You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

LatarBelakang

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat
dimana

terpasang

engkol,

sprocket

elemen-elemen
dan

elemen

seperti

pemindah

roda
lainnya.

gigi

(gear),

Poros

bisa

pulley,

flywheel,

menerima

beban

lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendirisendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983)
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran
mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin,
piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap
poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
Adapun poros engkol yang dalam sejarah poros engkol di temukan oleh insinyur
muslim yang bernama al-Jazari Ia dipanggil Al-Jazari karena lahir di Al-Jazira,
sebuah wilayah yang terletak di antara Tigris dan Efrat, Irak. Seperti ayahnya ia
mengabdi pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari 1174 sampai
1200 sebagai ahli teknik.

2. Rumusan Masalah

-Penjelasan tentang poros


-Fungsi poros
-Jenis-jenis poros
-Gandar
-Spindle
-Poros Transmisi
-Poros Engkol
-Bahan yang di gunakan untuk membuat poros
-Cara pembentukan / pembuatan poros
-Gaya yang berkerja pada poros
-Beban pada poros
-Kekuatan poros, Kekakuan poros dan Putaran kritis pada poros
-Korosi pada poros

BAB II
PEMBAHASAN

A. Penjelasan tentang poros

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat
dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Poros bisa menerima
beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja
sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley,
1983)
Poros adalah komponen mesin yang vital. Sebuah poros adalah bagian mesin yang
berputar yang digunakan untuk memindahkan daya dari satu tempat ke tempat yang
lain.
Tenaga yang dipindahkan pada poros oleh sebuah gaya tangensial dan menghasilkan
momen putar yang dipasang dalam tenaga yang diijinkan untuk dipindahkan pada
beberapa

mesin

yang

terhubung

pada

poros.

Untuk memindahkan tenaga dari poros ke lainnya, berbagai komponen seperti puli,
roda gigi, dan lain-lain dipasang pada poros. Komponen yang dipasang di poros.
Selain tenaga putar, ada beban lain yang harus diterima poros yaitu beban dukung
Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda kereta api, As gardan,
dan lain-lain.

B. Fungsi poros

Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakara tali, puli sabuk mesin, piringan
kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang
tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros dukung
yang berputar , yaitu poros roda keran berputar gerobak.

C.Jenis-jenis poros

Poros Transmisi
Poros ini memindahkan tenaga antara sumber dan mesin yang menyerap tenaga. Poros
lurus, poros counter, poros overhead dan semua poros pabrikan adalah poro transmisi. Karena
poros ini membawa bagian mesin seperti puli, roda gigi, dan lainnya, maka akan
menyebabkan bengkokan yang menyebabkan putus. Poros Mesin Poros ini adalah bagian dari
mesin itu sendiri. Poros engkol adalah contoh dari poros mesin.
C.1 Gandar

Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya sebagai
penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang dipasang pada roda-roda
kereta barang, atau pada as truk bagian depan.
C.2 Spindle

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, di mana
beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros
ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

C.3 Poros Transmisi


Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen
mesin ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau
puntir dan lentur yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli
sabuk atau sproket rantau, dan lain-lain.

C.4 Poros Engkol


Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan naik
turun dari torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol yang kecil sampai yang
sedang biasanya dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut, sedangkan
yang besar-besar dibuat dari beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara
pengingsutan.
Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu :

a.

Poros Engkol Tunggal


Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah pen engkol. Kedua-duanya

diikat menjadi satu oleh pipi engkol yang pemasangannya

menggunakan cara

pengingsutan. Pipi engkol biasanya dibuat daripada baja tuang, sedangkan pen
engkolnya dari pada baja St.50 atau St.60. jarak antara sumbu pen engkol dengan
sumbu poros engkol adalah setengah langkah torak.

b.

Poros Engkol Ganda


Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan sedang

pemasangan

poros

engkolnya

adalah

dengan

sambungan

ingsutan.

Poros-poros

engkol ini bahan dibuat dari besi tuang khusus. Disamping harga pembuatannya lebih
ringan, besi tuang itu mempunyai sifat dapat menahan getaran-getaran.

D. Gambar poros

D.1.Gambar poros engkol

D.2 Gambar poros transmisi


6

D.3.Gambar poros spindel

D.4.Gambar poros lurus

E. Bahan yang di gunakan untk membuat poros

Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya
dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening)
sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom
nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan
khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan
yang berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat
treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.

F. Cara pembentukan / pembuatan poros

Poros umumnya dibentuk dengan pengerolan panas dan difinishing untuk mendapatkan
ukurannya dengan proses dingin atau pembubutan dan gerinda. Poros yang diroll dingin
lebih kuat daripada poros yang diroll panas tapi dengan tegangan sisa lebih tinggi.

G. Gaya yang berkerja pada poros

Di dalam poros terdapat beberapa gaya antara lain : gaya dalam akibat beratnya (W)
yang selalu berpusat pada titik gravitasinya. Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat
sejajar dengan permukaan benda ataupun membentuk sudut dengan permukanan benda.
Gaya F dapat menimbulkan tegangan pada poros, karena tegangan dapat rimbul pada benda
yang mengalami gayagaya. Gaya yang timbul pada benda dapat berasal dari gaya dalam
akibat berat benda sendiri atau gaya luar yang mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam
maupun gaya luar akan menimbulkan berbagai macam tegangan pada kontruksi tersebut.

H. Beban pada poros


Poros dengan Beban Puntir
Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros dapat
ditentukan dengan mengetahui garis tengah pada poros.
Apabila gaya keliling F pada gambar sepanjang lingkaran dengan jari-jari r
menempuh jarak melalui sudut titik tengah (dalam radial), maka jarak ini adalah r
, dan kerja yang dilakukan adalah F.
Gaya F yang bekerja pada keliling roda gigi dengan jari-jari r dan gaya reaksi pada
poros sebesar F merupakan suatu kopel yang momennya Mw = F.r. Momen ini
merupakan momen puntir yang bekerja dalam poros.
Poros dengan Beban Lentur Murni Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi
pada gandar dari kereta tambang dan lengan robot yang tidak dibebani dengan puntiran,
melainkan diasumsikan mendapat pembebanan lentur saja. Meskipun pada kenyataannya
gandar ini tidak hanya mendapat beban statis, tetapi juga mendapat beban dinamis.

Poros dengan Beban Puntir dan Lentur Poros dengan beban puntir dan lentur dapat
terjadi pada puli atau roda gigi pada mesin untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai.
Dengan demikian poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur akibat adanya beban.
Beban yang bekerja pada poros pada umumnya adalah beban berulang. Jika poros tersebut
mempunyai roda gigi untuk meneruskan daya besar, maka kejutan berat akan terjadi pada
saat mulai atau sedang berputar. Selain itu beban punter dan lentur juga terjadi pada lengan
arbor mesin frais, terutama pada saat pemakanan.

I. Kekuatan poros, Kekakuan poros dan Putaran kritis pada poros


1.

Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur

(bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Dalam perancangan
poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya :
kelelahan,
tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros
bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang
tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
2.

Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan
pembebanan

tetapi

adanya

lenturan

atau

defleksi

yang

terlalu

besar

akan

mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan


suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan
poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan
ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
3.

Putaran kritis

Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin
tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan
putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini
dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran
yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya.
Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros
tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya.

10

J. Korosi pada poros


Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat
mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh
karena itu pemilihan bahan-bahan poros dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat
prioritas utama.

11

BAB III
PENUTUP

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat
dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Poros bisa menerima
beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja
sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. berfungsi untuk
meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.
Jenis-jenis poros :
Poros Transmisi
Poros Mesin
Gandar
Spindle
Poros Transmisi
Poros Engkol
Poros Engkol Tunggal
Poros Engkol Ganda
Bahan yang umumnya digunakan untuk poros adalah baja menengah. Ketika tegangan tinggi
dibutuhkan, maka digunakan baja paduan seperti nikel, krom-nikel atau baja
krom-vanadium.
Beban pada poros:
Poros dengan Beban Punti
Poros dengan Beban Lentur Murni
Poros dengan Beban Puntir dan Lentur
Agar mampu menahan beban puntir dan lentur, bahan poros harus bersifat liat dan ulet agar
mampu menahan tegangan geser maksimum sebesar: Hal-hal penting yang perlu di
perhatikan dalam perencanaan poros sebagai berikut :Kekuatan poros Kekakuan poros
Putaran kritis Korosi

12

You might also like