Professional Documents
Culture Documents
Bab I1
Bab I1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Saat ini banyak sekali penyakit yang baru pada saluran pernafasan dan
penyebabnya bermacam-macam, ada di sebabkan oleh virus, bakteri, dan lain
sebagainya. Dengan penomena ini harus menjadi perhatian bagi kita semua. Salah
satu penyakit pada saluran pernafasan adalah pneumonia. Penyakit Pneumonia
sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang
memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun),
akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat
ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di
kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa
beribu-ribu warga tua setiap tahun. (Jeremy, dkk, 2007, Hal 76-78)
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program
P2ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini
mengupayakan agar istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga
memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang
penanggulangan Pnemonia. Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita
kedalam 2 kelompok usia:
Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia) Usia 2
bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan
Bukan Pnemonia ). Klasifikasi Bukan-pnemonia mencakup kelompok balita
penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan
tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.
Penyakit ISPA diluar pnemonia ini antara lain: batuk-pilek biasa (common cold),
pharyngitis, tonsilitis dan otitis. Pharyngitis, tonsilitis dan otitis, tidak termasuk
penyakit yang tercakup dalam program ini.
1
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
pneumonia.
1.2.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui konsep dasar teoritis penyakit pneumonia
Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan
pneumonia, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, dan
intervensi
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia,
yang meliputi ppengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementsi, dan evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 TINJAUAN TEORITIS MEDIS
2.1.1 Pengertian
2.1.2. ETIOLOGI
Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri (+) gram,
Streptococcus Pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri
Staphylococcus Aureus adalah streptokokus beta-hemolitikus grup A yang juga
sering menyebabkan pneumonia,demikian juga pseudomonas aeroginosa.
Pneumonia lain disebabkan oleh virus misalnya influenza. Pneumonia
mikoplasma, Suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai yang disebabkan oleh
suatu organisme yang berdasarkan beberapa aspeknya berada diantara bakteri dan
virus.(Asih&Effendy:2004).
2.1.3 Patofisiologi
2.1.4 Pathway
2.1.5.Manifestasi Klinik
Masa inkubasi 9 hari sampai 21 hari, biasanya 12 hari, sekitar 2-50%
pasien mempunyai gejala infeksi saluran pernafasan atas yang ditandai dengan
tenggorokan dan gejala nasal pada waktu permulaan pneumonia. Gejala dini yang
khas adalah demam, menggigil, batuk dan sakit kepala rasa tidak enak badan,
nyeri tenggorokan, nyeri dada, sakit telinga (Soeparman, 1999:709)
Sedangkan menurut Donna L Wong (1995:1400) manifestasi klinis pada
pneumonia sebagai berikut :
1. Demam, biasanya demam tinggi
2. Nyeri dada
3. Batuk, batuk tidak produktif sampai produktif dengan sputum yang
4.
5.
6.
7.
8.
berwarna keputihan
Takipnea, sianosis
Suara nafas rales atau ronki
Pada perkusi terdengar dullness
Retraksi dinding thorak
Pernafasan cuping hidung
BAB II
TEORITIS KEPERAWATAN
2.2.1. PENGKAJIAN
Pengkajian Klien dengan Pneumonia meliputi :
A). Aktivitas
Gejala
Tanda
B). Sirkulasi
Gejala
Tanda
D). Makanan/Cairan
Gejala
Tanda
: Distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan
turgor Kulit buruk dan penampilan kakeksia (malnutrisi)
E). NeuroSensori
10
Gejala
Tanda
F). Nyeri/Kenyamanan
Gejala
Tanda
Bunyi Napas: menurun atau tidak ada area yang terlibat atau napas Brokial
Warna
H). Keamanan
11
Gejala
Tanda
12
vital : respirasi meningkat, px. fisik : penggunaan otot aksesori, suara nafas
bronchial.
5. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan akibat muntah
6. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen ditandai dengan pasien mengeluh lemas, sulit bernapas,
tampak lemah, sesak, px. tanda vital : respirasi meningkat.
7. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi parenkim paru ditandai dengan pasien
mengatakan badan panas, tampak menggigil, px. tanda vital : suhu meningkat.
8. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan utama
sekunder terhadap perlengketan secret di saluran pernapasan.
9. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering terbangun sekunder tehadap
gangguan pernapasan, batuk ditandai dengan pasien mengatakan sering terbangun
di malam hari karena sulit bernapas dan batuk, tampak lelah.
2.2.4 Perencanaan Keperawatan
A. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder
terhadap infeksi ditandai dengan pasien mengeluh batuk bercampur sputum,
tampak batuk produktif berupa sputum, Px. Fisik : perkusi pekak, inspirasi rales,
ronchi nyaring.
2. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri dada, tampak meringis, px. Tanda vital : nadi meningkat
(takikardi).
3. Pola napas tak efektif berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder terhadap
infeksi ditandai dengan pasien mengeluh sulit bernapas, tampak sesak, px. Tanda
vital : respirasi menurun, px. Fisik : penggunaan otot aksesori, suara pernafasan
bronchial.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya
nafsu makan sekunder terhadap mual dan muntah ditandai dengan pasien
mengeluh mual, nafsu makan menurun dan muntah.
5. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen ditandai dengan pasien mengeluh lemas, sulit bernapas,
tampak lemah, sesak, px. Tanda vital : respirasi menurun.
13
mengatakan badan panas, tampak menggigil, px. Tanda vital : suhu meningkat.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering terbangun sekunder tehadap
gangguan pernapasan, batuk ditandai dengan pasien mengatakan sering terbangun
16
17
18
19