Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era pembangunan pada masa ini, tanah menjadi hal yang sangat
fundamental dan vital. Tanah yang mempunyai nilai ekonomi tinggi baik
untuk kegiatan investasi ataupun diperuntukkan kegiatan bisnis lainnya. Bagi
orang-orang yang mempunyai hamparan hektar tanah di kota-kota besar yang
diperoleh dari warisan pasti sangat diuntungkan karena kemanfaatannya yang
juga besar atau pun harga jualnya yang tinggi. Namun, harga tanah di daerahdaerah pun tidak sepenuhnya rendah, karena semakin hari harga tanah tentu
akan meningkat. Pada saat ini banyak masyarakat yang sudah paham
mengenai pentingnya berinvestasi kemudian menjadikan tanah sebagai
incaran atau ladang untuk berinvestasi.
Alasan orang-orang berbondong-bondong menjadikan tanah sebagai lahan
investasi diantaranya; Pertama, (mengapa kalimat berbahasa Indonesia di
miringkan ?) tanah merupakan aset yang tidak terpengaruh oleh penurunan
nilai dan faktor waktu. Kedua, tanah merupakan aset yang secara fisik tidak
bertambah. Dan ketiga, tanah merupakan investasi jangka panjang selain
sebagai salah satu faktor produksi sehingga dalam hal spekulasi tanah adalah
tempat untuk menyimpan kekayaan (land hoarding)1. Namun, akibat
1 Budi Santoso, Profit Berlipat Dengan Investasi Tanah & Rumah, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2008) h. 8.
Hipotek;
Hak Tanggungan;
Gadai;
Fidusia.
3 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta
Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah.
4 Thomas Suyatno, dkk. Dasar-dasar Perkreditan, (Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama,
2007) h. 95
dinyatakan tidak berlaku lagi. Terhadap masalah ini, diatur dalam Pasal 29
UU No. 4 Tahun 1996 yang menyatakan bahwa5 :
Dengan berlakunya undang-undang tentang hak tanggungan ini, ketentuan
mengenai creditverband sebagaimana tersebut dalam staatsblad 1908-542
juncto staatsblad 1909-586 dan staatsblad 1909-584, sebagaimana yang
telah diubah dengan staatsblad 1937-190 juncto staatsblad 1937-191, dan
ketentuan mengenai hypotheek sebagaimana tersebut dalam buku II Kitab
Undang-undang Hukum Perdata Indonesia sepanjang mengenai pembebanan
Hak Tanggungan pada hak atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan
dengan tanah, dinyatakan tidak berlaku.
Awal mulanya, objek hipotek adalah tanah dan kapal laut. Kemudian,
dengan deikeluarkannya Undang-Undang Hak Tanggungan (jika di ikuti
dengan nomenklatur asli seperti UUU No.xxx Tentang xxxx bisa
menggunakan huruf kapital) tersebut, maka terhadap jaminan atas tanah
berlaku hak tanggungan, sehingga hipotek hanya tinggal untuk kapal laut
saja.6
Tanah Girik adalah tanah bekas hak milik adat yang belum terdaftar dan
belum di konversi menjadi salah satu tanah hak tertentu (Hak milik, hak guna
5 Munir Fuady, Hukum Jaminan Utang, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2013) h. 68-69
6 Ibid, h. 165
bangunan, hak pakai, hak guna usaha) dan belum didaftarkan atau
disertifikatkan pada Kantor Pertanahan setempat. Atas dasar inilah maka tidak
semua bank mau menerima Girik sebagai jaminan, karena tidak adanya hak
preferensi atas tanah tersebut.7 Girik sendiri bukanlah merupakan sebuah
tanda kepemilikan tanah atas hak tertentu (hak milik, hak guna usaha, atau
hak guna bangunan) namun hanya sebagai dokumen pembayaran pajak. Girik
berfungsi sebagai surat pengenaan dan tanda pembayaran pajak, di kalangan
rakyat dianggap dan diperlakukan sebagai tanda bukti kepemilikan tanah yang
bersangkutan. Adapun sebenarnya kegunaan girik adalah sebagai pegangan
wajib pajak dalam rangka mengoreksi ketetapan pajak yang dikenakan
terhadap nama yang tecantum dalam girik tersebut.8
Kemudian hal yang menjadi kendala lainnya kenapa tanah girik tidak
didaftarkan untuk mendapatkan Sertifikat Hak Milik pertama kalinya
kemudian baru dijadikan jaminan pada bank adalah karena kurangnya buktibukti kepemilikan hak atas tanah adat sebelumnya.mengingat pentingnya
pendaftaran hak milik atas tanah adat sebagai bukti kepemilikan atas tanah
secara sah sesuai dengan Pasal 23, Pasal 32 dan Pasal 38 UUPA, maka
diberikan suatu kewajiban untuk mendaftarkan hak atas tanah adat . Dengan
7 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl1360/jual-beli-tanah-girik diakses pada
tanggal 8 Januari 2017 pada pukul 13.30 WIB
8 B.F. Sihombing, Evolusi Kebijakan Pertanahan Dalam Hukum Tanah Indonesia, (Jakarta :
gunung Agung, 2004), h. 68
mengakomodir
ketentuan-ketentuan
sebelumnya
UUHT
ini
judul
skripsi
abang
melihat
bahwa
topan
berusaha
10
Nama
Substansi
Perbedaan
Penulis/Judul
dengan
Skripsi,
penulis
11
Jurnal/Tahun
1. Dennys Andreas
penulis
Sutoppo / Kekuatan
membahas
Dengan Kepastian
Hukum Dalam
sebagai alat
Pendaftaran Tanah /
Skripsi Fakultas
dan
Hukum Universitas
kepada
Lampung / 2016.
hukum dalam
Tahun
pendaftaran tanah.
Tentang
belum
juga dengan
memiliki
sesuai
pasal
10
ini
dikaitkan
hukum
1996
Hak
Tanggungan.
membahas Penelitian penulis
penerapan membahas tentang
dan Peraturan
Bank kepastian
hukum
Kreditur
(Tinjauan 13/26/PBI/2011
Yuridis
Terhadap juga
Penerapan
Peraturan penjelasan
Bank
Indonesia
13/26/PBI/2011
memberikan belum
beserta sertifikat
memiliki
sesuai
pasal
10
12
yang
masih Tahun
Tentang
Hukum
Tanggungan.
Magister
1996
Hak
Kenotariatan
Universitas Indonesia /
2012.
Oleh karena itu penelitian yang dilakukan penulis, belum ada yang melakukan
penelitian mengenai Kepastian Hukum Tanah Girik sebagai Jaminan
Utang setelah Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996
tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta Benda-benda yang
berkaitan dengan Tanah belum pernah diangkat sebelumnya sebagai judul
skripsi. Jadi, penelitian yang penulis teliti (sejauh yang diketahui penulis)
belum ada yang melakukan penelitian sebelumnya.
F. Kerangka Teoritis
Penelitian ini berdasarkan pada teori kepastian hukum (legal
certainty), yang mana kepastian hukum dianggap sebagai salah satu tujuan
hukum disamping kemanfaatan (utilitis) dan keadilan keadilan (justice). Van
Kan sebagai penganut pertama kali teori ini berpendapat bahwa hukum
bertujuan menjaga kepentingan-kepentingan tiap-tiap manusia supaya
kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu. Disini jelaslah bahwa
hukum bertugas untuk menjamin kepastian hukum di masyarakat dan juga
menjaga serta mencegah agar setiap orang tidak menjadi hakim sendiri
13
11 R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, Cet.Ke-XII, 2011), h.59
12 Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999),
h.23
13 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UII-Press, 2008) h. 127
14
15
Pendekatan ini
Pendapat-pendapat
16
Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder. Bahan Hukum Primer meliputi peraturan perundangundangan, sedangkan bahan hukum sekunder diperoleh dari buku-buku
hukum mengenai kenotariatan, jurnal-jurnal, tesis-tesis, disertasi-disertasi
di bidang hukum perjanjian, hukum kredit dan hukum jaminan.
d. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Hukum
Setelah bahan hukum dikumpulkan, selanjutnya dipilah-pilah antara
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yaitu peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan peralihan tanah, dan bukubuku hukum yang berkaitan dengan isu yang dikaji, selanjutnya dilakukan
pengolahan bahan hukum dengan cara melakukan klasifikasi terhadap
bahan hukum primer yang terkumpul dan mengkaitkan kesesuaiankesesuaian pasal-pasal perundang-undangan yang ada dalam bahan hukum
primer dengan bahan hukum sekunder, setelah itu dicari untuk ditemukan
prinsip-prinsipnya atau asas-asas hukumnya dalam doktrin-doktrin hukum
yang terdapat dalam buku-buku hukum atau bahan hukum sekunder
kemudian dilakukan analisis dan dapat disimpulkan.
e. Analisis Bahan Hukum
Dalam menganalisis bahan hukum, peneliti terlebih dahulu menelaah
bahan hukum primer yakni peraturan perundang-undangan, dengan
17
18
HAK
TANGGUNGAN
TANAH
GIRIK
SEBAGAI
19
20
Wahid, Muchtar, Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik Atas Tanah. Jakarta:
Penerbit Republika, 2008.
Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Rajawali Press, 2015.
PERUNDANG-UNDANGAN
UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta Benda-benda yang
berkaitan dengan Tanah
INTERNET
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl1360/jual-beli-tanah-girik