Professional Documents
Culture Documents
ETIL ASETAT
Rifky Hendriansyah
110115204
Kp J
PROGRAM STUDI ILMU FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
PUSTAKA
Wibout, J.P, Practicum der organische Chemic, Vijfde druc, J.B waiters
vitgevers maatschappij, N.V Groningen, 1950, Jakarta, p. 79.
PROSEDUR
Een rondbademkolf von L in hood worde uvorzien von sen dubbel
doorborde; teuic waarin shceittechter is dange brache en een verbinding die met een
ance coder is verhouden in de holf worde een mengsel van 50 cm 3 alkohol en 50 cm3
sterk zavelzuur gebrache (vourzlehing reagen), waarnazle holf in een ouebad op 140 o
verhue (thermometer in het albad).
Ale deze temperature is be rikt, zact men langzoom, me de echaiftrechta een
mengsel van 200 cm3 alkohol en 200 cm3 ijaseigntewiveten, de gneiheld van
zoevleelen worde geregswormate de nevermide azgnesler of destillest. Het destilaat
he vat a zifuesier alcohol helmzuur (dat mede is overgedestillees) an water.
Fersiwards hai zalja zuur varvily de abar het recicrle product in een.
Open holf met 10% zodoaplassing door je schuelden zol de bhova
vlaestoflatee douuv lakmaespayler mat meer madlesurt ubarna worden de
vlaersloflaen in schellitrechter genichtsoilen wareivris chloor calcium on water om de
alcohol te verwijdren.
Eustwordf let azljrour vernuvijdreddoor let reactive product in een apan kolf
ment 10 g sodal aplassing door to schullden. Tot de bavensha vive is to flag a lauw t
lakmus papler nien meer rood ideurt naat na wander de vleestof in een echai frechter
faschulden de boven steldag (die de azinjhester aevat). Filtraat men doon een dogg
filter en schulat deze vlaestrate ween all met een diflassing van gilijke 60 whicht dillin
wat zuzing chloon calcuem in water ande. Delischat ven wijd enen don worder deze.
U lorisfdlge weer doon middle van een icheifreeht reschiden arn de bovenste met
destilate opzet guech fulcord (water bad) adde frache van 37 70 C opgevangen
ambrengst 130 g.
DASAR TEORI
Ester merupakan senyawa organik yang lazim dijumpai di alam, yang dapat
diubah menjadi aneka ragam senyawa lain. Ester atsiri menyebabkan aroma yang
sedap dalam banyak buah dan parfum.
2. Lilin
3. Minyak
Anggota-anggota dari ester adalah metal format, etil asetat, dan seterusnya.
Sifat-sifat fisika ester:
1. Senyawa cair yang tidak berwarna
2. Sedikit larut dalam air
3. Bau semerbak
4. Mudah menguap
Sifat kimia ester:
1. Bersifat netral
2. Mudah direduksi menjadi alcohol
Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH 3CH2OC(O)CH3.
Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud
cairan tak berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc,
dengan Et mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. Etil asetat diproduksi dalam
skala besar sebagai pelarut.
Rumus struktur etil asetat:
O
CH3
C
O
C2H5
Nama sistematis
Nama alternative
Rumus molekul
: C4H8O2
Massa molar
: 88.12 g/mol
Titik lebur
: 83.6 C (189.55 K)
Titik didih
: 77.1 C (350.25 K)
Penampilan
Etanol
Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut atau alkohol
saja adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tidak berwarna dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari hari.
Etanol adalah suatu obat rekreasi yang paling tua. Etanol banyak digunakan sebagai
pelarut sebagai bahan bahan kimia yang di tunjukan untuk konsumsi dan kegunaan
manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obatobatan.
Dalam kimia etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk
sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya ethanol telah lama di gunakan
sebagai bahan bakar. Sifat fisika dan kimia etanol sebagai berikut. Etil asetat juga
mempunyai Rumus molekul etanol C2H5OH atau rumus empiris C2H6O. Sifat-sifat
fisik Etanol antara lain :
1.
: 46,07 gr/mol.
2.
Titik beku
: -114,1oC.
3.
: 78,32oC.
Etanol termasuk dalam alkohol primer, yang berarti bahwa karbon yang
berikatan dengan gugus Hidroksil paling tidak memiliki 2 Hidrogen atom yang terikat
dengannya juga. Reaksi kimia yang dijalankan oleh ethanol kebanyakan pada fungsi
gugus Hidroksil
Asam Asetat
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka
memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni ( asam asetat glasial) adalah
cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah
asam format. Larutan asam asetat yang larut dalam air merupakan sebuah asam
lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam
asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat
digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan
polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.
Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman.
Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam
setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta
ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri
petrokimia maupun dari sumber hayati.
Sifat-sifat dari Asam Asetat ialah :
Nama Sistematis
Nama Alternatif
Rumus Molekul
: CH3COOH
Massa Molar
: 60,05 gr/mol
Titik lebur
: 16,5 C
Asam Sulfat
Asam Sulfat ( H2SO4 ) merupakan asam mineral ( Anorganik ) yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan, asam sulfat mempunyai kegunaan dan
merupakan salah satu produk utama industri kimia. Walaupun asam sulfat yang
mendekati 100% dapat dibuat, ia akan melepaskan SO3 pada titik didihnya dan
menghasilkan asam 98,3%. Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan dan
merupakan bentuk asam sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98% pada umumnya
disebut sebagai asam sulfat pekat. Berikut adalah sifat-sifat asam sulfat. Sifat sifat
Asam Sulfat ialah :
1.
Nama sintesis
: Asam sulfat
2.
Rumus molekul
: H2SO4
3.
Massa molar
: 98,078 gr/mol
4.
Penampilan
5.
Densitas
6.
Titik leleh
7.
Titik didih
8.
: Bercampur penuh
9.
Viskositas
10. Klasifikasi
: Sangat korosif
: Tak ternyalakan
TUJUAN
1. Mengerti dan mampu menjelaskan reaksi substitusi nukleofilik 2 (SN2)
2. Mengerti dan mampu menjelaskan cara destilasi fraksi
3. Mengerti dan mampu menjelaskan yang dimaksud dengan campuran aseotrop
4. Terampil dalam proses pemisahan dengan menggunakan corong pisah
ALAT
1. Labu Alas Bulat 100 ml
2. Corong Pisah 100 ml
3. Pendingin Liebig
4. Statif dan Klem
5. Corong Tetes
6. Penangas Air dan Udara
7. Adaptor
8. Beaker Glass
9. Labu Destilasi
BAHAN
1. Etanol
2. H2SO4 pekat
3. Asam Asetat Glacial
4. Na2CO3
5. CaCl2 anhydrous
250 ml
50 ml
200 ml
q.s
q.s
CARA KERJA
1. Dimasukkan 50 ml etanol ke dalam labu alas bulat 500 ml, kemudian
ditambahkan asam sulfat pekat sedikit demi sedikit
2. Menyiapkan alat-alat untuk destilasi
3. Dimasukkan 200 ml etanol dan 200 ml asam asetat glacial ke dalam corong pisah
4. Labu dipanasi dengan tangas udara pada suhu 140oC. Bila temperatur sudah
140oC, maka kran corong pisah dibuka, isinya dialirkan ke dalam labu pelan-
SKEMA KERJA
Menyiapkan alat
destilasi
Etanol + H2SO4
dimasukkan dalam labu
alas bulat + batu didih
Melakukan proses
destilasi
Labu dipanasi dgn
penangas udara ad
140oC, saat suhu telah
mencapai 140oC, kran
corong pisah dibuka dan
isinya dialirkan ke labu
Destilasi dihentikan
saat destilat (etil
asetat, etanol, sisa
asam asetat, air)
Setelah diekstraksi
disaring dgn kertas
saring kering dan
dimasukkan dalam labu
Etanol 16,67ml
H2SO4 p 16,67ml
Batu didih
Kocok ad larut
Labu alas bulat 100ml
siapkan
Corong tetes
Pipa bengkok
Termometer
Adaptor
Air keluar
Air bath
Air masuk
Na2CO3 10%
Na asetat + air
CaCl2 50%
Pengaduk
CaCl2 anh
Pengaduk
Corong + kertas
saring berlipat
Termometer
Kolom fraksi
Adaptor
Air keluar
Air masuk
Waterbath
Etil asetat yang
ditampung pada
suhu 77-78oC
PEMBAHASAN (DISKUSI)
elektron pada H+ sehingga muatan positif dari karbon karbonil meningkat dan
menyebabkan keadaan yang baik penyerangan nukleofilik. Dimana yang bertindak
sebagai gugus nukleofilik di sini adalah gugus OH dari etanol. Gugus OH merupakan
gugus masuk yang baik sehingga akan menyerang karbon karbonil pada asam asetat
yang telah terprotonasi.
Pada tahap ini terjadi adisi nukloefilik, yakni gugus OH (pada etanol)
kemudian terjadi ikatan C-O yang baru atau ikatan ester baru. Setelah adisi
nukleofilik maka reaksi dilanjutkan dengan deprotonasi/penghilangan gugus H+ pada
ikatan ekster yang baru. Deprotonasi ini dilakukan dengan tujuan untuk membentuk
ikatan C-O yang stabil.
Karena digunakan katalis asam dari reaksi akan terbentuk kembali H +. Hal ini
memberikan peluang untuk terjadinya protonasi. Protonasi ini sangat di butuhkan
karena melihat bahwa OH pada gugus asam asetat merupakan gugus pergi yang jelek
karna OH memiliki keelektonegatifan sehingga kemampuan untuk terikat pada C
yang parsial (+) sangat besar (karena adanya perbedaan momen dipol menyebabkan
OH enggan pergi). Untuk itu dibutuhkan protonasi hingga terbentuk +OH 2 yang
merupakan gugus pergi yang baik.
Pada tahap akhir dari reaksi ini adalah lepasnya air dan putusnya ikatan C-O.
akan tetapi karena reaksi ini merupakan kesetimbangan maka air yang dilepaskan
akan menyerang kembali gugus karbonil yang terprotonasi. Ester yang dihasilkan
(yang berprotonasi) akan melepaskan protonnya dan membentuk etil asetat/etil
etanoat sebagai produk akhir.
Proses pemurnian etil asetat dapat dilakukan melalui proses destilasi fraksi,
dimana proses destilasi fraksi ini mempunyai 2 arti, yaitu:
1. Pengulangan berkali-kali destilasi sederhana untuk mendapatkan destilat yang
reaktif murni.
2. Destilasi yang menggunakan kolom fraksi
Pada praktikum ini digunakan destilasi fraksi karena etil asetat termasuk
dalam campuran azeotrop, yaitu suatu campuran yang mempunyai sifat menyerupai
suatu cairan murni di mana komponen campuran cair akan selalu sama dengan
komposisi uapnya sehingga campuran ini tidak dapat dipisahkan dengan cara destilasi
biasa menjadi komponen penyusunannya. Agar dapat dipisahkan campuran ini perlu
diubah komposisi cairannya dengan cara:
1. Menambahkan cairan yang ketiga, misalnya: alkohol 95,6% ditambah benzene
2. Menambah reagen yang hanya bereaksi dengan salah satu cairan, mis:
menambahkan CaO ke dalam alkohol 95,6%
3. Menambah adsorban yang dapat menghadsorbsi salah satu komponen. Pada point
ketiga ini yang diterapkan dalam praktikum, yaitu dengan penambahan CaCl2
anhidrat untuk menarik uap air.
4. Diestraksi dengan pelarut ketiga, dimana masing-masing
komponen akan
Pada proses destilasi fraksi, uap pada carian akan terfraksi di kolom fraksi dan
keluar sebagai destilat pertama dan jika ada fraksi lain maka destilat kedua akan
ditampung. Uap cairan dengan titik didih rendah akan terdestilasi lebih dahulu dan
naik ke atas sehingga akhirnya uap tersebut keluar melalui pipa samping.
Pada pembuatan etil asetat ini, campuran (etanol + asam asetat + H 2SO4)
seharusnya terlebih dahulu dilakukan proses refluks. Proses refluks ini adalah proses
penambahan panas pada suatu larutan sehingga dapat meningkatkan energi aktivitas.
Proses ini bertujuan untuk menghomogenkan larutan. Selain itu proses ini juga
berfungsi untuk memutuskan ikatan rangkap dari karbon karbonil dengan oksigen (C
O) sehingga akan memudahkan gugus OH (sebagai Nu-) untuk menyerang karbon
karbonil. Dengan kata lain produk etil asetat yang diinginkan dapat diperoleh dalam
jumlah besar. Setelah direfluks maka baru dilanjutkan dengan proses destilasi hingga
diperoleh 2/3 dari volume sebelumnya. Proses destilasi ini bertujuan memisahkan etil
etanoat (etil asetat) dengan air atau dengan kata lain untuk mendapatkan etil asetat
murni seperti penjelasan diatas. Karena produk lain dari reaksi esterifikasi adalah H 2O
yang dapat dipisahkan dengan destilat sebab antara air dan etil asetat memiliki
perbedaan titik didih (air : 1000C sedangkan etil asetat : 770C). Sehingga destilat
yang memiliki titik didih lebih rendah akan keluar terlebih dahulu, yaitu etil etanoat
(etil asetat).
Destilat, kemudian ditambahkan dengan natrium karbonat (Na2CO3).
Penambahan ini dimaksudkan untuk mengekstraksi asam sisa dalam larutan etil asetat
karena Na2CO3 memiliki kemampuan untuk mengekstrak asam sisa menghasilkan
garam natrium yang larut dalam air. Dari hasil praktikum terlihat bahwa garam
natrium yang larut dalam air ini berada pada lapisan bawah sedangkan senyawasenyawa organik berada pada lapisan atas. Pembentukan 2 lapisan ini disebabkan oleh
adanya perbedaan massa jenis, dimana garam natrium yang larut dalam air memiliki
massa jenis yang lebih besar daripada senyawa organik yang terbentuk. Selain itu,
kepolaran juga sangat mempengaruhi terjadinya pemisahan lapisan ini, dimana garam
natrium dalam air ini bersifat polar sedangkan senyawa-senyawa organik yang
dihasilkan (etil asetat dan dietil eter) bersifat non polar. Berdasarkan sifat
kelarutannya, senyawa polar tidak akan larut dalam pelarut non polar dan begitu pula
sebaliknya, pelarut polar tidak dapat melarutkan senyawa non polar. Perlakuan
selanjutnya adalah penambahan larutan kalsium klorida (CaCl 2) ke dalam larutan
yang diperoleh. Penambahan larutan ini bertujuan agar ion Ca 2+ dapat menarik ion-ion
KESIMPULAN
Etil asetat dapat dibuat dengan mereaksikan asam asetat dengan etanol pada
suasana asam dan dipanaskan, dengan reaksi sebagai berikut :
Reaksi yang terjadi pada pembuatan etil asetat ini yaitu reaksi esterifikasi.
Pada suhu 35 400C diperoleh hasil samping berupa etil eter dan pada suhu 74
770C diperoleh produk berupa etil asetat (etil etanoat) dengan menggunakan destilasi.
Tanda Tangan
Rifky Hendriansyah