You are on page 1of 4

BAB I

SUPPOSITORIA / SUPOSITORIA

A. Pengertian 2. Juga secara rektal digunakan untuk distribusi


Supositoria menurut FI edisi IV adalah sistemik, karena dapat diserap oleh membran
sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, mukosa dalam rektum,
yang diberikan melalui rektal, vagina atau urethra. 3. Apabila penggunaan obat peroral tidak
Umumnya meleleh, melunak atau melarut dalam memungkinkan, seperti pasien mudah muntah,
suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak sebagai tidak sadar.
pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa 4. Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat,
zat terapetik yang bersifat lokal atau sistemik. karena obat diabsorpsi melalui mukosa rektal
langsung masuk ke dalam sirkulasi darah,
B. Macam-Macam Suppositoria 5. Agar terhindar dari pengrusakan obat oleh
Macam-macam Suppositoria berdasarkan enzym di dalam saluran gastrointestinal dan
tempat penggunaannya : perubahan obat secara biokimia di dalam
1. Rektal Suppositoria sering disebut hepar .
Suppositoria saja, bentuk peluru digunakan
lewat rektal atau anus, beratnya menurut
FI.ed.IV kurang lebih 2 g.
Suppositoria rektal berbentuk torpedo Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi obat
mempunyai keuntungan, yaitu bila bagian per rektal ialah :
yang besar masuk melalui jaringan otot 1. Faktor fisiologis :
penutup dubur, maka Suppositoria akan Rektum mengandung sedikit cairan dengan
tertarik masuk dengan sendirinya. pH 7,2 dan kapasitas daparnya rendah. Epitel
2. Vaginal Suppositoria (Ovula), bentuk bola rektum keadaannya berlipoid
lonjong seperti kerucut, digunakan lewat (berlemak), maka diutamakan permeable
vagina, berat umumnya 5 g. terhadap obat yang tidak terionisasi (obat yang
Supositoria kempa atau Supositoria sisipan mudah larut dalam lemak).
adalah Supositoria vaginal yang dibuat dengan
cara mengempa massa serbuk menjadi bentuk 2. Faktor fisika-kimia dari obat dan basis :
yang sesuai, atau dengan cara pengkapsulan a. Kelarutan obat : Obat yang mudah larut
dalam gelatin lunak. dalam lemak akan lebih cepat terabsorpsi
Menurut FI.ed.IV, Suppositoria vaginal dari pada obat yang larut dalam air.
dengan bahan dasar yang dapat larut / b. Kadar obat dalam basis : bila kadar obat
bercampur dalam air seperti PEG atau gelatin naik maka absorpsi obat makin cepat.
tergliserinasi berbobot 5 g. Supositoria c. Ukuran partikel : ukuran partikel obat akan
dengan bahan dasar gelatin tergliserinasi (70 mempengaruhi kecepatan larut dari obat ke
bag. gliserin, 20 bag. gelatin dan 10 bag. cairan rektal.
air) harus disimpan dalam wadah tertutup d. Basis Suppositoria : Obat yang larut
rapat, sebaiknya pada suhu dibawah 350 C dalam air dan berada dalam basis lemak
3. Urethral Suppositoria (bacilla, bougies) dilepas segera ke cairan rektal bila basis
digunakan lewat urethra, bentuk batang cepat melepas setelah masuk ke dalam
panjang antara 7 cm - 14 cm. rektum, dan obat akan segera diabsorpsi
dan aksi kerja awal obat akan segera nyata.
C. Keuntungan Suppositoria Obat yang larut dalam air dan berada
Keuntungan penggunaan obat dalam dalam basis larut dalam air, aksi kerja awal
Suppositoria dibanding peroral, yaitu dari obat akan segera nyata bila basis tadi
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada segera larut dalam air.
lambung.
2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh E. Bahan Dasar Suppositoria
enzym pencernaan dan asam lambung. Bahan dasar : ol. cacao (lemak coklat),
3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran gelatin tergliserinasi, minyak nabati
darah sehingga obat dapat berefek lebih cepat terhidrogenasi, campuran PEG berbagai bobot
daripada penggunaan obat peroral. molekul dan ester asam lemak PEG. Bahan dasar
4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau lain dapat digunakan seperti surfaktan nonionik
tidak sadar. misalnya ester asam lemak polioksietilen sorbitan
dan polioksietilen stearat.
D. Tujuan Penggunaan Obat Bentuk
Suppositoria Bahan dasar Suppositoria yang ideal harus
1. Suppositoria dipakai untuk pengobatan lokal, mempunyai sifat sebagai berikut :
baik dalam rektum maupun vagina atau 1. Padat pada suhu kamar, sehingga dapat
urethra, seperti penyakit haemorroid / wasir / dibentuk dengan tangan atau dicetak, tapi
ambein dan infeksi lainnya.
SMK Kesehatan Yannas Husada
akan melunak pada suhu rektal dan dapat Penambahan sejumlah kecil bentuk
bercampur dengan cairan tubuh. kristal stabil ke dalam lelehan
2. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi Ol.Cacao, untuk mempercepat
3. Dapat bercampur dengan bermacam-macam perubahan bentuk tidak stabil
obat menjadi bentuk stabil
4. Stabil dalam penyimpanan, tidak Pembekuan lelehan selama beberapa
menunjukkan perubahan warna, bau dan jam / hari
pemisahan obat.
5. Kadar air cukup - Lemak coklat merupakan trigliserida,
6. Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan berwarna kekuningan, bau yang khas dan
iodium dan bilangan penyabunan harus jelas. bersifat polimorfisme ( mempunyai banyak
bentuk kristal ). Jika dipanasi sekitar 300 C
Penggolongan bahan dasar Suppositoria. mulai mencair dan biasanya meleleh sekitar
1. Bahan dasar berlemak : Ol. Cacao (lemak 340 - 350 C, tetapi suhu dibawah 300 C
coklat) merupakan masa semi-padat. Jika
2. Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut pemanasannya tinggi, lemak coklat akan
dalam air : gliserin-gelatin, polietilenglikol mencair sempurna seperti minyak dan akan
(PEG) kehilangan semua inti kristal yang stabil yang
3. Bahan dasar lain : Pembentuk emulsi berguna untuk memadat. Bila didinginkan di
A/M.misalnya campuran Tween 61 85 % bawah suhu 150 C, akan mengkristal dalam
dengan gliserin laurat 15 % bentuk kristal metastabil. Agar mendapatkan
Suppositoria yang stabil, maka pemanasan
Suppositoria dengan bahan dasar Lemak coklat lemak coklat sebaiknya dilakukan sampai
( Ol. Cacao ) cukup meleleh saja sampai dapat dituang,
- merupakan trigliserida dari asam oleat, asam sehingga tetap mengandung inti kristal dari
stearat, asam palmitat, warna putih bentuk stabil.
kekuningan, padat, berbau seperti coklat, - Untuk meninggikan titik lebur lemak coklat
meleleh pada suhu 31o - 34 o. digunakan tambahan Cera atau Cetasium (
- karena mudah tengik, sebaiknya harus Spermaseti ). Penambahan Cera flava tidak
disimpan dalam wadah / tempat sejuk, kering boleh lebih dari 6 % sebab akan memperoleh
dan terlindung dari cahaya. campuran yang mempunyai titik lebur di atas
- Ol. Cacao dapat menunjukkan polimorfisme 370 C dan tidak boleh kurang dari 4 % karena
dari bentuk kristalnya karena pemanasan akan memperoleh titik lebur di bawah titik
tinggi. Diatas titik leburnya, Ol.Cacao akan leburnya ( < 330 C ). Jika bahan obatnya
meleleh sempurna seperti minyak dan akan merupakan larutan dalam air, perlu
kehilangan inti kristal stabil yang berguna diperhatikan bahwa lemak coklat hanya
untuk membentuk kristalnya kembali. sedikit menyerap air, maka dengan
penambahan Cera flava dapat juga menaikkan
daya serap lemak coklat terhadap air.
Bentuk-bentuk kristal Ol.Cacao tersebut - Untuk menurunkan titik lebur lemak coklat
adalah : dapat digunakan tambahan sedikit
bentuk (alfa) : terjadi bila lelehan Kloralhidrat atau fenol, minyak atsiri.
Ol.Cacao tadi didinginkan dengan segera - Lemak coklat meleleh pada suhu tubuh dan
pada 0o dan bentuk ini titik leburnya 24o tidak tercampurkan dengan cairan tubuh, oleh
(literatur lain 22 o). karena itu dapat menghambat difusi obat yang
bentuk ( beta ) : terjadi bila lelehan larut dalam lemak pada tempat yang diobati.
Ol.Cacao tadi diaduk-aduk pada suhu 18 - Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan
o
-23 o dan bentuk ini mempunyai titik vagina karena meninggalkan residu yang tidak
lebur 28 o - 31o dapat diserap, sedangkan gelatin
bentuk stabil (beta stabil) : terjadi dari tergliserinasi jarang dipakai untuk rektal
perubahan perlahan-lahan bentuk disertai karena disolusinya lambat.
kontraksi volume dan bentuk ini - Supositoria dengan bahan dasar lemak coklat,
mempunyai titik lebur 34 o -35 o ( dapat dibuat dengan mencampurkan bahan
literatur lain 34,5 o) obat yang dihaluskan ke dalam minyak lemak
bentuk (gamma) : terjadi dari padat pada suhu kamar dan massa yang
pendinginan lelehan Ol.Cacao yang dihasilkan dibuat dalam bentuk yang sesuai
sudah dingin (20o) dan bentuk ini atau dibuat dengan cara meleburkan minyak
mempunyai titik lebur 18 o lemak dengan obat kemudian dibiarkan
Menghindari bentuk- bentuk kristal sampai dingin di dalam cetakan. Harus
yang tidak stabil di atas dengan cara : disimpan dalam wadah tertutup baik, pada
Ol.Cacao tidak dilelehkan suhu dibawah 300 C.
seluruhnya, cukup 2/3 saja yang
dilelehkan.
SMK Kesehatan Yannas Husada
Pemakaian air sebagai pelarut obat dengan (Carbowax 400), PEG 1000 (carbowax 1000),
bahan dasar Ol.Cacao sebaiknya dihindari PEG 1500 (carbowax 1500), PEG 4000
karena : (carbowax 4000), PEG 6000 (carbowax 6000).
Menyebabkan reaksi antara obat-obat PEG di bawah 1000 berbentuk cair, sedangkan
dalam Suppositoria. di atas 1000 berbentuk padat lunak seperti
Mempercepat tengiknya Ol.Cacao malam.
Bila airnya menguap, obat tersebut akan - PEG sesuai untuk obat antiseptik. Jika
mengkristal kembali dan dapat keluar diharapkan bekerja secara sistemik , lebih
dari Suppositoria. baik menggunakan bentuk ionik dari pada
Keburukan Ol.Cacao sebagai bahan dasar nonionik agar diperoleh ketersediaan hayati
Suppositoria. yang maksimum. Meskipun bentuk nonionik
Meleleh pada udara yang panas dapat dilepaskan dari bahan dasar yang dapat
Dapat menjadi tengik pada penyimpanan bercampur dengan air seperti gelatin
yang lama tergliserinasi atau PEG, tetapi cenderung
Titik leburnya dapat turun atau naik bila sangat lambat larut sehingga dapat
ditambahkan bahan tertentu menghambat pengelepasan obat.
Adanya sifat Polimorfisme - Pembuatan Suppositoria dengan PEG
Sering bocor (keluar dari rektum karena dilakukan dengan melelehkan bahan dasar lalu
mencair) selama pemakaian dituangkan ke dalam cetakan seperti
Tidak dapat bercampur dengan sekresi. pembuatan Suppositoria dengan bahan dasar
lemak coklat.
Karena ada beberapa keburukan Ol.Cacao
tersebut, maka dicari pengganti Ol.Cacao Suppositoria dengan bahan dasar Gelatin
sebagai bahan dasar Suppositoria yaitu : - Dapat digunakan sebagai bahan dasar Vaginal
1. Campuran asam oleat dengan asam stearat Suppositoria.
dalam perbandingan yang dapat diatur. - Tidak melebur pada suhu tubuh, tetapi melarut
2. Campuran cetilalkohol dengan dalam sekresi tubuh
Ol.Amygdalarum dalam perbandingan = 17 : - Perlu penambahan pengawet ( Nipagin )
83 karena bahan dasar ini merupakan media yang
3. Ol.Cacao sintetis : Coa buta , Supositol baik bagi pertumbuhan bakteri.
- Penyimpanan harus ditempat yang dingin
Suppositoria dengan bahan dasar PEG - Bahan dasar ini dapat juga digunakan untuk
(Polietilenglikol) pembuatan Urethra Suppositoria dengan
- mempunyai titik lebur 350 - 630 formula : gelatin 20, gliserin 60 dan aqua yang
- tidak meleleh pada suhu tubuh tetapi larut mengandung obat 20
dalam cairan sekresi tubuh Kebaikan :
- Formula yang dipakai : dapat diharapkan berefek yang cukup
bahan dasar tidak berair : PEG 4000 4 lama, lebih lambat melunak, lebih mudah
% ( 25 % ) dan PEG 1000 96 % ( 75 % ) bercampur dengan cairan tubuh jika
bahan dasar berair : PEG 1540 30 %, dibandingkan dengan Ol.Cacao.
PEG 6000 50 % dan Aqua + Obat 20 % Keburukan :
Keuntungan : cenderung menyerap uap air karena sifat
tidak mengiritasi / merangsang gliserin yang hygroskopis yang dapat
dapat disimpan diluar lemari es menyebabkan dehidrasi / iritasi jaringan,
tidak ada kesulitan dengan titik leburnya, memerlukan tempat untuk
jika dibanding Ol.Cacao. melindunginya dari udara lembab supaya
tetap kontak dengan lapisan mokosa terjaga bentuknya dan konsistensinya.
karena tidak meleleh pada suhu tubuh
Kerugian : - Dalam farmakope Belanda terdapat formula
menarik cairan dari jaringan tubuh Suppositoria dengan bahan dasar Gelatin.
setelah dimasukkan, sehingga terjadi rasa yaitu : panasi 2 bagian Gelatin dengan 4
yang menyengat. Hal ini dapat diatasi bagian air dan 5 bagian Gliserin sampai
dengan cara mencelupkan Suppositoria diperoleh massa yang homogen. Tambahkan
ke dalam air sebelum digunakan. Pada air panas sampai diperoleh 11 bagian. Biarkan
etiket Supositoria ini harus tertera massa cukup dingin dan tuangkan dalam
petunjuk " Basahi dengan air sebelum cetakan hingga diperoleh Suppositoria dengan
digunakan ". berat 4 gram. Obat yang ditambahkan
dapat memperpanjang waktu disolusi dilarutkan atau digerus dengan sedikit air atau
sehingga menghambat pelepasan obat. Gliserin yang disisakan dan dicampurkan pada
massa yang sudah dingin.
- PEG merupakan polimerisasi etilenglikol
dengan berat molekul antara 300 - 6000 Bahan dasar lainnya :
Dalam perdagangan terdapat : PEG 400
SMK Kesehatan Yannas Husada
- Bersifat seperti lemak yang larut dalam air dan cetakannya sebelum digunakan harus
atau bercampur dengan air, beberapa dibasahi lebih dahulu dengan Parafin cair atau
diantaranya membentuk emulsi tipe A//M minyak lemak atau spiritus saponatus ( Soft
Formulasinya : Tween 61 85 % dan Gliserin Soap liniment ), tetapi spiritus saponatus ini,
laurat 15 % jangan digunakan untuk Suppositoria yang
Bahan dasar ini dapat menahan air atau larutan mengandung garam logam karena akan
berair. Berat Suppositoria 2,5 g bereaksi dengan sabunnya dan sebagai
pengganti digunakan Ol. Recini dalam etanol.
F. Metode Pembuatan Suppositoria Khusus Suppositoria dengan bahan dasar PEG
1. Dengan tangan : dan Tween tidak perlu bahan pelicin cetakan
- Hanya dengan bahan dasar Ol.Cacao yang karena pada pendinginan mudah lepas dari
dapat dikerjakan atau dibuat dengan cetakannya yang disebabkan bahan dasar
tangan untuk skala kecil dan bila bahan tersebut dapat mengkerut.
obatnya tidak tahan terhadap pemanasan
- Metode ini kurang cocok untuk iklim G. Pengemasan Suppositoria
panas. 1. Dikemas sedemikian rupa sehingga tiap
2. Dengan mencetak hasil leburan : Suppositoria terpisah, tidak mudah hancur
- Cetakan harus dibasahi lebih dahulu atau meleleh.
dengan Parafin cair bagi yang memakai 2. Biasanya dimasukkan dalam wadah dari
bahan dasar Gliserin-gelatin, tetapi untuk alumunium foil atau strip plastik sebanyak 6
Ol.Cacao dan PEG tidak dibasahi karena sampai 12 buah, untuk kemudian dikemas
mengkerut pada proses pendinginan, akan dalam dus.
terlepas dari cetakan. 3. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik di
3. Dengan kompresi. tempat sejuk.
- Metode ini, proses penuangan,
pendinginan dan pelepasan Suppositoria H. Pemeriksaan Mutu Suppositoria
dilakukan dengan mesin secara otomatis. Setelah dicetak, dilakukan pemeriksaan sebagai
Kapasitas bisa sampai 3500 - 6000 berikut :
Suppositoria / jam. 1. Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan
Pembuatan Suppositoria secara umum dilakukan dengan yang tertera pada etiketnya.
dengan cara sebagai berikut : 2. Test terhadap titik leburnya, terutama jika
Bahan dasar Suppositoria yang digunakan digunakan bahan dasar Ol.Cacao
supaya meleleh pada suhu tubuh atau dapat 3. Test kerapuhan, untuk menghindari kerapuhan
larut dalam cairan yang ada dalam rektum. selama pengangkutan
Obatnya supaya larut dalam bahan dasar, bila 4. Test waktu hancur, PEG 1000 15 menit,
perlu dipanaskan. Ol.Cacao dingin 3 menit
Bila bahan obatnya sukar larut dalam bahan 5. Test homogenitas.
dasar maka harus diserbuk halus.
Setelah campuran obat dan bahan dasar I. Ovulae / Ovula
meleleh atau mencair, dituangkan ke dalam Ovula adalah sediaan padat , umumnya
cetakan Suppositoria kemudian didinginkan. berbentuk telur mudah melemah (melembek) dan
Cetakan tersebut terbuat dari besi yang meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan
dilapisi nikel atau dari logam lain, ada juga digunakan sebagai obat luar khusus untuk vagina.
yang dibuat dari plastik Cetakan ini mudah Sebagai bahan dasar ovula harus dapat larut
dibuka secara longitudinal untuk dalam air atau meleleh pada suhu tubuh.
mengeluarkan Suppositoria. Sebagai bahan dasar dapat digunakan
Untuk mencetak bacilla dapat digunakan tube lemak coklat atau campuran PEG dalam berbagai
gelas atau gulungan kertas. perbandingan. Bobot ovula adalah 3 - 6 gram,
Untuk mengatasi massa yang hilang karena umumnya 5 gram. Ovula disimpan dalam wadah
melekat pada cetakan, maka pembuatan tertutup baik dan ditempat yang sejuk.
Suppositoria harus dibuat berlebih ( 10 % )

SMK Kesehatan Yannas Husada

You might also like