You are on page 1of 8

PEMBELAJARAN BERBASIS LABORATORIUM GUNA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM


MEMBANGUN KARAKTER SISWA
RISWANTO
Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pasca Sarjana
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kampus II, Jl. Pramuka 42, Sidikan, Yogyakarta 55161Lt 3. Telp. (0274) 371120, Fax. 564604

E-mail: riswan_ariz@yahoo.com/ Gmail: rumbiariswan@gmail.com


Blog : rumbiariswan.blogspot.com
Abstract
The research had been conducted in theJunior High School State 1 Pekalongan. Based on
observations result students'grade VIII and interviewed with heads science laboratory, physics
laboratory indicated that there was have laboratory equipment so adequate but not fully utilized.
The solutionas applied is laboratory-based learning, which is learning that combines theoretical
learning and practical activities in the laboratory in order to encourage students to always be active
and creative in growing its science process skills through practical activities in a sustainable
manner. The subjects were students of class VIII.5 consisting of 28 students. The study lasted for 2
cycles each cycle consisting of 3 sessions. For the accuracy of the data obtained by researchers
assisted by 4 observers in observing students' science process skills and student activity. Based on
these results, obtained as much as 85.71% of students have had the science process skills with a
score 71 and as much as 67.86% of students have shown the character of the activity with a
score 72. From the results it is concluded that laboratory-based learning can enhance science
process skills and capable of encouraging the establishment of character with the student activity
conducted sustainable manner. Advice from researchers, should be in the application of
laboratory-based learning teacher always guide, pay attention and control the performance of each
group practice.
Keywords: Laboratory, science process skills, character
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pekalongan, Lampung Timur. Berdasarkan hasil
observasi pada siswa kelasVIII dan wawancara dengan kepala LAB IPA fisika diperoleh gambaran
bahwa laboratorium disana memiliki alat-alat laboratorium yang cukup memadai namun belum
dimanfaatkan secara maksimal. Maka sebagai penyelesaiannya diterapkan pembelajaran berbasis
laboratorium, yang merupakan pembelajaran yang memadukan antara kegiatan praktik dan
pembelajaran teori di laboratorium guna mendorong siswa untuk selalu aktif dan kreatif dalam
menumbuhhkan keterampilan proses sains yang dimilikinya melalui kegiatan praktikum secara
berkelanjutan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.5 yang terdiri dari 28 siswa. Penelitian
ini berlangsung selama 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan. Untuk
keakuratan data yang diperoleh peneliti dibantu oleh 4 orang observer dalam mengamati
keterampilan proses sains siswa dan keaktifan siswa. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
sebanyak 85,71% siswa telah memiliki keterampilan proses sains dengan skor 71dan sebanyak
67,86% siswa telah menunjukan karakterkeaktifan dengan skor 72. Dari hasil ini disimpulkan
bahwa pembelajaran berbasis laboratorium dapat meningkatkan keterampilan proses sains serta
mampu medorong terwujudnya karakter keaktifan siswa dengan dilakukan secara berkelanjutan.
Saran dari peneliti, hendaknya dalam penerapan pembelajaran berbasis laboratorium guru selalu
membimbing, memberikan perhatian dan mengontrol kinerja tiap kelompok praktikum.
Kata Kunci: Laboratorium, keterampilan proses sains, karakter

penting karena menumbuhkan pengalaman

PENDAHULUAN
Keberhasilan

pembelajaran

sangat

dalam proses belajar. Pengalaman yang

ditentukan manakala pembelajaran tersebut

dimaksudkan

berupa

bekal

untuk

mampu menumbuh kembangkan potensi-

menggunakan

metode

ilmiah

dalam

potensi yang dimiliki siswa sehingga siswa

memperoleh

dapat

secara

mengembangkan pengetahuan yang telah

langsung dalam perkembangan pribadinya.

dimilikinya melalui kegiatan praktikum,

Demi

fisika

karena melalui kegiatan praktik siswa akan

maka

terlibat dalam penggunaan alat dan bahan,

media

pengukuran, penyusun atau prakitan alat.

pembelajaran yang mendukung terciptanya

Dalam pembelajaran berbasis laboratorium

perbelajaran fisika yang kreatif. Hasil pra

siswa diajak untuk dapat berperan aktif

survei yang telah peneliti lakukan diperoleh

dalam

bahwa sebagian besar siswa belum mencapai

kemampuan yang ada pada dirinya. Bentuk

ketuntasan dalam belajar, sedangkan dari

peran aktif ini dikondisikan oleh guru

hasil

melalui

memperoleh

menciptakan

sebagaimana

manfaatnya

pembelajaran

tersebut

diperlukan

di

laboratorium

atas
dan

wawancara dengan guru fisika

pengetahuan

mengembangkan

praktikum

yang

baru

atau

potensi

dan

diadakan

di

diperoleh informasi bahwalaboratorium IPA

laboratorium, sehingga pembelajaran akan

fisika memiliki alat-alat praktikum yang

menjadi lebih menyenangkan karena siswa

sangat memadai, tetapi alat-alat yang ada

terlibat

belum dimanfaatkan dan dikelola secara

pemahaman yang mereka dapatkan. Selain

maksimal sehingga mengakibatkan banyak

itu

siswa yang belum mampu menggunakan dan

laboratorium

mengoperasikan alat-alat dalam laboratorium

diharapkan mampu menumbuhkan sikap

IPA.

aktif siswa dalam memanfaatkan segala


Berdasarkan kondisi tersebut maka

diperlukan

usaha

untuk

meningkatkan

langsung

dalam

dalam

mengkonstruksi

pembelajaran
guru

sebagai

berbasis
fasilitator

sumber belajar yang mereka butuhkan agar


menjadi lebih berdaya guna bagi siswa.

keterampilan siswa dalam menggunakan alatalat

laboratorium,

maka

pembelajaran

KAJIAN TEORI

berbasis laboratorium sebagai salah satu cara


untuk

dapat

membantu

siswa

dalam

Widhy (2010) mengemukakan bahwa


Guru perlu merancang pembelajaran sains

meningkatkan keterampilan proses sains

yang

yang

karakter

pembelajaran konsep dilakukan bersamaan

siswa.Keterampilan proses sains sebagai

dengan kegiatan praktikum di laboratorium.

pendekatan

Di sini guru harus bisa membuat perencanaan

dapat

membangun

dalam

pembelajaran

sangat

berbasis

laboratorium,

artinya

pembelajaran yang berbasis laboratorium,

Rezba

(dalam

2010)

keterampilan

dasar

namun tidak semua materi pembelajaran IPA

menyatakan

fisika bisa dipraktikkan sehingga guru harus

proses sains meliputi kegiatan observasi,

menganalisis

materi

komunikasi,

dibelajarkan

di

mana

yang

harus

laboratorium.Pengertian

bahwa

Mahmudin,

klasifikasi,

sementara, dan ramalan atau prediksi.Hal ini

pembelajaran berbasis laboratorium lebih

diperjelas

diperkuat lagi oleh Margono (2000:06,08)

mengemukakan bahwa:

yang menyatakan bahwa:


Laboratorium merupakan tempat
yang penting dimana pengetahuan
baru dihasilkan dan divalidasikan
dalam bentuk eksperimen ilmiah.
Disamping
itu
Margono
juga
menyatakan bahwa laboratorium juga
merupakan tempat siswa dalam
mendapatkan kesempatan melakukan
pengalaman
langsung
dalam
memecahkan masalah yang diangkat
dari fenomena yang diamati atau teori
yang mereka pelajari.
Maka
dapat
diambil
sebuah
pengertian bahwa pembelajaran berbasis
laboratorium adalah pembelajaran konsep
sains yang dipadukan dengan kegiatan
praktikum

di

laboratorium

untuk

menumbuhkan pengalaman langsung pada


diri

peserta

didik

dalam

memecahkan

masalah dari fenomena dan teori yang


dipelajari. Dalam hal ini guru harus mampu
menganalisis

materi

yang

akan

dipraktikumkan

di

laboratorium

dengan

alasan materi praktikum yang lebih rumit


dikerjakan di laboratorium sedangkan materi
praktikum yang lebih ringan dikerjakan
bersamaan dengan proses pembelajaran.

kesimpulan

oleh

Haryono

(2006:11)

Pembelajaran berbasis peningkatan


keterampilan proses sains adalah
bentuk
pembelajaran
yang
mengintegrasikan
keterampilan
proses sains ke dalam rangkaian
proses
belajar
mengajar guna
mengarahkan siswa pada proses
konstruksi
pengetahuan
secara
mandiri.
Surachman (1987:02) mengemukakan
bahwa

Berbagai

proses

sains

dapat

dikembangkan dengan keterampilan di dalam


laboratorium,

baik

dalam

bentuk

pengembangan keterampilan pengamatan,


keterampilan

merumuskan

hipotesis,

kemampuan merencanakan suatu percobaan


melakukan eksperimen dan sebagainya.Jadi
dapat dijelaskan bahwa keterampilan proses
sains

yaitu

kemampuan

siswa

untuk

menerapkan metode ilmiah dalam memahami,


mengembangkan

dan

menemukan

ilmu

pengetahuan melalui prosesmengobservasi,

mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,


menyimpulkan,

dan

mengkomunikasikan

yang dapat menimbulkan sikap ilmiah dalam


diri siswa.
Dharma

Kesuma.Dkk

(2011:05)

Mengemukakan bahwa Pendidikan karakter


dalam setting sekolah sebagai pembelajaran

yang

mengarah

pada

penguatan

dan

tindakan

kelasyaitu

sebuah

kegiatan

pengembangan prilaku anak secara utuh yang

penelitian yang dilakukan di kelas sebagai

didasarkan pada suatu nilai tertentu yang

upaya untuk mengkaji, merefleksi secara

dirujuk oleh sekolah yang berarti bahwa

kritis suatu rencana pembelajaran terhadap

pendidikan karakter terintegrasi pada semua

kinerja (Performance) guru, interaksi guru

mata

untuk

dengan siswa, serta interaksi siswa dengan

mengembangakan perilaku siswa secara utuh.

kelas. Secara garis besar terdapat empat

pelajaran

yang

diarahkan

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi

tahapan

yang lazim

yaitu

perencanaan,

korelasi yang positif dan tinggi antara

pengamatan, dan (4) refleksi. Ciri utama dari

keterampilan proses sains dan sikap ilmiah

penelitian tindakan yaitu penelitian dilkukan

siswa kelas VIII SMP Negeri 32 Surabaya.

secara bersiklus.Penelitian ini dilaksanakan

Penelitian lain yang mendukung penelitian

di kelas VIII.5 SMP Negeri I Pekalongan

ini adalah Wijaya Kurnia, menyimpulkan

pada

bahwa karakter siswa menjadi lebih baik

2011/2012.

setelah mengikuti pelajaran fisika yang

instrumen yang digunakan dalam penelitian

mengacu pada perangkat yang dikembangkan

ini.

dan Ratna Puspitasari menyimpulkan bahwa

Tabel 1. Rancangan Instrumen Penelitian

melatihkan keterampilan proses sains dan

semester

1.

Keteramp
ilan
Proses
Sains

Mengobservasi
Mengklasifikasi
Mengukur
Meyimpulkan
Mengkomunikasikan
hasil.

Karakter
siswa

Aktivitas dan sikap


siswa
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran.

empat karakter yang kuat diantaranya yaitu


jujur,

toleran

dan

bertanggungjawab (dalam hal ini pengutip


mengambil

indikator

yang

memiliki

persentase hasil penelitian yang tinggi)

Pelajaran
rancangan

Metode
Pengambilan
Data
observasi
dengan
pengamatan
yang dilkukan
oleh 4 orang
observer ketika
kegiatan
praktikum
berlangsung.
observasi
dengan
pengamatan
yang dilakukan
oleh 4 orang
observer ketika
proses
pembelajaran
berlangsung

Instrumen
Lembar
Observasi
dan catatan
lapangan

Lembar
observasi
dan catatan
lapangan

Sebelum penelitian dilaksanakan maka


untuk memperoleh hasil pengukuran data

melakukan
permasalahan

(3)

yang valid (sahih) dan reliabel, maka penulis

METODE PENELITIAN
Berdasarkan

adalah

Indikator

Muawinaatin (mahasiswa Universitas Negeri

komunikatif,

Berikut

Tahun

Variabel

di atas dipertegas dari hasil penelitian Ana

keterampilan proses sains dapat membentuk

genap

No

mendapat respon baik dari siswa. Penyataan

Surabaya) menyimpulkan bahwa melalui

pelaksanaan,

(1)

Fiveta Yuniarti (menunjukkan bahwa ada

perangkat penelitiannya cukup efektif dalam

(2)

dilalui,

validitas

instrument

melalui

penilaian guru ahli (exspert judment) yang


yang

terdiri dari 3 validator dan menguji coba

diteliti, peneliti mengambil jenis penelitian


4

terlebih dahulu instrumen yang telah disusun


untuk mengetahui tingkat reliabilitasnya.

Berdasarkan indikator di atas, dapat

Teknik analisis data yang digunakan dalam

dijelaskan bahwa persentase rata-rata kriteria

penelitian ini adalah pengamatan, tabulasi,

untuk masing-masing indikator pada siklus I

tes, dan perbandingan data hasil terhadap

belum mencapai target yang ditetapkan yaitu

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

70% untuk masing-masing indikator. Sebagai


tindak lanjutnya dilaksanakan refleksi untuk
memperbaiki

HASIL DAN PEMBAHASAN

sebelumya

2.

Data

Indikator

ketercapaian

keterampilan proses sains siswa


No
1

Keterampilan
Dasar Proses
Sains
Keterampilan
dalam
mengobservasi

Keterampilan
dalam
mengklasifikasi

Keterampilan
dalam
melakukan
pengukuran

a.

a.

c.
a.
b.

c.

Keterampilan
dalam
menyimpulkan

a.
b.

c.

d.

Keterampilan
dalam
mengkomunikasi
kan

pengamatan

persentase rata-rata untuk masing-masing


indikator telah mengalami peningkatan.

2. Karakter Siswa
a.

b.

dilakukan

siklus

Indikator

b.
2

dan

pada

kembali pada siklus II, dan diperoleh hasil

1. Keterampilan Proses Sains


Tabel

kekurangan

a.

b.
c.

d.

Mengetahui Fungsi dan


kegunaan alat
Menggunakan alat sesuai
dengan prosedur
Merangkai alat sesuai
dengan gambar rangkaian
Memilih alat yang tepat
yang akan digunakan dalam
percobaan
Mengetahui perbedaan dan
persamaan dari alat.
Membandingkan alat.
Mengumpulkan data-data
yang relevan dengan indera
Menuliskan hasil
pengamatan yang diperoleh
ke dalam tabel
Menghitung nilai yang
diperlukan untuk
melengkapi tabel
Mengajukan pendapat
dalam kelompoknya
Menanggapi pendapat yang
disampaikan teman dalam
kelompoknya.
Menuliskan jawaban dari
pertanyaan yang mengacu
pada kesimpulan.
Menuliskan kesimpulan
akhir dari percobaan yang
telah dilakukan
Menyampaikan perolehan
melalui data hasil
pengamatan dalam bentuk
tabel
Menuliskan judul tabel
Menuliskan/mengumpulkan
hasil pengamatan secara
tertulis melalui laporan
kegiatan praktikum.
Mempresentasikan hasil
pengamatan dalam diskusi
panel

No

Nilai Karakter

Indikator aktivitas

Menulis
Berdiskusi
Bertanya
Menjawab Pertanyaan
Mengemukakan ide/gagasan
Menanggapi Jawaban Teman.
Komitmen terhadap tugas
Perhatian terpusat pada materi
Bersemangat
Percaya diri

Kerja Keras,dan
Mandiri
2
Tanggung jawab
3
Percaya Diri

Berdasarkan

hasil

pengamatan

aktivitas siswa pada pertemua 1 dan 3


diperoleh rata-rata untuk siklus I aktivitas
menulis

memiliki

rata-rata

persentase

ketercapaian kompetensi yang mencapai


target dan aktivitas yang lainnya bervariasi
sesuai dengan kemampuan siswa. Dengan
target sebesar 70% untuk masing-masing
aktivitas. Sedangkan pada siklus II pada
pertemuan 3 diperoleh aktivitas yang menjadi
indikator
diharapkan

telah

mencapai

dengan

target

rata-rata

yang

persentase

pencapaian kompetensi yang relatif jauh

Berbasis
Laboratorium
Guna
Membangun Karakter Siswa Pada
Siklus II.

lebih besar dari siklus sebelumnya. Dari


tindakan yang dilakukan melalui 2 siklus
yang terkondisi dengan kegiatan praktek dan
pemberian teori, terlihat hasil yang diperoleh

Berdasarkan Grafik di atas, dapat

di atas maka kita dapat menyatakan bahwa

dilihat bahwa meningkatnya keterampilan

melalui

tersebut

proses sains siswa cenderung diikuti oleh

mampu membentuk karakter siswa secara

meningkatnya aktivitas siswa. Peningkatan

kontinu dengan mengangap bahwa karakter

hasil tersebut dikarenakan pada pembelajaran

dapat dibentuk melalui aktivitas siswa yang

berbasis

baik.

pembelajaran teori yang dipadukan dengan

peningkatan

Berdasarkan

aktivitas

hasil

analisis

lembar

laboratorium

praktik

laboratorium.

menerapkan

Dimana

praktik

observasi dan tes yang telah diberikan dalam

laboratorium menekankan pada kegiatan

pembelajaran

laboratorium

pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi

keterampilan

dunia

diperoleh

berbasis
kecenderungan

nyata

sehingga

dapat

membuka

proses sains dalam membangun karate siswa

wawasan berpikir yang beragam dari seluruh

ditunjukan

peserta

dengan

data

grafik

sebagai

kemampuan

berikut:
% Ketercapaian

Hasil Siklus I

yang

memiliki

akademik

tinggi

berperan

sebagai tutor bagi teman-temannya yang


memiliki
Karakter
(aktivitas)

50

kemampuan

akademik

lebih

rendah.
Kendala-kendala yang ditemui pada

KPS

penelitian ini yaitu keramaian pada saat


melakukan

Gambar 1. Kecenderungan Keterampilan Proses


sains Siswa Dalam Pembelajaran
Berbasis
Laboratorium
Guna
Membangun Karakter Siswa Pada
Siklus I
% Ketercapaian

Siswa

100

Rendah Sedang Tinggi

100

didik.

Hasil Siklus II

berkeliling

praktikum
ke

karena

kelompok

aktivitas kelompok lain.

lain

asyik
melihat

Namun secara

teknis pada siklus II siswa telah merasakan


manfaat pembelajaran berbasis laboratorium
dimana siswa menjadi lebih mudah belajar,
lebih paham dengan konsep yang dipelajari,

50
0
Rendah Sedang

karakter
(aktivitas)

dan

KPS

pelaksanaannya siswa dapat mengembangkan

Tinggi

Gambar 2. Kecenderungan Keterampilan Proses


sains Siswa Dalam Pembelajaran

lebih

keterampilan

aktif.

proses

Karena

sainsnya

dalam

dalam

mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur,


menyimpulkan

dan

mengkomunikasikan.

Dengan adanya keterampilan proses sains ini

untuk belajar. Sedangkan siswa yang tidak

mampu mendorong siswa untuk aktif dalam

tertarikberalasan karena membuat suasana

menulis, berdiskusi, bertanya, menjawab,

kelas ramai. Alasan tersebut di atas dapat

menanggapi jawaban teman, memperhatikan

dibuktikan dengan hasil angket bahwa

penjelasan

sebanyak

guru,

dan

kerjasama

dalam

86,6%

siswa

lebih

mudah

kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan

memahami materi, 93,3% lebih termotivasi

bahwa pembelajaran berbasis laboratorium

belajar, 86,6% siswa lebih senang dan selalu

yang disertai praktik laboratorium dapat

berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar

meningkatkan keterampilan proses sains

maupun kegiatan praktik di laboratorium,

siswa

mewujudkan

dan sebanyak 90% siswa menyukai suasana

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan

kelasnya sekarang. Namun, dalam angket

menyenangkan

yang diberikan diperoleh bahwa sebagian

sehingga

mampu

bagi

siswa

dalam

membangun karakter siswa.

siswa sebanyak 83,3% juga masih merasa

Selain itu tanggapan siswa juga

kesulitan dalam kegiatan praktikum karena

diperlukan untuk mendapatkan umpan balik

dalam kegiatan praktik setiap kelompok

terhadap

berbasis

siswa membutuhkan perhatian yang lebih.

laboratorium yang memadukan antara teori

Maka untuk itu guru harus mampu untuk

dan praktik laboratorium. Tanggapan ini

bekerja keras dengan mengontrol siswa tiap

diberikan dengan tujuan untuk melihat

kelompok

proses

antusiame

pembelajaran

dan

respon

pembelajaran
Tanggapan

siswa

berbasis
siswa

terhadap

laboratorium.

terhadap

KESIMPULAN DAN SARAN

proses

Berdasarkan data hasil penelitian

pembelajaran yang telah dilakukan selama

tindakan kelas yang telah dilakukan dengan

pembelajaran diperoleh melalui hasil angket.

menerapkan

Berdasarkan hasil analisis angket

praktik

pembelajaran

disimpulkan

sebanyak
pelajaran

90%
fisika

secara

siswa

keseluruhan

tertarik

yang

berbasis

laboratorium yang memadukan teori dan

yang telah diperoleh pada akhir kegiatan


ini,

pembelajaran

di

laboratorium
bahwa

maka

dapat

meningkatnya

dengan

keterampilan proses sains siswa kelas VIII

menggunakan

SMP Negeri I Pekalongan pada materi pokok

pembelajaran berbasis laboratorium Siswa

cahaya,

beralasan

berbasis

keterampilan dalam mengobservasi alat,

laboratorium dapat membuat materi pelajaran

mengklasifikasi alat, melakukan pengukuran,

lebih

menyimpulkan

bahwa

mudah

pembelajaran

dipahami

dan

lebih

menyenangkan sehingga lebih termotivasi

ditunjukan

hasil

mengkomunikasikan

dengan

peningkatan

percobaan,
hasil

dan

percobaan.
7

Peningkatan

keterlibatan

siswa

dalam

pembelajaran berbasis laboratorium dapat


mendorong
dalam

peningkatan

kegiatan

aktivitas

siswa

pembelajaran,

yang

digunakan oleh peneliti dalam melihat nilai


karater yang terbentuk dalam diri siswa.
Saran

bagi

guru

mengoptimalisasikan
laboratorium

maka

guna

pemanfaatan
perlu

diterapkan

pembelajaran berbasis laboratorium untuk


mengembangkan keterampilan proses sains
dan aktivitas siswa, merencanakan alokasi
waktu yang tepat agar setiap tahapan
pembelajaran
keseluruhan,

dapat

terlaksana

secara

memberikan dorongan

dan

motivasi, memberi perhatian, dan mengontrol


kinerja tiap kelompok. Sedangkan bagi siswa
agar bersungguh-sungguh dalam pelaksanaan
pembelajaran
menulis,

yaitudengan

bertanya,

aktif

menjawab,

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan karakter


Konsep dan Implementasi. Bandung.
Alfabeta Bandung.
Kesuma, Dharma (dkk). 2012. Pendidikan
karakter (kajian teori dan praktik di
sekolah). Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
Lasantha. 2011. Ciri Pembelajaran PAKEM.
(Online). (http://basistik.
blogspot.
com/2011/12/ciri-pembelajaranpakem.html. diakses pada 20 desember
2010)
Mahmudin. 2010. Komponen Penilaian KPS.
(Online). (http://mahmudin belajar jadi
manusi.worpress.com. diakses pada 11
Desember 2011)
Margono, Hadi. 2000. Metode Laboratorium.
Malang: FMIPA Malang
Haryono. 2006. Jurnal Pendidikan Dasar.
(online).(Model Pembelajaran Berbasis
Peningkatan Keterampilan Proses
Sains.pdf). Dosen Fakultas Ilmu
Pendidikan (FIP) dan Program
Pascasarjana (PPs) UNNES

dalam
dan

menanggapi pertanyaan dari teman sejawat

Surachman. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan


Laboratorium Biologi. Jogjakarta:
FPMIPA IKIP Jogja

agar hasil yang diperoleh lebih baik.Untuk


peneliti selanjutnya dengan variabel yang
sama diharapkan perlu membuat rubrik
pengamatan agar dapat digunakan sebagai
patokan penetapan kriteria penilaian guna
membantu

observer

dalam

menetapkan

kriteria yang tepat dalam mengamati aktivitas


dan keterampilan oleh siswa.

Widhy, Purwanti. 2010. Pembelajaran IPA


Berbasis
Laboratorium.
Makalah
disajikan
dalam
Pelatihan
Pembelajaran
MIPA
Berbasis
Laboratorium Prodi Pendidikan IPA
UNY. Jogjakarta: 18 Januari 2010
Wirjosoemarto, Koesmadji (dkk). 2000.
Teknik
Laboratorium.
Bandung:
FMIPA UPI.

DAFTAR PUSTAKA
Indrawati dan Setiawan. 2009. Pembelajaran
Aktif,
Kreatif,
Efektif
dan
Menyenangkan. PPPPTK IPA

You might also like