Professional Documents
Culture Documents
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama
: An. Z
Umur
: 20 bulan
Jenis kelamin
: Laki-laki
: Tn. U
Ibu
: Ny. A
Pekerjaan
Ayah
: Wiraswasta
Ibu
Pendidikan
Ayah
: S1
Ibu
: D3
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. A. Yani
Suku
: Jawa
Tanggal periksa
: 22 Oktober 2014
2.2 Anamnesis
1. Keluhan utama
: Diare
2. Riwayat penyakit sekarang
An.Z dibawa kedua orang tuanya ke RSI pukul 02.30 WIB dengan keluhan
diare sejak tadi malam sebanyak lima kali. Diare ampas, cair, berwarna
kuning, tidak ada darah, tidak ada lendir dan tidak berbau busuk. Gejala
diawali dengan muntah dua kali, kemudian diikuti diare dan panas. Ibu
juga mengeluhkan perut kembung dan nyeri. Selama sakit An.Z menjadi
rewel dan susah tidur, tampak haus dengan frekuensi minum meningkat
dan nafsu makan berkurang. Sebelumnya An.Z makan dan minum susu
seperti biasanya. Dalam lingkungan rumah tidak ada yang mengeluhkan
diare, mual dan muntah.
3. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat ISPA
Riwayat Disentri
Riwayat sakit telinga
Riwayat sakit mata
Riwayat kejang
Riwayat diare
Riwayat febris
Riwayat sakit kuning
Riwayat alergi obat
Riwayat alergi makanan
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
penyakit serupa
Riwayat hipertensi
Riwayat sakit gula
Riwayat penyakit jantung
Riwayat penyakit menular
9. Riwayat pengobatan
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: 1x
Hepatitis B
: 3x
Polio
: 4x
Campak
: 1x
DPT
: 3x
4. Hidung
5. Telinga
berlebihan (-)
: sering flu (-), tersumbat (-/-), gatal (-), mimisan (-/-)
: pendengaran berkurang (-/-), sakit telinga (-), keluar
cairan (-/-)
6. Mulut
: sariawan (-), mulut kering (-), gusi mudah berdarah (-)
7. Tenggorokan
: sakit menelan (-), serak (-)
8. Leher
: benjolan (-), nyeri (-), kekakuan (-)
9. Pernafasan
: batuk (-), batuk darah (-), sesak nafas (-), mengi (-),
10.Kadiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-)
11.Gastrointestinal : nafsu makan menurun (+), mual (+), muntah (+),
12.Genitourinaria
13.Neurologik
14.Muskuloskeletal
15.Ekstremitas
- Atas
- Bawah
: Apatis
3. Tanda Vital
a. Tensi
b. Nadi
:: 125 x/ menit
c. RR
d. Suhu
e. BB
: 30 x/ menit
: 37,5 o C
: 12 kg
4. Kulit
Warna kulit kuning kemerahan, kulit lembab, turgor kulit normal, ikterik
(-). pucat (-), ptechie (-), pigmentasi kulit (-)
5. Kepala
Bentuk normosephalic, wajah simetris,
Wheezing
-
11. Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, meteorismus (+),
gelombang peristaltik (-)
A : bising usus meningkat, bruit (-)
P : hipertimpani, shifting dullnes (-), undulasi (-)
P : supel, nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak teraba
12. Ektremitas:
Atas
Bawah
HASIL
NILAI NORMAL
SATUAN
13.2
40.4
15.31
320
4.86
10.3
11.6
7.42
0.2
11.5-13.5
34-40
5.0-14.5
150-440
3.96-5.32
9-13
11.5-14.5
7.2-11.1
g/dL
%
ribu/uL
ribu/uL
juta/uL
fL
%
fL
%
Index
MCV
MCH
MCHC
83.1
27.1
32.6
75-87
24-30
31-37
fL
pg
%
Differential
Basofil
Eusinofil
Limfosit
Monosit
Netrofil
Large Imm Cell
Atyp. Limfosit
0.0
-.7.6
6.6
-.2.0
0.1
0-1
1-6
30-45
2-8
50-70
%
%
%
%
%
%
%
HASIL
NILAI NORMAL
SATUAN
136.1
4.94
102.5
-
135.0-148.0
3.50-4.50
98.0-107.0
8.1-10.4
2.5-5.0
mmol/l
mmol/l
mmol/l
mg/dl
mg/dl
HASIL
NILAI NORMAL
SATUAN
Negatif
HASIL
NILAI NORMAL
SATUAN
13.2
40.0
8.06
271
4.86
11.3
11.8
7.81
0,2
11.5-13.5
34-40
5.0-14.5
150-440
3.96-5.32
9-13
11.5-14.5
7.2-11.1
g/dL
%
ribu/uL
ribu/uL
juta/uL
fL
%
fL
%
82.4
27.1
33.0
75-87
24-30
31-37
fL
pg
%
23 Oktober 2014
ITEM PEMERIKSAAN
Elektrolit
Natrium
Kalium
Chloride
Calsium
Phospor
23 Oktober 2014
ITEM PEMERIKSAAN
Serologi
CRP
26 Oktober 2014
ITEM PEMERIKSAAN
Jumlah sel darah
Hb
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
PDW
RDW-CV
MPV
PCT
Index
MCV
MCH
MCHC
Differential
Basofil
Eusinofil
Limfosit
Monosit
Netrofil
Large Imm Cell
Atyp. Limfosit
0.3
1.8
29.0
10.1
59.8
2.4
0.1
0-1
1-6
30-45
2-8
50-70
%
%
%
%
%
%
%
2.6 Resume
Orang tuanya mengeluhkan An.Z diare sejak tadi malam sebanyak lima kali.
Diare ampas, cair, berwarna kuning, tidak ada darah, tidak ada lendir dan tidak
berbau busuk. Gejala diawali dengan muntah dua kali, kemudian diikuti diare dan
demam. Ibu juga mengeluhkan perut kembung dan nyeri. Selama sakit An.Z
menjadi rewel dan susah tidur, tampak haus dengan frekuensi minum meningkat
dan nafsu makan berkurang. Sebelumnya An.Z makan dan minum susu seperti
biasanya. Dalam lingkungan rumah tidak ada yang mengeluhkan diare, mual dan
muntah. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemah dan gelisah,
kesadaran apatis, nadi 125 x/menit, RR 30 x/menit, suhu 37,0 oC. Turgor kulit
normal, mata tampak cowong (-/-), meteorismus (+), bising usus meningkat,
hipertimpani, nyeri tekan (+). Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit
meningkat relatif (15.31 rubu/uL), Elektrolit dbn dan CRP (-).
2.7 Diagnosis Holistik
1. Diagnosa dari segi biologis
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang
2. Diagnosa dari segi psikologis
Hubungan An.Z dengan keluarganya baik. An.Z sangat disayangi
keluarganya dan tetangga sekitarnya.
3. Diagnosa dari segi sosial
Keluarga Tn.U (ayah An.Z) tidak memiliki kedudukan sosial dalam
masyarakat. Hubungan keluarga Tn.U dengan tetangga di lingkungan
sekitarnya baik, tidak ada masalah.
2.8 Penatalaksanaan
1. MRS
2. Medikamentosa (follow up)
2.9 Follow Up
Tabel 2.1. Follow up pasien An.D
10
Tgl
22/10/14
23/10/14
O
KU : Sakit sedang
Kes : Apatis
VS :
TD : N : 125 x/mnt
RR : 30 x/mnt
T : 37,5 oC
BB : 12 kg 10 kg
Gastroenteritis akut
KU : cukup
Kes : compos mentis
VS :
TD : N : 110 x /mnt
RR : 35 x/mnt
T: 38,0 oC
KU : Cukup
Kes : compos mentis
25/10/14
24/10/14
Gastroenteritis akut
dengan dehidrasi
sedang
Gastroenteritis akut
11
VS :
TD : N : 105 x/mnt
RR : 30 x/mnt
T : 37,0 oC
26/10/14
KU : Cukup
Kes : compos mentis
VS :
TD : N : 105 x/mnt
RR : 30 x/mnt
T : 37,0 oC
Gastroenteritis akut
27/10/14
KU : Cukup
Kes : compos mentis
VS :
TD : N : 105 x/mnt
RR : 30 x/mnt
T : 37,0 oC
Turgor kulit normal,
mata owong (-/-),
Meteorismus (-),
bising usus normal,
timani, nyeri tekan (-)
2.10 Prognosis
12
Dubia ad bonam, dehidrasi karena diare dan muntah dapat segera teratasi
sehingga tidak sampai terjadi dehidrasi yang lebih berat. Diare membaik sehingga
resiko kurangnya asupan nutrisi dapat segera teratasi.
2.11 Karakteristik Demografi Keluarga
Tabel 2.2. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
58 th
50 th
30 th
30 th
19 th
Pendidikan
SMP
SMP
S1
D3
S1
Wiraswasta
Wiraswasta
Wiraswasta
Perawat RS
Pelajar
Pasien
Klinik
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
20 bln
Ya
2 bln
Tidak
No
Nama
Status
L/P
Umur
1.
2.
3.
4.
5.
Tn.Y*
Ny.S
Tn.U
Ny.A
Sdr.T
Kakek
Nenek
Suami
Istri
Paman
L
P
L
P
L
6.
An.Z
Anak
7.
An.R
Anak
Pekerjaan
Ket
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Gastroenteritis
akut dengan
dehidrasi sedang
Sehat
* Kepala keluarga
Kesimpulan :
An.Z tinggal bersama kelurganya yang terdiri dari ayah (Tn.U), ibu (Ny.A),
Kakek (Tn.Y), Nenek (Ny.S), Paman (Sdr.T), Adik (An.R). An.Z merupakan
pasien dengan diagnosa gastroenteritis akut dan dehidrasi sedang.
1.
Personal
Diare, keluarga khawatir jika diare berlanjut dan menyebabkan kondisi yang
lebih berat. Keluarga berharap diare dan kondisi An.Z dapat segera
mendapatkan pertolongan yang cepat sehingga tidak terjadi kondisi yang
lebih berat.
2.
Klinis
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang
3.
Resiko Internal
Pasien usia anak (20 bulan)
4.
Resiko Ekternal
Lingkungan di luar rumah, perkampungan padat hunian.
Tn.Y
Tn.S
Tn.U
Ny.A
Sdr.T
13
10
10
10
10
tidak dilakukan penilaian
Kesimpulan : Nilai APGAR pada keluarga An.Z memiliki skor rata-rata 10,
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi fisiologis keluarga baik.
2.12.2 Fungsi Patologis
Tabel 2.4. Fungsi patologis keluarga An.Z
SUMBER
Social
Cultural
Religius
Economy
Education
Medical
PATHOLOGY
Tidak mengalami hambatan untuk bersosialisasi dengan tetangga dan
masyarakat setempat.
Puas dan bangga terhadap budaya, tata krama, dan perhatian terhadap
sopan santun dalam keluarga.
Cukup paham terhadap ajaran agama (Islam), demikian juga taat dalam
beribadah.
Ekonomi keluarga ini termasuk cukup, pendapatan dari gaji sudah
mencukupi standart hidup layak sehari-hari, termasuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang memadai.
Pendidikan terakhir adalah tamatan cukup mengerti dengan kondisi
kesehatan pasien.
Pasien mendapat pelayanan yg baik dan memadai.
KET
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Kesimpulan : Nilai SCREEM pada keluarga An.Z baik karena tidak terdapat
masalah dengan aspek sosial, kultur, agama, ekonomi, pendidikan dan kesehatan,
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi patologis keluarga baik/tidak
terdapat masalah.
2.13
Genogram
14
15
16
Keterangan :
Indoor
1.
Luas rumah
: 96 m2
2.
Lantai
: keramik
3.
Outdoor
1.
Halaman rumah
2.
: PDAM
3.
Saluran jamban
Lingkungan Fisik:
Bersih dan sehat
Ekonomi:
Menengah
Sosial:
Hubungan dengan
lingkungan sekitarnya baik
17
Keluarga An.Z
Pelayanan kesehatan:
RSI UNISMA
Keturunan:
Faktor keturunan dengan
keluhan yang sama
disangkal.
Tindakan :
Keluarga segera membawa
An.Z ke sarana pelayanan
kesehatan
Kesimpulan :
Perilaku keluarga sangat mendukung dan baik untuk meningkatkan kesehatan
pasien dan anggota keluaraga.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi Gastroenteritis Akut
Gastroenteritis (diare) akut adalah buang air besar pada bayi aatau anaka lebih
dari tiga 3 perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau
18
tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari 2 minggu. 1 Sedangkan
American Academy of Pediatrics
Keterangan
Bakteri
Enteral
Virus
Infeksi
Parenteral
Malabsorpsi/maldigesti
Alergi
Intoksikasi makanan
Imunodefisiensi
Parasit-protozoa
Worm
Fungus
Kandida/moniliasis
19
heavycombination.
Lain-lain
Diare
Osmotik
Penyebab
Sorbitol (dalam obat
yang beas gula dan
permen atau buahbuahan tertrentu)
Fruktosa (jeruk lemon,
berbagai buah, madu)
Garam magnesium
(antasida, laksatif)
Anion (sulfat, fosfat,
atau sitrat)
Diare
Malabsorpsi
Diare
Skretorik
Hormon dan
neurotransmiter
Patogenesis
Terjadi akibat asupan sejumlah besar makanan yang sukar
diserap bahkan dalam keadaan normal.
Zat yang tidak dapat diserap bersifat aktif secara osmotik
pada usus halus sehingga menarik air ke dalam lumen
usus.
20
(dalam
pemahaman
yang lebih
sempit) jika
terjadi
sekresi CL-
(misalnya, VIP)
Pembentukan VIP
(vasoactive intestinal
peptide) yang
berlebihan oleh sel
tumor pankreas
Laksatif
Toksin (Vibrio cholera,
clostridium difficile,
ETEC, Shigella sp dan
Aeromonas sp) akan
membentuk cAMP
(cyclic adenosine
monophospate) dalam
jumlah yang lebih besar.
sekunder aktif diperkaya oleh pembawa simport Na+-K+2Cl- basolateral dan disekresi melalui kanal Cl- di dalam
lumen) sekresi Na+, Cl- dan H2O akan masuk ke
intralumen diare sekretorik
21
Rotavirus
12-72 jam
Shigella
24-48 jam
Salmonella
6-72 jam
Kholere
ETEC
EIEC
6-72 jam
6-72 jam
48-72 jam
22
Panas
Mual, muntah
++
++
++
--
++
-+
sering
jarang
sering
sering
tenesmus,
tenesmus,
kramp
tenesmus
Nyeri perut
Nyeri kepala
Lama sakit
tenesmus,
kramp
kolik
kramp
5-7 hari
>7 hari
3-7 hari
2-3 hari
variasi
3 hari
Sifat tinja
Volume
sedang
sedikit
sedikit
banyak
sedikit
banyak
5-10x/hari
>10x/hari
sering
sering
sering
terusmenerus
cair
lembek
lembek
cair
lembek
cair
Lendir
Darah
sering
kadang
langu
busuk*
tidak
amis
kuning-hijau
merah-hijau
kehijauan
tak warna
merah-hijau
cucian beras
Leukosit
Lain-lain
anoreksia
kejang
sepsis
meteorismus
infeksi
Frekuensi
Konsistensi
Bau
Warna
* karena mikronekrosis
3.5 Dehidrasi
Selama anak diare, terjadi peningkatan kehilangan cairan dan elektrolit
(natrium, kalium dan bikarbonat) yang terkandung dalam feses cair anak.
Dehidrasi terjadi bila hilangnya cairan dan elektrolit ini tidak diganti secara
adekuat, sehingga timbullah kekurangan cairan dan elektrolit. Derajat dehidrasi
diklasifikasikan sesuai dengan gejala dan tanda yang mencerminkan jumlah cairan
yang hilang. Klasifikasi tingkat dehidrasi pada anak dapat dilihat pada Tabel 3.4.1
Tabel 3.4. Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare.1,5
Tanda dan
Gejala Dehidrasi
Dehidrasi Ringan
Dehidrasi Sedang
Dehidrasi Berat
Normal
Normal
Sedikit gelap
Riwayat
Rasa haus
Air kemih
Periksa
23
Sehat, aktif
Mengantuk, rewel,
gelisah
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Mata
Normal
Cekung*
Sangat cekung
Mulut/lidah
Basah
Kering**
Sangat kering
Nafas
Normal
Agak cepat
Cubitan kulit
Kembali normal
Kembali lambat***
Sangat lambat
Denyut nadi
Normal
Agak cepat
Ubun-ubun
Normal
Cekung
Sangat cekung
<40 gr/KgBB
40-100gr/KgBB
>100 gr/KgBB
Keadaan umum
Air mata
Raba
3.6 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
3.6.1 Anamnesis
Pasien datang dengan berbagai gejala klinis tergantung penyebab penyakit
dasarnya.
Tabel 3.5. Pendekatan gejala klinis penderita diare.2,3
Jenis Diare
Keluhan
Diare karena
penyakit usus halus
Diare karena
kelainan kolon
Neusa, muntah, nyeri abdomen, demam dan tinja yang sering, bisa air,
malabsorpsi, atau berdarah tergantung pada bakteri patogen spesifik.
Diare infeksi
toksikogenik
24
Diare karena
bakteri invatif
2.
3.
4.
5.
25
C. Diare dengan
Dehidrasi Berat
26
27
3.7.1
kontransport natrium (contoh: asam amino glycine, alanine, dan glutamine) atau
substitusi glukosa dengan komplek karbohidrat (CRO berbasis beras atau cereal).
Asam amino tidak menunjukkan lebih efektif daripada CRO tradisional dan lebih
mahal. CRO berbasis beras dapat direkomendasikan bila cukup latihan dan
penyediaan di rumah dapat dilakukan, dan mungkin sangat efektif untuk
mengobati dehidrasi karena kolera.10
Walaupun demikian, kemudahan dan keamanan CRO paket di negara
berkembang dan secara komersial tersedia CRO di negara maju, maka CRO
standar tetap merupakan pilihan utama dari sebagian besar klinisi. Potential
additive pada CRO termasuk mampu melepaskan short chain fatty acids (SCFA)
(amylase resistant starch derivate dari jagung) dan partially hydrolyzed guar gum.
Mekanisme kerja yang diharapkan adalah meningkatkan uptake natrium oleh
kolon terikat pada transport SCFA. Kemungkinan lain dari perbaikan komposisi
CRO masa depan adalah penambahan probiotik, prebiotik, send, dan protein
polimer.1,9
3.7.2
Oralit
Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida
(NaCl), kalium klorida (KCL), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit tubuh yang terbuang saat
diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak
mengandung garam elektrolit diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran glukosa dan
garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus
penderita diare.9
Oralit baru telah menggantikan oralit lama, karena oralit formula lama
biasanya menyebabkan mual dan muntah, sehingga ibu enggan memberikan
kepada anak. Perbedaan antara oralit lama dan baru dapat dilihat pada (Tabel 3.7).
28
Seng (Zinc)
Defisiensi seng sering didapatkan pada anak-anak di negara berkembang
29
30
berlemak atau makanan yang mengandung banyak gula seperti sari buah manis
yang diperdagangkan, minuman ringan, sebaiknya dihindari.9
3.7.5
Medikamentosa
Berbagai macam obat telah digunakan untuk pengobatan diare, seperti antibiotika,
antidiare, adsorben, antiemetic, dan obat yang mempengaruhi mikroflora usus.
Beberapa obat mempunyai lebih dari satu mekanisme kerja, banyak diantaranya
mempunyai efek toksik sistemik dan sebagian besar tidak direkomendasikan
untuk anak umur kurang dari 2-3 tahun. Secara umum,, dikatakan bahwa obatobat tersebut tidak diperlukan untuk pengobatan diare akut. Antibiotika pada
umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karena sebagian besar
diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self-limited dan tidak dapat dibunuh
dengan antibiotika. Hanya sebagian kecil (10-20%) yang disebabkan oleh bakteri
pathogen seperti V. cholera, Shigella, Enterotoksigenik E. coli, Salmonella,
Campylobacter, dan sebagainya.10,11
3.8 Pencegahan Gastroenteritis Akut
Upaya pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara:
1. Mencegah penyebaran kuman pathogen penyebab diare
Kuman-kuman pathogen penyebab diare umumnya disebarkan secara fekaloral. Pemutusan penyebaran kuman penyebab diare perlu difokuskan pada cara
penyebaran ini. Upaya pencegahan diare yang terbukti efektif, meliputi:1,9,11
1) Pemberian ASI yang benar
31
kemungkinan efek samping seperti infeksi pada kelompok resiko tinggi antara lain
bayi premature dan pasien immunocompromised.4
Prebiotik bukan merupakan mikroorganisme akan tetapi bahan makanan.
Umumnya kompleks karbohidrat yang bila dikonsumsi dapat merangsang
pertumbuhan flora intestinal yang menguntungkan kesehatan. Oligosacharida
yang ada di dalama ASI dianggap sebagai prototype prebiotik karena dapat
merangsang pertumbuhan Lactobacilli dan Bifidobacteria di dalam kolon bayi
yang minum ASI.4
32
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Anamnesis
Orang tuanya mengeluhkan An.Z diare sejak tadi malam sebanyak lima kali.
Diare ampas, cair, berwarna kuning, tidak ada darah, tidak ada lendir dan tidak
berbau busuk. Gejala diawali dengan muntah dua kali, kemudian diikuti diare dan
33
demam. Ibu juga mengeluhkan perut kembung dan nyeri. Selama sakit An.Z
menjadi rewel dan susah tidur, tampak haus dengan frekuensi minum meningkat
dan nafsu makan berkurang. Sebelumnya An.Z makan dan minum susu seperti
biasanya. Dalam lingkungan rumah tidak ada yang mengeluhkan diare, mual dan
muntah.
4.2 Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran
: Apatis
Tanda Vital
:
Tensi
:Nadi
: 125 x/menit
RR
: 30 x/menit
Suhu
: 37,5 oC
BB
: 12 kg
Abdomen
An.Z
Anamnesis
Diare (+) 5x, muntah (+) 2x, diare cair dengan ampas
berwarna kuning, lendir (-), darah (-), perut kembung
(+), nyeri perut (+), panas (+) rewel, susah tidur,
tampak haus dengan frekuensi minum meningkat dan
nafsu makan berkurang.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Sakit sedang
Kesadaran
: Apatis
Tanda Vital
:
Tensi
:Nadi
: 125 x/menit
RR
: 30 x/menit
Suhu
: 37,5 oC
BB
: 12 kg
Abdomen
: Meteorismus (+), bising usus
meningkat, hipertimpani, nyeri tekan (+)
34
Pemeriksaan Penunjang
Leukosist 15,31 ribu/ul, elektrolit
dalam batas normal dan
CRP negatif
Diferensial Diagnosis
Gastroenteritis
Tifoid fever
Kolera
Intosikasi
Diagnosis Kerja*
Gastroenteritis Akut
dengan Dehidrasi Sedang
Terapi
* BAB dengan konsistensi cair dengan frekuensi >3x dalam sehari, kurang dari 14 hari (akut).
Pasien gelisah rewel dan susah tidur, tampak haus dengan frekuensi minum meningkat (memenuhi
minimal 2 tanda dehidrasi sedang).
4.6 Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan :
1. Berikan cairan lebih banyak
Oralit 700-900 ml
2. Berikan zinc selama 10 hari berturut-turut
20 mg (1 tab/hari)
3. Teruskan susu dan makanan
Susu formula tetap diteruskan. Berikan makanan segar-dimasak, ditumbuk
atau digiling. Makanan yang direkomendasikan seperti sereal atau
makanan lain yang banyak mengandung zat tepung dicampur dengan
kacang-kacangan, sayuran dan daging/ikan, jika mungkin, dengan 1-2
sendok teh minyak sayur yang ditambahkan ke dalam setiap sajian.
Berlemak dan makanan yang mengandung banyak gula seperti buah
manis, minuman ringan sebaiknya dihindari.
4.7
Medikamentosa
Obat
Indikasi
Dosis
35
Interaksi Obat
Cairan 1 : 4
(dextrose 5% :
NaCl 0,225%)
Ondansentron
HCL
Cefotaxim
Colistine
Colistin
sulfate
(Polymixin-E
Sulphate)
Cobazim
Coenzym B12
Mecodiar
(Loperamide)
mg
Naokaolana/
ml
15
Gastroenteritis,
enterokolitis, disentri
basiler
yang
disebabkan bakteri gr-
Anoreksia, malnutrisi,
anemia pernisiosa.
Diare akut non
spesifik dan diare
kronik
Tirapi simptomatik
pada diare non-
36
Kaolin
700mg,
pectin 66 mg
spesifik
Elkana
(CL
Emultion)
Vit A 2,400 IU, vit
D 400 IU, cod
liver oil 8 mg,
DHA 10 mg,
arachidonic acid
(AA) 15 mg,
curcuma extr 12
mg, vit B1 4 mg,
Vit B2 12 mg, Vit
B6 1,2 mg,
Vit B12 4 mcg,
nicotinamide 16
mg, choline 12
mg, inositol 12
mg, L-lysine HCL
100 mg, Ca 33,1
mg, Na 5,2 mg,
GOS 500 mg
Tambahan untuk
memenuhi kebutuhan
vit & kalsium
terutama pada anak
dlm masa
pertumbuhan, hamil,
laktasi.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan diagnosis
37
5.2
Saran