I, PENDAHULUAN
1.1, Latar Belakang Penelitian PPheustaKah®
Perubahan gaya hidup sering menjadi faktor pemicu terjadinya perubahan pola
konsumsi. Di masa modern ini waktu menjadi begitu berharga bagi kebanyakan orang-
orang yang sibuk bekerja. Dengan semakin bertambahnya waktu bekerja, masyarakat
semakin bertambah sibuk schingga mendorong pemilihan makanan/minuman dengan
penyajian yang lebih praktis tetapi beragams, bergizi, beraroma dan aman bagi kesehatan
(Mudjajanto & Yulianti, 2004).
Berkaitan dengan-bahad pangan yang dihasilkan dari pertanian, jagung memiliki tingkat
gizi yang lebih tinggi dibandinekan dengan bahan pangan berkarbohidrat Iainnya. Untuk
memberi nilai lebih pada jagting perlu dilakukan beberapa variasi seperti pembuatan
minuman/Sereal instan, dengan peningkatan nilai gizi antara lain dengan penambahan
kacang,hijau dan pepaya.
Pemilihan jagung, kacang hijaw dan pepaya sebagai bahan dasar pembuatan minuman
sereal/instan ini karena jagung memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Sedangkan
kacang hijau memiliki kandungan protein yang tinggi dan pepaya memiliki kandungan
serat yang tinggi, Selain itu ketiga bahan pangan tersebut harganya relatif murah dan
mudah diperoleh.
Saat ini telah banyak berbagai jenis'minuman sereal instan yang beredar di pasaran
tetapi pemanfaatan jagung, kacang hijau dan pepaya sebagai miduman sereal instan
masih terbatas. Oleh Karena itu, pemanfaatan jagung; kacanghijau dan pepaya menjadi
minuman sereal instan dinilai dapat-menjadisuatt!terobosan baru dalam diversifikasi
pangan,
Seiring dengan kemajuan zaman yang menuntut suatu produk yang praktis dalam
penyajiannya, maka penganekaragaman produk pangan juga harus mengikuti tuntutan
konsumen pada zaman ini. Produk yang dihasilkan harus dapat dikonsumsi dalam waktu
yang cepat dan praktis, atau lebih dikenal sebagai produk instan. Dengan membuatminuman sereal instan jagung, kacang hijau dan pepaya selain mendapatkan manfaat
yang tinggi dari kandungan gizinya juga dapat mengikuti tuntutan Konsumen akan
produk yang cepat dan praktis penyajiannya.
Pengemasan merupakan bagian dari food processing. Fungsi utama dari pengemasan
adalah untuk memperpanjang umur simpan produk, Bentuk penurunan mutu yang biasa
terjadi selama penyimpanan produk pangan kering adalah peningkatan kelembaban dan
oksidasi lemak (Syarief & Halid, 1991). Kecepatan transfer uap dan oksigen adalah
faktor utama yang mengatur umur simpan makanan yang dikeringkan dan mengandung,
lemak/komponen lain yang, sensitif-térhadap-okSigen, (Fellows, 2000). Oleh karena itu
perlu digunakan jenis! pefgemas yang mempunyai barriertcthadap kelembaban dan
oksigen sehingga dapat meminimalisasi penurinan mutu dari mintiman sereal instan
Jagung, kacang hijau dan pepaya selama penyimpanan,
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis kemasan yang
digunakan terhadap sifat kimiawi dan, mikrobiologi minuman sereal instaa jagung,
kacang hijau dan pepaya’selama penyimpanan. Sifat kimiawi minuman sereal instan
jagung, kacang hijau dan pepaya yang diamati-meliputi kadar air, aktivitas air dan angka
TBA, sedangkan sifat mikrobiologi minuman sereal instan jagung, kacang hijau dan
pepaya Yang diamati adalah jumlah mikroba.
1.3. Tinjattant Pustaka
1.3.1, Produk Instan
Produk instan merupakan suatt istilah yang mengacu Pada-makanan kering yang dapat
larut secara cepat Ketika ditambahikan airy confohnya susu instan, teh instan dan kopi
instan, Produk bersifat instan yang ideal adalah yang rekonstruksinya seketika dan tanpa
bantuan atau adukan mekanis. Artinya memerlukan sifat pembasahan yang baik serta
cepat terbenam, mudah terdispersi dan terlarutkan semua Komponen dalam cairan,
diharapkan tidak ada padatan atau gumpalan mengapung di permukaan atau yang
mengendap di dasar. Produk instan berguna untuk mempermudah penyimpanan dan
transportasi (Syarief & Halid, 1991).1.3.2. Jagung (Zea mays L.)
Jagung termasuk dalam famili Gramineae, satu famili dengan biji-bijian seperti
gandum, jewawut, cantel dan padi. Biji jagung sebagai sumber karbohidrat mempunyai
kandungan pati sekitar 65,59%. Pati jagung mengandung senyawa amilosa dan
amilopektin yang memegang peranan penting dalam proses ekstrusi. Lemak jagung
mengandung asam lemak essensial yang sangat penting bagi tubuh kita, yaitu asam
lemak linoleat. Kandungan lemak dalam biji jagung dapat memperbaiki tekstur dan
keempukan produk olahan, Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga
mengandung protein yang cukup tingGi."Walaupun kandungan protein jagung lebih
besar daripada beras, nafiiun protein jagung meniiliki kekurarigan asam amino lisin dan
triptofan. Oleh kaféfa itu, sebaiknya jagung dikonsumsi dalam bentuk olahan dengan
perlakuan substitusi atau. Komplementasi~dengan bahan lain), sehingga dapat
meningkatkan nilai gizinya (Titick et af., 2001)
Jaging Merupakan salah satu tanaman serealia sebagai sumber energi kedus sételah
beras dan potensial untuk mensubstitusi beras (Suprapto & Marzuki) 2005),
Perbandingan kandungan gizi antara jagung dengan beras dapat dilihat pada Tabel 1 di
bawalh ini:
Tabel 1, Kandungan Gizi Jagung Kuning Pipilan dan Beras (Tiap 100 Gram)
Kandungaat Jagung kuning pipilan Beras
Energi (kal) 355 360
Air(g) 12 2B
Protein (g) 9,2 6,8
Lemak (g) 39 07
Karbohidrat (g) TB. 189
Kalsium (mg) 10 6
Fosfor (mg) 256 140
Besi (mg) 24 08
Vit A (SI) 510 0
Vit B1 (mg) 0,38 0,12
Vit B2 (mg) 0,04 0
Vit C (mg) 0 0
(Budiyanto, 2004)1.3.3. Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)
Kacang hijau berasal dari famili Leguminoseae. Kacang hijau merupakan sumber gizi,
terutama protein nabati (24%). Kandungan protein (asam amino) kacang hijau terditi
tas asam amino esensial, seperti Isoleusin, Leusin, Lysin, Methionin, Phenylalanin,
Threonin, Valin dan juga asam amino nonesensial, yakni Alanin, Arginin, Asam
Aspartat, Asam Glutamat, Glycin, Tryptophan dan Tyrosin (Rukmana, 1997).
Kacang hijau juga mengandung mineral, penting seperti kalsium dan fosfor yang
bermanfaat untuk memperkuat tulang. Katang, hijau memiliki kandungan lemak bersifat
tak jenuh sehingga aman“dikonstimsi“bagi ‘yang"memiliki.masalah kelebihan berat
badan. Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak.jenuh dan 27% asam
Jemak jenuh. Kacdng-kacangan mengandung lemak tak jenuh tinggi yang penting untuk
menjaga kesebatan jantung.-Kacang.hijau. juga -mengandung vitamin B1 yang
bermanfaat untuk membantu proses pertumbuhan dan vitaniin B2 yang dapat membantu
penyétapan protein di dalam tubuh (Rukmana, 1997). Kandungan gizi tiap 100.gram
kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Gizi Kacang Hijau (Tiap 100 Gram)
Komposisi Gizi Kandungan Gizi
Kalori (kal) 323
Protein(g) 2
Lemak(g) 15
Karbohidrat (2) 56,8
Kalsium (mg) 223
Fosfor (mg) 319
Zat besi (mg) 15
Vitamin A (SI) 157
Vitamin B1 (mg) 0,46
Vitamin C (mg) 10.
Air (g) 15,5
Total padatan (g) 84,5
(Budiyanto, 2004).
1.3.4. Pepaya (Carica papaya L.)
Buah pepaya tergolong famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah. Buah
pepaya (Carica papaya L.) mempunyai citarasa yang manis dan menyegarkan, jugamengandung gizi yang tinggi dan lengkap. Buah pepaya mempunyai banyak
antioksidan, yaitu beta-karoten dan vitamin C. Selain itu juga melimpah dalam hal
kandungan bioflavonoid. Mineral-mineral penting yang ada dalam buah pepaya antara
lain: kalium, magnesium, dan kalsium. Pepaya berguna untuk membantu pencernaan
karena enzim dalam buah pepaya membantu mencerna protein, lemak, dan pati.
Sedangkan serat buah pepaya membantu melancarkan saluran pencernaan (Rukmana,
1995). Kandungan gizi buah pepaya tiap 100 gram bahan disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Kandungan Gizi Buah Pepaya (Tiap\100 gram)
Komposisi Gizi Kandungan Gizk
Kalori (kal) 46
Protein (g) 0.5
Lemak (g) a
Karbohidrat (B) 12,2
Kalsium (mg) 23
Fosfor (mg) 12
Zat besi (mg) 17
Vitamin A (SI) 365
Vitamin BI (mg) 0,04
Vitamin C (mg) 78
Air(g) 867
(Haryoto, 1998)
13.5. Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air
dari suata bahan pangan dengan) menguapkan-sebagian besar air yang’ dikandung
melalui penggunaim energi’ panas?Kandungan“air dalam bahan’teréebut dikurangi
hingga batas agar mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalainnya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi péngeringan. adalah Iuas permukaan=bahan, suhu pengeringan,
aliran udara, tekanan uap di udara dan waktu pengetingan. Kadar air suatu bahan yang
dikeringkan juga mempengaruhi beberapa hal, yaitu seberapa jauh penguapan dapat
berlangsung, lamanya proses pengeringan dan jalannya proses pengeringan (Winamno,
1993).
Pengeringan untuk buah dan sayur biasanya berkisar pada 140°F (60°C), Lamanya
‘waktu pengeringan tergantung dari ukuran sampel yang dikeringkan, kelembaban danjumlah sirkulasi udara yang digunakan (Kendall & Sofos, 2003). Salah satu usaha yang
dapat dilakukan untuk mempercepat pengeringan, yaitu dengan mempertipis lapisan
bahan yang tebal schingga luas permukaan Kontak antara bahan dengan panas akan
semakin besar. Semakin lama waktu pengeringan, maka kadar air baban akan semakin
menurun, sedangkan laju pengeringan akan semakin meningkat, Namun besarnya laju
pengeringan akan makin menurun sampai titik tertentu dimana peningkatan laju
pengeringan sangat kecil mendekati nol. Proses pengeringan bertujuan untuk
memperpanjang umur simpan, menghambat pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim,
mendapatkan bentuk fisik, waa, aroma dan tekstur yang diinginkan dan menurunkan
volume atau berat bahan untuk memudahkan tratispartasi (Fellows, 2000).
Pengeringan dapat~dilakukan dengan menggunakan ‘suatu alat~pengering (artificial
drier) atau melalui penjemuran (sun drying). Pengeringan buatan memiliki keuntungan
karena suhu/dan aliran udara dapat diatur sehingga waktu pengeringan dapat ditentukan
secara.tépat’ dan-kebersihannya dapat diawasi secara benar (Winarno @ aly. 1984).
Dehumidifier merupakan salah satu alat pengeringan yang menggunakan prinsip
mengurangi Kelembaban melalui perpindahan panas-dan meningkatkan laju gaya
pendorong. Pada proses pengeringan dengan dehumidifier, udara di sekitar bahan
pangan diturunkan kelembabannya sehingga-kelembaban relatif turun dan diikuti oleh
penurunan tekanan pada udara di sekitar bahan pangan. Karena perlakuan tersebut maka
terjadilah perbedaan tekanan antara bahan pangan dengan udara di sekitarnya yang telah
diturunkan yang menigakibatkan airypada bahan pangan bisd terserap keluar'dari bahan
pangan schingga bahan pangan menjadi kering (Sharma & Caralli, 1998):
1.3.6. Ekstrusi
Proses ekstrusi dilakukan menggtinakan-sistem HTS (High Temperature Short Time)
yang berarti menerapkan pemasakan dengan suhu yang tinggi tetapi dilakukan dalam
waktu yang cepat (Hoseney, 1986). Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses
ekstrusi adalah suhu, waku pemasakan, kelembaban dan pemotongan (Cheewapramong,
et al., 2002)
%
"ehpustaKn™Proses ekstrusi bertujuan untuk meningkatkan variasi produk makanan melalui bentuk,
{ekstur, wara dan rasa yang berbeda dari bahan baku utamanya. Ekstrusi dapat diterima
sebagai cara penyediaan pangan yang cepat, murah dan banyak karena kemampuan
ekstruder untuk mengkombinasikan, memasak dan membuat tekstur komponen bahan
pangan secara cepat, berlanjut dan efisien (Cheewapramong ef al, 2002). Proses
ekstrusi ini juga dapat mencegah kerusakan zat-zat gizi terutama protein dan vitamin,
namun mampu merusak senyawa toksik dan anti nutrisi seperti hemaglutenin dan
antitripsin, mengurangi kontaminasi mikroba serta menginaktivasi enzim (Fellows,
2000).
Hasil produk pangan Yang dibuat melalui proses ekstrusi adalah ekstrudat. Pembuatan
ekstrudat ini dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa unit operasi yang meliputi
pencampuran, pemasakan, peremasan, pemotongandan pembentukan (Fellows, 2000).
Keunggulan dari produk ekstrusi adalah memilikidaya cerma yang tinggi, hasilnya dapat
dimodifikasi sesuai keinginan, dan menghasilkan produk kering (Hoseney, 1986).
1.3.7. Pengemasan,
Pengemasan merupakan bagian yang penting dari suatu pemrosesan dan pendistribusian
makanan, Oleh karena itu, minuman sereal instan jagung, Kacang hijau dan pepaya perlu
dikemas dengan baik untuk meningkatkan kvalitasnya. Kemasan suatu produk pangan
harus didesain dengan tepat agar dapat melindungi berbagai macam bahan pangan dari
Kerusakan fisik, kerusakan kimia, kontatinasi dari miktoorganisme, serangga dan
hewan pengerat serta dari lingkungan (Potter & Hotchkiss, 1996).
Menurut Suyitno (1983), potimer yang paling sering diguniakan untuk pengemasan pada
produk kering adalat polypropylene (PP). Oriented:Polypropylene (OPP) merupakan
polypropylene (PP) dalam bentuk film yang dapat diulur kedua arah. Adapun film yang
dihasilkan jernih (mengkilap), daya rentang tinggi, lebih tahan tumbukan dan lebih
sukar ditembus uap air dan oksigen. Polyethylene (PE) dapat meningkatkan daya tahan
terhadap air, tidak beracun, tidak berbau, memiliki daya heat seal yang baik, memiliki
daya migrasi yang rendah dan dapat berfungsi sebagai perekat. Aluminium foil
merupakan bahan yang memiliki daya barrier yang tinggi terhadap gas, bersifat fleksibeldan punya sifat kilap yang menarik. Jenis pengemas yang dilapisi dengan aluminium
foil akan meningkatkan daya barrier nya. Hal ini disebabkan oleh karena lapisan
aluminium memiliki ketahanan yang tinggi terhadap gas dan uap air serta memiliki
ketahanan terhadap sinar ultraviolet (Coles & McDowell, 2003). Ketebalan lapisan
aluminium adalah sebesar 7-15pm, sedangkan lapisan aluminium di bawah 7um disebut
metalized (Kadoya, 1990). Cast Polypropylene (CPP) adalah film yang berpenampilan
bening dan dapat direkatkan satu sama lain (seal) dengan panas (Coles & McDowell,
2003).
Kemampuan kemasan tethadap.perméabilitas kelembaban.dan oksigen pada suhu 40°C
RH 90 % dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Daya Barrier Kemasan Terhadap-Kelembaban dan Oksigen
Jenis Pengemas Water Vapour ‘Oxygen Trarismission Rate
Transmission Rate (em’m/24h)
(g/m?,24h)
OPPh, 537 2000-2500
cep 10-12 3500-4500
PE 10-29 6500-8500
Aluminium 0 0
(Coles & McDowell, 2003),
1.3.8. Umur Simpan
Umur simpan didefinisikan sebagai kisaran"wakiu sejak makanan selesai diolah atau
diproduksi oleh pabrik sampaiikonsumen menerima prodiik tersebut dalam Kondisi mutu
yang baik. Parmeter untuk mengelabilf"umilr simpan suatu produk adalah dengan
‘mengamati penurunan mutu suatu produk selama penyimpanan. Penurunan mutu dapat
dilakukan dengan uji-kimiawi, organoleptik, fisik, .mikrobiologi, intensitas warna,
‘aroma, rasa maupun total mikroorganismé (Syarief & Halid, 1991). Faktor- faktor yang
mempengaruhi umur simpan suatu produk antara lain jenis dan sifat bahan pangan,
proses pengolahan, cara pengemasan dan bahan pengemas, tempat, suhu dan kondisi
udara penyimpanan (Winamo, 1993).
Berbagai teknik analisis yang dilakukan untuk menentukan umur simpan bahan pangan
biasanya memerlukan waktu yang lama, namun kini telah dikembangkan teknik yangpaling cepat yaitu teknik Accelerated Shelf Life Test (ASLT). Teknik ini dapat
dilakukan secara cepat dengan memberikan stimulasi perlakuan yang ekstrim, dan
hasilnya dapat digunakan untuk mendeteksi penuranan mutu selama penyimpanan
(Labuza et al, 1979).
‘Untuk menentukan umur simpan produk pangan, maka faktor percepatan harus
diketahui. Faktor percepatan (Qio) adalah kecepatan reaksi pada suhu T+10 dibagi
dengan kecepatan reaksi pada suhu T (Syarief dan Halid, 1991). Nilai Qio untuk produk
makanan yang dikeringkan berkisar antara 2-6. Sedangkan untuk produk serbuk seperti
contohnya minuman serealinstan-jaung, kacing. hijau.dan pepays memiliki Quo-2