You are on page 1of 6

1

KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 3-5 TAHUN DI DESA SIDOREJO


JETIS MOJOKERTO
*Noer Saudah, Ariu Dewi, Sri Uswati Ningsih
*STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto, Jawa Timur
Abstract
Stunting or short stature was a chronic malnutrition condition which occurs linear
growth disorder in children. Short children was related with motor development and poor
mental, cognitive achievement and poor school performance and has a behavioral problem.
Incidence of stunting often enough, but very little data about epidemiology of stunting. The
aim of the study was knowed the incidence of stunting in children aged 3-5 years in the
Sidorejo village Jetis Mojokerto. Design of this research is descriptive research design. The
sampling method used simple random sampling (Probability Sampling). Sample taken as
many as 90 respondent aged 3-5 years in the Sidorejo village Jetis Mojokerto on April 2015.
The research data was taken with the height measurement. After tabulated, data is analyzed
by a frequency distribution table with SPSS to find a mode of research. The results showed
16 children (17.78%) had short stature (stunting), 73 children (81,11%) had normal height
and thin children is 1 respondent (1,11%). Although not show a high incidence but need to
get the attention of local society to prevent and finished incidence of stunting (short stature).
So to reduce the incidence of stunting the most important opportunities to improve child
nutrition.
Keywords: Child, stunting, height
PENDAHULUAN

kehidupan secara umum (KemenKes RI,

Gizi buruk terutama pertumbuhan


yang

terhambat,

merupakan

sebuah

2014). Salah satu manifestasi dari gizi


buruk adalah perawakan pendek pada

masalah kesehatan masyarakat yang utama

anak.

Kejadian

di Indonesia. Setiap tahun lebih dari

(Gibney, 2009).

sepertiga kematian anak di dunia berkaitan

Stunting

ini

atau

disebut
perawakan

stunting
pendek

dengan masalah gizi buruk, yang dapat

merupakan keadaan kurang gizi kronis

melemahkan daya tahan tubuh terhadap

dimana terjadi gangguan pertumbuhan

penyakit. Kehidupan anak, usia dibawah

linear pada anak. Keadaan ini bisa diukur

lima tahun merupakan bagian yang sangat

berdasarkan

penting. Usia tersebut merupakan landasan

menurut umur (PB/U) atau tinggi badan

yang membentuk masa depan kesehatan,

menurut umur (TB/U). Bila skor-z PB/U

kebahagiaan,

atau

pertumbuhan,

TB/U

indeks

di

panjang

bawah

-2.00

badan

SD

perkembangan, dan hasil pembelajaran

diklasifikasikan pendek (stunted), bila

anak di sekolah, keluarga, masyarakat dan

skor-z TB/U di bawah -3.00 diklasifikasi

2
kurang sangat pendek (severely stunted).

sebanyak 15 provinsi termasuk kategori

Bila skor-z TB/U di atas -2.00 SD

serius. Ke 15 provinsi tersebut adalah:

diklasifikasikan normal (PERSAGI, 2009).

Papua (40,1%), Maluku (40,6%), Sulawesi

Stunting merupakan ancaman kesehatan

Selatan

global terbesar untuk kelangsungan hidup

(41,0%),

anak, terutama pada masa balita dan

Kalimantan

ditemukan prevalensi stunting lebih tinggi

(41,5%),

pada anak usia 24-59 bulan mencapai

Sulawesi Tenggara (42,6%), Lampung

50%. Stunting terjadi mulai janin ketika

(42,6%), Kalimantan Selatan (44,2%),

masih dalam kandungan dan baru nampak

Papua Barat (44,7%), Nusa Tenggara Barat

saat anak berusia dua tahun (Millennium

(45,2%), Sulawesi Barat (48,0%). dan

Challenge AccountIndonesia. 2015)

Nusa Tenggara Timur (51,7%). Sedangkan

Prevalensi stunting di Indonesia lebih

(40,9%),
Maluku

Sulawesi

Tengah

Utara

(41,1%),

Tengah

(41,3%),

Sumatera

Utara

Aceh

(42,5%),

di Jawa Timur meskipun tidak memiliki

tinggi daripada negara-negara lain di

kejadian stunting sebesar provinsi lain,

Asia Tenggara, seperti Myanmar (35%),

tetapi angka kejadian stunting di Jawa

Vietnam (23%), dan Thailand (16%).

timur cukup banyak yaitu sebesar 35,8 %.

Berdasarkan Riskesdas (2013), prevalensi

Data yang didapat pada bulan Februari

pendek secara nasional adalah 37,2%,

tahun

yang

peningkatan

Mojokerto menunjukkan balita (usia di

dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan

bawah lima tahun) usia 3-5 tahun 45,56%

2007 (36,8%). Prevalensi pendek sebesar

(113 anak) (Kades, 2015). Dengan status

37,2 % terdiri dari 18,0% sangat pendek

gizi normal 38,1% (43 anak), gizi kurang

dan 19,2% pendek. Pada tahun 2013

8% (8 anak) dan anak dengan berat badan

prevalensi sangat pendek menunjukkan

di bawah garis merah sebesar 2,6% (3

penurunan, dari 18,8% tahun 2007 dan

anak)

18,5% tahun 2010. Prevalensi pendek

berarti

terjadi

2015

desa

Sidorejo

(59

ditimbang

pada

bulan

meningkat dari 18,0% pada tahun 2007

Berdasarkan

studi

menjadi

dilakukan pada tanggal 20 Februari 2015

pada

tahun

2013

sedangkan tahun 2010 sebesar 17,1%.


Masalah

kesehatan

anak)

Jetis

52,2%

19,2%

serta

di

tidak

Februari.

pendahuluan

yang

di PAUD Putra Harapan desa Sidorejo

masyarakat

Jetis Mojokerto dengan usia anak 3-5

dianggap berat bila prevalensi pendek

tahun menurut Tinggi Badan/Umur (TB/U)

sebesar 3039% dan serius bila prevalensi

diperoleh hasil observasi dengan tinggi

pendek 40% (WHO 2010). Sebanyak 13

badan normal 55,56% (10 anak), pendek

provinsi termasuk kategori berat, dan

44,45% (8 anak).

3
Tinggi badan merupakan hasil

tumbuh

kembang

anak

melalui

proses dari faktor genetik (biologik),

penimbangan berat badan anak. Dalam

kebiasaan

dan

pengukuran panjang badan atau tinggi

terpenuhinya makanan yang bergizi pada

badan tidak pernah dilakukan. Padahal

masa bayi (Ranuh, 2013). Indikator status

kejadian stunting cukup sering, namun

gizi berdasarkan indeks TB/U memberikan

sangat sedikit data tentang epidemiologi

indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis

stunting.

sebagai

makan

akibat

(psikologik)

dari

keadaan

yang

Tujuan

penelitian

adalah

berlangsung lama. Misalnya: kemiskinan,

mengidentifikasi kejadian stunting pada

perilaku hidup tidak sehat, dan asupan

balita usia 3-5 tahun di desa Sidorejo Jetis

makanan kurang dalam jangka waktu lama

Mojokerto tahun 2015.

sejak usia bayi sehingga mengakibatkan


anak menjadi pendek (Riskesdas, 2013).

METODE PENELITIAN

Studi menunjukkan bahwa anak pendek

Desain penelitian yang digunakan

sangat berhubungan dengan perkembangan

dalam

motorik dan mental yang buruk dalam usia

penelitian deskriptif. Metode sampling

kanak-kanak dini, serta prestasi kognitif

yang digunakan adalah simple random

dan prestasi sekolah yang buruk dalam

sampling (Probability Sampling). Populasi

usia kanak-kanak lanjut. Selain itu Mereka

dalam penelitian ini adalah seluruh balita

juga memiliki permasalahan perilaku,

usia 3-5 tahun di desa Sidorejo Jetis

lebih terhambat, kurang perhatian serta

Mojokerto sebanyak 116 anak. Sampling

lebih menunjukkan gangguan tingkah laku

pada penelitian ini menggunakan teknik

(conduct disorder) (Gibney dkk, 2009).

simple random sampling (Probability

Pemantauan
sangat

pertumbuhan

penting

mengetahui

dilakukan
adanya

balita
untuk

gangguan

pertumbuhan (growth faltering) secara


dini.

Untuk

mengetahui

pertumbuhan

tersebut biasanya dilakukan pemantauan


balita setiap bulan di Posyandu. Setiap
anak yang datang ke posyandu akan
mendapatkan

KMS

untuk

memantau

tumbuh kembang anak. KMS memantau

penelitian

ini

adalah

desain

Sampling). Besar sampel dalam penelitian


ini

adalah

penelitian
untuk

90

responden.

adalah

Stunting.

mengukur

menggunakan

Variabel
Instrumen

tinggi

badan

meterline. Analisa

data

menggunakan distribusi frekuensi dengan


bantuan program SPSS dalam mencari
modus

dari

penelitian.

Peneltian

dilaksanakan pada bulan April 2015.

4
HASIL PENELITIAN

yang dengan tinggi badan di atas normal

Tabel 1 Distribusi frekuensi responden


berdasarkan jenis kelamin di
Desa Sidorejo Jetis Mojokerto
bulan April Tahun 2015

(1,11%).

No

Jenis
Frekuensi Presentase
Kelamin
1
Laki-laki
44
48,89 %
2 Perempuan
46
51,11%
Total
90
100%
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan umur di Desa
Sidorejo Jetis Mojokerto bulan
April Tahun 2015
No
1

Umur Frekuensi
Presentase
36-47
41
45,56 %
bulan
2 48-60
49
54,44 %
bulan
Total
90
100%
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Status Gizi
Balita
Menurut
Tinggi
Badan/Umur
No

1
2
3
4

Tinggi
Badan/Umur
(TB/U)

Frekuensi

Sangat Pendek
Pendek
Normal
Tinggi
Total

0
16
73
1
90

Presentas
e
0%
17,78%
81,11%
1,11%
100%

Stunting
perawakan

(tubuh

pendek

merupakan

keadaan

(malnutrisi)

kronis

pendek)
(short

atau

stature)

kurang

gizi

dimana

terjadi

gangguan pertumbuhan linear pada anak.


Hal ini didasarkan pada indeks panjang
badan menurut umur (PB/U) atau tinggi
badan menurut umur (TB/U). Bila skor-z
PB/U atau TB/U di bawah -2.00 SD
diklasifikasikan pendek (stunted), bila
skor-z

TB/U

di

bawah

-3.00

diklasifikasikan sangat pendek (severely


stunted). Bila skor-z TB/U di atas -2.00
SD diklasifikasikan normal (PERSAGI,
2009).
Tinggi badan merupakan hasil
proses dari faktor genetik (biologik),
kebiasaan

makan

(psikologik)

dan

terpenuhinya makanan yang bergizi pada


anak (sosial). Perawakan pendek dapat
disebabkan karena kelainan endokrin dan
non endokrin. Penyebab terbanyak adalah

PEMBAHASAN
Hasil penelitian tentang status gizi
balita

menurut

tinggi

badan

yang

dilakukan terhadap 90 balita di desa


Sidorejo Jetis Mojokerto diperoleh data
bahwa sebagian besar responden memiliki
tinggi badan normal sebanyak 74 balita
(81,11 %), 16 balita (17,78%) memiliki
perawakan pendek (stunting) serta 1 balita

adalah

kelainan

non

endokrin

yaitu

penyakit infeksi kronis, gangguan nutrisi,


kelainan gastrointestinal, penyakit jantung
bawaan dan faktor sosial ekonomi (Amien,
2013).
Meskipun

tidak

menunjukkan

angka kejadian yang tinggi tetapi perlu


mendapatkan perhatian dari masyarakat
setempat

untuk

menanggulangi

mencegah
kejadian

serta
stunting

5
(perawakan

pendek).

Maka

untuk

mengurangi peluang kejadian stunting


yang terpenting dengan memperbaiki gizi
anak. Perbaikan ini harus dimulai ketika
anak masih dalam kandungan, dengan
perbaikan gizi ibu hamil dan peningkatan

Gibney, Michael J et al. 2009. Gizi


Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC
Gunardi, Hartono et al. 2011. Kumpulan
Tips Pediatri. Jakarta: Badan
Penertbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia

ketersediaan pelayanan kesehatan dengan


meningkatkan

pengetahuan

orang

tua

tentang gizi untuk membiasakan pola


makan sehat sejak usia dini.
SIMPULAN
Kejadian Stunting pada Balita Usia
3-5 tahun di Desa Sidorejo Jetis Mojokerto
Tahun 2015 yang dilakukan pada 90
responden didapatkan responden dengan
perawakan pendek sebesar 16 balita (17,78
%). Saran dari penelitian ini agar petugas
kesehatan

mengidentifikasi

kejadian

stunting pada semua anak di wilayah


kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur
Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi,
Ed. 2., Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Amien, Rasyid M Tauhid al. (2013). Cebol
atau Stunting. (Internet) Juli 2014.
http://jatim.kemenag.go.id/file/file/m
imbar322/wfnl1372953045.pdf.
Diakses pada tanggal 18 Februari
2015
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS)
2013.
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI

Hidayat, A. A. 2010. Metode Penelitian


Kesehatan : Paradigma Kuantitatif.
Surabaya: Health Books Publishing
Kementerian
Kesehatan
RI.
2011.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia.
Jakarta:
Kementrian Kesehatan
LPPM STIKES Bina Sehat PPNI
Mojokerto. 2014. Buku Panduan
Penyusunan KTI dan Skripsi.
Mojokerto: LPPM
MCA-Indonesia. Internet. (2015). Stunting
dan Masa Depan Indonesia.
(Internet)
http://mcaindonesia.go.id/wpcontent/uploads/2015/01/Backgroun
der-Stunting-ID.pdf. Diakses pada
tanggal 18 Februari 2015
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian
Kesehatan.
Jakarta:
Rineka Cipta
Nursalam
et
al.
2008.
Asuhan
Keperawatan Bayi dan Anak (untuk
perawat dan bidan). Jakarta:
Salemba Medika
PERSAGI. 2009. Kamus Gizi. Jakarta :
PT. Kompas Media Nusantara
Proverawati, Atikah dan Siti Asfuah. 2009.
Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Pudjiadi, Antonius H et al. (2009).
Pedoman Pelayanan Medis Ikatan

6
Dokter
Anak
Indonesia.
(http://idai.or.id/downloads/PPM/Bu
ku-PPM.pdf). Diakses pada tanggal
19 Februari 2015
Ranuh, Gde. 2013. Beberapa Catatan
Kesehatan Anak. Jakarta: CV
Sagung Seto
Sudarna. 2014. PAUD Pendidikan Anak
Usia Dini Berkarakter Melejitkan
Kepribadian Anak secara Utuh
( Kecerdasan Emosi, Spiritual, dan
Sosial).
Yogyakarta:
Genius
Publisher
Sugiyono.
2007.
Statistika
untuk
Penelitian. Bandung: ALFABETA cv
Supariasa, I Nyoman, dkk, 2001.
Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Setiadi. 2013. Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan, Ed. 2. Yogyakarta:
Graha Ilmu
UNICEF Indonesia. (2012). Ringkasan
Kajian Gizi Ibu dan Anak. (Internet).
(http://www.unicef.org/indonesia/id/
A6__B_Ringkasan_Kajian_Gizi.pdf).
Diakses pada tanggal 18 Februari
2015
Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Yuriastien, Affiana et al. 2009. Games
Therapy untuk Kecerdasan Bayi dan
Balita. Jakarta: Wahyu Media

You might also like