Professional Documents
Culture Documents
10.1 Pendahuluan
Posisi titik-titik dan orientasi garis tergantung pada pengukuran sudut dan arah.
Dalam pekerjaan pengukuran tanah, arah ditentukan oleh sudut arah dan azimut. Sudut
yang diukur dalam pengukuran tanah digolongkan menjadi sudut horizontal dan sudut
vertikal. Sudut horizontal adalah pengukuran dasar yang diperlukan untuk penentuan sudut
arah dan azimut, sementara sudut vertikal untuk penentuan sudut zenith.
Sudut-sudut dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung
sudut diukur di lapangan dengan kompas, theodolit kompas, theodolit biasa ataupun sextan.
Sedangkan secara tidak langsung dapat diukur dengan metode pita, yang harganya dihitung
dari hubungan kuantitas yang diketahui dalam sebuah segitiga atau bentuk geometrik
sederhana lainnya.
Tiga persyaratan dasar untuk menentukan sebuah sudut diantaranya adalah garis
9 Sistem Seksagesimal
Dalam sistem seksagesimal keliling lingkaran dibagi dalam 360 bagian yang disebut
derajad. 10 (1 derajad) = 60 (60 menit) dan 1 = 60 (60 detik).
9 Sistem Sentisimal
Dalam sistem sentisimal keliling lingkaran dibagi dalam 400 bagian yang disebut grade.
1g (1 grade) = 100c (100 centigrade) dan 1c = 100cc (100 centicentigrade).
X-1
9 Sistem Radial
Dalam sistem radial keliling lingkaran dibagi dalam bagian yang disebut dengan satu
radial.
9 Sistem Waktu,
Sistem waktu digunakan dalam pengukuran astronomi. Dimana, 360 = 24 jam; 1 jam
=15
10.3
membidik arah tertentu. Sudut merupakan selisih antara dua bacaan sudut. Alat diletakkan
di titik A, diarahkan ke B, bacaan sudutnya adalah 30. Alat kemudian diputar ke kanan dan
diarahkan ke C, diperoleh bacaan sudut 90.
Maka sudut BAC = Sudut Bacaan AC - Sudut Bacaan AB = 90-30 = 60.
sudut-sudut searah dan berlawanan arah jarum jam dicampur aduk. Karenanya harus
dipakai prosedur yang seragam, misalnya bila mungkin selalu mengukur sudut searah jarum
jam dan arah putaran ditunjukkan dalam buku lapangan dengan sebuah sketsa.
(
(a) Kanan
(b) Kiri
Gambar 10.3 Sudut Dalam
Sudut belokan (gambar 10.4) diukur ke kanan (searah jarum jam) dari perpanjangan
garis belakang ke stasiun depan. Sudut belokan selalu lebih kecil dari 180 derajad dan arah
putaran ditentukan dengan jalan menambahkan ka dan ki pada harga numerisnya. Jadi,
sudut B dalam gambar 10.4 adalah Kanan (Ka) dan sudut di C adalah Kiri (ki)
U30B.
adalah serangkaian jarak dan sudut, atau jarak dan sudut arah, atau jarak dan azimut yang
menghubungkan titik-titik yang berurutan. Garis-garis bidang tanah milik, membentuk
poligon jenis poligon tertutup. Sebuah pengukuran jalan raya dari satu kota ke kota lainnya
biasanya merupakan poligon terbuka, tetapi bila mungkin harus ditutup dengan pengikatan
pada titik-titik yang diketahui koordinat, yang dekat dengan titik awal dan titik akhir.
Hitungan sudut arah sebuah garis disederhanakan dengan gambar sketsa gambar
10.6. Dalam gambar 10.6 (a) anggaplah sudut arah garis AB adalah U4135T dan sudut di
B berputar searah jarum jam (kekanan) dari garis BA yang diketahui, adalah 12911.
Kemudian sudut arah garis BC adalah 180 - (41 35+12911) = 914, dan dari sketsa
sudut arah BC adalah U914B
(a)
(b)
Gambar 10.6 Hitungan Bearing
Dalam gambar 10.6 (b), sudut arah jarum jam di C dari B ke D diukur sebesar 88
35. Sudut arah CD adalah 88 35 9 14= S79 21B. Melanjutkan teknik ini, sudut sudut
arah dalam Tabel 10.1 telah ditentukan untuk semua garis dalam gambar 10.6 (a)
X-4
U4135T
DE
S3151B
BC
U914B
EF
S1227T
CD
S7921B
FA
S7335T
AB
U4135T
Cek
Sudut arah suatu arah awal harus dihitung kembali sebagai sebuah pengecekan
memakai sudut terakhir. Adanya ketidaksesuaian menunjukkan bahwa (1) telah terjadi galat
(error)
menghitung sudut arah. Dalam tabel 10.1, perhatikan bahwa sudut arah AB dalam gambar
10.6 (a) diperoleh dengan memakai sudut terukur 11510 di A, sehingga menghasilkan
sudut arah U4135T, yang cocok dengan sudut arah awal.
Sudut-sudut poligon harus diratakan sesuai dengan penjumlahan geometrik yang
benar sebelum sudut arah dihitung. Dalam poligon tertutup, jumlah sudut dalam sama
dengan (n-2)180, dimana n adalah banyaknya sisi (arah). Jika sudut-sudut poligon tidak
menutup karena misalnya ada perbedaan 2 detik dan tidak diratakan sebelum menghitung
sudut arah maka sudut arah asli dan pengecekan yang dihitung untuk sudut arah AB juga
akan berselisih 2 detik, dengan anggapan tidak ada kesalahan hitung yang lainnya.
10.6
Dalam pengukuran tanah datar, Azimut biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli
astronomi, militer dan National Geodetic Survey memakai selatan sebagai arah acuan.
Seperti ditunjukkan dalam gambar 10.7, Azimut berkisar antara 0 sampai 360 dan
tidak memerlukan huruf-huruf untuk menunjukkan kuadran. Jadi Azimut OA adalah 70,
Azimut OB 145, Azimut OC 235, dan Azimut OD 330. Perlu dinyatakan dalam catatan
lapangan apakah Azimut diukur dari utara atau selatan.
X-5
Yb Ya
dengan rumus :
B (Xb, Yb)
AB = tan 1
(X b X a )
(10.1)
(Yb Ya )
A (Xa, Ya)
0
Gambar 10.8. Azimuth dari titk tetap
Untuk menghitung azimuth, harus dilihat dulu arahnya terletak di kuadran berapa, dan ini
dapat dilihat dari tanda aljabar dari harga (Xb Xa) dan (Yb Ya).Letak kuadran dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 10.2 : Kuadran Azimuth
Kuadran
I
II
III
IV
= tan 1
(X b X a )
(Yb Ya )
(Xb Xa)
(Yb Ya)
Azimuth ()
= 180
= 180 +
= 360
X-6
Pada
BC
AB
titik
A,
B,
gambar
disamping,
azimuth
AB dan
Kemudian
akan
seperti
diketahui
sudut
dicari
besar
azimuth BC
C
A
Gambar 10.9. Azimuth Rangkaian Titik
AB = BC 180
(10.2)
Harga 180 dapat dipilih (+) atau () , hasilnya akan sama saja
Harga :
Bila azimuth lebih besar dari 360, maka harus dikurangi 360
Bila azimuth lebih kecil dari 0, maka harus ditambah 360
Contoh 10.1:
Diketahui : AB = 50
AB
Ditanya
= 220
: BC = ?
Referensi
Brinker, Russell C, 1986. Dasar Dasar Pengukuran Tanah Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga,139-146
Purwohardjo, Umaryono U, 1986. Pengukuran Horizontal. Bandung: Jurusan Teknik Geodesi
ITB, 20-22
X-7