You are on page 1of 3

76

KNOW-HOW

TECHNOLOGY

08/2009

CLOUD
COMPUTING
Cloud Computing merupakan konsep baru komputasi
terdistribusi yang disebut-sebut sebagai sebuah revolusi besar
di dunia TI.
Jimmy H. Pinontoan

SETIDAKNYA dalam kurun waktu terakhir ini, telah banyak


muncul technology buzzword atau istilah-istilah baru teknologi
yang mengedepankan dan memberi banyak harapan bagi
terobosan-terobosan baru dalam dunia komputasi.
Gartner (www.gartner.com), sebuah lembaga riset terkemuka,
yang hasil-hasil riset dan laporannya banyak dipakai oleh perusahaan baik sebagai pengguna teknologi maupun penghasil teknologi untuk kepentingan komersial perdagangan teknologi (hardware,
software, maupun jasa implementasi dan outsourcing), pada
laporan tahunannya, 2008, merilis Gartners Hype Cycle Special
Report for 2008. Dalam kategori emerging technologies, Gartner
menyebut bahwa Cloud Computing akan mencapai tingkatan
maturity-nya sekitar 2 hingga 5 tahun yang akan datang.

dapat penulis sajikan dalam tulisan ini.


Gambar 1 memperlihatkan cuplikan gambar dari laporan
Gartner tersebut dalam kategori Emerging Technologies.
Dalam laporan tersebut juga disebutkan:
Cloud computing As companies seek to consume their IT
services in the most cost-effective way, interest is growing in drawing a broad range of services (for example, computational power,
storage and business applications) from the cloud, rather than
from on-premises equipment. Many types of technology providers are aligning themselves with this trend, with the result that
confusion and hype will continue for at least another year before
distinct submarkets and market leaders emerge.

Berdasarkan laporan tersebut, saat ini, Cloud Computing masih


dianggap sebagai sebuah technology buzzword. Dalam tahapan
ini, semua teknologi masih menghadapi masalah adopsi pasar
yang besar. Dengan kata lain, akan terjadi seleksi pasar yang
ganas. Semua teknologi baru yang gagal dalam menghadapi
adopsi pasar, akan mati dengan sendirinya. Dengan kata lain,
berdasarkan laporan tersebut, semua teknologi baru masih akan
melalui sebuah masa di mana ekspektasi kegunaan dari teknologi
tersebut terlalu dibesar-besarkan, sebagai dampak dari usahausaha pemasaran yang dilakukan secara eksesif. Namun setelah
melalui masa ini, di mana teknologi tersebut mulai diadopsi oleh
sebagian kecil pasar, secara teoretis mulai akan muncul beberapa
hingga banyak keluhan, yang tidak lain adalah implementasi di
dunia nyata yang tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan.
Siklus inilah yang menjadi jaring adopsi lebih lanjut bagi semua
teknologi baru. Yang mampu bertahan adalah teknologi yang
kemudian dapat memperbesar pangsa dan adopsi pasarnya.

Dengan kata, berdasarkan kalimat di atas, cloud computing


dijabarkan sebagai berikut:
1. Komputasi informasi serta teknologi terkait tidak perlu lagi
berada atau dimiliki oleh perusahaan dan disimpan di dalam
lingkungan milik perusahaan sendiri. Ini kurang lebih berarti,
perusahaan apapun, besar dan kecil, dapat menggunakan
aplikasi bisnis, tanpa haru membeli lisensinya, membeli server
dan storage yang diperlukan, membeli lisensi database, serta
membeli peralatan serta jaringan komunikasi data. Perusahaan tersebut cukup mengontak penyedia jasa layanan cloud
computing, memesan aplikasi yang akan dipakai, mendaftarkan user yang akan memakai aplikasi, menandatangani
beberapa kontrak terlebih dahulu. Dan voila! Aplikasi sudah
dapat dipakai oleh user dengan mengakses Internet melalui
browser yang telah ditetapkan keesokan harinya.
2. Sayangnya, saat ini banyak vendor yang memiliki paradigma
yang berbeda dari konsep umum ini. Sehingga masih diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk diadakan penyesuaian
penawaran teknologi dengan ekspektasi pasar secara umum.

Sayangnya, laporan tersebut baru bisa diperoleh dengan


merogoh kocek setidaknya US$1995! Namun dengan sedikit
melakukan googling di Internet, ada beberapa aspek yang

Terkesan sangat sederhana atau bahkan mengada-ada? Ya itulah


janji-janji cloud computing yang banyak dikomersialkan saat ini.
Sesuai dengan laporan Gartner, cloud computing memasuki

Apa Artinya?

pcm_know-how_08.indd 76

15/06/2009 14:20:11

08/2009

TECHNOLOGY

KNOW-HOW

77

seperti pemeliharaan maupun biaya depresiasi kapital.


Banyak perusahaan yang lebih menyukai biaya-biaya OpEx
daripada CapEx, seperti hal perusahaan asing tempat penulis
bekerja dan mencari nafkah.
Dengan acuan konsep yang sama cloud computing juga mulai
meraih popularitas. Dilihat dari biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan dalam menggunakan solusi ini, cloud computing sangat condong pada model biaya OpEx. Mengapa?
1. Perusahaan pengadopsi teknologi ini tidak perlu membeli
atau memiliki produk-produk teknologi, seperti server dan
storage.
2. Perusahaan yang membeli solusi aplikasi bisnis berbasis
cloud computing juga tidak perlu membeli lisensi.
3. Dan ekstrimnya, perusahaan tersebut juga tidak perlu memiliki sebuah departemen TI yang bertugas untuk memonitor
server, storage, jaringan, dan aplikasi bisnis.
Gambar 1. Gartner Emerging Technologies Hype Cycles.

masa-masa peak of inflated expectations, di mana secara


umum pada masa-masa ini para penyedia solusi berbasis
cloud computing sedang gencar-gencarnya memasarkan solusi
ini. Namun, pasar biasanya masih terlalu berhati-hati dalam
mencermati solusi tersebut, terlebih karena belum banyak
bentuk adopsi yang riil atau karena masih banyak keraguan
yang muncul.

Cloud Computing
Terlepas dari masih banyaknya masalah adopsi teknologi di
pasar serta belum mature-nya solusi ini, cloud computing tetap
memberikan janji-janji yang menggiurkan bagi banyak perusahaan, terutama oleh para petinggi-petinggi keuangan.
Dalam kasus kepemilikan teknologi, perusahaan atau bisnis
sebetulnya memiliki dua opsi yang dapat dipilih, yaitu memiliki
teknologi atau menyewa teknologi. Banyak perusahaan asing
di Indonesia lebih memilih untuk menyewa daripada memiliki.
Contohnya, sebuah perusahaan minyak dan gas bumi asing,
lebih memilih untuk menyewa armada transportasinya daripada
membeli kendaraan-kendaraan tersebut. Dengan menyewa,
pengeluaran perusahaan menjadi sustained atau tetap dan
dapat selalu diprediksi hingga jangka waktu yang panjang.
Kemudahan dalam memprediksi biaya inilah yang menjadi
salah satu alasan mengapa menyewa lebih baik dari membeli.
Dibandingkan dengan memiliki kendaraannya sendiri, perusahaan tersebut akan dipusingkan dengan biaya pemeliharaan
kendaraan baik secara penampilan maupun kinerja mesin, dan
biaya-biaya tersebut lebih cenderung muncul secara acak dan
tak terduga. Sehingga prediksi pengeluaran biaya transportasi
menjadi kurang akurat, dan akan sangat berpengaruh pada
keseluruhan kinerja keuangan perusahaan, apalagi jika armada
transportasi yang dipelihara mencapai ratusan kendaraan, seperti yang dimiliki oleh perusahaan ini.
Menyewa akan menimbulkan biaya yang kita sebut sebagai
OpEx Operational Expenditure, yang sifatnya rutin (secara bulanan biasanya) dan cenderung tetap. Membeli akan menimbulkan
biaya CapEx Capital Expenditure, sifatnya hanya sekali, yaitu
ketika membeli, namun biasanya disertai dengan biaya-biaya lain

pcm_know-how_08.indd 77

Perusahaan tersebut, cukup menghubungi sebuah provider


solusi berbasis cloud computing, melaporkan berapa jumlah user,
melakukan beberapa kegiatan lain seperti pengukuran kapasitas,
penyesuaian kebutuhan bisnis baik dari sisi requirements, maupun kualitas layanan, tanda tangan kontrak dan jadilah solusi
yang dibutuhkan, tanpa perlu punya data center sendiri. Gambar
2 memperlihatkan konsep-konsep biaya tersebut.
Berdasarkan beberapa sumber, cloud computing secara
sederhana didefinisikan sebagai berikut:
Cloud computing is a style of computing in which dynamically scalable and often virtualized resources are provided as a
service over the Internet. Users need not have knowledge of,
expertise in, or control over the technology infrastructure in the
cloud that supports them.
Konsep ini secara teknis menggabungkan semua istilah teknologi
yang muncul selama kurun waktu 2007-2009, misalnya:
1. Infrastructure as a Service (IaaS), ini adalah konsep yang tertua, di mana pengimplementasiannya sudah banyak dilakukan
mulai dari penggunaan/penyewaan jaringan untuk akses Internet, layanan disaster recovery center, dan lain sebagainya.
2. Platform as a Service (PaaS), kurang lebih menggunakan konsep yang sama dengan IaaS. Namun di sini, platform adalah
penggunaan operating system dan infrastruktur pendukung-

Gambar 2. Ekonomi dari cloud computing.

15/06/2009 14:20:13

78

KNOW-HOW

TECHNOLOGY

08/2009

KOMPONEN-KOMPONEN DARI CLOUD COMPUTING


Cloud Clients merupakan seperangkat komputer ataupun software
yang tergantung pada cloud computing untuk delivery aplikasi, atau
yang didesain secara khusus untuk penggunaan layanan berbasis
cloud computing.
 Mobile Windows Mobile, Symbian, dan lain-lain.
 Thin Client Windows Terminal Service, CherryPal, dan lain-lain.
 Thick Client Internet Explorer, Firefox, Chrome, dan lain-lain.
Cloud Services adalah produk, layanan dan solusi yang disampaikan dan dipakai secara real-time melalui media Internet. Contoh
yang paling popular adalah web service. Contoh lain yang spesifik,
misalnya:
 Identitas OpenID, OAuth, dan lain-lain.
 Integration Amazon Simple Queue Service.
 Payments Paypal, Google Checkout.
 Mapping Google Maps, Yahoo! Maps.
Sebuah Cloud Applications memanfaatkan cloud computing dalam
hal arsitektur software. Hal ini menghilangkan keperluan untuk menginstal serta menjalankan aplikasi dengan menggunakan komputer
si pengguna, sehingga tidak perlu lagi usaha-usaha pemeliharaan
software, update dan sebagainya. Misalnya:
 Peer-to-peer bittorrent, SETI, dan lain-lain.
 Web application Facebook.

nya. Yang cukup terkenal adalah layanan dari situs force.com,


serta layanan-layanan dari para vendor server, misalnya HP
Utility Computing, IBM On-Demand, dan lain sebagainya.
3. Dan yang paling popular adalah Software as a Service (SaaS),
berada satu lapis di atas IaaS dan PaaS, di mana di sini yang dilayankan adalah software atau sebuah aplikasi bisnis tertentu.
Contoh yang paling mukhtahir adalah www.salesforce.com,
www.service-now.com, Google Apps, dan lain sebagainya.
Secara umum, cloud computing adalah bentuk mukhtahir dari
ketiga konsep di atas, karena semua layanan TI berbasis cloud computing biasanya merupakan layanan aplikasi bisnis secara online di
mana user dapat mengaksesnya melalui web browser, sementara
data, server dan storager berada di tempat penyedia penyedia
layanan. Istilah cloud sendiri sebenarnya merupakan metafor dari
istilah Internet. Jika pembaca sering menggunakan Microsoft Visio,
maka Internet sering digambarkan dengan icon awan. Hal ini juga
menggambarkan sekaligus bahwa layanan ini mengabstrasikan
infrastruktur yang cenderung kompleks di belakangnya.

Grid, Utility, dan Autonomic Computing


Cloud computing secara umum memiliki semua karakteristik
yang dimiliki oleh ketiga teknologi pendahulu-nya.
1. Grid computing merupakan metode komputasi di mana
sebuah komputer raksasa virtual melakukan sejumlah besar
komputasi sekaligus, di mana komputer raksasa virtual itu
sebenarnya merupakan kumpulan dari banyak komputer yang
lebih kecil yang tersambung dalam sebuah jaringan, yang

pcm_know-how_08.indd 78

 SaaS Google Apps, Salesforce.com, dan lain-lain.


Sebuah Cloud Platform, seperti halnya PaaS, merupakan layanan
berupa platform komputasi yang berisi hardware serta softwaresoftware infrastruktur. Pengguna layanan ini biasanya cukup memiliki
aplikasi bisnis tertentu dan menggunakan layanan PaaS sebagai
infrastruktur aplikasi bisnisnya. Contohnya:
 Web application frameworks Python Django, Rubyon Rails,
.NET.
 Web hosting.
 Propietary Force.com.
Cloud Storage melibatkan proses penyampaian penyimpanan data
sebagai sebuah layanan. Misalnya:
 Database Google BigTable, Amazon SimpleDB.
 Network Attached Storage Nirvanix CloudNAS, MobileMe
iDisk.
Cloud Infrastructure seperti halnya IaaS, merupakan penyampaian infrastruktur komputasi sebagai sebuah layanan, contohnya:
 Grid computing Sun Grid.
 Full virtualization GoGrid, Skytap.
 Compute Amazon Elastic Compute Cloud.

secara bersama-sama melakukan semua bagian tugas komputasi. Cloud computing memiliki karakteristik ini, misalnya
dalam jaringan peer-to-peer maupun SETI@home.
2. Utility computing merupakan konsep komputasi di mana pengguna cukup membayar apa yang dia pakai. Pengguna tidak
perlu memiliki server atau storage sendiri, cukup menyewa,
dan pada saat dipakai, akan terjadi perhitungan biaya sewa.
Konsepnya persis seperti kita menyewa listrik dari PLN, ada meteran yang akan berjalan jika kita menggunakan listrik. Konsep
ini menjadi landasan komersial adanya cloud computing, para
pengguna salesforce.com hanya membayar jika mereka menggunakan layanan tersebut, di lain waktu, meteran salesforce.
com akan berhenti jika tidak ada aktivitas dari pengguna.
3. Autonomic computing merupakan konsep komputasi di mana
komputer beserta infrastrukturnya memiliki kemampuan untuk
self-management, atau dalam arti umumnya kemampuan untuk
memperbaiki dirinya sendiri. Contohnya, pada saat disk sebuah
server mendekati utilisasi 90%, maka secara otomatis server
tersebut akan mengaktivasi disk cadangan sehingga server tidak
akan mengalami kesulitan penyimpanan data lagi. Karakteristik
ini juga dimiliki para penyedia layanan berbasis cloud computing, sebagai nilai tambah teknologi yang bermanfaat.

LEBIH LANJUT
 Wikipedia Cloud Computing
 Gruman, Galen (2008-04-07). What cloud computing really
means. InfoWorld

15/06/2009 14:20:14

You might also like