You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. SKENARIO
Ny. Ani, 25 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan tidak haid sampai 4
bulan.Riwayat menarke 13 tahun dan memiliki siklus haid 29-31 hari.

B. KATA SULIT
1. Menarke : pembentukan atau permulaan menstruasi
2. Haid / menstruasi : hasil interaksi kompleks yang melibatkan sistem hormon dan
organ tubuh yaitu hipotalamus, hipofise, ovarium dan uterus

C. KATA KUNCI
1. Perempuan 25 tahun
2. Tidak haid sampia 4 bulan
3. Riwayat menarke 13 tahun
4. Siklus haid 29-31 hari

D. PERTANYAAN
1. Jelaskan pengertian haid normal
2. Jelaskan fisiologi haid normal
3. Klasifikasi gangguan haid dan penaganannya
4. Langkah-langkah diagnosis dari skenario
5. Hormon yang berperan dalam siklus haid
6. Faktor faktor selain hormon yang mempengaruhi siklus haid
7. DD

E. JAWABAN
1. Pengertian haid/menstruasi
Haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan endometrium.Panjang siklus yang normal adalah secara umum
28 hari dengan kesalahan atau ketidakpastian kurang lebih 1 hari. Panjang
siklus dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti usia dan nutrisi. Rata-rata
gadis usia 12 tahun panjangnya mencapai 25.1 hari, wanita usia 43 tahun
27.1 hari, wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Lama haid biasanya 3-5 hari, ada
yang 1-2 hari dan ada yang 7-8 hari. Rata-rata normalnya selama 21-35
hari dengan volume darah rata-rata normal 40-80 ml.

2. Fisiologi haid normal


-

Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari

Esrogen dihasilkan oleh follikel dan korpus luteum

Progesteron Estrogen pada midsiklus lonjakan LH ovulasi

Progesteron dihasilkan hanya oleh korpus luteum

Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi

Umur korpus luteum 10-14 hari

Fase luteal / Fasesekresi 14 hari (hampir selalu tetap)

Fase folikulogenesis/ fase proliferasi variasi antara 7-21hari

Ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid berikutnya

Korpus luteum terbentuk 16 jam setelah ovulasi

Haid terjadi 4 hari sesudah korpus luteum mati

Haid teratur umumnya ovulatoar, tidak teratur umumnya anovulatoar

Defek fase luteal terjd oleh karena :


Produksi progesteron dari korpus luteum dihasilkan kurang
Umur korpus luteum pendek (<10 hari)

3. Klasifikasi gangguan haid


Digolongkan dalam :
1) Kelainan panjang siklus (Normal =21-35hari):
a. Polimenore (sering)
Polimenore adalah panjang siklus haid kurang dari 21 hari
(normal 21-35).Keadaan polimenore bisanya terjadi pada siklus
ovulatoar maupun pada siklus anovulatoar.
Kausa :
-

Anovulasi karena gangguan hormonal

Insufisiensi korpus luteum (fase luteal memendek)

Fase folikuler memendek

Penanganan :
-

Pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi

Pada insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hari


16-25

Pada fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8

b. Oligomenore (jarang)
Oligomenore adalah panjang siklus haid lebih dari 35 hari
(normal 21-35 hari) dan kurang dari 3 bulan.Keadaan oligomenore
umumnya adalah siklus ovulator sehingga fertilitas tidak
terganggu.

Kausa :
-

Fase folikuler memanjang

Fase sekresi memanjang


Penanganan :

Tidak diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur

Indukasi ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang

c. Amenore (tidak haid)


Definisi : tidak haid lebih dari 3 bulan berturut-turut.
Amenore dapat dibagi dalam dua bentuk :
- Amenore fisiologik :
Prapubertas / pasca menopause
Hamil, laktasi
- Amenore patologik :
Amenore primer
Amenore sekunder
Penyebab: Gangguan hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus
(endometrium) dan vagina
-

Amenore hipotalamik
Kausa :

Organik seperti kraniofaringioma dan ensefalitis

Fungsional oleh ggn pelepasan LHRH (mis:anoreksia


nervosa & bulimia), obat- penghambat PIF(fenotiazin,
trangulaizer obat2 psikofarmaka) hiperprolaktinemia
amenorea

Amenore hipofisis
Kausa : Kelainan organik seperti Sheehan syndrom oleh karena
iskemia/nekrosis
kraniopar

adenohipofisis

karena

trombosis

hipofisis,

ngioma (tumor yang tidak mensekresi hormon) dan

adenoma hipofisis (prolaktinoma).

Amenore Ovarium
Kausa antara lain : hipoplasia ovarium
menopause perekok;

(sindroma turner) ;

sindrom resisten ovarium dan tumor

ovarium.
-

Amenore uterina
Kausa amenore uterina antara lain : aplasia uteri; kerusakan
endometrium akibat perlengketan (sindroma Asherman); infeksi
berat seperti TBC.
Penanganan Amenore
Tergantung kausa : organik atau fungsional

Organik ditangani sesuai kel.organik

Fungsional : konseling, obat-obat psikofarmak,


substitusi & pemberian hormon secara
siklik, induksi ovulasi
Uji hormonal untuk menilai kausa
Uji P, E+P, HMG, klomifen,& uji LHRH
Arti uji hormonal :
Uji P(+) disregulasi aksis H-H-O
Uji E+P(+) hipoestrogenik
Uji HMG(+) sentral (hipogonadotropinhipogonadisme)
Uji klomifen(+) fs hipofisis normal
Uji LHRH(+) fs hipotalamus normal
Penanganan :
Uji P(+)
: bila belum ingin punya anak, beri P hr 16-25 selama
3 siklus, bl ingin punya anak beri obat pemicu ovulasi.
Uji P(-)
: lakukan uji E+P (E:21hr+P hr ke 12-21) + bl haid
2-3hr kmd
Uji E+P(+) : beri E 25hr +P hr ke19-25 selama 3 siklus

Uji P(-)&E+P(-):perlu penanganan lanjut


2) Kelainan banyaknya haid (Normal =80ml):
a. Hipermenore (banyak)
Definisi : perdarahan haid yang jumlahnya banyak (>80 ml atau
ganti pembalut >5 kali/hari)
Kausa :-Kel.organik (tumor,infeksi)
-Kel.darah (darah)
-Kel.fungsional (endokrin)
Penanganan : Sesuai kausa
b. Hipomenore (sedikit)
Definisi : Peradarahan haid yang jumlahnya sedikit (<40ml atau
ganti pembalut <5x/hari)
Kausa : ke<an steroid dan anovulasi
Penanganan :
-tidak perlu terapi jika siklus ovulatoar
-subsitusi hormon Estrogen dan Progesteron
-induksi ovulasi jika siklus anovulatoar dan ingin anak.
3) Kelainan lama haid (Normal = 3-7hari):
-

Menoragi (memanjang) >7 hari


Menoragi : Haid berlangsung >7hr dgn jumlah darah yang banyak
Kausa dan penanganan = dengan hipermenore

Brakimenore (memendek) <3 hari

Brakimenore : Haid berlangsung <3hr dgn jumlah darah kadang sedikit


Kausa dan penanganan = dengan hipomenore
4) Metroragi (haid diluar siklus normal)
5) Perdarahan bercak
-

Premenstrual spotting
Premenstrual spotting : Perdarahan yg terjadi 3-4 hari sebelum
haid berupa bercak darah
Kausa :kel.endokrin (Estrogen ) prahaid &

kel.organik (polip,erosi porsio)


Penanganan :sesuai penyebab
-

Postmenstrual spotting
Postmenstrual spotting : Perdarahan bercak yang terjadi sampai 7
hari setelah haid normal
Kausa : gangguan reepitelisasi endometrium dan infeksi.
Penanganan : kuret dan antibiotik

6) Perdarahan uterus disfungsional (PUD)


Perdarahan uterus abnormal (lama,banyak dan panjangnya) yg
terjadi semata-mata krn ggn fungsional mekanisme kerja poros H-HO-E,dgn tanpa adanya kelainan organik organ reproduksi dan
penggunaan kontrasepsi atau pengobatan hormonal.
7) Gangguan lain berhubungan dengan haid :
a. Metroragi (haid diluar siklus)
b. Dismenore (nyeri bila haid)
c. Premenstrual tension (ketegangan haid)

4. Langkah-langkah diagnosis
Diagnosis ditegakkan:

Anamnesis

Pemeriksaan fisis

Pemeriksaan ginekologik
Pemeriksaan penunjang

Anamnesis :

Usia menars, pertumbuhan badan

Riwayat stress berat,penyakit berat, obat-obatpenenang, obat-obat


penurun berat badan

Pemeriksaan fisis : BB,TB, pertubuhan sex sekunder.


Pemeriksaan ginekologis : pemeriksaan genitalia interna/externa

Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen,kampimeter, T3/T4,pem.kromosom

5. Hormon yang mempengaruhi siklus haid


Faktor terpenting dalam mekanisme haid adalah serangkaian hormone
yang saling bekerja sama dan mempengaruhi sehungga menimbulkan
serangkaian peristiwa yang nantinya akan mengawali dan mengakhiri
menstruasi sebagai suatu siklus yang terus berjalan. Hormon yang
berfungsi sebagai pemicu pengeluaran berasal dari otak, yaitu hipotalamus
yang mengeluarkan GnRH. GnRH akan merangsang pelepasan FSH dan
LH oleh hipofisis anterior. Kedua hormone ini akan berikatan dengan
reseptornya pada oragan sasarannya yaitu ovarium. Ovarium akan
menghasilkan hormone estrogen dan progesterone yang akan
mempengaruhi sel targetnya di uterus. Feedback positif dan negative yang
masing-masing diberikan akan mempengaruhi satu sama lain.

6. Faktor selain hormon yang mempengaruhi siklus haid


a. Enzim
Pada fase proliferasi, enzim hidrolitik disimpan dan pembentukan
glikogen dan mukopolisakarida dirangsang. Jika tidak terjadi pembuahan,
progesterone akan turun dan enzim hidrolitik dilepaskan untuk
merusakkan sel-sel yang berperan dalam produksi protein. Karena itu
timbul gangguan pada metabolisme endometrium sehingga terjadi regresi
dan perdarahan.
b. Vaskuler
Pada masa proliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi pada
lapisan fungsional endometrium.Dengan regresi endometrium, timbul
stasis dalam vena serta saluran yang menghubungkan dengan
arteri.Akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan disertai pembentukan
hematoma dari arteri maupun vena.
c. Psikis
Faktor emosional dan stress juga turut mempengaruhi keteraturan dari
komunikasi tiap-tiap komponen yang mempengaruhi menstruasi.
d. Nutrisi

Nutrisi yang cukup juga penting dalam mempersiapkan pematangan


organ-organ reproduksi dan persiapkan energy dan zat yang dibutuhkan
sebelum terjadi menstruasi.

7. DD
-

- Hamil
Polikistik Ovarium Sindrom
Sindrom Asherman

BAB II

PEMBAHASAN
KEHAMILAN
Proses Terjadinya Kehamilan
Kehamilan terjadi ketika hubungan seksual dilakukan pada saat wanita
dalam masa ovulasi atau masa subur dan sperma dari pria membuahi sel telur dari
wanita tsb. Telur yang telah dibuahi akan menempel pada dinding rahim, yang
akan bertumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu. Sel Telur / Ovum
yang dibuahi oleh sel mani ( spermatozoa ) akan menjadi satu, Banyak sel mani
yang melekat pada dinding Ovum tetapi hanya hanya 1 selmani yang berhasil
membuahi Ovum. Beberapa jam setelah pembuahan maka akan terjadi stadium
Zygote ( Ovum yang sudah dibuahi dan terbentuk 2 sel jaringan ). setelah
pembuahan, sel telur yang telah dibuahi tersebut akan berkembang menjadi
sekelompok sel (berjumlah ratusan) seperti bola.
Sel-sel yang berada di dalam akan berkembang menjadi janin sementara
sel-sel yang terletak di bagian luar akan membentuk trofoblas. Sel-sel yang
membentuk trofoblas inilah yang kelak akan menjadi plasenta
Dalam 3 hari akan terbentuk sel yang sama besarnya dan masuk pada
stadium Morula,. Stadium ini terus berkembang dan menjadi stadium Blastula.
Pada stadium ini terbentuk sel-sel yang membentuk dinding Blastula dan akan
membentuk suatu simpai yang disebut sebagai Trofoblast. Trofoblast mempunyai
kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan lapisan
Endometrium ( lapisan paling dalam dari Rahim ). Nidasi terjadi pada dinding
depan atau dinding belakang rahim. Jika Nidasi ini terjadi barulah dapat disebut
adanya kehamilan. Setelah itu Blastula tumbuh pesat dan membentuk jaringan
Embryo yang selanjutnya terbentuk jaringan Ektoderm, Mesoderm dan Entoderm.
Masing-masing jaringan akan membentuk masing-masing organ yang berbedabeda ( tulang, rambut, paru-paru, jantung dll ). Embryo ini terus tumbuh dan
menjadi Janin.

1. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai janin lahir, lama hamil
normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Sedangkan secara medis kehamilan dimulai dari proses pembuahan sel
telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria. Untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan maternal selama hamil maka ibu dianjurkan untuk
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang disebut dengan antenatal.
2. Tanda dan Gejala Kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan yaitu :
a. Tanda pasti kehamilan
1) Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa, juga bagian-bagian
janin.
2) Denyut jantung janin
a) Didengar dengan stetoskop monoral leannec.
b) Dicatat dan didengar alat Doppler.
c) Dicatat dengan feto elektrokardiogram.
d) Dilihat pada ultrasonografi (USG).
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
b. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)
1) Amenorea
Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama haid terakhir
(HPHT)

dan

taksiran

tanggal

persalinan

(TTP)

yang

dihitung

menggunakan rumus naegele yaitu TTP = (HPHT + 7) dan (bulan HT + 3).

2) Nausea and Vomiting


Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari, maka disebut morning
sickness.
3) Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-bauan.
4) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
5) Anoreksia
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu
makan timbul kembali.
6) Fatigue
7) Mammae membesar
Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
Kelenjar montgomery terlihat membesar.
8) Miksi
Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
9) Konstipasi / obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon
steroid.
10) Pigmentasi kulit

Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai


di muka (Chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut
(linea nigra=grisea).
11) Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.
12) Pemekaran vena-vena (varises).
Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada
triwulan akhir.
c. Tanda kemungkinan hamil
1) Perut membesar.
2) Uterus membesar.
3) Tanda Hegar.
Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus segmen
bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.
4) Tanda Chadwick
Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebirubiruan.
5) Tanda Piscaseck
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio
biasanya terletak disebelah atas, dengan bimanual akan terasa benjolan
yang asimetris.
6) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (braxton hicks).
7) Teraba ballotement.
8) Reaksi kehamilan positif.
3. Tahap Kehamilan

Kehamilan dibagi menjadi tiga periode yaitu :


a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu).
b. Kehamilan triwulan kedua (antara > 12 sampai 28 minggu).
c. Kehamilan triwulan terakhir (antara > 28 sampai 40 minggu).
4. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
Perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan yaitu :
a. Perubahan pada sistem reproduksi
1) Uterus
a) Ukuran rahim membesar.
b) Berar dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan.
c) Bentuk dan konsistensi menjadi lebih panjang dan lunak (tanda hegar,
dan pisscacek.
d) Terjadi vaskularisasi.
2) Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak merah dan kebiruan.
3) Ovarium
Ovarium berhenti masih terdapat korpus luteum gravidarum sampai
terbentuknya plasenta yang mengambil pengeluaran estrogen dan progesteron.
4) Payudara
Sebagai persiapan menyusui perkembangan payudara dipengaruhi oleh
estrogen dan progesteron dan sosamomamotropi.

b. Perubahan pada organ dan sistem lainya


1) Sirkulasi darah ibu
a) Meningkatkan kebutuhan sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan janin.
b) Hubungan langsung antara arteri dan vena pada retnoplasenter.
c) Pengaruh peningkatan hormon estrogen dan progesteron.
d) Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum lebih dari
pertumbuhan sel terjadi hemodilusi.
e) Mengalami anemia fisiologi akibat dari hemodilusi.
2) Sistem pencernaan
Pengaruh

estrogen

yang

meningkat,

pengeluaran

asam

lambung

menyebabkan hipersalivasi, morning sickness, emesis gravidarum, terasa panas


dilambung akibat pengaruh progesteron menimbulkan gerakan usus semakin
lambat sehingga terjadi konstipasi.
3) Sistem respirasi
Terjadi desakan diagfragma karena dorongan atau pembesaran rahim dan
akibat dari kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih
dalam.
4) Perubahan pada kulit
Terjadi kloasma gravidarum, striae livida, strie alba, strie nigra, pigmentasi
pada mamae atau papila mamae.
5) Perubahan metabolisme
a) Metabolisme basal naik 15-20 %.

b) Keseimbangan asam basa meiurun akibat hemodilusi darah dan


kebutuhan mineral untuk janin.
c) Kebutuhan nutrisi meningkat.
d) Pertambahan berat badan ibu hamil normal antara 6,5-16,5 kg selama
hamil atau 0,5 kg per minggu.
5. Perubahan Psikologis pada Kehamilan
Perubahan psikologis pada wanita hamil menurut trimester kehamilan
adalah :
a. Trimester I
1) Rasa Cemas Bercampur Bahagia
Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan trimester
pertama ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus disertai rasa
bahagia. Munculnya rasa ragu dan khawatir sangat berkaitan pada kualitas
kemampuan untuk merawat dan mengasuh bayi dan kandungannya,
sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia merasa sudah sempurna sebagai
wanita yang dapat hamil.
2) Perubahan Emosional
Perubahan-perubahan emosi pada trimester pertama menyebabkan adanya
penurunan kemauan berhubungan seksual, rasa letih dan mual, perubahan
suasana hati, cemas, depresi, kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya
dan bayinya, kekhawatiran pada bentuk penampilan diri yang kurang
menarik dan sebagainya.
3) Sikap Ambivalen
Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat
simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu atau kondisi
Meskipun sikap ambivalen sebagai respon individu yang normal, tetapi

ketika memasuki fase pasca melahirkan bisa membuat masalah baru.


Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu perubahan kondisi fisik,
pengalaman hamil yang buruk, ibu karier, tanggung jawab baru, rasa
cemas atas kemampuannya menjadi ibu, keuangan dan sikap penerimaan
keluarga terdekatnya.
4) Ketidakyakinan atau Ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada
kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah
emosi dan kepribadian. Meskipun demikian pada kebanyakan ibu hamil
terus berusaha untuk mencari kepastian bahwa dirinya sedang hamil dan
harus membutuhkan perhatian dan perawatan khusus buat bayinya.
5) Perubahan Seksual
Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun. Hal-hal yang
menyebabkannya berasal dari rasa takut terjadi keguguran sehingga
mendorong kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.
6) Fokus pada Diri Sendiri
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih
berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin. Meskipun
demikian bukan berarti ibu kurang memperhatikan kondisi bayinya. Ibu
lebih merasa bahwa janin yang dikandungnya menjadi bagian yang tidak
terpisahkan.
7) Stres
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester pertama
bisa berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini dapat
mempengaruhi perilaku ibu. Terkadang stres tersebut bersifat instrinsik
dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti sakit,
kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.

8) Goncangan Psikologis
Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada trimester
pertama dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.
b. Trimester II
Selama fase trimester kedua kehidupan psikologi ibu hamil tampak lebih
tenang, namun perhatian ibu mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh,
kehidupan seks, keluarga dan hubungan batiniah dengan bayi yang
dikandungnya, serta peningkatan kebutuhan untuk dekat dengan figur ibu,
melihat dan meniru peran ibu serta meningkatnya ketergantungan ibu pada
pasangannya. Beberapa bentuk perubahan psikologis pada trimester kedua,
yaitu :
1) Rasa Khawatir / Cemas
Kekhawatiran yang mendasar pada ibu ialah jika bayinya lahir sewaktuwaktu. Keadaan ini menyebabkan peningkatan kewaspadaan terhadap
datangnya tanda-tanda persalinan. Hal ini diperparah lagi dengan
kekhawatiran jika bayi yang dilahirkannya tidak normal. Paradigma dan
kegelisahan ini membuat kebanyakan ibu berusaha mereduksi dengan cara
melindungi bayinya dengan memakan vitamin, rajin kontrol dan
konsultasi,

menghindari

orang

atau

benda-benda

yang

dianggap

membahayakan bayinya.
2) Perubahan Emosional
Perubahan emosional trimester II yang paling menonjol yaitu periode
bulan kelima kehamilan, karena bayi mulai banyak bergerak sehingga ibu
mulai memperhatikan bayi dan memikirkan apakah bayinya akan
dilahirkan sehat atau cacat. Rasa kecemasan ini terus meningkat seiring
bertambahnya usia kehamilannya.
3) Keinginan untuk Berhubungan Seksual

Pada trimester kedua terjadi peningkatan energi libido sehingga pada


kebanyakan ibu menjadi khawatir jika dia berhubungan seksual apakah ini
dapat mempengaruhi kehamilan dan perkembangan janinnya. Bentuk
kekhawatiran yang sering terjadi adalah apakah ada kemungkinan janinnya
cedera akibat penis, orgasme ibu, atau ejakulasi. Meskipun demikian, yang
perlu diketahui hubungan seks pada masa hamil tidak berpengaruh karena
janin dilindungi cairan amnion di dalam uterus.
c. Trimester III
1) Rasa Tidak Nyaman
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga
dan pada kebanyakan ibu merasa bentuk tubuhnya semakin jelek. Selain
itu, perasaan tidak nyaman juga berkaitan dengan adanya perasaan sedih
karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang
diterima selama hamil sehingga ibu membutuhkan dukungan dari suami,
keluarga, bidan.
2) Perubahan Emosional
Pada bulan-bulan terakhir menjelang persalinan perubahan emosi ibu
semakin berubah-ubah dan terkadang menjadi tak terkontrol. Perubahan
emosi ini bermuara dari adanya perasaan khawatir, cemas, takut, bimbang
dan ragu jangan-jangan kondisi kehamilannya saat ini lebih buruk lagi saat
menjelang

persalinan

atau

kekhawatiran

dan

kecemasan

akibat

ketidakmampuannya dalam menjalankan tugas-tugas sebagai ibu pasca


kelahiran bayinya.

Laporan Individu
29 Maret 2016

LAPORAN TUTORIAL

MODUL TIDAK HAID


BLOK REPRODUKSI

Disusun oleh :
Nama

: Anugrah Eka Putri

Stambuk

: 14777043

Kelompok

: II (Dua)

Pembimbing :dr. Cinderella A. N. R, Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
2016

You might also like