2
EMBRIOLOGI SISTEM ALAT-ALAT UROGENITAL
Untuk dapat memahami kelainan-kalainan kongenital alat-alat genital pada
seorang wanita, perlu diketahui embriologi sistem genital dan sistem urinarius.
Kedua sistem dalam pertumbuhannya tidak dapat dipisah-pisahkan. Selanjut-
nya kelainan kromosomal dan gangguan hormonal dapat pula menyebabkan
kkelainan kongenital itu.
PERTUMBUHAN GONAD
Sistem genital dan sistem 1s tumbub pada mudigah di daerah dorsal
kanan dan kisi, lateral dari garis tengah. Mulai minggu ke-4 tampak suatu
penonjolan/penebalan mesoderm, yang dinamakan penonjolan urogenital
(urogenital ridge). ‘Tidak lama kemudian sel-sel germinativum primordial
bermigrasi dari dinding yolk sac dekat divertikulum allantois, dan tiba di
urogenital ridge, dan bersama sel-sel mesenkim yang berasal dari mesoderm
membentuk gonad.
Jenis kelamin suatu mudigah ditentukan pada waktu pembuahan, tergantung
pada tipe pronukleus pria yang membuahi pronukleus wanita. Pada manusia
terdapat 46 kromosom, yakni 44 kromosom otosom, dan 2 kromosom kelamin
yang pada seorang pria terdiri atas kromosom X dan Y, dan pada seorang
wwanita atas kromosom XX.
Sebelum terjadi pembuahan dan sesudah pembelahan kematangan, ovum
‘matang mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X, sedang separoh
dari spermatosoon mempunyai 22 kromosom otosom serta | kromosom X, dan
separoh. yang lain 22 kromosom otosom serta 1 kromosom Y. Zigote yang
sebagai hasil pembuahan memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X2” -EMBRIOLOG! SISTEM ALAT-ALAT UROGENITAL
GGambar 2-1. Pejlanan sel-sel germinatium promordial dari daerah yolk ssc melalui entoderm
kemudian dorsal ke mesenteium ke kedva penonjolan urogenital (ihat‘panah)
akan tumbuh sebagai seorang janin wanita, sedang yang memiliki 44 kromosom
fotosom serta 1 kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh sebagai janin
pria. Zigote akan tumbuh terus menjadi mudigah dan kemudian menjadi janin.
Semua sel tubuh mengandung dalam nukleusnya komposisi kromosom
seperti pada sel-sel kelenjar kelamin. Dewasa ini pada wanita yang sudah lahir
melalui pemeriksaan darah atau apusan selaput lendir pipi (buccal smear), dapat
ditemukan X kromatin (Barr Body). Pada permulaannya mudigah tidak
‘menunjukkan jenis pria atau wanita bila dilihat gonadnya yang merupakan
kelenjar kelamin primitif, meskipun sel-selnya secara genetik berjenis pria atau
wanita. Diferensiasi dan perkembangan selanjutnya ke arah kelenjar kelamin
wanita atau pria dari gonad ditentukan oleh kromosom X atau kromosom Y.
Pada mudigah dengan kromosom XX ovarium berkembang dari bagian korteks
gonad, sedangkan bagian medullanya relatif mengecil. Pada mudigah dengan
kromosom XY terjadi sebaliknya; bagian medulla gonad yang berkembang,
sedangkan korteksnya tidak. Percumbuhan testis terjadi pada awal minggu ke-
6; ovarium tumbuh pada waktu lebih belakangan. Bila gonad itu berkembang,
barulah dapat dikenal apakah itu ovarium atau testis. Dengan perkataan lain,
jenis kelamin baru dapat diketahui melalui pemeriksaan anatomik dan
histologik kelenjar kelamin.
‘Alatalat genital wanita berasal terutama dari sistem duktus Miller
sedangkan alat genital pria terutama berasal dari sistem duktus Wolfii
Pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dikeluarkan
oleh kelenjar Kelamin dan atas reaksi (respons) alat-alat genital tersebut, danEMBRIOLOOISISTEM ALAT-ALAT UROGENITAL »
‘mungkin sekali juga oleh hal-hal seperti kekurangan gizi ibu, penyakit yang
diderita ibu, obat-obat, radiasi, dan lain-lain yang belum diketahui, khususnya
dalam 8 minggu pertama. Jika jaringan gonad tidak terbentuk sama sekali, maka
ada kecenderungan untuk terbentuknya alat-alat genital wanita dengan sistem
duktus Wolfii mengadakan regresi. Adanya testis yang berfungsi menyebabkan
pertumbuhan alat-alat genital pria yang normal. Testis ini menycbabkan
kkeluarnya androgen, dan faktor penekan sistem duktus Milleri. Yang akhir
dikenal sebugai sustu polipeptida yang’ dikelarkan oleh tests, dan yang
menimbulkan regeesi sistem duktus Millleri, sehingga pada pria dewasa hanya
tinggal sisa-sisa sistem itu saja. Dikemukakan bahwa penekanan sistem duktus
Miller’ itu tidak mempunyai hubungan dengan produksi androgen oleh testi
‘Androgen berperan penting dalam pertumbuhan duktus Wolfii dan genitalia
ceksterna pada pria. Wachtel mengemukakan bahwa pengaruh kromosom Y
dalam pembentukan testis dikaitkan dengan adanya antigen H-Y yang
dihasilkan oleh gen dari kromosom Y.
Di samping anak yang genetik dan dalam fenotipe merupakan anak pria atau
anak wanita terdapat pula anak, yang menimbulkan keragu-raguan tentang jenis.
kelamin. Orang demikian dinamakan interseks; hal itu disebabkan oleh
gangguan kromosom seks, atau kadang-kadang oleh pengaruh hormonal.
Gangguan kromosom akan dibahas pada akhir bab ini.
ada ovarium rangkaian-rangkaian sel mesenkhim diputus-putus dan suatu
kelompok sel-sel melingkari satu atau dua sel germinativum primordial. Dengan
demikian terbentuk folikel primordial dengan sel-sel yang melingkari ovum.
Ganbar 22 Peskembungenovaium. (A) Tinghst iniferen (B) Ovarium dengan folk! primordial dan
rete testis dalam tnghat berdegenersi a
Pada ovarium sel-sel germinativum primordial berada di lapisan korteks,
dekat pada epitel selom yang menutupi genital ridge. Rangkaian-rangkaian sel-
sel mesenkthim membentuk di bagian ovarium yang sedang berkembang, suatu
Kkumpulan jaringan yang dikenal sebagai rete ovarii» EMBRIOLOGISISTEM ALAT-ALAT UROGENITAL,
Perkembangan folikel primordial berlangsung terus semasa janin tumbuh.
Dalam pertumbuhan pada minggu ke delapan sampai minggu ke duabelas sel-sel
germinativum primordial berulangkali mengadakan mitosis untuk persediaan
‘ogonium di masa hidup selanjutnya. Sel-sel yang melingkari sel germinativum
primordial menjadi sel-sel folikel, dan mesenkhim yang ada di sekitarnya
‘menjadi stroma ovari
Dalam percumbuhan selanjutnya ovarium lambat laun menonjol ke ruang
selom dan ke arah dorsolateral; tangkai yang pada permulzan lebar dan tebal itu
menjadi tps dan pendek dan kena sebagai mesoovarium
‘Ovarium tumbuh di bagian tengah dari yang dinamakan urogenital ridge
Bagian kranial dan bagian kaudal berdegenerasi dan menjadi ligamen-ligamen
ovarium. Bagian kranial menjadi ligamentum suspensorium ovarii. Bagian
kaudal yang berisi mesenkhim dan dikenal sebagai gubernakulum, berjalan dari
‘ovarium ke sudut fundus uteri (ligamentum ovarii proprium) dan dari situ terus
ke kanalis inguinalis (ligamentum rotundum), dan menyebar terus ke daerah
inguinal dan labium mayus. Di samping terbentuknya gubernakulum timbul
pula suatu lipatan peritoneum, yang menjadi ligamentum larum dengan di
bagian atasnya terletak tuba Falloppii. Dekat pada tempat hubungan dengan
ovarium terdapat sisa-sisa duktus mesonefros berupa epoofaron dan paroofo-
ron.
Pada akhir bulan ketiga ovarium turun ke dalam ronggal panggul. Hal ini
kiranya disebabkan oleh karena bagian kranial badan tambuh lebih cepat
daripada bagian yang mengandung kelenjar kelamin dan gubernakulum. Pada
pertumbuhan selanjutnya ovarium mengadakan rotasi, sehingga bagian kaudal-
nya ke garis tengah; kemudian ovarium berada di bagian dorsal ligamentum
latum, Jarang sekali ovarium menurun melalui kanalis inguinalis sampai ke
labium ‘mayus.
PERTUMBUHAN SISTEM URINARIUS
Ginjal dan ureter
Pada mudigah di daerah dorsal kiri-kanan dari garis tengah dan retroperito-
neal terdapat_penonjolan mesodermal yang dikenal sebagai penonjolan
urogenital, berjalan longitudinal sejajar dengan khordadorsalis. Bagian medial
dari urogenital ridge ini kelak menjadi gonad, sedangkan bagian lateral
‘membentuk sistem nefrogen. Dari sistem nefrogen ini, bagian yang kranial
berdiferensiasi lebih dahulu dari bagian yang kaudal. Kita mengenal mula-mula
pronefros, kemudian mesonefros, dan akhirnya metanefros atau yang kelak
menjadi ginjal tetap.
Pronefros dan mesoneffos pada manusia tidak seberapa tampak. Bagian
kaudal pronefros berhubungan dengan bagian kranial mesonefros, sehingga
sebenarnya Keduanya adalah satu sistem. Akan tetapi untuk memudahkan,
nama-nama pronefros dan mesonefros dipertahankan.EMBRIOLOG! SISTEM ALAT-ALAT UROGENITAL ”
CGambar 2:3. Leak pronefros, mesonefor dan duktur mesonefros. Prhatikan pula sistem metanfros
Pronefros
Pada manusia pronefros tidak berfungsi. Pronefros terdiri atas kelompok-
kelompok sel atau gelembung-gelembung kecil di bagian proksimal dari sistem
jaringan nefrogen dan yang terbentuk pada minggu ketiga masa pertumbuhan
mudigah. Gelembung-gelembung kecil atau tubulus-tubulus tidak mempunyai
glomerulus dan tidak mempunyai hubungan dengan duktus pronefros. Pada
akhir minggu ke empat pronefros ini mengadakan regresi. Duktus pronefros
yang tumbuh sendiri, tidak tergantung pada pertumbuhan tubulus-tubulus
Pronefros.
Pada permulaan duktus itu menyerupai satu kelompok sel_memanjan
seperti lidi, berada di bagian dorsal jaringan nefrogen. Kemudian menjadi
saluran dimulai dari bagian kranial, dan menuju ke ventral, dan masuk sebagai
saluran di bagian dorso-lateral kloaka pada minggu kelima masa pertumbuban
mudigah. Saluran ini, kecuali bagian atasnya menjadi duktus mesonefros
(duktus Wolfif).
‘Mesonefros
Pada waktu pronefros mengadakan regresi, dari jaringan_nefrogen di daerah
toraks dan lumbal tumbuh tubulus-tubulus mesonefros. Tubulus-tubulus iniEMBRJOLOGISISTEM ALAT-ALAT UROGENITAL
berbentuk S dan terbuka ke saluran pronefros yang pada_pertumbuhan
selanjutnya dinamakan saluran mesonefros (duktus Wolfi). Bagian medial dari
tiap tubulus mesonefros membesar dan membentuk suatu mangkok (kapsul
Bowman), sedangkan terbentuk pula di dalamnya suatu kumpulan kapilar,
berasal dari arteri-arteri_kecil dari aorta. Dengan demikian terbentuklah
glomerulus. Tubulus-tubulus mesonefros cepat memanjang dan berkeluk-keluk
tetapi saluran keluk Henle tidak terbentuk.
GGambar 2-4. Ptongan horizontal di bagian bawah toraks pada embrio umur § minggu
Bagian kranial tubulus-tubulus mesonefros berangsur-angsur berdegenerasi
sebelum bagian kaudalnya berdiferensiasi. Segala sesuatu berjalan secara
bergiliran. Berhubung dengan adanya persamaan antara nefron dari mesonefros
dan dari metanefros, khususnya dalam bentuk kapsul Bowman dan bagian
proksimal dari tubulusnya, maka diperkirakan dalam bulan ketiga dan keempat
pertumbuban janin, mesonefros itu berfungsi dan mengeluarkan urin meskipun
‘air sekali. Mesonefros lamba laun tidak berfungsi lagi dan fungsi itu berhenti
pada akhir bulan keempat; fungsinya diambil alih oleh ginjal tetap yang
mengeluarkan urin. Glomerulus mesonefos menghilang kecuali beberapa
tubulus, yang tidak berdegenerasi dan terus menetap dan dikenal sebagai
epooforon (bagian proksimal) dan parooforon (bagian distal), dan berada dekat
pada ovarium
Metanefros
Metanefros terdiri atas (1) jaringan metanefros yang membentuk nefron-nefron
yang mengadakan ekskresi; dan (2) kuncup ureter yang membentuk sistem
saluran-saluran penampung, kaliks-kaliks, pielum, dan ureter.EMBRIOLOGI SISTEM ALAT-ALATUROGENTTAL 3
Pada minggu kelima suatu kuncup tumbuh dari bagian kaudal duktus
mesonefros, dekat sekali pada muaranya di kloaka. Kuncup ureter tersebut
tumbuh ke arah dorsokranial dengan ujung kuncupnya menyentuh dan
‘mendorong bagian kaudal jaringan nefrogen di daerah bawah lumbal dan sakral
Jaringan nefrogen ini membentuk suatu selubung yang menutupi kuncup ureter
dan inilah yang kelak menjadi ginjal. Kedua bagian tersebut saling merangsang.
Kuncup ureter bila terangsang membentuk ampulla yang bercabang dua,
sedangkan jaringan nefrogen membentuk nefron-nefron, apabila terangsang
oleh ampulla-ampulla yang tumbuh dari kuncup ureter itu. Bila kuncup ureter
tidak cumbuh, maka pada sisi tersebut tidak terbentuk ginjal yang normal.
Bagian bawah kuncup ureter yang memanjang ke bawah kelak menjadi
duktus metanefros atau ureter yang menghubungkan pielum dengan kloaka, di
mana kelak dibentuk kandung kencing.
Pada permulzan bagian atas kuncup ureter bercabang secara simetrik dan
membentuk cabang kranial dan kaudal, akan tetapi kemudian pembentukan
cabang-cabang tidak terjadi secara simetrik dan bersamaan. Yang cepat tumbuh
terutama bagian kranial dan kaudal, sehingga terbencuklah ginjal dalam bentuk
yang, tetap.
Pada akhir bulan keriga terbentuk pielum sebagai hasil pelebaran dari
cabang-cabang kuncup ureter. Juga dibentuk kaliks-kaliks dan saluran-saluran
penampung. Bila kuncup ureter terlalu cepat menjadi dua, ditemukanlah dua
ureter pada satu ginjal; bila pembelahan kuncup ureter menjadi dua diikuti oleh
jaringan metanefros, maka di sini dapat ditemukan tidak hanya dua ureter tetapi
juga dua ginjal
Induksi nefron
Pada permulzan nefron-nefron dan glomerulus-glomerulus terbentuk di
sebelah daerah yang akan menjadi medulla. Nefron-nefron yang kemudian
‘timbul lambat laun berada lebih jauh dari hilus ginjal. Pada permulaan
pembentukan nefron pada awal minggu ketujuh tiap ampulla membagi dua.
Satu cabang ampulla merangsang pembentukan nefron, satu cabang lainnya
bercabang-cabang terus dan ampulla yang tidak bercabang lagi akhirnya
membentule suatu uncaian usfrun-nefron pala minggu ke-14 sampai ke-21
Suatu kelompok nefron semuanya berhubungan dengan saluran-saluran
tubulus dan akhimya bermuara pada satu saluran penampung yang sama.
Pada akhir induksi nefron pada minggu ke-36, tiap ampulla dengan saluran
penampungnya terus tumbuh ke arah korteks ginjal, sehingga nefron berada
dekat pada permukaan korteks.
Diferensiasi nefron
Pada permulaan pertumbuhan nefron ini menyerupai apa yang ditemukan pada
mesonefros: pada ujung ampulla tumbuh suatu gelembung dengan bentuk
seperti buah jambu air yang memanjang ke satu arah membentuk saluran S,™ EMBRIOLOGISISTEM ALAT-ALAT UROGENITAL
yang seterusnya mengadakan saluran yang akhimnya membentuk glomerulus.
Pada pertumbuhan selanjutnya saluran-saluran itu berkeluk-keluk dan mem-
bentuk saluran keluk Henle (saluran panjang tidak terdapat pada mesonetros).
Tiap nefron berhubungan dengan saluran penampung di tempat ampulla. Bila
ini tidak terjadi, maka dahulu diperkirakan kelainan inilah yang menimbulkan
ginjal polikistik. Osathanondh dan Porter dengan mempelajari ginjal polikistik
‘mengemukakan bahwa hal tersebut tidak demikian; kista-kista tersebut timbul
akibat membesarnya saluran-saluran penampung, bila nefron waktu dibentuk-
ya mengembung, atau bila ampulla tidak dapat merangsang diferensiasi
nefron-nefron.
Pada bulan kehamilan terakhir semua ampulla pada ujung saluran penam-
pung menghilang dan nefron baru tidak dibentuk lagi. Bagian interstsial ginjal
tumbuh terus, saluran-saluran berkeluk-keluk, dan saluran keluk Henle
memanjang. Keluk Henle berhubungan dengan glomerulus lewat saluran
berkeluk proksimal, dan dengan saluran penampung lewat saluran berkeluk
distal. Pertumbuhan dan diferensiasi masih berjalan terus pascanatal. Pada
bulan Kehamilan terakhir masih banyak saluran keluk Henle yang berada di
bagian korteks, saluran-saluran yang terletak pada proksimal dan distal adalah
lebih kecil dan pendek. Hanya jaringan metanefron yang berada di sekitar
ampulla-ampulla berdiferensiasi menjadi nefron-nefron, sedangkan jaringan-
jaringan lain menjadi jaringan ikat ginal
Naiknya ginjal ke arah keanial
Metanefros berkembang setinggi pinggir ata sakrum. Pada minggu keenam dan
Kecujuh ginjal naik dari daerah pelvis ke daerah lumbal. Hal ini terjadi oleh
karena mudigah menjadi lurus, dan karena pertumbuhan yang cepat dari
badan kaudal ginjal. Pada waktu naik ginjal berputar hingga hilusnya
permulaan terdapat di sebelah ventral kemudian mengarah ke medial.
Pada permulaan ginjal mendapat darah dari cabang-cabang sakral aorta;
dengan naiknya ginjal ke luar pelvis minor, ginjal mendapat darah dari cabang
yang lebih tinggi. Pada umumnya arteria renalis terletak setinggi tulang lumbal
kedua. Bila ginjal gagal naik, maka ginjal tetap berada di rongga panggul.
Pernyatuan kedua ginjal pada waktu akan naik dapat menimbulkan satu ginjal
‘yang berbentuk sepatu kuda. Biasanya ginjal yang demikian itu berada di pelvis
oleh Karena kenaikannya tertahan oleh akar arteria mesenterika inferior.
Pada akhir bulan keempat metanefros mengambil alih fungsi mesonefros.
Sesudah itu, air Kencing janin dikeluarkan di ruang amnion dan ikut
‘membentuk likuor amaii
pada
Vesika urinaria dan urethra
Bagian kaudal entoderm melebar dan menjadi kloaka. Di sebelah ventral Kloaka
terletak allantois sebagai divertikulum yang memanjang dari usus belakang
primitif sampai umbilikus, dan di sebelah lateral bermuara Kedua duktusEMBRIOLOGI SISTEM ALAT-ALATUROGENITAL Fy
mesonefros (duktus Wolfi), sedang dorsal terdapat bagian kaudal usus.
Membran kloaka yang tipis itu terdiri atas lapisan ektoderm dan entoderm,
dan menutup ruangan kloaka tersebut terhadap dunia luar. Di tempat itu
terdapat depresi ektoderm yang diberi nama proktoderm.
Kloaka lambat laun dibagi oleh suatu septum atas bagian ventral yakni sinus
urogenitalis, dan bagian dorsal yakni saluran untuk rektum. Jaringan septum
urorektal yang membagi ruang-ruang kloaka itu tumbuh ke arah kaudal sampai
ke membran Eloaka, Dengan demikien,terbeatuah permulaan dari perineam,
primitif. Ventral terletak membran urogenital dan dorsal dari perineum primitif
terletak membran anus.
Pada akhir minggu keenam membran urogenital itu menghilang, schingga
sinus urogenitalis terbuka berhubungan langsung dengan dunia luar. Begitu
pula rektum membuka ke Ivar. Bagian sinus urogenitalis setinggi tempat di
mana duktus mesonefros bermuara, berhubungan ke atas dengan allantois, dan
dinamakan saluran vesikourethra. Ini kelak membentuk vesika urinaria dan
urethra. Bagian atasnya tumbuh menjadi kandung kencing, sedangkan bagian
bawahnya menciut dan memanjang dan menjadi bagian yang terbesar dari
urethra. Bagian sinus urogenitalis kaudal dari kedua duktus mesonefros menjadi
bagian sinus yang membentuk vulva
Saluran vesikourethra berasal dari kloska dan. dilapisi oleh entoderm,
sedangkan saluran-saluran mesonefros berasal dari mesoderm. Bagian dari
saluran mesonefros kaudal dari bermuaranya ureter masuk pada dinding
kandung kecing dan urethra yang sedang berkembang, schingga selaput dari
kedua alat tersebut mempunyai dua asal. Trigonum Lieutaudi yang berada
antara kedua ureter masuk ke kandung kencing dan orifisium urethra internum
berasal dari mesoderm, dan jaringan entoderm di sekitar daerah ini masih ikut
berperan,
Pertumbuhan epitel di sekitar urethra dan bagian atas sinus urogenitalis
membentuk kelenjar-kelenjar di urethra dan di sebelah urethra (Skene), yang
homolog dengan prostat pada pria.
Jaringan otot dan jaringan ikat kandung kecing dan urethra berasal dari
mesoderm yang mengelilingi saluran vesikourethra yang berasal dari entoderm.
Bagiam ventral kandung kencing biasanya masih diperkuat lagi. Bila di bagian
ventral otot-otot tidak tumbuh normal, dan dinding peru di situ pun tidak
normal, maka terjadilah apa yang disebut extrophy kandung kencing. Pada
keadaan ini dinding kandung kencing sebelah ventral, kulit, dan simfisisterbuka
di garis tengah.
Ujung bagian kranial saluran vesikourethra, yakni bagian atas dari allantois,
lambat laun’ mengecil dan akhirnya menghilang. Sisanya dikenal sebagai
uurakhus atau ligamentum umbilikale mediana. Pada orang dewasa jaringan itu
dditemukan sebagai jaringan ikat puncak kandung kencing ke pusat yang
‘mengandung sisa saluran yang kecil sekali. Bila saluran tidak menutup, dapata EMBRIOLOGISISTEM ALAT-ALAT UROGENITAL
menyebabkan fistel yang membuka ke umbilikus, bila membesar setempat,
terbentuk kista.
PERTUMBUHAN GENITALIA INTERNA DAN EKSTERNA.
Genitalia interna
Pada minggu keenam duktus Malleri (dukrus paranefros) yang berasal dari
epitel selom, ditemukan di lateral dan paralel dengan duktus Wolfii (dukeus
mesonefros) sebagai pipa solid.
GGanmbar 2-5. Petmbuhan alae genital interns den ekstersEMBRIOLOGI SISTEM ALAT-ALATUROGENITAL, a
Pipa solid ini tumbuh dari kranial ke kaudal; sementara itu bagian kranialnya
‘menunjukkan suatu kanalisasi yang terbuka ke ruang selom. Lubang ini kelake
‘menjadi ostium tubae abdominale dengan fimbrium-fimbriumnya. Ke kaudal
kkedua duktus Millleri kanan dan kiri pada tempat yang kelak menjadi pinta atas
panggul membelok ke medial dan melintasi duktus mesonefros (Wolfii) di
sebelah depan. Dukeus Millleri sinistra dan dekstra terus tumbuh ke distal dan
‘menonjol ke sinus urogenitalis. Tonjolan duktus Milleri di sinus urogenital di
kkenal sebagai tuberkulum Miller, Ini terjadi pada minggu kedelapan. Fi
antara kedua duktus Miilleri terjadi di bagian kaudal dan berlangsung terus ke
kranial; dari bagian yang berfungsi ini dibentuk uterus dan sebagian dari vagina.
Pada permulaan di dalam saluran yang berfungsi terdapat septum yang vertikal.
Pada akhir bulan ketiga septum ini hilang. -
Bagian kranial duktus Malleri kanan dan kiri yang tidak berfusi menjadi tuba
Falloppii dengan fimbrium-fimbrium pada ostium tubae abdominale. Sisa
agian paling kranial duktus Millleri kadang-kadang tidak ikut membentuk
infundibulum tuba, akan tetapi tampak sebagai hidatida Morgagnii. Jaringan
mesenkim sekitar duktus Milleri membentuk jaringan ikat dan otot tuba
Falloppii, uterus, dan vagina pada bulan kelima.
Schubungan dengan bagian atas vagina dan uterus yang berasal dari
duktus Miilleri yang mengadakan fusi dan kemudian timbul kanalis:
dibayangkan kelainan-kelainan yang dapat dijumpai bila fusi tidak terjadi atau
kanalisasi tidak lengkap; ditambah pula bila simetri kurang atau tidak ada dalam
pertumbuhan kedua tuba Miilleri yang menjadi satu ita.
‘Vagina berasal dari entoderm (bagian yang dibentuk oleh sinus urogenitalis)
dan mesoderm (bagian yang dibentuk duktus Milller). Apabila ujung kaudal
duktus Milleri menyentuh dinding sinus urogenitalis, maka dinding
V7
agen ta! te Mao
pa!
Ly
Gambar 2-6. Pembentukan uterae dan vagina pada buss ketignms EMBRIOLOGISISTEM ALAT-ALAT UROGENITAL,
berproliferasi dan membentuk vaginal plate. Vaginal plate memanjang dan
mendorong sinus urogenitalis ke bawah, yang menjadi dangkal dan lebib lebar,
dan membentuk vestibulum. Di dalam vaginal plate terbentuk lumen, dan
lumen ini berhubungan dengan lumen duktus Miller, Dengan demikian epitel
sinus urogenitalis menyentuh epitel duktus Milleri. Masih ada perbedaan
pabam tentang lokasi penyentuhan itu, akan tetapi sebagian besa penulis-
penulis berpendapat, bahwa tempat itu di bagian dua pertiga atas vagina.
Gambar 2-7. Porongan sagial slat genial pada wake dishirkan
Gambar 2-8, Penampang ventral alat genital wakes dilairkan.Perhatikan kemunghinan akan adany
Kata GirmnerEMBRIOLOGISISTEM ALAT-ALAT UROGENITAL »
Pada janin berumur 5 bulan seluruh vagina sudah terbentuk. Bagian
kkaudalnya masih tetap tertutup oleh suatu membran, yakni himen, yang
terbentuk oleh lapisan tipis sinus urogenitalis. Pada dinding lateral vagina dapat
ditemukan sisa-sisa duktus Wolfii dalam bentuk kista Garter.
er /
‘wd gota ius woot
Se
Gana 32-9, Prkembanga uberhulm mein Klos dan perkembungan hss, Pehla spam“ EMBRIOLOGISISTEM ALAT-ALAT UROGENITAL
Genitalia eksterna
Dalam masa gastrula sebagian dari mesoderm tumbuh antara ektoderm dan
entoderm di sekitar membran kloaka. Hal tersebut menimbulkan penonjolan di
garis tengah yang dinamakan genital tubercle. Pada pria genital tubercle menjadi
penis, sedang pada wanita menjadi Klitoris,
Kaudal dan kiri-kanan genital tubercle terdapat lipatan, yang menutup di
belakang dan melingkari vestibulum. Lipatan ini menjadi labium minus, dan di
vestibulum bermuara urethra dan vagina. Lateral labium kanan dan kiriterdapat
penonjolan yang menjadi labium mayus. Di labium mayus terdapat kelenjar,
glandula Bartholini yang bermuara ke medial; kanan dan kiti orifisium urethra
eksternum terdapat kelenjar-kelenjar kecil, glandula paraurethralis (Skene).
pero oo
Gunter 250 (8) Tight nif pds enn enps mings (@) Taha inden pad eno
‘enam minggu (C) Pada janin 5 bulan (D) Pada bayi baru dilahirkan omEMBRIOLOG! SISTEM ALAT-ALATUROGENITAL 4“
KROMOSOM DAN KELAINAN DALAM PERTUMBUHANNYA
Seperti telah dikemukakan di atas, ovum matang mempunyai 22 kromosom
‘otosom serta 1 kromosom X, sedang separoh dari spermatosoon mempunyai 22
kkromosom otosom serta 1 kromosom X, dan separoh yang lain 22 kromosom
‘otosom serta 1 kromosom Y. Pada persatuan ovum dan spermatozoon, zigote
yang kelak menjadi wanita mempunyai 44 kromosom otosom serta kromosom
seks XX, sedang zigote yang menjadi pria mempunyai 44 kromosom otosom
serta kromosom seks XY.
Sebelum ovum dan spermatosoon menjadi matang dan siap untuk bersatu
dan menjadi zigote, terjadi pembelahan dua kali yang mengurangi jumlah
kromosom dari oosit primer dan. spermatosit primer dari 46 menjadi 23.
Pada pembelahan ini bisa terjadi gangguan. Gangguan ini dapat terjadi pada
pembelahan untuk membentuk ovum atau spermatosoon matang, Pada non-
disjunction terdapat gangguan dalam penglepasan sepasang kromosom untuk
sebagian atau seluruhnya, sedang reciprocal translocation ialah penukaran dari
bahan 2 kromosom berasal dari pasangan yang berbeda. Mosaicism ialah non-
disjunction pada mitosis pada tingkat zigote. Selain itu dapat pula hilangnya
sebagian dari kromosom atau reduplikasi
Kelainan kromosom seks dapat menjadi sebab beberapa sindrom klinik:
1, Pada sindrom Turner dengan fenotipe wanita terdapat kromosom XO dan
ditemukan disgenesis ovarium.
2. Pada sindrom Kleinefelter dengan fenotipe pria terdapat kromosom XXY.
3. Pada sindrom Poly-X atau superfemale dengan fenotipe wanita yang mental
terbelakang, terdapat kromosom XXX. Di samping 3 pola tersebut di atas,
masih terdapat variasi-variasi lain, akan tetapi 3 jenis tersebut yang paling
banyak ditemukan.
Selanjutnya dalam kromosom seks bisa terdapat gen-gen yang berkaitan
dengan beberapa kelainan. Gen-gen abnormal dalam kromosom X misalaya
menyebabkan hemofilia, buta warna, distrofi otot-otot pada anak (Duchenne’s
distrophy), defisiensi glukose-6-fosfat dehidrogenase, dan sebagainya.
Pada kromosom Y, kecuali peranannya dalam pembentukan testis, tidak
ditemukan_kelainan-kelainan, yang dapat dihubungkan dengan gen-gen
abnormal di dalamnya. Rupanya adanya hanya kromosom Y tanpa adanya
kromosom X, tidak memberi kemungkinan untuk hidup.
Pada kromosom otosom terdapat pula kelainan. Yang terkenal jalah sindrom
Down sau trsomi-21 arena terdapat 3 kromosom 21 darpada seperti basa
Janin yang dilahirkan kecil, dengan hipotoni dan mikrosefali dan sering adanya
Jobang pada septum ventrikel jantung. Dapat ditemukan pula sindrom Patou
(trisomi-13) dan sindrom Edward (trisomi-18). Jarangnya ditemukan kelainan-
kelainan kromosom otosom barangkali disebabkan banyak kelainan dalam hal
ini tidak memberi kemungkinan hidup.2 EMBRIOLOGISISTEM ALAT-ALAT UROGENITAL,
Rojukan
1, Aydeloue MB. Developmental anatomy. In: Buchbaum AJ, Schmidt JD. Gynecologic and
‘Obstetric Urology. Philadelphia, London, Toronto: Saunders Company, 1978
2. Dewhurst J. Nornal and Abnormal Development ofthe Genial Organs In: Dewburst’s Textbook
‘of Obstetrics ke Gynaecology for Postgraduates 1V ed 1986
2. Grosser O. Entwicklung des Uropenitalysteme In: Seite I Ameich Al Bilogie und Pathologic
‘des Weibes. Berlin, Innsbruck, Munchen, Wiens Verlag, Usban & Schoarznberg, 1983
4. Hamilton W], Mossman HW. Hamilton, Boyd and Mossmin's Human Embryology. Prenatal
‘Development of Form and Function. 40 Ed. London: The Macmillan Press Lud, 1972
Jone SN. Pini of Grncology. sh, Ed. Londo, Boson: Baer, 175
Langman J. Melied Embryology. fitman Development Normal and Abnormal. Bakimore:
‘Wiliams and Wilkins Co., 1975
‘Orathanondh V, Porter EL. Developmen of human kidney as shown by microdissection I 1, I
‘Arch Pathol 1963; 76: 27146, 277-89, 290-302
‘Orsthanondh V, Potter EL. Pathogenesis of Polyeyaic Kidneys 1,1, IV. Arch Pathol 1964, 77
466-73, 474-84, 485-501, 3029
9, Pinkerton JHM, Mckay DG, Adams EC, Henig AT. Development ofthe biman ovary — A sudy
ting histochemical techniques. Obstet Gynecol 196; 18 > 151-61
10, Tasjin Mk Dengan ence Perkembangen Sex Seminar opera Penganian Kelani.
Hikartas Departmen Kesehatan,
11, waldjmaco HA Fal Tem Proganey iA Hennes Ie: Poe 7th Asan Obstet Gynecol
Bangkok, 1977; 681-6