Professional Documents
Culture Documents
1.1 TUJUAN
untuk mengevaluasi kinerja karyawan perusahaan apakah sudah sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan dan program kerja yang telah disepakati
1.2 PARAMETER
terpenuhinya perpormance karyawan perusahan yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan dan
program kerja yang telah disepakati.
1.5 DEFINISI
1.5.1 PENGERTIAN EVALUASI KINERJA
Dalam bahasa Inggris istilah kinerja adalah performance. Performance merupakan kata
benda. Salah satu entry-nya adalah thing done(sesuatu hasil yang telah dikerjakan). Jadi
arti Performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Istilah Evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating)
dan penilaian (assesment). Evaluasi kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi
1
dalam menghasilkan pelayanan publik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukkan
bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi apakah uang tersebut dibelanjakan
secara ekonomis, efektif, dan efisien.
Evaluasi kinerja disebut juga Performance evaluation atau Performance appraisal
Appraisal berasal dari kata Latin appratiareyang berarti memberikan nilai atau harga. Evaluasi
kinerja berarti memberikan nilai atas pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang untuk diberikan
imbalan, kompensasi atau penghargaan.
Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang
atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan
standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. Evaluasi kinerja merupakan cara yang
paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja.
2
7. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawaan.
Jadi dengan penilaian prestasi kerja dapatlah diketaui prestasi kerja seorang karyawan di
mana terdapat kelebihan-kelebihan maupun kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Bagi
mereka yang memilii prestasi keja yang tinggi, memungkinkan dirinya untuk diberikan promosi.
Sebaliknya, karyawan yang prestasinnya rendah prestasi kerjanya dapat diperbaiki dengan
memindahkan ke jabatan yang sesuai dengan kecakapannya ataupun melalui pendidikan dan
latihan dalam rangka pengembangan karyawan
3
3. Memberi sumbangan pada aplikasi metode analisis kebijakan, termasuk perumusan
masalah dan rekomendasinya. Informasi mengenai tidak memadainya suatu kinerja
kebijakan, program dan kegiatan memberikan kontribusi bagi perumusan ulang
kebijakan, program dan kegiatan. Evaluasi dapat pula menyumbangkan rekomendasi bagi
pendefinisian alternatif kebijakan, yang bermanfaat untuk mengganti kebijakan yang
berlaku dengan alternatif kebijakan yang lain.
4
Menjual Produk
Melakukan Pengepakan dan Pengiriman
Menanggapi Komplain dan Keluhan
Mematuhi Perintah
Melaporkan Masalah
Merawat Perlengkapan
Membuat Catatan Pekerjaan
Mengikuti Peraturan
Hadir Secara Teratur
Memberi Saran
4. HASIL
Jenis/kuantitas Produk
Nilai jual Produk
Tingkat Produksi
Pelanggan yang dilayani
Kualitas Produksi
Efektivitas Penggunaan bahan
Efektivitas penggunaan alat
Tingkat keselamatan kerja
Kepatuhan terhadap prosedur
Kepuasan pelanggan
5
bagian kinerja terbaik, namun untuk karyawan yang kinerjanya buruk, maka ia berada
diperingkat bawah pada bagian kinerja terburuk.
b) Metode Perbandingan Berpasangan (Paired Comparison)
Dalam metode ini digunakan untuk perusahaan yang memiliki pegawai/karyawan yang
sedikit. Metode ini membandingkan individu dengan individu lain, urutan peringkat dapat
diperoleh dari berapa kali seseorang terpilih menjadi yang terbaik dari pasangannya.
Metode ini menggunakan rumus : N(N-1)/2 = Jumlah Perbandingan Keterangan; N
adalah jumlah karyawan/pegawai dalam perusahaan. misal, dalam sebuah perusahan
terdapat 8 karyawan, maka perhitungannya ialah 8(8-1)/2 = 24 Maka, 8 karyawan dapat
dibandingkan sebanyak 24 kali.
c) Distribusi Paksaan (forced distribution)
Istilah distribusi paksaan menggambarkan format penilaian dimana penilai dipaksa
mendistribusikan karyawan yang dinilai kepada beberapa kategori kinerja. Metode ini
digunakan apabila sulit untuk mengurutkan peringkat masing masing karyawan karena
ada beberapa karyawan yang memiliki kinerja yang sama. Maka, metode ini
menempatkan beberapa kategori untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara
menetapkan presentase pada setiap kategori, misal; sangat buruk (5%), buruk (15%),
menengah (30%) , baik (20%), dan sangat baik (10%).
6
Menilai kinerja dengan perilaku spesifik, bukan berdasar sifat-sifat umum.
Menghilangkan ukuran-ukuran angka dan volume yang berpotensi menyesatkan dan
tidak segera ditafsirkan.
Mengurangi bias dan kesalahan penilai dengan mengaitkan nilai (rating) dengan
contoh-contoh perilaku spesifik..
Meminimalkan kekurang cermatan, subyektivitas, dan ketidak berhasilan evaluator
dalam mengidentifikasikan fungsi-fungsi penting sebuah jabatan atau pekerjaan.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam metode ini adalah mengumpulkan data
tentang perilaku untuk masing-masing katagori jabatan. Kejadian-kejadian kritis dan
data yang terkumpul akan menjadi pertimbangan untuk konstribusi dalam kinerjanya.
Metode ini memiliki 2 jenis didalamnya yaitu ;
1. Skala Harapan Perilaku (Behavior Expectation Scale/BES)
BES merupakan uraian yang membantu penilai untuk menetapkan perilaku
karyawan ke dalam kategori baik,sedang ataupun buruk. Langkah-langkah
utamanya antara lain;
Mengumpulkan peristiwa peristiwa yang menggambarkan perilaku
baik,sedang ataupun buruk pada setiap kategori pekerjaan.
Setiap peristiwa yang terjadi dikelompokkan kedalam kategori atau
dimensi kinerja keseluruhan yang besar.
Setiap dimensi yang dihasilkan disusun secara acak dan para anggota
kelompok diminta untuk membaginya kedalam dimensi-dimensi khusus.
Dimensi yang tidak memperoleh persetujuan 75% atau lebih dibuang,
karena terlalu subjektif.
Klarifikasi kepada kelompok kedua yang terdiri dari karyawan. Jika tidak
ada 75% persetujuan, maka dibuang.
Setiap ukuran yang tetap digunakan sebagai dimensi, diberi peringkat
sesuai dengan keinginannya dan dibentuk suatu skala.
2. Skala Pengamatan Perilaku (Behavior Observtion Scale/BOS)
Metode ini sangat mirip dengan BARS atau dengan Skala standar campuran.
Perbedaan ini adalah bahwa BOS menilai kinerja pelayanan karyawan dengan
cara megamati seberapa sering mereka melakukan kejadian-kejadian kritis
(critical incidents) serta frerkuensi kejadian-kejadian tersebut. Nilai diperoleh tiap
pelaku dengan memberi angkakepada penilaian frekuensi secara keseluruhan.
7
sasaran yang akan dicapai. Atasan dan bawahan akan sama-sama melakukan evaluasi atas
kegagalan yang mungkin terjadi dan kemudian memutuskan sasaran-sasaran baru yang
dimungkinkan bagi sasaran yang belum tercapai sebelumnya. Rata-rata sistem MBO
membutuhkan waktu 2 tahun sesudah penerapannya untuk berjalan dengan efektif.
Proses MBO adalah sebagai berikut;
1. Anlisis Pekerjaan, para bawahan dan atasan bersama-sama melakukan
meninjauan atas deskripsi pekerjaan,
2. Menetapkan Standar Kinerja, berdasarkan deskripsi pekerjaan, para bawahan dan
atasan bersama-sama menentukan standar kinerja.
3. Penetapan Sasaran, para bawahan dan atasan bersama-sama menatapkan sasaran.
4. Penilaian Kinerja, para bawahan dan atasan menggunakan sasaran tersebut
sebagai dasar untuk melakukan penilaian pekerjaan.
b) Pendekatan Standar Kinerja (Work Standard)
Metode ini mengacu pada kinerja karyawan, yakni membandingkan antara kinerja setiap
karyawan dengan standar kinerja yang diharapkan. Metode ini lebih menekan pada
pengujian kinerja dari masing-masing karyawan.
c) Pendekatan Indeks Langsung
Pendekatan ini mengukur kinerja dengan kriteria impersonal obyektif, seperti
produktivitas, absensi dan keluar-masuknya karyawan. Ukuran-ukuran itu juga dapat
dipecah menjadi ukuran kuantitas yang dihasilkan dalam suatu waktu tertentu.
d) Catatan Prestasi
Metode ini dilakukan oleh sebuah tim yang terdiri dari pakar yang memiliki kompetensi
pada bidang yang dinilai untuk menilai kinerja para profesional.
8
tujuan yang diharapkan. Penentuan desain penilaian kinerja ini harus selalu dikaitkan dengan
tujuan penilaian. Hal ini karena tiap-tiap desain penilaian kinerja memiliki kelemahan dan
kelebihannya masing-masing. Sebagai contoh, penilaian kinerja yang dilakukan untuk
menentukan besaran gaji pegawai dengan penilaian kinerja yang bertujuan hanya untuk
mengetahui kebutuhan pengembangan tentunya memiliki desain yang berbeda.
Langkah berikutnya adalah melakukan penilaian kinerja terhadap Karyawan yang
menduduki suatu jabatan. Penilaian kinerja ini dapat dilakukan oleh atasan saja, atau dengan
sistem 360o. Penilaian dengan sistem 360o maksudnya adalah penilaian satu pegawai dilakukan
oleh atasan, rekan kerja yang sejajar/setingkat, dan bawahannya.
Hasil dari penilaian kinerja, selanjutnya dianalisa dan dikomunikasikan kembali kepada
pegawai yang dinilai agar mereka mengetahui kinerjanya selama ini serta mengetahui kinerja
yang diharapkan oleh organisasi.
9
diberikan. Jika tanggal 25 sudah terkumpul maka bagian personalia memberikan kepada
manager hrd untuk di evaluasi.
7. Manager hrd menganalisa report hasil pelaksanaan program kerja dan jobperformance
apprasial untuk karyawan dan meminta untuk melakukan sampling dilapangan untuk
kebenaran refort yang dibuat oleh personal/unit/depisi/dapertement
8. Menganalisa dan melakukan sampling dilapangan dan membuat rekomendasi kepada
manager hrd terhadap temuan-temuan dilapangan
9. Manager hrd menganalisa merekomendasi terhadap pelaksanan program kerja dari
personal /unit/depisi/dapertement dan job performance apprasial untuk karyawanDan
mengevaluasi apakah karyawan sudah bekerjasesuai program kerja jika ya maka Ke no
10, jika tidak maka manager hrd meminta personalia untuk membuat Surat peringatan.
10. Manager hrd mengevaluasi apakah ada pelanggaran atau penyimpanan terhadap
peraturan perusahaan jika tidak mengevaluasi apakah sesuai dengan target yang
ditetapkan. Jika ya maka meminta personalia untuk membuat surat peringatan sesuai
dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan
11. Jika sesuai dengan target yang ditetapkan maka manager hrd menetapkan reward
karyawan yang bersangkutan (yang sesuai dengan pedoman reward dari direktur) dan
dimasukan sebagai take home pay yang diterima oleh karywan. Dan mengevaluasi
karyawan tersebut apakah layak untuk dipromosikan jika layak maka dievaluasi status
karyawan, jika tidak maka status karyawan dianggap tetap seperti semula .
12. Manager Hrd mengevaluasi status karyawan yang bersangkutan jika:
Karyawan kontra sementara maka akan dibuat kontra baru selama tiga bulan
Jika karyawan kontra 3 bulan atau tetap maka akan dinaikan level nya kelevel lebih
tinggi (mengacu kepada pra syarat level yang sudah ditetapkan)
13. Manager hrd menyerahkan data karyawan layak promosi kepada personalia untuk dibuat
data base karyawan layak promosi
14. Personalia membuat Surat Peringatan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan
dan menyerahkan kepada manager hrd
15. Manager hrd memanggil kepala unit/depisi/dapertement berkenaan dengan Surat
peringatan yang akan diterima oleh karyawan
16. Jika karyawan tersebut dibawah level manager kepala unit/depisi/dapertement yang
bersangkutan, jika level manager maka penyampaian sangsi akan dilakukan oleh
manager atas persetujuan direktur.
17. kepala unit/depisi/dapertement menyampaikan kepada karyawan atas sangsi terhadap
pelanggaran yang dilakukan
18. karyawan menerima sangsi terhadap pelanggaran yang dilakukan
19. bagian personalia membuat refor terhadap hasil evaluasi terhadap program kerja dan job
performance apprasial sekaligus membuat data base karyawan yang dipromosi maupun
yang didemosi
20. personalia mengarsip dan memberikan copian dan bagian rekruitment (untuk karyawan
yang didemosi) untuk ditindak lanjuti
10
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN
Untuk melihat dan menilai Penampilan dan Hasil Kerja para karyawan selama satu tahun perlu ditetapkan
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawan.
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawan ini sebagai acuan dasar bagi para Atasan/Pimpinan
dalam memberikan penilaian terhadap Aspek-aspek yang dinilai dari No. 1 s/d 10 dengan cara
Memberikan Nilai pada Form PENILAIAN KINERJA KARYAWAN ( FPKK ) sesuai Nilai Angka yang
tertera.
Range
ASPEK-ASPEK YANG DINILAI Nilai
Angka
Disiplin
1 Selalu tepat waktu dan tidak pernah melakukan pelanggaran 5
2 Biasanya tepat waktu dan tidak pernah melakukan pelanggaran 4
1 Sekali-sekali tidak tepat waktu dan sekali-sekali melanggar tata
3
3 tertib
Hanya sekali-sekali tepat waktu dan pernah mendapatkan sanksi 2
4 kedisiplinan
2 Sikap
11
Selalu menjunjung tinggi norma-norma kerja baik terhadap atasan, 5
1 bawahan dan sesama karyawan
Biasanya menjunjung tinggi norma-norma kerja baik terhadap 4
2 atasan, bawahan dan sesama karyawan
Sekali-sekali tidak menjunjung tinggi norma-norma kerja baik 3
3 terhadap atasan, bawahan dan sesama karyawan
Kurang menjunjung tinggi norma-norma kerja baik terhadap 2
4 atasan, bawahan dan sesama karyawan
Kerjasama
12
Menguasai, terampil dan bertanggungjawab dalam segala hal
berkaitan dengan penyelesaian tugas pekerjaan.
12 s/d
Menguasai, terampil dan bertanggungjawab dalam segala hal 15
berkaitan dengan penyelesaian tugas pekerjaan.
1
Biasanya menguasi, terampil dan bertanggung dalam penyelesaian 8 s/d 11
2 tugas pekerjaan.
Sekali-sekali menguasai, terampil dan sekali-sekali bertanggung 4 s/d 7
3 jawab dalam menyelesaikan tugas pekerjaan
Tidak menguasai, kurang terampil dan kurang bertanggungjawab 0 s/d 3
4 dalam penyelesaian tugas pekerjaan.
Inisiatif
Inisiatifnya luar biasa, selalu mencari/menemukan cara-cara baru 12 s/d
untuk dapat menyelesaikan tugas lebih baik dan selalu mampu 15
1 memberikan saran-saran/usul-usul yang positif tanpa diminta.
Inisiafnya cukup baik, seringkali mencari/menemukan cara-cara
7
untuk menyelesaikan tugas lebih baik dan seringkali memberi usul- 8 s/d 11
2 usul yang positif.
Inisiatifnya sedang-sedang saja, kadangkala mencari/menemukan 4 s/d 7
3 cara-cara penyelesaian tugas yang lebih baik.
4 Tidak ada inisiatif dan selalu membutuhkan instruksi secara umum 0 s/d 3
Kuantitas Kerja
Selalu berhasil menyelesaikan pekerjaan dengan kuantitas yang 12 s/d
1 direncanakan dan tepat menurut waktu yang ditetapkan. 15
8 Biasanya menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan mendekati 8 s/d 11
2 waktu yang ditetapkan.
3 Hasil kerja baik tetapi waktu kerja pas-pasan 4 s/d 7
Kualitas Kerja
Hasil Kerja selalu memenuhi standar mutu bahkan sering kali jauh 12 s/d
1 lebih baik dari yang ditetapkan 15
9 2 Hasil kerja sesuai standar mutu dan menurut ketetapan 8 s/d 11
Biasanya tepat dan menurut ketetapan tetapi membutuhkan 4 s/d 7
3 pengontrolan
4 Ketepatan memadai tetapi sering salah. 0 s/d 3
Kepemimpinan
Menjalankan tugas dengan tanggungjawab dan selalu menjadi
17 s/d
tauladan, memberi motivasi, dan berani mengambil keputusan
1 20
1 dengan baik
0
13 s/d
2 Biasanya menjalankan tugas dengan tanggungjawab dengan baik 16
3 Kadang-kadang menjalankan tugas dengan baik 9 s/d 12
13
Menjalakan tugas dengan kurang kesungguhan dan selalu 5 s/d 8
4 mengharapkan petunjuk dan arahan
Menjalankan tugas dan tidak sungguh-sugguh dan jarang sekali 0 s/d 4
5 sampai tuntas
TOTAL 0
Demikian Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawan ini dibuat agar sebagai
ATASAN/PIMPINAN dapat MENILAI DAN MENETAPKAN secara garis besar TINGKAT
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN.
Pelanggara Jum
Pelanggaran Sub Item Jumlah Score Total Sub Item
n Pelang
Mangkir 0 0 Mangkir 1h
Absensi Izin 0 Absensi Izin 2h
Sakit 0 Sakit 4h
0 - 15 Menit 0 0 0 - 15 Menit 15
15 - 30
Telat Telat 10
15 - 30 Menit 0 Menit
> 30 Menit 0 > 30 Menit 5k
SP I 0 SP I
SP SP II SP SP II
SPIII SPIII
Total 0
14
Gr
M
Element Assesment an
Na a Nil Tot Reduc
& Max Score d Final Score
ma s ai al tion
N (Individu) Tot
Kar a TI
o al
yaw K M/
A T S Desc
an er KPI 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 b l A B C D ripti
ja 0
s t P on
- -
- -
- -
- -
- -
TOTAL SCORE
15
FORM PENILAIAN
No. :
PENILAIAN KINERJA KARYAWAN Dokumen FR.HR.02.07
Edisi :1
No. Revisi :1
RESUME
Halaman :1
( ) ( )
16