Professional Documents
Culture Documents
468
email: samsuridjal@yahoo.com
OPINI
Albert Sabin sukses mengembangkan vaksin
polio trivalen jenis OPV (Oral Polio Vaccine).
Kedua vaksin ini di kemudian hari terbukti
mampu mengeliminasi penyakit Polio hingga
90-99%. Emil von Behring menemukan
antitoksin difteri pada tahun 1981. Lalu Achilles
Sclavo menemukan antitoksin antraks.
Gaston Ramon dan Alexander Glenny
mengembangkan ajuvan berbasis garam
aluminium (alum) pada tahun 1926. Ajuvan
adalah substansi tambahan yang digabungkan
bersama vaksin untuk memperoleh respons
imun yang lebih optimal. Avery dan Groebel
pada tahun 1920-an berhasil menemukan
bahwa vaksin polisakarida akan jauh lebih
imunogenik bila dikonjugasikan dengan
protein pembawa. Barulah 60 tahun
kemudian, vaksin Haemophilus influenzae tipe
B, mendapat lisensi sebagai vaksin konjugat
pertama.
B. Imunisasi di Indonesia
Indonesia sebenarnya telah menerapkan
program EPI (Expanded Program of
Immunization) sejak tahun 1977 yang dikenal
dengan Program Pengembangan Imunisasi.
Saat ini vaksin yang masuk ke dalam program
imunisasi rutin adalah BCG, DPT, Hepatitis B,
Campak, dan Polio. EPI merupakan program
yang dicanangkan WHO (World Health
Organization) sejak tahun 1974, bertujuan
untuk membasmi penyakit-penyakit infeksi
yang mematikan dan sejatinya dapat
dicegah melalui vaksinasi. Program ini juga
menekankan aksesibilitas vaksin bagi seluruh
penduduk dunia, termasuk negara-negara
miskin.
Imunisasi di Indonesia telah berjalan cukup
lama, baik berupa program pemerintah
maupun atas inisiatif dan pembiayaan
masyarakat.
Peran
organisasi
profesi
kedokteran juga sangat besar dalam
meningkatkan
keberhasilan
program
imunisasi di negeri kita. Sementara itu, para
petugas di layanan kesehatan primer turut
menjadi tulang punggung utama, didukung
oleh para spesialis yang bekerja di layanan
kesehatan sekunder maupun tersier. Dewasa
ini, pemerintah sedang menggalakkan lima
imunisasi lengkap untuk anak. Cakupan
imunisasi dasar tersebut dinilai cukup tinggi,
meski masih terdapat perbedaan di berbagai
provinsi. Adapun cakupan imunisasi rutin
antigen DPT1, DPT3, Campak, dan universal
Gambar 2 Cakupan imunisasi rutin antigen DPT1, DPT3, Campak, dan UCI
desa Indonesia, 2004-2008
469
OPINI
D. Masa Depan Imunisasi
Kemajuan bioteknologi dan komitmen semua
pihak memungkinkan pengembangan vaksinvaksin generasi baru dengan pendekatan
yang berbeda-beda. Dalam beberapa tahun
ke depan akan lebih sering terdengar istilah
structural vaccinology maupun nucleic acid
vaccines.
Lebih dari 200 tahun sejak Jenner menemukan
vaksin smallpox pada tahun 1796, kini puluhan
vaksin telah digunakan oleh negara-negara di
seluruh dunia (Gambar 3). Data dan fakta telah
berbicara bahwa vaksin memberikan dampak
yang sangat besar dalam pencegahan
penyakit infeksi. Vaksin menawarkan upayaupaya pencegahan yang efektif. Kita masih
memerlukan lebih banyak lagi vaksin-vaksin
baru untuk dapat mengeliminasi bila
mungkin mengeradikasi penyakit-penyakit
infeksi.
Saat ini, telah tersedia vaksin yang dapat
mencegah 27 penyakit infeksi. Jumlah vaksin
yang dilisensi setiap tahun diharapkan
makin bertambah. Setidaknya, sebanyak 300
uji klinis kandidat vaksin di seluruh dunia
tengah berlangsung. Beberapa vaksin baru
yang keberadaannya dirasakan mendesak
adalah vaksin HIV, vaksin malaria, dan vaksin
tuberkulosis generasi baru. Usaha penelitian
dan pengembangan vaksin-vaksin ini telah
dimulai sejak puluhan tahun lalu, namun
hingga kini belum membuahkan hasil yang
diharapkan.
470
OPINI
perkembangan penemuan vaksin terapeutik
dapat dilihat pada Gambar 4.
Dari perjalanan sejarah, diketahui bahwa
perkembangan vaksin dari masa ke masa
dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
1. Adanya kebutuhan dunia medis dan
kesehatan masyarakat yang mendesak.
2. Kemajuan bioteknologi yang sangat
pesat.
3. Inovasi dalam melakukan berbagai
pendekatan baru dari aspek imunologi.
4. Persaingan industri vaksin yang kian
kompetitif.
5. Meningkatnya kepedulian dan komitmen
komunitas dunia.
6. Pertimbangan dari segi ekonomi bahwa
vaksin sangat efisien.
Saat ini merupakan The decade of vaccines.
Industri, pemerintah dari seluruh negara,
organisasi internasional, akademisi, lembaga
swadaya masyarakat hingga masyarakat
sipil terus berupaya mengembangkan
vaksin-vaksin baru dan pada saat yang sama
meningkatkan aksesibilitas vaksin-vaksin yang
DAFTAR PUSTAKA
1.
Plotkin SL, Plotkin SA. A short history of vaccination. Dalam: Plotkin SA, Orenstein WA, Offit PA (ed.). Vaccines, 5th ed. Elsevier Health Sciences. 2008
2.
-, Immunization, Vaccines and Biologicals. 24 May 2013 (cited 25 Agustus 2011). http://www.who.int/immunization/en/index.html
3.
Plotkin, S., The Past, Present and Future of Vaccination, in Palese, P. (ed.), Viruses and Viral Diseases: Emerging threats to humans and animals, The Biomedical & Life Sciences Collection, Henry
Stewart Talks Ltd, London.2007.
4.
Jenner, E. An Inquiry into the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae (Low, London, 1798).
5.
6.
7.
Stern AM, Markel H (2005). The history of vaccines and immunization: familiar patterns, new challenges. Health Aff 2005;24(3): 61121.
8.
9.
471