You are on page 1of 37



   



   
Saat ini memang semakin modernnya zaman, semakin banyak juga penyakit yang timbul

akibat Gaya hidup manusia dan karena factor alami. Salah satunya penyakit Akalasi yang terjadi
karean penurunan fungsi dari esophagus yang menjadikan sering terjadi tersedak saat makan
maupun minum, penyakit ini tidak bisa menular tapi bisa terjadi pada semua jenis kelamin.
Penyakit akalasia ini lebih menyerang kepada orang yang sudah usia lanjut sehingga
butuh perawatan khusus karena akan menggaggu masa tua kita semua, sehingga dibutuhkan
pengetahuan untuk mengobati dan lebih baik lagi untuk mencegah terjadinya penyakit ini sejak
dini.
Oleh karena itu, penyakit ini sangat menarik untuk dibahas karena sangat dekat sekali
dengan kehidupan sehari-hari kita. Penyakit ini tentu bisa merusak aspek psikoliogi dan
psikososial penderita, dan diperlukan asuhan keperawatan yang holistik dan pendidikan
kesehatan untuk mencegah penyakit ini.

  
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan suatu gambaran, penjelasan yang lebih
mendalam mengenai penyakit Akalasia Esofagus ini Viharapkan masyarakat dapat melakukan
pencegahan dan pengobatan dini dengan cara yang tepat.

    
c Apakah yang menyebabkan penyakit Akalasia Esofagus?
2 Bagaimana gejala dan pengobatan penyakit Akalasia Esofagus?
3

Ada berapa klasifikasi penyakit Akalasia Esofagus?

Bagaimana patofisiologi Akalasia Esofagus?

Bagaimana Asuhan Keperawatan terhadap Penyakit Akalasia Esofagus?

5 Bagaimana Pendidikan Kesehatan untuk penyakit Akalasia Esofagus?


6 Artikel terbaru tentang Akalasia Esofagus?


 ! 
Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode pustaka
dan studi literatur, dengan mencari dan mengumpulkan data penting dari berbagai sumber
seperti website dan situs-situs internet serta buku-buku yang ada.





























"#$


  #%$# #&


Mulut atau rongga oral adalah jalan masuk menuju system pencernaan dan berisi organ
aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga  (bukal terletak di
antara gigi dan bibir, serta pipi sebagai batas luarnya. Organ oral utama dibatasi gigi dan gusi di
bagian depan, palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan orofaring di
bagian belakang.

'(
Bibir tersusun dari otot rangka (orbikularis mulut dan jaringan ikat. Organ ini berfungsi
untuk menerima makanan dan produksi wicara.

    (( dilapisi kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar


keringat, serta kelenjar sebasea.

      memiliki epidermis transparan. Bagian ini tampak merah karena


dilewati oleh banyak kapiler yang dapat terlihat.

 

!  bibir

adalah

membrane

mukosa.

  melekatkan membrane mukosa pada gusi di garis tengah.


0

Bagian

a 


(')
Pipi mengandung otot 
  

. Lapisan epitel pipi merupakan subjek abrasi
dan sel secara konstan terlepas untuk kemudian diganti dengan sel-sel baru yang membelah
dengan cepat.

x' ! 
Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh a    . Lidah berfungsi untuk
menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan, dan dalam produksi
wicara.

# *   lidah berawal pada tulang dan jaringan di luar lidah serta
berfungsi dalam pergerakan lidah secara keseluruhan.

# *   lidah memiliki serabut yang menghadap ke berbagai arah untuk


membentuk sudut satu sama lain, ini memberikan mobilitas yang besar pada lidah.

 ) adalah elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada permukaan dorsal lidah.
Papila-papila ini menyebabkan tekstur lidah menjadi kasar.
c. Y  
 dan    
    memiliki kuncup-kuncup pengecap.
2. Sekresi berair dari kelenjar Von Ebner, terletak di otot lidah, bercampur dengan
makanan pada permukaan lidah dan membantu pengecapan rasa.

 *  adalah agregasi jaringan limfoid pada sepertiga bagian belakang
lidah.

!'"  +


Kelenjar saliva mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri dari cairan encer
yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus.

   
      
c "  )  ! adalah kelenjar saliva terbesar, terletak agak ke bawah dan di
depan telinga dan membuka melalui 
      menuju suatu elevasi
kecil (papilla yang terletak berhadapa dengan gigi molar kedua pada kedua sisi.

2 "  (   ,( !( ' kurang lebih sebesar kacang kenari dan
terletak di permukaan dalam pada mandibula serta membuka melalui 

   menuju ke dasar mulut pada kedua sisi frenulum lingua.
3 " ( terletak di dasar mulut dan membuka melalui 
   

 menuju ke dasar mulut.

Saliva terutama terdiri dari 


   , yaitu 98% air dan mengandung enzim
amilase serta berbagai jenis ion (natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium ,
juga 
 
 yang lebih kental dan lebih sedikit yang mengandung glikoprotein
(musin , ion, dan air.

Saliva memiliki fungsi sebagai berikut.


c Saliva melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa.
2 Saliva melembabkan dan melumasi makanan sehingga dapat ditelan. Saliva juga
memberikan kelembaban pada bibir dan lidah.
3 Amilase pada saliva mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan maltosa.
4 at buangan seperti asam urat dan urea serta berbagai zat lain seperti obat, virus, dan
logam diekskresi ke dalam saliva.
5 at antibakteri dan antibody dalam saliva berfungsi untuk membersihkan rongga oral
dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah keruakan gigi.

Kendali saraf pada sekresi saliva.


c Aliran saliva dapat dipicu melalui stimulus psikis (pikiran akan makanan , mekanis
(keberadaan makanan , atau kimiawi (jenis makanan .
2 Stimulus dibawa melalui serabut aferen dalam saraf cranial V, VII,IX, dan X
menuju 
      a  dan   dalam medulla. Semua kelenjar saliva
dipersarafi serabut simpatis dan parasimpatis.
3 Volume dan komposisi saliva bervariasi sesuai jenis stimulus dan jenis inervasinya
(system simpatis atau parasimpatis .
a. Stimulus parasimpatis mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah dan sekresi
serosa yang banyak sekali.
b. Stimulus simpatis mengakibatkan vasokontrinksi pembuluh darah dan sekresi
mukus yang lebih kental dan lengket.

c. Pada manusia normal, saliva yang disekresi permenit adalah sebanyak cml. Saliva
yang disekresi dapat mencapai c L sampai c,5 L dalam 24 jam.
'&
Gigi tersusun dalam kantong-kantong (alveoli pada mandibula dan maksila.

Anatomi gigi
c Setiap lengkung barisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi. Lengkung
bagian atas lebih besar dari bagian bawah sehingga gigi-gigi atas secara normal akan
menutup gigi bawah.
2 Manusia memiliki 2 susunan gigi ; gigi primer (desiduous, gigi susu dan gigi
sekunder (permanen .
a. Gigi primer dalam setengah lengkung gigi (dimulai dariruang antara dua gigi
depan terdiri dari 2gigi seri, satu taring dan dua graham, untuk total keseluruhan
20 gigi.
b. Gigi sekunder mulai keluar pada usia 5 sampai 6 tahun. Setengah dari lengkung
gigi terdiri dari 2gigi seri, satu taring, dua remolar dan tiga geraham, untuk total
keseluruhan 32 buah. Geraham ketiga disebut gigi bungsu.
3 Komponen gigi
Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat. Satu sampai tiga akar yang tertanam
terdir dari bagian gigi yang tertanam ke dalam prosesus (kantong alveolar tulang
rahang.
b. Mahkota dan akar beertemu pada leher yang diselubungi gingival (gusi .
c. Membran periodontal merupakan jaringan ikat yang melapisi kantong alveolar
dan melekatpada sementum di akar. Membran ini menahan gigi di rahang.
d. Rongga pulpa dalam mahkota melebar ke dalam saluran akar, berisi pulpa gigi
yang mengandung pembuluh darah dan saraf. Saluran akar membuka ke tulang
melalui foramen apical.
e. Ventin menyelubungi rongga pulpa dan membentuk bagian terbesar gigi. Ventin
pada mahkota gigi tertutup oleh email dan di bagian akar oleh sementum. Email
terdiri dari 97% bahan anorganik (terutama kalsium fosfat dan merupakan zat
terkeras dalam tubuh. at ini berfungsi untuk melindungi,tetapi dapat tererosi oleh
enzim dan asam yang diproduksi bakteri mulut dan mengakibatkan karies gigi.

luoride dalam air minum atau yang sengaja dikenakan pada gigi dapat
memperkuat email.

ungsi gigi. Gigi berfungsi dalam proses mastikasi (pengunyahan . Makanan yang
masuk dalam mulut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur
dengansaliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.

 % 

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa
yunani yaitu Y 
. Ada tiga pembagian faring, yaitu:
c. Epifaring (nasofaring
2. Mesofaring (orofaring
3. Hipofaring (faringofaring

Vidalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel

yaitu kelenjar limfe yang banyak

mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga
hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga
mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari; Bagian
superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi
dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior
disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang
gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah
bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
[

  - 
Esofagus diinervasi oleh persarafan simpatis dan parasimpatis (nervus vagus dari
pleksus esofagus atau yang biasa disebut pleksus mienterik Auerbach yang terletak di antara otot
longitudinal dan otot sirkular sepanjang esophagus Esofagus mempunyai 3 bagian fungsional.
Bagian paling atas adalah upper esophageal sphincter (sfingter esofagus atas , suatu cincin otot
yang membentuk bagian atas esofagus dan memisahkan esofagus dengan tenggorokan. Sfingter
ini selalu menutup untuk mencegah makanan dari bagian utama esofagus masuk ke dalam
tenggorokan. Bagian utama dari esofagus disebut sebagai badan dari esofagus, suatu saluran otot
yang panjangnya kira-kira 20 cm. Bagian fungsional yang ketiga dari esofagus yaitu lower
esophageal sphincter (sfingter esophagus bawah , suatu cincin otot yang terletak di pertemuan
antara esofagus dan lambung. Seperti halnya sfingter atas, sfingter bawah selalu menutup untuk
mencegah makanan dan asam lambung untuk kembali naik/regurgitasi ke dalam badan esofagus.
Sfingter bagian atas akan berelaksasi pada proses menelan agar makanan dan saliva dapat masuk
ke dalam bagian atas dari badan esofagus. Kemudian, otot dari esofagus bagian atas yang terletak
di bawah sfingter berkontraksi, menekan makanan dan saliva lebih jauh ke dalam esofagus.
Kontraksi yang disebut gerakan peristaltik ini akan membawa makanan dan saliva untuk
turun ke dalam lambung. Pada saat gelombang peristaltik ini sampai pada sfingter bawah, maka
akan membuka dan makanan masuk ke dalam lambung. Esofagus berfungsi membawa makanan,
cairan, sekret dari faring ke gaster melalui suatu proses menelan, dimana akan terjadi
pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang lunak, proses menelan terdiri
dari tiga fase yaitu :
c. ase oral
Makanan dalam bentuk bolus akibat proses mekanik bergerak pada dorsum lidah menuju
orofaring, palatum mole dan bagian atas dinding posterior faring terangkat.
2. ase pharingeal
Terjadi refleks menelan (involuntary , faring dan taring bergerak ke atas oleh karena
kontraksi m. Stilofaringeus, m. Salfingofaring, m. Thyroid dan m. Palatofaring, aditus
laring tertutup oleh epiglotis dan sfingter laring.
3. ase oesophageal

ase menelan (involuntary perpindahan bolus makanan kedistal oleh karena relaksasi m.
Krikofaring, di akhir fase sfingter esophagus bawah terbuka dan tertutup kembali saat
makanan sudah lewat.

" $ ,& $'

 
Menelan merupakan suatu aksi fisologi kompleks, dimana makanan atau cairan berjalan
dari mulut ke lambung. Juga merupakan rangkaian gerakan otot yang sangat terkoordinasi,
dimulai dari pergerakan volunter lidah & diselesaikan refleks dalam faring dan esofagus. Pada
saat menelan, sfingter esofagus atas membuka sesaat untuk memberi jalan kepada bolus
makanan yang ditelan. Menelan menimbulkan gelombang kontraksi yang bergerak ke bawah
sampai ke lambung. Hal ini dimungkinkan dengan adanya kerja sama antara kedua lapisan otot
esofagus yang berjalan sirkuler dan longitudinal (gelombang peristaltik primer dan adanya daya
tarik gravitasi. Cairan yang diminum dalam posisi tegak akan mencapai cardia lebih cepat dari
gelombang peristaltik primer. Tapi pada posisi berbaring (kepala di bawah , maka cairan akan
berjalan sesuai dengan kecepatan gelombang peristaltik primer.

  -   
Proses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal dan fase
esophageal.

% # 
Makanan yang dikunyah oleh mulut (bolus didorong ke belakang mengenai dinding
posterior faring oleh gerakan volunter lidah.
Pada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan yang dilaksanakan
oleh gigi geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi dan saliva untuk menggiling dan membentuk
bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini berlangsung secara di
sadari.
Peranan saraf kranial pada pembentukan bolus fase oral.
ORGAN

AEREN (sensorik

EEREN (motorik

Mandibula

n. V.2 (maksilaris

N.V : m. Temporalis, m. maseter, m.

Bibir

n. V.2 (maksilaris

pterigoid

Mulut & pipi

n.V.2 (maksilaris

n.

Lidah

n.V.3 (lingualis

zigomatikum,

VII

m.orbikularis
m.levator

oris,
labius

m.
oris,

m.depresor labius oris, m. levator anguli


oris, m. depressor anguli oris
n.VII:

m.

mentalis,

m.

risorius,

m.businator
n.XII : m. hioglosus, m. mioglosus

Pada fase oral ini perpindahan bolus dari ronggal mulut ke faring segera terjadi, setelah
otot-otot bibir dan pipi berkontraksi meletekkan bolus diatas lidah. Otot intrinsik lidah
berkontraksi menyebabkan lidah terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian
anterior lidah menekan palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring.
Bolus menyentuh bagian arkus faring anterior, uvula dan dinding posterior faring
sehingga menimbulkan -- . Arkus faring terangkat ke atas akibat kontraksi m. palato
faringeus (n. IX, n.X dan n.XII

Peranan saraf kranial fase oral


ORGAN

AEREN (sensorik

EEREN (motorik

Bibir

n. V.2 (mandibularis , n.V.3 n. VII : m.orbikularis oris, m.levator

c

Mulut & pipi

(lingualis

labius

oris,

m.

Lidah

n. V.2 (mandibularis

m.mentalis

Uvula

n.V.3 (lingualis

n.VII: m.zigomatikus,levator anguli oris,

n.V.2 (mandibularis

m.depressor

anguli

depressor

oris,

labius,

m.risorius.

m.businator
n.IX,X,XI : m.palatoglosus
n.IX,X,XI : m.uvulae,m.palatofaring

Jadi pada fase oral ini secara garis besar bekerja saraf karanial n.V2 dan nV.3 sebagai
serabut afferen (sensorik dan n.V, nVII, n.IX, n.X, n.XI, n.XII sebagai serabut efferen
(motorik .

( % %  
Palatum mole & uvula menutup rongga hidung, laring terangkat dan menutup glotis,
mencegah makanan masuk trakea. Kemudian bolus melewati epiglotis menuju faring bagian
bawah dan memasuki esofagus.
ase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus
palatoglosus dan -  segera timbul. Pada fase faringeal ini terjadi :
c. m. Tensor veli palatini (n.V dan m. Levator veli palatini (n.IX, n.X dan n.XI
berkontraksi menyebabkan palatum mole terangkat, kemudian +     dan
ke posterior sehingga menutup daerah nasofaring.
2. m.genioglosus (n.XII, servikal c , m ariepiglotika (n.IX,nX m.krikoaritenoid lateralis
(n.IX,n.X berkontraksi menyebabkan !)   sehingga laring tertutup.
3. Laring dan tulang hioid terangkat keatas ke arah dasar lidah karena kontraksi
m.stilohioid, (n.VII , m. Geniohioid, m.tirohioid (n.XII dan n.servikal I .
4. Kontraksi m.konstriktor faring superior (n.IX, n.X, n.XI , m. Konstriktor faring
inermedius (n.IX, n.X, n.XI dan m.konstriktor faring inferior (n.X, n.XI menyebabkan
-    ( .  yang diikuti oleh relaksasi m. Kriko faring (n.X
5. Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esofagus dan dorongan
otot-otot faring ke inferior menyebabkan (      ke bawah dan masuk ke

cc

dalam servikal esofagus. Proses ini hanya berlangsung sekitar satu detik untuk menelan
cairan dan lebih lama bila menelan makanan padat.
Peranan saraf kranial pada fase faringeal
Organ

Afferen

Efferen

Lidah

n.V.3

n.V :m.milohyoid, m.digastrikus

Palatum

n.V.2, n.V.3

n.VII : m.stilohyoid

Hyoid

n.Laringeus superior cab n.XII,nCc :m.geniohyoid, m.tirohyoid

Nasofaring

internus (n.X

n.XII :m.stiloglosus

aring

n.X

n.IX, n.X, n.XI :m.levator veli palatini

Laring

n.X

n.V :m.tensor veli palatini

Esofagus

n.rekuren (n.X

n.V : m.milohyoid, m. Vigastrikus

n.X

n.VII : m. Stilohioid
n.XII, n.C.c :m.geniohioid, m.tirohioid
n.IX, n.X, n.XI : n.salfingofaringeus
n.IX, n.X, n.XI : m. Palatofaring, m.konstriktor
faring sup, m.konstriktor ffaring med.
n.X,n.XI : m.konstriktor faring inf.
n.IX :m.stilofaring
n.X : m.krikofaring

Pada fase faringeal ini saraf yang bekerja saraf karanial n.V.2, n.V.3 dan n.X sebagai
serabut afferen dan n.V, n.VII, n.IX, n.X, n.XI dan n.XII sebagai serabut efferen.
Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase faringeal, meningkatkan
waktu gelombang peristaltik dan memperpanjang waktu pembukaan sfingter esofagus bagian
atas. Bertambahnya volume bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu pergerakan pangkal lidah,
pergerakan palatum mole dan pergerakan laring serta pembukaan sfingter esofagus bagian atas.
Waktu Y     juga bertambah sesuai dengan umur.
Kecepatan gelombang peristaltik faring rata-rata c2 cm/detik. Mc.Connel dalam
penelitiannya melihat adanya 2 sistem pompa yang bekerja yaitu :

c. Oropharyngeal propulsion pomp (OPP adalah tekanan yang ditimbulkan tenaga lidah 2/3
depan yang mendorong bolus ke orofaring yang disertai tenaga kontraksi dari
m.konstriktor faring.
2. Hypopharyngeal suction pomp (HSP

adalah merupakan tekanan negatif akibat

terangkatnya laring ke atas menjauhi dinding posterior faring, sehingga bolus terisap ke
arah sfingter esofagus bagian atas. Sfingter esofagus bagian atas dibentuk oleh
m.konstriktor faring inferior, m.krikofaring dan serabut otot longitudinal esofagus bagian
superior.

x %  -  
Terjadi gelombang peristaltik pada esofagus, mendorong bolus menuju sfingter esofagus
bagian distal, kemudian menuju lambung.
Pada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa disadari. Bolus makanan turun
lebih lambat dari fase faringeal yaitu 3-4 cm/ detik.
ase ini terdiri dari beberapa tahapan :
c. Vimulai dengan terjadinya relaksasi m.kriko faring. & (  )   )
terjadi akibat kontraksi otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus bagian
proksimal. Gelombang peristaltik pertama ini akan diikuti oleh  (  )  
! yang merupakan respons akibat regangan dinding esofagus.
2. Gerakan )     -  dipengaruhi oleh serabut saraf pleksus mienterikus
yang terletak diantara otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus dan gelombang
ini bergerak seterusnya secara teratur menuju ke distal esofagus.
Cairan biasanya turun akibat gaya berat dan makanan padat turun karena gerak peristaltik
dan berlangsung selama 8-20 detik. p      bertambah pada lansia akibat dari
berkurangnya tonus otot-otot rongga mulut untuk merangsang gelombang peristaltik primer.

   $ $  -!    


Proses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 3 tahap :
c. Tahap afferen/sensoris dimana begitu ada makanan masuk ke dalam orofaring langsung
akan berespons dan menyampaikan perintah.

c0

2. Perintah diterima oleh pusat penelanan di Medula oblongata/batang otak (kedua sisi
pada trunkus solitarius di bag. Vorsal (berfungsi utuk mengatur fungsi motorik proses
menelan dan nukleus ambigius yg berfungsi mengatur distribusi impuls motorik ke
motor neuron otot yg berhubungan dgn proses menelan.
3. Tahap efferen/motorik yang menjalankan perintah

" $$ "



)   ! /
Tersedak adalah masuknya benda asing misalnya makanan atau minuman ke dalam
tenggorokan. Hal ini biasanya jarang terjadi, tetapi anak kecil lebih sering mengalaminya
daripada orang dewasa. Tersedak harus diwaspadai bila mengenai anak berusia kurang dari c
tahun karena sering menimbulkan gawat nafas dan kematian.

   (  ! /

Kerongkongan sebagai jalan masuknya makanan dan minuman secara anatomis terletak
di belakang tenggorokan (jalan nafas . Kedua saluran ini sama-sama berhubungan dengan lubang
hidung maupun mulut. Agar tidak terjadi salah masuk, maka di antara kerongkongan dan
tenggorokan terdapat sebuah katup (epiglottis

yang bergerak secara bergantian menutup

tenggorokan dan kerongkongan seperti layaknya daun pintu. Saat bernafas, katup menutup
kerongkongan agar udara menuju tenggorokan, sedangkan saat menelan makanan, katup
menutup tenggorokan agar makanan lewat kerongkongan. Tersedak dapat terjadi bila makanan
yang seharusnya menuju kerongkongan, malah menuju tenggorokan karena berbagai sebab.

) 0 (   !  ! /

Banyak faktor yang dapat mempermudah terjadinya tersedak, antara lain :


c. aktor personal yaitu umur (paling sering pada anak < 4 tahun , jenis kelamin
(perempuan lebih sering daripada laki-laki , pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal
2. Kegagalan mekanisme perlindungan yang normal misalnya pada saat tidur, kesadaran
menurun, mabuk, dan epilepsi
3. aktor fisik yaitu adanya kelainan bawaan dan kelainan neurologik
4. Proses menelan yang belum sempurna pada anak
5. Belum tumbuhnya gigi geraham pada anak kurang dari 4 tahun
6. aktor kejiwaan
7. Tindakan bedah dan medis sebelumnya
8. Vll.

)      ! /
Gejala yang paling sering muncul saat tersedak adalah batuk-batuk, hal ini normal karena
batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari tenggorokan.
Akan tetapi semakin besar benda yang masuk maka gejala yang muncul lebih mirip orang yang
tercekik ( choking seperti : sesak nafas, tidak ada suara atau suara serak, mengi, hingga tidak
nafas dan ini perlu tindakan medis yang segera untuk menghindari gawat nafas. Selain itu hal
yang perlu diwaspadai adalah benda asing yang tetap tertinggal di tenggorokan tanpa disadari,
hal ini berbahaya karena benda asing ini akan menimbulkan reaksi peradangan dan akhirnya
malah menyumbat jalan nafas sehingga gejala sesak nafas akan muncul beberapa hari kemudian.

) 0  !  (  ! /
Tindakan yang cepat dan tepat diperlukan dalam mengatasi tersedak ini. Tindakan itu
antara lain :
c. Membatukkan benda asing itu keluar terutama melalui mulut, bila benda asing keluar dari
hidung, harus segera dibersihkan sehingga tidak menyumbat hidung.
2. Pada anak kecil, dapat dibantu dengan membalikkan anak dengan kepala di bawah lalu
menepuk-nepuk punggung dan tengkuk hingga benda asing terbatukkan keluar

3. Bila benda asing menyumbat total saluran nafas yang ditandai dengan sesak nafas dan
tidak adanya suara, maka dapat dilakukan pertolongan dengan perasat heimlich dengan
cara:

a.
Bila korban masih bisa berdiri, penolong berada di belakang korban lalu
melingkarkan tangan ke dada pasien sedangkan kepalan tangan berada di perut
bagian atas, kemudian hentakan tangan anda ke arah belakang atas secara tiba-tiba
dengan harapan benda asing akan terdorong keluar karena tekanan yang
dihasilkan.

b.
Bila korban terbaring, baringkan korban dengan kepala lurus dan leher tidak
tertekuk ke samping. Lalu penolong berada di samping korban dan letakkan
kepalan tangan pada perut bagian atas dan lakukan penekanan ke arah bawah atas
agar benda asing terdorong keluar.

c.
Pada anak kecil, korban dipangku oleh penolong lalu dengan 2 atau 3 jari saja
lakukan penekanan pada perut bagian atas sedangkan bila anak kecil terbaring
lakukan hal yang sama seperti orang dewasa hanya saja penolong hanya
menggunakan jari-jarinya saja.
d. Bila tindakan-tindakan di atas tidak berhasil maka segera bawa ke rumah sakit
untuk mendapat pertolongan darurat.


   x  ! /
Varipada menderita akibat tersedak, tentu lebih baik mencegah terjadinya tersedak
apalagi terhadap anak kecil. Berikut adalah tips-tips sederhana mencegah tersedak.
c. Jangan berbicara sambil makan, karena selain tidak sopan, hal ini juga membuat kerja
katup menurun sehingga resiko tersedak lebih tinggi.
2. Pada anak-anak atau bayi, hindari memberi susu atau makanan saat anak lagi menangis
atau tertawa karena lebih mudah tersedak.
3. Sesaat setelah makan, anak-anak atau bayi harus didudukkan dulu selama c0 menit untuk
mengeluarkan udara dari lambung sehingga resiko muntah dan masuk dalam saluran
nafas mengecil
4. Makanlah dengan posisi duduk, terutama pada anak kecil hindari menyusu atau makan
dengan posisi berbaring
5. Hindari makan terlalu kenyang terutama pada bayi sehingga resiko dimuntahkan kembali
dan tersedak jadi kecil
6. Kunyahlah makanan hingga halus.

 %$
Akalasia (kardiospasme atau megaesofagus adalah:
- Kegagalan relaksasi serat-serat otot polos saluran cerna pada persimpangan bagian yang
satu dengan yang lain khususnya kegagalan sfingter esofagogaster untuk mengendur pada
waktu menelan akibat degenerasi sel-sel ganglion pada organ itu. (kamus saku
kedokteran Vorland, 2007
- Gagal melemas; menandakan relaksasi inkomplet sfingter esofagus bawah sebagai
respons terhadap menelan yang menimbulkan obstruksi fungsional esofagus yang
menyebabkan esofagus lebih proksimal mengalami dilatasi. (buku ajar patologi robbins,
2007
- Suatu keadaan khas yang ditandai dengan tidak adanya peristalsis korpus esofagus bagian
bawah dan sfingter esofagus bagian bawah(SEB yang hipertonik sehingga tidak bisa
mengadakan relaksasi secara sempurna pada waktu menelan makanan. (buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid I, 2006

c[

Jika akalasia menjadi berat, esofagus tidak bisa mengosongkan makanan yag ditelan ke
dalam lambung untuk beberapa jam, padahal waktu normal adalah beberpa detik. Setelah
berbulan-bulan atau bertahun-tahun esofagus menjadi sangat besar bahkan bisa menampung c
liter makanan, yang kemudian menjadi busuk infeksius selama periode yang lama dari stasis
esofagus.

 # #&
Penyebab penyakit ini sampai sekarang belum diketahui. Namun, secara histologik pada
penyakit akalasia ditemukan penyebab berupa degenerasi sel ganglion plexus auerbach di
sepanjang esophagus parstorakal yang menyebabkan control neurologis dan sebagai akibatnya
gelombang peristaltik primer tidak mencapai sfingter esophagus bawah.
Berdasar teori, penyebab akalasia antara lain:
c. Teori genetik
Akalasia dapat diturunkan berkisar antara c%-2% dari populasi penderita akalasia.
2. Teori infeksi
Akalasia disebabkan oleh:
a. Bakteri (diphtheria pertusis, dostridia, tuberculosis, sipilis
b. Virus (herpes, varicella zooster
c. at toxic (gas kombat
3. Teori autoimun
Akalasia disebabkan oleh respons inflamasi dalam pleksus mienterikus esophagus
didominasi oleh limfosit T yang berperan dalam penyakit autoimun.
4. Teori degenerative
Akalasia berhubungan dengan proses penuaan dengan status neurologi atau penyakit psikis
seperti Parkinson atau depresi.

 # #&
Penyakit akalasia jarang dijumpai dibanding dengan penyakit lain. Sebagian besar kasus
terjadi pada umur pertengahan dengan perbandingan jenis kelamin yang hampir sama, lebih
sering terjadi pada orang dewasa meskipun dapat terjadi pada masa anak atau bayi. Penyakit ini
juga tidak diturunkan dan biasanya memerlukan waktu bertahun-tahun hingga menimbulkan
cM

gejala. Vi Amerika Serikat ditemukan sekitar 2000 kasus akalasia setiap tahun, sebgian besar
pada usia 25-60 tahun dan sedikit pada anak-anak.

 1" $%" $


Berdasar etiologi, akalasia dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
c. Primer
Merupakan kasus akalasia yang paling banyak ditemukan di Amerika Serikat. Pada jenis
ini, penyebab akalasia tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh virus neurotropik
yang mengakibatkan lesi pada nucleus dorsalis vagus pada batang otak dan ganglia
misenterikus pada esofagus. Namun, beberapa sumber juga menyatakan bahwa degenerasi
pleksus auerbach menyebabkan hilangnya kontrol neurologis yang mengakibatkan
gelombang peristaltik primer tidak mencapai sfingter esofagus bagian bawah(SEB untuk
merangsang relaksasi. Adapun faktor keturunan yang cukup berpengaruh pada penyakit
akalasia ini.
2. Sekunder
Akalasia disebabkan oleh penyakit lain, antara lain:
Infeksi(penyakit Chagas
Karsinoma lambung yang menginvasi esofagus melalui radiasi, toksin atau obat-obat
tertentu.
Tumor intraluminer, seperti tumor kardia atau pendorongan ekstra luminar seperti
pseudokista pancreas.
Obat anti kolinergik atau pasca vagotomi.
Gambaran klinis:
No. Tanda gejala

Primer

Sekunder

c.

Visfagia

Ringan sampai berat ( >c tahun

2.

Regurgitasi

Sedang sampai berat

Ringan

3.

Berat badan menurun

Ringan (5 kg

Berat (c5 kg

4.

Nyeri dada

Ringan sampai sedang

Jarang

5.

Komplikasi paru

Sedang

Jarang

c6

Sedang sampai berat (< 6


bulan

 2 %$ $" $


Ada tanda-tanda utama dari penyakit akalasia, yaitu:
c. Visfagia (sukar menelan
klien mengalami disfagia atau sukar menelan baik untuk makanan padat maupun cair.
Sifat pada permulaan hilang timbul yang dapat terjadi selama bertahun-tahun sebelum
diagnosis diketahui secara jelas. Letak obstruksi biasanya dirasakan pada retrosternal
bagian bawah.
2. Regurgitasi
Kilen mengalami regurgitasi atau aliran kembali. Hal ini berhubungan dengan posisi
klien (seperti saat berbaring dan sering terjadi pada malam hari karena adanya akumulasi
makanan pada esofagus yang melebar. Namun, ciri khasnya adalah klien tidak merasa
asam ataupun pahit.
3. Penurunan berat badan
Hal ini disebabkan karena klien takut makan akibat adanya odinofagia(nyeri menelan .
Namun, jika penyakit ini sudah berlangsung lama akan terjadi kenaikan berat badan
karena pelebaran esofagus akibat retensi makanan dan akan meningkatkan tekanan
hidrostatik yang akan melebihi tekanan sfingter esofagus bagian bawah (SEB .
4. Gejala yang menyertai gejala utama, seperti nyeri di dada. Gejala ini dialami sekitar 30%
kasus tetapi tidak begitu dirasakan oleh klien. Sifat nyeri dengan lokasi substernal dan
biasanya dirasakan apabila meminum air dingin. Hal ini merupakan akibat komplikasi
retensi makanan dalam bentuk batuk dan pneumonia aspirasi.

 3"$

 &#$"

c. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan radiologi sangat membantu dalam penegakan diagnosis pada suatu
penyakit, ini harus dikorelasikan dengan temuan klinis dan riwayat penyakitnya.c2 Pada
foto polos toraks pasien achalasia tidak menampakkan adanya gelembung-gelembung
udara pada bagian atas dari gaster, dapat juga menunjukkan gambaran air fluid level pada
sebelah posterior mediastinum. Pemeriksaan esofagogram barium dengan pemeriksaan
fluoroskopi, tampak dilatasi pada daerah dua pertiga distal esofagus dengan gambaran

peristaltik yang abnormal serta gambaran penyempitan di bagian distal esofagus atau
esophagogastric junction yang menyerupai seperti bird-beak like appearance.
Rontgenogram thorax bisa menunjukkan pelebaran mediastinum akibat esofagus
yang berdilatasi mengandung batas udara-cairan. Tanda aspirasi paru menahun bisa
terlihat. Evaluasi cinefluoroscopic esophagus akan menunjukkan tiga stadium :
Stadium c atau akalasia ringan, memperlihatkan tidak ada atau sedikit dilatasi dengan
retensi minimum materi kontraks proksimal terhadap sphincter esophagus bawah.
Kontraksi giat esophagus dapat terlihat dalam stadium ini dan mungkin sulit
dibedakan dari spasme esophagus difus.
Stadium 2, memperlihatkan lebih banyak dilatasi dengan kontraksi nonperistaltik
yang lemah dan sambungan esophagogaster meruncing, yang menggambarkan
sphincter distal tidak relaksasi atau tertutup rapat.
Stadium 3, memperlihatkan esophagus sangat besar dengan retensi makanan dan
sering penampilan seperti sigmoideum

2. Pemeriksaan Esofagoskopi
Esofagoskopi merupakan pemeriksaan yang dianjurkan untuk semua pasien
akalasia oleh karena beberapa alasan yaitu untuk menentukan adanya esofagitis retensi
dan derajat keparahannya, untuk melihat sebab dari obstruksi, dan untuk memastikan ada
tidaknya tanda keganasan. Pada pemeriksaan ini, tampak pelebaran lumen esofagus
dengan bagian distal yang menyempit, terdapat sisa-sisa makanan dan cairan di bagian
proksimal dari daerah penyempitan, Mukosa esofagus berwarna pucat, edema dan
kadang-kadang terdapat tanda-tanda esofagitis akibat retensi makanan. Sfingter esofagus
bawah akan terbuka dengan melakukan sedikit tekanan pada esofagoskop dan
esofagoskop dapat masuk ke lambung dengan mudah.

3. Pemeriksaan Manometrik
Gunanya untuk memulai fungsi motorik esofagus dengan melakukan pemeriksaan
tekanan di dalam lumen sfingter esofagus. Pemeriksaan ini untuk memperlihatkan
kelainan motilitas secara- kuantitatif dan kualitatif. Pemeriksaan dilakukan dengan
memasukkan pipa untuk pemeriksaan manometri melalui mulut atau hidung. Pada
c

akalasia yang dinilai adalah fungsi motorik badan esofagus dan sfingter esofagus bawah.
Pada badan esofagus dinilai tekanan istirahat dan aktifitas peristaltiknya. Sfingter
esofagus bagian bawah yang dinilai adalah tekanan istirahat dan mekanisme relaksasinya.
Gambaran manometrik yang khas adalah tekanan istirahat badan esofagus
meningkat, tidak terdapat gerakan peristaltik sepanjang esofagus sebagai reaksi proses
menelan. Tekanan sfingter esofagus bagian bawah normal atau meninggi dan tidak terjadi
relaksasi sfingter pada waktu menelan.

4. Menelan barium atau esofagogastroduodenoskopi (EGV ; pemantauan pH esofagus


atau manometer.
Pemeriksaan radiologis barium biasa dikombinasikan dengan pemeriksaan
diagnostic lambung dan duodenum (rangkaian pemeriksaan radiologis gasyrointestinal
bagian atas menggunakan barium sulfat menggunakan barium sulfat dalam cairan atau
suspens kri yang ditelan . Mekanisme menelan dapat terlihat secara langsung dengan
pemeriksaan fluoroskopi atau perekaman gambaran radiografik. Bila dicurigai terdapat
kelainan esophagus ahli radiologi dapat meletakkan penderita dalam berbagai posisi.

5. Pemeriksaan motilitas
Berfungsi memeriksa bagian motorik esophagus dengan menggunakan kateter
peka tekanan atau balon mini mg diletakkan dalam lambung dan kemudian naikkan
kembali. Tekanan kemudian ditransmisi ke transduser yang diletakkan di luar tubuh
penderita , pengukuran perubahan tekanan esophagus dan lambung sangat menambah
pengertian aktivitas esophagus pada keadaan sehat atau sakitsaat istirahat dan selama
menelan.

 4 &#$  &


c. Penyakit Chagas
Penyakit Chagas adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit, 0)     x5,
dan terbatas pada Sentral Amerika dan Amerika selatan. Ia ditularkan ke manusia-manusia
melalui gigitan-gigitan serangga dari !+! (. Parasit dikeluarkan dalam feces
serangga pada saat ia menggigit. Menggaruk gigitan memecahkan kulit dan mengizinkan

parasit untuk memasuki tubuh. Parasit menyebar keseluruh tubuh namun mengambil
kediaman utama di otot-otot dari saluran pencernaan, dari esophagus ke rektum, meskipun
ia juga sering mempengaruhi otot jantung. Pada saluran pencernaan, parasit menyebabkan
degenerasi syaraf-syaraf yang mengontrol otot-otot dan dapat menjurus pada fungsi yang
abnormal dimana saja di saluran pencernaan. Ketika ia mempengaruhi esophagus,
kelainan-kelainan adalah sama (identis dengan yang dari achalasia.
Penyakit Chagas akut terjadi kebanyakan pada anak-anak. Pada individu-individu yang
terlihat pada waktu yang jauh kemudian untuk persoalan-persoalan menelan, penyakit
akutnya telah lama berlalu. Viagnosis dari penyakit Chagas dapat dicurigai jika ada
keterlibatan dari bagian-bagian lain dari saluran pencernaan, seperti pembesaran dari usus
kecil atau usus besar dan jantung. Metode yang paling baik untuk membuat diagnosis
adalah dengan pengujian serologi yang mencari antibodi-antibodi dalam darah terhadap
parasit.

2. Kanker Esophagus
Kanker yang mulai di esophagus (juga disebut esophageal cancer dibagi kedalam
dua tipe-tipe utama, 6  xx x  dan ! x x  , tergantung pada tipe
dari sel-sel yang ganas. Squamous cell carcinomas timbul di sel-sel squamous yang
melapisi esophagus. Kanker-kanker ini biasanya terjadi pada bagian atas dan tengah dari
esophagus. Adenocarcinomas biasanya berkembang pada jaringan yang berkelenjar pada
bagian bawah dari esohagus. Perawatan adalah serupa untuk kedua tipe-tipe dari kanker
esophagus.
Jika kanker menyebar keluar dari esophagus, ia seringkali pertama pergi ke nodusnodus limfa. Nodus-nodus limfa adalah struktur-struktur yang kecil berbentuk kacang yang
adalah bagian dari sistim imun tubuh. Kanker esophagus dapat juga menyebar ke hampir
semua bagian lain tubuh, termasuk hati, paru-paru, otak, dan tulang-tulang.

Untuk

membedakan antara achalasia dengan kaker esophagus maka dilakukan endoskopi



 7"# " $
Beberapa komplikasi dan akalasia sebagai akibat dari retensi makanan pada esofagus
adalah sebagai berikut:
0


#(   ) )  
Obstruksi saluran napas adalah kegagalan sistem pernapasan dalam memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh akibat sumbatan saluran napas bagian atas (dari hidung sampai
percabangan trakea . Obstruksi saluran napas ini sering menyebabkan gagal napas.
   
Bronkitis adalah suatu peradangan pada saluran bronkial atau bronki. Peradangan
tersebut disebabkan oleh virus, bakteri, merokok, atau polusi udara (Samer Qarah, 2007 .
Vefinisi bronkitis akut adalah batuk dan kadang-kadang produksi dahak tidak lebih dari
tiga minggu (Samer Qarah, 2007 . Vefinisi bronkitis kronis adalah batuk disertai sputum
setiap hari selama setidaknya 3 bulan dalam setahun selama paling sedikit 2 tahun
berturut-turut.
    ) 
Pneumonia Aspirasi adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh terhirupnya bahanbahan ke dalam saluran pernafasan.


() 
Abses Paru diartikan sebagai kematian jaringan paru-paru dan pembentukan rongga yang
berisi sel-sel mati atau cairan akibat infeksi bakteri.

1 + x
Vivertikulum Meckel adalah suatu kelainan bawaan, yang merupakan suatu kantung
(  


yang menjulur/menonjol dari dinding usus halus; divertikula bisa

mengandung jaringan lambung maupun jaringan  


.
2 -   ) 
Perforasi esofagus adalah pecahnya dinding esofagus karena muntah-muntah. 90 %
penyebab ruptur esofagus adalah iatrogenik,yang biasanya diakibatkan oleh instrumentasi
medis seperti paraesophageal endoskopi atau pembedahan. Van c0%nya disebabkan oleh
muntah-muntah
3 $ xx x  
4 $!!! 


8  "$ 



!   
a. Obat antagonis kalsium, nifedipin c0-20 mg peroral dapat menurunkan tekanan SEB
pasien dengan akalasia ringan sampai sedang. Hasil pengobatan ini didapatkan
perbaikan gejala klinis pasien sampai dengan c8 bulan bila dibandingkan dengan
placebo. Pemakaian preparat nifedipin sublingual, c5-30 menit sebelum makan
memberikan hasil yang baik.
b. Amilnitrit dapat digunakan pada waktu pemeriksaan esofagogram yang akan
berakibat relaksasi pada daerah kardia.
c. Isosorbit dinitrat dapat menurunkan tekanan sfingter esophagus bagian bawah dan
meningkatkan pengosongan esophagus.

   


Suatu injeksi botulinum toksin intrasfingter dapat digunakan untuk menghambat
pelepasan asetilkolin pada bagian sfingter esofagus bawah, yang kemudian akan
mengembalikan keseimbangan antara neurotransmiter eksitasi dan inhibisi. Vengan
menggunakan endoskopi, toksin diinjeksi dengan memakai jarum skleroterapi yang
dimasukkan ke dalam dinding esophagus dengan sudut kemiringan 45, dimana jarum
dimasukkan sampai mukosa kira-kira c-2 cm di atas squamocolumnar junction.
Lokasi penyuntikan jarum ini terletak tepat di atas batas proksimal dari sfingter
esofasus bawah dan toksin tersebut diinjeksi secara caudal ke dalam sfingter. Vosis
efektif yang digunakan yaitu 80-c00 unit/mL yang dibagi dalam 20-25 unit/Ml untuk
diinjeksikan pada setiap kuadran dari sfingter esophagus bawah.

  $
Vengan cara sederhana menggunakan businasi hurst yang terbuat dari bahan karet
yang berisi air raksa dalam ukuran (rench mempunyai 4 jenis ukuran. Prinsip
kerjanya berdasarkan gaya berat yang dipakai dari ukuran terkecil sampai terbesar secara
periodik. Keberhasilan businasi ini hanya pada 50 % tanpa kambuh, 30 % sedang dan
terjadi kambuh sedangkan c5% gagal.

Vengan menggunakan dilatasi pneumatik. Vilatasi ini dapat dilakukan dengan


cara memasukan tabung yang berisi air raksa yang disebut bougie atau lazim disebut
dengan kantong pneumatic yang diletakan di daerah sfingter esophagus bagian bawah,
ditiup kuat.
Pasien harus dipuasakan dulu selama c2 jam dan dilakukan pemasangan dengan
panduan fluoroskopi. Posisi balon harus berada di atas hiatus diafragmatika dan setengah
lagi dalam gaster. Balon dikembangkan secara maksimal dan secepat mungkin agar
peregangan SEB seoptimal mungkin, selama 60 detik setelah itu dikempiskan.Untuk satu
kali pengobatan, pengembangan balon tidak melebihi dua kali.
Tanda-tanda pengobatan berhasil bila pasien merasa nyeri bila balon ditiup dan
segera menghilang jika balon dikempiskan. Bila nyeri menetap, kemungkinan terjadi
perforasi.

  0
Pembelahan serabut-serabut otot perbatasan esophagus-lambung. Operasi ini
terdiri dari suatu pemisahan serat otot (mis: miotomi dari sfingter esofagus bawah (5 cm
dan bagian proksimal lambung (2 cm , yang diikuti oleh partial fundoplication untuk
mencegah refluks. Pasien dirawat di rumah sakit selama 24-48 jam, dan kembali
beraktfitas sehari-hari setelah kira-kira 2 minggu. Secara efektif, terapi pembedahan ini
berhasil mengurangi gejala sekitar 85-95% dari pasien, dan insidens refluks post operatif
adalah antara c0% dan c5%. Oleh karena keberhasilan yang sangat baik, perawatan
rumah sakit yang tidak lama, dan waktu pemulihan yang cepat, maka terapi ini dianggap
sebagai terapiutama dalam penanganan akalasia esofagus.
Piloroplasti (pelebaran pintu keluar lambung sering dilakukan bersamaan agar
dapat mengosongkan isi lambung dengan cepat dan mencegah refluk ke dalam
esophagus.

 #%$# #&


Terlampir


 $ " 9  
  
c. Identitas Klien
Nama

: Ny. Celline

Usia

: 72 tahun

Alamat

:-

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

:-

Viagnosa medis

: Akhalasia

Pekerjaan

:-

2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Klien mengalami masalah saat makan atau minum
Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien didiagnosa akhalasia dengan keluhan mengalami masalah saat makan atau
minum, seringkali tersedak sampai beberapa kali makanan bukannya tertelan tapi
masuk ke rongga hidung sehingga terbatuk dan bersin saat makan
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengalami keadaan ini agak lama tapi 2 bulan belakangan ini makin berat
3. Pemeriksaan isik
BB : 50 kg
TB : c65 cm
4. Pengumpulan Vata
VS :
Klien mengeluh mengalami masalah saat makan atau minum.
Ia seringkali tersedak sampai beberapa kali makanan bukannya tertelan tapi masuk ke
dalam rongga hidung sehingga ia terbatuk dan bersin saat makan.
VO :
BB turun
5. Pemeriksaan Penunjang :

  
[

No. Vata menyimpang

Etiologi

Masalah keperawatan

c.

VS: klien

Sulit menelanakhalasia

Gangguan kebutuhan

mengeluh

makanan tertahan di

nutrisi kurang dari

mengalami

esofagusintake makanan ke

kebutuhan

masalah saat

lambung menurunabsorpsi

makan dan minum

nutrient

VO: BB turun

berkurang nutrisi kurang dari


kebutuhan

2.

VS: klien

Gagalnya spingter untuk

Gangguan cairan kurang

mengeluh

relaksasimakanan dan

dari kebutuhan

mengalami

minuman tertahan di

masalah saat

esofagustekanan di esophagus

makan dan minum

lebih besar daripada di

VO:-

gasterrefluktersedakintake
cairan ke tubuh berkurang

3.

VS: Ia seringkali

aktor usia degenerasi

Resiko bersihan jalan

tersedak sampai

syaraf kerja otot menurun

nafas tak efektif

beberapa kali

sfingter esofagus bawah gagal

makanan bukannya

berelaksasi makanan masuk

tertelan tapi masuk

ke saluran nafas respon

ke dalam rongga

batuk dan bersin resiko

hidung sehingga ia

bersihan jalan nafas tak efektif

terbatuk dan bersin


saat makan.
VO: -

4.

VS: Ia seringkali

aktor usia degenerasi

tersedak sampai

syaraf kerja otot menurun

beberapa kali

sfingter esofagus bawah gagal

makanan bukannya

berelaksasi makanan masuk


M

Resiko aspirasi

tertelan tapi masuk

ke saluran nafasresiko aspirasi

ke dalam rongga
hidung sehingga ia
terbatuk dan bersin
saat makan.
VO: -


:    ") . 
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan sulit menelan ditandai oleh
klien mengeluh mengalami masalah saat makan dan minum dan Berat badan turun
2. Gangguan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan sulit menelan
ditandai oleh klien mengeluh mengalami masalah saat makan dan minum
3. Resiko bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan makanan masuk ke saluran
nafas
4. Resiko aspirasi berhubungan dengan makanan masuk ke saluran nafas

 x    ") . 
   &#$ 

; 

<$

 $# 

Ketidakseimbangan

Setelah c minggu

Berikan makanan

Pemberian yang sesuai

nutrisi

perawatan,

sesuai dengan

indikasi dan tidak

kurang dari

kebutuhan nutrisi

kebutuhan

memberatkan klien

kebutuhan

klien seimbang

apabila

berhubungan dengan

/terpenuhi dengan

berlebihan

klien

criteria hasil :

mengalami masalah

Berat badan naik

pada
saat makan ditandai

Berikan makanan

kg.

Max Index yang

penurunan berat

Normal

badan.

dengan porsi sedikit

penumpukan makanan

tapi sering

pada

Mencapai Body

dengan

Nafsu makan
6

Mencegah terjadinya

esophageal
Berikan makanan

Makanan yang tidak

jangan terlalu padat

terlalu

dan terlalu cair

padat dan tidak terlalu

meningkat

cair
dapat dengan mudah

dicerna
oleh tubuh
Beritahu pada klien

Membantu

untuk selalu

melancarkan dan

menghabiskan

memudahkan

makanannya

pencapaian
tujuan

Berikan obat

Obat golongan nitrates

obatan golongan

membantu

nitrates dan calcium

mengendurkan

channel blokers

spincter esophagus
bagian

bawah sedangkan
calcium
channel bloker dapat
membantu esophagus
untuk
relaks dan tidak
konstriksi.

 

Gangguan kebutuhan

Kebutuhan nutrisi

cairan kurang dari

klien seimbang/

kebutuhan

terpenuhi dengan

cairan yang harus

berhubungan dengan

kriteria hasil :

diberikan dan jenis

Pantau jumlah
keluaran urin klien

sulit menelan ditandai Pasien tidak

Agar dapat
mengetahui jumlah

cairan

oleh klien mengeluh

bermasalah saat

mengalami masalah

minum

Berikan cairan yang


adekuat

saat minum

Agar pasien tidak


kekurangan elektrolit
dan kebutuhan cairan
stabil

0

Berikan buah-buahan

Untuk menambah

dan sayuran yang

cairan yang diperlukan

mengandung banyak

klien

air
 

Bersihan jalan

Tujuan jangka

nafas tak efektif

pendek : klien

b.d masuknya

mampu dan

makanan ke saluran

mengerti

Ajarkan klien batuk


efektif

dilakukan dalam
kondisi duduk

Berikan posisi tidur

pernafasan (batuk dan menerapkan batuk


bersin

Batuk efektif dapat

lebih tinggi

efektif

Posisi semi fowler


akan mempermudah
pasien untuk bernafas,
dan meningkatkan

Tujuan jangka

ekspansi dada

panjang :

sehingga udara mudah

bersihan jalan nafas

masuk

efektif dalam waktu


3 hari

Berikan perawatan

Meningkatkan

mulut yang baik

kenyamanan klien

setelah batuk

selama mengalami
perawatan

Kaji kondisi

Berguna dalam

pernafasan (frekuensi,

evaluasi derajat

kedalaman, gerakan

distress pernafasan

dada, penggunaan

dan kronisnya proses

otot bantu nafas,

penyakit

tegak, dan
meningkatkan
kenyamanan sewaktu
inspirasi
 

Resiko tinggi aspirasi

Setelah diberikan

b.d makanan tidak

perawatan 3x 24 jam

nafas abdomen atau

beberapa cara untuk

tertelan dan masuk

klien tidak lagi

bibir

mengatasi dan

ke saluran pernafasan

beresiko aspirasi
0c

Vorong/ bantu latihan

Memberikan pasien

saat pemberian

mengontrol dipsnea

nutrisi dengan

dan menurunkan

kriteria hasil :

jebakan udara

Klien tidak lagi

Ajarkan klien posisi

tersedak saat

duduk saat makan

makan

posisi duduk saat


makan dapat
mengurangi resiko
terjadinya aspirasi

Pola nafas klien


saat makan tidak
terganggu

Kolaborasi pre dan


post operasi:
Pemasangan NGT

indikasi pemasangan
NGT pre operasi dan
post operasi pada
klien akalasia untuk
pemberian nutrisi dan
obat yang adekuat bagi
klien.

Pemantauan posisi
NGT

Pemantauan posisi
NGT oleh perawat
ditujukkan untuk
meninjau kebersihan
respon klien agar
terhindar dari infeksi
mikroorganisme yang
dapat memperburuk
prognosis penyakit.






0


" "$  
c.
2.
3.
4.
5.
6.

Menjelaskan konsep dan prognosis penyakit achalasia


Makanan di berikan sedikit-sedikit tapi sering
Makanan Lunak, Tinggi serat, hindari gorengan
Saat makan, posisi harus duduk
Pertahankan posisi duduk setelah makan
Hindari posisi hiperekstensi pada kepala

























00


$<;

" $$

Ny. Celline 72 thun TB:c65 cm BB: 50kg, mengeluh belakangan ini mengalamai masalah saat
makan minum, ia sering kali tersedak sampai beberapa kali, makanan bukannya tertelan tetapi
masuk ke rongga hidung, sehingga dia batuk dan bersin saat makan. Keadaan ini sudah
berlangsung agak lama, tetapi 2 bulan belakangan ini makin berat sehingga BB menurun,
sebelumnya BB Ny.Celline cukup ideal dengan BMI 24.

$

c. Viagnosa dengan keluhan tersedak?
2. Apa penyebab pas 2 bulan lebih berat?
3. Komplikasi pada saluran nafas?
4. Mekanisme tersedak hingga ke hidung?
5. Pertolongan pertama saat tersedak?
6. Mekanisme menelan yang normal?
7. Penatalaksaan non medis?
8. Nutrisi harus diberikan?
9. Klasifikasi BMI?
c0.Apakah kalau minum juga keluar dari hidung?
cc.Pemeriksaan Viagnostik?
c2.Cara pemberian nutrisi?
c3.Berhubungan dengan degenerasi?
c4.Manifestasi klinis ?
c5.diagnosa keperawatan utama ? askep?
c6.Aktifitas yang intoleran?intervensi?
c7.Penyebab BB turun?
c8.Penkes dan pencegahan?
c9.armakologi?
20.Anfis saluran pencernaan bagian atas?
2c.actor resiko?
22.Insidensi?
23.Apakah ada klasifikasi?
24.Ada kerusakan sfingter saat makan tapi batuk?
25.Viagnose banding?

$
20. esophagus 23-25 cm diameter 2 cm, c/3 bagian atas otot volunteer dan 2/3 bagian bawah otot
involunter. Esophagus: mulut-faring-kerongkongan-sfingter-lambung. Bagian bawah: usus
besar-usus halus- anus.
c7. BB menurun tidak tercerna makanan itu

perombakan lemak makanan tertahan

susah masuk lambung

tidak ada yang dicerna. Tidak ada nutrisi ke sel

anaerob BB terganggu

ada gangguan digestive

pencernaan terganggu

makanan

metabolism

makanan belum

diabsorpsi.
c. Achalasia karena degenarasi
9. BMI underweight : <c9 , normal: c9-25 , overweight: >25
3. Ada refluks makanan da yang masuk ke pernafasan sehingga pneumonia control sfingter
rusak asam lambung mengiritasi esophagus.
6. makanan ke kerongkongan sambil ngomong maka bisa tersedak saat makan sfingter tidak
optimal.
4. makanan masuk tertahan di esophagus, tekanan besar aspirasi sfingter terbuka sehingga masuk
ke pernafasan.
c2. nutrisi, makanan yang lunak, cairan, makan sering tapi sedikit, jangan terlalu banyak cairan,
bias besar lambung dan mual.
c3. ya, otot inviolunter ada degenerasi sehingga tidak berfungsi.
24. penurunan fungsi sfingter etiologi degenerative
c4. BB menurun, sulit menelan, chest pain, malaise, anorexia, fatique.
cc. x-ray , barium: tertahan dimana makanan, Manometrik:pengukuran tekanan di esophagus,
Endoscopy: camera dimasukkan ke dalam esophagus
c5. Gangguan nutrisi dan Gangguan cairan dan elektrolit
2c- 22. Sama untuk jenis kelamin, usia dewasa merupakan factor resiko.
23. tidak ada
c8. Nutrisi: sedikit tapi sering, aktivitas untuk ditoleransi, jangan makan yang terlalu keras,
jangan sambil tidur. Pencegahan: jangan makan sambil ngomong.
2. selama 2 bulan intake nutrisi menurun, pertahanan tubuh menurun, lemas dan penurunan
kekebalan tubuh.
26. colon menyerap

konstipasi.
0

5. dipeluk dari belakang pegang perut terus ditekan

$ 

Vegenatif
ungsi esophagus
Makan dan minum
tertahan di
esophagus
Refluks
tersedak

Asupan nutrisi

achalasia

Intake cairan

tertahan

sfingter gastro

menurun

Tidak masuk ke

esophageal terbuka

Gg. Cairan kurang

lambung

HCL ke esophagus

dari kebutuhan

Gg. Ingesti

esofagitis

tubuh

BB turun

infus

Lemah
Resiko intoleran
aktifitas
Nutrisi makan
sedikit tapi sering,

makanan lunak,
posisi yang benar

saat makan



$1 #
c9, 25
Anfis
Patof
Askep
Mekanisme tersedak


0

<


") 

  adalah keadaan sfingter esofagus inferior yang gagal berelaksasi selama
menelan. Sebagai akibatnya, makanan yang ditelan ke dalam esofagus gagal untuk melewati
esofagus masuk ke dalam lambung.
Jika akalasia menjadi berat, esofagus sering tidak mengosongkan makanan yang ditelan
ke dalam lambung selama beberapa jam, padahal waktu yang normal adalah beberapa detik.
Setelah berbulan-bulan dan bertahun-tahun, esofagus menjadi sangat membesar sehingga sering
kali dapat menampung sebanyak satu liter makanan, yang sering menjadi terinfeksi dan
membusuk selama periode statis esofagus yang lama. Infeksi juga dapat mengakibatkan ulserasi
mukosa esofagus, kadang-kadang menimbulkan nyeri subternal atau bahkan ruptur dan
kematian.
Akalasia dapat diobati dengan melebarkan katup secara mekanik, contohnya dengan
menggelembungkan sebuah balon di dalam kerongkongan. 40% hasil dari prosedur ini
memuaskan, tetapi mungkin perlu dilakukan secara berulang. Vengan pemberian nitrat
(contohnya nitroglycerin yang ditempatkan di bawah lidah sebelum makan atau penghambat
saluran kalsium (contohnya nifedipine , maka tindakan untuk melebarkan kerongkongan dapat
ditangguhkan.
Sebagai perawat kita dapat memberikan Health Education kepada klien dengan cara
menghindari alcohol, dan makanan panas, dingin, dan pedas dan dianjurkan untuk tidur dengan
kepala terangkat untuk menghindari aspirasi.

$  
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok
mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman

teman sesama mahasiswa.

Selain itu penyakit akalasia ini sangat berbahaya dan kita sebagai host harus bisa menerapkan
pola hidup sehat agar kesehatan kita tetap terjaga.


0[

You might also like