Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Mufrida Arifuddin, 6211409087
Eko Prasetio, 6211409054
Wahyu Eko Prasetyo, 6211409067
Dibiayai oleh
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Negeri Semarang
Nomor: DIPA-023.04.2.189822/2013, tanggal 5 Desember 2012
Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian bagi Mahasiswa
Nomor: 1.10.6/PPK.3.1/2013, Tanggal 10 Juni 2013
atau bisa pula bekerja dalam keadaan sama sekali tanpa oksigen (anaerob) (Najoan Nan
Warouw, 2007:78).
Massage dapat digunakan untuk mempercepat proses recovery, apabila proses recovery
semakin cepat maka untuk mencapai performa seperti sediakala semakin cepat juga, jika
performa bagus otomatis prestasi yang bagus akan mudah diraih (Nancy A. Martin et al.,
1998:30).
Manipulasi yang dikerjakan dari bagian tubuh menuju ke jantung (sentripetal) secara
mekanis mendorong aliran darah pada pembuluh vena menuju ke jantung (Hendi S. Pawaka
dan Andi Suntodo S., 2010:14). Aliran darah yang lebih lancar dalam vena akan membantu
kelancaran aliran darah pada arteri dan kapiler (Hendi S. Pawaka dan Andi Suntodo S.,
2010:14). Dengan demikian massage membantu proses penyerapan dan pembuangan sisa-sisa
metabolisme dari dalam jaringan serta memperlancar distribusi nutrisi dan O2 (Hendi S.
Pawaka dan Andi Suntodo S., 2010:14).
Dubrovsky pada penelitian Colleen Cupido (2010:1) sport massage dapat
meningkatkan aliran darah ke otot dan pengurangan kadar laktat pada otot dan darah
sehingga dapat berkontribusi pada pemulihan otot.
Studi yang dilakukan oleh Bale dan James, 1991 pada penelitian Colleen Cupido
(2010:9) menyimpulkan bahwa sport massage dapat meningkatkan pengurangan kadar laktat
darah dibandingkan dengan istirahat biasa.
Asam laktat merupakan salah satu faktor penyebab kelelahan. Banyaknya kadar asam
laktat bisa dikurangi dengan beberapa cara, salah satunya melakukan terapi sport massage,
karena dengan sport massage peredaran darah akan lancar sehingga mempercepat
metabolisme asam laktat di dalam otot maupun di dalam darah dan suplai oksigen ke seluruh
tubuh. Untuk membuktikan teori teori di atas perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh
sport massage.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui konsentrasi laktat darah yang
dihasilkan setelah melakukan aktivitas anaerobik, mengetahui perubahan konsentrasi laktat
darah setelah mendapatkan sport massage, mengetahui perubahan konsentrasi laktat darah
setelah istirahat pasif, mengetahui perubahan konsentrasi laktat darah setelah cooling down,
dan mengetahui pengaruh sport massage terhadap penurunan kadar laktat dalam darah.
Ridwan Purnama (2012:15) menyataka bahwa massage memberikan rangsangan
terhadap saraf motorik sehingga menimbulkan reflek. Massage juga bersifat menggiatkan
bila diberikan dengan rangsangat cepat dalam waktu yang singkat. Massage dengan
kecepatan sedang dengan waktu agak lama dapat menghilangkan atau mengurangi rasa sakit
atau bersifat memberikan recovery pada organ yang digunakan setelah melakukan aktivitas
atau olahraga. Massage yang lembut memberikan pengaruh yang menenangkan, disamping
itu juga dapat memelihara kondisi saraf. Terutama berperan besar pada recovery kondisi saraf
perifer.
Manipulasi massage dapat memperbaiki sirkulasi darah dan getah bening atau saluran
limfe di otot, maka akan menghasilkan sirkulasi yang lebih baik dalam tulang-tulang yang
terkait. Apabila sirkulasi itu terhambat maka akan terjadi pengakakuan gerakan yang
mengakibatkan koordinasi gerakan tidak sempurna (Ridwan Purnama, 2012:15). Massage
dapat meningkatkan aliran darah dan pemberishan laktat dalam otot (A. Robertson et al.,
2004:173)
Dalam sport massage ada beberapa teknik dasar dalam mengerjakannya. Teknik dasar
sport massage tersebut adalah effleurage, petrissage, tapotement, friction, vibration, shaking,
walken, stroking, skin rolling.
METODE
Penelitian menggunakan pendekatan studi eksperimen, yaitu suatu metode yang
dengan
sengaja
mengusahakan
timbulnya
variabel
yang
dilihat pengaruhnya terhadap suatu perlakukan. Dalam penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan rancangan penelitian Pretest-Posttest Control-Group Design.
Penelitian ini menggunakan 15 subjek penelitian yang dibagi menjadi 3 kelompok
penelitian. Kelompok yang menggunakan metode sport massage, kelompok yang
menggunakan metode cooling down dan kelompok yang menggunakan metode istirahat pasif.
Sebelum dilakukan tes kadar laktat darah semua subjek penelitian diharuskan lari sprint 100
m, kemudian dites kadar laktatnya dan dilakukan treatmen sesuai kelompok yang sudah
ditentukan kemudian dites lagi kadar laktat darahnya.
Lokasi penelitian dilaksakan di Lapangan Atletik Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang. Pengambilan data menggunakan tes uji kandungan laktat
dalam darah menggunakan alat yang bernama rocche accutrend plus. Accutrend plus lactate
analyzer adalah alat untuk mengukur kadar asam laktat yang mudah digunakan dan
mempunyai sensitivitas, reliabilitas dan akurasi yang tinggi untuk mengukur kadar latat darah
(Ernesto Hernndez Prez et al., 2008:3). Untuk pemeriksaan kadar asam laktat arteri
dilakukan dengan mengambil sempel darah arteri sebanyak 5 L dengan semprit 1 cc.
Keluarkan sempel darah sedikit pada ujung semprit, lalu sentuhkan pada ujung test strip
Lactate. Dalam 60 detik hasil akan ditampilkan pada layar monitor alat Accutrend Plus, yang
mempunyai satuan mmol/L (millimoles/liter).
Telah data terkumpul dilakukan analisis data menggunakan One Way Anova dengan
aplikasi statistika IBM SPSS versi 22 untuk Windows untuk mengetahui perbedaan asing
asing treatment.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sport massage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kadar laktat
darah, dapat dilihat dari hasil analisi pada tabel 4.4, sebelum dilakukan perlakuan sport
massage rata-rata kadar laktat darah sampel adalah 7,38 mmol, setelah sport massage
dilakukan rata-rata kadar laktat darah sampel turun menjadi 2,1 mmol. Jadi selisih
penurunannya adalah 5,28 mmol.
Cooling down juga memilki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kadar laktat
darah. Sebelum melakukan cooling down rata-rata kadar laktat darah sampel adalah 6,48
mmol, setelah cooling down selama 5 menit rata-rata kadar laktat darah samel turun menjadi
3,78 mmol dengan selisih 2,1 mmol. Meskipun mengalami penurunan namun penurunannya
tidak sebesar perlakuan yang menggunakan sport massage.
Istirahat pasif
sebelum perlakuan kadar laktat darah sampel rata-rata sebesar 7,80 mmol turun menjadi 6,38
mmol. Penurunan kadar laktat menggunakan metode istirahat pasif adalah yang paling kecil
penurunannya dibandingkan dengan metode sport massage maupun cooling down.
Perbedaan penurunan rata-rata kadar laktat darah yang signifikan terlihat pada ketiga
perlakuan yang diberikan antara sport massage, cooling down, dan istirahat pasif, yaitu 5,28
mmol, 2,10 mmol, dan 1,42 mmol.
Sport massage mempunyai pengaruh yang paling banyak dalam menurunkan kadar
laktat darah dibandingkan dengan cooling down dan juga istirahat pasif. Metode sport
massage mampu menurunkan kadar laktat sebanyak 5,28 mmol.
Sport massage dapat menurunkan kadar laktat darah paling banyak karena dalam
metode sport massage dapat melancarkan peredaran darah sehingga laktat yang tertimbun di
darah dan otot dapat segera ditransportasikan ke seluruh tubuh dan mempercepat
metabolisme pemecahan asam laktat untuk dibentuk menjadi energi kebali. Sport massage
apabila dilakukan dengan benar juga dapat menimbulkan efek relaksasi pada orang yang
dimassage sehingga otot- otot menjadi rileks dan segar.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan pada penelitian ini adalah sport massage mempunyai pengaruh yang
sangat signifikan terhadap penurunan kadar laktat darah dengan rata- rata penurunan sebesar
5,28 mmol, istirahat pasif tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan
kadar laktat darah yang menurunkan rata-rata 1,42 mmol, cooling down mempunyai
pengaruh yang cukup signifikan terhadap penurunan kadar laktat darah dengan rata-rata
penurunan sebesar 2,10 mmol, sport massage, cooling down mempunyai perbedaan yang
signifikan terhadap hasil penurunan kadar laktat darah. sport massage merupakan perlakuan
yang dapat menurunkan kadar laktat paling banyak diantara perlakuan yang lain.
Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah Jika ingin recovery semakin cepat
sebaiknya setelah berolahraga melakukan cooling down, dilanjutkan sport massage, sport
massage harus dilakukan dengan benar agar dapat menurunkan laktat dara secara optimal,
bagi pembaca yang ingin mengembangkan penelitian dengan tema yang sama sebaiknya
memperhatikan kondisi fisik sampel saat dilakukan tes, karena dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya kadar laktat sampel, penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengetahui faktor
yang menyebabkan kenaikan kadar laktat darah setelah recovery.
DAFTAR PUSTAKA
A. Robetson et al. 2005. Effects of Leg Massage on Recovery from High Intensity
Cycling Exercise. 2004. Br J Sports Med 2004;38:173176. doi:
10.1136/bjsm.2002.003186.
Online
at
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1724761/pdf/v038p00173.pdf
(accesed 02/3/2013)
Colleen Cupido. 2010. Effects of massage therapy after exhaustive endurance exercise in
young healthy Male. Theses. Mc Master University. Online at
http://digitalcommons.mcmaster.ca/cgi/viewcontent.cgi?
article=5432&context=opendissertations (accesed at 03/23/2013).
Dinar Dinangsit. 2009. Perbedaan Pengaruh Metode Massage Air (Hydromassage) dan
Metode Massage Manual Terhadap Performa Setelah Kelelahan. Tesis. Bandung.
Pasca Sarjana UPI.
Ernesto Hernndez Prez et al. 2008. Validation of the Accutrend lactate meter for
hyperlactatemia screening during antiretroviral therapy in a resource-poor
setting. International Journal of Infectious Diseases (2008) IJID-533 12019712/$32.00. Online at http://www.kznhealth.gov.za/medicine/accutrend.pdf
(accesed 09/04/2013)
Hendi S. Pawaka dan Andi Suntoda S. 2010. Massage OlahragaI. Bandung. FPOK UPI.
Online
at
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19580620198601
1-ANDI_SUNTODA_SITUMORANG/Massage,_Presentasi.pdf (accesed at
03/25/2013)
Nancy A. Martin et al. 1998. The Comparative Effectsof Sports Massage, Active
Recovery, and Restin Promoting Blood Lactate Clearance After Supramaximal
Leg Exercise. JournalofAthletic Training 1998;33: 30-35
Najoan Nan Warouw. 2007. Korelasi Kadar Asam Laktat dengan pH Darah Arteri Tali
Pusat sebagai Prediksi Luaran Neonatal Dini. JKM. Vol. 6, No. 2, Februari 2007
ztrk et al. 1998. Evaluation of Blood Lactate in Young Men After Wingate Anaerobic
Power Test. Eastern Journal of Medicine 3 ( 1): 13-16, 1998.
Ridwan Purnama. 2012. Perbandingan Pengaruh Massage dan Akupresur terhadap
Recovery Perenang. Skripsi. Bandung. FPOK UPI. Online at
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_ikor_055707_chapter2.pdf (accesed at
3/10/2013).
Siska Mayasari Lubis dan Munar Lubis.2006. Asidosis Laktat. Sumatera Utara.
Departemen Kesehatan Anak FK USU