You are on page 1of 11

INSTITUT

TEKNOLOGI
SEPULUH
NOPEMBER

RESUME MATERI ELEKTRONIKA


COMMON BASE, COMMON EMITTER, COMMON COLLECTOR

Disusun oleh :
Elfayasa Prikafais

(2411100083)

M. IkhlashuL Amal F. R.

(2411100080)

Dhien Kusuma Wardani

(2411100072)

JURUSAN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2013

MATERI 1

Pengertian Dasar Common Base, Common


Emitter, dan Common Collector
Penguat Sinyal terdiri atas :
1. Penguat Common Base
2. Penguat Common Emitter
3. Penguat Common Collector

1.1 Penguat Common Base

Penguat Common Base juga dikenal dengan penguat dengan basis ditanahkan. Penguat ini
dapat menghasilkan penguatan tegangan antara sinyal masukan dan keluaran, tetapi tidak penguatan
arus. Karakteristiknya adalah impedansi masukan kecil dan impedansi keluaran seperti pada
penguat Common Emitter. Karena arus masukan dan keluaran mempunyai nilai yang hampir sama,
kapasitor stray dari transistor tidak terlalu berpengaruh dibandingkan pada penguat common emiter.
Penguat common basis sering digunakan pada frekuensi tinggi yang menghasilkan penguatan
tegangan lebih besar daripada rangkaian dengan 1 transistor lainnya.
Penguat Common Base ditunjukkan dalam Gambar 1.1. Diatas frekuensi corner kapasitor
antara basis dan ground pada rangkaian menghasilkan pentanahan sinyal AC yang efektif pada basis
transistor.

Gambar 1.1. Penguat Common Base

Gambar Rangkaian Penguat Common Base

1.2 Penguat Common Emitter dengan RE


Penguat Common Emitter sering dirancang dengan sebuah resistor emiter (RE) seperti
ditunjukkan dalam Gambar 1.5. Resistor tersebut menghasilkan bentuk dari umpan balik negatif
yang dapat digunakan untuk menstabilkan titik operasi DC dan penguatan AC.

Gambar Penguat Common Emitter dengan RE

Gambar Rangkaian Penguat Common Emitter

1.3 Penguat Common Collector


Penguat Common Collector juga disebut dengan pengikut emiter (emitter follower) karena
tegangan sinyal keluaran pada emiter hampir sama dengan tegangan sinyal masukan pada basis.
Penguatan tegangan penguat ini selalu lebih kecil dari 1, tetapi mempunyai penguatan arus yang
tinggi dan biasanya digunakan untuk mencocokkan sumber dengan impedansi tinggi ke beban yang
impedansinya rendah. Penguat ini mempunyai impedansi masukan besar dan impedansi keluaran
kecil. Penguat Common Collector ditunjukkan dalam Gambar 1.9.

Gambar Penguat Common Collector

Gambar Rangkaian Penguat Common Collector

MATERI II
Rangkaian Penguat Common Collector atau
Emittor Folllower
2.1. Rangkaian Penguat CC (Common Collector) atau Pengikut Emittor (Emittor Folllower)

Gambar 1.1 Rangkaian ekivalen hybrid untuk transistor dengan konfigurasi CC


(kolektor bersama)

Rangkaian pengikut emitor dapat dilihat pada gambar 1.2. Sinyal input masuk pada basis dan
output diambil dari terminal emitor. Penguatan tegangan (Av) rangkaian ini adalah kurang
dari satu, atau secara pendekatan Av 1. Tidak seperti pada penguat CE yang fasa input dan
outputnya berbeda 1800, pada rangkaian pengikut emitor fasa sinyal input dan sinyal output
adalah sama dan sefasa. Karena hal tersebutlah (output pada emitor, Av 1, input dan output
sefasa) mengapa rangkaian ini disebut dengan rangkaian pengikut emitor.

Gambar 1.2 Rangkaian pengikut emitor

Pada gambar 1.2 terlihat bahwa kaki kolektor terhubung ke ground untuk analisis ac.
Oleh karena itu rangkaian ini sering disebut juga dengan penguat kolektor bersama (common
collector = CC). Namun sebutan pengikut emitor yang sering dipakai.
Sifat lain dari rangkaian ini adalah bahwa impedansi inputnya tinggi dan impedansi output
rendah. Penguatan arus (Ai) cukup tinggi, yakni hampir sama dengan Ai pada penguat CE.
Oleh karena itu rangkaian ini banyak diterapkan sebagai rangkaian penyesuai impedansi dan
juga pada rangkaian penyangga (buffer).
Untuk melakukan analisis penguatan sinyal kecil, maka rangkaian tersebut perlu
dibuat rangkaian ekivalennya. Rangkaian ekivalen dengan parameter-h bisa dibuat dengan
dua pilihan, yakni dengan mengikuti aturan pada penguat CC atau mengikuti aturan penguat
CE. Dengan pertimbangan karena parameter-h untuk CE lebih banyak dijumpai dalam buku
data, maka dalam pembahasan ini akan dibuat sesuai aturan CE.
Rangkaian ekivalen ac dari pengikut emitor gambar 1.2 dapat dilihat pada gambar
1.3. Seperti halnya pada analisa penguat CE, dalam analisa ini parameter hre dan hoe
diabaikan. Terlihat bahwa sinyal output diambil dari kaki emitor, dan kaki kolektor
dihubungkan ke ground.

Gambar 1.3 Rangkaian ekivalen ac dari gambar 1.2

Analisis pertama adalah menentukan impedansi input (Zin). Seperti terlihat pada
rangkaian ekivalen diatas bahwa istilah Zin dalam pembahasan ini adalah resistansi yang

dipandang dari kaki basis ke depan (ke dalam transistor). Dalam hal ini RB tidak termasuk
dalam perhitungan Zin. Sedangkan Rin adalah resistansi total dari input rangkaian, yaitu
merupakan jumlah parallel RB dengan Zin. Sesuai dengan hukum Ohm, maka dari rangkaian
ekivalen tersebut diperoleh:
Zin =

Zin =

Zin =

Sehingga dengan meniadakan ib diperoleh:


Zin = hie + (hfe + 1) RE . (1.1)
Oleh karena umumnya harga hfe jauh lebih besar dari satu, maka secara pendekatan
persamaan 1.1 dapat disederhanakan menjadi:
Zin = hie + hfe RE
Dari persamaan ini terlihat bahwa impedansi input rangkaian pengikut emitor cukup tinggi.
Harga Zin pengikut emitor sama dengan Zin penguat CE dengan RE (tanpa C by-pass).
Adapun besarnya Rin atau resistansi input rangkaian adalah
Rin = (RB Zin) . (1.2)

Penguatan tegangan (Av) untuk rangkaian pengikut emitor adalah sebagai berikut:
Av =

Av =

Av =

Av =

Dengan meniadakan ib pada pembilang dan penyebut, maka diperoleh:

Av =

Karena: Zin = hie + (hfe + 1) RE


Maka :

Av =

Av = 1 -

.. (1.3)

Oleh karena Zin >> hie, maka secara pendekatan Av untuk pengikut emitor adalah Av
1. Penguatan arus (Ai) pada rangkaian pengikut emitor adalah sebagai berikut:
Ai =

Ai =

karena: ib = iin RB / (RB + Zin)


maka : iin = ib (RB + Zin) / RB
dimana: RB =

dan Zin = hie + (hfe + 1) RE

selanjutnya dengan memasukkan harga iin diperoleh:

Ai =

Ai =

dengan meniadakan ib pada pembilang dan penyebut, maka diperoleh:


Ai =

. (1.4)

Harga Ai pada pengikut emitor ini hampir sama dengan Ai pada CE.
Untuk mendapatkan impedansi output (Z0), yaitu dengan membuat input = 0 (hubung singkat)
dan impedansi beban tak terhingga (dalam hal ini RE dilepas), kemudian Vin dimasukkan dari
output. Dengan menerapkan hukum Ohm diperoleh:
Z0 =

Z0 =
dengan meniadakan ib pada pembilang dan penyebut, maka diperoleh:
Z0 =

(1.5)

Harga ini adalah impedansi output transistor dalam kondisi beban terbuka. Impedansi
output rangkaian (R0) adalah Z0 paralel dengan beban dalam hal ini adalah RE, yakni:
R0 = (Z0 RE) ..(1.6)

MATERI 1

PENGUAT BASIS-BERSAMA
(THE COMMON-BASE AMPLIFIER)
2. PENGUAT BASIS-BERSAMA (THE COMMON-BASE AMPLIFIER)
Berikut ini adalah rangkaian dasar common-base amplifier :

Karena kaki basis ditanahkan, maka rangkaian ini juga disebut sebagai penguat basis
yang ditanahkan (grounded base amplifier). Titik Q diatur oleh bias emiter, dimana hal ini
dapat diketahui dengan menggambarkan rangkaian equivalen dc seperti yang ditunjukkan
pada gambar dibawah ini :
Pada setiap penguat, basis adalah ac tanah. Sinyal input diberikan pada emiter dan
sinyal output diambil dari kolektor. Tahanan-tahanan bias dihilangkan, karena pengaruhnya
terhadap impedansi input dapat diabaikan. Gambar berikut ini menunjukkan rangkain
equivalen ac dari penguat common base :
Impedansi input dari penguat CB mendekati :

Tegangan outputnya adalah :

Tegangan output ini sefasa dengan tegangan inputnya. Karena itu tegangan inputnya adalah

Penguatan tegangannya adalah

Karena

, maka persamaan diatas dapat dituliskan menjadi :

Perbedaan besar anatar penguat CB dan CE adalah input impedansi yang sanga rendah.
Hal ini lah yang menjadi salah satu alasan mengapa penguat CB jarang digunakan.

You might also like