Professional Documents
Culture Documents
Tanggal (kasus)
Tanggal presentasi :-
Presenter
Pendamping
Keterampilan
Diagnostik
Penyegaran
Manajemen
Neonatus
Tinjauan pustaka
Masalah
Bayi
Anak
Istimewa
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi :Wanita, 35 tahun, mengeluh Nyeri pinggang sebelah kanan. Hal ini dialami pasien 2 hari
SMRS. Pasien juga merasakan nyeri perut terus menerus. Pasien mesara BAK sering namun sedikit-sedikit dan
sulit BAK sejak 1 hari ini. Demam (+) 4 hari yang lalu.
Tujuan :Menegakkan diagnosis dan memberikan penanganan awal Infeksi Saluran Kemih
Bahan bahasan :
Cara membahas:
Tinjauan
Pustaka
Diskusi
Riset
Presentasi dan diskusi
Kasus
Email
Audit
Pos
Data pasien :
Nama
RS:
Nama :Ny. A
RSUD
Nomor Registrasi: -
Terdaftar sejak :-
KISARAN
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / gambaran klinis:
ISK, keadaan umum sedang, pasien dalam kondisi nyeri pinggang sedang
2. Riwayat pengobatan : 3. Riwayat kesehatan / penyakit : Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya
4. Riwayat Keluarga: 5. Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (Rumah, Lingkungan,Pekerjaan) : 7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus) : -
8. Lain-lain :
Status Presens
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Temperatur
:
:
:
:
:
Compos Mentis
110/80 mmHg
96 x/i
24 x/i
37,8oC
Anemis
Ikterik
Sianosis
Dyspnoe
Oedem
:
:
:
:
:
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Thoraks
-
Inspeksi :
Palpasi
:
Perkusi
:
Auskultasi
Abdomen
- Inspeksi
- Palpasi
: Simetris
: Soepel, nyeri tekan abdomen regio lumbal kanan, inguinal kanan dan suprapubik, nyeri ketok
CVA (-)
- Perkusi
: Timpani
- Auskultasi :
Peristaltik (+) Normal
Ekstremitas : tidak dijumpai kelainan
Terapi
IVFD RL 20 gtt/i
RR
:24 x/i
HR
Kepala
: 78 x/i
Thoraks
-
Inspeksi :
Palpasi
:
Perkusi
:
Auskultasi
Abdomen
- Inspeksi
- Palpasi
: Simetris
: Soepel, nyeri tekan abdomen regio lumbal kanan, inguinal kanan dan suprapubik, nyeri ketok
CVA (-)
- Perkusi
: Timpani
- Auskultasi :
Peristaltik (+) Normal
Ekstremitas : tidak dijumpai kelainan
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/ 8 jam
PCT tab k/p
Pemeriksaan Penunjang :
Lab (23 Mei 2015)
Darah Rutin
Hb
:12,1 mg/dl
Trombosit
: 433.000/uL
Leukosit
: 14.000 mg/dl
Hematokrit
: 37 vol%
Eritrosit
: 4,80 jt/mil
RR
:24 x/i
HR
: 78 x/i
Hasil pemeriksaan fisik :
: 36,9 C
Kepala
Thoraks
-
Inspeksi :
Palpasi
:
Perkusi
:
Auskultasi
Abdomen
- Inspeksi
- Palpasi
: Simetris
: Soepel, nyeri tekan abdomen regio lumbal kanan, inguinal kanan dan suprapubik, nyeri ketok
CVA (-)
- Perkusi
: Timpani
- Auskultasi :
Peristaltik (+) Normal
Ekstremitas : tidak dijumpai kelainan
A: Infeksi Saluran Kemih
P:
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/ 8 jam
PCT tab k/p
Daftar Pustaka :
1. Sukandar, Enday. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid
II. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI; 2010.
2. Purnomo, Basuki B. Infeksi Urogenitalia. Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua. Penerbitan CV Sagung Seto.
Jakarta; 2009. Hal 35-56
Hasil Pembelajaran :
1. Definisi ISK
2. Diagnosis ISK
3. Tatalaksanaan ISK
4. Edukasi kepada pasien ISK
1. Subjektif :
Nyeri pinggang sebelah kanan. Hal ini dialami pasien 2 hari SMRS. Pasien juga merasa nyeri didaerah perut,
nyeri dirasakan terus menerus. Pasien merasa BAK sering namun sedikit-sedikit dan sulit BAK sejak 1 hari ini.
Demam (+) 4 hari yang lalu
2. Objektif :
Status Presens
Sensorium
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Temperatur
:
:
:
:
:
Compos Mentis
110/80 mmHg
96 x/i
24 x/i
37,8oC
Anemis
Ikterik
Sianosis
Dyspnoe
Oedem
:
:
:
:
:
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Thoraks
-
Inspeksi :
Palpasi
:
Perkusi
:
Auskultasi
Abdomen
- Inspeksi
- Palpasi
: Simetris
: Soepel, nyeri tekan abdomen regio lumbal kanan, inguinal kanan dan suprapubik, nyeri ketok
CVA (-)
- Perkusi
: Timpani
- Auskultasi :
Peristaltik (+) Normal
:12,1 mg/dl
Trombosit
: 433.000/uL
Leukosit
: 14.000 mg/dl
Hematokrit
: 37 vol%
Eritrosit
: 4,80 jt/mil
3. Assesment:
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam
urin, ISK terjadi apabila bakteri bermultiplikasi di dalam saluran kemih. Infeksi dapat berlangsung mulai dari
ginjal sampai ke muara uretra, dapat bersifat akut, berulang, maupun kronik. ISK secara klinik timbul sebagai
infeksi saluran kemih bagian bawah dan infeksi saluran kemih bagian atas. ISK bagian bawah infeksi saluran
kemih yang paling sering terjadi yang disebut uretritis atau cistitis. ISK bagian atas biasanya sering disebabkan
oleh kuman patogen yang sama dengan ISK bagian bawah, hal ini terjadi karena ISK bagian bawah tidak
diobati secara tepat sehingga kuman tersebut naik dari kantong kemih ke ginjal.
Berdasarkan gejala ISK dibagi menjadi dua yaitu ISK simptomatik dan ISK asimptomatik. Disebut
simtomatik bila dijumpai bakteriuria bermakna disertai gejala klinis seperti sakit pada saat buang air kecil,
sering buang air kecil dan rasa ingin kencing terus menerus dengan atau tanpa demam dan nyeri pinggang.
Disebut infeksi saluran kemih asimtomatik adalah apabila dijumpai bakteriuria bermakna pada anak maupun
dewasa yang kelihatannya sehat tanpa gejala yang mengarah ke infeksi saluran kemih.
Berdasarkan lokasinya ISK terbagi dua yaitu ISK bawah dan ISK atas. ISK bawah pada perempuan yaitu
sistitis, sindrom uretra akut. ISK bawah pada laki-laki yaitu sistitis, prostatitis, uretritis. ISK atas yaitu
pielonefritis akut dan kronik. Gejala klinis ISK atas dan ISK bawah biasanya berbeda.
Pada individu normal urin selalu steril karena dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Hampir semua
infeksi saluran kemih disebabkan invasi mikroorganisme asending dari uretra ke dalam kandung kemih dan
pada beberapa pasien tertentu invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Bakteri pada urin bisa berasal dari
ginjal, pielum, vesika urinaria dan uretra.
Bakteri uropatogenik yang melekat pada sel uroepitel, dapat mempengaruhi kontraktilitas otot polos
dinding ureter dan menyebabkan gangguan peristaltiknya. Hal ini kemungkinan yang menyebabkan gejala
frekuensi atau seringnya miksi.
ISK yang simtomatik gejalanya bergantung umur penderita dan lokalisasi infeksi di dalam saluran kemih.
Gejala dan tanda klinis ISK tidak selalu lengkap. Gejala yang lazim ditemukan adalah disuria, polakisuria dan
terdesaknya kencing atau disebut urgency yang semua dapat terjadi bersamaan. Rasa sakit bisa didapatkan
didaerah suprapubik atau pelvis berupa rasa nyeri atau terbakar di uretra ataupun di muara uretra luar waktu
kencing. Polakisuria terjadi akibat kandung kemih tidak dapat menampung kencing lebih dari 500 ml, akibat
rangsangan mukosa yang meradang sehingga sering kencing. Bila mengenai saluran kemih atas, mungkin
terdapat gejala-gejala piolenefritis akut seperti demam, mual dan nyeri pada ginjal.
Pemeriksaan penunjang yaitu urinalisis berupa leukosituria. Leukosituria adalah suatu keadaan terdapatnya
leukosit dalam urin yang melebihi nilai normal dan merupakan gejala utama peradangan pada ginjal dan
saluran kemih. Dinyatakan positif bila terdapat > 10 leukosit per mm 3 atau > 5 leukosit per lapangan pandang
besar (LPB).
4. Plan:
Diagnosis
Dari hasil anamnese dan pemeriksaan fisik dapat dipastikan pasien menderita Infeksi Saluran Kemih
Pengobatan
Infeksi Saluran Kemih Bawah
Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak, antibiotik yang adekuat, dan kalau perlu
terapi simtomatik untuk alkalinisasi urin :
Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan antibiotik tunggal; seperti ampisilin 3
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/ 8 jam
PCT tab k/p
Edukasi
1. Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kencing
2. Setiap BAK, bersihkanlah dari depan le belakang. Hal ini akan mengurangi kemungkinan bakteri masuk
ke saluran urin dari rektum
3. BAK sesering mungkin (setiap 3 jam) untuk mengosongkan kandung kemih dan jangan menunda
membuang air seni
4. Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Jika terpaksa menggunakan toilet duduk, sebelum
menggunakannya sebaiknya bersihkan dulu pinggiran atau dudukan toilet
5. Ganti selalu pakaian dalam setiap hari, agar bakteri tidak berkembang biak. Gunakan pakaian dalam dari
bahan katun yang menyerap keringat agar tidak lembab.
Konsultasi
Konsultasi rawat alih ke dokter spesialis penyakit dalam