You are on page 1of 7

ARSEN

II.4.1 Pengertian
Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal (steel-
grey). Senyawa arsen didalam alam berada dalam 3 bentuk: Arsen trichlorida (AsCl3) berupa
cairan berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan berupa gas
arsine (AsH3). Lewisite, yang sering disebut sebagai gas perang, merupakan salah satu
turunan gas arsine. Pada umumnya arsen tidak berbau, tetapi beberapa senyawanya dapat
mengeluarkan bau bawang putih. Racun arsen pada umumnya mudah larut dalam air,
khususnya dalam air panas .
Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa arsen
trioksida misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg.
Dalam jangka panjang, penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan timbulnya
gejala intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai
infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi
kemudian tidak lagi digunakan karena ditemukannya obat lain yang lebih aman. Arsen dalam
dosis kecil sampai saat ini juga masih digunakan sebagai obat pada resep homeopathi.
II.4.2 Jenis-jenis Arsen
Bermacam-macam bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu sebagai berikut ;
1. Arsen triokasida (As2O3), ialah bentuk garam inorganic dan bentuk trivial dari asam
arsenat (H4AsO4) berwarna putih dan padat seperti gula.
2. Arsen pentaoksida (As2O5)
3. Arsenat (misalnya : PbHAsO4), ialah bentuk garam dari asam arsenat, merupakan senyawa
arsen yang banyak dijumpai di alam dan bersifat kurang toksik.
4. Arsen organic, arsen berikatan kovalen dengan rantai karbon alifatik atau struktur
cincin,dimana arsen terikat dalam bentuk trivalent ataupun pentavalen.Bentuk senyawa
arsen ini kurang toksin dibandingkan denagn bentuk senyawa arsen inorganic trivalent.
Bentuk senyawa arsen yang paling beracun ialah gas arsin (AsH3),yang terbentuk bila
asam bereaksi dengan arsenat yang mengandung logam lain.
Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat ditemukan di
industri seperti industri pestisida, proses pengecoran logam maupun pusat tenaga geotermal.
Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau komponen arsen organik
(biasanya ditemukan pada produk laut seperti ikan laut) biasanya tidak beracun(tidak toksik).
Arsen dapat dalam bentuk in organik bervalensi tiga dan bervalensi lima. Bentuk in organik

1
arsen bervalensi tiga adalah arsenik trioksid, sodium arsenik, dan arsenik triklorida.,
sedangkan bentuk in organik arsen bervalensi lima adalah arsenik pentosida, asam arsenik,
dan arsenat (Pb arsenat, Ca arsenat). Arsen bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia
yang cukup potensial untuk menimbulkan terjadinya keracunan akut.
II.4.3 Karakteristik Arsen
Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air di
temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain (Wijanto, 2005).
Arsen secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan sering
dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika
dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsen, yang berbau seperti bau
bawang putih. Arsen dan beberapa senyawa arsen juga dapat langsung tersublimasi, berubah
dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsen ditemukan dalam
dua bentuk padat yang berwarna kuning dan metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.
II.4.4 Sifat Kimia Arsen
Arsen, Sb, dan Bi, terutama terdapat sebagai mineral sulfide seperti mispickel,FeAsS,
atau stibnite,Sb2S3.
Arsen, Sb, dan Bi, diperoleh sebagai logamnya, semuanya membentuk Kristal yang
strukturnya mirip dengan fosfor hitam. Namun ketiga unsur tersebut tampak mengkilat dan
seperti logam, serta mempunyai tahanan masing-masing 30, 40, dan 105 cm, yang bias
dibandingkan dengan logam-logam seperti Ti dan Mn (berturut-turut 42 dan 185 cm).
melalui reduksi oksidasinya dengan karbon dan hydrogen. Logamnya terbakar pada
pemanasan dalam oksigen menghasilkan oksida.
Arsen trihalida mirip dengan trihalida fosfor. SbCl3 berbeda karena ia larut dalam
sejumlah air yang terbatas menghasilkan larutan jernih, yang dalam pengenceran
menghasilkan okso klorida yang tidak terlarut seperti SbOCl dan Sb4O5Cl2. Tidak ada ion
Sb3+ sederhana dalam larutan BiCl3, suatu padatan Kristal putih, terhidrolisis oleh air
menjadi BiOCl namun reaksi ini di bolak=balik : BiCl3 + H2O BiOCl + 2 HCl.
Arsen membentuk As4S3, As4S4, As2S3, dan As2S5 dengan interaksi langsung. Dua

yang terakhir juga dapat mengendap dari larutan asam hidroklorida dan dengan
S. As2S3 tidak larut dalam air dan asam, namun larut sebagai asam dalam larutan alkalin
sulfide menghasilkan anionlhio. As 2S5 berperilaku sama. As4S4 yang terdapat sebagai
mineral realgar, mempunyai struktur dengan tetrahedron As4.

2
II.4.5 Epidemiologi
Di dunia, lebih dari 100 juta orang berisiko terpapar arsenic dari minuman air yang
mengandung arsenic dengan kadar tinggi. Di Bangladesh, lebih dari 95% persediaan air untuk
lebih dari 138 juta orang berpotensii terkontaminasi arsenic. Menurut American Association
of Poisioning Control Centres (AAPCC) National Poisioning Data System (NPDS) tiga
orang meniggal akibat terpapar arsenic di tahun 2011. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki
lebih sering terpapar arsenk pestisida lebiih dominan (274 dari 379 menurut data NPDS
2007). Sedangkan, arsenic non peptesida didominasi usia lebih 19 tahun (645 dari 1165).
II.4.6 Sumber Pencemaran Oleh Arsen
Keberadaan arsen di alam (meliputi keberadaan di batuan (tanah) dan sedimen, udara,
air dan biota), produksi arsen di dalam industri, penggunaan dan sumber pencemaran arsen di
lingkungan.
1. Keberadaan Arsen di Alam
a. Batuan (Tanah) dan Sedimen
Di batuan atau tanah, arsen (As) terdistribusi sebagai mineral. Kadar As tertinggi
dalam bentuk arsenida dari amalgam tembaga, timah hitam, perak dan bentuk sulfida
dari emas. Mineral lain yang mengandung arsen adalah arsenopyrite (FeAsS), realgar
(As4S4) dan orpiment (As2S3). Secara kasar kandungan arsen di bumi antara 1,5-2
mglkg (NAS, 1977). Bentuk oksida arsen banyak ditemukan pada deposit/sedimen dan
akan stabil bila berada di lingkungan.
Tanah yang tidak terkontaminasi arsen ditemukan mengandung kadar As antara
0,240 mg/kg, sedang yang terkontaminasi mengandung kadar As rata-rata lebih dari 550
mg/kg (Walsh & Keeney, 1975).
Secara alami kandungan arsen dalam sedimen biasanya di bawah 10 mg/kg berat
kering. Sedimen bagian bawah dapat terjadi karena kontaminasi yang berasal dari
sumber buatan kering ditemukan pada sedimen bagian bawah yang dekat dengan
buangan pelelehan tembaga.
b. Udara
Zat padat di udara (total suspended particulate = TSP) mengandung senyawa
arsen dalam bentuk anorganik dan organik (Johnson & Braman, 1975). Crecelius (1974)
menunjukkan bahwa hanya 35% arsen anorganik terlarut dalam air hujan. Di lokasi
tercemar, kadar As di udara ambien kurang dari satu gram per meter kubik (Peirson, et
al 1974; Johnson & Braman, 1975).

3
c. Air
Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat
merembes ke air tanah. Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah
daerah aluvial yang merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan
organik. Arsenik dalam air tanah bersifat alami dan dilepaskan dari sedimen ke dalam
air tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan di bawah permukaan tanah
(www.wikipedia.org, 2009).
Arsen terlarut dalam air dalam bentuk organik dan anorganik (Braman, 1973;
Crecelius, 1974). Jenis arsen bentuk organik adalah methylarsenic acid dan
methylarsenic acid, sedang anorganik dalam bentuk arsenit dan arsenat. Arsen dapat
ditemukan pada air permukaan, air sungai, air danau, air sumur dalam, air mengalir,
serta pada air di lokasi di mana terdapat aktivitas panas bumi (geothermal).
d. Biota
Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan aluminium,
sebagian besar merupakan kebalikan dari penyerapan arsen pada tanaman (WaIlsh,
1977). Kandungan arsen dalam tanaman yang tumbuh pada tanah yang tidak tercemari
pestisida bervariasi antara 0,01-5 mg/kg berat kering (NAS, 1977). Tanaman yang
tumbuh pada tanah yang terkontaminasi arsen selayaknya mengandung kadar arsen
tinggi, khususnya di bagian akar (Walsh & Keene, 1975; Grant & Dobbs, 1977).
Beberapa rerumputan yang mengandung kadar arsen tinggi merupakan
petunjuk/indikator kandungan arsen dalam tanah (Porter & Peterson, 1975). Selain itu,
ganggang laut dan rumput laut juga umumnya mengandung sejumlah kecil arsen.
2. Produksi dalam Industri
Berdasarkan data yang digunakan dari Biro Pertambangan Amerika Serikat (Nelson,
1977), dapat diperkirakan bahwa total produksi senyawa arsen di dunia mulai tahun 1975
sekitar 600.000 ton. Negara-negara produsen utama adalah: China, Peru, Swedia, USA dan
USSR. Negara-negara tersebut mampu mencukupi sampai 90% produk dunia. Arsen trivalen
adalah basis utama industri kimia arsen dan merupakan produk samping dalam pelelehan
bijih tembaga dan timah hitam.
3. Penggunaan Senyawa Arsen
Arsen banyak digunakan dalam berbagai bidang, yaitu salah satunya dalam bidang
pertanian. Di dalam pertanian, senyawa timah arsenat, tembaga acetoarsenit, natrium arsenit,
kalsium arsenat dan senyawa arsen organik digunakan sebagai pestisida.

4
Sebagian tembakau yang tumbuh di Amerika Serikat, perlu diberi pestisida yang
mengandung arsen untuk mengendalikan serangga yang menjadi hama tanaman tersebut
selama masa pertumbuhannya. Tembakau ini akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
rokok.
II.4.7 Toksisitas
Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya
memiliki toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.. Penelitian telah
menunjukkan bahwa arsenites (trivalen bentuk) memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi
daripada arsenates (pentavalent bentuk). Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada
orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan
keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen,
terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni.
Gejalanya antara lain: sakit di daerah perut, produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus
dan kekakuan di tenggorokan, suara serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah
(kehijauan atau kekuningan, kadang-kadang bernoda darah), diare, tenesmus, sakit pada
organ kemih, kejang-kejang dan kram, keringat basah, lividity dari ekstremitas, wajah pucat,
mata merah dan berair.
Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit kepala dan dapat berkembang
menjadi ringan dan biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan kematian
(www.wikipedia.org, 2009).
II.4.8 Mekanisme Terjadinya Toksisitas
Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari
makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus
kemudian masuk ke peredaran darah.
Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum.Hal tersebut terjadi apabila
arsen terikat dengan gugus sulfhidril (-SH), terutama yang berada dalam enzim.Salah satu
system enzim tersebut ialah kompleks.piruvat dehidrogenase yang berfungsi untuk oksidasi
dekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan CO2 sebelummasuk dalam siklus TOA
(tricarbocyclic acid). Dimana enzim tersebut terdiri dari beberapa enzim dan kofaktor.Reaksi
tersebut melibatkan transasetilasi yang mengikat koenzim A(CoA-SH) untuk membentuk
asetil CoA dan dihidrolipoil-enzim, yang mengandung dua gugus sulfhidril.Kelompok
sulfhidril sangat berperan mengikat arsen trivial yang membentuk kelat.kelat dari dihidrofil-
arsenat dapat menghambat reoksidasi dari kelompok akibatnya bila arsen terikat dengan
system enzim, akan terjadi akumulasi asam piruvat dalam darah.
5
Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase kedua dari glikolosis
dengan jalan berkompetisi dengan fosfat dalama reaksi gliseraldehid dehidrogenase.Dengan
adanya pengikatan arsenat reaksi gliseraldehid-3-fosfat, akibatnya tidak terjadi proses
enzimatik hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan tidak memproduksi ATP.Selama Arsen
bergabung dengan gugus SH,maupun gugus SH yang terdapat dalam enzim,maka akan
banyak ikatan As dalam hati yang terikat sebagai enzim metabolic.Karena adanya protein
yang juga mengandung gugus SH terikat dengan As, maka hal inilah yang meneyebbkan As
juga ditemukan dalam rambut, kuku dan tulang.Karena eratnya As bergabung dengan gugus
SH, maka arsen masih dapat terdeteksi dalam rambut dan tulang bebrapa tahun kemudian.

DAFTAR PUSTAKA

6
1. Cotton dan Wilkinson . 2009 . Kimia Anorganik Dasar . Jakarta : UI-Press

2. Darmono . 2006 . Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya Dengan


Toksikologi Seyawa Logam . Jakarta . UI-Press

3. Adnan Agnesa. 2010. Makalah Toksikologi Industri ARSEN. http://kesmas-


unsoed.blogspot.com/2010/10/makalah-toksikologi-industri-arsen.html.30 Maret 2012

4. Fhazira. 2010. Logam Berat Arsen. http://chitralestari.blogspot.com/2010/09/logam-


berat-arsen.html. 30 Maret 2012

5. Darmono . 2009 . Farmasi Forensik dan Toksikologi . Jakarta : UI-Press

6. http://id.wikipedia.org/wiki/Arsen

7. Ilmu Kedokteran Forensik. P.101. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Universitas


Indoesia.7

8. Chadha, Vijay. Ilmu Kedokteran Forensik dan Toksikologi. Edisi kelima. Jkarta :
Widya Medika. 1995

You might also like