You are on page 1of 17

I.

TINJAUAN PUSTAKA
I.1.

Pengetahuan
Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra

yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan


dan keterampilan (Hidayat, 2007).
Pengetahuan (Knowledge) juga diartikan sebagai hasil penginderaan manusia
atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga
menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari
berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media
elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat
membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan
keyakinannya tersebut (Istiari, 2000).
Menurut Roger (Notoatmodjo, 2003) mengatakan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni : 1). Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. 2). Interest, yakni orang yang
mulai tertarik pada stimulus. 3). Evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. 4). Trial ,orang yang telah mencoba perilaku baru. 5).
Adoption,yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,
dan sikapnya terhadap stimulus.
1.1.1

Cara Memperoleh Pengetahuan


Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:


a. Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan. Cara-cara penemuan
pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan metode ilmiah,
yang meliputi :
1) Cara Coba Salah (Trial Dan Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut
tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka

akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai
kebenaran.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Di mana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan
baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli
ilmu pengetahuan.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang
lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan
masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.
4) Melalui Jalan Pikiran
Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan fikiran.
b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah
(Notoatmodjo, 2005, hlm. 11-14).
1.1.2

Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan

yang berbeda-beda. Secara garis besarnya menurut Notoatmodjo (2007), dibagi


dalam 6 tingkat pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu::
1.
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, Tahu ini adalah
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain : menyabutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2.
Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
mengenai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, merencanakan, dan


sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.
3.
Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsipprinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan
masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4.
Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
dari penggunaan kata - kata kerja. Dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.
5.
Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk kesluruhan yang baru.
Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
6.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemapuan untuk melaksanakan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.

1.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Pengetahuan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Sukmadinata (2007: 41)
mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut ini:
a. Faktor internal
Faktor internal meliputi jasmani dan rohani. Faktor jasmani adalah tubuh orang
itu sendiri, sedangkan faktor rohani adalah psikis, intelektual, psikomotor, serta
kondisi afektif dan kognitifnya.
b. Faktor eksternal
a) Tingkat pendidikan

Pendidikan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar. Orang
berpendidikan tinggi akan memberi respon lebih rasional terhadap informasi
yang datang.
Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu.
(Sarwono, 1992, yang dikutip Nursalam, 2001).
Pendidikan diklasifikasikan menjadi :
1. Pendidikan tinggi: akademi/ PT
2. Pendidikan menengah: SLTP/SLTA
3. Pendidikan dasar : SD
Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa,
sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan
dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan
(Koentjaraningrat, 1997, dikutip Nursalam, 2001). Ketidaktahuan dapat
disebabkan karena pendidikan yang rendah, seseorang dengan tingkat
pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan, mencerna pesan,
dan informasi yang disampaikan (Effendi, 1998, hlm. 14).
Wiet Hary dalam Notoatmodjo (1993) menyebutkan bahwa tingkat
pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan yang mereka peroleh pada umumnya, semakin
tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.
b) Papan media masa
Media masa, baik cetak maupun elektronik merupakan sumber informasi
yang dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering
mendengar atau melihat media masa (tv, radio, dan majalah) akan
memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang
tidak pernah mendapat informasi dari media masa.
c) Ekonomi
Keluarga dengan status ekonomi tinggi lebih mudah mencukupi kebutuhan
primer maupun kebutuhan sekunder dibandingkan dengan keluarga status
ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang
termasuk kebutuhan sekunder.
d) Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi
antara satu dengan yang lain. Individu yang berinteraksi secara kontinyu

akan lebih besar terpapar informasi. Faktor hubungan sosial juga


mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima
pesan menurut model komunikasi.
e) Pengalaman
Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal diperoleh dari lingkungan
kehidupan dalam proses perkembangannya. Orang yang berpengalaman
mudah menerima informasi dari lingkungan sekitar sehingga lebih baik
dalam mengambil keputusan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh faktor
tersebut di atas merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Pengaruh dari intelektual, afektif, kognitif dan
pengalaman manusia sebagai subjek akan mempengaruhi pengetahuannya
terhadap suatu objek yang terjadi melalui pengindraan
Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan yang telah dimilki seseorang
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang
datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang
rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Ibu hamil
yang berpendidikan, tentu akan banyak memberi perubahan terhadap apa yang
mereka lakukan dimasa lalu.
b. Paparan Media Massa
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektrolik, berbagai informasi dapat
diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering mendengar atau
melihat media massa (TV, radio, majalah, pamflet,dan lain-lain) akan memperoleh
informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah
mendapat informasi media. Ini berarti informasi media masa mempengaruhi
tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.
c. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, keluarga dalam
status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status
ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang
termasuk kebutuhan sekunder.
d. Hubungan Sosial

Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi


antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu
akan lebih besar terpapar informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga
mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikasikan untuk menerima
pesan menurut model komunikasi media.
e. Pengalaman
Pengalaman seseoarang individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari
lingkungan. Kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya sering
mengikuti kegiatan. Kegiatan yang mendidik misalnya seminar. Organisasi dapat
memperluas jangkauan pengalamanya, karena dari berbagai kegiatan tersebut
informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.
Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experient is the best teacher), pepatah
tersebut bisa diartikan bahwa pemngalaman merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai
upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan yang dihadapi
pada masa lalu (Notoatmodjo, 2002 : 13).
1.1.4

Sumber Pengetahuan

Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai


macam sumber, misalnya medi massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas
kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengetahuan
dapat berupa pemimpin- pemimpin masyarakat baik formal maupun informal ahli
agama, pemegang peerintahan, dan sebagainya (Notoatmojo, 2005).

1.1.5

Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

(kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau
diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat
pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2005).

1.2. Rumah Sehat


Menurut Undang-undang RI Nomor 4 Tahun 1992 menjelaskan bahwa rumah
adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai
sebagai tempa ttinggal dan sarana pembinaan keluarga. Menurut WHO (2004), rumah
adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna
untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan
keluarga dan individu.
Menurut Depkes RI (2002), ada beberapa prinsip standar rumah sehat. Prinsip ini dapat
dibedakan atas dua bagian :
Yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan, terdiri atas :
1. Perlindungan terhadap penyakit menular, melalui pengadaan air minum, sistem
sanitasi, pembuangan sampah, saluran air, kebersihan personal dan domestik,
penyiapan makanan yang aman dengan struktur rumah yang aman dengan memberi
perlindungan.
2. Perlindungan terhadap trauma/benturan, keracunan dan penyakit kronis dengan
memberikan perhatian pada struktur rumah, polusi udara rumah, polusi udara dalam
rumah, keamanan dari bahaya kimia dan perhatian pada pnggunaan rumah sebagai
tempat bekerja.
Menurut Depkes RI (2006), indikator rumah yang dinilai adalah komponen rumah yang
terdiri dari : langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan
ruang tamu, ventilasi, dapur dan pencahayaan dan aspek perilaku. Aspek perilaku penghuni
adalah pembukaan jendela kamar tidur, pembukaan jendela ruang keluarga, pembersihan
rumah dan halaman.
Komponen Rumah
1. Lantai
Lantai harus cukup kuat untuk manahan beban di atasnya. Bahan untuk lantai biasanya
digunakan ubin,kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-syarat tidak licin, stabil tidak

lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata dan mudah dibersihkan,
yang terdiri dari:
1. Lantai Tanah stabilitas
Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah,pasir, semen, dan kapur, seperti tanah
tercampur kapur dan semen, dan untuk mencegah masuknya air kedalam rumah
sebaiknya lantai dinaikkan 20 cm dari permukaan tanah.
2. Lantai papan
Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pemasanan lantai adalah :
a. Sekurang-kurangnya 60 cm diatas tanah dan ruang bawah tanah harus ada
aliran air yang baik.
b. Lantai harus disusun dengan rapi dan rapat satu sama lain,sehingga tidak ada
lubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa bertepuk. Lebih baik jika
lantai seperti ini dilapisi dengan perlak atau kampal plastik ini juga berfungsi
sebagai penahan kelembaban yang naik dari dikolong rumah.
c. Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap serta
untuk konstruksi diatasnya agar digunakan lantai kayu yang telah dikeringkan
dan diawetkan.
3. Lantai ubin

Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan perumahan karena
: Lantai ubin murah/tahan lama,dapat mudah dibersihkan dan tidak dapat mudah
dirusak rayap.
2. Dinding
Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain:

1. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban tekanan angin, dan
bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya.
2. Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air sekurangkurangnya 15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai bangunan,
agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas, sehingga dinding tembok terhindar
dari basah dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut.
3. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m dapat diberi
susunan batu tersusun tegak diatas batu,batu tersusun tegak diatas lubang harus
dipasang balok lantai dari beton bertulang atau kayu awet.
4. Untuk memperkuat berdirinya tembok 12 bata digunakan rangka pengkaku yang
terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas 12 meter.
3. Langit langit
Dibawah kerangka atap/ kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang disebut langit-langit
yang tujuannya antara lain:
1. Untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga agar tidak terlihat
dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih.
2. Untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan tetesan air hujan
yang menembus melalui celah-celah atap.
3. Untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat sehingga panas atas
tidak

mudah

menjalar

kedalam

ruangan

dibawahnya.

Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik adalah:


1. Langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap.
2. Langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyangga dengan
konstruksi bebas tikus.
3. Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 m dari permukaan lantai

4. Langit-langit kasaunya miring sekurang-kurangnya mempunyai tinggi rumah 2,40


m,dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah titik kurang dari 1,75m
5. Ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan sekurang kurangnya sampai 2,40
m.
4. Atap
Secara umum konstruksi atap harus didasarkan kepada perhitungan yang teliti dan dapat
dipertanggung jawabkan kecuali untuk atap yang sederhana tidak disyaratkan adanya
perhitungan-perhitungan. Maksud utama dari pemasangan atap adalah untuk melindungi
bagian-bagian dalam bangunan serta penghuninya terhadap panas dan hujan, oleh karena itu
harus dipilih penutup atap yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Rapat air serta padat dan letaknya tidak mudah bergeser
2. Tidak mudah terbakar dan bobotnya ringan dan tahan lama
Bentuk atap yang biasa digunakan ialah bentuk atap datar dari konstruksi beton bertulang
dan bidang atap miring dari genteng, sirap, seng gelombang atau asbes semen gelombang.
Pada bidang atap miring mendaki paling banyak digunakan penutup/atap genteng karena
harga rumah dan cukup awet.

5. Pembagian Ruangan
Telah dikemukakan dalam persyaratan rumah sehat, bahwa rumah sehat harus mmpunyai
cukup banyak ruangan-ruangan seperti : ruang duduk/ruang makan, kamar tidur, kamar
mandi, jamban, dapur, tempat cuci pakaian, tempat berekreasi dan tempat beristirahat, dengan
tujuan agar setiap penghuninya merasa nikmat dan merasa betah tinggal di rumah tersebut.
Adapun syarat-syarat pembagian ruangan yang baik adalah sebagai berikut :
1. Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur kepala keluarga (suami istri)
dengan kamar tidur anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, terutama anak-anak
yang sudah dewasa.

2. Memilih tata ruangan yang baik, agar memudahkan komunikasi dan perhubungan
antara ruangan didalam rumah dan juga menjamin kebebasan dan kerahasiaan pribadi
masing-masing terpenuhi.
3. Tersedianya jumlah kamar/ruangan kediaman yang cukup dengan luas lantai
sekurang-kurangnya 6 meter persegi agar dapat memenuhi kebutuhan penghuninya
untuk melakukan kegiatan kehidupan
4. Bila ruang duduk digabung dengan ruang tidur, maka luas lantai tidak boleh kurang
dari 11 m2 untuk 1 orang, 14 m2 untuk 2 orang, dalam hal ini harus dipisah
5. Dapur (a) Luas dapur minimal 14 m2 dan lebar minimal 1,5 m (b) Bila penghuni
tersebut lebih dari 2 orang, luas dapur tidak boleh kurang dari 3 m 2, (c) Di dapur harus
tersedia alat-alat pengolahan makanan, alat-alat masak, tempat cuci peralatan dan air
bersih, (d) Didapur harus tersedia tempat penyimpanan bahan makanan. Atau
makanan yang siap disajikan yang dapat mencegah pengotoran makanan oleh lalat,
debu dan lain-lain dan mencegah sinar matahari langsung.

6. Kamar Mandi dan jamban keluarga


a. Setiap kamar mandi dan jamban paling sedikit salah satu dari dindingnya yang
berlubang ventilasi berhubungan dengan udara luar. Bila tidak harus dilengkapi
dengan ventilasi mekanis untuk mengeluarkan udara dari kamar mandi dan jamban
tersebut, sehingga tidak mengotori ruangan lain.
b. Pada setiap kamar mandi harus bersih untuk mandi yang cukup jumlahnya.
c. Jamban harus berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dari 7 orang bila jamban
tersebut terpisah dari kamar mandi.
6. Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan dan pengeluaran udara
kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus lancar
diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan manusia
pada suatu ruangan kediaman yang tertutup atau kurang ventilasi. Pengaruh-pengaruh buruk
itu ialah (Sanropie, dkk, 1989) :

1. Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman.


2. Bertambahnya kadar asam karbon dari pernafasan manusia
3. Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia.
4. Suhu udara dalam ruangan naik karena panas yang dikeluarkan oleh badan manusia.
5. Kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan air dan kulit
pernafasan manusia.
Dengan adanya ventilasi silang (cross ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang
lancar dalam ruang kediaman.
7. Pencahayaan
Menurut Sanropie, dkk (1989) dalam Mukono (2000) bahwa cahaya yang cukup kuat untuk
penerangan didalam rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh
dengan pengaturan cahaya buatan dan cahaya alam.
1. Pencahayaan alam
Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalaui
jendela, celah-celah atau bagian ruangan yang terbuka. Sinar sebaiknya tidak terhalang oleh
bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar yang tinggi. Kebutuhan standar cahaya alam
yang memenuhi syarat kesehatan untuk kamar keluarga dan kamar tidur mnurut WHO 60120 Lux. Suatu cara untuk menilai baik atau tidaknya penerangan alam yang terdapat dalam
rumah, adalah sebagai berikut :
a. Baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil.
b. Cukup, bila samar-samar membaca huruf kecil.
c. Kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca.
d. Buruk, bila sukar membaca huruf besar.

Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah sangat ditentukan oleh letak dan
lebar jendela. Untuk memperoleh jumlah cahaya matahari pada pagi hari secara optimal
sebaiknya jendela kamar tidur menghadap ke timur. Luas jendela yang baik paling sedikit
mempunyai luas 10-20 % dari luas lantai. Apabila luas jendela melebihi 20 % dapat
menimbulkan kesilauan dan panas, sedangkan sebaliknya kalau terlalu kecil dapat
menimbulkan suasana gelap dan pengap.
2. Pencahayaan buatan
Penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih sistem penerangan dengan suatu
pertimbangan hendaknya penerangan tersebut dapat menumbuhkan suasana rumah yang lebih
menyenangkan. Lampu Flouresen (neon) sebagai sumber cahaya dapat memenuhi kebutuhan
penerangan karena pada penerangan yang relatif rendah mampu menghasilkan cahaya yang
baik bila dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar. Bila ingin menggunakan lampu pijar
sebaiknya dipilih yang warna putih dengan dikombinasikan beberapa lampu neon.
Untuk penerangan malam hari alam ruangan terutama untuk ruang baca dan ruang kerja,
penerangan minimum adalah 150 lux sama dengan 10 watt lampu TL, atau 40 watt dengan
lampu pijar.
II. KERANGKA TEORI
P
E
H
E
a
k
u
e
N
n
p
o
b
G
d
a
n
u
g
iE
r
o
n
a
T
d
a
m
lg
A
in
a
H
k
n
m
U
m
a
A
e
s
n
N
d
o
is
ia
a
lm
a
s
a

III.

P
e
nH
gb
an
aa
S
m
as
nl
IV.

KERANGKA KONSEP

P
E
N
G
EP T
a
p
Aa
r a
Hn
Um
e
Ad
i a
Nm
a
s
a

u
u
lg
n
o
i a

P
e
n
d
d
k
a
n

DEFINISI OPERASIONAL

Variabel
Pengetahua
n

Definisi
Operasional
Responden
dapat
mengetahui,
memahami
mengenai
ventilasi
Responden
dapat
mengetahui,
memahami
mengenai
Responden
dapat
mengetahui,
memahami

Alat

Cara

Hasil

Kuesioner Wawancara Jawaban:


Tahu, tidak tahu

Skala

i
i

Pendidikan

Paparan
media masa

Ekonomi

mengenai
ventilasi
Jalur
pendidikan
yang
tersktruktur
dan berjenjang

Kuesioner Wawancara Jalur pedidikan yang


ditempuh:
a.SD
b.SMP c.SMA,
d.Perguruan Tinggi

Tingkat
pendidikan
tertinggi di
dalam keluarga
Mengetahui
manfaat dari
bersekolah
Mengetahui
kerugian tidak
bersekolah
Responden
dapat membaca
dan menulis
Mendapatkan
Kuesioner Wawancara
informasi
mengenai
rumah sehat
dari TV/Radio/
Koran/Majalah
/ Internet

Penghasilan
perbulan
responden

Penghasilan
responden
dapat
mencukupi

a.SD
b.SMP c.SMA,
d.Perguruan Tinggi
Tau/ tidak tau

Tau/ Tidak tau

Bisa/ Tidak bisa

Pernah/ Tidak Pernah

Kuesioner Wawancara a. 200- 500 ribu


b. 500- 1 juta
c. 1 juta- 2 juta
a.Ya (bila mencukupi)
b. Tidak (bila tidak
mencukupi)

kebutuhan
keluarga
Kebutuhan
yang dapat
dipenuhi
dengan
penghasilan
responden

a. Kebutuhan makan,
rumah, pakaian
b. kebutuhan makan,
membeli hp, dan sepeda
motor.
c. kebutuhan pakaian,

Hubungan
Sosial

Pengalaman

rumah, dan sepeda motor


Kuesioner Wawancara
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu

Tetangga
dilingkungan
sekitar rumah
memiliki
jendela
Tetangga
a. Ya
menggunakan
b. Tidak
lampu yang
c. Tidak tahu
berwarna
kuning yang
sama seperti
rumah
responden
Menempati
Kuesioner Wawancara Ya/ Tidak
rumah dengan
ventilasi dan
jamban yang
sehat
sebelumnya
Melakukan
perbaikan
terhadap
pencahayaan
rumah
Membuka
jendela rumah
setiap hari
untuk sirkulasi
udara dan
pencahayan
rumah
Menggunakan
lilin atau lampu

emergency
sebagai
pencahayaan
pada rumah

You might also like