat di
seluruh Indonesia secara terus menerus, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan demikian
PLN pada dasarnya bermaksud melayani kebutuhan tenaga listrik masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam jangka pendek dimana kapasitas pembangkit PLN masih terbatas karena proyek-proyek pembangkit
belum sepenuhnya selesai, PLN telah dan akan memenuhi permintaan tenaga listrik dengan menyewa
pembangkit sebagai solusi sementara. Pada tahun-tahun berikutnya dimana penambahan kapasitas pembangkit
dan transmisi diharapkan telah selesai5 dan reserve margin telah mencukupi, maka penjualan akan dipacu
untuk mengoptimalkan pemanfaatan pembangkit listrik.
RUPTL ini disusun dengan berdasar pada proyeksi kebutuhan tenaga listrik dalam RUKN 2008 - 2027 yang
diperbaharui dengan draft RUKN 2012 - 2031 yang telah disusun oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral.
RUPTL ini juga disusun untuk mempercepat peningkatan rasio elektrikasi secara signikan dengan menyambung
konsumen residensial baru dalam jumlah yang cukup tinggi setiap tahun, dan melayani semua daftar tunggu
yang ada. Pada daerah-daerah tertentu RUPTL ini telah mempertimbangkan permintaan listrik yang tinggi
karena pelaksanaan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Kebijakan lain yang dianut dalam RUPTL 2013 - 2022 ini adalah belum diperhitungkannya dampak program
demand side management (DSM) dan program energy eciency dalam membuat prakiraan demand. Kebijakan
ini diambil untuk memperoleh perencanaan pembangkitan yang lebih aman, disamping karena implementasi
kedua program tersebut memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi efektif.

2.2.

Kebijakan Pengembangan Kapasitas Pembangkit

Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik diarahkan untuk memenuhi pertumbuhan beban yang
direncanakan, dan pada beberapa wilayah tertentu diutamakan untuk memenuhi kekurangan pasokan tenaga
listrik. Pengembangan kapasitas pembangkit juga dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan pasokan yang
diinginkan, dengan mengutamakan pemanfaatan sumber energi setempat, terutama energi terbarukan.
Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik sejauh mungkin dilakukan secara optimal dengan prinsip
biaya penyediaan listrik terendah (least cost), dengan tetap memenuhi tingkat keandalan yang wajar dalam
industri tenaga listrik. Biaya penyediaan terendah dicapai dengan meminimalkan net present value semua biaya
penyediaan listrik yang terdiri dari biaya investasi, biaya bahan bakar, biaya operasi dan pemeliharaan, dan biaya
energy not served6. Tingkat keandalan sistem pembangkitan diukur dengan kriteria Loss of Load Probability
(LOLP) dan cadangan daya (reserve margin)7. Pembangkit sewa dan excess power tidak diperhitungkan dalam

Proyek-proyek percepatan pembangkit tahap 1 dan 2, proyek pembangkit PLN dan IPP lainnya.

Biaya energy not served adalah nilai penalti ekonomi yang dikenakan pada objective function untuk setiap kWh yang tidak dapat dinikmati konsumen akibat padam listrik.

LOLP dan reserve margin akan dijelaskan pada Bab IV.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik dalam RUPTL ini telah direncanakan cukup tinggi sehingga diperkirakan
akan cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi pada setiap koridor pertumbuhan ekonomi sebagaimana
direncanakan dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

11

membuat rencana pengembangan kapasitas jangka panjang, namun dalam jangka pendek diperhitungkan
untuk menggambarkan upaya PLN dalam mengatasi kondisi krisis kelistrikan.
Namun demikian, sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk lebih banyak mengembangkan dan memanfaatkan
energi terbarukan, pengembangan panas bumi dan tenaga air tidak mengikuti kriteria least cost, sehingga dalam
proses perencanaan mereka diperlakukan sebagai xed plant8. Namun demikian perencanaan pembangkit
panas bumi dan tenaga air tetap memperhatikan keseimbangan supplydemand dan besar cadangan yang
tidak berlebihan, serta status kesiapan pengembangannya.
Pada beberapa daerah yang merupakan sumber utama energi primer nasional maupun yang memiliki potensi
mineral yang signikan namun telah lama kekurangan pasokan tenaga listrik, yaitu Sumatera, Sulawesi dan
Kalimantan, PLN mempunyai kebijakan untuk membolehkan rencana reserve margin yang tinggi. Kebijakan ini
diambil dengan pertimbangan pelaksanaan proyek-proyek pembangkit di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera
seringkali mengalami keterlambatan, pembangkit existing telah mengalami derating yang cukup besar dan
adanya keyakinan bahwa tersedianya tenaga listrik yang banyak di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan akan
memicu tumbuhnya demand listrik yang jauh lebih cepat9.
Adanya kemungkinan dalam keterlambatan penyelesaian pembangunan pembangkit, diperlukan cadangan
yang melebihi dari kebutuhan reserve margin yang wajar. PLN akan memonitor progres implementasi proyek
pembangkit dari tahun ke tahun. Apabila progres sik proyek pembangkit berjalan baik atau dapat diselesaikan
lebih awal, maka PLN akan mengimbanginya dengan mitigasi tertentu. Mitigasi tersebut misalnya pemasaran
agresif untuk menyeimbangkan penjualan dengan pasokan maupun memastikan interkoneksi dengan sistem
kelistrikan lain sehingga dapat dilakukan power exchange.
Pemilihan lokasi pembangkit dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber energi primer
setempat atau kemudahan pasokan energi primer, kedekatan dengan pusat beban, prinsip regional balance
topologi jaringan transmisi yang dikehendaki, kendala pada sistem transmisi10, dan kendala-kendala teknis,
lingkungan dan sosial11. Lokasi pembangkit yang tercantum dalam RUPTL merupakan indikasi lokasi yang
masih dapat berubah sesuai dengan perkembangan dalam penyiapan proyek di lapangan.
Untuk memenuhi kebutuhan beban puncak, pembangkit berbahan bakar BBM tidak direncanakan lagi. Untuk
selanjutnya PLN hanya merencanakan pembangkit beban puncak yang beroperasi dengan gas (LNG, mini LNG,
CNG). Apabila ada potensi, PLN lebih mengutamakan pembangkit hidro, seperti pumped storage, PLTA peaking
dengan reservoir.
Proyek PLTGU berbahan bakar gas lapangan (gas pipa) hanya direncanakan apabila terdapat kepastian pasokan
gas.

RUPTL

Dalam hal tidak tersedia pasokan gas lapangan, maka PLTGU sebagai pembangkit medium (pemikul beban
menengah) menjadi tidak dapat direncanakan. Konsekuensinya sebagian pembangkit beban dasar, yaitu PLTU
batubara, dapat dioperasikan sebagai pemikul beban menengah dengan capacity factor yang relatif rendah,
walaupun untuk fungsi tersebut PLTU batubara perlu dibantu oleh pembangkit jenis lain yang mempunyai
ramping rate12 tinggi seperti PLTG.

12

Mengingat masih banyaknya pulau-pulau yang dipasok oleh PLTD, diperlukan teknologi pengganti agar dapat
mengurangi pemakaian BBM. Teknologi yang memungkinkan untuk mengganti PLTD antara lain PLTU batubara
skala kecil, pembangkit thermal modular pengganti diesel (PTMPD) serta pembangkit energi terbarukan yang
di-hybrid dengan PLTD maupun alternatif penggunaan bahan bakar biofuel untuk PLTD.

Fixed plant adalah kandidat pembangkit yang langsung dijadwalkan pada tahun tertentu tanpa menjalani proses optimisasi keekonomian.

PLN meyakini bahwa demand listrik di daerah yang telah lama mengalami pemadaman merupakan demand yang tertekan (suppressed demand) dan tidak dapat
diproyeksi hanya dengan metoda regresi berdasar data historis.

10 Pembebanan lebih, tegangan rendah, arus hubung singkat terlalu tinggi, stabilitas tidak baik.
11 Antara lain kondisi tanah, bathymetry, hutan lindung, pemukiman.
12 Ramping rate adalah kemampuan pembangkit dalam mengubah outputnya, dinyatakan dalam % per menit, atau MW per menit.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali, PLN telah merencanakan PLTU batubara kelas 1.000 MW dengan teknologi
ultrasupercritical13 untuk memperoleh esiensi yang lebih baik dan emisi CO2 yang lebih rendah. Penggunaan
ukuran unit sebesar ini dimotivasi oleh manfaat economies of scale dan didorong oleh semakin sulitnya
memperoleh lahan untuk membangun pusat pembangkit skala besar di Pulau Jawa. Pertimbangan lainnya
adalah ukuran sistem Jawa Bali telah cukup besar untuk mengakomodasi unit pembangkit kelas 1.000 MW.
Secara umum pemilihan lokasi pembangkit diupayakan untuk memenuhi prinsip regional balance. Regional
balance adalah situasi dimana kebutuhan listrik suatu region dipenuhi sebagian besar oleh pembangkit yang
berada di region tersebut dan tidak banyak tergantung pada transfer daya dari region lain melalui saluran
transmisi interkoneksi. Dengan prinsip ini, kebutuhan transmisi interkoneksi antar region akan minimal.
Namun demikian kebijakan regional balance ini tidak membatasi PLN dalam mengembangkan pembangkit di
suatu lokasi dan mengirim energinya ke pusat beban melalui transmisi, sepanjang hal tersebut layak secara
teknis dan ekonomis. Hal ini tercermin dari adanya rencana untuk mengembangkan PLTU mulut tambang skala
besar di Sumatera Selatan dan menyalurkan sebagian besar energi listriknya ke Pulau Jawa melalui transmisi
arus searah tegangan tinggi (high voltage direct current transmission atau HVDC)14. Situasi yang sama juga
terjadi di sistem Sumatera, dimana sumber daya energi (batubara, panas bumi dan gas) lebih banyak tersedia
di Sumbagsel, sehingga di wilayah ini banyak direncanakan PLTU batubara dan PLTP yang sebagian energinya
akan ditransfer ke Sumbagut melalui sistem transmisi tegangan ekstra tinggi.
Kepemilikan proyek-proyek pembangkitan yang direncanakan dalam RUPTL disesuaikan dengan kemampuan
pendanaan PLN. Mengingat kebutuhan investasi sektor ketenagalistrikan yang sangat besar, PLN tidak
dapat secara sendirian membangun seluruh kebutuhan pembangkit baru. Dengan demikian sebagian proyek
pembangkit akan dilakukan oleh listrik swasta sebagai independent power producer (IPP) maupun pihak ketiga
non-IPP dengan model bisnis tertentu seperti power wheeling, kerjasama excess power, penetapan wilayah
usaha tersendiri dan sebagainya.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik bagi smelter dan kawasan industri baru dimana PLN belum mampu
memenuhi kebutuhan listriknya, pengembang smelter atau kawasan industri tersebut dapat membangun
pembangkit sendiri atau memanfaatkan pembangkit yang dimiliki oleh pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik (IUPL) lain dan memanfaatkan jaringan transmisi atau distribusi milik PLN atau pemegang IUPL lain
melalui skema power wheeling, dengan tetap memperhatikan kemampuan transmisi atau distribusi tersebut.

Proyek pembangkit direncanakan sebagai proyek PLN apabila telah mendapat indikasi pendanaan
dari APLN maupun lender, telah mempunyai kontrak EPC/penunjukan pemenang lelang EPC, atau
ditugaskan oleh Pemerintah untuk melaksanakan sebuah proyek pembangkit.

Proyek pembangkit direncanakan sebagai proyek IPP apabila PLN telah menandatangani PPA/Letter
of Intent, PLN telah menyampaikan usulan kepada Pemerintah bahwa suatu proyek dikerjakan oleh IPP,
atau pengembang swasta telah memperoleh IUPTL dari Pemerintah.

Rencana proyek baru yang belum ditetapkan calon pengembang maupun sumber pendanaannya, dapat
dibangun oleh PLN maupun IPP atau dalam bentuk kerja sama khusus dimana PLN tidak menjadi otaker sepenuhnya, dimasukkan dalam kelompok proyek unallocated.

Berdasarkan UU No. 30/2009 tentang Ketenagalistrikan menyatakan bahwa BUMN diberikan prioritas
pertama melakukan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum, namun demikian
terbuka peluang bagi BUMD, badan usaha swasta atau koperasi. Dalam RUPTL ini, peluang tersebut
terbuka untuk proyek unallocated. Dalam hal tidak ada BUMD, badan usaha swasta atau koperasi yang
dapat mengembangkan proyek unallocated tersebut, maka Pemerintah wajib menugasi BUMN untuk
melaksanakannya.

13 PLTU ultra super critical merupakan jenis clean coal technology (CCT) yang telah matang secara komersial. Jenis CCT lainnya, yaitu Integrated Gassication
Combined Cycle (IGCC) diperkirakan baru akan matang secara komersial setelah tahun 2024.
14 Persyaratan untuk melaksanakan proyek interkoneksi Sumatera Jawa ini adalah kebutuhan listrik di seluruh wilayah Sumatera telah terpenuhi dengan cukup.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Berikut ini kebijakan PLN dalam mengalokasikan ownership proyek kelistrikan:

13

PLTP: Sesuai dengan peraturan dan perundangan di sektor panas bumi, pengembangan PLTP pada
umumnya didorong untuk dikembangkan oleh swasta dengan proses pemenangan WKP melalui
tender oleh Pemda sebagai total project 15. Sedangkan potensi panas bumi yang WKP-nya dimiliki oleh
Pertamina berdasar regulasi terdahulu, Pertamina dan PLN dapat bekerja sama mengembangkan PLTP
16
. Beberapa WKP PLTP di Indonesia Timur yang dimiliki PLN akan dikembangkan sepenuhnya sebagai
proyek PLN. Disamping itu, pengembangan PLTP yang baru baik oleh PLN maupun IPP tidak boleh
mengorbankan pasokan uap untuk PLTP eksisting yang sudah berjalan.

2.3.

Kebijakan Pengembangan Transmisi

Pengembangan saluran transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya keseimbangan antara kapasitas
pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara esien dengan memenuhi kriteria keandalan
tertentu. Disamping itu pengembangan saluran transmisi juga dimaksudkan sebagai usaha untuk mengatasi
bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan dan eksibilitas operasi.
Proyek transmisi pada dasarnya dilaksanakan oleh PLN, kecuali beberapa transmisi terkait dengan pembangkit
milik IPP yang sesuai kontrak PPA dilaksanakan oleh pengembang IPP. Namun demikian, terbuka opsi proyek
transmisi untuk juga dapat dilaksanakan oleh swasta dengan skema bisnis tertentu, misalnya build lease
transfer (BLT)17, power wheeling18. Power wheeling bertujuan antara lain agar aset jaringan transmisi dan
distribusi sebagai salah satu aset bangsa dapat dimanfaatkan secara optimal, peningkatan utilisasi jaringan
transmisi atau distribusi sebagai salah satu bentuk esiensi pada lingkup nasional, mempercepat tambahan
kapasitas pembangkit nasional untuk menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Opsi tersebut dibuka atas
dasar pertimbangan keterbatasan kemampuan pendanaan investasi PLN dan pertimbangan perusahaan
swasta dapat lebih eksibel dalam hal mengurus perizinan.
Sejalan dengan kebijakan pengembangan pembangkitan untuk mentransfer energi listrik dari wilayah yang
mempunyai sumber energi primer tinggi ke wilayah lain yang mempunyai sumber energi primer terbatas,
maka sistem Sumatera yang pada saat ini tengah berkembang pesat memerlukan jaringan interkoneksi utama
(backbone) yang kuat mengingat jarak geogras yang sangat luas. Sebagai dampak dari kebijakan tersebut,
dalam RUPTL ini direncanakan pembangunan jaringan interkoneksi dengan tegangan 275 kV AC pada tahap
awal di koridor barat Sumatera dan tegangan 500 kV AC pada saat diperlukan di koridor timur Sumatera.
Pembangunan interkoneksi point-to-point jarak jauh, melalui laut dan berkapasitas besar memerlukan teknologi
transmisi daya arus searah (HVDC). Kebijakan PLN dalam memilih tegangan transmisi HVDC adalah mengadopsi
tegangan yang banyak digunakan di negara lain, yaitu 500 kV DC dan 250 kV DC19.
Demikian juga untuk kondisi di Sulawesi, dimana letak sumber energi primer hidro terbesar terletak di sekitar
perbatasan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat dengan pusat beban yang sangat jauh yaitu
di Makassar. Adanya rencana beberapa proyek PLTA kapasitas besar dilokasi tersebut, akan dibangun jaringan
transmisi 275 kV untuk menyalurkan daya dari beberapa PLTA ke pusat beban di Makassar dan sekitarnya.

RUPTL

Perencanaan transmisi memerlukan persiapan yang lebih panjang mengingat kebutuhan tanah mencakup
wilayah yang luas. Mengingat banyaknya kendala dalam proses pembebasan tanah serta fungsi transmisi
sebagai super infrastruktur dari sistem tenaga listrik maka framework perencanaan kapasitas transmisi harus
melihat waktu yang lebih panjang dari jangka waktu RUPTL, yaitu sekitar 20 - 30 tahun.

14

15 Total project PLTP adalah proyek dimana sisi hulu (uap) dan hilir (pembangkit listrik) dikerjakan oleh pengembang dan PLN hanya membeli listrik.
16 Yaitu Pertamina mengembangkan sisi hulu dan PLN membangun power plant, atau Pertamina mengembangkan PLTP sebagai total project dan PLN membeli
listriknya.
17 Skema BLT (build lease transfer) adalah transmisi dibangun dan didanai oleh swasta, termasuk pembebasan lahan dan perizinan ROW, dan PLN mengoperasikan
serta membayar sewa sesuai tarif yang disepakati dan setelah periode waktu tertentu aset transmisi akan ditransfer menjadi milik PLN.
18 Power wheeling pada prinsipnya merupakan pemanfaatan bersama jaringan transmisi oleh pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik lainnya untuk
menyalurkan daya dari pembangkit milik pihak tersebut di suatu tempat ke beban khusus pihak tersebut di tempat lain, dengan membayar sewa/biaya transmisi
termasuk biaya keandalan.
19 Berbeda dengan teknologi HVAC yang mempunyai standar tegangan internasional dan nasional, teknologi HVDC tidak mempunyai standar tegangan. Pemilihan
tegangan HVDC disesuaikan dengan kapasitas daya yang akan disalurkan dan kelas kabel (kabel laut) yang banyak digunakan di dunia, misalnya 500 kV DC (India,
Kanada), 250 kV DC (Jepang, Swedia).

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Pada jaringan yang memasok ibukota negara direncanakan looping antar sub-sistem dengan pola operasi
terpisah untuk meningkatkan keandalan pasokan.
Pada saluran transmisi yang tidak memenuhi kriteria keandalan N1 akan dilaksanakan reconductoring dan
uprating.
Perluasan jaringan transmisi dari grid yang telah ada untuk menjangkau sistem isolated yang masih dilayani
PLTD BBM (grid extension) dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi dan teknis.
Penentuan lokasi GI dilakukan dengan mempertimbangkan keekonomian biaya pembangunan fasilitas sistem
transmisi tegangan tinggi, biaya pembebasan tanah, biaya pembangunan fasilitas sistem distribusi tegangan
menengah dan harus disepakati bersama oleh unit pengelola sistem distribusi dan unit pengelola sistem
transmisi.
Pemilihan teknologi seperti jenis menara transmisi, penggunaan tiang, jenis saluran (saluran udara, kabel
bawah tanah, kabel laut) dan perlengkapannya (pemutus, pengukuran dan proteksi) mempertimbangkan aspek
keekonomian jangka panjang, dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang lebih baik, dengan memenuhi
standar SNI, SPLN atau standar internasional yang berlaku.

a.

Jumlah unit trafo yang dapat dipasang pada suatu GI dibatasi oleh ketersediaan lahan, kapasitas transmisi
dan jumlah penyulang (feeder) keluar yang dapat ditampung oleh GI tersebut. Dengan kriteria tersebut
suatu GI dapat mempunyai 3 atau lebih unit trafo. Sebuah GI baru diperlukan jika GI-GI terdekat yang ada
tidak dapat menampung pertumbuhan beban lagi karena keterbatasan tersebut.

b.

Pengembangan GI baru juga dimaksudkan untuk mendapatkan tegangan yang baik di ujung jaringan
tegangan menengah.

c.

Trafo daya (TT/TM) pada dasarnya direncanakan mempunyai kapasitas sampai dengan 60 MVA.

d.

Trafo IBT GITET (500/150 kV dan 275/150 kV) dapat dipasang hingga 4 unit per GITET dengan pola
operasi terpisah dan dengan 2 unit per sub-sistem.

e.

Spare trafo IBT 1 fasa disediakan per lokasi untuk GITET jenis GIS, dan 1 fasa per tipe per Provinsi untuk
GITET jenis konvensional.

f.

Untuk melistriki komunitas dengan kebutuhan listrik yang dalam jangka panjang diperkirakan akan tumbuh
lambat, dapat dibangun gardu induk dengan desain minimalis.

Untuk meningkatkan pelayanan dan mengantisipasi kebutuhan tenaga listrik yang semakin besar di kabupatenkabupaten yang tersebar dan belum dilayani dari jaringan tegangan tinggi, dalam RUPTL ini terdapat rencana
pembangunan GI-GI baru di beberapa kabupaten. Perencanaan GI-GI baru tersebut tetap mempertimbangkan
kelayakan teknis dan ekonomis.

2.4.

Kebijakan Pengembangan Distribusi

Fokus pengembangan dan investasi sistem distribusi secara umum diarahkan pada 4 hal, yaitu: perbaikan
tegangan pelayanan, perbaikan SAIDI dan SAIFI, penurunan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan
yang tua. Kegiatan berikutnya adalah investasi perluasan jaringan untuk melayani pertumbuhan dan perbaikan
sarana pelayanan.
Pemilihan teknologi seperti jenis tiang (beton, besi atau kayu), jenis saluran (saluran udara, kabel bawah
tanah), sistem jaringan (radial, loop atau spindle), perlengkapan (menggunakan recloser atau tidak), termasuk
penggunaan tegangan 70 kV sebagai saluran distribusi ke pelanggan besar, ditentukan oleh manajemen unit
melalui analisis dan pertimbangan keekonomian jangka panjang dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang
lebih baik, dengan tetap memenuhi standard SNI atau SPLN yang berlaku.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Kebijakan lebih rinci mengenai pengembangan transmisi adalah sebagai berikut:

15

2.5.

Kebijakan Pengembangan Listrik Perdesaan

Pembangunan listrik perdesaan yang merupakan program Pemerintah untuk melistriki masyarakat perdesaan
yang pendanaannya diperoleh dari APBN, dan diutamakan pada Provinsi dengan rasio elektrikasi yang masih
rendah. Kebijakan yang diambil oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK) dan PLN dalam pembangunan
listrik desa untuk menunjang rasio elektrikasi 80% di tahun 2014 sesuai Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2010 - 2014 adalah:
Pembangunan jalur keluar jaringan distribusi untuk mendukung evakuasi daya dari proyek GI Baru atau
Extension Trafo GI yang pendanaannya diperoleh dari APBN.
Pembangunan jalur keluar jaringan distribusi untuk mendukung evakuasi daya dari proyek PLTU skala kecil
tersebar dan pembangkit mikro/mini tenaga air yang pendanaannya diperoleh dari APBN maupun APLN.
Melistriki desa baru maupun desa lama yang sebagian dari dusun tersebut belum berlistrik, daerah
terpencil dan daerah perbatasan.
Dimungkinkan pemasangan load break switch untuk menunjang perbaikan keandalan jaringan tegangan
menengah dan tiang 14 meter serta konduktor maksimum 240 mm2 untuk mengantisipasi kebutuhan
pengembangan sistem.
Dimungkinkan pengadaan hybrid PLTS dan hybrid PLTB20 yang sistemnya terhubung dengan grid PLN.
Melaksanakan program penyambungan listrik dan instalasi gratis bagi masyarakat yang tidak mampu dan
daerah tertinggal.

2.6. Kebijakan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan


Sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk lebih optimal lagi dalam memanfaatkan energi baru dan terbarukan
(EBT) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2010 mengenai penugasan Pemerintah
kepada PLN untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan
energi terbarukan, batubara dan gas serta Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 02/2010 jo
Peraturan Menteri ESDM No. 15/2010 jo Peraturan Menteri ESDM No. 01/2012 jo Peraturan Menteri ESDM
No. 21/2013, maka PLN akan memprioritaskan pengembangan panas bumi dan tenaga air. Kedua jenis energi
baru ini dapat masuk ke sistem tenaga listrik kapan saja mereka siap, walaupun dengan tetap memperhatikan
kebutuhan demand dan adanya rencana pembangkit yang lain.
Khusus untuk panas bumi, penambahan kapasitas pembangkit di PLTP yang baru tidak boleh mengorbankan
pasokan uap untuk pembangkit yang eksisting.

RUPTL

Untuk tenaga air, kebijakan ini tidak membatasi PLN untuk merencanakan sebuah proyek PLTA tanpa menganut
prinsip demand driven21 demi mencapai suatu tujuan khusus tertentu, walaupun hal ini hanya dilakukan secara
sangat terbatas dan selektif. Dalam konteks ini PLN merencanakan pembangunan PLTA Baliem berkapasitas
50 MW22 untuk melistriki 7 kabupaten baru di dataran tinggi Pegunungan Tengah yang sama sekali belum
memiliki listrik. Proyek ini diharapkan akan mendorong kegiatan ekonomi di daerah tersebut untuk pengolahan
sumber daya alam sejalan dengan tujuan MP3EI di koridor Papua Maluku.

16

Berdasar kebijakan tersebut PLN dalam RUPTL ini merencanakan pengembangan panas bumi yang sangat
besar, pembangkit tenaga air skala besar, menengah dan kecil serta EBT skala kecil tersebar berupa PLTS, PLTB,
biomasa, biofuel dan gasikasi batubara (energi baru). PLN juga mendorong penelitian dan pengembangan
EBT lain seperti thermal solar power, arus laut, OTEC (ocean thermal energy conversion) dan fuel cell.

20 PLTS: Pembangkit Listrik Tenaga Surya, PLTB: Pembangkit Listrik Tenaga Bayu.
21 Demand driven adalah sebuah pendekatan perencanaan yang mensyaratkan adanya jaminan demand listrik yang cukup untuk menjustikasi kelayakan sebuah
proyek pembangkit.
22 Dapat dikembangkan menjadi 100 MW.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Khusus mengenai PLTS, PLN mempunyai kebijakan untuk mengembangkan centralized PV untuk melistriki
banyak komunitas terpencil yang jauh dari grid pada daerah tertinggal, pulau-pulau terdepan yang berbatasan
dengan negara tetangga dan pulau-pulau terluar lainnya. Hal ini didorong oleh semangat PLN untuk memberi
akses ke tenaga listrik yang lebih cepat kepada masyarakat di daerah terpencil. Lokasi centralized PV/PLTS
komunal dipilih setelah mempertimbangkan faktor tekno-ekonomi seperti biaya transportasi BBM ke lokasi
dan mengoperasikan PV secara hybrid dengan PLTD yang telah ada sehinggga mengurangi pemakaian BBM.
Selain itu PLN juga memperhatikan, alternatif sumber energi primer/EBT yang tersedia setempat dan tingkat
pelayanan23 yang akan disediakan pada lokasi tersebut.

2.7. Kebijakan Mitigasi Perubahan Iklim


Sesuai misi PLN menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan, dan sejalan dengan komitmen
nasional tentang pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), PLN akan melakukan upaya pengurangan emisi
GRK dari semua kegiatan ketenagalistrikan.
Kebijakan PLN untuk mitigasi perubahan iklim adalah sebagai berikut:
1.

Memprioritaskan pengembangan energi terbarukan


PLN memprioritaskan pemanfaatan PLTA dan PLTP untuk masuk ke sistem tenaga listrik kapan saja mereka
siap24. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai keekonomian PLTP dan PLTA tidak menjadi faktor utama dalam
proses pemilihan kandidat pembangkit. Konsekuensi dari kebijakan ini adalah adanya peningkatan biaya
investasi PLN, sehingga pemanfaatan insentif dari pendanaan karbon (carbon nance) menjadi penting
bagi PLN.
PLN telah berpengalaman mengembangkan proyek yang dapat menghasilkan kredit karbon, baik dalam
kerangka UNFCCC maupun di luar kerangka UNFCCC. Oleh karena itu kebijakan PLN terkait mitigasi
perubahan iklim adalah untuk terus memanfaatkan pendanaan karbon guna mendukung kelayakan
ekonomi proyek-proyek rendah karbon, terutama PLTP dan PLTA.

2.

Menggunakan teknologi rendah karbon

3.

Pengalihan bahan bakar (fuel switching)


Dengan motif untuk mengurangi pemakaian BBM, PLN berencana mengalihkan pemakaian BBM ke gas
pada PLTG, PLTGU dan PLTMG (gas engine). Langkah fuel switching secara langsung juga akan mengurangi
emisi GRK karena faktor emisi gas lebih rendah daripada faktor emisi BBM.

4.

Esiensi energi di pusat pembangkit


Esiensi termal pembangkit yang mengalami penurunan sejalan dengan umurnya akan mengkonsumsi
bahan bakar lebih banyak untuk memproduksi satu kWh listrik. PLN selalu berupaya menjaga esiensi
pembangkitnya untuk meningkatkan esiensi produksi dan sekaligus menurunkan emisi GRK.

23

Jam nyala per hari.

24

Kebijakan ini disertai dengan kajian bahwa ada kebutuhan beban dan tetap memperhatikan rencana pembangkit lain.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Penyediaan tenaga listrik PLN hingga tahun 2022 masih akan didominasi oleh pembangkit berbahan
bakar fosil, terutama batubara. PLN menyadari bahwa pembakaran batubara menghasilkan emisi GRK
yang relatif besar, sehingga diperlukan upaya mitigasi emisi GRK yang bersumber dari PLTU. Kebijakan
PLN terkait hal ini adalah PLN hanya akan menggunakan boiler ultra-supercritical untuk PLTU batubara
yang akan dikembangkan di Pulau Jawa.

17

Bab 3

2013 - 2022

Kondisi Kelistrikan Saat Ini

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

19

3.1. Penjualan Tenaga Listrik


Penjualan tenaga listrik pada lima tahun terakhir tumbuh rata-rata 7,5% per tahun sebagaimana dapat dilihat
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Penjualan Tenaga Listrik PLN (TWh)
Wilayah
Indonesia

2008

2009

2010

2011

2012

2013*)

127,6

133,1

145,7

156,3

172,2

137,8

6,4

4,3

9,4

7,3

10,2

8,6

100,8

104,1

113,4

120,8

132,1

105,4

5,4

3,3

8,9

6,5

9,3

8,2

Sumatera

16,4

17,6

19,7

21,5

24,2

19,2

11,9

7,2

11,6

9,3

12,6

8,0

Kalimantan

4,2

4,7

5,1

5,7

6,4

7,2

8,2

9,7

10,3

10,1

12,9

7,8

Pertumbuhan (%)
Jawa - Bali
%

Sulawesi
%
Maluku, Papua &
Nusa Tenggara
%

4,2

4,6

5,1

5,6

6,4

5,4

7,4

8,8

10,7

11,0

13,7

14,4

2,0

2,2

2,4

2,7

3,1

2,6

8,3

9,7

10,7

13,0

16,1

13,9

Rata-rata

7,5

6,7

10,5

10,2

10,3

11,6

*) Data realisasi sd Sept 2013 thd Jan-Sept 2012

Pada Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata penjualan listrik di Jawa Bali (6,7% per tahun)
relatif lebih rendah daripada pertumbuhan rata-rata di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan
Nusa Tenggara.

Penjualan tenaga listrik di Sumatera tumbuh jauh lebih tinggi, yaitu rata-rata 9,6% per tahun. Pertumbuhan
ini tidak seimbang dengan penambahan kapasitas pembangkit yang hanya tumbuh rata-rata 5,2% per tahun,
sehingga di banyak daerah terjadi krisis daya yang kronis hingga tahun 2009 dan diatasi dengan sewa
pembangkit sepanjang tahun 2010.
Penjualan tenaga listrik di Kalimantan tumbuh rata-rata 10,2% per tahun, sedangkan penambahan kapasitas
pembangkit rata-rata hanya 1% per tahun, sehingga di banyak daerah terjadi krisis daya dan penjualan dibatasi.
Penjualan tenaga listrik di Sulawesi tumbuh rata-rata 10,3% per tahun, sementara penambahan kapasitas
pembangkit rata-rata hanya 2,7% per tahun. Hal ini telah mengakibatkan krisis penyediaan tenaga listrik yang
cukup parah hingga tahun 2009 khususnya di Sulawesi Selatan, dan pada tahun 2010 diatasi dengan sewa
pembangkit. Mulai akhir 2012 Sulawesi Selatan sudah tersedia daya dalam jumlah besar setelah beberapa
proyek pembangkit sudah mulai beroperasi yaitu PLTU IPP Bosowa di Jeneponto, PLTG/U IPP Sengkang dan
IPP PLTA Poso.
Hal yang sama terjadi di daerah Indonesia Timur lainnya, yaitu Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pertumbuhan penjualan yang rendah di Jawa Bali pada tahun 2008 diakibatkan mulai terjadi krisis nansial
global hingga akhir tahun 2009 yang menyebabkan penjualan tenaga listrik tahun 2009 hanya tumbuh 3,3%.
Pertumbuhan di Jawa pulih kembali dari dampak krisis keuangan global mulai tahun 2010. Selanjutnya pada
tahun 2012 tumbuh cukup tinggi akibat program penyambungan pelanggan yang cukup tinggi mencapai 3,5
juta pelanggan go grass dan penyelesaian daftar tunggu yang masih ada di tahun 2011 yang berdampak
pada tahun 2012.

21

Pertumbuhan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur diperkirakan masih berpotensi untuk
meningkat lebih tinggi karena daftar tunggu yang tinggi akibat keterbatasan pasokan dan rasio elektrikasi
yang akan terus ditingkatkan.

3.1.1

Jumlah Pelanggan

Realisasi jumlah pelanggan selama tahun 2008 2012 mengalami peningkatan dari 38,6 juta menjadi 49,5 juta
atau bertambah rata-rata 2,7 juta tiap tahunnya. Penambahan pelanggan terbesar masih terjadi pada sektor
rumah tangga, yaitu rata-rata 2,5 juta per tahun, diikuti sektor bisnis dengan rata-rata 122 ribu pelanggan
per tahun, sektor publik rata-rata 62 ribu pelanggan per tahun, dan terakhir sektor industri rata-rata 1.500
pelanggan per tahun. Tabel 3.2 menunjukkan perkembangan jumlah pelanggan PLN menurut sektor pelanggan
dalam lima tahun terakhir.
Tabel 3.2. Perkembangan Jumlah Pelanggan (Ribu Unit)
Jenis Pelanggan
Rumah Tangga

2008

2009

2010

2011

2012

2013*)

35.835

36.897

39.109

42.348

45.991

48.608

Komersial

1.687

1.770

1.878

2.019

2.175

2.257

Publik

1.052

1.165

1.148

1.214

1.300

1.365

46

48

48

50

52

51

38.621

39.880

42.182

45.631

49.519

52.280

Industri
Total
*) Data realisasi sd Sept 2013

3.1.2

Rasio Elektrikasi

Rasio elektrikasi didenisikan sebagai jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik dibagi dengan jumlah rumah
tangga yang ada. Perkembangan rasio elektrikasi secara nasional25 dari tahun ke tahun mengalami kenaikan,
yaitu dari 62,3% pada tahun 2008 menjadi 75,9% pada tahun 2012.
Pada periode tersebut kenaikan rasio elektrikasi pada wilayah-wilayah Jawa Bali, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan pulau lainnya diperlihatkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Perkembangan Rasio Elektrikasi*) (%)

RUPTL

Wilayah

22

2008

2009

2010

2011

2012

Indonesia

62,3

65,0

67,5

71,2

75,9

Jawa-Bali

68,0

69,8

71,4

72,3

77,9

Sumatera

60,2

60,9

67,1

69,4

77,4

Kalimantan

53,9

55,1

62,3

64,3

76,7

Sulawesi

54,1

54,4

62,7

66,6

67,5

Indonesia Bag. Timur

30,6

31,8

35,7

44,2

54,0

*) Tidak termasuk PLN Batam dan PLN Tarakan

Pada Tabel tersebut terlihat bahwa terjadi pertumbuhan rasio elektrikasi yang tidak merata pada masingmasing daerah, dengan rincian sebagai berikut:

25 Tidak termasuk PLN Batam dan PLN Tarakan.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Sumatera: rasio elektrikasi mengalami pertumbuhan sekitar 4,29% per tahun.


Sulawesi: pertumbuhan rasio elektrikasinya sekitar 3,34% per tahun. Rasio elektrikasi naik cukup tajam
pada tahun 2010 karena adanya pembangkit sewa.
Jawa Bali: rasio elektrikasi mengalami pertumbuhan sekitar 2,46% per tahun.
Kalimantan: rasio elektrikasi mengalami kenaikan cukup signikan sekitar 5,7% per tahun mulai tahun
2010 karena teratasinya masalah pembangkitan dengan adanya beberapa pembangkit sewa.
Indonesia bagian Timur: rasio elektrikasi mengalami pertumbuhan 5,8% per tahun. Kesulitan utama
adalah keterbatasan kemampuan pembangkit dan situasi geogras yang tersebar.

3.1.3

Pertumbuhan Beban Puncak

Pertumbuhan beban puncak sistem Jawa Bali dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.4. Dari Tabel
tersebut dapat dilihat bahwa beban puncak tumbuh relatif rendah, yaitu rata-rata 5,2%, dengan loadfactor
cenderung meningkat, hal ini dicerminkan juga oleh pertumbuhan energi yang relatif tinggi, yaitu rata-rata
7,5% (lihat Tabel 3.1). Perbaikan loadfactor terjadi karena adanya kebijakan pembatasan penggunaan daya
pada saat beban puncak pada konsumen besar dan penerapan tarif multiguna untuk mengendalikan pelanggan
baru26.
Tabel 3.4. Pertumbuhan Beban Puncak Sistem Jawa Bali 20082013
Deskripsi

Satuan

2008

2009

2010

2011

2012

2013*)

22.906

23.206

26.664

31.185

31.815

Kapasitas Pembangkit

MW

22.296

Daya Mampu

MW

20.369

21.784

21.596

23.865

28.722

29.352

Beban Puncak Bruto

MW

16.892

17.835

18.756

20.439

22.067

22.826

Beban Puncak Netto

MW

16.301

17.211

18.100

19.739

21.237

21.968

Pertumbuhan

0,3

5,6

5,2

9,1

7,6

3,4

Faktor Beban

78,7

77,7

79,5

77,8

78,2

78,8

*) Hingga September 2013

3.2. Kondisi Sistem Pembangkitan


Sampai dengan September 2013 kapasitas terpasang pembangkit PLN dan IPP di Indonesia adalah 40.533
MW yang terdiri dari 31.815 MW di sistem Jawa-Bali dan 8.718 MW di sistem-sistem kelistrikan Wilayah
Operasi Sumatera dan Indonesia Timur. Pembangkit sewa tidak termasuk dalam angka tersebut.

3. 2.1

Wilayah Luar Jawa-Bali

Kapasitas terpasang pembangkit milik PLN dan IPP yang tersebar di Luar Jawa-Bali s.d. September 2013 adalah
8.718 MW dengan perincian ditunjukkan pada Tabel 3.5. Kapasitas pembangkit tersebut sudah termasuk IPP
dengan kapasitas 1.496MW. Walaupun kapasitas terpasang pembangkit adalah 8.718 MW, kemampuan netto
dari pembangkit tersebut lebih rendah dari angka tersebut karena banyak PLTD yang telah berusia lebih dari
10 tahun dan mengalami derating27.

26 Kebijakan pembatasan beban puncak ditiadakan dengan berlakunya TDL 2010.


27 Daya mampu pembangkit diperkirakan sekitar 75% dari kapasitas terpasang.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Informasi mengenai pertumbuhan beban puncak 5 tahun terakhir untuk sistem kelistrikan di luar Jawa Bali
tidak dapat disajikan seperti di atas karena sistem kelistrikan di luar Jawa Bali masih terdiri dari beberapa
subsistem yang beban puncaknya noncoincident.

23

Tabel 3.5. Kapasitas Terpasang Pembangkit Wilayah Luar Jawa-Bali (MW) s.d September Tahun 2013 28
MW
PLN

IPP

UNIT
PLTGU

PLTU

PLTD

PLTG

PLTP

PLTA

EBT
Lain

Jumlah

PLTGU

PLTU

PLTD

PLTG

PLTP

EBT
Lain

PLTA

Jumlah

Jumlah
PLN+IPP

Aceh

111

113

15

15

128

Sumut

13

13

13

Sumbar

31

32

33

Riau

156

163

165

S2JB

56

58

35

65

12

112

1 70

Babel

88

88

12

12

1 00

Lampung

818

90

151

40

254

2.053

2.053

40

85

244

24

110

606

2.009

2.009

114

230

180

524

524

858

1.182

854

664

110

865

4.533

164

14

295

193

666

5.199

185

34

221

228

Kit Sumbagut
Kit Sumbagsel
P3B
Sumatera
SUMATERA
Kalbar

2 60

206

21

30

517

47

47

564

60

208

48

316

87

87

403

Suluttenggo

50

260

80

66

457

30

22

52

509

Sulselrabar

62

168

123

158

513

135

200

60

60

152

607

1.120

Maluku

194

195

195

Papua

140

146

10

10

20

166

NTB

25

144

171

177

NTT

147

53

57

60

397

1.652

226

83

264

2.689

135

371

70

70

180

830

3 .519

918

1.579

2.506

890

193

1.129

7.222

135

535

84

365

373

1.496

8.718

Kalselteng
Kaltim

INDONESIA
TIMUR
JUMLAH

Beban puncak sistem kelistrikan Luar Jawa-Bali mencapai 7.314 MW pada tahun 2012. Jika beban puncak
dibandingkan dengan daya mampu pembangkit pada saat ini dan apabila menerapkan kriteria cadangan 40%,
maka diperkirakan terjadi kekurangan sekitar 2.000 MW.

RUPTL

Untuk menanggulangi kekurangan pembangkit tersebut, hampir seluruh unit usaha PLN di Luar Jawa-Bali
telah melakukan sewa pembangkit. Kapasitas pembangkit sewa yang ada di Luar Jawa-Bali sampai dengan
September 2013 mencapai 2.933 MW sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.6.

24

28 Sumber: Statistik PT PLN (Persero) tahun 2011 untuk kapasitas pembangkit PLN, dan Laporan Keuangan PLN tahun 2011 untuk data IPP.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 3.6. Daftar Sewa Pembangkit Wilayah Luar Jawa-Bali (MW) s.d September 2013
No

PLN Wilayah

PLTU

PLTD

PLTG/MG

Jumlah MW

Aceh

63

63

Sumut

14

14

Sumbar

27

27

Riau

16

146

21

183

S2JB

12

12

Babel

90

90

Lampung

Kit Sumbagut

296

53

349

Kit Sumbagsel

120

427

547

10

Bali

155

155

11

Kalbar

229

229

12

Kalselteng

129

129

13

Kaltim

190

32

224

14

Suluttenggo

179

179

15

Sulselrabar

310

310

16

Maluku

85

85

17

Papua

107

107

18

NTB

156

156

19

NTT

74

74

18

2.227

688

2.933

Jumlah

3.2.2. Wilayah Jawa Bali

Rincian kapasitas pembangkit sistem Jawa-Bali berdasarkan jenis pembangkit dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Jawa-Bali Tahun 201329

No

Jenis
Pembangkit

Jumlah

IPP

MW

PLTA

2.386

150

2.536

8.0%

PLTU

14.080

3.865

17.945

56.4%

PLTG

2.086

300

2.386

7.5%

PLTGU

7.827

7.827

24.6%

PLTP

360

685

1.045

3.3%

PLTD

76

76

0.2%

Jumlah

29

PLN

26.815

5.000

31.815

100.0%

Hingga September 2013.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pembangkit baru yang masuk ke sistem Jawa-Bali pada tahun 2012 adalah PLTGU Priok Blok 3 (740 MW), PLTU
Lontar (2x315 MW), PLTU Tanjung Jati B Unit 4 (660 MW), PLTU Paiton Unit 3 (815 MW) dan PLTU Cirebon
(660 MW). Sedangkan pembangkit yang beroperasi tahun 2013 hanya PLTU Pacitan (2x315 MW) dengan
kapasitas tambahan total tahun 2012 - 2013 sebesar 4.135 MW. Penambahan pasokan daya pembangkit
tersebut membantu meningkatkan kemampuan pasokan sistem Jawa Bali menjadi total sebesar 31.815 MW.

25

3.3.

Kondisi Sistem Transmisi

3.3.1. Sistem Transmisi Wilayah Luar Jawa-Bali


Sistem penyaluran di Wilayah Luar Jawa-Bali dalam kurun waktu 5tahun terakhir menunjukkan perkembangan
yang cukup berarti terutama di sistem Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dengan selesainya beberapa proyek
transmisi. Sedangkan Pulau lainnya, yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua belum memiliki saluran
transmisi.
Pembangunan gardu induk meningkat rata-rata 11,3% per tahun dalam periode 20082012, dimana kapasitas
terpasang gardu induk pada tahun 2008 sekitar 8.335 MVA meningkat menjadi 13.369 MVA pada tahun 2012.
Pada Tabel 3.8 diperlihatkan perkembangan kapasitas trafo pada gardu induk di Luar Jawa-Bali selama 5 tahun
terakhir.
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa pembangunan sarana transmisi meningkat rata-rata 5,8% per tahun dalam
kurun waktu 2008 2012, dimana panjang saluran transmisi pada tahun 2008 sekitar 13.552 kms meningkat
menjadi 16.698 kms pada tahun 2012.
Tabel 3.8. Perkembangan Kapasitas Trafo GI Wilayah Luar Jawa Bali (MVA) 30
Region
Sumatera

2008

2012

160

160

160

410

410

150/20 kV

4.804

5.170

5.920

6.215

7.862

70/20 kV

360

350

335

395

395

150/20 kV

1.174

1.383

1.453

1.553

1.722

70/20 kV

157

153

187

148

187

150/20 kV

1.074

1.064

1.064

1.267

2.328

70/20 kV

606

546

560

514

465

Sub-Total

RUPTL

2011

275/150 kV

Sulawesi

26

2010

Kalimantan

30

2009

275/150 kV

160

160

160

410

410

150/20 kV

7.052

7.617

8.437

9.035

11.912

70/20 kV

1.123

1.049

1.082

1.057

1.047

Sumber: Statistik PT PLN (Persero) tahun 2012

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 3.9. Perkembangan Saluran Transmisi Wilayah Luar Jawa Bali (kms) 31
Region

2008

Sumatera

2009

2010

2011

2012

275 kV

781

1.011

1.011

1.028

1.028

150 kV

8.423

8.221

8.224

8.439

8.753

70 kV

334

334

331

332

332

Kalimantan

150 kV

1.429

1.429

1.567

1.680

2.477

70 kV

123

123

123

123

123

150 kV

1.957

1.957

2.304

2.988

3.450

70 kV

505

519

528

528

534

Sulawesi

Sub-Total

275 kV

781

1.011

1.011

1.028

1.028

150 kV

11.809

11.607

12.095

13.107

14.680

70 kV

962

976

982

983

989

3.3.2. Sistem Transmisi Jawa Bali


Perkembangan kapasitas trafo gardu induk dan sarana penyaluran sistem Jawa Bali untuk 5 tahun terakhir
ditunjukkan pada Tabel 3.10 dan Tabel 3.11.
Tabel 3.10. Perkembangan Kapasitas Trafo GI Sistem Jawa Bali32

2013*)

Level Tegangan

Unit

2008

2009

2010

2011

2012

150/20 kV

MVA

26.150

27.080

28.440

33.720

37.680

39.720

70/20 kV

MVA

2.750

2.740

2.750

2.727

3.027

3.087

Jumlah

MVA

28.900

29.820

31.190

36.447

40.707

42.807

MW

16.301

17.211

18.100

19.739

21.237

21.968

Beban Puncak

Tabel 3.11. Perkembangan Saluran Transmisi Sistem Jawa Bali33


2008

2009

2010

2011

2012

2013*)

Level Tegangan

Unit

500 kV

kms

5.090

5.110

5.050

5.052

5.052

5.053

150 kV

kms

11.850

11.970

12.370

12.906

13.100

13.656

70 kV

kms

3.610

3.610

3.610

3.474

3.239

3.270

*) Hingga September 2013

Dari Tabel 3.11 dapat dilihat bahwa panjang saluran transmisi 70 kV tidak bertambah, bahkan sedikit berkurang
karena ditingkatkan (uprated) menjadi 150kV guna meningkatkan kapasitas, keandalan dan perbaikan kualitas
pelayanan ke konsumen.

31 Sumber: Statistik PT PLN (Persero) tahun 2012.


32 Sumber: Laporan Evaluasi Operasi Tahunan P3B Jawa Bali tahun 2012.
33 Sumber: Laporan Evaluasi Operasi Tahunan P3B Jawa Bali tahun 2012 .

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

*) Hingga September 2013

27

Keseimbangan kapasitas pembangkit dengan kapasitas trafo interbus (IBT) dan trafo GI per sistem tegangan
500 kV, 150 kV dan 70 kV dalam kurun waktu 5tahun terakhir diperlihatkan oleh Tabel 3.12.
Tabel 3.12. Kapasitas Pembangkit dan Interbus Transformer (IBT)34
Level Tegangan

Satuan

2008

2009

2010

2011

2012

2013*)

Kit. Sistem 500 kV

MW

12.970

12.970

12.970

14.221

17.094

17.094

Trf. 500/150 kV

MVA

17.000

17.500

18.500

21.500

24.000

24.500

Kit. Sistem 150 kV

MW

9.010

10.110

10.410

11.480

13.489

13.694

Trf. 150/70 kV

MVA

3.580

3.820

3.820

3.820

3.820

3.820

Kit. Sistem 70 kV

MW

270

270

270

270

270

270

Trf. 150/20 kV

MVA

26.150

26.330

28.440

29.660

37.680

39.720

Trf. 70/20 kV

MVA

2.750

2.740

2.750

2.750

3.027

3.087

*) hingga September 2013

3.4. Kondisi Sistem Distribusi


Berikut ini diberikan perbaikan susut jaringan dan keandalan sistem distribusi pada lima tahun terakhir.

3.4.1. Susut Jaringan Distribusi


Realisasi rugi jaringan distribusi PLN mulai tahun 2007 cenderung menurun sejalan dengan usaha-usaha
menekan susut jaringan seperti terlihat pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13. Rugi Jaringan Distribusi (%)
Tahun
Susut Distribusi

2008

2009

2010

2011

2012

8,29

7,93

7,09

7,34

6,96

3.4.2. Keandalan Pasokan


Realisasi keandalan pasokan listrik kepada konsumen yang diukur dengan indikator SAIDI dan SAIFI35 jaringan
PLN pada lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.14.
Tabel 3.14. SAIDI dan SAIFI PLN

RUPTL

Tahun

28

2008

2009

2010

2011

2012

SAIDI (jam/pelanggan/tahun)

80,90

16,70

7,00

4,71

3,85

SAIFI (kali/pelanggan/tahun)

13,33

10,78

6,85

4,90

4,22

Gambaran mengenai kondisi kelistrikan saat ini yang lebih detail dapat dilihat pada Lampiran A, B dan C yang
menampilkan kondisi kelistrikan per Provinsi.

34 Sumber : Laporan Evaluasi Operasi Tahunan P3B Jawa Bali tahun 2012.
35 SAIDI adalah System Average Interruption Duration Index, SAIFI adalah System Average Interruption Frequency Index

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

3.5. Masalah-Masalah yang Mendesak


Masalah mendesak yang saat ini dihadapi PLN antara lain upaya memenuhi daerah-daerah yang kekurangan
pasokan listrik dan mengganti pembangkit berbahan bakar minyak dengan bahan bakar non-minyak serta
melistriki daerah yang belum mendapatkan pasokan listrik, termasuk daerah-daerah perbatasan dan terpencil,
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Pada tahun 2012 sistem kelistrikan Sumatera pada dasarnya mengalami kekurangan pasokan daya. Sistem
Sumbagut hampir sepanjang tahun tidak mempunyai cadangan operasi, sering mengalami desit dan
mengoperasikan banyak pembangkit berbahan bakar BBM (lebih dari 65%). Sistem Sumbagselteng memiliki
cadangan operasi yang mencukupi sejak masuknya beberapa pembangkit baru berbahan bakar murah seperti
PLTU Simpang Belimbing dan PLTG Borang. Namun, hal tersebut masih terkendala oleh batas transfer daya
pada sistem transmisi eksisting. Gas, batubara dan hidro sudah mengambil peran besar dalam pembangkitan
di Sumbagselteng.
Pada tahun 2013 sampai dengan TW III sistem kelistrikan Sumatera, khususnya Sumatera Utara mengalami
kondisi desit yang sangat besar diakibatkan oleh gangguan dan keluarnya pembangkit besar pada saat
yang hampir bersamaan dan pembangkit FTP1 yang diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2013 masih
mengalami keterlambatan, seperti PLTU Pangkalan Susu #1,2 dan PLTU Nagan Raya #1,2, di lain pihak
realisasi permintaan tenaga listrik tinggi.
Pada saat ini hampir 100% pasokan listrik di Kalimantan Barat bersumber dari pembangkit berbahan bakar
minyak. Kecukupan dan keandalan pasokan masih relatif rendah dengan cadangan pembangkitan yang tidak
memadai. Kebutuhan listrik untuk daerah perdesaan di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Sarawak juga
masih belum tercukupi.
Dalam periode satu sampai dua tahun ke depan, beberapa sistem diindikasikan akan mengalami kekurangan
pasokan daya akibat beberapa proyek pembangkit dan transmisi interkoneksi diperkirakan mundur
penyelesaiannya, antara lain sistem Sulbagut, sistem Barito, sistem Sultra, sistem Lombok, sistem Kupang
dan sistem Maluku.

Realisasi operasi sistem kelistrikan Jawa Bali sepanjang tahun 2012 dan 2013 pada umumnya berjalan
normal dan aman. Pada tahun 2012 selama periode beban puncak tidak mengalami desit daya, hanya
dalam kondisi siaga 1 hari. Hidrologi waduk kaskade Citarum selama tahun 2012 termasuk kategori 90% dari
perkiraan normal, sehingga mampu berproduksi sesuai rencana. Transfer listrik dari region Timur/Tengah ke
region Barat masih dalam batas termal dan stabilitas. Sebagian besar GITET 500 kV mengalami tegangan di
bawah standar36, demikian juga dengan GI 150 kV. Namun demikian masih terdapat banyak ruas transmisi 150
kV yang pembebanannya telah melampaui kriteria keandalan N-1, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pembebanan sebagian besar trafo IBT 500/150 kV telah sangat tinggi, yaitu mendekati 80%-100%, demikian
pula halnya dengan pembebanan trafo 150/20 kV.

3.5.1. Upaya Penanggulangan Jangka Pendek


Wilayah Luar Jawa-Bali
Kondisi kekurangan pasokan penyediaan tenaga listrik di Luar Jawa-Bali pada dasarnya disebabkan oleh
keterlambatan penyelesaian proyek pembangkit tenaga listrik, baik proyek PLN maupun IPP.

36

GITET Bekasi pernah mencapai tegangan terendah hingga 439 kV.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Demikian juga dengan kondisi sistem kecil yang melayani ibukota kabupaten, beberapa diantaranya mengalami
kekurangan pasokan dan bahkan sebagian sudah mengalami desit daya sehingga sering terjadi pemadaman.

29

Kondisi jangka pendek yang perlu diatasi adalah memenuhi kekurangan pasokan dan menggantikan
pembangkit BBM existing yang tidak esien serta menaikkan rasio elektrikasi secara cepat pada daerah yang
elektrikasinya tertinggal.
Tindakan yang telah dilakukan oleh PLN untuk menanggulangi hal tersebut meliputi sewa pembangkit,
pembelian energi listrik dari IPP skala kecil, bermitra/kerjasama operasi pembangkit dengan Pemda setempat,
pembelian excess power, percepatan pembangunan PLTU batubara PerPres 71/2006, membangun saluran
transmisi, mengamankan kontinuitas pasokan energi primer dan memasang beberapa PLTS centralized dan
solar home system secara terbatas.
Untuk membantu mengatasi permasalahan pasokan listrik, PLN telah membeli semua potensi excess power
yang ada, namun jumlahnya masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan, sehingga PLN perlu menambahnya
dengan menyewa pembangkit sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.6.
Sewa pembangkit tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut: (i) memenuhi kekurangan
pasokan listrik dalam waktu cepat dan bersifat sementara sebelum pembangkit utama non-BBM beroperasi;
(ii) menggantikan pembangkit BBM existing yang tidak esien dengan PLTD yang mempunyai sfc (specic
fuel consumption) lebih baik; (iii) menaikkan rasio elektrikasi secara cepat pada daerah yang elektrikasinya
tertinggal dan tidak tersedia sumber daya EBT lainnya. Sewa pembangkit tersebut meliputi sewa PLTD MFO/
HSD, PLTG gas dan PLTMG (gas engine).
Wilayah Jawa Bali
Upaya jangka pendek yang dilakukan PLN di Jawa Bali adalah mempercepat pengadaan trafo 150/20 kV dan
trafo IBT 500/150 kV, menambah kapasitas pembangkit di Bali, mempercepat pembangunan kabel laut JawaBali 150 kV sirkit 3 dan 4, memasang kapasitor di sistem Jakarta untuk perbaikan tegangan.

3.5.2. Upaya Penanggulangan Jangka Menengah Wilayah Luar Jawa-Bali


Upaya-upaya mendesak yang harus segera dilaksanakan/diselesaikan pada wilayah Luar Jawa Bali adalah
sebagai berikut.
Pembangkitan
Mempercepat penyelesaian proyek-proyek PLTU batubara dalam program FTP1 10.000MW.
Mempercepat pembangunan proyek pembangkit milik PLN lainnya, seperti PLTA Asahan III 174 MW, PLTA
Peusangan 88 MW, PLTA Masang-2 55 MW, PLTU Pangkalan Susu #3,4 2x200 MW, PLTG Kaltim Peaking
2x50 MW, PLTG/MG Bangkanai 280MW, PLTU Punagaya 2x100 MW37, PLTG/GU/MG Makassar 450MW,
PLTG/GU/MG Minahasa 150 MW dan PLTG/GU/MG Lombok 150 MW serta banyak PLTU batubara skala
kecil.

RUPTL

Mempercepat pembangunan proyek-proyek pembangkit lainnya yang terdapat dalam neraca daya pada
Lampiran A1.2, Lampiran A2.2 dan Lampiran B1.2 dan Lampiran B2.2.

30

Secara khusus berikut ini disebutkan proyek-proyek pembangkit peaker untuk memenuhi kebutuhan sistem
kelistrikan Sumatera: i) PLTMG Arun 200 MW dan PLTGU/MGU Sumbagut-1 250 MW yang keduanya
direncanakan beroperasi dengan gas yang akan dipasok dari regasikasi LNG di Arun. ii) PLTMG Sei Gelam
104 MW yang akan dipasok dari gas CNG Sei Gelam sebesar 4,5 bbtud. iii) PLTG/MG Riau 200 MW yang
direncanakan akan dipasok dari gas Jambi Merang sebesar 10 bbtud dan disimpan sebagai CNG. iv) PLTG/
MG Jambi 100 MW yang diharapkan dapat memperoleh gas dari Jambi Merang dan disimpan sebagai
CNG. v) PLTG/MG Lampung 200 MW yang diharapkan akan mendapatkan gas dari beberapa alternatif
sumber gas, juga perlu disimpan sebagai CNG. vi) PLTG Kaltim Peaker 2x50 MW, PLTG/MG Bangkanai
280 MW yang akan beroperasi dengan gas Bangkanai 20 bbtud dengan membangun fasilitas CNG. viii)

37 Sebelumnya bernama PLTU Takalar.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

PLTG/GU/MG Makassar Peaker 450 MW, PLTG/GU/MG Minahasa Peaker 150 MW, PLTG/GU/MG Kalsel
Peaker 200MW yang direncanakan akan dipasok dari mini LNG. ix) PLTG/MG/GU Lombok Peaker 150 MW
direncanakan akan dipasok dengan gas CNG marine.
Mempercepat pembangunan proyek-proyek pembangkit lainnya yang terdapat dalam neraca daya.
Transmisi dan Gardu Induk
Mempercepat konstruksi transmisi 275 kV PLTU Pangkalan Susu - Binjai dan IBT 275/150 kV di Binjai
yang harus dapat beroperasi seiring dengan beroperasinya PLTU Pangkalan Susu pada tahun 2014.
Mempercepat pembangunan gardu induk dan IBT 275/150 kV pada sistem transmisi 275kV di jalur Barat
Sumatera (Lahat - Lubuk Linggau - Bangko - Muara Bungo - Kiliranjao) untuk meningkatkan kemampuan
transfer daya dari Sistem Sumbagsel ke sistem Sumbagteng.
Mempercepat pembangunan transmisi 275 kV jalur Timur Sumatera dari Betung - New Aur Duri, untuk
dapat mengevakuasi power dari PLTU IPP Sumsel-5 dan Sumsel-7.
Mempercepat pembangunan transmisi 275 kV Kiliranjao - Payakumbuh - Padang Sidempuan dan
Payakumbuh - Garuda Sakti untuk meningkatkan kemampuan transfer daya ke Provinsi Sumbar dan Riau.
Mempercepat penyelesaian konstruksi transmisi 275 kV Simangkok - Galang dan IBT 275/150 kV di
Galang untuk evakuasi daya pembangkit besar berbahan bakar murah menuju pusat beban di Medan.
Mempercepat pembangunan T/L 150 kV Tenayan - Teluk Lembu, untuk dapat mengevakuasi power dari
PLTU Tenayan yang diperkirakan dapat beroperasi pada awal 2015.
Mempercepat pembangunan GI 150 kV Arun dan transmisi terkait, untuk dapat mengevakuasi power dari
PLTMG Arun yang diperkirakan dapat beroperasi pada awal 2015.
Mempercepat interkoneksi 150 kV Batam - Bintan melalui kabel laut untuk memenuhi kebutuhan sistem
Bintan dan menurunkan biaya produksi di Pulau Bintan.
Mempercepat interkoneksi 150 kV Sumatera - Bangka melalui kabel laut. Tujuan interkoneksi adalah untuk
memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Bangka karena ketidak-pastian penyelesaian proyek PLTU di sana,
menurunkan biaya produksi dan meningkatkan keandalam sistem kelistrikan di Pulau Bangka. Interkoneksi
dengan kabel laut ini diharapkan dapat beroperasi pada 2016.
Mempercepat proyek transmisi 275 kV interkoneksi Kalbar - Serawak agar dapat beroperasi pada awal
2015 untuk memenuhi kebutuhan sistem Kalbar, mengurangi ketidak-pastian kecukupan daya, menurunkan
biaya produksi dan meningkatkan keandalan.

Mempercepat penyelesaian konstruksi transmisi 150 kV Poso Palu, interkoneksi 150 kV Sulsel Sultra
dan transmisi 70 kV sistem Ambon, sistem Ende, sistem Kupang dan sistem Jayapura.
Mempercepat penyelesaian konstruksi transmisi 150 kV Ampenan Tanjung, dan Sengkol Selong
Pringgabaya di sistem Lombok.

3.5.3. Upaya Penanggulangan Jangka Menengah Sistem Jawa Bali


Upaya-upaya mendesak yang harus segera dilaksanakan/diselesaikan pada sistem Jawa - Bali meliputi antara
lain:
Penguatan pasokan Jakarta terdiri dari beberapa program:
-

Mempercepat pembangunan GITET baru/IBT baru di 2 lokasi, yaitu: Durikosambi 2x500 MVA (2016)
dan Muaratawar 2x500 MVA (2015).

Membangun ruas SUTET baru, yaitu SUTET Tanjung Jati-Tx Ungaran, rekonduktoring SUTET Suralaya
Baru Bojanegara Balaraja, SUTET Balaraja Kembangan (2016) dan Kembangan Durikosambi
(2016).

Rekongurasi SUTET Muara Tawar Cibinong Bekasi Cawang (2014).

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Mempercepat penyelesaian konstruksi interkoneksi 150 kV Kalselteng Kaltim, transmisi 150 kV


Bangkanai Muara Teweh Buntok Tanjung, transmisi 150 kV Kasongan Sampit Pangkalan Bun.

31

Penguatan pasokan lainnya terdiri dari beberapa program, yaitu:


-

Penambahan IBT 500/150 kV 1x500 MVA di lokasi, yaitu: IBT-3 Cilegon, IBT-3 & IBT-4 Balaraja, IBT-3
Cawang (GIS), IBT-2 Tasikmalaya, IBT-4 Krian, IBT-2 Ngimbang, IBT-3 & IBT-4 Pedan dan IBT-3 Kediri.

Mengoperasikan GITET baru di lokasi (2.000 MVA), yaitu Ujung Berung 1x500 MVA (2014), Rawalo/
Kesugihan 1x500 MVA (2014) serta mempercepat pembangunan/penyelesaian GITET Surabaya
Selatan 2x500 MVA (2014) dan GITET Lengkong 2x500 MVA (2016).

Mempercepat penyelesaian SUTET Grati Surabaya Selatan (2014).


Penguatan pasokan subsistem Bali terdiri dari beberapa program yaitu:
Pembangunan kabel laut 150 kV Jawa Bali sirkit 3 & 4 (2014).

Pembangunan Jawa Bali Crossing 500 kV dari PLTU Paiton ke Kapal (2017).

Mempercepat konstruksi PLTU IPP Celukan Bawang 1x130MW + 2x125MW (2014).

RUPTL

32

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Bab 4

2013 - 2022

Ketersediaan Energi Baru


dan Terbarukan (EBT)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

33

4.1. Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan


Besarnya potensi dan pemanfaatan energi terbarukan selain hidro (skala besar/PLTA) dan panas bumi dapat
dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Potensi dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan Skala Kecil
Energi Baru dan Terbarukan
1

No

Sumber Daya
2

Kapasitas Terpasang
3

Rasio (%) 4 = 3/2

500 MWe

86,1 MWe

17,22

49.810 Mwe

445,0 MWe

0,89

Mini/Mikrohidro

Biomass

Tenaga Surya

4,80 kWh/m2/hari

12,1 MWe

Tenaga Angin

9.290 MWe

1,1 MWe

0,01

Kelautan

240 GWe

1,1 MWe

0,01

Sumber: Draft KEN 2010-2050

Roadmap pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) skala kecil seperti terlihat pada Tabel 4.2 dengan
biaya investasi diperlihatkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.2. Rencana Pengembangan Pembangkit EBT Skala Kecil (MW)
No

Pembangkit - EBT

Kapasitas

2013

2014

PLTMH

MW

PLT Surya

33

42

96

149

MWp

104

75

PLT Bayu

MW

PLT Biomass

MW

48

PLT Kelautan

MW

PLT Bio-Fuel

Jumlah

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Jumlah

237

192

186

156

190

200

1.481

54

36

60

75

75

75

75

634

50

20

20

20

30

40

50

50

280

10

15

20

30

40

50

50

50

50

363

10

28

Ribu Kilo Liter

15

400

400

500

500

600

600

600

600

600

4.815

MW

87

156

237

243

324

315

344

326

370

385

2.786

2022

Jumlah

*) Rencana PLTS sd 2015 adalah program 1.000 Pulau, sedangkan tahun selanjutnya masih indikasi
**) Asumsi pemakaian biofuel hanya untuk PLTD

No

Pembangkit - EBT

Satuan

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

PLTMH

Juta US$

83

105

240

373

593

480

465

390

475

500

3.703

PLT Surya

Juta US$

28

468

337

241

160

270

338

338

338

338

2.853

PLT Bayu

Juta US$

85

34

34

34

51

68

85

85

476

PLT Biomass

Juta US$

144

30

45

60

90

120

150

150

150

150

1.089

PLT Kelautan

Juta US$

12

12

20

20

40

112

PLT Bio-Fuel

Juta US$

14

364

364

455

455

545

545

545

545

545

4.377

Jumlah

Juta US$

268

967

1.075

1.162

1.335

1.461

1.561

1.511

1.613

1.658

12.610

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel 4.3. Biaya Pengembangan Pembangkit EBT Skala Kecil (Juta US$)

35

4.2 Panas Bumi


Terdapat beberapa laporan studi mengenai resource dan reserve tenaga panas bumi di Indonesia yang
menyajikan angka-angka yang berbeda. Salah satunya adalah laporan studi oleh WestJEC pada tahun 2007
Master Plan Study for Geothermal Power Development in the Republic of Indonesia. Menurut laporan tersebut,
potensi panas bumi Indonesia yang dapat dieksploitasi adalah 9.000MW, tersebar di 50 lapangan, dengan
potensi minimal 12.000MW.
Dalam RUPTL ini terdapat rencana untuk mengembangkan banyak proyek PLTP, terutama di Sumatera, Jawa
dan beberapa di Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara dan Maluku. Dalam penugasan Pemerintah kepada PLN
untuk mengembangkan pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan, batubara dan gas sesuai
Peraturan Presiden No. 4/2010 dan Peraturan Menteri ESDM No. 15/2010 jo Peraturan Menteri ESDM
No. 01/2012 jo Peraturan Menteri ESDM No. 21/201338 terdapat hampir 4000 MW proyek PLTP. Pada
kenyataannya proyek PLTP tersebut tidak berjalan lancar seperti yang diharapkan, dan PLN berharap masalahmasalah yang menghambat pengembangan panas bumi dapat segera diatasi.

4.3 Tenaga Air


Potensi tenaga air di Indonesia menurut Hydro Power Potential Study (HPPS) pada tahun 1983 adalah 75.000
MW, dan angka ini diulang kembali pada Hydro Power Inventory Study pada tahun 1993. Namun pada laporan
Master Plan Study for Hydro Power Development in Indonesia oleh Nippon Koei pada tahun 2011, potensi
tenaga air setelah menjalani screening lebih lanjut39 adalah 26.321MW, yang terdiri dari proyek yang sudah
beroperasi (4.338 MW), proyek yang sudah direncanakan dan sedang konstruksi (5.956 MW) dan potensi baru
(16.027 MW). Dalam laporan studi tahun 2011 tersebut, potensi tenaga air diklasikasikan dalam 4 kelompok
sesuai tingkat kesulitannya, mulai dari tidak begitu sulit hingga sangat sulit. Berdasarkan hal tersebut studi ini
merekomendasikan daftar kandidat proyek PLTA seperti pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Potensi Proyek PLTA Berdasarkan Masterplan of Hydro Power Development

RUPTL

No

36

Nama

Tipe

Provinsi

Kap. (MW)

COD

PLN/IPP

Peusangan 1-2

ROR

Aceh

86

2015

PLN

Jambo Papeun-3

ROR

Aceh

25

2019

PLN

Kluet-1

ROR

Aceh

41

2019

PLN

Meulaboh-5

ROR

Aceh

43

2019

PLN

Peusangan-4

ROR

Aceh

31

2019

PLN

Kluet-3

ROR

Aceh

24

2021

PLN

Sibubung-1

ROR

Aceh

32

2021

PLN

Seunangan-3

ROR

Aceh

31

2021

PLN

Teunom-1

RES

Aceh

24

2023

PLN

10

Woyla-2

RES

Aceh

242

2024

PLN

11

Ramasan-1

RES

Aceh

119

2024

PLN

12

Teripa-4

RES

Aceh

185

2024

PLN

13

Teunom-3

RES

Aceh

102

2024

PLN

14

Tampur-1

RES

Aceh

330

2025

PLN

38

Dikenal sebagai program percepatan pembangunan pembangkit tahap 2, atau fast track program phase 2 (FTP2).

39

Screening yang melihat kesulitan dari aspek status kehutanan (nature forest reserve), sosial (resettlement), luas reservoir.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 4.4. Potensi Proyek PLTA Berdasarkan Masterplan Of Hydro Power Development
No

Nama

Tipe

Provinsi

Kap. (MW)

COD

PLN/IPP

230

2026

PLN

15

Teunom-2

RES

Aceh

16

Padang Guci-2

ROR

Bengkulu

21

2020

PLN

17

Warsamson

RES

Irian Jaya

49

2019

PLN

18

Jatigede

RES

Jabar

175

2014

PLN

19

Upper Cisokan-PS

PST

Jabar

1000

2015

PLN

20

Matenggeng

PST

Jabar

887

2020

PLN

21

Merangin-2

ROR

Jambi

350

2016

PLN

22

Merangin-5

RES

Jambi

24

2024

PLN

23

Maung

RES

Jateng

360

2028

PLN

24

Kalikonto-2

Jatim

62

2016

PLN

25

Karangkates Ext.

RES

Jatim

100

2018

PLN

26

Grindulu-PS-3

PST

Jatim

1000

2021

PLN

27

K. Konto-PS

PST

Jatim

1000

2027

PLN

28

Pinoh

RES

Kalbar

198

2020

PLN

29

Kelai-2

RES

Kaltim

168

2020

PLN

30

Besai-2

ROR

Lampung

44

2020

PLN

31

Semung-3

ROR

Lampung

21

2020

PLN

32

Isal-2

RES

Maluku

60

2019

PLN

33

Tina

ROR

Maluku

12

2020

PLN

34

Tala

RES

Maluku

54

2021

PLN

35

Wai Rantjang

ROR

NTT

11

2020

PLN

36

Bakaru (2nd)

ROR

Sulsel

126

2016

PLN

37

Poko

RES

Sulsel

233

2020

PLN

38

Masuni

RES

Sulsel

400

2023

PLN

39

Mong

RES

Sulsel

256

2024

PLN

40

Batu

RES

Sulsel

271

2027

PLN

41

Poso-2

ROR

Sulteng

133

2018

PLN

42

Lariang-6

RES

Sulteng

209

2024

PLN

43

Konaweha-3

RES

Sulteng

24

2026

PLN

44

Lasolo-4

RES

Sulteng

100

2026

PLN

45

Watunohu-1

ROR

Sultra

57

2020

PLN

46

Tamboli

ROR

Sultra

26

2020

PLN

47

Sawangan

ROR

Sulut

16

2014

PLN

48

Poigar-3

ROR

Sulut

14

2018

PLN

49

Masang-2

ROR

Sumbar

40

2018

PLN

50

Sinamar-2

ROR

Sumbar

26

2020

PLN

51

Sinamar-1

ROR

Sumbar

37

2020

PLN

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

lanjutan

37

Tabel 4.4. Potensi Proyek PLTA Berdasarkan Masterplan of Hydro Power Development
lanjutan
No

Nama

Tipe

Provinsi

Kap. (MW)

COD

PLN/IPP

52

Anai-1

ROR

Sumbar

19

2020

PLN

53

Batang Hari-4

RES

Sumbar

216

2027

PLN

54

Kuantan-2

RES

Sumbar

272

2028

PLN

55

Endikat-2

ROR

Sumsel

22

2019

PLN

56

Asahan 3

ROR

Sumut

174

2015

PLN

57

Asahan 4-5

RES

Sumut

60

2017

PLN

58

Simanggo-2

ROR

Sumut

59

2018

PLN

59

Kumbih-3

ROR

Sumut

42

2019

PLN

60

Sibundong-4

ROR

Sumut

32

2019

PLN

61

Bila-2

ROR

Sumut

42

2019

PLN

62

Raisan-1

ROR

Sumut

26

2020

PLN

63

Toru-2

ROR

Sumut

34

2020

PLN

64

Ordi-5

ROR

Sumut

27

2020

PLN

65

Ordi-3

ROR

Sumut

18

2020

PLN

66

Siria

ROR

Sumut

17

2020

PLN

67

Lake Toba

PST

Sumut

400

2020

PLN

68

Toru-3

RES

Sumut

228

2026

PLN

69

Lawe Mamas

ROR

Aceh

50

2016

IPP

70

Simpang Aur

ROR

Bengkulu

29

2014

IPP

71

Rajamandala

ROR

Jabar

58

2014

IPP

72

Cibareno-1

ROR

Jabar

18

2020

IPP

73

Mala-2

ROR

Maluku

30

2020

IPP

74

Malea

ROR

Sulsel

182

2017

IPP

75

Bonto Batu

ROR

Sulsel

100

2017

IPP

76

Karama-1

RES

Sulsel

800

2022

IPP

77

Poso-1

ROR

Sulteng

204

2011

IPP

78

Gumanti-1

ROR

Sumbar

16

2020

IPP

79

Wampu

ROR

Sumut

84

2016

IPP

COD yang dimaksud pada Tabel 4.4 adalah COD tercepat menurut master plan namun dapat diubah sesuai
kebutuhan.

RUPTL

PLN bermaksud akan mengembangkan sebagian besar dari potensi tenaga air tersebut sebagai proyek PLN.

38

4.4. PLTMH
Pengembangan pembangkit mini dan mikro hidro sampai dengan 10 MW, termasuk yang belum tercantum
dalam RUPTL, diharapkan dapat tumbuh dengan cepat mengingat regulasi mengenai pengembangan PLTMH
ini sudah sangat mendukung. Hal-hal yang masih memerlukan perbaikan antara lain adanya tumpangtindih perijinan dalam satu daerah aliran sungai serta adanya pengembangan PLTMH yang menghambat
pengembangan PLTA yang lebih besar.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

4.5. PLTS
PLN akan mengembangkan program PLTS di 1.000 lokasi/pulau terutama di wilayah yang terluar maupun yang
terisolasi untuk mempercepat rasio elektrikasi. PLTS ini akan dikembangkan berupa PLTS terpusat/komunal
dengan mode hybrid.
Mempertimbangkan sebaran penduduk pada geogra yang sangat luas dan sulitnya menjangkau daerah
terpencil, PLN merencanakan untuk membangun PLTS sebagai berikut:
PLTS terpusat/komunal (mode operasi mandiri & hybrid) dengan kapasitas diberikan pada Tabel 4.2.
SHS (panel surya + lampu LED dengan batere di dalamnya) skala kecil tersebar, namun terbatas di
Provinsi-Provinsi yang RE nya masih sangat rendah dan di daerah yang dalam waktu 5 tahun belum akan
mendapatkan listrik konvensional.
Pengembangan PLTS tersebut dimaksudkan untuk melistriki daerah terpencil secepatnya, mencegah
penambahan penggunaan BBM secara proporsional akibat penambahan beban, kalau seandainya dilayani
dengan diesel, dan menurunkan BPP pada daerah tertentu yang ongkos angkut BBM sangat mahal, seperti
daerah sekitar puncak pegunungan Jayawijaya, Papua.
Program elektrikasi dengan SHS atau lentera super hemat energi (SEHEN) bukan merupakan program
pengembangan kapasitas sistem kelistrikan. Dengan demikian program elektrikasi dengan SEHEN lebih
bersifat sementara dan hanya diterapkan secara terbatas di provinsi-provinsi yang rasio elektrikasinya masih
rendah, yaitu NTB, NTT dan Papua dengan terlebih dahulu dibuat kajian kelayakannya. Program SEHEN juga
dapat diganti dengan PLTS terpusat/komunal (centralized PV).
Pembangunan PLTS dan pemasangan SHS tersebut akan didahului dengan kajian kelayakan proyek.
Disamping itu dengan keluarnya Permen ESDM No. 17/2013 tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PLN dari
PLTS akan mempercepat pengembangan PLTS dengan melibatkan pengembang swasta.

4.6. Biomassa

Dalam rangka pengembangan ini, diperlukan kerjasama dengan Pemerintah daerah untuk menyediakan lahan
serta regulasi mengenai harga jangka panjang dari pasokan biomassa.

4.7. PLT Bayu


Potensi energi angin di Indonesia telah teridentikasi di beberapa lokasi terutama di wilayah Sulsel, Nusa
Tenggara dan Maluku. Beberapa pengembang telah mengusulkan pembangunan PLTB di beberapa lokasi
seperti: Sukabumi, Sidrap, Bantul dan Jeneponto. Salah satu hal yang perlu dicermati dalam masuknya PLTB
ke sistem adalah stabilitas sistem menerima masuknya unit PLTB.

4.8. Energi Kelautan


Saat ini pembangkit listrik menggunakan energi kelautan masih dalam tahap penelitian. PLN akan
mempertimbangkan pengembangan energi kelautan apabila teknologinya telah matang dan tersedia secara
komersial.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pengembangan pembangkit biomassa memerlukan kepastian dalam pasokan bahan bakar biomassa. Oleh
karena itu sebelum dilakukan pembangunan pembangkit biomassa, pasokan bahan bakar biomassa harus
sudah dipastikan mengenai sumbernya maupun harga jangka panjang.

39

4.9. Coal Bed Methane (CBM)


Reserve gas CBM diperkirakan lebih besar daripada reserve gas konvensional, terutama di South Sumatera
Basin (183 Tcf) dan Kutai Basin. PLN berkeinginan untuk memanfaatkan gas non-konvensional ini apabila
telah tersedia dalam jumlah yang cukup. Studi yang telah dilakukan oleh PLN bersama Exxon-Mobil mengenai
pengembangan CBM di Kalimantan Selatan untuk kelistrikan di Indonesia telah memberikan pemahaman
mengenai keekonomian gas CBM ini.

4.10. Nuklir
Dalam RUPTL ini tidak terdapat program pengembangan tenaga nuklir untuk kelistrikan. Hal ini terjadi
karena dalam RUKN 2008 2027 dan draft RUKN 2012 2031, PLTN merupakan opsi terakhir setelah
mempertimbangkan ketersediaan sumber energi yang ada, sains dan teknologi, sumber daya manusia, aspek
keselamatan yang ketat dan daya dukung lingkungan serta aspirasi masyarakat yang berkembang. Selain
itu perencanaan sistem pembangkit yang dilakukan oleh PLN menunjukkan keekonomian PLTN belum dapat
bersaing dengan jenis pembangkit baseload lainnya, yaitu PLTU batubara kelas 1.000 MW ultra super-critical40.
Kesulitan terbesar dalam merencanakan PLTN adalah tidak jelasnya biaya kapital, biaya radioactive waste
management & decommisioning serta biaya terkait nuclear liability41. Untuk biaya kapital misalnya, sebuah
studi bersama antara PLN dan sebuah perusahaan listrik dari luar negeri pada tahun 2006 mengindikasikan
biaya pembangunan PLTN sebesar $1.700/kW (EPC saja) atau $2.300/kW (setelah memperhitungkan biaya
bunga pinjaman selama konstruksi). Angka tersebut kini dipandang terlalu rendah, karena menurut berbagai
laporan yang lebih baru, biaya pembangunan PLTN pada beberapa negara telah mencapai angka yang jauh
lebih tinggi.
Dengan semakin mahalnya harga BBM yang juga diikuti oleh kenaikan harga energi fosil lainnya dan dengan
semakin nyatanya ancaman perubahan iklim global sebagai akibat dari emisi karbon dioksida dari pembakaran
batubara atau energi fosil lainnya, sebetulnya telah membuat PLTN menjadi sebuah opsi sumber energi yang
sangat menarik untuk ikut berperan dalam memenuhi kebutuhan listrik di masa depan. Apalagi apabila biaya
proyek, biaya pengelolaan waste dan biaya decommisioning telah menjadi semakin jelas.

RUPTL

Disadari bahwa pengambilan keputusan untuk membangun PLTN tidak semata-mata didasarkan pada
pertimbangan keekonomian dan protability, namun juga pertimbangan lain seperti aspek politik, kebijakan
energi, keselamatan nuklir, penerimaan sosial, budaya, perubahan iklim dan perlindungan lingkungan. Dengan
adanya berbagai aspek yang multi dimensional tersebut, program pembangunan PLTN hanya dapat diputuskan
oleh Pemerintah.

40

40

Proses optimisasi keekonomian tidak memperhitungkan externality dari pembangkit batubara.

41

Kecelakaan PLTN Fukushima Daichi pada bulan Maret 2011 telah menunjukkan biaya nuclear liability penting untuk diperhitungkan.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Bab 5

2013 - 2022

Ketersediaan Energi
Primer Non EBT

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

41

5.1

Batubara

Menurut Handbook of Energy and Economic Statistic of Indonesia 2012 yang diterbitkan oleh Pusdatin
Kementerian ESDM pada tahun 2012, sumber daya batubara Indonesia adalah 120,3 miliar ton yang tersebar
terutama di Kalimantan (64,6 miliar ton), Sumatera (55,4 miliar ton) dan daerah lainnya (0,38 miliar ton),
namun cadangan batubara dilaporkan hanya 28 miliar ton (Kalimantan 14,8 miliar ton, Sumatera 13,2 miliar
ton). Karena ketersediaannya yang sangat banyak, maka dalam RUPTL ini diasumsikan bahwa batubara selalu
tersedia untuk pembangkit listrik.
Sekitar 22% dari batubara Indonesia berkualitas rendah (low rank) dengan kandungan panas kurang dari 5.100
kkal/kg, sebagian besar (66%) berkualitas medium (antara 5.100 dan 6.100 kkal/kg) dan hanya sedikit (12%)
yang berkualitas tinggi (6.100 7.100 kkal/kg). Angka ini dalam adb (ash dried basis)42. Walaupun cadangan
batubara Indonesia tidak terlalu besar, namun tingkat produksi batubara sangat tinggi, yaitu mencapai
386 juta ton pada tahun 201243. Sebagian besar dari produksi batubara tersebut diekspor ke China, India,
Jepang, Korea Selatan dan Taiwan dan negara lain44. Produksi pada tahun-tahun mendatang diperkirakan
akan meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan domestik dan semakin menariknya pasar batubara
internasional. Jika tingkat produksi tahunan adalah 400 juta ton, maka seluruh cadangan batubara Indonesia
yang 28 miliar ton di atas akan habis dalam waktu sekitar 70 tahun apabila tidak dilakukan eksplorasi baru.
Untuk menjamin pasokan kebutuhan domestik yang terus meningkat, Pemerintah telah menerapkan kebijakan
Domestic Market Obligation (DMO) yang mewajibkan produsen batubara untuk menjual sebagian produksinya
ke pemakai dalam negeri.
PLN pada saat ini telah dapat mengelola pasokan batubara dengan lebih baik dari aspek kecukupan dan
kualitas. Harga batubara di pasar internasional yang cenderung turun sepanjang tahun 2012 akibat melemahnya
demand batubara global telah membuat ketersediaan batubara untuk pasar domestik meningkat.

PLTU batubara dirancang untuk memikul beban dasar sejalan dengan harga batubara yang relatif rendah
dibandingkan harga bahan bakar fosil lainnya. Namun pembakaran batubara menghasilkan emisi karbon dioksida
yang menimbulkan efek pemanasan global, disamping menghasilkan polusi partikel dan limbah kimia yang dapat
menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan lokal. Dengan demikian pengembangan pembangkit listrik
berbahan bakar batubara memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Penggunaan teknologi
ultra-supercritical pada PLTU menjadi perhatian PLN dalam merencanakan PLTU skala besar di Pulau Jawa.
Teknologi batubara bersih (clean coal technology) lainnya, yaitu IGCC (integrated gassication combined cycle)
dan CCS (carbon capture & storage) belum direncanakan dalam RUPTL ini karena teknologi ini belum matang
secara teknis dan komersial.
Untuk menjamin keandalan pasokan batubara, dibuat penugasan penguasaan tambang batubara kepada PT
PLN Batubara dan penugasan jasa angkutan batubara ke seluruh PLTU kepada PT Pelayaran Bahtera Adhiguna
sebagai Anak Perusahaan PT PLN Persero. Untuk PLTU skala kecil yang lokasinya jauh dari sumber batubara,
dibuatkan pola logistik tersendiri yang bertujuan memastikan ketersampaian batubara ke lokasi PLTU tersebut.

42 Angka caloric value yang sering dipakai oleh PLN dalam rangka desain PLTU adalah menggunakan standar GAR (gross as received). Perbedaan antara adb dan
GAR dapat dihitung sesuai dengan nilai TM (total moisture), namun secara rata-rata dapat dikatakan nilai GAR sekitar 1.000 s.d 1.300 lebih kecil dari adb.
43 Direktorat Jenderal Minerba, Kementerian ESDM.
44 Website Indoanalisis pada tanggal 9 Juni 2012, http://www.indoanalisis.com/2012/06/tren-ekspor-batubara-semakin-tinggi-dan-sulit-di-stop/

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Dalam RUPTL tahun 2013 2022 ini terdapat rencana pengembangan beberapa PLTU mulut tambang di
Sumatera. Denisi PLTU mulut tambang di sini adalah PLTU batubara yang berlokasi di dekat tambang batubara
low rank yang tidak mempunyai infrastruktur transportasi yang memungkinkan batubara diangkut ke pasar
secara besar-besaran, sehingga batubara low rank di tambang tersebut pada dasarnya menjadi tidak tradable.
Dengan denisi seperti itu, harga batubara untuk PLTU mulut tambang diharapkan ditetapkan dengan formula
cost plus.

43

5.2. Gas Alam


Walaupun Indonesia bukan merupakan pemilik cadangan gas alam yang terbesar dalam skala dunia, namun
cadangan gas alam di Indonesia cukup besar, yaitu diperkirakan 164,99 Tscf yang tersebar terutama di
Kepulauan Natuna (53,06 Tscf), Sumatera Selatan (26,68 Tscf), dan Kalimantan Timur (21,49 Tscf) serta
Tangguh di Irian Jaya yang diperkirakan setara dengan cadangan di Natuna.
Namun pada kenyataannya kebutuhan gas alam untuk pembangkitan tenaga listrik di Indonesia tidak selalu
tercukupi. PLN menghadapi persoalan kecukupan pasokan gas di beberapa pembangkit skala kecil maupun
skala besar. Pasokan gas ke pusat pembangkit PLN pada kenyataannya mengalami penurunan, ketidakpastian
bahkan kelangkaan pasokan dalam beberapa tahun terakhir ini sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.1 dan
Tabel 5.2.
Tabel 5.1. Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di Jawa Bali
bbtud
No

Pembangkit

Pemasok

2013

2014

2015

2016

2017

100

110

110

110

110

30

30

30

30

FSRU PT NR (proses GSA)

192

207

176

Jumlah

322

347

316

PERTAMINA - P Tengah (GSA)

25

25

25

PGN (GSA)

79

41

MEDCO Eks Keramasan/


Lap SCS

20

17

PHE ONWJ (GSA)


1

Muara
Karang dan
Priok

PGN - Priok (GSA-IP)

MEDCO Lematang/Lap
Singa
2

Muara Tawar

SWAP JOB Jambi Merang

2018

2019

2020

2021

2022

30

30

136

136

136

229

229

197

197

276

276

166

229

229

197

197

41

41

41

41

26

21

21

25

26

30

30

30

30

30

30

30

35
25

25

Tambahan dari PHE (Potensi)


Program Swap FSRU Jawa
Barat (Potensi)

30

Swap Premier (Potensi)


Jumlah

Cilegon

Tambaklorok

182

134

92

92

96

56

30

30

30

80

80

80

80

80

80

80

80

80

PGN (GSA)

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

110

110

110

110

110

110

110

110

110

110

PCML

48

116

116

116

116

89

70

70

SPP (GSA-IP)

50

50

50

50

50

50

50

50

50

Jumlah

50

98

166

166

166

166

139

120

120

123

98

104

83

64

49

89

87

78

75

72

70

70

69

69

69

130

130

60

60

60

60

53

50

43

43

12

12

12

12

43

51

19

25

25

17

10

100

100

100

100

100

100

339

322

306

336

302

223

219

212

212

RUPTL

Kangean Energy Indonesia

44

80

Hess (GSA)

Gresik

5
179

PHE WMO eks Kodeco

40

CNOOC (GSA)

Jumlah

35

Media Karya Sentosa

11

Wali Nusa Energi

17

Petronas-Bukit Tua (Potensi)


Santos Lapongan Peluang
(Proses Kontrak)
Exxon (Potensi)
Jumlah

370

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 5.1. Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di Jawa Bali
lanjutan
No

Pembangkit

Grati

Pemasok

2013

2014

2015

Santos Oyong (GSA-IP)

40

40

40

Santos Wortel (GSA-IP)

30

30

Sampang Mandiri Perkasa


(GSA-IP)

17

17

Pasuruan Migas (GSA-IP)


Jumlah

2017

2018

30

20

14

17

17

17

17

2019

2020

2021

2022

90

90

90

40

34

21

30

30

20

20

LNG Sengkang (Potensi)


7

2016

Pesanggaran
Jumlah

Jumlah Rencana Pasokan Gas di Jawa-Bali

1.071

30

30

20

20

1.101

1.019

1.034

881

783

727

668

668

Disamping cadangan gas lapangan terus mengalami depletion, PLN juga menghadapi kesulitan dalam
memperoleh akses ke sumber-sumber gas alam yang besar, karena sumber-sumber gas yang besar tersebut
pada umumnya telah terikat dengan kontrak jangka panjang dengan pembeli luar negeri. Namun demikian
PLN terus berupaya untuk memperoleh pasokan gas dari sumber-sumber tersebut dan mulai menunjukkan
hasil. Sebagai contoh, PLN telah memperoleh pasokan LNG dari lapangan Bontang untuk FSRU Jakarta yang
memasok Muara Karang dan Priok, dan PLN telah memperoleh kepastian alokasi pasokan LNG dari lapangan
Tangguh untuk dikirim ke Fasilitas regasikasi di Arun untuk kebutuhan gas di Sumut dan Aceh serta ke FSRU
Jakarta untuk kebutuhan Muara Karang dan Priok.
Berikut ini situasi pasokan gas untuk pembangkit utama PLN di sistem Jawa Bali.
Muara Karang dan Priok
Mengingat peran Muara Karang dan Priok sangat strategis dalam memasok kota Jakarta dan peran tersebut
tidak dapat digantikan oleh pembangkit lain di luar area Jakarta, maka hingga tahun 2022 kedua pembangkit
tersebut harus senantiasa dioperasikan dengan output yang tinggi (bersifat must run). Untuk mengoperasikan
kedua pusat pembangkit tersebut akan dibutuhkan gas dalam jumlah banyak yang sebagian besar dipasok dari
LNG FSRU Jawa Barat.

Pasokan gas untuk Muara Tawar dalam RUPTL ini diperkirakan lebih tinggi dari RUPTL sebelumnya karena
diharapkan akan tersedia tambahan pasokan gas dari perpanjangan kontrak yang sudah ada. Selain itu juga
ada beberapa potensi pasokan yang diharapkan dapat terlaksana. Pembangkit Muara Tawar ini juga bersifat
must run dengan tingkat produksi yang tinggi, sehingga diperkirakan akan terjadi desit gas apabila potensi
pasokan tidak dapat terlaksana.
Tambak Lorok
Pada tahun 2013 akan ada pasokan gas untuk Tambak Lorok dari lapangan Gundih sebesar 25 bbtud dan
akan meningkat menjadi 50 bbtud pada 2014. Selain itu PLN sangat berharap untuk mendapatkan tambahan
pasokan dari lapangan Kepodang (116 bbtud) yang telah sangat lama menunggu dibangunnya pipa transmisi
dari Kepodang ke Tambak Lorok oleh sebuah perusahaan swasta.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Muara Tawar

45

Tabel 5.2. Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di luar Jawa Bali
bbtud
No

Aceh Timur

Medco Blok A

Belawan, P. Pasir,

Kambuna

Sumbagut-1 dan

FSRU LNG Tangguh

Arun

PEP Benggala

Teluk Lembu

Kalila Bentu

PLTMG Rawa
Minyak Bengkalis

2013

2014

2015

5,0

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

92,1

47,5

92,1

92,1

92,1

92,1

92,1

92,1

2,0

2,0

2,0

2,0

30,0

30,0

30,0

30,0

30,0

30,0

30,0

30,0

30,0

30,0

Petroselat Rawa Minyak


(Potensi)*

2,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

PLTG sewa Jabung

Petro China (Potensi)

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

Sungai Gelam

PEP - TAC (Own


Operation)
PEP - TAC Sungai Gelam

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

Simpang Tuan

Perusda Jambi

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

Payo Selincah,

Energasindo

14,0

14,0

14,0

14,0

14,0

14,0

Batanghari

Jambi Merang

20,0

20,0

18,0

16,0

14,0

14,0

14,0

Jakabaring (CNG)

PDPDE Sumsel

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

10

Indralaya

Medco E&P Indonesia

21,0

10,0

17,0

11

Talang Duku

PGN

8,0

8,0

8,0

8,0

8,0

8,0

8,0

12

Borang

Medco E&P Indonesia

18,0

18,0

13

Keramasan

RUPTL

Pemasok

46

Pembangkit

Medco E&P Indonesia

15,0

Pertamina EP

15,0

15,0

15,0

14

Gunung Megang

Medco E & P Indonesia

15,0

15,0

15,0

15,0

15,0

15,0

15

Borang

Pertamina EP (Asri Gita)

31,0

31,0

31,0

31,0

31,0

16

PLTMG Duri, Duri


Relokasi, Riau
Peaker

Jambi Merang

25,0

26,0

30,0

30,0

30,0

27,0

27,0

17

PLTGU Duri

Jambi Merang

16,0

16,0

16,0

16,0

16,0

18

Rengat

Jambi Merang

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

19

Lampung Peaker

FSRU Lampung
(Potensi)

12,5

12,5

12,5

12,5

12,5

12,5

12,5

20

Lampung Sewa

PGN (Potensi)

38,0

38,0

38,0

38,0

38,0

21

Sei Raya

LNG PLN Batam


(Rencana)

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

22

Pontianak Peaker

LNG PLN Batam


(Rencana)

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

23

Bangkanai

Salamander

20,0

20,0

20,0

20,0

20,0

20,0

24

Kalsel Peaker

Salamander (Potensi)

5,0

8,0

13,0

13,0

13,0

13,0

25

Bontang

Salamander Lapangan
Tutung (Potensi)

6,0

5,0

4,0

3,0

2,0

1,0

1,0

26

Bontang

Total Bontang

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

27

Tanjung Batu

TAC Semco

4,0

4,0

4,0

28

Sambera

VICO (Potensi)

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

29

Kaltim Peaker

JOB Simenggaris
(Potensi)

21,0

21,0

21,0

21,0

21,0

21,0

21,0

21,0

21,0

30

Nunukan

Pertamina EP TAC
Sembakung

2,5

2,5

2,5

31

Nunukan 2

Medco South Sebuku


Bengara (Potensi)

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

32

Tarakan

GSA Pertamina EP

33

Tarakan

Manhattan KI

34

Tanjung Selor

Perusda Nusa Serambi


Persada

35

Senipah

Total Senipah

36

Minahasa Peaker

LNG Sengkang

20,0

2,5

5,0

3,0

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

20,0

20,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2,5

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

20,0

20,0

20,0

20,0

20,0

20,0

20,0

20,0

20,0

6,0

6,0

6,0

Tabel 5.2. Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di luar Jawa Bali
lanjutan
No

Pembangkit

Pemasok

37

Gorontalo Peaker

38

Morowali

Tiaka (Potensi)

38

Sengkang

Energy Equity Epic


(Sengkang)

40

Makassar Peaker

LNG Sengkang

41

Lombok Peaker

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

8,0

8,0

8,0

8,0

8,0

8,0

35,0

35,0

35,0

35,0

35,0

35,0

35,0

35,0

35,0

5,0

10,0

15,0

23,0

23,0

6,8

6,8

6,8

6,8

6,8

6,8

9,5

3,0

3,0

3,0

4,0

15,0

15,0

15,0

15,0

15,0

15,0

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

Donggi (Potensi)

35,0

Marine CNG dari Gresik


LNG Sengkang (Potensi)
Perusda Salawati
(Potensi)

42

KTI Tersebar
Sorong Petrochina
(Rencana)
BP Berau (Potensi)
Jumlah

283,5

377,0

450,0

497,9

535,9

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

502,9

396,9

317,9

313,9

316,6

Pada Tabel 5.1 dan 5.2 diberikan perkiraan pasokan gas yang tersedia untuk pembangkit PLN di Jawa Bali
dan di luar Jawa Bali.
Pada tahun 2012 telah mulai beroperasi FSRU Jakarta untuk memasok pembangkit Muara Karang dan Priok.
Rencana FSRU Belawan telah dibatalkan oleh Pemerintah dan sebagai gantinya Pemerintah akan merevitalisasi
fasilitas LNG Arun sebagai storage dan regasikasi LNG. Sumber LNG untuk FSRU Jakarta pada saat ini berasal
dari lapangan Bontang dan Tangguh, dan sumber LNG untuk Arun direncanakan dari lapangan Tangguh. Pada
saat ini terdapat rencana Pemerintah cq PGN untuk membangun FSRU Lampung, yang direncanakan mulai
beroperasi pada akhir 2014, namun belum bisa dipastikan kemampuannya memasok ke Pulau Jawa terkait
kendala kapasitas pipa transmisi gas Sumatera Jawa SSWJ 1 dan 2.
PLN berupaya mengurangi pemakaian BBM yang dipakai pada pembangkit beban puncak dengan beralih ke
CNG atau LNG/ mini-LNG. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.

Mengingat harga gas dari LNG sangat tinggi, maka gas ini hanya ekonomis untuk dipakai di pembangkit peaking,
bukan pembangkit beban dasar. PLN merencanakan pemanfaatan LNG untuk pembangkit beban puncak dan
pembangkit yang bersifat must-run di sistem kelistrikan Jawa - Bali dan Sumatera. Sedangkan di Indonesia
Timur dan Barat, PLN merencanakan pemanfaatan mini-LNG untuk pembangkit beban puncak.
Beberapa proyek pembangkit di Sumatera yang akan menggunakan LNG adalah sebagai berikut:
Arun: Sejalan dengan rencana Pemerintah untuk merevitalisasi gas Arun, maka akan tersedia fasilitas
storage dan regasikasi LNG di Arun. PLN bermaksud memanfaatkan gas dari fasilitas regasikasi Arun
untuk pembangkit peaker di Arun sebesar 200 MW dan Sumbagut-1 (rencana lokasi di Pangkalan Brandan
atau Belawan) sebesar 250 MW. Gas dari fasilitas Arun ini juga akan disalurkan ke Belawan melalui pipa
sepanjang sekitar 460 km untuk mengoperasikan PLTGU Belawan yang telah ada dan beberapa PLTG di
Paya Pasir. Kebutuhan gas tersebut adalah sebanyak 10 bbtud untuk Arun, 10 bbtud untuk Sumbagut-1,
75 bbtud untuk Belawan dan 10 bbtud untuk Paya Pasir, sehingga total gas yang dibutuhkan adalah 105
bbtud.
Adapun rencana pemanfaatan LNG/mini-LNG di Indonesia Timur adalah sebagai berikut:
PLN akan mengambil gas dari Simenggaris yang dijadikan LNG untuk memasok pembangkit peaker di
Kalimantan Timur, yaitu ke Batakan dan jika diperlukan juga akan dibawa ke Tanjung Batu dan Sambera
yang sementara ini direncanakan akan dipasok dari lapangan VICO Kaltim.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

5.2.1. LNG dan Mini-LNG

47

Pembangkit peaker di Makassar 600 MW, Minahasa 150MW, Kupang 40 MW dan Pesanggaran 250 MW,
PLN akan mengirimkan gas dari lapangan Sengkang (Lapangan Wasambo) dengan teknologi mini LNG.
Proyek pembangkit peaker di Ambon 50 MW dan Jayapura 40 MW akan memanfaatkan potensi gas
sebesar 15 bbtud dari lapangan Salawati di Sorong mulai tahun 2016 menggunakan teknologi mini LNG.
Sedangkan pembangkit peaker di Kalsel 200 MW dan di Gorontalo 100 MW belum terindikasi sumber
pasokan LNG-nya.

5.2.2. CNG (Compressed Natural Gas)


CNG pada mulanya dimaksudkan untuk memanfaatkan potensi sumur-sumur gas dengan kapasitas relatif kecil
maupun sumur gas marginal yaitu dengan mengumpulkan terlebih dahulu gas dengan volume kecil tersebut ke
dalam suatu penyimpanan, lalu digunakan hanya pada periode singkat. Namun kemudian PLN juga memutuskan
untuk menggunakan CNG skala besar untuk pembangkit di Jawa untuk mengatasi ketidakmampuan pemasok
gas mengikuti pola pembebanan yang lebih uktuatif akibat perubahan peran pembangkit gas dari baseloader
menjadi load follower atau peaker. PLN telah memetakan potensi pemanfaatan CNG untuk pembangkit peaking
di Sumatera, Indonesia Timur dan Jawa.
Saat ini telah dioperasikan CNG storage oleh pemasok gas di Sumatera Selatan yang gasnya dimanfaatkan
untuk PLTG peaking Jaka Baring (50 MW), yang mulai beroperasi pada Februari 2013.
Rencana pemanfaatan CNG lainnya di Sumatera adalah: (i) CNG Sungai Gelam dengan kapasitas sebesar
4,5 bbtud akan digunakan untuk pembangkit peaker 104 MW. (ii) CNG dari gas Jambi Merang sebesar 10
bbtud akan dialokasikan untuk pembangkit peaker di Duri dengan kapasitas sekitar 200 MW. (iii) CNG untuk
pembangkit peaker di Jambi dengan kapasitas sebesar 100 MW. (iv) CNG untuk pembangkit peaker di Lampung
dengan kapasitas sebesar 200 MW.
Rencana pemanfaatan CNG di Indonesia Timur adalah pembangkit peaker Bangkanai di Kalimantan Tengah dan
Lombok. Berbeda dengan di tempat lain yang memanfaatkan pasokan gas pipa pemasok ke Pembangkit, untuk
Lombok pasokan CNG direncanakan akan diperoleh dari pemasok gas pipa di Gresik yang akan di kompresikan
terlebih dahulu lalu ditransportasikan ke Lombok menggunakan CNG Vessel.

RUPTL

Untuk Pulau Jawa, kebutuhan gas dalam bentuk CNG adalah sebagai berikut: i) Grati 30 bbtud sudah beroperasi
Juni 2013 untuk mengoperasikan PLTG peaker eksisting dan rencana PLTGU peaker Grati, (ii) Tambak Lorok
sebanyak 16 bbtud untuk mengoperasikan sebagian dari PLTGU sebagai pembangkit peaker, (iii) Gresik
sebanyak 20 bbtud untuk mengoperasikan pembangkit peaking dan sebagian CNG untuk dikirim ke Lombok,
(iv) Muara Tawar sebanyak 30 bbtud untuk memenuhi kebutuhan operasi peaking.

48

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Bab 6

2013 - 2022

Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2013-2022

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

49

6.1. Kriteria Perencanaan


6.1.1. Perencanaan Pembangkit
Sistem Interkoneksi
Perencanaan sistem pembangkit bertujuan untuk mendapatkan kongurasi pengembangan pembangkit yang
memberikan nilai NPV total biaya penyediaan listrik termurah (least cost) dalam suatu kurun waktu periode
perencanaan, dan memenuhi kriteria keandalan tertentu. Kongurasi termurah diperoleh melalui proses
optimasi suatu objective function yang mencakup NPV dari biaya kapital, biaya bahan bakar, biaya operasi
dan pemeliharaan dan biaya energy not served. Selain itu diperhitungkan juga nilai sisa (salvage value) dari
pembangkit yang terpilih pada tahun akhir periode studi. Simulasi dan optimisasi dilakukan dengan menggunakan
model yang disebut WASP (Wien Automatic System Planning).
Kriteria keandalan yang dipergunakan adalah Loss of Load Probability (LOLP) lebih kecil dari 0.274%45. Hal
ini berarti kemungkinan/probabilitas terjadinya beban puncak melampaui kapasitas pembangkit yang tersedia
adalah lebih kecil dari 0,274%.
Perhitungan kapasitas pembangkit dengan kriteria LOLP menghasilkan reserve margin tertentu yang nilainya
tergantung pada ukuran unit pembangkit (unit size), tingkat ketersediaan (availability) setiap unit pembangkit,
jumlah unit, dan jenis unit46.
Pada sistem Jawa Bali, kriteria LOLP < 0.274% adalah setara dengan reserve margin > 25-30% dengan
basis daya mampu netto47. Apabila dinyatakan dengan daya terpasang, maka reserve margin yang dibutuhkan
adalah sekitar 35%48.
Sedangkan untuk sistem-sistem di wilayah operasi Indonesia Timur dan Barat, reserve margin ditetapkan sekitar
40% dengan mengingat jumlah unit pembangkit yang lebih sedikit, unit size yang relatif besar dibandingkan
beban puncak, derating yang prosentasenya lebih besar, dan pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding Jawa
Bali.

Rencana pengembangan kapasitas pembangkitan dibuat dengan memperhitungkan proyek-proyek yang


sedang berjalan dan yang telah committed49, baik proyek PLN maupun IPP, dan tidak memperhitungkan semua
pembangkit sewa serta excess power. Selain itu beberapa pembangkit berbahan bakar minyak yang sudah
tua, tidak esien dan dapat digantikan perannya dengan PLTU batubara, diasumsikan akan dihapuskan (retired)
atau dijadikan sebagai pembangkit stand-by yang tidak dioperasikan tetapi tetap dipelihara (mothballed).
Selanjutnya penambahan kapasitas pembangkit pemikul beban dasar diutamakan berupa pembangkit berbahan
bakar batubara, dan pembangkit sumber energi terbarukan (panas bumi dan tenaga air tertentu).
Untuk kepentingan perhitungan proyeksi BPP jangka panjang, simulasi produksi dilakukan dengan menggunakan
neraca daya yang telah dimodikasi dengan mengeluarkan proyek-proyek pembangkit yang realisasinya
diperkirakan tidak pasti.

45 LOLP 0,274% adalah ekivalen dengan probabilitas 1 hari dalam setahun beban puncak tidak dapat dipenuhi oleh kapasitas sistem pembangkit yang ada.
46 Unit tenaga air yang outputnya sangat dipengaruhi oleh variasi musim akan mempunyai nilai EAF (equivalent availability factor) yang berdampak besar pada LOLP
dan ketercukupan energi.
47 Reserve margin (RM) didenisikan sebagai kapasitas pembangkit (G) dibagi beban puncak (D) sesuai persamaan RM = (G/D -1) x 100%.
48 Dengan asumsi derating pembangkit sekitar 5%.
49 Yang dimaksud dengan proyek committed adalah proyek PLN yang telah jelas alokasi pendanaannya, dan proyek IPP yang telah mempunyai Power Purchase
Agreement (PPA) atau paling tidak telah ada Head of Agreement (HOA).

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pembangkit energi terbarukan, khususnya panas bumi dan tenaga air, dalam proses optimisasi diperlakukan
sebagai xed system (dipaksa/ditetapkan masuk sistem) pada tahun-tahun yang sesuai dengan kesiapan
proyek tersebut.

51

Sistem Kecil Tidak Interkoneksi / Isolated


Perencanaan pembangkitan pada sistem-sistem yang masih kecil dan belum interkoneksi (isolated) tidak
menggunakan metoda probabilistik maupun optimisasi keekonomian, namun menggunakan metoda
determinisitik. Pada metoda ini, perencanaan dibuat dengan kriteria N-2, yaitu cadangan minimum harus lebih
besar dari 1 unit terbesar pertama dan 1 unit terbesar kedua. Denisi cadangan di sini adalah selisih antara
daya mampu total pembangkit yang ada dan beban puncak.
Life Extension dan Rehabilitasi Pembangkit Eksisting
Suatu pembangkit tenaga listrik didesain untuk beroperasi secara ekonomis selama umur tekno-ekonomisnya
(economic life). Sebuah unit pembangkit dapat menjalani mid-life refurbishment untuk mempertahankan
kapasitas, esiensi, menjaga kesiapan dan keandalan mesin yang sesuai sifatnya harus dipelihara dan dilakukan
penggantian parts yang aus. Kemudian, pada akhir umurnya sebuah pembangkit masih dapat diperpanjang
umurnya (life extension) dengan melakukan rehabilitasi/refurbishment pada komponen-komponen tertentu.
Keputusan untuk melakukan life-extension atau menutup/menghentikan suatu pembangkit memerlukan kajian
yang mencari solusi optimal antara opsi life extension dan membangun pembangkit baru.

6.1.2. Perencanaan Transmisi


Perencanaan transmisi dibuat dengan menggunakan kriteria keandalan N-1, baik statis maupun dinamis.
Kriteria N-1 statis mensyaratkan apabila suatu sirkit transmisi padam, baik karena mengalami gangguan
maupun dalam pemeliharaan, maka sirkit-sirkit transmisi yang tersisa harus mampu menyalurkan keseluruhan
arus beban, sehingga kontinuitas penyaluran tenaga listrik terjaga. Kriteria N-1 dinamis mensyaratkan apabila
terjadi gangguan hubung singkat 3 fasa yang diikuti oleh hilangnya satu sirkit transmisi, maka tidak boleh
menyebabkan kehilangan ikatan sinkron antara suatu kelompok generator dan kelompok generator lainnya.
Penambahan kapasitas transmisi direncanakan untuk memperoleh keseimbangan antara kapasitas
pembangkitan dan kebutuhan beban, disamping untuk mengatasi bottleneck, meningkatkan keandalan sistem,
dan memenuhi kriteria mutu tegangan tertentu.
Kriteria yang pada umumnya diterapkan dalam RUPTL ini adalah kebutuhan penambahan kapasitas trafo di
suatu GI ditentukan pada saat pembebanan trafo mencapai 70% - 80%.
Jumlah unit trafo yang dapat dipasang pada suatu GI dibatasi oleh ketersediaan lahan, kapasitas transmisi
dan jumlah penyulang keluar yang dapat ditampung oleh GI tersebut. Dengan kriteria tersebut suatu GI
dapat mempunyai 3 atau lebih unit trafo. Sebuah GI baru diperlukan jika GI-GI terdekat yang ada tidak dapat
menampung pertumbuhan beban lagi karena keterbatasan tersebut.

RUPTL

Pengembangan GI baru juga dimaksudkan untuk mendapatkan tegangan yang baik di ujung jaringan tegangan
menengah.

52

Pada RUPTL 2013 2022 ini juga direncanakan pembangunan GI minimalis, yaitu sebuah GI dengan spesikasi
yang paling minimal (single busbar atau bahkan tanpa busbar; peralatan proteksi & kontrol, supply AC/DC &
battery dikemas dalam kontainer; tanpa operator) dan kongurasi GI taping (single pi atau T) namun dapat terus
dikembangkan hingga menjadi sebuah GI yang lengkap/sempurna. Penerapan GI minimalis hanya dilakukan
pada daerah yang sudah dilalui transmisi 150 kV eksisting. Tujuan pembangunan GI minimalis ini adalah untuk
dapat mengambil alih beban sistem isolated secara lebih cepat dari timing normal kebutuhan GI, pada sistem
yang selama ini masih dioperasikan dengan PLTD. GI minimalis juga dapat diterapkan untuk memasok lokasi
yang sebelumya dipasok dari jaringan 20 kV yang sangat panjang dan mengalami drop tegangan yang besar.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

6.1.3. Perencanaan Distribusi


Perencanaan sistem distribusi dibuat dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
Membatasi panjang maksimum saluran distribusi (JTM dan JTR) untuk menjaga agar tegangan pelayanan
sesuai standar SPLN 72:1987.
Kongurasi JTM untuk kota-kota besar dapat berupa topologi jaringan yang lebih andal seperti spindle,
sementara kongurasi untuk kawasan luar kota minimal berupa saluran radial yang dapat dipasok dari 2
sumber.
Mengendalikan susut teknis jaringan distribusi pada tingkat yang optimal.
Program listrik desa dilaksanakan dalam kerangka perencanaan sistem kelistrikan secara menyeluruh dan
tidak memperburuk kinerja jaringan dan biaya pokok penyediaan.
Selain itu perencanaan sistem distribusi juga diarahkan untuk meningkatkan kontinuitas pasokan kepada
pelanggan (menekan SAIDI dan SAIFI) dengan upaya:
Membangun SCADA Distribusi untuk ibukota provinsi dan kota-kota lain yang minimal dipasok oleh 2
Gardu Induk dan 15 feeder.
Mengoptimalkan pemanfaatan recloser atau AVS yang terpasang di SUTM, dikoordinasikan dengan
reclosing relay penyulang di GI. Memonitor pengoperasian recloser atau AVS, dan menyempurnakan
metode pemeliharaan-periodiknya.
Dimungkinkan menggunakan DAS (Distribution Automation System) pada daerah yang sangat padat
beban dan potensi pendapatan tinggi.
Sasaran perencanaan sistem distribusi adalah menyediakan sarana pendistribusian tenaga listrik yang cukup,
andal, berkualitas, esien, dan susut teknis wajar.

Perluasan sistem distribusi untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik.

Mempertahankan/meningkatkan keandalan (reliability) dan kualitas pelayanan tenaga listrik pada pelanggan (power quality).

Menurunkan susut teknis jaringan.

Rehabilitasi jaringan tua.

Pengembangan dan perbaikan sarana pelayanan.

Kebutuhan sik yang diperlukan untuk perluasan sistem distribusi dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan
beban puncak sebagai akibat pertumbuhan penjualan energi merupakan fungsi dari beberapa variabel yaitu
antara lain:
-

Beban puncak di sisi tegangan menengah (TM) dan tegangan rendah (TR),

Luas area yang dilayani,

Distribusi beban (tersebar merata, terkonsentrasi, dsb),

Jatuh tegangan maksimum yang diperbolehkan pada jaringan,

Ukuran penampang konduktor yang dipergunakan,

Fasilitas sistem distribusi terpasang (jaringan tegangan menengah/JTM, gardu distribusi/GD, jaringan
tegangan rendah/JTR, automatic voltage regulator/AVR dsb).

Dengan didorongnya pengembangan energi terbarukan oleh Pemerintah seperti dimaksud dalam Peraturan
Menteri ESDM Nomor 31 Tahun 2009, maka pembangkit energi terbarukan sampai dengan 10 MW dapat
tersambung langsung ke jaringan distribusi. Penyambungan pembangkit tersebut harus memenuhi ketentuan
Aturan Distribusi (Distribution Code).

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Perencanaan kebutuhan sik jaringan distribusi dikelompokkan dalam dua kegiatan, yaitu penyambungan
pelanggan dan perkuatan distribusi dengan perincian sebagai berikut:

53

6.2. Asumsi dalam Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik


Merujuk pada Pasal 28 dan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, PLN
selaku Pemegang Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan umum wajib menyediakan tenaga
listrik secara terus-menerus, dalam jumlah yang cukup dan dengan mutu dan keandalan yang baik. Dengan
demikian PLN harus mampu melayani kebutuhan tenaga listrik saat ini maupun di masa yang akan datang agar
PLN dapat memenuhi kewajiban yang diminta oleh Undang-Undang tersebut. Sebagai langkah awal PLN harus
dapat memperkirakan kebutuhan tenaga listrik paling tidak hingga 10 tahun ke depan.
Kebutuhan tenaga listrik pada suatu daerah didorong oleh tiga faktor utama, yaitu pertumbuhan ekonomi,
program elektrikasi dan pengalihan captive power ke jaringan PLN.
Pertumbuhan ekonomi dalam pengertian yang sederhana adalah proses meningkatkan output barang dan jasa.
Proses tersebut memerlukan tenaga listrik sebagai salah satu input untuk menunjangnya, disamping inputinput barang dan jasa lainnya. Disamping itu hasil dari pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan
masyarakat yang mendorong peningkatan permintaan barang-barang/peralatan listrik seperti televisi, pendingin
ruangan, lemari es dan lainnya. Akibatnya permintaan tenaga listrik akan meningkat.
Faktor kedua adalah program elektrikasi. Sebagai upaya PLN untuk mendukung program Pemerintah
dalam meningkatkan rasio elektrikasi maka PLN perlu melistriki semua masyarakat yang ada dalam wilayah
usahanya. Hal ini secara langsung akan menjaga eksistensi wilayah usaha PLN dan sekaligus meningkatkan
rasio elektrikasi di Indonesia, khususnya pada daerah-daerah yang telah menjadi wilayah usaha PLN.
PLN dalam RUPTL ini berencana untuk menambah pelanggan baru yang besar, yaitu rata-rata 2,8 juta per
tahun, sehingga rasio elektrikasi akan mencapai 97,7% pada tahun 2022. Penambahan pelanggan baru
tersebut tidak hanya mencakup mereka yang berada di wilayah usaha PLN saat ini tetapi juga mencakup
mereka yang berada di luar wilayah usaha.
Faktor ketiga yang menjadi pendorong pertumbuhan permintaan tenaga listrik PLN adalah pengalihan dari
captive power (penggunaan pembangkit sendiri berbahan bakar minyak) menjadi pelanggan PLN. Captive
power ini timbul sebagai akibat dari ketidakmampuan PLN memenuhi permintaan pelanggan di suatu daerah,
terutama pelanggan industri dan bisnis. Bilamana kemampuan PLN untuk melayani di daerah tersebut telah
meningkat, maka captive power ini dengan berbagai pertimbangannya akan beralih menjadi pelanggan PLN.
Pengalihan captive power ke PLN juga didorong oleh tingginya harga BBM untuk membangkitkan tenaga listrik
milik konsumen industri/bisnis, sementara harga jual listrik PLN relatif lebih murah. Faktor ketiga ini sangat
bergantung kepada kemampuan pasokan PLN di suatu daerah/sistem kelistrikan dan skema bisnis jual beli
listrik PLN dengan captive power, jadi tidak berlaku umum.

RUPTL

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kebutuhan listrik adalah kemampuan nansial perusahaan
untuk melakukan investasi dalam rangka melayani pertumbuhan kebutuhan pelanggan dan masyarakat
untuk mendapatkan pasokan listrik yang cukup dan andal. Penyambungan pelanggan baru tergantung dari
ketersediaan pendanaan.

54

Penyusunan prakiraan kebutuhan listrik dibuat dengan menggunakan sebuah model prakiraan beban yang
disebut Simple-E. Model ini menggunakan metoda regresi yang menggunakan data historis dari penjualan
energi listrik, daya tersambung, jumlah pelanggan, pertumbuhan ekonomi, dan populasi untuk membentuk
persamaan yang t. Kemudian untuk memproyeksikan kebutuhan listrik ke depan dipilih variabel bebas yang
mempunyai pengaruh besar (korelasi yang kuat) terhadap permintaan listrik, yaitu pertumbuhan ekonomi dan
populasi. Dalam hal terdapat daftar tunggu yang cukup besar, maka digunakan juga daya tersambung sebagai
variabel. Aplikasi ini dilengkapi juga dengan fasilitas melihat tingkat ketelitian dari model yang dibentuk seperti
parameter tingkat korelasi, dan uji statistik.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

6.2.1. Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan perekonomian Indonesia selama 12 tahun terakhir yang dinyatakan dalam produk domestik
bruto (PDB) dengan harga konstan tahun 2000 mengalami kenaikan rata-rata 5,36% per tahun, atau lebih
rendah dibandingkan pertumbuhan 4 tahun terakhir yang mencapai 4,5% 6,5% seperti diperlihatkan pada
Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
PDB

2003

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

PDB (Triliun Rp) Harga konstan

1,57

1,66

1,75

1,85

1,96

2,08

2,17

2,22

2,46

2,62

Growth PDB (%)

4,78

5,05

5,67

5,50

6,32

6,06

4,50

6,08

6,49

6,23

Sumber: Statistik Indonesia, BPS

Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 yang relatif rendah (4,5%) sebagaimana terlihat pada Tabel 6.1 disebabkan
oleh imbas krisis nansial global yang terjadi pada tahun 2008 dan berlanjut ke 2009. Perekonomian
Indonesia kembali pulih pada tahun 2010 dengan pertumbuhan 6,1% dan menguat pada tahun 2011 sebesar
6,5% yang kemudian menurun kembali di tahun 2012 dengan pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 6,23%.
Pemerintah memandang pertumbuhan ekonomi akan semakin membaik sebagaimana dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN, Perpres No. 5 Tahun 2010) 2010 2014 yaitu antara 6,3
7%. Namun dengan kondisi perekonomian global yang belum pulih maka pertumbuhan ekonomi 2013 & 2014
menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi pada APBNP 2013 antara 6,2 6,5% dan tahun 2014 menjadi 6%
sesuai dengan pernyataan Menteri Keuangan dalam seminar investasi yang digelar Bank Mandiri 11 November
2013, (Kompas, Selasa tanggal 12 November 2013 pada rubrik ekonomi Pertumbuhan 2014 Diredam).
Untuk periode tahun 2015 2022, RUPTL ini mengadopsi angka pertumbuhan ekonomi yang ada pada draft
RUKN 2010-2029, yaitu rata-rata 6,9% per tahun, walaupun draft RUKN 2012 2031 mengasumsikan
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Adanya perbedaan asumsi pertumbuhan ekonomi ini akan membuat
proyeksi demand listrik dalam RUPTL sedikit lebih rendah dari pada proyeksi demand dalam draft RUKN
2012-2031, khususnya setelah tahun 2016. Hal ini adalah sesuatu yang wajar, karena penyediaan tenaga
listrik di Indonesia selain dipenuhi oleh PLN juga akan dipenuhi oleh entitas lain50 dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian asumsi pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam RUPTL ini diperlihatkan pada Tabel 6.2.

Wilayah

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Indonesia

6,50

5,80

6,90

6,90

6,90

6,90

6,90

6,90

6,90

6,90

Jawa Bali

6,85

6,11

7,27

7,28

7,28

7,28

7,28

7,28

7,28

7,28

Luar Jawa Bali

6,44

5,77

6,89

6,91

6,94

6,97

7,00

7,03

7,06

7,08

6.2.2. Pertumbuhan Penduduk


Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 240,6 juta orang dan jumlah rumah tangga 61,2 juta
KK berdasar sensus penduduk tahun 2010. Sedangkan untuk memperkirakan jumlah penduduk hingga tahun
2022 PLN menggunakan laju pertumbuhan penduduk dari Buku Proyeksi Penduduk Bappenas-BPS-UNFPA
Desember 2012.

50 Entitas lain tersebut misalnya sektor industri yang mempunyai pembangkit sendiri, atau sebuah pembangkit swasta yang memasok suatu kawasan industri
eksklusif.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel 6.2. Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

55

Pada Tabel 6.3 dapat dilihat perkiraan pertumbuhan penduduk untuk Jawa-Bali, luar Jawa-Bali dan Indonesia
sepuluh tahun mendatang.
Tabel 6.3. Pertumbuhan Penduduk (%)
Tahun

Indonesia

Jawa - Bali

Luar Jawa Bali

2013

1,29

1,08

1,58

2014

1,26

1,06

1,53

2015

1,19

0,97

1,49

2016

1,16

0,96

1,43

2017

1,14

0,94

1,41

2018

1,12

0,93

1,37

2019

1,08

0,90

1,31

2020

1,02

0,82

1,28

2021

0,99

0,81

1,24

2022

0,97

0,79

1,20

Sumber: Proyeksi Penduduk 2010-2035 Bappenas-BPS-UNFPA, Desember 2012

6.3. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik 2013-2022


Menunjuk asumsi-asumsi pada butir 6.2, kebutuhan tenaga listrik selanjutnya diproyeksikan dan hasilnya
diberikan pada Tabel 6.4. Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa kebutuhan energi listrik pada tahun 2022
akan menjadi 386TWh, atau tumbuh rata-rata 8,4% per tahun. Sedangkan beban puncak non coincident pada
tahun 2022 akan menjadi 63.930 MW atau tumbuh rata-rata 8,2% per tahun.

RUPTL

Tabel 6.4. Pertumbuhan Ekonomi, Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik dan


Beban Puncak Periode 2013 2022

56

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi %

2013

5,8

189 ,0

31.892

2014

6,0

207,8

34.987

2015

6,9

226,8

38.128

2016

6,9

246 ,5

41.303

2017

6,9

266,0

44.526

2018

6,9

286,4

47.850

2019

6,9

308,0

51.337

2020

6,9

331,6

55.226

2021

6,9

357,7

59.518

2022

6,9

386 ,6

64.299

Sales TWh

Jumlah Beban Puncak


(non-coincident) MW

Jumlah pelanggan pada tahun 2012 sebesar 49,7 juta akan bertambah menjadi 77,2 juta pada tahun 2022
atau bertambah rata-rata 2,7 juta per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio
elektrikasi dari 75,2% pada 2012 menjadi 97,8% pada tahun 2022. Proyeksi jumlah penduduk, pertumbuhan
pelanggan dan rasio elektrikasi diperlihatkan pada Tabel 6.5.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 6. 5. Proyeksi Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan dan


Rasio Elektrikasi Periode 2013 2022
Penduduk
Juta

Tahun

Pelanggan
Juta

RE (%)

2013

248,7

53,7

79,6

2014

251,9

56,8

82,6

RE RUKN
08-27 (%)

RE Draft
RUKN 10-29 (%)

RE Draft
RUKN 12-31 (%)

83,2

80,0

77,7

2015

254,9

60,1

85,9

2016

257,8

63,3

88,9

79,2

83,2
86,4

2017

260,8

66,6

91,9

89,6

2018

263,7

69,0

93,7

2019

266,5

71,4

95,3

2020

269,2

73,8

96,8

2021

271,9

75,6

97,4

99,3

2022

274,5

77,2

97,7

99,3

92,8
92,2

96,0

90,4

99,2

Dibandingkan dengan sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah dalam RUKN tahun 2008 2027, rasio
elektrikasi dalam RUPTL ini pada tahun 2015 diproyeksikan akan lebih tinggi daripada RUKN (6,7%)
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 6.6.
Tabel 6.6. Prakiraan Kebutuhan Listrik, Angka Pertumbuhan dan Rasio Elektrikasi

1. Energi Demand

Satuan

2013*

2014

2016

2018

2020

2022

Twh

- Indonesia

189,0

207,8

246,4

287,7

334,2

386,6

- Jawa Bali

144,0

157,2

183,5

211,5

241,8

274,8

- Indonesia Timur

18,5

21,2

26,9

32,3

38,7

46,0

- Indonesia Barat

26,5

29,4

35,9

43,9

53,6

65,7

- Indonesia

9,7

9,9

8,7

7,7

7,7

8,2

- Jawa Bali

8,8

9,1

8,3

6,8

6,8

7,5

- Indonesia Timur

16,2

14,5

12,0

9,5

9,5

9,0

- Indonesia Barat

10,4

11,0

10,5

10,5

10,6

10,8

- Indonesia

79,6

82,6

88,9

93,7

96,8

97,7

- Jawa Bali

80,6

83,8

90,3

95,2

98,6

99,3

- Indonesia Timur

72,0

75,7

82,1

87,5

91,5

93,9

- Indonesia Barat

83,5

85,6

91,1

94,9

96,8

96,5

2. Pertumbuhan

3. Rasio Elektrikasi

* Estimasi realisasi Energi Jual


Proyeksi prakiraan kebutuhan listrik periode 2013 2022 ditunjukkan pada Tabel 6.6 dan Gambar6.1. Pada
periode 2013 2022 kebutuhan listrik sistem Jawa Bali diperkirakan akan meningkat dari 144 TWh pada tahun
2013 menjadi 275 TWh pada tahun 2022, atau tumbuh rata-rata 7,6% per tahun. Untuk Indonesia Timur pada
periode yang sama, kebutuhan listrik akan meningkat dari 18,5 TWh menjadi 46 TWh atau tumbuh rata-rata
11,2% per tahun. Wilayah Sumatera tumbuh dari 26,5 TWh pada tahun 2013 menjadi 65,7TWh pada tahun
2022 atau tumbuh rata-rata 10,6% per tahun.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

URAIAN

57

Gambar 6.1. Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2013 dan 2022

Proyeksi penjualan tenaga listrik per kelompok pelanggan dapat dilihat pada Gambar 6.2 dan Tabel 6.7. Gambar
tersebut memperlihatkan bahwa pada sistem Jawa Bali kelompok pelanggan industri mempunyai porsi yang
cukup besar, yaitu rata-rata 38,5% dari total penjualan. Sedangkan di Indonesia Timur dan Sumatera rata-rata
porsi pelanggan industri adalah relatif kecil, yaitu masing-masing hanya 11% dan 15,8%. Pelanggan residensial
masih mendominasi penjualan hingga tahun 2022, yaitu 62% untuk Indonesia Timur dan 55% untuk Sumatera.

400.0

300.0

Indonesia

Jawa Bali

350.0
250.0
300.0
200.0
250.0

Industri

200.0

Publik

150.0

Bisnis

Industri
150.0

Publik
100.0

Bisnis

100.0
50.0

Residensial

50.0
-

Residensial

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2,019

2,020

2,021

2,022

50.0

70.0

Indonesia Timur

Sumatera

45.0

60.0
40.0
50.0

35.0

RUPTL

40.0

58

30.0

Industri
Publik

30.0
25.0

Industri
Publik

Bisnis

20.0

Bisnis

15.0

20.0

Residensial

10.0

Residensial

10.0

5.0
-

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2,013

2,014

2,015

2,016

2,017

2,018

Gambar 6.2. Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2013 2022

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 6.7. Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2013-2022


per Kelompok Pelanggan (GWh)
2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Rumah Tangga

52.628

57.011

61.663

66.613

71.857

77.062

82.306

87.680

93.275

99.164

Bisnis

24.510

27.560

30.728

33.700

36.658

39.592

42.541

45.862

50.098

54.744

Publik

8.259

9.004

9.933

11.058

12.514

13.748

15.360

17.392

19.869

22.947

Industri

58.613

63.589

67.871

72.212

75.778

79.833

83.881

88.294

92.830

97.994

Jumlah

144.010

157.164

170.196

183.583

196.808

10.235

224.089

239.228

256.072

274.850

14.813

16.339

17.984

19.791

21.787

23.979

26.380

29.006

31.879

35.028

Bisnis

4.534

5.355

6.127

6.993

7.974

9.087

10.353

11.791

13.428

15.291

Publik

2.312

2.629

2.941

3.289

3.676

4.108

4.591

5.130

5.733

6.409

Industri

4.798

5.052

5.455

5.860

6.251

6.684

7.168

7.710

8.322

9.019

Jumlah

26.458

29.375

32.507

35.933

39.688

43.859

48.491

53.637

59.363

65.746

12.046

13.437

14.877

16.400

18.056

19.850

21.797

23.890

26.025

28.279

Bisnis

3.506

3.979

4.497

5.037

5.643

6.322

7.082

7.933

8.885

9.952

Publik

1.530

1.672

1.822

1.985

2.161

2.352

2.559

2.784

3.018

3.273

Industri

1.451

2.136

2.860

3.517

3.650

3.795

3.955

4.130

4.323

4.536

Jumlah

18.534

21.224

24.056

26.939

29.509

32.319

35.393

38.738

42.253

46.040

Rumah Tangga

79.487

86.787

94.524

102.804

111.700

20.891

130.483

140.577

151.180

162.471

Bisnis

32.550

36.895

41.352

45.729

50.274

55.001

59.976

65.586

72.411

79.987

Publik

12.102

13.304

14.697

16.332

18.352

20.208

22.510

25.306

28.620

32.629

Industri

64.863

70.777

76.187

81.589

85.679

90.313

95.004

100.134

105.476

111.549

Jumlah

189.002

207.764

226.759

246.454

266.005

286.412

307.972

331.603

357.688

386.636

Jawa-Bali

Sumatera
Rumah Tangga

Indonesia Timur
Rumah Tangga

Hingga tahun 2017 proyeksi penjualan pada RUPTL 2013 2022 hampir sama dengan proyeksi pada draft
RUKN 2012 2031 dan mulai tahun 2018 hingga 2022 RUPTL 2013 2022 lebih rendah dari Draft RUKN
2012 2031 namun sedikit lebih tinggi dari Draft RUKN 2010-2029, dan juga lebih rendah daripada RUKN
2008 2027 seperti terlihat pada Gambar 6.3.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Indonesia

59

550.0
500.0
450.0
400.0
350.0
300.0
250.0
200.0
150.0

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

Gambar 6.3. Perbandingan Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik RUPTL dan RUKN

6.4. Rencana Pengembangan Pembangkit


6.4.1. Kategorisasi Kandidat Pembangkit
Wilayah Luar Jawa-Bali
Kandidat pembangkit yang digunakan pada simulasi penambahan pembangkit di Luar Jawa-Bali cukup
bervariasi tergantung kepada kapasitas sistem. Untuk sistem Sumatera misalnya, kandidat PLTU batubara
adalah 100MW, 200 MW, 300 MW dan 400 MW. PLTG/GU pemikul beban puncak 100MW, 150 MW. Untuk
sistem Kalimantan dan Sulawesi, kandidat PLTU batubara adalah 25 MW, 50 MW, 100MW dan 150 MW serta
kandidat PLTG/GU pemikul beban puncak 50 MW sampai 100 MW. Sistem lainnya menggunakan kandidat
pembangkit yang lebih kecil.

RUPTL

Wilayah Jawa-Bali

60

Pada sistem Jawa-Bali, kandidat pembangkit yang dipertimbangkan untuk rencana pengembangan adalah
PLTU batubara ultra supercritical kelas 1.000 MW dan supercritical 600 MW, PLTGU LNG/gas alam 750 MW,
PLTG/GU LNG pemikul beban puncak 200-500 MW dan PLTA Pumped Storage 250 MW51. Selain itu terdapat
beberapa PLTP kelas 55 MW dan 110MW, serta PLTA. PLTN jenis pressurised water reactor kelas 1.000 MW
juga disertakan sebagai kandidat dalam model optimisasi perencanaan pembangkitan.

51 Mengacu pada desain PLTA Pumped Storage Upper Cisokan

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Pemilihan ukuran unit PLTU batubara untuk sistem Jawa-Bali sebesar 1.000 MW per unit didasarkan pada
pertimbangan esiensi52 dan kesesuaian dengan ukuran sistem tenaga listrik Jawa-Bali yang beban puncaknya
sudah akan melampaui 25.000 MW.
Asumsi harga bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 6.8.
Tabel 6.8. Asumsi Harga Bahan Bakar
Jenis Energi Primer

Harga

Nilai Kalor

Batubara Sub Bituminous

USD 80/Ton

5.100 kcal/kg

Batubara Lignite

USD 60/Ton

4.200 kcal/kg

Batubara Lignite di Mulut Tambang

USD 35/Ton

< 4.000 kcal/kg

Gas alam

USD 7/MMBTU

252.000 kcal/Mscf

LNG

USD 16/MMBTU

252.000 kcal/Mscf

HSD *)

USD 0,86/Liter

9.070 kcal/l

MFO *)

USD 0,70/Liter

9.370 kcal/l

Uap Panas Bumi

(tidak mempengaruhi hasil simulasi perencanaan karena


diperlakukan sebagai xed plant)

Bahan bakar nuklir

USD 1400 /kg

*) Harga tersebut adalah untuk harga crude oil US$100/barrel

6.4.2. Program Percepatan Pembangkit Berbahan Bakar Batubara (Perpres No. 71/2006 jo Perpres
No.59/2009)
Dengan Peraturan Presiden No.71 Tahun 2006 yang direvisi dengan Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2009 dan
Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2011, Pemerintah telah menugaskan PTPLN (Persero) untuk membangun
pembangkit listrik berbahan bakar batubara sebanyak kurang lebih 10.000 MW untuk memperbaiki fuel mix dan
sekaligus juga memenuhi kebutuhan demand listrik di seluruh Indonesia. Program ini dikenal sebagai Proyek
Percepatan Pembangkit 10.000 MW. Berdasar penugasan tersebut PLN pada saat ini tengah membangun
sejumlah proyek pembangkit dengan kapasitas dan perkiraan tahun operasi diperlihatkan pada Tabel 6.9.

Nama Pembangkit

Kapasitas (MW)

COD

PLTU 2 di Banten (Labuan)

2x300

2009-2010

PLTU 1 di Jabar (Indramayu)

3x330

2011

PLTU 1 di Banten (Suralaya Unit 8)

1x625

2011

PLTU 3 di Banten (Lontar)

3x315

2011-2012

PLTU 2 di Jabar (Pelabuhan Ratu)

3x350

2013-2014

PLTU 1 di Jateng (Rembang)

2x315

2011

PLTU 2 di Jateng (PLTU Adipala)

1x660

2014

PLTU 1 di Jatim (Pacitan)

2x315

2013

52

Mengambil benet dari economies of scale dan menggunakan teknologi boiler supercritical yang mempunyai esiensi jauh
lebih tinggi daripada teknologi subcritical.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel 6.9. Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW


(Peraturan Presiden No.71/2006 jo Perpres No.59/2009) Status September 2013

61

Tabel 6.9. Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW


(Peraturan Presiden No.71/2006 jo Perpres No.59/2009) Status September 2013
lanjutan
Nama Pembangkit

1x660

2012

PLTU 3 di Jatim ( Tanjung Awar-awar)

2x350

2013-2014

PLTU di Aceh (Meulaboh/Nagan Raya)

2x110

2013-2014

PLTU 2 di Sumut (Pangkalan Susu)

2x220

2014-2015

2x10

Batal

2x110

2015

2x7

2013

2x16,5

2014

2x30

2013-2014

2x7

Batal

PLTU 2 di Kalbar (Pantai Kura-Kura)

2x27,5

2015

PLTU di Sumbar (Teluk Sirih)

2x112

2013-2014

PLTU di Lampung (Tarahan Baru)

2x100

2013

2x50

2015

PLTU di Kaltim (Teluk Balikpapan)

2x110

2014

PLTU 1 di Kalteng (Pulang Pisau)

2x60

2015

PLTU di Kalsel (Asam-Asam)

2x65

2013

PLTU 2 di Sulut (Amurang)

2x25

2012

PLTU di Gorontalo (Anggrek)

2x25

2015

2x7

2014

2x10

2014

PLTU 1 di Papua (Timika)

2x7

Batal

PLTU di Maluku (Ambon)

2x15

2014-2015

PLTU di Sultra (Kendari)

2x10

2012-2013

PLTU di Sulsel (Barru)

2x50

2012-2013

PLTU 2 di NTB (Lombok)

2x25

2014

2x7

2013

2x16,5

2013

PLTU 1 di NTB (Bima)

2x10

2014-2015

PLTU 1 Sulut

2x25

2016-2017

2x7

Batal

PLTU Tenayan di Riau


PLTU di Kepri (Tanjung Balai)
PLTU 4 di Babel (Belitung)
PLTU 3 di Babel (Air Anyer)
PLTU 2 di Riau (Selat Panjang)

PLTU 1 di Kalbar (Parit Baru)

PLTU di Maluku Utara (Tidore)


PLTU 2 di Papua (Jayapura)

PLTU 1 di NTT (Ende)


PLTU 2 di NTT (Kupang)

RUPTL

COD

PLTU 2 di Jatim (Paiton Unit 9)

PLTU 1 di Riau (Bengkalis)

62

Kapasitas (MW)

PLTU 2 di Kalteng

Sampai dengan September 2013 pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW yang telah selesai
dan beroperasi komersial adalah PLTU Labuan (2x300 MW), PLTU Suralaya Unit 8 (625 MW), PLTU Indramayu
(3x330 MW), PLTU Lontar (3x315 MW), PLTU Rembang (2x315 MW), PLTU Paiton Unit 9 (660MW) dan PLTU
Pacitan (2x315 MW). Untuk Sumatera dan Indonesia Timur yang telah selesai dan beroperasi komersial adalah
PLTU Asam-Asam (2x65 MW), PLTU Barru (2x50 MW), PLTU Amurang (2x25MW), PLTU Kendari (1x10 MW)
dan PLTU Tanjung Balai Karimun Unit 2 (1x7 MW).

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

6.4.3. Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Tahap 2


Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Tahap 2 (FTP2) yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden
No. 4 Tahun 2010 jo Peraturan Presiden No. 48 Tahun 2011 dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) No. 15/2010 jo Peraturan Menteri ESDM No. 01/2012 jo Peraturan Menteri ESDM No.
21/2013 mempunyai kapasitas total 17.918 MW yang terdiri dari PLTU batubara 10.870 MW, PLTP 4.965
MW, PLTG 280 MW dan PLTA 1.803 MW, dengan rincian pada Tabel 6.10.
Tabel 6.10. Daftar Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tahap 2
Provinsi

Pemilik
Swasta

Aceh

Swasta

Jenis

Proyek Pembangkit

MW

COD

PLTA

Peusangan-4

83

2020

PLTP

Jaboi

10

2019

PLTP

Seulawah Agam

2 x

55

2021-2022

PLTP

Endut

1 x

55

2021

PLTP

Rawa Dano

1 x

110

2019

Banten
Bengkulu

PLN

PLTP

Hululais

2 x

55

2018-2019

Jambi

PLN

PLTP

Sungai Penuh

2 x

55

2024

PLN

PLTA

Upper Cisokan PS

4 x

260

2017

PLTA

Jatigede

2 x

55

2017

PLTU

Indramayu

1 x

1.000

2022

PLTU

Jawa-6

2 x

1.000

2021

PLTP

Cibuni

1 x

10

2019

PLTP

Cisolok-Cisukarame

1 x

50

2019

PLTP

Gn. Ciremai

2 x

55

2021

PLTP

Kamojang 5

1 x

30

2015

PLTP

Karaha Bodas

1 x

30

2016

PLTP

Karaha Bodas

2 x

55

2019

PLTP

Patuha

3 x

55

2014&2017

PLTP

Tampomas

1 x

45

2019

PLTP

Tangkuban Perahu 1

2 x

55

2019

PLTP

Tangkuban Perahu 2

2 x

30

2019

PLTP

Wayang Windu

2 x

110

2019

PLTU

Jawa-1

1 x

1.000

2018

PLTU

Jawa-3

2 x

660

2019-2020

PLTU

Jawa-5

2 x

1.000

2019-2020

Swasta

Swasta

Jawa Tengah

PLTP

Baturaden

PLTP

Dieng

2 x

110

2019

55 +

60

2017

PLTP

Guci

1 x

55

2019

PLTP

Umbul - Telomoyo

1 x

55

2021

PLTP

Ungaran

1 x

55

2019

PLTU

Jawa-4

2 x

1.000

2019-2020

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Jawa Barat

63

Tabel 6.10. Daftar Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tahap 2


lanjutan
Provinsi

Pemilik
Swasta

Jenis

Proyek Pembangkit

MW

COD

PLTP

Ijen

2 x

55

2019

PLTP

Iyang Argopuro

1 x

55

2020

PLTP

Wilis/Ngebel

3 x

55

2019 - 2020

PLTU

Madura

2 x

200

2022

Jawa Timur

Kalbar

PLN

PLTU

Parit Baru

2 x

50

2016

Kalsel

Swasta

PLTU

Kalsel

2 x

100

2017 - 2018

Kalteng

PLN

PLTG

Bangkanai

280

2015 - 2017

Kaltim

Swasta

PLTU

Kaltim

100

2017 - 2018

Swasta

PLTA

Semangka

56

2017

PLTP

Danau Ranau

2 x

55

2022

PLTP

Rajabasa

2 x

110

2021 - 2022

PLTP

Suoh Sekincau

2 x

110

2021 - 2022

PLTP

Ulubelu 3 dan 4

2 x

55

2016 - 2017

PLTP

Wai Ratai

55

2022

2 x

Lampung

Maluku

PLN

PLTP

Tulehu

2 x

10

2018

Maluku Utara

Swasta

PLTP

Jailolo

2 x

2019

PLTP

Songa Wayaua

2019

PLTP

Sembalun

2 x

10

2020

PLTU

Lombok

2 x

25

2017

PLTP

Huu

20

2021

PLTP

Atadei

2017

PLTP

Mataloko

2018

PLTP

Sokoria

2018 - 2020

PLTP

Oka Ile Ange

10

2020

PLTU

Punagaya

100

2016

PLTA

Bonto Batu

110

2019

PLTA

Malea

90

2020

PLTP

Bora Pulu

55

2022

PLTP

Marana/Masaingi

20

2022

PLTP

Kotamobagu 1 dan 2

2 x

20

2022

PLTP

Kotamobagu 3 dan 4

2 x

20

2022

Swasta

PLTP

Lahendong V dan VI

2 x

20

2017 - 2018

PLN

PLTA

Masang-2

55

2020

PLTP

Bonjol

3 x

55

2022

PLTP

Muara Laboh

4 x

55

2017 - 2018

PLTP

Lumut Balai

4 x

55

2017 - 2019

PLTP

Rantau Dadap

4 x

55

2019 - 2020

PLN
NTB
Swasta

NTT

Swasta

PLN
Sulsel

3 x

2 x

Swasta

Sulteng

Swasta

PLN

RUPTL

Sulut

64

Sumbar
Swasta

Sumsel

Swasta

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 6.10. Daftar Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tahap 2


lanjutan
Provinsi

Pemilik
PLN

Swasta

Sumut

Jenis

Proyek Pembangkit

PLTA

Asahan III

PLTU

Pangkalan Susu 3 dan 4

PLTA

MW

COD
174

2018

200

2016 - 2017

Hasang

40

2018

PLTA

Wampu

45

2015

PLTP

Sarulla 1

110

2017 - 2018

PLTP

Sarulla 2

110

2022

PLTP

Simbolon Samosir

110

2022

PLTP

Sipoholon Ria-ria

55

2022

PLTP

Sorik Marapi

80

2020 - 2021

2 x

3 x

3 x

Jumlah

17.918

Proyek-proyek berikut ditambahkan di FTP2 melalui Peraturan Menteri ESDM No. 21/2013: PLTU Jawa 1,
Jawa 3, Jawa 4, Jawa 5, Jawa 6, PLTA Jatigede dan PLTP Oka ile Ange. Sementara proyek berikut dikeluarkan
dari FTP2: PLTP Kamojang 6, PLTA Rajamandala, PLTA Simpang Aur, PLTU Bangka Baru 1, semua PLTGB dan
PLTU skala kecil.
Porsi pembangkit EBT (PLTP dan PLTA) dalam FTP2 akan menjadi 38%. Pengembangan ini merupakan bagian
dari rencana yang lebih besar lagi dalam RUPTL yang mencapai 13.000 MW hingga tahun 2022. Program
Percepatan Pembangunan Pembangkit Tahap 2 sebesar 17.918 MW tersebut terdiri atas 5.749 MW sebagai
proyek PLN dan 12.169 MW sebagai proyek IPP.

6.4.4. Program Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) berdasarkan PerPres No. 67/2005 jo PerPres No.
13/2010
Pada saat ini terdapat 4 proyek kelistrikan dalam buku KPS 2013 yang diterbitkan oleh Bappenas seperti
ditunjukkan pada Tabel 6.11.

No

Nama Proyek

Kapasitas

Provinsi

Status

2x1000 MW

Jateng

Sudah PPA

Keterangan

PLTU Jateng

Proses nancial closing

PLTU Sumsel-9

2x600 MW

Sumsel

Prioritas

Proses Pengadaan

PLTU Sumsel-10

1x600 MW

Sumsel

Prioritas

Proses Pengadaan

PLTA Karama

450 MW

Sulbar

Prioritas

Review FS

6.4.5. Rencana Pengembangan PLTU Batubara Mulut Tambang


Dalam RUPTL ini terdapat rencana pembangunan 7.785 MW PLTU batubara yang berlokasi di dekat tambang
batubara di Sumatera. Keekonomian PLTU batubara mulut tambang diharapkan dapat diperoleh dari adanya
perbedaan yang signikan antara harga batubara kalori rendah yang dipakai PLTU mulut tambang dan harga
batubara yang digunakan PLTU pantai. Perbedaan harga batubara tersebut sangat diperlukan mengingat
biaya proyek PLTU mulut tambang lebih tinggi daripada biaya proyek PLTU pantai53 dan diperlukan investasi

53

PLTU mulut tambang lebih mahal karena dimensi boiler lebih besar dan sistem pendingin membutuhkan cooling tower.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel 6.11. Proyek yang Terdapat dalam Buku KPS 2013 Bappenas

65

transmisi untuk menyalurkan listrik dari PLTU mulut tambang ke pusat beban.
Untuk menjamin economic sustainability suatu PLTU mulut tambang, diperlukan adanya kebijakan Pemerintah
yang menetapkan harga batubara untuk PLTU mulut tambang tidak mengikuti harga pasar internasional.
PLN telah mengusulkan kepada Pemerintah agar harga batubara untuk PLTU mulut tambang ditetapkan
berdasarkan cost plus.

6.4.6. Rencana Penambahan Kapasitas (Gabungan Indonesia)


Rencana penambahan kapasitas pembangkit gabungan seluruh Indonesia ditunjukkan pada Tabel 6.11.
Kapasitas tersebut hanya meliputi pembangkit-pembangkit yang direncanakan untuk sistem-sistem besar
(interkoneksi), dan sudah mencakup Program Percepatan Pembangkit Tahap 1 dan 2.
Tabel 6.12. Kebutuhan Tambahan Pembangkit Total Indonesia (MW)
Tahun

2013

2014

2015

2016

2017

PLTU

2.404

2.270

1.067

PLTP

PLTGU

80

330

900

PLTG

108

524

607

831

PLTD

2018

2019

2020

2021

2022

Jumlah

2.000

1.000

10.296

PLN
1.172

318

50

15

75

55

20

80

235

150

900

2.360

130

2.211

PLTM

10

30

PLTA

20

10

228

201

55

164

678

PS

1.040

1.040

PLT Lain

2.518

2.908

2.013

2.919

1.869

1.234

55

90

2.003

1.244

16.852

PLTU

60

661

463

1.674

614

6.368

4.710

3.060

400

18.010

PLTP

55

30

85

580

420

1.590

615

625

625

4.625

Jumlah
IPP

PLTGU

90

90

PLTG

142

15

20

10

187

PLTD

PLTM

16

97

171

224

209

10

727

PLTA

45

103

40

110

273

766

510

1.847

PS

50

10

66

314

878

729

2.003

1.506

6.838

6.410

3.948

1.391

1.535

25.552

PLTU

15

45

1.082

921

2.223

2.565

932

1.880

9.663

PLTP

20

15

45

1.120

1.200

PLTGU

300

800

1.450

2.550

PLTG

15

535

143

120

165

60

120

120

1.278

PLT Lain
Jumlah

RUPTL

Unallocated

66

PLTD

PLTM

20

29

21

79

PLTA

10

43

276

343

407

150

1.229

PS

450

450

900

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 6.12. Kebutuhan Tambahan Pembangkit Total Indonesia (MW)


lanjutan
2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2010

2021

2022

Jumlah

PLT Lain

Tahun

64

126

20

214

Jumlah

96

1.026

2.084

2.555

2.689

3.435

1.954

3.274

17.112

PLTU

2.464

2.931

1.545

2.891

2.014

7.339

6.933

5.640

2.932

3.280

37.969

PLTP

60

30

85

580

495

1.665

650

670

1.825

6.060

90

80

330

1.200

950

2.350

5.000

PLTG

250

539

642

1.376

273

128

165

60

123

120

3.676

PLTD

PLTM

21

107

180

249

241

31

836

PLTA

20

45

10

341

284

386

671

1.173

824

3.753

PS

1.040

450

450

1.940

50

65

137

20

282

2.831

3.786

2.838

5.948

5.459

10.627

9.154

7.473

5.348

6.053

59.515

Total

PLTGU

PLT Lain
Jumlah

Tabel 6.12 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:


-

Tambahan kapasitas pembangkit selama 10 tahun mendatang (periode 2013 2022) untuk seluruh
Indonesia adalah 59,5 GW atau pertambahan kapasitas rata-rata mencapai 6 GW per tahun.

PLTU batubara akan mendominasi jenis pembangkit yang akan dibangun, yaitu mencapai 38 GW atau
63,8%, sementara PLTGU gas dengan kapasitas 5 GW atau 8,4% dan PLTG/MG sebesar 3,7 GW atau
6,2%. Untuk energi terbarukan, yang terbesar adalah PLTA sebesar 6,5 GW atau 11,0% dari kapasitas
total, disusul oleh panas bumi sebesar 6,0 GW atau 10,2%. Sedangkan pembangkit lain sebesar 0,3 GW
atau 0,5% berupa pembangkit termal modular, PLTS, PLTB dan lainnya.

6.4.7. Penambahan Kapasitas Pembangkit Pada Wilayah Luar Jawa-Bali

Di luar sistem interkoneksi tersebut pada saat ini terdapat 5 sistem isolated yang cukup besar dengan beban
puncak di atas 50 MW, yaitu Bangka, Tanjung Pinang, Palu, Kendari dan Kupang, serta terdapat beberapa
sistem isolated dengan beban puncak di atas 10 MW, yaitu Takengon, Sungai Penuh, Rengat, Tanjung Balai
Karimun, Belitung, Sintang, Ketapang, Sampit, Pangkalan Bun, Bontang, Sangatta, Tanjung Redep, Luwuk,
Kolaka, Bau-Bau, Ambon, Ternate, Jayapura, Sorong, Sumbawa, Bima.
Penambahan Pembangkit Wilayah Operasi Sumatera
Pada Tabel 6.13 diperlihatkan jumlah kapasitas dan jenis pembangkit yang dibutuhkan dalam kurun waktu
2013-2022 untuk wilayah operasi Sumatera.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Sistem PLN di wilayah Luar Jawa-Bali terdiri dari 6 sistem interkoneksi, yaitu: (1) Sistem Sumatera, (2) Sistem
Kalimantan Barat, (3) Sistem Kalimatan Selatan-Tengah, Sistem Kalimantan Timur, (4) Sistem Sulawesi UtaraGorontalo, (5) Sistem Sulawesi Selatan, serta (6) Sistem Lombok.

67

Tabel 6.13. Kebutuhan Pembangkit Wilayah Operasi Sumatera (MW)


Tahun

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

PLTU

480

519

587

492

203

PLTP

55

PLTGU

80

30

PLTG

467

300

500

Jumlah

2.281

55

110

750

860

1.267

PLN

PLTD

PLTM
PLTA

88

174

55

PLT Lain
Jumlah

480

1.066

917

992

291

979

55

55

IPP

40

455

193

314

157

1.207

400

400

3.166

PLTP

55

330

390

305

490

385

550

2.505

30

30

15

10

25

PLTM

43

65

53

163

PLTA

45

56

40

83

350

510

1.084

PLTG
PLTD

PLT Lain
Jumlah

72

513

303

432

543

1.637

705

973

735

1.060

Unallocated

6.973
-

PLTU

15

15

314

350

931

1.287

400

330

3.642

PLTP

20

220

240

PLTGU

300

300

PLTG

25

17

60

60

10

40

212

PLTM

PLTA

59

225

284

PLT Lain

71

80

Jumlah

15

411

340

410

991

1.356

645

590

4.758

PLTD

Total

PLTU

520

974

795

821

674

1.557

1.331

1.687

400

330

9.089

PLTP

55

330

445

360

490

405

770

2.855

PLTGU

RUPTL

4.835

PLTU

PLTGU

68

317

30

80

30

300

750

1.190

PLTG

482

300

535

17

60

60

10

40

1.504

PLTD

PLTM

43

65

53

163

PLTA

45

144

214

197

575

510

1.685

PLT Lain

71

80

552

1.579

1.235

1.835

1.174

3.026

1.751

2.384

1.380

1.650

16.565

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 6.13 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:


-

Tambahan kapasitas pembangkit tahun 2013 2022 adalah 16,6 GW atau penambahan kapasitas ratarata 1,7 GW per tahun, termasuk PLTM skala kecil tersebar sebesar 163 MW dan PTMPD 80 MW.

PLTU batubara akan mendominasi jenis pembangkit thermal yang akan dibangun, yaitu mencapai 9,1 GW
atau 54,9%, disusul oleh PLTG/MG dengan kapasitas 1,5 GW atau 9,1% dan PLTGU 1,2 GW atau 7,2%.
Sementara untuk energi terbarukan khususnya panas bumi sebesar 2,9 GW atau 17,2%, PLTA/PLTM/
pumped storage sebesar 1,8 GW atau 11,2%, dan pembangkit lainnya 0,08 GW atau 0,5%.

Neraca Daya
Neraca daya sistem Sumatera dapat dilihat pada Tabel 6.14
Tabel 6.14. Neraca Daya Sistem Sumatera Tahun 2013 2022
Proyek

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

28.935

31.603

70

69

2021

2022

34.918

38.562

42.599

47.047

51.981

57.456

69

70

70

71

72

72

73

73

6.912

7.566

8.288

9.088

9.976

10.961

Kebutuhan
Produksi

GWh

Faktor Beban

70.312

Beban Puncak Bruto

MW

4.742

5.227

5.770

6.316

Kapasitas Terpasang

MW

5.722

5.607

5.492

4.832

4.542

4.384

4.384

4.384

4.384

4.384

Daya Mampu

MW

4.711

4.672

4.542

4.019

3.849

3.742

3.742

3.742

3.742

3.742

PLN

MW

3.126

3.093

3.093

2.960

2.795

2.773

2.773

2.773

2.773

2.773

SEWA

MW

728

728

688

298

293

208

208

208

208

208

IPP

MW

857

851

761

761

761

761

761

761

761

761

Retired & Mothballed (PLN)

MW

90

33

133

166

22

200

200

55

55

Pasokan

Tambahan Kapasitas
PLN ON-GOING & COMMITTED
Tarahan (FTP1)

PLTU

200

Meulaboh (Nagan Raya) #1,2 (FTP1)

PLTU

110

110

Teluk Sirih #1,2 (FTP1)

PLTU

112

112

Pangkalan Susu #1,2 (FTP1)

PLTU

Riau (Amandemen FTP1)

PLTU

Pangkalan Susu #3,4 (FTP2)

PLTU

Sungai Gelam (CNG/Peaker)

PLTMG

92

Duri

PLTMG

112

Arun (Peaker)

PLTG/MG

Batanghari

PLTGU

Keramasan

PLTGU

Hululais (FTP2)

PLTP

Sungai Penuh (FTP2)

PLTP

Peusangan 1-2

PLTA

Asahan III (FTP2)

PLTA

Masang-2 (FTP2)

PLTA

220

220

200
30
80

88
174
55

SEWA
Dumai

PLTU

Lampung (Sribawono + Sutami)

PLTG/MG

200

240

Payo Selincah

PLTG/MG

50

Tanjung Jabung Timur

PLTG/MG

-200
-50
100

-100

TAMBAHAN SEWA (PLTD/PLTG/MG)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

220

69

Tabel 6.14. Neraca Daya Sistem Sumatera Tahun 2013-2022


lanjutan
Proyek

2013

2014

2015

2016

2017

2018
-255

Sumbagut

MW

165

265

-175

Sumbagselteng

MW

50

80

-130

2019

2020

400

400

2021

2022

IPP ON-GOING & COMMITTED


Banjarsari

PLTU

230

Keban Agung

PLTU

225

Sumsel - 5

PLTU

Sumsel - 7

PLTU

Riau Kemitraan (PLN-TNB-PTBA)

PLTU

Jambi

PLTU

Gunung Megang, ST Cycle

PLTGU

Lumut Balai (FTP2)

PLTP

Ulubelu #3,4 (FTP2)

PLTP

Sarulla I (FTP2)

PLTP

110

220

Muara Laboh (FTP2)

PLTP

110

110

Rantau Dadap (FTP2)

PLTP

Sorik Marapi (FTP2)

PLTP

Seulawah Agam (FTP2)

PLTP

55

55

Rajabasa (FTP2)

PLTP

110

110

Suoh Sekincau (FTP2)

PLTP

110

110

Sipoholon Ria-Ria (FTP2)

PLTP

Wai Ratai (FTP2)

PLTP

55

Sarulla II (FTP2)

PLTP

110

Simbolon Samosir (FTP2)

PLTP

110

Danau Ranau (FTP2)

PLTP

110

Bonjol (FTP2)

PLTP

PLTM Tersebar Sumut

PLTM

Wampu (FTP2)

PLTA

Semangka (FTP2)

PLTA

Hasang (FTP2)

PLTA

Merangin

PLTA

Peusangan-4 (FTP2)

PLTA

Batang Toru (Tapsel)

PLTA

150

150
150

150
1.200

30
55
55

55

110

55

110

110
80

160

55

165
25

25

46

45
56
40
350
83
510

RUPTL

RENCANA TAMBAHAN KAPASITAS

70

Meulaboh (Nagan Raya) #3,4

PLTU

Sumut-1

PLTU

200

200

300

Sumut-2

PLTU

300

Sumsel-1 MT

PLTU

600

Sumsel-6 MT

PLTU

Sumbagsel-1 MT

PLTU

Bengkulu

PLTU

Banyuasin

PLTU

300
150

300

150
200
230

Aceh

PLTG

Riau

PLTGU

Lampung Peaker

PLTG/MG

200

Jambi Peaker

PLTG/MG

100

Riau Peaker

PLTG/MG

200

Sumbagut-1 Peaker

PLTGU/MGU

250

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

300

25
50

Tabel 6.14. Neraca Daya Sistem Sumatera Tahun 2013-2022


lanjutan
Proyek

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Sumbagut-2 Peaker (Arun)

PLTGU/MGU

250

Sumbagut-3 Peaker (Medan)

PLTGU/MGU

250
250

2019

2020

2021

Sumbagut-4 Peaker (Medan)

PLTGU/MGU

G. Talang

PLTP

Kepahiyang

PLTP

Simonggo-2

PLTA

Meureubo-2

PLTA

Ketahun-3

PLTA

Kumbih-3

PLTA

42

Sibundong-4

PLTA

32

2020

20
220
90
59
61

Total Tambahan

MW

667

1.801

990

1.666

819

2.699

1.275

1.887

1.330

1.840

Total Kapasitas Sistem

MW

6.389

8.075

8.950

9.956

10.485

12.426

13.701

15.588

18.758

Total Daya Mampu Netto

MW

5.378

7.140

8.000

9.143

9.792

11.784

13.059

14.946

18.116

Neraca Daya sistem interkoneksi Sumatera direncanakan dengan reserve margin yang tinggi, yaitu mencapai
65% pada tahun 2022, angka ini sudah lebih rendah bila dibandingkan reserve margin pada RUPTL 2012-2021
yang mencapai 70% pada tahun 2018. Potensi beban di Sumatera masih bisa lebih tinggi dari yang telah
direncanakan. Dengan reserve margin yang cukup tinggi maka memungkinkan untuk mengambil potensi beban
yang tinggi tersebut. Namun apabila reserve margin lebih rendah dari 40% perlu dilakukan pengendalian beban.
Pada RUPTL 2013 2022 terdapat rencana tambahan pembangkit baru pada sistem Sumatera, yaitu sebagai
berikut :
PLTU Sumut-1 (300 MW), COD tahun 2017.
PLTU Sumut-2 (2x300 MW), COD tahun 2020/2021.
PLTU Sumbagsel-1 MT ( 2x150 MW), COD tahun 2018/2019.
PLTU Bengkulu (2x100 MW), COD tahun 2019.
PLTGU/MGU Sumbagut-2 peaker (250 MW), COD tahun 2018.
PLTGU/MGU Sumbagut-3 (250 MW), COD tahun 2018.
PLTGU/MGU Sumbagut-4 (250 MW), COD tahun 2018.

Proyek-proyek Strategis
1.

Proyek PLTU Percepatan Tahap I ( PLTU Meulaboh, PLTU Pangkalan Susu, PLTU Sumbar Pesisir, PLTU
Tarahan, PLTU Tenayan) dan PLTA Peusangan 1-2 serta PLTA Asahan III, merupakan proyek yang sangat
strategis karena selain proyek-proyek ini akan dapat mengatasi desit pasokan daya yang saat ini terjadi
juga sekaligus akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.

2.

Pembangkit-pembangkit Peaker yaitu : PLTMG Arun (200 MW), Sumbagut-1 (250 MW), Riau (200 MW),
Jambi (100 MW) dan Lampung (200 MW) merupakan proyek pembangkit strategis karena untuk memenuhi
kebutuhan tenaga listrik sistem Sumatera pada saat beban puncak yang saat ini masih dioperasikan
dengan BBM.

3.

PLTU Mulut Tambang Riau Kemitraan (1200 MW), COD tahun 2018 merupakan proyek strategis karena
terkait dengan rencana interkoneksi Sumatera Semenanjung Malaysia melalui transmisi HVDC 250 kV,
sebagai realisasi ASEAN Power Grid yang telah diratikasi oleh Pemerintah Indonesia.

4.

Pembangkit skala besar yang listriknya juga akan disalurkan ke sistem interkoneksi Sumatera disamping
ditransfer ke Jawa melalui transmisi 500 kV HVDC harus dapat diselesaikan selaras dengan penyelesaian
proyek interkoneksi Jawa-Sumatera 500 kV HVDC.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

PLTA Meurebo-2 (59 MW), COD tahun 2020.

71

5.

PLTA Merangin 350 MW di Provinsi Jambi akan memenuhi kebutuhan sistem Sumatera dan sekaligus
menurunkan BPP.

Penambahan Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Timur


Rencana pengembangan sistem untuk memenuhi kebutuhan beban periode 2013 2022, diperlukan tambahan
kapasitas pembangkit sebesar 11,45 GW untuk seluruh wilayah operasi Indonesia Timur, termasuk committed
dan ongoing projects seperti ditunjukkan pada Tabel 6.15 di bawah.
Porsi terbesar penambahan pembangkit adalah PLTU Batubara yang mencapai 6,3 GW (55,2%), disusul PLTG/
GU/MG 2,6 GW (22,8%), kemudian PLTA/PLTM 2,0GW (15,0%) dan PLTP serta pembangkit lainnya 0,1 GW (1,3%).
Tabel 6.15. Rencana Penambahan Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Timur (MW)
Tahun

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Jumlah

PLN
PLTU

244

391

480

680

115

50

15

1.975

PLTP

20

20

80

125

PLTGU

300

150

150

600

PLTG

108

155

330

130

728

PLTD

PLTM

5,55

10

30

PLTA

20

10

30

27

164

251

PLT Lain

358

426

644

1.325

428

252

35

244

3.710

Jumlah
IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG

20

76

20

121

457

811

100

1.605

25

30

20

15

20

75

185

60

60

142

20

162

PLTD

PLTM

33

38

45

78

10

212

PLTA

110

190

416

716

PLT Lain
Jumlah

10

16

236

109

78

176

560

851

230

205

436

75

2.956

RUPTL

Unallocated

72

PLTU

30

453

571

292

278

532

550

2.706

PLTP

PLTGU

10

15

25

45

95

PLTG

15

510

126

60

105

50

120

80

1.066

PLTD

PLTM

20

29

21

79

PLTA

10

43

77

284

182

150

746

PLT Lain

64

55

11

133

Jumlah

81

615

628

695

489

629

859

829

4.824

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 6.15. Rencana Penambahan Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Timur (MW)
lanjutan
Tahun

2013

PLTU

2015

2016

264

467

500

PLTP

831

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Jumlah

1.025

1.432

392

293

532

550

6.286

25

50

30

50

45

200

405

60

300

150

150

660

250

190

840

256

65

105

50

120

80

1.956

PLTGU
PLTG

2014

PLTD

PLTM

13

42

48

70

110

31

321

PLTA

20

10

40

70

187

474

598

314

1.712

PLT Lain
Jumlah

65

65

11

151

593

534

803

2.116

1.616

1.798

719

869

1.295

1.148

11.491

Neraca Daya Sistem Kalbar:


Proyeksi kebutuhan beban dan rencana penambahan pembangkit di sistem Kalbar periode 2013-2022
sebagaimana terdapat pada Tabel 6.16 berikut :
Tabel 6.16. Neraca Daya Sistem Kalimantan Barat Tahun 2013 2022
Proyek

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

1.371

1.632

1.855

2.373

2.907

3.302

3.675

4.088

4.544

5.040

67

67

66

66

66

66

66

66

67

67

280

319

413

506

575

636

703

776

856

Kebutuhan
Produksi

GWh

Faktor Beban

Beban Puncak

MW

234

Kapasitas Terpasang

MW

335

434

136

79

131

139

139

139

139

139

Daya Mampu

MW

270

360

123

71

119

126

126

126

126

126

PLN

MW

105

105

30

30

30

30

30

30

30

30

PLTG-HSD PLN (Siantan)

MW

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

PLTD-MFO PLN (Sei Raya & Siantan)

MW

61

61

PLTD-MFO PLN (Sei Wie & Sudirman)

MW

14

14

Interkoneksi sistem-sistem isolated

MW

41

89

96

96

96

96

96

Sewa

MW

164

254

93

Retired & Mothballed (PLN)

MW

75

100

100
200

200

Pasokan

Tambahan Kapasitas

Pantai Kura-Kura (FTP1)

PLTU

55

Parit Baru (FTP1)

PLTU

100

Parit Baru (FTP2)

PLTU

100

IPP ON-GOING DAN COMMITTED


RENCANA TAMBAHAN KAPASITAS
Kalbar - 1

PLTU

Kalbar - 2 (usulan baru)

PLTU

Peaker

PLTG/MG

Nanga Pinoh*)

PLTA

Pade Kembayung

PLTA

Power Purchase dgn SESCo (Peaking)

275 KV

Power Purchase dgn SESCo (Baseload)

275 KV

100
98
30
180
50

-50

Total Tambahan

MW

385

100

200

100

150

200

128

Total Kapasitas Sistem

MW

335

434

471

514

766

874

874

1074

1274

1402

Total Daya Mampu Netto

MW

270

360

508

556

804

911

911

1061

1261

1389

Interkoneksi dengan Sesco dapat diperpanjang, namun dengan masuknya PLTU Kalbar-2, import dari Sesco
hanya untuk Peaking.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

PLN ON-GOING DAN COMMITTED

73

Neraca Daya Sistem Kalseltengtimra:


Proyeksi kebutuhan beban dan rencana penambahan pembangkit di sistem Kalseltengtimra (Kalimantan
Selatan, Tengah, Timur dan Utara) periode 2013 2022 sebagaimana terdapat pada neraca daya sesuai
Tabel 6.17. Rencana penempatan pembangkit disesuaikan beban regional sistem secara seimbang dengan
menganut kriteria regional balance.
Beberapa hal yang menjadi perhatian pada Sistem Kalseltengtimra antara lain:
-

Sistem ini direncanakan akan terbentuk pada tahun 2016 setelah konstruksi transmisi interkoneksi 150
kV Kalselteng Kaltim selesai dan beroperasi, yang membentang dari Tanjung, Kuaro, Petung hingga
Karangjoang.

Di sistem Kalseltengtimra akan dibangun pembangkit dalam jumlah cukup besar untuk memberikan
kepastian kepada masyarakat setempat bahwa ke depan di Kalseltengtimra akan tersedia listrik dalam
jumlah yang cukup dan bahkan berlebih.

Untuk memenuhi kebutuhan beban puncak dan sekaligus sebagai antisipasi mengisi kekurangan daya
sebagai akibat adanya beberapa proyek pembangkit IPP yang terindikasi akan mundur dari jadwal semula,
direncanakan memperbesar kapasitas pembangkit peaker di Kalsel dengan menggunakan bahan bakar
LNG.

Penyiapan kecukupan pasokan LNG untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pembangkit peaker tersebut
termasuk pembangkit existing.

Adanya proyek-proyek tersebut, maka reserve margin 2016 2022 masih dalam batas yang diperbolehkan
yaitu antara 30% sampai 53%.
Tabel 6.17. Neraca Daya Sistem Kalseltengtimra Tahun 2013 2022
Proyek

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Interkoneksi Kalselteng - Kaltim (2016)


Interkoneksi Kalselteng-Kaltim-Kaltara (2018)
Kebutuhan
Produksi

5.154

6.304

7.744

8.495

9.376

10.545

11.390

2.277

13.178

Faktor Beban

GWh
%

69,5

69,5

69,8

69,7

70,8

71,2

71,5

71,6

71,8

14.190
71,9

Beban Puncak

MW

847

1.036

1.266

1.391

1.511

1.690

1.819

1.956

2.095

2.252

Kapasitas Terpasang

MW

970

969

862

682

335

390

390

390

390

390

Daya Mampu

MW

Pasokan

815

814

708

527

299

354

354

354

354

354

PLN

388

394

400

400

238

272

272

272

272

272

SWASTA

428

420

308

128

61

82

82

82

82

82

21

143

Retired & Mothballed

Tambahan Kapasitas

RUPTL

PLN On Going & Committed

74

Pulang Pisau (FTP1)

PLTU

120

Asam Asam (FTP1)

PLTU

130

Bangkanai (FTP2)
Kaltim Peaking (APBN)

PLTG/MG/GU
PLTG

155

70

70

100

Muara Jawa/Teluk Balikpapan (FTP1)

PLTU

220

Sampit

PLTU

50

PLTG

82

PLTU

50

PLTGU

35

IPP On Going & Committed


Senipah
Embalut (Ekspansi)
Senipah (ST)
RENCANA TAMBAHAN KAPASITAS

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 6.17. Neraca Daya Sistem Kalseltengtimra Tahun 2013 2022


lanjutan
Proyek

20132

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Kalsel Peaker 1

PLTG/MG/GU

200

Kalsel Peaker 2

PLTG/MG/GU

50

Kaltim Peaker 2

PLTG/MG/GU

100

Kaltim Peaker 3

PLTG/MG/GU

50

Kelai

PLTA

55

Kusan

PLTA

65

Kalsel (FTP2)

PLTU

100

100

Kalselteng 1

PLTU

100

100

Kalselteng 2

PLTU

200

Kalselteng 3

PLTU

50

50

Kaltim (FTP2)

PLTU

100

100

Kaltim (MT)

PLTU

55

Kaltim 3

PLTU

150

150

Kaltim 4

PLTU

100

Total Tambahan Kapasitas

MW

312

270

275

420

555

505

100

150

250

120

TOTAL KAPASITAS SISTEM

MW

1.282

1.551

1.719

1.959

2.167

2.727

2.827

2.977

3.227

3.347

TOTAL DAYA MAMPU NETTO

MW

1.127

1.396

1.565

1.804

2.131

2.691

2.791

2.941

3.191

3.311

Neraca Daya Sistem Sulbagut:


Sistem Sulawesi Bagian Utara (Sulbagut) merupakan pengembangan dari sistem interkoneksi 150 kV Minahasa
Gorontalo ke arah Sulawesi Tengah bagian Utara yaitu arah Moutong, Tolitoli, hingga Buol.
Proyeksi kebutuhan beban dan rencana penambahan kapasitas pembangkit di sistem Sulbagut periode 20132022 terdapat pada neraca daya sesuai Tabel 6.18.
Tabel 6.18. Neraca Daya Sistem Sulbagut Tahun 2013 2022
Proyek

2013

2014

Produksi Energi

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

4.539

Interkoneksi Sulut - Gorontalo - Tolitoli (2016)


1.777

2.000

2.182

2.536

2.787

3.075

3.391

3.740

4.119

65

65

66

65

65

66

66

66

66

67

MW

311

349

379

445

487

535

587

645

708

777

Kapasitas Terpasang

MW

386

386

386

282

195

195

195

195

195

195

Daya Mampu Netto

MW

336

336

336

232

168

168

168

168

168

168

PLN

MW

227

227

227

227

164

164

164

164

164

164

SWASTA

MW

IPP

MW

SEWA

MW

104

104

104

63

Load Factor
Beban Puncak

GWh
%

Pasokan

Retired & Mothballed


Tambahan Kapasitas
SEWA
PLTU Sewa Amurang (2x25)

PLTU

50

PLN ON GOING & COMMITTED


Gorontalo (FTP1)

PLTU

Sulut I (FTP1)

PLTU

50
25

25

IPP ON GOING & COMMITTED


Molotabu

PLTU

Gorontalo (Terkendala)

PLTU

20

12*)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Kebutuhan

75

Tabel 6.18. Neraca Daya Sistem Sulbagut Tahun 2013 202


lanjutan
Proyek

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

50

50

2021

2022

RENCANA TAMBAHAN KAPASITAS


Tolitoli

PLTU

Sulut 3

PLTU

Sulbagut 1

PLTU

Sulbagut 2

PLTU

Sulbagut 3

PLTU

Poigar 2

PLTA

30

Sawangan

PLTA

12

Minahasa Peaker

PLTG/MG/GU

Gorontalo Peaker

PLTG/MG/GU

15

30
100

100

100

60

150
100

Kotamobagu 1, 2 (FTP2)

PLTP

40

Kotamobagu 3, 4 (FTP2)

PLTP

40

Lahendong 5 (FTP2)

PLTP

Lahendong 6 (FTP2)

PLTP

Total Tambahan Kapasitas

MW

TOTAL KAPASITAS SISTEM

MW

TOTAL DAYA MAMPU NETTO

MW

20
-

20

20

50

240

175

180

92

50

100

180

406

406

456

592

680

860

952

1002

1102

1282

356

356

406

542

653

833

925

975

1075

1255

Beberapa hal yang menjadi perhatian pada Sistem Sulbagut antara lain:
Pada tahun 2014 - 2015 perlu dilakukan penambahan kapasitas pembangkit secara cepat dan bersifat
sementara agar tidak terjadi desit daya, sebelum pembangkit non-BBM selesai pembangunannya.
Adanya indikasi bahwa beberapa proyek PLTU batubara diperkirakan akan mundur dari jadwal semula. Untuk
mengisi kekurangan daya dan sekaligus dalam rangka memenuhi kebutuhan beban puncak, direncanakan
penambahan kapasitas pada proyek peaker yaitu PLTG/GU/MG Minahasa Peaker 150 MW dan Gorontalo
Peaker 100 MW.
Adanya proyek-proyek tersebut, maka reserve margin 2016 - 2022 masih dalam batas yang diperbolehkan
yaitu antara 30% sampai 58%.
Neraca Daya Sistem Sulbagsel:

RUPTL

Sistem Sulbagsel merupakan penggabungan sistem Sulsel-Sulbar, Sulteng dan sistem Sultra. Sistem ini
direncanakan akan terbentuk pada tahun 2016 setelah proyek transmisi 150 kV interkoneksi sistem Sulsel
dengan sistem Sultra selesai dibangun termasuk IBT 275/150 kV GI Wotu. Rencana penempatan pembangkit
di sistem Sulsel-Sulbar, Sultra, Sulteng diupayakan seimbang dengan menganut kriteria regional balance.

76

Proyeksi kebutuhan beban dan rencana penambahan pembangkit di sistem Sulbagsel periode 2013-2022
sebagaimana terdapat pada neraca daya sesuai Tabel 6.19.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 6.19. Neraca Daya Sistem Sulbagsel Tahun 2013 - 2022


PROYEK

2013

2014

2015

2016

5.776

6.892

8.066

9.491

10.431

11.474

12.482

13.849

15.014

16.191

63

63

63

64

65

65

65

65

65

65

1.042

1.241

1.451

1.690

1.842

2.013

2.186

2.426

2.626

2.830

Kebutuhan

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Sistem Sulsel interkoneksi dengan Palu (2014) dan Sultra (2016)

Produksi

GWh

Faktor Beban
Beban Puncak Bruto

%
MW

Pasokan
Kapasitas Terpasang

1.533

1.495

1.490

1.270

1.140

909

909

935

935

935

Daya Mampu

MW

1.396

1.366

1.361

1.141

1.013

835

835

861

861

861

PLN

MW

370

379

379

379

380

202

202

228

228

228

IPP

MW

695

695

695

695

633

633

633

633

633

633

Sewa

MW

331

293

288

68

25

178

PLTU

50

Nii Tanasa/Kendari #2 (FTP1)

PLTU

10

Nii Tanasa/Kendari (Ekspansi)

PLTU

10

PLTM Tersebar

PLTM

Sengkang (GT 22)

PLTG

60

Sengkang (ST 28)

PLTGU

60

Retired & Mothballed


Tambahan Kapasitas
Rencana

PLN On Going & Comitted


Sulsel Barru #1 (FTP1)

IPP On Going & Committed

Mamuju

PLTU

50

Tawaeli Ekspansi

PLTU

30

Makassar Peaker

PLTG/MG/GU

300

150

150

Punagaya (FTP2)

PLTU

200

Jeneponto 2

PLTU

225

Kendari 3

PLTU

100

Sulsel Barru 2

PLTU

100

Sulsel 2

PLTU

200

200

Palu 3

PLTU

100

Sulsel 3/Takalar

PLTU

200

PLTMG

20

PLTA

66

66

Poko

PLTA

117

117

Konawe

PLTA

50

Watunohu

PLTA

15

Bakaru 2

PLTA

126

Karama Baseload (Unsolicited)

PLTA

100

Wajo
Poso 2

2x66

Karama Peaking (Unsolicited)

PLTA

350

Bonto Batu (FTP2)

PLTA

110

Malea (FTP2)

PLTA

90

Bora Pulu (FTP2)

PLTP

55

Marana/Masaingi (FTP2)

PLTP

20

Lainea

PLTP

20

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

RENCANA TAMBAHAN KAPASITAS

77

Tabel 6.19. Neraca Daya Sistem Sulbagsel Tahun 2013 - 2022


lanjutan
2013
PLTM Tersebar

PLTM

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

19

21

34

38

Total Tambahan Kapasitas

MW

180

29

45

620

388

675

310

433

598

361

TOTAL KAPASITAS SISTEM

MW

1.713

1.703

1.744

2.143

2.401

2.846

3.156

3.615

4.213

4.574

TOTAL DAYA MAMPU NETTO

MW

1.576

1.575

1.615

2.015

2.274

2.771

3.081

3.540

4.138

4.499

Beberapa hal yang menjadi perhatian pada Sistem Sulbagsel antara lain:
-

Sampai dengan tahun 2014, pasokan daya di sistem ini diperkiran tersedia dalam jumlah yang cukup dan
bahkan sedikit berlebih.

Periode 2015 2017 diperkirakan tidak ada proyek pembangkit non-BBM base load yang akan masuk
sistem karena mundur dari jadwal semula, namun di sisi lain banyak calon pelanggan smelter yang
diperkirakan akan mulai beroperasi sehingga daya yang ada diperkirakan akan terserap habis dan bahkan
mungkin tidak semuanya dapat dilayani.

Untuk mengisi kekurangan daya agar sampai dengan 2017 tidak terjadi desit, proyek pembangkit peaker
berbahan bakar LNG yaitu PLTG/GU/MG Makassar Peaker dipercepat pembangunannya dan kapasitasnya
menjadi 450 MW, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan beban puncak.

Proyek Proyek Strategis

RUPTL

Beberapa proyek kelistrikan strategis di Indonesia Timur meliputi antara lain:

78

Proyek pembangkit PerPres 71 mengingat banyaknya daerah yang mengalami kekurangan pasokan
tenaga listrik dan untuk mengurangi pemakaian BBM.

Proyek-proyek pembangkit IPP yang telah berstatus PPA dan konstruksi.

Proyek-proyek pembangkit panas bumi dan atau tenaga air di Sulawesi, Maluku dan Papua yang menjadi
andalan pasokan listrik setempat.

PLTG/GU/MG Bangkanai 280 MW dan PLTG/GU/MG Lombok 150 MW yang dilengkapi CNG storage untuk
dapat dioperasikan sebagai pembangkit peaking, pembangunan PLTG/GU/MG peaking di Kalimantan,
Sulawesi, dan kawasan lainnya dengan bahan bakar LNG.

PLTA Baliem 50 MW di Wamena untuk melistriki Kabupaten Wamena dan tujuh Kabupaten Baru di
Pegunungan Puncak Papua yang selama ini belum dilayani listrik PLN.

Mini LNG/CNG untuk memenuhi kebutuhan pembangkit peaking dan pembangkit kecil tersebar di wilayah
operasi Indonesia Timur.

Proyek transmisi 275 kV Palopo Enrekang Sidrap Daya Baru Bantaeng, untuk evakuasi daya dari
beberapa proyek PLTA ke pusat beban di Makassar dan sekitarnya hingga Bantaeng, dimana lokasi PLTA
diperkirakan di sekitar perbatasan Sulsel, Sulbar dan Sulteng.

Proyek transmisi 150 kV di Kalimantan Utara untuk mendukung percepatan pembangunan pembangkit
non-BBM.

Proyek-proyek transmisi terkait dengan evakuasi daya dari pembangkit non-BBM ke pusat beban.

6.4.8. Penambahan Kapasitas pada Sistem Jawa Bali


Penambahan Pembangkit Sistem Jawa Bali
Pada Tabel 6.20 diperlihatkan jumlah kapasitas dan jenis pembangkit yang dibutuhkan dalam kurun waktu
2013 2022 untuk wilayah Jawa-Bali.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 6.20. Rencana Penambahan Pembangkit Sistem Jawa-Bali (MW)


Tahun

2013

2014

1.680

1.360

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Jumlah

2.000

1.000

6.040

PLN
PLTP

PLTGU
PLTG

57

300

600

152

900
3

216

PLTM

PLTA
PS
PLT Lain
Jumlah

110

110

1.040

1.040

1
1.680

1.417

452

602

PLTU

130

250

1.239

PLTP

55

30

30

1
1.150

4.350

4.210

2.660

1.265

110

2.003

1.000

IPP

8.307
-

225

400 13.239
220

1.935

PLTGU

PLTG

PLTM

22

68

126

PLTA

131

353

47

47

PS

PLT Lain
Jumlah

50
7

257

50
348

1.395

403 4.350 5.475 2.770

220

400 15.624

Unallocated

PLTU

315

1.000

PLTP

1.000

10

PLTGU

800

1.000

3.315

855

865

1.450

2.250

PLTG

PLTM

PLTA

199

PS

199
450

450

900

PLT Lain
Jumlah

1.115 1.450 1.209 1.450

450

1.855

Total

7.529
-

PLTU

1.680

1.490

PLTP

55

PLTGU

250

1.239

315

4.350 5.210

3.660

2.000

2.400

30

30

225

300

600

800

1.450

- 1.275

110

220

855

2.800

3.150

22.594

PLTG

57

152

216

PLTM

22

68

126

131

353

PLTA

157

199

356

PS

1.040

450

450

1.940

PLT Lain

50

51

1.687

1.674

800

1.997

2.668 5.803 6.684 4.220

2.673

Jumlah

3.255 31.460

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

PLTU

79

Tabel 6.20 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:


-

Tambahan kapasitas pembangkit tahun 2013 2022 adalah 31,5 GW atau penambahan kapasitas ratarata 31,2 GW per tahun, termasuk PLTM skala kecil tersebar sebesar 353 MW dan PLT Bayu 50 MW.

PLTU batubara akan mendominasi jenis pembangkit yang akan dibangun, yaitu mencapai 22,6 GW atau
71,8%, disusul oleh PLTGU gas dengan kapasitas 3,1 GW atau 10,0% dan PLTG/MG 0,2 GW atau 0,7%.
Sementara untuk energi terbarukan khususnya panas bumi sebesar 2,8 GW atau 8,9%, PLTA/PLTM/
pumped storage sebesar 2,6 GW atau 8,4%, dan pembangkit lainnya 0,05 GW atau 0,2%.

Neraca Daya Sistem Jawa Bali


Neraca daya sistem Jawa-Bali dapat dilihat pada Tabel 6.21.
Tabel 6.21. Neraca Daya Sistem Jawa-Bali Tahun 2013-2022
Proyek
Kebutuhan

GWh

Pertumbuhan

Produksi

GWh

Faktor Beban

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

144.010

157.183

170.232

183.486

197.293

211.527

226.314

241.805

257.968

274.850

8,8

9,1

8,3

7,8

7,5

7,2

7,0

6,8

6,7

6,5

163.501

178.009

192.714

207.605

223.336

239.235

255.816

273.475

292.238

312.111

78,4

78,5

78,6

78,7

78,8

78,9

79,0

79,1

79,2

79,3

MW

23.801

25.880

27.982

30.106

32.346

34.605

36.957

39.458

42.112

44.919

Daya Mampu Netto

MW

29.053

29.028

29.028

29.028

29.028

29.028

27.997

27.997

27.997

27.997

Kapasitas Terpasang

MW

30.285

30.261

30.261

30.261

30.261

30.261

29.229

29.229

29.229

29.229

PLN

MW

24.625

24.601

24.601

24.601

24.601

24.601

23.569

23.569

23.569

23.569

-200

-25

-1031

5.660

5.660

5.660

5.660

5.660

5.660

5.660

5.660

5.660

5.660

350

Beban Puncak Bruto

KAPASITAS

Retired/Mothballed
IPP

MW

PLN On-going dan Committed


Pelabuhan Ratu

PLTU

700

Pacitan

PLTU

630

Tj. Awar-awar

PLTU

350

Adipala

PLTU

Indramayu #4 (FTP2)

PLTU

Upper Cisokan PS (FTP2)

PLTA

Sub

Total

PLN

On-going

350
660
1.000
1.040

&
1.680

1.360

130

250

1.040

1.000

Committed

RUPTL

IPP On-going dan Committed

80

Celukan Bawang

PLTU

Banten

PLTU

Sumsel-8 MT

PLTU

1.200

Sumsel-9 MT (PPP)

PLTU

600

Sumsel-10 MT (PPP)

PLTU

600

Cilacap exp

PLTU

Madura 2x200 MW (FTP2)

PLTU

Jawa Tengah (PPP)

PLTU

625

600

614
400
950

950

Rajamandala

PLTA

Patuha (FTP2)

PLTP

47

Kamojang-5 (FTP2)

PLTP

Karaha Bodas (FTP2)

PLTP

Tangkuban Perahu 1 (FTP2)

PLTP

110

Ijen (FTP2)

PLTP

110

Iyang Argopuro (FTP2)

PLTP

Wilis/Ngebel (FTP2)

PLTP

55

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

110
30
30

110

55
110

55

Tabel 6.21. Neraca Daya Sistem Jawa-Bali Tahun 2013-2022


lanjutan
Proyek

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Cibuni (FTP2)

PLTP

10

Tangkuban Perahu 2 (FTP2)

PLTP

60

Cisolok - Cisukarame (FTP2)

PLTP

50

Ungaran (FTP2)

PLTP

55

Wayang Windu (FTP2)

PLTP

220

Dieng (FTP2)

PLTP

Tampomas (FTP2)

PLTP

45

Baturaden (FTP2)

PLTP

220

Guci (FTP2)

PLTP

55

Rawa Dano (FTP2)

PLTP

110

2020

2021

115

Umbul Telomoyo (FTP2)

PLTP

55

Gn. Ciremai (FTP2)

PLTP

110

Gn. Endut (FTP2)

PLTP

55

Sub Total IPP On-going &


Committed

2022

185

280

1.269

272

3.350

2.815

110

220

450

450

400

RENCANA TAMBAHAN KAPASITAS


PLTGU

Jawa-2 (Load Follower)

PLTGU

Muara Tawar Add-on Blok 2,3,4

PLTGU

Peaker Muara Karang

PLTGU

Peaker Grati

PLTGU

Peaker Pesanggaran

PLTMG

800
800
650
450
300
50

150

150

Karangkates #4-5 (Jatim)

PLTA

100

Kesamben (Jatim)

PLTA

37

Kalikonto-2 (Jatim)

PLTA

Jatigede (FTP2)

PLTA

62
110

Matenggeng PS

PLTA

Indramayu #5

PLTU

Lontar Exp #4

PLTU

Jawa-1 (FTP2)

PLTU

Jawa-3 (FTP2)

PLTU

660

660

Jawa-4 (FTP2)

PLTU

1.000

1.000

Jawa-5 (FTP2)

PLTU

1.000

1.000

Jawa-6 (FTP2)

PLTU

Jawa-7

PLTU

1.000

1.000

Iyang Argopuro

PLTP

220

Cisolok - Cisukarame

PLTP

110

Ungaran

PLTP

140

Dieng

PLTP

110

1.000
315
1.000

2.000

Bedugul

PLTP

Gn. Lawu

PLTP

10
165

Arjuno Welirang

PLTP

110

Sub Total Rencana Tambahan


-

50

450

600

1.225

2.450

3.869

4.110

2.450

1.855

Kapasitas
Total Tambahan Kapasitas

1.680

1.595

730

1.869

2.537

5.800

6.684

4.220

2.670

3.255

TOTAL KAPASITAS SISTEM

MW

31.965

33.536

34.266

36.135

38.672

44.472

50.124

54.344

57.014

60.269

TOTAL DAYA MAMPU NETTO

MW

30.733

32.303

33.033

34.902

37.439

43.239

48.892

53.112

55.782

59.037

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Jawa-1 (Load Follower)

81

Pada Tabel 6.21 dapat dilihat bahwa proyek PLTU batubara 10.000 MW (PerPres No. 71/2006) yang telah
selesai dan beroperasi hingga triwulan ketiga tahun 2013 adalah sebesar 630 MW, yaitu PLTU Pacitan Unit
1-2 (2x315 MW), sedangkan yang akan beroperasi sampai akhir Desember 2013 sebesar 1.050 MW, yaitu
PLTU Pelabuhan Ratu Unit 1-2 (2x350 MW) dan PLTU Tanjung Awar-Awar Unit-1 (1x350 MW).
Dari neraca daya sistem Jawa Bali di atas diperoleh reserve margin (RM) daya mampu netto bervariasi antara
16 36%, dengan cadangan paling rendah terjadi pada tahun 2015 (18%), 2016 (16%) dan 2017 (16%) karena
keterlambatan beberapa pembangkit besar seperti PLTU Sumsel-8 (2x600 MW), PLTU Jawa Tengah (2x950
MW), PLTU Madura (2x200 MW), PLTU Jawa-1 (1x1.000 MW), PLTU Jawa-3 (2x660 MW) serta beberapa PLTP
sebesar 400 MW. Kondisi RM yang tipis terjadi pada tahun 2015 hingga 2017, oleh karena itu diperlukan
antisipasi langkah-langkah operasi untuk mengatasi RM yang tipis tersebut.
Dalam neraca daya sistem Jawa Bali terdapat beberapa pembangkit yang jadwal COD nya mundur, pembangkit
yang COD nya harus dimajukan untuk menaikkan reserve margin pada tahun tertentu, perubahan nama
pembangkit, perubahan unit size dan adanya tambahan pembangkit baru, yaitu:
Pembangkit yang jadwalnya mundur dalam tahun 2013-2016 adalah:
-

PLTU FTP-1 Pelabuhan Ratu (350 MW) dan PLTU Tanjung Awar-Awar (350 MW) mundur dari tahun
2013 ke 2014.

PLTU Exp Lontar #4 (315 MW) mundur dari tahun 2016 ke 2017.

PLTU IPP Celukan Bawang (2x125 MW) mundur dari tahun 2014 ke 2015, PLTU IPP Sumsel 8 MT
(1.200 MW) mundur dari tahun 2016 ke 2018 dan PLTU IPP Madura (400 MW) mundur dari tahun
2016 ke 2022.

PLTGU Peaker Muara Karang (450 MW) mundur dari tahun 2015 ke 2016 dan PLTGU Jawa-1 (800 MW)
mundur dari tahun 2015 ke 2017.

PLTA Rajamandala (47 MW) dan PLTA Jatigede (110 MW) mundur dari tahun 2016 ke 2017 dan
sebagian besar PLTP FTP-2 (220 MW) mundur dari tahun 2016 ke 2019.

RUPTL

Pembangkit yang jadwalnya mundur dalam tahun 2017 2022 adalah:

82

PLTU IPP Jawa Tengah (2x950 MW) mundur dari 2017/2018 ke 2018/2019, PLTU Jawa-1 (1.000
MW) mundur dari 2017 ke 2018, PLTU Jawa-3 (2x660 MW) mundur dari tahun 2017 ke 2019/2020,
PLTU MT Sumsel-9 (600 MW) mundur dari 2018 ke 2019, PLTU Jawa-5 (1.000 MW) mundur dari 2018
ke 2019.

PLTU Indramayu #4 (1.000 MW) mundur dari tahun 2018 ke 2022 dan PLTU Indramayu #5 (1.000
MW) mundur dari tahun 2020 ke 2022.

PLTA Karang Kates (100 MW), PLTA Kesamben (37 MW) dan PLTA Kalikonto (62 MW) mundur dari 2018
ke 2019.
Akibat keterlambatan pembangkit yang semula direncanakan beroperasi pada tahun 2015 - 2017, RM
netto tahun 2015 - 2017 turun menjadi sangat rendah. PLTGU Muara Karang (450 MW), PLTGU Grati (450
MW), PLTMG Pesanggaran (200 MW) dan PLTGU Jawa 1 (800 MW) serta PLTU IPP seperti; PLTU Celukan
Bawang, PLTU Banten, PLTU Cilacap Ekspansi harus bisa beroperasi dalam tahun 2014 2017 untuk
menjaga RM tidak makin menurun.
Pembangkit yang mengalami perubahan sebagai berikut: (i) Perubahan jenis pembangkit dan unit size:
PLTG Muara Karang (400 MW) menjadi PLTGU Muara Karang (450 MW) dan PLTG Grati (300 MW) menjadi
PLTGU Grati (450 MW), dengan pertimbangan PLTGU lebih esien dan mampu beroperasi daily start-stop
sebagai peaker, (ii) PLTGU Jawa 1 dan Jawa 2 dari 750 MW menjadi 800 MW mengikuti perkembangan
kapasitas sesuai teknologi terkini yang lebih esien, (iii) Perubahan lokasi yaitu PLTU Jawa-6 lokasi
Bojonegara menjadi lokasi Karawang, (iv) Penambahan pembangkit baru: PLTU Jawa 7 (2x1.000 MW),

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

(v) Pembangkit yang dikeluarkan dari RUPTL: PLTG Semarang (150 MW) karena masa berlaku Loan telah
berakhir dan tidak diperpanjang, dan PLTP Kamojang Unit 6 (60 MW), karena dari hasil studi reservoir PGE
tidak dimungkinkan untuk mengembangkan PLTP Kamojang 6, namun hanya bisa untuk mengembangkan
PLTP Kamojang 5 (30 MW).

PLTU Jawa Tengah (2x950 MW): Proyek ini sangat strategis, merupakan proyek kelistrikan pertama
yang menggunakan skema Kerjasama PemerintahdanSwasta (KPS) dengan PerPres No. 67/2005 jo
PerPres No. 13/2010, dibutuhkan sistem pada tahun 2017 dan 2018, tapi karena pembebasan lahan
belum tuntas, maka COD mundur menjadi tahun 2018/2019.

PLTU Indramayu (2x1.000 MW): Proyek ini sangat strategis, relatif dekat dengan pusat beban di
Jabodetabek. Dibutuhkan sistem pada tahun 2018/2020, karena pada saat ini PLTU Indramayu
menghadapi ketidakpastian mendapatkan perizinan dari Pemda, sehingga ada risiko COD mundur
menjadi tahun 2022. Sebagai mitigasi risiko keterlambatan tersebut, PLN mempunyai opsi untuk
membangun PLTU Jawa-7 yang berlokasi di Bojonegara pada tahun 2019 karena telah dilakukan preFS dan PLN telah memiliki lahan di Bojonegara.

PLTU Jawa-1 (1.000 MW): dikembangkan sebagai ekspansi dari IPP yang telah beroperasi dengan titik
koneksi ke GITET Mandirancan.

PLTU Jawa-3 (2x660 MW): dapat dialokasikan untuk PLTU IPP Tanjung Jati A yang akan dikembangkan
oleh PT TJPC, atau pembangunan PLTU baru oleh IPP, dengan titik koneksi ke switching station 500kV
antara Pemalang dan Indramayu.

PLTU Jawa-4 (2x1.000 MW): dapat dikembangkan sebagai ekspansi dari IPP yang telah beroperasi,
atau pembangunan PLTU baru oleh IPP, dengan titik koneksi ke GITET Tanjung Jati atau di tempat lain
sesuai kebutuhan sistem.

PLTU Jawa-5 (2x1.000 MW) akan dilaksanakan oleh IPP dengan lokasi di Karawang/Bekasi atau
di tempat lain sesuai kebutuhan sistem yang berfungsi untuk menjaga tegangan sistem 500 kV di
Jakarta sehingga ditempatkan sedekat mungkin dengan pusat beban Jakarta dengan titik koneksi
GITET Muara Tawar untuk beroperasi pada tahun 2019/2020.

PLTU Jawa-6 (2x1.000 MW) akan dilaksanakan oleh PLN: Pada RUPTL 2012 - 2021 pembangkit
ini berlokasi di Bojanegara. Dalam RUPTL ini lokasi PLTU Jawa-6 dipindah ke Karawang/Bekasi atau
di tempat lain sesuai kebutuhan sistem yang berfungsi untuk menjaga tegangan sistem 500 kV di
Jakarta sehingga ditempatkan sedekat mungkin dengan pusat beban Jakarta dengan titik koneksi
GITET Muara Tawar untuk beroperasi pada tahun 2021.

PLTU Jawa-7 (2x1.000 MW): dapat dikembangkan sebagai proyek PLN atau IPP, berlokasi di
Bojonegara dengan titik koneksi Incomer - double pi SUTET Suralaya Baru Bojanegara Balaraja
Baru pada tahun 2019/2020.

PLTGU Jawa-1 (800 MW): berlokasi di Gresik untuk memenuhi kebutuhan pembangkit medium,
direncanakan akan beroperasi mulai dari tahun 2017, diharapkan akan mendapat pasokan gas dari
blok Cepu.

PLTGU Jawa-2 (800 MW): berlokasi di Grati untuk memenuhi kebutuhan pembangkit medium, pada
saat ini belum ada indikasi pasokan gas untuknya.
Lokasi PLTU dan PLTGU masih dapat berubah sesuai dengan perkembangan dalam penyiapan proyek di
lapangan.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Terdapat beberapa proyek pembangkit strategis berskala besar yang direncanakan sebagai berikut:

83

Regional Balance Sistem Jawa Bali


Apabila dilihat reserve margin per region yang sangat berbeda antara Jawa Bagian Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur & Bali pada saat ini sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 6.22, maka dapat dimengerti apabila PLN
merencanakan lokasi pembangkit baru di Jawa bagian Barat agar dapat diperoleh regional balance.
Tabel 6.22. Regional Balance Sistem Jawa Bali Tahun 2012

Regional Balance

Jawa Bagian Barat

Jawa Tengah

Jawa Timur dan Bali

Kapasitas Terpasang (MW)

16.751

5.470

8.304

Beban Puncak (MW)

13.166

3.277

5.835

27

67

42

Reserve (%)

Kandidat lokasi untuk membangun pembangkit baru tersebut adalah Bekasi, Indramayu, Cirebon, Banten,
Lontar, Bojonegara dan Muara Karang.

6.4.9. Partisipasi Listrik Swasta


Partisipasi listrik swasta dalam bidang ketenagalistrikan masih sangat diperlukan dalam RUPTL selama 10
tahun mendatang.
Permasalahan dalam pengembangan listrik swasta adalah mundurnya nancial close, government guarantee,
pembebasan lahan dan lain sebagainya. Oleh karena itu dalam proses pengembang listrik swasta dibutuhkan
proses pengadaan yang dapat mendapatkan pengembang yang betul-betul mampu melaksanakan proyek
dengan baik. Secara umum porsi listrik swasta terbuka cukup besar bersama-sama dengan PLN dalam
pengembangan ketenagalistrikan di Indonesia. Hal ini tercermin dalam tabel-tabel neraca daya maupun uraian
per Provinsi pada lampiran.

6.5. Proyeksi Neraca Energi dan Kebutuhan Bahan Bakar


Dalam menyusun proyeksi neraca energi dan kebutuhan bahan bakar pada skenario ini, disebut dengan
skenario 1, diasumsikan bahwa pasokan batubara selalu tersedia dan pasokan gas/LNG tersedia sesuai
dengan kebutuhan. Disamping itu diasumsikan pula jadwal penyelesaian proyek-proyek pembangkit, transmisi
dan gardu induk selesai tepat waktu. Pada Bab VIII Analisis Risiko RUPTL 2013-2022 akan diuraikan skenario
lain dimana pasokan gas/LNG tidak diperoleh dan penyelesaian proyek-proyek sebagian besar terlambat.

6.5.1. Sasaran Fuel Mix Indonesia

RUPTL

Fuel Mix 2013-2022

84

Komposisi produksi listrik per jenis energi primer untuk gabungan Indonesia diproyeksikan pada tahun 2022
akan menjadi 65,6% batubara, 16,6% gas alam (termasuk LNG), 11% panas bumi, 5,1% tenaga air, 1,7%
minyak dan bahan bakar lainnya seperti diperlihatkan pada Tabel 6.23 dan Gambar 6.4.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 6.23. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Gabungan Indonesia (GWh)
2013

2014

2015

2016

HSD

25.356

22.668

17.288

12.476

9.702

5.918

6.072

5.874

6.266

6.855

MFO

4.640

4.662

5.524

5.179

3.980

635

656

653

660

721

Gas

42.468

44.317

45.895

48.860

49.929

45.149

41.762

40.504

39.990

42.553

LNG

10.769

10.105

13.695

16.472

18.564

26.771

26.839

27.038

28.554

29.753

113.033

134.066

153.229

173.111

189.722

211.721

226.459

250.577

273.059

288.807

10.205

10.475

11.127

11.743

14.635

15.227

16.209

18.196

20.062

21.990

37

37

37

105

148

117

109

109

109

109

767

767

767

657

767

767

767

767

9.399

10.375

10.618

11.179

14.693

18.575

29.849

31.695

36.050

48.089

215.909

236.709

258.184

279.899

302.145

324.775

348.727

75.420

405.524

439.650

Batubara
Hydro
Surya/Hybrid
Biomass
Impor
Geothermal
TOTA L

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Gambar 6.4. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Gabungan Indonesia (GWh)

Kebutuhan bahan bakar gabungan Indonesia dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2022 diberikan pada
Tabel 6.24.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

FUEL TYPE

85

Tabel 6.24. Kebutuhan Bahan Bakar Gabungan Indonesia


Fuel Type

No.

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

HSD ( x 10^3 kl )

6.679

6.007

4.711

3.414

2.651

1.740

1.812

1.757

1.862

2.019

MFO ( x 10^3 kl )

1.267

1.238

1.599

1.544

1.185

183

191

190

194

212

Gas (bcf)

387

396

412

447

448

400

366

357

354

375

LNG (bcf)

92

87

119

147

174

242

244

245

258

269

Batubara (10^6 ton)

59

71

83

94

106

114

120

131

143

151

Biomass (10^3 ton)

80

286

474

693

738

745

752

761

770

Catatan: Kebutuhan BBM termasuk pemakaian bahan bakar nabati (biofuel)

6.5.2. Sasaran Fuel Mix Sumatera


Komposisi produksi listrik per jenis energi primer di Sumatera diproyeksikan pada tahun 2022 akan menjadi
49% batubara, 17% gas alam, 11% tenaga air, 1% minyak dan 22% panas bumi seperti diperlihatkan pada
Tabel 6.25 dan Gambar 6.5.
Tabel 6.25. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Wilayah Operasi Sumatera (GWh)
No.

Fuel Type

2013

2014

2015

2016

2017

2019

2020

2021

2022

HSD

11.310

9.724

5.566

3.178

2.889

744

727

726

713

701

MFO

1.263

1.005

952

447

262

38

40

42

Gas

6.755

7.388

7.708

8.797

8.948

8.756

7.482

7.428

7.533

7.599

LNG

1.640

3.475

3.781

4.520

5.247

5.321

5.231

5.354

Batubara

8.242

12.238

17.714

20.770

22.788

24.901

28.190

32.758

36.139

37.274

Hydro

3.411

3.539

3.932

4.355

4.907

5.516

5.890

6.122

6.960

8.160

Surya/Hybrid

Biomass

37

37

37

105

148

117

109

109

109

109

Impor

Geothermal

701

815

825

1.140

2.860

6.470

8.515

9.286

11.778

16.884

TOTA L

31.719

34.747

38.374

42.268

46.582

51.062

56.200

61.792

68.464

76.080

RUPTL

10

86

2018

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Gambar 6.5. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Wilayah Operasi Sumatera (GWh)

Kebutuhan bahan bakar di Sumatera dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2022 diberikan pada Tabel 6.26.
Tabel 6.26. Kebutuhan Bahan Bakar Wilayah Operasi Sumatera
No

Fuel Type

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

HSD ( x 10^3 kl )

2.84

2.444

1.455

844

765

186

180

179

175

170

MFO ( x 10^3 kl )

393

295

328

191

106

10

10

11

Gas (bcf)

67

748

79

93

95

94

78

79

81

82

LNG (bcf)

17

36

39

47

54

54

53

55

Batubara (10^6 ton)

10

12

13

14

16

18

20

21

Biomass (10^3 ton)

286

474

693

738

745

752

761

770

6.5.3. Sasaran Fuel Mix Indonesia Timur


Komposisi produksi listrik per jenis energi primer di Indonesia Timur diproyeksikan pada tahun 2022 akan
menjadi 60% batubara, 12% tenaga air, 16% gas alam, 4% panas bumi dan 7% minyak seperti diperlihatkan
pada Tabel 6.27 dan Gambar 6.6.
Tabel 6.27. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Wilayah Operasi Indonesia Timur (GWh)
No.

Fuel Type

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

8.938

8.588

7.286

4.199

3.415

2.112

2.806

2.620

3.025

3.626

MFO

2.728

3.015

2.698

2.336

1.597

73

40

40

40

40

Gas

2.155

2.595

3.096

3.494

3.893

4.207

3.780

3.701

3.672

3.712

LNG

290

2.197

3.288

3.797

3.502

3.648

4.012

4.167

Batubara

4.974

7.385

10.516

14.838

17.320

22.266

25.371

27.618

29.830

31.852

Hydro

1.521

1.663

1.922

2.115

2.453

2.546

2.681

4.007

4.698

5.484

HSD

2
3

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Catatan: Kebutuhan BBM termasuk pemakaian bahan bakar nabati (biofuel)

87

Tabel 6.27. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Wilayah Operasi Indonesia Timur (GWh)
lanjutan
No.

Fuel Type

Surya/Hybrid

Impor

Geothermal

2013

Total

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

767

767

767

657

767

767

767

767

569

569

569

569

753

1.021

1.122

1.350

1.595

2.162

20.887

23.819

27.148

30.520

33.492

36.685

40.075

43.757

47.646

51.817

Gambar 6.6. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Wilayah Operasi Indonesia Timur (GWh)

Kebutuhan bahan bakar di Indonesia Timur dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 diberikan pada Tabel
6.28.
Tabel 6.28. Kebutuhan Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Timur

RUPTL

No.

88

Fuel Type

2013

2014

2015

2016

HSD ( x 10^3 kl )

2.413

2.319

1.967

1.134

2017
922

2018
570

758

708

817

979

MFO ( x 10^3 kl )

677

748

669

579

396

18

10

10

10

10

Gas (bcf)

21

25

30

34

38

41

37

36

36

36

LNG (bcf)

21

32

37

34

36

39

41

Batubara (10^6 ton)

10

12

15

17

19

20

22

Biomass (10^3 ton)

Catatan: Kebutuhan BBM termasuk pemakaian bahan bakar nabati (biofuel)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2019

2020

2021

2022

6.5.4. Sasaran Fuel Mix Jawa-Bali


Rencana penyediaan energi dan kebutuhan bahan bakar untuk periode tahun 2013 - 2022 berdasarkan jenis
bahan bakarnya diberikan pada Tabel 6.29 dan Gambar 6.7.
Dalam kurun waktu 2013-2022, kebutuhan batubara meningkat lebih dari 2 kali dan kebutuhan gas alam
meningkat hampir 1,3 kali lipat, sedangkan kebutuhan BBM menurun drastis karena digantikan oleh LNG/CNG.
Hal ini mencerminkan bahwa perencanaan dalam RUPTL ini telah sejalan dengan kebijakan Pemerintah
mengenai diversikasi energi, yaitu mengurangi pemakaian bbm dan mengoptimalkan pemakaian batubara
dan gas.
Tabel 6.29. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Sistem Jawa-Bali (GWh)
Fuel Type

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

HSD

5.108

4.356

4.436

5.099

3.398

3.062

2.539

2.528

2.528

2.528

MFO

649

642

1.874

2.396

2.122

524

576

571

620

681

Gas

33.558

34.335

35.092

36.569

37.088

32.186

30.500

29.374

28.785

31.242

LNG

10.769

10.105

11.765

10.800

11.495

18.454

18.089

18.069

19.311

20.232

Batubara

99.817

114.443

124.999

37.503

149.614

164.554

172.899

190.201

207.090

219.682

5.273

5.273

5.273

5.273

7.275

7.165

7.637

8.067

8.404

8.346

8.129

8.991

9.224

9.470

11.080

11.083

20.212

21.059

22.677

29.043

163.304

178.144

192.662

207.111

222.071

237.028

252.452

269.870

289.414

311.753

Hydro

Geothermal
TOTA L

Gambar 6.7. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Sistem Jawa-Bali (GWh)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Surya/Hybrid

89

Pada Tabel 6.29 terlihat bahwa batubara mendominasi energi primer lainnya, yaitu 220 TWh dari total produksi
312 TWh (70%) pada tahun 2022. Panas bumi mengalami peningkatan secara signikan dari 8,1 TWh pada
tahun 2013 menjadi 29,0 TWh pada tahun 2021, atau meningkat hingga 3,5 kali lipat. Sedangkan pangsa
tenaga air relatif tidak berubah karena potensi tenaga air di sistem Jawa Bali sudah sulit untuk dikembangkan.
Produksi listrik dari gas alam (termasuk LNG) mengalami peningkatan sejak tahun 2013 menjadi hampir 1,2
kali lipat pada tahun 2022.
Neraca energi pada Gambar 6.8 mereeksikan produksi energi setiap pembangkit, termasuk pembangkit
Muara Karang, Priok dan Muara Tawar yang menggunakan gas. Situasi pada Gambar 6.8 tersebut adalah
untuk memenuhi tuntutan kebutuhan operasi sistem tenaga listrik dimana ketiga pembangkit berbahan bakar
gas tersebut harus beroperasi dengan output yang tinggi (must run).
Sebagai dampak dari produksi yang tinggi pada ketiga pembangkit tersebut, akan diperlukan pasokan gas
yang cukup besar yang pada saat ini masih belum terpenuhi, sehingga diperkirakan akan terjadi desit pasokan
gas. Apabila kebutuhan gas tersebut tidak dapat dipenuhi secukupnya, maka kebutuhan ini harus disubstitusi
dengan bahan bakar lain, yaitu BBM.
Proyeksi kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit milik PLN dan IPP dapat dilihat pada Tabel 6.30. Volume
kebutuhan batubara terus meningkat sampai tahun 2021. Hal ini merupakan konsekuensi dari rencana
pengembangan pembangkit yang mengandalkan PLTU batubara sebagai pemikul beban dasar.
Tabel 6.30. Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Jawa-Bali
No.

Fuel Type

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

HSD ( x 10^3 kl )

1.419

1.244

1.289

1.437

963

984

874

870

870

870

MFO ( x 10^3 kl )

198

195

602

774

683

155

171

169

184

202

Gas (bcf)

299

296

302

319

315

265

252

242

237

256

LNG (bcf)

91

85

99

90

102

158

155

155

165

173

Batubara (10^6 ton)

51

60

66

72

81

85

87

93

102

108

Biomass (10^3 ton)

Catatan: Kebutuhan BBM termasuk pemakaian bahan bakar nabati (biofuel)

6.6. Proyeksi Emisi CO2

RUPTL

Proses perencanaan sistem pada RUPTL 2013 - 2022 belum memperhitungkan biaya emisi CO2 sebagai
salah satu variabel biaya. Namun demikian RUPTL ini tidak mengabaikan upaya pengurangan emisi CO2. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya kandidat PLTP dan PLTA yang ditetapkan masuk dalam sistem kelistrikan
walaupun mereka bukan merupakan solusi biaya terendah. Penggunaan teknologi boiler supercritical dan ultrasupercritical di Pulau Jawa juga membuktikan bahwa PLN peduli dengan upaya pengurangan emisi CO2 dari
pembangkitan tenaga listrik.

90

Banyaknya emisi dihitung dari jumlah bahan bakar yang digunakan dan dikonversi menjadi emisi CO2 (dalam ton
CO2) dengan menggunakan faktor pengali (emission factor) yang diterbitkan oleh IPCC54.
Pemerintah telah menetapkan Perpres No. 4 Tahun 2010 jo Permen ESDM No. 15 Tahun 2010 jo Permen
ESDM No. 1 Tahun 2012 jo Permen ESDM No. 21 Tahun 2013 mengenai Program Percepatan Pembangkit
Tahap 2. Program tersebut didominasi oleh pembangkit dengan menggunakan energi terbarukan, khususnya
panas bumi. Dengan adanya intervensi kebijakan Pemerintah mengenai pengembangan PLTP dan energi

54

IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

terbarukan lainnya akan menghasilkan rencana pengembangan pembangkit yang sedikit berbeda dibandingkan
dengan baseline serta dapat menurunkan emisi CO2.
Emisi CO2 Indonesia
Gambar 6.8 memperlihatkan emisi CO2 yang akan dihasilkan apabila produksi listrik Indonesia dilakukan dengan
fuel mix seperti pada Gambar 6.4. Dari Gambar 6.8 dapat dilihat bahwa emisi CO2 se-Indonesia akan meningkat
2 kali lipat dari 165 juta ton pada 2013 menjadi 339 juta ton tahun 2022. Dari 339 juta ton emisi tersebut,
294 juta ton (86%) berasal dari pembakaran batubara.

Gambar 6.8. Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar (Gabungan Indonesia)

Emisi CO2 Sistem Jawa-Bali


Proyeksi emisi CO2 dari sistem Jawa Bali diperlihatkan pada Gambar 6.9. Emisi akan meningkat hampir 2 kali
lipat dari 127 juta ton pada 2013 menjadi 239 juta ton pada 2022. Grid emission factor akan meningkat dari
0,778 kgCO2/kWh pada 2013 menjadi 0,847 kgCO2/kWh pada 2017 karena banyak beroperasinya PLTU FTP-1
dan PLTU IPP, namun selanjutnya akan membaik menjadi 0,767 kgCO2/kWh pada 2022. Perbaikan faktor emisi
ini dicapai dari peningkatan pemakaian gas alam, panas bumi dan penggunaan teknologi supercritical.

55

Grid emission factor didenisikan sebagai jumlah CO2 [kg] per produksi listrik [kWh]

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Average grid emission factor55 untuk Indonesia pada tahun 2013 adalah 0,766kgCO2/kWh, akan meningkat
hingga 0,846 kgCO2/kWh pada tahun 2017 karena banyak beroperasinya PLTU batubara. Masih tingginya
grid emission factor pada tahun 2017 juga disebabkan terlambatnya proyek-proyek PLTP dan PLTA. Namun
selanjutnya setelah beroperasinya proyek-proyek PLTP dan PLTA tersebut maka average grid emission factor
akan menurun menjadi 0,773 kgCO2/kWh pada tahun 2022.

91

Gambar 6.9. Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Sistem Jawa Bali

Emisi CO2 Wilayah Operasi Sumatera


Proyeksi emisi CO2 dari pembangkitan listrik di Sumatera diperlihatkan pada gambar 6.10. Emisi diproyeksikan
akan naik hampir 2 kali lipat dari 22 juta ton menjadi 50 juta ton. Grid emission factor meningkat dari 0,688
kgCO2/kWh pada 2013 menjadi 0,797 kgCO2/kWh pada 2016 karena banyak beroperasinya PLTU batubara
namun akan menurun menjadi 0,662 kgCO2/kWh pada 2022 dengan asumsi produksi listrik dari panas bumi
terkendala oleh keterlambatan konstruksi.

RUPTL

Gambar 6.10. Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Wilayah Operasi Sumatera

92

Proyeksi emisi CO2 dari pembangkitan listrik di Indonesia Timur diperlihatkan pada Gambar 6.11. Emisi naik
hampir 3 kali lipat dari 17 juta ton pada 2013 menjadi 50 juta ton pada 2022. Grid emission factor meningkat
dari 0,788 kgCO2/kWh pada 2013 menjadi 1,019kgCO2/kWh pada 2019 dengan masuknya PLTU batubara, dan
berangsur-angsur menurun menjadi 0,971 kgCO2/kWh pada 2022. Faktor emisi yang membaik ini disebabkan
oleh kontribusi positif dari pemanfaatan panas bumi dan tenaga air.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Gambar 6.11. Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Timur

6.7.

Proyek Pendanaan Karbon

PLN akan memanfaatkan peluang pendanaan karbon baik melalui kerangka UNFCCC maupun di luar kerangka
UNFCCC. Implementasi proyek pendanaan karbon akan diterapkan untuk semua kegiatan di lingkungan PLN
yang berpotensi untuk memperoleh pendanaan karbon.
Sejak tahun 2002 PLN sudah menyadari akan peluang pendanaan karbon melalui Clean Development
Mechanism (CDM) dan melakukan pengkajian beberapa potensi proyek CDM, dan hasilnya hingga saat ini
PLN telah menandatangani bebarapa ERPA (Emission Reduction Purchase Agreements). Selain itu PLN juga
mengembangkan proyek melalui mekanisme VCM (Voluntary Carbon Mechanism).
Berkenaan dengan akan berakhirnya komitmen pertama Protokol Kyoto pada akhir tahun 2012, maka
pemanfaatan pendanaan karbon akan disesuaikan dengan mekanisme baru pendanaan karbon, baik dalam
kerangka UNFCCC maupun di luar kerangka UNFCCC.

Pengembangan Sistem Penyaluran dan Gardu Induk

Pada periode 2013 2022 pengembangan sistem penyaluran berupa pengembangan sistem transmisi
dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali serta tegangan 500 kV, 275kV, 150kV dan 70kV
di sistem Indonesia Timur dan Sumatera. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada
tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara
esien. Disamping itu juga sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan
pelayanan.
Rencana pengembangan sistem penyaluran di Indonesia hingga tahun 2022 diproyeksikan sebesar 132.799
MVA untuk pengembangan gardu induk serta 57.132 kms pengembangan jaringan transmisi dengan perincian
pada Tabel 6.31 dan Tabel 6.32.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

6.8.

93

Tabel 6.31. Kebutuhan Fasilitas Transmisi Indonesia


Satuan kms
Transmisi

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Total

500 kV AC

46

164

1.029

588

2.608

1.193

20

5.648

500 kV DC

1.100

1.100

275 kV

140

2.179

1.552

1.005

80

1.430

6.386

250 kV DC

462

462

3.113

8.068

7.092

8.646

5.966

2.990

1.333

543

956

887

39.593

50

1.760

920

892

120

91

50

60

3.943

3.163

10.014

10.355

12.119

7.136

7.793

2.656

1.993

1.016

887

57.132

150 kV
70 kV
Total

Tabel 6.32. Kebutuhan Fasilitas Trafo dan Gardu Induk Indonesia


Satuan MVA
Trafo

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Total

500/275 kV

1.000

2.000

1.000

4.000

500/150 kV

4.169

4.337

4.001

6.167

8.500

5.500

1.500

500

1.000

35.674

90

3.030

4.750

2.500

2.000

2.500

1.700

500

17.070

250 kV DC

600

600

150/70 kV

60

60

150

120

30

60

480

150/20 kV

6.855

12.550

10.246

8.470

8.040

5.670

5.730

5.170

4.920

5.230

72.881

360

900

440

500

200

270

160

310

450

140

3.730

11.534

20.877

19.587

17.757

20.340

15.970

8.450

7.680

5.870

6.370

134.435

500 kV DC
275/150 kV

70/20 kV
Total

6.8.1. Pengembangan Sistem Penyaluran Wilayah Operasi Sumatera

RUPTL

Pengembangan transmisi di Sumatera akan membentuk transmisi back-bone 500 kV yang menyatukan sistem
interkoneksi Sumatera pada koridor Timur. Pusat-pusat pembangkit skala besar dan pusat-pusat beban yang
besar di Sumatera akan tersambung ke sistem transmisi 500 kV ini. Transmisi ini juga akan mentransfer tenaga
listrik dari pembangkit listrik di daerah yang kaya sumber energi primer murah (Sumbagsel dan Riau) ke daerah
yang kurang memiliki sumber energi primer murah (Sumbagut). Selain itu transmisi 500 kV juga dikembangkan
di Sumatera Selatan sebagai feeder pemasok listrik dari PLTU mulut tambang ke stasiun konverter transmisi
HVDC yang akan menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

94

Rencana pengembangan sistem transmisi dalam RUPTL 2013 - 2022 akan banyak mengubah topologi
jaringan dengan terwujudnya sistem interkoneksi 275 kV dan 500 kV di Sumatera. Pengembangan juga banyak
dilakukan untuk memenuhi pertumbuhan demand dalam bentuk penambahan kapasitas trafo. Pengembangan
untuk meningkatkan keandalan dan debottlenecking yang juga terdapat di beberapa sistem, antara lain rencana
pembangunan sirkit kedua dan reconductoring beberapa ruas transmisi di sistem Sumbagut dan Sumbagsel.
Rencana interkoneksi dengan tegangan 275 kV di Sumatera diprogramkan untuk terlaksana seluruhnya pada
tahun 2017. Selain itu terdapat pembangunan beberapa gardu induk dan transmisi 150 kV untuk mengambil
alih beban dari pembangkit diesel ke sistem interkoneksi (dedieselisasi).

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Rencana pengembangan sistem penyaluran Wilayah Operasi Sumatera hingga tahun 2022 diproyeksikan
sebesar 41.215 MVA untuk pengembangan gardu induk (500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV) serta 21.851 kms
pengembangan transmisi dengan perincian pada Tabel 6.33 dan Tabel 6.34.
Beberapa proyek transmisi strategis di Sumatera antara lain:
-

Pembangunan transmisi baru 150 dan 275 kV terkait dengan proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTA,
PLTU IPP dan PLTP IPP.

Pengembangan transmisi 150kV yang ada di lokasi tersebar di sistem Sumatera dalam rangka memenuhi
kriteria keandalan (N-1) dan untuk mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan,
dedieselisasi dan eksibilitas operasi.

Pembangunan transmisi 275 kV dan 500 kV sebagai tulang punggung transmisi interkoneksi Sumatera
yang akan memudahkan pengiriman daya dari Sumatera bagian Selatan yang kaya akan sumber energi
primer ke demand di Sumatera bagian Utara.

Pembangunan transmisi dan kabel laut 250 kV HVDC Sumatera Peninsular Malaysia yang bertujuan
untuk mengoptimalkan operasi kedua sistem dengan memanfaatkan perbedaan waktu terjadinya beban
puncak pada kedua sistem tersebut.

Interkoneksi Batam Bintan dengan kabel laut 150 kV dimaksudkan untuk memenuhi sebagian kebutuhan tenaga listrik Pulau Bintan dengan tenaga listrik dari Batam56 dengan mempertimbangkan
rencana pengembangan pembangkit di Batam yang akan mencukupi kebutuhan Batam dan sebagian
Bintan57. Adanya interkoneksi 150 kV tersebut tidak ada hubungannya dengan perluasan wilayah usaha
PLN Batam.

Interkoneksi 150 kV Sumatera Bangka dengan kapasitas 200 MW pada kondisi N-1 dengan perkiraan
COD tahun 2016. Dengan adanya interkoneksi tersebut, maka di Bangka dapat dibangun PLTU dengan
kelas yang lebih besar dibandingkan jika seandainya tidak ada interkoneksi, yaitu kelas 65 MW.
Tabel 6.33. Kebutuhan Fasilitas Transmisi Wilayah Operasi Sumatera
Satuan kms
2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Total

500 kV AC

420

2.158

270

2.848

500 kV DC

800

800

275 kV

140

1.999

1.552

1.005

80

120

4.896

250 kV DC

462

462

150 kV

10

3.232

4.253

2.135

1.096

1.074

220

131

556

480

13.186

70 kV

50

387

230

30

697

TOTAL

60

3.759

6.482

4.137

1.558

5.037

570

251

556

480

22.889

56

Biaya produksi listrik di Batam lebih rendah dari pada biaya produksi di Bintan yang masih banyak menggunakan pembangkit BBM.

57

Kecukupan pembangkit di Batam sampai dengan tahun 2020 telah dikonrmasi ke PLN Batam.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Transmisi

95

Tabel 6.34. Kebutuhan Fasilitas Trafo dan Gardu Induk Wilayah Operasi Sumatera
Satuan MVA
Trafo

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Total

500/275 kV

1.000

2.000

1.000

4.000

500/150 kV

500

1.000

1.000

2.500

500 kV DC

275/150 kV

2.750

4.500

2.500

2.000

2.500

500

500

15.250

250 kV DC

600

600

150/70 kV

60

60

150/20 kV

900

2.480

3.616

2.440

1.880

1.180

1.290

1.270

1.380

1.810

18.246

60

185

90

90

60

60

30

240

60

875

960

5.415

8.206

5.090

5.980

6.740

3.350

1.800

2.120

1.870

41.531

70/20 kV
Total

6.8.2. Pengembangan Sistem Penyaluran Wilayah Indonesia Timur


Pengembangan transmisi di Kalimantan diutamakan untuk menghubungkan sistem-sistem yang belum
terinterkoneksi. Cross-border interconnection antara Kalimantan Barat dan Serawak akan meningkatkan
keandalan dan esiensi operasi sistem tenaga listrik di Kalbar.
Pengembangan transmisi di Sulawesi akan menghubungkan sistem interkoneksi Sulsel, Sulbar dan Sulteng
serta Sultra, membentuk sistem Sulawesi bagian Selatan (Sulbagsel).
Pada Tabel 6.35 dan Tabel 6.36 diperlihatkan kebutuhan sik fasilitas penyaluran dan gardu induk di sistem
Indonesia Timur.
Tabel 6.35. Kebutuhan Fasilitas Transmisi Indonesia Timur
Satuan kms
Transmisi

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021 2022

Total

275 kV

180

1.310

1.490

150 kV

1.356

2.404

1.282

5.525

3.956

1.543

382

370

230

280

17.328

1.287

690

862

120

91

60

3.110

1.356

3.691

2.152

6.387

4.076

1.634

382

1.680

290

280

21.928

70 kV
Total

Tabel 6.36. Kebutuhan Trafo Indonesia Timur


Satuan MVA

RUPTL

Trafo

96

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021 2022

Total

275/150 kV

90

280

250

1.200

1.820

150/70 kV

60

60

150

60

30

60

420

150/20 kV

360 1.910

2.040

1.470

1.270

950

600

840

570

540

10.550

70/20 kV

120

375

260

350

170

120

100

130

150

50

1.825

Total

630 2.625

2.700

1.880

1.440

1.100

760

2.170

720

590

14.615

Sebagaimana diperlihatkan di dalam Tabel 6.35 dan 6.36 terdapat rencana pembangunan transmisi 275 kV
di Sulawesi dan merupakan proyek yang strategis. Transmisi 275 kV antara Poso Palopo adalah merupakan
transmisi yang dibangun dan dimiliki oleh PT Poso Energi yang diperuntukkan untuk menyalurkan daya dari
PLTA Poso ke pusat beban.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Selain itu telah direncanakan pula pembangunan transmisi 275 kV dari PLTA Karama ke pusat beban di
Makassar melalui Mamuju, Enrekang dan Sidrap untuk menyalurkan daya dari PLTA Karama. Sejalan dengan
rencana pembangunan transmisi tersebut, dibangun pula GITET 275/150 kV di Mamuju, Enrekang, Sidrap
dan Daya Baru (Makassar). Proyek-proyek tersebut dijadwalkan dapat beroperasi pada tahun 2018 seiring
dengan pelaksanaan proyek PLTA Karama. Sebagai antisipasi bila di masa yang akan datang PLTA Poso akan
dikembangkan, direncanakan pula pembangunan transmisi 275 kV Enrekang Palopo untuk menghubungkan
transmisi 275 kV eksisting milik PT Poso Energi di Palopo dengan transmisi 275 kV jalur Barat Karama
Mamuju Enrekang Makassar. Hubungan antara kedua transmisi 275 kV tersebut juga bermanfaat untuk
meningkatkan stabilitas sistem serta menambah eksibilitas operasi.
Keberadaan GITET 275/150 kV Enrekang selain sebagai titik koneksi transmisi 275 kV jalur Barat dengan
transmisi 275 kV milik PT Poso Energi, juga dimaksudkan untuk menyalurkan daya dari PLTA Bonto Batu, Poko
dan PLTA lainnya ke pusat beban.
Proyek transmisi strategis lain yang perlu mendapatkan perhatian khusus agar dapat diselesaikan tepat waktu
adalah :
-

Transmisi 150 kV Tanah Grogot (Kuaro) Petung Karangjoang untuk menghubungkan sistem Kalselteng
dengan sistem Kaltim.

Transmisi 150 kV Bangkanai Muara Teweh Buntok Tanjung untuk menyalurkan daya dari PLTG/MG
Bangkanai 280 MW.

Transmisi 150 kV Wotu Malili Lasusua Kolaka Una aha Kendari untuk menghubungkan sistem
Sulsel dengan sistem Sultra

Transmisi 150 kV Poso Palu Baru untuk menyalurkan daya dari PLTA Poso ke sistem Palu.

Transmisi 70 kV di sistem Jayapura untuk menyalurkan daya dari pembangkit non-BBM ke pusat beban di
Jayapura.

Interkoneksi 275 kV Kalbar - Serawak yang bertujuan untuk menfasilitasi pembelian tenaga listrik oleh
PLN pada waktu beban puncak sampai dengan tahun 2019 untuk menghilangkan pemakaian BBM selama
beban puncak. mengoptimalkan operasi kedua sistem dengan memanfaatkan perbedaan waktu terjadinya
beban puncak pada kedua sistem tersebut. Selain itu terbuka kemungkinan bagi PLN untuk juga membeli
listrik di luar waktu beban puncak dalam hal penyelesaian PLTU batubara di Kalimantan Barat terlambat.
Setelah tahun 2019 diperkirakan PLN hanya akan membeli tenaga listrik selama waktu beban puncak
karena semua pembangunan pembangkit beban dasar (PLTU) akan selesai.

Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari
pembangkit-pembangkit baru maupun ekspansi dan untuk menjaga kriteria security N-1, baik statik maupun
dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi 150 kV dimaksudkan untuk menjaga kriteria security N-1 dan
sebagai transmisi yang terkait dengan gardu induk 150 kV baru.
Memperhatikan pembangunan SUTET dan SUTT yang sering terlambat karena masalah perijinan, ROW dan
sosial, serta kebutuhan tambahan daya yang mendesak, maka PLN perlu melakukan usaha meningkatkan
kapasitas transmisi dalam jangka menengah. Pembangunan SUTET dengan menggunakan rute baru akan
memerlukan waktu yang lama sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah rekonduktoring beberapa ruas
transmisi 500 dan 150 kV.
Pada Tabel 6.37 dan Tabel 6.38 diperlihatkan kebutuhan sik fasilitas penyaluran dan gardu induk di sistem
Jawa-Bali.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

6.8.3. Pengembangan Sistem Penyaluran Sistem Jawa-Bali

97

Tabel 6.37. Kebutuhan Fasilitas Transmisi Sistem Jawa Bali


Satuan kms
Transmisi

2013

500 kV AC

2014
-

2015

46

164

2016

2017

2018

609

588

450

500 kV DC
150 kV

2020

923

2021

2022

20

1.746

2.431

1.746

2.563

1.558

986

1.722

1.595

914

Total
2.800

300

70 kV
TotaL

2019

300

373

731

1.502 1.123

1.704

86

42

170

127

9.079

62

170

127

12.315

50

136

Tabel 6. 38. Kebutuhan Trafo Sistem Jawa Bali


Satuan MVA
Trafo

2013

2014

2015

2016

2017

2018

500/150 kV

4.169

4.337

4.001

6.167

8.000

4.500

2019
500

2020
500

2021
-

2022
1.000

33.174

5.595

8.160

4.590

4.560

4.890

3.540

3.840

3.060

2.970

2.880

44.085

150/70 kV
150/20 kV

Total

70/20 kV

180

340

90

60

30

90

150

60

30

1.030

Total

9.944

12.837

8.681

10.787

12.920

8.130

4.340

3.710

3.030

3.910

78.289

Dari Tabel 6.37 terlihat bahwa sampai dengan tahun 2022 akan dibangun transmisi 500 kV AC sepanjang
2.800 kms. Transmisi tersebut dimaksudkan untuk mengimbangi program percepatan pembangkit PLTU
Suralaya Baru, PLTU Adipala, PLTU IPP Tanjung Jati Unit 3 dan 4, PLTU IPP Jawa Tengah, PLTU Indramayu Unit
4 dan 5, Jawa Bali Crossing dari Paiton hingga ke pusat beban di Bali, PLTA pumped storage Upper Cisokan
dan Matenggeng, dan beberapa PLTU baru lainnya.
Ruas transmisi 500 kV yang akan di rekonduktoring adalah SUTET Suralaya Baru - Bojanegara - Balaraja
(2018), SUTET Suralaya Lama Balaraja Gandul (2019).
Rencana pembangunan transmisi 500 kV baru adalah SUTET Tanjung Jati B Pemalang Indramayu Cibatu,
SUTET Balaraja Kembangan Durikosambi dan Durikosambi - Muara Karang - Muaratawar membentuk
looping SUTET jalur Utara Jakarta, untuk perkuatan dan peningkatan keandalan serta eksibilitas operasi
sistem Jakarta.
Trafo interbus 500/150 kV yang direncanakan pada Tabel 6.38 merupakan perkuatan grid yang tersebar di
Jawa.

RUPTL

Transmisi 500 kV DC pada Tabel 6.37 adalah transmisi HVDC interkoneksi SumateraJawa, di sini hanya
diperhitungkan bagian kabel laut dan overhead line yang berada di Pulau Jawa, selebihnya diperhitungkan
sebagai pengembangan sistem transmisi Sumatra.

98

Sistem transmisi 70 kV pada dasarnya sudah tidak dikembangkan lagi, bahkan di sistem 70kV di Jawa Barat
banyak yang ditingkatkan menjadi 150 kV. Rencana pada Tabel 6.37 hanya menunjukkan proyek rekondukturing
SUTT 70 kV yang memasok konsumen besar dan saluran distribusi khusus. Program pemasangan trafo-trafo
150/70 kV dan 70/20kV pada tabel tersebut juga hanya merupakan relokasi trafo-trafo dari Jawa Barat ke
Jawa Timur.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Beberapa proyek transmisi strategis di Jawa-Bali antara lain:


Proyek transmisi SUTET 500 kV Tx Ungaran Pemalang Mandirancan - Indramayu tahun 201958.
-

Pembangunan transmisi 500 kV HVDC bipole 3,000 MW Sumatra Jawa berikut GITET X Bogor Incomer
(Tasik - Depok dan Cilegon Cibinong) untuk menyalurkan listrik dari PLTU mulut tambang di Sumatra
Selatan ke sistem Jawa Bali tahun 2018.

Pembangunan SUTET 500 kV Paiton New Kapal termasuk overhead line 500kV menyeberangi selat
Bali (Jawa Bali Crossing) tahun 2017 sebagai solusi jangka panjang pasokan listrik ke Pulau Bali.

Pembangunan kabel laut Jawa-Bali 150 kV sirkit 3-4 tahun 2014 dimaksudkan untuk dapat menekan
pemakaian BBM di Bali dalam jangka pendek.

SUTET 500 kV Balaraja Kembangan Durikosambi - Muara Karang (2017) dan Muara Karang Priok
Muara Tawar tahun 2019/2020.

6.9. Pengembangan Sistem Distribusi


Rencana pengembangan sistem distribusi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 6.39. Kebutuhan sik sistem
distribusi Indonesia hingga tahun 2022 adalah sebesar 225 ribu kms jaringan tegangan menengah, 217 ribu
kms jaringan tegangan rendah, 35,6 ribu MVA tambahan kebutuhan trafo distribusi. Kebutuhan sik tersebut
diperlukan untuk mempertahankan keandalan serta untuk menampung tambahan sekitar 28,8 juta pelanggan.
Tabel 6.39. Kebutuhan Fasilitas Distribusi di Indonesia
Indonesia

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Jumlah

kms

20.183

17.492

21.109

22.346

23.964

24.283

25.437

26.707

21.007

22.243

224.771

Jaringan TR

kms

21.787

20.376

19.350

19.841

21.129

21.191

22.705

23.857

23.255

23.690

217.182

Trafo Distribusi

MVA

3.694

3.245

3.018

3.168

3.273

3.335

3.614

3.623

4.180

4.450

35.600

ribu plgn

4.032

3.127

3.319

3.263

3.412

2.690

2.635

2.688

1.861

1.767

28.794

Jaringan TM

Tambahan Pelanggan

6.9.1 Wilayah Operasi Luar Jawa-Bali

Tabel 6.40. Kebutuhan Fasilitas Distribusi Wilayah Operasi Sumatera


Sumatera

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Jumlah

Jaringan TM

kms

4.017

3.530

4.352

4.396

4.536

4.778

5.164

5.585

5.816

6.290

48.463

Jaringan TR

kms

3.497

3.866

3.867

4.034

4.104

4.171

4.519

4.773

5.052

5.360

43.244

Trafo Distribusi

MVA

579

644

553

547

568

550

601

620

576

601

5.837

ribu plgn

971

586

740

672

764

650

633

602

478

470

6.566

Tambahan Pelanggan

Rencana pengembangan sistem distribusi untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur dapat dilihat pada Tabel
6.41. Kebutuhan sik sistem distribusi Wilayah Operasi Indonesia Timur hingga tahun 2022 adalah sebesar
103 ribu kms jaringan tegangan menengah 76 ribu kms jaringan tegangan rendah 13,7 ribu MVA tambahan
kebutuhan trafo distribusi. Kebutuhan sik tersebut diperlukan untuk mempertahankan keandalan serta untuk
menampung tambahan sekitar 6,5 juta pelanggan.

58

Transmisi 500 kV ini tidak connect ke GITET Mandirancan, hanya melintas di dekatnya.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Rencana pengembangan sistem distribusi untuk Wilayah Operasi Sumatera dapat dilihat pada Tabel 6.40.
Kebutuhan sik sistem distribusi Sumatera hingga tahun 2022 adalah sebesar 48 ribu kms jaringan tegangan
menengah 43 ribu kms jaringan tegangan rendah 5,8 ribu MVA tambahan kebutuhan trafo distribusi. Kebutuhan
sik tersebut diperlukan untuk mempertahankan keandalan serta untuk menampung tambahan sekitar 6,6 juta
pelanggan.

99

Tabel 6.41. Kebutuhan Fasilitas Distribusi Wilayah Operasi Indonesia Timur


Indonesia Timur

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Jumlah

Jaringan TM

kms

10.494

8.089

10.531

10.694

11.908

11.844

12.430

13.051

7.076

7.296

Jaringan TR

kms

10.408

8.401

6.756

6.546

7.464

6.986

7.677

7.968

7.026

7.209

76.441

Trafo Distribusi

MVA

1.690

1.483

1.303

1.285

1.349

1.388

1.438

1.488

1.063

1.202

13.688

ribu plgn

1.072

712

673

656

688

609

601

608

444

443

6.506

TambahanPelanggan

103.414

Interkoneksi Antarpulau
Untuk mengembangkan sistem kelistrikan di pulau-pulau yang dekat dengan daratan Pulau besar dan sekaligus
untuk menurunkan penggunaan BBM, direncanakan interkoneksi antar Pulau melalui kabel laut 20 kV atau 150
kV, yaitu:
Pulau Muna - Pulau Buton (Bau-bau) dengan kabel laut 150 kV.
Pulau Laut (Kotabaru) - Batulicin dengan kabel laut 150 kV.
Bitung Pulau Lembeh (Sulut) dengan kabel laut / SUTM 20 kV.
Kepulauan Seribu dengan sirkit ke-2 kabel laut 20 kV.
Bali Nusa Penida dengan sirkit ke-2 kabel laut 20 kV.
Pelaksanaan interkoneksi kabel laut tersebut akan didahului dengan kajian kelayakan meliputi keekonomian,
enjiniring dan studi dasar laut (seabed study) meliputi: route, peletakan kabel, lingkungan, struktur dasar laut,
dan lain sebagainya.

6.9.2 Sistem Jawa-Bali


Perencanaan kebutuhan sik untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik dapat diproyeksikan
seperti pada Tabel 6.42.
Tabel 6.42. Kebutuhan Fasilitas Distribusi Sistem Jawa-Bali
Jawa Bali

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Jumlah

Jaringan TM

kms

5.672

5.873

6.227

7.256

7.520

7.661

7.843

8.071

8.114

8.658

Jaringan TR

kms

7.882

8.110

8.727

9.261

9.560

10.034

10.509

11.117

11.177

11.121

97.498

Trafo Distribusi

MVA

1.425

1.118

1.163

1.336

1.357

1.397

1.575

1.515

2.541

2.647

16.075

ribu plgn

1.989

1.828

1.907

1.936

1.960

1.431

1.401

1.478

939

853

15.722

TambahanPelanggan

72.893

Dalam kurun waktu 10 tahun mendatang dari tahun 2013 sampai dengan 2022 untuk sistem Jawa Bali
diperlukan tambahan jaringan tegangan menengah sebanyak 73 ribu kms, jaringan tegangan rendah 97 ribu
kms, kapasitas trafo distribusi 16 ribu MVA dan jumlah pelanggan 15,7 juta.

RUPTL

6.10. Pengembangan Listrik Perdesaan

100

Untuk saat ini pembangunan listrik desa di seluruh Indonesia dilaksanakan oleh 31 Satuan Kerja Listrik Desa/
Satker Lisdes.
Sasaran kuantitatif pembangunan listrik desa adalah bertujuan meningkatkan rasio elektrikasi dan rasio desa
berlistrik. Rekap program listrik perdesaan 2013 - 2022 dan investasinya dapat dilihat pada Tabel 6.43 dan
Tabel 6.43.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tujuan pembangunan listrik desa seperti yang disebutkan di atas, juga bertujuan untuk:
Mendorong peningkatan ekonomi masyarakat pedesaan.
Meningkatkan kualitas bidang pendidikan dan kesehatan.
Mendorong produktivitas ekonomi, sosial dan budaya masyarakat pedesaan.
Memudahkan dan mempercepat masyarakat pedesaan memperoleh informasi dari media elektronik
serta media komunikasi lainnya.
Meningkatkan keamanan dan ketertiban yang selanjutnya diharapkan juga akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa.

Tabel 6.43. Rekap Program Listrik Perdesaan Indonesia 2013-2022


Tahun

2013*

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Total

JTM

kms

6.345

4.409

4.731

5.092

5.505

5.951

6.413

6.908

7.450

8.066

60.870

JTR

kms

4.736

4.412

4.790

5.143

5.529

5.990

6.450

6.938

7.524

8.149

59.660

Trafo

MVA

218

198

218

235

253

273

294

317

343

369

2.717

Unit

3.446

3.217

3.488

3.763

4.050

4.371

4.718

5.083

5.503

5.954

43.593

Jml Pelanggan

PLG

220.170

214.493

230.400

247.317

268.127

290.065

311.672

334.214

361.961

392.817

2.871.236

listrik Murah & Hemat

RTS

95.227

95.100

88.889

88.889

88.889

88.889

88.889

88.889

88.889

88.889

901.438

*) DIPA

Catatan: Pada tahun 2013 & 2014 ada program Penyambungan dan Pemasangan instalasi listrik gratis bagi
nelayan & masyarakat tidak mampu sekitar 95 ribu RTS (rumah tangga sasaran).
Tabel 6.44. Rekap Kebutuhan Investasi Program Listrik Perdesaan Indonesia 2013-2022
(Juta Rp)
2013*

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Total

JTM

1.514.989

1.595.633

1.717.392

1.861.233

2.012.623

2.171.400

2.343.627

2.529.509

2.720.312

2.931.183

21.397.900

JTR

769.606

759.527

835.732

897.744

966.567

1.045.166

1.127.618

1.214.498

1.315.953

1.420.766

10.353.178

Trafo

418.382

430.841

471.876

507.898

547.701

589.842

635.643

685.898

740.883

798.485

5.827.447

2.702.976

2.786.001

3.025.000

3.266.875

3.526.891

3.806.407

4.106.888

4.429.905

4.777.147

5.150.434

37.578.524

200.000

213.999

200.000

200.000

200.000

200.000

200.000

200.000

200.000

200.000

2.013.998

2.902.986

3.000.000

3.225.000

3.466.875

3.726.891

4.006.407

4.306.888

4.629.905

4.977.147

5.350.433

39.592.532

Lisdes Reguler
Penyambungan
listrik gratis
Total Biaya
*) DIPA

6.11. Proyek PLTU Skala Kecil Tersebar


Tabel 6.45 dan 6.46 menunjukkan lokasi dan kapasitas rencana pengembangan pembangkit PLTU merah putih
dan PLTU batubara skala kecil di Sumatera dan Indonesia Timur.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

101

Tabel 6.45. Proyek PLTU Merah Putih di Luar Jawa-Bali

No

Nama Proyek

Kapasitas
(MW)

COD
Estimasi

2 x 10

2016

2x7

2016

2 x 15

2016

Sumatera
1

PLTU Nias Sumut

PLTU Simuelue NAD

PLTU Tanjung Balai Karimun Kepri

PLTU Tanjung Batu Baru Kepri

2x7

2016

PLTU Natuna Kepri

2x7

2016

PLTU Tanjung Pinang Kepri

2 x 15

2016

PLTU Belitung 4 Babel

2 x 15

2016

2x3

2016

Indonesia Timur
8

PLTU Putussibau Kalbar

PLTU Luwuk Sulteng

2 x 10

2016

10

PLTU Tolitoli Sulteng

3 x 15

2016

11

PLTU Ambon 2 Maluku

2 x 15

2016

12

PLTU Tidore 2 Maluku Utara

2x7

2016

13

PLTU Sumbawa NTB

2 x 10

2016

14

PLTU Bima 2 NTB

2 x 10

2016

15

PLTU Maumere NTT

2 x 10

2016

16

PLTU Timika Papua

4x7

2015

17

PLTU Holtekamp 2 Papua

2 x 15

2016

18

PLTU Manokwari Papua Barat

2x7

2016

19

PLTU Biak Papua

2x7

2016

Tabel 6.46. Proyek PLTU Skala Kecil di Luar Jawa-Bali

No

Nama Proyek

Kapasitas
(MW)

COD
Estimasi

Sumatera

RUPTL

-PLN

102

PLTU Ipuh Bengkulu

2x3

2016-17

PLTU Tebo Jambi

2x7

2013

PLTU Tembilahan Riau

2x7

2015

PLTU Dabo Singkep 1 Kepri

2x4

2015

PLTU Kuala Tungkal Jambi

2x3

2013-2014

PLTU Belitung 5 Babel

2 x 16.5

2019-2020

PLTU Baturaja Sumsel

2 x 10

2013

PLTU Muko Muko Bengkulu

2x4

2015

PLTU Sarolangun Jambi

2x6

2013

10

PLTU Selat Panjang 1

3x7

2020

11

PLTU Tanjung Batu 1

2x7

2017-18

12

PLTU Dabo Singkep 2 Kepri

2x7

2019

-IPP

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 6.46. Proyek PLTU Skala Kecil di Luar Jawa-Bali


lanjutan
NO

Nama Proyek

Kapasitas
(MW)

COD
Estimasi

13

PLTU Natuna 2 Kepri

2x7

2017

14

PLTU Nias Sumut

3x7

2015-16

15

PLTU Tanjung Pinang Riau

2 x 15

2015

Indonesia Timur

16

PLTU Sanggau Kalbar

2x7

2013-14

17

PLTU Sintang Kalbar

3x7

2015

18

PLTU Kotabaru Kalsel

2x7

2015

19

PLTU Tanjung Redep Kaltim

2x7

2014

20

PLTU Malinau Kaltara

2x3

2015

21

PLTU Tanjung Selor Kaltara

2x7

2014

22

PLTU Kuala Pambuang Kalteng

2x3

2016

23

PLTU Kuala Pambuang 2 Kalteng

1x3

2017

24

PLTU Ambon 3 Maluku

1 x 15

2019

25

PLTU So Maluku Utara

2x3

2015

26

PLTU Tidore 3 Maluku Utara

2x7

2020

27

PLTU Sumbawa Barat NTB

2x7

2014/15

28

PLTU Sumbawa 2 NTB

2 x 10

2018

29

PLTU Atambua NTT

4x6

2016

30

PLTU Rote Ndao NTT

2x3

2015

31

PLTU Alor NTT

2x3

2015

32

PLTU Timor 1 NTT

2 x 15

2018/19

33

PLTU Timor 2 NTT

25

2022

34

PLTU Manokwari 2 NTT

2x7

2020/21

35

PLTU Ampana Sulteng

2x3

2016

36

PLTU Raha Sultra

2x3

2016

37

PLTU Raha 2 Sultra

2x3

2018

38

PLTU Kendari (Ekspansi) Sultra

1 x 10

2014

39

PLTU Wangi-Wangi Sultra

2x3

2015/16

40

PLTU Bau-Bau Sultra

2 x 10

2014/15

41

PLTU Bau-Bau 2 Sultra

2 x 10

2018/19

42

PLTU Talaud Sultra

2x3

2015

-IPP
43

PLTU Ketapang Kalbar

2 x 10

2016

44

PLTU Ketapang Kalbar

2x7

2016

45

PLTU Gorontalo Energy Gorontalo *

2x6

2014

46

PLTU Lati (Ekspansi) Kaltim

1x7

2015

47

PLTU Tanah Grogot Kaltim

2x7

2016

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

-PLN

103

Tabel 6.46. Proyek PLTU Skala Kecil di Luar Jawa-Bali


lanjutan
Kapasitas
(MW)

COD
Estimasi

2x7

2019/20

PLTU Kupang NTT

2 x 15

2015/16

50

PLTU Biak Papua

2x7

2017

51

PLTU Nabire Papua

2x7

2017

52

PLTU Jayapura Papua

2 x 15

2018

53

PLTU Klalin/Sorong Papua Barat

2 x 15

2017

54

PLTU Andai/Manokwari Papua Barat

2x7

2017

55

PLTU Tawaeli (Ekspansi) Sulteng

2x 15

2016/17

56

PLTU Bau-Bau Sultra

2x7

2014

No

Nama Proyek

48

PLTU Tobelo Maluku Utara

49

6.12. Pembangkit ermal Modular Pengganti Diesel (PTMPD)


Sebagai pengganti PLTD di berbagai wilayah di Indonesia, saat ini sedang dilakukan studi kelayakan teknologi
pembangkit thermal modular pengganti diesel (PTMPD), yang merupakan teknologi berbasis Organic Rankine
Cycle (ORC). PTMPD ini akan diimplementasikan sesuai hasil kajian teknis dan keekonomian. Berikut daftar
kandidat lokasi pemasangan PTMPD.
Tabel 6.47. Daftar Proyek PTMPD

No

Nama Proyek

Kapasitas
(MW)

COD
Estimasi

Sumatera
1

PTMPD Sabang NAD

2 x 3.5

2016

PLTMPD Sinabang NAD

2 x 3.5

2016

PTMPD Bengkalis Riau

2x6

2016

PTMPD Selat panjang Riau

2 x 3.5

2016

PTMPD Ranai Kepri

2 x 3.5

2016

PTMPD Dabo Singkep Kepri

2 x 3.5

2016

PTMPD Batang Asai Jambi

2 x 1.2

2016

PTMPD Muko-muko Bengkulu

2 x 3.5

2016

PTMPD Ipuh Baru Bengkulu

2 x 1.2

2016

10

PTMPD Kota bani Bengkulu

2 x 3.5

2016

11

PTMPD Tua Pejat Sumbar

2 x 1.2

2016

12

PTMPD Nias Sumut

2x6

2016

RUPTL

Jawa-Bali

104

13

PTMPD Pulau Panjang Banten

2 x 1.2

2015

14

PTMPD Karimunjawa Jateng

2 x 1.2

2015

15

PTMPD Kemujan Jateng

2 x 1.2

2015

16

PTMPD Bawean Jatim

2 x 1.2

2015

17

PTMPD Kangean Jatim

2 x 1.2

2015

18

PTMPD Sapudi Jatim

2 x 1.2

2015

Indonesia Timur
19

PTMPD Kairatu Maluku

1 x 1.2

2015

20

PTMPD Masohi Maluku

1 x 1.2

2015

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel 6.47. Daftar Proyek PTMPD

No

Nama Proyek

Kapasitas
(MW)

COD
Estimasi

21

PTMPD Namlea Maluku

1 x 3.6

2016

22

PTMPD Langgur Maluku

2 x 3.6

2015/16

23

PTMPD Bula Maluku

1 x 2.4

2015

24

PTMPD Saumlaki Maluku

1 x 2.4

2015

25

PTMPD Dobo Maluku

1 x 2.4

2015

26

PTMPD Jailolo Maluku Utara

1 x 2.4

2017

27

PTMPD So Maluku Utara

1 x 2.4

2016

28

PTMPD Sanana Maluku Utara

1 x 2.4

2016

29

PTMPD Bacan Maluku Utara

1 x 2.4

2015

30

PTMPD Daruba Maluku Utara

1 x 2.4

2016

31

PTMPD Tobelo Maluku Utara

2 x 3.5

2015

32

PTMPD Larantuka NTT

1 x 2.4

2015

33

PTMPD Adonara NTT

1 x 2.4

2016

34

PTMPD Kalabahi NTT

2 x 1.2

2015

35

PTMPD Lembata NTT

2 x 1.2

2015

36

PTMPD Waingapu NTT

2 x 1.2

2015

37

PTMPD Biak Papua

2 x 3.5

2015/16

38

PTMPD Serui Papua

1 x 2.4

2015

39

PTMPD Merauke Papua

1x6

2015

40

PTMPD Timika Papua

2 x 3.5

2017

41

PTMPD Kaimana Papua

2 x 1.2

2015

42

PTMPD Sarmi Papua

2 x 1.2

2015

43

PTMPD Sorong Papua Barat

2 x 3.5

2015

44

PTMPD Fak-Fak Papua

2 x 1.2

2015

45

PTMPD Selayar Sulsel

1 x 3.5

2015

46

PTMPD Leok Sulteng

2 x 1.2

2015

47

PTMPD Tolitoli Sulteng

2 x 3.5

2015

48

PTMPD Salakan Sulteng

2 x 1.2

2016/17

49

PTMPD Tahuna Sulut

2 x 3.5

2016/17

50

PTMPD Talaud Sulut

2 x 1.2

2016/17

51

PTMPD Siau Sulut

2 x 1.2

2016/17

52

PTMPD Baranga Sultra

2 x 1.2

2015

53

PTMPD Kasipute Sultra

2 x 1.2

2015

54

PTMPD Raha Sultra

2 x 3.5

2015

55

PTMPD Pulau Laut Kalsel

2 x 3.5

2015

56

PTMPD Kuala Pambuang Kalteng

2 x 1.2

2015

57

PTMPD Sandai Kalbar

2 x 3.5

2015/16

58

PTMPD Nanga Pinoh Kalbar

2 x 3.5

2016

59

PTMPD Putussibau Kalbar

2 x 3.5

2016

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

lanjutan

105

Bab 7

2013 - 2022

Kebutuhan Dana Investasi

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

107

7.1.

Proyeksi Kebutuhan Investasi Indonesia

Untuk membangun sarana pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik sebagaimana diuraikan
pada Bab 6 diperlukan dana investasi sebesar US$71,1 miliar dengan disbursement tahunan sebagaimana
diperlihatkan pada Tabel 7.1 dan Gambar 7.1. Dana sebesar itu hanya mencakup proyek-proyek PLN saja dan
belum mencakup dana investasi untuk proyek listrik yang diasumsikan akan dilaksanakan oleh swasta/IPP.
Tabel 7.1. Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak Termasuk IPP)
Juta US$
Item

2013
Fc

Pembangkit

Penyaluran

1.446

Total

2015

2016

2017

2018

2019

1.928

2.831

3.139

2.805

3.088

2020

2021

2022

Total

2.374

2.447

2.399

2.532

24.988
12.207

Lc

1.565

934

1.181

1.196

1.198

1.231

1.148

1.175

1.218

1.361

Total

3.011

2.862

4.012

4.334

4.003

4.319

3.522

3.622

3.617

3.893

37.196

Fc

2.193

2.374

2.360

2.600

3.004

1.753

749

433

351

95

15.912

Lc

541

637

579

580

513

300

162

87

47

52

3.500
19.412

Total

Distribusi

2014

2.734

3.011

2.940

3.180

3.517

2.054

912

521

398

147

Fc

Lc

1.437

1.238

1.266

1.381

1.465

1.433

1.526

1.561

1.555

1.625

14.489

Total

1.437

1.238

1.266

1.381

1.465

1.433

1.526

1.561

1.555

1.625

14.489

Fc

3.639

4.302

5.192

5.738

5.809

4.841

3.123

2.880

2.750

2.627

40.901

Lc

3.544

2.809

3.025

3.157

3.176

2.965

2.836

2.824

2.821

3.038

30.196

Total

7.182

7.111

8.217

8.895

8.985

7.806

5.959

5.704

5.571

5.665

71.097

Melihat kebutuhan dana yang sangat besar tersebut, maka disadari adanya tantangan yang sangat besar
dalam menyediakan dana tersebut.
Sebelum tahun 2006, sumber pembiayaan proyek-proyek PLN banyak diperoleh dari penerusan pinjaman dari
luar negeri (two step loan), namun setelah itu peranan pinjaman semacam ini mulai berkurang dan sebaliknya
pendanaan dengan obligasi terus meningkat, baik obligasi lokal maupun global. Proyek percepatan pembangkit
10.000 MW dibiayai dari pinjaman luar dan dalam negeri yang diusahakan sendiri oleh PLN dengan garansi
Pemerintah. Akhir-akhir ini PLN kembali berupaya memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan multilateral
(IBRD, ADB) dan bilateral (JICA, AFD) untuk mendanai proyek-proyek kelistrikan yang besar seperti Upper
Cisokan pumped storage dan transmisi HVDC Sumatera Jawa dengan skema two step loan.

10,0

Total Investasi

9,0
8,0
7,0
6,0
5,0

Pembangkit

4,0
3,0

Penyaluran

Distribusi

2,0
1,0
2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Gambar 7. 1. Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak Termasuk IPP)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Miliar USD

109

7.2.

Proyeksi Kebutuhan Investasi Jawa-Bali

Pengembangan pembangkitan, transmisi dan distribusi oleh PLN sampai dengan tahun 2022 di sistem Jawa
Bali membutuhkan dana investasi sebesar US$ 37,2 miliar dengan disbursement tahunan sebagaimana
diperlihatkan pada Tabel 7.2 dan Gambar 7.2.
Kebutuhan investasi untuk proyek pembangkitan sampai tahun 2022 adalah sebesar US$ 20,9 miliar atau
sekitar US$ 2,1 miliar per tahun.
Tabel 7.2. Kebutuhan Dana Investasi untuk Sistem Jawa Bali
Juta US$
Item

Pembangkit

Penyaluran

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Total

Fc

2013
497

665

1.056

1.181

1.567

1.876

1.736

1.738

1.622

1.597

13.535

Lc

1.142

415

514

670

749

783

796

759

777

772

7.377

Total

1.638

1.080

1.570

1.851

2.316

2.659

2.532

2.497

2.399

2.369

20.911

Fc

1.202

903

1.005

1.358

1.665

1.096

344

193

223

63

8.053

Lc

194

167

197

204

197

131

45

37

28

1.204
9.257

Total

Distribusi

1.396

1.070

1.202

1.562

1.862

1.226

389

230

251

68

Fc

Lc

631

584

618

718

739

705

730

730

763

786

7.002

Total
Fc
Total

2014

631

584

618

718

739

705

730

730

763

786

7.002

1.698

1.569

2.061

2.539

3.233

2.972

2.080

1.931

1.845

1.660

21.588

Lc

1.967

1.166

1.329

1.591

1.684

1.619

1.571

1.526

1.567

1.563

15.582

Total

3.665

2.734

3.390

4.131

4.917

4.590

3.651

3.457

3.412

3.223

37.170

Miliar USD
6,0

5,0

Total Investasi
4,0

3,0

Pembangkit

2,0

Penyaluran
Distribusi

1,0

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

RUPTL

Gambar 7.2. Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Sistem Jawa Bali

110

Pembiayaan proyek pembangkitan PLN berasal dari beberapa sumber. Proyek percepatan pembangkit Perpres
No.71/2006 didanai dengan pinjaman luar negeri (Cina) dan dalam negeri yang diusahakan oleh PLN dengan
jaminan Pemerintah. Proyek Upper Cisokan pumped storage senilai US$ 800 juta telah diusulkan mendapat
pendanaan dari IBRD yang merupakan lender multilateral, sedangkan PLTU Indramayu 1x1.000 MW senilai
US$ 2.000 juta diusulkan pendanaannya ke lender bilateral.
Kebutuhan dana investasi untuk penyaluran dan distribusi masing-masing sebesar US$ 9,3 miliar dan US$
7,0 miliar. Proyek penyaluran pada tahun 2012-2013 didominasi oleh transmisi yang terkait dengan proyek
percepatan pembangkit. Proyek tersebut menurut rencana akan didanai dari APLN, APBN, pinjaman luar negeri
(two step loan) dan kredit ekspor.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

7.3.

Proyeksi Kebutuhan Investasi Wilayah Luar Jawa-Bali

Proyeksi kebutuhan investasi pembangkit, sistem penyaluran dan distribusi dalam kurun waktu 2013-2022
untuk Wilayah Operasi Sumatera adalah sebesar US$17,9 miliar atau rata-rata US$ 1,8 miliar per tahun dan
untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur adalah sebesar US$ 16,0 miliar atau rata-rata US$ 1,6 miliar, tidak
termasuk proyek IPP, dengan disbursement tahunan seperti pada Tabel 7.3 dan Tabel 7.4.
Tabel 7.3. Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Sumatera
Juta US$

Item

2013
Fc

Pembangkit

2014

562

2015

685

2016

712

2017

660

2018

475

2019

652

2020

189

2021

196

301

2022

Total

634

5.065

Lc

232

245

249

197

168

187

86

135

215

445

2.161

Total

794

930

961

858

642

839

276

331

516

1.079

7.226

Fc

610

1.014

881

885

1.167

508

137

117

83

20

5.421

Lc

234

335

249

287

277

94

32

22

11

14

1.555

Total

844

1.349

1.130

1.172

1.445

602

169

139

94

34

6.976

Fc

Lc

319

305

318

334

357

365

394

423

433

457

3.705

Total

319

305

318

334

357

365

394

423

433

457

3.705

Fc

1.172

1.698

1.593

1.545

1.642

1.160

326

313

384

654

10.487

659

Penyaluran

Distribusi

Total

Lc

785

885

816

819

802

646

513

580

Total

1.956

2.584

2.408

2.364

2.443

1.806

839

893

917

7.421

1.570

17.907

Miliar USD
2,5

Total Investasi
2,0

Pembangkit

1,0

0,5

Distribusi
Penyaluran

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Gambar 7.3. Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Sumatera

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

1,5

111

Tabel 7.4. Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur
Juta US$

Item

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Total

Fc

388

578

1.063

1.297

763

560

449

514

476

302

6.388

Lc

191

274

418

329

282

261

266

281

226

144

2.669

Total

579

852

1.481

1.625

1.045

820

714

794

702

445

9.058

Fc

381

457

474

357

172

150

268

123

44

11

2.438

Lc

113

134

133

89

39

76

86

29

33

741

Total

494

591

607

446

211

226

354

152

54

45

3.179

Fc

Pembangkit

Penyaluran

Distribusi

Lc

488

349

331

329

370

364

402

408

359

382

3.782

Total

488

349

331

329

370

364

402

408

359

382

3.782

Fc

769

1.035

1.538

1.654

935

710

717

637

521

313

8.827

Lc

792

758

881

747

690

701

753

717

594

559

7.193

Total

1.561

1.792

2.419

2.401

1.625

1.410

1.470

1.354

1.115

872

16.019

Total

Miliar USD
2,5

Total Investasi
2,0

1,5

Pembangkit

1,0

Penyaluran
0,5

Distribusi
2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

RUPTL

Gambar 7.4. Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur

112

Kebutuhan investasi Wilayah Operasi Sumatera untuk proyek pembangkitan sampai tahun 2022 adalah sebesar
US$ 7,2 miliar, sedangkan untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur adalah sebesar US$ 9,1 miliar. Disbursement
proyek pembangkitan mencapai puncaknya pada tahun 2014 - 2016 yang sebagian besar merupakan proyek
percepatan pembangkit Perpres No.71/2006. Sedangkan disbursement proyek pembangkitan pada tahun
berikutnya terus menurun karena proyek-proyek IPP akan semakin mendominasi sistem-sistem Indonesia Timur
dan Sumatera, terutama di sistem Sumatera. Proyek transmisi di Indonesia Timur dan Sumatera didominasi
oleh pengembangan transmisi 275 kV untuk interkoneksi seluruh Sumatera, di samping pengembangan
transmisi 150kV di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan serta beberapa wilayah lain seperti NTT dan NTB.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

7.4.

Kebutuhan Investasi Kelistrikan PLN dan IPP

Total dana investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem kelistrikan Indonesia secara keseluruhan,
termasuk proyek-proyek kelistrikan yang diasumsikan akan dibangun oleh swasta/IPP, adalah US$ 125,2 miliar
selama tahun 2013 - 2022. Partisipasi swasta untuk 10 mendatang sebesar US$ 54,1 miliar atau 43% dari
seluruh kebutuhan investasi. Disbursement dana tersebut diperlihatkan pada Tabel 7.5.

Tabel 7.5. Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP


Juta US$
Item

2013

Pembangkit PLN

Pembangkit IPP

Penyaluran

Total

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

Total

Fc

1.446

1.928

2.831

3.139

2.805

3.088

2.374

2.447

2.399

2.532

24.988

Lc

1.565

934

1.181

1.196

1.198

1.231

1.148

1.175

1.218

1.361

12.207

Total

3.011

2.862

4.012

4.334

4.003

4.319

3.522

3.622

3.617

3.893

37.196

Fc

920

1.521

3.050

5.174

6.463

6.313

4.637

3.837

3.015

2.453

37.382

Lc

389

782

1.543

2.366

2.646

2.637

2.080

1.809

1.454

1.031

16.739

Total

1.309

2.304

4.592

7.540

9.110

8.951

6.717

5.646

4.469

3.483

54.121

Fc

2.193

2.374

2.360

2.600

3.004

1.753

749

433

351

95

15.912

Lc

541

637

579

580

513

300

162

87

47

52

3.500

2.734

3.011

2.940

3.180

3.517

2.054

912

521

398

147

19.412

Fc

Lc

1.437

1.238

1.266

1.381

1.465

1.433

1.526

1.561

1.555

1.625

14.489

Total

1.437

1.238

1.266

1.381

1.465

1.433

1.526

1.561

1.555

1.625

14.489

Fc

4.558

5.823

8.241

7.760

6.717

5.765

5.080

78.283

10.912

12.273

11.154

Total

Distribusi

2014

Lc

3.933

3.591

4.568

5.523

5.822

5.602

4.917

4.633

4.275

4.069

46.934

Total

8.492

9.414

12.809

16.435

18.095

16.757

12.676

11.351

10.040

9.149

125.218

20,0
18,0

14,0
12,0
10,0
8,0
6,0
4,0
2,0
2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

Total Investasi PLN

Total Investasi PLN+IPP

Pembangkit PLN+IPP

Penyaluran

Distribusi

Pembangkit PLN

2022

Gambar 7.5. Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

16,0

113

Tabel 7.5 menunjukkan bahwa sektor ketenagalistrikan Indonesia setiap tahunnya membutuhkan dana investasi
yang sangat besar, yaitu rata-rata hampir US$ 12,5 miliar per tahun.

7.5. Sumber Pendanaan dan Kemampuan Keuangan PLN


Butir 7.5 ini menjelaskan bagaimana kebutuhan investasi yang diindikasikan dalam RUPTL ini akan dipenuhi,
dan juga menjelaskan dampak dari rencana investasi ini terhadap keuangan PT PLN (Persero).

Rencana Investasi dan Sumber Pendanaan


Kebutuhan investasi PLN sebesar US$ 71,1 miliar59 sampai dengan tahun 2022 akan dipenuhi dari berbagai
sumber pendanaan, yaitu APBN sebagai penyertaan modal Pemerintah (ekuiti), pinjaman baru, dan dana
internal. Sumber dana internal berasal dari laba usaha dan penyusutan aktiva tetap, sedangkan dana pinjaman
dapat berupa pinjaman luar negeri (SLA, sub-loan agreement), pinjaman Pemerintah melalui rekening dana
investasi, obligasi nasional maupun internasional, pinjaman komersial perbankan lainnya serta hibah luar negeri.
a.

Kemampuan Pendanaan Sendiri (APLN)


Kemampuan pendanaan internal PLN sesungguhnya sangat rendah karena sebelum tahun 2009
PLN tidak memperoleh marjin PSO, sehingga tidak ada investasi PLN yang didanai dari pendanaan
internal (seluruh investasi didanai dengan hutang). Rasio hutang terhadap aset PLN sebelum program
percepatan pembangkit 10.000 MW tahap 1 (fast track 1) adalah sekitar 30%, namun kemudian
meningkat menjadi 53% pada tahun 2010 akibat seluruh pendaanaan proyek fast track 1 berasal
dari pinjaman komersial dan obligasi. Rasio ini akan semakin besar apabila pendapatan PLN tidak
meningkat.
Kebutuhan investasi PLN harus ditunjang dengan meningkatnya kemampuan Pendanaan Sendiri,
dan menjaga rasio hutang terhadap aset PLN sehingga dapat secara terus menerus mendukung
perkembangan penyediaan listrik .
Peningkatan pendanaan sendirinya, tentunya harus dilakukan dengan peningkatan pendapatan PLN
akan sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan PLN dalam melakukan investasi untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan listrik.

b.

Komposisi Sumber Pendanaan untuk Investasi


Sumber pendanaan investasi PLN berasal dari 3 sumber: (i) ekuitas Pemerintah dari APBN (ii) dana
internal yang berasal dari laba operasi dan (iii) pinjaman.
APLN (dana internal perusahaan) berasal dari laba operasi yang sangat terbatas karena BPP lebih
tinggi dari tarif rata-rata. APLN hanya didapat dari selisih antara marjin PSO + depresiasi aset dan
pembayaran cicilan pokok.

RUPTL

PLN hanya dapat meminjam dalam jumlah yang sangat terbatas karena dibatasi oleh covenant
pinjaman yang disyaratkan oleh lender dan bond holder. Kapasitas PLN dalam membuat pinjaman
baru dapat ditingkatkan jika revenue PLN meningkat, baik dari tarif maupun marjin PSO.

114

Dengan melihat kemampuan pendanaan internal PLN dan kemampuan meminjam PLN yang sangat
terbatas seperti dijelaskan di atas, maka peran APBN setiap tahun menjadi sangat penting untuk
memenuhi pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi yang ditargetkan oleh Pemerintah. Hal ini menjadi semakin penting karena secara politis
sangat sulit menaikkan tarif ke tingkat yang lebih tinggi daripada BPP dalam waktu dekat.

59

Hanya mencakup base cost, tidak termasuk nancing cost.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjaga kemampuan PLN dalam melayani
pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan oleh
Pemerintah, maka harus dilakukan perbaikan antara lain sebagai berikut:
-

Peningkatan pendapatan PLN.

Peningkatan dana dari APBN.

7.6. Kemampuan Finansial Korporat untuk Berinvestasi

7.6.1 Financial Leverage Perusahaan


Estimasi total investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan pembangkitan, transmisi dan distribusi sampai
dengan 2022 adalah sebesar 125,2 miliar USD. PLN akan mendanai pengembangan pembangkitan, transmisi,
dan distribusi sebesar 71,7 miliar USD (tidak termasuk interest during construction/IDC, development cost)
sedangkan sisanya sebesar 54,1 miliar USD diharapkan dari partisipasi listrik swasta.
Selain tantangan pembangunan sarana ketenagalistrikan, penyediaan tenaga listrik saat ini juga dibebani oleh
biaya produksi yang tinggi. Pendapatan dari pelanggan hanya menutupi sekitar 50-60% dari biaya produksi
PLN. Selisih antara biaya produksi dan pendapatan PLN merupakan beban subsidi listrik pada APBN. Pada
tahun 2012 subsidi listrik mencapai Rp 103,3 triliun. Subsidi listrik yang diberikan sejak tahun 20002012
cukup untuk menutupi biaya operasi, tetapi kurang memadai untuk menunjang investasi pengembangan sistem
kelistrikan.

Program percepatan pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara 10.000 MW yang ditugaskan
Pemerintah kepada PLN melalui Perpres No.71 Tahun 2006 sepenuhnya didanai oleh pinjaman. Sejak program
ini digulirkan, PLN untuk pertama kalinya harus melakukan pinjaman langsung secara besar-besaran, baik
melalui penerbitan obligasi internasional maupun pinjaman kepada perbankan nasional dan internasional.
Kondisi dengan pinjaman besar-besaran yang dilakukan, sementara struktur pendapatannya belum dibenahi,
telah berakibat pada memburuknya neraca keuangan PLN (nancial leverage menjadi tinggi) yang ditunjukkan
dengan meningkatnya Debt to Equity Ratio (DER) dari 28% pada tahun 2002 menjadi 187% pada akhir tahun
2012.
Sejak tahun 2005 sebagian besar dana pembangunan bersumber dari hutang. Hutang tersebut berasal dari
hutang Pemerintah maupun hutang korporasi. Kedua jenis hutang tersebut memiliki kewajiban yang harus
dijaga oleh PLN untuk menjamin kemampuan pengembalian hutangnya. Kewajiban tersebut adalah covenant
pinjaman.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Penjelasan atas UU 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara Pasal 66 Ayat 1 menyatakan bahwa
jika BUMN diberikan penugasan khusus oleh Pemerintah yang secara nansial tidak feasible maka Pemerintah
harus memberikan kompensasi atas biaya yang telah dikeluarkan termasuk margin yang diharapkan.
Pemerintah menugaskan PLN menyediakan tenaga listrik dan meningkatkan rasio elektrikasi di Indonesia
tetapi harga jual tenaga listrik ditetapkan oleh Pemerintah, dimana harga jual ini tidak sesuai dengan harga
keekonomiannya. Oleh karena itu Pemerintah harus memberikan margin PSO ke PLN dengan besaran tertentu
untuk memastikan keuangan PLN tetap sehat dan dapat memenuhi semua kewajiban korporasinya. Margin ini
diperlukan oleh PLN untuk menjamin terciptanya laba perusahaan dan meminimalisir risiko-risiko unsur biaya
pembentuk BPP seperti risiko uktuasi harga energi primer, risiko kurs, risiko beban pinjaman, dan sebagainya.
Pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 Pemerintah mengalokasikan margin sebesar 5%, 8%, 8%, dan 7%
untuk mendukung kemampuan meminjam PLN untuk investasi.

115

Covenant adalah komitmen untuk menjaga kondisi keuangan perusahaan yang dituangkan dalam sebuah
perjanjian hutang. Dari beberapa covenant yang ada, umumnya covenant yang perlu dijaga oleh PLN terdiri
dari 2 (dua) buah indikator: (i) Consolidated Interest Coverage Ratio (CICR) dan (ii) Debt Service Coverage Ratio
(DSCR). CICR merupakan rasio antara Consolidated Cash Flow dengan Consolidated Interest Expense, yang
merupakan persyaratan bond holder dari pendanaan Global Bond dengan angka mnimum 2 kali. DSCR adalah
persyaratan pinjaman dari multilateral bank (2 lender utama PLN yaitu IBRD dan ADB) dengan angka minimum
sebesar 1,5 kali. Masing-masing lender memberi denisi berbeda untuk DSCR :
e net revenues of PLN for the twelve months prior to the date of such incurrence shall be at least
1.5 times the estimated maximum debt service requirement of PLN for any succeeding scal year on
all debts of PLN including the debt to be incurred. (ADB).
... the estimated net revenues of PLN for each scal year during the term of the debt to be incurred
shall be at least 1,5 times the estimated debt services requirements of PLN in such year (IBRD).
Dalam kurun waktu 20022012, PLN masih mampu memenuhi covenant pinjaman (DSCR dan CICR) dalam
posisi batas aman sebagaimana gambar 7.6.
Namun pada tahun-tahun mendatang PLN akan kesulitan untuk memenuhi covenant pinjamannya mengingat
makin besarnya beban hutang. Dengan semakin besarnya beban hutang, maka diperlukan kepastian pendapatan
yang semakin besar agar beban bunga dan cicilan tetap dapat dipenuhi melalui pendapatan.

DSCR dan CICR 2002 - 2012

Gambar 7. 6. Posisi Indikator DSCR dan CICR periode 2002-2012

RUPTL

Semakin besarnya hutang PLN terlihat pada Gambar 7.7 yang menunjukkan bahwa kecenderungan Debt to
Equity Ratio (DER) PLN makin membesar. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa Modal (Equity) PLN relatif
tidak bertambah dan berkisar pada nilai Rp 150 Triliun. Sedangkan beban hutang bertambah dari sekitar Rp
34 T menjadi Rp 284 T.

116

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

300
284 T Rp
250

200
187 %
152 T Rp
150

156

152 T Rp

131
100
87

75
50

34 T Rp
49
39
22 %

21

24

23

2002

2003

2004

2005

2006

Debt to Equity [ % ]

2007

2008

Debt Rp T

2009

2010

2011

2012

Equity Rp T

Gambar 7.7. Posisi Indikator DER periode 2002-2012

Sejak tahun 2012 pelaporan sistem akuntansi PLN harus menggunakan ISAK 8 (Interpretasi Standar Akuntasi
Keuangan) sesuai peraturan dari Bapepam yang mensyaratkan agar seluruh perusahaan di Indonesia mengikuti
PSAK 30 (Prinsip Standar Akuntansi Keuangan). Dengan adanya standar ini maka kewajiban dari listrik swasta/
IPP secara akuntansi menjadi kewajiban dari PLN. Penerapan PSAK 30 yang mengatur tentang Sewa dan
ISAK 8 yang mengatur mengenai Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa ini akan
mempunyai implikasi terhadap laporan keuangan PLN. Perjanjian Power Purchase Agreement (PPA) dengan
IPP termasuk suatu perjanjian yang mengandung suatu sewa, sehingga penerapan ini mempunyai implikasi
menyebabkan diakuinya aset dan kewajiban terkait perjanjian sewa dalam laporan posisi keuangan PLN serta
mengakibatkan perubahan pada saldo laba/rugi pada laporan laba/rugi komprehensif PLN tahun sebelumnya.
Dampaknya, rasio-rasio keuangan perusahaan pun ikut berubah dan berpotensi mengakibatkan terjadinya
pelanggaran beberapa covenant atas pinjaman yang dimiliki PLN.

Dengan adanya indikasi memburuknya nancial leverage PLN, maka akan berakibat pada kemampuan
meminjam PLN menjadi semakin lemah.

7.6.2 Simulasi Program Investasi Sesuai Kemampuan Pendanaan PLN


Untuk mengetahui tingkat kemampuan PLN dalam melaksanakan investasi sarana ketenagalistrikan, maka
dilakukan juga analisis dengan skenario keterbatasan pendanaan PLN yang digunakan sebagai acuan dalam
menyusun program pengembangan sarana kelistrikan, yang disebut dengan Skenario 2.
Agar PLN dapat memperbaiki struktur modal maka investasi PLN dan IPP dibatasi sesuai dengan kemampuan
keuangan PLN. Salah satu indikasi membaiknya struktur modal adalah dengan mengurangi DER. Hasil simulasi
ini dapat dilihat pada Gambar 7.8-7.9.
Dari hasil simulasi terlihat bahwa kebutuhan investasi PLN pada Skenario 1 mencapai Rp884T selama 10
tahun ke depan atau rata-rata Rp 88,4 T per tahun, sedangkan kemampuan PLN sesuai Skenario 2 hanya
sebesar Rp 602 T atau sekitar Rp 60,2 T per tahun (termasuk IDC, pajak dan biaya lain yang terkait). Gambar
7.8 menampilkan hasil kebutuhan investasi ini.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Kondisi melemahnya kemampuan investasi PLN juga sudah diketahui oleh pasar keuangan. Hal ini dapat
terlihat dari pernyataan dari rating agency yang menyatakan bahwa sustainability PLN mengkhawatirkan
karena investasi yang agresif serta nancial leverage yang sudah mengkhawatirkan. Dalam roadshow PLN
banyak investor yang mengkhawatirkan sustainability PLN akibat semakin membesarnya debt to ebitda ratio
PLN.

117

Gambar 7. 8. Perbandingan Antara Kebutuhan Investasi dan Kemampuan Investasi

Debt Equity
Ratio 2013-2021
2013-2022
Debt
Equity Ratio
300

DER (%)

250
200
150

100
50

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Skenario 1 227

221

198

208

234

256

276

263

269

251

Skenario 2 227

221

198

197

188

202

203

175

166

148

RUPTL

Gambar 7.9. Proyeksi Indikator Covenant PLN untuk Skenario 1 dan Skenario 2

118

Dari Gambar 7.9 di atas dapat dilihat bahwa nancial leverage PLN terutama DER akan membaik pada Skenario
2, dimana DER besarnya pada tahun 2022 kurang dari 150%, sedangkan pada Skenario 1 kondisi DER makin
buruk dimana pada tahun 2022 DER menjadi 251%. Kondisi perhitungan ini dengan mengasumsikan tarif naik
secara bertahap menuju nilai keekonomian. Dari sisi penyediaan daya, apabila konsumsi listrik tumbuh sesuai
kebutuhan maka reserve margin di Jawa akan turun menjadi kurang dari 10% sejak tahun 2017.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Gambar 7.10. Perbandingan Beban Puncak Skenario 1 dan 2 dengan Tambahan Pembangkit Skenario 2

Dari Gambar 7.10 terlihat bahwa kemampuan pasokan Skenario 2 lebih kecil dibandingkan dengan Skenario 1
sehingga beban yang dapat dilayani juga kecil. Pertumbuhan dalam Skenario 2 sebesar 5,7% sementara pada
Skenario 1 dapat tumbuh sebesar 8,4%.

7.6.2.

Perbaikan Struktur Modal Perusahaan

1.

Peningkatan pendapatan internal PLN baik melalui kenaikan tarif dan atau subsidi, yang mampu
meningkatkan kemampuan investasi.

2.

Pemerintah dalam penyediaan dana investasi dalam Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk mengurangi
beban pinjaman.

3.

Apabila butir 1 dan butir 2 masih belum mencukupi, maka diperlukan upaya agar pinjaman PLN yang
saat ini cukup besar di-restructure antara lain dengan melakukan swap Sub-Loan Agreement (SLA)
menjadi PMN, serta restrukturisasi pinjaman langsung perusahaan.

Di samping penguatan modal, dapat ditempuh juga program pengendalian konsumsi listrik, yang antara lain
dapat berupa :
1.

Program Konservasi Energi, antara lain melalui demand side management, pola pentarifan dengan
time of use, kampanye penggunaan peralatan hemat energi dan lain lain.

2.

Pembatasan pertumbuhan beban antara lain dengan membatasi penyambungan tenaga listrik.

Terobosan lain dari sisi pembentukan model bisnis yang baru mungkin dapat dilaksanakan dan diuraikan dalam
sub-bab 7.6.3.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Dalam rangka meningkatkan kemampuan PLN dalam menyediakan fasilitas tenaga listrik diperlukan penguatan
modal perusahaan. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara:

119

7.6.3.

Pengembangan Model Bisnis Kerjasama PLN dan Pihak Ketiga Non-IPP

Agar pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu dengan keterbatasan kemampuan pendanaan PLN,
diperlukan langkah-langkah terobosan perubahan model bisnis sektor ketenagalistrikan. Langkah-langkah ini
antara lain memberikan kesempatan kepada pihak ketiga non-IPP untuk berpartisipasi dalam pembangunan
pembangkit serta memasok industri agar PLN tidak menjadi satu-satunya o-taker sepenuhnya, misalnya
melalui skema power wheeling, penetapan wilayah usaha tersendiri dan sebagainya. Dengan model bisnis
seperti ini maka investasi yang dilakukan oleh pihak ketiga non-IPP tidak akan membebani keuangan PLN
secara jangka panjang.

Bab 8

2013 - 2022

Analisis Risiko
Jangka Panjang

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

121

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam RUPTL 2013 - 2022 adalah tersedianya pasokan tenaga listrik
yang cukup, andal dan esien, guna mengantisipasi pertumbuhan konsumsi tenaga listrik dan mendukung
terciptanya ketahanan energi.
Dalam pencapaian sasaran strategis tersebut PLN telah berkomitmen menerapkan paradigma risk management
melalui implementasi ERM (Enterprise Risk Management). Hal tersebut selain bertujuan untuk meningkatkan
value bagi perusahaan, sekaligus juga sebagai salah satu unsur GCG (Good Corporate Governance) dalam
pengelolaan perusahaan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/
MBU/2011 tentang Penerapan GCG pada BUMN. Peletakan dasar-dasar (fundamental) untuk implementasi
Manajemen Risiko di lingkungan PT PLN (Persero) telah dimulai pada tahun 2010 dengan ditetapkannya kebijakan
implementasi Manajemen Risiko sesuai KEPDIR No. 537.K/DIR/2010 beserta pedoman pelaksanaannya
sesuai Edaran Direksi No. 028.E/DIR/2010.
Bab ini menggambarkan Prol Risiko Jangka Panjang PLN yang dinilai dominan berpotensi mempengaruhi
pencapaian sasaran tersebut di atas dalam kurun waktu tahun 2013 - 2022, dimana telah teridentikasi
terdapat pada aspek regulasi Pemerintah, aspek nancing (pendanaan), security of supply dan aspek
operasional. Hal tersebut sejalan dengan isu-isu utama RUPTL, yaitu proyeksi kebutuhan/permintaan tenaga
listrik, pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi, serta proyeksi pasokan energi primer dan
kebutuhan investasi, baik oleh PLN maupun oleh swasta.

8.1.

Prol Risiko Jangka Panjang 2013-2022

Penggambaran Prol Risiko Jangka Panjang 2013 - 2022 dilakukan sesuai dengan aspek-aspek yang ditinjau
sebagai berikut :
1.

Aspek Regulasi Pemerintah

2.

a.

Risiko perubahan tatanan/kebijakan pada sektor ketenagalistrikan diantaranya disebabkan oleh


perubahan arah prioritas nasional, perubahan kebijakan pengembangan panas bumi, pengaruh
regulasi daerah, dan sebagainya, yang akan berdampak langsung pada pencapaian sasaran RUPTL.

b.

Risiko tidak terlaksananya rasionalisasi TTL yang disebabkan karena pertimbangan politis
Pemerintah, akan berdampak langsung pada besaran subsidi listrik, dan pada akhirnya mempengaruhi
kemampuan pendanaan internal PLN.

Aspek Pendanaan (Financing)


a

Risiko keterbatasan kemampuan pendanaan, baik yang dialami oleh PLN maupun swasta (IPP)
adalah risiko yang dominan akan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran RUPTL mengingat
kebutuhan pendanaan investasi PLN rata-rata sekitar US$ 7,1 miliar USD per tahun, jauh di
atas kapasitas pendanaan internal PLN maupun Pemerintah. Beberapa penyebab yang mungkin
diantaranya adalah keterbatasan kapasitas skal Pemerintah dalam hal subsidi listrik, potensi
penurunan reputasi PLN/Pemerintah karena terjadinya hambatan pada proyek-proyek PLN dan IPP,
meningkatnya biaya pinjaman, peningkatan nilai tukar valas terhadap IDR, dan sebagainya.
Adapun dampak yang ditimbulkannya adalah terhambatnya pembangunan proyek-proyek infrastruktur ketenagalistrikan, hingga desit daya pembangkit (pemadaman bergilir) karena kapasitas
kelistrikan PLN tidak dapat mengikuti kenaikan pertumbuhan pemakaian listrik, yang pada ujungnya
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pada aspek ini risiko yang paling dominan akan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran RUPTL adalah
risiko adanya perubahan tatanan/kebijakan pada sektor ketenagalistrikan dan risiko tarif tenaga listrik
(TTL).

123

3.

Aspek Security of Supply


Pada aspek ini risiko yang paling dominan akan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran RUPTL
dijelaskan sebagai berikut :
a.

Risiko keterlambatan penyelesaian proyek PLN dan IPP masih akan berpotensi terjadi. Potensi
penyebab risiko ini diantaranya adalah adanya hambatan pada fase-fase awal (pra konstruksi)
seperti pendanaan, perijinan, pembebasan lahan proyek, proses pelelangan, kesalahan desain, isu
lingkungan dan sosial. Demikian pula pada fase konstruksi berupa performance teknis maupun
kemampuan nansial kontraktor.
Mengingat bahwa target tambahan kapasitas per tahun cukup besar (rata-rata sekitar 6.000
MW per tahun) maka potensi dampak yang dapat ditimbulkan dari risiko ini diantaranya adalah
meningkatnya BPP akibat tidak tercapainya target fuelmix, hingga pemadaman karena desit
kapasitas pembangkit PLN.
Mengingat dampak yang sedemikain signikan, maka mitigasi yang harus dilakukan adalah
memastikan proses pra-konstruksi dilakukan lebih awal, khususnya untuk mengantisipasi target
penyelesaian proyek tahun 2018 dan 2019 yang sangat besar yaitu 10.627 MW dan 9.154 MW.

b.

Risiko ketidakselarasan penyelesaian proyek pembangkit dan jaringan. Sebagaimana diketahui


bahwa pembangunan pembangkit (PLN maupun IPP) dan jaringan transmisi dilaksanakan
secara terpisah, sejak dari proses pendanaan hingga konstruksinya, sehingga berpotensi terjadi
ketidakselarasan yang berdampak pada keterlambatan pengoperasian, dampak nansial berupa
pinalti take-or-pay (TOP) dari IPP, bottlenecking, peningkatan BPP, hingga pemadaman.
Sebagai contoh adalah risiko ketidakselarasan penyelesaian proyek HVDC 500 kV Sumatera - Jawa
dengan proyek PLTU IPP Sumsel 8, 9 dan 10, setidaknya akan berpotensi menimbulkan pinalti
(TOP) bagi PLN sebesar Rp 280 miliar per bulan. Untuk itu COD antara HVDC dan PLTU IPP mulut
tambang harus sinkron.

RUPTL

4.

124

c.

Risiko hambatan pada penyediaan dan pasokan energi primer non-BBM secara jangka panjang
mengemuka mengingat bahwa energi primer non-BBM, khususnya batubara dan gas adalah nonrenewable (cadangan semakin menurun) dan kebutuhan untuk pembangkit listrik PLN berpotensi
akan bersaing dengan pasar ekspor. Dampak risiko ini diantaranya adalah meningkatnya BPP
karena ketetidaktersediaan energi primer non-BBM akan disubstitusi oleh BBM.

d.

Risiko pertumbuhan konsumsi tenaga listrik melampaui proyeksi cukup mengemuka mengingat
bahwa kecepatan penyediaan infrastruktur kelistrikan menghadapi beberapa risiko yang telah
dijelaskan di atas, sedangkan pertumbuhan listrik meskipun telah diproyeksikan relatif tinggi yaitu
8,4% (skenario 1) namun trend hingga 2012 menunukkan kenaikan (pertumbuhan 2012 sebesar
10,17%). Risiko ini akan berdampak pada desit daya pebangkit yang berakibat pemadaman.

Aspek Operasional
a.

Risiko penurunan performance pembangkit eksisting. Dalam periode 10 tahun ke depan risiko ini
berpotensi terjadi, yang diantaranya disebabkan sebagian pembangkit eksisting PLN telah berusia
tua dan performance pembangkit baru eks-FTP1 tidak mencapai bawah target yang diinginkan.
Adapun dampak yang ditimbulkan antara lain desit daya pembangkit.

b.

Risiko terjadinya bottlenecking sistem transmisi. Risiko ini berpotensi terjadi akibat kecepatan
pertambahan kapasitas jaringan transmisi tidak sejalan dengan pertumbuhan demand maupun
penambahan kapasitas pembangkit. Terlebih apabila bottleneck yang telah ada saat ini tidak diatasi,
maka akan memperbesar peluang terjadinya bottleneck yang lebih besar.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

c.

Risiko kenaikan harga Energi Primer baik BBM, batubara, gas dan sebagainya akan sangat
berdampak pada perusahaan, terlebih apabila kenaikan harga tersebut diikuti dengan hambatan
pasokan karena pengaruh permintaan pasar.

d.

Risiko lingkungan, berupa kepatuhan terhadap ketentuan masalah lingkungan, tuntutan masyarakat
terhadap isu lingkungan berupa kesehatan, limbah, polusi dan kebisingan, serta isu sosial.

e.

Risiko terjadinya bencana alam. Risiko ini mendapatkan perhatian guna memastikan preparedness
menghadapi kondisi terjadinya bencana.

8.2. Pemetaan Prol Risiko Jangka Panjang 2013 - 2022


Peta risiko menunjukkan level risiko, dimana level risiko diukur berdasarkan tingkat kemungkinan terjadi
(likelihood) dan skala dampak (impact) yang ditimbulkan sebagai berikut :
Skala

Tingkat Kemungkinan

Skala Dampak

A Sangat Kecil

1 Tidak Signikan

B Kecil

2 Minor

C Sedang

3 Medium

D Besar

4 Signikan

E Sangat Besar

5 Malapetaka

Adapun kriteria umum tiap level risiko dapat dijelaskan sebagai berikut :
Level risiko ekstrem adalah risiko dinilai berpotensi menggagalkan pencapaian sasaran. Apabila risiko ini
diambil, wajib dilakukan penanganan (mitigasi) dan perhatian khusus serta detail, dikarenakan sudah berada di
atas batas toleransi risiko perusahaan.
Level risiko tinggi adalah risiko dinilai menghambat pencapaian sasaran, dan mekanisme kontrol yang ada
belum cukup mengendalikan risiko tersebut. Diperlukan langkah penanganan (mitigasi) untuk menurunkan risiko
ke sekurang-kurangnya level moderat.

Level risiko rendah adalah risiko dinilai tidak terlalu berpengaruh terhadap sasaran, dan tidak diperlukan
tindakan penanganan (mitigasi) tertentu, karena pengendalian sudah melekat dalam proses bisnis yang ada.
Peta prol risiko jangka panjang sebagaimana tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar 8.1.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Level risiko moderat adalah risiko dinilai mempunyai pengaruh terhadap sasaran, namun mekanisme kontrol
yang ada efektif dapat mengendalikannya.

125

Gambar 8.1. Pemetaan Prol Risiko Jangka Panjang 2013 - 2022

8.3. Risiko Keterlambatan Proyek PLN dan IPP

RUPTL

Dari prol risiko di atas, terlihat bahwa salah satu risiko terbesar yang mungkin terjadi adalah keterlambatan
penyelesaian proyek PLN maupun IPP. Dari analisis risiko tersebut dikembangkan sebuah skenario kemungkinan
keterlambatan penyelesaian proyek serta akibatnya pada pasokan dan komposisi fuel-mix.

126

Keterlambatan proyek dapat terjadi pada :


1.

Proses persiapan pembangunan baik dari sisi perizinan, penyiapan lokasi, kesiapan pendanaan dan
lain-lain.

2.

Ketersediaan energi primer terutama pasokan gas dan LNG.

3.

Proses pembangunan/konstruksi yang seringkali menemui kendala di lapangan.

Keterlambatan proses perijinan dalam persiapan pembangunan banyak terjadi pada kasus-kasus perijinan
untuk ijin prinsip, ijin lokasi, ijin lingkungan serta ijin kehutanan, dan lain-lain. Beberapa kasus pembangkit besar

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

mundur karena masalah ini antara lain PLTU Indramayu, PLTU Pangkalan Susu 3&4, PLTP Rajabasa, PLTP
Kotamobagu dan masih banyak yang lainnya.
Kepastian pasokan gas seringkali mengalami perubahan lokasi dan kapasitas pasok sehingga terjadi
ketidakpastian keputusan investasi di satu lokasi untuk pembangkit berbahan bakar gas. Beberapa contoh
pembangkit antara lain PLTGU Tambak Lorok, PLTGU Gresik, PLTGU Muara Tawar Add On, dan lain sebagainya.
Dalam proses pembangunanpun banyak kendala untuk menyelesaikan proyek antara lain pembebasan tanah,
ijin ROW, masalah kompensasi, tumpang-tindih ijin lokasi maupun peruntukan, perubahan RTRW, dan lainlainnya. Beberapa contoh tertundanya penyelesaian pembangkit akibat hal ini antara lain proyek Interkoneksi
HVDC Sumatera Jawa, PLTU Jawa Tengah, dan masih banyak contoh lainnya.

Gambar 8.2. Perbandingan Beban Puncak Skenario 1 dan 3 dengan Tambahan Pembangkit Skenario 3

Gambar 8.2 menunjukkan berkurangnya pasokan ke sistem Jawa Bali dan Sumatera karena keterlambatan
proyek dan tidak tersedianya cukup pasokan gas. Rata-rata keterlambatan sebesar 580 MW dimana Jawa-Bali
sebesar 330 MW per tahun sedangkan Sumatera sebesar 250 MW per tahun. Reserve margin Jawa Bali dan
Sumatera berkurang seperti ditunjukkan pada Gambar 8.3.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, dibuat skenario keterlambatan yang mungkin terjadi dan
akibatnya terhadap pasokan dan fuel mix.

127

Gambar 8.3. Reserve Margin Sumatera dan Jawa untuk Skenario 1 dan Skenario 3

RUPTL

Akibat keterlambatan tersebut maka komposisi BBM dalam fuel mix akan naik signikan karena pengganti
keterlambatan proyek yang paling cepat dan dapat dilaksanakan adalah pembangkit BBM. Gambar 8.4
menunjukkan pemakaian BBM antara kondisi proyek tepat waktu dan skenario keterlambatan. Pemakaian
BBM yang meningkat seperti pada Gambar 8.4 akan menambah subsidi yang harus disiapkan oleh Pemerintah
tiap tahunnya.

128

Gambar 8.4. Kebutuhan BBM Skenario 1 dan 3

8.4. Mitigasi Risiko


Pada dasarnya mitigasi risiko akan dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan guna menurunkan level
risiko secara jangka panjang.
Program mitigasi risiko selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Bab 9

2013 - 2022

Kesimpulan

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

129

Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi sepuluh tahun mendatang rata-rata 6,9% per tahun
dan bergerak dari realisasi kebutuhan tenaga listrik tahun 2012, proyeksi penjualan tenaga listrik pada tahun
2022 diperkirakan akan mencapai 387 TWh, atau mengalami pertumbuhan rata-rata 8,4% selama 10tahun
mendatang. Beban puncak pada tahun 2022 diproyeksikan akan mencapai 64 ribu MW. Untuk memenuhi
kebutuhan tenaga listrik tersebut, diprogramkan pembangunan pembangkit listrik baru untuk periode 20132022 sebesar 60 ribu MW.
Sejalan dengan pengembangan pembangkit ini, diperlukan pengembangan transmisi sepanjang 57.1 ribu kms,
yang terdiri atas 5.650 kms SUTET 500 kV AC, 1.100 kms transmisi 500 kV HVDC, 460 kms transmisi 250
kV HVDC, 6.400 kms transmisi 275kV AC, 39.600 kms SUTT 150 kV, 3.900 kms SUTT 70 kV. Penambahan
trafo yang diperlukan adalah sebesar 134.400 MVA yang terdiri atas 73.000 MVA trafo 150/20 kV, 3.700
MVA 70/20 kV dan 35.700 MVA trafo interbus IBT 500/150 kV, 17.000 MVA IBT 275/150 kV, 480 MVA
IBT 150/70 kV, 4.000 MVA IBT 500/275 kV dan 600 MVA 250 kV DC. Untuk mengantisipasi pertumbuhan
penjualan energi listrik untuk periode 2013-2022 diperlukan tambahan jaringan tegangan menengah 225 ribu
kms, tegangan rendah 217 ribu kms dan kapasitas trafo distribusi 35,6 ribu MVA.
Kebutuhan investasi pembangkit, penyaluran dan distribusi selama periode 2013 2022 untuk memenuhi
kebutuhan sarana kelistrikan di Indonesia secara keseluruhan adalah sebesar US$ 125,2 miliar yang terdiri dari
investasi pembangkit (termasuk IPP) sebesar US$ 91,3 miliar, investasi penyaluran sebesar US$ 19,4 miliar
dan investasi distribusi sebesar US$ 14,5 miliar.
Kebutuhan investasi PLN akan dipenuhi dari APBN sebagai penyertaan modal Pemerintah (ekuiti), pinjaman
baru, dan dana internal. Kemampuan pendanaan internal PLN terbatas sehingga seluruh investasi didanai
dengan hutang. Kebutuhan investasi PLN harus ditunjang dengan meningkatnya kemampuan pendanaan
sendiri/internal, dan menjaga rasio hutang terhadap aset PLN agar dapat secara terus menerus mendukung
perkembangan penyediaan listrik. Peran APBN setiap tahun menjadi sangat penting karena secara politis
sangat sulit menaikkan tarif ke tingkat yang lebih tinggi daripada BPP dalam waktu dekat.

Disamping itu skenario yang mempelajari dampak keterlambatan penyelesaian proyek dan tidak tersedianya
pasokan gas/LNG juga telah ditampilkan. Untuk menghindari terjadinya keterlambatan proyek yang
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan BBM, diperlukan langkah-langkah kerjasama antar institusi untuk
melancarkan penyelesaian proyek tepat waktu. Dalam skenario tersebut juga menyebutkan tentang naiknya
subsidi yang diperlukan untuk tetap memenuhi kebutuhan tenaga listrik.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemenuhan kebutuhan tenaga listrik Indonesia memerlukan upaya
bersama yang terarah dan terkoordinasi dengan baik dari berbagai stakeholder di sektor ketenagalistrikan.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Skenario yang mengulas keterbatasan kemampuan pendanaan korporat telah disampaikan dan terlihat bahwa
seluruh kebutuhan pembangkit sulit dipenuhi oleh PLN maupun IPP mengingat kondisi keuangan PLN. Dengan
demikian diperlukan langkah untuk membuat terobosan model bisnis yang lain di sektor ketenagalistrikan yang
memungkinkan partisipasi pihak ketiga non-IPP utuk melayani beban langsung ke konsumen, dengan kata lain
PLN tidak lagi menjadi satu-satunya o-taker, misalnya melalui skema power wheeling, penetapan wilayah
usaha tertentu, excess power dan sebagainya.

131

2013 - 2022

Daftar Pustaka

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

133

Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

2.

Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik

3.

Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional

4.

Peraturan Presiden No. 71/2006 jo No. 59/2009 tentang Penugasan kepada PT PLN (Persero) untuk
Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Batubara

5.

Peraturan Presiden No. 77/2008 tentang Pengesahan Memorandum of Understanding on the ASEAN
Power Grid (Memorandum Saling Pengertian Mengenai Jaringan Transmisi Tenaga Listrik ASEAN)

6.

Peraturan Presiden No. 4/2010 jo No. 48/2011 tentang Perubahan atas Penugasan kepada PT PLN
(Persero) untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan
Energi Terbarukan, Batubara dan Gas

7.

Peraturan Menteri ESDM No. 1/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri ESDM No. 15/2010
tentang Daftar Proyek-proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan
Energi Terbarukan, Batubara dan Gas Serta Transmisi Terkait

8.

Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No. AHU-46951.AH.01.02.Tahun 2008 tentang Persetujuan
Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan

9.

Keputusan Menteri ESDM No. 634-12/20/600.3/2011 tentang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT
PLN (Persero)

10.

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, Kemenko
Bidang Perekonomian, Jakarta 2011

11.

Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2008 2027, Departemen Energi Dan Sumber Daya
Mineral, 2008

12.

Draft Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2010 2029, Departemen Energi Dan Sumber
Daya Mineral, 2011

13.

Draft Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2012 2031, Departemen Energi Dan Sumber
Daya Mineral, 2012

14.

Pidato Sambutan Presiden Republik Indonesia pada Acara Gerakan Menuju Bebas Pemadaman Listrik
Bergilir, Mataram, 27 Juli 2010

15.

Draft Laporan Studi Penghematan Listrik dan Load Forecasting, Konsorsium LEMTEK UI dan Tim Nano
UI, November 2012

16.

Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 2035, Bappenas, BPS, UN Population Fund, 2012

17.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provisi-Provinsi di Indonesia 2007-2011, BPS, 2012

18.

Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia, BPS, Februari 2013

19.

Pendapatan Nasional Indonesia 2001 2005, BPS, 2008 dan update dari website BPS

20.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2009 2018, PT PLN (Persero), 2009

21.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2010 2019, PT PLN (Persero), 2010

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

1.

135

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2011 2020, PT PLN (Persero), 2011

23

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2012 2021, PT PLN (Persero), 2012

24

Draft Energy Outlook 2008, Pusdatin Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, 2008

25.

Handbook of Energy and Economic Statistic of Indonesia 2012, Pusdatin Kementerian ESDM, 2012

26.

Statistik 2007, PT PLN (Persero), 2008

27.

Statistik 2008, PT PLN (Persero), 2009

28.

Statistik 2009, PT PLN (Persero), 2010

29.

Statistik 2010, PT PLN (Persero), 2011

30.

Statistik 2011, PT PLN (Persero), 2012

31.

Statistik 2012, PT PLN (Persero), 2013

32.

Indonesia Energy Outlook & Statistics 2006, Pengkajian Energi UI, 2006

33.

Berita Resmi Statistik, BPS, Februari 2008

34.

Statistik Indonesia, Badan Pusat Statistik, Agustus 2012.

35.

Draft Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2011 2015, PT PLN (Persero), 2011

36.

Slide Presentasi dari Badan Geologi Kementerian ESDM Tahun 2010 mengenai Sumber Daya dan
Cadangan Batubara.

37.

Slide Presentasi dari Ditjen Migas berjudul Peranan Migas dalam Mendukung Ketahanan Energi, 2010

38.

Master Plan Study for Geothermal Power Development in the Republic of Indonesia, WestJec, 2007

39.

Draft Report of Master Plan Study for Hydro Power Development in Indonesia, Nippon Koei, 2011

40.

Draft Kebijakan Energi Nasional, DEN, 2010

41.

Website Kementerian ESDM, Pemerintah Daerah

42.

Public Private Partnerships Infrastructure Projects Plan in Indonesia 2012, Bappenas, Jakarta 2012

43.

Sistem Informasi Laporan Manajemen, PT PLN (Persero), Oktober 2013

44.

Evaluasi Operasi Tahun 2012, PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali, 2013

45.

Evaluasi Operasi Tahun 2012, PT PLN (Persero) P3B Sumatera, 2013

RUPTL

22.

136

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Lampiran A
Rencana Pengembangan
Sistem Kelistrikan Per Provinsi
Wilayah Operasi Sumatera

Lampiran A
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN
PER PROVINSI WILAYAH OPERASI SUMATERA
A1.

PROVINSI ACEH

A2.

PROVINSI SUMATERA UTARA

A3.

PROVINSI RIAU

A4.

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

A5.

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

A6.

PROVINSI SUMATERA BARAT

A7.

PROVINSI JAMBI

A8.

PROVINSI SUMATERA SELATAN

A9.

PROVINSI BENGKULU

A10. PROVINSI LAMPUNG

LAMPIRAN A.1
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI ACEH

A1.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Sistem kelistrikan di Aceh terdiri dari sistem interkoneksi 150 kV Sumut - Aceh dan sub-sistem isolated dengan
tegangan distribusi 20kV. Sekitar 70% dari sistem kelistrikan Aceh dipasok oleh sistem interkoneksi 150 kV
Sumbagut dan sisanya 30% dilayani oleh pembangkit PLTD isolated tersebar. Saat ini daerah yang sudah
dipasok sistem interkoneksi 150 kV meliputi pantai Timur Provinsi Aceh melalui 7 gardu induk yang terletak di
Kabupaten/Kota: Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Lhokseumawe, Bireuen, Pidie dan Pidie Jaya, Banda Aceh dan
Aceh Besar, dengan posisi pembangkit sebagian besar berada di Sumut. Peta sistem kelistrikan Provinsi Aceh
ditunjukkan pada Gambar A1.1.
Seluruh wilayah pantai barat dan tengah Aceh serta kepulauannya masih dipasok oleh PLTD berbahan bakar
HSD dengan sistem kelistrikan 20 kV.
Krueng
Raya
PLTD Lueng Bata
22 MW

ACSR 2x240mm2
14 kmr COD 2015

Lampisang
ACSR 2x240mm2
20 kmr COD 2018

Ulee
Kareng
Banda
Aceh

ACSR 2x430mm2
5.83 kmr COD 2015

PLTG Arun LNG


200 MW
COD-2015

ACSR 2x430mm2
116 kmr COD 2017

Sigli
ACSR 1x240mm2
2 kmr COD 2015

ACSR 1x240mm2
91 kmr

Jantho

ACSR 1x240mm2
1 kmr COD 2013

PLTG Sumbagut-1 Peaker


250 MW
COD-2016

PLTP Seulawah Agam


2x55 MW COD-2021/2022

Cot
Trueng/
Arun

Panton
Labu

Bireun

PLTG Aceh 70 MW
COD-2016

Rencana Tambahan Pembangkit Besar :


1. PLTM Tersebar : 65 MW (2014-2016)
2. PLTA Kumbih-3 : 42 MW (2021)
3. PLTA Sibundong-4 : 32 MW (2021)

ACSR 1x240mm2
1 kmr COD 2013

Samalanga

ACSR 1x240mm2
99.2 kmr

ACSR 1x240mm2
30 kmr COD 2021

PLTD Cot Trueng


8 MW

ACSR 1x240 mm2


3 kmr COD 2015

ACSR 1x240mm2
82 kmr
2014 -Up rate To
ACCC 1x310 mm2

PLTD Sewa HSD (s/d 2015)

G
ACSR 1x240mm2
30 kmr
2015 -Up rate To
ACCC 1x310 mm2

ACSR 2x240mm
108 kmr COD 2018

ACSR 2x240mm2
53 kmr COD 2014

PLTA Peusangan II
2x22 MW
COD-2017

PLTA Peusangan I
2x22.1 MW
COD-2017

ACSR 2x240mm2
81 kmr COD 2016

ACSR 1x240mm2
43 kmr
2014 -Up rate To
ACCC 1x310 mm2

ACSR 2x430mm2
210 kmr COD 2016

PLTA Peusangan IV
83 MW COD-2020

ACSR 2x240mm2
5 kmr COD 2014

PLTA Meurebo-2
59 MW
COD-2020

Idie

ACSR 2x430mm2
200 kmr COD 2016

ACSR 2x240mm2
20 kmr COD 2020
ACSR 2x430mm2
166.5 Kmr
(Operasi 150 kV s/d 2018)

Calang

- Lueng Bata
- B. Aceh
- Sigli
- Lhokseumawe 1
- Langsa
- Idie
- Bireun
- Tualang Cut

Lhokseumawe

: 7+4.5 MW
: 30+10 MW
: 10+10 MW
: 30+10 MW
: 10 MW
: 5 MW
: 30 MW
: 15 MW

2nd Sirkit
ACSR 1x240mm2
24 kmr COD 2014

Peusangan
I & II

ACSR 2x240mm2
5 kmr COD 2014

Langsa

PLTMH Takengon
Takengon
ACCC 1x310mm2
78.3 kmr

Tualang Cut

ACSR 1x240mm2
110 kmr COD 2015

Meulaboh

Ke GI 150 kV
P.Brandan
(Sumut)

ACSR 1x240mm2
10 kmr COD 2014

U
ACSR 1x240mm2
83 kmr COD 2015

PLTU Meulaboh II
2x200 MW
COD-2018/19

PLTU Meulaboh
2x110 MW
COD 2013/14

Ke GITET 275 kV
Pangkalan Susu
(Sumut)

Blangkjeren
Blangpidie
Kuta Cane
ACSR 1x240mm2
75 kmr COD 2015

ACSR 1x240mm2
145 kmr COD 2014

Ke GI 150 kV
Brastagi
(Sumut)

Tapak Tuan

Sabulussalam
ACSR 1x240mm2
55 kmr COD 2014

Edit
Desember
ke 2013

PT PLN (Persero)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA

PERENCANAAN
GI SISTEM
Kiliranjao
BIDANG PERENCANAAN

PETA JARINGAN TRANSMISI


PROPINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Rencana 500 kV

Rencana 275 kV HVDC

PLTU

PLTD

Rencana 500 kV HVDC

PLTG

PLTA

Kit Eksisting

GU

PLTGU

PLTP

Kit Rencana

Ke GI 150 kV
Sidikalang
(Sumut)

ACSR 1x240mm2
90 kmr COD 2015

(Sumatera GIBarat)
Rencana

GI Eksisting
150 kV

GI Eksisting
70 kV

150 kV
GI Rencana
150/70 kV
GITET

GI Eksisting
150/70 kV

Singkil

RUPTL

Gambar A1.1. Peta Sistem Kelistrikan & Kapasitas Pembangkit Eksisting Provinsi Aceh

142

Daerah yang dilayani dari sistem interkoneksi masih dalam kondisi rawan pemadaman karena jumlah kapasitas
pembangkit yang masuk grid tidak mempunyai cadangan daya yang cukup. Pemadaman dalam skala besar
bisa terjadi apabila ada gangguan pada jaringan transmisi atau ganggguan (atau pemeliharaan) pada unit
pembangkit berkapasitas besar. Untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan sewa genset sebesar 179 MW
di 9 lokasi.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Pada sistem isolated 20 kV yang meliputi Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya,
Aceh Selatan, Aceh Singkil, Kota Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Kota Sabang dan Simeulu terdapat
sewa genset dengan kapasitas total 72 MW untuk mengatasi desit pada sistem isolated tersebut.
Kapasitas terpasang ketujuh GI di Provinsi Aceh adalah 390 MVA. Rincian kapasitas pembangkit dan GI Provinsi
Aceh masing-masing seperti ditunjukkan pada Tabel A1.1 dan Tabel A1.2.
Tabel A1.1. Kapasitas Pembangkit Eksisting s/d September 2013

No

Nama Pembangkit

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
(MW)

DMN
(MW)

Sektor Leung Bata


1

Lueng Bata Total

PLTD

HSD

PLN

58

42

Apung Banda Aceh

PLTD

HSD

PLN

10

Sewa Lueng Bata (Arti Duta)

PLTD

HSD

PLN

Sewa Lueng Bata (Sari Alam)

PLTD

HSD

PLN

Cot Trueng

PLTD

HSD

PLN

Pulau Pisang

PLTD

HSD

PLN

Banda Aceh (Aggreko) #1

PLTD

HSD

Sewa

30

30

Banda Aceh (KPT) #2

PLTD

HSD

Sewa

10

15

Sigli #1 (BGP)

HSD

Sewa

10

10

PLTD

HSD

Sewa

10

10

11 Lhokseumawe #1 (BGP)

PLTD

HSD

Sewa

30

30

12 Lhokseumawe #2 Cot Treung (EPJ)

PLTD

HSD

Sewa

10

10

13 Langsa (SLU)

PLTD

HSD

Sewa

10

10

14 Idie (KPT)

PLTD

HSD

Sewa

15 Bireun (KPT)

PLTD

HSD

Sewa

30

30

16 Tualang Cut (KPT)

PLTD

HSD

Sewa

15

15

250

224

Total

2013 - 2022

PLTD

10 Sigli #2 P.Pisang (BGP)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

143

Tabel A1.2. Kapasitas Gardu Induk Eksisting s/d September 2013

Nama

No
1

Gardu Induk

30

30

30

10

60

KIT-PLTD // 20 KV= 57.9 MW

KIT-PLTD // 20 KV= 20 MW

20
81,2

30

30

30

30

KIT-PLTD // 20 KV= 70 MW

Bireun

Langsa

44,2

a. Alur Dua

30

b. Tualang Cut

10

c. Alur Bate, Idi

30

Jumlah

Keterangan

(MW)
85,9

Lhokseumawe

a. Juli
5

Peak Load

28,4

a. Bayu
4

#3

Sigli
a. Tijue

#2

Banda Aceh
a. Lambaro

Kapasitas Trafo (MVA)


#1

390

KIT-PLTD // 20 KV= 15 MW
10

10

239,7

Beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Aceh yang telah mencapai sekitar 343 MW sebagian besar dipasok
dari pembangkit-pembangkit yang berada di Provinsi Sumut melalui transmisi 150 kV Pangkalan Brandan
Langsa Idie hingga ke Banda Aceh dengan transfer daya rata-rata 240 MW dan sistem isolated tersebar
rata-rata 92 MW.
Biaya Pokok Penyediaan listrik di Provinsi Aceh masih tinggi, yaitu Rp 2.197/kWh karena masih dioperasikannya
banyak PLTD, baik di sistem interkoneksi maupun sistem isolated.

A1.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Provinsi Aceh


Pertumbuhan ekonomi daerah Aceh terus meningkat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Hal tersebut sangat
terkait dengan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana tsunami yang dilakukan Badan
Rehabilitasi & Rekonstruksi Aceh-Nias pada tahun 2006 s/d 2010. Kondisi keamanan yang kian membaik
setelah penandatanganan MOU Helsinki antara Pemerintah RI dan GAM pun menjadi awal penting dalam
pemulihan ekonomi Aceh. Kemajuan di sektor ekonomi dan keamanan ini memberikan konstribusi langsung
kepada pertumbuhan kebutuhan energi listrik. Penjualan pada tahun 2012 tumbuh hinggga 11,1% dan tahun
2013 akan tumbuh sekitar 10%. Selain itu beban puncak sistem kelistrikan juga naik dari 343 MW pada tahun
2012 menjadi 361 MW pada tahun 2013.

RUPTL

Rata-rata pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir adalah 12% per tahun, dimana penjualan
pada tahun 2008 sebesar 1.150 GWh telah meningkat menjadi 1.755 GWh pada tahun 2012.

144

Penjualan terbesar adalah dari sektor rumah tangga sebesar 1.139 GWh (64,9%), kemudian sektor publik
sebesar 290 GWh (16,5%) seperti ditunjukkan pada Tabel A1.3.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A1.3. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan pada Tahun 2013
Kelompok
Tarif

No

Energi Jual
(GWh)

Porsi
(%)

Rumah Tangga

1.139

64,9

2
3

Komersil

268

15,3

Publik

290

16,5

Industri

59

3,3

Jumlah

1.755

100,0

Dari realisasi pengusahaan lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi,
pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik
2013 2022 diberikan pada Tabel A1.4.
Tabel A1.4. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Sales
(GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

5,28

1.930

2.140

361

1.140.205

2014

5,36

2.115

2.321

391

1.196.438

2015

5,36

2.314

2.534

427

1.276.674

2016

5,36

2.529

2.752

463

1.313.477

2017

5,36

2.764

2.987

503

1.345.792

2018

5,36

3.021

3.244

546

1.378.731

2019

5,36

3.304

3.526

593

1.412.113

2020

5,36

3.619

3.841

646

1.446.235

2021

5,36

3.971

4.205

707

1.480.921

2022

5,36

4.367

4.613

776

1.516.240

5,35%

9,5%

9,0%

8,6%

3,3%

Growth

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik 10 tahun ke depan diperlukan pembangunan sarana pembangkit,
transmisi dan distribusi dengan memperhatikan potensi energi primer setempat sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Potensi sumber energi di Provinsi Aceh tersedia cukup besar, yaitu panas bumi 589MW, tenaga air 1.482 MW
dan cadangan batubara 1,7 miliar ton. Peta potensi sumber energi diperlihatkan pada GambarA1.2. Disamping
itu di Provinsi Aceh juga terdapat cadangan gas, namun sudah dieksploitasi dan saat ini sudah jauh berkurang.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

A1.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan

145

GambarA1.2.
b
1
Peta Sumber
b Energi d
di Provinsi Aceh
h

Pengembangan Pembangkit di Provinsi Aceh

RUPTL

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai tahun 2022 diperlukan pembangunan pusat pembangkit
dalam wilayah Provinsi Aceh dengan daya sebesar 1.583 MW dengan rincian diberikan pada Tabel A1.5.

146

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A1.5. Rencana Pengembangan Pembangkit

No

Proyek

Jenis
PLTU

Asumsi
Pengembang

Meulaboh #1,2 (FTP1)

PLN

PLTM Tersebar Aceh

PLTM

Swasta

Arun

PLTG/MG

PLN

Kapasitas
(MW)

COD

220

2013 - 2014

65

2014 - 2015 - 2016

200

2015

Sinabang (eks Tapaktuan)

PLTU

PLN

14

2015

Aceh

PLTG

Unallocated

25

2016

Sabang (ORC)

PTMPD

Unallocated

2016

Sinabang (ORC)

PTMPD

Unallocated

2016

Peusangan 1-2

PLTA

PLN

88

2017

Sumbagut-2 Peaker (Arun)

PLTGU/MGU

PLN

250

2018

10

Jaboi (FTP2)

PLTP

Swasta

10

2018 - 2019

11

Meulaboh #3,4

PLTU

Unallocated

400

2018 - 2019

12

Seulawah Agam (FTP2)

PLTP

Swasta

110

2021 - 2022

13

Peusangan-4 (FTP2)

PLTA

Swasta

83

2020

14

Meurebo-2

PLTM

Unallocated

59

2020

Aceh Total

1.538

Beroperasinya PLTA Peusangan 88MW, dan PLTU Meulaboh #1,2 220 MW sangat penting untuk memperbaiki
sistem kelistrikan Aceh, mengingat saat ini daya pembangkit dari Sumut yang memasok demand di Aceh masih
sangat terbatas.
Untuk mengatasi desit kelistrikan saat ini, sampai dengan beroperasinya PLTU Meulaboh #1,2 220 MW telah
dilakukan tambahan sewa pembangkit diesel pada sejumlah subsistem 150 KV dan Isolated 20 KV.

Untuk penyediaan listrik jangka panjang dan sekaligus memperbaiki biaya pokok penyediaan listrik baik di sistem
interkoneksi akan dibangun PLTU Meulaboh #3 dan #4 (400 MW) dan untuk sistem isolated direncanakan
dibangun beberapa pembangkit antara lain PLTU skala kecil di Sinabang 2 x 7 MW (merupakan bagian dari
program PLTU Merah Putih), Pembangkit ermal Modular Pengganti diesel (PTMPD) di Simeuleu 2 x 3,5 MW
dan di Sabang 2 x 3,5 MW serta PLTP Jaboi 10 MW.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)
Pengembangan Gardu Induk
Pembangunan GI baru dan kapasitas penambahan trafo (extension) sampai dengan tahun 2022 berjumlah
1.690 MVA dan 2.000 MVA masing-masing untuk GI 150 kV dan 275 kV seperti yang ditunjukan pada tabel
A1.6 dan A1.7.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pembangunan PLTP Seulawah Agam 110 MW saat ini sedang dalam proses pelelangan WKP (Wilayah Kerja
Pertambangan) oleh Pemerintah Provinsi Aceh dan WKP PLTP Jaboi di Sabang 10 MW sudah dilelang oleh
Pemko Sabang.

147

Tabel A1.6. Pengembangan GI

RUPTL

No

148

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

Langsa

150/20 kV

Extension

30

2013

Tualang Cut

150/20 kV

Uprate

20

2013

Idie

150/20 kV

Extension

20

2013

Bireun

150/20 kV

Uprate

60

2013

Nagan Raya

150/20 kV

New

30

2013

Jantho

150/20 kV

New

30

2013

Panton Labu

150/20 kV

New

30

2014

Lhokseumawe

150/20 kV

Uprate

60

2014

Sigli

150/20 kV

Uprate

60

2014

10

Banda Aceh

150/20 kV

Uprate

60

2014

11

Subulussalam

150/20 kV

New

30

2014

12

Nagan Raya

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

13

Meulaboh

150/20 kV

New

30

2014

14

Bireun

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

15

Takengon

150/20 kV

New

60

2014

16

Kuta Cane

150/20 kV

New

30

2014

17

Lhokseumawe

150/20 kV

Uprate

60

2015

18

Banda Aceh

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

19

Ulee Kareng

150/20 kV

New

120

2015

20

Ulee Kareng

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

21

Krueng Raya

150/20 kV

New

30

2015

22

Nagan Raya

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

23

Blang Pidie

150/20 kV

New

30

2015

24

Tapak Tuan

150/20 kV

New

60

2015

25

Cot Trueng

150/20 kV

New

60

2015

26

Takengon

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

27

Blang Kjeren

150/20 kV

New

30

2015

28

Samalanga

150/20 kV

New

30

2015

29

Banda Aceh

150/20 kV

Uprate

60

2016

30

Tualang Cut

150/20 kV

Uprate

60

2016

31

Bireun

150/20 kV

Uprate

60

2016

32

Meulaboh

150/20 kV

Extension

60

2016

33

Meulaboh

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

34

Calang

150/20 kV

New

30

2016

35

Singkil

150/20 kV

New

30

2016

36

Subulussalam

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A1.6. Pengembangan GI


lanjutan
Gardu Induk

No

Tegangan

NEW/
EXTENSION

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

37

Banda Aceh

150/20 kV

Extension

2 LB

2018

38

Lampisang

150/20 kV

New

60

2018

39

Calang

150/20 kV

Extension

2 LB

2018

40

Langsa

150/20 kV

Uprate

60

2020

41

Subulussalam

150/20 kV

Extension

60

2020

42

Kuta Cane

150/20 kV

Extension

60

2020

43

Blang Pidie

150/20 kV

Extension

60

2020

44

Idie

150/20 kV

Extension

60

2021

45

Jantho

150/20 kV

Extension

60

2021

Jumlah

1.690
Tabel A1.7. Pengembangan GI 275 kV

No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA)

COD

Sigli

275/150 kV

New

500

2017

Arun/Lhokseumawe

275/150 kV

New

500

2017

Ulee Kareng

275/150 kV

New

500

2017

PLTU Meulaboh/Nagan Raya

275/150 kV

New

500

2018

Sigli

275/150 kV

Extension

2 LB

2018

Jumlah

2.000

Pengembangan Transmisi
Rencana pembangunan transmisi sampai dengan tahun 2022 adalah 2.198 kms untuk sistem 150kV dan 812
kms untuk sistem 275 kV seperti yang ditampilkan dalam Tabel A1.8 dan Tabel A1.9.

No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

Jantho

Inc. 1 Pi (Sigli - B. Aceh)

150 kV

2 cct, 1 Hawk

2013

Panton Labu

Inc. 1 Pi (Idi Lhokseumawe)

150 kV

2 cct, 1 Hawk

2013

Langsa

Tualang Cut

150 kV

2nd cct, 1 Hawk

24

2014

Meulaboh

PLTU Meulaboh/Nagan
Raya

150 kV

cct, 1 Hawk

60

2014

Bireun

PLTA Peusangan-1

150 kV

cct, 2 Hawk

126

2014

Sidikalang

Subulussalam

150 kV

cct, 1 Hawk

111

2014

Brastagi

Kutacane

150 kV

cct, 1 Hawk

290

2014

PLTA
Peusangan-1

Takengon

150 kV

cct, 2 Hawk

22

2014

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel A1.8. Pembangunan Transmisi 150 kV

149

Tabel A1.8. Pembangunan Transmisi 150 kV


lanjutan
No
9
10

Dari

Ke

Lhokseumawe

Idie (Uprate)

Idie

Langsa (Uprate)

Tegangan
150 kV
150 kV

Konduktor

kms

COD

cct, HTLS 310 mm2

82

2015

cct, HTLS 310 mm

47

2015

129

2015

123

2015

11

Lhokseumawe

Langsa (Uprate)

150 kV

cct, HTLS 310 mm

12

Bireun

Lhokseumwe (Uprate)

150 kV

cct, HTLS 310 mm2

13

PLTA
Peusangan-1

PLTA Peusangan-2

150 kV

cct, 2 Hawk

14

2014

14

PLTU Meulaboh/
Nagan Raya

Blang Pidie

150 kV

cct, 1 Hawk

190

2015

15

Blang Pidie

Tapak Tuan

150 kV

cct, 1 Hawk

130

2015

16

Ulee Kareng

Banda Aceh

150 kV

cct, 2 Zebra

40

2015

17

Krueng Raya

Ulee Kareng

150 kV

cct, 2 Hawk

60

2015

18

Cot Trueng

Inc. 2 Pi (Bireun Lhokseumawe)

150 kV

cct, 1 Hawk

2015

19

Samalanga

Inc. 1 Pi (Bireun - Sigli)

150 kV

cct, 1 Hawk

2015

20

Takengon

Blang Kjeren

150 kV

cct, 1 Hawk

174

2015

21

Subulussalam

Singkil

150 kV

cct, 1 Hawk

120

2016

22

Calang

Meulaboh

150 kV

cct, 2 Hawk

160

2016

23

PLTG Aceh Timur/

Inc. 2 Pi (Idie Lhokseumwe)

150 kV

cct, HTLS 310 mm2

2017

24

Banda Aceh

Lam Pisang

150 kV

cct, 2 Hawk

30

2018

25

Calang

Lampisang

150 kV

cct, 1 Hawk

198

2018

26

PLTP Seulawah

2 Pi Inc. (Sigli - Banda


Aceh)

150 kV

cct, 1 Hawk

32

2021

27

Takengon

PLTA Peusangan-4

150 kV

cct, 1 Hawk

20

2020

Jumlah

2.198

Tabel A1.9. Pembangunan Transmisi 275 kV


No

Dari

Ke

RUPTL

Konduktor

kms

COD

Sigli

Arun/Lhokseumawe

275 kV

2 cct, 2 Zebra

322

2016

Pangkalan Susu

Arun/Lhokseumawe

275 kV

2 cct, 2 Zebra

360

2016

Sigli

Ulee Kareng

275 kV

2 cct, 2 Zebra

130

2016

Jumlah

150

Tegangan

812

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan listrik pada butir A1.2 di atas, diperlukan tambahan pelanggan baru 434
ribu pelanggan atau rata-rata 43.402 pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan,
diperlukan pembangunan jaringan tegangan menengah 6.056 kms, jaringan tegangan rendah sekitar 6.854
kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 728 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A1.10.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A1.10. Rincian Pengembangan Distribusi


JTM
kms

Tahun

JTR
kms

Trafo
kVA

Pelanggan

2013

381

431

45.775

57.987

2014

369

418

44.390

56.233

2015

527

596

63.338

80.236

2016

561

635

67.449

36.804

2017

597

676

71.828

32.314

2018

636

720

76.493

32.940

2019

677

767

81.462

33.382

2020

721

816

86.754

34.122

2021

768

870

92.392

34.686

2022

818

926

98.397

35.319

Total

6.056

6.854

728.277

434.022

A1.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
dengan tahun 2022 adalah seperti tersebut dalam TabelA1.11.

Tahun

Energi Sales
(GWh)

Produksi Energi
(GWh)

Beban
Puncak (MW)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

2013

1.930

2.140

361

110

190

194

2014

2.115

2.321

391

128

360

647

294

2015

2.314

2.534

427

254

420

986

448

2016

2.529

2.752

463

46

300

1.092

348

2017

2.764

2.987

503

88

1.500

260

2018

3.021

3.244

546

455

560

228

619

2019

3.304

3.526

593

205

320

2020

3.619

3.841

646

142

240

20

327

2021

3.971

4.205

707

55

120

32

193

2022

4.367

4.613

776

55

188

Growth

9,5%

9,0%

8,6%

1.538

3.690

3.010

3.191

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel A1.11. Rangkuman

151

LAMPIRAN A.2
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SUMATERA UTARA

A2.1. Kondisi Saat Ini


Sistem kelistrikan di Provinsi Sumatera Utara dipasok dengan menggunakan sistem transmisi 150 kV dan
transmisi 275 kV (tidak termasuk Pulau Nias/Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Pulau Tello dan Pulau Sembilan
yang masih beroperasi secara isolated). Saat ini beban puncak terlayani sekitar 1.374 MW dan dipasok oleh
Sektor Pembangkitan Belawan, Sektor Pembangkitan Medan, Sektor Pembangkitan Pandan dan Sektor
Pembangkitan Labuhan Angin. Pada saat ini PLN juga melakukan swap energy dengan PT Inalum untuk ikut
membantu memenuhi kebutuhan beban puncak.
Disamping pusat-pusat pembangkit di atas, ada beberapa PLTMH (PLN), PLTM (IPP), PLTP (IPP) yang memasok
listrik langsung ke sistem distribusi (20kV).
Sehubungan dengan kurangnya pasokan listrik di Sumatera Utara sebagai akibat dari tidak seimbangnya
penambahan pembangkit dan pertumbuhan beban, maka pada saat beban puncak diberlakukan pemadaman
bergilir. Untuk menanggulangi pemadaman yang berkepanjangan, PLN Wilayah Sumatera Utara melakukan
demand side management dengan cara mengurangi laju pertumbuhan beban, yaitu membuat kuota
(pembatasan) jumlah sambungan baru.

RUPTL

Peta kelistrikan sistem Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar A2.1.

154

Gambar A2.1. Peta Kelistrikan Sumatera Utara

Penjualan tenaga listrik di Provinsi Sumatera Utara mengalami pertumbuhan sejalan dengan pertumbuhan
ekonominya. Namun pasokan tenaga listrik (pembangkitan) mengalami penurunan daya mampu (derating
capacity) karena umur pembangkit yang semakin tua dan penambahan kapasitas pembangkit baru yang relatif
kecil. Secara lebih rinci, kapasitas pembangkit dapat dilihat pada Tabel A2.1.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Kota Medan merupakan pusat beban terbesar di Sumatera Utara (hampir 60% dari seluruh demand di Provinsi
ini) dengan tingkat pertumbuhan beban yang tinggi. Di Sumatera Utara masih terdapat beberapa daerah
pelayanan listrik yang bertegangan rendah akibat dipasok oleh jaringan yang terlalu panjang. Situasi ini telah
direncanakan penanggulangannya dalam RUPTL.
Tabel A2.1. Kapasitas Pembangkit Sistem Interkoneksi s/d September 2013

No

Nama Pembangkit

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Sektor Belawan

Belawan #1

PLTU

MFO

Belawan #2

PLTU

Belawan #3

PLTU

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
(MW)

DMN (MW)

1.527,3

1.297,2

PLN

65,0

50,0

MFO

PLN

65,0

45,0

MFO

PLN

65,0

52,0

Belawan #4

PLTU

MFO

PLN

65,0

50,0

Belawan GT 1.1

PLTG

Gas

PLN

117,0

78,0

Belawan GT 1.2

PLTG

Gas

PLN

128,8

110,0

Belawan ST 1.0

PLTG

Gas

PLN

149,0

105,4

Belawan GT 2.1

PLTG

Gas

PLN

130,0

127,0

Belawan GT 2.2

PLTG

Gas

PLN

130,0

130,0

10

Belawan ST 2.0

PLTG

Gas

PLN

162,5

129,9

11

Belawan (TTF)

PLTG

Gas

PLN

120,0

90,0

12

Belawan

13

Sewa 20 MW Glugur

Gas

PLN

40,0

40,0

PLTD

HSD

Sewa

20,0

20,0

Sektor Medan

Glugur #1

PLTG

HSD

PLN

19,9

Glugur #2

PLTG

HSD

PLN

12,9

15,0

Glugur (TTF)

PLTG

HSD

PLN

11,9

11,0

Paya Pasir #1

PLTG

HSD

PLN

14,5

Paya Pasir #2

PLTG

HSD

PLN

14,5

Paya Pasir #3

PLTG

HSD

PLN

20,1

14,0

Paya Pasir #4

PLTG

HSD

PLN

20,1

14,0

Paya Pasir #5

PLTG

HSD

PLN

21,4

16,0

Paya Pasir #6 (TTF)

PLTG

HSD

PLN

21,6

10

Paya Pasir #7 (TTF)

PLTG

HSD

PLN

34,1

34,0

11

Titi Kuning #1

PLTD

HSD

PLN

4,1

2,5

12

Titi Kuning #2

PLTD

HSD

PLN

4,1

2,0

13

Titi Kuning #3

PLTD

HSD

PLN

4,1

2,5

14

Titi Kuning #4

PLTD

HSD

PLN

4,1

3,0

15

Titi Kuning #5

PLTD

HSD

PLN

4,1

2,5

16

Titi Kuning #6

PLTD

HSD

PLN

4,1

2,7

17

Paya Pasir (Arti Duta)

PLTD

HSD

Sewa

30,0

13,0

18

Paya Pasir #2 (BGP

PLTD

HSD

Sewa

40,0

40,0

19

Paya Pasir #3 (BUGARAWA)

PLTD

HSD

Sewa

20,0

20,0

20

AKE

PLTD

HSD

Sewa

65,0

65,0

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

II

PLTMG

155

Tabel A2.1. Kapasitas Pembangkit Sistem Interkoneksi s/d September 2013


lanjutan

RUPTL

No

156

Nama Pembangkit

III

Sektor Pandan

Pandan

Sipansihaporas #1

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

PLTMH

Air

PLN

7,6

5,0

PLTA

Air

PLN

33,0

33,0

DMN (MW))

Sipansihaporas #2

PLTA

Air

PLN

17,0

17,0

Lau Renun #1

PLTA

Air

PLN

41,0

40,0

PLTA

Air

PLN

41,0

40,0

115,0

95,0

Lau Renun #2

IV

Sektor Labuhan Angin

LABUHAN ANGIN # 1

PLTU

Batubara

PLN

PLTU

Batubara

PLN

LABUHAN ANGIN # 2

IPP

Asahan I.1

PLTA

Air

PLTA

Air

115,0

95,0

180,0

180,0

IPP

90,0

90,0

IPP

90,0

90,0

Asahan I.2

VI

Sewa Wilayah, Zero Balance Inalum dan Excess Power

INALUM

PLTA

Air

Swasta

45,0

45,0

SIBAYAK

PLTP

Panas Bumi

Swasta

10,0

10,0

Parlilitan

PLTMH

Air

Swasta

7,5

7,5

Sei Silau 2

PLTMH

Air

Swasta

8,0

7,5

Parluasan

PLTMH

Air

Swasta

5,0

5,0

Hutaraja

PLTMH

Air

Swasta

5,0

5,0

KARAI 13

PLTMH

Air

Swasta

5,0

5,0

PT GSI-1 (Excess Power)

Swasta

6,0

6,0

PT GSI-2 (Excess Power)

Swasta

9,0

9,0

10

PT Growth Asia (Excess


Power) #1

PLTU

Biomas

Swasta

10,0

10,0

11

PT Growth Asia (Excess


Power) #2

PLTU

Biomas

Swasta

10,0

10,0

12

PT Inalum Porsea (Excess


Power 2 MW)

Swasta

2,0

2,0

13

PT Nubika (Excess Power GI


R. Prapat)

Swasta

6,0

6,0

14

PT Victorindo (Excess Power


GI Sidempuan)

Swasta

5,0

5,0

15

PT Harkat Sejahtera (GI


P.SIANTAR)

Swasta

1,0

1,0

16

PTPN III Sei Mangkai (GI


KISARAN)

Swasta

3,0

3,0

17

PT Evergreen (Excess Power


GI T. Morawa)

Swasta

2,0

2,0

18

PT PKS RAMBUTAN

Swasta

2,0

2,0

2.318,9

1.930,4

PLTU

Total Interkoneksi Sumatera

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Batubara

Kapasitas pembangkit PLTD isolated yang beroperasi di Pulau Nias yaitu PLTD Gunung Sitoli dan PLTD Teluk
Dalam, ditunjukkan pada Tabel A2.2.
Tabel A2.2. Pembangkit Sistem Isolated s/d September 2013
Daya
No
1

Lokasi PLTD

Terpasang (kW)

Gunung Sitoli
- PLTD PLN

8.200

2.150

- PLTD Sewa

19.600

19.190

- PLTD Sewa

9.720

4.150

37.520

25.490

- PLTD PLN

3.380

2.050

- PLTD Sewa

5.225

3.000

Total PLTD Teluk Dalam

8.605

5.050

- PLTD PLN

700

400

Total PLTD Pulau Tello

700

400

46.825

30.940

Total PLTD Gunung Sitoli


2

Mampu (kW)

Teluk Dalam

Pulau Tello

Total PLTD Cabang Nias

A2.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari penjualan tenaga listrik PLN pada lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan
ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa mendatang, maka proyeksi
kebutuhan listrik 2013 2022 diberikan pada Tabel A2.3.
Tabel A2.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Sales (GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

6,79

8.425

9.238

1.455

2.944.294

2014

6,79

9.120

9.950

1.607

3.064.386

2015

6,89

9.882

10.770

1.785

3.190.446

2016

6,89

10.694

11.642

1.981

3.270.309

2017

6,89

11.574

12.583

2.194

3.351.470

2018

6,89

12.528

13.602

2.431

3.433.952

2019

6,89

13.563

14.706

2.691

3.517.776

2020

6,89

14.685

15.902

2.966

3.602.965

2021

6,89

15.903

17.198

3.250

3.636.938

2022

6,89

17.224

18.602

3.504

3.671.395

6,87%

8,27%

8,10%

10,02%

2,33%

Growth

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

157

A2.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi proyeksi kebutuhan tenaga listrik tersebut pada butir A2.2., diperlukan pembangunan sarana
pembangkit dengan memperhatikan potensi sumber energi primer setempat, transmisi, Gardu Induk, dan
distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Sumber energi yang cukup besar tersedia di Sumatera Utara untuk membangkitkan energi listrik adalah tenaga
air dan panas bumi. Namun Provinsi ini tidak mempunyai potensi batubara sedangkan sumber gas alam telah
mengalami penurunan. Potensi tenaga air Provinsi Sumatera Utara hingga tahun 2026 sebesar 1.201 MW.
Berdasarkan Master Plan Study for Power Development in the Republic of Indonesia oleh WestJEC/Direktorat
Jendral Minerbapabum tahun 2007, potensi panas bumi yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara adalah
seperti ditunjukkan pada Tabel A2.4.
Tabel A2.4. Daftar Potensi Panas Bumi

Lokasi Panas Bumi

Keterangan

Dibatasi Oleh

Potensi
(MW)

Taman Nasional (MW)

Demand (MW)

Sarulla & Sibual Buali

Existing / Expansion

660

630

630

Sibayak/Lau Debuk-Debuk

Existing / Expansion

160

40

40

Sorik Merapi

High Possibility

500

100

100

Sipaholon

Low Possibility

50

50

50

G. Sinabung

Tidak cukup data

Pusuk Bukit

Tidak cukup data

Simbolon

Tidak cukup data

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera Utara hingga tahun 2022 diperlukan pembangunan pembangkit
sebagaimana diperlihatkan padaTabel A2.5.
Tabel A2.5. Pengembangan Pembangkit

RUPTL

No

158

Proyek

Jenis

Asumsi
Pengembang

Kapasitas
(MW)

COD

Pangkalan Susu #1,2 (FTP1)

PLTU

PLN

440

2014-2015

PLTM Tersebar Sumut

PLTM

Swasta

96

2014-2016

Wampu (FTP2)

PLTA

Swasta

45

2015

Nias (FTP2)

PLTU

Swasta

21

2015-2016

Nias (merahputih)

PLTU

PLN

20

2016

Nias (ORC)

PTMPD

Unallocated

12

2016

Pangkalan Susu #3,4 (FTP2)

PLTU

PLN

400

2016-2017

Sumut-1

PLTU

Unallocated

300

2017

Sarulla I (FTP2)

PLTP

Swasta

330

2017-2018

10

Asahan III (FTP2)

PLTA

PLN

174

2018

11

Hasang (FTP2)

PLTA

Swasta

40

2018

12

Sumbagut-1 Peaker

PLTGU/MGU

Unallocated

250

2016

13

Sumbagut-3 Peaker

PLTGU/MGU

PLN

250

2018

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A2.5. Pengembangan Pembangkit


lanjutan
Jenis

Asumsi
Pengembang

Sumbagut-4 Peaker

PLTGU/MGU

PLN

250

2018

15

Sorik Marapi (FTP2)

PLTP

Swasta

240

2019-2020

16

Sumut-2

PLTU

Unallocated

600

2020-2021

17

Simonggo-2

PLTA

Unallocated

90

2021

18

Kumbih-3

PLTA

Unallocated

42

2021

19

Sibundong-4

PLTA

Unallocated

32

2021

20

Batang Toru (Tapsel)

PLTA

Swasta

510

2022

21

Sarulla II (FTP2)

PLTP

Swasta

110

2022

22

Simbolon Samosir (FTP2)

PLTP

Swasta

110

2022

23

Sipoholon Ria-Ria (FTP2)

PLTP

Swasta

55

2022

No

Proyek

14

SUMUT Total

Kapasitas
(MW)

COD

4.417

Pengembangan Transmisi
Dalam waktu dekat sistem Sumatera akan mengoperasikan transmisi 275 kV sebagai tulang punggung sistem
interkoneksi Sumatera1. Transmisi 275 kV ini dapat menyalurkan energi listrik antar Provinsi di Sumatera yang
dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit utama seperti PLTU batubara, PLTP dan PLTA skala besar. Disamping
itu direncanakan pula pengembangan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV sebagai tulang
punggung utama sistem interkoneksi Sumatera yang akan memasok energi listrik dalam jumlah yang besar
dari Sumatera bagian Selatan yang kaya akan sumber energi (khususnya batu bara) ke Sumatera bagian Utara
yang merupakan pusat beban terbesar di Sumatera. Transmisi 150 kV yang merupakan jaringan regional juga
dikembangkan untuk menyalurkan tenaga listrik dalam kawasan yang lebih terbatas.
Sampai dengan tahun 2022 diperlukan pengembangan transmisi sepanjang 4.556 kms guna mendukung
program penyaluran dan target yang telah ditetapkan, yaitu untuk mengatasi bottleneck penyaluran daya,
mengevakuasi daya dari pusat pembangkit, mendapatkan tegangan pelayanan yang baik dengan membatasi
panjang JTM, menurunkan losses transmisi dan distribusi, serta meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik.

Di Sumatera juga direncanakan pembangunan transmisi 500 kV sebagai tulang punggung sistem kelistrikan Sumatera pada koridor timur. Transmisi 500 kV tersebut
direncanakan masuk Sumatera Utara setelah tahun 2018.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Rencana pembangunan transmisi di Provinsi Sumut diberikan pada Tabel A2.6 dan Tabel A2.7.

159

Tabel A2.6. Rencana Pembangunan Transmisi 275 kV dan 500 kV


No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

Pangkalan Susu

Binjai

275 kV

cct, 2 Zebra

160

2014

Simangkok

Galang

275 kV

cct, 2 Zebra

318

2015

Galang

Binjai

275 kV

cct, 2 Zebra

160

2015

Sarulla

Simangkok

275 kV

cct, 2 Zebra

194

2015

Padang Sidempuan

Sarulla

275 kV

cct, 2 Zebra

138

2016

Rantau Prapat

Sarulla

275 kV

cct, 2 Zebra

220

2018

PLTA Batang Toru

Inc. 2 Pi (Sarulla-Pd.Sidempuan)

275 kV

2 cct, 2 Zebra

40

2020

Sei Rotan

Rantau Prapat

500 kV

cct, 4 Zebra

540

2018

Rantau Prapat

New Garuda Sakti

500 kV

cct, 4 Zebra

560

2018

Jumlah

2.330

Tabel A2.7. Rencana Pembangunan Transmisi 150 kV

RUPTL

No

160

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

Lamhotma

Belawan

150 kV

2nd cct, 2 Hawk

Martabe

Inc. 2 Pi (P.Sidempuan-Sibolga)

150 kV

Dolok Sanggul

Inc. 1 Pi (Tele-Tarutung)

150 kV

Sidikalang

Dairi Prima Mineral

150 kV

Galang

Namurambe

Galang

Tanjung Morawa

Rantau prapat

Labuhan Bilik

Padang Sidempuan

Penyabungan

150 kV

Galang

Negeri Dolok

150 kV

10

Tele

Pangururan

150 kV

11

PLTG P. Brandan

Pangkalan Brandan

150 kV

kms

COD

2013

cct, 1 Hawk

2013

cct, 1 Hawk

76

2014

cct, 1 Hawk

60

2014

150 kV

cct, 2 Zebra

80

2015

150 kV

cct, 2 Zebra

20

2015

150 kV

cct, 1 Hawk

130

2015

cct, 1 Hawk

140

2015

cct, 1 Hawk

66

2015

cct, 1 Hawk

26

2015

cct, 2 Hawk

10

2015

12

Pangkalan Brandan

Binjai (Uprate)

150 kV

cct, HTLS 310 mm

102

2015

13

Binjai

Payageli (Uprate)

150 kV

cct, HTLS 310 mm2

28

2015

14

Tanjung Pura

Inc. 1 Pi (P.Brandan-Binjai)

150 kV

cct, 1 Hawk

30

2015

2015

2015

40

2015

15

GIS Mabar

KIM

150 kV

cct, 1 XLPE CU 1000 mm

16

GIS Listrik

GIS Glugur

150 kV

cct, 1 XLPE CU 1000 mm2

17

Perdagangan

Inc. 2 Pi (Kisaran-K. Tanjung)

150 kV

cct, 1 Hawk

18

Parlilitan

Dolok Sanggul

150 kV

cct, 1 Hawk

50

2015

19

Pakkat

Dolok Sanggul

150 kV

cct, 1 Hawk

70

2015

20

PLTA Wampu

Brastagi

150 kV

cct, 1 Hawk

80

2015

21

Helvetia

Inc. 2 Pi (Glugur-Paya Geli)

150 kV

cct, 1 ACSR 300 mm

2015

22

Sibuhuan

Gunung Tua

150 kV

cct, 1 Hawk

180

2015

23

Sidikalang

Salak

150 kV

cct, 1 Hawk

60

2016

24

Pematang Siantar

Tanah Jawa

150 kV

cct, 1 Hawk

30

2016

25

Tebing Tinggi

Seirotan (Uprate)

150 kV

cct, HTLS 310 mm2

54

2016

26

Seirotan

Perbaungan (Uprate)

150 kV

cct, HTLS 310 mm2

43

2016

43

2016

27

Perbaungan

Tebing Tinggi (Uprate)

150 kV

cct, HTLS 310 mm

28

PLTU Sewa Sumbagut

Sibolga

150 kV

cct, 2 Hawk

2016

29

Perbaungan

Kuala Namu

150 kV

cct, 1 Hawk

20

2016

30

Tanjung Balai

Kisaran

150 kV

cct, 1 Hawk

30

2016

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A2.7. Rencana Pembangunan Transmisi 150 kV


lanjutan
No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

Inc. 1 Pi (SidikalangSabullusalam)

150 kV

cct, 1 Hawk

20

Pangkalan Susu

Pangkalan Brandan

150 kV

cct, 2 Zebra

22

2016

KIM 2

Inc. 2 Pi (KIM - Sei Rotan)

150 kV

cct, 2 ACSR 400 mm2

2016

34

Pancing

KIM 2

150 kV

cct, 2 ACSR 400 mm2

20

2016

35

Selayang

Inc. 2 Pi (Paya Geli - Namurambe)

150 kV

cct, ACSR 300 mm2

2016

36

Denai

Pancing

150 kV

cct, 2 Hawk

24

2016

37

Padang Sidempuan

New Padangsidempuan

150 kV

cct, 2 Zebra

2016

38

GI/GIS Batu gingging

Paya Geli

150 kV

cct, 1 XLPE CU 1000 mm2

2017

39

GI/GIS Batu gingging

GIS Listrik

150 kV

cct, 1 XLPE CU 1000 mm2

2017

31

Dairi

32
33

2016

40

Sei kera

Inc. 1 Pi (Denai-Pancing)

150 kV

cct, 1 XLPE CU 1000 mm

12

2017

41

Titi Kuning

Teladan

150 kV

cct, 1 XLPE CU 1000 mm2

2017

42

Teladan

Sei Kera

150 kV

cct, 1 XLPE CU 1000 mm2

2017

43

Kuala

Binjai

150 kV

cct, 1 Hawk

18

2017

44

Natal

Panyabungan

150 kV

cct, 2 Hawk

100

2017

45

PLTP Sarulla I

Sarulla

150 kV

cct, 2 Hawk

20

2017

46

Simangkok

PLTA Asahan III(FTP 2)

150 kV

cct, 2 Hawk

22

2018

47

PLTA Hasang

Aek Kanopan

150 kV

cct, 1 Hawk

50

2018

48

PLTP Sorik Marapi


(FTP 2)

Inc. 2 Pi (Panyabungan-Natal)

150 kV

cct, HTLS 310 mm2

20

2021

49

Panyabungan (Uprate)

Padang Sidempuan (Up Rate)

150 kV

cct, HTLS 310 mm2

140

2021

50

PLTP Simbolon Samosir

Inc. 2 Pi (Tarutung-Sidikalang)

150 kV

cct, 1 Hawk

50

2022

51

PLTP Sipoholon Ria-Ria

Inc. 1 Pi (Tarutung-Sidikalang)

150 kV

cct, 1 Hawk

2021

52

PLTMH

Singkil

150 kV

cct, 2 Hawk

140

2021

53

Simonggo

Parlilitan

150 kV

cct, 1 Hawk

22

2021

54

Teluk Dalam

PLTU Nias

70 kV

cct, 1 Hawk

220

2014

Jumlah

2.423

Pembangunan gardu induk di Wilayah Sumatera Utara dimaksudkan untuk melayani pertumbuhan beban,
meningkatkan keandalan pasokan, memperbaiki mutu tegangan, mengantisipasi masuknya beberapa
pembangkit dalam beberapa tahun kedepan dan perbaikan tegangan yang sangat rendah karena jarak Gardu
Induk yang terlalu jauh dari konsumen. Rencana pembangunan Gardu Induk dapat dilihat pada Tabel A2.8
berikut.
Tabel A2.8. Pengembangan Gardu Induk

No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

30

2013

Lamhotma

150/20 kV

Extension

Porsea

150/20 kV

Extension

10

2013

Sidikalang

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

Brastagi

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

Sidikalang

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

Martabe

150/20 kV

New

10

2013

GIS Listrik

150/20 kV

Extension

60

2014

Paya Pasir

150/20 kV

Extension

60

2014

Labuhan

150/20 kV

Extension

60

2014

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pembangunan Gardu Induk

161

Tabel A2.8. Pengembangan Gardu Induk


lanjutan

RUPTL

No

162

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

11

Kisaran

150/20 kV

Uprate

30

2014

12

Aek Kanopan

150/20 kV

Extension

30

2014

13

Rantau Prapat

150/20 kV

Uprate

60

2014

14

Kota Pinang

150/20 kV

Extension

30

2014

15

Dolok sanggul

150/20 kV

New

30

2014

16

Kuala Namu

150/20 kV

Uprate

60

2015

17

Tanjung Pura

150/20 kV

New

60

2015

18

Tele

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

19

Pangururan

150/20 kV

New

30

2015

20

Rantau Prapat

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

21

Labuhan Bilik

150/20 kV

New

60

2015

22

Perdagangan

150/20 kV

New

120

2015

23

Perdagangan

150/20 kV

New

2015

24

Titi Kuning

150/20 kV

Extension

60

2015

25

Gunung Para

150/20 kV

Extension

30

2015

26

Dolok sanggul

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

27

Parlilitan

150/20 kV

New

30

2015

28

Namurambe

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

29

Namurambe

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

30

Tanjung Morawa

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

31

Galang

150/20 kV

New

30

2015

32

Galang

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

33

Negeri Dolok

150/20 kV

New

30

2015

34

Dolok sanggul

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

35

Pakkat

150/20 kV

New

30

2015

36

Gunung Tua

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

37

Sibuhuan

150/20 kV

New

60

2015

38

Titi Kuning

150/20 kV

Extension

1 LB

2015

39

Sei Kera

150/20 kV

New

160

2015

40

Helvetia

150/20 kV

New

160

2015

41

Padang Sidempuan

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

42

Panyabungan

150/20 kV

New

60

2015

43

Brastagi

150 kV

Extension

2 LB

2015

44

Pancing

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

45

Denai

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

46

Pangkalan Brandan

150/20 kV

Extension

30

2016

47

Selayang

150/20 kV

New

160

2016

48

KIM II

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

49

Pancing

150/20 kV

New

160

2016

50

Tanjung Morawa

150/20 kV

Extension

60

2016

51

Tanjung Pura

150/20 kV

Extension

60

2016

52

Sidikalang

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

53

Salak

150/20 kV

New

60

2016

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A2.8. Pengembangan Gardu Induk


lanjutan
Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

54

KIM 2

150/20 kV

New

160

2016

55

Kisaran

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

56

Tanjung Balai

150/20 kV

New

120

2016

57

Dairi

150/20 kV

New

30

2016

58

Pangkalan Susu

150/20 kV

New

30

2016

59

Pangkalan Brandan

150 kV

Extension

2 LB

2016

60

Padang Sidempuan

150 kV

Extension

2 LB

2016

61

New Padang Sidempuan

150/20 kV

New

30

2016

62

Payegeli

150/20 kV

Extension

1 LB

2017

63

GIS Listrik

150/20 kV

Extension

1 LB

2017

64

GIS Batu Gingging

150/20 kV

New

160

2017

65

KIM

150/20 kV

Extension

60

2017

66

Paya Geli

150/20 kV

Extension

60

2017

67

GIS Batu Gingging

150/20 kV

Extension

100

2017

68

Perdagangan

150/20 kV

Extension

60

2017

69

Panyabungan

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

70

Natal

150/20 kV

New

30

2017

71

Binjai

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

72

Kuala

150/20 kV

New

60

2017

73

Teladan

150/20 kV

New

60

2017

74

Sarulla

150 kV

New

75

Simangkok

76

Pangkalan Brandan

77

Aek Kanopan

78

Paya Pasir

79

Mabar

150/20 kV

80

Rantau Prapat

150/20 kV

Extension

60

2019

81

Teladan

150/20 kV

Extension

80

2019

82

KIM

150/20 kV

Extension

60

2020

83

Paya Geli

150/20 kV

Extension

60

2020

84

Kota Pinang

150/20 kV

Extension

60

2020

85

GIS Batu Gingging

150/20 kV

Extension

80

2020

86

Parlilitan

150/20 kV

Extension

2 LB

2020

87

Pancing

150/20 kV

Extension

80

2021

88

Denai

150/20 kV

Extension

60

2021

89

Perdagangan

150/20 kV

Extension

60

2021

90

GIS Batu Gingging

150/20 kV

Extension

100

2021

91

Helvetia

150/20 kV

Extension

80

2021

92

Teladan

150/20 kV

Extension

80

2021

93

GIS Listrik

150/20 kV

Extension

60

2022

94

KIM

150/20 kV

Extension

60

2022

95

Lamhotma

150/20 kV

Extension

60

2022

96

Namurambe

150/20 kV

Extension

60

2022

2017

150 kV

Extension

2 LB

2018

150/20 kV

Uprate

60

2018

150 kV

Extension

2 LB

2019

150/20 kV

Extension

60

2019

Extension

60

2019

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

New/
Extension

163

Tabel A2.8. Pengembangan Gardu Induk


lanjutan
No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

97

Sei Rotan

150/20 kV

Extension

60

2022

98

Tebing Tinggi

150/20 kV

Extension

60

2022

Kuala Namu

150/20 kV

Uprate

60

2022

100

99

Selayang

150/20 kV

Extension

80

2022

101

Martabe

150/20 kV

Extension

30

2022

102

Natal

150/20 kV

Extension

30

2022

Jumlah

4.510

Rencana pembangunan GI 275 kV yang berada di Provinsi Sumatera Utara diberikan pada Tabel A2.9.
Tabel A2.9. Rencana Pembangunan Gardu Induk 275 kV

No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

Binjai

275/150 kV

New

500

2014

Pangkalan Susu

275/150 kV

New

2014

Binjai

275/150 kV

Extension

250

2014

Binjai

Galang

275 kV

Extension

275/150 kV

New

2 LB

2014

1.000

2015

Simangkok

275 kV

Extension

2 LB

2016

Simangkok

275/150 kV

Extension

250

2016

Sarulla

275/150 kV

New

500

2015

New Padang Sidempuan

275/150 kV

New

500

2016

10

Binjai

275/150 kV

Extension

250

2016

11

Pangkalan Susu

275/150 kV

Extension

500

2016

12

Pangkalan Susu

275/150 kV

Extension

500

2017

13

Sarulla

275 kV

Extension

2 LB

2018

14

Rantau Prapat

500/275 kV

New

1.000

2018

15

Rantau Prapat

275/150 kV

New

750

2018

16

Sei Rotan

500/150 kV

New

1.000

2018

17

Sei Rotan

500/150 kV

Extension

1.000

2019

Jumlah

8.000

RUPTL

Pengembangan Distribusi

164

Tambahan pelanggan baru sampai dengan tahun 2022 adalah sekitar 868 ribu pelanggan atau rata-rata 86.836
pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan
JTM 2.704 kms, JTR sekitar 3.938 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 1.071 MVA, seperti
ditampilkan dalam Tabel A2.10.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A2.10. Pengembangan Sistem Distribusi

Tahun

JTM
(kms)

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

449

295

71

141.268

2014

398

802

208

120.092

2015

397

324

84

126.060

2016

250

333

88

79.862

2017

250

342

92

81.161

2018

251

351

96

82.482

2019

251

359

101

83.824

2020

252

368

105

85.189

2021

102

377

110

33.974

2022

103

386

115

34.457

Total

2.704

3.938

1.071

868.369

A2.4. Sistem Isolated Nias


Pulau Nias yang terletak di sebelah Barat Pulau Sumatera mempunyai kondisi sebagai berikut:
(i)

Merupakan Pulau yang terpisah cukup jauh dari Pulau Sumatera

(ii) Pemerintahan terdiri dari 4 Kabupaten dan 1 Kota


(iii) Rawan gempa dan rawan longsor
(iv) Hubungan antar kabupaten dan antar kecamatan sulit dijangkau
Mata pencaharian utama adalah bercocok tanam kelapa dan nelayan

Pengusahaan kelistrikan dikelola oleh PLN Area Nias, terdiri dari Rayon Gunung Sitoli dan Rayon Teluk Dalam
yang juga mengelola PLTD di Pulau Tello. Pasokan listrik untuk sistem kelistrikan Nias dipasok dari PLTD Gunung
Sitoli dan PLTD Teluk Dalam. Jumlah pelanggan adalah sekitar 72 ribu pelanggan, daya tersambung 58,186
MVA dengan penjualan mencapai 6,120 GWh per-bulan. Pembangkitan di Pulau Nias saat ini mempunyai
daya terpasang 46.125 kW, daya mampu 30.540 kW, beban puncak 24.680 kW, dan mengingat kondisi
pembangkitan sudah tua, maka telah diambil langkah-langkah melaksanakan sewa PLTD untuk jangka pendek
dan merencanakan pembangunan PLTU 3x7 MW (IPP), PLTU Merah Putih 2x10 MW dan Pembangkit ermal
Modular Pengganti diesel (PTMPD) sebesar 12 MW.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

(v)

165

A2.5. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah
untuk membangun sistem kelistrikan sampai dengan tahun 2022 adalah seperti Tabel A2.11 berikut:
Tabel A2.11. Rangkuman

Tahun

Energi Sales
(GWh)

2013

8.425

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

9.238

1.455

GI
(MVA)
50

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

39

2014

9.120

9.950

1.607

245

1.140

516

541

2015

9.882

10.770

1.785

297

2.480

1.734

873

2016

10.694

11.642

1.981

542

2.400

516

993

2017

11.574

12.583

2.194

610

1.090

171

1.057

2018

12.528

13.602

2.431

934

2.810

1.392

1.963

2019

13.563

14.706

2.691

80

1.260

293

2020

14.685

15.902

2.966

460

260

40

812

2021

15.903

17.198

3.250

464

460

326

765

2022

17.224

18.602

3.504

785

560

50

1.484

8,27

8,10

10,02

4.417

12.510

4.753

8.821

Growth/

RUPTL

Jumlah

166

Pembangkit
(MW)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

LAMPIRAN A.3

2013 - 2022

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)


DI PROVINSI RIAU

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

167

A3.1. Kondisi Saat Ini


Sistem Interkoneksi
Sistem kelistrikan Provinsi Riau saat ini memiliki 9 gardu induk (GI) 150 kV, yaitu Koto Panjang, Bangkinang,
Garuda Sakti, Teluk Lembu, Duri, Dumai, Bagan Batu, Taluk Kuantan dan Balai Pungut. Sebagian GI tersebut
sudah mengalami overload dan perlu segera diatasi.
Sistem kelistrikan Riau sebagian besar dipasok dari grid Sumatera dengan beban puncak per akhir 2012
mencapai 406 MW. Kapasitas pembangkit yang tersambung ke grid sebesar 362 MW, dimana 32% dari
kapasitas tersebut adalah PLTA Koto Panjang, dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan Riau masih
diperlukan transfer energi dari sistem interkoneksi Sumatera Bagian Selatan Tengah maupun sistem
interkoneksi Sumatera Bagian Utara.
Sistem Sumbagselteng sendiri dipasok oleh beberapa jenis pembangkit, dimana 21% (714,65 MW) berupa
PLTA yang pada musim kering sering kali mengalami penurunan kapasitas. Dengan demikian sistem Riau ikut
mengalami desit daya.

RUPTL

Peta kelistrikan sistem interkoneksi di Provinsi Riau diperlihatkan pada Gambar A3.1.

168

Gambar A3.1. Peta Sistem Kelistrikan di Provinsi Riau

Daftar kapasitas terpasang pembangkit yang memasok ke sistem interkoneksi 150 kV ditunjukkan pada Tabel
A3.1.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A3.1. Kapasitas Pembangkit s/d September 2013

No

Nama Pembangkit

Sektor Pekanbaru

Jenis

Jenis
Bahan
Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
Net (MW)

Kotopanjang # 1

PLTA

Air

PLN

38,0

38,0

Kotopanjang # 2

PLTA

Air

PLN

38,0

38,0

Kotopanjang # 3

PLTA

Air

PLN

38,0

38,0

Riau Power

PLTGU

Gas

Sewa

26,0

28,0

Teluk Lembu # 1

PLTG

Gas

PLN

21,6

13,0

Teluk Lembu # 2

PLTG

HSD

PLN

21,6

14,0

Teluk Lembu # 3 (Exs

PLTG

HSD

PLN

20,0

17,0

Sewa Teluk Lembu # 1

PLTMG

Gas

Sewa

12,0

13,0

Sewa Teluk Lembu # 2

PLTMG

Gas

Sewa

50,0

50,0

10

Sewa Teluk Lembu # 3

PLTMG

Gas

Sewa

30,0

30,0

11

Balai Pungut # 1 (Exs

PLTG

Gas

PLN

20,0

16,0

12

Balai Pungut # 2 (Exs

PLTG

Gas

PLN

20,0

16,0

13

Duri (peaker)

PLTMG

Gas

PLN

100,0

90,0

14

Teluk Lembu

PLTD

HSD

PLN

7,6

4,5

15

Teluk Lembu BGP

PLTD

HSD

Sewa

40,0

20,0

16

Teluk Lembu Sewa

PLTD

HSD

Sewa

30,0

15,0

17

Dumai BGP

PLTD

HSD

Sewa

30,0

30,0

18

Dumai P3

PLTD

HSD

Sewa

10,0

10,0

19

Teluk Lembu (PJBS)

PLTMG

Gas

PLN

30,0

30,0

582,8

510,5

Sistem Isolated

Sebagian besar sistem isolated mengalami kekurangan pasokan, sehingga PLN menyewa pembangkit diesel
untuk mengatasi kekurangan pasokan jangka pendek. Daftar pembangkit pada sistem isolated diberikan pada
Tabel A3.2.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Sistem isolated di Provinsi Riau tersebar di Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kabupaten Bengkalis dan
Meranti. Seluruh sistem isolated tersebut dipasok oleh PLTD tersebar dengan kapasitas 84 MW dan daya
mampu 54MW.

169

Tabel A3.2. Pembangkit Isolated s/d September 2013

Unit

Daya

Jumlah
(unit)

Terpasang
(MW)

Mampu
(MW)

Area Pekanbaru
1. Mesin PLN

50

11.5

6.5

31.2

24

7.0

7.0

58

49.7

37.5

1. Mesin PLN

78

36.6

27.5

2. Mesin Sewa

16

46.5

31.6

3. IPP

4. Excess

94

83.1

59.1

1. Mesin PLN

67

27.7

14.7

2. Mesin Sewa

14

56.5

39.6

3. IPP

4. Excess

81

84.2

54.3

2. Mesin Sewa
3. IPP
4. Excess
Jumlah
Area Dumai

Jumlah
Area Rengat

Jumlah

Kondisi kekurangan pasokan kelistrikan pada sistem isolated disebabkan oleh menurunnya daya mampu
pembangkit, meningkatnya konsumsi listrik oleh pelanggan secara alami (bahkan tanpa penyambungan baru)
dan kebutuhan sistem isolated yang dipasok dari excess powertelah melampaui kesepakatan perjanjian jual
beli (kontrak).

A3.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

RUPTL

Ekonomi Riau tumbuh sangat pesat antara 7,8% pada tahun 2012 (tidak termasuk migas) dan kondisi ini
diperkirakan masih akan terus meningkat pada masa yang akan datang. Target pertumbuhan ekonomi yang tinggi
menjadi perhatian Pemerintah Daerah dengan memberikan kemudahan kepada investor untuk menanamkan
modalnya di Riau. Semua rencana tersebut akan dapat dicapai apabila ada dukungan ketersediaan tenaga
listrik di Provinsi Riau.

170

Perekonomian Provinsi Riau diperkirakan akan makin meningkat, ditandai oleh adanya rencana pembangunan
kawasan-kawasan industri pada beberapa kabupaten yang telah dicanangkan sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK), seperti Kawasan Industri Khusus Dumai, Kawasan Buton di Kabupaten Siak Indrapura, Kawasan
Kuala Enok Kabupaten Indragiri Hilir dan Kawasan Industri Tenayan di Pekanbaru.
Dari realisasi penjualan listrik PLN lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan
ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan
listrik 2013 2022 dapat dilihat pada Tabel A3.3.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A3.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Sales
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

2013

4,43

3.618

4.091

706

1.150.440

Produksi (GWh)

Pelanggan

2014

4,66

4.029

4.502

776

1.263.784

2015

5,36

4.491

4.970

855

1.384.636

2016

5,36

5.010

5.531

950

1.512.214

2017

5,36

5.594

6.161

1.056

1.645.999

2018

5,36

6.252

6.871

1.175

1.750.315

2019

5,36

6.993

7.670

1.309

1.841.655

2020

5,36

7.830

8.569

1.460

1.933.245

2021

5,36

8.774

9.581

1.629

2.008.942

5,36

9.839

10.722

1.820

2.085.426

5,20%

11,7%

11,3%

11,1%

6,9%

2022
Growth

Apabila kapasitas pembangkit yang tersedia mencukupi, pertumbuhan listrik di Provinsi Riau diperkirakan
dapat lebih tinggi lagi, karena seiring dengan perkembangan yang sangat pesat pada setiap kabupaten dan
adanya rencana pengembangan wilayah menjadi kawasan industri di Dumai, Buton, Kuala Enok dan TenayanPekanbaru.

A3.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan pembangkit baik yang terhubung pada
sistem interkoneksi maupun pada sistem isolated serta pengembangan jaringan transmisi dan distribusi untuk
menjangkau pelanggan.
Potensi Sumber Energi

Disamping itu terdapat potensi batubara yang tersebar di Kabupaten Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi
dengan cadangan 1,55 juta metrik ton2.
Potensi PLTA skala besar terdapat di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Kuantan Singingi. Menurut pra studi
kelayakan oleh sebuah konsultan pada tahun 1980-an di Kabupaten Kuantan Singingi dan Sungai Kampar Kiri
terdapat potensi tenaga air yang cukup besar, yaitu sebesar masing-masing 830 MW dan 170 MW. Namun
perlu dilakukan studi ulang karena saat ini kondisi lingkungan sudah banyak berubah dan dapat mempengaruhi
potensi debit air.
Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2022 dipenuhi dengan mengembangkan kapasitas pembangkit
di sistem Interkoneksi 150 kV dan sistem isolated dan pengembangan jaringan transmisi 150 kV yang memasok
sistem Riau. Pembangkit yang direncanakan akan dibangun di Provinsi Riau berkapasitas sekitar 2.036 MW
seperti ditampilkan pada Tabel A3.4.

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Riau

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Sumber energi yang tersedia di Provinsi Riau untuk membangkitkan tenaga listrik berupa sumber-sumber gas
alam di banyak lapangan, antara lain Seng, Segat di Kabupaten Pelalawan, Bento dan Baru di Pekanbaru yang
saat ini dikelola PT Kalila yang sebagian produksi gasnya dialokasikan untuk PLTG Teluk Lembu.

171

Tabel A3.4. Pengembangan Pembangkit

No

Proyek

Jenis

Asumsi
Pengembang

PLTMG

PLN

Kapasitas
(MW)

Duri

Tembilahan

PLTU

PLN

14

2014

Riau (Amandemen FTP1)

PLTU

PLN

220

2015

240

2016

50

2016

200

2016

1.200

2018

Dumai

Riau

Riau Peaker

Riau Kemitraan (PLN-TNB-PTBA)

PLTU

Sewa

PLTGU

Unallocated

PLTG/MG

PLN

PLTU

Swasta

112

COD

RIAU Total

2014

2.036

PLTU Riau 2x110 MW di kawasan industri Tenayan Kota Pekanbaru merupakan salah satu proyek percepatan
pembangkit 10.000 MW tahap 1 yang saat ini sedang tahap konstruksi dan dijadwalkan beroperasi pada tahun
2015. PLTG Riau peaker dengan kapasitas total 200 MW merupakan upaya PLN untuk secepatnya mengurangi
kekurangan pembangkit di Riau dengan memanfaatkan gas dari lapangan Jambi Merang. Pembangkit peaker
PLTG 200 MW dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan beban puncak sistem Sumatera yang lokasinya
sedang dikaji berkaitan dengan penyediaan gas yang dapat disimpan (CNG). PLTU Riau Mulut Tambang 1200
MW ditawarkan kepada swasta sebagai IPP untuk beroperasi pada tahun 2018. Selain itu PLN berupaya
memanfaatkan semua potensi gas yang mungkin digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik, termasuk gas
skala kecil, seperti di Melibur Kabupaten Meranti, Selat Kabupaten Inhil, Bentu Kabupaten Kampar, Tembilahan
Kabupaten Inhil.
Untuk penyediaan listrik jangka panjang dan sekaligus memperbaiki biaya pokok penyediaan listrik pada sistem
isolated direncanakan dibangun beberapa pembangkit antara lain PLTU skala kecil di Tembilahan 2 x 7 MW,
Pembangkit ermal Modular Pengganti diesel (PTMPD)di dua lokasi yaitu di Bengkalis 2 x 6 MW dan di selat
Panjang 2 x 3,5 MW, serta tambahan PLTU 3 x 7 MW di Selat Panjang.

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan GI
Guna menyalurkan energi listrik yang berasal dari pembangkit yang masuk ke sistem interkoneksi 150 kV,
hingga tahun 2022 diperlukan pengembangan GI 150 kV baru dan ekstension dengan kapasitas total 2.230
MVA seperti diperlihatkan pada Tabel A3.5.
Tabel A3.5. Pembangunan GI

RUPTL

No

172

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

Bangkinang

150/20 kV

Extension

30

2013

Teluk Kuantan

150/20 kV

Uprate

30

2013

Koto Panjang

150/20 kV

Extension

30

2014

Garuda Sakti

150/20 kV

Extension

60

2014

Dumai

150/20 kV

Extension

60

2014

Balai Pungut/Kandis

150/20 kV

Extension

60

2014

Pasir Putih

150/20 kV

New

60

2015

Garuda Sakti

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

New Garuda Sakti

150/20 kV

New

120

2015

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A3.5. Pembangunan GI

No

Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

10

Pasir Pangarayan

150/20 kV

New

30

2015

11

Bangkinang

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

12

Rengat

150/20 kV

New

60

2015

13

Teluk Kuantan

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

14

Pangkalan Kerinci

150/20 kV

New

30

2015

15

Pasir Putih

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

16

Rengat

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

17

Tenayan

150/20 kV

New

60

2015

18

Teluk Lembu

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

19

Pasir Putih

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

20

KID

150/20 kV

New

60

2015

21

Dumai

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

22

Kandis

150/20 kV

New

30

2015

23

Perawang

150/20 kV

New

30

2016

24

Tenayan

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

25

GIS Kota Pekanbaru/Arengka

150/20 kV

New

120

2016

26

Lubuk Gaung

150/20 kV

New

60

2016

27

Tembilahan

150/20 kV

New

30

2016

28

Rengat

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

29

Bagan Siapi-api

150/20 kV

New

30

2016

30

Dumai

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

31

Siak Sri Indrapura

150/20 kV

New

30

2016

32

Tenayan

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

33

Lipat Kain

150/20 kV

New

30

2016

34

Bangkinang

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

35

Bangkinang

150/20 kV

Extension

60

2016

36

KID

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

37

Teluk Kuantan

150/20 kV

Uprate

60

2017

38

Rengat

150/20 kV

Extension

60

2017

39

Bagan Batu

150/20 kV

Extension

60

2018

40

Pasir Putih

150/20 kV

Extension

60

2017

41

Tembilahan

150/20 kV

Extension

60

2018

42

Perawang

150/20 kV

Extension

60

2019

43

KIT Tenayan

150/20 kV

Extension

60

2019

44

Teluk Lembu

150/20 kV

Extension

100

2019

45

GIS Kota Pekanbaru/Arengka

150/20 kV

Extension

100

2020

46

Lubuk Gaung

150/20 kV

Extension

60

2020

47

Duri

150/20 kV

Extension

80

2021

48

New Garuda Sakti

150/20 kV

Extension

60

2021

49

Bagan Siapi-api

150/20 kV

Extension

60

2021

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

lanjutan
New/
Extension

173

Tabel A3.5. Pembangunan GI


lanjutan
No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

50

Siak Sri Indra Pura

150/20 kV

Extension

60

2021

51

Garuda Sakti

150/20 kV

Extension

60

2022

52

Pasir Pangarayan

150/20 kV

Extension

60

2022

53

KID

150/20 kV

Extension

60

2022

Jumlah

2.230

Disamping itu juga direncanakan pembangunan GI dengan tegangan ekstra tinggi 275 kV dan 500 kV, serta
konverter transmisi HVDC 250 kVDC yang merupakan bagian dari link interkoneksi Sumatera Malaysia
seperti pada Tabel A3.6.
Tabel A3.6. Pembangunan GI 275kV, 500 kV dan HVDC 250 kV

No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

New Garuda Sakti

275/150 kV

New

500

2015

New Garuda Sakti

275/150 kV

Extension

500

2018

New Garuda Sakti

500/275 kV

New

1.000

2018

Rengat

500/150 kV

New

500

2017

Rengat

500 kV

Extension

2018

New Garuda Sakti HVDC Sta. Converter

250 kV DC

New

600

2017

HVDC Switching Station

250 kV DC

New

2017

Jumlah

3.100

Pengembangan Transmisi
Pengembangan transmisi di Provinsi Riau hingga tahun 2022 adalah sepanjang 2.050 kms (150 kV) dan 1.312
kms (275 kV, 500 kV dan 250 kV DC) seperti ditampilkan dalam Tabel A3.7 dan TabelA3.8.
Tabel A3.7. Pembangunan Transmisi 150 kV

RUPTL

No

174

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms
2

COD

230

2014

cct, 2 Hawk

194

2014

cct, 1 Hawk

220

2015

150 kV

cct, 2 Zebra

55

2015

150 kV

cct, 2 Hawk

20

2015

Garuda Sakti (up rate)

Duri (up rate)

150 kV

cct, HTLS 310 mm

Teluk Kuantan

Rengat

150 kV

Bangkinang

Pasir Pangarayan

150 kV

Pasir Putih

Garuda Sakti

Tenayan / PLTU Riau

Teluk Lembu

Tenayan / PLTU Riau

Pasir Putih

150 kV

cct, 2 Zebra

35

2015

Dumai

Kawasan Industri Dumai (KID)

150 kV

cct, 1 Hawk

56

2015

Pasir Putih

Pangkalan Kerinci

150 kV

cct, 2 Hawk

134

2015

New Garuda Sakti

Inc. 2 Pi ( G.Sakti - Duri)

150 kV

cct, HTLS 310 mm2

12

2015

cct, HTLS 310 mm

118

2015

cct, HTLS 310 mm

36

2015

10

2015

228

2016

10
11

Duri (up rate)


Teluk Lembu

Dumai (up rate)


Garuda Sakti (Uprate)

150 kV
150 kV

12

Kandis

Inc. 2 pi ( New G.Sakti - Duri)

150 kV

cct, HTLS 310 mm

13

Dumai

Bagan Siapi api

150 kV

cct, 1 Hawk

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A3.7. Pembangunan Transmisi 150 kV


lanjutan
No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

14

Tenayan / PLTU Riau

Perawang

150 kV

cct, 1 Hawk

50

2016

15

PLTU Sewa Dumai

Kawasan Industri Dumai (KID)

150 kV

cct, 2 Hawk

14

2016

16

Rengat

Pangkalan Kerinci

150 kV

cct, 2 Hawk

220

2016

17

GIS Kota Pekan Baru

Inc. 2 Pi (G.Sakti-Teluk Lembu)

150 kV

cct, 1 XLPE CU 1000 mm2

10

2016

18

Tenayan / PLTU Riau

Siak Sri Indra Pura

150 kV

cct, 1 Hawk

100

2016

19

Rengat

Tembilahan

150 kV

cct, 1 Hawk

120

2016

20

Bangkinang

Lipat Kain

150 kV

cct, 1 Hawk

70

2016

21

Lubuk Gaung

Inc. 2 Pi (Dumai-Bagan Siapi-api)

150 kV

cct, 1 Hawk

2016

22

Dumai (Uprate)

Kawasan Industri Dumai (KID)

150 kV

cct, 1 Hawk

56

2017

23

Kuala Enok

Tembilahan

150 kV

cct, 1 Hawk

60

2022

Jumlah

2.050

Tabel A3.8. Pembanguan Transmisi 275 kV, 500 kV dan HVDC 250 kV

No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

Payakumbuh

New Garuda Sakti

275 kV

cct, 2 Zebra

300

2015

Rengat

New Garuda Sakti

500 kV

cct, 4 Zebra

440

2018

Rengat

PLTU Riau Kemitraan

500 kV

cct, 2 Zebra

110

2018

Border

Pulau Rupat

52

2017

250 kV DC 2

Cable MI with IRC


2

Pulau Rupat Utara

Pulau Rupat Selatan

250 kV DC 2

cct, 2xCardinal 548 mm

60

2017

P. Rupat Selatan

Sumatra Landing Point

250 kV DC 2

Cable MI with IRC

10

2017

Sumatera Landing Point

New Garuda Sakti

250 kV DC 2

cct, 2xCardinal 548 mm2

340

2017

Jumlah

1.312

Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 848,5 ribu
pelanggan sampai dengan 2022 atau rata-rata 84,9 ribu pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan
pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan jaringan tegangan menengah (JTM) 11.965 kms, jaringan
tegangan rendah (JTR) sekitar 10.965 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 827 MVA, seperti
ditampilkan dalam Tabel A3.9.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pengembangan Distribusi

175

Tabel A3.9. Pengembangan Distribusi

Tahun

JTM
kms

JTR
kms

Trafo
MVA

Pelanggan

2013

643

693

80

80.647

2014

738

776

75

93.389

2015

826

848

83

104.473

2016

926

927

86

110.755

2017

1.039

1.015

89

110.438

2018

1.166

1.111

93

85.303

2019

1.309

1.216

97

73.943

2020

1.469

1.331

100

73.353

2021

1.650

1.456

61

57.192

2022

1.853

1.594

64

59.010

Total

11.617

10.965

827

848.502

A3.4. Sistem Kelistrikan Pulau Rupat

RUPTL

Pulau Rupat yang berada di Kabupaten Bengkalis merupakan sebuah Pulau yang istimewa karena kedekatannya
dengan Malaka dan Port Dickson Malaysia. Pulau ini sangat indah dan berpotensi menjadi tujuan wisata yang
akan sangat diminati. Pulau ini hanya dipisahkan oleh selat sempit pantai Kota Dumai yang telah dirancang
sebagai pelabuhan distribusi barang dan jasa untuk Riau daratan dan Pulau Sumatera. Jalur utama pengangkutan
dari dan ke Pulau ini adalah melalui laut. Peta Pulau Rupat ditampilkan pada GambarA3.2.

176

Gambar A3.2. Peta Pulau Rupat

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Saat ini listrik di Pulau Rupat dipasok dari 5 sentral PLTD dengan kapasitas terpasang 3.600 kW namun daya
mampunya hanya 1.195 kW dengan beban puncak 841 kW. Sistem distribusi listrik berupa JTM sepanjang 69
kms, JTR 92 kms, gardu distribusi 36 unit, 878 kVA.Rencana pengembangan kelistrikan di Pulau Rupat adalah
menginterkoneksikan kelima sub-sistem tersebut dengan kabel laut.
Pulau Rupat merupakan landing point dari kabel laut interkoneksi antara Sumatera dan Malaysia.

A3.5. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi hingga
tahun 2022 adalah seperti tersebut dalam Tabel A3.10.
Tabel A3.10. Rangkuman

Tahun

Energy
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

3.618

4.091

706

60

43

2014

4.029

4.502

776

126

210

424

198

2015

4.491

4.970

855

220

950

996

570

2016

5.010

5.531

950

490

390

814

381

2017

5.594

6.161

1.056

1.280

518

314

2018

6.252

6.871

1.175

1.200

1.620

550

1.912

2019

6.993

7.670

1.309

220

78

2020

7.830

8.569

1.460

160

83

2021

8.774

9.581

1.629

260

97

2022

9.839

10.722

1.820

180

60

106

11,7%

11,3%

11,1%

2.036

5.330

3.362

3.783

Growth/
Jumlah

2013 - 2022

2013

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

177

LAMPIRAN A.4
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (tanpa BATAM)

A4.1. Kondisi Saat Ini


Provinsi Kepulauan Riau mempunyai posisi geogras yang sangat strategis karena berada pada pintu masuk
Selat Malaka dari sebelah Timur dan juga berbatasan dengan pusat bisnis dan keuangan di wilayah Asia
Tenggara. Provinsi Kepulauan Riau dimungkinkan untuk menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi bagi
Republik Indonesia dimasa depan. Apalagi saat ini pada beberapa daerah di Kepulauan Riau (Batam, Bintan,
dan Karimun) tengah diupayakan sebagai pilot project pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui
kerjasama dengan Pemerintah Singapura.
Provinsi Kepulauan Riau mencakup Kota Tanjung Pinang, Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun,
Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga yang terdiri dari 2.408 Pulau besar dan kecil dimana 40% belum
bernama dan berpenduduk, dengan 95% dari wilayahnya merupakan lautan.

Gambar A4.1. Peta Wilayah Provinsi Kepulauan Riau

Penerapan kebijakan KEK di Batam-Bintan-Karimun merupakan bentuk kerjasama yang erat antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah dengan partisipasi dunia usaha. KEK ini nantinya merupakan simpul-simpul dari
pusat kegiatan ekonomi unggulan yang perlu didukung dengan infrastruktur yang berdaya saing internasional.

RUPTL

Kepulauan Riau memerlukan dukungan pasokan tenaga listrik yang cukup dan andal terutama di Kota Tanjung
Pinang yang merupakan ibu kota Provinsi Kepulauan Riau.

180

Pasokan listrik untuk kota Tanjung Pinang dipasok melalui sistem Tanjung Pinang yang melayani 3 daerah
administrasi, yaitu Provinsi Kepulauan Riau, Kotamadya Tanjung Pinang dan serta Kabupaten Bintan. Sistem
Tanjung Pinang dipasok dari PLTD Air Raja dan PLTD Sukaberenang serta PLTU Galang Batang dengan kapasitas
terpasang 97 MW dengan daya mampu sebesar 55 MW sedangkan beban puncak saat ini yang telah mencapai
51 MW melalui jaringan 20 kV.
Sistem-sistem isolated di Provinsi Kepulauan Riau mempunyai 146 unit pembangkit kecil tersebar dengan
kapasitas total 181 MW dan daya mampu 117 MW seperti terlihat pada Tabel A4.1.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A4.1. Pembangkit Isolated s/d September 2013

Pemilik

Daya Terpasang
(MW)

Jumlah (Unit)

PLN
Sewa
IPP
Excess
Total

Daya Mampu
(MW)

Beban Puncak
(MW)

124

78,9

45,3

19

99,7

70,6

2,7

1,2

146

181

117

103.9

Sebagian besar sistem isolated mengalami kekurangan pasokan dan ini telah berlangsung beberapa tahun
terakhir. Kondisi kekurangan pasokan pada umumnya disebabkan oleh keterbatasan jumlah daya mampu mesin
pembangkit, baik karena gangguan mesin pembangkit maupun usia, meningkatnya pertumbuhan pemakaian
tenaga listrik alami. Untuk mengatasi kekurangan pasokan pada beberapa sistem isolated dalam jangka pendek
dilakukan dengan sewa pembangkit.

A4.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Perekonomi Kepulauan Riau tumbuh 8,21% pada tahun 2012 (tidak termasuk migas) dan diperkirakan masih
akan terus meningkat pada masa yang akan datang. Target pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi
perhatian Pemerintah Daerah dengan memberikan kemudahan kepada investor untuk menanamkan modalnya
di Kepulauan Riau. Kegiatan perekonomian di Provinsi Kepulauan Riau terus meningkat, ditandai dengan akan
dibangunnya kawasan-kawasan industri dan pada beberapa Kabupaten telah dicanangkan sebagai Kawasan
Ekonomi Khusus.
Proyeksi Kebutuhan Listrik Provinsi Kepulauan Riau 2013 - 2022
Dari realisasi penjualan listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan
pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik 2013 2022 seperti pada Tabel A4.2.
Tabel A4.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Sales
(GWh)

Produksi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

7,51

570

627

117

171.734

2014

7,91

610

670

125

185.674

2015

9,09

651

715

133

200.588

2016

9,09

695

763

142

215.266

2017

9,09

743

814

151

230.943

2018

9,09

794

870

161

247.736

2019

9,09

850

930

172

265.782

2020

9,09

910

995

184

283.898

2021

9,09

975

1.065

197

295.378

2022

9,09

1.045

1.141

211

308.199

8,82%

6,96%

6,88%

6,79%

6,72%

Growth

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

181

A4.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi
sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Menurut informasi dari Kementerian ESDM, di West Natuna Basin terdapat potensi gas alam sebesar 51,46
TCF. Selain itu di kawasan blok D-Alpha Natuna terdapat cadangan gas yang sangat besar, yaitu 222 TCF dan
500 juta barel minyak. Sedangkan potensi tenaga air relatif kecil.
Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2022 dipenuhi dengan mengembangkan kapasitas pembangkit
di sistem interkoneksi 150 kV dan sistem isolated. Rencana pengembangan pembangkit ditampilkan pada
Tabel A4.3.
Tabel A4.3. Pengembangan Pembangkit

RUPTL

No.

182

Proyek

Jenis

Asumsi
Pengembang

PLTU

PLN

TB. Karimun #1,2 (FTP1)

Rawa Minyak

PLTG/MG

Swasta

Rengat new

PLTG/MG

PLN

Dabo Singkep-1

PLTU

Tanjung Pinang 1 (TLB)

Tanjung Pinang 2 (FTP2)

Kapasitas
(MW)

COD

14

2013

15

2014

12,5

2014

Swasta

2015

PLTU

Swasta

30

2015

PLTU

PLN

30

2015

TB. Karimun -1 (FTP2)

PLTU

PLN

15

2015

Natuna-1

PLTU

PLN

14

2015-2016

Tanjung Batu Baru

PLTU

PLN

14

2015-2016

PLTMG

Swasta

10

2016

PLTU

PLN

15

2016

10

Kurau

11

TB. Karimun-1 (FTP2)

12

Bengkalis (ORC)

PTMPD

Unallocated

12

2016

13

Selat Panjang (ORC)

PTMPD

Unallocated

2016

14

Dabo Singkep (ORC)

PTMPD

Unallocated

2016

15

Ranai (ORC)

PTMPD

Unallocated

2016

16

Dabo Singkep

PLTG/MG

Unallocated

2017

17

Natuna-2

PLTU

Unallocated

14

2017

18

Tanjung Batu-1

PLTU

Swasta

14

2017-2018

19

Dabo Singkep-2

PLTU

Unallocated

14

2019

20

Tanjung Pinang 3

PLTU

Unallocated

100

2019-2020

21

TB. Karimun Peaker

PLTG/MG

Unallocated

20

2019-2020

22

Selat Panjang -1

PLTU

Unallocated

20

2020

Kepri Total

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

398

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan GI
Sampai dengan tahun 2022 diperlukan 4 buah GI 150 kV di Pulau Bintan dan 1 lokasi di Pulau Ngenang seperti
diperlihatkan pada Tabel A4.4.
Tabel A4.4. Pengembangan GI 150 kV Baru

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

Pulau Ngenang

150/20 kV

New

10

2015

Sri Bintan

150/20 kV

New

30

2015

Air Raja

150/20 kV

New

60

2015

Kijang

150/20 kV

New

60

2015

Tanjung Uban

150/20 kV

New

60

2015

Sri Bintan

150/20 kV

Extension

60

2015

Air Raja

150/20 kV

Extension

60

2019

Sri Bintan

150/20 kV

Extension

30

2022

No

Jumlah

370

Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GI 150 kV, diperlukan pengembangan transmisi 150 kV sepanjang 288 kms
seperti ditampilkan dalam Tabel A4.5.

No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor
2

kms

COD

2014

Tanjung Kasam

Tanjung Sauh

150 kV

2 cct, 3 x 300 mm

Tanjung Sauh

Pulau Ngenang

150 kV

2 cct, 1 Hawk

10

2014

Pulau Ngenang

Tanjung Taloh

150 kV

2 cct, 3 x 300 mm2

12

2014

Tanjung Taloh

Tanjung Uban

150 kV

2 cct, 1 Hawk

60

2014

Tanjung Uban

Sri Bintan

150 kV

2 cct, 1 Hawk

60

2015

Sri Bintan

Air Raja

150 kV

2 cct, 1 Hawk

70

2015

Air Raja

Kijang

150 kV

2 cct, 1 Hawk

40

2015

Tanjung Pinang

Kijang

150 kV

2 cct, 2 Hawk

30

2015

Jumlah

288

Walaupun di sistem kelistrikan Bintan telah direncanakan pembangkit yang cukup banyak seperti pada tabel
A4.3, sistem ini direncanakan akan diinterkoneksi dengan sistem Batam melalui kabel laut 150 kV. Tujuan
interkoneksi tersebut adalah untuk menggantikan peran PLTD di sistem Bintan, baik peak maupun baseload,
dengan transfer energi dari Batam yang biaya produksinya lebih rendah. Interkoneksi ini juga dimaksudkan
untuk meningkatkan keandalan sistem Bintan karena terinterkoneksi dengan sistem kelistrikan yang jauh lebih
besar.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel A4.5. Pembangunan SUTT 150 kV

183

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 192 ribu
pelanggan sampai dengan 2022 atau rata-rata 19 ribu pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan
pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 1.670 kms, JTR sekitar 1.593 kms dan tambahan kapasitas
trafo distribusi sekitar 211 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A4.6 berikut.
Tabel A4.6. Pengembangan Sistem Distribusi

Tahun

JTM
kms

JTR
kms

Trafo
MVA

Pelanggan

2013

120

130

17

25.485

2014

131

138

16

19.956

2015

140

144

18

16.379

2016

149

149

20

16.823

2017

159

155

21

23.347

2018

170

162

24

19.013

2019

181

168

26

17.397

2020

193

175

29

18.237

2021

206

182

19

18.505

2022

220

189

21

17.475

Total

1.670

1.593

211

192.616

A4.4. Sistem Kelistrikan Natuna

RUPTL

Kabupaten Natuna terletak paling utara dari wilayah Republik Indonesia di kawasan Laut Cina Selatan seperti
terlihat pada GambarA4.2.

184

Gambar A4.2. Peta Pulau Natuna

Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan. Kabupaten ini terkenal
dengan penghasil migas dengan cadangan yang sangat besar sebagaimana diuraikan pada butir A4.3.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Kelistrikan Pulau Natuna dipasok dari PLTD dengan Kapasitas terpasang 6.200 kW, daya mampu 5.700 kW
dan beban puncak 4.890 kW. Sistem distribusi berupa SUTM sepanjang 57 kms dengan jumlah gardu 29
unit dan kapasitas terpasang 2.450 kVA. Adapun rencana pengembangan kelistrikan di Pulau Natuna berupa
penambahan PLTU batubara 2x7 MW yang dijadwalkan beroperasi pada tahun 2015/2016, Pembangkit
ermal Modular Pengganti Diesel (PTMPD) 2 x 3.5 MW direncanakan beroperasi pada tahun 2016.

A4.5. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
dengan tahun 2022 adalah seperti tersebut dalam Tabel A4.7.
Tabel A4.7. Rangkuman

Tahun

Energy
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

2013

570

627

117

14

Transmisi
(kms)
-

Investasi
(juta US$)
-

8,0

610

670

125

28

88

8,4

651

715

133

95

280,00

200

8,9

2016

695

763

142

72

9,5

2017

743

814

151

28

10,5

2018

794

870

161

11,1

2019

850

930

172

74

60,00

12,0

2020

910

995

184

80

13,0

2021

975

1.065

197

13,8

2022

1.045

1.141

211

30,00

15,1

Growth /
Jumlah

7,0%

6,9%

6,8%

398

370

288

110,3

2013 - 2022

2014
2015

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

185

LAMPIRAN A.5
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

A5.1. Kondisi Saat Ini


Sistem kelistrikan di Provinsi Bangka Belitung secara garis besar dikelompokkan menjadi dua sistem kelistrikan
yang terpisah yaitu:
1.

Sistem Bangka yang dipasok dari 4 PLTD milik PLN dan 1 PLTU Biomassa IPP, yaitu: PLTD Merawang,
PLTD Mentok, PLTD Koba, PLTD Toboali, dan PLTU Listrindo (Biomassa). Pembangkit-pembangkit tersebut
terinterkoneksi melalui jaringan distribusi 20 kV.

2.

Sistem Belitung yang dipasok dari 2 PLTD PLN dan 1PLTU IPP Biomassa, yaitu: PLTD Pilang, PLTD
Manggar dan PLTU Belitung Energy (IPP). Pembangkit-pembangkit tersebut terinterkoneksi melalui
jaringan distribusi 20 kV.

Sistem kelistrikan 20 kV di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti ditunjukkan pada Gambar A5.1.

Gambar A5.1. Peta Jaringan SUTM di Provinsi Kep. Babel Saat Ini

RUPTL

Pada saat ini sebagian besar pasokan listrik di Provinsi Bangka Belitung diperoleh dari pembangkit dengan
bahan bakar HSD. Total kapasitas terpasang adalah 167,45 MW dengan daya mampu sebesar 147,65 MW.
Tabel A5.1 memperlihatkan komposisi sistem pembangkitan di Provinsi Bangka Belitung.

188

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A5.1. Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Pembangkit s/d September 2013

No.

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
(MW)

DMN
(MW)
Mampu

Bangka ( Sistem Merawang, Koba, Mentok dan Toboali sudah terhubung oleh Jaringan 20 kV )

Sistem Merawang - Koba (Interkoneksi)

Merawang

PLTD

HSD

PLN

42,3

29,2

Koba

PLTD

HSD

PLN

3,4

2,1

ALTRAK I, Merawang

PLTD

HSD

Sewa

4,1

5,1

ALTRAK II, Merawang

PLTD

HSD

Sewa

2,2

3,2

KALTIMEX, Merawang

PLTD

HSD

Sewa

7,0

8,0

PRASTIWAHYU TRIMITRA E, Merawang

PLTD

HSD

Sewa

5,0

6,0

PT. SINARINDO, Merawang

PLTD

HSD

Sewa

13,0

21,2

TIGA BINTANG MAS ABADI, Koba

PLTD

HSD

Sewa

5,0

5,0

SINARINDO, Jebus

PLTD

HSD

Sewa

5,0

5,0

10

Listrindo Kencana

PLTU

Biomass

IPP

5,0

2,8

91,9

87,5

II

Sistem Isolated Mentok

Mentok

PLTD

HSD

PLN

MEGAPOWER MAKMUR, Mentok

PLTD

HSD

Sewa

10,1

4,0

3,0

3,0

13,1

7,0

III

Sistem Isolated Toboali

PLTD Toboali

PLTD

HSD

PLN

3,9

2,7

MEGAPOWER MAKMUR, Toboali

PLTD

HSD

Sewa

3,5

4,0

MEGAPOWER MAKMUR II, Toboali

PLTD

HSD

Sewa

IV

Isolated Tersebar

PLTD Tanjung Labu

PLTD

HSD

PLN

Total Bangka
B

Belitung

Sistem Pilang - Padang (Interkoneksi)

3,5

4,0

10,9

10,7

0,9

0,8

0,9

0,8

116,8

105,9

PLTD Pilang

PLTD

HSD

PLN

21,4

14,3

PLTD Padang

PLTD

HSD

PLN

5,5

1,7

WAHANA, Pilang

PLTD

HSD

Sewa

6,0

6,0

ALTRAK, Pilang

PLTD

HSD

Sewa

5,0

6,0

SINARINDO, Padang

PLTD

HSD

Sewa

5,0

7,0

PLTU Belitung Energy

PLTU

Biomass

IPP

7,0

6,0

49,9

41,0

II

Isolated Tersebar

PLTD Selat Nasik

PLTD

HSD

PLN

0,6

0,6

PLTD Pulau Seliu

PLTD

HSD

PLN

0,1

0,1

Total Belitung

0,7

0,7

50,6

41,7

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Nama Pembangkit

189

A5.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan Provinsi pemekaran dari Provinsi Sumatera Selatan. Sebagai
Provinsi baru maka sangat memerlukan banyak sarana prasarana untuk mendukung aktivitas perekonomian
dan program pemerintahan terutama untuk menarik investasi ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Salah satu sarana yang sangat diperlukan adalah ketersediaan energi listrik, sehingga sangat diharapkan
adanya penambahan/pembangunan pembangkit baru yang bertujuan untuk melayani pertumbuhan
beban, menggantikan mesin-mesin yang sudah tua, meningkatkan keandalan sistem ketenagalistrikan dan
meningkatkan esiensi penyaluran tenaga listrik.
Rata-rata pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir adalah 16,3% per tahun, dimana penjualan
pada tahun 2008 sebesar 366,19 GWh telah meningkat menjadi 532 GWh s/d September 2013.
Tabel A5.2. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan s/d September 2013
No.

Kelompok Tarif

Rumah Tangga

Energi Jual (GWh)

Porsi (%)
375

70,5

Komersil

90

17,0

Publik

35

6,6

Industri

31

5,9

532

100

Jumlah

Dari realisasi penjualan listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan
ekonomi dan industri, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik Bangka Belitung pada tahun 2013 - 2022 dapat dilihat pada Tabel A5.3
Tabel A5.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

RUPTL

Tahun

190

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Sales
(GWh)

Produksi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

5,23

758

854

162

299.076

2014

5,51

872

977

176

321.660

2015

6,34

969

1.085

195

340.867

2016

6,34

1.079

1.206

217

357.760

2017

6,34

1.203

1.344

241

374.292

2018

6,34

1.344

1.499

268

390.520

2019

6,34

1.503

1.675

299

407.038

2020

6,34

1.684

1.875

334

423.372

2021

6,34

1.890

2.101

373

439.849

2022

6,34

2.123

2.357

418

456.251

6,14%

12,1%

12,0%

11,1%

4,8%

Growth

A5.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Pengembangan sarana untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu
pengembangan sarana pembangkit, transmisi, gardu induk dan distribusi.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Potensi Sumber Energi


Sumber energi di Bangka Belitung untuk membangkitkan energi listrik sangat terbatas. Oleh sebab itu
kebutuhan energi primer untuk pembangkitan tenaga listrik di Bangka Belitung harus didatangkan dari luar
wilayah berupa batubara, gas dan BBM.

Pengembangan Pembangkit
Selama ini Sistem Kelistrikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki 2 sistem isolated besar yaitu Sistem
Bangka dan Sistem Belitung. Dengan mempertimbangkan antara lain :
1.

Sumber Energi di Prov. Kepulauan Bangka Belitung untuk membangkitkan energi listrik sangat terbatas.
Dimana kebutuhan energy primer untuk pembangkitan tenaga listrik di Babel harus didatangkan dari luar
wilayah berupa batubara, gas dan BBM.

2.

Perlunya peningkatan kepastian tambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung sebagaimana yang sudah direncanakan.

3.

Secara Geogras, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dekat dengan Pulau Sumatera, yang merupakan
lumbung energy primer untuk Pembangkit Listrik dengan biaya operasi murah, terutama batubara. Selain
itu, Pulau Sumatera juga mempunyai surplus energi listrik.

Gambar A5.2. Rencana Sistem Kelistrikan Bangka

Rencana pengembangan pembangkit untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Bangka Belitung sampai
dengan tahun 2022 adalah seperti ditampilkan pada TabelA5.4. berikut.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Maka berdasarkan ketiga hal mendasar di atas, pendekatan pengembangan Sistem Kelistrikan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung tidak lagi menggunakan pendekatan sistem isolated besar terutama Pulau Bangka,
di mana nantinya Sistem Bangka akan dihubungkan dengan sistem Sumatera seperti pada Gambar A5.2.

191

Tabel A5.4. Pengembangan Pembangkit

No.

Proyek

Jenis

Asumsi
Pengembang

Kapasitas
(MW)

PLN

60

COD

Air Anyer (FTP1)

PLTU

2013-2014

Belitung Baru (FTP1)

PLTU

PLN

33

2014

Belitung 4

PLTU

Unallocated

30

2015-2016

Sewa Bangka

PLTU

Sewa

60

2015

Belitung Peaker-3

PLTG/MG

Unallocated

20

2017-2018

Bangka Peaker

PLTG/MG

Unallocated

100

2018-2019

Belitung-5

PLTU

Unallocated

34

2019-2020

Bangka-1

PLTU

Unallocated

200

2021-2022

Belitung-6 Peaker

PLTG/MG

Unallocated

40

BABEL Total

2022

577

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan GI
Sampai dengan tahun 2022 diperlukan pengembangan GI 150 kV dan 70 kV seperti diperlihatkan pada Tabel A5.5.
Tabel A5.5. Pembangunan GI 150 kV

RUPTL

No

192

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

Suge

70/20 kV

New

30

2013

Dukong

70/20 kV

New

30

2014

Pangkal Pinang

150/20 kV

Extension

4 LB

2014

Manggar

70/20 kV

New

30

2015

Kelapa

150/20 kV

New

30

2015

Koba

150/20 kV

New

30

2015

Sungai Liat

150/20 kV

Extension

60

2015

Mentok

150/20 kV

New

30

2015

Toboali

150/20 kV

New

30

2015

10

Kelapa

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

11

Air Anyir

150/20 kV

Extension

60

2015

12

Tj. Batu Itam

150/20 kV

New

30

2015

13

Dukong

70/20 kV

Extension

30

2016

14

Pangkal Pinang

150/20 kV

Extension

30

2016

15

Sungai Liat

150/20 kV

Uprate

60

2018

16

Kelapa

150/20 kV

Extension

60

2018

17

Air Anyir

150/20 kV

Uprate

60

2018

18

Koba

150/20 kV

Extension

60

2019

19

Manggar

70/20 kV

Extension

30

2021

20

Dukong

70/20 kV

Extension

30

2021

21

Mentok

150/20 kV

Extension

60

2022

22

Air Anyir

150/20 kV

Extension

60

2022

23

Pangkal Pinang 2

150/20 kV

New

60

2022

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

900

Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GI 150 kV dan 70 kV, diperlukan pengembangan transmisi 150 kV dan 70 kV
sepanjang 850 kms seperti ditampilkan pada Tabel A5.6.
Tabel A5.6. Pembangunan SUTT 150 kV & 70 kV
No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

Suge

Dukong

70 kV

2 cct, 1 Hawk

50

2013

Dukong

Manggar

70 kV

2 cct, 1 Hawk

140

2014

Pangkal Pinang

Kelapa

150 kV

2 cct, 1 Hawk

120

2014

Pangkal Pinang

Koba

150 kV

2 cct, 1 Hawk

120

2014

Kelapa

Mentok

150 kV

2 cct, 2 Hawk

140

2015

Koba

Toboali

150 kV

2 cct, 1 Hawk

120

2015

Tanjung Api-Api

Mentok

150 kV

2 cct, Under Sea Cable XLPE 300

90

2015

Tanjung Batu Itam Manggar

70

2015

70 kV

2 cct, 1 Hawk

Jumlah

850

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 197 ribu
pelanggan sampai dengan 2022 atau rata-rata 19,7 ribu pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan
pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 4.266 kms, JTR sepanjang 2.504 kms, Gardu Distribus 260
MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A5.7 berikut.
Tabel A5.7. Pengembangan Sistem Distribusi
JTM
kms

JTR
kms

Trafo
MVA

Pelanggan

2013

326

203

57

40.448

2014

385

237

53

22.584

2015

314

191

50

19.206

2016

344

207

13

16.894

2017

378

224

13

16.531

2018

415

243

14

16.229

2019

455

264

15

16.517

2020

499

286

15

16.335

2021

548

311

14

16.476

2022

602

337

15

16.402

Total

4.266

2.504

260

197.623

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

193

A5.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
tahun 2022 adalah seperti tersebut dalam Tabel A5.8.
Tabel A5.8. Rangkuman

Tahun

Energy
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

2013

758

854

162

30

30

50

78,9

2014

872

977

176

63

30

380

207,5

2015

969

1.085

195

75

300

420

227,0

2016

1.079

1.206

217

15

60

48,3

2017

1.203

1.344

241

10

24,1

2018

1.344

1.499

268

60

180

67,9

2019

1.503

1.675

299

67

60

64,9

2020

1.684

1.875

334

17

29,0

2021

1.890

2.101

373

100

60

167,3

2022

2.123

2.357

418

140

180

204,3

Growth/
Jumlah

12,1%

12,0%

11,1%

577

900

850

1.119

RUPTL
194

Pembangkit
(MW)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

LAMPIRAN A.6
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SUMATERA BARAT

A6.1. Kondisi Saat Ini


Pasokan sistem kelistrikan Provinsi Sumatera Barat (diluar Kepulauan Mentawai) berasal dari sistem interkoneksi 150 kV Sumatera Bagian Tengah (Jambi - Sumbar - Riau) melalui 16 Gardu Induk dengan kapasitas
total 834 MVA dan beban puncak sebesar 490 MW seperti yang terlihat pada Gambar A6.1.1

Gambar A6.1.1. Sistem Interkoneksi di Provinsi Sumatera Barat

Saat ini di Provinsi Sumatera Barat terdapat pembangkit-pembangkit besar sebagaimana ditunjukan pada
Tabel A6.1.
Tabel A6.1 Kapasitas Pembangkit di Sistem Interkoneksi s/d September 2013

RUPTL

No

196

Nama Pembangkit

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Kapasitas Terpasang
(MW)

DMN
(MW)

Sektor Ombilin

Ombilin # 1

PLTU

Batubara

PLN

91,2

90,0

Ombilin # 2

PLTU

Batubara

PLN

91,2

90,0

Pauh Limo # 1

PLTG

HSD

PLN

18,0

16,5

Pauh Limo # 2

PLTG

HSD

PLN

18,0

16,5

Pauh Limo # 3

PLTG

HSD

PLN

18,0

16,5

Sewa Pauh Limo BKT

PLTD

HSD

Sewa

40,0

40,0

Sewa PIP

PLTD

HSD

Sewa

50,0

50,0

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A6.1. Kapasitas Pembangkit di Sistem Interkoneksi s/d September 2013


lanjutan
No

Nama Pembangkit

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Kapasitas Terpasang
(MW)

DMN
(MW)

II

Sektor Bukittinggi

Maninjau # 2

PLTA

Air

PLN

17,0

16,9

Maninjau # 3

PLTA

Air

PLN

17,0

16,9

Maninjau # 4

PLTA

Air

PLN

17,0

16,9

Batang Agam # 1

PLTA

Air

PLN

3,5

3,5

Batang Agam # 2

PLTA

Air

PLN

3,5

3,5

Batang Agam # 3

PLTA

Air

PLN

3,5

3,5

Singkarak # 1

PLTA

Air

PLN

43,8

43,5

Singkarak # 2

PLTA

Air

PLN

43,8

43,5

10

Singkarak # 3

PLTA

Air

PLN

43,8

43,5

11

Singkarak # 4

PLTA

Air

PLN

43,8

43,5

580,0

571,6

Total

Dengan kapasitas pembangkit 804 MW, maka Provinsi Sumbar pada saat musim hujan mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri bahkan dapat memasok kebutuhan listrik Provinsi Riau sebesar 150 MW. Namun
pada musim kemarau saat PLTA-PLTA di Sumbar mengalami penurunan kapasitas, Provinsi Sumbar mendapat
tambahan pasokan dari sistem Sumbagsel sekitar 100MW.
Untuk sistem kelistrikan isolated antara lain Kepulauan Mentawai, saat ini mempunyai beban puncak 1,9 MW
yang dipasok dari beberapa PLTD berkapasitas kecil yang berjumlah 31 unit dan tersebar di 8 sentral PLTD
dengan kapasitas terpasang seperti yang dijabarkan pada tabel A6.2
Beberapa daerah di Pesisir Selatan seperti sebagian Kambang, sebagian Balai Selasa, sebagian Lakuak dan
Lunang membentuk sistem-sistem isolated sendiri dengan beban puncak total sebesar 7,3 MW. Hal tersebut
terjadi karena kualitas tegangan di daerah tersebut sangat rendah akibat jauhnya jarak dari GI Pauh Limo
sebagai pemasok tenaga listrik daerah Pesisir Selatan (260 km).

Tabel A6.2. Pembangkit di Sistem Isolated s/d September 2013

No

Nama Pembangkit

Jenis

Bahan Bakar

Pemilik

Kepulauan Mentawai

Kapasitas Terpasang
(MW)
2,8

Sikabaluan

PLTD

HSD

PLN

0,1

Sikakap

PLTD

HSD

PLN

0,4

Sipora

PLTD

HSD

PLN

0,1

Seay Baru

PLTD

HSD

PLN

0,1

Saumangayak

PLTD

HSD

PLN

0,2

Simalakopa

PLTD

HSD

PLN

0,0

Simalepet

PLTD

HSD

PLN

0,2

Tua Pejat

PLTD

HSD

PLN

1,6

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Selain itu Solok Selatan juga masih sistem isolated dengan sumber daya berasal dari PLTM Pinang Awan yang
beroperasi paralel dengan sistem 20 kV untuk membantu menaikan tegangan di daerah tersebut mengingat
jaraknya yang jauh dari GI Solok sebagai pemasok tenaga listrik daerah tersebut.

197

Tabel A6.2. Pembangkit di Sistem Isolated s/d September 2013


lanjutan
No

Nama Pembangkit

Jenis

Bahan Bakar

Pemilik

Kapasitas Terpasang
(MW)

Pesisir Selatan

7,3

Lakuak

PLTD

HSD

PLN

1,9

Balai Selasa

PLTD

HSD

PLN

0,6

Indra Pura

PLTD

HSD

PLN

1,3

Tapan

PLTD

HSD

PLN

0,9

Lunang

PLTD

HSD

PLN

2,2

Salido Kecil

PLTMH

Air

Swasta

0,3

Solok Selatan
1

0,4

Pinang Awan

PLTM

Air

PLN

0,4

Total Isolated

10,5

A6.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Rata-rata pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir di Provinsi Sumatera Barat adalah 9,37 %
per tahun, dimana penjualan pada tahun 2008 sebesar 1.889 GWh telah meningkat menjadi 2.001 GWh s/d
September 2013.
Tabel A6.3. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan s/d September 2013
No

Kelompok Tarif

Energi Jual (GWh)

Porsi (%)

Rumah Tangga

999

49,9

Komersial

238

11,9

Publik

172

8,6

Industri

592

29,6

2.001

100,0

Jumlah

Dari realisasi penjualan listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan
ekonomi dan industri, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik Sumatera Barat pada tahun 2013 2022 dapat dilihat pada Tabel A6.4.
Tabel A6.4. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

RUPTL

Tahun

198

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Sales
(GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

6,35

2.784

2.973

460

1.028.264

2014

5,81

3.021

3.221

498

1.097.682

2015

6,12

3.359

3.579

551

1.148.280

2016

7,03

3.702

3.940

605

1.198.938

2017

7,03

4.028

4.283

656

1.251.191

2018

7,03

4.392

4.665

713

1.304.991

2019

7,03

4.797

5.090

776

1.360.293

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A6.4. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


lanjutan
Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Tahun

Sales
(Gh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2020

7,03

5.249

5.564

846

1.417.435

2021

7,03

5.754

6.092

924

1.460.319

2022

7,03

6.318

6.682

1.010

1.511.482

6,75%

9,5%

9,4%

9,1%

4,4%

Growth

A6.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi
sebagai berikut.

Potensi Sumber Energi


Sumber energi yang tersedia di Sumatera Barat antara lain batubara, panas bumi dan tenaga air. Menurut
informasi dari Bapeda Sumatera Barat, potensi batubara tersebar di Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung,
Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok Selatan.
Menurut informasi dari Kementerian ESDM, potensi panas bumi di Sumatera Barat adalah sekitar 908 MW dan
berada di Muaralabuh Kabupaten Solok Selatan dan di Talang - Kabupaten Solok.
Sedangkan potensi tenaga air tersebar hampir di Provinsi Sumatera Barat seperti terlihat pada Tabel A6.5.
Tabel A6.5. Potensi Tenaga Air

Lokasi

DAS

Type

Kapasitas
(MW)

Kabupaten/
Kecamatan

Pasaman

Bt. Pasaman

ROR

21,2

Pasaman

Sangir-2

Bt. Sangir

ROR

2,2

Solok

Sangir-3

Bt. Sangir

ROR

7,8

Solok

Sinamar-2

Bt. Sinamar

ROR

13,1

Tanah Datar

Masang-2

Bt. Masang

ROR

14,5

Agam

Tuik

Bt. Tuik

ROR

3,9

Pessel

Lanajan-2

Bt. Lengayang

ROR

3,1

Pessel

Lubuk-2

Bt. Rokan

ROR

4,6

Pasaman

Asik

Bt. Asik

RSV

1,7

Pasaman

10

Lubuk-4U

Bt. Lubuk

ROR

4,8

Pasaman

11

Sumpur-1U

Bt.Sumpur

RSV

2,7

Pasaman

12

Kampar KN-1

Bt. Kampar Kanan

RSV

29,4

50 Kota

13

Kampar KN-2

Bt. Kampar Kanan

RSV

8,6

50 Kota

14

Kapur-1

Bt. Kapur

RSV

10,6

50 Kota

15

Mahat-10

Bt. Mahat

RSV

12,6

50 Kota

16

Mahat-2U

Bt. Mahat

RSV

2,2

50 Kota

17

Sumpur-K1

Bt. Sumpur

RSV

8,1

S. Sijunjung

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

199

Tabel A6.5. Potensi Tenaga Air


lanjutan

RUPTL

No

200

Lokasi

DAS

Type

Kapasitas
(MW)

Kabupaten/
Kecamatan

18

Palangki-1

Bt. Palangki

RSV

11,8

S. Sijunjung

19

Palangki-2

Bt. Palangki

RSV

17,9

S. Sijunjung

20

Sibakur

Bt. Sibakur

RSV

5,5

S. Sijunjung

21

Sibayang

Bt.Sibayang

RSV

15,0

Agam

22

Sukam

Bt. Sukam

RSV

19,4

S. Sijunjung

23

Kuantan-1

Bt. Kuantan

ROR

3,4

S. Sijunjung

24

Batanghari-2

Batanghari

RSV

22,2

Slk Selatan

25

Batanghari-3

Batanghari

RSV

34,8

Slk Selatan

26

Batanghari-5

Batanghari

ROR

6,7

Slk Selatan

27

Batanghari-6

Batanghari

ROR

10,1

Slk Selatan

28

Batanghari-7

Batanghari

ROR

6,9

Dhamasraya

29

Fatimah

Fatimah

ROR

0,8

Pasbar

30

Sikarbau

Sikarbau

ROR

0,7

Pasbar

31

Balangir

Balangir

ROR

0,4

Slk Selatan

32

Landai-1

Bt. Langir

ROR

6,8

Pessel

33

Sumani

Bt. Sumani

ROR

0,6

Solok

34

Guntung

Bt. Guntung

ROR

0,6

Agam

35

Sungai Putih

Bt. Lumpo

ROR

1,7

Pessel

36

Kerambil

Bt. Bayang Janiah

ROR

1,6

Pessel

37

Muaro Sako

Bt. Muaro Sako

ROR

2,4

Pessel

38

Induring

Bt. Jalamu

ROR

2,2

Pessel

39

Palangai-3

Bt. Palangai

ROR

4,1

Pessel

40

Kambang-1

Bt. Kambang

ROR

5,5

Pessel

41

Kapas-1

Bt. Tumpatih

ROR

8,1

Pessel

42

Landai-2

Bt. Air Haji

ROR

7,1

Pessel

43

Sumpur-K2

Bt. Sumpur

ROR

4,2

Tanah Datar

44

Lawas-1D

Bt. Lawas

RSV

11,2

S. Sijunjung

45

Gumanti-1

Bt. Gumanti

ROR

5,9

Solok

46

Sikiah-1

Bt.Gumanti

RSV

30,4

Solok

47

Sikiah-2

Bt Sikiah

RSV

18,0

Solok

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik hingga tahun 2022 direncanakan pengembangan pembangkit di
Sumatera Barat berkapasitas total 686 MW dan transfer energi dengan sistem interkoneksi Sumatera.
Untuk Kepulauan Mentawai direncanakan pembangkit yaitu Pembangkit ermal Modular 2 x 1,2 MW (2016).
Pengembangan pembangkit interkoneksi di Sumatera Barat ditampilkan pada Tabel A6.6.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A6.6. Pengembangan Pembangkit di Sistem Interkoneksi dan Isolated

No.

PROYEK

JENIS

Asumsi
Pengembang

Kapasitas
(MW)

Sumbar Pesisir #1,2 (FTP1)

PLTU

PLN

224

2013-2014

Tua Pejat (ORC)

PTMPD

Unallocated

2,4

2016-2017

Muara Laboh (FTP2)

PLTP

Swasta

220

2017-2018

Masang-2 (FTP2)

PLTA

PLN

55

2020

G. Talang

PLTP

Unallocated

20

2021

Bonjol (FTP2)

PLTP

Swasta

165

SUMBAR Total

COD

2021-2022

686

Selain itu PLN juga sedang menjalin kerjasama dengan Pemda dan swasta untuk mengembangkan pembangkit
hidro skala kecil dan menengah seperti terlihat pada Tabel A6.7.

No

Lokasi

Kabupaten/
Kecamatan

Kapasitas
(MW)

COD

Status

Mangani

50 kota

1.17

2013

Konstruksi

Napal Melintang

Kerinci

0.58

2013

Konstruksi

Lubuk Gadang

Solok Sltn

7.50

2013

Konstruksi

Guntung

Agam

4.00

2015

Konstruksi

Lubuk Sao II

Agam

2.60

2015

Konstruksi

Bayang

Pessel

4.50

2015

Sudah PPA

Tarusan

Pessel

3.20

2015

Sudah PPA

Lintau 1

Tanah Datar

9.00

2015

Sudah PPA

Gumanti-3

Solok

6.45

2015

Sudah PPA

10

Induring

Pessel

1.20

2015

Sudah PPA

11

Batang Sumpur

Pasaman

8.00

2016

Proses PL

12

Bukit Cubadak

50 kota

9.21

2016

Proses PL

13

Patimah

Pasaman

2.80

2016

Proses PL

14

Sianok Duku

Agam

6.60

2016

Proses PL

15

laruang Gosan

50 kota

4.00

2016

Proses PL

16

Siamang Bunyi

50 kota

1.70

2016

Proses PL

17

Pinti Kayu

Solok

10.00

2016

Proses PPA

18

Batang Anai

Pd Pariaman

3.20

2016

Proses PPA

19

Batang Sangir

Solok Sltn

10.00

2017

Proses PPA

20

Hydro power

Solok Sltn

10.00

2017

Proses PPA

21

Sangir 1

Solok Sltn

10.00

2017

Proses PPA

22

Sungai Garam Hydro

Solok Sltn

10.00

2017

Proses PPA

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel A6.7. Pengembangan Pembangkit Hidro Skala Kecil

201

Tabel A6.7. Pengembangan Pembangkit Hidro Skala Kecil


lanjutan
No

Kabupaten/
Kecamatan

Lokasi

Kapasitas
(MW)

COD

Status

23

Gunung Tujuh

Kerinci

8.00

2017

Proses PPA

24

Tuik

Pessel

6.42

2016

Proses PPA

25

Muara Sako

Pessel

3.00

2016

Proses PPA

26

Kerambil

Pessel

1.40

2016

Proses PPA

27

Gumanti 1

Solok

4.00

2016

Proses PPA

28

Batang Samo

50 kota

7.00

2016

Proses PPA

29

Alahan Panjang

Pasaman

3.00

2016

Proses PPA

30

Kambahan

Pasaman

3.00

2016

Proses PPA

31

Rabi Jonggor

Pasaman Brt

9.50

2016

Proses PPA

32

Sungai Aur

Pasaman Brt

2.30

2016

Proses PPA

33

Sikarbau

Pasaman Brt

2.40

2016

Proses PPA

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan Gardu Induk (GI)
Pengembangan GI di Provinsi Sumatera Barat sampai dengan tahun 2022 berupa GI 275 kV dan GI 150 kV
yang diperlihatkan pada Tabel A6.8 dan TabelA6.9.
Tabel A6.8. Pembangunan GI 275 kV

No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

Kiliranjao

275/150 kV

New

250

2014

Kiliranjao

275/150 kV

Extension

250

2014

Kiliranjao

275 kV

Extension

2014

Kiliranjao

275 kV

Extension

2015

Payakumbuh

275/150 kV

New

250

2015

Payakumbuh

275/150 kV

Extension

2015

Sungai Rumbai

275/150 kV

New

500

2016

Jumlah

1.250

RUPTL

Tabel A6.9. Pengembangan GI 150 kV Baru

202

No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

Bungus

150/20 kV

New

30

2013

Indarung

150/20 kV

Extension

2 LB

2013

PIP

150/20 kV

Uprate

30

2014

Sungai Penuh (TB)

150/20 kV

Extension

30

2014

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A6.9. Pembangunan GI 275 kV

No

Gardu Induk

TEGANGAN

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

Padang Luar

150/20 kV

Uprate

60

2014

Simpang Empat

150/20 kV

Extension

20

2014

Payakumbuh

150/20 kV

Extension

30

2014

Kambang

150/20 kV

New

30

2014

Bungus

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

10

Sungai Penuh

150/20 kV

New

30

2014

11

Bangko

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

12

Simpang Haru

150/20 kV

Extension

60

2015

13

Pariaman

150/20 kV

Uprate

30

2015

14

Simpang Empat

150/20 kV

Extension

30

2015

15

Padang Panjang

150/20 kV

Extension

30

2015

16

Kiliranjao

150/20 kV

Extension

30

2015

17

Payakumbuh

150/20 kV

Extension

10

2015

18

Batusangkar

150/20 kV

Extension

20

2015

19

Bungus

150/20 kV

Extension

30

2016

20

Maninjao

150/20 kV

Extension

60

2016

21

Payakumbuh

150/20 kV

Uprate

60

2016

22

Sungai Rumbai/Gunung Medan

150/20 kV

New

60

2016

23

Bingkuang/GIS Kota Padang

150/20 kV

New

120

2016

Extension

60

2017

24

PIP

150/20 kV

25

Pasaman

150/20 kV

New

60

2017

26

Simpang Empat

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

27

Muaralaboh/Batang Sangir

150/20 kV

New

60

2017

28

Sungai Rumbai/Gunung Medan

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

29

Muaralaboh/Batang Sangir

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

30

Solok

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

31

Salak

150/20 kV

Uprate

60

2019

32

Kiliranjao

150/20 kV

Uprate

60

2019

33

Pauh Limo

150/20 kV

Extension

100

2020

34

Kambang

150/20 kV

Extension

60

2020

35

GI/GIS Kota Padang (New)

150/20 kV

Extension

100

2020

36

Lubuk Alung

150/20 kV

Extension

60

2021

37

Solok

150/20 kV

Extension

2 LB

2021

38

Padang Luar

150/20 kV

Extension

60

2022

39

Sungai Rumbai

150/20 kV

Extension

60

2022

40

Payakumbuh

150/20 kV

Uprate

50

2022

41

Payakumbuh

150/20 kV

Extension

2 LB

2022

42

Kambang

150/20 kV

Extension

2 LB

2018

Jumlah

1.590

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

lanjutan
New/
Extension

203

Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GI 275 & 150kV, diperlukan juga pengembangan transmisi 275 kV sepanjang
884 kms dan transmisi 150 kV sepanjang 702 kms seperti ditampilkan dalam Tabel A6.10 dan Tabel A6.11.
Tabel A6.10. Pembangunan Transmisi 275 kV Baru
No

Tegangan

Konduktor

Kiliranjao

Dari
Payakumbuh

Ke

275 kV

2 cct, 2 Zebra

282

2015

Padang Sidempuan

Payakumbuh

275 kV

2 cct, 2 Zebra

600

2016

Sungai Rumbai

Inc. 2 pi (Muara Bungo - Kiliranjao)

275 kV

4 cct, 2 Zebra

2016

Jumlah

kms

COD

884
Tabel A6.11. Pembangunan Transmisi 150 kV Baru

No

Dari

PLTU Sumbar Pesisir/Teluk Sirih

Kambang

Ke

150 kV

cct, 2 Hawk

kms

COD

160

2014

Kiliranjao

Teluk Kuantan

150 kV

2nd cct, 1 Hawk

52

2014

Maninjau

Padang Luar

150 kV

2nd cct, 1 Hawk

42

2015

Padang Luar

Payakumbuh

150 kV

2nd cct, 1 Hawk

32

2015

GI Bingkuang/GIS Kota

Inc. 2 Pi (Pauh Limo - L.Alung/PIP)

150 kV

cct, 1 Hawk

2016

Singkarak

Batusangkar

150 kV

2nd cct, 1 Hawk

25

2017

Sungai Rumbai

Batang Sangir

150 kV

cct, 2 Hawk

140

2017

Batang Sangir

PLTP Muara Laboh

150 kV

cct, 2 Hawk

20

2017

Pasaman

Simpang Empat

150 kV

cct, 1 Hawk

60

2017

10

Solok

Inc. 2 Pi (Ombilin - Indarung)

150 kV

cct, 1 Hawk

2017

11

Solok

PLTP Gunung Talang

150 kV

cct, 1 Hawk

20

2021

12

Masang-2

Inc. 1 Pi (Maninjau-Simpang Empat)

150 kV

cct, 1 Hawk

2020

13

Payakumbuh

PLTP Bonjol

150 kV

cct, 2 Hawk

140

2022

Jumlah

Tegangan

Konduktor

702

Pengembangan Distribusi

RUPTL

Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diproyeksikan akan terjadi penambahan pelanggan baru
sekitar 554 ribu pelanggan sampai dengan tahun 2022, atau rata-rata 55,4 ribu pelanggan per tahun. Selaras
dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 8.757 kms, JTR sekitar 7.650 kms
dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 434 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A6.12.

204

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A6.12. Pengembangan Sistem Distribusi

Tahun

JTR
(kms)

JTM - (kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

642

591

49

69.400

2014

709

636

53

74.826

2015

856

698

40

56.112

2016

864

682

41

56.282

2017

822

707

42

57.987

2018

910

762

44

59.647

2019

841

821

45

61.264

2020

932

885

45

59.712

2021

1.034

954

34

29.912

2022

1.147

914

40

29.548

Total

8.757

7.650

434

554.690

A6.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik dan pembangunan fasilitas kelistrikan di Provinsi Sumatera Barat
sampai tahun 2022 diberikan padaTabel A6.13
Tabel A6.13. Rangkuman
Energy
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

2013

2.784

2.973

460

112

30

210

2014

3.021

3.221

498

112

730

212

271

2015

3.359

3.579

551

460

356

157

2016

3.702

3.940

605

830

610

245

2017

4.028

4.283

656

111

180

247

339

2018

4.392

4.665

713

110

301

2019

4.797

5.090

776

120

62

2020

5.249

5.564

846

55

260

149

2021

5.754

6.092

924

75

60

20

255

2022

6.318

6.682

1.010

110

170

140

344

Growth/
Jumlah

9,5%

9,4%

9,1%

686

2.840

1.586

2.335

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

205

LAMPIRAN A.7
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI JAMBI

A7.1. Kondisi Saat Ini


Jumlah beban puncak non-coincident system kelistrikan Provinsi Jambi (interkoneksi dan isolated) saat ini
sebesar 231 MW dan dipasok dari sistem interkoneksi Sumbagselteng melalui saluran transmisi 150 KV
dengan 5 GI, yaitu GI Aur Duri (2x30 MVA), GI Payo Selincah (2x60MVA), GI Muara Bulian (30 MVA), GI Muara
Bungo (2x30 MVA) dan GI Bangko (30 MVA). Peta jaringan distribusi Provinsi Jambi seperti ditunjukkan pada
Gambar A7.1.

Gambar A7.1. Peta Jaringan Distribusi di Provinsi Jambi

Kapasitas pembangkit di Provinsi Jambi adalah sekitar 443 MW seperti ditunjukkan pada Tabel A7.1.

RUPTL

Tabel A7.1. Kapasitas Pembangkit s/d September 2013

208

No

Nama Pembangkit

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
Net (MW)

Sektor Jambi

Payo Selincah # 1

PLTD

Gas

PLN

5,2

3,6

Payo Selincah # 2

PLTD

Gas

PLN

5,2

5,1

Payo Selincah # 3

PLTD

Gas

PLN

5,2

5,1

Payo Selincah # 4

PLTD

Gas

PLN

5,2

3,6

Payo Selincah # 5

PLTD

Gas

PLN

5,2

3,6

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A7.1. Kapasitas Pembangkit s/d September 2013


lanjutan
No

Nama Pembangkit

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
Net (MW)

5,2

3,6

Payo Selincah # 6

PLTD

Gas

PLN

Payo Selincah # 7

PLTD

Gas

PLN

5,2

3,6

Batang Hari # 1

PLTG

Gas

PLN

30,0

28,5

Batang Hari # 2

PLTG

Gas

PLN

30,0

28,5

10

Batang Hari # 3 (Sewa)

PLTG

Gas

PLN

18,0

16,0

11

BOT Payo Selincah # 1

PLTG

Gas

PLN

50,0

46,8

12

BOT Payo Selincah # 2

PLTG

Gas

PLN

50,0

46,8

PLTMG

Gas

Sewa

15,0

12,0

PLTU

Biomas

PLN

II

IPP / Lain-Lain

PLTMG Sei Gelam (Sewa Wilayah S2JB)

PLTU Bio Masa (Jambi)


Total

10,0

10,0

239,5

216,7

A7.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Rata-rata pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir adalah 16,5% per tahun, dimana penjualan
pada tahun 2008 sebesar 732,8 GWh menjadi 664 GWh s/d September 2013.
Tabel A7.2. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan pada s/d September 2013
Kelompok Tarif

Rumah Tangga

Energi Jual (GWh)

Porsi (%)
611

92,0

Komersil

37

5,6

Publik

16

2,4

Industri

0,2

0,0

664

100

Jumlah

Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan
ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan
listrik 2013 2022 dapat dilihat pada Tabel A7.3.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

209

Tabel A7.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Sales
(GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

6,81

1.367

1.545

261

664.221

2014

7,17

1.545

1.740

294

673.108

2015

8,24

1.739

1.952

330

707.218

2016

8,24

1.951

2.182

369

752.505

2017

8,24

2.180

2.431

411

799.193

2018

8,24

2.429

2.701

456

822.471

2019

8,24

2.701

2.994

505

846.082

2020

8,24

2.997

3.313

559

876.473

2021

8,24

3.320

3.660

617

896.854

2022

8,24

3.672

4.137

680

917.375

7,99%

11,6%

11,6%

11,2%

3,7%

Growth

A7.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi
sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Sumber energi yang tersedia di Provinsi Jambi terdiri dari batubara, gas dan tenaga air. Berdasarkan informasi
dari Pemerintah Provinsi Jambi, potensi batubara yang layak ditambang adalah 779 juta ton dengan nilai
kalori rata-rata 5.715 kkal/kg yang tersebar di seluruh daerah kabupaten kecuali Kabupaten Kerinci. Potensi
gas terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung dan Kabupaten Muaro Jambi dan potensi tenaga air terdapat di
Kabupaten Merangin (sungai Merangin dan sungai Batang Air Batu).
Pengembangan Pembangkit

RUPTL

Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2022 di Jambi direncanakan akan dipenuhi dengan
mengembangkan pembangkit di Jambi dan di daerah lain pada sistem interkoneksi Sumatera. Adapun
pembangkit yang direncanakan berada di Provinsi Jambi mempunyai kapasitas total 1.564 MW seperti
ditampilkan pada Tabel A7.4.

210

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A7.4. Pengembangan Pembangkit

No.

Proyek

Jenis

Asumsi
Pengembang

Kapasitas
(MW)

COD

Sarolangun

PLTU

Swasta

12

2013

Tebo

PLTU

PLN

14

2013

Payo Selincah

PLTG/MG

Sewa

50

2014

Sungai Gelam (CNG/Peaker)

PLTMG

PLN

92

2014

Tanjung Jabung Timur

PLTG/MG

Sewa

100

2015

Batanghari

PLTGU

PLN

30

2015

Kuala Tungkal

PLTU

PLN

14

2015

Jambi Peaker

PLTG/MG

PLN

100

2016

Batang Asai (ORC)

PTMPD

Unallocated

2,4

2016

10

Jambi

PLTU

Swasta

800

2019 2020

11

Merangin

PLTA

Swasta

350

2021

Jambi Total

1.564

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan GI
Sampai dengan tahun 2022 diperlukan pengembangan GI 150 kV baru dan extension GI existing sebesar
1.100 MVA dan GITET sebesar 2.500 MVA seperti pada Tabel A7.5 dan Tabel A7.6.
Tabel A7.5. Pengembangan GI 275 kV dan 500 kV

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Bangko

275/150 kV

New

Bangko

275 kV

Extension

Muaro Bungo

275/150 kV

New

Muaro Bungo

275 kV

Extension

New Aur Duri

275/150 kV

New Aur Duri

New Aur Duri

PLTU Jambi

Bangko

10

Lubuk Linggau
Jumlah

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

250

2014

2014

250

2014

2014

New

500

2015

500/275 kV

New

1.000

2017

275/150 kV

Extension

2017

500 kV

New

2019

275/150 kV

Extension

500

2021

275 kV

Extension

2014

2.500

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

211

Tabel A7.6. Pengembangan GI 150 kV

No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

Muara Bulian

150/20 kV

Extension

60

2013

Sabak

150/20 kV

New

30

2014

Aur Duri

150/20 kV

Extension

60

2014

Bangko

150/20 kV

Extension

60

2014

Sarolangun

150/20 kV

New

30

2015

Muara Bulian

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

New Aurduri/Seibertam

150/20 kV

New

120

2015

PLTG Peaker Jambi

150/20 kV

New

2016

Tebo

150/20 kV

New

60

2017

10

Kasang

150/20 kV

New

120

2017

11

Payoselincah (line Bay GIS)

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

12

Seigelam

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

13

Kuala Tungkal

150/20 kV

New

60

2018

14

Sabak

150/20 kV

Extension

2 LB

2018

15

Aur Duri

150/20 kV

Uprate

30

2018

16

Tebo

150/20 kV

Extension

60

2018

17

Kasang

150/20 kV

Extension

60

2018

18

Sungai Penuh

150/20 kV

Extension

2 LB

2018

19

Sarolangun

150/20 kV

Extension

30

2019

20

Pelabuhan Dagang

150/20 kV

New

20

2020

21

Kuala Tungkal

150/20 kV

Extension

2 LB

2020

22

Sabak

150/20 kV

Extension

30

2020

23

New Aur Duri

150/20 kV

Extension

60

2020

24

Muaro Bungo

150/20 kV

Uprate

60

2020

25

Aur Duri

150/20 kV

Uprate

60

2021

26

Bangko

150/20 kV

Extension

60

2022

27

Muaro Bungo

150/20 kV

Uprate

30

2022

Jumlah

1.100

RUPTL

Pengembangan Transmisi

212

Selaras dengan pengembangan Sistem Sumatera, diperlukan pengembangan transmisi 150 KV, 275 KV dan
500 kV seperti ditampilkan dalam Tabel A7.7 dan TabelA7.8.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A7.7. Pembanguan Transmisi 150 kV


No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

Bangko

PLTA Merangin

150 kV

cct, 2 Zebra

136

2014

PLTA Merangin

Sungai Penuh

150 kV

cct, 2 Zebra

110

2014

PLTG CNG Sei Gelam

New Aur Duri

150 kV

cct, 1 Hawk

34

2014

New Aur Duri

Aur Duri

150 kV

cct, 2 Zebra

30

2014

122

2014

130

2015

Muara Sabak

Inc. 1 Pi ( Payo Selincah - Aur Duri )

150 kV

cct, 2 x 340 mm

Muara Bulian

Sarolangun

150 kV

cct, 1 Hawk

Sarolangun

Muara Rupit

150 kV

cct, 1 Hawk

80

2017

Payo Selincah

Sei Gelam

150 kV

cct, 2 x 340 mm2

20

2017

Kasang

Inc. 2 Pi (Payoselincah-Sei Gelam)

150 kV

cct, 2 x 340 mm2

10

2017

10

PLTP Sungai Penuh

Sungai Penuh

150 kV

cct, 1 Hawk

84

2018

11

Muara Sabak

Kuala Tungkal

150 kV

cct, 1 Hawk

109

2018

2017

70

2020

12

Tebo

Inc. 2 Pi (Muara Bungo-Muara Bulian)

150 kV

cct, 2 x 340 mm

13

Pelabuhan Dagang

Kuala Tungkal

150 kV

cct, 1 Hawk

935

Tabel A7.8. Pembanguan Transmisi 275 dan 500 kV


No

Dari

Ke

Tegangan

Bayung Lincir/PLTU Sumsel-5

New Aur Duri

275 kV

New Aur Duri

Rengat

Muara Enim

New Aur Duri

Konduktor

kms

COD

2 cct, 2 Zebra

120

2015

500 kV

2 cct, 4 Zebra

420

2016

500 kV

2 cct, 4 Zebra

240

2019

Jumlah

780

Peta sistem kelistrikan Provinsi Jambi diperlihatkan pada Gambar A7.2.

Rencana Tambahan Pembangkit SEWA :


1. PLTMG Sewa Tanjung Jabung Timur-2 : 100 MW

GITET 500 kV
Rengat
(Riau)

(2014)

Ke GI 150 kV/GITET 275 kV


Kiliranjao/Sungai Rumbai
(Sumbar)

Pelabuhan
Dagang

ACSR 1x240 mm2


35 kmr-COD 2020
ACSR 1x240 mm2
55 kmr-COD 2018

ACSR 4x430 mm2


175 kmr-COD 2016
ACSR 2x430 mm2
117 kmr
(Operasi 150 kV s/d 2015)

Sabak
PLTG Batang Hari
2x30 MW
PLTG Sewa Batang Hari
18 MW

Muaro
Bungo

ACSR 2x430 mm2


15 kmr-COD 2014

ACSR 2x340 mm
0.5 kmr-COD 2017

Tebo

ACSR 2x240 mm2


36 kmr-COD 2014

PLTG Jambi Peak CNG


100 MW-2016
ACSR 2x240 mm2
10 kmr-COD 2017

PLTGU Batang Hari


30 MW-2015

GU

Payoselincah
PLTG Payoselincah
G
(Sewa)
Kasang
50 MW- 2014
G
New Aurduri/
PLTG CNG Sei Gelam
Sei Gelam
Seibertam
92 MW 2014
ACSR 1x240 mm2
Aur Duri

ACSR 2x430 mm2


78.6 kmr
(Operasi 150 kV s/d 2015)

PLTP Sungai Penuh


2x55 MW-2024

Muaro
Bulian

17 kmr-COD 2014

PLTMG Sewa WS2JB


15 MW
PLTMG Sewa Kit SBS
30 MW

ACSR 4x430 mm2


60 kmr-COD 2019

PLTU Jambi (KPS)


2x400 MW-2019/20

ACSR 2x430 mm2


60 kmr-COD 2015

P
PLTP Sungai
Penuh

PLTA Merangin
2x175 MW-2021

ACSR 1x240 mm2


15 kmr-COD 2018

ACSR 2x430 mm2


58 kmr-COD 2014

Sungai
Penuh

Bangko

ACSR 1x240 mm2


95 kmr-COD 2014

ACSR 2x430 mm2


63 kmr-COD 2014

Merangin

Sumsel V/
Bayung Lencir
ACSR 4x430 mm2
120 kmr-COD 2019

ACSR 2x430 mm2


195 kmr
(Operasi 150 kV s/d 2015)

GITET 275 kV
Sumsel-V / Bayung Lincir
(Sumsel)

Sarolangun

ACSR 1x240 mm2


40 kmr-COD 2017

GITET 500 kV
Muara Enim
(Sumsel)

Muara Rupit

Edit
Desember
ke 2013

PT PLN (Persero)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA

PERENCANAAN
GI SISTEM
Kiliranjao
BIDANG PERENCANAAN

PETA JARINGAN TRANSMISI


PROPINSI JAMBI
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Rencana 500 kV

Rencana 275 kV HVDC

PLTU

Rencana 500 kV HVDC

Kit Eksisting

GU

PLTG
D
PLTGU

Kit Rencana

PLTD
A

PLTA

PLTP

(Sumatera GIBarat)
Rencana

GI Eksisting
150 kV

GI Eksisting
70 kV

150 kV
GI Rencana
150/70 kV

Ke GI 150 kV/GITET 275 kV


Lubuk Linggau
(Sumsel)

GITET

GI Eksisting
150/70 kV

Gambar A7.2. Peta Jaringan Provinsi Jambi

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Kuala
Tungkal

213

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik akan dilakukan penambahan pelanggan baru sebanyak 309
ribu sambungan sampai dengan tahun 2022 atau rata-rata 31 ribu pelanggan per tahun. Selaras dengan
penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 1.053 kms, JTR sekitar 1.328 kms dan
tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 413 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A7.9.
Tabel A7.9. Pengembangan Sistem Distribusi
JTM
(kms)

Tahun

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

170

186

49

56.669

2014

66

95

25

8.888

2015

100

121

34

34.110

2016

117

126

36

45.287

2017

104

129

39

46.688

2018

104

130

41

23.278

2019

110

135

44

23.611

2020

115

138

47

30.391

2021

93

137

49

20.381

2022

74

131

48

20.521

Total

1.053

1.328

413

309.823

A7.4. Sistem Isolated


Provinsi Jambi masih memiliki 6 PLTD berbahan bakar minyak, yaitu PLTD Pelabuhan Dagang, PLTD Sungai
Lokan, PLTD Mendahara Tengah dan PLTD Kuala Tungkal, PLTD Batang Asai dan PLTD Sarolangun serta 1
pembangkit IPP berbahan bakar gas yang beroperasi di Kabupaten Tanjung Jabung kapasitas terpasang 7,2
MW.
Tabel A7.10. Pembangkit pada Sistem Isolated s/d September 2013

No

Nama Pembangkit

Pelabuhan Dagang

2
3

RUPTL

Kapasitas
(MW)

Pemilik

PLTD

6,4

Sungai Lokan

PLTD

1,2

PLN

Mendahara Tengah

PLTD

0,4

PLN

Kuala Tungkal

PLTD

3,5

PLN

Batang Asai

PLTD

0,8

PLN

Sarolangun

PLTD

3,0

PLN

Tanjung Jabung Power

PLTMG

7,2

Swasta

Total

214

Jenis

PLN

22,5

Untuk penyediaan listrik jangka panjang dan sekaligus memperbaiki biaya pokok penyediaan listrik pada sistem
isolated direncanakan interkoneksi sistem isolated dengan grid Sumatera. Serta direncanakan Pembangkit
ermal Modular Pengganti diesel (PTMPD)di Batang asai dengan kapasitas 1,2 MW.RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
tahun 2022 adalah seperti tersebut dalam Tabel A7.11.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A7.11. Rangkuman

Tahun

Energy
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

1.367

1.545

261

26

60

82,8

2014

1.545

1.740

294

242

650

432

203,0

2015

1.739

1.952

330

44

650

250

149,3

2016

1.951

2.182

369

102

420

275,4

2017

2.180

2.431

411

1.180

111

111,5

2018

2.429

2.701

456

210

193

53,2

2019

2.701

2.994

505

400

30

240

643,3

2020

2.997

3.313

559

400

170

70

566,5

2021

3.320

3.660

617

350

560

572,1

2022

3.672

4.137

680

90

32,5

Growth/
Jumlah

11,6%

11,6%

11,2%

1.564

3.600

1.715

2.690

2013 - 2022

2013

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

215

LAMPIRAN A.8
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

A8.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Beban puncak sistem kelistrikan Sumatera Selatan saat ini sebesar 615 MW dipasok dari pembangkit yang
terinterkoneksi melalui grid 150 kV dan 70 kV. Untuk sistem isolated yang lokasinya tersebar dipasok dari
pembangkit IPP dan PLTD.

Gambar A8.1. Peta Kelistrikan Provinsi Sumatera Selatan

Pembangkit yang memasok Provinsi Sumsel diberikan padaTabel A8.1.

Tabel A8.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang s/d September 2013

RUPTL

No

218

Nama Pembangkit

Jenis

Jenis
Bahan
Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
Net (MW)

Sektor Keramasan

Keramasan # 1

PLTU

Gas

PLN

12,5

7,5

Keramasan # 2

PLTU

Gas

PLN

12,5

7,5

Keramasan # 1

PLTG

Gas

PLN

11,8

9,8

Keramasan # 2

PLTG

Gas

PLN

11,8

9,8

Keramasan # 3

PLTG

Gas

PLN

21,4

17,6

Keramasan # 4

PLTG

Gas

PLN

18,0

16,0

Sewa AKE # 1

PLTG

Gas

Sewa

50,0

50,0

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A8.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang s/d September 2013


lanjutan
Nama Pembangkit

Jenis

Jenis
Bahan
Baka

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
Net (MW

Sewa AKE # 2

PLTG

Gas

Sewa

50,0

50,0

Keramasan # 1

PLTG

Gas

PLN

80,0

40,0

10

Keramasan # 2

PLTG

Gas

PLN

80,0

40,0

11

Indralaya GT 1.1

PLTG

Gas

Sewa

45,0

45,0

12

Indralaya GT 1.2

PLTG

Gas

PLN

39,0

37,5

13

Indralaya ST 1.0

PLTG

Gas

PLN

40,0

38,0

14

BOT Borang (LM 6000) # 1

PLTG

Gas

PLN

30,0

33,6

15

BOT Borang (LM 6000) # 2

PLTG

Gas

PLN

30,0

33,6

16

Borang LM 2000

PLTG

Gas

PLN

14,0

12,2

17

Sewa Navigat Borang

PLTMG

Gas

Sewa

30,0

30,0

18

Apung Borang

PLTG

Gas

PLN

30,0

30,0

19

Talang Duku # 1 / FRAME 5

PLTG

Gas

PLN

20,0

14,7

20

Talang Duku # 2 / LM2500 BOT

PLTG

Gas

PLN

35,1

35,1

21

Talang Duku # 3 / TM2500 BOT

PLTG

Gas

PLN

21,5

21,5

22

Jakabaring #1 (Eks Merahmata TM #1)

PLTG

Gas

PLN

20,0

17,5

23

Jakabaring #2 (Eks Merahmata TM #2)

PLTG

Gas

PLN

20,0

17,5

24

Jakabaring #3 (Eks Paya Pasir)

PLTG

Gas

PLN

18,0

17,5

25

Sungai Juaro # 1

PLTD

HSD

PLN

12,5

11,0

26

Sungai Juaro # 2

PLTD

HSD

PLN

12,5

11,0

27

Sewa Keramasan

PLTMG

Gas

Sewa

50,0

50,0

II

Sektor Bukit Asam

Bukit Asam # 1

PLTU

Batubara

PLN

65,0

58,0

Bukit Asam # 2

PLTU

Batubara

PLN

65,0

59,0

Bukit Asam # 3

PLTU

Batubara

PLN

65,0

57,0

Bukit Asam # 4

PLTU

Batubara

PLN

65,0

57,0

III

IPP / Lain-Lain

AGP Borang

PLTGU

Gas

IPP

150,0

150,0

Gunung Megang GT 1.1

PLTGU

Gas

IPP

40,0

40,0

Gunung Megang GT 1.2

PLTGU

Gas

IPP

40,0

40,0

Gunung Megang ST 1.0

PLTGU

Gas

IPP

30,0

30,0

Simpang Belimbing # 1

PLTU

Batubara

IPP

113,5

113,5

Simpang Belimbing # 2

PLTU

Batubara

IPP

113,5

113,5

Musi II (Sewa Wilayah

PLTGU

Gas

Sewa

20,8

19,0

Prabumulih (Sewa Wila

PLTMG

Gas

Sewa

11,6

11,6

Sako (Sewa Wilayah S2

PLTMG

Gas

Sewa

12,0

12,0

PLTU

Batubara

Sewa

30,0

6,0

1.606,9

1.440,5

10

PT BA
Total

Kota Palembang dipasok dari ring transmisi 70 kV dan ring transmisi 150 kV, dengan 4 trafo IBT 150/70 kV
yang berada di GI Borang dan GI Keramasan dengan kapasitas 400 MVA. Gardu induk terpasang di Provinsi
Sumatera Selatan sebanyak 21 GI dengan total kapasitas trafo 932MVA, terdiri dari 8 GI 70/20/12 kV dan
13 GI 150/20kV.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

219

A8.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Sumatera Selatan


Rata-rata pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir adalah 10.6% per tahun, dimana penjualan
pada tahun 2008 sebesar 2.223 GWh telah meningkat menjadi 3.257 GWh s/d September 2013.
Tabel A8.2. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan pada s/d September 2013
No

Kelompok Tarif

Rumah Tangga

Energi Jual (GWh)

Porsi (%)

1.787

54,9

Komersil

588

18,1

Publik

239

7,3

Industri

643

19,7

3.257

100,0

Jumlah

Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan
ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan
listrik 2013 2022 seperti pada Tabel A8.3.

Tabel A8.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Sales
(GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

5,49

3.637

3.984

771

1.412.202

2014

5,78

4.175

4.553

870

1.497.246

2015

6,65

4.652

5.051

953

1.586.948

2016

6,65

5.192

5.613

1.046

1.701.211

2017

6,65

5.803

6.248

1.151

1.801.160

2018

6,65

6.497

6.969

1.268

1.908.133

2019

6,65

7.287

7.788

1.401

2.023.656

2020

6,65

8.188

8.721

1.551

2.089.092

2021

6,65

9.219

9.786

1.720

2.163.972

2022

6,65

10.401

11.007

1.913

2.258.473

6,44%

12,4%

12,0%

10,6%

5,4%

Growth

RUPTL

A8.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan

220

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan
distribusi sebagai berikut.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Potensi Sumber Energi


Potensi sumber energi di Provinsi ini sangat banyak berupa batubara, gas bumi, minyak bumi, panas bumi dan
gas metan batubara (CBM), sebagaimana diperlihatkan pada Tabel A8.4.
Tabel A8.4. Potensi Sumber Energi
Sumber Daya

Potensi

Produksi

Minyak Bumi (Oil)

757,6 MMSTB

27.933,07 ribu BBL

Gas Bumi

24179,5 BSCF

434.108,64 ribu MMBTU

Batubara

47,1 Milyar Ton

9.276.361 ton

Coal Bed Methane

183,00 TCF

Belum dimanfaatkan

Panas Bumi (Geothermal)

1.911 MW

Belum dimanfaatkan

Gambut

64.200 Ha

Belum dimanfaatkan

Potensi Air (Mini/Mikro Hidro)

9.385,728 kW

Sebagian dimanfaatkan

Energi Surya

53,85 x 10 MW

Telah dimanfaatkan

Biomassa

16.034,24 GWh

Sebagian dimanfaatkan

Biogas

235,01 kWh

Belum dimanfaatkan

Sumber: Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi Prov. Sumatera Selatan 2008

P_57
18

P_57
P_55
5

18
3

P_56
5_56

3 4
17

11
5

17
12

1
15
5

13

01-074-27

10

10

12
16

13

01-074-27

P_56

P_59

PLTU 2 x 113 MW
Simpang
Belimbing
p
PLTU
2 x 113 MW
9
PLTU 2 xSimpang
135 MW
M Belimbing
9
Keban Agung
PLTU 2 x 135 MW
20 Agung
Keban
16

P_59
19

19

1-074-15
1
-0
074
74-1
15
5
74-14
7
4-14 1
3-074-15
PLTP
P
4 x 55 MW
Lumut Balai

Lu

- 4
4-07
-07
01-074-02
01-074-07
PLTM 2 x 2,29 MW
01-074-02
Telanai Banding
g Agung
g g
PLTM 2 x 2,29
2 29 MW
Telanai Banding
g Agung
g g

Gambar A8.2. Peta Potensi Sumber Energi di Provinsi Sumatera Selatan

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2022, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit
sekitar 3.465 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada Tabel A8.5.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

221

Tabel A8.5. Pengembangan Pembangkit

No.

Proyek

Jenis

Asumsi
Pengembang

Kapasitas
(MW)

COD

Baturaja

PLTU

Swasta

20

2013

Gunung Megang, ST Cycle

PLTGU

Swasta

30

2013

Banjarsari

PLTU

Swasta

230

2014

Keban Agung

PLTU

Swasta

225

2014

Keramasan

PLTGU

80

2014

Sumsel - 5

PLTU

Swasta

300

2015-2016

Sumsel - 7

PLTU

Swasta

300

2016-2017

Lumut Balai (FTP2)

PLTP

Swasta

220

2017-2019

Sumbagsel-1 MT

PLTU

Unallocated

300

2018-2019

10

Sumsel - 6 MT

PLTU

Unallocated

600

2019-2020

11

Rantau Dadap (FTP2)

PLTP

Swasta

220

2019-2020

12

Sumsel - 1 MT

PLTU

Unallocated

600

2020

13

Banyuasin

PLTU

Unallocated

230

2022

14

Danau Ranau (FTP2)

PLTP

Swasta

110

2022

SUMSEL Total

PLN

3.465

Pengembangan PLTU Mulut Tambang di Provinsi Sumatera selatan akan dilaksanakan oleh swasta (IPP), yaitu :
1. PLTU Sumbagsel-1 MT dengan kapasitas 2x150 MW, titik koneksi radial ke GI 150 kV Baturaja.
2. PLTU Sumsel-1 MT dengan kapasitas 2x300 MW, titik koneksi radial ke GITET 275 kV Betung.
3. PLTU Sumsel-6 MT dengan kapasitas 2x300 MW, titik koneksi radial ke GITET 275 kV Muara Enim.
Sedangkan PLTU MT Sumsel-8, Sumsel-9 dan Sumsel-10 dengan kapasitas total 3.000 MW merupakan
PLTU batubara mulut tambang dengan memanfaatkan tersedianya cadangan batubara low rank di Sumatera
Selatan. Listrik dari ketiga PLTU tersebut akan disalurkan ke Pulau Jawa melalui transmisi HVDC 500 kV JawaSumatera.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)
Pengembangan Gardu Induk

RUPTL

Provinsi Sumsel memerlukan pengembangan GI 150 kV dan 70 kV dengan kapasitas sebesar 3.320 MVA
sampai dengan tahun 2022 seperti pada Tabel A8.6.

222

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A8.6. Pengembangan GI 150 kV dan 70 kV

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

Bukit Siguntang

70/20 kV

Uprate

30

2013

Talang kelapa

150/20 kV

Uprate

60

2013

Baturaja

150/20 kV

Extension

60

2013

Lubuk Linggau

150/20 kV

Extension

60

2013

Lahat

150/20 kV

Extension

2 LB

2013

Lahat

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

Lahat

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

Talang Ratu

70/20 kV

Extension

30

2014

Sungai Juaro

70/20 kV

Extension

30

2014

10

Bungaran

70/20 kV

Extension

60

2014

11

Sungai Kedukan

70/20 kV

Extension

30

2014

12

Talang Kelapa

150/20 kV

Extension

60

2014

13

Mariana

150/20 kV

Uprate

30

2014

14

Prabumulih

150/20 kV

Uprate

60

2014

15

Baturaja

150/20 kV

Uprate

60

2014

16

Lahat

150/20 kV

Uprate

30

2014

17

Pagar Alam

150/20 kV

Uprate

30

2014

18

Lubuk Linggau

150/20 kV

Uprate

60

2014

19

Gumawang

150/20 kV

Uprate

60

2014

20

Gunung Megang

150/20 kV

Extension

60

2014

21

Kenten

150/20 kV

New

60

2014

22

Tanjung Api-Api

150/20 kV

New

60

2014

23

Sekayu

150/20 kV

New

30

2014

24

Betung

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

25

Gumawang

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

26

Tebing Tinggi

150/20 kV

New

30

2015

27

Lubuk Linggau

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

28

Seduduk Putih

70/20 kV

Uprate

30

2015

29

Keramasan

150/20 kV

Extension

60

2015

30

Prabumulih

150/20 kV

Extension

60

2015

31

Betung

150/20 kV

Uprate

60

2015

32

Kayu Agung

150/20 kV

New

30

2015

33

Mariana

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

34

Tanjung Api-Api

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

35

Landing Point Sumatera-Bangka

150/20 kV

New

2 LB

2015

36

Sungai Lilin

150/20 kV

New

60

2015

37

Gandus

150/20 kV

New

60

2015

38

Lumut Balai

150/20 kV

New

30

2015

39

Bukit Siguntang

70/20 kV

Uprate

30

2016

40

Bungaran

70/20 kV

Uprate

30

2016

41

Borang

150/20 kV

Extension

10

2016

42

Mariana

150/20 kV

Uprate

60

2016

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

223

Tabel A8.6. Pengembangan GI 150 kV dan 70 kV


lanjutan

RUPTL

No

224

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

43

Betung

150/20 kV

Uprate

60

2016

44

Gumawang

150/20 kV

Extension

30

2016

45

Kayu Agung

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

46

Gumawang

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

47

Jakabaring

150/20 kV

New

30

2016

48

Tugumulyo

150/20 kV

New

30

2016

49

Simpang Tiga

150/20 kV

Extension

60

2017

50

Lahat

150/20 kV

Extension

60

2017

51

Pagar Alam

150/20 kV

Uprate

60

2017

52

Gandus

150/20 kV

Extension

60

2017

53

GIS Kota Barat

150/20 kV

New

60

2017

54

GIS Kota Timur

150/20 kV

New

60

2017

55

kenten

150/20 kV

Extension

1 LB

2017

56

Gandus

150/20 kV

Extension

1 LB

2017

57

Keramasan

150/20 kV

Extension

1 LB

2017

58

Boom Baru

150/20 kV

Extension

60

2017

59

Muara Dua

150/20 kV

New

30

2017

60

Martapura

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

61

Muara Rupit

150/20 kV

New

30

2017

62

Sarolangun

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

63

Martapura

150/20 kV

New

30

2017

150/20 kV

New

30

2017

70/20 kV

Extension

30

2018

64

Pendopo

65

Boom Baru

66

Bungaran

70/20 kV

Extension

30

2018

67

Betung

150/20 kV

Extension

60

2018

68

GI Kenten

150/20 kV

Extension

100

2018

69

Sekayu

150/20 kV

Extension

60

2018

70

Baturaja

150/20 kV

Extension

2 LB

2018

71

Bukit Siguntang

70/20 kV

Extension

30

2019

72

Seduduk Putih

70/20 kV

Extension

30

2019

73

Baturaja

150/20 kV

Extension

60

2019

74

Tugumulyo

150/20 kV

Extension

60

2019

75

Bungaran

70/20 kV

Extension

30

2020

76

Lubuk Linggau

150/20 kV

Uprate

60

2020

77

Seduduk Putih

70/20 kV

Extension

30

2021

78

Bungaran

70/20 kV

Extension

30

2021

79

Sungai Kedukan

70/20 kV

Uprate

30

2021

80

Mariana

150/20 kV

Extension

60

2021

81

Simpang Tiga

150/20 kV

Extension

60

2021

82

Betung

150/20 kV

Extension

60

2021

83

Jakabaring

150/20 kV

Extension

60

2021

84

Bukit Siguntang

70/20 kV

Extension

30

2022

85

Boom Baru

70/20 kV

Extension

30

2022

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A8.6. Pengembangan GI 150 kV dan 70 kV


lanjutan
No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

86

Borang

150/20 kV

Uprate

60

2022

87

Baturaja

150/20 kV

Extension

60

2022

88

Lubuk Linggau

150/20 kV

Extension

60

2022

89

Muara Dua

150/20 kV

Extension

2 LB

2022

90

Tanjung Api-Api

150/20 kV

Extension

2 LB

2022

Jumlah

3.320

Di Provinsi Sumatera Selatan juga banyak dikembangkan proyek-proyek GI 275 kV, GI 500 kV dan stasiun
konverter transmisi HVDC 500 kV seperti pada Tabel A8.7.

No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA)

COD

Lahat

275/150 kV

New

1000

2014

Lubuk Linggau

275/150 kV

New

2014

Gumawang

275/150 kV

New

500

2015

Lahat

275/150 kV

Extension

2 LB

2015

Lumut Balai

275/150 kV

New

500

2015

Muara Enim

275/150 kV

New

500

2018

Betung

275/150 kV

New

500

2015

Betung

275/150 kV

Extension

2 LB

2018

Betung

275/150 kV

Extension

250

2018

10

Bayung Lincir/PLTU Sumsel - 5

275/150 kV

New

2015

11

Sungai Lilin

275/150 kV

New

250

2015

12

Muara Enim

500 kV DC

New

2018

13

Muara Enim

500 kV

Extension

2 LB

2018

14

Muara Enim

500/275 kV

Extension

1.000

2019

15

Muara Enim

275 kV

Extension

2 LB

2018

16

Muara Enim

500 kV

Extension

2 LB

2018

17

Muara Enim

500 kV

Extension

4 LB

2018

18

Lumut Balai

275/150 kV

Extension

2 LB

2019

19

Betung

275/150 kV

Extension

2 LB

2019

20

Gumawang

275/150 kV

Extension

2 LB

2018

21

Gumawang

275/150 kV

Extension

500

2020

Jumlah

5.000

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel A8.7. Pengembangan GI 275 kV, 500 kV dan 500 kV HVDC

225

Pengembangan Transmisi
Di Provinsi Sumatera Selatan diperlukan pengembangan transmisi 150 kV, 275 kV, 500 kV dan 500 kV DC
seperti ditampilkan dalam Tabel A8.8.dan Tabel A8.9.
Tabel A8.8. Pembanguan Transmisi 150 kV
No

Konduktor

kms

COD

Tanjung Api-Api

Dari

Inc. 1 Pi (T. Kelapa-Borang)/Kenten

Ke

150 kV

2 cct, 2 x 330 mm2

40

2014

Kenten

Inc. 2 Pi ( Talang Kelapa - Borang )

150 kV

2 cct, 2 x 330 mm2

2014

Betung

Sekayu

150 kV

2 cct, 1 Hawk

70

2014

Betung

Talang Kelapa

150 kV

1 2nd cct, 2 Hawk

55

2014

Gandus

Inc. 2 Pi (Keramasan - Talang Kelapa)

150 kV

2 cct, 1 XLPE CU 1000 mm2

20

2014

Bukit Asam (uprate)

Baturaja (uprate)

150 kV

2 cct, HTLS 310 mm2

78

2014

2014

96

2014

Borang (uprate)

Seduduk Putih (uprate)

70 kV

2 cct, HTLS 310 mm

Baturaja (uprate)

Bukit Kemuning (uprate)

150 kV

2 cct, HTLS 310 mm2

Lahat

PLTU Banjarsari

150 kV

2 cct, 2 x 330 mm2

40

2014

10

Lahat

PLTU Keban Agung

150 kV

2 cct, 2 Zebra

70

2014

11

Lahat

Pagar Alam

150 kV

1 2nd cct, 1 Hawk

95

2014

12

Tanjung Api-Api

Mentok/Bangka Landing Point

150 kV

2 cct, 2 Hawk

20

2015

13

Mariana

Kayu Agung

150 kV

2 cct, 2 Zebra

60

2015

14

Lubuk Linggau

Tebing Tinggi

150 kV

2 cct, 1 Hawk

150

2015

15

Kayu Agung

Gumawang

150 kV

2 cct, 2 Zebra

90

2016

16

Tugumulyo

Inc. 2 Pi (Kayu Agung - Gumawang)

150 kV

4 cct, 2 Zebra

40

2016

17

Jakabaring

Inc. 2 Pi (Keramasan - Mariana)

150 kV

2 cct, 2 x 330 mm2

2016

18

Pendopo

Inc. 2 Pi (Lahat - Simpang Belimbing)

150 kV

2 cct, 2 x 330 mm2

40

2016

19

Muara Dua

Martapura

150 kV

2 cct, 2 Hawk

92

2017

20

Martapura

Inc. 2 pi (Baturaja-B. Kemuning)

150 kV

2 cct, 1 Hawk

2017

21

PLTP Lumut Balai

GITET Lumut Balai

150 kV

2 cct, 2 Hawk

44

2017

22

Gandus

GIS Kota Barat

150 kV

1 cct, 1 XLPE CU 1000 mm2

2017

23

Keramasan

GIS Kota Barat

150 kV

1 cct, 1 XLPE CU 1000 mm2

2017

24

Kenten

GIS Kota Timur

150 kV

1 cct, 1 XLPE CU 1000 mm2

12

2017

25

Boom Baru

GIS Kota Timur

150 kV

1 cct, 1 XLPE CU 1000 mm2

2017

26

GIS Kota Barat

GIS Kota Timur

150 kV

1 cct, 1 XLPE CU 1000 mm2

2017

Muara Dua

PLTP Danau Ranau

150 kV

2 cct, 2 Hawk

90

2022

27

RUPTL

Jumlah

226

Tegangan

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

1.231

Tabel A8.9. Pembanguan Transmisi 275 kV, 500 kV dan 500 kV DC


No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

Muara Enim

PLTU Sumsel-8

500 kV

cct, 4 Zebra

108

2018

Muara Enim

PLTU Sumsel-9&10

500 kV

cct, 4 Zebra

400

2018

Lahat

Lumut Balai

275 kV

cct, 2 Zebra

50

2015

Lumut Balai

Gumawang

275 kV

cct, 2 Zebra

405

2015

Bayung Lincir/PLTU Sumsel-5

Sungai Lilin

275 kV

cct, 2 Zebra

100

2015

PLTU Sumsel-7

Sungai Lilin

275 kV

cct, 2 Zebra

30

2015

Betung

Sungai Lilin

275 kV

cct, 2 Zebra

40

2015

Sumsel-6

Muara Enim

275 kV

cct, 4 Zebra

40

2019

Sumsel-1

Betung

275 kV

cct, 4 Zebra

80

2020

10

Muara Enim

Inc. 2 Pi (Gumawang-Lumut Balai)

275 kV

cct, 2 Zebra

30

2018

11

Muara Enim

Betung

275 kV

cct, 2 Zebra

350

2018

12

Muara Enim

perbatasan Sumsel/Lampung

500 kV DC

cct 4 Falcon

200

2018

13

PLTP Rantau Dedap

Lumut Balai

275 kV

cct, 2 Zebra

40

2019

14

PLTU Jambi

Inc. 2 pi (Muara Enim - New Aur Duri)

500 kV

cct, 4 Zebra

30

2019

Jumlah

1.903

Selain proyek-proyek transmisi yang tercantum dalam tabel A8.7 dan tabel A8.8 terdapat pula ruas transmisi
500 kV AC yang menghubungkan PLTU mulut tambang Sumsel-8, Sumsel-9 dan Sumsel-10 ke GI 500 kV
Muara Enim. Panjang dan rute transmisi 500 kV tersebut akan diketahui setelah ditetapkannya pemenang
lelang ketiga PLTU mulut tambang tersebut.
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan sebesar 1.002 juta pelanggan atau
rata-rata 100 ribu pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan pembangunan
JTM 2.843 kms, JTR sekitar 3.594 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 957 MVA, seperti
ditampilkan dalam Tabel A8.10.

Tahun
2013

JTM
(kms)
453

JTR
( kms)
494

Trafo
(MVA)
110

Pelanggan
161.441

2014

177

258

59

80.323

2015

267

325

77

89.703

2016

312

335

83

114.263

2017

277

342

88

99.949

2018

277

348

94

106.973

2019

297

365

102

115.523

2020

314

376

110

65.435

2021

259

379

115

74.880

2022

211

372

118

94.501

Total

2.843

3.594

957

1.002.992

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel A8.10. Rincian Pengembangan Distribusi

227

A8.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
tahun 2022 diperlihatkan padaTabel A8.11.
Tabel A8.11. Rangkuman
Energy Sales
(GWh)

Produksi Energi
(GWh)

Beban
Puncak (MW)

2013

3.637

3.984

771

50

210

175

2014

4.175

4.553

870

535

1.750

572

943

2015

4.652

5.051

953

150

2.170

855

610

2016

5.192

5.613

1.046

300

280

171

537

2017

5.803

6.248

1.151

205

540

168

559

2018

6.497

6.969

1.268

205

1.030

1.088

1.212

2019

7.287

7.788

1.401

670

1.180

110

1.322

2020

8.188

8.721

1.551

710

590

80

1.220

2021

9.219

9.786

1.720

300

330

563

2022

10.401

11.007

1.913

340

240

90

744

Growth/
Jumlah

12,4%

12,0%

10,6%

3.465

8.320

3.134

7.884

RUPTL

Tahun

228

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

LAMPIRAN A.9
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI BENGKULU

A9.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Beban puncak pada sistem kelistrikan Provinsi Bengkulu saat ini mencapai sekitar 123 MW, terdiri dari 101 MW
beban puncak interkoneksi dan 22 MW beban puncak sistem isolated. Pasokan utama bersumber dari sistem
interkoneksi Sumbagselteng melalui transmisi 150 kV dan 70 kV. Sedangkan sistem isolated dipasok dari PLTD
dan PLTMH. Peta kelistrikan Provinsi Bengkulu diperlihatkan pada Gambar A9.1.

Ke GI 150 kV/GITET 275 kV


Bangko
(Jambi)

Ke GI 150 kV Kambang
(Sumbar)
ACSR 2x240 mm2
89 kmr-COD 2018

Muko-Muko
ACSR 2x430 mm2
195 kmr
(Operasi 150 kV s/d 2015)

PLTP Hululais
2x55 MW 2018/2019

ACSR 2x240 mm2


120 kmr-COD 2020

P
Hululais

PLTA Musi
2x0.64 MW+4x4.41 MW
PLTA Ketahun-III
61 MW 2021

ACSR 1x210 mm2


80 kmr-COD 2015

ACSR 2x240 mm2


165 kmr-COD 2018

ACSR 1x240 mm2


30 kmr-COD 2021

Lubuk
Linggau

TES
Argamakmur

Pekalongan

ACSR 2x240 mm2


85 kmr-COD 2016

ACSR 2x430 mm2


114.6 kmr
(Operasi 150 kV s/d 2015)

PLTA Musi
3x71 MW

Musi
P
Sukamerindu

PLTP Kepahiyang
4x55 MW 2022

Tebing
Tinggi

Ke GI 150 kV
Bukit Asam
(Sumsel)

ACSR 2x240 mm2


20 kmr-COD 2022

ACSR 1x210 mm2


15 kmr-COD 2015

Pulo Baai

Lahat

2nd Sirkit
ACSR 1x240 mm2
47 kmr-COD 2013

ACSR 2x240 mm2


45 kmr-COD 2014

Pagar
Alam

ACSR 2x240 mm2


45 kmr-COD 2019

Ke GITET 275 kV
Gumawang
(Sumsel)

PLTU BengkuluSeluma
2x100 MW 2019

Lumut
Balai
P

PLTP Lumut Balai


4x55 MW 2015

Manna

Edit
Desember
ke 2013

PT PLN (Persero)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA

Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Rencana 500 kV

PLTU

Rencana 500 kV HVDC

Kit Eksisting

GU

PLTG
D
PLTGU

Rencana 275 kV HVDC

ACSR 1x240 mm2


54 kmr-COD 2017

PLTP Rantau Dedap


4x55 MW 2019/20

PERENCANAAN
GI SISTEM
Kiliranjao
BIDANG PERENCANAAN

PETA JARINGAN TRANSMISI


PROPINSI BENGKULU

PLTD
A

PLTA

PLTP

Rantau
P
Dedap

(Sumatera GIBarat)
Rencana

GI Eksisting
150 kV

GI Eksisting
70 kV

Bintuhan

150 kV
GI Rencana
150/70 kV
GITET

GI Eksisting
150/70 kV

Kit Rencana

Gambar A9.1. Peta Kelistrikan Provinsi Bengkulu


Pembangkit di Provinsi Bengkulu diberikan pada Tabel A9.1.
Tabel A9.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang s/d September 2013

RUPTL

No

230

Nama Pembangkit

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang (MW)

DMN (MW)

Sektor Bengkulu

Tess # 1

PLTA

Air

PLN

0,6

0,6

Tess # 2

PLTA

Air

PLN

0,6

0,6

Tess # 3

PLTA

Air

PLN

4,4

4,3

Tess # 4

PLTA

Air

PLN

4,4

4,3

Tess # 5

PLTA

Air

PLN

4,4

4,3

Tess # 6

PLTA

Air

PLN

4,4

4,3

Musi # 1

PLTA

Air

PLN

71,0

70,8

Musi # 2

PLTA

Air

PLN

71,0

70,8

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A9.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang s/d September 2013


lanjutan
Nama Pembangkit

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Musi # 3

PLTA

Air

PLN

71,0

70,8

10

Lebong # 1

PLTA

Air

PLN

4,0

4,0

11

Lebong # 2

PLTA

Air

PLN

4,0

4,0

12

Lebong # 3

PLTA

Air

PLN

4,0

4,0

13

Tess Extention

PLTA

Air

PLN

4,4

4,4

248,3

247,0

No
9

Pemilik

Kapasitas
Terpasang (MW)

DMN (MW)

A9.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Bengkulu


Rata-rata pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir adalah 12,3% per tahun, dimana penjualan
pada tahun 2008 sebesar 342 GWh telah meningkat menjadi 568 GWh s/d September 2013.
Tabel A9.2. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan pada s/d September 2013
No

Kelompok Tarif

Rumah Tangga

Energi Jual (GWh)

Porsi (%)

418

72

Komersil

80

15

Publik

44

Industri

26

568

100

Jumlah

Dari realisasi penujualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan
ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan
listrik 2013 2022 dapat dilihat pada Tabel A9.3.

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Sales (GWh)

2013

6,05

621

689

140

380.234

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2014

6,37

724

801

162

385.514

2015

7,32

805

889

178

406.545

2016

7,32

894

984

196

426.766

2017

7,32

990

1.087

214

446.354

2018

7,32

1.096

1.200

235

465.809

2019

7,32

1.212

1.324

257

485.122

2020

7,32

1.340

1.461

281

501.798

2021

7,32

1.482

1.611

308

510.300

2022

Growth

7,32

1.638

1.778

337

518.678

7,10%

11,4%

11,1%

10,3%

3,5%

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel A9.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

231

A9.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan
distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Menurut informasi dari Kementerian ESDM, sumber energi yang tersedia di Bengkulu untuk membangkitkan
energi listrik terdiri dari potensi tenaga air dan panas bumi dengan perkiraan potensi mencapai 400 MW
untuk PLTA dan 500 MW PLTP. Selain itu terdapat cadangan batubara sebesar 120 juta ton. Gambar A9.2
memperlihatkan sebaran dan jumlah potensi energi tersebut.

Gambar A9.2. Peta Potensi Energi Primer

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2022, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sebesar
622 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada Tabel A9.4.
Tabel A9.4. Pengembangan Pembangkit

RUPTL

No.

232

Proyek

Jenis

Asumsi Pengembang

Kapasitas (MW)

COD

Kepla Curup (Barata)

PLTMH

Swasta

0,5

2013

Kepla Curup (Toshiba)

PLTMH

Swasta

2013

Muko Muko

PLTU

Swasta

2013

Ipuh (Seblat)

PLTU

PLN

2016-2017

Muko Muko (ORC)

PTMPD

Unallocated

2016-2017

Ipuh Baru (ORC)

PTMPD

Unallocated

2,4

2016-2017

Kota Bani (ORC)

PTMPD

Unallocated

2016-2017

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A9.4. Pengembangan Pembangkit


lanjutan
No.

Proyek

Jenis

Asumsi Pengembang

Kapasitas (MW)

COD

Hululais (FTP2)

PLTP

PLN

110

2018-2019

Bengkulu

PLTU

Unallocated

200

2019

10

Ketahun-3

PLTA

Unallocated

61

2021

11

Kepahiyang

PLTP

Unallocated

220

2022

Bengkulu Total

622,9

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan Gardu Induk
Rencana pengembangan gardu induk di Provinsi Bengkulu hingga tahun 2022 yaitu penambahan GI baru
pengembangan GI existing dengan total kapasitas mencapai 675 MVA dengan rincian kegiatan seperti pada
Tabel A9.5.

No

Gardu Induk

Tegangan

New/Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

150/20 kV

Extension

10

2013

Pekalongan

Pulau Baai

150/20 kV

New

120

2014

Pekalongan

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

Sukamerindu

150/20 kV

Extension

30

2013

Tes

70/20 kV

Extension

2014

Arga makmur

70/20 kV

New

30

2015

Tes

70/20 kV

Extension

2 LB

2015

Arga makmur

150/70 kV

Uprate

60

2016

Arga makmur

150/20 kV

New

60

2016

10

Pulau Baai

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

11

Bintuhan

150/20 kV

New

30

2017

12

Manna

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

13

Muko Muko

150/20 kV

New

30

2018

14

Pekalongan

150/20 kV

Extension

2 LB

2018

15

Arga Makmur

150/20 kV

Extension

2 LB

2019

16

Pulau Baai

150/20 kV

Extension

60

2019

17

Pulau Baai

150/20 kV

Extension

2 LB

2019

18

Pekalongan

70/20 kV

Extension

60

2021

19

Pekalongan

150/20 kV

Extension

60

2020

20

Sukamerindu

150/20 kV

Uprate

60

2021

21

Tes

70/20 kV

Uprate

30

2021

22

Muko Muko

150/20 kV

Extension

30

2019

23

Arga makmur

150/20 kV

Extension

2 LB

2021

Jumlah

675

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel A9.5. Pengembangan GI Baru 150 kV dan 70 kV

233

Pengembangan Transmisi
Untuk mengikuti perkembangan gardu induk dan pembangkit, dibutuhkan juga pengembangan jaringan
transmisi sepanjang 1.530 kms. Rincian kegiatan terdapat pada Tabel A9.6.
Tabel A9.6. Pembangunan Transmisi
No

Dari

Ke

Tegangan

2 cct, 2 Hawk

kms

COD

Pekalongan

Pulo Baai

Tess

Arga Makmur 70kV

70 kV

2 cct, 1 x 210 mm2

Pulo Baai

Sukamerindu

70 kV

2 cct, 1 x 210 mm2

Pulau Baai

Arga Makmur 150kV

150 kV

2 cct, 2 Hawk

Pekalongan

PLTP Hululais

150 kV

2 cct, 2 Hawk

120

2017

Manna

Bintuhan

150 kV

2 cct, 1 Hawk

140

2017

Kambang

Muko-Muko

150 kV

2 cct, 2 Hawk

220

2018

Muko-Muko

Arga Makmur

150 kV

2 cct, 2 Hawk

360

2018

150 kV

Konduktor

90

2014

160

2015

30

2016

180

2016

Pulo Baai

PLTU Bengkulu/Seulama

150 kV

2 cct, 2 Hawk

90

2019

10

PLTA Ketahun-3

Arga Makmur 150kV

150 kV

2 cct, 1 x 210 mm

60

2021

11

PLTP Kepahiyang

Inc. 2 Pi (Pekalongan-Pulau Baai)

150 kV

4 cct, 2 Hawk

80

2022

Jumlah

1.530

Pengembangan Distribusi
Proyeksi penambahan pelanggan baru mendekati 190 ribu sambungan untuk kurun waktu 2013-2022 atau
rata-rata 19 ribu pelanggan per tahun, dengan kebutuhan pertambahan JTM sebanyak 477 kms, JTR sepanjang
602 kms dan penambahan kapasitas gardu distribusi sebesar 182 MVA seperti pada Tabel A9.7.
Tabel A9.7. Rincian Pengembangan Distribusi

Tahun

JTM
( kms)

JTR
( kms)

Pelanggan

2013

77

84

22

42.871

2014

31

45

12

4.720

2015

46

56

16

31.031

2016

54

58

17

20.221

2017

47

58

17

19.588

2018

47

59

18

19.455

2019

49

61

19

19.313

2020

51

62

20

16.676

2021

42

61

21

8.502

2022

33

59

21

8.378

Total

477

602

182

190.755

RUPTL
234

Trafo
(MVA)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

A9.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
tahun 2022 diperlihatkan pada Tabel A9.8.
Tabel A9.8. Rangkuman

Tahun

Energy
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

2013

621

689

140

10

40

98

2014

724

801

162

125

90

88

2015

805

889

178

30

160

78

894

984

196

11

120

210

137

2017

990

1.087

214

11

30

260

135

2018

1.096

1.200

235

55

30

580

212

2019

1.212

1.324

257

255

90

90

305

2020

1.340

1.461

281

60

76

2021

1.482

1.611

308

61

150

60

175

2022

1.638

1.778

337

220

80

607

Growth/
Jumlah

11,4%

11,1%

10,3%

623

675

1.530

1.912

2013 - 2022

2016

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

235

LAMPIRAN A.10
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI
PROVINSI LAMPUNG

A10.1. Kondisi Saat Ini


Sistem ketenagalistrikan di Provinsi Lampung adalah bagian dari sistem interkoneksi Sumatera seperti
ditunjukkan pada Gambar A10.1.

RUPTL

Gambar A10.1.Peta Sistem Interkoneksi & Sistem Isolated

238

Sistem di Provinsi Lampung belum tersambung dengan sistem interkoneksi adalah PLTD di lokasi yang
terpencil seperti yaitu Pulau Sebesi di Lampung Selatan. Sistem kelistrikan Lampung akan dikembangkan
untuk mencakup daerah-daerah sebagai berikut : Kota Agung dan Ulubelu di Kabupaten Tanggamus, Gedong
Tataan dan Teluk Ratai di Kabupaten Pesawaran, Liwa dan Suoh di Kabupaten Lampung Barat, Bengkunat di
Kabupaten Pesisir Barat, Pakuan Ratu di Kabupaten Way Kanan, Penumangan di Kabupaten Tulang Bawang
Barat, Simpang Pematang, Dipasena di Kabupaten Mesuji dan Bandar Surabaya di Kabupaten Lampung
Tengah. Peta kelistrikan Provinsi Lampung diperlihatkan pada Gambar A10.2.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Gambar A10.2. Peta Kelistrikan Provinsi Lampung

Beban puncak Lampung pada tahun 2012 adalah 615 MW dengan produksi energi 2.793 GWh.
Pembangkit yang berada di Provinsi Lampung ditunjukkan pada Tabel A10.1.
Tabel A10.1. Kapasitas Pembangkit s/d September 2013
Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Besai # 1

PLTA

Air

PLN

45,0

44,8

Besai # 2

PLTA

Air

PLN

45,0

44,8

Batutegi # 1

PLTA

Air

PLN

14,2

14,2

Batutegi # 2

PLTA

Air

PLN

14,2

14,2

Tarahan

PLTG

HSD

PLN

18,0

17,0

Tarahan # 2

PLTD

HSD

PLN

4,5

4,6

Tarahan # 4

PLTD

HSD

PLN

5,5

5,5

Tarahan # 5

PLTD

HSD

PLN

6,0

6,0

Nama Pembangkit

Sektor Bandar Lampung

1
2

Kapasitas
Terpasang (MW)

Daya Mampu
Net (MW)

Tarahan # 6

PLTD

HSD

PLN

8,7

5,7

10

Teluk Betung #

PLTD

HSD

PLN

0,9

0,9

11

Teluk Betung #

PLTD

HSD

PLN

0,9

0,9

12

Teluk Betung #

PLTD

HSD

PLN

3,3

3,3

13

Teluk Betung #

PLTD

HSD

PLN

3,3

3,3

14

Teluk Betung #

PLTD

HSD

PLN

3,5

4,3

15

Tegineneng # 1

PLTD

HSD

PLN

6,4

6,0

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Jenis

No

239

Tabel A10.1. Kapasitas Pembangkit s/d September 2013


lanjutan
No

Nama Pembangkit

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang (MW)

Daya Mampu
Net (MW)

16

Tegineneng # 2

PLTD

HSD

PLN

6,4

6,0

17

Tegineneng # 3

PLTD

HSD

PLN

6,4

6,0

18

Sewa Teginenen

PLTD

HSD

Sewa

20,0

20,0

19

Sewa GI Taraha

PLTD

HSD

Sewa

10,0

10,0

20

Sewa Talang Pa

PLTD

HSD

Sewa

10,0

10,0

21

Sewa Wonosobo

PLTD

HSD

Sewa

5,0

5,0

22

Sewa Krui

PLTD

HSD

Sewa

5,0

5,0

23

Sewa New Tarah

PLTD

HSD

Sewa

30,0

30,0

24

Sewa GI Sutami

PLTD

HSD

Sewa

50,0

30,0

25

Ulu Belu # 1

PLTP

Panas Bumi

PLN

50,0

55,0

Ulu Belu # 2

PLTP

Panas Bumi

PLN

50,0

55,0

100,0

88,5

26
II

Sektor Tarahan
1

Tarahan # 3

PLTU

Batubara

PLN

Tarahan # 4

PLTU

Batubara

PLN

Total

100,0

88,5

622,1

584,3

A10.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Pertumbuhan penjualan tenaga listrik khususnya Provinsi Lampung dalam lima tahun terakhir sangat tinggi,
yaitu mencapai 15,1% pada tahun 2012. Pertumbuhan ini masih berpotensi untuk terus meningkatkan rasio
elektrikasi, karena pada tahun 2012 baru mencapai 70,0 %.
Rata-rata pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir adalah 11,4 % per tahun, dimana penjualan
pada tahun 2008 sebesar 1.902 GWh telah meningkat menjadi 2.252 GWh s/d September 2013.
Tabel A10.2. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan s/d September 2013
No

Kelompok Tarif

Rumah Tangga

RUPTL

Porsi (%)

1.376

61,1

Komersial

255

11,3

Publik

147

6,5

Industri

474

21,1

2.252

100,0

Jumlah

240

Energi Jual (GWh)

Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terkahir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan
ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan
listrik 2013 2022 dapat dilihat pada Tabel A10.3.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel A10.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

2013

5,64

3.231

3.583

704

1.585.548

2014

5,93

3.677

4.036

766

1.691.089

2015

6,82

4.187

4.556

833

1.848.174

2016

6,82

4.762

5.142

908

1.975.907

2017

6,82

5.417

5.825

989

2.151.868

2018

6,82

6.150

6.599

1.078

2.212.479

2019

6,82

6.962

7.454

1.175

2.271.546

2020

6,82

7.857

8.394

1.281

2.318.587

2021

6,82

8.842

9.441

1.397

2.364.952

2022

6,82

9.929

10.598

1.525

2.410.798

6,61%

13,3%

12,8%

9,0%

4,8%

Growth

Sales (GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

A10.3. Pengembangan Ketenagalistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan
distribusi sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Berdasarkan informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung, potensi sumber energi utama
yang berada di Provinsi ini adalah panas bumi dan tenaga air sebagaimana diberikan pada Tabel A10.4 danTabel
A10.5.Selain itu juga terdapat potensi biomassa dan batubara.

Tabel A10.4. Potensi Panas Bumi

Area

Regency

Way Umpu

Way Kanan

Danau Ranau

Purunan

Potency (Mwe)

Reserve (Mwe)

Speculative Hipothetic

Possible

Probable

Proven

100

Lampung Barat

185

222

37

Lampung Barat

25

Gn. Sekincau

Lampung Barat

100

130

Bacingot

Lampung Barat

225

Suoh Antata

Lampung Barat

163

300

Pajar Bulan

Lampung Barat

100

Natar

Lampung selatan

25

Ulu Belu

Tanggamus

156

380

110

10

Lempasing

Lampung selatan

225

11

Way Ratai

Lampung selatan

194

12

Kalianda

Lampung selatan

40

40

13

Pmt. Belirang

Lampung selatan

225

925

838

1.072

37

110

Total Potensi = 2.885 Mwe

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No.

241

Tabel A10.5. Potensi Tenaga Air


No

Lokasi

Kapasitas (MW)

Mesuji Tulang bawang

Besai / Umpu

Giham Pukau

16,00

Giham Aringik

80,00

7,50

Tangkas

1,60

Campang Limau

1,00

Sinar Mulia

978,00

Way Abung

600,00

Way Umpu

600,00

II

Seputih / Sekampung

Bumiayu

III

Semangka

39,20

Semangka Atas I

26,8

Semangka Atas II

23,2

Semangka Atas III

28,2

Semangka Bawah I

35,5

Semangka Bawah II

40,4

Semung I

23,8

Semung II

38,7

Semung III

11,6

Manula I

5,7

10

Manula II

8,.4

11

Simpang Lunik I

6,1

12

Simpang Lunik II

3,8

13

Simpang Lunik III

3,9

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2022, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sekitar
1.261 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada Tabel A10.6.
Tabel A10.6. Pengembangan Pembangkit

RUPTL

No.

242

Jenis

Asumsi
Pengembang

PLTU

PLN

PLTG/PLTMG

Sewa

200

2014

PLTG/MG

PLN

200

2016

Proyek

Tarahan (FTP1)

Lampung(Sribawono+Sutami)

Lampung Peaker

Kapasitas
(MW)
200

COD
2013

Semangka (FTP2)

PLTA

Swasta

56

2017

Wai Ratai (FTP2)

PLTP

Swasta

55

2021

Ulubelu #3,4 (FTP2)

PLTP

Swasta

110

2016-2017

Rajabasa (FTP2)

PLTP

Swasta

220

2020-2021

Suoh Sekincau (FTP2)

PLTP

Swasta

220

2020-2021

LAMPUNG Total

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

1.261

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan GI
Di Provinsi Lampung direncanakan pembangunan GI baru dan pengembangan GI existing sampai dengan tahun
2022 seperti diperlihatkan pada Tabel A10.7.

No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

Kalianda

150/20 kV

Extension

30

2013

Adijaya

150/20 kV

Extension

60

2013

Menggala

150/20 kV

Extension

20

2013

Bukit Kemuning

150/20 kV

Extension

60

2013

Metro

150/20 kV

Uprate

60

2013

New Tarahan

150/20 kV

Extension

60

2013

Kota Agung

150/20 kV

New

60

2014

Pagelaran

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

Liwa

150/20 kV

New

30

2014

10

Bukit Kemuning

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

11

Natar

150/20 kV

Extension

60

2014

12

Tegineneng

150/20 kV

Uprate

60

2014

13

Sribawono

150/20 kV

Extension

60

2014

14

Kotabumi

150/20 kV

Uprate

60

2014

15

Sukarame

150/20 kV

Extension

60

2014

16

Seputih banyak

150/20 kV

Extension

30

2014

17

Gedong Tataan

150/20 kV

New

60

2015

18

Pagelaran

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

19

Teluk Ratai

150/20 kV

New

30

2015

20

Gedong Tataan

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

21

Ketapang

150/20 kV

New

30

2015

22

Kalianda

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

23

Mesuji

150/20 kV

New

30

2015

24

Teluk Betung

150/20 kV

Extension

60

2015

25

Sutami

150/20 kV

Extension

60

2015

26

Blampangan Umpu

150/20 kV

Extension

16

2015

27

Dipasena

150/20 kV

New

120

2015

28

Seputih banyak

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

29

Mesuji

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

30

Jati Agung

150/20 kV

New

60

2016

31

Sukarame

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel A10.7. Rencana GI Baru 150 kV

243

Tabel A10.7. Rencana GI Baru 150 kV


lanjutan

RUPTL

No

244

Gardu Induk

Gardu Induk

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

32

Pakuan Ratu/Way Kanan

150/20 kV

New

30

2016

33

Blambangan Umpu

150/20 kV

Extension

4 LB

2016

34

Bandar Surabaya

150/20 kV

New

60

2016

35

Tarahan

150/20 kV

Uprate

60

2016

36

Ulu Belu

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

37

Sribawono

150/20 kV

Extension

2 LB

2016

38

Langkapura

150/20 kV

New

60

2017

39

Tarahan

150/20 kV

Uprate

60

2017

40

Menggala

150/20 kV

Extension

60

2015

41

Mesuji

150/20 kV

Extension

60

2017

42

Kota Agung

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

43

Tegineneng

150/20 kV

Uprate

60

2018

44

Seputih banyak

150/20 kV

Extension

60

2018

45

Ulu Belu

150/20 kV

Extension

60

2018

46

Teluk Ratai

150/20 kV

Extension

60

2018

47

Pakuan Ratu

150/20 kV

Extension

60

2018

48

Bengkunat

150/20 kV

New

30

2019

49

Liwa

150/20 kV

Extension

2 LB

2019

50

KIM/Tenggamus

150/20 kV

New

120

2019

51

Liwa

150/20 kV

Extension

60

2019

52

Langkapura

150/20 kV

Extension

60

2019

53

Dipasena

150/20 kV

Extension

60

2019

54

Kota Agung

150/20 kV

Extension

60

2020

55

Bengkunat

150/20 kV

Extension

2 LB

2019

56

Penumangan

150/20 kV

New

60

2021

57

Menggala

150/20 kV

Extension

2 LB

2021

58

Kalianda

150/20 kV

Extension

60

2021

59

Teluk Ratai

150/20 kV

Extension

2 LB

2021

60

Besai

150/20 kV

Extension

2 LB

2021

61

kalianda

150/20 kV

Extension

2 LB

2021

62

Sutami

150/20 kV

Uprate

60

2022

63

Menggala

150/20 kV

Uprate

60

2022

64

Kotabumi

150/20 kV

Extension

60

2022

65

New Tarahan

150/20 kV

Extension

60

2022

66

Sukarame

150/20 kV

Extension

60

2022

67

Gedong Tataan

150/20 kV

Extension

60

2022

68

Ketapang

150/20 kV

Extension

60

2022

69

Lampung

275/150 kV

New

500

2016

70

Ketapang Switching
Station

500 kV DC

New

2018

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

3.296

Pengembangan Transmisi
Pengembangan transmisi 150 kV dan 500 kV sampai dengan 2022 sepanjang 2.661kms diperlihatkan pada
Tabel A10.8.
Tabel A10.8. Pengembangan Transmisi 500 kV dan 150 kV.
Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms
2

COD

Sutami (uprate)

Natar (uprate)

150 kV

2 cct, 1 HTLS 310 mm

60

Menggala

Kotabumi

150 kV

2nd cct, 2 Hawk

58

2014

Menggala

Seputih Banyak

150 kV

cct, 2 Zebra

120

2014

2014

Pagelaran

Kota Agung

150 kV

cct, 1 Hawk

80

2014

Bukit Kemuning

Liwa

150 kV

cct, 1 Hawk

80

2014

Pagelaran

Gedong Tataan

150 kV

cct, 2 Hawk

60

2015

Gedon Tataan

Teluk Ratai

150 kV

cct, 1 Hawk

60

2015

Kalianda

Ketapang

150 kV

cct, 2 Hawk

90

2015

Gumawang

Mesuji

150 kV

cct, 2 Hawk

160

2015

10

Mesuji

Dipasena

150 kV

cct, 2xDove (Ex


2 Conductor Srlya-Blrja
4x75kms)

152

2015

11

Sukarame

Inc. 2 Pi (Sutami-Natar)

150 kV

2015

16

2016

cct, HTLS 310 mm2

12

Sukarame

Jatiagung

150 kV

cct, 1 XLPE CU 1000


2
mm2

13

PLTG Lampung
Peaker

Sribawono

150 kV

cct, 2 Hawk

34

2016

14

Pakuan Ratu/Way
Kanan

Blambangan Umpu

150 kV

cct, 2 Zebra

30

2016

15

Bandar Surabaya

Inc. 2 Pi (S.BanyakDIpasena)

150 kV

cct, 2xDove ( 2xDove


2 (Ex Conductor SrlyaBlrja 4x75kms)

2016

16

Seputih Banyak

Dipasena

150 kV

cct, 2xDove ( 2xDove


2 (Ex Conductor SrlyaBlrja 4x75kms)

200

2016

17

Teluk Betung

New Tarahan

150 kV

cct, 1 XLPE CU 1000


mm2

20

2016

18

Langkapura

Inc. 2 Pi (Natar - Teluk Betung)

150 kV

cct, 1 Hawk

2017

19

PLTP Ulubelu #3,4

Ulubelu

150 kV

cct, 1 Hawk

20

2017

20

PLTA Semangka

Kota Agung

150 kV

cct, 1 Hawk

60

2017

21

Liwa

Bengkunat

150 kV

cct, 1 Hawk

120

2019

22

KIM Tenggamus

Inc. 2 Pi (Kota AgungSemangka)

150 kV

cct, 1 Hawk

10

2019

23

Teluk Ratai

PLTP Wai Ratai

150 kV

cct, 1 Hawk

40

2020

24

Peneumangan

Menggala

150 kV

cct, 1 Hawk

40

2021

25

Besai

PLTP Suoh sekincau

150 kV

cct, 2 Hawk

38

2021

26

Kalianda

PLTP Rajabasa

150 kV

cct, 2 Hawk

40

2021

27

Bengkunat

KIM

150 kV

cct, 2 Hawk

60

2022

28

Gumawang

Lampung

275 kV

cct, 2 Zebra

405

2018

Ketapang

perbatasan Sumsel/
Lampung

500 kV DC

cct 4 Falcon

600

2018

29

Jumlah

2.661

Di Provinsi ini melintas transmisi 500 kV HVDC Sumatera-Jawa dengan switching station dan landing point
kabel laut 500 kV HVDC akan berada di Ketapang.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

245

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, penambahan pelanggan barusampai dengan 2022 adalah
1,05 juta pelanggan atau rata-rata 105 ribu pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan
tersebut, diperlukan pembangunan JTM 2.186 kms, JTR sekitar 3.184 kms dan tambahan kapasitas trafo
distribusi sekitar 754 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A10.9.

Tabel A10.9. Pengembangan Distribusi


JTM
(kms)

Tahun

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

479

390

78

226.459

2014

221

461

98

105.541

2015

309

390

87

157.085

2016

243

412

97

127.734

2017

315

377

92

175.960

2018

196

202

50

60.611

2019

153

272

70

59.067

2020

106

237

62

47.041

2021

80

219

59

46.365

2022

82

224

62

45.846

Total

2.186

3.184

754

1.051.709

A10.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
tahun 2022 diberikan pada Tabel A10.10.
Tabel A10.10. Rangkuman

RUPTL

Tahun

246

Energy Sales
(GWh)

Produksi Energi
Beban
(GWh)
Puncak (MW)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

2013

3.231

3.583

704

200,0

290

334,5

2014

3.677

4.036

766

200,0

420

398

103,6

2015

4.187

4.556

833

466

524

118,3

2016

4.762

5.142

908

255,0

710

304

459,8

2017

5.417

5.825

989

111,0

180

82

278,7

2018

6.150

6.599

1.078

300

1.005

344,3

2019

6.962

7.454

1.175

330

130

64,9

2020

7.857

8.394

1.281

220,0

60

40

516,1

2021

8.842

9.441

1.397

275,0

120

118

661,4

2022

9.929

10.598

1.525

420

60

48,4

Growth/
Jumlah

13,3%

12,8%

9,0%

1.261

3.296

2.661

2.930

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Lampiran B
Rencana Pengembangan Sistem
Kelistrikan Per Provinsi Wilayah
Operasi Indonesia Timur

Lampiran B
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN
PER PROVINSI WILAYAH OPERASI INDONESIA TIMUR
LAMPIRAN B1. PROVINSI KALIMANTAN BARAT
LAMPIRAN B2. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAMPIRAN B3. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
LAMPIRAN B4. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LAMPIRAN B5. PROVINSI KALIMANTAN UTARA
LAMPIRAN B6. PROVINSI SULAWESI UTARA
LAMPIRAN B7. PROVINSI SULAWESI TENGAH
LAMPIRAN B8. PROVINSI GORONTALO
LAMPIRAN B9. PROVINSI SULAWESI SELATAN
LAMPIRAN B10. PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAMPIRAN B11. PROVINSI SULAWESI BARAT
LAMPIRAN B12. PROVINSI MALUKU
LAMPIRAN B13. PROVINSI MALUKU UTARA
LAMPIRAN B14. PROVINSI PAPUA
LAMPIRAN B15. PROVINSI PAPUA BARAT
LAMPIRAN B16. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)
LAMPIRAN B17. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

LAMPIRAN B.1
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

B1.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Sistem kelistrikan di Kalimantan Barat terdiri atas satu sistem interkoneksi 150 kV dan beberapa sistem
isolated. Sistem interkoneksi meliputi sekitar Pontianak hingga Singkawang. Sistem isolated terdiri atas
Sistem Sambas, Bengkayang, Ngabang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh, Putussibau, Ketapang, dan
sistem tersebar.
Beban puncak di Sistem kelistrikan Kalimantan Barat sampai dengan bulan September 2013 adalah 343 MW
dengan produksi 1.756 GWh. Sistem interkoneksi merupakan yang terbesar dimana sekitar 67% produksi
listrik di Kalimantan Barat berada di sistem ini. Tabel B1.1 memperlihatkan komposisi sistem kelistrikan di
Kalimantan Barat (status sd. September 2013).
Tabel B1.1. Komposisi Sistem Kelistrikan Kalimantan Barat

No

Sistem

Jenis

Jenis
Bahan
Bakar

Pemilik

Daya
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

Interkoneksi

PLTD/G

BBM

PLN

259,4

223,1

223,1

Bengkayang

PLTD/M

BBM/Air

PLN

4,9

4,9

4,7

Sambas

PLTD

BBM

PLN

18,1

16,8

16,8

Ngabang

PLTD

BBM

PLN

7,2

6,7

6,7

Sanggau

PLTD

BBM

PLN

18,0

18,0

17,9

Sekadau

PLTD

BBM

PLN

5,7

5,7

5,7

Sintang

PLTD

BBM

PLN

21,9

19,7

19,6

Putussibau

PLTD

BBM

PLN

7,8

6,4

5,7

Nangapinoh

PLTD

BBM

PLN

7,8

7,2

6,8

10

Ketapang

PLTD

BBM

PLN

28,9

28,9

27,5

11

Isolated

PLTD

BBM

PLN

TOTAL

69,9

31,8

9,0

449,6

369,1

343,5

Pertumbuhan penjualan 5 tahun terakhir sangat tinggi, yaitu rata-rata 10,0% per tahun. Penjualan tenaga
listrik diserap oleh konsumen rumah tangga dan sosial (62,9%), konsumen komersil (23,1%), konsumen industri
(5,35%) dan konsumen publik (8,63%).
Sampai dengan bulan September 2013 98,94 % pasokan listrik di Kalimantan Barat bersumber dari pembangkit
berbahan bakar minyak. Kecukupan dan keandalan pasokan masih relatif rendah karena umur beberapa mesin
diesel sudah tua dan cadangan pembangkitan tidak memadai. Pasokan listrik di Kalimantan Barat terdiri atas
PLTD Sewa 207 MW (56,1%), PLTD/PLTG Sendiri 157 MW (42,6 %) , dan sisanya berasal dari PLTS, PLTMH,
dan pembelian listrik dari Excess Power dan Malaysia.

RUPTL

Kapasitas pembangkit adalah 449,6 MW dengan daya mampu 369,1 MW seperti diperlihatkan pada Tabel B1.1.

252

B1.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalbar pada 5 tahun terakhir tumbuh rata-rata 10,0% per tahun, dimana
permintaan listrik didominasi oleh pelanggan rumah tangga. Pertumbuhan ekonomi selama 2007 2012 cukup
tinggi yaitu rata-rata 5,5 % per tahun. Rasio elektrikasi saat ini adalah 67,5 %. Untuk terus meningkatkan
rasio elektrikasi dibutuhkan ketersediaan listrik dalam jumlah yang cukup dan andal.
Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan
ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan
listrik 2013 2022 dapat dilihat pada Tabel B1.2.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B1.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Provinsi Kalimantan Barat

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
(GWh)

Produksi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

2013

6,2

1.788

2.046

371

834.147

2014

6,5

1.997

2.289

402

874.156

2015

6,6

2.230

2.541

457

918.602

2016

6,6

2.486

2.850

512

964.400

2017

6,6

2.767

3.172

569

1.012.070

2018

6,6

3.075

3.528

632

1.061.362

2019

6,6

3.415

3.917

701

1.112.432

2020

6,6

3.788

4.344

777

1.165.896

2021

6,6

4.200

4.815

860

1.221.551

2022

6,6

4.653

5.325

951

1.279.864

Growth

6,6

11,2%

11,2%

11,0%

4,9%

Pelanggan

Beban puncak sistem interkoneksi pada tahun 2012 adalah 335 MW, dan sejalan dengan rencana
pengembangan transmisi 150 kV hingga mengambil alih beban pada sistem-sistem isolated (Sistem Sambas,
Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh, Ngabang dan Ketapang) maka beban puncak grid 150 kV pada
tahun 2022 menjadi 951 MW atau tumbuh rata-rata 15,2% per tahun. Sedangkan sistem-sistem isolated kecil
lainnya masih tetap beroperasi isolated.

B1.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Potensi Sumber Energi
Potensi sumber energi di Provinsi Kalimantan Barat berupa tenaga air, biomassa, batubara, dan uranium.

Potensi Biomassa di Provinsi Kalimantan Barat paling banyak didapat dari adanya limbah perkebunan sawit
yang tersebar di Provinsi Kalimantan Barat sebagai bahan energi primer dari PLTU Biomassa. Pemanfaatan
potensi ini sebenarnya sangat didukung oleh banyaknya pabrik pengolahan sawit yang ada di Kalimantan
Barat. Selain itu potensi sampah kota sebesar 300 ton/hari dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi PLTU
berbasis sampah.
Potensi batubara sebesar 160.598.700 ton tersebar di kabupaten Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu, berupa
batubara dengan kandungan kalori yang tinggi (4.795 - 7.880 kcal/kg), namun pada saat ini belum dilakukan
eksploitasi karena terkendala infrastruktur transportasi. Sumber batubara ini dapat digunakan sebagai bahan
bakar untuk PLTU/PLTGB di Sanggau dan Sintang.
Potensi uranium yang digunakan sebagai energi primer PLTN, terdapat di Kabupaten Melawi. Namun
pemanfaatan uranium sebagai energi primer masih menunggu adanya kebijakan dari pemerintah yang didukung
studi kelayakan pembangunan PLTN.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pemanfaatan potensi tenaga air menjadi PLTA/PLTM pada umumnya perlu didahului dengan survei dan studi
yang mendalam. Pada saat ini potensi yang dapat dikembangkan adalah PLTA Nanga Pinoh dengan kapasitas
98 MW.

253

Pengembangan Pembangkit
Sampai dengan bulan September 2013 biaya pokok produksi (BPP) di Kalimantan Barat mencapai Rp. 3.177,-/
kWh, untuk itu pembangunan PLTU Parit Baru (FTP 1 & FTP2) dan PLTU Pantai Kura-kura (FTP-1) yang
terinterkoneksi ke Sistem Khatulistiwa sangat diperlukan untuk menurunkan BPP tersebut. Sedangkan untuk
menekan BPP di subsistem lainnya dilakukan pembangunan PLTU skala kecil (Sanggau, Sintang, dan Ketapang)
serta pembangunan PTMPD di Nanga Pinoh, Putussibau, dan Ketapang.
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2022 dipenuhi dengan mengembangkan kapasitas pembangkit
di sistem interkoneksi dan sistem-sistem isolated sebagaimana ditampilkan pada Tabel B1.3.
Tabel B1.3. Pengembangan Pembangkit

No

Proyek

Jenis

Asumsi
Pengembang

Kapasitas

COD

2x7

2013/14

Sanggau

PLTU

PLN

Sintang

PLTU

PLN

3x7

2015

Pantai Kura-kura (FTP1)

PLTU

PLN

2 x 50

2015

Parit Baru (FTP1)

PLTU

PLN

2 x 27,5

2015

Ketapang

PLTU

PLN

2 x 10

2016

Parit Baru (FTP2)

PLTU

PLN

2 x 55

2016

Peaker

PLTG/MG

PLN

100

2017

Sewa Tayan

PLTGB

Swasta

2013

Ketapang (IPP)

PLTU

Swasta

2x6

2016

10

Ketapang

PTMPD

Unallocated

2 x 3,5

2015/16

11

Nanga Pinoh

PTMPD

Unallocated

2 x 3,5

2016

12

Putussibau

PTMPD

Unallocated

2 x 3,5

2016

13

Kalbar-1

PLTU

Unallocated

2 x 100

2018/19

14

Kalbar-2

PLTU

Unallocated

2 x 200

2020/21

15

Nanga Pinoh

PLTA

Unallocated

2 x 49

2022

16

Pade Kembayung

PLTA

Unallocated

3 x 10

2022

Jumlah

1.177

Pembelian Tenaga Listrik dari Sarawak

RUPTL

Sebagai bagian dari rencana penyediaan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Barat, PLN berencana membeli
tenaga listrik dari Sarawak melalui transmisi interkoneksi 275 kV dengan daya kontrak pembelian hingga
230 MW. PLN bermaksud mengimpor tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan base load sebesar 50 MW
dan kebutuhan peakload hingga 230 MW dalam kurun waktu 5 tahun (2015 - 2019) dan dapat diperpanjang
lagi berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Rencana impor base load sebesar 50 MW adalah untuk
mengantisipasi ketidakpastian penyediaan pembangkit base load di Sistem Kalimantan Barat, sedangkan
impor peakload sebesar hingga 230 MW adalah untuk menggantikan pemakaian BBM di Sistem Kalbar.

254

Dengan pola transfer energi seperti ini, PLN akan terhindar dari membakar BBM untuk pembangkit beban
puncak dalam periode sampai dengan tahun 2019. Namun untuk mengurangi ketergantungan yang sangat
besar terhadap pasokan/impor dari Sarawak, direncanakan pula pembangunan pembangkit peaker (PLTG/
PLTMG) dengan kapasitas 100 MW yang menggunakan bahan bakar LNG dan PLTU Kalbar-1 dan Kalbar-2 yang
menggunakan bahan bakar batubara.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan GI
Di Provinsi Kalimantan Barat akan dikembangkan GI 150 kV baru dan pengembangan trafo GI existing sebesar
990 MVA. Selain itu akan dibangun pula GI 275 kV sebagai simpul interkoneksi antara Kalimantan Barat dan
Sarawak. Rencana pembangunan GI diberikan pada tabel B1.4 dan Tabel B1.5. Pengembangan transmisi dan
gardu induk ini ditujukan untuk memastikan ketersediaan tenaga listrik di setiap wilayah di Kalimantan Barat
dengan melakukan transfer energi dari pusat pembangkit yang ada di daerah barat Kalimantan Barat.

No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

Kota Baru

150/20 kV

New

30

2014

Sei Raya

150/20 kV

Extension

120

2013

Parit Baru

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

PLTU Pantai Kura-kura

150/20 kV

New

30

2014

Sambas

150/20 kV

New

30

2014

Tayan

150/20 kV

New

30

2014

Singkawang

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

Siantan

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

Mempawah

150/20 kV

Extension

30

2014

10

Siantan

150/20 kV

Extension

60

2014

11

Tayan

150/20 kV

Extension

2 LB

2014

12

Sei Raya

150/20 kV

Extension

2 LB

2015

13

Ngabang

150/20 kV

New

30

2015

14

Bengkayang

150/20 kV

New

30

2015

15

Singkawang

150/20 kV

Extension

60

2015

16

Sanggau

150/20 kV

New

30

2016

17

Tayan

150/20 kV

Extension

4 LB

2016

18

Sekadau

150/20 kV

New

30

2016

19

Sintang

150/20 kV

New

60

2016

20

Kota Baru

150/20 kV

Extension

30

2016

21

Sukadana

150/20 kV

New

30

2017

22

Sandai

150/20 kV

New

30

2017

23

Ketapang

150/20 kV

New

60

2017

24

Putussibau

150/20 kV

New

30

2017

25

Sintang

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

26

Nanga Pinoh

150/20 kV

New

30

2018

27

Sintang

150/20 kV

Extension

2 LB

2018

28

Parit Baru

150/20 kV

Extension

60

2018

29

Sambas

150/20 kV

Extension

30

2018

30

Siantan

150/20 kV

Extension

60

2018

31

Sanggau

150/20 kV

Extension

30

2019

32

Kota Baru 2

150/20 kV

New

30

2019

33

Nanga Pinoh

150/20 kV

Extension

2 LB

2019

Jumlah

990

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B1.4. Pengembangan GI 150 kV

255

Tabel B1.5. Pembangunan GI 275 kV

No

Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kapasitas
(MVA/BAY)

COD

Bengkayang

275/150 kV

New

250

2015

Pengembangan Transmisi
Pengembangan jaringan transmisi sampai dengan tahun 2022 di Kalimantan Barat adalah seperti terlihat pada
Tabel B1.6.
Tabel B1.6. Pengembangan Transmisi 150 kV
No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

Kms

COD

Parit Baru

Kota Baru

150 kV

2cct, 1 Hawk

40

2013

Sei Raya

Kota Baru

150 kV

2cct, 1 Hawk

32

2015

Singkawang

Sambas

150 kV

2cct, 1 Hawk

126

2013

Siantan

Tayan

150 kV

2cct, 2 Hawk

184

2014

Singkawang

Bengkayang

150 kV

2cct, 2 Hawk

120

2014

Tayan

Sanggau

150 kV

2cct, 2 Hawk

180

2016

Bengkayang

Ngabang

150 kV

2cct, 2 Hawk

180

2016

Ngabang

Tayan

150 kV

2cct, 2 Hawk

110

2016

Sanggau

Sekadau

150 kV

2cct, 2 Hawk

100

2016

10

Sintang

Sekadau

150 kV

2cct, 2 Hawk

180

2016

11

Sintang

Nanga Pinoh

150 kV

2cct, 2 Hawk

180

2018

12

Sintang

Putussibau

150 kV

2cct, 2 Hawk

300

2017

13

Ketapang

Sukadana

150 kV

2cct, 2 Hawk

200

2017

14

Sukadana

Sandai

150 kV

2cct, 2 Hawk

180

2017

15

Sandai

Tayan

150 kV

2cct, 2 Hawk

300

2017

16

Nanga Pinoh

Kota Baru 2

150 kV

2cct, 2 Hawk

180

2017

Bengkayang

Perbatasan

275 kV

2cct, 2 Zebra

180

2015

17

Jumlah

2772

Untuk mewujudkan interkoneksi antara Kalimantan Barat dan Sarawak tersebut, PLN berencana membangun
transmisi 275 kV sepanjang 180 kms dari GI Bengkayang ke perbatasan negara dan trafo IBT berkapasitas
250 MVA.

RUPTL

Pengembangan kelistrikan Kalimantan Barat dapat dilihat pada Gambar B1.1.

256

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

SARAWAK
(MALAYSIA)
ARUK

BIAWAK
SERIKIN

SAMBAS
2013

KUCHING

Ke GITET
Matang

JAGOI
BABANG

PLTU P. Baru (FTP2)


2x50 MW 2016

BATU KAYA

U
SINGKAWANG

PLTG/MG Peaker
100 MW 2017

PLTA Pade Kembayung


3x10 MW 2022

PARIT BARU

KOTA BARU
2015

SEI RAYA

SANGGAU
2016

TAYAN
2013

SIANTAN

U
G

PLTU Sintang
3x7 MW 2015

NGABANG
2014
55 km

MEMPAWAH

PLTU P. Baru (FTP1)


2x50 MW 2015

PUTUSSIBAU
2020

BADAU
ENTIKONG

BENGKAYANG
2014

PLTU P. Kura-Kura (FTP1)


2x27,5 MW 2015

KALIMANTAN
TIMUR

TEBEDU

GB

U
SINTANG
2016

PLTA Nanga Pinoh


2x49 MW 2022

SEKADAU
2016

PLTU Sanggau
2x7 MW 2013 /14

NANGA PINOH
2018

PLTU Kalbar -1
2x100 MW 2018/19

KALIMANTAN
TENGAH

GI. K0TA BARU


2019

PLTU Kalbar -2
2x200 MW 2020/21
PLTGB Sewa Tayan
6 MW 2013

SUKADANA
2017

SANDAI
2017
ke
Kalteng

PERENCANAAN SISTEM
PLTU Ketapang
2x10 MW 2016

PT PLN (Persero )

KETAPANG
2017

96 km

PLTU IPP Ketapang


2x6 MW 2016

KENDAWANGAN
2020

PETA JARINGAN
PROPINSI KALIMANTAN BARAT
U
G
P
A

/
/
/
/
/
/
/
/

GI
GI
GI
GI

500 kV Existing
275 kV Existing
150 kV Existing
70 kV Existing /

GI
GI
GI
GI

500/275 kV Existing / Rencana


500/275 /150 kV Existing / Rencana
275/150 kV Existing / Rencana
150/70 kV Existing / Rencana

/
/
/
/

T/L
T/L
T/L
T/L

70
150
275
500

/ Rencana
/ Rencana
/ Rencana
Rencana

kV Existing
kV Existing
kV Existing
kV Existing

/
/
/
/

Rencana
Rencana
Rencana
Rencana

/
/
/
/

U
G
P
A

GU / GU
MG /MG
M /M
D / D

PLTU Existing
PLTG Existing
PLTP Existing
PLTA Existing

/ Rencana
/ Rencana
/ Rencana
/ Rencana

PLT GU Existing / Rencana


PLTMG Existing / Rencana
PLT M Existing / Rencana
PLT D Existing / Rencana
Kit Existing
Kit Rencana
KALIMANTAN
SELATAN

Edit Desember 201 3

Gambar B1.1. Pengembangan Kelistrikan Provinsi Kalimantan Barat

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan sebanyak 54,2 ribu
sambungan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut diperlukan pembangunan JTM 3.121
kms, JTR sekitar 2.887 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi 298 MVA sampai dengan tahun 2022
seperti ditampilkan dalam Tabel B1.7.

Tahun

JTM
(kms)

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

278

259

55

96.703

2014

291

271

22

40.009

2015

299

278

24

44.446

2016

304

282

25

45.799

2017

309

286

26

47.669

2018

314

290

26

49.292

2019

320

295

27

51.071

2020

326

301

28

53.464

2021

334

307

29

55.654

2022

341

314

31

58.313

3.121

2.886

298

542.420

2013 2022

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B1.7. Pengembangan Distribusi

257

B1.4. Elektrifikasi Daerah Perbatasan Antar Negara


Kebutuhan energi listrik untuk daerah terpencil di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Sarawak masih
belum tercukupi, sementara kondisi kelistrikan di Wilayah Sarawak lebih baik. Hal ini menimbulkan terjadinya
kesenjangan pada daerah perbatasan. PLN telah melakukan pembelian tenaga listrik skala kecil untuk 2 sistem
isolated di daerah perbatasan, yaitu di Sajingan sebesar 200 kVA dan Badau sebesar 400 kVA. Berikutnya
untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat di daerah perbatasan akan dilakukan
penambahan daya di Sajingan menjadi sebesar 800kVA dan pembelian listrik baru di Entikong sebesar 1.500
kVA. Peta kelistrikan di daerah perbatasan diberikan pada Gambar B1.2.

Gambar B1.2. Peta Kelistrikan di Daerah Perbatasan

B1.5. Rangkuman

RUPTL

Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
tahun 2022 diberikan pada Tabel B1.8.

258

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B1.8. Rangkuman

Tahun

Energi
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

1.788

2.046

371

150

40

36

2014

1.997

2.289

402

48

90

502

160

2015

2.230

2.541

457

190

520

930

482

2016

2.486

2.850

512

100

30

190

2017

2.767

3.172

569

60

180

42

2018

3.075

3.528

632

100

180

860

260

2019

3.415

3.917

701

100

30

183

2020

3.788

4.344

777

-100

60

96

2021

4.200

4.815

860

98

60

300

208

2022

4.653

5.325

951

45

Growth/
Jumlah

11,2%

11,2%

11,0%

736

1.180

2.812

1.701

2013 - 2022

2013

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

259

LAMPIRAN B.2
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

B2.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar dipasok dari Sistem Barito, sedangkan sistem
sistem isolated tersebar antara lain Sistem Pagatan, Kotabaru serta Unit Listrik Desa (ULD)1 dipasok dari PLTD
setempat. Sampai dengan triwulan III tahun 2013, daya terpasang total adalah 610 MW dengan daya mampu
sekitar 493 MW dan beban puncak 424 MW. Jumlah pelanggan pada waktu yang sama adalah sekitar 881
ribu pelanggan, dengan rasio elektrikasi sekitar 80%. Kongurasi sistem kelistrikan interkoneksi di Kalimantan
Selatan saat ini dan rencana dapat dilihat pada gambar B2.1.

PERENCANAAN SISTEM

PT PLN (Persero)

/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

KALIMANTAN
TIMUR

PETA JARINGAN
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
GB
M
D

/
/
/
/
/
/
/
/

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing / Rencana
PLTGB Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Eksisting
Kit Rencana

U
G
P
A
GU
GB
M
D

Edit November 2013

ke
GI Kuaro
(Kaltim)

ke
GI Buntok
(Kalteng)
Tanjung
ACSR 2x240 mm2
130 km - 2014

ACSR 2x240 mm2


142 km - 2013

PLTU Kalsel 1 (FTP2)


2x100 MW 2017/18

Amuntai
Paringin

KALIMANTAN
TENGAH
Barikin
ACSR 2x240 mm2
120 km - 2016

ke
GI Selat
(Kalteng)

Marabahan

PLTG Trisakti 21 MW
PLTD Trisakti 90 MW

Trisakti
D

Ulin
D

Mantuil

PLTG/GU/MG Kalsel Peaker 1


200 MW 2016
PLTG/GU/MG Kalsel Peaker 2
50 MW 2021

ACSR 1x240 mm2


69 km - 2018

Sei Tabuk

Seberang
Barito

PLTA Kusan
65 MW 2022

Rantau

Kayutangi

Kotabaru
A

Cempaka

Bandara

Batulicin

PLTA Riam Kanan


3x10 MW

PLTU Kotabaru
2x7 MW - 2015

ACSR 2x240 mm2


124 km - 2013

ACSR 1x240 mm2


37 km - 2015

Satui

Pelaihari
Asam Asam

PLTU Asam Asam #1,2


2x65 MW

U U
U

PLTU Asam Asam 3,4


2x65 MW - 2013
PLTU Kalselteng 2
2x100 MW - 2017

Gambar B2.1. Peta pengembangan sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Selatan

Sistem Barito

RUPTL

Sistem Barito merupakan sistem interkoneksi dengan jaringan transmisi 150 kV dan 70 kV, dipasok dari
beberapa jenis pembangkit meliputi PLTA, PLTU, PLTD minyak dan PLTG minyak termasuk excess power. Sistem
Barito merupakan pemasok utama kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Tengah dengan total daya terpasang 631,3MW, daya mampu sekitar 513,0 MW dan beban puncak 388,0MW.
Sedangkan beban puncak di Kalsel yang tersambung ke Sistem Barito adalah 388 MW. Pusat beban Sistem
Barito berada di Provinsi Kalimantan Selatan dengan porsi sekitar 85% dari seluruh beban Sistem Barito.

262

Pada tahun 2013, Sistem Barito telah mendapatkan pasokan pembangkit baru sebesar 2x65 MW dengan
selesainya pembangunan PLTU Asam-asam unit 3 dan unit 4. Namun karena potensi pelanggan di Sistem
Barito cukup besar termasuk pelanggan bisnis dan industri yang selama ini menggunakan genset sendiri
selama WBP, maka beberapa sewa PLTD masih dipertahankan sampai dengan beroperasinya PLTU Pulang
Pisau dan PLTMG Bangkanai.

ULD adalah unit satuan pelayanan PLN yang dikelola oleh badan usaha di daerah terpencil yang mengelola pembangkit, jaringan dan pelanggan PLN .

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Sistem Isolated
Di Kalimantan Selatan masih terdapat sistem-sistem kecil isolated tersebar, dan beberapa diantaranya relatif
besar yaitu:
-

Sistem Pagatan/Batulicin, merupakan sistem yang terhubung dengan jaringan 20kV, melayani kebutuhan
pelanggan di Kabupaten Tanah Bumbu dan sebagian Kabupaten Kotabaru. Dalam waktu dekat, Sistem
Pagatan akan tersambung dengan Sistem Barito menggunakan transmisi 150 kV yang saat ini dalam
tahap pembangunan.

Sistem Kotabaru merupakan sistem isolated, terletak di Kabupaten Kotabaru. Sistem ini melayani
kebutuhan listrik di Pulau Laut, yang terpisah dari daratan Pulau Kalimantan dengan pasokan listrik
dari PLTD setempat, terhubung ke beban melalui jaringan 20 kV. Sistem Kotabaru direncanakan akan
diinterkoneksikan dengan Sistem Barito melalui jaringan transmisi SUTT 150 kV dan kabel laut yang
menghubungkan Batulicin dengan Kotabaru (Pulau Laut).

ULD merupakan sistem kelistrikan kecil yang tersebar di daerah terpencil untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat desa setempat dan bebannya masih rendah. Jumlah ULD adalah sebanyak 18 unit dengan
daya terpasang 7,51 MW.

Daya terpasang, daya mampu dan beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat
pada Tabel B2.1.
Tabel B2.1. Sistem Kelistrikan Provinsi Kalimantan Selatan

Sistem

Jenis
PLTU
PLTA
PLTG
PLTD

Sistem Barito

Batubara
Air
BBM
BBM

Sistem Batulicin

- PLTU
- PLTD

- Batubara
- BBM

Sistem Kotabaru

- PLTD

- BBM

ULD - ULD (18


Lokasi Tersebar)

- PLTD

- BBM

Total

Pemilik

PLN

Daya
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

556,0

453,9

388,0

35,1

23,5

21,9

PLN

11,4

10,9

9,6

PLN

7,5

5,4

4,8

610,0

493,7

424,3

- Excess Power
- PLN

B2.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Provinsi Kalsel memiliki sumber daya energi yang melimpah dengan tersedianya cadangan batubara dan gas
methane yang cukup besar. Selain itu, di beberapa kawasan sudah banyak dibuka perkebunan kelapa sawit.
Pengusahaan sumber daya alam batubara dan mulai berkembangnya perkebunan kelapa sawit, telah membuat
ekonomi Kalsel tumbuh positif dan mempunyai prospek yang bagus. Kondisi demikian akan berpengaruh pada
pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di Kalimantan Selatan.
Berdasarkan realisasi penjualan lima tahun terakhir termasuk adanya daftar tunggu yang cukup besar dan
dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan penduduk dan
peningkatan rasio elektrikasi dimasa yang akan datang, proyeksi kebutuhan listrik 2013 2022 diberikan
pada Tabel B2.2.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

Jenis Bahan
Bakar

263

Tabel B2.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
(GWh)

Produksi (GWh)

2013

5,9

1.964

2.403

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

406

960.354

2014

6,2

2.206

2.669

447

997.400

2015

6,3

2.407

2.886

476

1.036.362

2016

6,3

2.586

3.072

499

1.071.786

2017

6,3

2.778

3.341

537

1.108.007

2018

6,3

2.983

3.624

580

1.145.043

2019

6,3

3.202

3.855

615

1.182.915

2020

6,3

3.436

4.102

654

1.221.644

2021

6,3

3.668

4.318

688

1.253.667

6,3

3.917

4.582

729

1.282.084

6,30

8,7%

8,3%

8,7%

4,5%

2022

Growth

B2.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana kelistrikan yang meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi
Kalimantan Selatan dilakukan dengan memperhatikan potensi energi primer setempat dan sebaran penduduknya
sebagai berikut.
Potensi Energi Primer
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki sumber energi primer
sangat besar, meliputi batubara, gas methan batubara (coal bed methane/CBM) dan tenaga air. Potensi
batubaranya sangat besar dengan berbagai tingkat kalori sebagaimana dapat dilihat pada TabelB2.3. Deposit
batubara diperkirakan lebih dari 1,8 miliar ton, sementara produksinya rata-rata mencapai 12 juta ton per
tahun. Energi primer yang berpotensi untuk dikembangkan khususnya bagi desa-desa tertinggal yang sulit
dijangkau oleh jaringan PLN adalah tenaga air (mini hidro) dan energi surya. Sampai saat ini batubara Kalsel
telah dipakai sebagai bahan bakar di berbagai PLTU di Indonesia termasuk di PLTU Asam-Asam.
Tabel B2.3. Potensi Batubara Kalimantan Selatan
No

Kualitas Kelas

Kriteria (Kal/
gr, adb)

Kalori Rendah

<5.100

Kalori Sedang

3
4

Sumberdaya (Juta Ton)


Tereka

RUPTL

Terukur

Jumlah

Cadangan
(Juta Ton)

371

601

972

536

5.100 - 6.100

4.793

301

2.526

7.621

1.287

Kalori Tinggi

6.100 - 7.100

336

33

110

479

44

Kalori Sangat Tinggi

>7.100

18

12

30

5.518

334

3.249

9.101

1.868

Total

264

Tertunjuk

Sumber : Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi KESDM, 2006

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Sumber Tenaga Air/Hidro


Selain batubara dan gas methane, Kalimantan Selatan juga mempunyai potensi tenaga air walaupun tidak besar
antara lain DAS Barito, Riam Kanan, Riam Kiwa, Balangan, Batang Alai, Amandit, Tapin, Kintap, Batulicin dan
Sampanahan. Umumnya DAS tersebut berhulu di pegunungan Meratus dan bermuara di Laut Jawa dan Selat
Makassar. Keberadaan DAS tersebut kurang berpotensi untuk dijadikan PLTA run-o-river karena topogranya
landai, sehingga head-nya relatif kecil. Secara rinci potensi tenaga air dapat dilihat pada Tabel B2.4.
Tabel B2.4. Potensi energi air di Kalimantan Selatan
No.

Nama Bendungan

Kabupaten

Kapasitas

PLTA Kusan

Tanah Bumbu

65 MW

PLTM Riam Kiwa

Banjar

10 MW

PLTM Muara Kendihin

Hulu Sungai Selatan

PLTM Kiram Atas

Banjar

PLTM Sampanahan

Kotabaru

PLTM Gendang Timburu

0,6 MW
0,86 MW
0.6 MW

Kotabaru

0,6 MW

Total

99,6 MW

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi, Provinsi Kalimantan Selatan

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik periode 2013-2022 direncanakan tambahan 7 proyek pembangkit listrik
berkapasitas 859 MW, meliputi PLTU batubara, PLTA dan PLTG/GU/MG peaker. Tabel B2.5 menampilkan
perincian pengembangan pembangkit dimaksud.

No

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas (MW)

COD

Asam-asam (FTP 1)

PLN

PLTU

2x65

2013

Kotabaru

PLN

PLTU

2x7

2015

Kalsel Peaker 1

PLN

PLTG/MG/GU

200

2016

Kalsel (FTP 2)

Swasta

PLTU

2x100

2017/18

Kalselteng 2

Unallocated

PLTU

2x100

2017

Kalsel Peaker 2

Unallocated

PLTG/MG/GU

50

2021

Kusan

Unallocated

PLTA

65

2022

JUMLAH

859

Ket: Asam-asam (FTP 1) telah COD April 2013

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Secara umum, pengembangan transmisi di Kalimantan Selatan dimaksudkan untuk menyalurkan daya dari
pusat pembangkit ke pusat beban termasuk untuk menjangkau daerah isolated yang masih menggunakan
PLTD. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengatasi bottleneck melalui kegiatan uprating. Pembangunan
transmisi ini juga dimaksudkan untuk membangun interkoneksi ke Pulau Laut sehingga dalam jangka panjang
Pulau Laut akan dipasok dari Sistem Barito di daratan yang lebih esien.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B2.5. Rencana Pengembangan Pembangkit di Kalsel

265

Selama periode 2013 - 2022 direncanakan akan dibangun saluran transmisi 150 kV sepanjang 1.218 kms
dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 150 juta seperti ditampilkan dalam Tabel B2.6.
Tabel B2.6. Rencana Pembangunan Transmisi 150 kV
No.

Tegangan

Konduktor

Asam-asam

Batu licin

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

248 2013

Tanjung

Perbatasan

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

284 2013

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

2
2

3
4
5

Dari

Bandara
Satui
Batu Licin

Ke

Incomer 2 phi ( Cempaka-Mantuil)


Incomer 1 phi (Asam-asam - Batulicin)
Landing point Batulicin

150 kV
150 kV

Landing point P. Laut

Kotabaru

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

Landing point Batulicin

Landing point P. Laut

150 kV

2 cct, kabel laut

kms

COD

2015

30 2015
6

2015

74 2015
6

2015

240 2016

Barikin

Kayutangi

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

Kayutangi

Bandara

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

60 2016

10

Seberang Barito

Trisakti

150 kV

2 cct, Uprating ke AC3

30 2016

11

PLTU Kalsel 1 (FTP 2)

Tanjung

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

100 2017

12

PLTA Kusan

Single phi (Cempaka - Rantau)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

138 2018

Jumlah

1218

Pengembangan Gardu Induk (GI)


Jumlah GI yang direncanakan akan dibangun sampai dengan tahun 2022 termasuk perluasannya, akan mencapai
26 buah dengan kapasitas total 1.040 MVA. Biaya investasi yang dibutuhkan sekitar USD 64 juta dengan
rincian terdapat pada Tabel B3.7, namun belum termasuk kebutuhan investasi untuk gardu induk pembangkit.

RUPTL

Rencana pembangunan GI baru tersebut dapat dibuat dengan kongurasi dan fasilitas minimal namun tetap
memenuhi standar teknis dan keselamatan. Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodasi beban yang masih
rendah dan relatif kurang berkembang untuk dapat dibangun gardu induk minimalis, guna mempercepat
perluasan pembangunan, menekan biaya investasi dan meningkatkan esiensi serta pelayanan.

266

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B2.7. Pengembangan GI

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kap. (MVA)

COD

Tanjung Ext LB (Perbatasan)

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2013

Batulicin

150/20 kV

New

30

2013

Tanjung

150/20 kV

Extension

30

2014

Banjarmasin/Ulin

70/20 kV

Extension

30

2014

Tanjung Ext LB

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2014

Cempaka

150/20 kV

Extension

60

2014

Bandara

150/20 kV

New

60

2015

Rantau (Rekongurasi)

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2015

Kayutangi

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2015

10

Satui

150/20 kV

New

30

2015

11

Trisakti (IBT)

150/70 kV

Extension

60

2015

12

Trisakti

150/20 kV

Extension

60

2015

13

Batulicin

150/20 kV

Extension

30

2015

14

Mantuil

150/20 kV

Extension

60

2015

15

Pulang Pisau

150/20 kV

Extension

30

2015

16

Rantau

150/20 kV

Extension

30

2015

17

Kotabaru

150/20 kV

New

30

2016

18

Tanjung Ext LB (PLTU IPP)

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2016

19

Barikin

150/20 kV

Extension

60

2016

20

Sei Tabuk

150/20 kV

New

30

2016

21

Paringin

150/20 kV

New

30

2016

22

Rantau Ext LB (Kusan)

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2017

23

Pelaihari

150/20 kV

Extension

30

2017

24

Amuntai

150/20 kV

Extension

30

2017

25

Banjarmasin/Ulin (GIS)

150/20 kV

Extension

60

2017

26

Trisakti

150/20 kV

Extension

2 LB

2017

27

Sei Tabuk

150/20 kV

Extension

30

2018

28

Marabahan

150/20 kV

New

20

2019

29

Cempaka

150/20 kV

Extension

60

2020

30

Kotabaru

150/20 kV

Extension

30

2020

31

Tanjung

150/20 kV

Extension

60

2020

32

Satui

150/20 kV

Extension

30

2020

33

Kayutangi

150/20 kV

Extension

30

2021

Jumlah

1.040

Pengembangan Distribusi
Seiring dengan rencana pengembangan sistem transmisi dan gardu induk di atas, direncanakan juga
pembangunan jaringan distribusi 20kV. Proyeksi kebutuhan jaringan distribusi sampai tahun 2022 termasuk
untuk listrik pedesaan adalah 10.214kms JTM, 6.464 kms JTR dan 527 MVA trafo distribusi dengan rincian
ditunjukkan dalam Tabel B2.8. Proyeksi tersebut dimaksudkan untuk mendukung penambahan pelanggan ratarata 45.496 pelanggan per tahun selama 10 tahun.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

267

Tabel B2.8. Rincian Pengembangan Distribusi


JTM
(kms)

Tahun

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

1.931

1.226

92

138.270

2014

831

546

47

46.525

2015

871

579

51

49.304

2016

910

568

49

35.419

2017

947

592

50

36.215

2018

986

615

50

37.031

2019

1.023

639

51

37.867

2020

1.057

660

52

38.723

2021

812

508

40

17.649

2022

841

526

40

17.960

10.214

6.464

526

454.962

2013 - 2022

B2.4. Sistem Kelistrikan Isolated


Kalimantan Selatan dengan wilayah daratan yang sangat luas mempunyai banyak kelompok penduduk yang
tersebar jauh dan terisolasi. Sistem kelistrikannya dipasok dari PLTD dan dikelola oleh ULD. Sistem ini secara
bertahap diupayakan dapat tersambung ke grid (sistem) Barito melalui grid extension sehingga lebih andal dan
esien. Untuk daerah yang jauh dari grid dengan beban yang relatif kecil, direncanakan akan dibangun PLTS
komunal. Selain itu PLN juga akan bekerja sama dengan investor untuk mengembangkan PLTS komunal melalui
kontrak IPP.

B2.5. Rangkuman
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
dengan tahun 2022 di Provinsi Kalimantan Selatan diberikan pada Tabel B2.9.
Tabel B2.9. Rangkuman

RUPTL

Tahun

268

Pertumbuhan
Ekonomi
(%)

Energi
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)
406

2013

5,9

1.964

2.403

Pembangkit
(MW)
130

GI
(MVA)
30

Transmisi
(kms)
532

Investasi
(juta US$)
349

2014

6,2

2.206

2.669

447

120

46

2015

6,3

2.407

2.886

476

14

360

118

113

2016

6,3

2.586

3.072

499

200

150

330

241

2017

6,3

2.778

3.341

537

300

120

100

493

2018

6,3

2.983

3.624

580

100

30

138

212

2019

6,3

3.202

3.855

615

20

66

2020

6,3

3.436

4.102

654

180

77

2021

6,3

3.668

4.318

688

50

30

93

2022

6,3

3.917

4.582

729

65

159

859

1.040

1.218

1.851

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

LAMPIRAN B.3
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

B3.1. Kondisi Saat Ini


Sistem kelistrikan di Provinsi Kalimantan Tengah dipasok dari Sistem interkoneksi 150 kV Barito melalui
beberapa GI di Kalteng yaitu GI Selat, GI Pulang Pisau, GI Palangkaraya dan GI Kasongan. GI Selat memasok
beban di Kabupaten Kuala Kapuas dan sekitarnya, GI Pulang Pisau memasok beban di Kabupaten Pulang
Pisau, GI Palangkaraya memasok beban Kota Palangkaraya dan GI Kasongan memasok Kabupaten Katingan.
Sistem kelistrikan lainnya merupakan sistem isolated, dengan daya mampu pembangkitan rata-rata dalam
kondisi cukup namun tanpa cadangan yang memadai.
Kapasitas terpasang seluruh pembangkit di Provinsi Kalteng adalah 211,4 MW, dengan daya mampu sekitar
174,4 MW dan beban puncak tertinggi non coincident adalah 148,6MW. Sebagian beban Kalimantan Tengah
yaitu 56,0 MW dipasok dari Sistem Barito dan selebihnya 92,6 MW tersebar di berbagai tempat terisolasi
dipasok dari pembangkit setempat.
Sampai dengan triwulan III tahun 2013, jumlah pelanggan PLN di Provinsi Kalimantan Tengah adalah 393
ribu pelanggan dengan Rasio Elektrikasi sebesar 65,5%. Peta sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah
dan rencana pengembangannya diperlihatkan pada Gambar B3.1. Sedangkan Rincian data pembangkitan,
kemampuan mesin dan beban puncak tertingggi sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat
pada Tabel B3.1.

PERENCANAAN SISTEM

PT PLN (Persero)

PETA JARINGAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH


/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
MG
M
D

/
/
/
/
/
/
/
/

KALIMANTAN
TIMUR

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing / Rencana
PLTMG Existing/ Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
Kit Rencana

U
G
P
A
GU
MG
M
D

ke
GI Melak
(Kaltim)

Edit Desember 2013


ACSR 2x240 mm2
47 km - 2015

Puruk Cahu

KALIMANTAN
BARAT

2xZebra
50 km - 2015

Muara Teweh

ACSR 2x240 mm2


96 km - 2016

Kuala Kurun

PLTG/MG Bangkanai (FTP 2)


280 MW 2015/16/17

ACSR 2x240 mm2


110 km - 2014
ACSR 2x240 mm
120 km - 2016

PLTU Kalselteng 1
2x100 MW 2018/19

Kasongan

ACSR 1x240 mm2


172 km - 2014

U Pangkalan Bun
U

PLTU Pangkalan Bun


11 MW
U

RUPTL

PLTU Kuala Pambuang 1 & 2


2x3 MW & 1x3 MW 2016/17

Pulang Pisau
U

Sampit

270

New
Palangkaraya

Palangkaraya
ACSR 2x240 mm2
80 km - 2013

ke
GI Tanjung
(Kalsel)

ACSR 2x240 mm2


65 km - 2013

Nanga Bulik

Sukamara

ACSR 2x240 mm2


130 km - 2014

Parenggean

PLTU Kalselteng 3
2x50 MW 2019

Buntok

PLTD Sampit
16 MW
ke
GI Ketapang
(Kalbar)

PLTD Buntok
7 MW

Selat

PLTU Sampit
2x25 MW - 2016

ke
GI Seberang
Barito
(Kalsel)

PLTU Pulang Pisau (FTP 1)


2x60 MW 2015

Gambar B3.1. Peta kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

KALIMANTAN
SELATAN

Tabel B3.1. Sistem Kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah 2013

No

Sistem

Sistem Barito

Jenis

Jenis
Bahan
Bakar

Daya
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

- PLN

75,3

59,1

56,0

Pemilik

- PLTD

- BBM

Sistem Sampit

- PLTD

- BBM

- PLN

33,8

33,0

27,8

Sistem Pangkalan Bun

- PLTU
- PLTD

- Batubara
- BBM

- IPP
- PLN

39,0

29,6

24,1

Sistem Buntok

- PLTD

- BBM

- PLN

12,6

11,5

8,9

Sistem Muara Teweh

- PLTD

- BBM

- PLN

10,1

8,8

7,1

Sistem Kuala Pambuang

- PLTD

- BBM

- PLN

4,1

3,4

2,7

Sistem Nanga Bulik

- PLTD

- BBM

- PLN

4,3

3,9

3,1

Sistem Kuala Kurun

- PLTD

- BBM

- PLN

3,0

3,0

2,6

Sistem Puruk Cahu

- PLTD

- BBM

- PLN

5,5

4,8

3,3

10

Sistem Sukamara

- PLTD

- BBM

- PLN

3,4

2,5

2,1

11

UL D (56 Lokasi tersebar)

- PLTD

- BBM

- PLN

Total

20,3

14,9

11,1

211,4

174,4

148,6

B3.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengan dalam lima tahun terakhir tumbuh cukup tinggi yaitu rata-rata sebesar 6,4%
pertahun, masih diatas pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor pertanian, perkebunan sawit, pertambangan
batubara dan perdagangan menjadikan ekonomi Kalimantan Tengah tumbuh dinamis dan prospektif. Kondisi
tersebut berpengaruh pada kebutuhan listrik di Kalimantan Tengah yang terus meningkat. Mengingat rasio
elektrikasi di Kalimantan Tengah masih cukup rendah, maka pertumbuhan kebutuhan listrik hingga 5-7 tahun
mendatang diperkirakan masih tinggi.
Memperhatikan realisasi penjualan dalam lima tahun sebelumnya termasuk dengan memperhitungkan daftar
tunggu yang cukup besar dan dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional,
pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrikai dimasa yang akan datang, proyeksi kebutuhan
listrik Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2013 2022 diberikan pada Tabel B3.2.

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

2013

6,9

882

992

177

430.458

2014

7,3

1.032

1.125

198

483.612

2015

7,4

1.179

1.380

240

539.382

2016

7,4

1.298

1.643

281

592.785

2017

7,4

1.424

1.776

299

647.995

2018

7,4

1.557

1.919

320

677.765

2019

7,4

1.701

2.073

343

706.011

2020

7,4

1.825

2.206

363

734.794

2021

7,4

1.939

2.329

381

761.541

2022

7,4

2.060

2.460

402

788.340

7,4

10,5%

11,0%

10,0%

8,2%

Growth

Penjualan (GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B3.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Provinsi Kalimantan Tengah

271

B3.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Kalimantan
Tengah dilakukan dengan memperhatikan potensi energi primer setempat sebagai berikut.
Potensi Energi Primer
Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menyimpan potensi energi primer
sangat besar utamanya batubara. Energi yang lain juga tersedia antara lain gas alam dan tenaga air.
Batubara
Provinsi Kalimantan Tengah mempunyai potensi batubara yang besar terutama di Kabupaten Barito Utara.
Survey yang telah dilakukan sejak tahun 1975 oleh beberapa institusi, baik pemerintah maupun perusahaan
asing seperti PT BHP - Billiton memperkirakan terdapat sekitar 400 juta ton batubara dengan nilai kalori di
atas 7.000 kkal per kg dan juga ditemukan batubara dengan kandungan kalori di atas 8.000 kkal per kg di
Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya bagian Utara. Batubara banyak ditemukan di daerah Muara Bakah,
Bakanon, Sungai Montalat, Sungai Lahei, Sungai Maruwai dan sekitarnya.
Potensi batubara di Kalimantan Tengah dapat dilihat pada Table B3.3
Tabel B3.3. Potensi Batubara Kalimantan Tengah
Sumberdaya (Juta Ton)

Kriteria

No

Kualitas Kelas

Kalori Rendah

<5100

484

Kalori Sedang

5100 - 6100

297

Kalori Tinggi

6100 - 7100

Kalori Sangat Tinggi

(Kal/gr, adb)

Hipotetik

123

>7100

Total

123

Tertera

Tertunjuk

Terukur

Cadangan
Jumlah

(Juta Ton)

484
5

44

346

263

73

458

248

77

325

45

194

1.613

49

974

Sumber : Pusat Sumber Daya Geologi, 2006

Gas Alam
Potensi gas alam di Kalimantan Tengah terdapat di Bangkanai Kabupaten Barito Utara, yang dapat
menghasilkan gas alam 20 mmscfd selama 20 tahun. Diperkirakan volume gas akan turun secara bertahap
menjadi 16 mmscfd mulai tahun ke-16.
Sumber Tenaga Air

RUPTL

Kalimantan Tengah memiliki potensi tenaga air di DAS Barito dan Katingan di Puruk Cahu, Muara Teweh dan
Kasongan. Status potensi tersebut dalam tahap identikasi oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Kalimantan Tengah, dan memerlukan studi lebih lanjut untuk dapat dikembangkan. Beberapa potensi tenaga
air yang dapat dikembangkan untuk pembangkit tenaga listrik ditampilkan pada Tabel B3.4 berikut.

272

Tabel B3.4. Potensi Tenaga Air di Kalimantan Tengah


No

Nama Bendungan

Kabupaten

Kapasitas

PLTA Riam Jerawi

Katingan

72 MW

PLTA Muara Juloi

Murung Raya

284 MW

Total

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

356 MW

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan beban sampai dengan tahun 2022 termasuk memenuhi daftar tunggu, direncanakan
tambahan kapasitas pembangkit sekitar 759 MW. Jenis pembangkit yang akan dibangun adalah PLTU batubara
di beberapa lokasi dan PLTG/MG gas alam di Bangkanai sebagai pembangkit peaker dengan menggunakan
CNG (compressed natural gas) storage. Tabel B3.5 berikut menampilkan perincian pengembangan pembangkit
di Kalimantan Tengah.
Tabel B3.5. Rencana Pengembangan Pembangkit

No

Asumsi
Pengembang

Proyek

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD

Pulang Pisau (FTP 1)

PLN

PLTU

2x60

2015

Bangkanai (FTP 2)

PLN

PLTG/MG

155

2015

Bangkanai (FTP 2)

PLN

PLTG/MG

140

2016/17

Kuala Pambuang

PLN

PLTU

2x3

2016

Sampit

PLN

PLTU

2x25

2016

Kalselteng 1

Swasta

PLTU

2x100

2018/19

Kuala Pambuang 2

Unallocated

PLTU

1x3

2017

Kalselteng 3

Unallocated

PLTU

2x50

2017/18

Jumlah

774

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Rencana pembangunan transmisi 150 kV dimaksudkan untuk menyalurkan daya dari pembangkit ke pusat
beban, menyambung sistem isolated masuk ke grid Barito dan untuk meningkatkan keandalan sistem. Lokasi
PLTG/MG Bangkanai jauh dari pusat beban dan sebaran penduduknya sangat berjauhan sehingga transmisi
150 kV yang akan dibangun sangat panjang. Pembangunan transmisi ini akan dapat melistriki lebih banyak
penduduk Kalimantan Tengah sekaligus untuk mengambil alih peran PLTD minyak sehingga masuk ke grid
Kalselteng 150 kV. Selama tahun 2013 - 2022 transmisi 150 kV yang akan dibangun sekitar 2.588 kms
dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 319 juta seperti ditampilkan dalam Tabel B3.6.

No.
1

Dari
Palangkaraya

Ke
Sampit

Tegangan
150 kV

Konduktor

kms

COD

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

346

2013

Kasongan

Incomer phi (Sampit - P. Raya)

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

2013

Tanjung

Buntok

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

260

2014

Muara Teweh

Buntok

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

220

2014

Sampit

Pangkalan Bun

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

344

2014

PLTG/MG Bangkanai

Muara Teweh

150 kV

2 cct, 2 x Zebra

7
8
9
10

PLTU P.Pisau
Muara Teweh
Palangkaraya [New]
Parenggean

Incomer 1 phi (P. Raya -Selat)


Puruk Cahu
Incomer 1 phi (Selat - P. Raya)
Incomer 1 phi (Kasongan - Sampit)

150 kV
150 kV
150 kV
150 kV

100

2015

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

2015

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

94

2015

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

2015

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

30

2015

11

Puruk Cahu

Kuala Kurun

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

196

2016

12

PLTU Sampit

Sampit

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

40

2016

13

Kasongan

Kuala Kurun

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

240

2016

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B3.6. Rencana pembangunan transmisi 150 kV

273

Tabel B3.6. Rencana pembangunan transmisi 150 kV


lanjutan
No
14

Dari
GI Pangkalan Bun

Ke

Tegangan

GI Sukamara

150 kV

Konduktor

kms

COD

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

140

2016

70

2016

248

2016

15

GI Nangabulik

Incomer 1-phi (P Bun-S mara)

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

16

Palangkaraya

Selat

150 kV

2 cct, Uprating ke AC3

17

Selat

Seberang Barito

150 kV

2 cct, Uprating ke AC3

84

2016

18

GI Pangkalan Banteng

Incomer 1-phi (P Bun-Sampit)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

48

2017

19

PLTU Kalselteng 1

Kasongan

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

120

2018

2.588

Pengembangan Gardu Induk


Seiring dengan pembangunan transmisi 150 kV juga akan dibangun gardu induk baru dan perluasa gardu induk
yang telah ada. Selama periode 2013-2022 gardu induk yang akan dibangun tersebar di 21 lokasi dengan daya
790 MVA, termasuk trafo untuk perluasan.
Selain itu, untuk menjaga kestabilan sistem akibat saluran transmisi yang panjang yaitu segmen Kasongan
Sampit Pangkalan Bun dan Tanjung Buntok Muara Teweh, perlu dipasang kompensator yaitu reaktor 5
MVAR di GI Sampit / GI Pangkalan Bun dan 5 MVAR di GI Muara Teweh. Dana investasi yang dibutuhkan sekitar
US$59.7 juta (belum termasuk biaya pembangunan reaktor dan GI pembangkit) seperti ditunjukkan pada Tabel
B3.7.
Tabel B3.7. Rencana pengembangan GI

RUPTL

No

274

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kap. (MVA)

COD

Palangkaraya Ext LB

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2013

Kasongan

150/20 kV

New

30

2013

Kasongan

150/20 kV

Ext LB

4 LB

2013

Sampit

150/20 kV

New

30

2013

Sampit Ext LB

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2014

Sampit

150/20 kV

Extension

30

2014

Sampit Ext LB (PLTU )

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2014

Buntok

150/20 kV

New

30

2015

Buntok Ext LB

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2015

10

Muara Teweh

150/20 kV

New

30

2015

11

Muara Teweh Ext LB (PLTG)

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2015

12

New Palangkaraya Ext LB

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2015

13

Pangkalan Bun

150/20 kV

New

60

2015

14

Parenggean

150/20 kV

New

30

2015

15

New Palangkaraya

150/20 kV

New

60

2015

16

Puruk Cahu

150/20 kV

New

30

2015

17

Kuala Kurun

150/20 kV

New

30

2016

18

Pangkalan Banteng

150/20 kV

New

30

2016

19

Sukamara

150/20 kV

New

20

2017

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B3.7. Rencana pengembangan GI


lanjutan
No

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kap. (MVA)

COD

20

Nangabulik

150/20 kV

New

20

2017

21

Seberang Barito

150/20 kV

Extension

30

2018

22

Kasongan

150/20 kV

Extension

30

2018

23

Sampit

150/20 kV

Extension

60

2018

24

Asam-asam

150/20 kV

Extension

30

2020

25

Palangkaraya

150/20 kV

Extension

60

2020

26

Pangkalan Bun

150/20 kV

Extension

60

2020

27

Selat

150/20 kV

Extension

30

2021

28

Batulicin

150/20 kV

Extension

60

2021

Jumlah

790

Pengembangan Distribusi
Seiring dengan rencana pengembangan sistem transmisi dan gardu induk di atas, dilakukan juga rencana
pengembangan jaringan distribusi termasuk listrik perdesaan. Jaringan distribusi yang akan dikembangkan
selama periode 2013 - 2022 termasuk untuk melistriki perdesaan adalah 9.539 kms JTM, 5.334 kms JTR
dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 462 MVA, secara rinci ditampilkan pada Tabel B3.8. Untuk
meningkatkan rasio elektrikasi dan melayani pelanggan lebih banyak setelah pembangkit sudah cukup, khusus
pada tahun 2013 akan disambung sekitar 72 ribu pelanggan baru dan tahun-tahun berikutnya akan disambung
rata-rata 52 ribu pelanggan.
Tabel B3.8. Rincian Pengembangan Distribusi
JTM
(kms)

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

1.230

689

59

72.294

2014

1.015

568

49

57.982

2015

1.063

595

51

61.155

2016

1.034

579

50

59.322

2017

1.070

599

52

61.681

2018

1.109

621

54

64.160

2019

1.176

659

57

68.456

2020

791

441

39

44.617

2021

529

293

26

28.207

2022

523

290

26

28.018

9.539

5.334

463

545.890

2013 - 2022

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

275

B3.4. Sistem-Sistem Isolated


Sistem kelistrikan kecil pada daerah terpencil yang saat ini dipasok dari PLTD minyak, pada dasarnya akan
beralih masuk ke grid Barito dengan grid extension, kecuali sistem isolated yang berlokasi sangat jauh dari grid
Barito. Untuk daerah yang jauh dari grid dengan beban relatif besar seperti di Kuala Pambuang, direncanakan
akan dibangun PLTU skala kecil 2x3 MW dan pembangkit termal modular pengganti diesel (PTMPD) kapasitas
2x1,3 MW. Sedangkan untuk daerah isolated yang bebannya masih rendah, direncanakan akan dibangun
beberapa PLTS komunal hybrid dengan PLTD.

B3.5. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan dana investasi
sampai dengan tahun 2022 sebagaimana diperlihatkan pada Tabel B3.9.
Tabel B3.9. Rangkuman

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi
(%)

Energi
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta
US$)

2013

6,9

882

992

177

60

348

104

2014

7,3

1.032

1.125

198

30

824

141

2015

7,4

1.179

1.380

240

275

240

230

386

2016

7,4

1.298

1.643

281

126

60

1.018

349

2017

7,4

1.424

1.776

299

123

40

48

197

2018

7,4

1.557

1.919

320

150

120

120

299

2019

7,4

1.701

2.073

343

100

211

2020

7,4

1.825

2.206

363

150

57

2021

7,4

1.939

2.329

381

90

40

2022

7,4

2.060

2.460

402

38

774

790

2.588

1.821

RUPTL

Jumlah

276

Pembangkit
(MW)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

LAMPIRAN B.4
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

B4.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Sistem kelistrikan di Kalimantan Timur terdiri atas sistem interkoneksi 150 kV dan sistem isolated 20 kV. Secara
keseluruhan, sistem kelistrikan ini masih didominasi oleh pembangkit-pembangkit berbahan bakar minyak,
sehingga biaya pokok produksi masih tinggi. Peta kelistrikan Provinsi Kalimantan Timur secara sederhana
ditunjukkan pada Gambar B4.1. Pada tahun 2012 kapasitas terpasang keseluruhan sistem adalah 599MW,
daya mampu sekitar 435MW dan beban puncak 391MW. Sedangkan kondisi sampai dengan bulan September
2013, daya mampu sistem Mahakam sekitar 309,5MW dengan beban puncak 308,6 MW (termasuk captive
power) serta beberapa sistem isolated 20 kV tersebar dengan beban di atas 10 MW sesuai Tabel B4.1.
Sistem kelistrikan yang paling berkembang di Kalimantan Timur adalah Sistem Mahakam, yaitu sebuah sistem
interkoneksi tegangan tinggi 150kV yang melayani kota Samarinda, Balikpapan, Tenggarong. Pertumbuhan
beban di sistem ini sangat tinggi dan diperkirakan pada akhir tahun 2013 beban puncak akan mencapai 362
MW sudah termasuk captive power yang akan dilayani oleh PLN. Sistem Mahakam dipasok dari beberapa
jenis pembangkit yaitu PLTU, PLTD, PLTGU, PLTG dan PLTMG baik milik PLN maupun IPP serta mesin sewa
dan excess power. Kemampuan sistem ini masih sangat terbatas karena belum tersedia cadangan yang cukup
sehingga penambahan pelanggan baru terutama yang memerlukan daya cukup besar, masih dikendalikan dan
disesuaikan dengan kemampuan pembangkit. Apabila terdapat pemeliharaan atau gangguan unit pembangkit,
maka sistem ini bisa mengalami desit daya.
Sistem kelistrikan di beberapa kabupaten lainnya yaitu Kabupaten Kutai Barat (Melak), Kutai Timur (Sangatta
dan Bontang), Penajam Paser Utara (Petung), Kabupaten Paser (Tanah Grogot) dan Kabupaten Mahakam
Ulu (Long Bagun), masih dilayani melalui jaringan tegangan menengah 20 kV dan dipasok dari PLTD BBM.
Khusus untuk kota Bontang dan Petung, selain PLTD BBM juga dipasok dari PLTMG berbahan bakar gas
alam. Kemampuan daya di sistem kelistrikan ini juga sama, yaitu masih mengalami keterbatasan akibat dalam
beberapa tahun terakhir hampir tidak ada penambahan kapasitas pembangkit baru, sedangkan beban yang
ada terus tumbuh dengan cepat. Untuk beberapa daerah yang berpenduduk relatif sedikit dan terpencil, sistem
kelistrikannya masih sangat kecil dan dilayani jaringan tegangan rendah 220volt yang tersambung langsung
dengan PLTD setempat.
SABAH (MALAYSIA)

BRUNEI DARUSSALAM

KALIMANTAN
UTARA

Ke GI Tj Selor
(Kaltara)

SARAWAK
(MALAYSIA)

Tj. Redep

PLTA Kelai
55 MW 2022

PLTU LatI (Ekpansi)


5 MW 201 5

U
U

PLTU Tj. Redep


2 x7 MW 2014

Talisayan

ACSR 2x240 mm 2
170 km - 2018

PLTMG Bontang
2x7 MW
PLTG Samberah
2x20 MW

Muara Wahau
Maloi

PLTGU Tanjung Batu


60 MW
PLTU Embalut (Ekspansi)
1x 50 MW 2014

RUPTL

KALIMANTAN
BARAT

278

PT PLN (Persero)
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

KALIMANTAN
TENGAH
PERENCANAAN SISTEM
PETA JARINGAN
PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GI 500/275 /150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
MG
M
D

/
/
/
/

/
/
/
/

GU

G
P
A

MG
M
D

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLT GU Existing / Rencana
PLTMG Existing/ Rencana
PLT M Existing / Rencana
PLT D Existing / Rencana
Kit Existing
Kit Rencana

ke PLTG/MG
Bangkanai
(Kalteng)

Sepaso

Sangatta
G

PLTU Kaltim 4
1 x100 MW 2018

Melak

ACSR 2x240 mm2


80 km - 2017

ACSR 2x240 mm 2
50 km - 2018

Bontang
Kota Bangun

GU

New Smd
U

U
G
G

Sambera
Sambutan

ACSR 2x240 mm
100 km - 2015

Karangjoang U
Sepaku
G
Kariangau
G
ACSR 2x240 mm2
155 km - 2015

Edit Desember 2013

Kuaro

Ke GI Tanjung
(Kalsel )

G Manggarsari
New Balikpapan
Industri

Petung
Longikis
ACSR 2x 240 mm2
47 km - 2015

PLTU Tanah Grogot


2 x7 MW 2016

Komam

Grogot

KALIMANTAN
SELATAN

Gambar B4.1. Peta Kelistrikan di Provinsi Kaltim

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

PLTG/MG/GU Kaltim Peaker 3


50 MW 2021
PLTU Kaltim (FTP 2 )
2 x100 MW 2017 /18
PLTG Kaltim Peaking (APBN)
2x50 MW 201 4
PLTU Kaltim (MT)
2x27 .5 MW 2018
PLTU Kaltim 3
2x 150 MW 2020/21

SULAWESI
TENGAH

PLTG Senipah
2 x41 MW 2014
PLTG Senipah (ST)
35 MW 2017
PLTG/MG/GU Kaltim Peaker 2
100 MW 2016

PLTU Kaltim/Teluk Balikpapan (FTP1)


2x110 MW 2014

SULAWESI
SELATAN

Tabel B4.1. Kondisi Kelistrikan Sistem Kaltim Tahun sd. September 2013

No

Sistem

Jenis

Daya
Mampu
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

429,0

309,5

308,6

PLN

25,5

16,1

15,4

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

IPP/PLN

Daya
Terpasang
(MW)

Mahakam

PLTU/GU/
G/D

Batubara/Gas/
BBM/BBM

Petung

PLTD/MG

BBM/Gas

Tanah Grogot

PLTD

BBM

PLN

17,2

15,3

14,2

Melak

PLTD

BBM

PLN

24,7

14,5

11,1

Bontang

PLTD/MG

BBM/Gas

PLN

33,4

29,1

23,8

Sangattta

PLTD

BBM

PLN

19,7

17,9

14,5

Berau

PLTU/D

Batubara/BBM

PLN

27,6

27,2

17,5

577,1

429,6

405,1

Total

Rasio elektrikasi Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012 mencapai 76%, sudah termasuk masyarakat yang
dilistriki secara swadaya oleh perusahaan swasta dan masyarakat pengguna PLTS.

B4.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Kalimantan Timur


Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim dalam dua tahun terakhir sangat mengesankan yaitu mencapai 10,96%
per tahun (tanpa minyak dan gas) atau rata-rata 9,68% per tahun selama 20082012. Kondisi ini sejalan
dengan kebutuhan tenaga listrik yang tumbuh tinggi, yaitu mencapai rata-rata 9,2% per tahun. Pertumbuhan
tertinggi adalah pada sektor rumah tangga (13,5% per tahun), sedangkan terendah adalah pada sektor industri
(1,35% per tahun).

Mengacu pada realisasi penjualan tenaga listrik selama lima tahun terakhir termasuk adanya daftar tunggu
calon pelanggan yang cukup besar, dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional,
pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrikai di masa yang akan datang, proyeksi kebutuhan
listrik 2013 2022 ditunjukkan pada tabel B4.2. Daftar tunggu konsumen besar akan dapat dilayani setelah
pembangkit-pembangkit baru skala besar yang saat ini dalam tahap konstruksi sudah beroperasi.
Tabel B4.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun
2013

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
(GWh)

Produksi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

3,9

2.585

2.938

467

Pelanggan
626.073

2014

4,1

3.080

3.499

555

674.347

2015

4,2

3.429

4.009

636

724.317

2016

4,2

3.759

4.396

697

776.003

2017

4,2

4.129

4.825

765

829.243

2018

4,2

4.541

5.305

840

884.211

2019

4,2

4.999

5.840

925

940.538

2020

4,2

5.508

6.434

1.018

998.595

2021

4,2

6.074

7.094

1.122

1.058.397

2022

4,2

6.702

7.827

1.238

1.119.748

Growth

4,1

12,4%

12,7%

11,9%

7,5%

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi sistem kelistrikan di Kaltim tidak mampu mengimbangi pertumbuhan
beban listrik yang begitu tinggi karena keterbatasan daya pembangkit. Akibatnya daftar tunggu terutama
calon pelanggan bisnis dan industri menumpuk, membuat tambahan beban yang akan datang diperkirakan naik
sangat tinggi setelah PLTU batubara beroperasi.

279

B4.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan listrik yang tinggi di Provinsi Kalimantan Timur, direncanakan akan
dibangun pembangkit, transmisi, gardu induk dan jaringan distribusi, dengan mempertimbangkan ketersediaan
potensi energi primer setempat.
Potensi Energi Primer
Kalimantan Timur sebagai daerah penghasil batubara dan migas dalam jumlah besar merupakan lumbung
energi nasional. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Pemprov Kalimantan Timur,
sumber energi yang ada meliputi (termasuk Kalimanatan Utara):
-

Cadangan batubara mencapai 25 milyar ton dengan tingkat produksi mencapai 120juta ton per tahun.

Cadangan gas bumi mencapai 46 TSCF dengan produksi 2 TSCF per tahun, termasuk perkiraan sisa
cadangan Blok Mahakam sebesar 5,7 TSCF.

Cadangan minyak bumi di Kalimantan Timur sebesar 985 MMSTB dan produksinya mencapai 57 MMSTB
per tahun.

Potensi gas metan batubara (CBM) sebesar 108 TSCF,

Potensi tenaga air cukup besar, antara lain 350 MW di Tabang Kutai Kartanegara, sekitar 214 km dari
Tenggarong dan 630 MW Boh 2 di Kabupaten Kutai Kartanegara yang perlu dilakukan studi lebih lanjut.

Potensi tenaga air mini Hidro antara 200 kW hingga 500 kW di sebelah hulu sungai Mahakam, juga perlu
dilakukan studi lebih lanjut.

Pengembangan Pembangkit
Sesuai dengan ketersediaan sumber energi primer di Kaltim, untuk memenuhi kebutuhan listriknya akan
dibangun pembangkit yaitu PLTU batubara, PLTG/MG dan PLTA. Selama periode 2013 - 2022, direncanakan
tambahan pembangkit baru dengan kapasitas total sekitar 1.382 MW dengan perincian seperti ditampilkan
pada tabel B4.3 berikut. Diluar tabel tersebut, juga terdapat rencana pengembangan pembangkit energi
terbarukan pada sistem dengan beban diatas 3 MW yaitu PLTS IPP On-Grid antara lain di Sistem Tanah Grogot
1,5 MW.
Tabel B4.3. Rencana Pengembangan Pembangkit

RUPTL

No

280

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD

Kaltim Peaking (APBN)

PLN

PLTG

100

2013

Muara Jawa/Teluk Balikpapan (FTP 1)

PLN

PLTU

2x110

2014

Tanjung Redep

PLN

PLTU

2x7

2014

Senipah

Swasta

PLTG

2x41

2013

Embalut (Ekspansi)

Swasta

PLTU

50

2014

Lati (Ekspansi)

Swasta

PLTU

2015

Tanah Grogot

Swasta

PLTU

14

2016

Senipah (ST)

Swasta

PLTU

35

2017

Kaltim (FTP 2)

Swasta

PLTU

2x100

2017/18

10

Kaltim (MT)

Swasta

PLTU

2x27.5

2018

11

Kaltim Peaker 2

Unallocated

PLTG/MG/GU

100

2016

12

Kaltim Peaker 3

Unallocated

PLTG/MG/GU

50

2021

13

Kelai

Unallocated

PLTA

55

2022

14

Kaltim 4

Unallocated

PLTU

1x100

2018

15

Kaltim 3

Unallocated

PLTU

2x150

2020/21

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

1.380

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Beban sistem kelistrikan Kalimantan Timur sudah cukup besar tetapi masih banyak daerah yang belum
terjangkau oleh Sistem Interkoneksi Mahakam. Sebagai upaya untuk mengembangkan kelistrikan di Kaltim dan
menurunkan penggunaan BBM, di daerah-daerah terpencil yang masih menggunakan PLTD secara bertahap
akan dibangun jaringan transmisi 150kV dan diinterkoneksikan dengan Sistem Mahakam.
Untuk mempercepat pengembangan kelistrikan di Kabupaten Kutai Barat (Melak) akan dibangun Transmisi
150 kV dari PLTG Bangkanai ke Melak, jalur tersebut nantinya akan menjadi backbone interkoneksi 150 kV dari
Kalimantan Tengah ke Kalimantan Timur melalui daerah Tanjung Issuy dan Muara Muntai.
Untuk menginterkoneksikan sistem Isolated 20 kV dengan Sistem Mahakam dan sekaligus menghubungkan
ke Sistem di Kalimantan Utara, akan dibangun jaringan transmisi 150 kV, membentang dari Bontang sampai
dengan Tanjung Redeb melalui Sangatta, Muara Wahau.
Selama periode 2013 - 2022, direncanakan pengembangan jaringan transmisi 150kV sepanjang 2.271 kms
dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 266,5 juta seperti ditampilkan dalam Tabel B4.4.

Tabel B4.4. Rencana Pengembangan Transmisi di Kaltim


Tegangan

Konduktor

Sambera

Dari

Incomer Sambutan - Bontang

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

kms
2

2013

COD

PLTG Senipah

New Industri

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

90

2013

Kuaro

Perbatasan

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

93

2014

Bontang

Sambutan

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

180

2014

16

2014

182

2015

PLTU Teluk Balikpapan

Incomer 2 phi (Karjo - Kuaro)

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 428 mm

Karang Joang

Kuaro

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

Petung

Incomer 2 phi (Karjo - Kuaro)

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

46

2015

Tenggarong

Kota Bangun

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

120

2015

9
10

New Samarinda

Embalut

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

32

2015

PLTG Senipah

Bukuan/Palaran

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

110

2015

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

2015

Incomer 2 phi

11

GI New Balikpapan

12

PLTG Bangkanai

Melak

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

200

2015

13

New Samarinda

Sambera

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

40

2016

14

Bontang

Sangatta

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

90

2016

15

GI New Balikpapan

GI Kariangau

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

40

2016

16

Kuaro

Grogot

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

32

2016

17

Kariangau

Sepaku

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

50

2016

(Manggarsari-Industri)

18

Sangatta

Maloi

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

160

2017

19

PLTU Kaltim 2 (FTP-2)

Bontang

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

30

2017

20

Muara Wahau

Tanjung Redep

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

240

2018

21

Melak

GI Kotabangun

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

268

2018

22

Muara Wahau

Sangatta

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

100

2018

23

PLTU Kaltim 3

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

2020

24

Tenggarong/Bukit Biru

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

70

2021

150 kV

70

2022

25

Tanjung Redep

Incomer 2 pi
(Senipah-Palaran/Bukuan)
Sepaku
Talisayan
Jumlah

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

2.271

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Ke

No.

281

Pengembangan Gardu Induk (GI)


Rencana pengembangan GI di Kalimantan Timur sebagian besar untuk menjangkau sistem isolated menggantikan
peran PLTD dan sebagian lainnya untuk peningkatan pelayanan dan keandalan serta untuk mengantisipasi GI
yang sudah tidak dapat dikembangkan lagi.
Jumlah GI 150 kV yang akan dibangun dalam periode 2013 - 2022 tersebar di 20 lokasi termasuk untuk perluasannya,
dengan kapasitas total 1.930 MVA dan dana investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 108,6 juta namun belum
termasuk kebutuhan investasi untuk gardu induk pembangkit, seperti diperlihatkan padaTabel B4.5.
Tabel B4.5. Pengembangan GI

RUPTL

No

282

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kap. (MVA)

COD

Bontang

150/20 kV

New

30

2013

Sambera (4 LB )

150/20 kV

New

60

2014

Bukuan/Palaran

150/20 kV

Extension

60

2014

Kuaro / Tanah Grogot

150/20 kV

New (4 LB)

30

2014

Tengkawang

150/20 kV

Extension

60

2014

Karang Joang/Giri Rejo Ext LB

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2014

Sambutan

150/20 kV

Extension

60

2014

Kariangau

150/20 kV

New

60

2014

Industri/Gunung Malang

150/20 kV

Uprating

60

2014

10

Sei Kleidang/Harapan Baru

150/20 kV

Uprating

60

2014

11

Tenggarong/Bukit Biru

150/20 kV

Extension

30

2014

12

New Industri

150/20 kV

New

60

2014

13

Kotabangun

150/20 kV

New

20

2014

14

Senipah

150/20 kV

New

30

2014

15

Batakan/Manggarsari

150/20 kV

Uprating

60

2014

16

Petung

150/20 kV

New

30

2015

17

Bontang

150/20 kV

Extension

60

2015

18

New Balikpapan

150/20 kV

New

60

2015

19

New Samarinda

150/20 kV

60

2015

20

Melak

150/20 kV

New

30

2015

21

Sangatta

150/20 kV

New

30

2015

22

Tana Paser (Grogot)

150/20 kV

New

30

2015

23

Komam (Batu Sopang)

150/20 kV

New

30

2015

New

24

Longikis

150/20 kV

New

30

2015

25

Berau/Tj Redep

150/20 kV

New

30

2015

26

Semoi-Sepaku

150/20 kV

New

30

2015

27

Bontang Ext LB

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2016

28

Petung

150/20 kV

Extension

30

2016

29

Maloy

150/20 kV

New

30

2017

30

Karang Joang/Giri Rejo

150/20 kV

Uprating

60

2017

31

Sangatta

150/20 kV

Extension

60

2017

32

Berau/Tj Redep

150/20 kV

Extension

30

2017

33

Sanga-Sanga

150/20 kV

New

30

2017

34

Sepaso

150/20 kV

New

30

2018

35

Muara Wahau

150/20 kV

New

30

2018

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B4.5. Pengembangan GI


lanjutan
No

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kap. (MVA)

COD

2 LB

2018

60

2018

36

Sambutan Ext LB

150/20 kV

Ext LB

37

New Samarinda

150/20 kV

Extension

38

Tenggarong / Bukit Biru

150/20 kV

Extension

30

2018

39

Kembang Janggut

150/20 kV

New

30

2018

40

Muara Bengkal

150/20 kV

New

30

2019

41

New Balikpapan

150/20 kV

60

2019

42

Melak

150/20 kV

Extension

30

2021

Extension

Extension

43

Tana Paser (Grogot)

150/20 kV

30

2021

44

Sambutan

150/20 kV

Extension

60

2021

45

Batakan/Manggarsari

150/20 kV

Extension

60

2022

46

Talisayan

150/20 kV

New

30

2022

47

Karang Joang/Giri Rejo

150/20 kV

Extension

60

2022

Jumlah

1.880

Pengembangan Distribusi
Rencana pengembangan jaringan distribusi termasuk listrik perdesaan selama kurun waktu 2013 - 2022
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel B4.6, untuk mendukung rencana penambahan pelanggan baru rata-rata
54.098 sambungan per tahun. Jaringan distrubusi yang akan dibangun meliputi JTM sepanjang 22.832 kms,
JTR sekitar 27.324kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 1.965 MVA.
Tabel B4.6. Rincian Pengembangan Distribusi
JTM
(kms)

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

1.699

2.646

261

47.302

2014

2.104

3.248

251

48.274

2015

1.654

1.995

191

49.970

2016

1.537

1.797

152

51.687

2017

1.989

2.297

159

53.240

2018

1.872

2.128

170

54.969

2019

2.456

2.746

187

56.327

2020

2.852

3.134

198

58.056

2021

3.285

3.612

188

59.802

2022

3.384

3.722

208

61.351

22.832

27.324

1.965

540.977

2013 2022

B4.4. Sistem Kelistrikan Isolated


Sistem Kelistrikan Daerah Terpencil
Sistem kelistrikan skala sangat kecil di daerah terpencil yang sangat jauh dari pusat beban, saat ini direncanakan
akan dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), termasuk melalui kerja sama dengan Pemerintah
Daerah.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

283

Untuk daerah-daerah yang memiliki potensi tenaga mini hidro, dapat dikembangkan menjadi PLTM dan
pemerintah daerah serta swasta dapat berpartisipasi dalam pembangunannya.
Selain itu, untuk daerahdaerah yang mempunyai potensi excess power pembangkit non BBM dan energi
terbarukan, PLN berencana mengembangkan kerjasama untuk meyerap kelebihan daya dalam rangka
mengurangi konsumsi BBM, seperti yang saat ini telah dilakukan kerjasama excess power di Kembang Janggut
(Pembangkit Biogas), Talisayan (Pembangkit Biomassa) dan Karangan Dalam (Pembangkit Biomassa).
Sistem Kelistrikan Daerah Perbatasan
Kabupaten di Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia yaitu Kabupaten Mahakam
Ulu yang merupakan wilayah pemekaran baru dari Kabupaten Kutai Barat. Kondisi di daerah perbatasan ini
sebagian besar belum berlistrik. Potensi air dari hulu sungai Mahakam layak dikembangkan sebagai PLMTH
skala kecil dan perlu dilakukan studi lebih lanjut. Selain itu PLN akan melakukan kerjasama dengan pemerintah
daerah dan satuan kerja listrik perdesaan untuk mambangun PLTMH dan PLTS.
PLN juga tengah berupaya untuk mendapatkan pasokan gas alam, termasuk gas skala kecil, untuk kebutuhan
pembangkit listrik setempat guna menggantikan penggunaan BBM dan penambahan pelanggan.

B.4.5. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
dengan tahun 2022 adalah sebagaimana terdapat dalam Tabel B4.7.
Tabel B4.7. Rangkuman
Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Tahun

Energi Sales
(GWh)

2013

2.585

2.938

467

182

30

92

228

2014

3.080

3.499

555

284

650

289

584

2015

3.429

4.009

636

420

692

193

2016

3.759

4.396

697

114

30

252

199

2017

4.129

4.825

765

135

210

190

465

2018

4.541

5.305

840

255

180

608

552

2019

4.999

5.840

925

90

102

2020

5.508

6.434

1.018

150

321

2021

6.074

7.094

1.122

200

120

70

382

2022

6.702

7.827

1.238

55

150

70

226

1.380

1.880

2.271

3.251

RUPTL

Jumlah

284

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

LAMPIRAN B.5
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

B5.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa per tanggal 16 November 2012
Provinsi Kalimantan Utara secara resmi telah terbentuk, terdiri dari 4 Kabupaten yaitu Bulungan, Malinau,
Nunukan, Tana Tidung dan 1 Kota Tarakan, yang sebelumnya masuk wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
Sejalan dengan terbentuknya Provinsi Kalimantan Utara, maka kebutuhan tenaga listrik dalam beberapa tahun
ke depan diperkirakan akan tumbuh tinggi, terutama di kota-kota besar yaitu Tanjung Selor sebagai ibukota
Provinsi dan ibukota Kabupaten yaitu Tana Tidung, Malinau serta Nunukan.
Sesuai kondisi geogras, sistem kelistrikan di Kalimantan Utara masih merupakan sistem isolated tersebar di
setiap kabupaten/kota dan dipasok dari PLTD minyak melalui jaringan 20 kV, sehingga biaya pokok produksi
masih tinggi. Sampai dengan bulan September 2013, kapasitas terpasang pembangkit dengan beban di atas
1 MW adalah 64,3MW, daya mampu sekitar 42,9MW dan beban 25,2MW sesuai Tabel B5.1. Pada umumnya
sistem kelistrikan di Kalimantan Utara dalam kondisi terbatas kecuali Nunukan karena sudah ada tambahan
PLTMG berbahan bakar gas 8 MW. Untuk beberapa daerah yang berpenduduk relatif sedikit dan terpencil,
sistem kelistrikannya masih sangat kecil dan dilayani jaringan tegangan rendah 220 Volt yang tersambung
langsung dengan PLTD setempat.
Pertumbuhan beban di Kalimantan Utara cukup tinggi dan diperkirakan pada akhir tahun 2013 beban puncak
akan mencapai sekitar 25,6 MW.

Gambar B5.1. Peta Kelistrikan di Provinsi Kalimantan Utara

Tabel B5.1. Kondisi Kelistrikan Sistem Kalimantan Utara Tahun 2013

Sistem

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Daya
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

Bulungan

PLTD

BBM

PLN

16,6

10,1

7,8

Nunukan

PLTD/MG

BBM/Gas

PLN

21,5

15,7

6,5

Malinau

PLTD

BBM

PLN

13,9

7,8

6,1

Tidung Pale

PLTD

BBM

PLN

3,1

2,7

1,3

Bunyu

PLTMG/D

Gas/BBM

PLN

4,0

3,5

1,3

Sebatik

PLTD/S

BBM/Surya

PLN

5,2

3,2

2,3

64,3

42,9

25,2

RUPTL

No

286

Total

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Rasio elektrikasi Provinsi Kalimantan Utara tahun 2012 mencapai 67,42% (Tanpa Tarakan), sudah termasuk
masyarakat yang dilistriki secara swadaya oleh perusahaan swasta dan masyarakat pengguna PLTS.

B5.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Kalimantan Utara


Pertumbuhan ekonomi kelima kabupaten/kota yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara)
dalam lima tahun terakhir cukup tinggi yaitu mencapai 7,12% per tahun (tanpa minyak dan gas) atau ratarata 8,06% per tahun selama 2008 2012. Kondisi ini sejalan dengan kebutuhan tenaga listrik yang tumbuh
tinggi2, yaitu mencapai rata-rata 11,06% per tahun. Pertumbuhan tertinggi adalah pada sektor rumah tangga
(12,9% per tahun), sedangkan terendah adalah pada sektor industri.
Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi sistem kelistrikan di Kaltara tidak mampu mengimbangi pertumbuhan
beban listrik yang begitu tinggi karena keterbatasan daya pembangkit. Diperkirakan beban akan naik sangat
tinggi setelah pembangkit non-BBM yaitu PLTU batubara dan PLTMG beroperasi.
Mengacu pada realisasi penjualan tenaga listrik selama lima tahun terakhir dan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio
elektrikasi dimasa yang akan datang, proyeksi kebutuhan listrik 2013 2022 ditunjukkan pada Tabel B5.2.
Tabel B5.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
(GWh)

Produksi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

3,9

137,5

153,5

25,6

47.176

2014

4,1

162,1

180,9

30,2

50.814

2015

4,2

188,5

213,1

35,5

54.579

2016

4,2

210,8

235,4

39,2

58.474

2017

4,2

231,5

261,8

43,6

62.486

2018

4,2

254,6

287,9

47,9

66.628

2019

4,2

280,3

316,9

52,7

70.872

2020

4,2

308,9

349,2

58,0

75.247

2021

4,2

340,6

385,0

64,0

79.753

2022

4,2

375,8

424,8

70,5

84.376

Growth

4,1

11,86%

12,02%

11,97%

6,67%

B5.4 Pengembangan Sarana Kelistrikan


Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan listrik yang tinggi di Provinsi Kalimantan Utara, direncanakan akan
dibangun pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi, dengan mempertimbangkan ketersediaan potensi
energi primer setempat dan sebaran penduduk.
Potensi Energi Primer
Kalimantan Utara merupakan salah satu lumbung energi nasional yaitu sebagai daerah penghasil batubara

Tidak termasuk Tarakan

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

287

dalam jumlah cukup besar, juga minyak dan gas bumi. Berdasarkan informasi dari Pemprov Kalimantan Utara,
sumber energi primer yang ada meliputi :
-

Potensi batubara mencapai 1.607,3 juta ton.

Gas alam di lapangan South Sebuku blok Simenggaris sebesar 25 MSCF, juga di lapangan Bangkudulis
sebesar 18 mmscfd. Rencana Pemerintah, pasokan gas alam untuk kelistrikan akan ditingkatkan dari 7,65
TSCF menjadi 7,9 TSCF.

Potensi tenaga air yang sangat besar adalah di daerah aliran sungai (DAS) Kayan mencapai sekitar 6.000
MW yang berlokasi sekitar 300km dari rencana kawasan industri Maloi/Sangkulirang, Kalimantan Timur.
Selain itu juga terdapat potensi PLTA Sembakung, PLTA Bahau dan PLTA Sesayap di Kabupaten Malinau.
Potensi beberapa PLTA tersebut perlu dilakukan studi kelayakan untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

Potensi tenaga air skala kecil untuk PLTMH berada di Krayan sekitar 2 MW.

Pengembangan Pembangkit
Sesuai dengan ketersediaan sumber energi primer di Kaltara, untuk memenuhi kebutuhan listriknya akan
dibangun beberapa pembangkit yaitu PLTU batubara dan PLTG/MG. Selama periode 2013 - 2022, direncanakan
tambahan pembangkit baru dengan kapasitas total sekitar 49 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada
Tabel B5.3. Diluar tabel tersebut, juga terdapat rencana pengembangan pembangkit energi terbarukan pada
sistem berbeban diatas 3 MW diantaranya PLTS IPP On-Grid (1 MW) di Sistem Tanjung Selor.
Untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi di Kaltara, bilamana terdapat pihak swasta yang
bersedia mengembangkan potensi DAS Kayan menjadi PLTA Kayan Cascade yang diperuntukkan melayani
beban kawasan industri khusus, maka PLN akan membeli kelebihan daya dari PLTA tersebut untuk melayani
kebutuhan listrik di Kalimantan Utara sesuai kebutuhan.
Tabel B5.3. Rencana Pengembangan Pembangkit
No

Proyek

Asumsi Pengembang

Jenis

Kapasitas (MW)

COD

PLN

PLTMG

2013

Nunukan

Tanjung Selor

PLN

PLTU

2x7

2014

Malinau

PLN

PLTU

2x3

2015

Tanjung Selor

Unallocated

PLTMG

15

2015

Tana Tidung

Unallocated

PLTMG

2017

Jumlah

49

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi

RUPTL

Rencana pengembangan sistem kelistrikan interkoneksi transmisi 150 kV di Kaltara dimaksudkan untuk
mendukung peningkatan pelayanan dan esiensi serta pemenuhan kebutuhan daya yang cukup dan andal.
Dengan adanya interkoneksi, maka akan dapat dibangun pembangkit dengan kapasitas yang lebih besar dan
lebih esien.

288

Memperhatikan beban sistem kelistrikan di Kalimantan Utara yang masih rendah, maka rencana proyek
transmisi akan dibangun secara bertahap. Pada tahap pertama akan dibangun transmisi 150 kV Tanjung Selor
Tanjung Redep, kemudian dikembangkan ke arah Tidang Pale dan Malinau sekaligus untuk mengantisipasi
pemanfaatan potensi gas di lapangan Sembakung dan Bangkudulis.
Selama periode 2013 2022, direncanakan pengembangan jaringan transmisi 150 kV sepanjang 416 kms
dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 51 juta seperti ditampilkan dalam Tabel B5.4.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B5.4. Rencana Pengembangan Transmisi di Kaltara


No.

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms
2

COD

Tanjung Redep

Tanjung Selor

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

160

2015

Tanjung Selor

Tidang Pale

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

204

2017

150 kV

52

2017

Tidang Pale

Malinau

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

416
Pengembangan Gardu Induk (GI)
Rencana pembangunan GI di Kalimantan Utara bertujuan untuk menyalurkan daya dari pembangkit non-BBM
ke beban sistem yang masih dilayani dari PLTD, menjangkau sistem isolated kecil agar bisa mendapat pasokan
yang lebih andal dan lebih murah. Pengembangan GI ini merupakan bagian dari rencana pengembangan
kelistrikan di Provinsi Kalimantan Utara.
Jumlah GI 150 kV yang akan dibangun dalam periode 2013 2022 tersebar di 3 lokasi termasuk untuk
perluasannya, dengan kapasitas total 80 MVA dan dana investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 7,62 juta
namun belum termasuk kebutuhan investasi untuk gardu induk pembangkit, diperlihatkan pada Tabel B5.5.
Tabel B5.5. Pengembangan GI

No

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kap. (MVA)

COD

Bulungan/Tj Selor

150/20 kV

New

30

2015

Tidang Pale/Tana Tidung

150/20 kV

New

20

2017

Malinau

150/20 kV

New

30

2017

80
Pengembangan Distribusi
Rencana pengembangan jaringan distribusi termasuk listrik perdesaan selama kurun waktu 2013 2022
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel B5.6, untuk mendukung rencana penambahan pelanggan baru rata-rata
4.076 sambungan per tahun. Jaringan distribusi yang akan dibangun meliputi JTM sepanjang 1.266 kms, JTR
sekitar 1.012kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 148 MVA.

Tahun

JTM
(kms)

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

88

92

20

3.564

2014

113

117

19

3.638

2015

91

74

14

3.765

2016

86

67

11

3.895

2017

112

87

12

4.012

2018

105

80

13

4.142

2019

138

104

14

4.244

2020

160

118

15

4.375

2021

184

135

14

4.506

2022

190

138

16

4.623

1.266

1.012

148

40.764

2013 2022

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B5.6. Rincian Pengembangan Distribusi

289

B5.4. Sistem Kelistrikan Kalimantan Utara dan Sistem Isolated


Sistem Kelistrikan Daerah Terpencil
Sistem kelistrikan skala sangat kecil di daerah terpencil yang sangat jauh dari pusat beban, saat ini direncanakan
akan dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). PLTS juga direncanakan dibangun melalui
kerjasama dengan pemerintah daerah.
Untuk daerah-daerah yang memiliki potensi tenaga mini hidro, dapat dikembangkan menjadi PLTMH dengan
melibatkan pemerintah daerah serta pihak swasta untuk pembangunannya.

Sistem Kelistrikan Daerah Perbatasan


Ada dua Kabupaten di Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan Sabah, Malaysia yaitu Kabupaten
Nunukan dan Kabupaten Tana Tidung. Sebagian besar penduduk di kedua daerah tersebut masih belum
menikmati aliran listrik PLN. Untuk memperluas elektrikasi di kedua kabupaten tersebut, PLN akan
meningkatkan kapasitas PLTMG dengan memanfaatkan gas alam yang ada di Sembakung/Sebaung di daratan
Kaltara. Selanjutnya listrik yang dibangkitkan akan disalurkan ke Nunukan dan Sebatik melalui jaringan kabel
laut 20kV. PLN juga tengah berupaya untuk mendapatkan pasokan gas alam termasuk gas skala kecil, untuk
memenuhi kebutuhan pembangkit listrik setempat guna menggantikan penggunaan BBM dan penambahan
pelanggan.

B5.5. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
dengan tahun 2022 adalah sebagaimana terdapat dalam tabel B5.7
Tabel B5.7. Rangkuman

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi
(%)

Energi
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

2013

3,9

138

153

26

10

2014

4,1

162

181

30

14

35

2015

4,2

188

213

36

21

30

160

51

2016

4,2

211

235

39

2017

4,2

232

262

44

50

256

45

2018

4,2

255

288

48

2019

4,2

280

317

53

2020

4,2

309

349

58

2021

4,2

341

385

64

2022

4,2

376

425

71

49

80

416

172

RUPTL

Jumlah

290

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta
US$)

LAMPIRAN B.6
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SULAWESI UTARA

B6.1. Kondisi Kelistrikan Sulawesi Utara Saat Ini


Sistem kelistrikan di Provinsi Sulawesi Utara terdiri dari sistem interkoneksi 150 kV dan 70kV yang disebut
Sistem Minahasa dan sistem kelistrikan 20 kV isolated. Sistem Minahasa telah tersambung dengan sistem
kelistrikan Provinsi Gorontalo yang disebut Sistem Sulawesi Bagian Utara (Sulbagut). Sistem Minahasa sendiri
melayani Kota dan Kabupaten se Provinsi Sulawesi Utara yang berada di daratan. Sedangkan sistem kelistrikan
20kV melayani kota/daerah yang berlokasi di Kepulauan yaitu Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kepulauan Sangihe
dan Kepulauan Talaud, termasuk sistem isolated pulau terluar Indonesia yaitu Pulau Miangas dan Marore.
Beberapa pulau kecil di sekitar Kota Manado, Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa Utara juga disuplai dari
sistem isolated 20 kV meliputi pulau : Bunaken, Papusungan, Manado Tua, Bangka, Talise, Nain, Mantehage
dan Gangga.
Sistem kelistrikan Provinsi Sulawesi Utara saat ini dipasok oleh pusat-pusat pembangkit meliputi PLTP, PLTU,
PLTA/M dan PLTD HSD dengan total kapasitas terpasang sebesar 374,7 MW dengan komposisi pembangkit
PLTD HSD sebesar 49% diikuti PLTP 21%, PLTA/M 16% dan PLTU 13%.
Kemampuan Sistem Sulbagut saat ini adalah sekitar 360 MW, meliputi daya mampu pembangkit di Sulawesi
Utara sebesar 305 MW dan di Gorontalo sebesar 55 MW. Sementara beban puncak Sistem Sulbagut sudah
mencapai 292 MW. Namun melihat keterbatasan uap panas bumi PLTP Lahendong dan variasi musim sehingga
kemampuan PLTA menurun, daya mampu pasok ke Sistem Sulbagut hanya sekitar 320 MW. Dengan demikian,
Sistem Sulbagut dalam kondisi sangat terbatas karena hanya tersedia cadangan sekitar 30 MW atau 10%
(dibawah cadangan yang wajar).
Tabel B6.1 berikut adalah rincian pembangkit existing di Provinsi Sulawesi Utara. Peta sistem kelistrikan
existing sub Sistem Minahasa (bagian dari Sistem Sulbagut) dan rencana pengembangannya ditampilkan pada
Gambar B6.1.
Tabel B6.1. Data Sistem Kelistrikan Provinsi Sulawesi Utara
Jenis
No

Sistem

Jenis

Bahan

Pemilik

Bakar
1

1. Sistem Minahasa-Kotamobagu

RUPTL
292

Daya

Beban

Terpasang

Mampu

Puncak

(MW)

(MW)

(MW)

Sistem Interkoneksi 150/70 kV


PLTD

Daya

BBM

PLN

152,3

122,0

PLTP

Panas bumi

PLN

80,0

80,0

PLTA/M

Air

PLN/IPP

58,4

53,8

PLTU

Batubara

PLN

50,0

50,0

228,6

Sistem Grid 20 kV
PLTD

BBM

PLN

9,4

7,0

PLTA/M

Air

PLN

1,0

1,0

Talaud

PLTD

BBM

PLN

6,8

4,8

2,8

Siau/Ondong

PLTD

BBM

PLN

6,5

3,5

2,6

4.

Lirung

PLTD

BBM

PLN

2,5

1,4

1,1

5.

Tagulandang

PLTD

BBM

PLN

2,3

1,3

1,1

6.

Isolated tersebar daerah Tahuna

PLTD

BBM

PLN

2,1

1,6

1,0

7.

Isolated tersebar daerah Manado

PLTD

BBM

PLN

3,5

2,4

2,0

374,7

328,8

245,8

1.

Tahuna

2.
3.

Total

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

6,5

PERENCANAAN SISTEM

PT PLN (Persero)

PLTG/GU/MG Minahasa Peaker


150 MW 2015/16

PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI UTARA


/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
GB
MG
M
D

/
/
/
/
/
/
/
/

U
G
P
A
GU
MG
M
D

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing / Rencana
PLTMG Existing/ Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
Kit Rencana

Likupang

ACSR 2x240 mm2


21 km - 2016
ACSR 1x240 mm
8 km - 2014

PLTA Sawangan
12 MW 2019

Teling

PLTD Bitung
57 MW

Paniki
ACSR 1x240 mm2
Ranomut 30 km - 2014

Bitung

Edit Desember 2013


Tasik Ria

Kema

PLTD Lopana
10 MW

Sawangan
U

Tomohon

PLTU Amurang
2x25 MW

P
P

Lopana

PLTU Sewa Amurang


2x25 MW 2016

U
U
D

PLTU Sulbagut 2
2x100 MW 2021/22

PLTU Sulut 3
2x50 MW - 2018

Tonsealama

Kawangkoan
ACSR 1x240 mm2 P
10 km - 2015

PLTP Lahendong I&II


2x20 MW
PLTP Lahendong III&IV
2x20 MW

PLTP Lahendong V & VI (FTP 2)


2x20 MW 2017/18
PLTU Sulut I (FTP1)
2x25 MW 2016/17

Buroko

ke
GI Isimu
(Gorontalo)

Lolak
Bintauna
A

PLTA Poigar 2
32 MW 2019

Otam
D

PLTD Kotamobagu
8 MW
ACSR 2x240 mm2
66 km - 2016

GORONTALO

ke
PLTU TLG
(Gorontalo)

ACSR 2x240 mm2


130 km - 2020

Molibagu

Gambar B6.1. Peta Kelistrikan di Provinsi Sulawesi Utara

B6.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara dalam beberapa tahun terakhir cukup tinggi pada kisaran
7,5% per tahun. Berdasarkan sumbangannya sektor PHR (Perdagangan, Hotel dan Restoran) masih menjadi
pendorong utama pertumbuhan ekonomi diikuti oleh sektor bangunan dan sektor pengangkutan dan komunikasi.

Pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir rata-rata mencapai 10,8% per tahun. Pertumbuhan
permintaan tenaga listrik terbesar adalah dari sektor bisnis dengan pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir
mencapai 16,8% dan sektor rumah tangga dengan pertumbuhan 10,0%.
Berdasarkan realisasi penjualan tenaga listrik dalam lima tahun terakhir dan dengan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio
elektrikasi, proyeksi kebutuhan listrik 2013 2022 diperlihatkan pada Tabel B6.2.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Sulawesi Utara merupakan daerah tujuan wisata dan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention,
Exhibition), sehingga akan menjadi salah satu faktor pendorong tingginya pertumbuhan sektor PHR dan sektor
pengangkutan dan komunikasi.

293

Tabel B6.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Provinsi Sulawesi Utara

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
(GWh)

2013

8,2

1.247

1.483

262

520.836

2014

8,5

1.418

1.669

293

569.836

2015

8,7

1.549

1.806

316

594.440

2016

8,7

1.704

1.969

343

616.506

2017

8,7

1.873

2.147

372

637.792

2018

8,7

2.053

2.348

405

656.356

2019

8,7

2.249

2.566

440

673.058

2020

8,7

2.462

2.803

479

688.814

2021

8,7

2.688

3.054

519

700.608

2022

8,7

2.935

3.327

563

711.324

Growth

8,6

10,5%

9,7%

9,1%

4,1%

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

B6.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi di Provinsi Sulawesi Utara
dilakukan dengan memperhatikan potensi energi primer setempat dan kondisi geogras serta sebaran
penduduknya, sebagai berikut.
Potensi Energi Primer
Sulawesi Utara memiliki potensi sumber energi terbarukan yang cukup besar berupa panas bumi hingga 700
MW yang tersebar di Lahendong, Tompaso dan Kotamobagu (Gunung Ambang). Dari potensi panas bumi
tersebut, yang sudah dieksploitasi adalah sebesar 80 MW diantaranya yaitu PLTP Lahendong unit 1, 2, 3 dan
4. Sedangkan sumber energi terbarukan yang berpotensi untuk dikembangkan dapat dilihat pada Tabel B6.3.
Tabel B6.3. Potensi Energi Primer di Sulawesi Utara
Potensi Tenaga Air

RUPTL

No

294

Nama Proyek

Lokasi

Potensi
(MW)

Interkoneksi ke
sistem

Jarak kit
ke sistem

Status

Poigar II

Wulurmahatus/Modoingding

30

Sistem Minahasa

Poigar III

Wulurmahatus/Modoingding

20

Sistem Minahasa

Woran

Woran/Tombasian

0,6

Sistem Minahasa

0,1

SSI

Morea

Morea/Belang

0,6

Sistem Minahasa

SSI

Molobog

Molobog/Kotabuan

0,6

Sistem Minahasa

SSI

Lobong II

Bilalang IV/Passi

0,5

Sistem Minahasa

SSI

Apado

Bilalang IV/Passi

0,3

Sistem Minahasa

0,55

SSI

Kinali

Otam/Pasi

1,2

Sistem Minahasa

SSI

Bilalang

Bilalang I/Pasi

0,3

Sistem Minahasa

0,4

SSI

10 Salongo

Salongo/Bolaang Uki

0,9

Sistem Minahasa

5,5

SSI

11 Tangangah

Tengangah/Bolaang Uki

1,2

Sistem Minahasa

1,2

SSI

12 Milangodaa I

Milangodaa I/ Bolaang Uki

0,7

Sistem Minahasa

4,5

FS Tahun 2008

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B6.3. Potensi Energi Primer di Sulawesi Utara


lanjutan
Lokasi

Potensi
(MW)

Interkoneksi ke
Sistem

Jarak kit
ke Sistem

Status

No

Nama Proyek

13

Milangodaa II

Milangodaa II/ Bolaang Uki

0,7

Sistem Minahasa

FS Tahun 2008

14

Pilolahunga

Mamalia/Bolaang Uki

0,8

Sistem Minahasa

2,5

SSI

15

Ulupeliang II

Ulung Peliang/Tamako

0,3

Sistem Tahuna

1,5

SSI

16

Belengan

Belengan/Manganitu

1,2

Sistem Tahuna

0,05

SSI

Potensi
(MW)

Interkoneksi ke
sistem

Jarak kit
ke sistem

Status

Jumlah Potensi Air

59,9

Potensi Panas Bumi


No

Nama Proyek

Lokasi

Lahendong V

Tompaso

20

Sistem Minahasa

On Going

Lahendong VI

Tompaso

20

Sistem Minahasa

On Going

Gunung Ambang

Kotamobagu

400

Sistem Minahasa

Pra FS

Jumlah Potensi Panas Bumi

440

Beberapa potensi tenaga air yang dapat dikembangkan menjadi PLTA dan terdapat di kawasan tersebut adalah
Poigar II (30MW), Poigar III (20 MW), namun masih terkendala oleh peraturan tentang kehutanan. Kendala lain
yang dihadapi untuk mengembangkan potensi panas bumi dan beberapa tenaga air yang cukup besar adalah
masalah status lahan dimana sebagian besar potensi tersebut berada di kawasan hutan cagar alam Gunung
Ambang di Kabupaten Bolaang Mongondow.
Untuk daerah Pulau-Pulau, sumber energi primer yang tersedia adalah tenaga angin dan radiasi matahari.
Karakteristik tenaga angin yang tidak kontinu dan radiasi matahari yang efektitasnnya rendah, memerlukan
penerapan PLTS maupun dan pembangkit tenaga angin (PLTBayu) dengan desain khusus, yaitu menggunakan
sistem hybrid dengan PLTD existing.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2022 direncanakan tambahan 18 unit
pembangkit baru dengan kapasitas total 733,3 MW. Jenis pembangkit yang akan dibangun meliputi PLTU,
PLTG/GU/MG, PLTA, PLTP dan PTMPD. Tabel B6.4 berikut menampilkan rincian rencana pengembangan
pembangkit di Provinsi Sulawesi Utara.
Tabel B6.4. Pengembangan Pembangkit di Sulawesi Utara

No

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD

Talaud

PLN

PLTU

2x3

2015/16

Minahasa Peaker

PLN

PLTG/MG/GU

150

2016

Sulut 1 (FTP 1)

PLN

PLTU

2x25

2016/17

Kotamobagu 1, 2 (FTP 2)

PLN

PLTP

2x20

2022

Kotamobagu 3, 4 (FTP 2)

PLN

PLTP

2x20

2022

Amurang

Sewa

XPLTU

2x25

2016

Duminanga

Swasta

PLTM

1x3.5

2017

Lahendong V (FTP 2)

Swasta

PLTP

20

2017

Lahendong VI (FTP 2)

Swasta

PLTP

20

2018

Unallocated

PLTA

12

2019

10

Sawangan

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pengembangan Pembangkit

295

Tabel B6.4. Pengembangan Pembangkit di Sulawesi Utara


lanjutan
No

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD

11

Poigar 2

Unallocated

PLTA

30

2019

12

Sulbagut 2

Unallocated

PLTU

2x100

2021/22

13

Tahuna

Unallocated

PTMPD

2x3.5

2016/17

14

Talaud

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2016/17

15

Siau

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2016/17

16

Sulut 3

Unallocated

PLTU

2x50

2018

Jumlah

733,3

Selain rencana pengembangan pembangkit pada daftar tersebut diatas, juga direncanakan pengembangan
pembangkit skala kecil yang berbasis energi terbarukan seperti PLTS jenis terkonsentrasi/komunal.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Pengembangan Transmisi
Kondisi beban sistem kelistrikan Sulut sudah cukup besar dan untuk menjangkau daerah yang semakin jauh,
direncanakan pengembangan transmisi menggunakan tegangan 150 kV dan 70 kV. Berdasarkan proyeksi
beban dan kondisi geogras di Sulawesi Utara, sampai dengan tahun 2022 jaringan transmisi 150 kV dan 70
kV yang akan dibangun sepanjang 626 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$69,2 juta seperti
ditampilkan pada Tabel B6.5.
Tabel B6.5. Pembangunan Transmisi 150 kV dan 70 kV
No.

Dari

Ke

Lopana

Teling (GIS)

Likupang

Bitung

Teling (GIS)

Ranomut Baru (Paniki)

kms

COD

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

96

2014

70 kV

1 cct, ACSR 1 x 240 mm2

32

2014

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

16

2014

Ranomut Baru (Paniki)

Tanjung Merah (Kema)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

60

2014

PLTU Sulut 1 (FTP1)

Incomer double phi (Lolak - Buroko)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

10

2016

Otam

Molibagu

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

132

2016

PLTG/MG Minahasa

Likupang

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

2016

Likupang

Paniki

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

42

2016

PLTP Lahendong V & VI Kawangkoan

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

10

2016

PLTU Sulut 3

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

20

2017

2018

206

2020

32

2022

Tanjung Merah (Kema)

11

PLTA Sawangan

Sawangan

70 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

12

GI Molibagu

PLTU TLG

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

151 kV

13

PLTP Kotamobagu

Otam
Jumlah

RUPTL

Konduktor

150 kV

10

296

Tegangan

3 cct, ACSR 2 x 240 mm

658

Pengembangan Gardu Induk (GI)


Rencana pengembangan transmisi dan GI sampai dengan tahun 2022 dapat dilihat pada Tabel B6.6. GI 150
kV tersebar di 17 lokasi dan GI 70 kV tersebar di 4 lokasi. Total kapasitas penambahan travo adalah sebesar
810 MVK. Dana investasi yang dibutuhkan sekitar USD 44.0 juta sebagaimana ditunjukkan pada Tabel B6.6.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B6.6. Pengembangan Gardu Induk

No

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

150/70 kV

Extension

60

2013

Kap. (MVA)

COD

Tomohon (IBT)

Sawangan

70/20 kV

Extension

30

2013

Bitung

70/20 kV

Extension

30

2013

Teling (GIS)

150/20 kV

New

30

2014

Kema/Tanjung Merah

150/20 kV

New

30

2014

Paniki

150/20 kV

New

30

2014

Teling (IBT)

150/70 kV

Extension

60

2014

Kawangkoan

150/20 kV

Extension

30

2014

Lopana

150/20 kV

Extension

30

2015

10

Bintauna (Town Feeder)

150/20 kV

New

10

2016

11

Paniki

150/20 kV

Extension

60

2016

12

Tomohon

70/20 kV

Extension

30

2016

13

Otam

150/20 kV

Extension

30

2016

14

Molibagu

150/20 kV

New

20

2016

15

Teling (GIS)

150/20 kV

Extension

60

2016

16

Likupang (IBT)

150/70 kV

New

60

2016

17

Tasik Ria

70/20 kV

Extension

30

2016

18

Tonsealama

70/20 kV

Uprating

30

2017

19

Kema/Tanjung Merah

150/20 kV

Extension

60

2018

20

Otam

150/20 kV

Extension

30

2020

21

Teling (GIS)

150/20 kV

Extension

60

2021

Jumlah

810

Pengembangan distribusi di Provinsi Sulawesi Utara dimaksudkan untuk memenuhi rencana tambahan
pelanggan baru sekitar 233 ribu sambungan sampai dengan tahun 2022 atau rata-rata 23.399 sambungan per
tahun. Pengembangan jaringan distribusi tersebut belum termasuk adanya rencana interkoneksi dari daratan
Sulawesi Utara dengan pulau kecil yang berdekatan, dimana dalam implementasinya akan didahului dengan
studi kelayakan dan studi dasar laut.
Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 2013 2022 termasuk untuk melistriki perdesaan
adalah 1.489 kms JTM, 2.114 kms JTR dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 739 MVA. Rincian
pengembangan distribusi ditampilkan pada tabel B6.7.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pengembangan Distribusi

297

Tabel B6.7. Rincian Pengembangan Distribusi

Tahun

JTM
(kms)

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

175

198

57

43.500

2014

191

284

66

49.000

2015

109

163

65

24.604

2016

113

168

66

22.066

2017

160

242

71

21.286

2018

152

231

72

18.563

2019

143

215

75

16.702

2020

155

216

78

15.757

2021

143

194

77

11.794

2022

149

203

113

10.717

2013 2022

1.489

2.114

739

233.988

B6.4 Sistem Kelistrikan di Kepulauan


Gugusan kepulauan di Sulawesi Utara merupakan bagian dari Sabuk Wallacea dimana sebagian pulau memiliki
gunung berapi. Jarak antar pulau cukup jauh dan transportasi laut yang digunakan masih sebatas kapal motor
berkapasitas kecil, kecuali untuk Pulau Sangihe, Talaud, dan Siau. Akses untuk mendapatkan energi primer dari
luar sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca terutama gelombang laut.
Di Kabupaten Kepulauan Talaud terdapat empat pulau terdepan dari wilayah NKRI, yakni Pulau Miangas,
Marore, Marampit dan Pulau Karatung. Mengingat letaknya yang sangat strategis bagi NKRI, kecukupan dan
keandalan pasokan listrik PLN yang telah ada akan ditingkatkan dengan membangun PLTU Talaut dan pusat
listrik tenaga surya (PLTS) dengan sistem hybrid (PLTS-PLTD). Saat ini PLTS sudah beroperasi di Pulau Miangas,
Pulau Marore dan Pulau Marampit dengan total kapasitas 3 MWp.

B6.5 Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
dengan tahun 2022 adalah seperti pada Tabel B6.8.
Tabel B6.8. Rangkuman

RUPTL

Tahun

298

Energi Sales
(GWh)

Produksi Energi
(GWh)

Beban
Puncak (MW)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi Investasi
(kms)
(juta US$)

2013

1.247

1.483

262

120

19

2014

1.418

1.669

293

180

204

47

2015

1.549

1.806

316

30

21

2016

1.704

1.969

343

234

300

195

232

2017

1.873

2.147

372

54

30

20

149

2018

2.053

2.348

405

120

60

221

2019

2.249

2.566

440

42

76

2020

2.462

2.803

479

30

206

40

2021

2.688

3.054

519

100

60

154

2022

2.935

3.327

563

180

267

734

810

626

1.227

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

LAMPIRAN B.7
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

B7.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Sistem ketenagalistrikan di Provinsi Sulawesi Tengah secara umum terdiri dari sistem interkoneksi 70 kV dan
sistem kelistrikan 20 kV. Sistem interkoneksi 70 kV saat ini terdapat pada Sistem Palu yang menghubungkan
pusat-pusat pembangkit di Sistem Palu melalui dua gardu induk yaitu GI Talise dan GI Parigi. Sistem interkoneksi
70 kV Palu melayani Kota Palu sebagai ibukota Provinsi, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi dan sebagian
Kabupaten Parigi Moutong.
Untuk sistem kelistrikan yang dipasok melalui jaringan 20 kV meliputi sistem Poso, sistem Tentena, sistem
Kolonedale, Sistem Bungku, Sistem Luwuk Toili, Sistem Ampana Bunta, Sistem Toli-toli, Sistem MoutongKotaraya, Sistem Leok, Sistem Bangkir, dan beberapa Sistem isolated tersebar lainnya.
Sampai dengan Triwulan III tahun 2013 sistem kelistrikan Provinsi Sulawesi Tengah dipasok oleh pusat-pusat
pembangkit meliputi PLTU, PLTD dan PLTA/M dengan total kapasitas terpasang sebesar 266 MW dengan
komposisi pembangkit masih didominasi oleh PLTD berbahan bakar HSD sebesar 215 MW atau 80% dari
total kapasitas pembangkit diikuti oleh PLTU sebesar 27 MW. Sedangkan pembangkit hydro meliputi PLTM
sebesar 14,8 MW dan suplai PLTA Poso sebesar 10 MW. Belum maksimalnya evakuasi daya dari PLTA Poso
ke Sistem Palu disebabkan oleh belum selesainya pembangunan jaringan Transmisi 150 kV Poso-Palu dan IBT
275/150 kV di Tentena. PLTA Poso saat ini praktis hanya memasok Sistem Poso dan Sistem Tentena dengan
memanfataakan trafo 11/20 kV - 12,5 MVA yang berada di PLTA Poso.
Tabel B7.1 berikut adalah rincian pembangkit existing di Provinsi Sulawesi Tengah, sedangkan Gambar B7.1
memperlihatkan peta sistem kelistrikan existing Sulawesi Tengah dan rencana pengembangannya.
Tabel B7.1. Sistem Kelistrikan Provinsi Sulawesi Tengah

No
1

Sistem

2. Tentena

3. Luwuk-Toili
4. Ampana-Bunta
5. Toli-toli

RUPTL

PLTD

BBM

PLN

PLTU

Batubara

IPP

PLTD

BBM

PLTA/M

Air

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

102,7

73,5

27,0

27,0

PLN

7,7

5,9

PLN

7,6

7,6

85,8

Sistem Grid 20 kV
1. Poso

300

Pemilik

Sistem Interkoneksi 150/70 kV


1.Sistem Palu-Parigi

Jenis Bahan
Bakar

Jenis

6. Moutong - Kotaraya

PLTD

BBM

PLN

4,1

0,9

PLTA/M

Air

Swasta

5,0

5,0

PLTD

BBM

PLN

19,5

13,2

PLTA/M

Air

PLN/IPP

5,4

5,4

PLTD

BBM

PLN

7,9

5,1

PLTA/M

Air

PLN

3,3

3,3

PLTD

BBM

PLN

12,7

7,2

PLTA/M

Air

PLN

1,6

1,6

PLTD

BBM

PLN

12,3

6,3

PLTA/M

Air

PLN

2,0

1,0

9,1
4,8
17,8
7,0
8,1
6,3

7. Kolonedale

PLTD

BBM

PLN

6,8

5,4

4,6

8. Bungku

PLTD

BBM

PLN

7,3

4,9

2,5

9. Banggai

PLTD

BBM

PLN

3,3

2,0

1,7

10.Leok

PLTD

BBM

PLN

8,4

5,4

4,1

11. Bangkir

PLTD

BBM

PLN

5,0

2,8

1,7

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B7.1. Sistem Kelistrikan Provinsi Sulawesi Tengah


lanjutan
No.

Sistem

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Beban
Puncak
(MW)

Daya
Mampu
(MW)

Kapasitas
Terpasang
(MW)

12.Isolated Tersebar
Area Palu

PLTD

BBM

PLN

4,8

2,9

2,2

13.Isolated Tersebar
Area Luwuk

PLTD

BBM

PLN

9,5

6,7

5,5

14.Isolated Tersebar
Area Toli-Toli

PLTD

BBM

PLN

2,9

1,7

1,5

266,7

194,6

162,7

Total

PLTU Tolitoli
3x15 MW 2016/17

KALIMANTAN
TIMUR

Leok

Tolitoli
ACSR 2x240 mm2
90 km 2016

ACSR 2x240 mm2


108 km - 2016

Bangkir

GORONTALO

ke
GI Marisa
(Gorontalo)

Moutong

ACSR 2x240 mm2


100 km 2017

ACSR 2x240 mm2


110 km - 2016

SULAWESI
UTARA

Tambu

PLTU Tawaeli Ekspansi


2x15 MW 2016

PLTU Palu 3
2x50 MW 2018

PLTP Bora Pulu (FTP 2)


55 MW 2022

Silae

PLTD Silae
45 MW

PLTU Ampana
2x3 MW2016

PLTP Marana/Masaingi (FTP2)


20 MW - 2022
U U
P
D

Talise
ACSR 1x240 mm2
15 km - 2014

ACSR 1x240 mm2


Palu P
25 km - 2014 Baru

ke
GI Pasangkayu
(Sulbar)

Bunta

ACSR 2x240 mm2


95 km 2017

Ampana

ACSR 2x240 mm2


85 km 2022

ACSR 1x240 mm2


119 km - 2014

Poso

ACSR 2x240 mm2


124 km 2017

Toili
G

ACSR 1x240 mm2


80 km - 2014

PLTU Luwuk
2x10 MW2016

Luwuk

ACSR 2x240 mm2


82 km - 2017

ACSR 2x240 mm2


90 km - 2016

PLTG/MG Luwuk Peaker


2x10 MW2016/18

PLTA Poso
3x65 MW
A

SULAWESI
BARAT

SULAWESI
SELATAN

Tentena

Kolonedale

PT PLN (Persero)

PERENCANAAN SISTEM
PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

ke
GI Wotu
(Sulsel)

ACSR 2x240 mm2


90 km - 2018
Bungku

SULAWESI
TENGGARA

/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
MG
M
D

/
/
/
/
/
/
/
/

U
G
P
A
GU
MG
M
D

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing / Rencana
PLTMG Existing/ Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
Kit Rencana

Edit Desember 2013

Gambar B7.1. Sistem Kelistrikan di Sulawesi Tengah

B7.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Sulawesi Tengah


Dengan penerapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kota Palu, maka ke depan perekonomian Sulawesi
Tengah dipastikan akan meningkat. Hampir seluruh sektor eknomi akan tumbuh ke arah yang positif. Agar
KEK dapat berjalan baik, maka pasokan listrik perlu diperkuat guna mendukung program Pemerintah tersebut.
Beberapa proyek komoditas KEK Palu diantaranya smelter nikel, pengolahan kakao, pengolahan karet,
pengolahan rumput laut, perakitan alat berat, dan pengolahan akhir produk elektrik.
Memperhatikan data penjualan tenaga listrik dalam lima tahun terakhir dan dengan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio
elektrikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2013 2022 diberikan pada Tabel B7.2.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

PLTA Poso 2
2x66 MW 2021/22

301

Tabel B7.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
(GWh)

Produksi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

2013

9,6

787

885

177

Pelanggan
445.194

2014

10,1

892

1.001

199

483.394

2015

10,2

1.001

1.122

221

512.794

2016

10,2

1.115

1.248

244

540.770

2017

10,2

1.239

1.384

269

568.009

2018

10,2

1.373

1.530

295

594.458

2019

10,2

1.518

1.689

323

620.063

2020

10,2

1.678

1.862

354

645.658

2021

10,2

1.847

2.046

385

668.524

2022

10,2

2.033

2.247

420

691.273

Growth

10,1

11,5%

11,3%

10,4%

5,7%

B7.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Sulawesi Tengah dilakukan
dengan memperhatikan potensi energi primer setempat termasuk pola sebaran penduduknya sebagai berikut.
Potensi Energi Primer
Potensi ini meliputi tenaga air, gas alam dan panas bumi. Untuk panas bumi, diprediksi sebesar 380 MWe dapat
dikembangkan. Namun, potensi ini sebagian masih bersifat spekulatif. Potensi tenaga air yang besar adalah
DAS Poso yang dapat dikembangkan menjadi PLTA skala besar hingga 575 MW. Menurut Indonesia Energy
Outlook and Statistic 2006 yang dibuat oleh Pengkajian Energi Universitas Indonesia, di Sulawesi Tengah juga
terdapat potensi tenaga air skala kecil yang tersebar di Poso, Palu, Tentena, Taripa, Tomata, Moutong, Luwuk,
Bunta, Tataba-Bulagi, dengan kapasitas total sekitar 64 MW. Namun demikian, terdapat tantangan dalam
pengembangan PLTM karena jarak antara lokasi PLTM ke pusat beban cukup jauh. Masih menurut Energy
Outlook tersebut, di Sulawesi Tengah juga terdapat potensi tenaga panas bumi yang cukup besar dan tersebar
di Donggala dan Poso hingga lebih dari 500 MWe, dengan status resource masih speculative serta reserve
possible, sehingga masih memerlukan studi lebih lanjut.
Sedangkan potensi gas alam di Sulawesi Tengah cukup besar yaitu di Donggi dan Senoro di Kabupaten Luwuk.
Namun yang dialokasikan untuk pembangkit listrik sekitar 25 mmscfd.
Rencana Pengembangan Pembangkit

RUPTL

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2022, direncanakan tambahan kapasitas
pembangkit sekitar 531,8 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada Tabel B7.3.

302

Pengembangan pembangkit di Sulawesi Tengah diprioritaskan menggunakan energi terbarukan utamanya


PLTA, mengingat potensinya yang sangat besar. Namun demikian, mengingat Sistem Palu akan terinterkoneksi
dengan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka untuk mengisi kekurangan kapasitas akan dibangun juga
PLTU Batubara. Untuk daerah yang mempunyai potensi gas dan mini hidro, akan dikembangkan juga PLTMG
dan PLTM untuk memenuhi kebutuhan beban setempat.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B7.3. Pengembangan Pembangkit Sulawesi Tengah

No

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD

Ampana

PLN

PLTU

2x3

2016

Buleleng (APBN)

PLN

PLTM

1,2

2016

Luwuk

PLN

PLTU

2x10

2016

Tolitoli

PLN

PLTU

3x15

2016/17

Sakita

Swasta

PLTM

2014

PLTM Tersebar Sulteng

Swasta

PLTM

35,2

2014/15/16/17

Wawopada

Swasta

PLTM

6,5

2014/15

Lambangan

Swasta

PLTM

2014/15

Tawaeli Ekspansi

Swasta

PLTU

2x15

2016

10

Poro Kabalo

Swasta

PLTM

2,5

2017

11

Tomasa

Swasta

PLTM

10

2017/18

12

Yaentu

Swasta

PLTM

10

2017/18

13

Marana/Masaingi (FTP 2)

Swasta

PLTP

2x10

2022

14

Bora Pulu (FTP 2)

15

Sawidago 3

Swasta

PLTP

55

2022

Unallocated

PLTM

1,6

2016

16

Luwuk Peaker

Unallocated

PLTG/MG

20

2016/18

17

Morowali

Unallocated

PLTG/MG

20

2016/18

18

Palu 3

Unallocated

PLTU

2x50

2017

19

Poso 2

Unallocated

PLTA

2x66

2021/22

20

Tolitoli

Unallocated

PTMPD

2x3.5

2015

21

Leok

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2016

22

Banggai

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2016/17

Jumlah

531,8

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk

Di Sulteng akan dikembangkan dua sistem interkoneksi yaitu sistem Palu Parig Poso yang akan menyatu
dengan Sistem Sulselrabar, dan Sistem Tolitoli yang akan menyatu dengan Sistem Gorontalo Sulut. Untuk
evakuasi daya dari PLTA Poso ke Palu, sedang dibangun transmisi 150 kV. Panjang saluran transmisi baru
yang akan dibangun untuk kedua sistem tersebut selama periode 2013 2022 adalah 2.490 kms dengan
kebutuhan dana investasi sekitar US$ 291 juta seperti ditampilkan dalam Tabel B7.4.
Tabel B7.4. Pembangunan Transmisi di Sulawesi Tengah
No
1

Dari
PLTA Poso (Tentena)

Ke
Poso

Tegangan
150 kV

Konduktor

kms

COD

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

80

2013

Palu Baru

Silae

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

50

2014

Palu Baru

Talise

70 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

30

2014

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

238

2014

70 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

14

2015

Poso

Palu Baru

PLTU Tawaeli Ekspansi

TIP 24 (Talise-Parigi)

PLTU Luwuk - GI Luwuk Luwuk

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

60

2016

PLTMG Luwuk

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

180

2016

90

2016

Luwuk

PLTU Palu 3

Palu Baru

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

Moutong

Incomer Single phi


(Tolitoli-Bangkir)

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

220

2016

Toli-toli

Leok

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

216

2016

10

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pengembangan Transmisi

303

Tabel B7.4. Pembangunan Transmisi di Sulawesi Tengah


lanjutan
No.

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

180

2016

200

2017

11

Toli-toli

Bangkir

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

12

Tambu

Bangkir

150 kV

1 cct, ACSR 2 x 240 mm2


2

13

Poso

Ampana

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

248

2017

14

Bunta

Luwuk

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

190

2017

15

Kolonedale

Incomer single phi


Poso-Ampana

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

164

2017

16

Kolonedale

Bungku

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

180

2018

17

Ampana

Bunta

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

170

2022

18

PLTP Borapulu (FTP2)

Incomer double phi


(Palu Baru-Poso)

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

40

2022

Jumlah

2.490

Pengembangan Gardu Induk


Penambahan dan perluasan gardu induk untuk menyalurkan daya listrik ke pusat beban selama periode
2013 2022 adalah 910 MVA meliputi GI 150 kV dan 70 kV, termasuk IBT 275/150 kV. Dana investasi
yang dibutuhkan sekitar US$ 72.2 juta belum termasuk kebutuhan dana investasi untuk pembangunan GI
pembangkit, sebagaimana diperlihatkan pada tabel B7.5.
Tabel B7.5. Pengembangan GI

RUPTL

No

304

Nama Gardu Induk

Talise

Palu Baru

Poso

Tentena IBT

Tegangan

New/Extension

70/20 kV

Extension

Kap. (MVA)
30

2013

COD

150/20 kV

New

30

2014

150/20 kV

New

30

2014

275/150 kV

New

180

2014

Tentena

150/20 kV

New

10

2014

Silae

150/20 kV

New

30

2014

Silae

150/20 kV

Extension

30

2015

Palu Baru

150/20 kV

Extension

30

2015

Parigi

70/20 kV

Extension

30

2015

10

Toli-Toli

150/20 kV

New

30

2016

11

Moutong

150/20 kV

New

30

2016

12

Luwuk

150/20 kV

New

30

2016

13

Moilong

150/20 kV

New

20

2016

14

Poso

150/20 kV

Extension

30

2016

15

Bangkir

150/20 kV

New

20

2016

16

Leok/Buol

150/20 kV

New

20

2017

17

Tambu

150/20 kV

New

20

2017

18

Talise (IBT)

150/20 kV

Relokasi

30

2017

19

Ampana

150/20 kV

New

20

2017

20

Talise

70/20 kV

Extension

30

2017

21

Kolonedale

150/20 kV

New

30

2017

22

Silae

150/20 kV

Extension

60

2017

23

Luwuk

150/20 kV

Extension

30

2018

24

Tentena

150/20 kV

Extension

30

2018

25

Bunta

150/20 kV

New

20

2018

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B7.5. Pengembangan GI


lanjutan
No

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/Extension

Kap. (MVA)

COD

26

Bungku

150/20 kV

New

30

2018

27

Palu Baru

150/20 kV

Extension

30

2021

910
Pengembangan Distribusi
Seiring dengan rencana pengembangan sistem transmisi dan gardu induk di atas, juga akan dibangun jaringan
distribusi untuk melayani listrik pedesaan. Sampai dengan tahun 2022, jaringan distribusi yang akan dibangun
sekitar 1.227 kms JTM, 1.471 kms JTR dan 768 MVA trafo distribusi. Pengembangan sistem distribusi
tersebut untuk melayani tambahan pelanggan baru sekitar 291 ribu pelanggan sampai dengan tahun 2022
atau rata-rata 29.158 pelanggan per tahun. Rincian pengembangan distribusi dapat dilihat pada Tabel B7.6.
Tabel B7.6. Rincian Pengembangan Distribusi
JTM
(kms)

Tahun

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

130

210

34

45.500

2014

146

166

64

38.200

2015

86

97

66

29.400

2016

90

103

67

27.976

2017

133

148

73

27.239

2018

134

144

78

26.449

2019

133

143

81

25.605

2020

130

157

87

25.595

2021

120

148

88

22.866

2022

125

155

130

22.749

1.227

1.471

768

291.579

2013 2022

Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan dana investasi
sampai dengan tahun 2022 diperlihatkan pada Tabel B7.7.
Tabel B7.7. Rangkuman

Tahun

Energy
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Pembangkit
(MW)

2013

787

885

177

30

80

20

2014

892

1.001

199

280

318

88

2015

1.001

1.122

221

28

90

14

95

2016

1.115

1.248

244

109

160

886

319

2017

1.239

1.384

269

161

210

802

407

2018

1.373

1.530

295

20

110

180

75

2019

1.518

1.689

323

13

2020

1.678

1.862

354

14

2021

1.847

2.046

385

66

30

114

2022

2.033

2.247

420

141

210

329

532

910

2.490

1.473

Jumlah

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

B7.4. Ringkasan

305

Tabel B7.7. Rangkuman

Tahun
2013

Energi
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Pembangkit
(MW)

787

885

177

30

80

20

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

2014

892

1.001

199

280

318

88

2015

1.001

1.122

221

28

90

14

95

2016

1.115

1.248

244

109

160

886

319

2017

1.239

1.384

269

161

210

802

407

2018

1.373

1.530

295

20

110

180

75

2019

1.518

1.689

323

13

2020

1.678

1.862

354

14

2021

1.847

2.046

385

66

30

114

2022

2.033

2.247

420

RUPTL

Jumlah

306

GI
(MVA)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

141

210

329

532

910

2.490

1.473

LAMPIRAN B.8
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI GORONTALO

B8.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Sistem ketenagalistrikan di Provinsi Gorontalo saat ini secara keseluruhan merupakan bagian dari sistem
interkoneksi 150 kV Sulbagut yaitu sistem yang menghubungakan sistem kelistrikan 150 kV dan 70 kV
Minahasa di Provinsi Sulawesi Utara dengan sistem kelistrikan 150 kV Provinsi Gorontalo.
Sistem interkoneksi 150 kV Sulbagut melayani beberapa Kota dan Kabupaten di Provinsi Gorontalo yaitu
Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten
Pohuwatu, dan Kabupaten Boalemo melalui empat gardu induk yaitu GI Botupingge, GI Isimu, GI Marisa dan
GI Buroko.
Sistem kelistrikan tersebut dipasok dari beberapa pembangkit di Provinsi Gorontalo sebagai bagian dari sistem
interkoneksi Sulbagut. Sistem ini meliputi PLTD, PLTM dan PLTU dengan kapasitas terpasang sebesar 62.7 MW,
terdiri dari PLTD HSD 49.5 MW, diikuti PLTU 10 MW dan PLTM 3.2 MW. Daya mampu pembangkit di Gorontalo
saat ini sebesar 55.2 MW sedangkan beban puncak tertinggi Gorontalo yang pernah dicapai sampai dengan
Triwulan III tahun 2013 adalah sebesar 64.4 MW. Kondisi ini menyebabkan adanya aliran daya dari Sulawesi
Utara ke Gorontalo melalui jaringan transmisi 150 kV untuk memenuhi kebutuhan listrik di Gorontalo. Adanya
tambahan PLTU IPP Molotabu unit 2 sebesar 10 MW pada awal tahun 2014 diharapkan akan menambah daya
mampu sistem pembangkitan di Gorontalo dan mengurangi konsumsi BBM dari pembangkit PLTD. Tabel B8.1
berikut adalah rincian pembangkit existing di Provinsi Gorontalo, sedangkan gambar B8.1 adalah peta sistem
kelistrikan existing Gorontalo dan rencana pengembangannya.
Tabel B8.1. Sistem Kelistrikan Provinsi Gorontalo

No
1

Sistem

Jenis Bahan
Bakar

Jenis

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Pemilik

Daya
Mampu
(MW)

Sistem Interkoneksi 150/70 kV


1. Gorontalo

PLTD

BBM

PLN

PLTM

Air

PLN/IPP

PLTU

Batubara

IPP

49,6

Total

42,0

3,2

3,2

10,0

10,0

62,8

55,2

ke
GI Buroko
(Sulut)

Isimu
ACSR 2x240 mm2
90 km - 2016

RUPTL

Moutong

PLTU Gorontalo Energy


2x6 MW 2014
D

Marisa
Tilamuta
G

PLTD Talaga
24 MW

Botupingge

PLTU Sulbagut 3
2x30 MW 2018

PERENCANAAN SISTEM
PETA JARINGAN PROPINSI GORONTALO

/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
MG
M
D

/
/
/
/
/
/
/
/

U
G
P
A
GU
MG
M
D

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing / Rencana
PLTMG Existing/ Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
Kit Rencana

Edit Desember 2013

Gambar B8.1. Peta Rencana Pengembangan Sistem 150 kV Gorontalo

.
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

SU
U

PLTU Molotabu
2x10 MW 2013

PLTG/MG/GU Gorontalo Peaker


100 MW 2017

PT PLN (Persero)

64,4

Buroko

PLTU Sulbagut 1
2x50 MW 2019/20

ACSR 1x240 mm2


7 km - 2015

ke
GI Moutong
(Sulteng)

64,4

PLTU Gorontalo (FTP1)


2x25 MW 2015

SULAWESI
TENGAH

308

Beban
Puncak
(MW)

ACSR 2x240 mm2


103 km - 2020

B8.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Gorontalo


Pembangunan proyek infrastruktur termasuk fasilitas umum di Provinsi Gorontalo terus dipacu untuk dapat
mengejar ketertinggalan dari Provinsi lain. Pemerintah daerah juga meluncurkan berbagai program unggulan
berbasis potensi daerah setempat agar ekonomi dapat tumbuh lebih cepat. Pada beberapa tahun terakhir,
ekonomi Gorontalo berhasil tumbuh signikan mencapai rata-rata di atas 7% per tahun. Hal ini menyebabkan
kebutuhan pasokan listrik meningkat secara signikan.
Memperhatikan perkembangan penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan dengan
mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi setempat, pertambahan jumlah penduduk serta target peningkatan
rasio elektrikasi, kebutuhan listrik 2013 - 2022 diperkirakan akan tumbuh seperti ditunjukkan pada Tabel B8.2.
Tabel B8.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Growth

8,0
8,4
8,5
8,5
8,5
8,5
8,5
8,5
8,5
8,5
8,4

Penjualan
(GWh)
336
380
429
486
550
624
709
806
917
1.044
13,5%

Produksi
(GWh)
385
433
486
546
615
696
788
894
1.015
1.154
13,0%

Beban Puncak
(MW)
68
76
86
96
108
121
137
155
176
199
12,8%

Pelanggan
171.799
192.299
202.413
211.587
221.354
230.115
239.485
247.788
256.714
264.519
5,9%

B8.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di Gorontalo dalam jumlah yang cukup dan andal,
direncanakan akan dibangun beberapa proyek pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi, dengan
memperhatikan potensi energi primer setempat.

Di Gorontalo terdapat potensi tenaga air dan panas bumi, walaupun tidak terlalu besar namun mempunyai
peluang untuk dikembangkan. Menurut Energy Outlook and Statistic 2006 potensi tenaga air skala kecil
terdapat di Suwawa dan Sumalata dengan potensi total sekitar 8MW. Sedangkan potensi panas bumi terdapat
di Lobong dan Limboto sekitar 14MW.
Pengembangan Pembangkit
Posisi Gorontalo relatif dekat dengan Pulau Kalimantan yang merupakan sumber utama batubara sehingga di
Gorontalo direncanakan akan dibangun beberapa PLTU batubara, baik oleh PLN maupun oleh swasta. Selain itu
juga direncanakan akan dibangun PLTG/MG peaker3 untuk memenuhi kebutuhan beban puncak. Sampai dengan
tahun 2022, tambahan kapasitas pembangkit yang akan dibangun sekitar 345 MW dengan perincian seperti
ditampilkan pada tabel B.8.3.
Mengenai rencana pengembangan tenaga air yang merupakan energi bersih terbarukan, selain dari yang sudah
terdaftar dalam tabel B8.3, tetap dimungkinkan untuk dikembangkan PLTM lain selama hal itu sesuai dengan
kebutuhan beban, atau dapat direncanakan sebagai pengganti pembangkit BBM sesuai peranannya dalam
sistem kelistrikan.

Berbahan bakar gas LNG

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Potensi Energi Primer

309

Tabel B8.3. Pengembangan Pembangkit

No

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas (MW)

COD

Gorontalo (FTP 1)

PLN

PLTU

2x25

2015

Molotabu

Swasta

PLTU

2x10

2013

Gorontalo Energy*

Swasta

PLTU

2x6

2014

Taludaa I

Swasta

PLTM

2015

Gorontalo Peaker

Unallocated

PLTG/MG/GU

100

2017

Sulbagut 3

Unallocated

PLTU

2x30

2018

Sulbagut 1

Unallocated

PLTU

2x50

2019/20

Jumlah

345

*) Terkendala
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Pengembangan Transmisi
Seiring dengan rencana pembangunan PLTU dan rencana interkoneksi dengan Sistem Tolitoli dan sekitarnya
serta untuk menyalurkan daya dari pusat pembangkit ke pusat beban, direncanakan pengembangan saluran
transmisi 150 kV sepanjang 230 kms dengan biaya investasi sekitar US$ 27,2 juta sebagaimana ditampilkan
pada Tabel B8.4.
Peta rencana pengembangan transmisi 150 kV sistem Gorontalo sebagaimana ditunjukkan pada Gambar B8.1.
Tabel B8.4. Pengembangan Transmisi 150 kV
No.

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

PLTU TLG
(Molotabu) (IPP)

Incomer single phi


Botupingge-Isimu

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

30

2014

Marisa

Moutong

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

180

2016

New PLTG
(Marisa)

Marisa

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

20

2017

230
Pengembangan Gardu Induk
Sampai dengan tahun 2022 akan dibangun gardu induk (GI) 150kV termasuk perluasan dan penambahan trafo
tersebar di 7 lokasi dengan kapasitas keseluruhan 200 MVA dan dana investasi yang dibutuhkan sekitar US$
14 juta belum termasuk kebutuhan dana investasi untuk pembangunan GI pembangkit, seperti pada tabel B8.5.
Tabel B8.5. Pengembangan GI

RUPTL

No

310

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/ Extension

Kap. (MVA)

COD

PLTU Gorontalo

150/20 kV

New

20

2014

Botupingge

150/20 kV

Extension

60

2015

Isimu

150/20 kV

Extension

30

2015

GI Gorontalo Baru

150/20 kV

New

30

2018

Botupingge

150/20 kV

Extension

60

2020

Isimu

150/20 kV

Extension

30

2020

Tilamuta

150/20 kV

New

30

2020

Marisa

150/20 kV

Extension

30

2022

290

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Pengembangan Distribusi
Sampai dengan tahun 2022 direncanakan penambahan pelanggan baru sekitar 114 ribu sambungan. Untuk
mendukung rencana tersebut, diperlukan pembangunan jaringan distribusi termasuk untuk melistriki daerah
perdesaan yaitu JTM sepanjang 687 kms, JTR sekitar 1.146 kms dan tambahan trafo distribusi sekitar
197 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel B8.6.
Tabel B8.6. Rincian Pengembangan Distribusi
JTM
kms

Tahun

JTR
kms

Trafo
MVA

Pelanggan

2013

70

117

11

22.000

2014

80

133

16

20.500

2015

47

78

16

10.114

2016

50

84

17

9.174

2017

78

130

19

9.767

2018

77

128

20

8.760

2019

75

124

22

9.371

2020

73

122

22

8.303

2021

67

112

22

8.926

2022

70

117

32

7.805

687

1.146

197

114.720

2013 - 2022

B8.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
dengan tahun 2022 adalah seperti tersebut dalam Tabel B8.7.
Tabel B8.7. Rangkuman
Energi Sales
(GWh)

Produksi Energi
(GWh)

Beban
Puncak (MW)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

2013

336

385

68

20

45

2014

380

433

76

12

20

30

36

2015

429

486

86

53

90

104

2016

486

546

96

180

26

2017

550

615

108

100

20

78

2018

624

696

121

60

30

114

2019

709

788

137

50

81

2020

806

894

155

50

120

87

2021

917

1.015

176

2022

1.044

1.154

199

30

345

290

230

584

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

311

LAMPIRAN B.9
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

B9.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Sistem kelistrikan Provinsi Sulawesi Selatan saat ini terdiri dari sistem interkoneksi 70kV, 150 kV dan 275 kV
serta sistem isolated 20 kV. Sistem interkoneksi tersebut merupakan bagian dari sistem interkoneksi Sulawesi
Bagian Selatan (Sulbagsel) yang dipasok dari PLTU, PLTA, PLTG/GU, PLTD dan PLTMH. Transmisi 275 kV
digunakan untuk menstransfer energi dari PLTA Poso ke Sistem Sulselbar melalui GI Palopo. Sedangkan sistem
kecil isolated 20 kV di Pulau-Pulau seperti Selayar, dipasok dari PLTD setempat. Daya mampu pembangkit yang
ada adalah 1.223 MW, sedangkan beban puncak pada tahun 2013 adalah sebesar 802 MW 4. Jumlah gardu
induk eksisting di Sulsel adalah 33 buah dengan kapasitas total 1.583 MVA. Untuk sistem kelistrikan di Pulau
Selayar, sepenuhnya dilayani PLTD BBM dengan daya mampu pembangkit sekitar 5,1 MW dan beban puncak
hanya 4,2 MW.
Tabel B9.1 berikut adalah rincian pembangkit existing di Provinsi Sulawesi Selatan, sedangkan Gambar B9.1
adalah peta sistem kelistrikan existing Provinsi Sulawesi Selatan dan rencana pengembangannya.
Tabel B9.1. Sistem Kelistrikan Provinsi Sulawesi Selatan

No

RUPTL

314

Jenis

Jenis
Bahan
Bakar

Pemilik

Bakaru 1

PLTA

Air

PLN

63,0

63,0

63,0

Bakaru 2

PLTA

Air

PLN

63,0

63,0

63,0

Bili Bili

PLTA

Air

PLN

20,0

20,0

20,0

Sawitto

PLTM

Air

PLN

1,6

1,0

0,5

Balla

PLTM

Air

PLN

0,0

0,7

0,6

Kalukku

PLTM

Air

PLN

0,0

1,3

0,4

Barru #1

PLTU

Batubara

PLN

50,0

0,0

Barru #2

PLTU

Batubara

PLN

50,0

45,0

Westcan

PLTG

BBM

PLN

14,4

8,0

Alsthom 1

PLTG

BBM

PLN

21,3

8,0

Alsthom 2

PLTG

BBM

PLN

20,1

0,0

GE 1

PLTG

BBM

PLN

33,4

0,0

GE 2

PLTG

BBM

PLN

33,4

20,0

Mitsubishi 1

PLTD

BBM

PLN

12,6

8,0

Sistem/Pembangkit
Sulsel

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
(MW)

Mitsubishi 2

PLTD

BBM

PLN

12,6

8,0

SWD 1

PLTD

BBM

PLN

12,4

0,0

SWD 2

PLTD

BBM

PLN

12,4

0,0

Beban
Puncak
(MW)

40,0

GT 11

PLTG

Gas

IPP

42,5

42,5

GT 12

PLTG

Gas

IPP

42,5

42,5

ST 18

PLTGU

IPP

50,0

50,0

48,0

GT 21

PLTG

Gas

IPP

60,0

60,0

58,0

GT 22

PLTG

Gas

IPP

60,0

60,0

60,0

ST 28

PLTGU

IPP

60,0

60,0

Suppa

PLTD

BBM

IPP

62,2

62,2

Jeneponto#1

PLTU

Batubara

IPP

100,0

100,0

100,0

Jeneponto#2

PLTU

Batubara

IPP

100,0

100,0

100,0

Tangka Manipi

PLTA

Air

IPP

10,0

10,0

9,7

Malea

PLTA

Air

IPP

7,0

7,2

7,2

Beban Sistem Interkoneksi di Sulsel, September 2013

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

42,0

Tabel B9.1. Sistem Kelistrikan Provinsi Sulawesi Selatan


Lanjutan
Pemilik

Poso 1

PLTA

Air

IPP

65,0

60,0

53,0

Poso 2

PLTA

Air

IPP

65,0

60,0

53,0

Poso 3

PLTA

Air

IPP

65,0

60,0

Sungguminasa

PLTD

BBM

PLN

20,0

20,0

Isolated

PLTD

BBM

Swasta

50,0

50,0

40,0

Tallasa

PLTD

BBM

Swasta

110,0

105,0

20,0

Tallo Lama

PLTD

BBM

Swasta

20,0

20,0

8,6

Sewatama
Masamba

PLTD

BBM

Swasta

5,0

5,0

5,0

Makale

PLTD

BBM

Swasta

0,0

0,0

Palopo

PLTD

BBM

Swasta

0,0

0,0

Masamba

PLTD

BBM

Swasta

Mamuju

PLTD

BBM

PLN

6,5
1.421

802

PLTD

BBM

PLN

7,2

5,1

4,2

Malili

PLTD/
PLTA

BBM/Air

PLN/
Swasta

9,2

6,5

5,0

16,4

11,6

9,2

1.437

1.235

811

Pangkep

(Sulteng)

SULAWESI
BARAT

Tonasa
ACSR 2x430 mm2
160 km - 2018

SULAWESI
TENGAH

PLTA Malea (FTP 2)


2x45 MW 2020

PLTG Tello
123 MW

ACSR 2x240 mm2


55 km 2016

PLTA Bonto Batu


110 MW 2019

Maros
Bosowa

ACSR 2x240 mm2


41 km - 2016
Malili

Masamba
Wotu

PLTA Poko
2x117 MW 2020/21

Mandai
Kima
Tallo GG Daya
Lama
Bontoala
Daya Baru
Tello
Panakukang

ACSR 2x240 mm2


145 km - 2016

PLTA Bakaru 2
2x63 MW 2020
A

ACSR 1x430 mm2


15 km - 2019

PLTA Bakaru 1
2x63 MW

Sungguminasa

ke
GI Tallasa

1.223

Selayar

Total

ke
PLTU
Takalar

3,0
0,0

Total Sistem Sulsel

Tanjung
Bunga

10,0

Cogindo

Total Sistem Sulsel


2

Beban
Puncak
(MW)

Jenis

Sistem/Pembangkit

Kapasitas
Terpasang
(MW)

PLTG/MG/GU Makassar Peaker


300 MW-2016
150 MW-2017
150 MW-2018

Makale

ke
GI Polman
(Sulbar)

A A

Bakaru

ACSR 2x430 mm2


80 km - 2020

Enrekang

ACSR 2x240 mm2


90 km 2014

ACSR 2x430 mm2


160 km - 2020
Pinrang
Pare

PLTU Sulsel Barru (FTP1)


2x50 MW

ke
GI Lasusua
(Sultra)

Palopo

SULAWESI
TENGGARA

Siwa
ACSR 2x240 mm2
70 km - 2014

Keera

Sidrap

PLTG Sengkang (GT 22)


60 MW 2013

Sengkang
G

PLTU Sulsel Barru 2


1x100 MW - 2017

GU

PLTGU Sengkang (ST 28)


60 MW 2013

Soppeng

U
U

PLTMG Wajo
20 MW 2015

Barru
ACSR 2x430 mm
175 km - 2020
nasa
n

Pan
an

Bone

PT PLN (Persero)

s
os
osowa
Tel
PLTU Sulsel 2
2x200 MW 2018/19

Sinjai

Sungguminasa
asa

PLTU Sulsel 3/Takalar


2x100 MW 2022
PLTU Punagaya (FTP 2)
2x100 MW 2016
PLTU Jeneponto 2
226 MW 2018

ACSR 2x430 mm2


70 km - 2020

U
U

Bantaeng

Tallasa

Bulukumba

Bantaeng Smelter

Punagaya
U
U

Jeneponto

/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

PERENCANAAN SISTEM

PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI


SELATAN
GI 500 kV Existing / Rencana
U
/ U PLTU Existing / Rencana
GI 275 kV Existing / Rencana
G / G PLTG Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
P / P PLTP Existing / Rencana
A / A
GI 70 kV Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GU
/ GU PLTGU Existing/Rencana
MG
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana / MG PLTMG Existing/Rencana
M / M
GI 275/150 kV Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
D / D
GI 150/70 kV Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
Kit Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
Edit Desember 2013
T/L 500 kV Existing / Rencana

Gambar B9.1. Peta Sistem Kelistrikan Sulsel

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

Daya
Mampu
(MW)

Jenis
Bahan
Bakar

315

B9.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Sulsel


Makassar sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Selatan telah tumbuh menjadi daerah industri dan sekaligus
sebagai pusat perdagangan untuk kawasan Timur Indonesia (KTI). Perkembangan ekonomi Kota Makassar
dan sekitarnya memberikan kontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam lima tahun terakhir, ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan yang menggembirakan
yaitu mencapai rata-rata di atas 7% pertahun, lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut telah mendorong peningkatan kebutuhan listrik yang juga tumbuh
secara signikan. Seiring akan berlakunya UU No. 4 Tahun 2009, telah ada beberapa investor yang mengajukan
permohonan penyambungan listrik ke PLN untuk keperluan industri pengolahan bahan tambang (smelter)
di beberapa daerah diantaranya Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Luwu. Rencana kebutuhan daya dari
industri ini bisa mencapai 600 MW. Oleh karena itu perlu diimbangi dengan penyediaan kapasitas listrik yang
memadai dan andal agar momentum pertumbuhan ekonomi dapat tetap terjaga dengan baik.
Penjualan listrik di Provinsi ini dalam 5 tahun terakhir tumbuh cukup tinggi yaitu mencapai 8,64% per tahun.
Berdasarkan kondisi terebut di atas dan adanya calon pelanggan besar smelter, memperhatikan pertumbuhan
ekonomi regional serta target pencapaian rasio elektrikasi, proyeksi kebutuhan listrik Provinsi Sulawesi
Selatan 2013 2022 diberikan pada tabel B9.2.
Tabel B9.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
(GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

7,7

4.031

4.517

810

1.609.954

2014

8,0

4.905

5.487

985

1.676.279

2015

8,1

5.834

6.512

1.170

1.757.866

2016

8,1

6.892

7.767

1.381

1.838.611

2017

8,1

7.464

8.492

1.493

1.921.163

2018

8,1

8.091

9.262

1.617

2.005.040

2019

8,1

8.781

10.051

1.753

2.090.468

2020

8,1

9.540

10.902

1.902

2.177.501

2021

8,1

10.323

11.782

2.056

2.221.536

2022

8,1

11.103

12.647

2.209

2.263.371

Growth

8,1

11,9%

12,1%

11,8%

4,5%

B9.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan

RUPTL

Rencana pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Sulawesi
Selatan dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan listrik dan ketersediaan potensi energi primer setempat
serta sebaran penduduknya.

316

Potensi Sumber Energi


Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai banyak sumber energi primer terutama berupa tenaga air yang dapat
dikembangkan menjadi PLTA. Potensi tenaga air yang dapat dikembangkan menjadi PLTA adalah sekitar 1.836
MW dan yang dapat kembangkan menjadi PLTM adalah sekitar 160 MW. Selain itu, juga terdapat potensi gas
alam di Kabupaten Wajo dengan cadangan terukur sebesar 470 BSCF. Di beberapa kabupaten di Sulawesi
Selatan terdapat potensi batubara, namun jumlah cadangan terukur hanya 37,3 juta ton 5.

Sumber: informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sulsel.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Pengembangan Pembangkit
Demand di Provinsi Sulawesi Selatan sebagian besar berada di bagian Selatan yaitu di Kota Makassar dan
sekitarnya. Sedangkan potensi energi primer (hidro dan gas) berada di bagian Utara Provinsi ini. Kondisi ini
menjadi persoalan tersendiri terkait dengan kestabilan sistem karena transmisi yang menghubungkan pusat
pembangkit ke pusat beban sangat panjang. PLTA baru yang direncanakan akan dibangun adalah PLTA BakaruII, PLTA Malea dan PLTA Bonto Batu.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan listrik yang tumbuh cepat, direncanakan akan dibangun pembangkit
non BBM dengan lokasi mendekati pusat beban. Pembangkit tersebut diantaranya yaitu PLTU batubara
di Jeneponto dan Takalar dan PLTG/GU/MG Makassar Peaker di Kota Makassar. Beban di Sulsel juga akan
dipenuhi oleh pembangkit yang berada di luar Provinsi Sulsel yaitu PLTA Poso dan PLTA Poko.
Untuk sistem kelistrikan isolated di Kabupaten Selayar, akan dibangun pembangkit termal modular pengganti
diesel (PTMPD) 2x3,5 MW guna memenuhi kebutuhan jangka panjang.
Pada tahun 2013, pembangkit baru yang beroperasi di Provinsi Sulawesi Selatan adalah PLTG/U Sengkang
(IPP) 2 x 60 MVA. Tambahan pembangkit baru di Provinsi Sulsel hinga tahun 2022 mencapai sekitar 2.343 MW,
dengan perincian seperti ditampilkan pada Tabel B9.2 berikut:

No

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD

Sulsel Barru (FTP 1)

PLN

PLTU

50

2013

Punagaya (FTP 2)

PLN

PLTU

2x100

2016

Makassar Peaker

PLN

PLTG/MG/GU

600

2016/17/18

Sengkang (GT 22)

Swasta

PLTG

60

2013

Sengkang (ST 28)

Swasta

PLTGU

60

2013

PLTM Tersebar Sulsel

Swasta

PLTM

94

2014/15/16/17

Wajo

Swasta

PLTMG

20

2015

Jeneponto 2

Swasta

PLTU

2x113

2018

Bonto Batu (FTP 2)

Swasta

PLTA

110

2019

10

Malea (FTP 2)

Swasta

PLTA

90

2020

11

Sulsel Barru 2

Unallocated

PLTU

100

2017

12

Sulsel 2

Unallocated

PLTU

2x200

2018/19

13

Bakaru 2

Unallocated

PLTA

2x63

2020

14

Selayar

Unallocated

PTMPD

2015/16

15

Sulsel 3/Takalar

Unallocated

PLTU

2x100

2022

Jumlah

2.343

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Pembangkit di Sulsel pada umumnya mempunyai kapasitas cukup besar dan berlokasi jauh dari pusat beban
sehingga untuk menyalurkan dayanya termasuk untuk melayani beban smelter di Kabupaten Bantaeng
direncanakan pembangunan transmisi 275 kV. Sedangkan pengembangan transmisi 150 kV diarahkan untuk
evakuasi daya dari pembangkit yang akan dibangun dan mengatasi bottle neck.
Secara keseluruhan transmisi yang akan dibangun hingga tahun 2022 sekitar 1.817 kms dengan kebutuhan
dana investasi sekitar US$ 282,4 juta. Ruas transmisi yang direncanakan akan dibangun dapat dilihat pada
Tabel B9.3.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B9.3. Pengembangan Pembangkit di Provinsi Sulsel

317

Tabel B9.4. Pembangunan Transmisi


No.

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

KIMA Makassar
(New)

Inc. 1 phi (Pangkep-Tello)

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

2013

Sengkang

Siwa

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

140

2014

Keera

Inc. 1 phi Sengkang-Siwa

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

13

2014

Siwa

Palopo

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

180

2014

Tallo Lama (loop)

Bontoala (loop)

150 kV

2 cct, UGC, XLPE, 400 mm

2014

Daya Baru

150 kV

2 cct, 2 x Zebra, 2 x 430 mm

16

2015

Panakukang
baru/
Bolangi (New)

Inc. 1 phi

150 kV

2 cct, 2 x Zebra, 2 x 430 mm

2015

KIMA Maros

Maros

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

12

2015

Sungguminasa

Lanna

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

20

2015

10

PLTGU Makassar
Peaker

Tallo Lama

150 kV

2 cct, 2 x Zebra, 2 x 430 mm

2016

11

PLTGU Makassar
Peaker

KIMA Makassar

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

12

2016

12

Wotu

Malili (New)

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

82

2016

13

GI Punagaya

Tanjung Bunga

150 kV

2 cct, 2 x Zebra, 2 x 430 mm

240

2016

110

2016

Incomer 2 phi
(Maros-Sungguminasa)

(Maros-Sungguminasa)

14

Wotu

GI Masamba

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm

15

KIMA Makassar

Daya Baru

150 kV

2 cct, UGC, XLPE, 400 mm

28

2016

16

Tanjung Bunga

Bontoala (Reroute)

150 kV

1 cct, Zebra, 430 mm

12

2017

17

Punagaya

Bantaeng (Smelter)

150 kV

2 cct, 4 x Zebra

60

2018

18

PLTU Sulsel 2

GI Sungguminasa

150 kV

2 cct, 2 x Zebra, 2 x 430 mm

60

2018

19

PLTU Barru 2

Inc. 2 phi (Sidrap-Maros)

150 kV

2 cct, 2 x Zebra, 2 x 430 mm

2018

20

PLTA Bonto Batu Inc. 2 phi (Makale-Sidrap)

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

2019

21

PLTA Malea

Makale

150 kV

2 cct, Zebra, 430 mm

30

2020

22

Enrekang

Sidrap

275 kV

2 cct, 2 x 429 ACSR (Zebra)

80

2020

23

Enrekang

Palopo

275 kV

2 cct, 2 x 429 ACSR (Zebra)

160

2020

24

Sidrap

Daya Baru

275 kV

2 cct, 2 x 429 ACSR (Zebra)

350

2020

25

PLTA Bakaru II

Enrekang

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

40

2020

26

Daya Baru

Bantaeng

275 kV

2 cct, 2 x 429 ACSR (Zebra)

140

2020

1.817

RUPTL

Pengembangan Gardu Induk (GI)

318

Terkait dengan rencana pembangunan transmisi 275 kV juga akan dibangun gardu induk baru 275/150 kV di
empat lokasi dan juga akan dibangun GI baru 150 kV serta penambahan kapasitas trafo pada GI eksisting. Untuk
GI 70 kV kedepan sudah tidak dikembangkan lagi kecuali pada lokasi-lokasi dimana sistem 150 kV belum dapat
menggantikan peran GI 70 kV sehingga untuk sementara akan dipertahankan. Selama kurun waktu 2013 2022
akan dibangun GI dan GITET baru di 22 lokasi. Penambahan gardu induk baru dan kapasitas trafo GI ini akan
dapat menampung penambahan pelanggan baru serta meningkatkan keandalan penyaluran.
Sedangkan penambahan kapasitas trafo GI hingga tahun 2022 adalah 3.760MVA dengan biaya investasi sekitar
US$ 240 juta belum termasuk kebutuhan dana investasi untuk pembangunan GI pembangkit, sebagaimana
terdapat pada Tabel B9.4.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B9.5. Pembangunan Gardu Induk

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

275/150 kV

New

Palopo IBT

Tallo Lama

150/20 kV

Bontoala

150/20 kV

Kap.
(MVA)

COD

180

2013

Extension

60

2014

Extension

60

2014

Tallasa

150/20 kV

Extension

30

2014

Sengkang, Ext LB

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2014

Tallo Lama (loop Btoala), Ext 2 LB

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2014

Bontoala (loop T.Lama), Ext 2 LB

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2014

Jeneponto

150/20 kV

Extension

30

2014

Makale

150/20 kV

Extension

30

2014

10

Tello

150/20 kV

Extension

60

2014

11

Palopo

150/20 kV

Extension

30

2014

12

Siwa, Ext 4 LB

150/20 kV

Ext LB

4 LB

2014

13

Pinrang

150/20 kV

Extension

30

2014

14

Panakkukang

150/20 kV

Extension

60

2014

15

Malili + 4 LB

150/20 kV

New

30

2014

16

Sungguminasa

150/20 kV

Extension

60

2014

17

Wotu (IBT)

275/150 kV

New

100

2014

18

Siwa

150/20 kV

New

30

2014

19

Keera

150/20 kV

New

30

2014

20

Daya Baru/Pattalasang + 4 LB

150/20 kV

New

60

2015

21

Enrekang

150/20 kV

New

30

2015

22

Maros

150/20 kV

Extension

30

2015

23

Wotu - (GI Baru) + 2 LB

150/20 kV

New

30

2015

24

KIMA Maros

150/20 kV

New

60

2015

25

Lanna

150/20 kV

New

30

2015

26

Bantaeng

150/20 kV

New

30

2015

27

Panakukang Baru/Bolangi

150/20 kV

New

60

2015

28

KIMA Makassar

150/20 kV

Extension

60

2015

29

Soppeng

150/20 kV

Extension

60

2015

30

Sidrap

150/20 kV

Extension

30

2015

31

Bontoala (GIS)

150/20 kV

New

60

2016

32

Punagaya

150/20 kV

New

30

2016

33

Tanjung Bunga, Ext 2 LB

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2016

34

Panakkukang

150/20 kV

Extension

60

2016

35

Tanjung Bunga

150/20 kV

Extension

60

2016

36

Bontoala (GIS)

150/20 kV

Extension

60

2016

37

Pinrang

150/20 kV

Extension

60

2016

38

Makale, Ext 2 LB

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2016

39

Palopo

150/20 kV

Extension

60

2016

40

Masamba

150/20 kV

New

30

2016

41

Bantaeng (Smelter)

150/20 kV

New

8 LB

2016

42

Sungguminasa

150/20 kV

Extension

43

Sidrap, Ext 2 LB

150/20 kV

Ext LB

44

Siwa

150/20 kV

Extension

60

2017

2 LB

2017

60

2017

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

319

Tabel B9.5. Pembangunan Gardu Induk


lanjutan
No

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

45

Bone

150/20 kV

Extension

46

Tallo Lama

150/20 kV

Extension

47

Bakaru, Ext 4 LB

150/20 kV

Ext LB

48

Pare-Pare

150/20 kV

Kap.
(MVA)

COD

30

2018

60

2018

4 LB

2018

Extension

30

2018

49

Kajuara

150/20 kV

New

60

2019

50

Malili

150/20 kV

Extension

20

2019

51

Tello

150/20 kV

Extension

60

2019

52

Wotu

150/20 kV

Extension

30

2019

53

Bulukumba

150/20 kV

Extension

60

2019

54

Sengkang

150/20 kV

Extension

60

2019

55

Panakukang Baru/Bolangi

150/20 kV

Extension

60

2020

56

Pangkep

150/20 kV

Extension

60

2020

57

Enrekang - IBT

275/150 kV

New

300

2020

58

Sidrap - IBT

275/150 kV

New

200

2020

59

Daya Baru - IBT

275/150 kV

New

300

2020

60

Bantaeng - IBT

275/150 kV

New

200

2020

61

Makale

150/20 kV

Extension

60

2020

62

Bantaeng

150/20 kV

Extension

60

2020

63

Sidrap

150/20 kV

Extension

60

2021

64

Palopo

150/20 kV

Extension

60

2021

65

Sinjai

150/20 kV

Extension

30

2022

66

Pare-Pare

150/20 kV

Extension

30

2022

67

Tallasa

150/20 kV

Extension

60

2022

68

Daya Baru/Pattalasang

150/20 kV

Extension

60

2022

69

Pinrang

150/20 kV

Extension

60

2022

3.760
Pengembangan Distribusi
Sampai dengan tahun 2022 diproyeksikan akan ada tambahan pelanggan baru sebanyak 798 ribu pelanggan.
Penambahan pelanggan tersebut akan menyebabkan kenaikan beban puncak menjadi 3 kali lipat dalam kurun
waktu 10 tahun dari 725 MW pada tahun 2012 menjadi sekitar 2.170MW di tahun 2023, belum termasuk
beban pelanggan smelter yang berkisar 480 MW.

RUPTL

Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan pembangunan jaringan distribusi tegangan menengah
13.263 kms, jaringan tegangan rendah 5.783 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi 4.024 MVA, seperti
dalam tabel B9.5.

320

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B9.6. Rincian Pengembangan Distribusi


JTM
kms

Tahun
2013

JTR
kms

1.182

844

2014

521

2015

1.239

2016
2017
2018

Trafo
MVA

Pelanggan

431

145.472

342

401

66.325

495

376

81.587

1.438

546

390

80.745

1.779

647

413

82.551

1.777

683

434

83.877

2019

2.023

728

457

85.428

2020

2.321

782

498

87.033

2021

466

349

303

44.035

2022
2013 2022

517

367

320

41.835

13.263

5.783

4.024

798.889

B9.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
dengan tahun 2022 adalah sebagaimana terdapat dalam tabel B9.6.
Tabel B9.7. Rangkuman
Energi Sales
(GWh)

Produksi Energi
Beban
Pembangkit
(GWh)
Puncak (MW)
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

2013

4.031

4.517

810

170

90

235

2014

4.905

5.487

985

19

640

342

154

2015

5.834

6.512

1.170

28

480

50

110

2016

6.892

7.767

1.381

538

420

480

800

2017

7.464

8.492

1.493

287

120

12

434

2018

8.091

9.262

1.617

576

120

125

793

2019

8.781

10.051

1.753

310

290

488

2020

9.540

10.902

1.902

216

1.240

800

559

2021

10.323

11.782

2.056

120

28

2022

11.103

12.647

2.209

200

240

315

2.343

3.760

1.817

3.917

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

321

LAMPIRAN B.10
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

B10.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Sistem kelistrikan di Provinsi Sulawesi Tenggara terbesar berada di Kendari dan sejak akhir tahun 2011 PLTU Nii
Tanasa 2x10 MW Kendari sudah dapat memasok sekitar 20% dari kebutuhan sistem. Daya dari PLTU batubara
tersebut disalurkan melalui transmisi 70 kV ke GI Kendari. Dengan demikian sistem Kendari mendapatkan
pasokan daya dari PLTU dan PLTD. Selain itu terdapat beberapa sistem kelistrikan yang beroperasi secara
isolated untuk melayani beban setempat dengan sumber pasokan utama dari PLTD, namun ada juga yang
mendapatkan pasokan dari PLTD dan PLTM. Kapasitas terpasang pembangkit berbeban di atas 1 MW yang
masuk ke sistem 20 kV adalah 215 MW dengan daya mampu sekitar 153 MW. Beban puncak keseluruhan
sistem kelistrikan (non coincident) di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2012 adalah 130 MW.
Sebagai upaya memperbaiki bauran energi di Provinsi Sulawesi Tenggara, pada tahun 2012 juga telah
beroperasi pembangkit dengan energi terbarukan yaitu PLTS Kapota 200 kWp dan PLTS Kabaena 400 kWp.
Sedang pada tahun 2013, telah beroperasi PLTM Mikuasi.
Peta kelistrikan saat ini dan rencana pengembangan sistem kelistrikan Sulawesi Tenggara ditunjukkan pada
Gambar B10.1.

SULAWESI
TENGAH

ke
GI Malili
(Sulsel)

PLTA Wotunohu
15 MW 2021

ACSR 2x 240 mm2


145 km - 2016
A

Lasusua
PLTU Nii Tanasa( Ekspansi)
1 x10 MW - 2014

SULAWESI
SELATAN

ACSR 2 x240 mm
116 km - 2016

PLTU Kendari/Nii Tanasa


2 x10 MW

PLTA Konawe
2x25 MW 2021

PLTU Kendari 3
2 x50 MW 2018

Kolaka

Unaaha A

ACSR 2x240 mm
55 km - 2016

PLTP Lainea
2x10 MW - 202 2

U
U

Kendari
ACSR 2x240 mm
75 km - 2016

Andolo
ACSR 1x240 mm
42 km - 2017

ACSR 1x 240 mm
90 km - 2017

PLTU Raha (FTP2)


2x3 MW 2016
Kasipute

PLTU Raha 2
2x3 MW 2018

Raha

PT PLN (Persero)
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

PERENCANAAN SISTEM
PETA JARINGAN
PROPINSI SULAWESI TENGGARA

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500 /275 kV Existing / Rencana
GI 500 /275/150 kV Existing / Rencana
GI 275 /150 kV Existing / Rencana
GI 150 /70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
MG
M
D

/
/
/
/

/
/
/
/

GU

G
P
A

MG
M
D

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing / Rencana
PLTMG Existing/ Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing

PLTU Wangi-Wangi
2x3 MW 2015 /16

ACSR 1x240 mm 2
85 km - 2016

PLTU Bau- Bau


2 x10 MW 2014 /15
PLTU Bau-Bau 2
2x 10 MW 2018 /19

PLTU Bau-Bau
2 x7 MW 2014

Bau-Bau

Kit Rencana

Edit Desember 2013

RUPTL

Gambar B10.1. Peta Sistem Kelistrikan Prov Sulawesi Tenggara

324

Rincian pembangkit terpasang pada sistem 70 kV dan sistem 20 kV seperti ditunjukkan pada tabel B10.1.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B10.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang

No

Sistem

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

Kendari

PLTU/PLTD

Batubara/BBM

PLN

109,2

74,9

62,4

Lambuya

PLTD

BBM

PLN

20,6

13,6

11,9

Kolaka

PLTD

BBM

PLN

24,1

17,7

14,8

Raha

PLTD

BBM

PLN

13,5

11,5

10,4

Bau-Bau

PLTD/PLTM

BBM/Air

PLN

24,4

17,5

16,8

Wangi-Wangi

PLTD/PLTM

BBM/Air

PLN

4,6

3,6

2,6

Lasusua

PLTD/PLTM

BBM/Air

PLN

8,7

7,8

6,0

Bombana

PLTD/PLTS

BBM/Surya

PLN

7,2

5,4

3,6

Ereke

PLTD

BBM

PLN

2,3

1,4

1,2

214,6

153,3

129,7

Total

B10.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Sulawesi Tenggara


Kendari, Kolaka, Bau-Bau, Raha dan Wangi-Wangi adalah kota-kota utama di Sulawesi Tenggara yang
berkembang cukup pesat. Potensi alam yang kaya akan cadangan nikel mendorong pertumbuhan ekonomi
setempat, selain potensi perikanan yang juga terus meningkat secara signikan dalam pemenuhan kebutuhan
ekspor. Kota Wangi-Wangi merupakan pintu masuk ke Kepulauan Wakatobi, dimana terdapat obyek wisata
Taman Nasional Laut Wakatobi yang sangat terkenal dan telah berkembang cukup pesat. Kebutuhan listriknya
terus meningkat seiring dengan perkembangan kota-kota tersebut.
Berdasarkan data PDRB dari BPS, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara selama tahun 2007
2011 cukup tinggi, yaitu mencapai rata-rata 7,9% per tahun. Sejalan dengan itu pertumbuhan pemakaian
energi listrik dalam periode yang sama meningkat rata-rata 12 % per tahun. Rasio elektrikasi di Provinsi
Sulawesi Tenggara saat ini masih sekitar 63%, sehingga potensi pelanggan baru masih banyak.

Tabel B10.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

2013

10,5

588

680

136

362.560

2014

11,0

644

747

148

391.779

2015

11,2

705

816

160

441.441

2016

11,2

773

902

175

494.472

2017

11,2

847

1.017

195

551.061

2018

11,2

930

1.122

213

577.902

2019

11,2

1.020

1.224

230

606.090

2020

11,2

1.121

1.335

249

632.189

2021

11,2

1.231

1.458

269

647.608

2022

11,2

1.353

1.594

291

663.312

Growth

11,1

9,9%

9,9%

8,8%

8,7%

Penjualan (GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Berdasarkan pertumbuhan penjualan listrik dalam lima tahun terakhir, dan dengan mempertimbangkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan penambahan jumlah penduduk, maka kebutuhan listrik di Provinsi
Sulawesi Tenggara akan tumbuh seperti pada tabel B10.2. Beban puncak di Sulawesi Tenggara akan meningkat
dari 136 MW pada tahun 2013 menjadi 291 MW di tahun 2022. Demikian pula pemakaian listrik pada tahun
2013 sebesar 680GWh akan meningkat menjadi 1.594 GWh pada tahun 2022, atau tumbuh 9,9 % per tahun.

325

B10.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga
listrik di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Di Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat banyak potensi sumber energi, terutama tenaga air dengan potensi
PLTA sekitar 266 MW dan potensi PLTM sebesar 17 MW. Selain potensi tenaga air, juga terdapat potensi
panas bumi walaupun tidak besar, yaitu di Laenia di Kendari dan Mangolo di Kolaka.
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan daya listrik di Sulawesi Tenggara, akan dibangun beberapa pembangkit yaitu
PLTA, PLTP dan PLTU batubara baik kapasitas menengah maupun skala kecil sesuai dengan kebutuhan sistem
setempat.
Dari potensi energi terbarukan yang ada, PLN berencana akan membangun PLTA Konawe berkapasitas 50MW.
Pembangunan PLTA tersebut akan diselaraskan dengan rencana pembangunan waduk di aliran sungai Konawe
melalui kerjasama dengan institusi pengelola sungai (Balai Wilayah Sungai) setempat, untuk memenuhi
kebutuhan sistem interkoneksi 150 kV di Sulawesi Tenggara.
Selama periode 2013 - 2022, di Provinsi Sulawesi Tenggara akan dibangun pembangkit baru dengan kapasitas
total mencapai 287MW yang akan terhubung ke sistem 150kV dan sebagian terhubung ke jaringan 20 kV
pada sistem isolated. Salah satu pembangkit yang cukup besar adalah PLTU batubara Kendari 2x50 MW
dan direncanakan akan beroperasi pada tahun 2017. Kebutuhan batubara untuk PLTU ini akan dipasok dari
Kalimantan. Rencana penambahan pembangkit selengkapnya dapat dilihat pada tabel B10.3.
Tabel B10.3. Pengembangan Pembangkit

RUPTL

No

326

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD

Kendari (FTP 1)

PLN

PLTU

10

2013

Rongi

PLN

PLTM

0,8

2014

Nii Tanasa (Ekspansi)

PLN

PLTU

10

2014

Bau-Bau

PLN

PLTU

2x10

2014/15

Wangi-Wangi

PLN

PLTU

2x3

2015/16

Lapai 1 (APBN)

PLN

PLTM

2015

Lapai 2 (APBN)

PLN

PLTM

2016

Raha

PLN

PLTU

2x3

2016

Bau-Bau

Swasta

PLTU

2x7

2014

10

Kendari 3

Swasta

PLTU

2x50

2018

11

Raha 2

Unallocated

PLTU

2x3

2018

12

Bau-Bau 2

Unallocated

PLTU

2x10

2018/19

13

Konawe

Unallocated

PLTA

50

2021

14

Watunohu

Unallocated

PLTA

15

2021

15

Riorita

Unallocated

PLTM

0,5

2015

16

Toaha

Unallocated

PLTM

0,5

2015

17

Lainea

Unallocated

PLTP

20

2022

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

287

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Pembangunan transmisi 150 kV di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagian besar digunakan untuk membangun
interkoneksi Sistem Sultra dengan Sistem Sulsel yang terbentang dari Malili (Sulsel), Lasusua, Kolaka, Unaaha
sampai ke Kendari, sekaligus untuk mengganti pasokan yang selama ini menggunakan PLTD beralih ke sistem
interkoneksi. Selain itu, pembangunan transmisi juga terkait dengan proyek pembangkit yaitu untuk menyalurkan
daya dari pembangkit ke sistem 150 kV. Selanjutnya transmisi 150 kV tersebut akan dikembangkan untuk
melayani ibukota Kabupaten yang selama ini masih berupa sistem isolated. Selain itu, pembangunan transmisi
juga dimaksudkan untuk menginterkoneksikan sistem Raha di pulau Muna dengan sistem Bau-Bau di Pulau
Buton. Pembangunan interkoneksi antar pulau tersebut akan didahului dengan kajian kelayakan.
Keseluruhan panjang transmisi yang akan dibangun selama periode 2013 - 2022 adalah 1.406kms dengan
kebutuhan dana investasi sekitar US$ 158 juta sebagaimana terdapat dalam Tabel B10.4.
Tabel B10.4. Pembangunan Transmisi
No.

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

Malili

Lasusua

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

290

2016

Lasusua

Kolaka

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

232

2016

Kolaka

Unahaa

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

150

2016

Unahaa

Kendari

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

110

2016

Raha

Bau-Bau

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

170

2016

GI Kendari 150 kV Gi Kendari 70 kV

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

30

2016

Kendari

GI Andolo

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

180

2017

GI Andolo

GI Kasipute

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

84

2017

PLTA Konawe

Unahaa

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

80

2021

PLTA Watunohu 1

Lasusua

150 kV

2 cct, 2 x Hawk, 240 mm

80

2021

10

1.406

Dalam rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan, beberapa ibukota Kabupaten direncanakan akan disambung
ke sistem interkoneksi sehingga di Kabupaten tersebut perlu dibangun gardu induk. Selama periode tahun 2013
2022 akan dibangun gardu Induk baru 150/20 kV termasuk penambahan kapasitas trafo dan IBT 150/70 kV,
dengan kapasitas total 660 MVA. Proyek tersebut akan memerlukan dana investasi sekitar US$48 juta belum
termasuk kebutuhan dana investasi untuk pembangunan GI pembangkit, seperti diberikan dalam tabel B10.5.
Tabel B10.5. Pembangunan Gardu Induk

No

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kap. (MVA)

COD

New

30

2015

Kolaka - (GI Baru) + 2 LB

150/20 kV

Kendari

150/20 kV

New

30

2015

Lasusua - (GI Baru) + 4 LB

150/20 kV

New

30

2015

Kolaka, Ext 4 LB

150/20 kV

Ext LB

4 LB

2015

Unaaha + 4 LB

150/20 kV

New

60

2015

Kendari - IBT 2x31,5 MVA

150/70 kV

New

60

2016

Kendari, Ext 4 LB

150/20 kV

Ext LB

4 LB

2016

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pengembangan Gardu Induk

327

Tabel B10.4. Pembangunan Transmisi


lanjutan
No

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Raha

150/20 kV

Kap. (MVA)

COD

New

30

2016

Bau Bau

150/20 kV

New

30

2016

10

Kendari

150/20 kV

Extension

60

2016

11

Unaaha

150/20 kV

Extension

60

2017

12

Andolo

150/20 kV

New

10

2017

13

Kasipute

150/20 kV

New

20

2017

14

Nii Tanasa

150/20 kV

Extension

30

2018

15

Kolaka

150/20 kV

Extension

30

2018

16

Bau Bau

150/20 kV

Extension

30

2018

17

Unaaha

150/20 kV

Extension

60

2021

18

Raha

150/20 kV

Extension

30

2022

19

Kendari

150/20 kV

Extension

60

2022

660

Pengembangan Jaringan Distribusi


Untuk memenuhi kebutuhan listrik Provinsi Sulawesi Tenggara hingga tahun 2022, direncanakan penambahan
pelanggan baru sekitar 371 ribu pelanggan. Untuk menunjang penambahan pelanggan tersebut, diperlukan
pembangunan jaringan distribusi termasuk untuk melayani perdesaan, yaitu JTM sepanjang 546,9 kms, JTR
sekitar 2.622 kms dan trafo distribusi sebesar 734 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel B10.6.
Tabel B10.6. Rincian Pengembangan Distribusi
Tahun

JTM (kms)

2013

577

Pelanggan

359

89

70.879

2014

370

249

68

29.219

687

315

72

49.661

2016

634

302

76

53.031

2017

561

275

78

56.589

2018

772

282

83

26.841

2019

777

286

86

28.188

2020

762

286

79

26.098

2021

156

130

50

15.419

2022

RUPTL

Trafo (MVA)

2015

2013-2022

328

JTR (kms)

173

137

53

15.704

5.469

2.622

734

371.631

B10.4. Rangkuman
Rangkuman proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan dana investasi
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 - 2022 adalah seperti pada Tabel B10.7.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B10.7. Rangkuman

Tahun

Energi
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

588

680

136

10

77

2014

644

747

148

35

107

2015

705

816

160

18

210

105

2016

773

902

175

13

120

982

204

2017

847

1.017

195

90

264

83

2018

930

1.122

213

116

90

245

2019

1.020

1.224

230

10

79

2020

1.121

1.335

249

63

2021

1.231

1.458

269

65

60

160

145

2022

1.353

1.594

291

20

90

87

287

660

1.406

1.194

Jumlah

2013 - 2022

2013

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

329

LAMPIRAN B.11
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SULAWESI BARAT

B11.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Kebutuhan tenaga listrik Provinsi Sulawesi Barat saat ini dipasok dari 3 gardu induk 150kV, yaitu Polewali,
Majene dan Mamuju yang terinterkoneksi dengan Sistem Sulawesi Selatan. Gardu induk tersebut mendapat
pasokan dari pembangkit-pembangkit yang ada di sistem kelistrikan interkoneksi Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Barat (Sulselbar). Selain itu terdapat pembangkit skala kecil yang beroperasi pada sistem isolated
untuk memenuhi kebutuhan setempat. Peta kelistrikan saat ini dan rencana pengembangannya di Provinsi
Sulawesi Barat dapat dilihat pada gambar B11.1.

ke
GI Silae
(Sulteng)
ACSR 2x240 mm2
45 km - 2014

Pasangkayu

SULAWESI
TENGAH

ACSR 2x240 mm2


110 km 2017

Topoyo

ACSR 2x240 mm2


50 km - 2017

PLTA Karama (Unsolicited)


450 MW 2020/21
A

Mamuju Baru
ACSR 2x240 mm2
40 km - 2017

SULAWESI
SELATAN

ACSR 2x430 mm2


80 km - 2020

Mamuju
U

PLTA Poko
2x117 MW 2020/21

PLTU Mamuju (FTP2)


2x25 MW - 2016
ACSR 2x430 mm2
80 km - 2020

PT PLN (Persero)

ke
GITET Enrekang
(Sulsel)

/
/
/
/
/
/
/
/

Polman
Majene

PERENCANAAN SISTEM
PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI BARAT

ke
GI Pinrang
(Sulsel)

/
/
/
/

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
MG
M
D

/
/
/
/
/
/
/
/

U
G
P
A
GU
MG
M
D

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing / Rencana
PLTMG Existing/ Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
Kit Rencana

Edit Desember 2013

Gambar B11.1. Peta Kelistrikan Provinsi Sulawesi Barat

Kapasitas ketiga gardu induk tersebut saat ini adalah 90 MVA. Sistem isolated yang belum tersambung ke
sistem masih dipasok dari PLTD. Beban puncak seluruh Provinsi Sulbar adalah 47 MW yang meliputi beban
puncak sistem dan sistem isolated tersebar. Adapun pembangkit yang beroperasi secara isolated pada saat
ini diberikan pada Tabel B11.1.
Tabel B11.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang

RUPTL

No

332

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

PLTD

BBM

PLN

1,5

1,4

1,4

1. Mambi

PLTD

BBM

PLN

0,2

0,2

0,2

2. Babana

PLTD

BBM

PLN

0,0

0,0

0,0

3. Topoyo

PLTD

BBM

PLN

0,2

4. Karossa

PLTD

BBM

PLN

0,5

0,4

0,4

5. Baras

PLTD

BBM

PLN

0,8

0,4

0,4

6. Pasang Kayu

PLTD

BBM

PLN

3,1

2,3

2,3

7. Sarjo

PLTD

BBM

PLN

0,1

0,1

0,1

6,5

4,9

4,9

Sistem

Mamuju

Isolated

Total

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

B11.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Sulbar


Provinsi Sulawesi Barat dengan Mamuju sebagai ibukotanya merupakan daerah yang sedang berkembang.
Kondisi ekonomi Sulawesi Barat dalam tiga tahun terakhir tumbuh mengesankan mencapai rata-rata 10,4%.
Sedangkan rasio elektrikasi pada tahun 2012 masih sekitar 67% termasuk listrik non PLN sehingga banyak
calon pelanggan rumah tangga yang membutuhkan pasokan listrik.
Dengan pertumbuhan konsumsi listrik dalam lima tahun terakhir yang mencapai rata-rata 14,5 % per tahun
dan memperhatikan potensi pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah penduduk serta peningkatan
rasio elektrikasi, proyeksi kebutuhan listrik tahun 2013 2022 diberikan pada tabel B11.2.
Tabel B11.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Provinsi Sulawesi Barat

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan (GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

10,4

204

231

47

134.024

2014

10,9

231

261

53

146.093

2015

11,1

260

292

60

159.256

2016

11,1

291

331

68

173.438

2017

11,1

324

373

76

188.895

2018

11,1

360

416

85

205.725

2019

11,1

399

460

94

224.079

2020

11,1

440

507

104

244.065

2021

11,1

485

558

114

265.652

2022

11,1

533

611

125

289.164

Growth

11,0

11,6%

11,4%

11,4%

8,9%

B11.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Potensi Energi Primer

Pengembangan Pembangkit
Memperhatikan besarnya potensi tenaga air tersebut, prioritas pertama dalam mengembangkan pembangkit
adalah membangun PLTA. Rencana pembangunan PLTA tersebut harus diawali dengan studi kelayakan yang
baik dan lengkap termasuk adanya data curah hujan yang memadahi.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2022, di Provinsi Sulawesi Barat direncanakan
akan dibangun pembangkit kapasitas total hingga 734 MW yang akan tersambung ke sistem 150 kV sistem
Sulselbar. Pembangkit tersebut adalah PLTU batubara 2x25 MW (proyek FTP2) yang akan dibangun oleh
swasta dan PLTA Poko 117 MW serta PLTA Karama, sebagaimana diberikan pada tabel B11.3. Apabila
tambahan pembangkit baru tersebut selesai beroperasi, maka kelebihan dayanya akan dikirim ke daerah lain
melalui sistem interkoneksi.
Proyek PLTA Karama ini merupakan sebuah proyek Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) unsolicited. Saat ini
sedang dilakukan studi ulang terkait dengan adanya masalah sosial. Hasil studi tersebut akan dijadikan dasar
untuk penyusunan neraca daya sistem Sulselbar dan proses pengadaan selanjutnya.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Provinsi Sulawesi Barat dengan kondisi alamnya yang bergunung-gunung dengan hutan masih asli, menyimpan
potensi tenaga air yang sangat besar untuk dapat dikembangkan menjadi PLTA, dan di beberapa lokasi dapat
dikembangkan menjadi PLTM. Diperkirakan potensi PLTA di Sulawesi Barat bisa mencapai 1000MW.

333

Tabel B11.3. Pengembangan Pembangkit

No

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD

Mamuju

Swasta

PLTU

2x25

2016

Karama Baseload (Unsolicited)

Swasta

PLTA

100

2020

Karama Peaking (Unsolicited)

Poko

Swasta

PLTA

350

2021

Unallocated

PLTA

2x117

2020/21

Jumlah

734

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi
Untuk menyalurkan daya dari pembangkit ke pusat beban dan dalam rangka menyambung beban yang selama
ini dilayani oleh PLTD terhubung ke sistem, akan dibangun transmisi 150 kV. Di Provinsi Sulawesi Barat
direncanakan pembangunan transmisi 150 kV dari Silae (Sulteng) sampai ke Mamuju melalui Pasang Kayu
dan Topoyo, dan transmisi dari PLTA Poko ke Bakaru. Selain itu, juga rencana akan dibangun transmisi 275
kV untuk menyalurkan daya dari PLTA Karama ke Mamuju dan dari Mamuju ke arah Enrekang, namun untuk
pembangunannya akan melihat perkembangan hasil studi ulang PLTA Karama.
Panjang total saluran transmisi yang akan dibangun mencapai 1.182 kms dengan kebutuhan dana investasi
sekitar US$ 243,6 juta sebagaimana diberikan pada Tabel B11.4.
Tabel B11.4. Rencana Pembangunan Transmisi 150 kV
No.

Dari

Ke
Silae

Tegangan

kms

COD

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

90

2014

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

68

2016

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

2017

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

400

2017

275 kV

4 cct, 2 x 429 ACSR (Zebra)

160

2020

275 kV

3 cct, 2 x 429 ACSR (Zebra)

420

2020

150 kV

2 cct, Hawk, 2 x 240 mm

40

2020

Pasangkayu

150 kV

PLTU Mamuju FTP2 Mamuju

Mamuju Baru

Inc. 2 phi (Topoyo-Mamuju)

Pasangkayu

Mamuju Baru

150 kV

PLTA Karama

Mamuju Baru

Mamuju Baru

Enrekang

PLTA Poko

Bakaru

Konduktor

1.182

RUPTL

Pengembangan Gardu Induk

334

Beberapa gardu induk akan dibangun di Sulawesi Barat seiring dengan pembangunan transmisi terkait. Di
Pasangkayu akan dibangun gardu induk baru 150/20 kV 30 MVA dan dijadwalkan akan beroperasi tahun 2014,
terhubung ke sistem Palu Poso melalui GI Silae di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Selain itu direncanakan
penambahan trafo di GI eksisting kapasitas 30 MVA. Sedangkan yang terkait dengan proyek PLTA Karama,
akan dibangun GITET 275/150 kV dan GI Mamuju Baru 150/20 kV tetapi pelaksanaan pembangunannya akan
menunggu hasil studi ulang PLTA Karama. Total daya GI yang akan dibangun termasuk IBT adalah 440 MVA,
dengan dana investasi yang diperlukan sekitar US$ 36 juta, belum termasuk kebutuhan dana investasi untuk
pembangunan GI pembangkit, seperti pada Tabel B11.5.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B11.5. Pembangunan Gardu Induk

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Pasangkayu

150/20 kV

New

30

2014

Mamuju

150/20 kV

Extension

30

2015

Mamuju

150/20 kV

Extension

60

2017

Topoyo

150/20 kV

New

30

2017

Mamuju Baru

150/20 kV

New

30

2017

Mamuju Baru - IBT

275/150 kV

New

200

2020

Polmas

150/20 kV

Extension

60

2021

No

Kap. (MVA)

Kap. (MVA)

440
Pengembangan Distribusi
Hingga tahun 2022 akan dilakukan penambahan sambungan baru sekitar 165 ribu pelanggan. Beban puncak
pada 2022 akan naik menjadi sekitar 3 kali lipat dibanding beban puncak tahun 2012, yaitu naik dari 42 MW
menjadi 125 MW pada tahun 2022.
Jaringan distribusi yang akan dibangun, termasuk untuk melistriki perdesaan, terdiri dari JTM sepanjang 2.471
kms, JTR sekitar 1.732 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 591 MVA seperti diberikan pada
Tabel B11.6.
Tabel B11.6. Rincian Pengembangan Distribusi
JTM
(kms)

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

509

385

81

10.500

2014

185

163

70

12.070

2015

334

201

65

13.162

2016

300

188

63

14.182

2017

250

161

62

15.456

2018

263

162

62

16.830

2019

263

163

62

18.355

2020

256

160

56

19.985

2021

53

73

33

21.587

2022

58

77

35

23.512

2.471

1.732

591

165.640

2013 2022

B11.4 Ringkasan
Ringkasan prakiraan kebutuhan tenaga listrik, rencana pembangunan fasilitas sistem kelistrikan dan kebutuhan
investasi di Provinsi Sulawesi Barat sampai dengan tahun 2022 sebagaimana terdapat dalam tabel B11.7.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

335

Tabel B11.7. Rangkuman

Tahun

Energy
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

2013

204

231

47

57

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

2014

231

261

53

30

90

50

2015

260

292

60

30

50

2016

291

331

68

50

68

143

2017

324

373

76

120

404

109

2018

360

416

85

56

2019

399

460

94

59

2020

440

507

104

217

200

620

586

2021

485

558

114

467

60

728

2022

533

611

125

RUPTL

Jumlah

336

Pembangkit
(MW)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

27

734

440

1.182

1.866

LAMPIRAN B.12
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI MALUKU

B12.1. Kondisi Saat Ini


Sistem kelistrikan di Provinsi Maluku saat ini terdiri dari 8 sistem kelistrikan dengan beban diatas 2 MW adalah
Sistem Ambon, Masohi Waipia Liang, Kairatu Piru, Namlea Mako, Saparua, Tual, Dobo, dan Saumlaki.
Selain itu terdapat 39 pusat pembangkit kecil tersebar.
Beban puncak total non coincident seluruh Provinsi Maluku sekitar 96 MW, dipasok dari pembangkit-pembangkit
PLTD dan PLTS tersebar yang terhubung langsung ke sistem distribusi 20 kV dan sebagian tersambung langsung ke jaringan 220 Volt pada masing-masing sistem kelistrikan seperti ditunjukkan pada gambar B12.1

Piru
1,2 MW

Masohi, Liang, Waipia


6,0 MW

Namlea - Mako
5,4 MW

Ambon
49 MW

Dobo
2,7 MW

Kairatu
4,4 MW
Saparua
1,5 MW

Langgur
7,2 MW

Saumlaki
2,5 MW

Gambar 12.1. Peta Lokasi Pembangkit di Provinsi Maluku

RUPTL

Sistem kelistrikan terbesar di Provinsi Maluku adalah Sistem Ambon, dimana sistem ini memiliki jumlah pasokan
pembangkit 79,6 MW termasuk PLTD sewa, dengan daya mampu sekitar 50,8 MW dan beban puncak 49
MW. Sistem kelistrikan di Provinsi Maluku dengan beban puncak di atas 2 MW posisi bulan September 2013
sebagaimana dapat dilihat pada tabel B12.1.

338

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B12.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang

Jenis

Jenis
Bahan
Bakar

Pemilik

1. Hative Kecil

PLTD

BBM

PLN

44,7

27,0

27,0

2. Poka

PLTD

BBM

PLN

34,9

23,8

22,0

79,6

50,8

49,0

No

1. Masohi

PLTD

BBM

PLN

8,1

4,7

4,5

2. Waipia

PLTD

BBM

PLN

0,4

0,2

0,3

3. Liang

PLTD

BBM

PLN

BBM

PLN

2,9

2,0

PLTD

BBM

PLN

3,9

2,2

3. Piru

PLTD

BBM

PLN

2,8

1,4

1,2

9,6

5,6

5,6

Sistem Namlea - Mako


1. Namlea

PLTD

BBM

PLN

6,4

4,2

4,4

2. Mako

PLTD

BBM

PLN

4,3

1,4

1,2

10,7

5,6

5,6
1,5

Sistem Saparua
PLTD

BBM

PLN

4,0

2,0

1. Langgur

PLTD

BBM

PLN

7,6

3,6

2. Sewa Mesin

PLTD

BBM

PLN

4,4

4,0

12,0

7,6

7,2

5,3

2,7

2,5

5,3

2,7

2,5

Sistem Tual

Sistem Saumlaki
1. Saumlaki

PLTD

BBM

PLN

TOTAL
8

4,4

PLTD

TOTAL
7

1,2
6,0

2. Sewa Mesin

Saparua
6

1,2
6,1

1. Kairatu

TOTAL
5

1,2
9,7

Sistem Kairatu - Piru

TOTAL
4

Beban
Puncak
(MW)

Sistem Masohi

TOTAL
3

Daya
Mampu
(MW)

Sistem Ambon

TOTAL
2

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Sistem Dobo
1. Dobo

PLTD

BBM

PLN

TOTAL
Total

4,0

3,1

2,7

4,0

3,1

2,7

135,0

83,5

80,1

B12.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Kota Ambon mempunyai populasi terbesar di Provinsi Maluku dan jumlah pelanggan PLN paling banyak berada
di Ambon dibanding kota lainnya. Kondisi ekonomi Maluku dalam lima tahun terakhir tumbuh lebih baik
dibanding sebelumnya yaitu rata-rata diatas 6% per tahun. Sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran
serta sektor jasa-jasa lainnya mempunyai kontribusi dominan mencapai hampir 76%, mampu tumbuh diatas
9% kecuali pertanian. Kondisi ekonomi yang membaik ini dan ditopang oleh kondisi keamanan yang kondusif,
akan berdampak pada tingginya konsumsi listrik di Maluku.
Sampai dengan tahun 2012, jumlah pelanggan PLN masih didominasi oleh kelompok rumah tangga dengan
konsumsi mencapai 92,9%, disusul kelompok komersial 4 %, publik 3 % dan industri 0,03%.
Berdasarkan realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Sistem

339

kecenderungan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan
rasio elektrikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik tahun 2013 2022 diperlihatkan pada
tabel B12.2.
Tabel B12.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
(GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

8,1

461

512

97

252.277

2014

8,5

511

567

107

263.336

2015

8,6

562

647

122

274.133

2016

8,6

617

708

133

285.008

2017

8,6

677

784

148

296.145

2018

8,6

743

868

163

307.549

2019

8,6

816

947

178

319.227

2020

8,6

895

1.034

194

331.185

2021

8,6

982

1.128

212

343.330

2022

8,6

1.078

1.232

231

355.767

Growth

8,6

10,5%

10,6%

10,5%

4,5%

B12.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Maluku
dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi energi primer setempat sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Sumber energi yang tersedia di Maluku untuk pembangkit listrik terbatas pada sumber-sumber hydro yang
berada di Pulau Seram dan Pulau Buru serta panas bumi di Pulau Ambon dan Pulau Haruku.
Saat ini pengeboran sumur eksplorasi panas bumi di Pulau Ambon tepatnya di desa Suli sedang dilaksanakan
untuk rencana pembangunan PLTP Tulehu 2x10 MW. Sedangkan PLTP Haruku masih berupa potensi dan
perlu dilakukan survey. Selain itu, di Pulau Seram terdapat potensi hidro yang cukup besar bisa mencapai
100 MW lebih, namun sebagian diantaranya berada di kawasan hutan konservasi sehingga ada kemungkinan
akan mengalami hambatan jika seluruhnya dikembangkan menjadi PLTA/M.
Pengembangan Pembangkit

RUPTL

Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2022 akan dapat dipenuhi dengan mengembangkan pembangkit
di Maluku berkapasitas total sekitar 280 MW, termasuk rencana PLTMG Ambon Peaker 50 MW dan PLTA Wai
Tala 54MW seperti ditampilkan pada tabel B12.3. Selain itu juga akan dikembangkan PLTS on-grid oleh swasta
dengan kapasitas 10,5 MW.

340

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B12.3. Pengembangan Pembangkit

No

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD

Ambon (FTP 1)

PLN

PLTU

2x15

2014/15

Ambon 2

PLN

PLTU

2x15

2016

Tulehu (FTP 2)

PLN

PLTP

2x10

2018

Wai Tina

Swasta

PLTM

2016/17

Sapalewa

Swasta

PLTM

2016/17

Ambon Peaker

Unallocated

PLTMG

50

2016

Seram Peaker

Unallocated

PLTMG

10

2016

Nua (Masohi)

Unallocated

PLTM

2017

Isal

Unallocated

PLTM

2018/19

10

Wai Tala

Unallocated

PLTA

54

2019/20

11

Ambon 3

Unallocated

PLTU

15

2020

12

Ambon Peaker 2

Unallocated

PLTMG

10

2021

13

Langgur

Unallocated

PTMPD

2x3.5

2015

14

Bula

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2015

15

Saumlaki

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2015

16

Dobo

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2015

17

Kairatu

Unallocated

PTMPD

1x1.2

2015

18

Masohi

Unallocated

PTMPD

1x1.2

2015

19

Namlea

Unallocated

PTMPD

1x3.5

2016

20

Tene

Unallocated

PLTM

2016

21

Wae Mala

Unallocated

PLTM

1,5

2017

Makariki

Unallocated

PLTM

2017

22

Jumlah

280,6

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk

Selaras dengan pengembangan pembangkit PLTA/M dan PLTP yang jauh dari pusat beban dan pengembangan
PLTU batubara skala kecil tersebar di beberapa lokasi, akan dibangun jaringan transmisi 70 kV sepanjang 673
kms untuk menyalurkan energi listrik ke pusat beban. Untuk transmisi 70 kV di Pulau Buru akan dibangun apabila
hasil studi menunjukkan bahwa energi yang diproduksi sebagian besar akan dikirim ke Sistem Namlea Mako.
Dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun transmisi tersebut sekitar US$ 39,5 juta seperti ditampilkan
dalam Tabel B12.4.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pengembangan Transmisi

341

Tabel B12.4. Pembangunan SUTT 70 kV


No.

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

70 kV

1 cct, 1 x 240 HAWK

18

2014

GI Passo

kms

COD

PLTU Waai

PLTU Waai

GI Sirimau

70 kV

1 cct, 1 x 240 HAWK

30

2014

GI Passo

GI Sirimau

70 kV

1 cct, 1 x 240 HAWK

12

2014

GI Passo

GI Wayame

70 kV

2 cct, 1 x 240 HAWK

26

2015

PLTP Tulehu

Incomer single phi Sirimau-Waai

70 kV

1 cct, 1 x 240 HAWK

2016

GI Piru

GI Kairatu

70 kV

2 cct, 1 x 240 HAWK

110

2016

GI Masohi

GI Kairatu

70 kV

2 cct, 1 x 240 HAWK

210

2016

GI Piru

GI Taniwel

70 kV

2 cct, 1 x 240 HAWK

60

2016

GI Namrole

GI Namlea

70 kV

2 cct, 1 x 240 HAWK

171

2016

PLTA Tala

Incomer 2 phi (Kairatu-Masohi)

70 kV

2 cct, 1 x 240 HAWK

30

2017

10

673

PLTM Wae Mala


1.5 MW (2017)

PLTM Isal
8 MW (2018/19)

PLTM Sapalewa
8 MW (2016/17)

Taniwel
ACSR 1x240 mm
30 km (2016)

PLTA Wai Tala


54 MW (2019/20)

PLTM Nua
8 MW (2017)

PLTM Ruwapa
1,2 MW (2018)

PLTD Masohi
8.1 MW

Piru

Bula

A
A

ACSR 1x240 mm2


55 km (2016)

PLTU Ambon (FTP1)


2x15 MW (2014/15)

ACSR 1x240 mm2


15 km (2017)

Kairatu

PLTU Ambon 2
2x15 MW (2016)

ACSR 1x240 mm
105 km (2016)

D
MG

Masohi

Waai

PLTU Ambon 3
2x15 MW (2019/23)

U U
U
Tulehu
P
Haruku

PLTM Tene
4 MW (2016)
PLTMG Seram Peaker
10 MW2016

Passo

Wayame

PLTM Makariki
4 MW (2017)
2

Sirimau

PLTU Tulehu (FTP2)


2x10 MW (2018)

PLTD Hative Kecil


44.7 MW
PLTMG Ambon Peaker
50 MW2016
10 MW2021

PLTD Poka
34.9 MW

PT PLN (Persero)

/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

PERENCANAAN SISTEM
PETA JARINGAN SISTEM AMBON
PROPINSI MALUKU

GI 500 kV Existing / Rencana


GI 275 kV Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
GI 500/275 kV Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana
GI 275/150 kV Existing / Rencana
GI 150/70 kV Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
T/L 500 kV Existing / Rencana

U
G
P
A
GU
MG
M
D

/
/
/
/
/
/
/
/

PLTU Existing / Rencana


PLTG Existing / Rencana
PLTP Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
PLTGU Existing / Rencana
PLTMG Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
Kit Rencana

U
G
P
A
GU
MG
M
D

Edit Desember 2013

RUPTL

Gambar B12.2. Peta Rencana Pengembangan Sistem 70 kV Pulau Ambon dan Pulau Seram

342

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

PLTD Namlea
6,4 MW
D

P. BURU

PLTD Mako
4,3 MW

Mako

Namlea

PLTM Wai Tina


2x4 MW (2016/17)

PERENCANAAN SISTEM

PT PLN (Persero)

/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

PETA JARINGAN SISTEM PULAU BURU


PROPINSI MALUKU
GI 500 kV Existing / Rencana
U
/ U PLTU Existing / Rencana
GI 275 kV Existing / Rencana
G / G PLTG Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
P / P
PLTP Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
A / A PLTA Existing / Rencana
GU
GI 500/275 kV Existing / Rencana
/ GU PLTGU Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana MG / MG PLTMG Existing / Rencana
M / M
GI 275/150 kV Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
D / D
GI 150/70 kV Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
Kit Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
Edit Desember 2013
T/L 500 kV Existing / Rencana

ACSR 1x240 mm2


75 km (2016)

Wamsisi
Namrole

Gambar B12.3. Peta Rencana Pengembangan Sistem 70 kV Pulau Buru

Pengembangan Gardu Induk (GI)


Berkaitan dengan rencana pengembangan transmisi terkait proyek PLTA, PLTU dan PLTP serta untuk
mendistribusi listrik ke pelanggan, direncanakan pembangunan gardu induk baru. Sampai dengan tahun 2022
diperlukan pembangunan GI 70 kV baru dan pengembangannya di 9 lokasi dengan kapasitas total 270MVA
dan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 24 juta, belum termasuk kebutuhan investasi untuk pembangunan
GI pembangkit seperti diperlihatkan pada tabel B12.5.

No

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kap.
(MVA)

COD

Sirimau

70/20 kV

New

40

2014

Passo

70/20 kV

New

20

2015

Passo

70/20 kV

Ext LB

2 LB

2015

Poka/Wayame

70/20 kV

New

30

2016

Piru

70/20 kV

New

20

2016

Taniwel

70/20 kV

New

10

2016

Sirimau

70/20 kV

Extension

20

2016

Masohi

70/20 kV

New

20

2017

Kairatu

70/20 kV

New

20

2017

10

Passo

70/20 kV

Extension

20

2018

11

Poka/Wayame

70/20 kV

Extension

30

2020

12

Masohi

70/20 kV

Extension

20

2020

13

Namrole

70/20 kV

New

10

2017

14

Namlea

70/20 kV

New

10

2017

270

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B12.5. Pengembangan GI di Maluku

343

Pengembangan Distribusi
Pengembangan distribusi di Provinsi Maluku dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tambahan pelanggan
baru sekitar 126 ribu sambungan sampai dengan tahun 2022, termasuk untuk melayani listrik perdesaan.
Selain itu direncanakan pula jaringan 20 kV untuk menghubungkan antar sistem isolated yang memiliki potensi
sumber energi terbarukan dan murah dengan sistem di dekatnya yang masih menggunakan PLTD minyak.
Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 20132022 sudah termasuk untuk melistriki
perdesaan adalah 1.657 kms JTM, sekitar 928 kms JTR dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 77
MVA, secara rinci ditampilkan pada tabel B12.6.
Tabel B12.6. Pengembangan Sistem Distribusi di Maluku
JTM
kms

Tahun

JTR
kms

Trafo
MVA

Pelanggan

2013

304

180

14

23.221

2014

145

79

11.059

2015

141

80

10.796

2016

142

80

10.876

2017

146

82

11.137

2018

149

83

11.404

2019

153

84

11.678

2020

156

86

11.958

2021

159

86

12.145

2022

163

88

12.437

1.657

928

77

126.711

2013 - 2022

B12.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
dengan tahun 2022 diberikan pada tabel B12.7.
Tabel B12.7. Rangkuman

RUPTL

Tahun

344

Energi
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

2013

461

512

97

2014

511

567

107

15

40

60

41

2015

562

647

122

32

20

26

105

2016

617

708

133

106

80

556

174

2017

677

784

148

22

60

30

66

2018

743

868

163

26

20

49

2019

816

947

178

16

31

2020

895

1.034

194

56

50

98

2021

982

1.128

212

10

13

2022

1.078

1.232

231

281

270

673

588

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

LAMPIRAN B.13
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI MALUKU UTARA

B13.1. Kondisi Saat Ini


Sistem kelistrikan di Provinsi Maluku Utara terdiri dari 6 sistem kelistrikan dengan beban di atas 1 MW yaitu
Sistem Ternate Soa Siu (Tidore), Tobelo Malifut, Jailolo So Payahe, Bacan, Sanana dan Daruba.
Selain itu juga terdapat 19 unit pusat pembangkit skala yang lebih kecil di lokasi tersebar.
Beban puncak gabungan (non coincident) sistem-sistem kelistrikan di Provinsi Maluku Utara saat ini sekitar 57
MW, dipasok oleh PLTD tersebar dan PLTS yang terhubung langsung ke sistem distribusi 20 kV seperti dapat
dilihat pada gambar B13.1.

Daruba
1,5 MW
Sofifi-Payahe
4,1 MW
Tobelo-Malifut
7,5 MW
Jailolo-Sidangoli
2 MW
Ternate
19,5 MW
Tidore/SoaSiu
3,9 MW

Bacan
2,9 MW

RUPTL

Sanana
2,4 MW

346

Gambar B13.1. Peta Lokasi Pembangkit di Provinsi Maluku Utara

Sebagian sistem yang lebih kecil terhubung langsung ke jaringan tegangan rendah 220Vol. Sistem terbesar di
Maluku Utara adalah Sistem Ternate Tidore dimana sistem ini memiliki pasokan pembangkit sekitar 45,9 MW
dengan daya mampu 26,3 MW dan beban puncak 23 MW. Sistem kelistrikan di Provinsi Maluku Utara dengan
beban puncak diatas 1 MW posisi bulan September 2013 sebagaimana dapat dilihat pada tabel B13.1.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B13.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang di Maluku Utara

Jenis

Jenis
Bahan
Bakar

Pemilik

1. Kayu Merah

PLTD

BBM

PLN

2. Soa Siu

PLTD

BBM

PLN

No
1

Sistem

1. Tobelo

PLTD

BBM

PLN

2. Malifut

PLTD

BBM

PLN

1. Jailolo-Sidangoli

PLTD

BBM

PLN

2. So

PLTD

BBM

PLN

PLTD

BBM

PLN

Total

19,5

3,1

3,9

45,9

26,4

23,4

9,4

6,3

6,3

2,5

1,2

1,2

11,9

7,5

7,5

4,4

2,9

1,9

6,7

5,5

4,1

11,1

8,4

6,0

5,8

3,3

5,8

3,3

7,5

2,4

7,5

2,4

2,4

4,1

2,9

1,4

86,3

50,9

43,7

2,9

Sistem Sanana
1. Sanana

PLTD

BBM

PLN

Total
6

23,3

4,9

Sistem Bacan
1. Bacan

41,0

Sistem Jailolo - Sidangoli So

Total
4

Beban
Puncak
(MW)

Sistem Tobelo

Total
3

Daya
Mampu
(MW)

Sistem Ternate - Tidore

Total
2

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Sistem Daruba
Daruba

PLTD

BBM

Total

PLN

Ternate merupakan kota terbesar di Provinsi Maluku Utara dan mempunyai populasi penduduk terbesar di
Provinsi ini. Pertumbuhan ekonomi Provinsi ini cukup tinggi dan dalam lima tahun terakhir mencapai rata-rata
di atas 7% per-tahun. Kekayaan alamnya juga melimpah berupa tambang nikel dan emas yang banyak tersedia
di Pulau Halmahera.
Sesuai rencana MP3EI, kawasan ini akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur
dengan program utama adalah pengembangan industri pengolahan tambang yaitu ferro nikel dan industri
hilirnya untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih tinggi. Selain itu, di Morotai juga akan dikembangkan
kawasan industri pengolahan. Kondisi ini akan dapat mendorong ekonomi di Provinsi ini tumbuh lebih cepat
dan pada akhirnya kebutuhan listrik juga akan meningkatkan lebih tinggi.
Dari realisasi penjualan tenaga listrik dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan
pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik tahun 2013 2022 sebagaimana diberikan pada tabel B13.2.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

B13.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

347

Tabel B13.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
(GWh)

Produksi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

6,4

270

301

57

155.573

2014

6,7

301

348

66

171.155

2015

6,8

336

391

73

188.118

2016

6,8

374

443

82

206.003

2017

6,8

417

495

91

224.499

2018

6,8

464

549

100

243.648

2019

6,8

516

605

110

264.136

2020

6,8

573

668

120

285.495

2021

6,8

637

737

131

307.970

2022

6,8

708

813

144

328.801

Growth

6,7

11,6%

11,8%

10,9%

8,8%

B13.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Maluku
Utara dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi energi primer serta kondisi geogras setempat,
sebagai berikut.
Potensi Sumber Energi
Di Pulau Halmahera terdapat potensi energi panas bumi yang cukup besar mencapai 40 MW yang akan
dikembangkan menjadi PLTP Jailolo. Di Pulau Bacan juga terdapat potensi sumber panas bumi yaitu di Songa
Wayaua namun tidak terlalu besar. Sumber energi primer lainnya adalah tenaga air namun tidak besar dan
hanya dapat dikembangkan menjadi PLTM untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat setempat.
Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik 2013 sampai dengan tahun 2022 akan dipenuhi dengan mengembangkan PLTU
batubara, PLTP, PLTM dan PTMPD dengan kapasitas sekitar 146 MW seperti ditampilkan pada tabel B13.3.
Selain itu juga akan dikembangkan PLTS oleh swasta dengan kapasitas 6,5 MW.
Tabel B13.3. Pengembangan Pembangkit

RUPTL

No

348

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD

Tidore (FTP 1)

PLN

PLTU

2x7

2014

So

PLN

PLTU

2x3

2015

Tidore 2

PLN

PLTU

2x7

2016

Jailolo (FTP 2)

Swasta

PLTP

10

2019

Songa Wayaua (FTP 2)

Swasta

PLTP

2019

Ternate Peaker

Unallocated

PLTMG

20

2016

Ternate Peaker

Unallocated

PLTMG

10

2018

Tobelo

Unallocated

PLTU

2x7

2019/20

Tidore 3

Unallocated

PLTU

2x7

2020

10

Ternate Peaker

Unallocated

PLTMG

10

2022

11

Bacan

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2015

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B13.3. Pengembangan Pembangkit


lanjutan
No

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD

12

Tobelo

Unallocated

PTMPD

2015

13

So

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2016

14

Sanana

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2016

15

Daruba

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2016

16

Jailolo

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2017

17

Maluku Utara Tersebar

Unallocated

PLTM

2017/18

18

Jailolo 2

Unallocated

PLTP

2020

Jumlah

146

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan Transmisi
Rencana pengembangan transmisi di Maluku Utara khususnya di Pulau Halmahera ini dimaksudkan untuk
evakuasi daya dari pusat pembangkit yaitu PLTP ke pusat-pusat beban. Mengingat lokasi beban tersebar jauh
dari pusat pembangkit, maka akan dibangun transmisi 150 kV sepanjang 376 kms. Rencana pembangunan
transmisi dan kabel laut 150 kV untuk menyalurkan daya dari PLTP di Halmahera ke pusat beban di Ternate,
akan disiapkan apabila hasil studi dasar laut dan kelayakan teknis serta keekonomiannya telah dilaksanakan
dan dinyatakan layak. Dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun transmisi SUTT tersebut sekitar US$
33.5 juta seperti ditampilkan dalam tabel B13.4.
Tabel B13.4. Pembangunan SUTT 150 kV
No.

Dari

Tegangan

PLTP Jailolo

Maba

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

110 2019

So

Incomer single pi (Jailolo-Maba) 150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

46 2019

PLTP Jailolo

Tobelo

2 cct, Hawk, 240 mm

220 2019

150 kV

Konduktor

kms

COD

376

2013 - 2022

Ke

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

349

Tabel B14.3 Pengembangan Pembangkit


lanjutan

Tobelo

PLTM Goal
1,5 MW (2017)

PLTU Tobelo
2x7 MW (2019/20)

ACSR 1x240 mm2


110 km (2019)

PLTP Jailolo (FTP2)


2x5 MW (2019)

PLTP Jailolo 2
5 MW (2020)

PLTMG Ternate Peaker


20 MW (2016)
20 MW (2018/22)

Jailolo
ACSR 1x240 mm2
42 km (2019)
ACSR 1x240 mm2
72 km (2019)

PLTD Kayu Merah


41 MW

PLTU Tidore FTP1


2x7 MW (2014)
PLTU Tidore 2
2x7 MW (2016)

PLTU Tidore 3
14 MW (2020)

ACSR 1x240 mm2


23 km (2019)

Maba

U
PT PLN (Persero)
PLTU Sofifi
6 MW (2015)

PLTD Soa Siu


4,9

/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

PERENCANAAN SISTEM

PETA JARINGAN SISTEM HALMAHERA


PROPINSI MALUKU UTARA
GI 500 kV Existing / Rencana
U
/ U PLTU Existing / Rencana
GI 275 kV Existing / Rencana
G / G PLTG Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
P / P
PLTP Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
A / A PLTA Existing / Rencana
GU
GI 500/275 kV Existing / Rencana
/ GU PLTGU Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana MG / MG PLTMG Existing / Rencana
M / M
GI 275/150 kV Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
D / D
GI 150/70 kV Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
Kit Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
Edit Desember 2013
T/L 500 kV Existing / Rencana

B13.2. Peta rencana pengembangan sistem 150 kV Halmahera

Pengembangan GI
Berkaitan dengan rencana pengembangan transmisi tersebut serta untuk menyalurkan daya listrik ke pelanggan,
direncanakan dibangun gardu induk. Sampai dengan tahun 2022 direncanakan pembangunan GI 150 kV di 5
lokasi dengan total kapasitas 140 MVA dan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 12,4 juta, belum termasuk
dana investasi untuk pembangunan GI Pembangkit, seperti diperlihatkan pada tabel B13.5.
Tabel B13.5. Pengembangan GI di Maluku Utara

RUPTL

No

350

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kap.
(MVA)

COD

So

150/20 kV

New

30

2019

Maba

150/20 kV

New

30

2019

Jailolo

150/20 kV

New

30

2019

Tobelo

150/20 kV

New

30

2019

Ternate

70/20 kV

New

20

2019

140

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Pengembangan Distribusi
Pengembangan distribusi di Provinsi Maluku Utara dimaksudkan untuk memenuhi proyeksi tambahan
pelanggan baru sekitar 187 ribu sambungan sampai dengan tahun 2022. Pada tahun 2013 saja akan disambung
14.327 pelanggan, dan pada periode selanjutnya akan disambung rata-rata 18.756 pelanggan setiap tahun.
Selain itu direncanakan pula jaringan 20 kV untuk menghubungkan pulau-pulau yang memiliki potensi sumber
energi terbarukan dan murah dengan pulau di dekatnya yang tidak tersedia energi murah. Namun demikian,
interkoneksi ini tetap mempertimbangkan kelayakan teknis dan keekonomiannya serta hasil studi laut.
Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 2013 2022 termasuk untuk melistriki perdesaan
adalah 1.689 kms JTM, 889 kms JTR dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 120 MVA, secara rinci
ditampilkan pada tabel B13.6.
Tabel B13.6. Pengembangan Sistem Distribusi di Maluku Utara

Tahun

JTM
(kms)

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

215

115

14.327

2014

155

81

15.582

2015

156

83

16.963

2016

155

82

17.885

2017

159

84

18.495

2018

163

86

19.149

2019

167

88

20.489

2020

172

90

21.359

2021

171

89

22.475

2022

175

91

20.831

1.689

889

72

187.555

2013 2022

Di Pulau Halmahera terdapat potensi tambang nikel yang sangat besar dan akan dikembangkan dan diolah
menjadi FeNi. Beberapa calon investor berminat mengolah tambang tersebut dengan membangun smelter,
salah satu diantaranya adalah PT Antam di Buli. Adanya industri ekstraksi dan pengolahan tersebut diharapkan
akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat dan Halmahera akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan
ekonomi untuk kawasan Maluku.
Mengingat daya yang dibutuhkan cukup besar, maka pembangkit yang disiapkan untuk melayani kebutuhan
smelter dan industri hilirnya akan dibangun sendiri oleh PT Antam di Buli. Begitu juga calon investor lainnya, juga
perlu membangun pembangkit sendiri bila akan membangun industri smelter mengingat daya yang dibutuhkan
sangat besar dan sifat beban yang spesik dan beruktuasi. Jenis beban seperti ini tidak cocok bila disambung
dengan pelanggan umum lainnya karena akan dapat mengganggu kualitas pasokan listrik ke pelanggan umum.

B13.5. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
dengan tahun 2022 sebagaimana diperlihatkan pada tabel B13.7.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

B13.4. Pengembangan Sistem Kelistrikan Terkait Industri Feronikel

351

Tabel B13.7. Rangkuman

Tahun

Energi Sales
(GWh)

Produksi Energi
(GWh)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi Investasi
(kms)
(juta US$)

2013

270

301

57

2014

301

348

66

14

34

2015

336

391

73

15

55

2016

374

443

82

41

77

2017

417

495

91

44

2018

464

549

100

12

27

2019

516

605

110

22

140

376

108

2020

573

668

120

26

64

2021

637

737

131

2022

708

813

144

10

13

146

140

376

434

RUPTL

Jumlah

352

Beban
Puncak
(MW)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

LAMPIRAN B.14
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI PAPUA

B14.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Provinsi Papua terdiri dari 36 Kabupaten dan 1 Kotamadya yang sistem kelistrikannya isolated terdiri dari 8
sistem dengan beban di atas 1 MW yaitu Sistem Jayapura, Genyem, Wamena, Timika, Merauke, Nabire, Serui
dan Biak. Selain itu, terdapat sistem kelistrikan isolated yang beban puncak < 1 MW (listrik perdesaan) tersebar
di 53 lokasi.
Beban puncak seluruh sistem kelistrikan di Provinsi Papua adalah 131,4 MW dan dipasok dari pembangkitpembangkit jenis PLTD, PLTS dan PLTM. Energi listrik disalurkan melalui jaringan tegangan menengah (JTM)
20 kV dan jaringan tegangan rendah (JTR) 400/231 Volt. Sistem kelistrikan Jayapura merupakan sistem
terbesar di antara kedelapan sistem kelistrikan di Provinsi Papua sebagaimana diberikan dalam tabel B14.1.
Peta sistem kelistrikan di Provinsi Papua seperti pada Gambar B14.1.

Sistem Biak

PROVINSI
PA PUA BARAT

PROVINSI
PRO
PR
OVINS
NS PAPUA
NSI

Sistem Serui
Sistem Genyem
Sistem Jayapura

Sistem Nabire
Sistem Wamena

Sistem Timika

Gambar
Peta
Kelistrikan
Ga
ambar
mbar
mb
ar B14.1
B14.1 Pe
P
etta
a Sistem
Sisttem K
elistrriik
el
ikan Provinsi Papua
Sistem Merauke

Gambar B14.1. Sistem kelistrikan di Provinsi Papua

RUPTL

Rincian pembangkit terpasang dan beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Papua posisi s/d September
2013 diberikan pada Tabel B14.1.

354

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B14.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang

No

Sistem

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

PLTD

BBM

PLN

88,8

71,3

60,6

Daya Mampu
(MW)

Jayapura

Genyem

PLTD

BBM

PLN

5,0

2,5

1,3

Wamena

PLTD, PLTM

BBM

PLN

7,1

6,2

4,8

Timika

PLTD

BBM

PLN

22,7

18,8

17,6

Biak

PLTD

BBM

PLN

17,8

14,2

10,2

Serui

PLTD

BBM

PLN

8,5

6,2

4,4

Merauke

PLTD

BBM

PLN

20,5

16,7

14,8

Nabire

PLTD

BBM

PLN

15,7

12,0

11,0

Lisdes Tersebar

PLTD, PLTS

BBM/Surya

PLN

16,4

12,7

6,8

202,5

160,5

131,4

Total

B14.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Kondisi ekonomi Provinsi Papua dalam lima tahun terakhir tumbuh lebih baik dibanding sebelumnya yaitu ratarata di atas 7% per tahun. Sektor pertambangan dan penggalian, perdagangan, hotel dan restoran serta sektor
jasa-jasa lainnya mempunyai kontribusi dominan mencapai hampir 78%. Kondisi ekonomi yang membaik ini
akan berdampak pada tingginya konsumsi listrik di Provinsi Provinsi Papua .
Sampai dengan tahun 2012, jumlah pelanggan PLN masih didominasi oleh kelompok rumah tangga dengan
konsumsi mencapai (55%) disusul kelompok komersial 31,3%, publik 13,4% dan industri 0,3%. Mengingat
kondisi pasokan listrik yang terbatas dan geogra yang cukup sulit sehingga saat ini kebutuhan energi listrik
belum seluruhnya dapat dipenuhi.
Memperhatikan data penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan potensi
pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi, maka
proyeksi kebutuhan listrik 2013 2022 diperlihatkan pada tabel B14.2.

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
(GWh)

Produksi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

9,1

729

828

156

341.342

2014

9,6

799

921

173

373.668

2015

9,7

877

1.018

191

407.586

2016

9,7

962

1.113

208

441.789

2017

9,7

1.055

1.217

226

477.492

2018

9,7

1.156

1.332

246

514.784

2019

9,7

1.267

1.457

268

553.759

2020

9,7

1.389

1.593

292

594.522

2021

9,7

1.523

1.743

319

635.771

2022

9,7

1.670

1.908

348

678.866

Growth

9,6

9,8%

10,1%

11,5%

12,0%

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B14.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

355

B14.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Rencana pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Papua dilakukan dengan
memperhatikan kebutuhan dan potensi energi primer setempat serta sebaran penduduknya, adalah sebagai
berikut.

Potensi Sumber Energi


Sumber energi primer di Provinsi Papua yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik terbatas
pada sumber-sumber potensi tenaga air, namun kapasitasnya sangat besar dengan lokasi yang cukup jauh
dari pusat beban. Berdasarkan hasil survei dan studi yang dilakukan oleh PLN Proyek Induk Sarana Fisik dan
Penunjang, PLN Enjiniring dan PT Gama Epsilon selama periode 1996 - 2009, potensi tenaga air di Provinsi
Papua yang terdata adalah sekitar 11.000 MW tersebar di 15 lokasi. Dari potensi-potensi tersebut yang sudah
dilakukan studi kelayakan dan desain rinci adalah sebesar 26,6 MW, yaitu di Walesi, Kalibumi, Mariarotu dan
Sanoba. Kurang maksimalnya pengembangan potensi tenaga air di Provinsi Papua disebabkan oleh karena
lokasi sumber energi berada jauh dari pusat beban, sehingga belum layak untuk dikembangkan secara besarbesaran.

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan beban sampai dengan tahun 2022, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit
sekitar 450 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada tabel B14.3. Selain itu terdapat potensi PLTM yang
diharapkan dapat dikembangkan oleh swasta yaitu PLTM Rendani 2x0,65 MW di Kabupaten Yapen, PLTM
Serambokan 118 kW dan PLTM Digoel 1,1 MW distrik Okaom di Kabupaten Pegunungan Bintang yang saat
ini dalam tahap studi kelayakan serta potensi PLTS yang akan dikembangkan oleh swasta sebesar 13,5 MWp.
Tabel B14.3. Pengembangan Pembangkit

RUPTL

No

356

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

PLN

PLTM

Kapasitas
(MW)
0,6

COD

Walesi 6,7

2013

Orya/Genyem

PLN

PLTA

20

2014

Sinagma 4,5

PLN

PLTM

0,4

2014

Jayapura (FTP 1)

PLN

PLTU

2x10

2014

Timika

PLN

PLTU

4x7

2015

Holtekamp 2

PLN

PLTU

2x15

2016

Biak

PLN

PLTU

2x7

2016

Baliem

PLN

PLTA

50

2016/17/18

Kalibumi I (APBN)

PLN

PLTM

2,6

2017

10

Merauke

Swasta

PLTBiomassa

10

2016

11

Biak

Swasta

PLTU

2x7

2017

12

Nabire

Swasta

PLTU

2x7

2017

13

Jayapura

Swasta

PLTU

2x15

2018

14

Jayapura Peaker

Unallocated

PLTMG

40

2016

15

Kalibumi II

Unallocated

PLTM

16

Orya 2

Unallocated

PLTA

10

2017

17

Kalibumi III Cascade

Unallocated

PLTM

7,5

2018/19/20

18

Timika Peaker

Unallocated

PLTMG

19

Merauke

Unallocated

PLTU

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

5
2x10

2017/18

2018
2018/19

Tabel B14.3. Pengembangan Pembangkit


lanjutan
No

Proyek

Asumsi

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD

20

Nabire

Unallocated

PLTMG

10

21

Jayapura Peaker 2

Unallocated

PLTMG

2x15

2020

22

Timika Peaker

Unallocated

PLTMG

2021

23

Jayapura 3

Unallocated

PLTU

2x25

2021/22

24

Serui

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2015

25

Merauke

Unallocated

PTMPD

2x3.5

2015

26

Biak

Unallocated

PTMPD

2x3.5

2015/16

27

Timika

Unallocated

PTMPD

2x3.5

2016

28

Mariarotu I

Unallocated

PLTM

1,3

2017

29

Walesi Blok II

Unallocated

PLTM

6x1

2018

30

Mariarotu II

Unallocated

PLTM

1,3

2018

31

Amai

Unallocated

PLTM

1,4

2018

Jumlah

2019/21

450

Sebagaimana dapat dilihat pada tabel B14.3, di Provinsi Papua akan dibangun PLTA Baliem secara bertahap
(10 MW pada tahun 2016 dan 4x10 MW pada tahun 2017/2018). PLTA ini dimaksudkan untuk mempercepat
pemerataan tersedianya pasokan listrik yang cukup khususnya di sekitar Wamena. Listrik yang dibangkitkan
akan disalurkan ke tujuh ibukota Kabupaten di sekitar Wamena menggunakan transmisi 150 kV. Selain itu PLN
siap membeli kelebihan tenaga listrik di Timika dari rencana pengembangan PLTA Urumuka oleh pihak swasta.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Pengembangan Transmisi

Tabel B14.4. Pembangunan SUTT 70 kV dan 150 kV


No.

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

PLTU Holtekamp

GI Skyland

70 kV

2 cct, 1 HAWK

36

2014

GI Jayapura (Skyland)

GI Sentani

70 kV

2 cct, 1 HAWK

40

2014

PLTA Genyem

GI Sentani

70 kV

2 cct, 1 HAWK

160

2014

PLTU Timika

GI Timika

70 kV

2 cct, 1 HAWK

60

2015

PLTA Baliem

GI Wamena

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

50

2016

GI Wamena

GI Elelim

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

122

2017

GI Wamena

GI Karubaga

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

150

2017

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

130

2017

80

2017

50

2017

8
9
10

GI Karubaga

GI Mulia

GI Mulia

GI Ilaga

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm

PLTA Baliem

GI Sumohai

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

878

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Selaras dengan pengembangan PLTA yang berlokasi jauh dari pusat beban dan pengembangan PLTU batubara
skala kecil tersebar di beberapa lokasi, direncanakan akan dibangun transmisi 70 kV sepanjang 296 kms dan
150 kV sepanjang 582 kms untuk menyalurkan energi listrik ke pusat beban. Mengingat potensi PLTA Baliem
sangat besar dan daya yang dibangkitkan akan disalurkan ke tempat yang cukup jauh, maka sistem yang
dikembangkan di Wamena menggunakan tegangan 150 kV. Dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun
transmisi tersebut sekitar US$ 68.5 juta, seperti ditampilkan dalam tabel B14.4.

357

Pengembangan Gardu Induk


Seiring dengan rencana pembangunan transmisi, akan dibangun juga GI tegangan 70 kV dan 150 kV untuk
menyalurkan daya ke beban. Total kapasitas GI yang akan dibangun mulai tahun 2013 sampai dengan 2022
adalah 450 MVA seperti pada tabel B14.5. Dana yang dibutuhkan sekitar US$ 28,8 juta, belum termasuk dana
investasi untuk pembangunan GI pembangkit seperti pada tabel B14.5.
Tabel B14.5. Pengembangan GI
No

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kap. (MVA)

COD

Skyland

70/20 kV

New

20

2014

Sentani/Waena

70/20 kV

New

20

2014

Timika

70/20 kV

New

30

2015

Wamena

150/20 kV

New

30

2016

Sumohai

150/20 kV

New

10

2017

Elelim

150/20 kV

New

10

2017

Karubaga

150/20 kV

New

10

2017

Mulia

150/20 kV

New

10

2017

Ilaga

150/20 kV

New

10

2017

10

Skyland

70/20 kV

Extension

60

2016

11

Sentani/Waena

70/20 kV

Extension

60

2016

12

Sentani/Waena

70/20 kV

Extension

60

2018

13

Skyland

70/20 kV

Extension

60

2021

14

Sentani/Waena

70/20 kV

Extension

60

2021

450

PLTMG Jayapura Peaker


40 MW (2016)
PLTU Jayapura Peaker 2
30 MW (2020)

PLTA Orya/Genyem
20 MW (2014)
PLTD Genyem

PLTD Sentani

ACSR 1x240 mm2


80 km (2014)

ACSR 1x240 mm2


20 km (2014)

PLTA Orya 2
10 MW (2017)
D

Jayapura (Skyland)
PLTD Jayapura

Sentani

G
D

A
ACSR 1x240 mm2
18 km (2014)
PLTU Jayapura (FTP 1)
2x10 MW (2014)
PLTU Holtekamp 2
2x15 MW (2016)

RUPTL

PLTU Jayapura 3
2x25 MW (2021/22)

358

PLTU IPP Jayapura


2x15 MW (2018)

PT PLN (Persero)
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

PERENCANAAN SISTEM

PETA JARINGAN SISTEM JAYAPURA


PROPINSI PAPUA
GI 500 kV Existing / Rencana
U
/ U PLTU Existing / Rencana
GI 275 kV Existing / Rencana
G / G PLTG Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
P / P PLTP Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
A / A PLTA Existing / Rencana
GU
GI 500/275 kV Existing / Rencana
/ GU PLTGU Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana MG / MG PLTMG Existing / Rencana
M / M
GI 275/150 kV Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
D / D
GI 150/70 kV Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
Kit Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
Edit Desember 2013
T/L 500 kV Existing / Rencana

Gambar B14.2. Peta Rencana Pengembangan Sistem Interkoneksi 70 kv Jayapura

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

GI Elelim
(Kab. Yalimo)

GI Karubaga
(Kab. Tolikara)
ACSR 1x240 mm2
65 km (2017)
ACSR 1x240 mm2
75 km (2017)

ACSR 1x240 mm2


61 km (2017)

GI Mulia
(Kab. Puncak Jaya)
ACSR 1x240 mm
40 km (2017)

PLTD Wamena
7 MW

(Kab. Lanny Jaya)

GI Wamena

GI Ilaga
ACSR 2x240 mm2
25 km (2016)

(Kab. Puncak)

PT PLN (Persero)
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

PERENCANAAN SISTEM

Kenyam
(Kab. Nduga)

PETA JARINGAN SISTEM BALIEM


PROPINSI PAPUA
GI 500 kV Existing / Rencana
U
/ U PLTU Existing / Rencana
GI 275 kV Existing / Rencana
G / G PLTG Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
P / P PLTP Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
A / A PLTA Existing / Rencana
GU
GI 500/275 kV Existing / Rencana
/ GU PLTGU Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana MG / MG PLTMG Existing / Rencana
M / M
GI 275/150 kV Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
D / D
GI 150/70 kV Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
Kit Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
Edit
Desember 2013
T/L 500 kV Existing / Rencana

PLTA Baliem
50 MW (2016/17/18)

ACSR 1x240 mm2


25 km (2017)

GI Sumohai

Gambar B14.3. Peta Rencana Pengembangan Sistem Interkoneksi 150 kV Wamena

Pengembangan Distribusi
Pengembangan distribusi di Provinsi Papua dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tambahan pelanggan
baru sekitar 449 ribu sambungan sampai dengan tahun 2022, termasuk untuk melayani listrik perdesaan.
Selain itu direncanakan pula jaringan 20 kV untuk menghubungkan Pulau-Pulau yang memiliki potensi sumber
energi terbarukan dan murah dengan Pulau di dekatnya yang tidak tersedia energi murah. Namun demikian,
interkoneksi ini tetap mempertimbangkan kelayakan teknis dan ekonomis.
Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 2013 2023 sudah termasuk untuk melistriki
perdesaan adalah 3.617 kms JTM, sekitar 4.982 kms JTR dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 469
MVA, secara rinci ditampilkan pada tabel B14.6.

Tahun

JTM
(kms)

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

902

1.242

133

112.074

2014

260

358

32

32.326

2015

273

376

34

33.918

2016

275

379

34

34.203

2017

287

396

36

35.703

2018

300

413

37

37.292

2019

314

432

39

38.975

2020

328

452

41

40.763

2021

332

457

41

41.248

2022

347

478

43

43.095

3.617

4.982

469

449.598

2013 2022

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B14.6. Rincian Pengembangan Distribusi

359

B14.4. Sistem Kelistrikan di Daerah Perbatasan Papua PNG


Provinsi Papua mempunyai wilayah yang sangat luas, dengan kerapatan penduduk yang sangat rendah
dan kondisi alam yang sangat berat. Sarana infrastruktur antar daerah masih sangat terbatas dan menjadi
tantangan untuk melaksanakan elektrikasi. Sepanjang perbatasan antara wilayah Republik Indonesia dan
Papua Nugini (PNG) pada umumnya didiami masyarakat asli Papua dengan tingkat penyebaran yang tidak
merata, hidup berkelompok dan berpindah-pindah serta berpeluang terjadi migrasi lintas batas. Kelompok
suku yang mendiami sepanjang daerah perbatasan ini beragam, ada sekitar 255 suku dengan bahasa masingmasing suku berbeda. Daerah perbatasan RI PNG terdiri dari Kabupaten Jayapura, Keerom, Merauke dan
kabupaten-kabupaten baru hasil pemekaran. Akses mencapai ibu kota kabupaten menggunakan pesawat
perintis yang beroperasi berkat bantuan/subsidi dari pemerintah daerah. Kebutuhan listrik untuk kabupaten
tersebut sebagian dipasok oleh pemerintah daerah dan sebagian dipasok oleh PLN.
Elektrikasi wilayah perbatasan direncanakan dengan membangun pembangkit yang memanfaatkan potensi
energi terbarukan yang tersedia setempat. Diprogramkan pada tahun 2013 ibukota kabupaten sudah terlistriki
dengan alternatif pertama memanfaatkan potensi tenaga air dengan membangun PLTM serta potensi tenaga
surya (PLTS). Sehubungan kondisi demogra yang tersebar dan jumlah penduduk yang relatif sedikit, maka
sistem kelistrikan yang diperlukan cukup dengan sistem isolated.

B14.5. Rangkuman
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
dengan tahun 2022 adalah seperti dalam tabel B14.7.
Tabel B14.7. Rangkuman

Tahun

Energy
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

2013

729

828

156

47

2014

799

921

173

40

40

236

99

2015

877

1.018

191

40

30

60

139

2016

962

1.113

208

115

150

50

208

2017

1.055

1.217

226

66

50

532

216

2018

1.156

1.332

246

79

60

160

2019

1.267

1.457

268

18

45

2020

1.389

1.593

292

33

43

2021

1.523

1.743

319

35

120

71

2022

1.670

1.908

348

25

61

450

450

878

1.089

RUPTL

Jumlah

360

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

LAMPIRAN B.15
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI PAPUA BARAT

B15.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini


Provinsi Papua Barat terdiri dari 10 Kabupaten dan 1 Kotamadya dengan sistem kelistrikan masih isolated,
terdiri dari 6 sistem dengan beban di atas 1 MW yaitu Sistem Sorong, Fakfak, Manokwari, Kaimana, Teminabuan
dan Bintuni. Selain itu, terdapat sistem kelistrikan isolated dengan beban puncak kurang dari 1 MW yaitu listrik
perdesaan tersebar di 48 lokasi.
Beban puncak total (non coincident) seluruh sistem kelistrikan di Papua Barat sekitar 62,6 MW, dipasok dari
pembangkit-pembangkit jenis PLTD, PLTM, PLTS dan dari excess power PLTMG/PLTG, yang terhubung langsung
melalui jaringan tegangan menengah 20kV. Sistem kelistrikan Sorong merupakan sistem terbesar di Provinsi
Papua Barat dengan beban sekitar 31,9 MW.
Peta sistem kelistrikan Provinsi Papua Barat seperti ditunjukkan pada gambar B15.1.

Sistem Sorong

Sistem Manokwari

Sistem Teminabuan
PROVINSI
Sistem Bintuni

PAPUA BARAT

Sistem Fak Fak


Sistem Kaimana

PROVINSI
PAPUA

Gambar B15.1. Peta Sistem Kelistrikan Papua Barat

Rincian pembangkit terpasang dan beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Papua Barat posisi s/d
September 2013 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel B15.1.
Tabel B15.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang

RUPTL

No

362

Sistem

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Sorong

PLTD, PLTG

BBM, Gas

PLN, Swasta

Fak Fak

PLTD, PLTM

BBM, Air

PLN

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

34,2

33,6

32,0

9,6

7,2

4,3

Teminabuan

PLTD

BBM

PLN

4,4

3,0

1,2

Kaimana

PLTD

BBM

PLN

7,0

4,5

2,8

Manokwari

PLTD

BBM

PLN

23,4

17,6

15,8

Bintuni

PLTD

BBM

PLN

2,4

1,8

1,2

Lisdes Tersebar

PLTD, PLTS

BBM, Surya

PLN

10,9

7,2

5,4

91,8

74,9

62,6

Total

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

B15.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Kondisi ekonomi Provinsi Papua Barat dalam lima tahun terakhir tumbuh lebih baik dibanding sebelumnya yaitu
rata-rata di atas 9% per tahun. Sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pegolahan, serta
sektor jasa-jasa lainnya mempunyai kontribusi dominan mencapai hampir 74%. Kondisi ekonomi yang membaik
ini akan berdampak pada tingginya konsumsi listrik di Provinsi Papua Barat.
Sampai dengan tahun 2012, penjualan energi listrik PLN pada tahun 2012 adalah sebesar 289 GWh dengan
komposisi penjualan terdiri dari kelompok rumah tangga (58,4%), komersial (27,9%), publik (11,9%) dan industri
(1,7%).
Berdasarkan realisasi penjualan tenaga listrik PLN selama lima tahun terakhir, dan dengan memperhatikan
pertumbuhan penduduk, proyeksi pertumbuhan ekonomi regional serta peningkatan elektrikasi, kebutuhan
listrik 2013 2022 diberikan pada tabel B15.2.
Tabel B15.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

2013

10,5

Sales
(GWh)

Produksi (GWh)

320

363

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

67

178.734

2014

11,0

354

401

74

188.756

2015

11,1

392

483

89

196.040

2016

11,1

434

531

97

203.639

2017

11,1

480

583

106

211.573

2018

11,1

530

640

116

219.864

2019

11,1

586

703

127

228.537

2020

11,1

648

772

139

236.995

2021

11,1

716

848

153

245.850

2022

11,1

791

932

167

255.132

Growth

11,0

10,6%

11,1%

11,6%

10,1%

Rencana pembangunan sarana kelistrikan yaitu pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Papua Barat
dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi energi primer serta sebaran penduduk setempat,
sebagai berikut.

Potensi Energi Primer


Provinsi Papua Barat memiliki potensi energi primer yang cukup besar. Berdasarkan informasi dari Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Papua Barat, di Provinsi ini terdapat potensi batubara sebesar 151 juta
ton, gas alam 24 TSCF, potensi minyak bumi 121 MMSTB dan potensi tenaga air yang tersebar di beberapa
lokasi. Sumber energi primer yang sudah dikembangkan untuk dimanfaatkan menjadi energi listrik adalah energi
air sebesar 2 MW di sistem Fak-Fak dan gas alam melalui pembelian excess power sebesar 15 MW di Sorong.
Selain itu, potensi gas juga terdapat di Pulau Salawati yang tidak jauh dari Sorong.
Di Kabupaten Teluk Bintuni juga terdapat potensi gas alam yang sangat besar namun diperkirakan mulai tahun
2018 baru siap untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik di Papua Barat.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

B15.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan

363

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2022, direncanakan akan dibangun PLTU batubara,
PTMPD, PLTA dan PLTM dengan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 148.5 MW dengan perincian seperti
pada tabel B15.3.
Selain itu, juga akan dilakukan pembelian tenaga listrik dari excess power BP Tangguh dengan kapasitas 5
sampai 8 MW untuk melistriki Kabupaten Teluk Bintuni baik distrik di sisi Utara teluk maupun di sisi Selatan.
Untuk pengembangan pembangkit listrik dengan kapasitas yang lebih besar berbahan bakar gas/LNG, akan
disiapkan setelah PLN mendapatkan kepastian alokasi gas/LNG Teluk Bintuni. Untuk memperkuat pasokan
(non BBM) sistem kelistrikan kota Sorong dan sekitarnya, akan dilakukan pembelian kelebihan listrik (excess
power) dari Powergen sebesar 15 MW serta pembangunan PLTS 6 MWp yang akan dikembangkan oleh swasta.
Sedangkan untuk gas yang ada di Pulau Salawati, juga akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit
listrik (PLTMG) dan energinya akan disalurkan melalui jaringan 20 kV termasuk kabel laut untuk melayani beban
di daerah Sorong daratan.
Tabel B15.3. Pengembangan Pembangkit

No

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas (MW)

COD

Pra

PLN

PLTM

2,5

2014

Kombemur

PLN

PLTM

2x3.3

2014/15

Manokwari

PLN

PLTU

2x7

2016

Klalin/Sorong

Swasta

PLTU

2x15

2017

Andai/Manokwari

Swasta

PLTU

2x7

2017

Pra 2

Unallocated

PLTM

2016

Warsamson

Unallocated

PLTA

46,5

2018/19

Manokwari 2

Unallocated

PLTU

2x7

2020/21

Sorong

Unallocated

PTMPD

2x3.5

2015

10

Fak-Fak

Unallocated

PTMPD

2x1.2

2015

11

Waigo

Unallocated

PLTM

2015

12

Ransiki

Unallocated

PLTM

2016

13

Fak-Fak

Unallocated

PTMPD

3,5

2022

Jumlah

148,5

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Transmisi

RUPTL

Selaras dengan pengembangan pembangkit baru yaitu PLTU batubara dan PLTA serta untuk menyalurkan
tenaga listrik ke pusat beban, direncanakan pengembangan transmisi (SUTT) 150 kV sepanjang 100 kms
dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 8,9 juta sebagaimana diberikan pada tabel B15.4.

364

Selain itu, untuk pengembangan transmisi dan gardu induk di daerah lainnya, akan disiapkan setelah ada
kepastian pengembangan pembangkit (PLTG/MG) berbahan bakar gas/LNG dari BP Tangguh di Kabupaten
Teluk Bintuni.
Tabel B15.4. Pembangunan SUTT 70 kV
No.

Ke

Tegangan

Konduktor

PLTU Sorong

Dari

GI Sorong

150 kV

2 cct, 1 HAWK

PLTA Warsamson

GI Sorong

150 kV

2 cct, 1 HAWK

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

kms

COD

60

2017

40

2018

100

ACSR 1x240 mm2


20 km (2018)

PLTD Sorong
34 MW

PLTA Warsamson
3x15.5 MW (2018/19)

ACSR 1x240 mm2


30 km (2017)
GI Sorong
U

PLTU Klalin/Sorong
2X15 MW (2017)

PERENCANAAN SISTEM

PT PLN (Persero)

/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

PETA JARINGAN SISTEM SORONG


PROPINSI PAPUA BARAT
GI 500 kV Existing / Rencana
U
/ U PLTU Existing / Rencana
GI 275 kV Existing / Rencana
G / G PLTG Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
P / P
PLTP Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
A / A PLTA Existing / Rencana
GU
GI 500/275 kV Existing / Rencana
/ GU PLTGU Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana MG / MG PLTMG Existing/ Rencana
M / M
GI 275/150 kV Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
D / D
GI 150/70 kV Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
Kit Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
Edit Desember 2013
T/L 500 kV Existing / Rencana

Gambar B15.2. Peta Rencana Pengembangan Kelistrikan Papua Barat

Pengembangan Gardu Induk


Rencana pembangunan gardu induk dilakukan seiring dengan rencana pembangunan transmisi 150 kV di
Sorong yaitu untuk menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban. Sampai dengan tahun 2022, kapasitas trafo
GI yang akan dibangun adalah 120MVA dengan dana investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 5,4 juta, belum
termasuk dana investasi untuk pembangunan GI pembangkit sebagaimana pada tabel B15.5.

No

Kap. (MVA)

COD

Sorong

Nama Gardu Induk

150/20 kV

Tegangan

New

60

2017

Sorong

150/20 kV

Extension

60

2020

Jumlah

New/Extension

120

Pengembangan Distribusi
Pengembangan distribusi di Provinsi Papua Barat dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tambahan
pelanggan baru sekitar 146 ribu sambungan sampai dengan tahun 2022, termasuk untuk melayani listrik
perdesaan. Selain itu direncanakan pula jaringan 20 kV untuk menghubungkan pulau-pulau yang memiliki
potensi sumber energi terbarukan dan murah dengan pulau di dekatnya yang tidak tersedia energi murah.
Namun demikian, interkoneksi ini tetap mempertimbangkan kelayakan teknis dan ekonomis.
Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 2013 2022 sudah termasuk untuk melistriki
perdesaan adalah 1.724 kms JTM, sekitar 784 kms JTR dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 134
MVA, secara rinci ditampilkan pada tabel B14.6.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B15.5. Pengembangan GI

365

Tabel B15.6. Rincian Pengembangan Distribusi


JTM
(kms)

Tahun

JTR
(kms)

2013

824

Trafo
(MVA)

Pelanggan

375

62

69.910

2014

118

54

10.022

2015

86

39

7.284

2016

90

41

7.599

2017

93

42

7.934

2018

98

44

8.291

2019

102

46

8.673

2020

100

45

8.458

2021

104

47

8.855

2022
2013 - 2022

109

50

9.282

1.724

784

134

146.308

Selain rencana tersebut, di Kabupaten Teluk Bintuni sedang dibangun jaringan 20 kV SUTM, SKTM dan kabel
laut untuk menyalurkan tenaga listrik excess power 5 8MW dari BP Tangguh untuk disalukan ke pelanggan
di kota Bintuni dan sekitarnya serta ke kawasan di sekitar BP Tangguh.

B15.4 Sistem Kelistrikan Sorong


Sebagai kota terbesar di Papua Barat, tingkat pertumbuhan ekonomi kota Sorong lebih tinggi dibandingkan
daerah lain di provinsi ini. Hal ini selaras dengan pemakaian listrik beberapa tahun terakhir tumbuh sangat
tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, selain akan dipenuhi dari PLTU batubara yang sedang dalam
tahap pembangunan dan dari rencana PLTA, PLN akan mengadakan pembelian listrik dari investor yang akan
membangun PLTMG di Pulau Salawati. Selanjutnya listrik tersebut akan disalurkan melalui jaringan 20 kV
SUTM dan kabel laut ke darat Sorong dan diinterkoneksikan dengan jaringan eksisting.

B15.5 Rangkuman
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai
dengan tahun 2022 diperlihatkan pada tabel B15.7.
Tabel B15.7. Rangkuman

RUPTL

Tahun

366

Energy
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Pembangkit
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

2013

320

363

67

53

2014

354

401

74

22

2015

392

483

89

10

66

2016

434

531

97

21

53

2017

480

583

106

44

60

60

103

2018

530

640

116

31

40

57

2019

586

703

127

16

31

2020

648

772

139

60

24

2021

716

848

153

22

2022

791

932

167

22

149

120

100

452

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

LAMPIRAN B.16
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

B16.1. Kondisi Saat Ini


Sistem kelistrikan di Provinsi NTB pada tahun 2013 terdiri atas satu sistem besar 150 kV dan dua sistem
menengah 20 kV serta ada beberapa sistem kecil terisolasi. Untuk sistem besar dipasok dari PLTU, PLTD dan
PLTM/PLTMH. Sedangkan sistem menengah dan sistem kecil sebagian besar dipasok dari PLTD dan sebagian
kecil PLMH. Sistem tersebut adalah:

Sistem Lombok meliputi Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten
Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara.

Sistem Sumbawa meliputi Kota Sumbawa Besar dan Kabupaten Sumbawa Barat.

Sistem Bima meliputi Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu.

Sedangkan untuk sistem terisolasi terdiri dari atas Pulau-Pulau kecil yang tersebar di seluruh wilayah NTB.
Pulau-pulau kecil ini mempunyai pembangkit sendiri dan terhubung ke beban melalui jaringan 20 kV atau 220
Volt. Peta sistem kelistrikan di Provinsi NTB untuk ketiga sistem tersebut ditunjukkan pada Gambar B16.1.
Pada tahun 2012 dibangun jaringan kabel laut 20 kV yang menginterkoneksikan Sistem Tiga Gili (Gili Trawangan,
Gili Meno dan Gili Air) ke Sistem Lombok dan telah beroperasi pada 19 September 2012. Dengan adanya kabel
laut ini maka PLTD Tiga Gili berada pada kondisi stand by dan daya di Tiga Gili dipasok dari Sistem Lombok serta
dapat mengoptimalkan operasi PLTS di Tiga Gili.

SISTEM
SUMBAW

SISTEM
LOMBOK

SISTEM

RUPTL

Gambar B16.1. Peta Kelistrikan Provinsi NTB

368

Beban puncak gabungan non coincident Provinsi NTB sampai dengan Triwulan III tahun 2013 sebesar
2371,1MW dengan total produksi termasuk pembangkit sewa 1.118 GWh, sekitar 70% produksi total NTB
ada di Sistem Lombok. Sebesar 86% dari produksi tenaga listrik di Provinsi NTB adalah dari PLTD sehingga
mengakibatkan biaya pokok produksi menjadi sangat tinggi, yaitu mencapai Rp 3.182/kWh pada Triwulan III
tahun 2013. Sedangkan daya mampu dan beban puncak masing-masing sistem besar dan menengah sesuai
pada tabel 17.1.
Daya mampu ketiga sistem tersebut sekitar 78% dari daya terpasang dan beban puncak sekitar 85% dari
daya mampu. Daftar tunggu dan calon pelanggan potensial di Provinsi NTB pada Triwulan III tahun 2013
mencapai 96 ribu pelanggan dengan daya 104 MVA telah dapat dilayani dengan menyewa pembangkit. Rincian
komposisi kapasitas pembangkit per sistem ditunjukkan dalam tabel B16.1.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B16.1. Komposisi Kapasitas Pembangkit Tahun 2013

No
1

Sistem

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

PLN/IPP

248,0

198,9

172,0

Sistem Interkoneksi
1. Lombok

PLTU/D/M

Batubara/
BBM/Air

PLTD/M

BBM/Air

PLN

58,4

40,6

29,7

PLTD

BBM

PLN

54,2

40,1

32,9

PLTD

BBM

PLN

0,1

0,1

0,1

1. Sebotok

PLTD

BBM

PLN

0,1

0,1

0,1

2. Labuhan Haji

PLTD

BBM

PLN

0,1

0,1

0,1

3. Lebin

PLTD

BBM

PLN

0,4

0,2

0,2

4. Bugis Medang

PLTD

BBM

PLN

0,2

0,1

0,1

2. Sumbawa
3. Bima
2

Jenis

Sistem Terisolasi
Sektor Lombok
1. Maringkik
Cabang Sumbawa

5. Klawis

PLTD

BBM

PLN

0,1

0,1

0,1

6. Lunyuk

PLTD

BBM

PLN

1,0

0,8

0,6

7. Lantung

PLTD

BBM

PLN

0,3

0,2

0,1

1. Bajo Pulau

PLTD

BBM

PLN

0,1

0,1

0,0

2. Nggelu

PLTD

BBM

PLN

0,1

0,1

0,0

3. Pai

PLTD

BBM

PLN

0,1

0,1

0,0

4. Sai

PLTD

BBM

PLN

0,1

0,1

0,0

5. Sampungu

PLTD

BBM

PLN

0,1

0,1

0,0

6. Kempo

PLTD

BBM

PLN

0,3

0,2

0,1

7. Pekat

PLTD

BBM

PLN

2,4

1,9

1,0

PLTD

BBM

PLN

8. Kuta Monta
Total

0,2

0,2

0,2

366,2

284,7

237,1

Sampai dengan Triwulan III 2013, jumlah pelanggan PLN di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah 840.485
pelanggan dengan rincian 791.913 (94%) pelanggan rumah tangga, 24.203 (3%) pelanggan bisnis, 4.977 (1%)
pelanggan publik dan 200 (0.01%) pelanggan industri.

B16.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Kondisi perekonomian Provinsi NTB cukup baik dan dalam tiga tahun terakhir tumbuh rata-rata di atas 5,9%
pertahun (di luar sektor pertambangan). Sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor perdagangan, hotel
dan restoran serta sektor jasa-jasa berkontribusi sebesar 67% terhadap PDRB total Provinsi NTB pada tahun
2012 dan diproyeksikan akan tumbuh positif. Sesuai dengan MP3EI dan kondisi alamnya, Lombok akan
kembangkan menjadi salah satu pusat tujuan wisata internasional selain Bali. Dengan demikian, ekonomi NTB
ke depan diharapkan akan tumbuh lebih tinggi lagi dan pada gilirannya kebutuhan listrik juga akan tumbuh
pesat.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Cabang Bima

369

Pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir rata-rata 11% per tahun. Permintaan terbesar
adalah dari sektor rumah tangga (65,8%) disusul sektor bisnis (21,5%). Berdasarkan realisasi penjualan tenaga
listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi
setempat, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi, proyeksi kebutuhan listrik 2013 2022
diperlihatkan pada tabel B16.2.
Tabel B16.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan (GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

6,6

1.145

1.309

256

824.883

2014

6,9

1.326

1.541

299

971.801

2015

7,0

1.484

1.718

332

1.067.366

2016

7,0

1.653

1.915

368

1.165.593

2017

7,0

1.836

2.144

410

1.266.929

2018

7,0

2.033

2.372

452

1.370.660

2019

7,0

2.242

2.597

492

1.469.855

2020

7,0

2.467

2.841

535

1.529.566

2021

7,0

2.663

3.053

575

1.586.917

2022

7,0

2.878

3.285

619

1.614.505

Growth

6,9

11,5%

11,4%

11,0%

8,4%

Penjualan listrik pada tahun 2013 tumbuh jauh di atas tahun 2012 untuk mengejar target rasio elektrikasi
dari 51.4% menjadi 57.5%.

B16.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut diatas, direncanakan pembangunan sarana
kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi dengan mempertimbangkan potensi energi primer
setempat.
Potensi Energi Primer

RUPTL

Sumber energi primer yang banyak tersedia di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah potensi panas
bumi dan tenaga air, diperkirakan mencapai 231MW sebagaimana ditunjukkan pada tabel B16.3. Selain itu
juga dikembangkan pembangkit energi surya, biomassa, dll. Sesuai dengan Permen No. 17 Tahun 2013 dan
Keputusan Dirjen EBTKE No. 979.K/29/DJE/2013 Provinsi NTB mendapat kuota PLTS IPP sebesar maksimal
17 MW dengan perincian 10 MW di Sistem Lombok, 3 MW di Sistem Sumbawa dan 4 MW di Sistem Bima.

370

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B16.3. Daftar Potensi Energi Primer


No.
I

Energi Primer

Lokasi

Kokok Babak

Lombok

2,30

Proses Pengadaan (IPP)

Sedau Kumbi

Lombok

1,30

Proses Pengadaan (IPP)

Lingsar

Lombok

3,20

Studi Kelayakan (IPP)

Pringgarata

Lombok

0,30

Studi Kelayakan (IPP)

Batu Bedil

Lombok

0,50

Studi Kelayakan (IPP)

Karang Bayan

Lombok

1,30

Studi Kelayakan (IPP)

Nirbaya

Lombok

0,70

Studi Kelayakan (IPP)

2,00

Studi Kelayakan dan Disain Rinci (IPP)

Lombok

Brang Beh

Sumbawa

18,00

Bintang Bano

Sumbawa

8,00

Proses Pengadaan (IPP)

Brang Rhea

Sumbawa

6,34

Studi Kelayakan (IPP)

Tengah

Sumbawa

0,31

Identikasi Lokasi

Studi Kelayakan (PLN)

Panas Bumi
Sembalun

Lombok

Huu

100,00

Bima

Maronge
III

Tahapan Yg Sudah Dicapai

Air

Pekatan

II

Potensi (MW)

65,00

Hasil Studi Geo Sains & Pemboran ermal Gradient


Pra Studi Kelayakan

Sumbawa

6,00

Identikasi Lokasi

Bima

1,20

Studi Kelayakan (IPP)

Biomassa
Dompu

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB

Pengembangan Pembangkit
Kapasitas pembangkit yang direncanakan di Provini NTB sampai dengan tahun 2022 adalah 865 MW sebagaimana terdapat pada tabel B16.4. Sebagian besar pembangkit yang akan dibangun adalah PLTU batubara.
Untuk meminimalkan penggunaan BBM terutama waktu beban puncak, direncanakan akan dibangun PLTG/
MG/GU dengan bahan bakar gas alam yang disimpan dalam bentuk CNG (compressed natural gas).

No

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD
2013

Santong

PLN

PLTM

0,85

Lombok (FTP 1)

PLN

PLTU

2x25

2014

Bima (FTP 1)

PLN

PLTU

2x10

2014/15

Sumbawa Barat

PLN

PLTU

2x7

2014/15

Lombok Peaker 1, 2

PLN

PLTG/MG/GU

90+60

2016/17

Sumbawa

PLN

PLTU

2x10

2016/17

Bima 2

PLN

PLTU

2x10

2016

Lombok (FTP 2)

PLN

PLTU

2x50

2017/18

Sembalun (FTP 2)

PLN

PLTP

20

2020

10

Lombok

Sewa

XPLTU

50

2016

11

PLTM Tersebar NTB

Swasta

PLTM

17,2

2013/14/15

12

Lombok Timur

Swasta

PLTU

2x25

2017

Swasta

PLTP

2x10

2021

Unallocated

PLTMG

20

2016

13

Huu (FTP 2)

14

Sumbawa Peaker

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B16.4. Rencana Pengembangan Pembangkit

371

Tabel B16.4. Rencana Pengembangan Pembangkit


lanjutan
No

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas (Mw)

COD

15

Bima Peaker

Unallocated

PLTMG

20

2016

16

Sumbawa 2

Unallocated

PLTU

2x10

2018

17

Bima Peaker 2

Unallocated

PLTMG

20

2018

18

Brang Beh 1

Unallocated

PLTA

12

2018

19

Brang Beh 2

Unallocated

PLTA

2019

20

Sumbawa Peaker 2

Unallocated

PLTMG

20

2020

21

Sembalun 2

Unallocated

PLTP

20

2021

22

Lombok Peaker 2

Unallocated

PLTG/MG/GU

60

2022

23

PLTM Tersebar NTB

Unallocated

PLTM

15

2016/17

24

Lombok 2

Unallocated

PLTU

2x50

2020/21

Huu 2

Unallocated

PLTP

2x10

2022

25

Jumlah

865

Pembangunan Transmisi dan Gardu Induk


Pembangunan Transmisi
Pembangunan pembangkit PLTU batubara, PLTG/GU/MG, panas bumi dan PLTMH/M/A di beberapa lokasi akan
diikuti dengan pembangunan transmisi untuk menyalurkan daya dari pembangkit ke pusat beban melalui gardu
induk. Rincian rencana pembangunan transmisi ditampilkan pada tabel B16.5.
Selama periode 2013 - 2022 akan dibangun transmisi 150 kV di Sistem Lombok dan transmisi 70kV di Pulau
Sumbawa meliputi sistem Sumbawa dan sistem Bima. Untuk menghubungkan sistem 70 kV Sumbawa dengan
sistem 70 kV Bima yang berjarak sekitar 140 km, akan dibangun transmisi interkoneksi 150 kV. Panjang
keseluruhan transmisi yang akan dibangun sekitar 1.321 kms dengan kebutuhan anggaran sekitar US$ 170
juta. Rencana interkoneksi tersebut akan didahului dengan kajian kelayakan teknis dan keekonomian.
Tabel B16.5. Pembangunan Transmisi 150 kV dan 70 kV

RUPTL

No.

372

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

GI Sengkol

GI Selong/Paokmotong

150 kV

2 cct, 1 HAWK

76

2013

GI Selong/Paokmotong

GI Pringgabaya

150 kV

2 cct, 1 HAWK

60

2013

PLTU Bima (FTP1)/Bonto

GI Bima

70 kV

2 cct, 1 x Ostrich

30

2014

GI Bima

GI Dompu

70 kV

2 cct, 1 x Ostrich

48

2014

Meninting

GI Tanjung

150 kV

2 cct, 1 HAWK

24

2014

GI Ampenan

Meninting

150 kV

Kabel Tanah

11

2014

GI Mantang

Incomer Jeranjang-Sengkol

150 kV

2 cct, 1 HAWK

30

2014

GI Alas/Tano

GI Labuhan/Sumbawa

70 kV

2 cct, 1 x Ostrich

120

2014

GI Taliwang

GI Alas/Tano

70 kV

2 cct, 1 x Ostrich

30

2014

10

PLTU Sumbawa Barat

GI Taliwang

70 kV

2 cct, 1 x Ostrich

11

2014

11

GI Sape

GI Bima

70 kV

2 cct, 1 x Ostrich

70

2015

12

PLTU Sumbawa (Merah Putih)

GI Labuhan/Sumbawa

150 kV

2 cct, 1 HAWK

30

2016

13

GI Rembiga

Inc. 1 phi Ampenan-Tanjung

150 kV

2 cct, 1 HAWK

20

2016

14

GI Dompu

GI Labuhan/Sumbawa

150 kV

2 cct, 1 HAWK

284

2016

15

PLTU Lombok (FTP 2)

GI Pringgabaya

150 kV

2 cct, 1 HAWK

38

2017

16

PLTU Lombok Timur

PLTU Lombok (FTP 2)

150 kV

2 cct, 1 HAWK

20

2017

17

Taliwang

Maluk

70 kV

2 cct 1 HAWK

40

2017

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel B16.5. Pembangunan Transmisi 150 kV dan 70 kV


lanjutan
No.

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

150 kV

2 cct, 1 HAWK

30

2017

70 kV

2 cct 1 HAWK

90

2018

18

Jeranjang

Sekotong

19

PLTA Brang Beh

GI Labuhan/Sumbawa

20

GH Tanjung

GI Bayan

150 kV

2 cct, 1 HAWK

70

2018

21

GI Bayan

PLTU Lombok (FTP 2)

150 kV

2 cct, 1 HAWK

82

2018

22

PLTP Sembalun

150 kV

2 cct, 1 HAWK

30

2020

23

PLTU Lombok 2

2 cct, 1 HAWK

16

2020

61

2021

24

PLTP Huu (FTP 2)

Inc. 1 phi Bayan-PLTU


Lombok (FTP 2)
PLTU Lombok (FTP 2)
GI Dompu

150 kV
70 kV

2 cct, A3C 1 x 240


mm2

Jumlah

1.321

Pembangunan Gardu Induk (GI)


Berkaitan dengan proyeksi kebutuhan listrik dan penambahan pelanggan baru, akan dibangun GI 150/20 kV
dan GI 70/20 kV serta IBT 150/70 kV untuk menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke beban. Selain itu
direncanakan juga perluasan GI untuk meningkatkan kapasitas dan keandalannya dengan menambah trafo
di beberapa GI. Jumlah kapasitas trafo GI yang akan dibangun selama kurun waktu 2013 - 2022 adalah
1.180 MVA dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 99.98 juta belum termasuk dana investasi untuk
pembangunan GI Pembangkit. Rincian rencana pembangunan dan perluasan GI diperlihatkan pada tabel B16.6.

No

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kap. (MVA)

COD

Sengkol

150/20 kV

New

30

2013

Sengkol

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2013

Selong

150/20 kV

New

30

2014

Pringgabaya

150/20 kV

New

30

2014

Mantang

150/20 kV

New

30

2014

Labuhan/Sumbawa

70/20 kV

New

30

2014

Pringgabaya

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2014

Kuta

150/20 kV

New

30

2014

Dompu

70/20 kV

New

20

2014

10

Bima

70/20 kV

New

20

2014

11

Ampenan

150/20 kV

Ext LB

2 LB

2014

12

Tanjung

150/20 kV

New

30

2014

13

Ampenan

150/20 kV

Extension

60

2014

14

Alas/Tano

70/20 kV

New

20

2014

15

Woha

70/20 kV

New

20

2014

17

Taliwang

70/20 kV

New

30

2014

16

Jeranjang

150/20 kV

Extension

30

2015

18

Bima

70/20 kV

Extension

20

2015

19

Labuhan/Sumbawa (IBT)

150/70 kV

New

30

2015

20

Sengkol

150/20 kV

Extension

30

2015

21

Sape

70/20 kV

New

20

2015

22

Mantang

150/20 kV

Extension

30

2015

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B16.6. Pembangunan Gardu Induk

373

Tabel B16.6. Pembangunan Gardu Induk


lanjutan
No

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Kap. (MVA)

COD

23

Kuta

150/20 kV

Extension

30

2016

24

Labuhan/Sumbawa

70/20 kV

Ext LB

2 LB

2016

25

Labuhan/Sumbawa

70/20 kV

Extension

30

2016

26

Dompu

70/20 kV

Ext LB

2 LB

2016

27

Dompu

70/20 kV

Extension

20

2016

28

Empang

150/20 kV

New

20

2016

29

Rembiga

150/20 kV

New

60

2016

30

Selong

150/20 kV

Extension

60

2016

31

Sekotong

150/20 kV

New

20

2017

32

Maluk

70/20 kV

New

20

2017

33

Pringgabaya

150/20 kV

Extension

60

2017

34

Bayan

150/20 kV

New

30

2018

35

Dompu (IBT)

150/70 kV

New

30

2018

36

Woha

70/20 kV

Extension

20

2018

37

Alas/Tano

70/20 kV

Extension

20

2018

38

Ampenan

150/70 kV

Extension

60

2019

39

Empang

150/20 kV

Extension

20

2019

40

Bima

70/20 kV

Extension

20

2020

41

Mantang

150/20 kV

Extension

30

2020

42

Sengkol

150/20 kV

Extension

30

2020

43

Tanjung

150/20 kV

Extension

30

2022

70/20 kV

Extension

30

2022

44

Labuhan/Sumbawa
Jumlah

1.180
PLTP Sembalun (FTP2) 20 MW (2020)
PLTP Sembalun-2 20 MW (2021)

PLTMH Santong
0,85 MW (2012)

PLTU Lombok Timur


2x25 MW (2017)

GI Bayan
ACSR 1x240 mm
35 km - 2018

PLTM Kokok Putih


3,8 MW (2013)

GH Tanjung

ACSR 1x240 mm
41 km (2018)

U
ACSR 1x240 mm2
15 km 2017

PLTU Lombok (FTP2)


2x50 MW (2017/18)

U
U

A
PLTM Segara
5,8 MW (2015)

ACSR 1x240 mm2


12 km - 2014

ACSR 1x240 mm2


15 km 2014

PLTU Lombok 2
2x50 MW (2020/21)

GI Pringgabaya
PLTG/MG/GU Lombok Peaker 90 MW (2016)
PLTG/MG/GU Lombok Peaker 60 MW (2017)

PLTD Ampenan
55 MW

GI Ampenan

RUPTL

ACSR 1x240 mm2


30 km - 2013

PLTD Taman
9,6 MW

374

GI Rembiga
Kabel Tanah
3 km - 2014

D
GI Mantang

U
PLTU Lombok APBN
1x25 MW

GI Selong
GI Jeranjang

U
ACSR 1x240 mm
15 km - 2014

ACSR 1x240 mm2


38 km - 2013

PLTU Lombok (FTP 1)


2x25 MW (2014)

PT PLN (Persero)
GI Sekotong
GI Sengkol
ACSR 1x240 mm2
10,5 km - 2013

/
/
/
/
/
/
/
/

GI Kuta
/
/
/
/

PERENCANAAN SISTEM

PETA JARINGAN SISTEM LOMBOK


PROPINSI NTB
GI 500 kV Existing / Rencana
U
/ U PLTU Existing / Rencana
GI 275 kV Existing / Rencana
G / G PLTG Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
P / P PLTP Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
A / A PLTA Existing / Rencana
GU
GI 500/275 kV Existing / Rencana
/ GU PLTGU Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana MG / MG PLTMG Existing / Rencana
M / M
GI 275/150 kV Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
D / D
GI 150/70 kV Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
Kit Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
Edit Desember 2013
T/L 500 kV Existing / Rencana

Gambar B16.2. Peta Rencana Pengembangan sistem 150 kV Lombok

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

PLTMG Sumbawa Peaker


20 MW 2016

PLTMG Bima Peaker


20 MW20 16

PLTU Sumbawa 2
2x 10 MW (2018 )
PLTU Sumbawa
2 x10 MW (2016 /17 )

PLTMG Sumbawa Peaker 2


20 MW20 20

PLTU Bima 2
2 x10 MW (2016 )

PLTMG Bima Peaker 2


20 MW2018

PLTD Labuhan
13,4 MW

PLTU Bima (FTP 1)


2x 10 MW (2014 /15 )

PLTD Bima
7,8 MW

G U
G

GU

ACSR 1x 240 mm2


7 km (201 6)
GI Bima
GI Labuhan

GI Alas/Tano

2 cct 1xOstrich
60 km - 2013

2cct 1xOstrich
15 km - 2013

ACSR 1x240 mm
30 km - 2018

PLTD Taliwang
5,3 MW

2cct 1xOstrich
35 km - 2015

2
2

ACSR 1x 240 mm
142 km (2016 )

PLTU Sumbawa Barat


2x 7 MW ( 2014/15)

GI Woha

GI Dompu

ACSR 1x240 mm
142 km (2016 )

ACSR 1x240 mm 2
30 km (201 7)

GI Sape

GI Empang

PLTP Huu (FTP2 )


2 x10 MW (2021 )

GI Taliwang
2

2 cct 1x240 mm
20 km - 201 7
GI Maluk

PLTA Brang Beh


3x 6 MW ( 2018/19)

PLTU Huu2
2x10 MW (2022)

PT PLN (Persero)
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

PERENCANAAN SISTEM

PETA JARINGAN SISTEM SUMBAWA


PROPINSI NTB
GI 500 kV Existing / Rencana
U
/ U PLTU Existing / Rencana
GI 275 kV Existing / Rencana
G / G
PLTG Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
P / P
PLTP Existing / Rencana
A / A
GI 70 kV Existing / Rencana
PLTA Existing / Rencana
GU
GU
GI 500 /275 kV Existing / Rencana
PLTG U Existing / Rencana
/
GI 500 /275/150 kV Existing / Rencana MG / MG PLTMG Existing / Rencana
M / M
GI 275 /150 kV Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
D / D
GI 150 /70 kV Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
T/L 70 kV Existing / Rencana
Kit Existing
T/L 150 kV Existing / Rencana
Kit Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
Edit Desember 2013
T/L 500 kV Existing / Rencana

Gambar B16.3. Peta Rencana Pengembangan sistem 150 kV dan 70 kV di Pulau Sumbawa

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi ini, direncanakan tambahan sambungan baru
sampai dengan tahun 2022 sekitar 902 ribu pelanggan. Untuk meningkatkan rasio elektrikasi menjadi 57.5%
pada akhir tahun 2013, maka perlu disambung 100 ribu pelanggan baru tarif rumah tangga selama 2013.
Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, direncanakan pembangunan jaringan distribusi termasuk
untuk listrik perdesaan, meliputi jaringan tegangan menengah 24.963 kms, jaringan tegangan rendah sekitar
6.315 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 2.275 MVA, seperti dalam tabel B16.7.

Tahun

JTM
(kms

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

2013

1.008

705

237

100.753

2014

1.469

1.028

329

146.919

2015

3.342

669

228

95.565

2016

3.531

688

237

98.227

2017

3.758

709

247

101.337

2018

3.938

726

255

103.730

2019

3.601

694

250

99.195

2020

3.761

710

259

101.376

2021

275

192

114

27.430

2022

279

193

119

27.588

24.963

6.315

2.275

902.119

2013 - 2022

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel B16.7. Rincian Pengembangan Distribusi

375

B16.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan dana investasi
sampai dengan tahun 2022 diberikan pada tabel B16.9.
Tabel B16.9. Rangkuman

Tahun

Energy
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

2013

1.145

1.309

256

150

136

74

2014

1.326

1.541

299

72

200

304

237

2015

1.484

1.718

332

23

190

70

108

2016

1.653

1.915

368

217

220

334

273

2017

1.836

2.144

410

178

100

128

312

2018

2.033

2.372

452

102

100

242

228

2019

2.242

2.597

492

80

58

2020

2.467

2.841

535

90

80

46

175

2021

2.663

3.053

575

90

60

172

2022

2.878

3.285

619

80

60

110

865

1.180

1.321

1.747

RUPTL

Jumlah

376

Pembangkit
(MW)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

LAMPIRAN B.17
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

B17.1. Kondisi Saat Ini


Sistem kelistrikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari 59 pusat listrik yang beroperasi secara
terpisah dengan total beban puncak non coincident pada bulan September tahun 2013 sekitar 144,30MW,
dipasok dari PLTD, PLTM, PLTS+PLTD hibrid dan PLTP. Tenaga listrik dari pembangkit ke pelanggan disalurkan
melalui JTM 20 kV dan JTR 220Volt.
Kebutuhan terbesar listrik di NTT adalah di Kupang sebagai ibu kota Provinsi, yaitu 36%. Hampir semua
pembangkit di NTT menggunakan PLTD dan terdapat tiga unit PLTM serta PLTP, sehingga biaya pokok produksi
listrik sangat tinggi. Rincian pembangkit terpasang di Provinsi NTT ditunjukkan pada tabel B17.1.
Tabel B17.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang di NTT

No

Sistem

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

RUPTL

Kapasitas
Terpasang
(MW)

Daya
Mampu
(MW)

Beban
Puncak
(MW)

Sistem Kupang

PLTD

BBM

PLN

66,7

54,6

52,3

Sistem Seba, Oesao

PLTD

BBM

PLN

1,7

1,3

0,8

Sistem Soe

PLTD

BBM

PLN

7,9

5,6

4,8

Sistem Kefamananu

PLTD

BBM

PLN

8,6

4,8

4,6

Sistem Atambua

PLTD

BBM

PLN

9,9

6,5

6,2

Sistem Betun

PLTD

BBM

PLN

3,7

2,7

1,8

Sistem Kalabahi

PLTD

BBM

PLN

7,8

3,5

3,5

Sistem Rote Ndao

PLTD

BBM

PLN

5,1

3,2

2,9

Sistem Ende

PLTD

BBM

PLN

11,3

8,8

8,0

10

Sistem Wolowaru

PLTD

BBM

PLN

1,6

1,5

0,9

11

Sistem Aesesa

PLTD

BBM

PLN

2,8

2,2

2,2

12

Sistem Bajawa

PLTD/PLTP/PLTMH

BBM/Surya/Air

PLN

11,7

4,6

4,8

13

Sistem Ruteng

PLTD/PLTP/PLTMH

BBM/Surya/Air

PLN

13,1

10,0

7,2

14

Sistem Labuhan Bajo

PLTD

BBM

PLN

4,1

2,8

3,5

15

Sistem Maumere

PLTD

BBM

PLN

15,1

10,2

9,6

16

Sistem Larantuka

PLTD

BBM

PLN

6,5

3,7

3,7

17

Sistem Adonara

PLTD

BBM

PLN

4,9

3,3

3,1

18

Sistem Lembata

PLTD/PLTS

BBM/Surya

PLN

6,6

3,5

2,4

19

Sistem Waingapu

PLTD

BBM

PLN

6,9

5,6

5,0

20

Sistem Waikabubak

PLTD/PLTM/PLTS

BBM/Surya/Air

PLN

8,9

7,3

6,1

21

Gab. Isol. Area Kupang

PLTD/PLTS

BBM/Surya

PLN

6,7

5,1

2,6

22

Gab. Isol. Area FBB

PLTD

BBM

PLN

12,9

9,3

4,9

23

Gab. Isol. Area FBT

PLTD

BBM

PLN

5,6

3,9

2,3

24

Gab. Isol. Area Sumba

PLTD/PLTMH

BBM/Air

PLN/IPP

Total

378

Pemilik

1,3

1,0

0,9

231,3

165,0

144,3

B17.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Kondisi perekonomian Provinsi NTT cukup baik dan dalam lima tahun terakhir tumbuh rata-rata dIatas 5,1%
pertahun. Sektor industri pengolahan, perdagangan dan pertanian yang berkontribusi besar mencapai 56%
sedangan untuk sektor komunikasi, keuangan dan jasa berkontribusi sekitar 30%. Provinsi NTT mempunyai
kekayaan alam yang cukup melimpah, salah satunya adalah adanya potensi kandungan tambang mangan yang
cukup banyak terdapat di Pulau Timor. Ke depan, tambang mangan ini akan diolah menjadi bahan setengah
jadi dengan membangun industri smelter. Selain itu, sesuai MP3EI bahwa di NTT akan dikembangkan industri
perikanan termasuk budidaya rumput laut serta tumbuhnya industri garam untuk menuju ketahanan pangan

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

nasional. Sektor pariwisata saat ini menjadi primadona untuk dikembangkan terutama dengan adanya Pulau
Komodo sebagai salah satu keajaiban dunia. Selain itu ada beberapa lokasi wisata penyelaman diantaranya
di Pulau Alor, Rote dan Labuan Bajo. Perkembangan sektor wisata tersebut diharapkan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi setempat dengan adanya kunjungan wisatawan dan berkembangnya hotel berbintang,
villa/resort dan losmen baru.
Pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir rata-rata 16,4% per tahun. Permintaan terbesar adalah
dari sektor sosial (66,1%) disusul sektor rumah tangga (32,2%). Berdasarkan realisasi penjualan tenaga listrik
PLN dalam lima tahun terakhir dan dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional
NTT, pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrikai, proyeksi kebutuhan listrik 2013 2022
diperlihatkan pada tabel B17.2.
Tabel B17.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

2013

5,6

Penjualan
(GWh)

Produksi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

640

716

140

Pelanggan
838.382

2014

5,9

734

830

160

922.977

2015

6,0

802

946

175

1.013.817

2016

6,0

876

1.064

190

1.097.947

2017

6,0

958

1.170

207

1.195.962

2018

6,0

1.050

1.288

226

1.234.115

2019

6,0

1.153

1.424

247

1.254.184

2020

6,0

1.267

1.568

271

1.296.117

2021

6,0

1.394

1.739

296

1.337.533

2022

6,0

1.536

1.921

325

1.374.933

Growth

5,9

10,5%

11,6%

9,6%

7,3%

B17.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan

Potensi Energi Terbarukan


Provinsi NTT mempunyai potensi energi terbarukan yang tersebar di beberapa Pulau. Berdasarkan informasi
dari Dinas Pertambangan Provinsi NTT, potensi energi setempat yang siap dimanfaatkan adalah :

Pulau Timor Kupang, mempunyai potensi PLTB 2,02 MW dan PLTM 4,8MW.

Pulau Flores, potensi PLTP 115 MW, PLTA 23,2 MW, PLTB.

Pulau Sumba, mempunyai potensi PLTM 12,4 MW, PLTBiomassa dan PLTB.

Pulau Alor, mempunyai potensi PLTP 20 MW dan PLTM 28 kW.

Pulau Lembata, mempunyai potensi PLTP 5 MW.

Pulau Rote, mempunyai potensi PLTB.

Rencana Pengembangan Pembangkit


Sampai dengan tahun 2022 kebutuhan tenaga listrik Provinsi NTT direncanakan akan dipenuhi dengan
mengembangkan PLTP, PLTU batubara skala kecil, PLTA, PLTM, PLTD, PLTBiomassa, PLTB dan PTMPD tersebar
di beberapa lokasi, dengan total kapasitas mencapai 385 MW sebagaimana ditunjukkan pada tabel B17.3.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga listrik sebagaimana tersebut di atas, direncanakan akan dibangun
pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi, dengan memanfaatkan potensi energi setempat.

379

Untuk mengurangi penggunaan BBM terutama waktu beban puncak di sistem Kupang, akan dibangun PLTM/G
dengan bahan bakar gas alam yang disimpan dalam bentuk mini LNG/CNG. Namun untuk merealisasikannya,
akan didahului dengan studi kelayakan mengingat harga LNG/CNG untuk sampai di Kupang juga cukup mahal.
Flores sebagai Pulau dengan potensi panas bumi yang besar, maka pembangunan pembangkit diprioritaskan
jenis PLTP. Kapasitas total PLTP yang dapat dibangun sampai dengan tahun 2022 mencapai 70MW. Diharapkan,
di masa depan Flores akan menjadi daerah percontohan dimana pasokan listriknya didominasi oleh energi
bersih panas bumi.
Tabel B17.3. Rincian Rencana Pengembangan Pembangkit di NTT

RUPTL

No

380

Proyek

Asumsi
Pengembang

Jenis

Kapasitas
(MW)

COD

PLN

PLTU

2x7

2013

Ende (FTP 1)

Kupang (FTP 1)

PLN

PLTU

2x16,5

2013

Ndungga

PLN

PLTM

1,9

2014

Ulumbu (ADB)

PLN

PLTP

2014

PLTM Tersebar NTT

PLN

PLTM

3,35

2014/15

Rote Ndao

PLN

PLTU

2x3

2015

Alor

PLN

PLTU

2015

Maumere

PLN

PLTU

2x10

2016

Atambua

PLN

PLTU

4x6

2016

10

Wae Rancang I

PLN

PLTA

10

2017

11

Wae Rancang II

PLN

PLTA

6,5

2018

12

Kupang

Swasta

PLTU

30

2015/16

13

PLTM Tersebar NTT

Swasta

PLTM

9,15

2014/15/16

14

Mataloko (FTP 2)

Swasta

PLTP

2018

15

Atadei (FTP 2)

Swasta

PLTP

2017

16

Sokoria (FTP 2)

Swasta

PLTP

3x5

2018/19/20

17

Oka Ile Ange (FTP 2)

Swasta

PLTP

10

2020

18

Kupang Peaker

Unallocated

PLTMG

40

2016

19

Maumere Peaker

Unallocated

PLTMG

20

2017

20

Timor 1

Unallocated

PLTU

2x15

2018/19

21

Kupang Peaker 2

Unallocated

PLTMG

20

2018

22

Bukapiting

Unallocated

PLTP

2020

23

Kupang Peaker 2

Unallocated

PLTMG

10

2022

24

Timor 2

Unallocated

PLTU

25

2022

25

Larantuka

Unallocated

PTMPD

2,4

2015

26

Sumba

Unallocated

PLT Biomassa

2016

27

Adonara

Unallocated

PTMPD

2x1,2

2016

28

Mataloko 3

Unallocated

PLTP

2019

29

Ulumbu 3

Unallocated

PLTP

2019

30

Mataloko 4

Unallocated

PLTP

2020

31

Ulumbu 4

Unallocated

PLTP

2021

32

Sokoria 4

Unallocated

PLTP

2022

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

385

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)


Pengembangan Transmisi
Rencana pengembangan jaringan transmisi 70 kV di Provinsi NTT akan dilaksanakan di dua pulau besar yaitu
Pulau Flores dan Pulau Timor sesuai prospek beban setempat, sebagaimana terdapat dalam gambar B17.1
dan B17.2. Sedangkan untuk pulau-pulau kecil lainnya direncanakan pembangunan jaringan distribusi 20 kV.
Selaras dengan rencana pembangunan pembangkit PLTP, PLTA, PLTM/G dan PLTU batubara tersebar di Pulau
Flores dan Pulau Timor, jaringan transmisi 70 kV yang akan dibangun adalah 1.566 kms dengan kebutuhan
dana investasi sekitar US$ 81,4 juta sesuai tabel B17.4.
Tabel B17.4. Pembangunan SUTT 70 kV
No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

kms

COD

Bolok

Maulafa

70 kV

2 cct, 1 HAWK

30

2014

Maulafa

Naibonat

70 kV

2 cct, 1 x ACSR 152/25 (Ostrich)

62

2014

Naibonat

Nonohonis/Soe

70 kV

2 cct, 1 x ACSR 152/25 (Ostrich)

102

2014

Kefamenanu

Atambua

70 kV

2 cct, 1 HAWK

150

2014

Atambua

Atapupu

70 kV

2 cct, 1 HAWK

36

2014

Ropa

Ende

70 kV

2 cct, 1 HAWK

88

2014

Ropa

Maumere

70 kV

2 cct, 1 HAWK

120

2014

Kefamenanu

Nonohonis / Soe

70 kV

2 cct, 1 HAWK

102

2014

Ropa

Bajawa

70 kV

2 cct, 1 HAWK

190

2015

10

Bajawa

Ruteng

70 kV

2 cct, 1 HAWK

120

2015

11

PLTP Ulumbu

Ruteng

70 kV

2 cct, 1 HAWK

40

2015

12

Ruteng

Labuan Bajo

70 kV

2 cct, 1 HAWK

170

2015

13

PLTMG Kupang

GI Naibonat

70 kV

2 cct, 1 HAWK

40

2016

14

Maumere

Larantuka

70 kV

2 cct, 1 HAWK

200

2016

15

PLTA Wae Rancang

Ruteng

70 kV

2 cct, 1 HAWK

66

2016

16

PLTP Mataloko

Bajawa

70 kV

2 cct, 1 HAWK

30

2017

17

PLTP Sokoria

Incomer Ropa-Ende

70 kV

2 cct, 1 HAWK

20

2017

Jumlah

1.566

Pengembangan GI
Seiring dengan rencana pembangunan PLTP dan PLTU batubara serta jaringan transmisi 70 kV, juga
direncanakan pembangunan gardu induk untuk menyalurkan daya ke beban distribusi. Sampai dengan tahun
2022 direncanakan akan dibangun 28 gardu induk baru 70/20 kV tersebar di Pulau Timor dan Pulau Flores.
Kapasitas total trafo GI mencapai 555 MVA dengan dana investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 42,10 juta
belum termasuk dana investasi untuk pembangunan GI pembangkit, sebagaimana dalam tabel B17.5.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Peta rencana pengembangan sistem transmisi 70 kV di Pulau Timor dan Pulau Flores Provinsi NTT sebagaimana
gambar B17.1 dan B17.2.

381

Tabel B17.5. Pengembangan GI 70 kV di NTT

Nama Gardu Induk

Tegangan

New/
Extension

Ropa

70/20 kV

Bolok

No

Kap. (MVA)

COD

New

2014

70/20 kV

New

20

2014

Maulafa

70/20 kV

New

30

2014

Ende

70/20 kV

New

10

2014

Maumere

70/20 kV

New

10

2014

Naibonat

70/20 kV

New

20

2014

Nonohonis

70/20 kV

New

20

2014

Kefamenanu

70/20 kV

New

20

2014

Atambua

70/20 kV

New

20

2014

10

Atapupu

70/20 kV

New

10

2014

11

Labuan Bajo

70/20 kV

New

20

2014

12

Bajawa

70/20 kV

New

20

2015

13

Ruteng

70/20 kV

New

20

2015

14

Maumere

70/20 kV

Extension

20

2015

15

Ende

70/20 kV

Extension

20

2015

16

Maulafa

70/20 kV

Extension

30

2015

17

Naibonat

70/20 kV

Extension

20

2016

18

Bolok

70/20 kV

Extension

20

2016

19

Maulafa

70/20 kV

Extension

30

2017

20

Atambua

70/20 kV

Extension

20

2019

21

Larantuka

70/20 kV

New

20

2019

22

Ropa

70/20 kV

Extension

20

2019

23

Ende

70/20 kV

Extension

20

2019

24

Bajawa

70/20 kV

Extension

20

2020

25

Bolok

70/20 kV

Extension

20

2020

26

Maumere

70/20 kV

Extension

20

2020

27

Maulafa

70/20 kV

Extension

30

2021

28

Nonohonis

70/20 kV

Extension

20

2022

RUPTL

Jumlah

382

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

555

PLTD Ruteng

PLTP Oka Ile Ange


10 MW (2020)

PLTA Wae Rancang


10 MW (2017)
6,5 MW (2018)

PLTD
Labuhan Bajo

PLTU Maumere
2x10 MW (2016)

PLTU Ende (FTP1)


2 x 7 MW (2013)

Labuan Bajo

ACSR 1x240 mm
85 km - 2015

Ruteng

Ropa

ACSR 1x240 mm2


33 km - 2016

ACSR 1x240 mm
60 km - 2014

ACSR 1x240 mm2


95 km - 2015

Bajawa

ACSR 1x240 mm2


44 km - 2014

PLTP Ulumbu (ADB)


2 x 2,5 MW (2014)

Maumere

ACSR 1x240 mm2


10 km - 2017

P
P

Ende

P
ACSR 1x240 mm2
P
15 km - 2017

PLTP Sokoria (FTP 2)


3 x 5 MW (2018/19/20)
PLTP Mataloko (FTP 2)
5 MW (2018)

PLTP Ulumbu 4
5 MW (2021)

PLTP Ulumbu 3
5 MW (2019)

ACSR 1x240 mm2


100 km 2019

U G

ACSR 1x240 mm
60 km - 2015

P
P P

Larantuka

PLTMG Maumere Peaker


20 MW (2017)
2

PLTP Sokoria 4
5 MW (2022)

PLTP Mataloko 3,4


2 x 5 MW (2019/20)

PERENCANAAN SISTEM

PT PLN (Persero)

PLTD Bajawa
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

Waingapu

PETA JARINGAN SISTEM PULAU FLORES


PROPINSI NTT
GI 500 kV Existing / Rencana
U
/ U PLTU Existing / Rencana
GI 275 kV Existing / Rencana
G / G PLTG Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
P / P PLTP Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
A / A PLTA Existing / Rencana
GU
GI 500/275 kV Existing / Rencana
/ GU PLTGU Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana MG / MG PLTMG Existing / Rencana
M / M
GI 275/150 kV Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
D / D
GI 150/70 kV Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
Kit Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
Edit
Desember 2013
T/L 500 kV Existing / Rencana

Gambar B17.1. Peta Rencana Jaringan 70 kV Pulau Timor

Atapupu
PLTU Atambua
24 MW (2016)

U
ACSR 1x240 mm2
18 km - 2014

Atambua

TIMOR LESTE
TIMOR LESTE

ACSR 1x240 mm2


75 km - 2014

PLTD
Kefamenanu

Kefamenanu

ACSR 1x240 mm2


51 km - 2014
PLTMG Kupang Peaker (Gas)
40 MW (2016)

D
PLTMG Kupang Peaker 2 (Gas)
3x10 MW (2018/22)

Soe/
Nonohonis

PLTU Timor 2
25 MW (2022)
PLTU Kupang IPP
2x15 MW (2015/16)
PLTU Timor 1
2x15 MW (2018/19)

ACSR 1x240 mm2


20 km - 2016

PLTU Kupang (FTP1)


2x16,5 MW

PT PLN (Persero)
Naibonat
ACSR 1x240 mm2
31 km - 2014

Maulafa
U
U
ACSR 1x240 mm2
U
15 km - 2014
U
Bolok

ACSR 1x240 mm2


51 km - 2014

/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/

PERENCANAAN SISTEM

PETA JARINGAN SISTEM PULAU TIMOR


PROPINSI NTT
GI 500 kV Existing / Rencana
U
/ U PLTU Existing / Rencana
GI 275 kV Existing / Rencana
G / G PLTG Existing / Rencana
GI 150 kV Existing / Rencana
P / P PLTP Existing / Rencana
GI 70 kV Existing / Rencana
A / A PLTA Existing / Rencana
GU
GI 500/275 kV Existing / Rencana
/ GU PLTGU Existing / Rencana
GI 500/275/150 kV Existing / Rencana MG / MG PLTMG Existing / Rencana
M / M
GI 275/150 kV Existing / Rencana
PLTM Existing / Rencana
D / D
GI 150/70 kV Existing / Rencana
PLTD Existing / Rencana
Kit Existing
T/L 70 kV Existing / Rencana
T/L 150 kV Existing / Rencana
Kit Rencana
T/L 275 kV Existing / Rencana
Edit
Desember 2013
T/L 500 kV Existing / Rencana

Gambar B17.2. Peta Rencana Jaringan 70 kV Pulau Flores

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

PLTD Soe

383

Pengembangan Distribusi
Sejalan dengan pembangunan jaringan transmisi dan gardu induk 70 kV serta penambahan pembangkit
di Provinsi NTT, direncanakan pembangunan jaringan distribusi 20 kV dan jaringan tegangan rendah serta
penambahan pelanggan baru.
Sesuai proyeksi kebutuhan tenaga listrik, direncanakan selama 2013 - 2022 akan dilakukan penambahan
pelanggan baru sekitar 683 ribu. Khusus untuk mempercepat peningkatan rasio elektrikasi menjadi 60% pada
akhir tahun 2013, direncanakan akan dilakukan penyambungan pelanggan rumah tangga sebanyak 147 ribu
selama 2013. Pada tahun tahun selanjutnya akan ditambah pelanggan baru rata-rata 59 ribu sambungan per
tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut diperlukan pembangunan jaringan distribusi termasuk
untuk listrik perdesaan, meliputi JTM sepanjang 4.555 kms, JTR sekitar 4.655 kms dan tambahan kapasitas
trafo distribusi sekitar 208 MVA, seperti ditampilkan dalam tabel B17.6.
Tabel B17.6. Pengembangan Sistem Distribusi di NTT

Tahun
2013

JTM
(kms)

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

763

764

45

147.330

2014

649

716

26

84.595

2015

632

638

28

90.840

2016

585

591

26

84.131

2017

681

689

30

98.015

2018

265

268

12

38.153

2019

227

229

20.069

2020

204

207

13

41.933

2021

288

291

13

41.416

2022
2013 - 2022

260

263

11

37.400

4.555

4.655

208

683.881

B17.4. Pengembangan PLTS dan EBT Lainnya


Memperhatikan potensi durasi lama waktu dan banyaknya penyinaran energi radiasi matahari di Provinsi
NTT, PLN melalui dukungan pendanaan Bank Dunia (IBRD) dan donatur lain berencana untuk membangun
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid di 94 (sembilan puluh empat) lokasi tersebar di Provinsi
NTT dengan kapasitas 20.2 MWp sebagai implementasi penerapan energi baru terbarukan. Namun untuk
merealisasikannya akan diawali dengan studi kelayakan.

RUPTL

Selain itu pihak pengembang swasta (IPP) diharapkan berpartisipasi untuk membangun Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) On Grid dengan kapasitas sekitar 15 MW tersebar di 9 (sembilan) lokasi diantaranya pada
sistem di daratan Pulau Timor, sistem daratan Pulau Flores, sistem Pulau Alor, sistem Pulau Rote, sistem
Pulau Lembata.

384

Sedangkan di Pulau Sumba akan dibangun PLT Biomassa kapasitas 1 MW sebagai proyek percontohan,
menggunakan tanaman sebagai bahan baku utamanya (feedstock). Untuk mendukung ketersediaan bahan
baku sepanjang tahun, akan disiapkan lahan khusus sekitar 200 hektar dan akan ditanami pohon yang dapat
dipanen sepanjang tahun sebagai feedstock PLT Biomassa tersebut
Selain itu di beberapa pulau kecil direncanakan akan dibangun PLTB, PLTS dan PLTM yang akan dioperasikan
secara hybrid dengan PLTD yang ada, yaitu di Pulau Ende, Pulau Pamana, Pulau Samau, Pulau Pantar, Pulau
Pura, Pulau Solor dan Pulau Sabu.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

B17.5. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, rencana pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan
investasi sampai dengan tahun 2022 diperlihatkan pada tabel B17.7.
Tabel B17.7. Rangkuman

Tahun

Energy
Sales
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

2013

640

716

140

49

95

2014

734

830

160

185

690

103

2015

802

946

175

36

110

520

144

2016

876

1.064

190

104

40

306

214

2017

958

1.170

207

35

30

50

76

2018

1.050

1.288

226

52

92

2019

1.153

1.424

247

30

80

85

2020

1.267

1.568

271

25

60

76

2021

1.394

1.739

296

30

28

2022

1.536

1.921

325

40

20

77

385

555

1.566

990

GI
(MVA)

Transmisi
(kms)

Investasi
(juta US$)

2013 - 2022

Jumlah

Pembangkit
(MW)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

385

Lampiran C
Rencana Pengembangan
Kelistrikan Per Provinsi Wilayah
Operasi Jawa - Bali

Lampiran C
RENCANA PENGEMBANGAN KELISTRIKAN
PER PROVINSI WILAYAH OPERASI JAWA - BALI
LAMPIRAN C1.

PROVINSI DAERAH KHUSUS


IBUKOTA JAKARTA

LAMPIRAN C2.

PROVINSI BANTEN

LAMPIRAN C3.

PROVINSI JAWA BARAT

LAMPIRAN C4.

PROVINSI JAWA TENGAH

LAMPIRAN C5.

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAMPIRAN C6.

PROVINSI JAWA TIMUR

LAMPIRAN C7.

PROVINSI BALI

LAMPIRAN C.1
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA

C1.1. Kondisi Saat Ini


Beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi DKI Jakarta (tidak termasuk Kepulauan Seribu) diperkirakan sampai
akhir tahun 2013 sekitar 4.530 MW. Pasokan pembangkit yang terhubung di grid 150 kV adalah sekitar 3.690
MW yang berada di 2 lokasi yaitu PLTGU/PLTU Muara Karang dan PLTGU/PLTG Tanjung Priok.
Pasokan dari grid 500 kV melalui 6 GITET, yaitu Gandul, Kembangan, Cawang, Bekasi, Cibinong dan Depok
dengan kapasitas total 8.000 MVA. Peta sistem kelistrikan DKI Jakarta ditunjukkan pada Gambar C1.1.

PLTU LONTAR
3 x 300 MW

Peta Jaringan Subsistem Jakarta Raya


TELUK

TNAGA

MKRNG

KAPUK

TNAGA II

JAKARTA

PRIOK

SPTAN
SPTAN III
SPTAN II

ANCOL

MKRNG III

TGBRU II
SOETA

PSKMS

GNSRI
MGBSR II

ANGKE

TGBRU
TGRNG III

GRGOL II

NewOld

NSYAN II

LIPP ALMSTRA
O II
LAUTS

DNYSA II

PWRSTEL
TGRSA

DNYSA

PCRAN2
Old

PDKLP

TMRSD

MPANG
CIKRNG

MRT
PDNDH II

LKONG II

BNTRO II

LKONG

CSW III/
Psmede
KMANG
PDNDH

BKSPWR

TMBUN II

TMBUN

CWANGBR

PTKNG

CSENG

JTWRG

CWANG

DRTGA

LEGOKLKONG

FAJAR

PNCOL II

PNCOL

CSW CSW II

TGRSA II

KSBRU

PGDGSTEEL

AGP

SNYAN
NSYAN

BKASI II
SKTNI

BKASI

KESA

AGP IISMBRT

KMBNG

CITRA

STBDI

PGLNG

PGDNG

PLMAS
MGRAICIPNG II
CIPNG

KARET

CBTUBR
BKASIUTRA

PGSAN

DKTAS
GBLMA-2
DKTASII

SMBRT II
KBJRK

PGLNG II
PKRNG

GPOLA

BDKMY

CLDK

MLNIUM

HVDC

KDSPI
GMBRU

KBSRH
Old

MRNDA

JGC

KLPGD

TTNGI

GBLMA

LIPP
O

BNTEN

KMYRN II

DRKSB

JTAKE
TGRNG

SPINML

MGBSR

KTPNG

New

BLRJA

PLPNG

HRPDH
GRGOL

CKRNG

MAXIM

CKUPA

KDSPI II

KMYRN

DMGOT
RWBUAYA

CKNDE

PLTU 4x1.000 MW

MTWAR

PLNDOB
PLNDOA

MKRNG

JBEKA
TMBUN
RJPKSI

MNTUR

GDMKR

CBATU

LKONG III/BSD
RGNAN

BNTRO
SRPNG

JTNGN

BNTRO III

GDRIA

GNDUL
DPBRU

JTNGNII/
CBBUR
CBATU

LEGENDA :
GITET 500 KV EKSISTING
GITET 500 KV BARU
GI 150 KV EKSISTING
GI 150 KV BARU
GI 150 KV BARU TERKAIT KTT
GI 70 KV EKSISTING

DEPOK III

CLGSI II/
JONGGOL

CMGIS II
ASPEK

CMGIS
CIBNG

CLGSI

BGORX
CIBNG II

CLGON

SNTUL

TSMYA

SCBNG

SGLNG

ITP

BGBRU
KDBDK

Gambar C1.1. Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi DKI Jakarta

RUPTL

Secara kelistrikan di Provinsi DKI Jakarta terdapat 6 subsistem yaitu:

392

1.

GITET Gandul dan PLTGU Muara Karang memasok Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan sebagian Tangerang
Selatan.

2.

GITET Bekasi dan PLTGU Priok memasok Jakarta Utara, Jakarta Pusat dan sebagian Bekasi.

3.

GITET Cawang dan GITET Depok memasok Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

4.

GITET Cibinong memasok Jakarta Timur, Depok dan sebagian Bogor.

5.

GITET Kembangan memasok Jakarta Barat dan sebagian Tangerang.

6.

GITET Depok memasok Depok, sebagian Jakarta Selatan dan sebagian Jakarta Pusat.

Pembangkit di Muara Karang dan Priok mempunyai kapasitas 3.690 MW seperti ditunjukkan pada Tabel C1.1.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C1.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang di Muara Karang dan Priok


Jenis
No

Nama Pembangkit

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
MW

Daya
Mampu
MW

Pembangkit

Bahan Bakar
Gas /HSD

PJB

509

394

Muara Karang Blok 1

PLTGU

Muara Karang Blok 2

PLTGU

Gas

PJB

710

680

Muara Karang 4-5

PLTU

Gas /MFO

PJB

400

324

Priok 1-2

PLTU

MFO

Indonesia Power

100

60

Priok Blok 1

PLTGU

Gas /HSD

Indonesia Power

590

508

Priok Blok 2

PLTGU

Gas /HSD

Indonesia Power

590

508

Priok Blok 3

PLTGU

Gas

Indonesia Power

740

720

Priok

PLTG

HSD

Indonesia Power

Jumlah

52

34

3.690

3.228

C1.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan
pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang,
maka proyeksi kebutuhan listrik tahun 2013 2022 diperlihatkan pada Tabel C1.2.
Tabel C1.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
Energi (GWh)

Produksi Energi
(GWh)

2013

5,95

28.629

30.704

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

4.530

2.870.839

2014

6,26

30.661

32.831

4.841

2.906.200

2015

7,20

32.731

35.028

5.163

2.941.263

2016

7,20

34.891

37.320

5.498

2.976.306

2017

7,20

37.072

39.632

5.835

3.010.840

2018

7,20

39.333

42.027

6.185

3.045.401

2019

7,20

41.654

44.483

6.543

3.079.501

2020

7,20

44.070

47.038

6.915

3.113.423

2021

7,20

46.582

49.692

7.302

3.147.451

2022

7,20

49.211

52.470

7.706

3.181.101

Growth (%)

6,98

6,21

6,14

6,08

1,15

C1.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi
sebagai berikut.

Potensi Sumber Energi


Provinsi DKI Jakarta tidak mempunyai potensi sumber energi primer, sehingga pembangkit listrik di Jakarta
yaitu Muara Karang dan Priok membutuhkan pasokan gas dari Provinsi lain. Pembangkit di Jakarta merupakan
pembangkit must run yang harus selalu dioperasikan karena lokasinya yang sangat strategis di pusat beban.
Namun demikian, pasokan gas saat ini dari PHE ONWJ dan PGN cenderung menurun dan akan habis pada

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

393

tahun 2018, sehingga perlu memperpanjang kontrak pasokan gas yang ada. Untuk menutupi kekurangan
pasokan gas tersebut, PT Nusantara Regas telah mengoperasikan FSRU LNG untuk memasok pembangkit di
Jakarta dengan kapasitas 200 bbtud.

Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2022 dipenuhi dengan pengembangan kapasitas pembangkit
di sistem Jakarta sendiri dan pengembangan jaringan 500 kV yang memasok Jakarta dengan sistem looping
untuk peningkatan keandalan dan eksibilitas operasi. Khusus untuk pengembangan pembangkit di Jakarta
akan dibangun PLTGU peaker (bisa daily start-stop) dengan kapasitas 450 MW di lokasi Muara Karang.

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan GI
Pengembangan GITET 500 kV sampai tahun 2022 adalah pembangunan 5 GITET baru (4.000 MVA),
penambahan IBT 500/150 kV (1.500 MVA) di 3 lokasi dan spare IBT satu fasa 5 buah @167 MVA (3 spare
IBT rekondisi dan 2 spare IBT baru) yang ditempatkan di GITET Kembangan, Cawang, Bekasi dan Duri Kosambi
untuk meningkatkan keandalan pasokan sistem Jakarta, seperti diperlihatkan pada Tabel C1.3.
Tabel C1.3. Pengembangan GITET di Jakarta

RUPTL

No.

394

Gardu Induk

Kapasitas MVA

COD

Keterangan

Kembangan (GIS)

167

2014

Spare (Ex. Rekondisi)

Cawang

167

2014

Spare (Ex. Rekondisi)

Bekasi

167

2014

spare IBT

Cawang (GIS)

500

2014

IBT-3

Bekasi

2014

Diameter Ext, Arah (M Tawar-Cibinong)

Cawang

167

2014

Spare (Ex. Rekondisi)

Durikosambi (GIS)

1.000

2016

GITET Baru/GIS (IBT-1-2)

Durikosambi (GIS)

167

2016

spare IBT

Kembangan (GIS)

2016

Diameter Ext, arah Durikosambi

10

Muarakarang (GIS)

1.000

2017

GITET Baru/GIS

11

Durikosambi (GIS)

500

2017

IBT-3

12

Cawang Baru (GIS)

1.000

2017

GITET Baru/GIS (IBT-1-2)

13

Gandul

2017

Diameter Ext, Cawang Baru (GIS)

14

Durikosambi (GIS)

500

2018

IBT-4

15

Priok

500

2018

GITET Baru/GIS

16

PLTU Jawa-5/Bekasi

500

2019

GITET Baru/GIS

17

Muaratawar

2019

Diameter Ext, arah PLTU Jawa-5/Bekasi

Jumlah

6.335

Selanjutnya untuk melayani konsumen direncanakan pembangunan GI Baru dan ektension trafo 150/20 kV
dengan total kebutuhan 10.380 MVA atau 176 buah @ 60 MVA seperti ditampilkan pada Tabel C1.4.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C1.4. Pengembangan GI/GIS di Jakarta

Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas
MVA

COD

Kapuk (PIK) (GIS)

150/20 kV

120

2013

Tanah Tinggi (GIS)

150/20 kV

60

2013

Senayan Baru (GIS)

150/20 kV

60

2013

Mangga Besar (GIS)

150/20 kV

60

2013

Kandang Sapi (GIS)

150/20 kV

60

2013

Cileduk

150/20 kV

60

2013

Cipinang (GIS)

150/20 kV

60

2013

Muara Karang Baru

150/20 kV

60

2013

Cawang Baru (GIS)

150/20 kV

60

2013

10

Jatirangon

150/20 kV

60

2013

11

Legok

150/20 kV

60

2013

12

Harapan Indah (GIS)

150/20 kV

120

2014

13

Gunung Sahari (GIS)

150/20 kV

120

2014

14

Kemayoran

150/20 kV

2014

15

Gandaria (GIS)

150/20 kV

180

2014

16

TMII (Miniatur) (GIS)

150/20 kV

2014

17

Antasari / CSW 2 / Kemang Village (GIS)

150/20 kV

120

2014

18

Jatiwaringin (GIS)

150/20 kV

120

2014

19

Cakung Township (GIS)

150/20 kV

120

2014

20

Kandang Sapi (GIS)

150/20 kV

2014

21

Jatirangon 2/Cibubur

150/20 kV

120

2014

22

Semanggi Barat (GIS)

150/20 kV

120

2014

23

Karet Lama

150/20 kV

2014

24

Manggarai (GIS)

150/20 kV

60

2014

25

Tanah Tinggi (GIS)

150/20 kV

60

2014

26

Petukangan

150/20 kV

60

2014

27

Legok

150/20 kV

60

2014

28

Lengkong

150/20 kV

60

2014

29

Duren tiga (GIS)

150/20 kV

60

2014

30

Citra habitat

150/20 kV

60

2014

31

Miniatur (GIS)

150/20 kV

60

2014

32

Tangerang Baru

150/20 kV

60

2014

33

Tigaraksa

150/20 kV

60

2014

34

Pasar kemis

150/20 kV

60

2014

35

Karet Baru

150/20 kV

2014

36

Karet Lama

150/20 kV

2014

37

Plumpang

150/20 kV

2014

38

Gambir Baru

150/20 kV

2014

39

Balaraja New

150/20 kV

2014

40

Marunda

150/20 kV

2014

41

Priok Timur

150/20 kV

2014

42

Pulogadung

150/20 kV

2014

43

Pulogadung

150/20 kV

2014

44

Duri Kosambi

150/20 kV

60

2015

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No.

395

Tabel C1.4. Pengembangan GI/GIS di Jakarta


lanjutan

RUPTL

No.

396

Gardu Induk

Tegangan

45

Lengkong

150/20 kV

46

Penggilingan (GIS)

47

Durikosambi 2 / Daan Mogot (GIS)

48

Duren Tiga II/Ragunan (GIS)

Kapasitas
MVA

COD

60

2015

150/20 kV

60

2015

150/20 kV

120

2015

150/20 kV

120

2015

49

Cawang Lama

150/20 kV

2015

50

Pondok Indah (GIS)

150/20 kV

2015

51

CSW

150/20 kV

2015

52

Spinmill

150/20 kV

2015

53

Taman Rasuna (GIS)

150/20 kV

60

2015

54

Maximangando

150/20 kV

60

2015

55

Karet Lama

150/20 kV

60

2015

56

Lippo Curug

150/20 kV

60

2015

57

Gambir Baru

150/20 kV

60

2015

58

Kemayoran

150/20 kV

60

2015

59

Legok

150/20 kV

60

2015

60

Mampang Baru

150/20 kV

60

2015

61

Priok Timur

150/20 kV

60

2015

62

Pondok Indah (GIS)

150/20 kV

60

2016

63

Cakung Township (GIS)

150/20 kV

60

2016

64

Tigaraksa

150/20 kV

60

2016

65

Jatirangon

150/20 kV

60

2016

66

Cileduk

150/20 kV

60

2016

67

Kembangan II (GIS)

150/20 kV

120

2016

68

Balaraja

150/20 kV

60

2016

69

Pulo Mas

150/20 kV

60

2016

70

Pondok Indah II/Cirende

150/20 kV

120

2016

71

Jatiwaringin GIS

150/20 kV

60

2017

72

Harapan Indah (GIS)

150/20 kV

60

2017

73

Gajah Tunggal

150/20 kV

120

2017

74

Abadi Guna Papan II (GIS)

150/20 kV

120

2017

75

Cawang Lama

150/20 kV

2017

76

Marunda II (GIS)

150/20 kV

120

2017

77

Pasar Kemis II

150/20 kV

120

2017

78

Sinar Sahabat

150/20 kV

120

2017

79

Pulo Gadung II

150/20 kV

120

2017

80

Priok Timur

150/20 kV

60

2017

81

Kandang Sapi (GIS)

150/20 kV

60

2017

82

Gambir Lama II (GIS)

150/20 kV

120

2017

83

Gambir Lama (GIS)

150/20 kV

2017

84

Grogol II (GIS)

150/20 kV

60

2017

85

Cawang Baru (GIS)

150/20 kV

60

2017

86

New Balaraja

150/20 kV

60

2017

87

Kebon Sirih II (GIS)

150/20 kV

120

2017

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C1.4. Pengembangan GI/GIS di Jakarta


lanjutan
Gardu Induk

Tegangan
150/20 kV

COD

88

Senayan Baru II (GIS)

120

2017

89

Senayan Baru

150/20 kV

2017

90

Tomang (GIS)

150/20 kV

120

2017

91

Semanggi Barat II/Benhil (GIS)

150/20 kV

60

2017

92

Cawang

150/20 kV

60

2017

93

Plumpang II (GIS)

150/20 kV

120

2018

94

Durikosambi III/Rawa Buaya (GIS)

150/20 kV

120

2018

95

Durikosambi II

150/20 kV

2018

96

Danayasa II/Semanggi Timur (GIS)

150/20 kV

120

2018

97

Cipinang II/Jatinegara (GIS)

150/20 kV

120

2018

98

Taman Rasuna 2 / Pengadegan Tmr (GIS)

150/20 kV

120

2018

99

Antasari / CSW 2 / Kemang Village (GIS)

150/20 kV

60

2018

100

Gandaria II/Mekar Sari (GIS)

150/20 kV

60

2018

101

Gandaria

150/20 kV

2018

102

Penggilingan II (GIS)

150/20 kV

120

2018

103

Penggilingan (GIS)

150/20 kV

2018

104

Kemayoran II (GIS)

150/20 kV

60

2018

105

Tanah Tinggi (GIS)

150/20 kV

60

2018

106

Dukuh Atas (GIS)

150/20 kV

60

2018

107

Tigaraksa II

150/20 kV

120

2018

108

Tigaraksa

150/20 kV

2018

109

Manggarai II

150/20 kV

120

2019

110

Marunda II (GIS)

150/20 kV

60

2019

111

Kembangan II (GIS)

150/20 kV

60

2019

112

New Balaraja

150/20 kV

60

2019

113

Jatirangon II/Cibubur

150/20 kV

60

2019

114

Abadi Guna Papan II (GIS)

150/20 kV

60

2019

115

Cileduk

150/20 kV

60

2019

116

Duren Tiga II/Ragunan (GIS)

150/20 kV

60

2019

117

Durikosambi 2 / Daan Mogot (GIS)

150/20 kV

60

2019

118

Muara Karang III / Kamal

150/20 kV

120

2019

119

Senayan Baru II (GIS)

150/20 kV

60

2019

120

Cawang Baru 2 (GIS)

150/20 kV

120

2019

121

Pondok Indah III/Ciputat

150/20 kV

120

2019

122

Petukangan II

150/20 kV

120

2020

123

Kapuk (PIK) (GIS)

150/20 kV

60

2020

124

Balaraja Baru II

150/20 kV

120

2020

125

Gajah Tunggal

150/20 kV

60

2020

126

Pulo Gadung II

150/20 kV

60

2020

127

Gambir Lama II (GIS)

150/20 kV

60

2020

128

Kebon Sirih II (GIS)

150/20 kV

60

2020

129

Pasar Kemis II

150/20 kV

60

2020

130

Cengkareng II/Bandara Soetta

150/20 kV

60

2020

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No.

Kapasitas
MVA

397

Tabel C1.4. Pengembangan GI/GIS di Jakarta


lanjutan
No.

Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas
MVA

COD

131

Gunung Sahari (GIS)

150/20 kV

60

2020

132

Semanggi Barat (GIS)

150/20 kV

60

2020

133

Kembangan II (GIS)

150/20 kV

60

2020

134

Kelapa Gading

150/20 kV

60

2020

135

Grogol II (GIS)

150/20 kV

60

2020

136

Jatake II (GIS)

150/20 kV

60

2020

137

Penggilingan II (GIS)

150/20 kV

60

2021

138

Duren Tiga II/Ragunan (GIS)

150/20 kV

60

2021

139

Kemayoran II (GIS)

150/20 kV

60

2021

140

Cawang

150/20 kV

60

2021

141

Durikosambi III/Rawa Buaya (GIS)

150/20 kV

60

2021

142

Kebon Sirih II (GIS)

150/20 kV

60

2021

143

Lengkong II

150/20 kV

60

2021

144

Grogol II (GIS)

150/20 kV

60

2021

145

Gunung Sahari II

150/20 kV

120

2021

146

Pondok Indah III/Ciputat

150/20 kV

60

2021

147

Citra Habitat II

150/20 kV

120

2022

148

Citra Habitat

150/20 kV

2022

149

Karet Baru II (GIS)

150/20 kV

120

2022

150

Semanggi Barat

150/20 kV

2022

151

Setiabudi II (GIS)

150/20 kV

60

2022

152

Cawang Baru II (GIS)

150/20 kV

2022

153

Muara Karang III / Kamal

150/20 kV

60

2022

154

Plumpang II

150/20 kV

60

2022

155

Cipinang II/Jatinegara (GIS)

150/20 kV

60

2022

156

Tanah Tinggi (GIS)

150/20 kV

60

2022

157

Taman Rasuna 2 / Pengadegan Tmr (GIS)

150/20 kV

60

2022

158

Pasar Kemis II

150/20 kV

60

2022

159

Gandaria II/Mekar Sari (GIS)

150/20 kV

60

2022

160

Danayasa II/Semanggi Timur (GIS)

150/20 kV

60

2022

Jumlah

10.380

RUPTL

Pengembangan Transmisi

398

Selaras dengan pengembangan GITET 500 kV diperlukan pengembangan transmisi 500 kV khususnya di sisi
Utara Jakarta, sepanjang 164 kms seperti ditampilkan dalam Tabel C1.5.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C1.5. Pembangunan SUTET 500 kV


No.

Dari

Ke

Panjang kms

Bekasi

Tx. Mtawar-Cibinong

Tx Kembangan

Kembangan

COD

12

2014

Durikosambi (GIS)

2017

Durikosambi (GIS)

2017

Muarakarang (GIS)

Durikosambi (GIS)

30

2017

Cawang Baru (GIS)

Gandul

40

2017

Priok

Muaratawar

30

2018

Priok

Muarakarang (GIS)

20

2019

PLTU Jawa-5

Muaratawar

20

2019

Jumlah

164

Selaras dengan pembangunan GI/GIS baru 150 kV, diperlukan pembangunan transmisi 150 kV terkaitnya
sepanjang 959 kms seperti ditampilkan dalam Tabel C1.6.
Tabel C1.6. Pembangunan SUTT 150 kV

Dari

Ke

Tegangan

Panjang
kms

COD

Cileduk II/Alam Sutra

Inc.(Lippo Curug-Kmbngn)

150 kV

2013

Gandul

Serpong

150 kV

40

2013

Kapuk (PIK) (GIS)

Inc. (Mkrang-Dksbi)

150 kV

2013

Tanah Tinggi (GIS)

Inc. (Gmblm-Plmas)

150 kV

2013

Harapan Indah (GIS)

Inc.(Mtawar-Bekasi)

150 kV

2014

Inc. (Drtga/Kemang-Kenvil)

150 kV

10

2014

Antasari / CSW 2 / Kemang


Village (GIS)

Gandaria (GIS)

TMII (Miniatur)

150 kV

24

2014

Gunung Sahari (GIS)

Kemayoran

150 kV

12

2014

Jatiwaringin

Inc. (Pdklp-Jtngn)

150 kV

24

2014

10

Manggarai

Dukuh Atas (GIS)

150 kV

2014

11

Muarakarang

Angke

150 kV

12

2014

12

New Senayan

Senayan

150 kV

2014

13

Petukangan

Bintaro

150 kV

18

2014

14

Semanggi Barat (GIS)

Semanggi Timur (GIS)

150 kV

2014

15

Cileungsi II/Jonggol

Cibatu

150 kV

30

2014

16

Duren Tiga

Kemang

150 kV

2014

17

Durikosambi

Petukangan

150 kV

52

2014

18

Durikosambi

Muarakarang Lama

150 kV

26

2014

19

Gedung Pola

Manggarai

150 kV

2014

20

Cakung TownShip

Harapan Indah / Kandang Sapi

150 kV

10

2014

21

Jatake

Maximangando

150 kV

2014

22

Jatirangon 2/Cibubur

Inc.(Jtngn-Cibng)

150 kV

2014

23

Semanggi Barat (GIS)

Karet Lama

150 kV

2014

24

Marunda

Pelindo II

150 kV

20

2014

25

Plumpang

Gambir Baru

150 kV

10

2014

26

Gandul

Petukangan

150 kV

28

2014

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No.

399

Tabel C1.6. Pembangunan SUTT 150 kV


lanjutan
No

RUPTL

Ke

Tegangan

COD

27

Depok

Gandul

150 kV

10

2014

28

Karet Baru

Karet Lama

150 kV

2014

29

Kebon Sirih

Gambir Lama

150 kV

2014

30

Ketapang

Mangga Besar

150 kV

2014

31

Cilegon

Serang

150 kV

45

2014

32

Pelindo II Priok

Priok Timur

150 kV

11

2014

33

Pelindo II Kalibaru

Marunda

150 kV

10

2014

34

Spinmill

Inc. (New Balaraja-Citra)

150 kV

2015

35

Durikosambi 2 / Daan Mogot (GIS)

Inc. (Dksbi-Mkrng)

150 kV

2015

36

Cengkareng II/Bandara Soetta

Cengkareng

150 kV

2015

37

MRT DKI Jakarta (GIS)

CSW

150 kV

2015

38

MRT DKI Jakarta (GIS)

Pondok Indah

150 kV

14

2015

39

Duren Tiga II/Ragunan (GIS)

Cawang Lama

150 kV

20

2015

40

Pondok Indah II/Cirende

Inc. (Ptkng-Gndul)

150 kV

2016

41

Depok II

150 kV

2016

42

Depok/Rawadenok (Depok III)

Cimanggis

150 kV

40

2016

43

Pondok Kelapa

Tambun

150 kV

28

2016

44

Pegangsaan

Penggilingan

150 kV

20

2016

45

Pulogadung

Penggilingan

150 kV

20

2016

46

Pulo Gadung II

Pulogadung (GIS)

150 kV

10

2017

47

Tomang (GIS)

Grogol

150 kV

10

2017

48

Abadi Guna Papan II

Cawang Lama

150 kV

2017

49

Gambir Lama II (GIS)

Gambir Lama (GIS)

150 kV

2017

50

Lontar

Cikupa

150 kV

60

2017

51

Pulo Gadung II

Inc. (Plmas-Pgsan)

150 kV

2017

52

Semanggi Barat II/Benhil (GIS)

Inc. (Karet-Angke)

150 kV

2017

53

Senayan Baru 2 (GIS)

Senayan Baru

150 kV

16

2017

54

Plumpang II

Inc. (Priok Barat-Plumpang)

150 kV

14

2018

55

Danayasa II

Danayasa

150 kV

10

2018

Taman Rasuna

150 kV

10

2018

56

400

Dari

Panjang
kms

Taman Rasuna 2 / Pengadegan


Tmr (GIS)

Inc. (Cimanggis-Depok/
Rawadenok (Depok III))

57

Cipinang II/Jatinegara

Inc. (Plmas-Mgrai)

150 kV

10

2018

58

Durikosambi III/Rawa Buaya

Durikosambi II

150 kV

10

2018

59

Gandaria II/Mekar Sari

Gandaria

150 kV

30

2018

60

Kemayoran II (GIS)

Inc. (Priok-Plpng)

150 kV

2018

61

Penggilingan II (GIS)

Penggilingan (GIS)

150 kV

12

2018

62

Tigaraksa II

Tigaraksa

150 kV

10

2018

Inc. (Cawang II - Abadi II)

150 kV

10

2019

150 kV

10

2019

63
64

Pancoran 2 / Pengadegan Tmr


(GIS)
Manggarai II

Taman Rasuna 2 /
Pengadegan Tmr (GIS)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C1.6. Pembangunan SUTT 150 kV


lanjutan
No.

Dari

Ke

Tegangan

Panjang
kms

COD

66

Pondok Indah III/Ciputat

Inc. (Gandul-Serpong)

150 kV

20

2019

67

Petukangan II

Petukangan

150 kV

10

2020

68

Gunung Sahari II

Gunung sahari

150 kV

10

2021

69

Grogol II

Inc. (Dksbi - Grogol)

150 kV

10

2021

70

Muara Karang III / Kamal

Muarakarang

150 kV

10

2021

71

Kebon sirih II GIS

Inc. (Gbr Lama - Pulo Mas)

150 kV

10

2021

72

Karet Baru II

Semanggi Barat

150 kV

2022

73

Setiabudi II (GIS)

Cawang Baru 2 (GIS)

150 kV

14

2022

Jumlah

959

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 455 ribu
pelanggan sampai dengan 2022 atau rata-rata 45 ribu pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan
penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 6.612kms,
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sekitar 9.899 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sebesar 2.046
MVA seperti ditampilkan dalam Tabel C1.7 berikut.
Tabel C1.7. Rincian Pengembangan Distribusi
JTM

JTR

Trafo

(kms)

(kms)

(MVA)

Pelanggan

Total Inv
(Juta USD)

2013

394

729

197

88.654

77,2

2014

300

641

94

58.269

52,7

2015

355

789

131

51.470

63,4

2016

817

984

155

37.425

113,0

2017

869

1.034

174

39.301

121,0

2018

810

1.103

127

33.612

110,1

2019

801

1.171

242

34.140

123,2

2020

696

1.238

159

33.932

104,1

2021

753

1.338

367

34.777

134,7

2022

817

871

400

43.715

140,2

6.612

9.899

2.046

455.294

1.040

2013-2022

Dalam RUPTL 2013 2022, direncanakan juga pengembangan distribusi 20 kV di Kepulauan Seribu yaitu terdiri
dari rencana pembangunan kabel laut 20 kV tahap-2 dan tahap-3 yang sebelumnya akan dilaksanakan oleh
Pemda DKI Jaya, dialihkan pelaksanaannya oleh PLN dengan sumber dana APBN 2014. Proyek pembangunan
kabel laut ini akan dijelaskan lebih lanjut pada butir C1.4.

C1.4. Sistem Distribusi ke Kepulauan Seribu


Pengembangan Sistem Distribusi Kepulauan Seribu mengalami perubahan dari 2 tahap menjadi 3 tahap yaitu:

Tahap 1 sudah eksisting, pembangunan oleh Pemda DKI.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

401

Tahap 2 tahun 2014/2015: dari GI Teluk Naga sampai P. Tidung kecil sepanjang 42,5 km dengan perkiraan
kebutuhan biaya USD 13,9 juta.

Tahap 3 tahun 2016: dari P. Tidung Kecil sampai Pulau Panjang Besar untuk menghubungkan Pulau-Pulau
lainnya sepanjang 34,29 km dengan perkiraan kebutuhan biaya USD 11,2 juta.

Lingkup pekerjaan tahap 2 dan tahap 3 adalah sebagai berikut:


a.

Tahap 2 jalur selatan, merupakan penambahan sirkit kedua yang menghubungkan GI Teluk Naga melalui
penyulang ke GH Tanjung Pasir dan selanjutnya radial hingga ke Pulau Tidung Besar seperti pada Tabel
C1.8.

Tabel C1.8. Pengembangan Sistem Distribusi KePulauan Seribu Jalur Selatan (Tahap II)
No

Section

SKLTM (kms)

SKTM ke GD (kms)

GH Tg Pasir-GH P. U.jawa

5,69

0,4

GH P U.jawa-GH P.L Kecil

13,39

0,8

GH P.L Kecil-GH P.L Besar

0,46

1,0

GH P.L BesarGH Pulau Pari

9,46

0,4

GH Pulau Pari-GH P. Payung Besar

8,85

0,8

GH.P.Payung Besar-GH P.Tidung Kecil

3,56

0,6

GH P.Payung Kecil-GH P.Tidung Besar

0,83

2,0

42,24

6,0

TOTAL
b.

Tahap 3 jalur utara, adalah penyambungan SKLTM radial dari Pulau Tidung Besar ke Pulau-Pulau di
sebelah utara seperti pada Tabel C1.9.

Tabel C1.9. Pengembangan Sistem Distribusi Kepulauan Seribu Jalur Utara

No

Section

P. Tidung Kecil - P. Karya

P. Karya - P. Panggang

P. Panggang - P. Pramuka

P. Karya - P. Kelapa

P. Kelapa - P. Kelapa dua/Harapan

6
7

SKLTM
(kms)
16,51

SKTM
(KMS)

Trafo GD (kVA)

0,34 1x630 kVA (P. Karya)

3,20

0,20

1,66 2x630 kVA (P. Panggang)

6,40

1,76

0,96 1x630 kVA (P. Pramuka)

16,95

2,24 4x630 kVA (P. Kelapa)

3,20
12,80

0,62

1,45 1x630 kVA (P. Kelapa Dua)

P. Kelapa Dua/Harapan - P. Panjang Besar

0,94

0,84 1x630 kVA (P. Panjang Besar)

3,20

P. Panjang Besar - P. Sabira

1,20

1x630 kVA (P. Sabira)

3,20

Total

38,18

7,15 11x630 kVA

RUPTL

Rencana pembangunan tahap II dan tahap III seperti ditampilkan pada Gambar C1.2.

402

JTR
KMS

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

3,20

35,20

TAHAP III
TAHAP II

Gambar C1.2. Peta Jaringan Kabel Laut Kepulauan Seribu

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

TAHAP I

403

C1.5. Ringkasan
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem kelistrikan mulai dari pembangkit, transmisi, gardu induk
dan distribusi di Provinsi DKI Jakarta sampai dengan tahun 2022 adalah USD 4,3 miliar. Ringkasan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik dan pembangunan fasilitas kelistrikan di DKI Jakarta adalah seperti tersebut dalam
Tabel C1.10.
Tabel C1.10. Rangkuman
Proyeksi Kebutuhan
Tahun

Penjualan
Energi
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Investasi

Gardu
Induk
(MVA)

Juta USD

Pembangkit
(MW)

T/L
(kms)

2013

28.629

30.704

4.530

720

48

179

2014

30.661

32.831

4.841

2.848

412

753

2015

32.731

35.028

5.163

2016

34.891

37.320

5.498

2017

37.072

39.632

5.835

2018

39.333

42.027

2019

41.654

44.483

2020

44.070

2021
2022

960

47

204

1.827

122

734

4.240

198

787

6.185

2.140

142

652

6.543

1.520

86

354

47.038

6.915

1.020

10

161

46.582

49.692

7.302

660

40

205

49.211

52.470

7.706

780

18

316

16.715

1.123

4.344

RUPTL

Jumlah

404

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

450

450

LAMPIRAN C.2
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI BANTEN

C2.1. Kondisi Saat Ini


Beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Banten saat ini sekitar 3.561 MW, dipasok dari pembangkit yang
berada di grid 150 kV sebesar 2.285 MW dan yang berada di grid 500 kV sebesar 4.025 MW.
Pasokan dari pembangkit listrik yang berada di grid 500 kV dan grid 150 kV di Banten ada di 4 lokasi yaitu
PLTU Suralaya, PLTGU Cilegon, PLTU Labuan dan PLTU Lontar dengan total daya terpasang 6.310 MW.
Pasokan dari grid 500 kV adalah melalui 3 GITET, yaitu Suralaya, Cilegon dan Balaraja, dengan kapasitas 3.000
MVA. Peta sistem kelistrikan Banten ditunjukkan pada Gambar C2.1.
SLAYA2
SLAYA
PENI
MTSUI

U SLIRA
GUCLGON
PRETY

CLGN 2

PLTU 4x1.000 MW

HVDC
U PLTU 2x1.000 MW

PRYMA
CLGON
IDFERO
POSCO
ASAHI
CLGMA
TOJNG/
CND
SRANG III
RA
KSTELSMTR
IDKIAT
ASR
ASAHI II/
ASAHI
KIEC
SRANG
CNGKA I
III

SPTAN

NBLRJA
NKOMAS
PCADM

MILENIUM

PCADM II

SRANG II

CKRNG

JTAKE TGRNG
DUKSMBI MKRNG
U
SOETTA

PKMIS
BLRJA

CKNDE

RWDNO
P

PLTU LONTAR
TLNGA U NTGRNG

ALMSUTRA

TGRSA

KOPO

RKBTG

CURUG

CITRA

LEGOK

GORDA
MENES

SMTRCKNDE

PTKNG
BNTRO

TMBUN
DPK2

BOGOR X

BUNAR IIBUNAR

IDMY

GNDUL

SRPNG

PLTU LBUAN

CBTBR

CWANG

LKONG

DEPOK
U

BKASI

KMBNG
CWANG2

BSD/
LKONGIII

GNENDUT
P

SKETI

CILEDUG

CKUP
A

SPIN
MIL LAUTSTEL

PRIOK MTWAR

CIBNG

CMGIS
CMGISII
ITP
SENTUL

CBATU

SCBNG

KDBDK

TJLSUNG

BGBRU
BGRKT
KRCAKCIOMAS
SALAK LAMA
MPING

SALAK BARU

CRA

TAJUR

SGLN

CIAWI II
CIAWI
CBDKBRII/
CCRUG

CIPANAS

BAYAH

PRATU
U

LEGENDA :
GITET 500 KV EKSISTING

RJMDLA

UBRUG

SMNJWA

LBSTU

TNGGEUNG

PLTU PRATU
P

CGRLG

CNJUR

CBDKBR

TSMY

CSLOK
CSKRME

SURADE

GITET 500 KV BARU


GI 150 KV EKSISTING
GI 150 KV BARU
GI 150 KV BARU TERKAIT KTT
GI 70 KV EKSISTING

RUPTL

Gambar C2.1. Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi Banten

406

Kelistrikan Provinsi Banten terdiri atas 3 sub-sistem yaitu:


1.

GITET Suralaya memasok daerah industri Merak dan Salira.

2.

GITET Cilegon, PLTGU Cilegon, PLTU Labuan memasok Kab. Serang, Kota Cilegon, Kab. Pandeglang dan
Kab. Lebak.

3.

GITET Balaraja dan PLTU Labuan memasok Kab/Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.

Rincian pembangkit terpasang seperti ditunjukkan pada Tabel C2.1.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C2.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang

No

Nama
Pembangkit

Jenis
Pembangkit

Jenis B.
Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang MW

Daya Mampu
MW

3.400

3.212

Suralaya 1-7

PLTU

Batubara

Indonesia
Power

Suralaya 8

PLTU

Batubara

PLN

625

590

Cilegon

PLTGU

Gas Alam

PLN

740

660

Labuan

PLTU

Batubara

PLN

600

560

Lontar 1-3

PLTU

Batubara

PLN

945

870

6.310

5.892

Jumlah

C2.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan
pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang,
maka proyeksi kebutuhan listrik tahun 2013 2022 diperlihatkan pada Tabel C2.2.
Tabel C2.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
Energi (GWh)

2013

5,63

20.822

Produksi Energi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

22.266

3.489

2.380.381

2014

5,92

23.886

24.713

3.854

2.531.565

2015

6,81

26.800

26.772

4.155

2.652.858

2016

6,81

29.593

29.216

4.500

2.807.682

2017

6,81

32.186

31.726

4.881

2.922.141

2018

6,81

34.785

34.748

5.336

3.039.573

2019

6,81

37.656

38.237

5.861

3.158.124

2020

6,81

40.795

41.991

6.420

3.273.393

2021

6,81

44.016

45.896

7.015

3.364.103

2022

6,81

47.352

50.367

7.679

3.448.362

Growth (%)

6,60

9,58

9,50

9,16

4,21

C2.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Banten diperlukan pembangunan sarana pembangkit,
transmisi dan distribusi.

Potensi Sumber Energi


Provinsi Banten memiliki potensi panas bumi yang dapat dikembangkan untuk tenaga listrik yang diperkirakan
mencapai 613 MWe yang tersebar di 5 lokasi yaitu Rawa Dano, G. Karang, G. Pulosari, G. Endut dan Pamancalan.
Sedangkan potensi batubara diperkirakan mencapai 18,80 juta ton1. Kebutuhan batubara untuk pembangkit
di Banten sebagian besar dipasok dari Sumatera Selatan dan sisanya dari Kalimantan, sedangkan kebutuhan
gas dipasok dari CNOOC dan PGN.

Sumber: Draft RUKN 2012 - 2031

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

407

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2022 diperlukan tambahan kapasitas pembangkit
sebesar 3.152 MW dengan perInc.ian seperti ditampilkan pada Tabel C2.3 berikut.
Tabel C2.3 Pengembangan Pembangkit

No

Asumsi
Pengembang

Jenis

Nama Proyek

Kapasitas MW

COD

Status

Swasta

PLTM

Cisono

2014

Konstruksi

Swasta

PLTM

Cikotok

2014

Konstruksi

Swasta

PLTM

Situmulya

2014

Konstruksi

Swasta

PLTM

Cikidang

2016

Pengadaan

Swasta

PLTM

Cisimeut

2016

Pengadaan

Swasta

PLTM

Cisungsang II

2016

Pengadaan

Swasta

PLTM

Karang
Ropong
(Cibareno 1)

2016

Pengadaan

Swasta

PLTM

Bulakan

10

2016

Pengadaan

Swasta

PLTM

Cidano

2016

Pengadaan

10

Unallocated

PLTU

Lontar Exp

315

2017

Rencana

11

Swasta

PLTM

Cibareno

2017

Rencana

12

Swasta

PLTM

Cisiih Leutik

2017

Rencana

13

Swasta

PLTM

Nagajaya

2017

Rencana

14

Swasta

PLTU

Banten

625

2016

Konstruksi

15

Unallocated

PLTU

Jawa-7

1.000

2019

Rencana

16

Swasta

PLTP

Rawa Dano (FTP2)

110

2019

Rencana

17

Unallocated

PLTU

Jawa-7

1.000

2020

Rencana

18

Swasta

PLTP

Endut (FTP2)

55

2021

Rencana

Jumlah

3.152

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Gardu Induk

RUPTL

Pengembangan gardu induk dibagi atas 2 bagian yaitu Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) 500 kV dan
Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 kV.

408

Diperlukan pembangunan GITET 500 kV baru dengan kapasitas sebesar 1.000 MVA, pengembangan IBT
500/150 kV sebesar 1.500 MVA, dan spare trafo IBT I phase 2 unit di Balaraja dan Cilegon seperti pada Tabel
C2.4.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C2.4. Rencana Pengembangan GITET

No.

Kapasitas
MVA

Gardu Induk

COD

Keterangan

Cilegon

500

2013

Program N-1 (IBT-3)

Balaraja

167

2013

Spare (Ex. Rekondisi)

Cilegon

167

2013

Spare

Balaraja

500

2015

IBT-3

Balaraja

500

2015

IBT-4 (Ex. Depok)

Lengkong

1000

2016

GITET Baru

PLTU Banten

2016

Memotong double phi Suralaya - Balaraja

Balaraja

2016

arah Kembangan

Kembangan

2016

arah Balaraja

10

Balaraja

2016

Diameter Ext, arah Lengkong

11

Lengkong

2016

Diameter Ext, arah Balaraja

12

Lengkong

2017

Diameter Ext, arah Gandul

13

Gandul

2017

Diameter Ext, arah Lengkong

14

Gandul

2017

Diameter Ext, arah Depok

15

Depok

2017

Diameter Ext, arah Gandul

16

Balaraja

2019

Diameter Upr, arah Gandul

17

Balaraja

2019

Diameter Upr, arah Suralaya Lama

Jumlah

2.834

Selanjutnya, untuk melayani konsumen diperlukan pembangunan GI/GIS baru 150 kV dan penambahan trafo
di GI Eksisting dengan total kapasitas 4.440 MVA dengan biaya USD 402 juta seperti ditampilkan dalam Tabel
C2.5.
Tabel C2.5. Rencana Pengembangan GI 150/20 kV

Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas
MVA

COD

Cileduk II/Alam Sutra (GIS)

150/20 kV

120

2013

Bintaro II (GIS)

150/20 kV

120

2013

Bintaro

150/20 kV

2013

Asahimas II

150/20 kV

60

2013

Serpong

150/20 kV

60

2013

Lengkong

150/20 kV

2013

Serpong

150/20 kV

2013

Gorda Prima

150/20 kV

2013

Cilegon Baru II / Kramatwatu

150/20 kV

120

2014

10

Cilegon Baru

150/20 kV

2014

11

Lautan Steel

150/20 kV

120

2014

12

Millenium (PT. Power Steel)

150/20 kV

120

2014

13

Lengkong II

150/20 kV

120

2014

14

Saketi Baru

150/20 kV

60

2014

15

Serang

150/20 kV

60

2014

16

Maximangando

150/20 kV

2014

17

Jatake

150/20 kV

2014

18

Indoferro

150/20 kV

2014

19

Malimping

150/20 kV

60

2014

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No.

409

Tabel C2.5. Rencana Pengembangan GI 150/20 kV


lanjutan

RUPTL

No.

410

Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas
MVA

COD

20

Cemindo Gemilang/Bayah

150/20 kV

2014

21

Puncak Ardi Mulya II

150/20 kV

120

2014

22

Malimping

150/20 kV

2015

23

Tangerang Baru II

150/20 kV

120

2015

24

PLTU Lontar

150/20 kV

2015

25

Cengkareng II/Bandara Soetta

150/20 kV

120

2015

26

Teluk Naga

150/20 kV

60

2015

27

Sepatan

150/20 kV

60

2015

28

Cemindo Gemilang/Bayah

150/20 kV

60

2015

29

Cikupa

150/20 kV

60

2015

30

Cilegon Lama

150/20 kV

2015

31

Millennium (PT Power Steel)

150/20 kV

60

2016

32

Bintaro II (GIS)

150/20 kV

60

2016

33

GIIC

150/20 kV

120

2016

34

Cengkareng

150/20 kV

2016

35

Serang

150/20 kV

60

2016

36

Jatake II (GIS)

150/20 kV

120

2017

37

Sulindan

150/20 kV

2017

38

Sepatan II

150/20 kV

120

2017

39

Lengkong III/BSD 1

150/20 kV

120

2017

40

Tangerang Baru III

150/20 kV

60

2017

41

Tangerang Baru II

150/20 kV

2017

42

Cileduk II/Alam Sutra (GIS)

150/20 kV

60

2017

43

Serang Selatan/Baros

150/20 kV

120

2018

44

Teluk Naga II

150/20 kV

60

2018

45

Lippo Curug II

150/20 kV

60

2018

46

Lippo Curug

150/20 kV

2018

47

Sepatan

150/20 kV

60

2018

48

Salira Indah

150/20 kV

60

2018

49

Cengkareng II/Bandara Soetta

150/20 kV

60

2018

50

Millennium (PT Power Steel)

150/20 kV

60

2018

51

Lautan Steel

150/20 kV

60

2019

52

Lengkong IV/BSD 2

150/20 kV

180

2019

53

Rangkas Bitung

150/20 kV

2019

54

Bintaro III/Jombang (GIS)

150/20 kV

120

2019

55

Cikupa II

150/20 kV

120

2019

56

Tangerang Baru II

150/20 kV

60

2019

57

PLTP Rawadano

150/20 kV

2019

58

Cilegon Baru II / Kramatwatu

150/20 kV

60

2020

59

Lengkong III/BSD 1

150/20 kV

60

2020

60

Teluk Naga II

150/20 kV

60

2020

61

Sepatan II

150/20 kV

60

2020

62

Tangerang Baru III

150/20 kV

60

2020

63

Lengkong V/BSD 3

150/20 kV

60

2021

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C2.5. Rencana Pengembangan GI 150/20 kV


lanjutan
No.

Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas
MVA

COD

65

Cilegon Lama

150/20 kV

60

2021

66

Sepatan II

150/20 kV

60

2021

67

Lengkong III/BSD 1

150/20 kV

60

2021

68

Ciamis II/Kawali

150/20 kV

60

2022

69

Bintaro III/Jombang (GIS)

150/20 kV

60

2022

70

Serang Selatan/Baros

150/20 kV

60

2022

71

Lengkong IV/BSD 2

150/20 kV

60

2022

72

Sulindan

150/20 kV

60

2022

73

Millenium (PT Power Steel)

150/20 kV

60

2022

74

Citra Baru Steel

150/20 kV

60

2022

Jumlah

4.440

Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GITET 500 kV, diperlukan pengembangan Saluran Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) 500 kV dan rekonduktoring sepanjang 788 kms seperti ditampilkan dalam Tabel C2.6.

No.

Dari

Ke

Panjang kms

COD

32

2018

120

2018

Suralaya Baru

Bojanegara

Bojanegara

Balaraja Baru

Lengkong 500 kV

Inc. (Blrja-Gndul)

2016

Balaraja

Kembangan

80

2017

Balaraja

Tx Kembangan

80

2017

PLTU Banten

Inc. (Suralaya Baru- Balaraja)

40

2017

Bogor X

Tpcut

220

2018

Tpcut

Ketapang

80

2018

Bogor X

Inc. (Clgon-Cibinong)

60

2018

10

Bogor X

Inc. (Depok-Tsmya)

2018

11

Suralaya Lama

Balaraja

129

2019

12

Balaraja

Gandul

92

2019

13

PLTU Jawa 7

Inc. (Suralaya Baru - Bojonegara)

2019

Jumlah

788

Pada Tabel C2.6 dapat dilihat bahwa terdapat rencana pembangunan transmisi HVDC dari BogorX ke Tanjung
Pucut dan terus menyeberangi Selat Sunda. Transmisi ini merupakan bagian dari suatu sistem transmisi dengan
teknologi high voltage direct curent (HVDC) yang berfungsi untuk membawa listrik dari PLTU batubara mulut
tambang di Sumatra Selatan ke Pulau Jawa.
Selaras dengan pembangunan GI/GIS 150 kV baru, diperlukan pembangunan transmisi 150 kV terkaitnya
sepanjang 780 kms seperti ditampilkan dalam Tabel C2.7.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel C2.6. Rencana Pembangunan SUTET 500 kV

411

Tabel C2.7. Rencana Pembangunan Transmisi

RUPTL

No.

412

Dari

Ke

Tegangan

Panjang kms

COD

Krakatau Posco

Cilegon Baru

150 kV

6,8

2013

Asahimas II

Inc. (Mnes-Asahi)

150 kV

10

2013

Balaraja

Citra Habitat

150 kV

24

2013

Bintaro II

Bintaro

150 kV

2013

PLTU Pelabuhan Ratu

Lembursitu

150 kV

82

2013

Lengkong

Serpong

150 kV

11,6

2013

Rangkasbitung II

Kopo

150 kV

34

2013

Lautan Steel

Inc. (Blrja-Millenium)

150 kV

2014

Spinmill Indah Industri

Inc. double phi (New


Balaraja - Citra Habitat

150 kV

2014

10

Bintaro

Serpong

150 kV

18

2014

11

Indoferro

Inc. double phi (Clgon-Asahi)

150 kV

2014

12

Bayah/Cemindo Gemilang

Pelabuhan Ratu PLTU

150 kV

70

2014

13

Malimping

Saketi II

150 kV

80

2014

14

Millenium

Inc. (Lautan-Citra)

150 kV

2014

15

Puncak Ardi Mulya II/GORDA

Inc. (Pucam-Kopo)

150 kV

2014

16

Cilegon Baru II / Kramatwatu

Cilegon Baru

150 kV

5,4

2014

17

Power Steel Indonesia

New Balaraja

150 kV

10

2014

18

Balaraja New

Millenium

150 kV

30

2014

19

Lengkong II

Inc. Serpong-Lengkong

150 kV

1,2

2014

20

Samator KIEC

Cilegon Lama

150 kV

10

2015

21

Bayah

malimping

150 kV

70

2015

22

Citra Baru Steel

Pucam II

150 kV

2015

23

Tangerang Baru II

PLTU Lontar

150 kV

26

2015

24

Kembangan II (GIS)

Inc. (Lippo Curug - Kembangan)

150 kV

2016

25

Sawangan

Lengkong

150 kV

20

2016

26

Jatake II

Inc. (Jatake-Tangerang Lama)

150 kV

20

2017

27

Sulindan

Inc. (Balaraja Lama-Cikupa)

150 kV

20

2017

28

Sepatan II

Sepatan

150 kV

10

2017

29

Gajah Tunggal

Pasar Kemis

150 kV

10

2017

30

Serang II/Baros

Inc. (Saketi-Rangkas)

150 kV

20

2017

31

Lengkong III

Inc.(Serpong-Lengkong II)

150 kV

10

2017

32

Serang Utara/Tonjong

Serang

150 kV

10

2017

33

Pasar Kemis II

Inc. (Pasar Kemis-Sepatan)

150 kV

20

2017

34

Tangerang Baru III

Tangerang Baru II

150 kV

10

2017

35

Lippo Curug II

Lippo Curug

150 kV

10

2018

36

Teluk Naga II

Inc.(Lontar-Tgbru-2)

150 kV

20

2018

37

Bintaro III/Jombang

Inc.(Bntro-Srpng)

150 kV

2019

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C2.7. Rencana Pembangunan Transmisi


lanjutan
No.

Dari

Ke

Tegangan

Panjang kms

COD

38

Lengkong IV/BSD 2

Lengkong II

150 kV

10

2019

39

Rawadano PLTP

Inc.(Menes-Asahimas)

150 kV

30

2019

40

Cikupa II

Sulindan

150 kV

10

2019

41

Lengkong V/BSD 3

Lengkong IV/BSD 2

150 kV

10

2021

42

Citra Habitat III

Citra Habitat II/Sinar


Sahabat

150 kV

10

2022

43

Citra Habitat II

Citra Habitat

150 kV

5,4

2022

Jumlah

780

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan 10 tahun mendatang, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 56
ribu pelanggan atau rata-rata 6 ribu pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan,
diperlukan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 2.591 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
sekitar 3.879 kms dan tambahan kapasitas Trafo distribusi sekitar 685 MVA seperti ditampilkan dalam Tabel
C2.8 berikut.
Tabel C2.8. Rincian Pengembangan Distribusi

JTM (kms)

JTR (kms)

Trafo (MVA)

2013

154

286

66

Pelanggan

Total Inv
(Juta USD)

57.711

30,9

2014

118

251

32

41.102

21,5

2015

139

309

44

50.589

26,5

2016

320

386

52

67.734

47,7

2017

341

405

58

63.562

50,3

2018

317

432

42

54.361

45,7

2019

314

459

81

55.215

50,2

2020

273

485

53

57.122

43,4

2021

295

524

123

58.544

54,1

2022
Jumlah

320

341

134

51.176

55,2

2.591

3.879

685

557.117

425

C2.4. Ringkasan
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem kelistrikan mulai dari pembangkit, transmisi, gardu
induk dan distribusi di Provinsi Banten sampai dengan tahun 2022 adalah USD 6,4 miliar. Ringkasan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi untuk Provinsi Banten
sampai dengan tahun 2022 seperti tersebut dalam Tabel C2.9.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tahun

413

Tabel C2.9. Rangkuman


Proyeksi Kebutuhan
Tahun

Penjualan
Energi
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Beban
Puncak
(MW)

Pembangkit
(MW)

2013

20.822

154

286

2014

23.886

118

251

2015

26.800

139

309

2016

29.593

320

2017

32.186

341

2018

34.785

317

432

2019

37.656

314

459

1.110

2020

40.795

273

485

1.000

2021

44.016

295

524

55

2022

47.352

320

341

RUPTL

Jumlah

414

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Gardu
Induk
(MVA)

Investasi
Juta USD

T/L
(kms)

1.194

176

167

10

780

235

140

1.480

260

95

386

649

1.300

26

194

405

328

480

330

1.569

480

396

603

540

355

1.888

300

1.454

300

10

208

420

15

79

7.274

1.724

6.397

3.152

LAMPIRAN C.3
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI JAWA BARAT

C3.1. Kondisi Saat Ini


Beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Jawa Barat diperkirakan sampai akhir tahun 2013 sekitar 5.864
MW. Beban dipasok oleh pembangkit yang berada di grid 500 kV dan 150 kV sebesar 7.000 MW.
Pembangkit di Jawa Barat yang berada di grid 500 kV adalah PLTG/PLTGU Muara Tawar, PLTA Saguling,
PLTA Cirata dan pembangkit yang berada di grid 150 kV adalah PLTU Indramayu, PLTGU Cikarang Listrindo,
PLTU Cirebon PLTG Sunyaragi serta beberapa PLTP dan PLTA. Sedangkan PLTU Pelabuhan Ratu 2x350 MW
diperkirakan akan beroperasi akhir Desember 2013.
Pasokan dari grid 500 kV adalah melalui 5 GITET yaitu Bandung Selatan, Cibatu, Cirata, Tasikmalaya dan
Mandirancan dengan kapasitas 5.500 MVA. Peta sistem kelistrikan Jawa Barat ditunjukkan pada Gambar C3.1.
PLTU 4x1.000 MW
PLTU 4x1.000 MW

U
U

MTWAR
U

MRNDA

MTWAR

CLMYA
RKDLK
CLMYA

MRNDA

CWANG

BKSUT
BKASI

CWANG

RKDLK

SKTNI
BKSUT
BKASI

SKTNI

BKASI2

BKASI2
FJAR2

CBTUBR

PLTU
PLTU
IDMYU 1-3 PLTU
PLTU
IDMYUU1-3 IDMYU
4-5
UU
IDMYU 4-5
U
2x1.000
2x1.000MW
MW

CBTUBR

FJAR2

TMBUNTMBUN
DWUAN
DWUAN
KSBRUKSBRU
CLGSI IICLGSI IIMKSRI MKSRI
CMGIS

CBATUCBATU
CIBNG

CMGIS

SUZUKISUZUKI
CIBNG JUISHINJUISHIN
TOYOTA

SCBNG

SENTUL
BGBRU

SENTUL
ITP
BGBRU

BLONGAN
BLONGAN

TOYOTA
IDBRT IDBRT
CKPAY II
CKPAY II
JTLHR A
CKPAY
JTLHR A
CKPAY

SCBNG

ITP

SBANG

SBANG

JTBRU

PWKRT
JTBRU CGNEA
PWKRT
CGNEA

SLKLM

SLKLM
SLKBR

TAJUR

CCRUG
KDBDK
CBDKRUII/

CCRUG
KDBDK

CIAWI II/
CIAWI
CSRUA

CIAWI II/
CIAWI
CBDKRUII/
CSRUA

A A
RJMDLA
CPNAS
CSKAN

A A
RJMDLA
CPNAS

PDLRG

SGLNGA

PDLRG

LBSTU

TGENG

DAGO II

LMBANG
BADUT DGPKR

LMBANG
BRAGA
CBBT
DGPKR UBRNG
BADUT BDTMR

BRAGA
UBRNG
LGDAR
CBBT
SOREANG
KCDG II
BDTMR
CGRLG
LGDAR2
KCDG III
DYKLT
KCDG

TGENG

LBSTU

UBRUG

TKPRHU I

DAGO II

LGDAR2

SGLNGA

UBRUG

PRKAN

PDLRG II

PDLRG II

CSKAN

CNJUR
II
CNJUR

CNJUR

TKPRHU
TKPRHU III

CRATA

CNKRNG

CNKRNG

CKRNG2

CKRNG2
ARJWN
ARJWN

TKPRHU II

PP

CNJUR II

CKDNG

CKDNG

SBANG II

SBANG II

CRATA

TAJUR

SLKBR

JTBRG
JTBRG

HRGLS
HRGLS

BGRKT
CIOMAS

BGRKT
CIOMAS

INDMY
INDMY

INDMY
II II
SKMDI
INDMY
SKMDI
PBRAN
PBRAN

SMDNG

KDPTN
JATIGEDE
KDPTN KDPTN IIPLMNAN
A

JATIGEDE KDPTN IIPLMNAN

CRBON
SRAGI
MDCAN

PRKAN II
RCKEK

NRCKSBA
RCKEK

CKJNG

RCKSBA
NRCKSBA

CKJNG

CKSKA
KCDG II
KCDG III MJLYA
MLBNG
RCKSBA
KCDG
CGRLG
SRANG
P
CKSKAII
CKSKA
P KMJNG
CKLNG
WYNDU
BDSLN
MJLYA DRJAT
MLBNG
P
GARUT II
CGRLG
SRANG
P
CKSKAII
PTUHA CKLNG
LMJAN
P
WYNDUP KMJNG
GARUT
DRJAT
P
P
GARUT
II
KRHBDS
P

SMDRA

GARUT
P

KRHBDS

SNTSA

PLTU 1x1.000 MW
U PLTU
U
BRBES
PLTU2x660
1x1.000
MW MW

KBSEN

BRBES

KBSEN

SWITCHING JAWA-3

SWITCHING JAWA-3

TASIK II
MJNANG

BMAYU

CIAMIS
TASIK TASIK II
BNJAR

MJNANG

KRNGGAL

RWALO KLBKL
LOMANIS

PGDRN II

PMPEK

PGDRN

LEGENDA : GI 150 KV BARU


GITET 500
GI KV
150EKSISTING
KV BARU TERKAIT KTT

KLBKL

STAR

MTNGGENG

TASIKBR

LEGENDA :
GITET 500 KV EKSISTING

BMAYU

STAR

MTNGGENG

CIAMIS

TASIK

GI 70 KV EKSISTING
GITET 500
KV BARU
GI 150 KV EKSISTING
GI 150 KV BARU
GI 150 KV BARU TERKAIT KTT
GI 70 KV EKSISTING

2x660 MW

KNGAN

BNJAR

GITET 500 KV BARU


GI 150 KV EKSISTING

U PLTU

KANCI

KNGAN2

KNGAN

TASIKBR

SMDRA

UKANCI
U

BBKAN

KNGAN2

SNTSA

LMJAN

CRBON
BBKAN

MDCAN

LGDAR
SOREANG
BDSLN
CGRLG
DYKLT

PTUHA

SRAGI

PRKAN
SMDNG PRKAN II

KRNGGAL
PMPEK

SMTRA

RWALO

LOMANIS
PGDRN II
PGDRN

SMTRA

Gambar C3.1. Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi Jawa Barat

RUPTL

Kelistrikan Provinsi Jawa Barat terdiri atas 6 sub-sistem yaitu:

416

GITET Bandung Selatan memasok Kab./Kota Bandung dan Kota Cimahi.

GITET Cirata dan PLTA Jatiluhur memasok Kab. Purwakarta, Kab. Subang dan Kab. Bandung Barat.

GITET Tasikmalaya dan PLTP Kamojang, Darajat dan Wayang Windu memasok Kab. Tasikmalaya, Kab.
Garut, Kab. Sumedang, Kab. Banjar dan Kab. Ciamis.

GITET Mandirancan dan PLTG Sunyaragi memasok Kab. Cirebon, Kab. Kuningan dan Kab. Indramayu.

GITET Cibatu memasok Tambun Cikarang dan Kab. Karawang, Kab. Bekasi.

PLTP Salak memasok Kab. Bogor, Kab. Cianjur dan Kab. Sukabumi.

Rincian pembangkit terpasang seperti ditunjukkan pada Tabel C3.1.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C3.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang

Nama
Pembangkit

Jenis

Jenis B. Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
MW

Daya
Mampu
MW

Ubrug

PLTA

Air

Indonesia Power

18,4

18,4

Kracak

PLTA

Air

Indonesia Power

18,9

18,9

Plengan

PLTA

Air

Indonesia Power

6,9

6,9

PLTA

Air

Indonesia Power

19,6

19,6

Lamajan

Cikalong

PLTA

Air

Indonesia Power

19,2

19,2

Bengkok

PLTA

Air

Indonesia Power

3,2

3,2

Dago

PLTA

Air

Indonesia Power

0,7

0,7

Parakan

PLTA

Air

Indonesia Power

9,9

9,9

Saguling

PLTA

Air

Indonesia Power

700,7

698,4

PJB

1.008,0

948,0

10

Cirata

PLTA

Air

11

Jatiluhur

PLTA

Air

Swasta

150,0

180,0

12

M. Tawar B-1

PLTGU

BBM/Gas

PJB

640,0

615,0

13

M. Tawar B-2

PLTG

BBM/Gas

PJB

280,0

290,0

14

M. Tawar B-3-4

PLTG

BBM/Gas

PLN

858,0

840,0

15

M. Tawar B-5

PLTGU

Gas

PLN

234,0

214,0

16

Cikarang Listrindo

PLTG

Gas

Swasta

300,0

300,0

17

Sunyaragi 1-2

PLTG

BBM/Gas

Indonesia Power

40,2

36,0

18

Sunyaragi 3-4

PLTG

BBM/Gas

Indonesia Power

40,1

36,0

19

Salak 1-3

PLTP

Panas Bumi

Indonesia Power

165,0

170,0

20

Salak 4-6

PLTP

Panas Bumi

Swasta

165,0

183,0

21

Kamojang 1-3

PLTP

Panas Bumi

Indonesia Power

140,0

132,0

22

Kamojang 4

PLTP

Panas Bumi

Swasta

60,0

60,9

23

Drajat 1

PLTP

Panas Bumi

Indonesia Power

55,0

52,0

24

Drajat 2

PLTP

Panas Bumi

Swasta

70,0

90,2

25

Drajat 3

PLTP

Panas Bumi

Swasta

110,0

105,8

26

Wayang Windu

PLTP

Panas Bumi

Swasta

220,0

225,2

27

Indramayu

PLTU

Batubara

PLN

990,0

870,0

28

Cirebon

PLTU

Batubara

IPP

660,0

660,0

6.984,6

6.803,3

Jumlah

C3.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan
pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang,
maka proyeksi kebutuhan listrik tahun 2013 2022 diperlihatkan pada Tabel C3.2.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No.

417

Tabel C3.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
Energi (GWh)

2013

5,68

40.837

Produksi Energi
(GWh)
43.509

Beban Puncak
(MW)
5.914

Pelanggan
10.254.267

2014

5,98

44.515

46.988

6.370

11.026.888

2015

6,88

47.919

50.589

6.801

11.819.713

2016

6,88

51.307

54.154

7.245

12.580.520

2017

6,88

55.130

58.189

7.727

13.385.852

2018

6,88

58.934

62.204

8.213

13.649.379

2019

6,88

62.604

66.076

8.679

13.842.750

2020

6,88

66.233

69.904

9.146

14.230.987

2021

6,88

70.032

73.925

9.625

14.627.053

2022

6,88

73.968

78.067

10.135

14.965.636

Growth (%)

6,67

6,83

6,71

6,17

4,32

C3.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi
sebagai berikut.

Potensi Sumber Energi


Provinsi Jawa Barat memiliki bermacam sumber energi untuk pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari tenaga
air 2.137,5 MW yang sebagian besar sudah dikembangkan berada pada 5 lokasi Cibareno-1, Rajamandala,
Jatigede, Upper Cisokan dan Grindulu. Untuk minyak bumi sebesar 599,4 MMSTB, dan gas bumi sebesar 4,24
TSCF, serta potensi panas bumi yang dapat dikembangkan diperkirakan sebesar 5.839 MWe yang tersebar
di 40 lokasi yaitu K. Ratu (Salak), Kiaraberes (Salak), Awi Bengkok, Ciseeng, Bujal Jasinga, Cisukarame,
Selabintana, Cisolok, G. Pancar, Jampang, Tanggeung -Saguling, Cilayu, Kawah Cibuni, G. Patuha, K. Ciwidey,
Maribaya, Tangkubanperahu, Sagalaherang, Ciarinem, G. Papandayan, G. Masigit Guntur, Kamojang, Darajat,
G.Tampomas, Cipacing, G. Wayang Windu, G. Telagabodas , G. Galunggung, Ciheuras, Cigunung, Cibalong, G.
Karaha, G. Sawal, Cipanas Ciawi, G. Cakrabuana, G. Kromong, Sangkanurip, Subang dan Cibingbin. Selain itu
terdapat potensi CBM sebesar 0,8 TCF2.
Sebagian besar pasokan gas untuk Muara Tawar saat ini berasal dari Pertamina, PGN dan MEDCO. Pasokan
gas tersebut akan terus menurun sehingga diperlukan perpanjangan kontrak pasokan gas.

RUPTL

Karena peran Muara Tawar sebagai pemikul beban puncak Jakarta dan Jawa Bali (pukul 08.00 10.00)
diperlukan opsi pembangunan CNG atau LNG dengan mempertimbangkan lahan yang tersedia dan harga LNG
yang sangat mahal.

418

Pengembangan Pembangkit
Pengembangan pembangkit sampai dengan tahun 2022 sebesar 12.433 MW dengan perInc.ian ditampilkan
pada Tabel C3.3 berikut.
Selain itu juga terdapat potensi energi baru dan terbarukan berupa PLT Sampah Bantargebang 120 MW yang
memanfaatkan energi dari sampah di Kota Bekasi dan PLT Angin Viron Energy 10 MW di Sukabumi.

Sumber: Draft RUKN 2012-2031

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

No

Asumsi
Pengembang

Jenis

Nama Proyek

MW

COD

Status

PLN

PLTU

Pelabuhan Ratu

350

2013

Konstruksi

PLN

PLTU

Pelabuhan Ratu

350

2013

Konstruksi

Swasta

PLTM

Cikaso

PLN

PLTU

Pelabuhan Ratu

Swasta

PLTM

Sindang Cai

Swasta

PLTM

Cirompang

Swasta

PLTP

Patuha (FTP2)

Swasta

PLTM

Swasta

PLTM

10

Swasta

11
12

2013

Operasi

350

2014

Konstruksi

2014

Konstruksi

2014

Konstruksi

55

2014

Konstruksi

Cianten 2

2015

Pendanaan

Cibatarua

2015

Pendanaan

PLTM

Cianten 1

2015

Pendanaan

Swasta

PLTM

Cibalapulang

2015

Pendanaan

Swasta

PLTM

Cilaki

2015

Pendanaan

13

Swasta

PLTM

Cilaki 1B

10

2015

Pendanaan

14

Swasta

PLTM

Cimandiri

2015

Pendanaan

15

Swasta

PLTM

Pakenjeng Bawah

2015

Pendanaan

16

Swasta

PLTM

Cikopo-2

2015

Pendanaan

17

Swasta

PLTM

Cicatih

2015

Pendanaan

18

Swasta

PLTP

Kamojang 5 (FTP2)

30

2015

Konstruksi

19

Swasta

PLTM

Cisanggiri

2016

Pendanaan

20

Swasta

PLTM

Cijampang 1

2016

Pengadaan

21

Swasta

PLTM

Cibalapulang-2

2016

Pengadaan

22

Swasta

PLTM

Cibalapulang-3

2016

Pengadaan

23

Swasta

PLTM

Cikaniki 1

2016

Pengadaan

24

Swasta

PLTM

Cikaniki 2

2016

Pengadaan

25

Swasta

PLTM

Cilaki 1A

2016

Pengadaan

26

Swasta

PLTM

Pakenjeng Atas

2016

Pengadaan

27

Swasta

PLTM

Kalapa Nunggal

2016

Pengadaan

28

Swasta

PLTM

Pusaka-1

2016

Pengadaan

29

Swasta

PLTM

Ciasem

2016

Pengadaan

30

Swasta

PLTM

Cikaengan

2016

Pengadaan

31

Swasta

PLTM

Pusaka-3

2016

Pengadaan

32

Swasta

PLTM

Cikandang

2016

Pengadaan

33

Swasta

PLTM

Caringin

2016

Pengadaan

34

Swasta

PLTM

Ciarinem

2016

Pengadaan

35

Swasta

PLTP

Karaha Bodas (FTP2)

30

2016

Konstruksi

36

PLN

PLTA

Jatigede (FTP2)

55

2017

Pendanaan

37

PLN

PLTA

Jatigede (FTP2)

55

2017

Pendanaan

38

PLN

PS

Upper Cisokan Pump Storage


(FTP2)

260

2017

Konstruksi

39

PLN

PS

Upper Cisokan Pump Storage


(FTP2)

260

2017

Konstruksi

40

PLN

PS

Upper Cisokan Pump Storage


(FTP2)

260

2017

Konstruksi

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel C3.3. Rencana Pengembangan Pembangkit

419

Tabel C3.3. Rencana Pengembangan Pembangkit


lanjutan

RUPTL

No

420

Asumsi
Pengembang

Jenis

Nama Proyek

PS

Upper Cisokan Pump Storage


(FTP2)

MW

COD

Status

260

2017

Konstruksi

47

2017

Konstruksi

41

PLN

42

Swasta

PLTA

Rajamandala

43

Swasta

PLTM

Cianten 1B

2017

Rencana

44

Swasta

PLTM

Cianten 3

2017

Rencana

45

Swasta

PLTM

Cikaengan-2

2017

Rencana

46

Swasta

PLTM

Cikawung Bawah

2017

Rencana

47

Swasta

PLTM

Cikawung Atas

2017

Rencana

48

Swasta

PLTM

Cibuni

2017

Rencana

49

Swasta

PLTP

Patuha (FTP2)

55

2017

Konstruksi

50

Swasta

PLTP

Patuha (FTP2)

55

2017

Rencana

51

Unallocated

650

2018

Rencana

52

Swasta

PLTU

Jawa-1 (FTP2)

1.000

2018

Rencana

53

Swasta

PLTP

Wayang Windu 3 (FTP2)

110

2019

Rencana

PLTGU

Muara Tawar Add-on 2,3,4

54

Swasta

PLTP

Cibuni (FTP2)

10

2019

Rencana

55

Swasta

PLTP

Tangkuban Perahu 2 (FTP2)

30

2019

Rencana

56

Swasta

PLTP

Karaha Bodas (FTP2)

55

2019

Konstruksi

57

Swasta

PLTP

Karaha Bodas (FTP2)

55

2019

Konstruksi

58

Swasta

PLTP

Tangkuban Perahu 2 (FTP2)

30

2019

Rencana

59

Swasta

PLTP

Wayang Windu 4 (FTP2)

110

2019

Rencana

60

Swasta

PLTP

Cisolok-Cisukarame (FTP2)

50

2019

Rencana

61

Swasta

PLTP

Tangkuban Perahu 1 (FTP2)

55

2019

Rencana

62

Swasta

PLTP

Tangkuban Perahu 1 (FTP2)

55

2019

Rencana

63

Swasta

PLTP

Tampomas (FTP2)

45

2019

Rencana

64

Swasta

PLTU

Jawa-3 (FTP2)

660

2019

Rencana

65

Swasta

PLTU

Jawa-5 (FTP2)

1.000

2019

Rencana

66

PLN

PLTU

Indramayu-4 (FTP2)

1.000

2022

Rencana

67

Swasta

PLTU

Jawa-3 (FTP2)

660

2020

Rencana

68

Swasta

PLTU

Jawa-5 (FTP2)

1.000

2020

Rencana

69

PLN

PLTU

Jawa-6 (FTP2)

1.000

2021

Rencana

70

PLN

PLTU

Jawa-6 (FTP2)

1.000

2021

Rencana

71

Swasta

PLTP

Gn Ciremai (FTP2)

55

2021

Rencana

72

Swasta

PLTP

Gn Ciremai (FTP2)

55

2021

Rencana

73

Unallocated

PLTU

Indramayu-5

1.000

2022

Rencana

74

Unallocated

PLTP

Cisolok-Cisukarame

55

2022

Rencana

75

Unallocated

PLTP

Cisolok-Cisukarame

55

2022

Rencana

Jumlah

12.433

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Gardu Induk
Diperlukan pembangunan GITET 500 kV tersebar di 11 lokasi dengan kapasitas sekitar 9.836 MVA seperti
pada Tabel C3.4.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C3.4. Rencana Pengembangan GITET 500 kV

Gardu Induk

Kapasitas
MVA

COD

Keterangan

Tasikmalaya

167

2013

Spare IBT

Depok

167

2013

Spare (Ex. Rekondisi)

Tasikmalaya

500

2013

Program N-1 (IBT-2)

New Ujung Berung

167

2013

Spare IBT

New Ujung Berung

1.000

2014

GITET Baru

Muaratawar

167

2014

Spare IBT

Gandul

167

2014

Spare IBT

Cibatu

167

2014

Spare

Cirata

167

2014

Spare IBT

10

Cibinong

167

2014

Spare IBT

11

Bandung Selatan

2015

Arah Ujung Berung

12

Ujungberung

2015

Arah Bandung Selatan

13

Mandirancan

2015

Arah Ujungberung

14

Ujungberung

2015

Arah Mandirancan

15

Bandung Selatan

2015

Arah Inc. Tasik-Depok

16

Muaratawar

1.000

2016

Ext. IBT 1,2 Baru

17

Tambun

1.000

2016

GITET Baru IBT 1,2

18

Cirata

500

2016

IBT-3

19

Cibinong

500

2016

IBT-3

20

Mandirancan

2016

Arah Ujungberung

21

Ujungberung

2016

Arah Mandirancan

22

Mandirancan

2016

Arah Bandung Selatan

23

Ujungberung

2016

Arah Bandung Selatan

24

Bandung Selatan

2016

Arah Mandirancan

25

Bandung Selatan

2016

Arah Ujung Berung

26

Upper Cisokan PS

2017

GITET Baru/KIT

27

Cikalong

500

2017

GITET Baru

28

Cibatu Baru

1.000

2017

GITET Baru (IBT-1-2)

29

Mandirancan

2017

Arah Jawa-1

30

Cibatu

2017

Diameter Ext, arah PLTU


Indramayu

31

Mandirancan

2018

Arah Ungaran

32

Bogor X dan Converter St

1.000

2018

GITET Baru

33

Jawa-3 Switching

2018

GITET Baru, arah Jawa-3

34

Mandirancan

500

2018

IBT-3

35

Gandul

2019

Diameter Upr, arah Balaraja

36

PLTU Jawa-7

2019

GITET Baru/KIT

37

Matenggeng PS

2020

GITET Baru/KIT

38

Muaratawar

2021

Diameter Ext, arah Jawa-5

39

PLTU Indramayu

1.000

2022

GITET Baru/KIT

Jumlah

9.836

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No.

421

Selanjutnya, untuk melayani konsumen diperlukan pembangunan GI/GIS 150 kV baru dan penambahan trafo
pada GI eksisting dengan total kapasitas 14.620 MVA seperti ditampilkan dalam Tabel C3.5.
Tabel C3.5. Rencana Pengembangan GI 150/20 kV

RUPTL

No.

422

Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas

COD

MVA

Ujung Berung New/Rancakasumba baru

150/20 kV

60

2013

Kedungbadak Baru

150/20 kV

120

2013

Depok/Rawadenok (Depok III)

150/20 kV

2013

Dago Pakar/Cimenyan

150/20 kV

120

2013

Cibabat II/Leuwigajah

150/20 kV

120

2013

Hankook Tire Indonesia

150/20 kV

2013

Jui Shin Indonesia

150/20 kV

2013

Karangnunggal

150/20 kV

30

2013

New Tasikmalaya

150/20 kV

2013

10

Lembursitu Baru

150/20 kV

120

2013

11

Cianjur

150/20 kV

2013

12

PLTU Pelabuhan Ratu

150/20 kV

60

2013

13

Lembursitu

150/20 kV

2013

14

Telukjambe

150/20 kV

60

2013

15

Sentul

150/20 kV

60

2013

16

Subang

70/20 kV

30

2013

17

Kiarapayung

150/20 kV

60

2013

18

Kosambi Baru

150/20 kV

60

2013

19

Lagadar

150/20 kV

60

2013

20

Maligi

150/20 kV

60

2013

21

Pabuaran

150/20 kV

60

2013

22

Cirata Baru

150/20 kV

60

2013

23

Cikasungka

150/20 kV

60

2013

24

Cikumpay

150/20 kV

60

2013

25

Ciamis

150/20 kV

60

2013

26

Cibadak Baru

150/20 kV

60

2013

27

Bogor Baru

150/20 kV

60

2013

28

Kiarapayung

150/20 kV

60

2013

29

Ujungberung

150/20 kV

60

2013

30

Parungmulya

150/20 kV

60

2013

31

Tasikmalaya

150/20 kV

60

2013

32

Patuha

150/20 kV

60

2013

33

Pinayungan

150/20 kV

60

2013

34

Sunyaragi

150/20 kV

60

2013

35

Pangandaran

70/20 kV

30

2013

36

Rengas Dengklok

70/20 kV

30

2013

37

Majalaya

70/20 kV

30

2013

38

Fajar Surya Wisesa

150/20 kV

60

2013

39

Lagadar

150/20 kV

2013

40

Parungmulya

150/20 kV

2013

41

Indorama

70/20 kV

2013

42

Sunyaragi

150/20 kV

2013

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C3.5. Rencana Pengembangan GI 150/20 kV


Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas MVA

COD

43

Braga (GIS)

150/20 kV

120

2014

44

Cigereleng

150/20 kV

2014

45

Sukatani /Gobel

150/20 kV

60

2014

46

Kadipaten

150/20 kV

120

2014

47

Cikarang Lippo

150/20 kV

120

2014

48

Cikedung

150/20 kV

60

2014

49

Cikijing

150/20 kV

60

2014

50

Mandirancan

150/20 kV

2014

51

Bekasi Utara/Tarumajaya

150/20 kV

120

2014

52

Bogor Kota (GIS)

150/20 kV

120

2014

53

Kedung Badak Baru

150/20 kV

2014

54

Pelabuhan Ratu Baru / Jampang Kulon

150/20 kV

60

2014

55

PLTU Pelabuhan Ratu

150/20 kV

2014

56

Arjawinangun Baru

150/20 kV

120

2014

57

Balongan / Pertamina

150/20 kV

120

2014

58

Jatibarang

150/20 kV

2014

59

Bogor Baru II/Tajur (GIS)

150/20 kV

120

2014

60

Cimanggis II/Tengah

150/20 kV

120

2014

61

Dayeuhkolot (GIS)

150/20 kV

120

2014

62

Kanci

150/20 kV

60

2014

63

Kiaracondong II/Rancanumpang

150/20 kV

120

2014

64

Muaratawar

150/20 kV

60

2014

65

Tanggeung/Cianjur Selatan

150/20 kV

60

2014

66

Cianjur

150/20 kV

2014

67

Gunung Garuda Rajapaksi

150/20 kV

60

2014

68

Jatiluhur Baru

150/20 kV

60

2014

69

Suzuki

150/20 kV

2014

70

Cibatu

150/20 kV

2014

71

Win Textile

150/20 kV

2014

72

Jatiluhur Baru

150/20 kV

2014

73

Air Liquide

150/20 kV

2014

74

Gandamekar

150/20 kV

2014

75

Asahimas Flat Glass

150/20 kV

2014

76

Tatajabar Sejahtera

150/20 kV

2014

77

Indomulia Cipta Nusantara

150/20 kV

2014

78

Indoliberty

150/20 kV

2014

79

Maligi

150/20 kV

2014

80

Banjar

150/20 kV

60

2014

81

Santosa

82

Haurgeulis

70/20 kV

20

2014

150/20 kV

60

2014

83

Sumadra

70/20 kV

30

2014

84

Bandung selatan

150/20 kV

60

2014

85

Tasikmalaya

150/20 kV

60

2014

86

Parakan

70/20 kV

20

2014

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

lanjutan
No

423

Tabel C3.5. Rencana Pengembangan GI 150/20 kV


lanjutan
No

Gardu Induk

RUPTL

Kapasitas MVA

COD

87

Mandirancan

150/20 kV

60

2014

88

New Tasikmalaya

150/20 kV

60

2014

89

Kuningan

70/20 kV

30

2014

90

Depok / Rawadenok

150/20 kV

60

2014

91

Kamojang

150/20 kV

60

2014

92

Padalarang Baru

150/20 kV

60

2014

93

Sumedang

70/20 kV

30

2014

94

Garut

150/20 kV

60

2014

95

Poncol Baru

150/20 kV

60

2014

96

Ciawi Baru

150/20 kV

60

2014

97

Cianjur

150/20 kV

60

2014

98

Ujung Berung New/Rancakasumba Baru

150/20 kV

60

2014

99

Babakan

70/20 kV

60

2014

70/20 kV

60

2014

100 Bunar

424

Tegangan

101 ITP

150/20 kV

2014

102 Semen Cibinong

150/20 kV

2014

103 ITP

150/20 kV

2014

104 Bogor Baru

150/20 kV

2014

105 Patuha

150/20 kV

2014

106 Patuha PLTP

150/20 kV

2014

107 Pabuaran

150/20 kV

2014

108 PLTU Pelabuhan Ratu

150/20 kV

2014

109 Sukamandi

150/20 kV

2014

110 Ciamis

150/20 kV

2014

111 New Tasikmalaya

150/20 kV

2014

112 Drajat

150/20 kV

2014

113 Kamojang

150/20 kV

2014

114 Saketi II

150/20 kV

2014

115 New Tasikmalaya

150/20 kV

2014

116 PLTGU Cilegon

150/20 kV

2014

117 Tatajabar Sejahtera

150/20 kV

2014

118 Jatiluhur PLTA

150/20 kV

2014

119 Cileungsi II/Jonggol

150/20 kV

120

2015

120 Cibatu

150/20 kV

2015

121 Malangbong Baru

150/20 kV

120

2015

122 New Tasikmalaya

150/20 kV

2015

123 Bandung Timur Baru

150/20 kV

120

2015

124 Ujungberung

150/20 kV

2015

125 Indorama Technology

150/20 kV

2015

126 Citra Baru Steel

150/20 kV

60

2015

127 Pucam II

150/20 kV

2015

128 Samator KIEC

150/20 kV

2015

129 Chandra Asri

150/20 kV

60

2015

130 Bekasi

150/20 kV

60

2015

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C3.5 Rencana Pengembangan GI 150/20 kV


Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas MVA

COD

132 Kosambi Baru

150/20 kV

60

2015

133 Panasia

150/20 kV

60

2015

134 Cibeureum

150/20 kV

60

2015

135 Dawuan

150/20 kV

60

2015

136 Indah Kiat

150/20 kV

60

2015

137 Mekarsari

150/20 kV

60

2015

138 Sentul

150/20 kV

60

2015

139 Semen Baru Cibinong

150/20 kV

120

2015

140 Arjawinangun
141 Padalarang Baru
142 Pameungpeuk

70/20 kV

30

2015

150/20 kV

60

2015

70/20 kV

30

2015

143 Kuningan Baru

150/20 kV

120

2016

144 Babakan Baru

150/20 kV

120

2016

145 Depok II (GIS)

150/20 kV

180

2016

146 Bandung Selatan II/Soreang

150/20 kV

120

2016

147 Bekasi II/Pinggir Kali

150/20 kV

120

2016

148 Bunar Baru

150/20 kV

120

2016

149 Rangkasbitung II

150/20 kV

2016

150 Cangkring Baru/Kapetakan

150/20 kV

120

2016

151 Cianjur II/Rajamandala

150/20 kV

120

2016

152 Cibadak Baru II/Cicurug

150/20 kV

120

2016

153 Cikumpay II/Sadang

150/20 kV

120

2016

154 Padalarang Baru II/Ngamprah

150/20 kV

120

2016

155 Cirata

150/20 kV

2016

156 Majalaya Baru

150/20 kV

120

2016

157 Rancakasumba

150/20 kV

2016

158 Rengas Dengklok II / Cilamaya

150/20 kV

120

2016

159 Sukamandi

150/20 kV

2016

160 Subang Baru/Pamanukan

150/20 kV

120

2016

161 Tambun II

150/20 kV

120

2016

162 Tanjung Lesung

150/20 kV

120

2016

163 Malimping

150/20 kV

2016

164 Kertajati/Kadipaten Baru II

150/20 kV

120

2016

165 Kadipaten Baru

150/20 kV

2016

166 Poncol Baru II/Bj.Menteng

150/20 kV

120

2016

167 KIIC 2

150/20 kV

120

2016

168 Cikarang Lippo

150/20 kV

60

2016

169 Kadipaten

150/20 kV

60

2016

170 Poncol baru

150/20 kV

60

2016

171 Cimanggis

150/20 kV

60

2016

172 Kedungbadak Baru

150/20 kV

60

2016

173 Rancakusumba

150/20 kV

60

2016

174 Sukamandi

150/20 kV

60

2016

175 Lagadar

150/20 kV

60

2016

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

lanjutan
No

425

Tabel C3.5. Rencana Pengembangan GI 150/20 kV


lanjutan

RUPTL

No

426

Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas MVA

COD

176 Depok / Rawadenok

150/20 kV

60

2016

177 Garut

150/20 kV

60

2016

178 Depok/Rawadenok (Depok III)

150/20 kV

2016

179 Cimanggis

150/20 kV

2016

180 Cikijing

150/20 kV

2016

181 Malangbong Baru

150/20 kV

2016

182 Kamojang

150/20 kV

2016

183 Kedung Badak Baru

150/20 kV

2016

184 Bogor Baru

150/20 kV

2016

185 Padalarang

150/20 kV

2016

186 Padalarang

150/20 kV

2016

187 Sawangan

150/20 kV

60

2017

188 Lengkong

150/20 kV

2017

189 Cibabat III/Gunung Batu

150/20 kV

120

2017

190 Padalarang Baru II/Ngamprah

150/20 kV

2017

191 Sumedang Baru/Tj.Sari

150/20 kV

120

2017

192 Rancakasumba/New Ujung Berung

150/20 kV

2017

193 Jababeka II/Pamahan

150/20 kV

120

2017

194 Ciawi Baru II/Cisarua

150/20 kV

120

2017

195 Bengkok Baru

150/20 kV

60

2017

196 Kosambi Baru II

150/20 kV

60

2017

197 Kiaracondong III/Cinambo

150/20 kV

60

2017

198 Kiaracondong II/Rancanumpang

150/20 kV

2017

199 Kracak Baru

150/20 kV

60

2017

200 Fajar Surya Wisesa

150/20 kV

2017

201 Arjawinangun Baru

150/20 kV

60

2017

202 Telukjambe

150/20 kV

60

2017

203 Sukatani/Gobel

150/20 kV

60

2017

204 Cikasungka

150/20 kV

60

2017

205 Ujungberung

150/20 kV

60

2017

206 Menes

150/20 kV

60

2017

207 Cikedung

150/20 kV

60

2017

208 Cileungsi II/Jonggol

150/20 kV

60

2017

209 Kiaracondong II/Rancanumpang

150/20 kV

60

2017

210 Sunyaragi

150/20 kV

60

2017

211 Parakan Kondang Baru

150/20 kV

60

2018

212 Lagadar II/Bojong

150/20 kV

120

2018

213 Rancakasumba II/Sangian

150/20 kV

120

2018

214 Rancakasumba

150/20 kV

2018

215 Dawuan II/Cipasanggrahan

150/20 kV

120

2018

216 Dawuan

150/20 kV

2018

217 Bogor X

150/20 kV

120

2018

218 Rengas Dengklok II / Cilamaya

150/20 kV

60

2018

219 Tambun II

150/20 kV

60

2018

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C3.5. Rencana Pengembangan GI 150/20 kV


Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas MVA

COD

220 Cibeureum

150/20 kV

60

2018

221 Dayeuhkolot GIS

150/20 kV

60

2018

70/20 kV

30

2018

222 Pameungpeuk
223 Garut II

150/20 kV

60

2019

224 Braga (GIS)

150/20 kV

60

2019

225 Puncak Ardi Mulya II

150/20 kV

60

2019

226 Jababeka II/Pamahan

150/20 kV

60

2019

227 Pelabuhan Ratu Baru / Jampang Kulon

150/20 kV

60

2019

228 Parungmulya

150/20 kV

120

2019

229 Pabuaran

150/20 kV

60

2019

230 Kanci

150/20 kV

60

2019

231 New Tasikmalaya

150/20 kV

60

2019

232 Subang Baru/Pamanukan

150/20 kV

60

2019

233 Bunar Baru

150/20 kV

60

2019

234 Kertajati/Kadipaten Baru II

150/20 kV

60

2019

235 Tangkuban Perahu II PLTP

150/20 kV

2019

236 Garut

150/20 kV

2019

237 Mandirancan

150/20 kV

2019

238 Subang Baru

150/20 kV

2019

239 Cibuni PLTP

70/20 kV

2019

240 Cisolok Sukarame PLTP

150/20 kV

2019

241 Pelabuhan Ratu

150/20 kV

2019

242 Tampo Mas PLTP

150/20 kV

2019

243 Cikasungka II/Nagreg

150/20 kV

120

2020

244 Cikasungka

150/20 kV

2020

70/20 kV

30

2020

246 Tegal Herang

150/20 kV

60

2020

247 Gandamekar

150/20 kV

60

2020

248 Tambun II

150/20 kV

60

2020

249 Malangbong Baru

150/20 kV

60

2020

245 Santosa

250 Sumadra

70/20 kV

30

2020

251 Lembang

150/20 kV

120

2020

252 Ciawi Baru

150/20 kV

60

2020

253 Menes

150/20 kV

60

2020

254 Sukamandi

150/20 kV

60

2020

255 Poncol Baru II/Bj.Menteng

150/20 kV

60

2020

256 Jatibarang

150/20 kV

60

2020

257 Depok II (GIS)

150/20 kV

60

2020

258 Lembursitu Baru

150/20 kV

60

2020

259 Ujung Berung New

150/20 kV

2020

260 Pangandaran Baru/Cikatomas

150/20 kV

60

2021

261 Banjar

150/20 kV

2021

262 Karangnunggal

150/20 kV

30

2021

263 Banjar

150/20 kV

60

2021

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

lanjutan
No

427

Tabel C3.5. Rencana Pengembangan GI 150/20 kV


lanjutan
No

Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas MVA

COD

264 Kuningan Baru

150/20 kV

60

2021

265 Kiaracondong III/Cinambo

150/20 kV

60

2021

266 Dawuan II/Cipasanggrahan

150/20 kV

60

2021

267 Bogor Baru III/Ciomas

150/20 kV

120

2021

268 Sukatani/Gobel

150/20 kV

60

2021

269 Mandirancan

150/20 kV

60

2021

270 Cikumpay II/Sadang

150/20 kV

60

2021

271 Panasia II/Cikalong (GIS)

150/20 kV

120

2022

272 Surade

150/20 kV

60

2022

273 Pelabuhan Ratu Baru / Jampang Kulon

150/20 kV

2022

274 Cigereleng II/Cibolerang (GIS)

150/20 kV

120

2022

275 Tambun III/Mustika Jaya

150/20 kV

120

2022

276 Tambun

150/20 kV

2022

277 Fajar Surya W II/Muktiwari

150/20 kV

120

2022

278 Jababeka II/Pamahan

150/20 kV

60

2022

279 Tasikmalaya

150/20 kV

60

2022

280 Kedungbadak Baru

150/20 kV

60

2022

281 Garut II

150/20 kV

60

2022

282 Cileungsi II/Jonggol

150/20 kV

60

2022

283 Mekarsari

150/20 kV

60

2022

Jumlah

14.620

Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GITET 500 kV, diperlukan pengembangan Saluran Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) 500 kV sepanjang 522 kms seperti ditampilkan dalam Tabel C3.6.
Tabel C3.6 Rencana Pembangunan SUTET 500 kV

RUPTL

No

428

Dari

Ke

Panjang
kms

COD

New Ujungberung

Inc. (Mdcan-Bdsln)

2014

Bandung Selatan

Inc. (Tasik-Depok)

2015

Tambun 500 kV

Inc. (Bkasi-Cibinong)

2016

Mandirancan

Ujungberung

80

2016

Ujungberung

Bandung Selatan

38

2016

Upper Cisokan PLTA (Kit)

Incomer (Cibng-Sglng)

30

2017

Cikalong

Dbphi. (BogorX-Tasik)

2017

Cibatu Baru

Inc (Cbatu-Mtwar)

2017

Suralaya Lama

Suralaya Baru

2018

10

PLTU Jawa-3

Switching S/S Jawa-3

20

2018

11

PLTU Jawa-1

Mandirancan

116

2018

12

Indramayu

Cibatu

200

2019

13

Matenggeng PLTA

Inc. (Tasik-Rawalo)

20

2020

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

522

Selaras dengan pembangunan GI/GIS 150 kV, diperlukan pembangunan transmisi terkaitnya sepanjang 3.932
kms seperti ditampilkan dalam Tabel C3.7.
Tabel C3.7. Rencana Pembangunan Transmisi

Dari

Ke

Tegangan

Pelabuhan Ratu PLTU

150 kV

Panjang
kms

COD

Cibadak Baru II

140

2013

Hankook Tire Indonesia

Inc.double phi (Cbatu-Jbeka)

150 kV

2013

Bogor Baru

Ciawi Baru

150 kV

17

2013

Ciawi Baru

Cibadak Baru II

150 kV

52

2013

Cibabat II/Leuwigajah (GIS)

Inc. (Cbbat - Pdalarang)

150 kV

12

2013

Dago Pakar

Inc. (Badut-Ujbrg)

150 kV

10

2013

Honda Prospect Motor

Parungmulya

150 kV

2013

Kedung Badak Baru

Depok/Rawadenok (Depok
III)

150 kV

46

2013

Lembursitu Baru

Cianjur

150 kV

64

2013

10

Lembursitu Baru

Pelabuhan Ratu PLTU

150 kV

64

2013

11

U.Berung New/R.kasumba
baru

Ujung Berung

150 kV

10

2013

12

U.Berung New/R.kasumba
baru

Inc. (Ubrng-Rckek)

150 kV

10

2013

13

Bandung Selatan

Wayang Windu

150 kV

33

2013

14

Wayang Windu

Kamojang

150 kV

32

2013

15

Indoliberty

Maligi

150 kV

2013

16

Wayang Windu

Kamojang

150 kV

32

2013

17

U.Berung New/R.kasumba
baru

Inc. (Ubrng-Rckek)

150 kV

10

2013

18

Karang Nunggal

Tasikmalaya New

150 kV

32

2013

19

Braga (GIS)

Cigereleng

150 kV

16

2014

20

Patuha

Lagadar

150 kV

70

2014

21

Sukatani /Gobel/Multistrada

Inc. (Bkasi Utara-Ksbru)

150 kV

40

2014

22

Pelabuhan Ratu Baru

PLTU Pelabuhan Ratu

150 kV

60

2014

23

Kadipaten

Inc.double phi (Sragi-Rckek)

150 kV

2014

24

Jui Shin Indonesia

Inc.double phi (Cbatu-Clngsi)

150 kV

2014

25

Gunung Rajapaksi

Inc. double phi (CkrgGdamekar)

150 kV

12

2014

26

Dayeuhkolot (GIS)

Inc. (Bdsln-Cgrlng)

150 kV

2014

27

Cimanggis II/Tengah

Inc. (Kdbdk-Depok/
Rawadenok (Depok III))

150 kV

15

2014

28

Cikedung

Inc. (Jtbrg - Hrgls)

150 kV

40

2014

29

Cikarang Lippo

Inc. (Cibatu-Gdamekar)

150 kV

2014

30

Bogor Kota (GIS)

Kedung Badak Baru

150 kV

10

2014

31

Cikijing

Mandirancan

150 kV

80

2014

32

Bekasi Utara/Tarumajaya

Inc. (Bkasi-Ksbru)

150 kV

2014

33

Air Liquide

Gandamekar

150 kV

2014

34

Arjawinangun Baru

Inc.double phi (Jtbrg-Mdcan)

150 kV

20

2014

35

Aspek

Cileungsi

2014

36

Bandung Selatan

Garut

150 kV

33

2014

37

Bandung Utara

Padalarang

150 kV

26

2014

70 kV

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

429

Tabel C3.7. Rencana Pembangunan Transmisi


lanjutan

RUPTL

No

430

Dari

Ke

Tegangan

Panjang
kms

COD

38

Padalarang

Cibabat

150 kV

20

2014

39

Bogor Baru II/Tajur (GIS)

Inc. (Bgbru - Cianjur)

150 kV

2014

40

Cigereleng

Lagadar

150 kV

33

2014

41

Cigereleng

Bandung Selatan II/


Soreang

150 kV

78

2014

42

Bandung Selatan II/Soreang

Cianjur

150 kV

60

2014

43

Drajat

Garut

150 kV

51

2014

44

Drajat

Tasikmalaya

150 kV

65

2014

45

Garut

Tasikmalaya

150 kV

81

2014

46

ITP

Semen Cibinong

150 kV

15

2014

47

ITP

Semen Cibinong

150 kV

15

2014

48

ITP

Bogor Baru

150 kV

20

2014

49

Balongan/Pertamina

Jatibarang

150 kV

34

2014

50

Kamojang

Drajat

150 kV

22

2014

51

Kanci

Inc. (PLTU Kanci-Brebes)

150 kV

12

2014

52

Jatiluhur Baru

Inc. (Kosambi Baru Padalarang)

150 kV

46

2014

53

Asahimas Flat Glass

Tatajabar Sejahtera

150 kV

15

2014

54

Indomulia Cipta Nusantara

Inc. (Indramayu Sukamandi)

150 kV

12

2014

55

Lagadar

Padalarang

150 kV

22

2014

56

New Tasikmalaya

Tasik Lama (Tx-Ciamis)

150 kV

64

2014

57

Pabuaran

Sukamandi

150 kV

40

2014

58

Patuha PLTP

Patuha

150 kV

2014

59

Purwakarta

Semen Pasic

70 kV

35

2014

60

Purwakarta

Kosambi Baru

70 kV

46

2014

61

Rancaekek

Sunyaragi

150 kV

24

2014

62

Semen Sukabumi Industri

Lembursitu

150 kV

10

2014

63

Tanggeung

Cianjur

150 kV

100

2014

64

Win Textile

Jatiluhur Baru

150 kV

2014

65

Jatiluhur Baru

Jatiluhur PLTA

150 kV

20

2014

66

Kiaracondong II/
Rancanumpang

Inc. (Krcdg-Ubrng)

150 kV

16

2014

67

Kosambi Baru

Bekasi

150 kV

118

2014

68

Muaratawar

Inc. Tx.(Bkasi-Plumpang)

150 kV

40

2014

69

Suzuki

Cibatu

150 kV

2014

70

Indorama Technology

Cikumpay

150 kV

2015

71

Bandung Timur Baru

Ujungberung

150 kV

18

2015

72

Bekasi

Plumpang

150 kV

16

2015

73

Malangbong Baru

New Tasikmalaya

150 kV

74

2015

74

Poncol Baru II/Bj.Menteng

Inc. (Tmbun-Pncol)

150 kV

20

2016

75

Babakan Baru

Inc.(Kanci-Brbes)

150 kV

28

2016

76

Bandung Selatan II/Soreang

Inc.omer (Cgrlng-Cnjur)

150 kV

20

2016

77

Bekasi II

Inc. (Bkasi-Bkasi Utara)

150 kV

10

2016

78

Bogor baru

Kedung Badak

150 kV

10

2016

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C3.7. Rencana Pembangunan Transmisi


lanjutan
Dari

Ke

Tegangan

COD

79

Bunar Baru

Rangkasbitung II

150 kV

72

2016

80

Cangkring Baru/Kapetakan

Inc. (Jtbrg-Haurgelis)

150 kV

20

2016

81

Cianjur II/Rajamandala

Inc. (Cnjur-Cgrlg)

150 kV

2016

82

Cibadak Baru II/Cicurug

Inc. (Cbdru-Ciawi)

150 kV

20

2016

83

Cikumpay II/Sadang

Inc. (Crata-Ckpay)

150 kV

10

2016

84

Kamojang

Kamojang Bus 4

150 kV

2016

85

Kuningan Baru

Inc. (Ckjing - Mdcan)

150 kV

40

2016

86

Majalaya Baru

Rancakasumba

150 kV

30

2016

87

Malangbong Baru

Cikijing

150 kV

80

2016

88

Padalarang Baru II

Cirata

150 kV

20

2016

89

Subang Baru

Inc.(Skmdi-Hrgls)

150 kV

80

2016

90

Kertajati/Kadipaten Baru II

Kadipaten Baru

150 kV

32

2016

91

Citeras

Inc. (Rangkas-Kopo)

150 kV

60

2016

92

Tambun II

Inc. (Pdklp-Tmbun)

150 kV

60

2016

93

Sukatani /Gobel

Cikarang

150 kV

20

2016

94

Rengasdengklok Baru/
Cilamaya

Sukamandi

150 kV

40

2016

95

Tanjung Lesung

Malimping

150 kV

90

2016

96

Sumedang Baru/Tj. Sari

Rancakasumba/New Ujung
Berung

150 kV

20

2017

97

Cibabat III/Gunung Batu

Padalarang Baru II

150 kV

12

2017

98

Bengkok Baru

Inc. (Bdutr-Dgpkr)

150 kV

10

2017

99

Jababeka II

Inc. (Jbeka-Cbatu)

150 kV

20

2017

100

Kosambi Baru II

Inc. (Ksbru - Bkasi)

150 kV

16

2017

101

Kracak Baru

Kedung Badak

150 kV

20

2017

102

Ciawi Baru II/Cisarua

Inc. (Bgbru-Cnjur)

150 kV

40

2017

103

Kiaracondong III/Cinambo

Kiaracondong II/
Rancanumpang

150 kV

20

2017

104

Parakan Kondang Baru

Inc. (Rckek-Sragi)

150 kV

20

2018

105

PLTP Tampomas

Inc. (Rancaekek-Cikasungka)

150 kV

35

2018

106

Bogor X

Inc. (Bunar-Kracak)

150 kV

2018

107

Bunar Baru

Kracak Baru

150 kV

30

2018

108

Lagadar II/Bojong

Inc.omer (Lgdar-Pdlrg)

150 kV

2018

109

Rancakasumba II/Sangian

Rancakasumba

150 kV

20

2018

110

Dawuan II/Cipasanggrahan

Dawuan

150 kV

10

2018

111

Tampo Mas PLTP

Inc.(Rckek-Ckska)

150 kV

70

2019

112

Tangkuban Perahu I PLTP

Tangkuban Perahu II

150 kV

2019

113

Cibuni PLTP

Inc.(Cnjur-Tngng)

70 kV

50

2019

114

Tangkuban Perahu II PLTP

Subang Baru

150 kV

10

2019

115

Cisolok Sukarame PLTP

Pelabuhan Ratu

150 kV

60

2019

116

Karaha Bodas PLTP

Garut

150 kV

20

2019

117

Garut II

Inc. (Garut-Bdsln)

150 kV

40

2019

118

PLTP Gunung Ciremai

Mandirancan

150 kV

40

2019

119

PLTP Gunung Endut

Rangkas Bitung

150 kV

80

2019

120

Lembang 150 kV

Bandung Utara

150 kV

20

2020

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No.

Panjang
kms

431

Tabel C3.7. Rencana Pembangunan Transmisi


lanjutan
No.

Dari

Ke

Tegangan

Panjang
kms

COD

121

Cikasungka II/Nagreg

Cikasungka

150 kV

12

2020

122

Pangandaran II/Cikatomas

Banjar

150 kV

100

2021

123

Bogor Baru III/Ciomas

Bogor Baru II

150 kV

20

2021

124

Ciamis II/Kawali

Ciamis

150 kV

20

2022

125

Tambun III/Mustika Jaya

Tambun II

150 kV

10

2022

126

Cigereleng II/Cibolerang

Inc. (Cgrlg-Lgdar)

150 kV

2022

127

Surade

Pelabuhan Ratu/Jampang
Kulon

150 kV

10

2022

128

Fajar Surya W II/Muktiwari

Inc. (Ksbru-Bkasi)

150 kV

50

2022

Jumlah

3.932

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan 10 tahun mendatang, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 5,5
juta pelanggan atau rata-rata 549 ribu pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan,
diperlukan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 23.475 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
sekitar 28.512 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 3.006 MVA seperti ditampilkan dalam
Tabel C3.8.
Tabel C3.8. Rincian Pengembangan Distribusi

Tahun

JTM
(kms)

JTR
(kms)

Trafo (MVA)

Pelanggan

Total Inv
(Juta USD)

2013

1.877

2.511

321

782.478

226,4

2014

2.015

2.636

331

772.621

235,5

2015

2.123

2.721

256

792.826

235,0

2016

2.215

2.776

315

760.807

244,6

2017

2.348

2.878

299

805.332

254,3

2018

2.466

2.957

318

263.527

221,2

2019

2.567

3.010

279

193.371

217,0

2020

2.663

3.054

247

388.236

233,9

2021

2.531

2.903

333

396.066

235,7

2022
2013-2022

2.671

3.066

307

338.584

237,6

23.475

28.512

3.006

5.493.847

2.341

RUPTL

C3.4. Ringkasan

432

Investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem kelistrikan mulai dari pembangkit, transmisi, gardu induk
dan distribusi di Provinsi Jawa Barat sampai dengan tahun 2022 adalah USD 22,2 miliar. Ringkasan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah seperti tersebut
dalam Tabel C3.9.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C3.9. Rangkuman


Proyeksi Kebutuhan

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Tahun

Penjualan
Energi
(GWh)

Produksi
Energi (GWh)

Beban
Puncak (MW)

2013

40.837

43.509

5.914

705

3.011

572

1.468

2014

44.515

46.988

6.370

414

4.785

1.571

1.539

2015

47.919

50.589

6.801

89

1.260

114

578

2016

51.307

54.154

7.245

93

5.940

891

980

2017

55.130

58.189

7.727

1.337

2.880

196

1.767

2018

58.934

62.204

8.213

1.650

810

269

2.339

2019

62.604

66.076

8.679

2.265

780

575

4.157

2020

66.233

69.904

9.146

1.660

960

32

2.608

2021

70.032

73.925

9.625

2.110

630

120

3.344

2022

73.968

78.067

10.135

2.110

900

94

3.409

12.433

21.956

4.434

22.189

Gardu
Induk
(MVA)

T/L
(kms)

Juta USD

2013 - 2022

Jumlah

Pembangkit
(MW)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

433

LAMPIRAN C.4
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI JAWA TENGAH

C4.1. Kondisi Saat Ini


Beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sampai akhir tahun 2013 sekitar 3.013
MW. Beban dipasok oleh pembangkit yang berada di grid 500 kV dan grid 150 kV dengan kapasitas hingga
5.624 MW.
Pembangkit listrik di Jawa Tengah yang berada di grid 500 kV adalah PLTU Tanjung Jati B dan di grid 150 kV
adalah PLTGU/PLTU Tambak Lorok, PLTU Cilacap, PLTP Dieng, PLTA Mrica dan PLTA tersebar. PLTU Adipala
660 MW direncanakan akan beroperasi pada pertengahan tahun 2014.
Pasokan dari grid 500 kV adalah melalui 2 GITET, yaitu Tanjung Jati, Ungaran dan Pedan, dengan kapasitas
3.500MVA. Peta sistem kelistrikan Jawa Tengah ditunjukkan pada Gambar C4.1.

PLTU 2x1.000 MW
U TJATI

PATI II/
TRNGKIL PLTU REMBANG

JPARA

JPARA II

SMNRMBG/SLUKE
RBANG

PATI
SMNINDO

BRBES
MDCAN

KBSEN

TGLKT

PMLNG

COMAL KAJEN PKLON

KUDUS

BTANG

PLTU JATENG
U WLERI

TBROK IITBROK
KLNGU

SWITCHING JAWA-3
BLPLG
DIENG

P BTRDN

KLBKL II

MRICA
PBLGA

KLBKL

TMGNG

KDMBO A

JELOK

MJNGO

WSOBO

SRGEN

SCANG

RWALO

GBONG

AMPEL

BRBDR/
RAJEG

WADAS L.

KSGHN7

ADIPALA

KBMEN

SBRAT/NGMBNG

BRNGI

SGRAH

NSTRA
LMNS

CEPU

BAWEN

GRUNG
MJNANG
STAR/
AJBRNG

PWRDI

UNGAR

P GUCI

BMAYU

BLORA

GRBGN

MRGGEN

RDGRT
SRDOL
PDPYG

KUDUS II

SYUNG

PMLNG7

JKULO

PWRJO

MDARI
GDEAN

JAWA-2

BYNDO
GJYAN

MKGRN
AMPEL

KLSAN

KNTGN

KLTEN

NGAWI

MSRAN

BYDRU
GDRJO
JAJAR

MNRJO

PALUR

SOLORU
WSARI
SRITEX

PEDAN

NGUTER

WNGRI

WATES
BNTUL

NGNDI
PYNGN

SMULTRATEC

KDIRI

LEGENDA :
GITET 500 KV EKSISTING
GITET 500 KV BARU
GI 150 KV EKSISTING
GI 150 KV BARU
GI 150 KV BARU TERKAIT KTT
GI 70 KV EKSISTING

SMANU

PLTU PCTAN

Gambar C4.1. Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi Jawa Tengah

RUPTL

Kelistrikan Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 3 sub-sistem yaitu:

436

1.

GITET Ungaran dan PLTGU/PLTU Tambak Lorok memasok Kota Semarang, Kab. Salatiga, Kab. Demak,
Kab. Jepara, Kab. Rembang, Kota Salatiga, Kab. Blora, Kab. Pati, Kab. Batang, Kab. Pemalang, Kab.
Pekalongan, Kab. Brebes, Kab. Kendal dan Kota Tegal.

2.

GITET Pedan memasok Kota Surakarta, Kab. Wonosobo, Kab. Wonogiri, Kab. Tumenggung, Kab. Magelang,
Kab. Klaten, Kab. Wonosobo, Kab. Sragen dan DIY.

3.

PLTU Cilacap memasok Kab. Cilacap, Kab. Banyumas, Kab. Purworejo, Kab. Purbalingga dan Kab. Kebumen.

Rincian pembangkit terpasang seperti ditunjukkan pada Tabel C4.1.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C4.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang

No

Nama Pembangkit

Jenis

Jenis
B. Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
MW

Daya
Mampu
MW

Jelok

PLTA

Air

Indonesia Power

20,5

20,4

Timo

PLTA

Air

Indonesia Power

12,0

11,9

Ketenger

PLTA

Air

Indonesia Power

8,0

8,5

Gerung

PLTA

Air

Indonesia Power

26,4

26,4

Wonogiri

PLTA

Air

Indonesia Power

12,4

12,4

Sempor

PLTA

Air

Indonesia Power

1,0

1,0

Mrica

PLTA

Air

Indonesia Power

180,9

157,9

Wadas Lintang

PLTA

Air

Indonesia Power

18,0

18,0

Kedung Ombo

PLTA

Air

Indonesia Power

22,5

22,3

10

Lambu

PLTA

Air

Indonesia Power

1,2

1,2

11

Pengkol

PLTA

Air

Indonesia Power

1,4

1,4

12

Selorejo

PLTA

Air

Indonesia Power

1,4

1,4

13

Tambak Lorok #1-2

PLTU

BBM

Indonesia Power

100,0

56,0

14

Tambak Lorok #3

PLTU

BBM

Indonesia Power

200,0

155,0

15

Tambak Lorok Blok 1

PLTGU

BBM

Indonesia Power

517,0

508,3

16

Tambak Lorok Blok 2

PLTGU

BBM

Indonesia Power

517,0

508,3

17

Cilacap

PLTG

BBM

Indonesia Power

55,0

40,0

18

Dieng

PLTP

Panas Bumi

Swasta

60,0

45,0

19

Cilacap #1-2

PLTU

Batubara

Swasta

600,0

562,0

20

Tanjung Jati B #1-2

PLTU

Batubara

PLN

1.320,0

1.321,6

21

Tanjung Jati B #3-4

PLTU

Batubara

PLN

1.320,0

1.322,2

22

Rembang

PLTU

Batubara

PLN

630,0

560,0

5.624,6

5.361,2

Jumlah

Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan
pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang,
maka proyeksi kebutuhan listrik tahun 2012 2021diperlihatkan pada Tabel C4.2.
Tabel C4.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
Energi (GWh)

Produksi Energi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

5,76

17.770

18.945

3.013

7.974.485

2014

6,07

19.123

20.224

3.265

8.344.214

2015

6,98

20.570

21.733

3.441

8.731.472

2016

6,98

22.074

23.293

3.541

9.137.094

2017

6,98

23.666

24.973

3.744

9.561.953

2018

6,98

25.349

26.748

3.970

10.006.965

2019

6,98

27.136

28.632

4.209

10.473.091

2020

6,98

29.038

30.638

4.459

10.961.335

2021

6,98

31.030

32.738

4.725

11.472.753

2022

6,98

33.104

34.925

5.012

12.008.448

Growth (%)

6,77

7,16

7,03

5,83

4,65

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

C4.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

437

C4.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi
sebagai berikut.

Potensi Sumber Energi


Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi tenaga air yang dapat dikembangkan mencapai 360 MW dan panas
bumi yang diperkirakan mencapai 1.981 MWe yang tersebar di 14 lokasi yaitu Banyugaram, Bumiayu, Baturaden
G. Slamet, Guci, Mangunan Wanayasa, Candradimuka, Dieng, Krakal, Panulisan, G. Ungaran, G. Umbul
Telomoyo, Kuwuk, G. Lawu dan Klepu serta potensi dari batubara sebesar 0,82 juta ton3.
Saat ini PLTGU Tambak Lorok masih beroperasi dengan menggunakan BBM. Pasokan gas untuk Tambak Lorok
diperkirakan baru akan ada mulai akhir tahun 2013 (dari SPP) dan 2015 (dari Petronas). Selain itu Pertagas
berencana untuk membangun FSRU LNG di Tambaklorok untuk memasok gas ke pembangkit PLN di Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Pasokan gas tersebut akan dialirkan melalui pipa yang rencananya akan dibangun
dengan menghubungkan Grati, Gresik, Tambak Lorok hingga Cirebon (telah ada pipa gas dari Cirebon hingga
ke Jakarta). Pembangunan pipa Trans-Jawa itu sangat bermanfaat untuk mengintegrasikan pasokan gas ke
pembangkit dan mempermudah manuver pasokan gas. Namun demikian, kebutuhan LNG untuk pembangkitpembangkit yang dapat dipasok dari pipa Trans-Jawa masih perlu dikaji lebih dahulu dengan mempertimbangkan
pasokan gas eksisting dan tingginya harga LNG.

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2022, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sebesar
7.181 MW dengan perInc.ian seperti ditampilkan pada Tabel C4.3 berikut.
Tabel C4.3. Rencana Pengembangan Pembangkit

RUPTL

No

438

Asumsi
Pengembang

Jenis

Nama Proyek

MW

COD

Status

Swasta

PLTM

Adipasir 3

0,3

2013

Operasi

Swasta

PLTM

KInc.ang

0,3

2013

Operasi

Swasta

PLTM

Singgi

0,2

2013

Operasi

Swasta

PLTM

Merden

0,4

2013

Konstruksi

PLN

PLTMG

PLN

PLTU

Cilacap Baru/Adipala

Swasta

PLTM

Kunci Putih

Swasta

PLTM

Logawa Sunyalangu

1,5

2014

Konstruksi

Swasta

PLTM

Banyubiru

0,2

2014

Konstruksi

10

Swasta

PLTM

Logawa Baseh

3,0

2015

Pendanaan

11

Swasta

PLTM

Banjaran Kebonmanis

2,2

2015

Pendanaan

12

Swasta

PLTM

Logawa Babakan

1,3

2015

Pendanaan

13

Swasta

14

PLN

PLTM
PLTMG

Karimunjawa

4,0

2014

Pengadaan

660,0

2014

Konstruksi

1,0

2014

Konstruksi

Logawa Baseh Karangpelem

1,9

2015

Pendanaan

Karimunjawa

1,0

2016

Rencana

Sumber: Draft RUKN 2012-2031

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C4.3. Rencana Pengembangan Pembangkit


lanjutan
Jenis

Nama Proyek

MW

COD

Status

15

PLN

PLTS

Karimunjawa

1,0

2016

Rencana

16

Swasta

PLTM

Palumbungan

1,6

2016

Pendanaan

17

Swasta

PLTM

Gelang

0,3

2016

Pengadaan

18

Swasta

PLTM

Bendosari

4,0

2016

Pengadaan

19

Swasta

PLTM

Pugeran

6,0

2016

Pengadaan

20

Swasta

PLTM

Adipasir 1

0,3

2016

Pengadaan

21

Swasta

PLTM

Adipasir 2

0,3

2016

Pengadaan

22

Swasta

PLTM

Ambal

2,1

2016

Pengadaan

23

Swasta

PLTM

Banyumlayu

0,5

2016

Pengadaan

24

Swasta

PLTM

Pagarpelah

3,2

2016

Pengadaan

25

Swasta

PLTM

Serayu

8,6

2016

Pengadaan

26

Swasta

PLTM

Gunung Wugul

3,0

2016

Pengadaan

27

Swasta

PLTM

Timbangreja

0,4

2016

Pengadaan

28

Swasta

PLTU

Cilacap exp

29

Swasta

PLTM

Preng-1

30

Swasta

PLTM

Preng-2

4,5

2017

Rencana

31

Swasta

PLTM

Tulis

9,0

2017

Rencana

32

Swasta

PLTM

Harjosari

9,9

2017

Rencana

33

Swasta

PLTM

Lambur

8,0

2017

Rencana

34

Swasta

PLTM

Prukut Sambirata

1,5

2017

Rencana

35

Swasta

PLTM

Dadapayam

3,0

2017

Rencana

36

Swasta

PLTM

Binangun

3,8

2017

Rencana

37

Swasta

PLTM

Jimat

0,5

2017

Rencana

38

Swasta

PLTM

Damar

2,1

2017

Rencana

39

Swasta

PLTM

Pageruyung

4,4

2017

Rencana

40

Swasta

PLTP

Dieng (FTP2)

55,0

2017

Rencana

41

Swasta

PLTP

Dieng (FTP2)

42

Swasta

PLTU

Jawa Tengah (PPP)

43

Swasta

PLTU

Jawa-4 (FTP2)

614,0

2016

Pengadaan

1,8

2017

Rencana

60,0

2017

Rencana

950,0

2018

Konstruksi

1.000,0

2019

Rencana

55,0

2019

Rencana

110,0

2019

Rencana

44

Swasta

PLTP

Ungaran (FTP2)

45

Swasta

PLTP

Baturaden (FTP2)

46

Swasta

PLTP

Guci (FTP2)

55,0

2019

Rencana

47

Unallocated

PLTP

Dieng

55,0

2022

Rencana

48

Swasta

PLTP

Baturaden (FTP2)

110,0

2019

Rencana

49

Swasta

PLTU

Jawa Tengah (PPP)

50

Swasta

PLTU

Jawa-4 (FTP2)

51

Unallocated

52
53

950,0

2019

Konstruksi

1.000,0

2020

Rencana

2020

Rencana

PS

Matenggeng PS

225,0

Unallocated

PS

Matenggeng PS

225,0

2020

Rencana

Unallocated

PLTP

55,0

2022

Rencana

Dieng

54

Unallocated

PS

Matenggeng PS

225,0

2021

Rencana

55

Unallocated

PS

Matenggeng PS

225,0

2021

Rencana

56

Swasta

PLTP

Umbul Telomoyo (FTP2)

55,0

2021

Rencana

57

Unallocated

PLTP

Ungaran

30,0

2022

Rencana

58

Unallocated

PLTP

Ungaran

55,0

2022

Rencana

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

Asumsi
Pengembang

439

Tabel C4.3. Rencana Pengembangan Pembangkit


lanjutan
No

Asumsi
Pengembang

Jenis

Nama Proyek

MW

COD

Status

59

Unallocated

PLTP

Gunung Lawu

55,0

2022

Rencana

60

Unallocated

PLTP

Gunung Lawu

55,0

2022

Rencana

61

Unallocated

PLTP

Ungaran

55,0

2022

Rencana

62

Unallocated

PLTP

Gunung Lawu

55,0

2022

Rencana

Jumlah

7.086,1

Di Jawa Tengah terdapat subsistem isolated di Karimunjawa dengan beban puncak saat ini sekitar 2 MW dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 3,4 MW pada 2022. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan dibangun
PLTMG CNG Karimunjawa 4 MW pada tahun 2014 dan 1 MW di 2016, serta PLTS 1 MW di 2016.

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Gardu Induk
Diperlukan pembangunan GITET 500 kV tersebar di 7 lokasi dengan kapasitas sekitar 5.334 MVA seperti pada
Tabel C4.4.
Tabel C4.4. Rencana Pengembangan GITET

RUPTL

No

440

Gardu Induk

Rawalo/Kesugihan

PLTU Adipala

Rawalo/Kesugihan

Kapasitas

COD

MVA
500

Keterangan

2014

GITET Baru

2014

GITET B aru

500

2015

IBT 2

Tanjung Jati

167

2015

Ungaran

167

2015

Cilacap Exp

2016

Tanjung Jati B

500

2017

IBT 3

Boyolali/Solo

1000

2017

GITET Baru

Rawalo/Kesugihan

1000

2017

IBT 3 & 4

GITET B aru

10

Ungaran

2017

Arah Pedan

11

Pedan

2017

Arah Ungaran

12

Pemalang

1000

2018

GITET Baru

13

PLTU Jateng

2018

GITET Baru/KIT

14

Ungaran

2018

Arah Mandirancan

15

Ungaran

500

2020

IBT-4

5.334
Selanjutnya, untuk melayani konsumen diperlukan pembangunan GI/GIS 150 kV baru dan penambahan trafo di
GI eksisting dengan total kapasitas 5.940 MVA seperti ditampilkan dalam Tabel C4.5.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C4.5. Rencana Pengembangan GI 150/20 kV

Gardu Induk

Kapasitas
MVA

Tegangan
150/20 kV

COD

Kudus

60

2013

Purbalingga

150/20 kV

60

2013

Pati

150/20 kV

60

2013

Batang

150/20 kV

60

2013

Masaran

150/20 kV

60

2013

Grogol/Solo Baru

150/20 kV

60

2013

Pandeanlamper

150/20 kV

30

2013

Sayung

150/20 kV

2013

Ungaran

150/20 kV

2013

10

Weleri

150/20 kV

2013

11

Apac inti Corpora

150/20 kV

60

2014

12

Bawen

150/20 kV

2014

13

Sinar Tambang Arta Lestari

150/20 kV

2014

14

Srondol

150/20 kV

60

2014

15

Banyudono

150/20 kV

60

2014

16

Lomanis

150/20 kV

60

2014

17

Majenang

150/20 kV

60

2014

18

Purworejo

150/20 kV

60

2014

19

Klaten

150/20 kV

60

2014

20

Gombong

150/20 kV

60

2014

21

Grogol/Solo Baru

150/20 kV

60

2014

22

Kebumen

150/20 kV

60

2014

23

Dieng

150/20 kV

30

2014

24

Beringin

150/20 kV

60

2014

25

Ungaran

150/20 kV

60

2014

26

Tambak Lorok PLTU

150/20 kV

60

2014

27

Rawalo

150/20 kV

60

2014

28

Sanggrahan

150/20 kV

60

2014

29

Secang

150/20 kV

60

2014

30

Pandeanlamper

150/20 kV

60

2014

31

Pati

150/20 kV

60

2014

32

Pekalongan

150/20 kV

60

2014

33

Kaliwungu

150/20 kV

60

2014

34

Blora

150/20 kV

60

2014

35

Bumiayu

150/20 kV

60

2014

36

Kebasen

150/20 kV

60

2014

37

Wonosobo

150/20 kV

60

2014

38

Krapyak

150/20 kV

60

2014

39

Mrica PLTA

150/20 kV

60

2014

40

Semanu

150/20 kV

60

2014

41

Sragen

150/20 kV

60

2014

42

Sragen

150/20 kV

60

2014

43

Nguter / Rayon Utama Makmur (RUM)

150/20 kV

2015

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

441

Tabel C4.5. Rencana Pengembangan GI 150/20 kV


lanjutan

RUPTL

No

442

Gardu Induk

Tegangan
150/20 kV

Kapasitas
MVA

COD

44

Sritex

2015

45

Semen Indonesia

150/20 kV

2015

46

Blora

150/20 kV

2015

47

Semen Indonesia Rembang

150/20 kV

2015

48

PLTU Rembang

150/20 kV

2015

49

PLTU Rembang

150/20 kV

60

2015

50

Temanggung

150/20 kV

60

2015

51

Brebes

150/20 kV

60

2015

52

Pudak Payung (GIS)

150/20 kV

60

2015

53

Palur Baru/Gondang Rejo

150/20 kV

60

2015

54

Grogol/Solo Baru

150/20 kV

60

2015

55

Pedan

150/20 kV

60

2015

56

Mojosongo

150/20 kV

60

2015

57

Rembang

150/20 kV

60

2015

58

Mranggen

150/20 kV

60

2015

59

Pandeanlamper

150/20 kV

60

2015

60

Pemalang

150/20 kV

60

2015

61

Cepu

150/20 kV

60

2015

62

Banyudono

150/20 kV

60

2015

63

Purwodadi

150/20 kV

60

2015

64

Sanggrahan

150/20 kV

60

2015

65

Weleri

150/20 kV

60

2015

66

Semen Ultratech

150/20 kV

2016

67

Nguntoronadi

150/20 kV

2016

68

Pedan

150/20 kV

60

2016

69

Kebasen

150/20 kV

60

2016

70

Kudus II

150/20 kV

60

2017

71

New Pemalang

150/20 kV

60

2017

72

Tambaklorok PLTU (GIS)

150/20 kV

60

2017

73

Comal

150/20 kV

60

2017

74

Medari

150/20 kV

60

2017

75

Semen Nusantara

150/20 kV

60

2017

76

Batang

150/20 kV

60

2018

77

Kalibakal II

150/20 kV

60

2018

78

Pati II

150/20 kV

60

2018

79

Pati

150/20 kV

2018

80

Purbalingga

150/20 kV

60

2018

81

Klaten

150/20 kV

60

2018

82

Pandeanlamper Baru

150/20 kV

120

2019

83

Pandeanlamper

150/20 kV

2019

84

Ampel

150/20 kV

120

2019

85

Sanggrahan II/Rajeg

150/20 kV

120

2019

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C4.5. Rencana Pengembangan GI 150/20 kV


lanjutan
Gardu Induk

Tegangan

COD

86

Bawen

150/20 kV

60

2019

87

Kaliwungu

150/20 kV

60

2019

88

Kebasen II/Balapulang

150/20 kV

60

2019

89

Bawen

150/20 kV

2019

90

Bumiayu

150/20 kV

2019

91

Masaran

150/20 kV

60

2020

92

Ungaran

150/20 kV

60

2020

93

Nguntoronadi

150/20 kV

60

2020

94

Semanu

150/20 kV

60

2020

95

Gombong

150/20 kV

60

2020

96

Rembang

150/20 kV

60

2020

97

Krapyak

150/20 kV

60

2020

98

Dieng

150/20 kV

30

2021

99

Srondol

150/20 kV

60

2021

100 Kalibakal II

150/20 kV

30

2021

101 Wonosobo

150/20 kV

60

2021

102 Pati II

150/20 kV

60

2021

103 Comal

150/20 kV

60

2021

104 Ampel

150/20 kV

60

2021

105 Tambaklorok PLTU (GIS)

150/20 kV

60

2021

106 Rawalo

150/20 kV

60

2021

107 Jajar

150/20 kV

60

2021

108 Wadaslintang

150/20 kV

60

2021

109 Sragen

150/20 kV

60

2022

110 Sanggrahan II/Rajeg

150/20 kV

60

2022

111 Kebumen

150/20 kV

60

2022

112 Purworejo

150/20 kV

60

2022

113 Majenang

150/20 kV

60

2022

114 Brebes

150/20 kV

60

2022

115 Krapyak

150/20 kV

60

2022

Jumlah

5.940

Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GITET 500 kV, diperlukan pengembangan Saluran Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) 500 kV sepanjang 728 kms seperti ditampilkan dalam Tabel C4.6.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

Kapasitas
MVA

443

Tabel C4.6. Rencana Pengembangan SUTET 500 kV

No

Dari

Panjang
kms

Ke

Rawalo/Kesugihan

Dbphi (Pedan-Tasik)

Rawalo/Kesugihan

3
4

COD
4

2014

PLTU Adipala

28

2014

PLTU Cilacap Exp

Adipala

10

2016

Ampel

Dbphi (Ungaran-Pedan)

2017

Tanjung Jati B

Tx Ungaran

260

2017

PLTU Jateng

Pemalang 500 kV

Tx Ungaran

Pemalang

Pemalang

Indramayu

Jumlah

40

2018

126

2019

256

2019

728

Selaras dengan pembangunan GI/GIS 150 kV, diperlukan pembangunan transmisi terkaitnya sepanjang 1.150
kms seperti ditampilkan dalam Tabel C4.7.
Tabel C4.7. Rencana Pengembangan Transmisi

RUPTL

No

444

Dari

Ke

Tegangan

Panjang
kms

COD

Sunyaragi

Brebes

150 kV

73

2013

Kudus

Purwodadi

150 kV

63

2013

Purwodadi

Ungaran

150 kV

68

2013

Sayung

Inc. Tx (Bawen-Tbrok)

150 kV

20

2013

Tanjung Jati

Sayung

150 kV

120

2013

Weleri

Ungaran

150 kV

76

2013

Semen Nusantara

Inc. (Kesugihan-Lomanis)

150 kV

2013

Kesugihan

Rawalo

150 kV

2013

Kesugihan

Gombong

150 kV

2013

10

Apac Inti Corpora

Bawen

150 kV

2014

11

Sinar Tambang
Artalestari

Inc. (Rawalo-Majenang)

150 kV

2014

12

Batang

Weleri

150 kV

62

2015

13

Kebasen

Pemalang

150 kV

56

2015

14

Kebasen

Brebes

150 kV

30

2015

15

Kudus

Jepara

150 kV

53

2015

16

Pekalongan

Batang

150 kV

33

2015

17

Pemalang

Pekalongan

150 kV

62

2015

18

Semen Grobogan

Inc. (Kudus-Purwodadi)

150 kV

2015

19

Tanjung Jati

Jepara

150 kV

48

2015

20

Semen Indonesia

Blora

150 kV

2015

21

Semen Indonesia
Rembang

PLTU Rembang

150 kV

16

2015

22

Sritex

Inc. (Wonogiri-Wonosari)

150 kV

24

2015

23

Nguter / Rayon Utama


Inc. (Wonogiri-Wonosari)
Makmur (RUM)

150 kV

40

2016

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C4.7. Rencana Pengembangan Transmisi


lanjutan
No

Dari

Ke

Panjang
kms

Tegangan

COD

24

Semen Ultratech

Nguntoronadi

150 kV

30

2016

25

Kudus II

Inc.(Kudus-Jepara)

150 kV

10

2017

26

Pemalang New

(Inc. Btang-Wleri)

150 kV

40

2017

27

Comal

Inc. (PekalonganPemalang)

150 kV

20

2017

28

Tambaklorok PLTU
(GIS)

Tambaklorok

150 kV

20

2017

29

Kalibakal II

Inc.(Klbkl-Bmayu)

150 kV

20

2018

30

Pati II

Pati

150 kV

20

2018

31

PLTP Baturaden

Bumiayu

150 kV

20

2019

32

Rancakasumba II/
Sangian

Bawen

150 kV

30

2019

33

PLTP Umbul
Telomoyo

Inc. (Sanggrahan - Bawen)

150 kV

16

2019

34

PLTP Guci

Inc.(Klbkl-Bmayu)

150 kV

20

2019

35

Ampel

Inc. (Bawen-Klaten)

150 kV

10

2019

36

Pandeanlamper II

Pandeanlamper

150 kV

10

2019

37

Sanggrahan II/Rajeg

Inc.(Sgrahan-Medari)

150 kV

10

2019

Jumlah

1.150

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan 10 tahun mendatang, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 3.770
ribu pelanggan atau rata-rata 377 ribu pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan,
diperlukan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 14.699 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
sekitar 28.087 kms dan tambahan kapasitas Trafo distribusi sekitar 6.223 MVA seperti ditampilkan dalam
Tabel C4.8 berikut.

Tahun

JTM

JTR

Trafo

(kms)

(kms)

(MVA)

Pelanggan

Total Inv
(Juta USD)

2013

1.140

1.959

431

352.996

67,3

2014

1.285

2.234

359

369.729

68,6

2015

1.299

2.405

396

387.258

71,8

2016

1.495

2.536

439

405.621

78,9

2017

1.494

2.602

460

424.859

81,2

2018

1.509

2.805

507

445.012

85,0

2019

1.505

3.026

558

466.126

88,7

2020

1.543

3.265

615

488.245

93,6

2021

1.654

3.500

1.193

220.595

102,1

2022

1.774

3.754

1.266

209.698

107,1

14.699

28.087

6.223

3.770.139

844

2013-2022

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel C4.8. Rincian Pengembangan Distribusi

445

C4.4. Ringkasan
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem kelistrikan mulai dari pembangkit, transmisi, gardu induk
dan distribusi di Provinsi Jawa Tengah sampai dengan tahun 2022 adalah USD 12,7 miliar. Ringkasan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah seperti tersebut
dalam Tabel C4.9.
Tabel C4.9. Rangkuman

Proyeksi Kebutuhan
Tahun

Penjualan
Energi
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban
Puncak
(MW)

Investasi

T/L
(kms)

Juta USD

2013

17.770

18.945

3.013

390

435

143

2014

19.123

20.224

3.265

667

2.270

43

1.123

2015

20.570

21.733

3.441

1.854

388

218

2016

22.074

23.293

3.541

646

120

80

1.047

2017

23.666

24.973

3.744

258

2.860

354

856

2018

25.349

26.748

3.970

950

1.300

80

1.513

2019

27.136

28.632

4.209

2.335

540

498

4.388

2020

29.038

30.638

4.459

1.505

920

1.967

2021

31.030

32.738

4.725

505

600

572

2022

33.104

34.925

5.012

305

420

852

7.181

11.274

1.878

12.679

RUPTL

Jumlah

446

Pembangkit
(MW)

Gardu
Induk
(MVA)

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

LAMPIRAN C.5
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)

C5.1. Kondisi Saat Ini


Beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi DIY diperkirakan sampai akhir tahun 2013 sekitar 389 MW,
seluruhnya dipasok dari subsistem Pedan di Provinsi Jawa Tengah.
Peta sistem kelistrikan DIY ditunjukkan pada Gambar C5.1.

Peta Jaringan Subsistem Yogyakarta


u TJATI B

u TJATI B

UNGAR
BAWEN

DIENGP
GRUNG

TMGNG

JELOK

UNGAR

WSOBO

GRUNG

SCANG
TMGNG

BYNDO

SCANG

MKGRN

MDARI
SGRAH

AMPEL
AMPEL
GJYAN
KLSAN

GDEAN
BRBDR/

KNTGN

PWRJO

WADAS L.

MJNGO

RAJEG

WATES

BYDRU
GDRJO
JAJAR
PEDAN

GDEAN

KNTGN

BNTUL

LEGENDA :
GITET 500 KV EKSISTING
GITET 500 KV BARU
GI 150 KV EKSISTING
GI 150 KV BARU
GI 150 KV BARU TERKAIT KTT
GI 70 KV EKSISTING

PWRJO

KLTEN

PEDAN

SMANU

WATES
BNTUL

SRGEN

NGAWI

NGUTER

PALUR
WNGRI
MKGRN
SOLORU NGNDI
WSARI
SMULTRATEC
SRITEX

BYNDO
AMPEL
PYNGN
GJYAN
KLSAN

MNRJO

PALUR

SOLORU
WSARI
SRITEX
MSRAN

KLTEN

MDARI

NGAWI

MSRAN

GDRJO
JAJAR

BRBDR/
RAJEG

WADAS L.

SRGEN

JELOK AMPEL
BRNGI
BYDRU

SGRAH

WSOBO
A

BRNGI

MJNGO
BAWEN

DIENGP

MNRJO

KDIRI

NGUTER

WNGRI
NGNDI

PYNGN

SMULTRATEC

u PLTU PCTAN

KDIRI

LEGENDA :
GITET 500 KV EKSISTING

RUPTL

GITET 500 KV BARU


GI 150 KV EKSISTING
GI 150 KV BARU
GI 150 KV BARU TERKAIT KTT
GI 70 KV EKSISTING

448

SMANU

u PLTU PCTAN

Gambar C5.1. Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi DIY

C5.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan
pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang,
maka proyeksi kebutuhan listrik tahun 2013 2022 diperlihatkan pada Tabel C5.1.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C5.1. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
Energi (GWh)

Produksi Energi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

Pelanggan

2013

4,87

2.185

2.307

401

9 25.910

2014

5,12

2.349

2.478

439

9 61.355

2015

5,89

2.523

2.660

469

998.206

2016

5,89

2.705

2.848

496

1.036.521

2017

5,89

2.897

3.050

528

1.076.362

2018

5,89

3.100

3.263

553

1.117.792

2019

5,89

3.316

3.490

579

1.160.878

2020

5,89

3.545

3.731

614

1.205.688

2021

5,89

3.785

3.983

651

1.252.297

2022

5,89

4.035

4.246

685

1.300.778

Growth (%)

5,71

7,05

7,01

6,15

3,85

C5.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi
sebagai berikut.

Potensi Sumber Energi


Provinsi D.I.Yogyakarta memiliki potensi panas bumi yang diperkirakan mencapai 10 MWe di 1 lokasi yaitu pada
Parangtritis, Gunung Kidul4.

Pengembangan Pembangkit
Pada tahun 2015 direncanakan akan beroperasi PLT Bayu Samas 50 MW yang akan dikembangkan oleh sebuah
perusahaan swasta.

Pengembangan Gardu Induk


Pengembangan GITET Pedan dengan tambahan 2 unit IBT 500/150 kV dan tambahan I phase trafo spare
dengan total 1.167 MVA seperti dalam Tabel C5.2.
Tabel C5.2 Pengembangan GITET 500/150 kV

No

Gardu Induk

COD

Keterangan

Pedan

167

2014

Spare

Pedan

500

2015

IBT-3

Pedan

500

2015

IBT-4

Jumlah

Kapasitas
MVA

1.167

Sumber: Draft RUKN 2012-2031

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk

449

Untuk melayani pertumbuhan beban akan dibangun GI/GIS baru dan penambahan trafo pada GI eksisting
sebesar 600 MVA seperti pada Tabel C5.3.

Tabel C5.3. Pengembangan GI 150/20 kV


No

Tegangan

Kapasitas MVA

COD

Bantul

Gardu Induk

150/20 kV

60

2013

Wirobrajan

150/20 kV

60

2014

Kentungan

150/20 kV

60

2014

Wates

150/20 kV

60

2014

Godean

150/20 kV

60

2015

Kentungan

150/20 kV

60

2018

Kentungan Baru/Kalasan

150/20 kV

60

2019

Gejayan (GIS)

150/20 kV

60

2019

Bantul Baru

150/20 kV

120

2021

Jumlah

600

Pengembangan Transmisi
Tidak ada pengembangan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV, karena pengembangan
hanya pada GITET eksisting.
Selaras dengan pembangunan GI 150 kV diperlukan pembangunan transmisi terkaitnya sepanjang 54 kms
seperti ditampilkan dalam Tabel C5.4.
Tabel C5.4. Rencana Pengembangan Transmisi

No.

Dari

Ke

Tegangan

Panjang
kms

Biaya
Juta USD

COD

Pedan

Wonosari

150 kV

44

4,96

2015

Kentungan Baru/Kalasan

Inc.(Pedan-Kentungan)

150 kV

10

1,50

2019

54

Jumlah

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan 10 tahun mendatang, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 372
ribu pelanggan atau rata-rata 37 ribu pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan,
diperlukan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 1.754 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
sekitar 3.352 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 673 MVA seperti ditampilkan dalam Tabel
C5.5 berikut.

RUPTL

Tabel C5.5. Rincian Pengembangan Distribusi

450

Tahun

JTM
(kms)

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

Total Inv
(Juta USD)

2013

136

234

47

34.094

7,3

2014

153

267

39

35.445

7,4

2015

155

287

43

36.851

7,7

2016

178

303

47

38.315

8,5

2017

178

311

50

39.841

8,7

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C5.5. Rincian Pengembangan Distribusi


lanjutan
JTM
(kms)

Tahun

JTR
(kms)

Trafo
(MVA)

Pelanggan

Total Inv
(Juta USD)

2018

180

335

55

41.430

9,1

2019

180

361

60

43.086

9,5

2020

184

390

66

44.811

9,9

2021

197

418

129

30.081

11,9

2022

212

448

137

28.595

12,4

1.754

3.352

673

372.549

92

2013-2022

C5.4. Ringkasan
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem kelistrikan mulai dari pembangkit, transmisi, gardu induk
dan distribusi di Provinsi DI Yogyakarta sampai dengan tahun 2022 adalah USD 246 juta. Ringkasan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah seperti tersebut
dalam Tabel C5.6
Tabel C5.6 Rangkuman
Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Investasi

Penjualan
Energi
(GWh)

Produksi

Beban

Energi

Puncak

(GWh)

(MW)

2013

2.185

2.307

401

60

2014

2.349

2.478

439

347

16

2015

2.523

2.660

469

1.060

44

125

2016

2.705

2.848

496

2017

2.897

3.050

528

2018

3.100

3.263

553

60

11

2019

3.316

3.490

579

120

10

23

2020

3.545

3.731

614

10

2021

3.785

3.983

651

120

22

2022

4.035

4.246

685

12

1.767

54

246

Tahun

Jumlah

Pembangkit

Gardu Induk

(MW)

(MVA)

50

50

T/L
(kms)

Juta USD

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Proyeksi Kebutuhan

451

LAMPIRAN C.6
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI JAWA TIMUR

C6.1. Kondisi Saat Ini


Beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Jawa Timur diperkirakan sampai akhir tahun 2013 sekitar 4.904
MW. Beban dipasok dari pembangkit yang berada di grid 500 kV dan 150 kV dengan kapasitas 8.775 MW.
PLTU Tanjung Awar-Awar 2x350 MW diperkirakan akan beroperasi Desember 2013 (Unit 1) dan April 2014
(Unit 2).
Pembangkit listrik di Jawa Timur yang berada di grid 500 kV adalah PLTU Paiton, PLTGU Gresik dan PLTGU
Grati, sedang yang terhubung ke grid 150 kV adalah PLTGU/PLTU Gresik, PLTU Perak, PLTG Grati, PLTU Pacitan
dan PLTA tersebar (Sutami, Tulung Agung, dll).
Pasokan dari grid 500 kV adalah melalui 6 GITET, yaitu Krian, Gresik, Grati, Kediri, Paiton dan Ngimbang,
dengan kapasitas 7.500 MVA. Peta sistem kelistrikan Jawa Timur ditunjukkan pada Gambar C6.1.
KEREK

BLORA

u PLTU TJAWR

TUBAN

PCRAN/
BRNDONG

MLIWANG

UNGAR

BABAT

SPJ

LMNGAN

LAWU

MGTAN CRBAN

JVFRTIS

JYKTS
NGNJK II

DLOPO

PLOSO

BDRAN

SKTIH

PRONG

PNRGO

ARJWLRG
NGORO
BCKRO

KRTSNO

GRATI

TLGNG

PLTP WILLIS

PLTU
PCTAN

PITON
PBLGO

BNGIL
SKRJO

PARE MDLAN
BNRAN
SLREJO

LWANG
SKLNG

MALANGBRT

WLNGI

KRSAN
GENDING

PWSRI

BLTRU

TRGLK

STBDO

PIER GDWTN
RJOSO

PDAAN

TLGNG II

BNGUN
P

MGUNG

SIMAN

PDAN

PCTAN

SBSLTN

SYZZG

KDIRI

MADURA

KRIAN

BLKDG

GRDLU
PS

PMKSN

SMPANG

KSHJTM
MTDREAM
BLNDO
TJIWI
AJMTO
TARIK

JMBNG

NGJUK
MNRJO

U
U

NGBNG

CHEIL

MRGEN

MGTAN

GRSIK

CERME TNDES

BJGRO

NGAWI

BTMRMAR

MNYAR

MLTIBJA

CEPU

SMNEP

BKLAN

HOLCIM

PLTP IYANG
BDWSO

BLBNG
PLHAN

LECES

PAKIS

KBAGN

PLTP IJEN

NEWJMBER

KKTES
A
KKTES

WLNGI II
STAMI

P
TUREN

LMJNG

SGRUHGPNGN

TANGGUL

WTDDL

BWNGI

BALI

JMBER

PTLAG

GTENG

LEGENDA :
GITET 500 KV EKSISTING
GITET 500 KV BARU
GI 150 KV EKSISTING
GI 150 KV BARU
GI 150 KV BARU TERKAIT KTT
GI 70 KV EKSISTING

Gambar C6.1 Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi Jawa Timur

RUPTL

Kelistrikan Provinsi Jawa Timur terdiri atas 6 sub-sistem yaitu:

454

GITET Krian memasok Kota Surabaya dan Kab. Sidoarjo.

GITET Gresik dan PLTGU/PLTU Gresik memasok Kab. Gresik, Kab. Tuban, Kab. Magetan, Kab. Lamongan,
Kab. Pemekasan, Kab. Sumenep, Kab. Sampang dan Kab. Bangkalan.

GITET Grati dan PLTG Grati memasok Kab. Pasuruan, Kab. Probolinggo, Kota Malang dan Kab. Batu.

GITET Kediri dan PLTA tersebar memasok kota Kediri, kota Madiun, kota Mojokerto, Kab. Ponorogo, Kab.
Mojokerto dan Kab. Pacitan.

GITET Paiton memasok Kab. Banyuwangi, Kab. Jember, Kab. Jombang, Kab. Situbondo dan Kab.
Bondowoso.

GITET Ngimbang memasok Kab. Tuban, Kab. Bojonegoro, Kab. Paciran dan Kab. Lamongan.

Rincian pembangkit terpasang seperti ditunjukkan pada Tabel C6.1.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C6.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang

Nama
Pembangkit

Jenis

Jenis Bahan
Bakar

Pemilik

Kapasitas
Terpasang
MW

Daya
Mampu
MW

Karang Kates

PLTA

Air

PJB

105,0

103,0

Wlingi

PLTA

Air

PJB

54,0

53,6

Ledoyo

PLTA

Air

PJB

4,5

4,5

Selorejo

PLTA

Air

PJB

4,5

4,7

Sengguruh

PLTA

Air

PJB

29,0

28,5

Tulung Agung

PLTA

Air

PJB

36,0

35,7

Mendalan

PLTA

Air

PJB

23,0

20,7

Siman

PLTA

Air

PJB

10,8

10,2

Madiun

PLTA

Air

PJB

8,1

8,0

10

Paiton

PLTU

Batubara

PJB

800,0

740,0

11

Paiton PEC

PLTU

Batubara

Swasta

1.230,0

1.220,0

12

Paiton JP

PLTU

Batubara

Swasta

1.220,0

1.220,0

13

Gresik 1-2

PLTU

Gas

PJB

200,0

160,0

14

Gresik 3-4

PLTU

Gas

PJB

400,0

333,0

15

Perak

PLTU

BBM

Indonesia Power

100,0

72,0

16

Gresik

PLTG

Gas

PJB

61,6

31,0

17

Gilitimur

PLTG

BBM

PJB

40,2

0,0

18

Grati Blok 1

PLTGU

Gas

Indonesia Power

461,8

454,2

19

Grati Blok 2

PLTG

Gas

Indonesia Power

302,3

300,0

20

Gresik B-1

PLTGU

Gas

PJB

526,3

480,0

21

Gresik B-2

PLTGU

Gas

PJB

526,3

420,0

22

Gresik B-3

PLTGU

Gas

PJB

526,3

480,0

23

Paiton-3

PLTU

Batubara

Swasta

815,0

815,0

24

Paiton-9

PLTU

Batubara

PLN

660,0

615,0

25

Pacitan 1-2

PLTU

Batubara

PLN

630,0

580,0

8.774,7

8.189,1

Jumlah

C6.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan
pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang,
maka proyeksi kebutuhan listrik tahun 2013 - 2022 diperlihatkan pada Tabel C6.2.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

455

Tabel C6.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
Energi (GWh)

2013

6,65

29.842

Produksi
Energi (GWh)
31.653

Beban Puncak
(MW)
4.904

Pelanggan
8.949.806

2014

7,00

32.379

34.234

5.243

9.333.784

2015

8,05

35.034

36.963

5.611

9.774.808

2016

8,05

37.836

39.899

6.016

10.212.705

2017

8,05

40.807

43.099

6.466

10.656.144

2018

8,05

43.989

46.412

6.936

11.105.188

2019

8,05

47.363

49.919

7.439

11.559.910

2020

8,05

50.939

53.632

7.974

11.871.539

2021

8,05

54.683

57.574

8.546

11.965.414

2022

8,05

58.622

61.720

9.150

12.048.960

Growth (%)

7,81

7,79

7,70

7,18

3,37

C6.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi
sebagai berikut.

Potensi Sumber Energi


Provinsi Jawa Timur memiliki potensi sumber energi yang terdiri dari potensi gas bumi yang dapat dikembangkan
sebesar 5,73 TSCF, minyak bumi 1.031,94 MMSTB, batubara 0,08 juta ton dan tenaga air 2.162,0 MW
pada 4 lokasi yaitu Grindulu-PS-3, K.Konto-PS, Karangkjates Ext. dan Kalikonto-2. Serta panas bumi yang
diperkirakan mencapai 1.274 MWe yang tersebar di 11 lokasi yaitu pada Melati Pacitan, Rejosari Pacitan,
Telaga Ngebel Ponorogo, G. Pandan Madiun, G. Arjuno Welirang, Cangar, Songgoriti, Tirtosari Sumenep,
Argopuro Probolinggo, Tiris - G. Lamongan Probolinggo dan Blawan - Ijen Bondowoso5.
Pasokan gas untuk pembangkit PLN di Jawa Timur (Gresik dan Grati) cukup besar, antara lain dari Kodeco,
Hess, KEI, WNE dan Santos. Namun demikian volumenya akan semakin menurun dan diperkirakan akan terjadi
kekurangan pasokan gas untuk pembangkit di Jawa Timur pada tahun 2016. Walaupun demikian sebenarnya
potensi gas di Jawa Timur cukup banyak, sehingga diharapkan kekurangan tersebut dapat terpenuhi. Selain itu
juga diperkirakan ada potensi gas dari Lapangan Cepu, sehingga PLN merencanakan pembangunan PLTGU di
Gresik sebesar 750 MW.

RUPTL

Pertagas berencana untuk membangun FSRU LNG di Tambaklorok untuk memasok gas ke pembangkit PLN di
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pasokan gas tersebut merupakan satu kesatuan dengan rencana pembangunan
pipa Trans-Jawa, yaitu gas akan dialirkan melalui pipa yang rencananya akan dibangun dengan menghubungkan
Grati, Gresik, Tambak Lorok hingga Cirebon.

456

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2022, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sebesar
4.677 MW dengan perInc.ian seperti ditampilkan pada Tabel C6.3.

5 Sumber: Draft RUKN 2012-2031

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Di Jawa Timur terdapat subsistem isolated di Bawean dengan beban puncak saat ini sekitar 3 MW dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 7,8 MW pada 2022. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan dibangun
PLTMG Bawean 5 MW pada tahun 2014/15 dan tambahan lagi sebesar 3 MW di 2021 dan 3 MW di 2021.

Asumsi
Pengembang

Jenis

PLN

PLTU

Pacitan

PLN

PLTU

PLN

PLTU

PLN

PLTMG

PLN

PLTU

PLN

PLTMG

Bawean

PLN

PLTGU

PLN

Swasta

10

No

Nama Proyek

COD

Status

315

2013

Operasi

Pacitan

315

2013

Operasi

Tj. Awar-awar

350

2013

Konstruksi

2014

Pengadaan

Bawean
Tj. Awar-awar

MW

350

2014

Konstruksi

2015

Pengadaan

Grati

300

2015

Rencana

PLTGU

Grati

150

2016

Rencana

PLTM

Pacet

2016

Pengadaan

Unallocated

PLTGU

Jawa-1

800

2017

Rencana

11

Swasta

PLTM

Lodoyo

10

2017

Rencana

12

Swasta

PLTM

Jompo 1 (Jompo Atas)

2017

Rencana

13

Swasta

PLTM

Jompo 2 (Jompo Bawah)

2017

Rencana

14

Swasta

PLTM

Kali Tengah (Sungai Tengah)

2017

Rencana

15

Swasta

PLTM

Balelo

2017

Rencana

16

Swasta

PLTM

Ketajek

2017

Rencana

17

Swasta

PLTM

Zeelandia

2017

Rencana

18

PLN

PLTMG

Bawean

2018

Rencana

19

Unallocated

PLTGU

Jawa-2

800

2018

Rencana

20

Unallocated

PLTA

Karangkates #4-5

100

2019

Rencana

21

Unallocated

PLTA

Kalikonto-2

62

2019

Rencana

22

Unallocated

PLTA

Kesamben

37

2019

Rencana

23

Swasta

PLTP

Ijen (FTP2)

55

2019

Rencana

24

Swasta

PLTP

Wilis/Ngebel (FTP2)

55

2019

Rencana

25

Swasta

PLTP

Wilis/Ngebel (FTP2)

55

2019

Rencana

26

Swasta

PLTP

Ijen (FTP2)

55

2019

Rencana

27

Swasta

PLTP

Iyang Argopuro (FTP2)

55

2020

Rencana

28

Swasta

PLTP

Wilis/Ngebel (FTP2)

55

2020

Rencana

29

PLN

2021

Rencana

30

Swasta

PLTU

Madura (FTP2)

200

2022

Konstruksi

31

Swasta

PLTU

Madura (FTP2)

200

2022

Konstruksi

32

Unallocated

PLTP

Arjuno Welirang

55

2022

Rencana

33

Unallocated

PLTP

Iyang Argopuro

110

2022

Rencana

34

Unallocated

PLTP

Iyang Argopuro

110

2022

Rencana

35

Unallocated

PLTP

Arjuno Welirang

55

2022

Rencana

Jumlah

PLTMG

Bawean

4.677

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Tabel C6.3. Rencana Pengembangan Pembangkit

457

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Gardu Induk
Diperlukan pembangunan dan pengembangan GITET 500 kV tersebar di 8 lokasi dengan kapasitas sekitar
6.668 MVA seperti pada Tabel C6.4.
Tabel C6.4. Rencana Pengembangan GITET

No

Kapasitas
MVA

Gardu Induk

COD

Keterangan

Krian

500

2013

Penghematan BBM (IBT-3)

Ngimbang

500

2013

Program N-1 (IBT-2)

Kediri

500

2013

IBT-3

Krian

167

2013

Spare

Paiton

500

2013

Spare, 3 phase

Grati

167

2013

Spare, 1 phase

Gresik

500

2014

Spare, 3 phase

Ngimbang

167

2014

Spare, 1 phase

Kediri

167

2015

spare IBT

1.000

2015

Program N-1 (IBT-1)

10

Surabaya Selatan

11

Paiton (GIS)

12

Bangil

13

Surabaya Selatan

14

Gresik

15

Tandes (GIS)

2016

Diameter Ext, arah Antosari/Kapal Baru

1.000

2017

GITET Baru

500

2017

IBT-3

2017

Diameter ke arah PLTGU Tuban/Cepu

1.000

2018

GITET Baru

6.668
Untuk meningkatkan keandalan direncanakan untuk menyediakan 4 buah trafo satu fasa 167 MVA yang
ditempatkan di GITET Kediri, Krian, Ngimbang dan Grati.
Selanjutnya untuk melayani konsumen diperlukan pengembangan GI/GIS 150 kV dan penambahan trafo di GI
Eksisting dengan total kapasitas 7.530 MVA seperti ditampilkan dalam Tabel C6.5.

Tabel C6.5. Rencana Pengembangan GI

RUPTL

No

458

Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas
MVA

COD

New Buduran/Sedati

150/20 kV

120

2013

New Jombang

150/20 kV

60

2013

Jaya Kertas

150/20 kV

2013

Ponorogo II

150/20 kV

120

2013

Pacitan

150/20 kV

2013

Simogunung (GIS)

150/20 kV

120

2013

Tandes II/Sambi Kerep

150/20 kV

120

2013

Sukorejo II/Purwosari

150/20 kV

60

2013

Balongbendo

150/20 kV

60

2013

10

Kasih Jatim

150/20 kV

60

2013

11

Kenjeran

150/20 kV

60

2013

12

Krembangan (GIS)

150/20 kV

60

2013

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C6.5. Rencana Pengembangan GI


lanjutan
Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas
MVA

COD

13

Ngoro

150/20 kV

60

2013

14

Petrokimia

150/20 kV

60

2013

15

Situbondo

150/20 kV

60

2013

16

Kebonagung

150/20 kV

60

2013

17

Gondang Wetan

150/20 kV

60

2013

18

Bojonegoro

150/20 kV

60

2013

19

Pakis / Malang Timur

150/20 kV

60

2013

20

Darmo Grande (SBS)

150/20 kV

60

2013

21

Ujung GIS

150/20 kV

60

2013

22

Sengkaling

150/20 kV

60

2013

23

Bangkalan

150/20 kV

60

2013

24

PLTA Wlingi

150/20 kV

60

2013

25

PLTA Tulungagung

70/20 kV

30

2013

26

Tulungagung

70/20 kV

30

2013

27

Mliwang

150/20 kV

2013

28

Kediri Baru

150/20 kV

2013

29

Rungkut

150/20 kV

2013

30

Waru

150/20 kV

2013

31

New Porong/Gempol

150/20 kV

60

2014

32

e Master Steel (Semangat Pangeran


Jayakarta)

150/70 kV

2014

33

Manyar

150/20 kV

2014

34

Bambe

150/20 kV

120

2014

35

Karang pilang

150/20 kV

2014

36

Sidoarjo

150/20 kV

60

2014

37

Cheil Jedang

150/20 kV

2014

38

New Jombang

150/20 kV

2014

39

Surabaya Steel

150/20 kV

2014

40

Semangat Pangeran Jayakarta

150/20 kV

2014

41

Manyar

150/20 kV

2014

42

Genteng

150/20 kV

60

2014

43

Babadan

150/20 kV

30

2014

44

Bumi Cokro

150/20 kV

60

2014

45

Lamongan

150/20 kV

60

2014

46

Ponorogo II

150/20 kV

60

2014

47

Banyuwangi

150/20 kV

20

2014

48

Sukorejo II/Purwosari

150/20 kV

20

2014

49

Blitar Baru

150/20 kV

20

2014

50

Pier

150/20 kV

60

2014

51

Mojoagung

150/20 kV

60

2014

52

Dolopo

70/20 kV

30

2014

53

Bulukandang

150/20 kV

60

2014

54

Gili Timur

150/20 kV

60

2014

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

459

Tabel C6.5. Rencana Pengembangan GI


lanjutan

RUPTL

No

460

Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas
MVA

COD

55

Alta prima

150/20 kV

60

2014

56
57

Tarik

70/20 kV

30

2014

Pare

70/20 kV

30

2014

58

Mliwang

150/20 kV

2014

59

Wlingi II

150/20 kV

30

2015

60

Tulungagung II

150/20 kV

2015

61

Tulungagung II

150/20 kV

60

2015

62

Kediri

150/20 kV

2015

63

Kalisari

150/20 kV

60

2015

64

Surabaya Selatan

150/20 kV

2015

65

Kedinding (GIS)

150/20 kV

60

2015

66

Watudodol

150/20 kV

60

2015

67

Pelindo III

150/20 kV

2015

68

Alta Prima

150/20 kV

2015

69

Multi Baja Industri

150/20 kV

2015

70

Java Fortis

150/20 kV

2015

71

Ngimbang

150/20 kV

2015

72

Cerme

150/20 kV

60

2018

73

Sby Selatan (Wonorejo)

150/20 kV

60

2015

74

Manyar

150/20 kV

60

2015

75

Driyorejo (GIS)

150/20 kV

60

2015

76

PLTA Sengguruh

70/20 kV

30

2015

77

Bondowoso

150/20 kV

60

2015

78

Banaran

150/20 kV

60

2015

79

Jember

150/20 kV

60

2015

80

Tanggul

150/20 kV

60

2015

81

Kertosono

150/20 kV

2015

82

Sekarputih

150/20 kV

2015

83

Kenjeran

150/20 kV

2015

84

Kediri Baru (Gitet)

150/20 kV

60

2015

85

New Pacitan

150/20 kV

60

2016

86

Trenggalek

70/20 kV

30

2016

87

Undaan (GIS)

150/20 kV

60

2016

88

PLTU Pacitan/Sudimoro

150/20 kV

60

2016

89

Ngoro

150/20 kV

60

2016

90

Sekarputih

150/20 kV

60

2016

91

Sengkaling

150/20 kV

60

2016

92

Sumenep

150/20 kV

60

2016

93

PLTA Tulungagung

70/20 kV

30

2016

94

Probolinggo

150/20 kV

60

2016

95

Madura PLTU

150/20 kV

2017

96

Bangil New

150/20 kV

120

2017

97

Blimbing Baru

150/20 kV

30

2017

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C6.5. Rencana Pengembangan GI


lanjutan

98
99

Gardu Induk
Pandaan Baru

Tegangan
150/20 kV

COD

30

2017

Jember II / Arjasa

150/20 kV

60

2017

100

Kertosono

150/20 kV

60

2017

101

Lumajang

150/20 kV

60

2017

102

Sukolilo

150/20 kV

60

2017

103

Tuban

150/20 kV

60

2017

104

Turen

70/20 kV

30

2017

105

Alta prima

150/20 kV

60

2017

106

Babat/Baureno

150/20 kV

60

2017

107

Tanggul

150/20 kV

60

2017

108

Sutami

150/20 kV

2017

118

Sekarputih/Mojoagung

150/20 kV

2017

109

Gembong (GIS)

150/20 kV

120

2018

110

Jaya Kertas

150/20 kV

60

2018

111

Manyar

150/20 kV

60

2018

112

Banaran

150/20 kV

60

2018

113

Sekarputih

150/20 kV

60

2018

114

New Jombang

150/20 kV

60

2018

115

Krian

150/20 kV

60

2018

116

Tulungagung II

150/20 kV

60

2018

117

Magetan

70/20 kV

30

2018

118

Pamekasan

150/20 kV

60

2018

119

Sampang

150/20 kV

60

2018

120

Pakis / Malang Timur

150/20 kV

60

2018

121

Nganjuk

70/20 kV

30

2018

122

Banyuwangi

150/20 kV

2018

123

Leces

150/20 kV

60

2019

124

Wonokromo

150/20 kV

60

2019

125

New Buduran / Sedati

150/20 kV

60

2019

126

Sidoarjo

150/20 kV

60

2019

127

Jember II / Arjasa

150/20 kV

60

2019

128

Kediri Baru (Gitet)

150/20 kV

60

2019

129

Karang Pilang

150/20 kV

60

2019

130

Sby. Selatan (Wonorejo)

150/20 kV

60

2019

131

Situbondo

150/20 kV

60

2019

132

Segoro Madu

150/20 kV

60

2019

133

Bojonegoro

150/20 kV

60

2019

134

Probolinggo

150/20 kV

2019

135

Magetan

150/20 kV

2019

136

Ngoro

150/20 kV

2019

137

Pacitan II

150/20 kV

2019

138

Lumajang

150/20 kV

60

2020

139

Kupang

150/20 kV

60

2020

140

Kalisari

150/20 kV

60

2020

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

Kapasitas
MVA

461

Tabel C6.5. Rencana Pengembangan GI


lanjutan
No

Gardu Induk

141

Tandes II/ Sambikerep

142
143

Tegangan

Kapasitas
MVA

COD

150/20 kV

60

2020

Caruban

70/20 kV

30

2020

Lawang

150/20 kV

60

2020

144

Mojoagung

150/20 kV

60

2020

145

Banyuwangi

150/20 kV

60

2020

146

Nganjuk

70/20 kV

30

2020

147

Pare

70/20 kV

30

2020

148

New Jombang

150/20 kV

60

2021

149

Ngawi

150/20 kV

60

2021

150

Grati

150/20 kV

60

2021

151

PLTU Perak

150/20 kV

60

2021

152

Genteng

150/20 kV

60

2021

153

Kedinding (GIS)

150/20 kV

60

2021

154

Kebonagung

150/20 kV

60

2021

155

Gondang Wetan

150/20 kV

60

2021

156

Gili Timur

150/20 kV

60

2021

157

Bangkalan

150/20 kV

60

2021

158

Meranggen / Maospati

70/20 kV

30

2021

159

Tarik

70/20 kV

30

2021

160

Tulungagung II

150/20 kV

60

2022

161

Alta Prima

150/20 kV

60

2022

162

Manisrejo

150/20 kV

60

2022

163

Siman

70/20 kV

30

2022

164

Ngagel

150/20 kV

60

2022

Jumlah

7.530

Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GITET 500 kV, diperlukan pengembangan Saluran Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) 500 kV sepanjang 458 kms seperti ditampilkan dalam Tabel C6.6.
Tabel C6.6. Rencana Pembangunan SUTET 500 kV

RUPTL

No.

462

Dari

Ke

Surabaya Selatan

Grati

Paiton

Watu Dodol

Bangil

Inc. (Paiton-Kediri)

Tandes

Gresik

Panjang kms

COD

160

2015

Watu Dodol

262

2016

Segararupek

8,24

2016

2017

24

2018

458
Selaras dengan pembangunan GIS 150 kV, diperlukan pembangunan transmisi terkaitnya sepanjang 1.948
kms dengan kebutuhan dana sekitar USD 213,6 juta seperti ditampilkan dalam Tabel C6.7.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C6.7. Rencana Pembangunan Transmisi

Dari

Ke

Tegangan

Panjang
kms

COD

Banaran

Manisrejo

150 kV

142

2011

Babat

Tuban

150 kV

60

2012

Purwosari/Sukorejo II

Inc. (Pier-Pakis)

150 kV

2013

Kraksaan

Probolinggo

150 kV

60

2013

Pacitan

PLTU Pacitan

150 kV

124

2013

Ponorogo II

Pacitan

150 kV

60

2013

New Buduran/Sedati

Inc. (Bngil-Waru)

150 kV

2013

New Jombang

Jayakertas

150 kV

36

2013

Probolinggo

Lumajang

150 kV

111

2013

10

Semen Dwima Agung


(Holcim)

Mliwang

150 kV

2013

11

Simogunung (GIS)

Inc. (Swhan-Waru)

150 kV

10

2013

12

Surabaya Barat

Babadan

150 kV

26

2013

13

Tandes II/Sambi Kerep

Inc. (Waru-Gresik)

150 kV

2013

14

Tanjung Awar-awar PLTU

Inc. Babat-Tuban

150 kV

36

2013

15

New Porong/Gempol

Inc. (New Sidoarjo-Bangil)

150 kV

2014

16

Surabaya Barat

Driyorejo

150 kV

11

2014

17

Paiton

Kraksaan

150 kV

40

2014

18

Cheil Jedang

New Jombang

150 kV

22

2014

19

Gresik (GIS)

Gresik (Konv)

150 kV

2014

20

Sidoarjo

Inc. (Bdran-Bngil)

150 kV

2014

21

e Master Steel
(Semangat Pangeran
Jayakarta)

Manyar

70 kV

2014

22

Bambe

Karangpilang

150 kV

10

2014

23

Semangat Pangeran
Jayakarta

Manyar

150 kV

2014

24

Grati

Pier

150 kV

64

2014

25

Surabaya Steel

Inc. (Krian - Cerme &


KasihJatim - Cerme)

150 kV

2015

26

Java Fortis

Ngimbang

150 kV

30

2015

27

Wlingi II

Tulungagung II

150 kV

68

2015

28

Tulungagung II

Kediri

150 kV

80

2015

29

Kalisari

Surabaya Selatan

150 kV

24

2015

30

Sekarputih

Kertosono

150 kV

88

2015

31

Ujung

Kenjeran

150 kV

17

2015

32

Kedinding

Inc. (Kenjeran-Ujung)

150 kV

40

2015

33

Kediri Baru

Jayakertas/Kertosono

150 kV

64

2015

34

Pelindo III

Altaprima

150 kV

64

2015

35

Multi Baja Industri

Inc. (Ngimbang-Mliwang)

150 kV

64

2015

36

Madura PLTU

Inc. Sampang-Bangkalan

150 kV

30

2017

37

Blimbing Baru

Inc. (Pier-Pakis)

150 kV

60

2017

38

Pandaan Baru

Inc. (Bangil-Lawang)

150 kV

40

2017

39

Jember II / Arjasa

Inc. (Bondowoso-Jember)

150 kV

20

2017

40

Bangil

Sidoarjo

150 kV

40

2017

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

No

463

Tabel C6.7. Rencana Pembangunan Transmisi


lanjutan
No

Dari

Ke

Panjang
kms

Tegangan

COD

41

Bangil New

Inc. (Bangil-Sidoarjo)

150 kV

40

2017

42

Iyang Argopuro PLTP

Probolinggo

150 kV

60

2017

43

Sutami

PLTA Karangkates

150 kV

10

2017

44

Kalikonto - II PLTA

Inc. (Mojoagung Banaran)

150 kV

2017

45

Kesamben PLTA

Sekarputih/Mojoagung

150 kV

28

2017

46

Tandes New

Tandes

150 kV

10

2017

47

Ijen PLTP

Banyuwangi

150 kV

60

2018

48

Wilis/Ngebel PLTP

Ponorogo

150 kV

60

2019

49

PLTP Arjuno Welirang

Ngoro

150 kV

74

2019

50

PLTP Lawu

Magetan

150 kV

32

2019

Jumlah

1.948

Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan 10 tahun mendatang, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 3,6
juta pelanggan atau rata-rata 359 ribu pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan,
diperlukan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 16.118 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
sekitar 12.544 kms dan tambahan kapasitas Trafo distribusi sekitar 1.358 MVA, seperti ditampilkan dalam
Tabel C6.8 berikut.
Tabel C6.8. Rincian Pengembangan Distribusi

Tahun

1.308

1.018

2014

1.356

2015

1.407

Trafo
(MVA)

Pelanggan

Total Inv
(Juta USD)

169

487.426

136,6

1.055

88

383.978

119,1

1.094

101

441.024

128,4

2016

1.469

1.143

116

437.897

133,8

2017

1.510

1.175

99

443.439

133,9

2018

1.583

1.232

119

449.044

141,4

2019

1.668

1.299

122

454.722

147,0

2020

1.792

1.395

140

311.629

144,6

2021

1.927

1.499

200

93.875

142,8

2022

RUPTL

JTR
(kms)

2013

Jumlah

464

JTM
(kms)

2.099

1.633

203

83.547

151,9

16.118

12.544

1.358

3.586.580

1.379

C6.4. Ringkasan
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem kelistrikan mulai dari pembangkit, transmisi, gardu induk
dan distribusi di Provinsi Jawa Timur sampai dengan tahun 2022 adalah USD 8,6 milyar. Ringkasan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah seperti tersebut
dalam Tabel C6.9.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C6.9. Rangkuman


Proyeksi Kebutuhan

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan


Gardu
Induk
(MVA)

Penjualan
Energi
(GWh)

Produksi
Energi
(GWh)

2013

29.842

31.653

4.904

980

3.954

476

1.744

2014

32.379

34.234

5.243

353

1.627

159

735

2015

35.034

36.963

5.611

452

1.947

703

791

2016

37.836

39.899

6.016

540

270

351

2017

40.807

43.099

6.466

1.625

2.190

346

1.165

2018

43.989

46.412

6.936

1.840

84

978

2019

47.363

49.919

7.439

220

660

166

720

2020

50.939

53.632

7.974

110

510

425

Tahun

Beban
Puncak
(MW)

Investasi

Pembangkit
(MW)

T/L
(kms)

Juta USD

54.683

57.574

8.546

660

167

2022

58.622

61.720

9.150

730

270

1.514

4.477

14.198

2.205

8.591

Jumlah

2013 - 2022

2021

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

465

LAMPIRAN C.7
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI BALI

C7.1. Kondisi Saat Ini


Beban puncak sistem Bali diperkirakan sampai akhir tahun 2013 sekitar 730 MW. Daya dipasok dari pembangkit
150 kV sebesar 559 MW yang semuanya menggunakan BBM dan pasokan dari kabel laut Jawa - Bali 200 MW.
Kapasitas pembangkit tersebut sudah termasuk PLTD sewa sebesar 126 MW sejak tahun 2010.
Peta sistem kelistrikan Bali ditunjukkan pada Gambar C7.1.

PITON
GLNUK
BWNGI

PMRON

CLKBWG

BTRTI
BDGUL

NGARA

AMPRA

UBUD
ANSRI
GNYAR-IIGNYAR

New Antosari
TNLOT

KAPAL

PDSBIAN
SANUR II

PMCTNKLD
LEGENDA :
GITET 500 KV EKSISTING
GITET 500 KV BARU
GI 150 KV EKSISTING
GI 150 KV BARU
GI 150 KV BARU TERKAIT KTT
GI 70 KV EKSISTING

SANUR

G
BNDRA PSGRN
NSDUA
NSDUA II

Gambar C7.1. Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi Bali

Semua pembangkit di Bali menggunakan BBM, sehingga biaya produksi listrik sangat mahal. Rincian pembangkit
terpasang ditunjukkan pada Tabel C7.1.
Tabel C7.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang

RUPTL

No

468

Nama Pembangkit

Jenis

Jenis
B. Bakar

Pemilik

Kapasitas
MW

Daya Mampu
MW

PLTG

BBM

Indonesia Power

125,5

108,3

Pesanggaran

Gilimanuk

PLTG

BBM

Indonesia Power

133,8

130,4

Pemaron

PLTG

BBM

Indonesia Power

97,6

40,0

Pesanggaran

PLTD

BBM

Indonesia Power

75,8

15,5

Pesanggaran BOO

PLTD

BBM

Indonesia Power

30,0

30,0

Pesanggaran BOT

PLTD

BBM

Indonesia Power

51,0

50,0

Pemaron Sewa

PLTD

BBM

Indonesia Power

45,0

125,0

559,0

499,2

Jumlah

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

C7.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik


Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan
pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrikasi di masa datang,
maka proyeksi kebutuhan listrik tahun 2013 2022 diperlihatkan pada Tabel C7.2.
Tabel C7.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Penjualan
Energi (GWh)

Produksi Energi
(GWh)

Beban Puncak
(MW)

2013

6,08

3.925

4.137

730

991.517

Pelanggan

2014

6,40

4.271

4.500

792

1.071.517

2015

7,37

4.656

4.905

861

1.144.055

2016

7,37

5.079

5.351

936

1.217.950

2017

7,37

5.537

5.832

1.017

1.288.056

2018

7,37

6.037

6.359

1.106

1.356.410

2019

7,37

6.585

6.935

1.202

1.427.677

2020

7,37

7.184

7.565

1.307

1.501.977

2021

7,37

7.840

8.255

1.422

1.552.374

2022

7,37

8.557

9.009

1.548

1.601.704

Growth (%)

7,14

9,04

9,03

8,70

5,48

C7.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik Bali diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan
distribusi.

Provinsi Bali memiliki potensi energi yang dapat dikembangkan untuk pembangkit tenaga listrik terdiri dari
Potensi panas bumi yang dapat dikembangkan sebesar 296 MWe terdapat di 5 lokasi yaitu Banyuwedang
Buleleng, Seririt Buleleng, Batukao Tabanan, Penebel Tabanan dan Buyan-Bratan Buleleng6. Kebutuhan
bahan bakar untuk pembangkit di Bali harus dikirim dari Provinsi lain, meliputi BBM seperti saat ini, batubara
terkait dengan PLTU Celukan Bawang dan kemungkinan mini LNG ke Pesanggaran sesuai dengan kelayakan
keekonomiannya.

Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan listrik Bali hingga tahun 2022, direncanakan tambahan pembangkit
sebesar 611 MW yang terdiri dari pembangkit seperti diberikan pada Tabel C7.37.

Sumber: Draft RUKN 2012-2031

Pembangkit di Bali hanya memenuhi sebagian dari kebutuhan, selebihnya akan dipasok dari Pulau Jawa melalui saluran transmisi.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Potensi Sumber Energi

469

Tabel C7.3. Rencana Pengembangan Pembangkit

Asumsi
Pengembang

Jenis

Swasta

PLTU

PLN

PLTMG

PLN

PLN

PLN

PLTMG

Swasta

PLTU

Bali Utara/Celukan Bawang

Swasta

PLTU

Bali Utara/Celukan Bawang

Swasta

PLTM

Swasta

PLTM

10

Swasta

11
12

No

Nama Proyek

MW

COD

Status

130

2014

Konstruksi

Pesanggaran

50

2014

Rencana

PLTMG

Pesanggaran

50

2015

Rencana

PLTMG

Pesanggaran

50

2015

Rencana

50

2015

Rencana

125

2015

Konstruksi

125

2015

Konstruksi

Muara

2016

Pendanaan

Telagawaja

2016

Pengadaan

PLTM

Sambangan

2016

Pengadaan

Swasta

PLTM

Ayung

2017

Rencana

Swasta

PLTM

Tukad Daya

2017

Rencana

13

Swasta

PLTM

Sunduwati

2017

Rencana

14

Swasta

PLTM

Telagawaja Ayu

2017

Rencana

15

Unallocated

PLTP

Bedugul

10

2019

Rencana

Bali Utara/Celukan Bawang

Pesanggaran

Jumlah

611

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk


Pengembangan Gardu Induk
Diperlukan pembangunan GITET 500 kV di Bali dengan kapasitas sekitar 1.000 MVA seperti pada Tabel C7.4.
Tabel C7.4. Rencana Pengembangan GITET

No
1

Kapasitas

Gardu Induk

COD

MVA

New Kapal/Antosari (GIS)

1000

Jumlah

1.000

Keterangan

2017

GITET Baru

Selanjutnya untuk melayani konsumen diperlukan pengembangan GI/GIS 150 kV dan penambahan trafo di GI
Eksisting dengan total kapasitas 1.605 MVA seperti ditampilkan dalam Tabel C7.5.
Tabel C7.5 Pengembangan GI/GIS

RUPTL

No

470

Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas
MVA

COD

GIS Bandara

150/20 kV

120

2013

Pesanggaran (GIS)

150/20 kV

2013

Kuta/Pemecutan

150/20 kV

60

2013

Baturiti

150/20 kV

15

2013

Payangan

150/20 kV

30

2013

Antosari

150/20 kV

30

2013

Pemaron

150/20 kV

60

2013

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C7.5. Pengembangan GI/GIS


lanjutan
No

Gardu Induk

Tegangan

Kapasitas
MVA

COD

Negara

150/20 kV

30

2013

Negara

150/20 kV

30

2013

10

Gianyar

150/20 kV

60

2013

11

Kapal

150/20 kV

60

2013

12

Kapal

150/20 kV

60

2013

13

Nusa dua

150/20 kV

60

2013

14

Celukan Bawang

150/20 kV

60

2014

15

Kuta/Pemecutan

150/20 kV

60

2014

16

Pemaron

150/20 kV

60

2014

17

Sanur

150/20 kV

60

2015

18

Amlapura

150/20 kV

60

2015

19

Sanur II/Padang Galak

150/20 kV

60

2016

20

Kapal II/Tanah Lot (GIS)

150/20 kV

120

2017

21

Nusa Dua II/Pecatu

150/20 kV

120

2017

22

Gilimanuk

150/20 kV

30

2017

23

Baturiti

150/20 kV

2017

24

Gianyar II/Dawam

150/20 kV

60

2019

25

Payangan

150/20 kV

60

2019

26

Negara

150/20 kV

60

2019

27

Nusa Dua II/Pecatu

150/20 kV

60

2021

28

Nusa Dua II/Pecatu

150/20 kV

60

2022

29

Sanur II/Padang Galak

150/20 kV

60

2022

Jumlah

1.605

Sejalan dengan visi pemerintah Provinsi Bali yaitu clean and green maka pembangunan PLTU batubara skala
besar di Bali diperkirakan akan lebih sulit untuk dilakukan. Sementara itu pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik
meningkat pesat sehingga dibutuhkan tambahan pasokan daya yang sangat besar. Salah satu upaya PLN
untuk memenuhi kebutuhan listrik jangka panjang di Bali tersebut adalah membangun transmisi berkapasitas
sangat besar dari Jawa ke Pulau Bali. Teknologi yang sesuai untuk tujuan ini adalah transmisi bertegangan
500 kV. Transmisi ini berkapasitas sekitar 2.450 MW dengan panjang sekitar 205 kms dan akan menyeberangi
Selat Bali dengan kawat udara dengan jarak span 2,7 km. Transmisi ini dikenal dengan nama proyek Jawa-Bali
Crossing.
Pembangunan transmisi ini juga bermanfaat untuk menurunkan biaya produksi listrik di Bali yang selama ini
dilayani dengan pembangkit BBM, karena listrik murah dari PLTU batubara di Jawa dapat disalurkan melalui
transmisi tersebut.
Menurut survei awal yang telah dilakukan, rute transmisi 500 kV ini masuk ke kawasan Taman Nasional Baluran
di Jawa Timur dan Taman Nasional Bali Barat, izin dari Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan
Hidup sudah terbit pada bulan April 2013. Transmisi 500 kV direncanakan beroperasi pada tahun 2016. SUTET
yang diperlukan sepanjang 205 kms dengan kebutuhan dana sekitar 85 juta seperti ditampilkan dalam Tabel
C7.6.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Pengembangan Transmisi

471

Tabel C7.6. Pembangunan SUTET 500 kV


No

Dari

Ke

Segararupek

Gilimanuk

Gilimanuk

New Antosari

Panjang kms

Jumlah

COD

20

2016

185

2016

205

Selain Jawa - Bali Crossing juga akan dikembangkan transmisi 150 kV di Bali sepanjang 611 kms seperti
ditampilkan dalam seperti dapat dilihat pada Tabel C7.7.
Tabel C7.7 Pembangunan Transmisi 150 kV
No

Dari

Ke
Pesanggaran

Tegangan
150 kV

Panjang kms
17

COD

Kapal

2013

GIS Bandara tahap-1

Inc. Cable Nsdua-Psgrn

150 kV

10

2013

Jawa

Bali 3,4

150 kV

12

2013

GIS Bandara tahap-2

Pesanggaran

150 kV

10

2014

Celukan Bawang

Inc. (Pmron-Glnuk)

150 kV

12

2014

Kapal

Celukan Bawang

150 kV

140

2014

Celukan Bawang

PLTU Celukan Bawang

150 kV

2015

Antosari

New Kapal

150 kV

54

2015

Antosari

Kapal

150 kV

47

2015

10

Kapal

Pemecutan Kelod

150 kV

28

2015

11

Kapal

Baturiti

150 kV

76

2015

12

Negara

Gilimanuk

150 kV

76

2015

13

Pemecutan Kelod

Nusa Dua

150 kV

34

2015

14

Sanur II/Padang Galak

Inc.(Gnyar-Sanur)

150 kV

2016

15

Kapal II/Tanah Lot (GIS)

Inc. (Clk Bawang-Kapal)

150 kV

20

2017

16

Kapal II/Tanah Lot (GIS)

Kapal

150 kV

54

2017

17

Nusa Dua II/Pecatu

Bandara

150 kV

2017

18

Bedugul PLTP

Baturiti

150 kV

2019

19

Gianyar II/Dawam

Inc.(Kapal-Gianyar)

150 kV

10

2019

Jumlah

611

Pengembangan Distribusi

RUPTL

Sesuai dengan proyeksi kebutuhan 10 tahun mendatang, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar
686.187 pelanggan atau rata-rata 69 ribu pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan,
diperlukan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 2.727 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
sekitar 5.253 kms dan tambahan kapasitas Trafo distribusi sekitar 1.511 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel
C7.8 berikut.

472

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Tabel C7.8. Rincian Pengembangan Distribusi

JTM
(kms)

Tahun
2013

JTR
(kms)

270

Trafo
(MVA)

620

135

Pelanggan

Total Inv
(Juta USD)

76.000

42,4

2014

224

473

111

80.000

36,1

2015

305

551

143

72.538

43,4

2016

297

552

151

73.895

44,1

2017

288

552

160

70.106

44,4

2018

279

550

169

68.354

44,9

2019

271

552

179

71.267

46,1

2020

362

651

188

74.300

52,4

2021

227

386

134

50.397

34,7

2022
2013-2022

205

366

141

49.329

34,3

2.727

5.253

1.511

686.187

423

C7.4. Ringkasan
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem kelistrikan mulai dari pembangkit, transmisi, gardu induk
dan distribusi di Provinsi Bali sampai dengan tahun 2022 adalah USD 1,7 milyar. Ringkasan proyeksi kebutuhan
tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi diperlihatkan pada Tabel C7.9.
Tabel C7.9 Rangkuman

Produksi
Energi
(GWh)

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan


Beban
Puncak
(MW)

Investasi
Juta USD

Tahun

2013

3.925

4.137

730

2014

4.271

4.500

792

180

180

162

338

Pembangkit Gardu Induk


(MW)
(MVA)
615

T/L
(kms)
39

199

2015

4.656

4.905

861

400

120

317

595

2016

5.079

5.351

936

60

206

153

2017

5.537

5.832

1.017

14

1.270

78

192

2018

6.037

6.359

1.106

45

2019

6.585

6.935

1.202

180

14

82

2020

7.184

7565

1.307

52

2021

7.840

8.255

1.422

60

37

2022

8.557

9.009

1.548

120

39

2.605

815

1.733

Jumlah

10

611

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Proyeksi Kebutuhan
Penjualan
Energi
(GWh)

473

Lampiran D
Analisis Risiko

Identikasi Risiko
1.

Risiko keterlambatan proyek-proyek PLN


Pembangunan instalasi ketenagalistrikan, baik berupa pembangkit, jaringan transmisi maupun jaringan
distribusi, dapat terhambat atau mengalami penundaan sehingga realisasinya menyimpang dari target,
baik dari sisi kapasitas maupun waktu.
Risiko ini antara lain disebabkan oleh :

2.

Kesulitan pendanaan untuk proyek PLN akibat: (i) kurangnya dana yang dapat diupayakan oleh
PLN, baik yang berasal dari dana internal maupun pinjaman/obligasi, kendala pencairan dana yang
semestinya disediakan oleh bank domestik dan bank luar negeri untuk membiayai kontrak EPC, (ii)
kurangnya dana yang dapat disediakan oleh pemerintah, baik dalam bentuk penyertaan modal (equity)
maupun pinjaman berupa SLA.

Permasalahan perijinan dan persetujuan. Hal ini terkait dengan proses perijinan dan persetujuan yang
melibatkan berbagai pihak, dan dapat berlarut-larut karena adanya berbagai kepentingan yang dapat
mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

Permasalahan pada fase konstruksi proyek. Hal ini terkait dengan masalah operasional, terutama
aspek performance kontraktor, ketersediaan teknologi, sarana pembangunan, dan bencana alam.

Cost over-run. Hal ini menyebabkan biaya melebihi anggaran sehingga dapat mempengaruhi proses
pembangunan dan kemampu-labaan Perusahaan.

Kesalahan desain.

Aspek keselamatan ketenagalistrikan. Hal ini terkait dengan keselamatan aset, tenaga kerja maupun
masyarakat di lingkungan pembangunan.

Dampak lingkungan. Keberadaan instalasi Perusahaan berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan,


yang kemudian dapat berdampak pada aspek-aspek lain, seperti masalah hukum.

Permasalahan sosial, berupa penolakan masyarakat terhadap keberadaan instalasi PLN karena
dipersepsikan mengganggu dan berbahaya.

Risiko keterlambatan proyek-proyek IPP

3.

Permasalahan pendanaan untuk proyek IPP akibat rendahnya kepercayaan investor asing untuk
berinvestasi di sektor ketenagalistrikan Indonesia, juga rendahnya kepercayaan bank asing untuk
memberi pinjaman kepada proyek di Indonesia.

Pengembang proyek IPP tidak memperoleh financial closure pada waktunya.

Risiko Prakiraan Permintaan Listrik


Risiko yang dihadapi jika prakiraan permintaan listrik lebih tinggi daripada realisasi:
-

Kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi yang dibangun lebih banyak dari pada yang dibutuhkan.
Pembangkit dioperasikan pada CF rendah, atau bahkan sebagian tidak dioperasikan. Dalam hal
pembangkit IPP, PLN dapat terkena penalti pengambilan energi minimum. Transmisi dan distribusi
juga berbeban rendah.

Pendapatan dari penjualan listrik lebih rendah daripada yang direncanakan, sehingga tidak cukup untuk
membayar pinjaman (pokok berikut bunganya) yang dilakukan untuk mendanai proyek pembangkit,
transmisi dan distribusi.

Menimbulkan kecurigaan pada stakeholders, yaitu PLN dianggap melakukan fraud dengan membuat

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Sama seperti pada risiko keterlambatan proyek-proyek PLN, dengan penekanan pada:

477

prakiraan permintaan listrik yang tinggi untuk menjustikasi kelayakan proyek kelistrikan tertentu.
-

PLN terkena penalti dari kontrak energi primer (batubara, gas) jangka panjang akibat penghentian
operasi beberapa pembangkit idle.

Prakiraan beban lebih rendah dari realisasi permintaan, maka risiko yang akan dihadapi :

4.

Kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi yang dibangun lebih sedikit dari yang dibutuhkan.
Banyak pembangkit dioperasikan maksimal secara terus menerus bahkan menunda pemeliharaan yang
jatuh tempo, sehingga dapat menurunkan kinerja mesin.

Banyak calon pelanggan baru dan penambahan daya tidak dapat dilayani, kualitas pelayanan menurun
bahkan terjadi pemadaman.

Pertumbuhan ekonomi terhambat akibat tidak tersedia infrastruktur listrik yang memadai.

Citra PLN terpuruk karena gagal melaksanakan misi yang diberikan oleh Pemerintah untuk menyediakan
listrik dalam jumlah yang cukup dan handal.

Konsumen industri dan bisnis memproduksi listrik sendiri dengan pembangkit skala kecil, secara
keekonomian nasional hal ini sangat tidak esien.

Sektor swasta membangkitkan listrik dengan gas atau batubara dan menjual produknya langsung ke
konsumen dalam kawasan tertentu, PLN kehilangan market share.

Susut teknis meningkat karena penambahan jaringan yang terbatas. Susut non-teknis juga meningkat
karena pelanggan/calon pelanggan sulit memperoleh tambah daya/akses listrik yang legal.

Risiko harga dan ketersediaan energi primer


Beberapa risiko dominan yang terkait secara khusus dengan RUPTL adalah:

RUPTL

5.

478

Risiko harga energi primer. Perubahan harga energi primer khususnya batubara dan gas akan sangat
mempengaruhi program pengembangan ketenagalistrikan yang optimal. Dalam RUPTL, harga
batubara diasumsikan USD 80 per ton, harga gas alam USD 7 per mmbtu dan harga crude oil USD
100 per barel. Hasil simulasi menunjukkan bahwa perubahan harga batubara naik atau turun 10% akan
mengakibatkan perubahan nilai risiko cukup besar yaitu USD 1 s/d 2.5 miliar selama periode studi
10tahun.

Risiko ketersediaan energi primer. RUPTL ini disusun dengan asumsi gatubara dan gas tersedia dengan
cukup, andal dan tepat waktu. Namun pengalaman menunjukkan bahwa pasokan gas alam sering
terlambat datang ke pembangkit yang membutuhkan, atau tersedia dalam volume yang semakin
berkurang akibat depletion. Pasokan batubara ke pembangkit juga sering terkendala, baik karena
alasan komersial maupun operasional.

Risiko merencanakan reserve margin terlalu tinggi


Dampak yang timbul adalah over capacity yang terjadi apabila semua proyek yang direncanakan berjalan
baik dan selesai tepat waktu. Jika over capacity benar-benar terjadi maka PLN akan mempunyai kewajiban
membayar komponen A kepada pihak IPP tanpa manfaat apapun. Jika proyek yang direnvanakan adalah
proyek PLN, maka aset tidak menghasilkan revenue yang diperlukan untuk membayar capital debt ke
lender.

6.

Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas terdiri dari:
-

Risiko likuiditas kas, yaitu adanya kemungkinan perusahaan tidak dapat menyediakan dana untuk
pembayaran kewajiban jatuh tempo. Risiko ini dapat terjadi bila kesehatan keuangan Perusahaan tidak
mengalami perbaikan yang signikan sehingga tidak dapat menghasilkan kas operasional, dan bila
terjadi keterlambatan pembayaran subsidi oleh Pemerintah.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

7.

Risiko pencairan dana pinjaman untuk investasi.

Risiko likuiditas aset.

Risiko Produksi/Operasi
Risiko produksi/operasi terkait dengan beberapa masalah potensial berikut ini:

8.

Kekurangan atau kelangkaan energi primer sebagai bahan bakar pembangkit listrik; salah satu
penyebab kekurangan atau kelangkaan tersebut adalah karena pemegang hak pengelolaan energi
primer membuat kontrak penjualan dengan pihak lain.

Kerusakan peralatan/fasilitas operasi, terutama karena hal-hal berikut: peralatan yang sudah tua,
pembangunan yang dipercepat dalam rangka memenuhi Fast Track Program, penggunaan teknologi
baru, dan penggunaan pemasok baru.

Risiko kehilangan peralatan/fasilitas operasi, terutama akibat pencurian yang dilakukan terhadap
instalasi/aset perusahaan.

Kesalahan manusia dalam mengoperasikan peralatan/fasilitas.

Risiko Bencana
Risiko bencana dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan karena dapat menyebabkan tidak
beroperasinya peralatan/fasilitas. Risiko ini dapat terjadi karena bencana alam, dan bencana karena ulah
manusia.

9.

Risiko Lingkungan
Risiko lingkungan terkait dengan dua aspek utama:
-

Tuntutan masyarakat terhadap keberadaan instalasi karena persepsi mengenai pengaruh listrik
terhadap kesehatan.

Adanya limbah, polusi, dan kebisingan yang secara potensial menimbulkan risiko lain, seperti tuntutan
hukum oleh masyarakat.

10. Risiko Regulasi

Risiko tarif listrik, yang dapat menghambat atau memperlambat proses penyesuaian tarif listrik sesuai
target karena penyesuaian tarif perlu persetujuan parlemen, dan keputusan persetujuan penyesuaian
tarif dapat dipengaruhi oleh berbagai kepentingan.

Risiko kepastian subsidi, yang terkait dengan kemampuan keuangan Pemerintah dan dorongan
berbagai pihak untuk menurunkan atau bahkan mencabut subsidi.

Risiko perubahan tatanan sektor ketenagalistrikan, khususnya bila ditetapkannya perundangan yang
mengubah status PLN sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) atau diberlakukannya
open access jaringan transmisi dan adanya pasar kompetisi tenaga listrik. Risiko perubahan
perundangan yang mengubah struktur industri dari monopoli bidang transmisi dan distribusi menjadi
struktur industri dengan persaingan bebas bukan saja di bagian pembangkit tetapi di bagian lain dalam
ketenagalistrikan.

11. Risiko Pendanaan


Pendanaan investasi di Bidang ketenagalistrikan akan terus tumbuh seiiring pertumbuhan ekonomi.
Keterbatasan pendanaan internal PLN telah mendorong pencaran dana dari eksternal/lender. Risiko
pendanaan terkait dengan covenant yang menjadi perhatian lender.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

Risiko regulasi terutama berkaitan dengan:

479

Program Mitigasi Risiko


Pada dasarnya mitigasi risiko akan dilakukan secara dinamis oleh karena metoda dan sarana mitigasi terus
berkembang. Namun demikian, pokok-pokok program mitigasi sebagai acuan penyiapan kebijakan mitigasi
risiko adalah sebagai berikut.

RUPTL

1.

480

2.

Mitigasi risiko keterlambatan proyek-proyek PLN


-

Memanfaatkan pasar modal, lembaga keuangan bilateral/multilateral dan APBN dalam pendanaan
proyek-proyek PLN.

Meningkatkan kemampuan PLN dalam menghasilkan dana internal (mengupayakan terus harga jual
listrik memberikan margin yang memadai).

Mencari Dukungan/garansi Pemerintah dalam upaya memperoleh pendanaan untuk proyek PLN dan
dalam bermitra dengan IPP.

Mengembangkan model project finance dimana EPC Contractors juga membawa pendanaan proyek.

Meningkatkan koordinasi penyiapan prasarana untuk mengurangi kemungkinan keterlambatan


penyelesaian pembangunan proyek.

Meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pengurusan perijinan dan persetujuan
untuk mengurangi kemungkinan keterlambatan perijinan dan persetujuan.

Melaksanakan proses tender yang kompetitif dan transparan supaya dapat memperoleh kontraktor
yang berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya
performance instalasi.

Memilih kontraktor yang berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run,
dan tidak tercapainya performance instalasi.

Menerapkan proyek manajemen yang baik untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost overrun, dan tidak tercapainya performance instalasi.

Menggunakan engineering designer yang berkualitas untuk meminimalisasi kesalahan desain.

Meningkatkan kualitas survey, antara lain penyelidikan tanah untuk mengurangi kesalahan desain dan
cost overun.

Menyusun dan menerapkan SOP untuk keselamatan ketenagalistrikan untuk mengurangi dan
mengendalikan risiko keselamatan ketenagalistrikan.

Menerapkan peraturan mengenai lingkungan secara konsisten supaya Perusahaan terhindar dari risiko
dampak lingkungan dan masalah sosial.

Meningkatkan hubungan masyarakat untuk mengurangi masalah sosial.

Meningkatkan kompetensi staf dan unit kerja hubungan masyarakat untuk meningkatkan hubungan
dengan masyarakat.

Mitigasi risiko keterlambatan proyek-proyek IPP


-

Mengembangkan IPP hanya dipilih yang benar-benar memiliki kemampuan.

Meningkatkan koordinasi penyiapan prasarana untuk mengurangi kemungkinan keterlambatan


penyelesaian pembangunan proyek.

Meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pengurusan perijinan dan persetujuan
untuk mengurangi kemungkinan keterlambatan perijinan dan persetujuan.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

Melaksanakan proses tender yang kompetitif dan transparan supaya dapat memperoleh kontraktor
yang berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya
performance instalasi.

Memilih kontraktor yang berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run,
dan tidak tercapainya performance instalasi.

Menerapkan proyek manajemen yang baik untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost overrun, dan tidak tercapainya performance instalasi.

Memilih engineering designer yang berkualitas untuk meminimalisasi kesalahan desain.

Meningkatkan kualitas survey, antara lain penyelidikan tanah untuk mengurangi kesalahan desain dan
cost over run.

Menyusun dan menerapkan SOP untuk keselamatan ketenagalistrikan untuk mengurangi dan
mengendalikan risiko keselamatan ketenagalistrikan.

Menerapkan peraturan mengenai lingkungan secara konsisten supaya Perusahaan terhindar dari risiko
dampak lingkungan dan masalah sosial.

Meningkatkan hubungan masyarakat untuk mengurangi masalah sosial.

Meningkatkan kompetensi staf dan unit kerja hubungan masyarakat untuk meningkatkan hubungan
dengan masyarakat.

Mitigasi risiko prakiraan permintaan listrik


Realisasi penjualan lebih rendah daripada demand forecast
-

Mengupayakan peningkatan pemasaran secara agresif dan proaktif apabila terdapat indikasi
pertumbuhan penjualan lebih rendah dari yang diprediksi.

Mendorong Pemerintah Pusat/Daerah untuk mempercepat arus masuk investasi agar industri dan
perdagangan tumbuh lebih cepat sehingga dapat menyerap listrik lebih banyak..

Mempercepat elektrikasi daerah-daerah yang belum terjangkau listrik.

Secara periodik (tahunan) mereview dan memperbaharui perhitungan prakiraan kebutuhan listrik
dengan menggunakan parameter terbaru yang lebih akurat,
Realisasi penjualan lebih tinggi daripada demand forecast.

Mengendalikan atau membatasi penyambungan pelanggan baru maupun tambah daya.

Mengefektian demand side management (DSM), termasuk penghematan listrik oleh konsumen.

Mengusulkan kepada Pemerintah kenaikan tarif atau pemberlakuan insentif/disinsentif yang lebih
tinggi agar masyarakat lebih berhemat dalam memakai listrik.

Meminta kesediaan pelanggan industri dan bisnis untuk mengoperasikan pembangkit sendiri terutama
pada waktu beban puncak.

Mempercepat penyelesaian proyek-proyek pembangunan pembangkit dan transmisi/distribusi,

Mendorong percepatan investasi untuk pembangunan pembangkit baru.

Secara periodik (tahunan) mereview dan memperbaharui perhitungan prakiraan kebutuhan listrik
dengan menggunakan parameter terbaru yang lebih akurat.

Mendorong pembelian listrik dari excess power, pembangkit skala kecil.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

2013 - 2022

3.

481

4.

5.

6.

7.

RUPTL

8.

482

9.

Mitigasi risiko harga dan ketersediaan energi primer


-

Membuat kontrak jangka panjang dengan penyedia energi primer untuk memastikan ketersediaannya
pada saat instalasi siap beroperasi.

Mengintegrasikan hulu untuk menjamin ketersediaan sumber energi primer.

Mensertikasi sumber gas yang memasok pembangkit.

Mitigasi risiko perencanaan reserve margin terlalu tinggi


-

Memacu pertumbuhan penjualan jika proyek-proyek berjalan tepat waktu termasuk mendorong
tumbuhnya industri di Kalimantan.

Memantau kemajuan pekerjaan proyek-proyek pembangkit dengan cermat, dan apabila penyelesaian
proyek dipastikan tepat waktu dan berjalan baik maka PLN menunda proyek-proyek kedepan yang
telah direncanakan.

Untuk sistem Sumatera yang rencana reserve margin-nya mencapai 50% pada tahun 2014, untuk
menyerap kapasitas yang ada dapat dilakukan pengiriman energi listrik ke Pulau Jawa melalui sistem
interkoneksi HVDC Jawa - Sumatera maupun energy exchange dengan sistem peninsular Malaysia
menggunakan HVDC link.

Mitigasi risiko likuiditas


-

Mengusulkan mekanisme pencairan subsidi yang lebih efektif untuk mengurangi periode pencairan
subsidi.

Menyusun Investasi peralatan secara lebih efektif untuk mengurangi jumlah dan nilai aset tidak
produktif yang harus dilikuidasi.

Mitigasi risiko produksi/operasi


-

Membuat kontrak jangka panjang dengan penyedia energi primer untuk memastikan ketersediaannya
pada saat instalasi siap beroperasi.

Meningkatkan operasi dan pemeliharaan untuk mengurangi kemungkinan terjadi kerusakan peralatan/
fasilitas operasi.

Menerapkan SOP dan pelatihan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan manusia dalam
menggunakan peralatan/fasilitas.

Mitigasi risiko bencana


-

Menggunakan asuransi untuk risiko tertentu, baik risiko bencana alam maupun risiko bencana akibat
ulah manusia.

Meningkatkan pengawasan dan pengamanan untuk mengurangi kemungkinan terjadi bencana karena
ulah manusia.

Meningkatkan pengawasan dan pengamanan untuk mengurangi kerugian bila bencana alam terjadi.
Peningkatan komunikasi dan citra perusahaan untuk mengurangi kemungkinan kerusakan akibat ulah
manusia, seperti sabotase.

Mitigasi risiko lingkungan


-

Melakukan Sosialisasi masalah ketenagalistrikan dan kaitannya dengan masyarakat untuk mengurangi
tuntutan masyarakat terhadap instalasi, termasuk keberadaan transmisi, karena persepsi atau
pemahaman mereka mengenai pegnaruh instalasi terhadap kesehatan manusia.

Menerapkan sistem manajemen lingkungan yang lebih baik dan memenuhi persyaratan yang berlaku
supaya perusahaan terhindar dari masalah limbah, polusi, dan kebisingan.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

10. Mitigasi risiko regulasi


-

Meningkatkan komunikasi dengan pihak terkait supaya pross penyesuaian tarif sejalan dengan rencana.

Mengembangkan tarif supaya sejalan dengan perkembangan kondisi keuangan Pemerintah sehingga
dapat memperkecil ketidakpastian subsidi.

11. Mitigasi risiko Pendanaan


Meningkatkan komunikasi dengan pemerintah selaku pemegang saham terkait keterbatasan pendanaan
oleh PLN dalam mengembangkan ketenagalistrikan nasional guna memperoleh struktur pendanaan
yang lebih baik.

Menjaga covenant tetap berada dalam batasan aman bagi lender.

Melakukan prioritas investasi sesuai batasan ketersediaan pendanaan.

2013 - 2022

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero)

483

You might also like