You are on page 1of 45

Patient

Safety

(KESELAMATAN PASIEN)

PEMBAHASAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kejadian Tak Diinginkan


KTD dan Mutu Layanan
Besaran Masalah Global
Etika Medik, Patient Safety dan
Sasaran PS
Besaran Masalah di Indonesia
Upaya Meningkatkan PS
Kendala Penerapan PS di Indonesia
Kesimpulan

Kejadian Tak Diinginkan


Salah obat

Infeksi nosokomial

Salah dalam

Salah transfusi darah

menggunakan

Dekubitus

peralatan medis

Pasien jatuh

Salah identifikasi
Salah bedah

Kejadian Tak Diinginkan


Sering Terjadi: 3-16% (WHO)
Merugikan pasien dan keluarga
Biaya Tinggi

Rendahnya Mutu Layanan


OVERUSE: Obat, tes dan prosedur yang 2dak perlu (SC,
tonsilektomi)*
UNDERUSE: Hanya sebagian kecil masyarakat yang menerima
pelayanan yang sesuai rekomendasi*
MISUSE: Misdiagnosis, obat dan prosedur yang 2dak tepat *
DOKTER: gaji rendah, kompetensi, tambahan
SISTEM PEMBIAYAAN, REMUNERASI
* Judith Healy, Australian Na4onal University

Besaran Masalah Global

Cornish PL et al. Unintended


medica2on discrepancies at the 2me
of hospital admission. Arch Intern
Med. 2005;165:424-429

Tentang Penerima Manfaat Medicare


Dari 12.500 peserta Medicare 1998-2005, 19% mendapatkan
masalah dari layanan kesehatan yang disediakan.

Dua per Aga dari masalah menimpa pasien rawat jalan atau
pan2-pan2 perawatan, bukan di rumah sakit.

Secara keseluruhan, temuan kami menunjukkan bahwa hal
itu (cedera medis) menimbulkan risiko yang signikan
terhadap kesehatan dan keselamatan para penerima
manfaat Medicare usia lanjut (peneli2).

[Injury Preven4on, May 28, 2014]

FAKTA
Iowa 1993: 4% pasien anak di-dokter-i oleh orangtuanya
sendiri. Sebanyak 2/3 di antara dokter-orangtua tersebut
menuliskan resep untuk anak mereka.

1991: 99% dokter yang dilibatkan dalam survey
mengatakan keluarganya pernah meminta saran
kesehatan, diagnosa, dan pengobatan. 83% mengaku
pernah meresepkan obat untuk keluarga.

FAKTA

Alasan: nyaman, menghemat pengeluaran, keyakinan bahwa
Saya memberikan perawatan terbaik.

Th/: perawatan kondisi minor, akut, hingga serius, serta
prosedur invasif.
5% dokter di RS merawat sendiri orang-orang yang mereka
sayangi.

9% melakukan operasi kepada keluarga sendiri.

OBAT YANG PALING


SERING DIRESEPKAN

Paling sering: meresepkan


an2bio2k, pil KB, analgesik.

Obat an2depresan, seda2f, obat
nyeri berbahan narko2ka.

EAka Medik, Pa4ent Safety


dan Sasaran Pa4ent Safety

American Medical Associa4on Medical Ethics 1847:


Kecemasan dan kekhawa2ran yang dirasakan oleh
dokter terkait sakit yang dialami istri, anak
cenderung mengaburkan penilaiannya dan
menyebabkan keraguan serta ke2dakmampuan
untuk mengambil keputusan terkait pekerjaannya.

ACP: Dokter seharusnya 2dak masuk ke dalam
hubungan ganda seper2 dokter-sekaligus-keluarga
atau dokter-sekaligus-teman.

Am Ac Pediatrics: Merawat anak sendiri
menimbulkan isu e2ka yang sangat krusial.

Kode Etik Kedokteran AMA 1993


Normalnya dokter Adak boleh mengoba2 diri sendiri atau
keluarga in2 mereka.

Berbagai perangkap: kegagalan untuk menanyakan hal-hal
sensi2f seper2 kondisi kesehatan di masa lalu, atau situasi
sosial yang dihadapi, menghindarkan diri dari pemeriksaan
sik yang pen2ng, kurangnya obyek2vitas profesional, konik
ba2n akibat pertentangan peran-peran yang dijalankan jika
pengobatan tak berjalan sebaik yang diinginkan, melakukan
prak2k di luar keahlian, kemungkinan pasien 2dak akan rajin
datang, informed consent dan persetujuan 2dak diberikan
oleh pasien.

Keselamatan Pasien
Proses atau struktur yang mengurangi risiko kejadian 2dak
diinginkan (adverse events) akibat pajanan (exposure) sistem
pelayanan kesehatan atau prosedur pengobatan.

Bertujuan untuk menciptakan layanan kesehatan yang aman,
baik bagi pasien maupun petugas. Keselamatan pasien
adalah sistem dan ciri terpenAng dari layanan berkualitas.

Masalah bersama organisasi, manajemen, ekonomi, dan
klinik.

Tantangan: kompleksitas proses layanan kesehatan,
kebiasaan menyalahkan dan mengingkari.

Keselamatan Pasien
Keselamatan adalah prinsip mendasar dalam perawatan
dan komponen kri2s dalam manajemen mutu.

Prak2k Keselamatan Pasien akan :
Menyelamatkan nyawa.
Menurunkan angka kesakitan.

Karena itu Kebijakan Keselamatan Pasien Nasional sangat
dibutuhkan.

Wilayah Kerja Keselamatan Pasien


KEBIJAKAN NASIONAL
LAYANAN KESEHATAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM
KESELAMATAN PASIEN
PENGETAHUAN DAN PEMBELAJARAN
PENINGKATAN KESADARAN
INFEKSI-INFEKSI TERKAIT LAYANAN KESEHATAN

Wilayah Kerja Keselamatan Pasien


PERLINDUNGAN PETUGAS KESEHATAN
MANAJEMEN LIMBAH
LAYANAN OPERASI AMAN
KEAMANAN PENGOBATAN
KEMITRAAN KESELAMATAN PASIEN
PENDANAAN KESELAMATAN PASIEN
RISET DAN SURVEILANS KESELAMATAN PASIEN

Sasaran Internasional Keselamatan Pasien


(International Patients Safety Goals)
IPSG 1: Mengiden2kasi pasien secara benar.

IPSG 2: Memperbaiki komunikasi efek2f.

IPSG 3: Meningkatan keamanan dalam High Alert Medica4on.

IPSG 4: Memas2kan sikap, prosedur, dan pasien secara benar.

IPSG 5: Mengurangi risiko infeksi akibat pemberian layanan.

IPSG 6: Mengurangi risiko pasien terluka karena jatuh.

Sasaran Internasional Keselamatan Pasien


(International Patients Safety Goals)
IPSG 1: Iden2kasi pasien dengan benar: sedasi, disorientasi,
tukar kamar.

IPSG 2: Meningkatkan komunikasi efek2f: akurat dan
dimenger2 baik tertulis, verbal, telpon.

IPSG 3: Meningkatkan keamanan penggunaan obat-obat risiko
2nggi: NaCl 3%, KCl, penyimpanan di ruang farmasi.

Sasaran Internasional Keselamatan Pasien


(International Patients Safety Goals)

IPSG 4: Memas2kan Benar Lokasi, Benar Prosedur, Benar
IdenAtas
Pasien Operasi.
(a) Komunikasi anggota 2m operasi, tanda lokasi operasi
dengan melibatkan pasien.
(b) Verikasi lokasi, prosedur n pasien.
(c) Dokumen, foto dilabel, 4me-out.

Sasaran Internasional Keselamatan Pasien


(International Patients Safety Goals)
IPSG 5: Mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan, seper2:
a) Kateter
b) Ven2lasi RS pneumonia
c) Kebersihan tangan

Sasaran Internasional Keselamatan Pasien


(International Patients Safety Goals)

IPSG 6: Mengurangi risiko pasien terluka akibat jatuh.


(a) evaluasi risiko jatuh: riwayat jatuh, alkohol, obat.

(b) program meminimalisasi, terukur dan diawasi.

Situasi di Indonesia
Di Indonesia keselamatan pasien telah menjadi perhaAan
serius. Peneli2an pertama dilakukan di rawat inap 15 rumah
sakit dengan 4500 rekam medik (Utarini et al., 2000).


Hasilnya menunjukkan angka KTD yang sangat bervariasi,
yaitu 8,0% hingga 98,2% untuk diagnos.c error dan 4,1%
hingga 91,6% untuk medica.on error. Sejak itu, buk2-buk2
tentang keselamatan pasien di Indonesia pun semakin banyak.

Upaya Meningkatkan
Pa4ent Safety

Intervensi Pemerintah yang Diperlukan


Memperkuat tata kelola dan regulasi:


Mengeluarkan UU, membentuk badan regulasi,
mendorong akuntabilitas tenaga medis dan
penyelenggara layanan.

Mendesain sistem yang aman: merancang standar
keamanan di RS dan ruang publik, protokol dan SOP
layanan kesehatan.


Mempromosikan budaya keselamatan dan kepen2ngan
pasien di atas kepen2ngan staf

UU dan Peraturan
UU no 8 /1999: Perlindungan konsumen
UU no 29: Praktek Kedokteran
2005: Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Komisi Akreditasi RS Kemenkes
2011: Permenkes 1691, Keselamatan Pasien RS
Wajib: Tim Keselamatan Pasien RS

UU no 29/2004, pasal 4
Dokter/Dokter Gigi dalam menyelenggarakan praktik
wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran dan
kedokteran gigi
dibedakan menurut jenis dan strata pelayanan
kesehatan

Standar diatur dengan Peraturan Menteri


Identifikasi Risiko
Laporan KTD
Review Rekam Medik
Pengaduan pasien dan keluarga.
Survey, self assessment.

PNPK
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran

Standar Layanan
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
PAPDI : Tata laksana HIV/AIDS
IDAI : Tata Laksana Berat Badan Bayi Lahir Rendah
IKABI : Tata Laksana Luka Bakar
POGI : Eklampsia

Standar Layanan

Standar Pelayanan Medik


Papdi : Standar Profesi Dokter Spesialis Penyakit
Dalam
Perdami : Panduan Manajemen Klinis Perdami
PDS Patklin : Standar Profesi & Sertifikasi Dokter
Sp Patologi Klinik Indonesia
PABI : Pedoman Pelayanan Medik Dokter Sp
Bedah Umum
Perki :Pedoman Tata Laksana Penyakit
Kardiovaskular di Indonesia
PDGKI : Standar Profesi Dokter Sp Gizi Klinik

Standar Layanan
PPK Panduan PrakAk Klinis (adaptasi sesuai fasilitas
setempat)
Demam berdarah, pneumonia, kanker serviks, kanker
nasofaring.
Clinical Pathway
Stroke Iskemik, Sec2o Caesaria, Tetralogi Fallot, HIV
Leukemia limfoblas2k akut, kemoterapi induksi LAM
VIII
Limfoma non-Hodgkin

Standar Layanan
Dibutuhkan lebih banyak PNPK & PPK
Tata Cara Konsensus
Batasan kompetensi pemberi layanan

Standar Layanan
Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan (PNPK)
Permenkes No 1438/IX/2010
Dibuat oleh kelompok pakar, koordinasi oleh
Kemenkes
Standar / Pedoman Pelayanan Medik
Panduan Prak2k Klinis (PPK) - Adaptasi sesuai fasilitas
setempat.
Clinical Pathway

Kendala Penerapan
Pa4ent Safety
di Indonesia

Aturan Praktik
Batasan Andakan atau jumlah pasien per hari belum ada
kesepakatan. Maksimal konsultasi per hari 45 pasien?
Batas Andakan perhari diserahkan pada masing-masing
PDSp/ PDPP
Kondisi kesehatan yang perlu dievaluasi :
- Kondisi kesehatan sik
- Kondisi kesehatan mental / perilaku
- Demensia
- Pasca stroke
- Riwayat kejang
- Sirosis ha2
- Gagal ginjal menahun
- Penyakit lain yang berat

Aturan Praktik
Aturan prakAk generik diatur oleh MPPK IDI.
Aturan detail dibuat oleh Perhimpunan masing-masing.
Aturan Generik: Batasan umur untuk prak2k Bedah 70 th,
Non bedah 75 th. Bila di atas usia tersebut masih ingin
berprak2k, maka dokter yang bersangkutan harus mengajukan
permohonan rekomendasi dan disertai hasil pemeriksaan di
bidang Neurologi (demen2a, stroke dll), Psikiatri, THTKL (tuli)
dan Mata (gangguan penglihatan)
Permohonan tersebut akan dievaluasi oleh peer grupnya (dan
IDI Cabang setempat).

Sanksi Jika Terjadi Masalah di Rumah Sakit


Medicare menerapkan sanksi bagi rumah sakit yang banyak
melakukan kesalahan yang merugikan pasien, padahal sebenarnya
kesalahan itu bisa dihindari (hospital acquired condi4ons, HACs). RS
yang terkena sanksi akan dikurangi pembayaran tagihannya oleh
Medicare sebanyak 1 persen dalam satu tahun skal (Oktober 2014
September 2015).

Untuk menetapkan sanksi Medicare membuat skala 1- 10 (10 yang
paling buruk), untuk 2ga jenis HACs, yakni:
1. Central-line Associated Bloodstream Infec4ons (CLABSIs)
2. Catheter Associated Urinary Tract Infec4ons (CAUTIs)
3. Komplikasi serius yang ditetapkan berdasarkan delapan jenis
cedera, termasuk penggumpalan darah, luka baring, dan
jatuh.

Sanksi Jika Terjadi Masalah di Rumah Sakit


Sejauh ini Medicare sudah menjatuhkan sanksi bagi 721 RS
yang pasiennya paling banyak mengalami infeksi dan
kesalahan medis lainnya.

Medicare memotong pembayaran pada setengah jumlah RS
pendidikan nasional di negara itu dan beberapa ins2tusi lain.

Sanksi Jika Terjadi Masalah di Rumah Sakit



Di antaranya adalah Intermountain Medical Center di Utah,
Ronald Reagan UCLA Medical Center di Los Angeles, the
Cleveland Clinic, Geisinger Medical Center di
Pennsylvania, Brigham and Women's Hospital di Boston,
NYU Langone Medical Center and Northwestern Memorial
Hospital di Chicago. Semua dikurangi pembayarannya 1%
sampai September 2015.

Secara keseluruhan RS akan kehilangan keuntungan sebesar
373 juta dollar AS, menurut perkiraan Medicare.

Tantangan Kedokteran Sekarang


Memberikan layanan kesehatan dengan kualitas
yang terbaik, komprehensif dan berkesinambungan
(Con4nuum of Care) kepada se2ap pasien.
Perlu moral keteladanan oleh profesi dan seruan
untuk kembali ke humanisme melalui
peningkatan kemampuan berkomunikasi, seni
mengajar dan pemanfaatan informasi.

KESIMPULAN

Kejadian tak diinginkan Sering Terjadi,


di Indonesia, Amerika, di seluruh dunia
(3-16% WHO)
Merugikan pasien dan keluarga
Biaya Tinggi
Bisa dicegah, bisa dikurangi
Undang Undang, Peraturan, Guidelines sudah ada
Perlu sosialisasi al di rumah sakit, perhimpunan2

You might also like