You are on page 1of 13

1

VERTIGO SENTRAL

PENDAHULUAN
Sewaktu berjalan-jalan di Mal, tanpa sengaja Tanto menjatuhkan tiket parkir. Saat
memungutnya, tiba-tiba dia merasakan sekelilingnya berputar hebat. Tanto pun kalang kabut
berusaha mencari pegangan. Pakaiannya basah kuyup dengan keringat dan rasa mual yang
hebat menyerangnya sehingga dia memuntahkan makanan yang baru dimakannya tadi siang.
Kejadian seperti yang digambarkan di atas dinamakan vertigo, dan mungkin Anda atau
kenalan Anda pernah mengalaminya. Vertigo merupakan penyakit yang umum, angka
kejadian penyakit ini mencapai 5-10 persen dari populasi.1
Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek; yang sering
digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau rasa
pusing (dizziness); deskripsi keluhan tersebut penting diketahui agar tidak dikacaukan dengan
nyeri kepala atau sefalgi, terutama karena di kalangan awam kedua istilah tersebut (pusing
dan nyeri kepala) sering digunakan secara bergantian. Vertigo berasal dari bahasa Latin
vertere yang artinya memutarmerujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa
keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistem
keseimbangan.Vertigo bukan suatu diagnosis penyakit, melainkan kumpulan gejala (sindrom)
subjektif dan objektif yang bisa disebabkan oleh berbagai macam penyakit fisik maupun
psikis.2,3
Vertigo merupakan salah satu bentuk keluhan dizziness. Secara klinis, dizziness
terbagi menjadi tipe fisiologis dan patologis. Tipe patologis juga terbagi menjadi dua jenis
yaitu tipe vestibularis/true vertigo dan tipe nonvestibularis/pseudovertigo. Pseudovertigo
terdiri dari sinkop, disekuilibrium, dan ill-define. True vertigo terbagi atas jenis perifer dan
jenis sentral.3
Dalam referat ini, jenis true vertigo yang akan dibahas lebih mendalam yaitu
mengenai vertigo sentral.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM KESEIMBANGAN TUBUH
Terdapat tiga sistem yang mengelola pengaturan keseimangan tubuh yaitu: sistem
vestibular, sistem proprioseptik, dan sistem visual. Sistem vestibuler meliputi labirin
(apparatus vestibularis), nervus vestibularis, dan vestibular sentral. Labirin terletak dalam
pars petrosa os temporalis dan dibagi atas cochlea (alat pendengaran) dan apparatus
vestibularis (alat keseimbangan). Labirin yang merupakan seri saluran, terdiri atas labirin
membrane yang berisi endolimfe dan labirin tulang berisi perilimfe, dimana kedua cairan ini
mempunyai komposisi kimia yang berbeda dan tidak saling berhubungan.3
Apparatus vestibularis terdiri atas satu pasang oragn otolith dan tiga pasang canalis
semicircularis. Otolith terbagi atas sepasang kantong yang disebut sacculus dan utriculus.
Sacculus dan utriculus masing-masing mempunyai suatu penebalan atau macula sebagai
mekanoreseptor khusus. Macula terdiri dari sel-sel rambur dan sel penyokong. Canalis
semicircularis adalah saluran labirin tulang yang berisi perilimfe, sedang ductus
semicircularis adalah saluran labirin selaput berisi endolimfe. Ketiga ductus semicircularis
terletak saling tegak lurus.3
2

Sistem vestibularis memberi respon terhadap percepatan rotasional dan linear


(termasuk gravitasi) serta input visual dan proprioseptif dalam menjaga keseimbangan dan
orientasi tubuh di ruangan. Gerakan inersia endolimfe dalam canalis semicircularis selama
percepatan rotasional akan memindahkan cupula, mengaktifkan cilia dan transmisi potensial
aksi ke divisi vestibuler nervus cranialis VIII. Percepatan linear menghasilkan pemindahan
otolith dalam utriculus atau
sacculus. Hal ini akan
mengubah cilia dan
meningkatkan atau
menurunkan frekuensi
potensial aksi nervus
3
vestibularis (N. VIII).
Neuron orde I dari nervus
vestibularis merelai informasi
dari utriculus, sacculus, dan
canalis semicircularis ke
nucleus vestibularis, melalui
badan sel bipolar yang terletak
dalam ganglion vestibularis
(ganglion Scarpa). Divisi
cochlearis dan vestibularis ini
berjalan bersama dalam tulang
petrosus menuju ke meatus
auditorius internus, menembu
ruang subarachnoid di sudut
Gambar 1. Nervus Vestibulocochlearis cerebellopontin, masuk dan
(Dikutip dari kepustakaan 4) saling memisahkan diri di
pontomedullary junction
menuju nucleus vestibularis dekat dengan lantai ventrikel IV. Nucleus vestibularis tersusun
atas nucleus vestibularis superior (Bechterew), lateral (Deiter), medial (Schwalbe), dan
inferior (Roller). Serabut-serabut nervus vestibularis telah terbagi sebelum berakhir dalam
kelompok sel nucleus vestibularis dimana akan menjadi neuron orde II. Keempat nucleus
vestibularis, sebagina besar dari nucleus superior dan medial mengirim serabutnya melalui
fasciculus longitudinalis medialis. Jalur ini kemudian menghubungkan nucleus vestibularis
dengan nucleus nervus III, IV, VI, XI dan nervi spinals servikal atas, yang penting dalam
mengatur gerakan mata, kepala, dan leher dalam merespon stimulasi canalis semicircularis.
Beberapa serabut berlanjut melewati nucleus interstitial Cajal dan Darkschewitsch di
mesencephalon untuk berjalan ascenden menuju ke thalamus (regio ventral posterior) dan
korteks serebri, namun jalur yang pasti sehingga sinyal dari vestibular sampai ke korteks
belum diketahui. Impuls dari nucleus superior dan medial secara tak langsung menuju
cerebellum melalui serabut vestibuler cerebellaris. Dari nucleus lateral turun sebagai tractus
vestibulospinalis yang penting dalam mengatur tonus otot dan postur.3
Neurofisiologi alat keseimbangan tubuh dipisahkan atas 3 tahap, yaitu sebagai
3
berikut
3

1. Tahap Transduksi
Rangsangan gerakan (mekanis, cahaya, proprioseptif) yang ditangkap oleh reseptor
tubuh diubah menjadi impuls saraf (bioelektrokimia) yang selanjutnya diteruskan oleh
saraf aferen
2. Tahap Transmisi
Impuls saraf yang dikirm dari reseptor disalurkan oleh saraf aferennya menuju ke pusat-
pusat keseimbangan di otak. Saraf aferen tersebut adalah : Nervus vestibularis, nervus
opticus, dan nervus spinovestibulocerebellaris.
3. Tahap Modulasi
Beberapa kelompok inti di otak berperan mengolah informasi yang disalurkan oleh saraf
aferen untuk dilakukan proses modulasi, komparasi, integrasi/koordinasi dan persepsi.
Kelompok inti yang terkait antara lain: inti vestibularis, cerebellum (vestibule
cerebellum), occulomotorius, hypothalamus (termasuk pusat muntah di batang otak),
formasio reticularis (termasuk inti locus coeruleus), dan korteks cerebri (termasuk limbic
dan prefrontal).

Informasi yang ditangkap vestibulum, visus dan reseptor proprioseptif tersebut


diteruskan ke pusat keseimbangan di otak untuk dibandingkan, baik yang dating dari sisi kiri
4

terhadap kanan, maupun sebaliknya, yang kemudian akan dijawab sebagai respon. Bila
semuanya berfungsi normal, informasi dari berbagai sumber itu adalah sesuai atau harmonis,
pusat akan memberi perintah kepada organ pelaksana/efektor dalam bentuk respon yang
fisiologik.3
Apabila salah satu sisi atau sistem dari ketiga tahap tersebut di atas tidak bekerja
sempurna akan berakibat pada penyesuaian dengan munculnya respon yang tidak normal
(patologik) berupa tanda kegawatan dalam bentuk vertigo (korteks cerebri), mual, muntah,
keringat dingin (otonom), nystagmus (otot penggerak mata, dan gangguan keseimbangan. 3
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM VERTEBROBASILLARIS
Lintasan vertebrobasilaris atau sirkulasi posterior disusun oleh A. vertebralis kedua
sisi dan lanjutannya yang tunggal sebagai A. basillaris. Arteri vertebralis adalah cabang A.
subclavia yang masuk ke dalam foramen transversum vertebra servikal V. pada vertebra
servikal I berjalan pada permukaan posterior arcus posterior atlantis, lalu menembus
membrane atlanto-occiitalis posterios dan duramater. Akhirnya melalui foramen magnum tiba
di fossa crania posterior. Kemudian berjalan di sepanjang medulla oblongata di permukaan
anterolateral. Pada peralihan, medulla oblongata ke pons, kedua A. vertebralis bergabung
menjadi satu arteri tunggal yang berjalan di garis tengah permukaan ventral pons dan

Gambar 2.
Jalur Sentral Nervus Vestibularis
(Dikutip dari kepustakaan 3)

Gambar 3.
Sistem Arteri Vertebrobasillar
(Dikutip dari kepustakaan 4)
mesencephalon yang dikenal sebagai A. basillaris.3
Setelah A. vertebralis berada di ruang intracranial ia menjulurkan cabang-cabangnya,
yaitu: Aa. Meningeae posteriors, A. spinalis posterior, A. spinalis anterior, dan A. cereblli
inferior posterior (posterior inferior cerebellar artery/PICA) yang merupakan cabang
terbesar.3
5

Arteri basillaris melintasi daerah sisterna pontis, pada batas caudal pes pontis terletak
antara N. VI dan dibahas rostral diapit oleh N. III. Cabang-cabang A. basillaris meliputi: rami
ad pontin A. basillaris, A. labirintin, A. cerebelli inferior anterior (anterior inferior cerebllar
artery/AICA), A. cerebelli superior (superior cerebellar artery/SCA), dan A. cerebri posterior
(posterior cerebral artery/PCA) sebagai cabang terminal. Arteri comunicans posterior
menghubungkan antara A. cerebri posterior kanan kiri dengan A. carotis interna.3
Dalam ruang intracranial sistem vertebrobasilaris mensuplai 3 komponen mayor
sistem vestibular yaitu: labirin, pontomedullaris region lateral, dan cerebellum.3
EPIDEMIOLOGI
Mortalitas/Morbiditas
Cedera pembuluh darah dan infark dalam sirkulasi posterior dapat menyebabkan
penyakit yang parah yang dapat melemahkan secara permanen. Pemulihan yang sangat baik
pada kasus vertigo akut yang disebabkan oleh penyakit perifer tidak ditemukan pada vertigo
sentral.5
Dalam satu seri studi, infark cerebellar memiliki tingkat kematian sebesar 7% dan
17% bila dikaitkan dengan arteri cerebellum superior dan distribusi arteri posterior
inferior, masing-masing. Infark dalam distribusi arteri ini lebih sering dikaitkan
dengan efek massa dan kompresi batang otak dan ventrikel keempat. Dalam seri lain
pasien dengan infark cerebellum dan efek massa, angka kematiannya sekitar 17%
meskipun dilakukan bedah saraf agresif dan manajemen medis.
Dalam salah satu seri studi dari 94 pasien, 20 pasien dengan Glasgow Coma Scale
(GCS) skor kurang dari 8, menunjukkan kesadaran secara signifikan terganggu.
Angka kematian pada pasien yang tersisa yang disajikan dengan GCS skor yang lebih
tinggi dari 8 adalah 20%.
Neuroma akustik memiliki tingkat kematian yang rendah setelah didiagnosa. Tumor
sering dapat diangkat dengan tetap mempertahankan fungsi nervus fasialis, tetapi
kehilangan pendengaran unilateral dapat umum terjadi.
Jenis Kelamin
Insiden penyakit cerebrovaskular sedikit lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita.
Dalam salah satu seri studi pasien dengan infark cerebellar, rasio laki-laki untuk perempuan
sekitar 2:1. Multiple sclerosis adalah sekitar dua kali lebih umum pada wanita seperti pada
pria.5
Umur
Insiden stroke meningkat dengan usia. Usia rata-rata pasien dengan infark cerebellar pada
satu seri adalah 65 tahun, dengan setengah dari kasus yang terjadi pada mereka yang berusia
60-80 tahun. Dalam salah satu seri, usia rata-rata pasien dengan hematoma serebelum adalah
70 tahun.5
BATASAN, KLASIFIKASI, DAN ETIOLOGI
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah
benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan
kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut
sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam,
tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.6
6

Berdasarkan awitan serangan, vertigo/ dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu


paroksismal, kronik, dan akut. Serangan pada vertigo paroksismal terjadi mendadak,
berlangsung beberapa menit atau hari, lalu menghilang sempurna. Suatu saat serangan itu
dapat muncul lagi. Namun diantara serangan, pasien sama sekali tidak merasakan gejala. Lain
halnya dengan vertigo kronis. Dikatakan kronis karena serangannya menetap lama dan
intensitasnya konstan. Pada vertigo akut, serangannya mendadak, intensitasnya perlahan
berkurang namun pasien tidak pernah mengalami periode bebas sempurna dari keluhan.
Sedangkan guna kepentingan praktis, vertigo terdiri dari vertigo yang berhubungan dengan
gangguan telinga, gangguan susunan saraf pusat, gangguan psikiatrik, dan vertigo dengan
sebab tak jelas.3,7

Tabel 1. Jenis Vertigo Berdasarkan Awitan


(Dikutip dari kepustakaan 7)

Jenis Vertigo
Disertai Keluhan Tidak Disertai Timbul Karena
Berdasarkan
Telinga Keluhan Telinga Perubahan Posisi
Awitan Serangan
Penyakit Meniere,
TIA arteri vertebro-
Vertigo tumor fossa cranii Benign paroxysmal
basilaris, epilepsi,
paroksismal posterior, transient positional vertigo
vertigo akibat lesi
ischemic attack (TIA) (BPPV)
lambung
arteri vertebralis
Otitis media kronis,
Kontusio serebri,
meningitis
sindroma paska Hipotensi
Vertigo kronis tuberkulosa, tumor
komosio, multiple ortostatik, vertigo
serebelo-pontine, lesi
sklerosis, intoksikasi servikalis.
labirin akibat zat
obat-obatan.
ototoksik
Neuronitis
Trauma labirin,
vestibularis,
Vertigo akut herpes zoster otikus,
ensefalitis
labirinitis akuta, -
vestibularis, multipel
perdarahan labirin.
sklerosis.

Berdasarkan lokasinya vertigo terbagi atas perifer dan sentral yang secara umum
dapat dibedakan dari riwayat penyakit. Vertigo perifer melibatkan baik bagian akhir vestibula
(canalis semicircularis) atau neuron perifer termasuk nervus VIII pars vestibula.3
Vertigo sentral disebabkan karena perdarahan atau iskemik pada cerebellum (lobus
flocculonodularis atau tractus vestibulocerebellaris), nucleus vestibuler, dan hubungannya
dengan batang otak. Penyebab lain dari vertigo sentral ini bisa disebabkan karena tumor SSP,
infeksi, trauma, dan multiple sclerosis.3,5
Vertigo karena neuroma akustik juga dimasukkan dalam kategori vertigo sentral.
Neuroma akustik timbul pada N. VIII (nervus vestibulocochlearis), biasanya di rangkaian
7

canalis auditorius internal, tetapi sering meluas hingga fossa posterior dengan efek sekunder
pada nervus cranialis dan batang otak.5
PATOFISIOLOGI VERTIGO
Vertigo terjadi sebagai suatu respon normal tubuh terhadap stimulus tertentu (vertigo
fisiologis) atau sebagai akibat dari suatu penyakit (vertigo patologis) yang mempengaruhi
labirin organ keseimbangan (vertigo vestibuler perifer), sistem vestibuler pusat (vertigo
vestibuler sentral), atau sistem fungsional lainnya (vertigo nonvestibular).8
Bagaimana bisa timbul reaksi tersebut belum ada kesepakatan. Beberapa teori
dikemukakan oleh para pakar adalah sebagai berikut.3
Konflik Sensoris
Vertigo timbul bila ada ketidakharmonisan antara masukan sensoris dari kedua sisi dan
atau dari ketiga jenis reseptor alat keseimbangan tubuh. Keadaan ini bisa akibat
rangsangan berlebihan, lesi sistem vestibular sentral atau perifer.
Neural Mismatch
Gejala timbul akibat adanya mismatch (ketidaksesuaian) antara pengalaman gerakan
yang sudah disimpan di otak dengan gerakan yang sedang berlangsung. Rangsangan
yang baru tersebut dirasakan asing atau tidak sesuai dengan harapan di otak dan
merangsang kegiatan yang berlebihan di SSP. Bila berlangsung terus akan muncul suatu
adaptasi (isensory rearrangement theory)
Ketidakseimbangan Saraf Otonom
Teori ini didasarkan atas kerja obat anti vertigo dimana gejala muncul akibat
ketidakseimbangan saraf otonom akibat rangsang gerakan, yang bisa mengarah pada
dominasi saraf parasimpatis atau simpatis.
Neurohormonal (sinaps)
Munculnya sindroma vertigo berawal dari pelepasan corticotrophin releasing factor
(CRF) dai hypothalamus akibat rangsang gerakan. CRF meningkatkan sekresi stress
hormone, dimana akan merangsang korteks limbic/hippocampus (ansietas), dan locus
coeruleus kea rah simpatis (pucat, vertigo) atau parasimpatis (hipersalivasi, muntah).
Bila sindroma tersebut berulang akibat rangsangan/latihan, maka siklus perubahan
dominasi saraf simpatis dan parasimpatis akan timbul bergantian, sampai terjadi:
perubahan sensitivitas (hiposensitif) reseptor dan jumlah reseptor (down regulation),
serta penurunan terhadap influx kalsium.
Patofisiologi Vertigo Sentral
Oklusi Arteri dan Infark Iskemik
Oklusi arteri dan infark iskemik merupakan akibat dari adanya cardioembolism,
emboli dari plak pada arteri vertebralis, atau thrombosis arteri lokal. Satu atau kedua arteri
vertebralis, arteri basillaris, atau cabang yang lebih kecil dapat mengalami oklusi. Bahkan
oklusi komplit pada arteri besar bisa tidak menyebabkan kematian akibat adanya aliran balik
pada anastomosis melalui circulus Willisi dan arteri communicans posterior.5
Iskemia vertebrobasilar temporer dapat memberikan gejala sebagai sindrom migraine
atau transient ischemic attacks (TIAs). Dibanding dengan infark cerebellum yang kurang
umum, perdarahan cerebellum spontan dapat mengancama jiwa dikarenakan penyebab
vertigo berhubungan dengan hipertensi dan antikoagulasi. 5
Multiple Sclerosis
8

Multiple sclerosis merupakan penyakit demyelinisasi pada SSP. is a demyelinating disease of


the CNS. Vertigo terisolasi dapat menjadi gejala awal pada sekitar 5% dari seluruh kasus. 5
Neuroma Akustik
Neuroma akustik merupakan tumor sel Schwann yang biasanya berasal dari cabang
nervus VIII pada canalis auditorius internal. Biasanya tumor ini timbul secara unilateral,
bilateral timbul pada dewasa muda, meskipun jarang, dan berhubungan dengan
neurofibromatosis tipe 2. Jika tidak ditangani, neuroma akustik dapat meluas hingga
cerebellopontine angle dan mengompresi nervus facialis dan nervus kranialis lainnnya. Jika
mengompresi batang otak, ataxia, gangguan gait, spastisitas, dan kelemahan dapat timbul. 5
Vertigo dan dizziness merupakan komplikasi umum pada trauma kepala dan leher.
Vertigo sentral traumatic dapat disebabkan karena perdarahan petekial pada nucleus
vestibularis di batang otak. Hal ini mungkin akibat dari penekanan paksa di batang otak. 5

Gambar 4. MRI pasien dengan neuroma akustik besar di sisi kanan


batang otak (kiri). MRI pasien dengan perdarahan
serebelar akut. Resolusi yang lebih baik tanpa artefak
tulang (kanan). (Dikutip dari referensi 5)
GEJALA KLINIS
Anamnesis
Pasien dengan vertigo sentral tidak selalu mengeluhkan vertigo yang berat. Vertigo
sentral sering juga menimbulkan gejala neurologis, meskipun tetap memiliki banyak
pengecualian. Gejala khasnya yaitu onset yang bertahap dan cenderung kurang intensif bila
dibandingkan dengan vertigo perifer. Vertigo berarti sensasi abnormal gerakan atau rotasi
pasien atau lingkungannya. Beberapa pasien dengan penyakit sentral mungkin mengeluh
ketidakseimbangan atau kesulitan mempertahankan postur tegak. Riwayat penting lainnya
adalah adanya gejala terkait dan sifatnya, onset, durasi, dan ketergantungan posisi gejala, dan
riwayat medis. Gejala dari penyakit yang mendasari, sebagai berikut. 5
Vertigo sentral sering menghasilkan gejala neurologis lainnya, meskipun generalisasi
ini memiliki banyak pengecualian. Gejala khasnya yaitu sebagai berikut.
Onset bertahap
Cenderung jauh kurang rutin daripada vertigo perifer
Dalam menilai vertigo sentral terkait dengan penyakit cerebrovaskular, menanyakan
tentang faktor risiko sangatlah penting. Berikut ini adalah berkaitan dengan peningkatan
insiden kecelakaan cerebrovaskular (CVA).
9

Hipertensi
Atrial fibrilasi
Riwayat CVA sebelumnya
Lanjut usia
Pemeriksaan Fisis
Penurunan Kesadaran
Penurunan kesadaran dapat disebabkan karena penyakit seperti infark pada batang otak
atau karena kompresi eksternal. Pada satu seri studi, tanda dini dari kompresi batang otak
adalah lethargy, yang terjadi pada 11% pasien saat 50 jam setelah infark cerebellum.
Pada pasien dengan perdarahan cerebellum, 46% mengalami gangguan status mental
rata-rata setelah 5.5 jam muncul gejala. 5
Nystagmus
Nystagmus terdiri dari gerakan lambat mata dalam satu arah diikuti oleh gerakan
pemulihan secara cepat pada arah yang berlawanan. Adanya nystagmus vertical
merupakan tanda spesifik vertigo sentral. Nystagmus yang berasal dari pusat dicirikan
dengan memburuknya fiksasi pandangan mata, sedangkan nystagmus perifer dapat
diperbaiki. Nystagmus sentral dapat satu arah atau banyak arah dan dapat mengalami
perubahan arah pandangan mata, sedangkan nystagmus perifer lebih kepada satu arah. 5
Internuclear Ophthalmoplegia
Kelainan ini bermanifestasi dengan tidak adanya atau hanya sebagian pergerakan pada
mata yang ber-adduksi dan nystagmus yang kasar pada mata yang ber-abduksi dengan
usaha pandangan ke arah lateral. 5
Defisit Nervus Cranialis
Pada vertigo perifer, selain gangguan pendengaran tidak ada lagi ditemukan defisit
neurologis. Adanya defisist nervus kranialis, termasuk kelemahan otot wajah, reflex
kornea (-), lateral gaze palsy, atau dysarthria memerlukan evaluasi yang lebih jauh. 5
Pemeriksaan Neurologis Extremitas
Adanya kelemahan, hyperesthesia, atau reflex Babinski (+) memerlukan evaluasi yang
lebih jauh. Ataxia dapat menjadi indikator paling penting adanya penyakit cerebellar,
dengan kesulitan berjalan atau bahkan duduk adalah temuan yang menonjol. 5
Pemeriksaan Kardiologi
Pemeriksaan jantung yang cermat dapat mengungkapkan adanya sumber stroke emboli.
Adanya murmur atau irama jantung yang secara tidak beraturan ireguler
mengindikasikan adanya atrial fibrillation. Bradycardia yang tidak jelas sebabnya dapat
mengindikasikan adanya stroke yang sedang terjadi. 5
Lesi pada batang otak atau cerebellum dapat menyebabkan vertigo serangan akut, tapi
gejala dan tandanya biasanya menyingkirkan penyebab-penyebab dari vertigo perifer.
Kadang-kadang, lesi akut pada vestibulocerebellum dapat muncul dengan vertigo
monosimptomatik yang tidak dapat dibedakan dengan labyrinthopathy.9

Tabel 2. Perbedaan Vertigo Perifer dan Vertigo Sentral


(Dikutip dari kepustakaan 9)
Gejala & Tanda Perifer (Labirin) Sentral (Batang Otak atau
Cerebellum
10

Nystagmus Horizontal (+), Vertikal Horizontal (+), Vertikal


(-) (+)
Fiksasi visual Inhibisi nystagmus dan Inhibisi (-)
vertigo
Derajat vertigo Berat Sering ringan
Arah putaran Depan, fase cepat Bervariasi
Arah jatuh Depan, fase lambat Bervariasi
Durasi gejala Terbatas (menit, hari, Kronik
minggu) tapi rekuren
Tinnitus dan/atau ketulian Sering ada Biasanya tidak ada
Berhubungan dengan (-) (+)
abnormalitas sentral
Penyebab umum Infeksi (labirintitis), Vascular, demyelinisasi,
Menieres, neuronitis, neoplasma
ischemia, trauma, toxin.
DIAGNOSA
Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar tujuh
keliling, rasa naik perahu dan sebagainya. Perlu diketahui juga keadaan yang memprovokasi
timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan.
Profil waktu: apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksimal,
kronik, progresif atau membaik. Beberapa penyakit tertentu mempunyai profil waktu yang
khas. Apakah juga ada gangguan pendengaran yang biasanya menyertai/ditemukan pada lesi
alat vestibuler atau N. vestibularis. Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin,
salisilat, antimalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik dan adanya
penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru juga
perlu ditanyakan. Juga kemungkinan trauma akustik. 5
Pemeriksaan neurologis difokuskan pada fungsi vestibuler atau serebelar (tipe sentral)
dan fungsi pendengaran (tipe perifer). Fungsi vestibuler antara lain10
1. Uji Romberg
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka
kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan
bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik
cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan
penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata
terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan cerebellum badan
penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup. 10
2. Tandem Gait
Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki
kanan atau kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan
menyimpang, dan pada kelainan cerebellu penderita akan cenderung jatuh. 10
3. Uji Unterberger
Penderita berdiri dengan kedua lengan lurus horizontal ke depan dan jalan di tempat
dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler
posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang
melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah
11

lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai
nystagmus dengan fase lambat ke arah lesi. 10
4. Past-Pointing Test (Uji Tunjuk Barany)
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat
lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa.
Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan
vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi. 10
5. Uji Babinsky Weill
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan lima
langkah ke belakang selama setengah menit. Jika ada gangguan vestibuler unilateral,
pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang. 10
6. Uji Dix Hallpike
Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke belakang dengan cepat,
sehingga kepalanya menggantung 45 di bawah garis horizontal, kemudian kepalanya
dimiringkan 45 ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan
nystagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral. Pada
vertigo perifer (Benign Paroxysmal Positional Vertigo), vertigo dan nystagmus timbul
setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang
atau menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali (fatigue). Pada vertigo sentral, tidak
ada periode laten, nystagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-
ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue). 10
7. Tes Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30, sehingga canalis semicircularis lateralis
dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian dengan air dingin (30C) dan air
hangat (44C) masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit.
Nystagmus yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya
nystagmus tersebut (normal 90-150 detik). Fungsi pendengaran, meliputi tes garputala
dan audiometrik. 10
PENATALAKSANAAN
Terapi biasanya untuk menangani etiologi dari gejala yang timbul. Bagaimanapun
juga, variasi pengobatan dapat digunakan untuk mengurangi gejala vertigo sentral, termasuk
antihistamin dan benzodiazepines. Tanpa memperhatikan etiologi, menjaga kualitas hidup
pasien juga tetaplah utama. Jika pemeriksaan radiologi dan klinis menunjukkan adanya stroke
iskemik akut, pikirkan untuk memberikan thrombolytic setelah evaluasi dan konsultasi yang
lebih mendalam. Pemberian antikoagulan tidak dibolehkan, termasuk aspirin, sampai
perdarahan intrakranial disingkirkan melalui pencitraan.5
Pasien dengan penurunan status mental mungkin memiliki atau dicurigai adanya suatu
peningkatan tekanan intrakranial. Pemberian diuretic atau corticosteroid untuk mneurunkan
tekanan sementara merencanakan penanganan yang definitif lebih disukai oleh ahli bedah
saraf.5
Medikamentosa
Vastigo tablet 6 mg 2 kali sehari 1 tablet diberikan untuk mengurangi keluhan pusing
berputar, MAD diberikan 2 kali sehari. Selain itu juga diberikan obat-obatan proton pump
inhibitor (laproton) tablet 2 kali sehari. Methyl prednisolone tablet 4 mg diberikan 2 kali
sehari dan injeksi citicholine (soholin) 2 kali sehari 250 mg.10
12

PROGNOSIS
Prognosis untuk pasien dengan vertigo sentral tergantung pada penyakit penyebabnya
dan sangat bervariasi. Dengan adanya kemajuan bedah saraf, prognosis dari penyakit-
penyakit serius yang menimbulkan vertigo juga dapat ditingkatkan.5
Infark arteri vertebralis atau basillaris memiliki prognosis yang buruk. Pada satu studi
didapatkan sekitar 45% pasien menjadi koma. Lebih penting lagi, separuh dari pasien pada
studi ini memiliki gejala prodromal, termasuk vertigo, yang bebas gejala dalam 6 bulan
sebelum menjadi stroke.5
Perdarahan spontan cerebellum memiliki prognosis buruk. Gangguan neurologis pada
pasien ini berhubungan secara bebas dengan hematoma pada area central vermian di
cerebellum dan dengan hydrocephalus sekunder.5
KESIMPULAN
Vertigo merupakan keluhan yang dapat dijumpai dalam praktek, umumnya
disebabkan oleh kelainan/gangguan fungsi alat-alat keseimbangan, bisa alat dan saraf
vestibuler, koordinasi gerak bola mata (di batang otak) atau serebeler. Penatalaksanaan
berupa anamnesis yang teliti untuk mengungkapkan jenis vertigo dan kemungkinan
penyebabnya. Terapi dapat menggunakan obat dan/atau manuver-manuver tertentu untuk
melatih alat vestibuler dan/atau menyingkirkan otoconia ke tempat yang stabil; selain
pengobatan kausal jika penyebabnya dapat ditemukan dan diobati.

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan neurologis yaitu Uji Romberg positif pada
mata tertutup dan terbuka badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian
kembali lagi, Uji tandem gait positif yaitu penderita cenderung akan jatuh. Uji Unterberger,
test Telunjuk-Hidung, uji Babinski-Weil didapatkan hasil positif. Dan pada uji Dix Hallpike
(fungsi vestibuler) didapatkan hasil nystagmus (-), pasien di diagnosis vertigo sentral. Vertigo
sentral yaitu vertigo yang disebabkan oleh kelainan sistem saraf pusat, bukan oleh kelainan
sistem vestibuler perifer.
13

DAFTAR PUSTAKA

1. Barnedh, I.I.H., dr., Sp.S. Dalam Pondok Indak Health Care Group. [online] [cited
November 2011]
2. Wreksoatmodjo, B.R. Vertigo: Aspek Neurologi. Cermin Dunia Kedokteran No. 144,
2004. [online] [cited November 2011]
3. Bintoro, Aris Catur. Kecepatan Rerata Aliran Darah Otak Sistem Vertebrobasilar pada
Pasien Vertigo Sentral. Program Pendidikan Dokter Spesialis I, Ilmu Penyakit Saraf,
Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. [online]. 2000. [cited November 2011].
Jurnal diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/12209/1/2000FK643.pdf
4. Netter, F.H. MD, Machado, C.A.G. MD. 2003. Atlas of Human Anatomy version 3.0.
New York: Icon Learning System.
5. Marill , Keith A, MD. Central Vertigo. [online]. 2011. [Cited at November 2011].
Avalaible from http://emedicine.medscape.com/article/794789
6. Israr, Y.A. S. Ked. Vertigo. Fakultas Kedokteran, Universitas Riau. [online] 2008
[cited November 2011].
7. Majalah Farmacia Vol 6 No. 6 Januari 2007. Si Penyebab Kepala Berputar. [online]
2007 [cited November 2011]. Diunduh dari www.majalah-farmacia.com
8. Rohkamm, Reinhard MD. Color Atlas of Neurology. Germany: Thieme; 2004. p58
9. Daroff, Robert B., Carlson, Mark D. Syncope, Faintness, Dizziness, and Vertigo. In:
Dennis L. Kasper, MD., et al, editors. Harrison's Principles of Internal Medicine. 16th
Edition. United States of America: McGraw-Hill Companies, Inc.; 2005. p132.
10. Wibowo, I.S. Penegakan Diagnosis Vertigo Sentral pada Pasien Dewasa. Bagian Ilmu
Penyakit Saraf, RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. [online] 2011 [cited
November 2011].

You might also like