You are on page 1of 1

Judul

Media

: Republika

Peran Pemuda dalam Memerangi Narkoba jampai saat ini jumlah total pengguna narkoba pada awal 2015 mencapai (.3 juta jiwa, dengan 3,2 juta di an-tarany

Tanggal : 20-May-2015

Wartawan

: adv

Nada Pemberitaan : Negatif

Halaman : 10

Peran Pemuda dalam


Memerangi Narkoba j
ampai saat ini jumlah total pengguna
narkoba pada awal 2015 mencapai
(.3 juta jiwa, dengan 3,2 juta di antaranya adalah laki-laki dan 1,1 juta perempuan. Jumlah ini diperkirakan akan terus
meningkat hingga mencapai 5.1 juta jiwa.
Yang lebih mengejutkan, data BNN menyebutkan. 4.138 pelajar sekolah dasar (SO)
terdeteksi menggunakan narkoba pada
2007. Jumlah ini meningkat hingga 5.087
pada 2011.
Bahaya laten narkoba jika dibiarkan bakal
menjadi ancaman serius bagi pemuda
Indonesia yang bakal menghadapi
persaingan kerja di era Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) akhir tahun ini.
"Semua negara Asean memiliki
kekhawatiran yang sama, yaitu harus siap
menghadapi persaingan setelah MEA dimulai." kata Menpora Imam Nahrawi.
Seinng dengan tingginya ancaman
narkoba. Menpora mendorong kampus di
Indonesia agar mencanangkan program
bebas narkoba. Ia juga mendorong seluruh
civitas akademika dan pana karyawan
melakukan tes urine.
"Saya ke sim karena saya ingin semua
perguruan tinggi di Indonesia bersih dari
narkoba." kata Nahrawi ketika mengisi
perkuliahan di Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Tulungagung, beberapa waktu lalu.
Nahrawi menjelaskan, Kemenpora rutin
menggelar program ini setiap tahun karena
melihat peredaran narkoba yang kian
marak di kampus-kampus Apalagi, masalah remaja yang kompleks membuat para
mahasiswa menjadi sasaran empuk bandar
narkoba Pengedar narkoba juga lebih lelu-

asa sebab hilangnya kontrol


sosial di lingkungan kampus.
Menurutnya, narkoba merupakan ancaman serius
bagi mahasiswa. Para mahasiswa pengguna narkoba
juga biasanya enggan menyelesaikan masa studinya.
Banyak dari mereka kemudian putus kuliah, namun
masih membina hubungan
baik dengan para aktivis
kampus. Mereka masih
dapat mudah keluar masuk
kampus dengan mudah dan mendistribusikan narkoba dengan alasan mengikuti
kegiatan mahasiswa.
BNN pernah melansir penyebaran narkoba telah merambah hampir merata di 33
provinsi di Indonesia sejak 2008. Data
Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (Puslitkes Ul) menunjukkan, satu
dari 44-48 orang usia 10-59 tahun masih
atau pernah mengonsumsi narkoba.
Kemudian, prevalensi penyalahgunaan
narkoba di kalangan pelajar mencapai 4,7
persen dari jumlah pelajar dan mahasiswa
921.695 orang.
Dari jumlah tersebut. 61 persen menggunakan narkoba jenis analgesik. 39
persen menggunakan ganja, amphetamine,
ekstasi, dan lem. Prevalensi tertinggi ditemukan pada usia pengguna antara 20-34
tahun.
Nahrawi menyebutkan, narkoba kini telah
terdistribusikan hingga pedesaan dan
daerah terpencil Pengguna narkoba juga

bukan hanya berasal dari kalangan ekspatriat dan kaum hedon, namun juga remaja,
bahkan anak-anak.
Percaya diri
Tanpa pengaruh narkoba, kata dia, pemuda Indonesia akan dapat menghadapi
tuntutan pasar bebas dan meningkatkan
kreatifitas. Tak hanya itu. juga akan lebih
berani dan percaya diri dalam memasarkan
produk maupun budaya lokal seperti
kesenian daerah. Hal ini dinilai sebagai
salah satu langkah untuk menghadapi produk asing.
Program kampus bebas narkoba pernah
dimulai di Universitas Trisakti (Usakti).
Sejak 1999, kampus ini mempunyai Tim
Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba (TPPN). Mereka juga memiliki Divisi
Mahasiswa Anti Narkoba (DMAN). Di
dalamnya terdapat 120 mahasiswa yang
sengaja dikader untuk menciptakan Usakti
bebas narkoba.

Usakti juga menerima Pin Emas sebagai


pelopor kampus bebas narkoba pada masa
Presiden Megawati Soekamoputri dan
Soesilo Bambang Yudhoyono. Langkah
serupa kini juga diikuti berbagai kampus
lain di Indonesia.
Pencanangan kampus bebas narkoba tak
berarti ancaman narkoba di kampus benarbenar usai. Namun, dengan dimulainya
gerakan ini diharapkan dapat meminimalisasi pergerakan gelap narkoba. Para mahasiswa juga diajak untuk tidak sekedar
bebas narkoba, namun juga menjadi duta
pemberantasan narkoba.
Menpora. berharap pencanangan program kampus bebas narkoba dan tes urine
civitas akademika dan karyawan mampu
memutus peredaran narkoba di dunia pendidikan. Bila program ini berhasil maka
kampus diharapkan kembali menjadi solusi
masalah di masyarakat dan mencetak generasi-generasi unggul yang akan memajukan Indonesia. adv

You might also like