You are on page 1of 19

RESUME TINDAKAN KASUS

GINGIVITIS

Disusun Oleh:
AYU JEMBAR SARI, S.KG
04074891316034

Dosen Pembimbing:
drg. MELANI CINDERA NEGARA

PROGRAM PROFESI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

INFORMASI KASUS

Anamnesa
Seorang pasien laki-laki berusia 10 tahun datang ke Poli Gigi RSUP. Moh. Hoesin
Paembang pada tanggal 23 Februari 2015 dengan keluhan ingin membersihkan karang gigi,
pada saat sikat gigi sering berdarah, karang gigi sudah ada sejak 5 tahun yang lalu. Pasien tidak
merasakan sakit, tetapi mengganggu karena menimbulkan bau mulut, sehingga pasien ingin
dirawat.
Riwayat Kesehatan Umum
Kesehatan pasien secara umum baik.
Riwayat Kesehatan Gigi
Pasien belum pernah melakukan perawatan ke dokter gigi
Pemeriksaan Gigi
Interdental Hygiene Index (HYG) pasien sebelum menyikat gigi 0%. Probe Bleeding
Index (PBI ) pasien sedang yaitu 2,25. Data ini menunjukkan bahwa kebersihan mulut pasien
kurang baik.

Hasil pemeriksaan kedalaman poket dengan menggunakan probe WHO pada saat pasien
datang dijelaskan pada tabel di bawah ini:
Elemen gigi
18

Bukal/Labial
0.5

Lingual/Palatal
1

Mesial

Distal
0.5

0.5

17

0.5

0.5

0.5

16

0.5

0.5

0.5

15

0.5

0.5

0.5

14

0.5

0.5

0.5

13

0.5

0.5

0.5

12

0.5

0.5

0.5

11

0.5

0.5

0.5

21

0.5

0.5

0.5

22

0.5

0.5

0.5

0.5

23

0.5

0.5

0.5

0.5

24

0.5

0.5

0.5

0.5

25

0.5

0.5

0.5

0.5

26

0.5

0.5

0.5

0.5

27

0.5

0.5

0.5

28

0.5

0.5

0.5

0.5

38

0.5

0.5

0.5

37

0.5

0.5

0.5

0.5

36

0.5

0.5

0.5

0.5

35

0.5

0.5

0.5

34

0.5

0.5

0.5

33

0.5

0.5

0.5

32

0.5

0.5

0.5

31

0.5

0.5

0.5

0.5

41

0.5

0.5

0.5

0.5

42

0.5

0.5

0.5

43

0.5

0.5

0.5

44

0.5

0.5

0.5

45

0.5

0.5

0.5

46

0.5

0.5

0.5

0.5

47

0.5

0.5

0.5

0.5

48

0.5

0.5

0.5

0.5

Pemeriksaan Vital sign :


Tekanan darah: 120/80 mmHg
Nadi
: 90 kali/menit
Pernafasan
: 20 kali/meni
Pupil mata
: Normal

Pemeriksaan Radiografik
Pemeriksaan radiografik dengan foto Panoramik pada tanggal 8 Maret 2014 terlihat tidak
terdapat kelainan radiografi patologis dan tidak ada kehilangan tulang pada gigi.

Gambar 1.Gambaran radiologi


Pemeriksaan Klinis
1

Pemeriksaan ekstra oral

Pemeriksaan intra oral

Bau Mulut
Bibir
Lidah

Dasar Mulut
Palatum
Oropharyngeal
Saliva
Kel.Limfe
Frenulum
Habit, parafungsi
Kontak prematur

: Tidak ada kelainan


: Ada
: Normal
: Tidak Normal Frenulum lingualis panjang, membatasi
gerak lidah, tidak sakit
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Bruxism
: Tidak ada

Foto Intra Oral Kunjungan I

24 Februari 2015

Facial
Regio A

Regio B

Regio C

Regio D

Regio E

Regio F

Oral
Regio A

Regio B

Regio C

Regio D

Regio E

Regio F

Etiologi
Etiologi lokal dari kasus ini adalah buruknya kebersihan mulut sehingga terbentuk plak
atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan karang gigi
mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi.
Diagnosa
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan radiografis dan etiologi, maka
diagnosa dari kasus ini adalah Gingivitis associated with dental plaque only
Prognosa
Secara keseluruhan, pasien mempunyai sikap kooperatif yang sangat tinggi, memiliki
motivasi yang tinggi, pasien juga mau menerima edukasi, instruksi kontrol plak, dan pasien
mempunyai latar belakang sosial yang baik.
Pada prognosis individu, pasien mengalami gingivitis akibat faktor lokal karena plak.
Namun, setelah dilakukan scalling dan root planing, keadaan gingiva pasien menunjukkan
keberhasilan perawatan yang baik.

II

RENCANA PERAWATAN

Fase I (Etiotropik)

Kontrol Plak (Edukasi, Motivasi, Instruksi)


Scalling dan root planning

Evaluasi
Kontrol plak

(tidak berhasil)

Retreatment fase I

(berhasil)

Fase II (Bedah)
Kuretase

Kontrol Plak (Edukasi, Motivasi,


Instruksi)
Scalling dan root planning

Reevaluasi
Pem. subjektif dan objektif

Reevaluasi
Kontrol plak

Fase III

Pro Pedodonsi : Topikal Aplikasi Fluoride (TAF)

Fase IV (Kontrol Berkala)

Recall at time
Maintenance
Kontrol Plak dan Scalling

III

PENATALAKSANAAN

Setelah diagnosa ditegakkan, pasien diberikan edukasi, motivasi, dan instruksi mengenai
pemeliharaan gigi dan kebersihan mulut. Kemudian dilakukan scalling dan root planning untuk
menghilangkan kalkulus dan plak yang merupakan faktor predisposisi lokal. Selanjutnya akan

dilakukan kontrol sebanyak 5 kali. Yang dilakukan saat kontrol adalah pemeriksaan Papila
Bleeding Indeks (PBI), Foto intra oral, pemeriksaan poket, dan pemeriksaan HYG.
Kontrol pertama (25 Maret 2015)
PBI = 0 (baik)
HYG Sebelum 16 %
HYG sesudah 79,1 %
Scaling manual dan edukasi pasien
Kontrol kedua (10 April 2015)
PBI = 0 (baik)
HYG Sebelum 25%
HYG Sesudah 87,5%
Scalling manual dan edukasi pasien
Kontrol ketiga (30 April 2015)
PBI = 0 (baik)
HYG Sebelum 33,3%
HYG Sesudah 87,5%
Scalling manual dan edukasi pasien

Kontrol keempat (13 Mei 2015)


PBI = 0 (baik)
HYG Sebelum 70,83%
HYG Sesudah 91,67%
Scalling manual dan edukasi pasien
Kontrol kelima (21 Mei 2015)
PBI = 0 (baik)
HYG Sebelum 54,167%
HYG Sesudah 79,167%

IV PEMBAHASAN
Gingivitis merupakan peradangan (inflamasi) yang terjadi pada gingiva atau suatu istilah
yang digunakan untuk menggambarkan non destruktif penyakit periodontal. Fase terjadinya
gingivitis dapat dibagi menjadi akut, subakut, dan kronis. Gingivitis merupakan penyakit gingiva
yang paling sering terjadi dan merupakan respon inflamasi tanpa merusak jaringan pendukung.
Adapun karateristik klinis dari gingivitis dapat dilihat dari :
Warna gingiva, terjadi perubahan dari warna pink (merah muda) ke warna merah, merah

tua, merah kebiruan pada gingival tepian meluas sampai gingival cekat.
Kontur gingiva, terjadi perubahan bentuk gingiva dari bentuk normal seperti kerah baju

(lancip) menjadi membulat dan datar.


Tekstur gingiva, terjadi pengurangan bahkan kehilangan stippling (gambaran seperti kulit

jeruk).
Konsistensi, terjadi perubahan kekenyalan gingiva dari kenyal, lunak (odematus) menjadi

fibrotik.
Ukuran gingiva, dari yang normal sampai membesar dan menyebabkan terjadinya

proliferasi jaringan (didukung dengan hasil radiograf).


Tendensi perdarahan, dapat diliat pada saat sikat gigi, bila berdarah maka terdapat proses

inflamasi.
Rasa sakit, terjadi bila ada pembengkakan.
Terlihat penambahan kedalaman probing (terbentuknya poket gingiva)
Akumulasi dari faktor penyebab seringkali juga menyebabkan bau mulut.

Gingivitis biasanya disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut sehingga terbentuk plak
atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan karang gigi
mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi. Bila kebersihan mulut
tidak diperbaiki, gingivitis akan bertambah parah dan berkembang menjadi periodontitis.

Selain dari faktor bakteri, etiologi gingivitis juga dipengaruhi oleh faktor host dan
beberapa faktor lokal dan umum lainnya, seperti:
Faktor lokal : - Kuantitas dan komposisi saliva
- Bernafas melalui mulut
- Alergi termis, mekanis, kimia
- Ketidakseimbangan fungsi, trauma oklusi, parafungsi otot orofasial
(clenching dan bruxism).
Faktor umum: - Penyakit sistemik yang parah
- Ketidakseimbangan endokrin
- Stress
- Medikasi dan nutrisi
- Usia
Menurut World Workshop pada tahun 1999 dalam Clinical Periodontics, ada dua kategori
utama penyakit gingiva, masing-masing dengan berbagai subkelompok:
1. Dental plaque-induced gingival diseases
1. Gingivitis associated with plaque only
2. Gingival diseases modified by systemic factors
3. Gingival diseases modified by medications
4. Gingival diseases modified by malnutrition
2. Non-plaque-induced gingival lesions
1. Gingival diseases of specific bacterial origin
2. Gingival diseases of viral origin

3. Gingival diseases of fungal origin


4. Gingival diseases of genetic origin
5. Gingival manifestations of systemic conditions
6. Traumatic lesions
7. Foreign body reactions
8. Not otherwise specified
Klasifikasi penyakit gingiva menurut The American Academy of Periodontology tahun
1989 adalah sebagai berikut:
A.

Plaque induced gingival disease

1. Gingivitis associated with dental plaque only


a. Without other locally contributing factors
b. With locally contributing factors
2. Gingival disease modified by sistemic factors
a. Associated with endocrine system
i. Puberty-assoc. Gingivitis
ii. Menstrual cycle-assoc. Gingivitis
iii. Pregnancy-assoc. Gingivitis or pyogenic granuloma
iv. Diabetes mellitus-assoc.gingivitis
b. Associated with blood dyscrasias
i. Leukaemia-assoc.gingivitis
ii. other
3. Gingival disease modified by drugs
a. drug-related gingival enlargement
b. drug-influenced gingivitis

c. oral contraceptive-assoc.gingivitis
d. other
4. Gingival disease modified by malnutrition
a. ascorbic acid-deficiency gingivitis
b. other
B. Non plaque-induced gingival lesions
1. Gingival disease of spesific bacterial origin
a. Neisseria gonorrhea-assoc.lesions
b. Treponema pallidum-assoc.lesions
c. Streptococcal species-assoc.lesions
d. other
2. Gingival disease of viral origin
a. Herpes virus
i. primary herpetic gingivostomatitis
ii. reccurent oral herpes
b. Oral Epstein-Barr virus lesions
c. Varicella-Zoster virus
d. other
3. Gingival disease of fungal origin
a. Candida species infections : generalized gingival candidiasis
b. linear gingival erythema
c. histoplasmosis
d. other
4. Gingival disease of genetic origin
a. hereditary gingival fibromatosis
b. other

5. Gingival manifestations of systemic conditions


a. Mucocutaneous conditions
i. lichen planus
ii. pemphigoid
iii. pemphigus vulgaris
iv. erythema multiformi
v. lupus erythematosus
vi. drug-induced
vii. other
b. Allergic reactions
i. dental restorative materials
a. mercury
b. nickel
c. acrylic
d. other
ii. other materials
a. toothpastes
b. mouthrinses
c. chewing gums addictive
d. foods and food addictive
6. Trauma lesions
a. physical injury
b. chemical injury
c. thermal injury
7. Foreign body reactions
8. Not otherwise specified.

Penatalaksanaan gingivitis sebenarnya bersifat holistik, tidak hanya mencakup daerah


periodontal saja, namun juga mencakup kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan. Secara
garis besar, pengobatan penyakit gingiva ini adalah:
1) Skeling dan Root Planning
Skeling dan penghalusan akar sejak lama merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan untuk perawatan penyakit periodontal. Skeling merupakan bagian dan prosedur
perawatan yang penting untuk menghilangkan endapan yang lunak dan keras pada daerah
koronal dan epitel perbatasan (junctional epithelium). Penghalusan permukaan akar juga
dilakukan karena permukaan akar merupakan tempat timbunan bakteri yang dapat masuk dalam
tubuli dentin. Penghalusan permukaan akar yang sempurna, yang meliputi pembersihan bakteri
dan toksinnya, pembersihan kalkulus serta semen dan dentin yang sakit, dapat menghasilkan
permukaan akar yang secara biologis masih dapat diterima. Meskipun demikian, anggapan
tersebut masih perlu dipertanyakan karena penghalusan permukaan akar dengan sempurna secara
taktil belum menjamin kebersihan secara mikroskopis. Oleh karena itu, dalam beberapa
dasawarsa terakhir ini selain melakukan skeling dan penghalusan permukaan akar, dianjurkan
juga mengevaluasi efektifitas dan hasil penghalusan sisa akar tersebut dengan melihat secara
visual kondisi jaringan.
Apabila setelah skeling dan penghalusan permukaan akar kesembuhan jaringan belum
sempurna, hal ini dapat dipakai sebagai salah satu indikator bahwa penghalusan perrnukaan akar
juga kurang sempurna.

2) Antibakteri
Telah dijelaskan bahwa akhir-akhir ini peran berbagai macam mikroorganisme terhadap
penyakit periodontal sangat menentukan. Oleh karena itu banyak dilakukan penelitian untuk
menentukan macam obat apa yang paling efektif terhadap bakteri patogen periodontal.
Apabila pada masa-masa lalu obat-obat kumur yang dianjurkan antara lain adalah NaCl
atau peroksida, pada dua dasawarsa terakhir ini obat kumur yang mengandung heksitidin atau
klorheksidin, yang telah terbukti di samping dapat mematikan bakteri patogen periodontal juga
dapat menghambat terbentuknya plak dental, sangat dianjurkan penggunaannya. Umumnya
terapi ini diberikan untuk kasus gingivitis dan periodontitis ringan. Pemberian metronidazol gel
dan tetrasiklin juga banyak dipergunakan untuk terapi lokal.
3) Bedah Periodontal
Pada prinsipnya, kuretase merupakan suatu tindakan membersihkan bagian dalam dari
dinding poket dengan tujuan menyembuhkan jaringan dan keradangan. Kuretase dapat dilakukan
bersamaan dengan skeling pada kasus-kasus pseudopoket atau sebagai bagian dan perawatan
bedah flap. Sebelum dasawarsa lima puluhan, berbagai tindakan bedah seperti osteotektomi,
osteoplasti, gingivektomi dan gingivoplasti untuk perawatan penyakit periodontal merupakan
cara-cara pilihan pada masa itu. Pada sekitar tahun tujuh dan delapan puluhan beberapa peneliti
membuktikan terjadinya beberapa risiko pada jaringan pendukung setelah teknik-teknik bedah
tersebut di atas dilakukan. Akibat hasil penelitian klinik ini, beberapa fase perawatan bedah
seperti osteotektomi yang telah dianjurkan, ditangguhkan atau ditunda. Sebaliknya pentingnya
skeling dan penghalusan akar dewasa ini sedang diteliti, yang mungkin akan dipergunakan
sebagai cara atau model yang definitif untuk perawatan periodontal.

4) Konsul ke internis apabila ada kelainan sistemik.


Pada kasus ini penatalaksanaan gingivitis dilakukan dengan cara dilakukan scalling dan
root planning untuk menghilangkan plak dan kalkulus yang merupakan penyebab utama
terjadinya gingivitis pada pasien ini.
Pemeriksaan lengkap dilakukan pada pasien dimulai dari anamnesis yang meliputi
riwayat kesehatan umum, riwayat kesehatan gigi, pemeriksaan gigi, pemeriksaan radiografi, dan
pemeriksaan klinis. Pemeriksaan radiografi panoramik dilakukan untuk melihat kondisi gigi
geligi dan jaringan periodontal. Dilakukan pengukuran Interdental Hygiene Index (HYG)
sebelum menyikat gigi 0 % dan setelah menyikat gigi 58,3 %. Papilla Bleeding Index (PBI)
2,25. Kedalaman poket normal pada semua regio. Data ini menunjukkan bahwa kebersihan dan
kesehatan mulut pasien kurang baik.

Pada kasus ini ditentukan diagnosa pasien adalah

Gingivitis associated with dental plaque only. Etiologi dari kasus ini adalah buruknya kebersihan
mulut sehingga terbentuk plak atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi.
Plak dan karang gigi mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi.
Sikap kooperatif pasien merupakan faktor penentu kelancaran dan keberhasilan
perawatan ini. Perawatan yang dilakukan pada pasien berlangsung dengan baik sesuai dengan
rencana perawatan yang telah direncanakan.

V KESIMPULAN
Gingivitis merupakan peradangan (inflamasi) yang terjadi pada gingiva atau suatu istilah
yang digunakan untuk menggambarkan non destruktif penyakit periodontal. Fase terjadinya
gingivitis dapat dibagi menjadi akut, subakut, dan kronis. Gingivitis merupakan penyakit gingiva
yang paling sering terjadi dan merupakan respon inflamasi tanpa merusak jaringan pendukung.
Etiologi dari gingivitis pada kasus ini adalah buruknya kebersihan mulut sehingga
terbentuk plak atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan karang
gigi mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi.
Pada kasus ini penatalaksanaan gingivitis dilakukan dengan cara dilakukan scalling dan
root planning untuk menghilangkan plak dan kalkulus yang merupakan penyebab utama
terjadinya gingivitis pada pasien ini.
Sikap kooperatif pasien merupakan faktor penentu kelancaran dan keberhasilan
perawatan ini. Selain itu, pasien juga memiliki motivasi yang tinggi, pasien mau menerima
edukasi, instruksi kontrol plak. Pasien mempunyai latar belakang sosial yang baik. Selain itu
kelancaran perawatan ini juga bisa berjalan lancar karena pasien yang sudah menjaga kebersihan
mulut (oral hygine pasien baik). Perawatan yang dilakukan pada pasien berlangsung dengan baik
sesuai dengan rencana perawatan yang telah direncanakan.
Palembang, Agustus 2015
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing,

drg. Mellani Cindera Negara


21 Mei 2015

Foto Intra Oral Kontrol V


Facial
Regio A

Regio B

Regio C

Regio D

Regio E

Regio F

Oral
Regio A

Regio B

Regio C

Regio D

Regio E

Regio F

You might also like