Professional Documents
Culture Documents
A. Tujuan
Mahasiswa
dapat
menggunakan
peralatan
analisis
serta
mampu
menerapkannya.
B. Dasar Teori
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami
cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari
kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masingmasing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.
(Sazila Karina rahman, Pengenalan alat-alat. (Online))
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat
kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang
analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh
lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu
wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca,
tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-kadang
mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan
erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet,
buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa
benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara
seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya
dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan,
alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit
air suling, dan akhirnya mengering sendiri.
( R. A. Day, Jr & A. L. Underwood, Analisis Kimia Kualitatif. (Jakarta:
Erlangga). Hal. 577-578)
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk za-zat padat dan reaksi basah untuk
zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan dapat digunakan
untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil. Uji kering nampaknya
kehilangan kepopulerannya dalam lingkungan-lingkungan tertentu; namun
seringkali uji ini benar-benar memberikan informasi yang bermanfaat dalam
waktu yang singkat dan pengetahuan bagaiman itu dilakukan patut diketahui
semua mahasiswa analisis kualitatif. Teknik-teknik yang berbeda digunakan untuk
reaksi basah dalam analisis makro, semimikro dan mikro.
(Svhela, Buku Teks Analisis Organik dan Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimakro. (Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka). Hal. 145)
: 2 buah
: 2 buah
: 2 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
Masukkan zat yang akan diencerkan ke dalam labu takar. Gunakan batang
pengaduk yang bersih, untuk menuangkan air suling ke dalam labu, isi sampai
tubuh labu penuh. Gunakan sekarang pipet tetes atau botol semprot. Untuk
menambahkan air suling setetes demi setetes sampai maniskus larutan tepat
menyentuh garis, bila dipandang pada ketinggian mata.
Alat-alat Kimia
1. Labu takar
Gambar 2. Erlenmeyer
Labu Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin ke atas se
makin kecil dengan skala =sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL
sampai 2 L. Fungsinya yaitu Untuk menyimpan dan memanaskan larutan,
Menampung filtrat hasil penyaringan, Menampung titran (larutan yang dititrasi)
Gelas piala
Gambar 5. Pipet
Pipet merupkan alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun
takaran bebas.. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan
volume tertentu secara tepat.Pipet. Cara penggunaanya yakni memijit kepala pipet
kemudian memasukan ujung pipet kedalam larutan, lepas ujung pipet yang dipijit
maka larutan akan tertarik masuk kedalam corong pipet dan pindahkan larutan
atau cairan.
5. kaca arloji
Berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca
borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran. Fungsi sebagai tempat untuk
mereaksikan bahan kimia, untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil.
7. Corong biasa
8. Neraca analitik
tertentu,
biasanya
digunakan
untuk
titrasi.
Cara
menggunakan
buret
yakni ;Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan
digunakan. Cara mengisinya, Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari
bagian atas menggunakan corong gelas.
11. Botol semprot
oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan.
Energy tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak
sangat cepat resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan
dalam Law Explosive Substances.
C). Bahan
amat sangatt terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran
bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal
atau
kelinci)
50
400
mg/kg
berat
badan,
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 1 mg/L, LC50 pulmonary (tikus)
untuk gas/uap 0,50 2 mg/L. Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25.
Gambar 23. Xi
Huruf kode Xi, bahan dan formulasi dengan notasi irritant adalah tidak
korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput
lendir. Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41. Contoh bahan
dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa
encer. Keamanan: Hindari kontaminasi pernafasan, kontak dengan kulit dan mata.
Gambar 24. Xn
Huruf kode Xn, bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya
HARMFUL memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh
melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Suatu bahan
dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut: LD50 oral (tikus) 2002000 mg/kg berat badan, LD50 dermal (tikus atau kelinci), 400-2000 mg/kg berat
badan,
untuk
aerosol
/debu
mg/L, LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2-20 mg/L. Frase-R untuk bahan
berbahaya: R20, R21 dan R22.
F. Kesimpulan
Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa alat ukur dibedakan menjadi dua
yaitu, alat ukur yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Alat-alat dalam
laboratorium pada umumnya mempunyai fungsi dan cara penggunaannya masingmasing kemudian fungsi tersebut membentuk suatu rangkaian percobaan. Bahan
kimia yang sering digunakan dalam laboratorium mengandung zat-zat yang
sifatnya berbahaya, seperti korosif, beracun, mudah terbakar, mudah meledak, dan
dapat merusak lingkungan.
Daftar Pustaka
Arief.
(2011).
Pengenalan
alat-alat.
(Online)
Diakses
di:
http://ariefrvi.blogspot.com/2011/11/percobaan-1-pengenalan-alat-alat.html
(29 Oktober, 2014)
Bapelkes,
Marsito.
(2012).
Perawatan
dan
PemeliharaanPeralatan
S.K.
(2013).
Pengenalan
alat-alat.(Online)
Diakses
di: