You are on page 1of 28

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

Disusun oleh :
Anggraini Khodijahturrohmah
NIM. 1302460019

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D-IV KEBIDANAN KEDIRI
2015

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP TEORI
A. Definisi

Konsepsi adalah pertemuan antara sperma dan sel telur yang menandai awal dari
sebuah kehamilan.
(Kusmiyati. 2009: 33)

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010: 213)

Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid
terakhir (HPHT), hingga dimulainya persalinan sejati.

(Varney, Hellen. 2007: 492)

Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin atau 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu :
-

Trimester I, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan. (berlangsung dalam 12 minggu)

Trimester II, bulan keempat sampai 6 bulan. (minggu ke-13 hingga ke-27)

Trimester III, bulan ketujuh sampai 9 bulan. (minggu ke-28 hingga ke-40)
(Saifuddin, Abdul Bari. 2009: 89)

B. Etiologi
Proses kehmilan bermula dari fertilisasi yaitu saling bertemunya sel telur dengan sel
sperma. Saat terjadi ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ reproduksi
pria yang kurang lebih berisi 300 juta sperma. Setelah memasuki organ genetalian interna
wanita, berjuta-juta sperma memasuki rongga rahim kemudian masuk menuju saluran
telur. Sedangkan ovum dikeluarkan dari ovarium sebanyak satu setiap bulannya.
Kemudian ditangkap oleh fimbrie dan berjalan menuju tuba fallopi. Tempat bertemunya
sprema dan ovum paling sering berada di ampula tuba. Penembusan sekanjutnya pada
zona pellusida, menyatunya oosit dengan membran sel sperma. Ovum yang telah dibuahi
akan mebelah diri sambil bergerk menuju ruang rahim. Kemudian terjadi nidasi yaitu
tertanamnya sel telur yang sudah dibuahi ke dalam endometrium.
(Ari Sulisyawati, 2011 : 35)

C. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester III


1. Sistem Reproduksi

Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan otototot, sementara produksi miosit yang baru sangat terbatas.
Pada akhir kehamilan ketebalannya hanya berkisar 1,5 cm
bahkan kurang.

Pada triwulan akhir istmus akan berkembang menjadi segmen


bawah uterus. Pada akhir kehamilan otot-otot uterus bagian
atas akan berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan
melebar dan menipis. Batas antara segmen atas yang tebal dan
segmen bawah yang tipis disebut dengan lingkaran retraksi
fisiologis.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 177)

2. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan

memberikan

ASI

pada

saat

laktasi.

Perkembangan

payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat


kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan somatomatropin.
Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI
dijabarkan sebagai berikut :
a. Estrogen, berfungsi :
1. Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara.
2. Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga
payudara tampak makin membesar.
3. Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air, dan garam
menyebabkan rasa sakit pada payudara.
b. Progesteron berfungsi :
1. Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
2. Meningkatkan jumlah sel asinus.
c. Somatomatropfin, berfungsi :
1. Memengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin,
dan laktoglobulin.
2. Penimbunan lemak disekitar alveolus payudara.
3. Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.
(Manuaba, Ida Bagus, dkk. 2010 : 92)
3. Sistem Sirkulasi Darah Ibu

Volume Darah

Selama trimester terakhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun
jika dibandingkan posisi miring. Oleh karena itu, tidak dianjurkan untuk tidur
telentang.
Volume darah akan meningkat secara progresif dan mencapai puncak pada
minggu ke 32-34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut.
Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45% yang dipengaruhi oleh hormon
progesteron dan estrogen.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 183)

Sel Darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi,
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertumbuhan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai
anemis fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah
10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah
semakin tinggi, dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal.
(Manuaba, Ida Bagus, dkk. 2010 : 93)

4. Sistem respirasi

Pada kehamilan, terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk


dapat memenuhi kebutuhan O2. Di samping itu, terjadi desakan
diafragma

karena dorongan rahim yang membesar pada

kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan


rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan
bernapas

lebih

dalam

sekitar

20

sampai

25%

daripada

biasanya.
(Manuaba, Ida Bagus, dkk. 2010 : 93)

Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan


selama kehamilan, tetapi volume tidal, volume ventilasi per
menit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah
secara signifikan pada kehamilan lanjut. Perubahan tersebut
akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 185)

5. Sistem Pencernaan

Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan


tergeser. Demikian juga dengan yang lainnya seperti apendiks
yang akan bergeser ke arah atas dan lateral.

Hemorroid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi


sebagai akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada
bagian bawah karena pembesaran uterus.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 185)

6. Traktus Urinarius

Pada trimester akhir akan timbul keluhan seperti sering kencing


yang terjadi pada awal kehamilan. Hal tersebut terjadi akibat
dari penurunan kepala janin ke pintu atas panggul, sehingga
uterus akan menekan kandung kemih.

Pada ureter akan terjadi dilatasi di mana sisi kanan akan lebih
membesardibandingkan

dengan

ureter

kanan.

Hal

ini

diperkirakan karena ureter kiri dilindungi oleh kolon sigmoid dan


adanya tekanan yang kuat pada sisi kanan uterus sebagai
konsekuensi dari dekstrorotasi uterus.

Penyebab lain diduga karena pengaruh dari hormon.


(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 185-186)

7. Perubahan pada kulit

Pada dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi


kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai
payudara dan paha yang disebut dengan strie gravidarum.

Akan muncul linea nigra pada garis pertengahan perutnya. Dan


muncul pula dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan
leher yang disebut chloasma.

Perubahan tersebut sebagai akibat dari hasil cadangan melanin


pada

daerah

epidermal

dan

dermal

yang

menyebabkan

pastinya belum diketahui. Estrogen dan progesteron diketahui


mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bisa
menjadi faktor pendorongnya.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 179)
8. Metabolisme

Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah


12,5 kg.

Pada saat aterm kurang lebih 3,5 l cairan berasal dari janin,
plasenta, dan cairan amnion. Sedangkan 3 liter lainya berasal
dari akumulasi peningkatan volume darah 6,5 l.

Penambahan tekanan vena di bagian uterus dan mengakibatkan


oklusi parsial vena cava yang bermanifestasi pada adanya
pitting edema di kaki dan tungkai terutama akhir kehamilan.
penurunan tekanan koloid di interstinal juga akan menyebabkan
edema pada akhir kehamilan.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 180-181)

9. Sistem Muskuloskeletal

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada


kehamilan. akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke
arah dua tungkai.

Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat


mobilitasnya, yang diperkirakan kafrena pengaruhh hormonal.

Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu


dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada
bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 186)

D. Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil Trimester III

Peningkatan frekuensi berkemih (Nonpatologis)


Pada ibu hamil trimester III, penyebab terjadi peningkatan frekuensi
berkemih adalah penurunan kepala pada pintu atas panggul yang
kemudian mendesak kandung kemih. Satu-satunya metode yang
dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi berkemih ini adalah
memberikan penjelasan kepada ibu mengapa hal itu terjadi dan
mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam sehingga tidak
perlu bolak-balik ke kamar mandi pada saat mencoba tidur.

Nyeri ulu hati


Nyeri ulu hati mulai timbul menjelang akhir trimester ke-2 dan
bertahan sampai trimester ke-3. Penyebab nyeri ulu hati adalah
sebagai berikut :
1. Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
ditimbulkan peningkatan jumlah progesterone.
2. Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi
otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah
progesteron dan tekanan uterus.
3. Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan
tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.
Beberapa cara untuk mengurangi nyeri ulu hati adalah :
1. Makan dalam porsi kecil, tetapi sering, untuk menghindari
lambung terlalu penuh.
2. Mempertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih
besar bagi lambung.
3. Meregangkan lengan melampaui kepala untuk memberi ruang
bagi perut.
4. Menghindari makanan berlemak.
5. Menghindari minum bersamaan dengan makan.
6. Menghindari makanan dingin.

7. Menghindari makanan yang mengganggu pencernaan seperti


makanan pedas.
8. Menggunakan preparat antasida (Mis, Maalox, Mylanta, Gaviscon,
Gelusil)

Konstipasi
Konstipasi diduga akibat penurunan peristaltis yang disebabkan
relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan
jumlah

progesteron.

menurunkan

Pergeseran

motilitas

pada

dan

saluran

penekanan

juga

gastrointestinal

dapat

sehingga

menyebabkan konstipasi.
Beberapa cara untuk menangani masalah konstipasi adalah :
1. Asupan cairan adekuat, minimal 8 gelas perhari.
2. Konsumsi

buah-buahan

dan

sayuran

atau

makanan

yang

mengandung serat alami.


3. Istirahat cukup.
4. Minum air hangat saat bangkit dari tidur untuk menstimulasi
peristaltis.
5. Memiliki pola defekasi yang baik dan teratur.
6. Melakukan latihan yang baik misalnya, berjalan setiap hari,
pertahankan postur tubuh yang baik.
7. Apabila indikasi maka di anjurkan untuk memakai supositoria
gliserin dan atau mengkonsumsi laksatif ringan, pelunak feses.

Hemoroid
Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena itu, semua
penyebab

konstipasi

berpotensi

menyebabkan

hemorroid.

Progesteron juga menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus


besar. Selain itu, pembesaran uterus menakibatkan peningkatan
tekanan, secara spesifik juga secara umum pada vena hemoroid.
Tekanan ini akan mengganggu sirkulasi vena dan mengakibatkan
kongesti vena panggul.
Cara untuk menagngani hemoroid adalah sebagai berikut :
1. Menghindari terjadi konstipasi, tindakan pencegahan konstipasi
2. Menghindari mengejan saat defekasi
3. Mandi berendam
4. Memasukan hemoroid kembali ke dalam rektum (menggunakan
lubrikasi); dilakukan sambil latihan mengencangkan perineum
(Kegel)

5. Tirah abring dengan cara mengelevasi panggul dan ekstremitas


bagian bawah.

Dispareunia
Nyeri saat berhubungan seksual dapat berasal dari sejumlah
penyebab

selama

kehamilan.

penyebab,

seperti

kongesti

perubahan

fisiologis

vagina/panggul

akibat

menjadi
gangguan

sirkulasi yang dikarenakan tekanan uterus yang membesar atau


tekanan bagian presentasi. Masalah-masalah fisik kemungkinan
disebabkan abdomen yang membesar

dijumpai pada tahap akhir

kehamilan saat bagian presentasi mengalami penurunan ke dalam


pelvis.
Cara untuk menangani adalah sebagai berikut :
1. perubahan posisi dapat menguranngi masalah yang disebabkan
oleh pembesaran abdomen atau nyeri akibat penetrasi yang
terlalu dalam.
2. Kompres es dapat mengurangi kongesti yang dapat ditangani,
juga menimbulkan ketidaknyamanan tersendiri.
3. Mendiskusikan
dirasakan

pemikiran

yang

salah

dan

memberi

fakta

dapat

menenangkan

dan

ketakutan

yang
wanita

tersebut.
4. Pasangan biasanya menyambut baik informasi mengenai cara
alternatif untuk memuaskan hasrat seksual masing-mamsing
pasangan.

Insomnia
Penyebab dari insomnia adalah kekhawatiran, kecemasan, terlalu
gembira menyambut suatu acara keesokan hari dapat terjadi pada
ibu hamil trimester III. Ketidaknyamanan akibat pembesaran uterus
dirasakan oleh ibu hamil tersebut.
Cara untuk menangani masalah tersebut adalah :
1. Mandi air hangat
2. Minum air hangat (susu, teh tanpa kafein dicampur susu)
sebelum tidur.
3. Melakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum
tidur.
4. Mengambil posisi relaksasi
5. Menggunakan teknik relaksasi progresif.

Nyeri punggung bawah (Nonpatologis)

Ketidaknyamanan

ini

disebabkan

karena

pembesaran

uterus

sehingga abdomen juga akan ikut membesar dan ibu hamil akan
berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat dari lordosis.
Lengkung ini kemudian akan meregangkan otot punggung dan
menimbulkan sakit dan nyeri.
Cara mengatasi masalah tersebut adalah :
1. Postur tubuh yang baik
2. Mekanik tubuh yang baik saat mengangkat beban
3. Menghindari membungkuk yang berlebihan
4. Menggunakan sepatu tumit rendah
5. Mengompres hangat punggung.
6. Pijatan/usapan pada punggung.

Hiperventilasi dan sesak napas (Nonpatologis)


Sesak napas disebabkan karena uterus mengalami pembesaran dan
terjadi penekanan diafragma. Diafragma akan mengalami elevasi
kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
Penanganan masalah tersebut adlaah sebagai berikut :
1. Menjelaskan dasar fisiologis tersebut
2. Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepatan dan
kedalaman pernapasan pada kisaran normal saat ia menyadari ia
sedang mengalami hipervetilasi.
3. Mengajarkan wanita cara meredakan sesak napas sebagai faktor
penyebab.
4. Menganjurkan wanita berdiri dan meregangkan lenganya di atas
kepala secara berkala dan mengambil napas dalam.
5. Menganjurkan mempertahankan postur yang baik.
6. Mengajarkan pernapasan interkosta.
(Varney, Hellen. 2007 : 538-543)

E. Tanda Bahaya pada Kehamilan Trimester III


Tanda bahaya yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan
2. Preeklampsia
3. Nyeri hebat pada daerah abdominopelvikum.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 282-283)
F. Kebutuhan ibu hamil Trimeter III

Nutrisi yang adekuat

Personal Hygiene meliputi, perawatan payudara, perawatan gigi,


kebersihan tubuh saat BAB dan BAK, kebersihan pakaian.

Oksigen, untuk menghindari sesak maka perlu dilakukan latihan


pernapasan dengan senam hamil.

Hubungan seksual. Tidak dianjurkan untuk berhubungan seksual


apabila terdapat tanda infeksi, terjadi perdarahan saat hubungan
seksual, ketuban pecah, wanita yang riwayat keguguran dalam
kandungan, dan serviks membuka.

Istirahat/tidur. aktivitas yang terlalu berat dianjurkan untuk dikurangi


karena semakin tua usia kehamilan.
(Manuaba, Ida Bagus, dkk. 2010 : 117-121)

DAFTAR PUSTAKA
Varney, Hellen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol.1. Jakarta : EGC
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI

Kusmiati,Yuni.2009.Perawatan Ibu Hamil.Yogyakarta:Fitramaya

Syaifuddin, Abdul Bahri. 2009. Buku Acuan Pelayanan Maternal dan Neonatl. Jakarta : Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawiroharjo, Sarwono. 2010 . Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta : EGC

Manurung, Suyani. 2011. Buku Ajar Maternitas Asuhan Keperawatan Antenatal. Jakarta : CV
Trans Info Media.

WHO. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Nugroho, Taufan.,dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika.

2.2 Konsep Manajemen


Trimester III
I.
PENGKAJIAN
Identitas (Biodata)

Kebidanan

pada

Kehamilan

Normal

Merupakan data umum pribadi yang dikaji melalui anamnesa/


pertanyaan kepada ibu hamil

Nama

: pengkajian nama dapat memudahkan bidan dalam

melakukan komunikasi saat memberi asuhan kepada klien.

Usia

: Menurut Puji Rochyati, primipara muda berusia kurang

dari 16 tahun, primipara tua berusia lebih dari 35 tahun memiliki


resiko tinggi terhadap kehamilan. Sedangkan menurut Ida Bagus Gde
Manuaba, menyederhanakan faktor resiko yang perlu diperhatikan
adalah Usia ibu (< 19 tahun dan > 35 tahun.

Agama

: mengetahui apa yang dilarang dan dianjurkan dalam

agama klien sehingga dalam memberikan asuhan akan lebih mudah.

Pendidikan

: mengetahui tingkat pendidikan ibu agar memudahkan

dalam melakukan koseling.


Menentukan status sosial ibu dan pengetahuan ibu mengenai perawatan selama
kehamilan.

Pekerjaan

: mengetahui aktivitas-aktivitas ibu sehari-hari.

Penghasilan :

mengetahui

tingkat

perekonomian

klien

dan

menentukan persiapan mengenai pembiayaan ibu dalam menghadapi


persalinan.

Telepon dan alamat : memudahkan tenaga kesehatan dalam mengidintifikasi


apakah daerah di sekitar ibu beresiko tinggi penularan penyakit.

A. DATA SUBYEKTIF
1) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan oleh ibu saat kehamilan saat ini :

Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan oleh ibu.

Lamanya mengalami gangguan tersebut.

Keluhan yang dirasakan oleh ibu trimester III biasanya adalah


sebagai berikut :
-

Peningkatan frekuensi berkemih (Nonpatologis)

Nyeri ulu hati

Konstipasi

Hemoroid

Dispareunia

Insomnia

Nyeri punggung bawah (Nonpatologis)

Hiperventilasi dan sesak napas (Nonpatologis)


(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 538-453)

2) Riwayat Menstruasi

HPHT (Periode menstruasi terakhir) : tanggal pada hari pertama


periode menstruasi terakhir atau last normal menstrual periode
(LNMP)

digunakan

sebagai

dasar

untuk

menentukan

usia

kehamilan dan perkiraan taksiran partus (TP), maka penting


untuk mendapatkan tanggal perkiraan kelahiran yang seakurat
mungkin.
(Varney, Hellen. 2007 : 521)

Usia Kehamilan dan Taksirann Persalinan (menggunakan rumus


Neagel : tanggal HPHT ditambah 7 dan bulan dikurangi 3)
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 279)

3) Riwayat hamil ini


Riwayat kehamilan sekarang digunakan untuk mendeteksi adanya
komplikasi, ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar kehamilan
yang dialami wanita sejak HPHT nya.

Mengidentifikasi kehamilan
-

Jumlah kunjungan ANC ke bidan

Keluhan beserta terapi yang sudah diberikan pada trimester


sebelumnya

Penyuluhan yang sudah didapat seputar kehamilan baik dari


bidan maupun dari sumber lainnya.

Jumlah suntikan TT juga dikaji, untuk mengetahui dalam tubuh


ibu sudah terdapat kekebalan terhadap penyakit.

Gerakan bayi dalam kandungan.


(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 279)

Penggunaan obat-obatan dan pengobatan selama kehamilan


merupakan hal yang kompleks dan bidan perlu meninjau setiap
obat dan menyeimbangkan

alasan penggunaan obat dengan

resiko yang dapat timbul bila obat

digunakan selama masa

hamil.
(Varney, Hellen. 2007 : 527)
4) Riwayat kehamilan, persalinan dan Nifas yang lalu

Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya.

Cara persalinan.

Jumlah dan jenis kelamin anak hidup.

Berat badan lahir.

Cara pemberian asupan bagi bbayi yang dilahirkan.

Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir.


(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 280)

5) Riwayat Kesehatan penyakit yang pernah diderita


Riwayat penyakit yang pernah diderita ibu hamil yaitu penyakit menahun seperti
jantung, penyakit menurun seperti hipertensi, DM, penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis, PMS baik yang sudah sembuh/yang masih dalam penyembuhan dan lainlain yang akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan
(Mochtar, 2005 : 127-173)
6) Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit
Kaji apakah di dalam silsilah keluarga klien mempunyai penyakit keturunan, misalnya
DM, asma, dan penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dan HIV/AIDS.
(Nugroho, Taufan.,dkk. 2014: 148)
7) Status Perkawinan
Hal ini penting untuk dikaji karena dari data ini bidan akan mendapatkan gambaran
mengenai suasana rumah tangga pasangan.
(Sulistyawati, Ari. 2009: 114)
8) Riwayat psiko sosial ekonomi
Bagaimana keadaan ibu dengan keluarga dan dukungan dari
mereka. Dengan keadaan psikologis yang baik pada ibu hamil
trimester III memungkinkan dalam proses persalinan seperti rasa
cemas dan takut terhadap persalinan dapat teratasi.
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 281)
9) Riwayat KB dan rencana KB
Untuk mengetahui alat kontrasepsi yang digunakan ibu, jenisnya dan berapa lama,
apakah ada keluhan atau tidak
(Affandi, Biran. 2007)
10) Riwayat Ginekologi
Untuk mengetahui riwayat penyakit ginekologi yang pernah dialami ibu seperti
penyakit kanker payudara, kanker serviks, kista, tumor dll.
11) Pola makan / minum/ eliminasi/ istirahat

Pola aktivitas sehari-hari


Aktivitas yang terlalu berat dianjurkan untuk dikurangi karena
semakin tua usia kehamilan.

Pola eliminasi
Pola eliminasi merupakan indikator adakah masalah BAB/BAK
yang timbul saat kehamilan sudah memasuki trimester III.

Pola makan dan minum

Pemenuhan nutrisi pada ibu hamil trimester III dapat diketahui


dengan

pengkajian

pola

makan

dan

minum,

bidan

akan

mengetahui bagaimana pemenuhan nutrisi ibu selama hamil.

B. DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan umum

Keadaan umum
Ibu dalam keadaan baik apabila ibu memperlihatkan respon yang baik bagi
lingkungan sekitar dan orang lain, serta dalam keadaan lemah bila tidak
memperlihatkan respon yang baik pada lingkungan sekitar dan orang lain.
(Sulistyawati, Ari. 2009: 121)

Kesadaran
Ibu dalam keadaan sadar (composmentis) atau coma?
(Sulistyawati, Ari. 2009: 122)

Tanda vital :
-

TD : 110/70-120/80 mmHg (normal) <140 mmHg

N : 80-100 x/mnt

RR : 16-24 x/mnt

: 36.5-37.5o C

Lila : >23.5 cm

Berat Badan : berat badan diperkirakan akan bertambah 12,5 kg.

Tinggi Badan : >145 cm


(WHO. 2013 : 24)

2) Pemeriksaan Khusus
Inspeksi

Kepala

Mata

Hidung

Hiegene mulut dan gigi

Karies

Bentuk dan ukuran abdomen

Payudara (pembesaran dan adanya striae)

Parut atau bekas luka operasi

Gerakan janin

Varises atau pelebaran vena

Hernia

Edema

Kebersihan kulit

Vulva/perineum adakah varises, konndiloma, edema, hemoroid,


atau kelainan lain.

Palpasi

TFU (menggunakan pita ukur bila usia kehamilan >20 minggu)

Usia kehamilan TM III adalah berkisar antara 26 cm 33 cm.


TFU yang normal untuk usia kehamilan 20-36 minggu dapat
diperkirakan dengan rumus :
(UK dalam minggu + 2 ) cm
TFU

1/3 diatas pusat


pusat prosessus xifoideus
Setinggi prosesus xifoideus
Dua jari (4cm) di bawah prosesus

Usia Kehamilan
28 minggu
34 minggu
36 minggu
40 minggu

xifoideus
Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV :
Leopold I

: menentukan TFU dan bagian janin yang terletak

di fundus uteri (dilakukan sejak TM I)


Leopold II

: menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan

ibu (dilakukan mulai akhir TM II)


Leopold III

: menentukan bagian janin yang terletak di bagian

babwah uterus (dilakukan mulai akhir TM II)


Leopold IV

: menentukan berapa jauh masuknya janin ke PAP

(dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu)

Auskultasi
DJJ menggunakan fetoskop atau doppler (jika UK >16 minggu).
DJJ normal 120-160x/menit
(WHO. 2013 : 25-26)

3) Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin

: >12, 5 g/dl
(Prawiroharjo, Sarwono. 2010 : 183)

II.

PENGKAJIAN DIAGNOSA DAN MASALAH

No
Data Dasar
1. DS :
Ibu mengatakan kunjungan ulang
kehamilan dengan usia
kehamilan 7-9 bulan.
HPHT

Diagnosa/Masalah/Kebutuhan
Dx : G..P....UK (28-40) minggu normal.

Tafsiran persalinan
DO :
KU : baik
Tanda vital :
TD : 110/70-120/80 mmHg/ <140
mmHg
N : 80-100 x/mnt
S : 36.5-37.5o C
RR : 16-24 x/mnt
Lila : >23.5 cm
Berat Badan : selama kehamilan
bertambah 1 kg tiap bulan.
Tinggi Badan : >145 cm
Payudara membesar
TFU Usia kehamilan TM III adalah
berkisar antara 26 cm 33 cm.
1/3 diatas pusat 28 minggu
pusat prosessus xifoideus
34 minggu
Setinggi prosesus xifoideus 36
minggu
Dua jari (4cm) di bawah prosesus
xifoideus 40 minggu
DJJ menggunakan fetoskop atau
doppler (jika UK >16 minggu)
DJJ normal : 120-160 x/menit
teratur
Hemoglobin : >12, 5 g/dl
III.
N
o
1.

PERENCANAAN

Diagnosa/masa
Rencana
lah/kebutuhan
Dx : G..P....UK Tujuan :
(28-40) minggu Memantau pertumbuhan
normal.
dan perkembangan janin
serta
memantau
kehamilan TM III berjalan
normal tanpa komplikasi
Kriteria Hasil :
- Ibu mengerti tentang
penjelasan
yang
diberikan
- Ibu
dapat
menjelaskan kembali
penjelasan
yang
telah diberikan
- TTV normal
- DJJ normal
Intervensi :

Rasional

1. Kepercayaan
diberikan oleh

yang
klien

1. Jalin
hubungan
terapeutik dengan
klien dan keluarga.

2. Beri
tahu
pemeriksaan.

hasil

3. Beri
tahu
ibu
tentang persiapan
persalinan.
- Rencakanan
tempat
persalinan
- Persiapan
transportasi
- Persiapan
kelengkapan ibu
dan bayi (pakaian
ibu dan bayi)
4. Informasikan
tentang
tandatanda bahaya TM III
- Keluar darah dari
kemaluan
- Sakit
kepala
hebat
- Masalah
penglihatan
- Bengkak
pada
muka dan tangan
- Janin
kurang
bergerak seperti
biasa
- Demam tinggi
- Kejang
5. Informasikan
ibu
tentang
tandatanda Persalinan.

kepada
bidan
merupakan
langkah
awal untuk melakukan
asuhan dengan baik.

2. Apapun
yang
dilakukan
oleh
petugas kepada klien
segala tindakan perlu
dijelaskan
kepada
klien agar tidak terjadi
kesalah
pahaman
diantara petugas dan
bidan.
3. Persiapan persalinan
yang dilakukan lebih
awal
berkaitan
dengan psikologis ibu
dalam
menghadapi
persalinan kelak.

4. Pengetahuan ibu yang


minim tentang tanda
bahaya
kehamilan
pada
TM
III
merupakan salah satu
penyebab
kematian
pada
ibu
maupun
janin.

5. Observasi
kemajuan
persalinan dari mulai
fase laten sampai Kala
IV
sangat
penting
dilakukan.

Lebih
sering
buang air kecil
Sering
mengalami
kontraksi
Muncul flek
Ketuban pecah
Pembukaan

6. Terapi Fe + Vit.C
(1x1)
Kalk (1x1)

7. Anjurkan
kontrol
sesuai
dengan
jadwal dan apabila
ada keluhan.

8. Dokumentasi
asuhan
diberikan.

2.

Masalah
Sering Kencing

yang

Intervensi
Tujuan : Ibu memahami
penyebab dari
ketidaknyamanan yang
terjadi.
K.H : ibu tidak merasa

6. Tubuh
ibu
hamil
memerlukan vitamin C guna
menyerap zat besi. Selain
itu vitamin C sangat baik
guna kesehatan gusi dan
gigi. Fungsi lain dari
vitamin
C
adalah
melindungi jaringan dari
organ tubuh dari bberbagai
macam kerusakan serta
memberikan otak berupa
sinyal kimia, hal terjadi
karena vitamin C banyak
mengandung
antioksidan.Kalk
(kalsium)
berperan
sebagai
zat
untuk
pertumbuhan tulang
dan gigi.
7. Asuhan
yang
maksimal
akan
memberikan
kenyamanan pada ibu
dan
bidan
perlu
memantau
perkembangan
kehamilan.
8. Pendokumentasian
merupakan salah satu
standar
yang
dilakukan oleh bidan
agar
tidak
terjadi
sebuah
kesalahpahaman
antara keluarga dan
petugas.
Rasional

khawatir lagi
Ibu mampu mengulangi
penjelasan dari petugas.
1. Jelaskan penyebab
fisiologis

3.

Nyeri Ulu Hati

2. Anjurkan untuk
menghindari minum
kopi atau yang
mengandung
kafein.
Tujuan : Ibu memahami
penyebab dari
ketidaknyamanan yang
terjadi.
K.H : ibu tidak merasa
khawatir lagi
Ibu mampu mengulangi
penjelasan dari petugas.
1. Makan dalam porsi
kecil tapi sering.

2. Anjurkan untuk
pertahankan postur
tubuh.
3. Anjurkan untuk
regangkan lengan
melampaui kepala
4.

Konstipasi

Tujuan : Ibu memahami


penyebab dari
ketidaknyamanan yang
terjadi.
K.H : ibu tidak merasa
khawatir lagi
Ibu mampu mengulangi
penjelasan dari petugas.
1. Anjurkan untuk
memberikan
asupan
cairan
adekuat, minimal
8 gelas perhari.
2. Konsumsi
buahan
sayuran.

buahdan

1. Ibu lebih tenang dan


mengontrol
kecemasan akibat dari
masalah yang terjadi.
2. Kafein merupakan
bahan makanan atau
minuman yang
bersifat diuretik.

1. Memberikan
kesempatan kepada
lambung untuk
mencerna makanan
sedikit demi sedikit
agar lambung tidak
terlalu penuh.
2. Lambung perlu ruang
lebih besar.
3. Memberikan ruang
yang lebih luas untuk
perut.

1. Tubuh memerlukan
cairan yang banyak
agar tidak terjadi
dehidrasi.

2. Buah-buahan dan
sayuran merupakan
makanan yang
mengandung serat,

3. Minum air hangat


saat bangkit dari
tidur
4. Memiliki
pola
defekasi yang baik
dan teratur.

5.

Sesak Napas

Tujuan : Ibu memahami


penyebab dari
ketidaknyamanan yang
terjadi.
K.H : ibu tidak merasa
khawatir lagi
Ibu mampu mengulangi
penjelasan dari petugas.
1. Jelaskan penyebab
fisiologisnya.

2. Ajarkan
untuk
secara
sadar
mengatur
kecepatan
dan
kedalaman
pernapasan
pada
kisaran normal saat
ia
menyadari
ia
sedang mengalami
hipervetilasi.
IV.

dan serat merupakan


bahan makanan yang
dapat mengurangi
konstipasi.
3. Air
hangat
dapat
menstimulasi
peristaltis.
4. Keinginan untuk
buang air besar tidak
boleh ditunda dan
harus dilakukan
secara teratur agar
tidak terjadi timbunan
kotoran dalam usus
yang akan
menyebabkan feses
dalam usus memiliki
konsistensi lebih
keras.

1. Ibu lebih tenang dan


mengontrol
kecemasan akibat dari
masalah yang terjadi.
2. Sebagai upaya letihan
pernapasan saat
persalinan.

PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI)
N
o
1.

Tanggal/ja Diagnosa/Masalah/Kebu
m
tuhan
Tanggalda Dx : G..P....UK (28-40)
n jam
minggu normal.
dilakukan

Implementasi
1 Menjalin
hubungan
terapeutik
dengan
klien dan keluarga.

ya
asuhan
kehamila
n normal

2 Memberi tahu hasil


pemeriksaan.
3 Memberi
tahu
ibu
tentang
persiapan
persalinan.
a. mereencakanan
tempat persalinan
b. mempersiapkan
transportasi
c. Mempersiapkan
kelengkapan ibu
dan bayi (pakaian
ibu dan bayi)
4 Menginformasikan
tentang
tanda-tanda
bahaya TM III
a. Keluar darah dari
kemaluan
b. Sakit
kepala
hebat
c. Masalah
penglihatan
d. Bengkak
pada
muka dan tangan
e. Janin
kurang
bergerak seperti
biasa
f. Demam tinggi
g. Kejang
5 Menginformasikan ibu
tentang
tanda-tanda
Persalinan.
a. Lebih
sering
buang air kecil
b. Sering mengalami
kontraksi
c. Muncul flek
d. Ketuban pecah
e. Pembukaan
6 Memberikan terapi Fe
+ Vit.C (1x1) Kalk
(1x1)
7 Menganjurkan kontrol
sesuai dengan jadwal
dan
apabila
ada
keluhan.
8 Mendokumentasi
asuhan
yang
diberikan.

N
o
2.

Tanggal/ja Diagnosa/Masalah/Kebu
m
tuhan
Tanggalda Mx : Sering Kencing
n jam
dilakukan
ya
asuhan
Mx : Nyeri Ulu Hati

Mx : Konstipasi

Mx : Sesak Napas

V.

Implementasi
1. Menjelaskan penyebab
fisiologis
2. Menganjurkan untuk
menghindari minum
kopi atau yang
mengandung kafein.
1. Menganjurkan makan
dalam porsi kecil tapi
sering.
2. Menganjurkan untuk
pertahankan postur
tubuh.
3. Menganjurkan untuk
regangkan lengan
melampaui kepala
1. Menganjurkan untuk
memberikan asupan
cairan adekuat,
minimal 8 gelas
perhari.
2. Menganjurkan
konsumsi
buahbuahan dan sayuran.
3. Menganjurkan minum
air
hangat
saat
bangkit dari tidur
4. Menginformasikan ibu
untuk memiliki pola
defekasi yang baik dan
teratur.
1. Menjelaskan penyebab
fisiologisnya.
2. Mengajarkan untuk
secara sadar
mengatur kecepatan
dan kedalaman
pernapasan pada
kisaran normal saat ia
menyadari ia sedang
mengalami
hipervetilasi.

EVALUASI
S : Data subyektif (berisi tentang data dari pasien melalu anamnesis yang merupakan
ungkapan langsung).
O : Data obyektif (berisi tentang data yang didapat dari hasil observasi melalui
pemeriksaan fisik)

A : Analisis dan Interpretasi


Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan meliputi diagnosis,
antisipasi diagnosis atau amsalah potensial, serta perlu tidaknya tindakan segera.
P : Perencanaan memrupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan
mandiri, kolaborasi, tes diagnosis dan laboratorium, serta konseling untuk tindak lanjut.

You might also like