You are on page 1of 10

MONKEY FOREST

PARK COMPETITION
CONCENTRIC TRI MANDALA
AS RESPONSE TO MONKEY FOREST PARK RECREATION PLAN
CONCEPT BACKGROUND
Monkey Forest Ubud atau bisa juga disebut Mandala Suci Wenara
Wana merupakan objek yang tersohor di Indonesia bahkan dunia.
Dibalik tersohornya nama Monkey Forest Ubud, orang-orang
sering lupa bahwa yang paling penting pada kawasan ini adalah
Pura Dalem Padangtegal. Tanpa kehadiran pura ini, Padangtegal
tidak akan disebut sebagai sebuah desa, karena tidak memenuhi
persyaratan terkait dengan kelengkapan Kahyangan Tiga.

Jadi permasalahan utama pada perancangan Master Plan ini, lebih


terkait dengan Bagaimana menyikapi perkembangan dari
eksisting kawasan suci Pura Dalem Padangtegal yang sudah
terbangun agar sesuai dengan perancangan Master Plan yang
baru dengan mengedepankan Pura Dalem Padangtegal sebagai
acuan utama Perencanaan dan perancangan.
CONCENTRIC TRI MANDALA
Dari analisa kawasan, dapat dilihat bahwa walaupun
perkembangan Pura Dalem Padangtegal secara organik, tetapi
perancangan terdahulu ternyata membentuk suatu pola, yaitu
pola memusat yang terkonsentrasi ke arah Pura Dalem
Padangtegal. Hal tersebut dapat dilihat dari posisi fungsi-fungsi
penunjang tersusun berorientasi ke arah Pura Dalem. Fungsi
tersebut antara lain, Pura Dalem Padangtegal yang merupakan
zona Utama berada pada kontur tertinggi kawasan yang
menyebabkan posisi pura pada bagian tengah. Wantilan, Open
stage dan Plaza yang bersifat Madya lebih ke arah sisi, Pintu
Masuk/Keluar dan pengelolaan kompos yang biasanya disebut
zona Nista lebih ke arah Luar. Walapun posisi ini tidak sepenuhnya
menyerupai lingkaran tapi secara sifat bisa disebut terkonsentrasi
ke arah tengah. Jadi CONCENTRIC TRI MANDALA, merupokan
konsep perencanaan kawasan dengan berlandaskan pada Tri
Mandala yang terkonsentrasi ke arah zona utama dimana pada
perancangan ini zona utama lebih ke arah tengah. Selain
bertujuan untuk memecahkan masalah yang sudah dijabarkan,
Concentric Tri Mandala diharapkan mampu sebagai acuan untuk
perancangan kedepannya dengan berlaku sebagai guidelines.
STRATEGIES
Dalam pengaplikasian konsep, tidak akan dapat bekerja tanpa
adanya strategi sehingga beberapa ide-ide dasar yang dapat
dikembangkan, akan menjadi tolak ukur rancangan sekaligus
menjadi batasan masalah perancangan. Ide dasar tersebut adalah
:
GRID

Sesuai dengan konsep awal "berguru ke pura", statement


tersebut dipakai sebagai langkah yang diambil dalam
menentukan grid perancangan. Lebar dari pura Dalem
Padangtegal yang berhadapan langsung terhadap site memiliki
panjang 40m. Dari konteks yang berbeda, jika dilihat terkait
dengan walkability, 40m merupakan 30 detik orang berjalan kaki
sehingga dengan modul ini kelipatan dari 40m bisa dipakai untuk
mengukur waktu perjalanan. Bukan hanya dari segi dimensi,
orientasi grid pada site perancangan juga mengikuti orientasi
pura dalem Padangtegal.
ZONING
Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, penempatan zoning
lebih berpatokan pada Sanga Mandala. Pada site yang akan
direncanakan, sebagian besar area masuk ke zona nista sehingga
pembagian zoning lebih terbagi ke tiga zona nista yaitu nistaning
utama, nistaning madya dan nistaning nista. Pada zona Nistaning
Utama ditempati oleh fungsi utama site yaitu sebagai Lobby dan
main gate menuju Monkey Forest. Fungsi yang berada pada
Nistaning Madya lebih mengarah ke sifat rekreasi dan penunjang
dari main gate itu sendiri. Dan entrance/exit site dan gedung
parkir menempati zona nista.
FOREST
Image monkey forest sebagai hutan kera harus tetap dicerminkan
dalam rancangan ini, maka dari itu sebisa mungkin pada
rancangan harus memiliki taman dan pepohonan sebanyak
mungkin. Hal tersebut ditanggapi dengan membuat central park
pada area tengah site. Area ini kurang lebih setengah dari
keseluruhan site.
ECOLOGY
Merespon isu dunia tentang Global Warming, beberapa langkah
diambil guna mengurangi efek tersebut. Langkah-langkah yang
diambil antara lain adalah :Urban Farming. Pada beberapa area,
disediakan lahan untuk berkebun, lebih ke konsep DapurIdup
bahkan tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan
apotikidup dan hutan yadnya. Waste Management. Walaupun
area ini tidak berada pada perancagan, tetapi menanggapi
pengembangannya, patut disediakan lahan yang akan dipakai

jika diperlukan. Rain water reharvesting. Dalam hal ini konsep


zero water dipakai pada perancangan ini, dengan tujuan tidak
membebani drainase lingkungan sekitar.BIPV. Saat ini panel
tenaga surya telah dapat diintegrasikan dengan bangunan, hal ini
dapat diterapkan pada bangunan parkir di sisi timur.

You might also like