You are on page 1of 5

ANALISIS INTELLIGENCES LOGICAL MATHEMATIC SISWA PADA

POKOK BAHASAN GAS IDEAL DENGAN PBL (PROBLEM BASSED


LEARNING)
Miranda Ramadhani
Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI MADIUN
Erramadhani311@gmail.com

Abstrak
Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Kawedanan
kelas XI IPA 1 kecamatan Kawedanan kabupaten Magetan pada semester ganjil lalu,
tepatnya bulan Desember tahun ajaran 2015/2016, dari wawancara dengan guru kelas
dapat diidentifikasi bahwa kurangnya kemampuan analisis matematis menyebabkan
siswa kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, dibuktikan dngan nilai
ualangan harian rata-rata kelas 55,00 60,50 (lampiran 1.1) dibawah standar ketuntasan
minimal 75, sehingga banyak siswa yang tidak memenuhi standar ketuntasan minimal
dan harus mengkuti remidial yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar
siswa.Berdasarkan uji coba di tahun ajaran semester ganjil bulan Desember tahun ajaran
2015/2016 di kelas XII IPA 5 pada saat kegiatan praktek mengajar, dari 15 soal analisis
persamaan matematis yang diberikan, kurang dari 50% soal terjawab dengan benar dan
bervariasi disetiap jawaban siswa. Kemampuan menyerap materi dan mengerjakan soal,
oleh karenanya perlu di analisis tingkat inteligensi logis matematis siswa supaya guru
dapat memberikan perlakuan dalam pembelajaran khususnya di metode maupun model
pembelajaran. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar fisika. Penelitian
ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu observasi awal, pembelajaran berbasis
masalah 2x pertemuan, dan tes inteligensi logis matematis.Hasil penelitian menunjukkan
adanya perbedaan tingkat inteligensi logis matematis siswa kemampuan matematis logis
tinggi sebesar 25,5 % , yang mempunyai kemampuan matematis logis sedang sebesar
63, 2 % dan ada juga yang mempunyai kemampuan matematis logis rendah sebesar 12,3
%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perlu di analisis tingkat inteligensi logis
matematis siswa terkait dengan kemampuan menyerap materi pelajaran dan mengerjakan
soal siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Kawedanan tahun pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci :Intelegensi; Inteligences Logical Mathematic;Problem Bassed Learning

I. PENDAHULUAN
Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, dimana
pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada
kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan
mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas
pembelajaran. Pembelajaran yang diterapkan diharapkan mampu mendukung
ketercapaian tujuan belajar dan hasil belajar bisa maksimal.
Fisika adalah salah satu cabang IPA yang mempelajari gejala alam yang tidak
hidup atau materi dalam ruang lingkup dan waktu, dalam pengerjaan soal-soal
menggunakan analisis matematis, sehingga sering ditakuti dan cenderung tidak disukai

siswa. Belajar fisika bukan hanya sekedar tahu matematika, tetapi lebih jauh peserta
didik diharapkan mampu memahami konsep yang terkadung didalamnya, menuliskan
kedalam parameter-parameter atau simbol-simbol fisis, memahami permasalahan serta
menyelesaikan secara matematis. Terlebih lagi pembelajaran fisika yang berkaitan
dengan konsep-konsep abstrak sehingga membutuhkan daya analisis yang tinggi. Maka
dari itu dibutuhkan ketekunan, keuletan, perhatian dan tentunya motivasi yang tinggi
untuk memahami materi pelajaran fisika.
Berdasarkan pengamatan khususnya di kelas XI IPA 1 pada semester ganjil lalu,
tepatnya bulan Desember tahun ajaran 2015/2016, dari wawancara dengan guru kelas
dapat diidentifikasi bahwa kurangnya kemampuan analisis matematis menyebabkan
siswa kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, dibuktikan dngan nilai
ualangan harian rata-rata kelas 55,00 60,50 (lampiran 1.1) dibawah standar ketuntasan
minimal 75, sehingga banyak siswa yang tidak memenuhi standar ketuntasan minimal
dan harus mengkuti remidial yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan uji coba di tahun ajaran semester ganjil bulan Desember tahun ajaran
2015/2016 di kelas XII IPA 5 pada saat kegiatan praktek mengajar, dari 15 soal analisis
persamaan matematis yang diberikan, kurang dari 50% soal terjawab dengan benar dan
bervariasi disetiap jawaban siswa.
Hasil belajar siswa tidak lepas dari kemampuan matematis logis setiap siswa
yang berbeda. Ada siswa yang mempunyai kemampuan matematis logis tinggi, ada
sebagian yang mempunyai kemampuan matematis logis sedang dan ada juga yang
mempunyai kemampuan matematis logis rendah khusunya pada mata pelajaran fisika.
Kemampuan analisis matematis sangatlah berpengaruh pada proses pembelajaran fisika,
kemampuan menyerap materi dan mengerjakan soal, oleh karenanya perlu di analisis
tingkat inteligensi logis matematis siswa supaya guru dapat memberikan perlakuan
dalam pembelajaran khususnya di metode maupun model pembelajaran. Hal mini
diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar fisika.
Alternatif pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran PBL
(Problem Bassed Learning). Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran
dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahn praktis sebagai pijakan
dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalan.
Menurut Boud, Felleti dan Fogarty (dalam Wena 2014 : 91) bahwa strategi belajar
berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat
konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured atau
open-ended melalui stimulus dalam belajar. Penelitian yang relevan telah diteliti oleh
Vinny Dwi Librianti, pada tahun 2015 dengan judul Kecerdasan Visual Spasial dan
Logis Matematis dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Siswa Kelas VII A SMPN 10
Jember. Jurnal tersebut sebagai acuan peneliti untuk melakukan penelitian tentang
kemampuan matematis logis siswa, dikhususkan oleh peneliti pada bahasan Gas Ideal.
Pembelajaran berbasis masalah sangat mendukung untuk menganalisis tingkat
kemampuan matematis logis dengan berbagai masalah yang dipaparkan selama proses
pembelajaran. Jurnal pendukung yang relevan yang diteliti oleh Kusuma Wardhani pada
tahun 2012 yang berjudul Pembelajaran Fisika Dengan Model Problem Bassed
Learning Menggunakan Multimedia Dan Modul Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir
Abstrak Dan Kemampuan Verbal Siswa yang diterbitkan pada Jurnal Inkuiri, Jilid 1, No
2. Berdasarkan paparan diatas mendorong peneliti untuk mengkaji tentang Analisis
Inteligensi Matematis Logis Siswa Pada Pokok Bahasan Gas Ideal melalui PBL
(Problem Bassed Learning). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada guru supaya mempertimbangkan kecerdasan logis-matematis siswa dalam
menyelesaikan permasalahan matematis khususnya pada soal-soal fisika.

Berdasarkan hasil observasi di atas, ada berbagai masalah yang terjadi selama
pembelajaran Fisika di SMA Kawedanan, yaitu Bagaimana tingkat inteligensi matematis
logis siswa dalam bahasan Gas Ideal dengan PBL (Problem Bassed Learning).
Peneliti mengacu dari rumusan masalah untuk menentukan tujuan penelitian,
yaitu untuk mengetahui tingkat inteligensi matematis logis dalam pokok bahasan Gas
Ideal dengan PBL (Problem Bassed Learning).
II. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah adalah analisis kualitatif, Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong(2012 : 6) penelitian kualitatif
adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
a.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA N 1 Kawedanan pada bulan Maret sampai
tanggal 21 April 2016

b.

Teknik analisis data

III.

HASIL PENELITIAN
Data awal penelitian adalah analisis hasil ulangan materi gas ideal kelas XII IPA
5 menunjukkan tingkat inteligensi siswa yang berbeda. Hal ini menjadi acuan peneliti
untuk memberikan pemnbelajaran yang efektif yaitu pembelajaran berbasis masalah
yang diharapkan mampu untuk meningkatkan inteligensi siswa khususnya mata pelajaran
fisika. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan tingkat inteligensi logis
matematis siswa kemampuan matematis logis tinggi sebesar 25,5 % , yang mempunyai
kemampuan matematis logis sedang sebesar 63, 2 % dan ada juga yang mempunyai
kemampuan matematis logis rendah sebesar 12,3 %. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa perlu di analisis tingkat inteligensi logis matematis siswa terkait
dengan kemampuan menyerap materi pelajaran dan mengerjakan soal siswa kelas XI IPA
1 SMA N 1 Kawedanan tahun pelajaran 2015/2016.

IV.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyadi.(2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rodakarya
Uno, B., dan Mohamad, N.(2012). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, B., dan Kuadrat, M.(2014). Pengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran: Sebuah
Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wena, M.(2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Khodijah, N.(2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo
Moleong, J.(2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jahja, Y.2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Desmita.(2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan bagi Orang Tua dan
Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung:
Remaja Rosdakarya.. (2012). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Warsono dan Hariyanto.(2014). Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen.Bandung: Remaja
Rosdakarya
Komalasari.K.(2011). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika
Aditama
Slameto.(2010). Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfa Beta.
. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta.

You might also like