You are on page 1of 36

GAMBARAN EFEK SAMPING TABLET TAMBAH

DARAH PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS ALALAK SELATAN
BANJARMASIN TAHUN 2014

Proposal
Karya Tulis Ilmiah guna memenuhi sebagian syarat memperoleh
predikat Ahli Madya Kebidanan

Oleh:
Hj. A N I S A H
NIM PO 7124112044

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
KEBIDANAN
2014
i

@2014
Hak Cipta ada pada penulis

ii

HALAMAN PENGESAHAN
Proposal berjudul Gambaran Efek Samping Tablet Tambah Darah Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin Tahun
2014 telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Proposal dalam rangka
memperoleh pridikat Ahli Madya Kebidanan.

Banjarbaru,

Pembimbing I

Pebruari 2014

Pembimbing II

Yuniarti, M.PH
Nip. 197206091997032002

Hj. Zakiah, M. Keb


Nip. 198011132001122001

Mengetahui:
Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Banjarmasin

Tut Barkinah, S. Si.T, MPd


Nip. 196010101982082001

Susunan Tim Penguji Proposal


1. A. Rizani, M. PH; Ketua Penguji
2. Hj. Zakiah, M. Keb; Anggota
3. Yuniarti, M.PH; Anggota

iii

KATA PENGANTAR
Berkat rahmat dan karunia Allah SWT akhirnya proposal ini dapat
diselesaikan, yang berjudul Gambaran Efek Samping Tablet Tambah Darah Pada

Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin Tahun 2014
Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan Kebidanan. Dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan
dengan setulus hati kepada Ibu Yuniarti, M. PH selaku pembimbing I dan Ibu Hj.
Zakiah, M. Keb selaku pembimbing II, serta semua pihak yang telah memberikan
bantuan, bimbingan, petunjuk serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal ini, selanjutnya tidak lupa pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Direktur Politeknik Kesehatan Banjarmasin
2. Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Banjarmasin
3. Dewan penguji proposal
4. Rekan-rekan mahasiswa Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan
Kebidanan
5. Kepala Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin dan Seluruh staf
6. Segenap anggota keluarga yang turut membantu secara moril dan materil,
sehingga proposal ini dapat selesai pada waktunya.
Penulis menyadari proposal ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis
masih memerlukan bantuan/saran perbaikan lebih lanjut. Namun demikian penulis
berharap proposal ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi
semua pihak yang memerlukannya.

Banjarmasin, Pebruari 2014


Penulis

iv

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ---------------------------------------------------------------- i
HALAMAN HAK CIPTA --------------------------------------------------------- ii
HALAMAN PENGESAHAN ---------------------------------------------------- iii
KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------iv
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------- v
DAFTAR TABEL -------------------------------------------------------------------vi
DAFTAR GAMBAR -------------------------------------------------------------- vii
DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------ viii
BAB I PENDAHULUAN ---------------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang ---------------------------------------------------------- 1
B. Rumusan Masalah ------------------------------------------------------- 5
C. Tujuan Penelitian -------------------------------------------------------- 5
D. Manfaat Penelitian ------------------------------------------------------ 5
E. Keaslian Penelitian ------------------------------------------------------ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA -------------------------------------------------- 7
A. Kehamilan---------------------------------------------------------------- 7
B. Anemia Defisiensi Besi ------------------------------------------------- 8
C. Zat Besi ------------------------------------------------------------------ 11
1. Kebutuhan Zat Besi Pada Kehamilan --------------------------- 12
2. Dosis dan Cara Pemberian --------------------------------------- 13
3. Penyerapan Zat Besi Oleh Tubuh -------------------------------- 13
4. Efek Samping Terapi Zat Besi ----------------------------------- 14
D. Efek Samping Obat ---------------------------------------------------- 18
BAB III KERANGKA KONSEP ------------------------------------------------- 21
BAB IV METODE PENELITIAN ----------------------------------------------- 22
A. Rancangan Penelitian ------------------------------------------------- 22
B. Populasi dan Sampel --------------------------------------------------- 22
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ----------------------- 23
D. Metode Pengumpulan Data ------------------------------------------- 24
E. Pengolahan dan Analisa Data ----------------------------------------- 24
F. Etika Penelitian --------------------------------------------------------- 25
DAFTAR PUSTAKA -------------------------------------------------------------- 27
LAMPIRAN --------------------------------------------------------------------------

DAFTAR TABEL
Halaman
4.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ------------------------------- 22

vi

DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1 Kerangka Konsep -------------------------------------------------------------- 19

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian


Lampiran 2 : Pedoman Wawancara
Lampiran 3 : Kartu Konsultasi Pembimbing I
Lampiran 4 : Kartu Konsultasi Pembimbing II
Lampiran 5 : Surat Ijin Melakukan Penelitian

viii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budiarni dan Subagio (2012) mengemukakan bahwa anemia merupakan
masalah kesehatan yang sering dijumpai di negara berkembang termasuk di
Indonesia. Salah satu penyebab anemia adalah defisiensi zat besi, sering terjadi
pada ibu hamil, kemudian ditegaskan lagi menurut Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) tahun 2007 bahwa prevalensi anemia Ibu hamil di Indonesia
sebesar 24,5%. Selanjutnya Mulansari (2013) mengungkapkan bahwa
prevalensi anemia di Indonesia tergolong tinggi, yaitu berdasarkan hasil survey
tahun 2012 menemukan 50% - 63% ibu hamil menderita anemia. Hal tersebut
menunjukan terjadinya peningkatan prevalensi anemia di Indonesia.
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin (2012) menunjukan sasaran ibu
hamil adalah 12.601 dan terdapat 1.038 (8,24%) ibu hamil dengan Hb < 11
gr%. Sementara sasaran ibu hamil untuk Puskesmas Alalak Selatan adalah 659
dan terdapat 105 ibu hamil dengan Hb < 11 gr% (15,93%). Selanjutnya data
registrasi ibu hamil baru di Puskesmas Alalak Selatan (2013) antara Januari
Desember 2013 terdapat 385 ibu hamil, sebanyak 216 ibu hamil Hb > 11 gr%
(56,10%) dan sebanyak 169 ibu hamil dengan Hb < 11 gr% (43,90).
Pencegahan anemia defisiensi zat besi telah lama dilakukan di Indonesia.
Salah satu pencegahannya melalui program suplementasi besi dan asam folat
pada ibu hamil dengan melaksanakan pemberian tablet besi folat secara gratis.

Budiarni dan Subagio (2012) menyebutkan bahwa manfaat pemberian besi


folat ini sering dihambat oleh kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
besi folat. Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi folat merupakan salah
satu faktor yang dianggap paling berpengaruh dalam keberhasilan program
suplementasi besi selain penyediaan tablet besi dan sistem distribusinya.
Anemia defisiensi zat besi ibu hamil akan berdampak pada tingginya
angka kesakitan dan angka kematian maternal, angka kesakitan janin dan
angka kematian janin serta terjadinya bayi berat lahir rendah. Risiko anemia
defisiensi zat besi dapat dicegah jika ibu hamil dapat memenuhi kebutuhannya
akan zat besi. Kebutuhan zat besi ibu hamil mengalami peningkatan,
diperkirakan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1.040 mg.
dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg
sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer untuk pembentukan janin dan
placenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg lenyap
ketika melahirkan. Jumlah sebanyak ini tidak dapat dicukupi dengan diet,
karena itu perlu diberikan suplementasi zat. Tanpa suplementasi cadangan besi
dalam tubuh ibu akan habis pada akhir kehamilan, agar stok besi ini tidak
terkuras dan mencegah kekurangan, setiap ibu hamil dianjurkan untuk menelan
besi sebanyak 30 mg tiap hari. Takaran ini tidak tercukupi hanya melalui
makanan. Karena itu, suplemen zat besi sebesar 30-60 mg, dimulai pada
minggu ke-12 kehamilan yang diteruskan sampai tiga bulan setelah melahirkan
(Arisman, 2010).

KEPMENKES RI No: 1457Menkes/SK/X/2003 tentang indicator standar


pelayanan minimal bidang kesehatan kabupaten/kota mengamanatkan bahwa
cakupan pemberian tamblet tambah darah (Fe) adalah 90%, indicator
pemberian tablet tambah darah (Fe) di Dinas Kesehatan adalah Fe 1 yaitu
pemberian pertama/1 bungkus berisi 30 tablet tambah darah pada ibu hamil
kunjungan pertama (K1) dan Fe 3 yaitu ibu hamil yang telah mendapatkan 90
tablet tambah darah selama kehamilan. Data program suplementasi zat besi
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2012 menunjukan sasaran ibu hamil
adalah 12.601 dan cakupan Fe 1 sebesar 11.927 (94,65%), sementara cakupan
Fe 3 sebanyak 10.649 (84,51%). Sementara Dinkes Kota Banjarmasin (2012)
menetapkan sasaran ibu hamil pada Puskesmas Alalak Selatan tahun 2012
adalah 659 dan pencapaian cakupan Fe 1 sebesar 631 (95,75%) dan pencapai
cakupan Fe 3 sebanyak 527 (79,97%).
Berdasarkan penelitian Budiarni dan Subagio (2012) diketahui 51,8%
subjek mengalami efek samping mual yang berakibat pada ketidakpatuhan.
Penyebab ketidakpatuhan lainnya adalah karena konstipasi dan perubahan
warna tinja menjadi hitam. Alasan lain yang terungkap dari 48,2% subjek yaitu
tablet besi memiliki rasa tidak enak dan bau amis, selain itu subjek juga merasa
bosan, lupa dan malas untuk mengkonsumsi tablet besi folat .
Sasaran pemberian tablet tambah darah (Fe) ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin (2013) adalah 744 orang dan
pencapaian cakupan Fe 1 sebanyak 673 orang (90,50%). Pada kunjungan
berikutnya Fe 3 pencapaian cakupan sebanyak 369 orang (49,60%). Data ini

menunjukan terjadi penurunan jumlah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan


program pemberian zat besi dan tampak ada kecenderungan ketidakpatuhan
sebagai akibat dari efek samping tablet besi. Hal ini dikuatkan berdasarkan
hasil penelitian Satiawati (2012) bahwa berdasarkan kategori mual dari 30
orang responden (100%) ibu hamil mengalami mual. Berdasarkan kategori
muntah dari 30 orang responden 73,3% muntah. Hasil wawancara pada studi
pendahuluan dengan menyertakan 12 orang ibu hamil yang mendapatkan Fe 1
didapatkan; kategori mual sebanyak 10 orang, muntah sebanyak 4 orang,
pusing sebanyak 4 orang, sakit perut sebanyak 2 orang, konstipasi sebanyak 5
orang, tanpa keluhan efek samping sebanyak 2 orang. Berdasarkan data
tersebut penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian tentang gambaran efek
samping konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin.

B. Rumusan Masalah
Prevalensi anemia ibu hamil masih tinggi yang dapat berdampak
terhadap peningkatan angka kesakitan dan angka kematian maternal, angka
kesakitan dan angka kematian janin, serta janin berat lahir rendah. Anemia
defisiensi besi dapat dicegah dengan pemberian suplemen zat besi, adapun
cakupan pemberian tablet tambah darah adalah 90%. Di Puskesmas Alalak
Selatan Banjarmasin cakupan pemberian zat besi cenderung menurun. Salah
satu faktor penyebab menurun/tidak patuh terhadap program suplementasi
tablet tambah darah adalah efek samping obat tersebut. Pada penelitian
Satiawati dari 30 responden 100% mengalami efek samping mual dan 73,3%

mengalami muntah. Kemudian pada studi pendahuluan dengan menyertakan 12


responden, 10 orang mengalami efek samping mual, 4 orang mengalami
muntah, 4 orang mengalami pusing, 2 orang mengalami sakit perut, 5 orang
mengalami konstipasi, dan 2 orang tidak terjadi efek samping. Sebagian besar
responden mengalami efek samping terhadap pemberian tablet tambah darah.
Berdsasarkan pernyataan tersebut dapat dibuat rumusan masalah,
bagaimana efek samping konsumsi tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran efek samping konsumsi
tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Alalak
Selatan Banjarmasin tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Diharapkankan ibu hamil dapat mengetahui manfaat dan efek samping
tablet tambah darah yang dikonsumsi selama hamil, sehingga keselamatan
dan kesehatan ibu dan janin dapat dicapai.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan bahan referensi dan pengembangan ilmu pengetahuan
dalam proses pendidikan dan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Institusi Klinik


Sebagai bahan informasi dan masukan dalam peningkatan pelayanan
kesehatan ibu hamil, terutama program pemberian tablet tambah darah pada
ibu hamil. Selanjutnya diharapkan dapat turut menurunkan angka kesakitan
dan angka kematian ibu, janin, dan BBLR.
3. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dalam menerapkan pengetahuan dan penulisan karya
ilmiah di bidang kesehatan, terutama mengenai defisiensi zat besi pada
kehamilan.

E. Keaslian Penelitian
Penelitian oleh Satiawati (2012), Gambaran Efek Samping Ibu Hamil Yang
Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah di Puskesmas Alalak Selatan Kota
Banjarmasin Tahun 2012. Metode deskriptif dengan teknik sampling accidental
sampling. Hasil penelitian dari 30 responden (sampel) 100% mengalami efek
samping mual, 73,3% mengalami efek samping muntah.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul, teknik sampling yaitu
purposive sampling, dan tahun penelitian 2014.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan
Manuaba (1998) menjelaskan bahwa kehamilan adalah pertumbuhan dan
perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan. Lamanya hamil berlangsung sampai persalinan aterm
sekitar 280 sampai 300 hari. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu:
triwulan pertama (0 sampai 12 minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu),
dan triwulan ketiga (29 sampai 42 minggu). Kehamilan dapat diketahui dengan
melihat pada tanda dan gejala kehamilan. Tanda dan gejala kehamilan terbagi
menjadi 3 bentuk, yaitu:
1. Tanda-tanda dugaan hamil
a. Amenorea
b. Mual dan muntah
c. Ngidam
d. Pingsan
e. Payudara tegang
f. Sering kencing
g. Konstipasi atau obstipasi
h. Pigmentasi kulit
i. Epulis (hipertropi gusi)
j. Varises

2. Tanda tidak pasti kehamilan


a. Rahim membesar sesuai umur kehamilan
b. Pada pemeriksaan dalam dijumpai:
1) Tanda Hegar
2) Tanda Chadwicks
3) Tanda Piscaseck
4) Kontraksi Baxton Hicks
5) Teraba ballotement
c. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positip
1. Sebagian kemungkinan positip palsu
3. Tanda pasti kehamilan
a. Gerakan janin dalam rahim
1) Terlihat/teraba gerakan janin
2) Teraba bagian-bagian janin
b. Denyut jantung janin
1) Didengar
2) Dilihat dengan USG

B. Anemia Defisiensi Besi


Proverawati (2011) menjelaskan bahwa anemia adalah suatu kondisi
medis di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal.
Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan.
Laki-laki, anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar hemoglobion < 13,5
gr% dan pada perempuan sebagai hemoglobin < 12 gr%. Jenis anemia dapat

dibedakan berdasarkan ukuran sel darah merah (eritrosit). Anemia normositik


jika eritrosit normal ukurannya kurang dalam jumlah, biasa terjadi sebagai
penyerta pada penyakit kronik seperti penyakit ginjal.Anemia mikrositik jika
eritrosit lebih kecil dari ukuran normalnya. Penyebab utamanya adalah
defiensi besi dan pada kasus thalasemia (kelainan bawaan hemoglobin).
Anemia makrositik jika eritrosit lebih besar dari ukuran normalnya, penyebab
utama dari jenis ini adalah anemia permisiosa dan anemia yang berhubungan
dengan alkoholisme.
Manuaba (1998) menjelaskan bahwa diagnosis anemia pada kehamilan
dapat diketahui dengan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) dengan
menggunakan alat Sahli dan dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Hb 11 gr% tidak anemia
2. Hb 9 10 gr% anemia ringan
3. Hb 7 8 gr% anemia sedang
4. Hb < 7 gr% anemia berat
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu
pada trimister I dan III, dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu
pemberian hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe
sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di Puskesmas. Sementara Dwiharti
(2013) mengemukakan klasifikasi anemia dari Depkes RI (2000) di mana
Hb > 11 gr% tidak anemia dan Hb < 11 gr% anemia. Klasifikasi Depkes RI
ini yang sampai sekarang dipergunakan sebagai pedoman klasifikasi anemia
di Puskesmas-Puskesmas di Indonesia.

10

Penyebab paling umum anemia dalam kehamilan adalah defisiensi zat


besi (95% dari kasus anemia defisiensi besi dalam kehamilan), karena itu
penting dilakukan pemeriksaan anemia pada kunjungan pertama. Bahkan jika
tidak mengalami anemia pada kujungan pertama, masih mungkin terjadi
anemia pada kunjungan berikutnya. Penyebab anemia ini biasanya karena
kurang asupan makanan, kehilangan normal zat besi secara berulang dalam
darah haid, dan karena kehamilan sebelumnya (Proverawati, 2011).
Etiologi defisiensi besi secara umum ada 3 penyebab, yaitu: (1)
kehilangan darah secara kronis sebagai dampak perdarahan kronik seperti
pada penyakit ulkus peptikum, hemoroid, infestasi parasit, dan proses
keganasan; (2) asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat; dan
(3) peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah
yang lazim berlangsung pada pertumbuhan bayi, masa pubertas, masa
kehamilan, dan menyusui (Arisman, 2010).
Kejadian anemia pada ibu hamil harus dicegah, atau jika sudah terjadi
anemia harus segera diobati mengingat dampaknya yang berbahaya. Anemia
pada ibu hamil mempertinggi risiko BBLR pada bayi, kelahiran prematur,
hambatan pada pertumbuhan janin, morbiditas dan mortalitas ibu serta janin
(Fairus dan Prasetyowati, 2011).
Pengobatan anemia defisiensi besi dengan pemberian Ferrous Sulfat
peroral 325 mg sekali/hari biasanya cukup efektif. Peningkatan dosis sering
menyebabkan efek samping pada saluran pencernaan, terutama sembelit.
Dalam upaya pencegahan, meskipun kontroversial, pemberian Ferrous Sulat

11

325 mg sekali/hari biasanya diberikan rutin pada wanita hamil untuk


mencegah defisiensi cadangan besi dan mencegah anemia yang mungkin
timbul akibat perdarahan abnormal atau kehamilan berikutnya (Proverawati,
2011). Menurut Arisman (2010) ada empat pendekatan dasar pencegahan
anemia defisiensi zat besi, yaitu: (1) pemberian tablet atau suntikan zat besi,
(2) pendidikan, (3) pengawasan penyakit infeksi, dan (4) fortifikasi makanan
pokok dengan zat besi.
Proverawati (2011) menjelaskan bahwa gejala awal anemia zat besi
biasanya tidak ada atau tidak spesifik seperti kelelahan, kelemahan, pusing,
dispnea ringan. Gejala dan tanda lain mungkin termasuk pucat, jika terjadi
anemia berat akan mengalami takikardi atau hipotensi. Anemia ini
meningkatkan risiko kelahiran prematur dan infeksi postpasrtum
Program pemerintah saat ini, setiap ibu hamil memndapatkan tablet besi
90 tablet selama kehamilannya. Tablet besi yang diberikan mengandung
FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 0.25 mg. Program tersebut
bertujuan mencegah dan menangani masalah anemia pada ibu hamil
(Susiloningtyas, 2012).

C. Zat Besi
Jordan (2004) menjelaskan bahwa zat besi adalah unsur esensial untuk
sintesis hemoglobin, sintesis katekolamin, produksi panas dan sebagai
komponen enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk produksi adenosin
trifosfat

yang terlibat di dalam respirasi sel.

Hemoglobin adalah

metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah merah

12

yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh,


pada mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung karbon
dioksida kembali menuju paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh.
Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme,
suatu molekul organik dengan satu atom besi (Wikipedia, 2013).
Tablet zat besi dalam bentuk Ferro lebih mudah diserap ketimbang
bentuk Ferri. Banyak tersedia, mudah didapat dan murah, serta khasiatnya
yang paling efektif adalah Ferrou Sulfat, Ferooglukonat, dan Ferrofumarat.
1. Kebutuhan Zat Besi Pada Kehamilan
Menurut Susiloningtyas (2012) kebutuhan zat besi selama hamil yaitu ratarata 800 mg 1040 mg. Kebutuhan ini diperlukan sekitar 300 mg untuk
pertumbuhan janin, 50 75 mg untuk pembentukan placenta, 500 mg
digunakan untuk meningkatkan massa hemoglobin maternal, 200 mg lebih
akan dieksresikan lewat usus, urine, dan kulit, dan sekitar 200 mg lenyap
ketika melahirkan. Konsumsi zat besi 60 mg, maka diharapkan 6 - 8 mg
zat besi dapat diserap tubuh, jika dikonsumsi selama 90 hari maka total zat
besi yang diserap tubuh adalah sebesar 720 mg dan 180 mg dari konsumsi
harian ibu. Untuk itu pemberian Fe disesuaikan dengan usia kehamilan
tiap trimester, yaitu: (1) trimester I kebutuhan zat besi + 1 mg/hari,
(kehilangan basal 0.8 mg/hari) ditambah 30 40 mg untuk kebutuhan
janin dan sel darah merah, (2) trimester II kebutuhan zat besi + 5 mg/hari,
(kehilangan basal 0.8 mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300
mg dan conseptus 115 mg, (3) trimester III kebutuhan zat besi 5 mg/hari,

13

(kehilangan basal 0.8 mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 150
mg dan conceptus 223 mg.
2. Dosis dan Cara Pemberian
Astutiningrum (2010) mengemukakan dosis pemberian tablet tambah
darah dari Depkes RI (1999), tablet zat besi diberikan pada ibu hamil
sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan yaitu:
a. Dosis pencegahan
Diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb. Dosisnya
yaitu 1 tablet (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat) berturutturut selama minimal 90 hari masa kehamilan mulai pemberian pada
waktu pertama kali ibu memeriksa kehamilannya (K1).
b. Dosis Pengobatan
Diberikan pada sasaran ibu hamil kadar Hb < 11gr% pemberian
menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilannya.
3. Penyerapan Zat Besi oleh Tubuh
Menurut Jordan (2004) mejelaskan bahwa absorbsi zat besi mengalami
peningkatan jika terdapat asam di dalam lambung. Keberadaan asam ini
dapat ditingkatkan dengan:
a. Minum tablet zat besi dengan makan daging atau ikan yang
menstimulasi produksi asam lambung
b. Memberikan zat besi bersama tablet asam ascorbat 200 mg atau
bersama jus jeruk

14

c. Memberikan tablet zat besi bersama alkohol (pada kehamilan tidak


dianjurkan)
4. Efek Samping Terapi Zat Besi
Arisman (2010) menyampaikan bahwa program suplementasi tablet zat
besi cenderung gagal, karena konsumsi tablet zat besi dapat
menimbulkan efek samping yang mengganggu sehingga orang cenderung
menolak tablet yang diberikan. Bahkan Jordan ( 2004) lebih lanjut
menegaskan bahwa peningkatan absorbsi zat besi dapat menambah
intensitas efek samping yang dialami pasien. Efek samping terutama
pada gastrointestinal, yaitu: mual, muntah, kram perut, nyeri ulu hati,
konstipasi (kadang-kadang diare). Derajat mual tergantung dari besarnya
jumlah zat besi yang diserap. Perubahan warna tinja dan kencing dapat
terjadi. Kepada ibu hamil yang menggunakan tablet besi harus diingatkan
bahwa tinjanya dapat berwarna hitam selama menjalani terapi zat besi.
Keadaan ini dapat menutupi keadaan perdarahan gastrointestinal. Dosis
zat besi lebih dari 60 mg dapat menimbulkan efek samping yang tidak
bisa diterima pada ibu hamil sehingga terjadi ketidakpatuhan dalam
pemakaian obat.
a. Mual
Mual

adalah

keadaan

di

mana

individu

mengalami

suatu

ketidaknyamanan, sensasi seperti gelombang di belakang tenggorok,


epigastrium, atau seluruh abdomen yang mungkin menimbulkan
muntah atau tidak menimbulkan muntah. Biasanya mendahului

15

muntah, tetapi mungkin dialami setelah muntah atau ketika muntah


tidak terjadi. Disertai dengan pucat, keringat dingin, hiper salivasi,
takikardia, stasis lambung, dan diare. Disertai dengan gerakan
menelan yang dipengaruhi oleh otot skelet. Mengeluh mual atau nek
lambung (Carpenito, 2001).
b. Muntah
Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda
dini toksisitas zat besi. Keduanya menunjukan perlunya mengubah
(menurunkan) dosis zat besi dengan segera. Muntah merupakan
serangkaian gerakan yang kompleks untuk mengeluarkan isi perut
dalam saluran cerna ketika salah satu bagiannya mengalami iritasi
atau distensi. Komponen sensorik dan motoric reflek muntah diatur
oleh sistem syaraf otonom. Pengaturan ini menimbulkan seperti ingin
muntah (Jordan, 2004).
Menurut Jordan (2004) ada beberapa macam penyebab muntah
berdasarkan pusat muntah:
1) Zona pemicu kemoreseptor (CTZ: chemoreceptor trigger zone),
mendeteksi zat-zat kimia yang beredar dalam darah, seperti:
estrogen, alcohol, nikotin, opioid, zat besi, obat-obat anestesi,
hormone tiroid
2) Nucleus vestibularis, mendeteksi gerakan yang meliputi ambulasi
dan gerakan mendadak

16

3) Pusat-pusat yang lebih tinggi, mendeteksi cita rasa, bau,


penglihatan, emosi, nyeri, rasa takut, dan ansietas
4) Sistem syaraf otonom, mendeteksi iritasi pada usus, tenggorokan
atau peritoneum, seperti statis lambung atau distensi lambung
(misalnya migraine,nyeri persalinan), penyakit hati, beberapa
makanan,

alcohol, obstruksi traktus gastrointestinal, konstipasi;

gangguan fisiologis seperti perubahan pada tekanan darah, pH, gas


darah,

kadar glukosa darah, nyeri, syok, ketoasidosis, uremia,

kerusakan organ, infeksi, penyakit yang terjadi pada saat yang


sama (misalnya, asma, batu empedu)
5) Kenaikan tekanan intracranial, (mis,pre-eklamsia/eklamsia)
Keadaan muntah harus ditangani secara efektif karena berpotensi
menyebabkan hal-hal berikut (Jordan, 2004):
1) Dehidrasi,
2) Keseimbangan elektrolit (kehilangan natrium dan kalium)
3) Gangguan keseimbangan asam basa
4) Pembentukan keton
5) Gangguan pada pemberian obat per oral
6) Risiko aspirasi muntahan
7) Risiko hipotensi, penurunan aliran darah placenta, sinkop, syok,
serta kolaps sirkulasi
8) Distres psikologis

17

9) Hyperemesis dapat mengakibatkan defisiensi vitamin atau kadangkadang kegagalan hati


10) Risiko trauma pada traktus gastrointestinal
11) Konsekuensi jangka panjang: malnutrisi, karies dentis
c. Konstipasi
Konstipasi adalah keadaan individu mengalami stasis usus besar, yang
mengakibatkan eliminasi jarang (kurang dari 3 kali seminggu)
dan/atau keras, feces kering. Mungkin juga terdapat penurunan bising
usus, nyeri saat defekasi, persaaan penuh dan tekanan pada rectum
(Carpenito, 2001). Selanjutnya menurut Jordan (2004) konstipasi
dapat merupakan gejala pada kelainan patologis yang serius, seperti:
dehidrasi,

hipokalemia,

hipocalsemia,

penyakit

obstruksi

gastrointestinal, dan lain-lain.


Efek samping dapat diminimalkan dengan mengatur cara pemberiannya,
yaitu:
a. Berikan pada saat sebelum tidur malam
b. Pemberian zat besi dapat dibagi serta diberikan dengan interval
sedikitnya enam hingga delapan jam, kemudian interval ini dapat
ditingkatkan 12 atau 24 jam jika timbul efek samping
c. Konsumsi saat makan atau segera setelah makan dapat mengurangi
gejala mual, tetapi juga dapat mengurangi jumlah absorbsi zat besi

18

D. Efek Samping Obat


Pengertian efek samping obat adalah semua efek yang tidak dikehendaki
yang membahayakan atau merugikan pasien (adverse drug reactions) akibat
penggunaan obat. Masalah efek samping obat tidak bisa diabaikan karena dapat
menimbulkan dampak ekonomis, psikologis dan keberhasilan terapi. Dampak
ekonomis seperti meningkatnya biaya pengobatan dan dampak psikologis pada
kepatuhan penderita dalam minum obat akan berakibat kegagalan pengobatan
(Widyaningsih, 2012).
Edward dan Aronson (2000) WHOs definition of an Adverse Drug
Reaction (ADR), which has been in use for about 30 years, is a response to a
drug that is noxious and unintended and occurs at doses normally used in man
for the prophylaxis, diagnosis or therapy of disease, or for modification of
physiological function. We define an adverse drug reaction as an
appreciably harmful or unpleasant reaction, resulting from an intervention
related to the use of a medicinal product, which predicts hazard from future
administration and warrants prevention or specific treatment, or alteration of
the dosage regimen, or withdrawal of the product.
Menurut defenisi WHO tersebut yang telah digunakan sekitar 30 tahun
bahwa efek samping obat adalah suatu respon terhadap obat yang merugikan
dan tidak diinginkan, dan terjadi pada dosis normal digunakan pada manusia
untuk tujuan profilaksis, diagnosis, terapi terhadap penyakit, atau untuk
modifikasi fungsi fisiologis. Selanjutnya efek samping obat didefinisikan
sebagai reaksi yang berbahaya atau tidak mengenakkan, akibat dari intervensi
yang dihubungkan dengan penggunaan produk medis, yang diperkirakan
adanya bahaya pada pemberian berikutnya dan mengharuskan pencegahan atau
terapi spesifik, atau perubahan aturan dosis, atau penarikan produk.
International Conference on Harmonisation (1995) all noxious and
unintended responses to a medicinal product related to any dose should be

19

considered adverse drug reactions (http://www.gpo.gov/fdsys/pkg/FR-199503-01/html/95-4961.htm).


Definisi tersebut menegaskan bahwa segala respon yang membahayakan
dan tidak diinginkan terhadap suatu produk medis berhubungan terhadap dosis
apapun harus dianggap reaksi obat yang merugikan (ADR).
An adverse reaction to a drug has been defined as any noxious or
unintended reaction to a drug that is administered in standard doses by the
proper route for the purpose of prophylaxis, diagnosis, or treatment (Vervloet
and Durham, 1998).
Efek samping obat juga didefinisikan sebagai segala reaksi berbahaya
dan tidak diinginkan untuk obat yang diberikan pada dosis standar dengan rute
yang tepat untuk tujuan profilaksis, diagnosis, atau pengobatan.
Efek samping obat dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu yang
dapat diperkirakan, umum terjadi dan berhubungan dengan aksi farmakologis
obat (reaksi tipe A) dan yang tidak dapat diperkirakan, jarang terjadi dan
biasanya tidak berhubungan dengan aksi farmakologis obat (reaksi tipe B).
Hampir 80% efek samping obat adalah tipe A contohnya antidiabetik oral
menyebabkan efek samping hipoglikemia dan hipotensi pada pasien stroke
yang menerima obat hipertensi dosis tinggi. Pada sebagian besar obat
munculnya efek samping ini sudah dapat diperkirakan sehingga tenaga
kesehatan sudah mewaspadai munculnya efek samping ini. Reaksi termediasi
sistem imun atau alergi termasuk tipe B, timbulnya jarang, hanya 6 - 10% dari
keseluruhan efek samping obat. Tipe B seringkali tidak terlihat sampai obat
tersebut dipasarkan, tergantung terhadap faktor genetik dan lingkungan. Pada
kasus efek samping yang tidak diperkirakan seperti alergi sulit diperkirakan

20

sebelumnya karena sering tidak tergantung dosis dan terjadi pada sebagian
kecil populasi. Reaksi yang muncul juga bermacam-macam mulai yang ringan
seperti kulit kemerahan sampai yang berat dan fatal seperti syok anafilaksis.
Untuk mencegah dan mewaspadai munculnya reaksi alergi perlu diperhatikan
sifat-sifat khasnya, yaitu: keluhan dan gejala ditandai reaksi imunologi seperti
ruam kulit, gatal-gatal dan sesak nafas; reaksi dapat terjadi pada kontak
ulangan, seringkali ada tenggang waktu antara minum obat dengan munculnya
efek samping, dan reaksi hilang bila obat dihentikan (Mariyono dan Suryana,
2008).
Faktor penyebab terjadinya efek samping obat dapat berasal dari faktor
pasien dan faktor obat. Faktor pasien meliputi umur, genetik dan penyakit yang
diderita. Pada pasien anak-anak (khususnya bayi) sistem metabolism belum
sempurna sehingga kemungkinan terjadinya efek samping dapat lebih besar,
begitu juga pada pasien geriatrik (lansia) yang kondisi tubuhnya sudah
menurun. Pada pasien dengan penyakit tertentu seperti gangguan hati dan
ginjal penggunaan obat perlu perhatian khusus karena dapat menyebabkan efek
samping yang serius. Faktor obat yaitu sifat dan potensi obat untuk
menimbulkan efek samping seperti pemilihan obat, jangka waktu penggunaan
obat, dan adanya interaksi antar obat. Masing masing obat memiliki
mekanisme dan tempat kerja yang berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan
efek samping yang berbeda (Widyaningsih, 2012).

BAB III
KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara variabel yang dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti
(Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat digambarkan kerangka konsep pada
penelitian Gambaran Efek Samping Konsumsi Tablet Tambah Darah di Wilayah
Kerja Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin ini sebagai berikut:
Tablet Tambah
Darah
Zat Besi

Efek Samping
Pada Ibu Hamil

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

21

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu cara penelitian
yang dilakukan terhadap sekumpulan objek/subjek yang biasanya cukup
banyak dalam jangka waktu tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk membuat
gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2012). Dalam
hal ini penelitian bertujuan menggambarkan efek samping konsumsi tablet
tambah darah pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan
Banjarmasin tahun 2014.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang telah
mendapatkan tablet tambah darah (Fe 1) di wilayah kerja Puskesmas Alalak
Selatan Banjarmasin tahun 2014.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Pada penelitian ini sampel diambil menggunakan teknik

22

23

purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan


tertentu (Sugiyono, 2011).
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
a. Ibu hamil bersedia diwawancarai sebagai responden
b. Tempat tinggal ibu hamil dalam wilayah kerja PKM Alalak
Selatan Banjarmasin
c. Ibu hamil telah menerima tablet tambah darah (Fe1)
Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah:
a. Ibu hamil ada riwayat dan atau sedang sakit gastritis/maag
Sampel dalam penelitian adalah dari ibu hamil yang datang
berkunjung dan telah mendapatkan tablet tambah darah Fe 1 di wilayah
kerja Puskesmas Alalak Selatan tahun 2014.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,
2011). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah efek samping
konsusmsi tablet tambah darah pada ibu hamil.

24

2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah batasan ruang lingkup atau pengertian
variabel-variabel yang diamati/diteliti. Biasanya juga berguna mengarahkan
kepada pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut serta untuk
pengembangan instrumen.
Tabel 4.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel
Efek
samping
konsumsi
tablet
tambah
darah

Definisi Operasional Parameter


.
Adalah segala
- terjadi
sesuatu khasiat yang mual
tidak diinginkan
- terjadi
untuk tujuan terapi
muntah
yang dimaksudkan -terjadi
pada dosis yang
konstipasi
dianjurkan

Alat Ukur

Kategori

Pedoman
wawancara

Ya=
mengalami
efek samping
Tidak= tidak
mengalami
efek samping

D. Metode Pegumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian diperoleh dari dua sumber pokok,
yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
secara langsung dari observasi dan wawancara dengan menggunakan pedoman
observasi/wawancara. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari data
kohort ibu hamil dan buku register. Data cakupan Fe 1 dan Fe 3 dari
dokumentasi laporan PWS Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2013.

E. Pengolahan dan Analisa Data


1. Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2009) bahwa setelah data terkumpul maka dilakukan
tahap pengolahan data melalui langkah-langkah sebagai berikut:

25

a. Editing
Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh.
b. Coding
Pemberian kode numeric (angka) pada data yang terdiri atas beberapa
kategori. Kode ini digunakan sebagai isyarat untuk memberikan petunjuk
atau identitas pada suatu informasi/data yang akan dianalisis.
c. Entry Data
Memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel,
dihitung, dibuat distribusi frekuensi, dan diklasifikasikan berdasarkan
variabel.

2. Analisa Data
Data yang yang telah dikumpulkan dan diolah dianalisa secara deskriptif,
yaitu data tentang efek samping konsumsi tablet tambah darah pada ibu
hamil. Data dideskripsikan berdasarkan distribusi frekuensi dan persentasi.
Menurut Sabarguna (2008) persentasi adalah proporsi pada hitungan 100%,
dapat digambarkan dengan berikut:

P = f x 100%
n

Keterangan:
P = presentasi
f = frekuensi
n = jumlah sampel

F. Etika Penelitian
Hidayat menjelaskan (2009) bahwa beberapa etika penelitian yang umum
dan biasa dilakukan adalah perlunya persetujuan subjek (informed consent),
peneliti tidak boleh mencantumkan nama untuk tujuan publikasi (anonymity),

26

selanjutnya peneliti juga wajib menjamin kerahasiaan (confedintiaity) kecuali


kelompok data tertentu yang yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Hemoglogin, (online) http://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobin,


diakses 14 Februari 2014
Anonim, 2012. Pedoman Karya Tulis Ilmiah Poltekes Kemenkes Banjarmasin,
Kemenkes RI Poltekes Banjarmasin, Banjarmasin
Anonim, n.d. Definitions, http://www.who.int/medicines/areas/quality_safety/
safety_efficacy/trainingcourses/definitions.pdf, diakses 29 Januari 2014
Arisman, 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam daur kehidupan, Edisi 2, EGC,
Jakarta
Astutiningrum, Dyah, 2010. Tablet Fe Pada Kehamilan, Gombong,
http://www.digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/4/jtstikesmuhgogdl-dyahastuti-164-1-tabletf-n.pdf, diakses 11 Februari 2014
Budiarni W, dan Subagio HW, 2012. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan
Motivasi Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat Pada Ibu
Hamil. Journal of Nutrition College, 1(1): 99-106
Carpenito, Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi ke 8,
EGC, Jakarta
Dwiharti,
Frizka,
2013.
Makalah:
Anemia
Dalam
Kehamilan,
http://journeyalfism.blogspot.com/2013/05/makala-anemia-dalamkehamilan.html, diakses 11 Februari 2014
Edwards, I Ralph and Aronson, Jeffrey K, 2000. Adverse Drug Reactions:
Defintions, Daignosis, and Management, Lancet 2000; 356: 1255-1259,
http://www.researchgate.net/profile/Ivor_Edwards/publication/12254624
_Adverse_drug_reactions_definitions_diagnosis_and_management/file/9
c9605268e3949390d.pdf, diakses 14 Februari 2014
Fairus M, dan Prasetyowati, 2011. Buku Saku: Gizi dan Kesehatan Reproduksi,
EGC, Jakarta
Hidayat, 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Salemba
Medika, Jakarta
International Conference on Harmonisation (ICH), 1995. Guideline on Clinical
Safety Data Management: Definitions and Standards for Expedited
Reporting, Federal Register; 60:40 p: 11284-11287

27

28

Jordan, Sue, 2004. Farmakologi Kebidanan, EGC, Jakarta


Kautshar N, Suriah, dan Jafar N, 2013. Kepatuhan Ibu Hamil Dalam
Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Di Puskesmas Bara-Baraya Tahun
2013, Universitas Hasanuddin, Makassar
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta
Mariyono, Harbanu H dan Suryana, Ketut, 2008. Adverse Drug Reaction, J
Penyakit Dalam 2008; 9:2 p: 164-172
Mulansari, 2013. Tinggi: Prevalensi Anemia di Indonesia, Harian Umum Media
Indonesia, 03 April 2013 p:24, Kliping Berita Kesehatan, Pusat
Komunikasi Publik Setjen Kemenkes RI, Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta
Proverawati, Atikah, 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan, Nuha Medika,
Yogyakarta
Sabarguna, 2008. Karya Tulis Ilmiah (KTI) untuk Mahasiswa, CV Sagung Seto,
Jakarta
Satiawati, 2012. Gambaran Efek Samping Ibu Hamil Yang Mengkonsumsi Tablet
Tambah Darah di Puskesmas Alalak Selatan Kota Banjarmasin Tahun
2012, KTI, STIKES Muhammadiyah Banjarmasin, Banjarmasin,
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung
Susiloningtyas, Is, 2012. Pemberian Zat Besi (Fe) Dalam Kehamilan, Fakultas
Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Semarang
Vervloet C and Durham S., 1998. ABC of allergies Adverse reactions to drugs.
BMJ 1998;316:1511-1514, http://www.bmj.com/content/316/7143/1511,
diakses 14 Febuari 2014
WHO, 1972. International Drug Monitoring: The Role of National Centres,
Technical Report Series: No 498, WHO, Geneva
Widyaningsih, Wahyu, (2012). Waspada Efek Samping Obat, U A D,
Yogyakarta, (online) http://uad.ac.id/id/waspada-efek-samping-obat,
diakses 14 Februari 2014

You might also like