Professional Documents
Culture Documents
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama
: Ny. M
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. Merpati RT 16 Kel Payo Lebar
I. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga
Status Perkawinan
: Sudah menikah
Jumlah Anak
: 2 orang
Jumlah Saudara
: Anak kedua dari enam bersaudara
Status Ekonomi Keluarga
: Menengah kebawah
Kondisi Rumah
: Pasien tinggal di sebuah rumah
permanen dengan ukuran 5 x 8 meter 3 dengan atap seng. Mempunyai 1
kamar, ruang tamu dan ruang keluarga yang bergabung dengan dapur.
Kamar mempunyai ventilasi yang cukup untuk pencahayaan dan
pertukaran udara. Mempunyai 1 kamar mandi dengan WC jongkok.
Sumber air berasal dari air PDAM dan sumber listrik berasal dari PLN.
Kondisi Lingkungan Keluarga : Pasien tinggal bersama suami dan kedua
orang anaknya, sehari-hari pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga,
mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci pakaian dan piring,
memasak, menyapu dsb. Setiap pagi sampai sore pasien tinggal sendirian
dirumah, suami dan kedua anak pasien bekerja.
II. Aspek Psikologis Keluarga :
Hubungan pasien dengan suami dan kedua anaknya baik. Tidak ada
masalah psikologis dalam keluarga
III.
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama : Nyeri pada lutut sebelah kanan sejak 3 bulan yang
lalu
Keluhan Tambahan : -
Bentuk
: Simetris, normocephal
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Thoraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Status lokalis
Palpasi
ROM
: Terganggu
VI.
Pemeriksaan Anjuran
- Cek darah rutin
- Cek Asam urat dan kolesterol
- Foto rontgen AP genu dextra
VII.
Diagnosa Kerja
Reumatoid arthritis
Arthritis Gout
IX.
a.
Manajemen
Promotif
b.
Preventif
Melakukan olahraga
c. Kuratif
1. Non farmakologi
- Kompres hangat
2. Farmakologi (1)
- Ibu profen 400 mg 3x1 tab jika nyeri
- Vit B complex 1x1 tab selama 7 hari
3. Tradisional :
Bersihkan 3-5 kencur kemudian diparut sampai habis. Parutan
kencur diberi minyak telon secukupnya kemudian dioleskan pada
lutut yang sakit sambil diurut pelan-pelan.
4. Rehabilitasi
- Menurunkan berat badan
- Berjalan dengan menggunakan tongkat
- Olahraga Ringan
- Fisioterapi
Penulisan Resep
Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Simpang Kawat
Indasil Isin Addala
SIP. G1A215057
STR. 3103199375246
No. X
S 3 dd 1 tab
R/ Vit B Complex tab
No. VII
S 1 d d 1 tab
Pro
: Ny. M
Umur
: 50 tahun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Osteoartritis
2.1.1 Definisi
Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi dan merupakan artropati yang paling banyak ditemukan
pada orang dewasa. Etiologinya multifaktorial dan ditandai dengan kehilangan
kartilago secara progresif serta perubahan hipertrofik pada tulang disekelilingnya
(osteofitosis) dan perubahan pada membran sinovial, disertai dengan nyeri sendi,
nyeri tekan, keterbatasan gerak, krepitus, dan peradangan lokal tanpa peradangan
sistemik. OA sangat sering ditemukan, khususnya seiring bertambahnya usia.
Sendi yang paling sering terkena adalah panggul, lutut, dan jari tangan. 1,2
2.1.2
1.
Klasifikasi osteoartritis
OA primer (idiopatik)
Merupakan bentuk OA tersering dialami dan faktor predisposisinya tidak
jelas serta tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun
proses perubahan lokal pada sendi.
2.
OA sekunder
Secara patologis tidak dapat dibedakan dari OA idiopati tetapi disebabkan
oleh penyakit lain yang mendasari.
Osteoartritis primer lebih sering ditemukan dibandingkan OA sekunder.3,4
2.1.3
Patogenesis Osteoartritis
6
2.
Beban yang ada secara fisiologis normal, tetapi sifat bahan kartilago atau
tulang kurang baik.3
Walaupun penyebab yang sebenarnya dari OA tetap tidak diketahui, tetapi
Pada tahap awal, radiografi mungkin normal tetapi seiring dengan berkurangnya
kartilago didapatkan penyempitan celah sendi, terbentuk sklerosis (lebih putih) di
sekitar tempat yang terkena, penonjolan pada tepi-tepi tulang dan pembentukan
kista. Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang diagnostik untuk OA, tetapi
pemeriksaan laboratorium spesifik dapat membantu mengetahui penyakit yang
mendasari pada OA sekunder. Karena OA primer bukan sistemik, laju endap
darah, penentuan kimia serum, hitung darah, dan urinalisis memberi hasil normal.
Analisis cairan sinovium memperlihatkan leukositosis ringan (sel darah putih <
2000 per mikroliter), dengan predominansi sel mononukleus. Bila dicurigai
terdapat robekan meniskus atau ligamen, dapat dilakukan pemeriksaan MRI yang
akan menunjukkan gambaran tersebut lebih jelas. Walaupun demikian, MRI
bukan alat diagnostik yang rutin, karena mahal dan seringkali tidak merubah
rancangan terapi. 11,13
Klinik
2.2.4
10
Secara garis besar faktor risiko untuk timbulnya OA adalah sama, namun
masing-masing sendi mempunyai biomekanik, cedera dan presentase gangguan
yang berbeda, sehingga peran faktor-faktor risiko tersebut untuk masing-masing
OA tertentu berbeda. Faktor risiko OA lutut adalah :13,14
a. Usia
Proses penuaan dianggap sebagai penyebab peningkatan kelemahan di
sekitar sendi, penurunan kelenturan sendi, kalsifikasi tulang rawan dan
menurunkan fungsi kondrosit, yang semuanya mendukung terjadinya OA.
A. Jenis Kelamin
Osteoartritis dapat ditemui baik pada pria maupun wanita. Di bawah usia
55 tahun, distribusi sendi OA pada laki-laki dan perempuan sama, namun
pada orang yang berusia lebih tua terjadi perbedaan.
B. Suku Bangsa
Prevalensi OA lutut pada penderita di negara Eropa dan Amerika tidak
berbeda, sedangkan suatu penelitian membuktikan bahwa ras Afrika
Amerika memiliki risiko menderita OA lutut 2 kali lebih besar
dibandingkan ras Kaukasia.
C. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya OA, misalnya pada ibu dari
seorang wanita dengan OA terdapat 2 kali lebih sering mengalami OA dan
anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai 3 kali lebih sering
daripada ibu dan anak perempuan-perempuan dari wanita tanpa OA.
D. Kegemukan
Berat badan yang berlebih nyata berkaitan dengan meningkatnya risiko
untuk timbulnya OA baik pada wanita maupun pada pria.
E. Cedera Sendi
11
Pekerjaan
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus
menerus (misalnya tukang pahat, pemetik kapas) berkaitan dengan
peningkatan risiko OA tertentu. Osteoartritis lutut banyak ditemukan pada
pekerja fisik berat, terutama yang banyak menggunakan kekuatan yang
bertumpu pada lutut.
G. Kepadatan Tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan risiko
timbulnya OA. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat
(keras) tak membantu mengurangi benturan beban beban yang diterima
oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi menjadi
lebih mudah robek. Faktor ini diduga berperan pada lebih tinggi nya OA
pada orang gemuk dan pelari dan kaitan negatif antara osteoporosis dan
OA.
H. Kelainan Pertumbuhan
Faktor risiko timbulnya OA lutut antara lain kelainan lokal pada
sendi lutut seperti genu varum, genu valgus, Legg Calve Perthes
disease dan dysplasia asetabulum. Kelemahan otot kuadrisep dan laksiti
ligamentum pada sendi lutut termasuk kelainan lokal yang juga menjadi
faktor risiko OA lutut.
12
Terapi Farmakologi
Terapi Farmakologi pada OA besifat simtomatik. Nyeri sendi sering dapat
terapi fisik. Pada edukasi, yang penting adalah meyakinkan pasien untuk dapat
mandiri, tidak selalu tergantung pada orang lain. Walaupun OA tidak dapat
disembuhkan, tetapi kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan.10
Beban berlebih terhadap sendi yang sakit harus dihindari. Beban
berlebihan terhadap lutut akibat pronasi kaki atau deformitas lutut varus/valgus
dapat diperbaiki dengan ortotik atau osteotomi. Sepatu untuk berlari juga
bermanfaat untuk memberi bantalan bagi beban. Pasien OA lutut atau panggul
harus menghindari berdiri, berlutut, dan berjongkok berkepanjangan. Penurunan
berat badan merupakan tindakan yang penting, terutama pada pasien-pasien
13
Tindakan Bedah
Bagi penderita dengan OA yang sudah parah, maka operasi merupakan
tindakan yang efektif. Penggantian sendi dapat memperbaiki kualitas hidup pada
orang-orang yang menderita penyakit lanjut dari nyeri yang berat serta kehilangan
fungsi yang cukup signifikan. Tindakan operasi dapat dilakukan apabila nyeri
yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan atau tindakan lokal, sendi yang tidak
stabil oleh karena subluksasi atau deformitas pada sendi, adanya kerusakan sendi
pada tingkat lanjut, dan untuk mengoreksi beban pada sendi agar distribusi beban
terbagi sama rata. 3,14
Tindakan bedah pada sendi lutut :
1.
2.
3.
4.
Artrodesis dilakukan bila terdapat kerusakan pada sendi dan sendi tidak
stabil pada orang muda. 9
14
BAB III
ANALISA KASUS
Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar
Keadaan rumah pasien cukup bersih dan terawat terdapat ventilasi udara,
jamban bersih serta halaman rumah yang cukup terawat.
Penyakit Osteoartritis tidak memiliki hubungan dengan keadaan rumah
dan lingkungan sekitar
Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga
Secara teori faktor herediter merupakan faktor risiko pada penyakit
osteoartritis ini.
Pada kasus ini tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama
sehingga tidak ada hubungan penyakit pada kasus ini dengan keadaan keluarga
dan hubungan keluarga.
Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan
lingkungan sekitar
Perilaku kesehatan pasien cukup baik, pasien menjaga kebersihan diri dan
kebersihan rumah serta halaman, sehingga rumah terlihat cukup terawat.
Penyakit Osteoartritis tidak memiliki hubungan dengan perilaku kesehatan
dalam keluarga dan lingkungan sekitar
Analisis kemungkinan faktor risiko atau etiologi penyakit pada pasien
Pada pasien ini dari anamnesis yang dilakukan terhadap berbagai faktor
yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit ini didapatkan kesimpulan
Penyakit ini terjadi karena faktor degeneratif dimana usia pasien 50 tahun,
selain itu penyakit ini juga lebih sering terjadi pada wanita. Berat badan pasien
juga bisa menjadi faktor penyebab penyakit ini karena indeks massa tubuh pasien
berada pada overweight dimana dapat menyebabkan beban berlebihan pada lutut.
Analisis untuk mengurangi paparan
Pasien kita edukasi mengenai penyakit yang diderita, menjelaskan kepada
pasien bahwa tujuan terapi pada penyakit ini yaitu tidak menyembuhkan namun
15
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Gleadle Jonathan. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta:
Erlangga; 2006. hal. 192-3.
2. Kamus saku kedokteran Dorland. Edisi ke-25. Jakarta: EGC; 1998. hal.
807.
3. Brandt KD. Osteoartritis. Dalam: isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson JD,
Martin JB, Fauci AS, Kasper DL, editor. Harrison prinsip-prinsip ilmu
penyakit dalam; vol 4. Edisi ke-13. Jakarta: EGC; 2000. hal.1886-92.
4. Soenarto. Rematik pada usia lanjut. Dalam: Martono H, Pranaka K, editor.
Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). Edisi ke-4. Jakarta: Balai penerbit
FK-UI; 2009. hal. 424-42.
5. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Patologi; vol 2. Edisi ke-7. Jakarta:
EGC; 2007. hal. 862-4.
6. Carter MA. Osteoartritis. Dalam: Anderson SP, McCarty LW. Patofisiologi
konsep klinis proses-proses penyakit; vol 2. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;
2005. hal. 1380-4.
7. Baziad Ali. Menopause dan andropause. Jakarta: Yayasan bina pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2003. hal. 46.
8. Chandrasoma P, Taylor CR. Patologi anatomi. Edisi ke-2. Jakarta: ECG;
2005. hal. 891-2.
9. Rasjad Chairuddin. Ilmu bedah Ortopedi. Makassar: Bintang lamumpatue;
2003. hal. 196-204.
10. Bosker G, Stander P. panduan konsul cepat untuk kedokteran klinik.
Jakarta: EGC; 2000. hal. 169-72.
11. Palmer PES, Cockshott WP, Hegedus V, Samuel E. Petunjuk membaca
foto untuk dokter umum. Jakarta: EGC; 1995. hal. 119.
12. Altman R, Asch E, Bloch D, Bole G, Borenstein D, Brandt K, et all.
Development of criteria for the classification and reporting of osteoartritis
of the knee. Arthritis and rheumatism. 1986: 29(8): 1039-49.
13. Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis.
Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiadi S,
editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam; jilid 2. Edisi ke-4. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI; 2006. hal. 1195 201.
14. Davey Patrick. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga; 2006. hal. 374-5.
17
Lampiran
18
19