You are on page 1of 5

BAB III

KESIMPULAN

Demam adalah keadaan dimana suhu tubuh berada diatas nilai normal
yang didefinisikan sebagai berikut: temperatur rektal diatas 38C, temperatur
aksila diatas 37.5C, dan temperatur pada membran timpani diatas 38.2C.
Sedangkan demam tinggi adalah apabila suhu tubuh diatas 39.5C dan
hiperpireksia adalah apabila suhu tubuh diatas 41.1C. Demam dapat
disebabkan oleh faktor infeksi dan non infeksi. Beberapa penyebab demam
dari infeksi meliputi infeksi dari virus, jamur, parasit maupun bakteri. Penyebab
demam non infeksi bisa dari faktor lingkungan seperti lingkungan yang padat
dan dapat memicu timbulnya stres ataupun pengeluaran panas berlebihan
dalam tubuh.
Patofisiologi dari terjadinya demam diakibatkan dari ketidakseimbangan
antara produksi dan pelepasan panas, serta adanya gangguan dari
termoregulasi pusat di hipotalamus. Pirogen adalah suatu zat yang
menyebabkan demam, terdapat dua jenis pirogen, yaitu pirogen eksogen dan
pirogen

endogen.

Pirogen

eksogen

berasal

dari

luar

tubuh

dan

berkemampuan untuk merangsang IL-1, sedangkan pirogen endogen berasal


dari dalam tubuh dan mempunyai kemampuan untuk merangsang demam
dengan mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus.
Terdapat berbagai macam pola demam yang berguna untuk mengetahui
kemungkinan etiologi dari demam, antara lain: demam kontinyu, remiten,
intermiten, bifasik, tersiana dan quartana, Pel-Ebstein, thypus inversus,
relapse, rekuren, dan periodik. Berdasarkan ada tidaknya fokus infeksi,
demam dapat diklasifikasikan menjadi demam dengan localizing signs, tanpa
localizing signs, dan fever of unknown origin.
Tatalaksana demam meliputi surface cooling, pemberian antipiretik, dan
antibiotik. Antipiretik yang dapat diberikan kepada anak dengan demam
adalah parasetamol, ibuprofen, salisilat, atau steroid. Namun, parasetamol
dan ibuprofen adalah antipiretik yang paling direkomendasikan untuk
diberikan.

37

38

DAFTAR PUSTAKA

Bang A, Chaturvedi P. 2009. Yale Observation Scale for Prediction of Bateremia


in Febrile Children. Indian Journal of Pediatrics, Vol.76, June 2009, p.599604.
Dinarello, C.A., Gelfand, J.A., 2005, Fever and Hyperthermia.In: Kasper, D.L et.
al., ed. Harrisons Principles of Internal Medicine. 16th ed. The McGraw-Hill
Company. Singapore:, hal. 104-8.
El-Radhi AS, Carroll J, Klein N, penyunting. 2009. Clinical Manual of Fever in
Children. Edisi ke-9. Berlin: Springer-Verlag.
Ganong, W.F., 2002, Pengaturan Sentral Fungsi Visera, Dalam: Widjajakusumah,
M.D., Editor, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20, Jakarta, EGC, 240-6.
Graneto JW. 2010. Pediatric Fever. Chicago College of Osteopathic Medicine of
Midwestern

University.

[online].

Diambil

dari:

http://emedicine.medscape.com/article/801598-overview pada tanggal 18


Desember 2016.
Guyton AC dan Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Isaacs D. 2007. Evidence-based Pediatric Infectious Disease. Edisi pertama.
Massachusetts: Blackwell Publishing.
Ismoedijanto. 2000. Demam pada Anak. Sari Pediatri, Vol.2, No.2, Agustus 2000:
103-108.
Ismoedijanto. Pendekatan Diagnosis pada Anak dengan Demam. Dalam: IDAI.
2010. Workshop & Simposium Tatalaksana Mutakhir Kasus Demam pada
Anak. Jember: IDAI.
Jasiecka A, Manslanka T, Jaroszewski J. 2014. Pharmacological Characteristic of
Metamizole. Polish Journal od Veterinary Science Vol.17, No.1: 207-214.

39

Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, peyunting. 2011. Nelson
Textbook of Pediatrics. Edisi ke-19. Philadelphia: Saunders Elsevier.
Klien MW, Lorin MI. Fever withoust Source. Dalam: Crocetti M, Barone MA,
penyunting. Oskis Essential Pediatrics. Edisi kedua. 2004. Baltimore, New
York: Lippincott Williams & Wilkins.
Lorin MI, Feigin RD. Fever without source and fever of unknown origin. Dalam:
Feigin RD, Cherry JD, Demmler GJ, Kaplan SL, penyunting. 2004.
Textbook of Pediatric Infectious Disease. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier.
Medical

Encyclopedia.

2014.

Hypothalamus.

http://medicalterms.info/anatomy/Hypothalamus/

[online].
pada

Diambil

dari:

tanggal

18

Desember 2016.
Nelwan, R.H., 2009, Demam: Tipe dan Pendekatan. Dalam: Sudoyo, A.W.,
Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., dan Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III, Edisi 5, Interna Publishing, Jakarta, hal. 2767-8.
Pujiarto PS. 2008. Demam pada Anak. Maj Kedokt Indon, Vol:58, No.9.
Soedarmo S, Garna H, Hadinegoro SR, Satari HI, penyunting. 2008. Buku Ajar
Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Soegeng S, Yulia S. Demam pada Bayi dan Anak. Dalam: IDAI. 2010. Workshop
& Simposium Tatalaksana Mutakhir Kasus Demam pada Anak. Jember:
IDAI.
Soemakto. Penatalaksanaan Demam pada Anak. Dalam: IDAI. 2010. Workshop
& Simposium Tatalaksana Mutakhir Kasus Demam pada Anak. Jember:
IDAI.
Ward MA, Parcells CL. Fever: Pathogenesis and Treatment. Dalam: Feigin RD,
Cherry JD, Harrison GJ, Kaplan SL, penyunting. 2009. Pediatric Infectious
Disease. Edisi ke-6. Philadelphia: Saunders Elsevier.

40

Wilmana, P.F., Gan, S., 2009, Analgesik-Antipiretik Analgesik AntiInflamasi


Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. Dalam: Gan, S., Setiabudy,
R., dan Elysabeth, eds. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FK UI. Jakarta, hal. 230-9.
Yacoub S, Wills B. 2014. Predicting Outcome from Dengue. [online]. Diambil dari
https://bmcmedicine.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12916-014-01479 pada tanggal 19 Desember 2016.

41

You might also like