Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu
maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Lebih dari 96% kematian ibu disebabkan
oleh kehamilan resiko tinggi. Dari data Dinas Kesehatan Kota Padang terdeteksi bahwa
puskesmas Nanggalo merupakan puskesmas tertinggi yang mempunyai ibu hamil resiko
tinggi yaitu 21,4 %. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Nanggalo Padang.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional Penelitian
ini dilaksanakan di Puskesmas Nanggalo Padang selama 3 bulan. Populasi penelitian ini adalah
ibu-ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas, sedangkan sampel diambil secara accidental
sampling. Pengolahan data dilakukan melalui tahap editing, coding, processing, cleaning.
Analisa data dilakukan secara univariat dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisa bivariat
dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square tingkat kemaknaan p < 0,05.
Dari hasil penelitian di Puskesmas Nanggalo Padang didapatkan tingkat pendidikan
tinggi ibu hamil 46 %, ibu yang bekerja 40,2 %, tingkat pengetahuan tinggi 50,6%, sikap ibu
hamil yang positif terhadap kehamilan resiko tinggi 55,2%, serta jumlah kejadian resiko tinggi
44,8 %. Dari uji statistik terdapat hubungan antara pendidikan dengan kehamilannya resiko
tinggi, terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kehamilannya resiko tinggi, terdapat
hubungan antara pengetahuan dengan kehamilannya resiko tinggi dan terdapat hubungan
antara sikap dengan kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Nanggalo Padang.
Untuk itu menurunkan angka kejadian resiko tinggi diharapkan ibu hamil dapat
mengaplikasikan kehamilan yang sehat dan tidak beresiko, bagi tenaga kesehatan
diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan kehamilan resiko tinggi, penelitian ini
hendaknya dapat menjadi tindak lanjut bagi penelitian selanjutnya.
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu di Indonesia
berdasarkan profil kesehatan 2000 pada
tahun 1995 adalah sebesar 373 orang per
100.000 kelahiran yang salah satu
penyebabnya adalah komplikasi pada
kehamilan yang dapat menyebabkan
kehamilan resiko tinggi dan dari survey
pakar mengatakan dari 96 % kehamilan
yang beresiko 15 % diantaranya adalah
kehamilan resiko tinggi (Saifuddin, 2001).
Kehamilan resiko tinggi adalah :
Ibu hamil yang memerlukan perhatian
khusus, sehingga perlu dibawa ketempat
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
penanganan sesegera mungkin. Nadesul
(2002)
Kehamilan dengan resiko tinggi
akan
memberikan ancaman pada
kesehatan, keselamatan dan jiwa ibu
maupun janin yang dikandungnya,
dimana
salah
satu
penyebabnya
terjadinya kehamilan resiko tinggi adalah
faktor ketidak berdayaan dan ketidak
tahuan wanita. Selain itu intervensi
dalam Safe Matherhood melakukan
pendekatan dengan menganggap semua
kahamilan beresiko dan setiap ibu hamil
agar mempunyai akses pertolongan
persalinan yang aman. Diperkirakan
15% kehamilan akan mengalami resiko
tinggi dan komplikasi obstetri yang
dapat membahayakana kehidupan itu
maupun janinnya bila tidak ditangani
dengan memadai (Saifuddin, 2000).
Sementara itu berdasarkan laporan
tahunan kesehatan kota padang tahun
2006 menunjukan bahwa dari 18.514
orang ibu hamil sebanyak 2.335 orang
atau 12,6 % terdeteksi dengan kasus
resiko tinggi oleh tenaga kesehatan.
Berdasarkan laporan tahunan program
kesehatan ibu dan anak (KIA) Dinas
Kesehatan Kota tentang deteksi kehamilan
resiko tinggi oleh tenaga kesehatan
didapatkan data bahwa dari 19 Puskesmas
yang ada di Kota Padang dapat dilihat
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi
deskriptif Analitik dengan mengunakan
pendekatan Cross sectional (potong
lintang) dimana data yang berhubungan
dengan variabel independen dan variabel
dependent akan dikumpulkan dalam
waktu yang sama.Penelitian ini dilakukan
di Puskesmas Nanggalo Padang dan
waktu penelitian dilaksanakan selama 3
bulan yaitu pada bulan April sampai
dengan bulan Juli 2010.
Yang menjadi populasi pada
penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu
hamil yang melakukan kunjungan atau
pemeriksaan kehamilan ke Puskesmas
Nanggalo Padang. Teknik pengambilan
sampel
adalah
teknik
accidental
sampling, dengan Kriteria pengambilan
sampel sebagai berikut : ibu hamil
bersedia diwawancarai, Ibu hamil yang
Frekuensi
(f)
Persentase
(%)
40
47
46 %
54 %
35
52
40,2 %
59,8 %
44
43
50,6 %
49,4 %
48
39
55,2 %
44,8 %
kehamilan
mereka.
Tinggi
atau
rendahnya pendidikan seseorang ibu
hamil akan berpengaruh terhadap
kemamupannya menyerap informasi baru
yang pada akhirnya akan dapat mencerna
dan menganalisa kehamilannya pada saat
ini apakah beresiko atau tidak bagi
dirinya
ataupun
janin
yang
dikandungnya. Dapat diartikan bahwa
pendidikan tidak hanya dapat diperoleh
dari sekolah dan mendapatkan ijazah
semata, tetapi pendidikan juga dapat
diperoleh
secara
informal
dari
pengalaman-pengalaman orang lain,
keluarga dan masyarakat. (Notoadmodjo,
2003). Disamping itu di Puskesmas
Nanggalo Padang juga ditemukan 46 %
ibu hamil yang memiliki pendidikan
tinggi yaitu Sekolah Menengah Atas
(SMA) sebanyak 27 orang (31,0%) dan
Akademi atau Perguruan tinggi sebanyak
13 orang (14,9%). Pendidikan seorang
ibu hamil yang lebih baik maka tentunya
48
55,2 %
Jumlah
87
100 %
3.
Tinggi
F
40
%
100
Rendah
30
63,8
17
36,2
47
100
Jumlah
39
44,8
48
55,2
87
100
Tingkat Pendidikan
X = 13,30
Pada tabel 3 didapatkan bahwa
dari 40 orang ibu hamil yang
berpendidikan tinggi di Puskesmas
Nanggalo Padang sebanyak 22,5 %
beresiko dalam kehamilannya. Dari hasil
uji statistik dinyatakan bahwa ada
hubungan
yang
bermakna
antara
pendididkan ibu hamil dengan kehamilan
resiko tinggi.
Penelitian ini sesuai dengan
penelitian Gastelazo Ayala mengatakan
bahwa
Kehamilan
resiko
tinggi
dipengaruhi oleh faktor antenatal,
intrapartum, faktor obstetri dan neonatal
dan juga disebabkan oleh faktor umum
serta pendidikan (Manuaba, 1998)
Dari data dapat disimpulkan
semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin kecil kemungkinan ibu
hamil tersebut mengalami kejadian
kehamilan resiko tinggi. Dari analisa
penulis bahwa ibu hamil yang
berpendidikan tinggi umumnya tidak
beresiko
kehamilannya,
hal
ini
dikarenakan jenjang pendidikan formal
yang diperoleh ibu tersebut maka
otomatis pengetahuannya akan lebih baik
sehingga kemampuan ibu tersebut dalam
menerapakan kehamilannya yang aman
dan sehat juga akan lebih baik, sehingga
hal ini dapat menghindarkan seorang ibu
yang memiliki pengetahuan lebih dari
resiko kehamilan yang buruk.
Sesuai dengan teori Ihsan (2005)
Pendidikan formal adalah pendidikan
Total
pvalue = 0,000
yang diperoleh dari sekolah dimana
dengan pendidikan dapat meningkatkan
kepribadian dengan jalan membina
potensi-potensi pribadi, yaitu rohani
(pikir, karsa rasa, cipta, budi nurani) dan
jasmani (panca indra serta keterampilanketerampilan.
Namun , ibu hamil yang
berpendidikan tinggi di Puskesmas
Nanggalo Padang ada juga yang beresiko
dalam kehamilannyayaitu sebanyak 77,5
% ibu hamil. Menurut analisa penulis hal
ini dikarenakan ibu hamil yang
berpendidikan tinggi tersebut kebanyakan
adalah ibu yang bekerja sehingga ia
kurang mengerti dan kurang sadar akan
kehamilannya yang beresiko kareana ibu
tersebut selalu disibukan oleh rutinitas
pekerjaan yang mereka jalani. Dengan
kata lain walaupun seorang memiliki
tingkat pendidikan lebih baik namun
tidak menjamin bahwa dirinya benarbenar memahami sesuatu tanpa didukung
adanya kemauan dan kesadaran sari
dalam dirinya sendiri. Hal ini sesuai
dengan
teori
yang
dikemukakan
Notoadmodjo (2003) yang menyatakan
tinggi rendahnya pendidikan seseorang
erat kaiatannya dengan pemahaman
terhadap
pemeriksaan
kehamilan,
persalinan dan pasca melahirkan.
Selain itu di Puskesmas Nanggalo
Padang terdapat sebanyak 63,8% ibu
hamil yang berpendidikan rendah
mengalami resiko dalam kehamilannya.
Bekerja
F
35
%
100
Tidak bekerja
17
Status pekerjaan
Jumlah
39
X2 = 6,525
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan di Puskesmas Nanggalo
Padang sebanyak 62,9% ibu hamil yang
bekerja memiliki resiko tinggi dalam
kehamilannya. Dari hasil uji statistik
ternyata terdapat hubungan yan bermakna
antara pekerjan dengan kehamilan resiko
tinggi di Puskesmas Nanggalo Padang.
Menurut Roesli (2001) menyatakan
jenis status pekerjaan dibedakan menjadi
dua jenis, antara lain, bekerja, yaitu
kegiatan
yang
dilakukan
untuk
mendapatkan imbalan, dan tidak bekerja,
32,7
44,8
Total
35
67,3
52
100
48
55,2
87
100
pvalue = 0,011
yaitu kegiatan yang dilakukan tanpa
mendapatkan imbalan.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan di Puskesmas Nanggalo
Padang diperoleh hasil bahwa sebagian
besar ibu hamil yang bekerja beresiko
kehamilannya. Hal ini disebabkan karena
kesibukan oleh pekerjaan sehingga ibu
tersebut tidak memiliki waktu luang
untuk
memeriksakan
kehamilannya
ketenaga kesehatan.
Sedangkan di Puskesmas Nanggalo
Padang ada ibu hamil yang bekerja
F
44
%
100
Rendah
25
100
Jumlah
39
X = 5.074
58.1
44.8
Total
18
41.9
43
48
55.2
87
100
pvalue = 0,024
2.
a.
b.
3.
dan
mampu
mengaplikasikan
kehamilan yang sehat dan tidak
beresiko
Bagi Tenaga Kesehatan
Kepada tenaga kesehatan yang terkait
mempertahankan dan meningkatkan
upaya dalam pemberian penyuluhan
atau informasi mengenai kehamilan
resiko tinggi, umumnya kepada
masyarakat dan khusus pada ibu hamil
sehingga diharapkan nantinya angka
kehamilan resiko tinggi di Puskesmas
Nanggalo Padang menurun
Perlu ditingkatkan kerja sama tim
kesehatan
yang
terkait
dalam
pengelolaan kehamilan resiko tinggi
sehingga ibu hamil yang tergolong
dalam kehamilan resiko tinggi
mendapatkan
pengawasan
yang
intensif
dari tim kesehatan dan
diharapkan nantinya ibu hamil resiko
tinggi dapat melahirkan bayinya
dengan
resiko
seminimalkan/melahirkan
tanpa
resiko.
Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan lebih meneliti lagi
hubungan antara sikap dengan
kehamilan resiko tinggi dan faktor lain
berupa pendidikan, sosial ekonomi dan
dukungan
keluarga
yang
mempengaruhi
kehamilan
resiko
tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1996 Manajemen Penelitian,
Jakarta. Rineka Cipta
Dinas kesehatan, 2006. Laporan Tahunan
Program Ibu Dan Anak. Dinas
Kesehatan Kota Padang.
Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar
Kependididkan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan Dan Keluarga
Berencana, Jakarta, EGC.
Mochtar, R, 1998. Sinopsis Obstetri
Sosial, Jakarta, EGC.
Murkoff, Heidi, Dkk, 2006. Kehamilan
Apa yang Anda Hadapi Bulan
Perbulan. Jakarta : Arcan
Nadesul, H, 2002. Cara Sehat Selama
Hamil, Jakarta, Rineka cipta.
Notoadmodjo, Soedkijo, 2003.
Pendidikan Dan Perilaku
Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta.
Roesli Utami. 2001. Mengenal ASI
Ekslusif. Jakarta : Trubus
Agriwidya
Saifuddin, A.B, 2000. Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal, Jakarta, Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Saifuddin, A.B, 2001. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal, Jakarta, Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo