You are on page 1of 38

F T ra n sf o F T ra n sf o

PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
11
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Jasa

Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasly (2008:10) yang

dialih bahasakan oleh Herman Wibowo (2008), jasa yang diberikan oleh staff

professional dapat dibagi menjadi dua, yaitu jasa assurance dan non assurance:

a. Jasa Assurance
Jasa Assurance adalah pelayanan atau jasa professional
independen yang dapat meningkatkan kualitas informasi bagi para
pembuat keputusan. Individu yang bertanggungjawab atas pembuatan
keputusan bisnis akan mencari jasa assurance untuk membantu
meningkatkan kepercayaan dan kesesuaian informasi yang digunakan
sebagai dasar keputusan mereka. Jasa Assurance bernilai karena
penyedia assurance merupakan seorang yang independen dan
bertindak secara objektif terhadap informasi yang diujinya.

Salah satu kategori jasa yang disediakan oleh kantor akuntan


pulik adalah jasa atestasi. Atestasi merupakan salah satu jenis jasa
assurance yang disediakan oleh kantor akuntan publik, dimana
akuntan publik akan menerbitkan laporan tertulis yang isinya antara
lain berupa suatu kesimpulan tentang kepercayaan atas asersi
(pernyataan yang menyebutkan sesuatu itu benar). Terdapat 3 jenis
atestasi yaitu:

1) Audit Atas Laporan Keuangan Historis


Audit atas laporan keuangan historis merupakan bentuk jasa
atestasi yang mana si auditor menerbitkan laporan tertulis berisi
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
12
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

pendapat atau opininya mengenai apakah laporan keuangan


historis tersebut telah disusun berdasarkan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku secara umum. Audit mendominasi bentuk
jasa astestasi yang sering dilakukan oleh akuntan publik.
2) Tinjauan Atas Laporan Keuangan Historis
Suatu tinjauan atas laporan keuangan historis merupakan
jenis jasa atestasi lainnya yang dapat dilakukan oleh kantor
akuntan publik. Sebagian besar perusahaan non publik ingin
menyediakan informasi yang dapat diandalkan dalam laporan
keuangan mereka, tanpa menyebabkan timbulnya biaya untuk
melakukan proses audit.
3) Jasa-Jasa Atestasi Lainya
Kantor akuntan publik menyediakan beraneka ragam jasa-
jasa atestasi lainnya. Sebagian besar dari jenis jasa ini merupakan
suatu pengembangan alami dari audit atas laporan keuangan
historis, akibat dari keinginan para pengguna informasi untuk
mencari rasa keandalan dari pihak independen tentang berbagai
jenis informasi.
b. Jasa Assurance Lainya
Sebagian besar jasa-jasa assurance lainnya yang disediakan oleh
kantor akuntan publik tidak memenuhi definisi formal dari jasa-jasa
atestasi. Jasa-jasa ini agak berbeda dengan jasa-jasa atestasi, karena
dalam prosesnya seorang auditor tidak perlu membuat laporan tertulis,
serta keandalan yang dapat diberikan tidak selalu atas kepercayaan
pada asersi tertulis pihak lainnya tentang kepatuhan dan kriteria-
kriteria tertentu. Contohnya jasa-jasa assurance pada teknologi yang
memberikan keandalan atas pengendalian situs internet dan keandalan
atas kepercayaan sistem informasi.
c. Jasa Non Assurance
Kantor Akuntan Publik menyediakan sejumlah jasa lainnya, yang
pada umumnya berada di luar lingkup jasa assurance. Tiga contoh
spesifik dari jasa non assurance yang sering disediakan oleh akuntan
publik adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan
jasa konsultasi manajemen.
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
13
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

2.1.2 Auditing

2.1.2.1 Pengertian Auditing

Pengertian auditing menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S.

Beasly (2008:4) yang dialih bahasakan oleh Herman Wibowo (2008) adalah:

Pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan


melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah
ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen.

Definisi auditing menurut James Hall (2001:42) dalam bukunya yang

diterjemahkan oleh Jusuf adalah:

Auditing adalah salah satu bentuk pengujian independen yang dilakukan

oleh seorang ahli yang menunjukan pendapatnya tentang kejujuran

(fairness) sebuah laporan keuangan.

Definisi auditing menurut The American Accounting Association (AAA)

Committe on Basic Consepts yang dikutip oleh Sanyoto Gondodiyoto (2007:34)

adalah:

Auditing is the process by which a competent, independent person


accumulates and evaluates evidence about quantifiable information
related to a specific economic entity for the purpose of determining and
reporting on the degree of correspondence between the quantifiable
information and established criteria.
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
14
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

Pada bagian lain, definisi audit dari The American Accounting Association (AAA)

Committe on Basic Consepts yang mengandung pemahaman yang lebih luas

adalah:

A Systematic process of objectively obtaining and evaluation evidence


regarding assertions the degree of correspondence between those
assertion and established criteria and comunicating the result to interested
user.

Definisi auditing menurut Sanyoto Gondodiyoto (2007:35) adalah:

Audit laporan keuangan adalah suatu proses pemeriksaan oleh orang-


orang yang mampu (kompeten) dan independen, dengan menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti dan keterangan yang terukur suatu kesatuan
ekonomi, dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian dari keterangan terukur yang diperoleh dari pemeriksaannya
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2.1.2.2 Jenis-Jenis Audit

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:4) jenis audit terdiri

dari 3 macam, yaitu:

a. Financial Statement Audit (Audit Laporan Keuangan)


Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah
laporan keuangan telah disajikan wajar, sesuai dengan kriteria-kriteria
tertentu. Kriteria tersebut adalah prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dimuat
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Asersi dari audit
laporan keuangan ini merupakan informasi yang ada dalam laporan
keuangan. Bukti audit yang tersedia dapat berupa dokumen, catatan,
dan bahan bukti yang berasal dari sumber-sumber di luar perusahaan.
Hasil akhir audit dalam bentuk opini auditor, yang dihasilkan oleh
akuntan publik sebagai auditor independen. Adapun pengguna laporan
keuangan dihasilkan oleh akuntan independen tersebut biasanya untuk
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
15
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

pihak ekstern perusahaan, seperti analisis keuangan, kreditor, supplier,


investor dan pemerintah.
b. Operational Audits (Audit Operasional)
Perkembangan bisnis membuat pemegang saham sudah tidak
dapat mengikuti semua kegiatan operasi perusahaannya sehari-hari,
sehingga mereka membutuhkan auditor manajemen yang profesional
untuk membantu mereka dalam mengendalikan operasional
perusahaan.
c. Complience Audits (Audit Kepatuhan)

Audit Kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah auditee


(yang diperiksa) telah mengikuti kebijakan, prosedur, dan peraturan
yang telah ditentukan pihak yang otoritasnya lebih tinggi.

2.1.2.3 Jenis-Jenis Auditor

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:13) jenis auditor

terdiri dari tiga macam yaitu:

a. Auditor Independen (Akuntan Publik)


Auditor independen berasal dari Kantor Akuntan Publik,
bertanggungjawab atas audit laporan keuangan historis auditee-nya.
independen dimaksudkan sebagai sikap mental auditor yang memiliki
integritas tinggi, obyektif pada permasalahan yang timbul dan tidak
memihak pada kepentingan manapun.
b. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang berasal dari lembaga
pemeriksa pemerintah. Di Indonesia lembaga yang bertanggungjawab
secara fungsional atas pengawasan terhadap kekayaan atau keuangan
negara adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai lembaga
pada tingkat tertinggi, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat Jenderal (Itjen) yang ada pada
departemen-departemen pemerintah.
c. Internal Auditor (Auditor Intern)

Auditor internal adalah pegawai dari suatu organisasi/perusahaan


yang bekerja di organisasi tersebut untuk melakukan audit bagi
kepentingan manajemen perusahaan yang bersangkutan, dengan
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
16
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

tujuan untuk membantu manajemen organisasi untuk mengetahui


kepatuhan para pelaksana operasional organisasi terhadap kebijakan
dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2.1.1.4 Kualifikasi Auditor

Auditor laporan keuangan harus seseorang yang memiliki gelar akademis

fakultas ekonomi jurusan akuntansi, mempunyai register negara akuntan (berhak

mendapat sebutan profesi akuntan), dan selanjutnya lulus ujian bersertifikat

akuntan publik. Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2007:86) konsep kontribusi

pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) yang masih dipikirkan dalam Pengembangan

Profesi Akuntan Indonesia terdiri dari dua alternatif, yaitu:

Gambar 2.1. Konsep Kontribusi PPA Alternatif I

Sarjana/pasca PPA dengan masing- Register akuntan


Akuntansi S1, S2, S3 masing konsentrasi/ masing-masing bidang User
PTN/PTS sertifikasi/ jalur
praktisi

Jalur akademis IAI


KAPd

(Sumber: Sanyoto Gondodiyoto : 2007)


F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
17
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

Gambar 2.2. Konsep Kontribusi PPA Alternatif II

PPA USAP USAP


Konsentrasi: Sarjana
Akt. Publik Akuntansi
USAM USAP Lulusan
Manajemen
Sektor Publik PTN/PTS
(jalur Praktis) USASP USAP
Sarjana
Akuntansi Program
Lulusan Magister
PTN/PTS Akuntansi
(jalur Praktisi)

Program
magister sains
dan doktor
KAPd User
(jalur
akademis)

(Sumber: Sanyoto Gondodiyoto : 2007)

2.1.3 Kompetensi Auditor Mengenai E-commerce

2.1.3.1 Pengertian Kompetensi

Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley (2008:42)

yang dialih bahasakan oleh Herman Wibowo (2008) menyatakan bahwa:

Kompetensi sebagai keharusan bagi auditor untuk memiliki pendidikan


formal di bidang auditing dan akuntansi, pengalaman praktik yang
memadai bagi pekerjaan yang sedang dilakukan, serta mengikuti
pendidikan profesional berkelanjutan.
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
18
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:2) menyatakan

bahwa kompetensi adalah:

Suatu kemampuan, keahlian (pendidikan dan pelatihan), dan


berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah
bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang
akan diambilnya.

Menurut Susanto (2000) kompetensi adalah:

Karakteristik-karakteristik yang mendasari individu untuk mencapai


kinerja supervisor. Kompetensi juga merupakan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan serta
kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan rutin.

Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2001) menyebutkan

bahwa:

Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

Menurut A. Arens, Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley (2003:402)

menyatakan bahwa:

kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas yang mendefinisikan pekerjaan individual.

2.1.3.2 Sudut Pandang Kompetensi

Adapun kompetensi menurut De Angelo dalam Kusharyanti (2002:26)

dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni sudut pandang auditor individual,
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
19
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

audit tim dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Masing-masing sudut pandang akan

dibahas mendetail berikut ini:

a. Kompetensi Auditor Individual


Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor.
Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan
pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan
mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien. Selain itu
diperlukan juga pengalaman dalam melakukan audit. Seperti yang
dikemukakan oleh Libby dan Frederick (1990) bahwa auditor yang
berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan
keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik.
b. Kompetensi Audit Tim
Standar pekerjaan lapangan yang kedua menyatakan bahwa jika
pekerjaan menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan
semestinya. Dalam suatu penugasan, satu tim audit biasanya terdiri
dari auditor junior, senior, manajer dan partner. Tim audit ini
dipandang sebagai faktor yang lebih menentukan kualitas audit
(Wooten, 2003). Kerjasama yang lebih baik antar anggota tim,
profesionalisme, persistensi, skeptisisme, proses kendali mutu yang
kuat, pengalaman dengan klien, dan pengalaman industri yang lebih
baik akan menghasilkan tim audit yang berkualitas tinggi. Selain itu,
adanya perhatian dari partner dan manajer pada penugasan ditemukan
memiliki kaitan dengan kualitas audit.
c. Kompetensi dari Sudut Pandang KAP
Besaran KAP menurut Dies & Giroux (1992) diukur dari jumlah
klien dan persentase dari audit fee dalam usaha mempertahankan
kliennya untuk tidak berpindah pada KAP yang lain. Berbagai
penelitian (misal De Angelo 1981, Davidson dan Neu 1993, Dye
1993, Becker et.al 1998, Lennox 1999) menemukan hubungan positif
antara besaran KAP dan kualitas audit. KAP yang besar menghasilkan
kualitas audit yang lebih tinggi karena ada insentif untuk menjaga
reputasi dipasar. Selain itu, KAP yang besar sudah mempunyai
jaringan klien yang luas dan banyak sehingga mereka tidak tergantung
atau tidak takut kehilangan klien (De Angelo, 1981). Selain itu KAP
yang besar biasanya mempunyai sumber daya yang lebih banyak dan
lebih baik untuk melatih auditor mereka, membiayai auditor ke
berbagai pendidikan profesi berkelanjutan, dan melakukan pengujian
audit daripada KAP kecil.
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
20
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

Berdasarkan uraian diatas maka kompetensi dapat dilihat melalui

berbagai sudut pandang. Namun dalam penelitian ini akan digunakan

kompetensi dari sudut auditor individual, hal ini dikarenakan auditor

adalah subjek yang melakukan audit secara langsung dan berhubungan

langsung dalam proses audit khususnya proses pengumpulan bukti audit

pada jenis bisnis yang dilaksanakan oleh klien yaitu E-commerce sehingga

diperlukan kompetensi yang baik untuk menghasilkan pengumpulan bukti

audit berbasis EDP Audit yang berkualitas.

2.1.3.3 Komponen Kompetensi Auditor

Komponen kompetensi auditor terdiri atas:

a. Komponen Pendidikan

Pencapaian keahlian dalam akuntansi dan auditing dimulai dengan

pendidikan formal yang diperluas melalui pengalaman dalam praktik

audit. Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional,

auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup (IAI 2001).

Pendidikan dalam arti luas meliputi pendidikan formal, pelatihan, atau

pendidikan berkelanjutan.

b. Komponen Pengalaman

Menurut Websters Ninth New Collegiate Dictionary (1991)

pengalaman adalah pengetahuan atau keahlian yang didapat dari

pengamatan langsung atau pertisipasi dalam suatu peristiwa dan


F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
21
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

aktivitas yang nyata. Pengalaman audit adalah kemampuan yang

dimiliki auditor atau akuntan pemeriksa untuk belajar dari kegiatan-

kegiatan masa lalu yang berkaitan dengan seluk-beluk audit atau

pemeriksaan (Ashton 1991). Pengalaman audit menurut Ida Suraida

(2005) adalah pengalaman dalam melakukan audit laporan keuangan

baik segi lamanya waktu, banyaknya penugasan maupun jenis-jenis

perusahaan yang pernah ditanganinya. Pengalaman audit akan

meningkatkan kompetensi dalam menjalankan setiap penugasan.

Audit yang berpengalaman akan mempunyai analisis yang lebih teliti,

terinci dan rutnut dalam mendeteksi gejala kekeliruan dibandingkan

dengan analisis yang tidak berpengalaman. Untuk mencapai

kompetensi harus memperoleh pengalaman profesional dengan

mendapatkan supervisi yang memadai dan riview atas pekerjaan dari

atasan yang lebih berpengalaman atau dari ahli teknologi informasi

c. Komponen pengetahuan

Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seseorang auditor

karena dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak

pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga

dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu

auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang

semakin kompleks (Meinhard et.al 1987 dalam Harhianto, 2004:35).

Pengetahuan adalah suatu fakta atau kondisi mengetahui sesuatu

dengan baik yang didapat lewat pengalaman dan pelatihan. Definisi


F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
22
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

pengetahuan menurut ruang lingkup audit adalah kemampuan

penguasaan auditor atau akuntan pemeriksa terhadap medan audit

(penganalisaan terhadap laporan keuangan perusahaan).

d. Komponen Pelatihan

Pelatihan lebih yang didapatkan oleh auditor akan memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap perhatian kekeliruan yang terjadi

(Noviyani 2002). Auditor baru yang menerima pelatihan dan umpan

balik tentang deteksi kecurangan menunjukan tingkat skeptik dan

pengetahuan tentang kecurangan yang lebih tinggi dan mampu

mendeteksi kecurangan dengan lebih baik dibanding dengan audit

yang tidak menerima perlakuan tersebut (Carpente.et.al,2002).

Seorang auditor menjadi ahli terutama melalui pelatihan. Untuk

meningkatkan kompetensi perlu dilaksanakan pelatihan terhadap

seluruh bidang tugas pemeriksaan.

2.1.3.4 Pengertian E-commerce

Pengertian e-commerce menurut Sanyoto Gondodiyoto (2007:76)

menyatakan bahwa :

E-commerce bersifat front-office system. Yang dimaksud front-office


system adalah sistem berbasis teknologi informasi yang langsung berkaitan
dengan transaction processing, atau layanan ke pihak lain atau pelanggan/
masyarakat.
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
23
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

E-commerce menurut menurut Greenstein, Feinman (2000:2) yaitu:

The use of electronic transmission mediums (telecomunications) to


engage in the exchange, including buying and selling, of products and
services requiring transportation, either physically or digitally, from
location to location

E-commerce menurut Isnaeni Achdiat (2000:26) adalah:

Penggunaan media transmisi elektronik (telekomunikasi) untuk melakukan


pertukaran, termasuk pembelian dan penjualan, produk dan jasa
membutuhkan transportasi baik secara fisik maupun digital dari satu lokasi
ke lokasi lainnya.

Pengertian E-commerce menurut Fathul Wahid (2006:99) yaitu:

E-commerce (Electronic Commerce) adalah bisnis yang transaksinya


dilakukan dengan bantuan jaringan komputer secara on-line. Transaksi
tersebut adalah penjualan dan pembelian barang atau jasa serta
pembayarannya yang dilakukan melewati komunikasi digital. Teknologi
yang digunakan antara lain adalah Internet dan Electronic Data
Interchange (EDI)

2.1.3.5 Model Bisnis E-commerce

a. Storefront Model

Pengertian Storefront model menurut Deiteil, Deiteil, Steinbuhler

(2001:28):

Storefront model merupakan penggabungkan proses transaksi,


security, on-line payment, dan information storage dalam penjualan
produk secara on-line oleh perusahaan. Model ini merupakan model
dasar dari e-commerce yang mana pembeli dan penjual berinteraksi
secara langsung.
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
24
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

Storefront model terbagi dalam 2 jenis menurut Deiteil, Deiteil,

Steinbuhler (2001:29), yaitu:

1) Shopping-Cart Technology

Pada shopping-chart teknologi pelanggan dapat membeli


barang sejumlah yang mereka inginkan pada katalog produk yang
disediakan oleh server perusahaan di databasenya. Contoh:
www.etoys.com, www.cdnow.com

2) Online Shopping Malls


Online shopping malls menyediakan pilihan produk dan jasa
yang luas. Pelanggan dapat membeli barang pada beberapa on-
line stores dalam satu kali transaksi. Contoh: mall.com

b. Auction Model
Pengertian Auction Model menurut Deiteil, Deiteil, Steinbuhler

(2001:32):

Auction sites atau situs perlelangan adalah suatu forum yang berisi
pengguna Internet yang bertindak sebagai penjual atau penawar. Situs
perlelangan mendapatkan komisi pada setiap penjualan. Situs ini
hanya suatu forum penjualan dan pembelian secara online, mereka
biasanya tidak terlibat langsung dalam pembayaran atau pengiriman.
Namun jika ikut terlibat hal tersebut betujuan untuk meningkatkan
pendapatan dan profit bagi situs tersebut. Contoh: liquidprice.com

c. Portal Model
Pengertian portal model menurut Deiteil, Deiteil, Steinbuhler

(2001:35):

Portal sites merupakan mesin pencari (search engines) yang


membantu pengguna internet memperoleh informasi dari barang yang
mereka cari dan browsing toko-toko online. Perusahaan pemilik portal
site akan men-charge perusahaan lain yang memiliki link pada
situsnya. Contoh: www.ask.com, www.goto.com.
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
25
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

d. Dynamic-Pricing Models
Dynamic-Pricing Models menurut Deiteil, Deiteil, Steinbuhler

(2001:38) terdiri dari beberapa model yaitu:

1) Name-Your-Price Model

Perusahaan akan menerima tawaran harga bagi suatu barang


dari pelanggannya, dan perusahaan menentukan apakah akan
menjual produk atau jasanya kepada pelanggan tersebut. Jika
tawaran harga dari pelanggan tidak diterima. Pelanggan akan
melakukan tawaran yang lain. Tapi jika diterima maka pelanggan
akan melakukan pembelian. Contoh: priceline.com
2) Comparison-Pricing Model
Dengan comparison model pelanggan dapat melakukan
polling terhadap perusahaan untuk mendapatkan produk dan jasa
yang diinginkan dengan harga yang paling murah. Situs ini
mendapatkan keuntungan dari berkerjasama dengan perusahaan di
situs ini. Contoh: bottomdollar.com

3) Deman-Sensitive Pricing Model


Web ini memberikan pelanggan kemudahan, pelayanan yang
cepat dalam biaya yang murah. Dapat pula melayani pembeli
dalam bentuk grup untuk medapatkan group discount. Konsep
deman-sensitive pricing model adalah pembeli yang berjumlah
banyak (grup) dapat membeli produk dalam satu kali transaksi.
Contoh: mercata.com
4) Bartering Model

Transaksi barter (menukar barang yang dimiliki dengan


barang yang diinginkan) melalui media internet. Konsumen
mengirimkan referensi harga kepada pemilik situs ( mengevaluasi
penawaran). Barang yang disertakan dalam transaksi barter ini
biasanya berupa overstocked inventory items, factory surplus and
unneeded assets. Contoh: isolve.com
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
26
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

e. B2B E-commerce

B2B E-commerce menurut Deiteil, Deiteil, Steinbuhler dalam

(2001:41):

Didefinisikan sebagai pembelian, penjualan, partnering, bartering,


atau pertukaran, yang dihasilkan oleh dua atau lebih perusahaan. B2B
marketplace merupakan salah satu yang paling berkembang dalam e-
commerce. Perusahaan mulai menggunakan model B2B untuk
meningkatkan bisnisnya di web. B2B sevice provider membuat
transaksi business-to-business di Internet lebih mudah. E-bussines ini
membantu perusahaan lain untuk meningkatkan kebijakan dan
prosedur, pelayanan konsumen dan operasional umum. Contoh:
covisint.com, chipcenter.com, chemdex.com

2.1.3.6 Hal-Hal yang Berkaitan Dengan Kompetensi Auditor Mengenai E-

commerce

SPAP SA Seksi 311 pada paragraf 06 (2001) berbunyi:

Auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis usaha yang


memungkinkan untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Tingkat pengetahuannya harus memungkinkan auditor untuk memahami
peristiwa transaksi dan praktek yang menurut pertimbangannya
kemungkinan memiliki dampak terhadap laporan keuangan. Tingkat
pengetahuan yang umumnya dimiliki manajemen tentang pengelolaan
bisnis satuan usaha jauh lebih banyak apabila dibandingkan pengetahuan
mengenai hal yang sama yang diperoleh auditor dari pelaksanaan auditnya.
Pengetahuan tentang bisnis satuan usaha membantu auditor dalam:

a. Mengidentifikasi bidang yang memerlukan pertimbangan khusus.


b. Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi dihasilkan, diolah,
direview dan dikumpulkan dalam organisasi.
c. Menilai kewajiban astimasi, seperti penilaian atas persediaan
depresiasi, penyisihan kerugian piutang, presentase penyelesaian
kontrak jangka panjang.
d. Menilai kewajaran representasi manajemen.
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
27
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

e. Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan


kecukupan pengungkapannya.

Pada SPAP SA Seksi 311 Paragraf 07 (2001) yaitu:

Auditor harus memperoleh pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan


dengan sifat bisnis satuan usaha, organisasinya dan karakteristik
operasinya. Hal tersebut mencakup sebagai contoh tipe bisnis, tipe produk
dan jasa, struktur modal, pihak yang mempunyai hubungan istimewa,
lokasi dan metode produksi, distribusi dan kompensasinya. Auditor juga
harus mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi industri tempat
operasi satuan usaha seperti kondisi ekonomi, peraturan pemerintah serta
perubahan teknologi, yang berpengaruh terhadap auditnya. Hal lain harus
dipertimbangkan auditroe adalah praktek akuntansi yang berlaku umum
dalam industri, kondisi persaingan, dan jika tersedia, tren keuangan dan
rasio keuangan.

Menurut SPAP SA Seksi 335 tentang keahlian dan kompetensi pada

paragraf 03 (2001) adalah:

Bila melaksanakan audit dalam lingkungan pengolahan data elektronik,


auditor harus memiliki pemahaman memadai mengenai perangkat keras,
perangkat lunak dan sistem pengolahan komputer untuk merencanakan
penugasan dan ia harus memahami bagaimana dampak pengolahan data
elektronik terhadap prosedur yang digunakan oleh auditor dalam
memperoleh pemahaman dan melakukan prosedur audit, termasuk
penggunaan teknik audit berbantu komputer (computer-assisted audit
techniques).

SPAP SA Seksi 335 tentang keahlian dan kompetensi pada paragraf 04

(2001) adalah:

Auditor harus pula memiliki pengetahuan pengolahan data elektronik

memadai untuk menerapkan prosedur audit, tergantung atas pendekatan

audit yang digunakan (audit around computer and through computer).


F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
28
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

2.1.4 Pengumpulan Bukti Audit Berbasis EDP Audit

2.1.4.1 Pengertian Audit E-commerce

Pengertian audit e-commerce menurut Isnaeni Achdiat (2000:26) yaitu:

Audit e-commerce adalah audit yang dilakukan untuk memberikan


assurance kepada pihak-pihak yang berkepentingan akan tingkat keamanan
yaitu bahwa seluruh data yang dikirim via Internet hanya dapat diakses
oleh orang-orang yang berhak untuk bertransaksi secara on-line pada suatu
perusahaan e-commerce dan bahwa sistem transaksi e-commerce tersebut
berjalan dengan baik

Aktivitas audit e-commerce dapat dilakukan dengan teknik audit seperti

biasa dengan tambahan teknik lain. Hal tersebut karena ruang lingkup audit e-

commerce lebih luas daripada audit laporan keuangan. Aktivitas utama dalam

audit e-commerce menurut Isnaeni Achdiat (2000:22) yaitu:

a. Memberikan jaminan kepada pihak-pihak yang berkepentingan


mengenai tingkat keamanan

1) Pengujian atas tindak lanjut terhadap ganguan atau pembobolan


dengan penguji teknik keamanan seperti firewall dan teknik
otentikasi.
2) Peninjauan terhadap sistem atau alat yang digunakan dengan cara
meninjau software dab hardware yang dipakai oleh perusahaan
dalam sistem e-commerce.
3) Melakukan analisis otorisasi yang berwenang dengan
menganalisis tanda tangan digital, sertifikat digital dan kontrol
akses.
b. Melakukan pengujian terhadap sistem transaksi
1) Pemeriksaan sistem electronic data processing.
2) Pemeriksaan teknologi informasi sistem transaksi
3) Analisis risiko terhadap sistem transaksi on-line.
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
29
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

4) Pengujian terhadap pengendalian transaksi on-line.

2.1.4.2 Pengertian Bukti Audit

Pengertian Bukti (evidence) menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder,

Mark S. Beasly (2008:5) yang dialih bahasakan oleh Herman Wibowo (2008)

adalah:

Setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah


informasi yang diaudit dinyatakan sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
Bukti memiliki banyak bentuk yang berbeda, termasuk:
a. Kesaksian lisan pihak yang diaudit (klien)
b. Komunikasi tertulis dengan pihak luar

c. Observasi oleh auditor


d. Data elektronik dan data lain tentang transaksi

Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2007:587) pengertian bukti audit yaitu:

Bukti audit ialah data utama (substansi), data pendukung dan semua
informasi penguat (informasi lain) yang tersedia bagi auditor dari kegiatan
pemeriksaannya yang dapat dipakai sebagai dasar yang layak untuk
menyatakan opini atau memberikan rekomendasinya.

2.4.1.3 Pengertian Pengumpulan Bukti Audit Berbasis EDP Audit

Pengumpulan bukti Audit berbasis EDP Audit atau dapat disebut juga

Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau dalam bahasa inggris sering

disebut dengan Computer Assisted Audit Techniques (CAATs) menurut Sanyoto

Gondodiyoto (2007:613):
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
30
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

Teknik Audit Berbantuan Komputer adalah pelaksanaan pengumpulan


bahan bukti audit dengan menggunakan komputer. Audit berbantuan
komputer dapat menggunakan software paket (package software) atau
general audit software, maupun application software (user designed), atau
bahkan dengan memanfaatkan paket aplikasi dari Microsoft, misalnya
Excell.

2.4.1.4 Kegiatan-Kegiatan Yang Dapat Dilakukan Auditor Dalam

Pengumpulan Bukti Audit Berbasis EDP Audit

Terdapat beberapa kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam

pengumpulan bukti audit berbasis EDP Audit menurut Sanyoto Gondodiyoto

(2007:622) terdiri dari:

a. Pada Batch Processing Environtment


1) Sistem Data Uji
Pendekatan data uji (test deck approach) adalah merupakan
pelaksanaan audit yang dilakukan dengan using the auditors data
with clients software. Maksudnya adalah menguji sistem
komputerisasi auditee dengan menggunakan datanya auditor.

Penggunaan metoda data uji tujuannya adalah untuk


mengevaluasi kemampuan software auditee dalam menangani
berbagai jenis transaksi, atau dengan kata lain untuk menentukan
apakah program komputer auditee telah dilengkapi dengan
pengandalian intern sehingga dapat menangani dengan benar
transaksi yang sah ataupun yang tidak sah (tanpa harus membaca
listing program atau program flowchart-nya).
Cara yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan audit dengan
metoda data uji adalah auditor men-generate dummy data,
kemudian diproses dengan sistem aplikasi dan komputer yang ada
di auditee. Data uji yang dibuat auditor harus mencakup seluruh
kemungkinan transaksi yang tidak sah atau salah agar dapat
ditentukan apakah program komputer yang diuji bereaksi dengan
tepat terhadap berbagai kesalahan dengan cara memeriksa daftar
kesalahan dan perincian keluaran yang dihasilkan dari data
pengujian. Jika ternyata pada expected result yang ia
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
31
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

perhitungkan ternyata tidak terjadi, berarti ada sesuatu yang salah


pada program aplikasi.
Sistem Data Uji dapat terlihat pada gambar bagan di bawah ini:

Gambar 2.3 Sistem Data Uji dalam TABK

Fictitious Updated
Master Master
File Files

Clients
Application Error Report
Test Program
Transacti
on
Transaction
Report

Predetermined Compare
Result

(Sumber: Sanyoto Gondodiyoto : 2007)

2) Parallel Simulation
Tenik simulasi pemrosesan secara paralel dilaksanakan
dengan clients data, auditors software. Maksudnya adalah
pelaksanaan pemeriksaan dilakukan terhadap data sesungguhnya
(data auditee yang di-copy) dan diproses dengan software atau
komputernya auditor. Software yang dipakai dapat auditor
controlled copy of clients program, dengan software audit
tertentu yang dibuat auditor, komputer makro atau generalized
audit program.

Cara yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan audit dengan


metoda parallel simulation adalah mensimulasi proses yang
dilaksanakan oleh klien dengan memanfaatkan programnya
auditor. Auditor memasukan data yang sama dengan yang
diproses sebelumnya di perusahaan, kemudian real data tersebut
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
32
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

diproses dengan program simulasi. Selanjutnya laporan simulasi


dibandingkan dengan laporan yang dihasilkan pemrosesan rutin
perusahaan.

Sistem parallel simulation dapat terlihat pada gambar bagan


dibawah ini:

Gambar 2.4 Sistem Parralel Simulation

Clients
Data
Clients Auditors
Computer Simulated
Program Program

Transaction Compare Transaction


Report Report

(Sumber: Sanyoto Gondodiyoto : 2007)

b. On-line Real-time Environment


1) Integrated Test Facilities (ITF)

ITF digunakan untuk menguji sistem aplikasi dengan data tes


pada saat komputer dioperasikan dalam kegiatan rutin pada
organisasi/ perusahaan yang diaudit (auditee). Sistem ITF ini
sering dilakukan pada bidang aplikasi: order entry, purchasing,
payrol, accounts receivable, dan sebagainya. Dalam teknologi on-
line dan real-time (OLRT), ITF approaches adalah continuous
auditing.
ITF merupakan pengembangan dari teknik data uji, yang
melibatkan pemasukan data terpadu. Transaksi data uji dimasukan
ke dalam sistem pemrosesan komputer bersama dengan transaksi
riil (sesungguhnya). Data diproses dengan program yang sama,
transaksi test/ uji juga dilakukan dengan langkah proses sama
seperti transaksi sebenarnya. Transaksi uji diidentifikasi program
dengan suatu kode dan hasil pemrosesannya disimpan dalam file
pengujian khusus yang ditentukan oleh auditor (terdiri dari file-
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
33
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

file bersekala kecil). Setiap file terdiri dari record beberapa


pelanggan, pemasok, produk atau kesatuan fiktif lain. Auditor
memperoleh hasil cetakan record hasil pengujian dan
membandingkan hasil cetakan ini dengan hasil yang ditentukan
sebelumnya, auditor dapat mengevaluasi seberapa benar program
memproses transaksi dan seberapa efektif mendeteksi kesalahan.
Sistem Integrated Test Facilities (ITF) dapat terlihat pada gambar
bagan dibawah ini:

Gambar 2.5 Integrated Test Facility

Normal Data Normal


Input Files
Processing
System
ITF
Files
Auditor Submited
Tansaction
Normal Report

Predetermined Compare ITF Report


Results

(Sumber: Sanyoto Gondodiyoto : 2007)

2) Process Tracing Software


Process Tracing Software atau dikenal juga dengan istilah
Snapshot Approach dapat menjadi suatu cara untuk
mengidentifikasi program modules fraud yang tidak tertangkap
dengan metoda audit dengan tes uji data. Computer fraud yang
sering terjadi adalah menambahkan pada komputer program suatu
perintah tambahan atau instruksi khusus pada saat menemukan
data pada kriteria tertentu. Fraud tersebut hanya bisa ditemukan
jika kita memeriksa logika programnya secara detil.

Process Tracing Software dapat terlihat pada gambar


dibawah ini:
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
34
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

Gambar 2.6 Process Tracing Software

Clients Computer Reports


Data Entry Program

Step 1

Step 2
Updated
Step n
data

Snapshot of
Selected Data

(Sumber : Sanyoto Gondodiyoto : 2007)

Dengan teknik ini komputer klien diprogram untuk dimonitor


kegiatan transaksinya. Transaksi dapat dipilih bergantung pada
the auditors pre-established criteria or on a random basis.
Transaksi yang dipilih kemudian di-tagged (diberi tanda) dan di-
traced (dimonitor) through the system. Pada saat transaksi terpilih
diproses, suatu informasi tambahan di-generated dan di-displayed
sehingga auditor dapat melihat bagaimana transaksi tersebut di-
handled. Sementara itu suatu audit log khusus dibuat untuk
mengelola record transaksi-transaksi terpilih yang diuji, dan
diproses berikutnya. Auditor selanjutnya dapat men-review,
analisis dan mengetes transaksi.
3) Embedded Audit Modules
Teknik audit berbantuan komputer dengan metoda embedded
audit modules atau sering juga disebut dengan istilah audit hooks
adalah teknik audit dengan menggunakan modul terprogram yang
disisipkan ke dalam program aplikasi, dengan tujuan untuk
memantau dan menghimpun data untuk tujuan pemeriksaan.
Pada saat transaksi memasuki komputer, transaksi ini diedit
dan diproses dengan program aplikasi. Pada saat yang sama
transaksi dicek oleh modul audit yang terpasang didalam
program. Jika transaksi itu benar, maka transaksi itu dipilih oleh
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
35
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

modul bersangkutan dan disalin pada log audit ( sering disebut


SCARF/ System control audit review file). Secara periodik, isi log
itu dicetak untuk diteliti oleh auditor.

4) Mapping
Mapping adalah teknik audit berbantuan komputer yang
dilakukan dengan cara seolah-olah membuat pemetaan terhadap
suatu program yang sedang dijalankan sehingga dapat diketahui
bagian-bagian mana yang berfungsi sesuai dengan spesifikasinya
dan bagian mana yang mungkin merupakan sisipan karena tidak
sesuai dengan spesifikasinya, maupun bagian-bagian dari
program yang ternyata tidak bermanfaat.
5) Job Accounting Data Analysis
Dalam rangka analisis pembebanan biaya ataupun untuk
kepentingan statistik perusahaan, pada umumnya komputer induk
(mainframe) dilengkapi dengan software yang bisa membantu
pekerjaan manajemen untuk memperoleh data CPU utilization,
computer-time per user, dan sebagainya. Data itu sangat penting
untuk mengevaluasi sistem aplikasi mana atau user mana yang
pemakaian computer time-nya relatif tinggi, atau dalam service
terhadap unit pemakai dikenakan charge maka data ini dipakai
sebagai dasar billing kepada pelanggan. Oleh karena itu mesin
mainframe biasanya dilengkapi software untuk keperluan
tersebut, yang pada umumnya disebut job accounting data
analysis.
6) Perangkat Lunak Audit
Perangkat lunak audit terdiri dari software (program-program
komputer) yang digunakan oleh audior sebagai bagian atau
dukungan teknis pengumpulan bukti audit dalam prosedur
auditnya. Software audit mencakup program-program komputer
yang memungkinkan komputer digunakan sebagai alat audit
tersebut digunakan untuk mengumpulkan dan mengolah data
audit yang signifikan dari sistem informasi perusahaan. Pada
dasarnya software audit yang digunakan dapat digolongkan
menjadi 2 golongan yaitu: Perangkat lunak audit terspesialisasi
(SAS/ Specialized audit software) dan perangkat lunak audit
tergeneralisasi (GAS/ generalized audit software).
Perangkat lunak yang digeneralisasi terdiri dari seperangkat
program komputer yang secara bersama melaksanakan berbagai
macam fungsi pemrosesan data atau manipulasi data. Secara
umum audit software digunakan untuk menyelesaikan 6 jenis
audit tasks sebagai berikut:
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
36
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

a) memilih dan mencetak audit samples

contoh:
- Saldo piutang tertentu dan sekaligus mencetak surat
konfirmasi untuk dikirim kepada pelanggan.
- Item-item tertentu persediaan (inventory items)

- Fixed asset tertentu, tambahan/pembelian baru atau


penghapusannya.
- Voucher yang dibayar untuk review pengeluaran-
pengeluaran.
- Records tentang pemasok untuk cek utang-utang dagang.
b) Memeriksa records/ data berdasarkan kriteria tertentu yang
ditetapkan auditor
contoh:
- Review saldo piutang yang melewati the credit limit.
- Review persediaan (inventory) yang jumlah/ nilainya
negatif (minus, tidak mungkin) atau saldonya tidak
terlalu besar/ masuk akal.
- Review daftar gaji (payroll) apakah pegawai yang sudah
berhenti atau pindah kerja masih dibayar, atau uang
lembur yang diragukan kebenarannya.
- Review deposito atau rekening bank, khususnya transaksi
penyetoran dan pengambilan yang nilainya relatif besar.
c) Perbandingan Antara Files
Contoh:
- Perbandingan perubahan saldo piutang di antara dua
tanggal berbeda dengan rincian sales dan cash receipt
pada file transaksi.

- Perbandingan daftar gaji (payroll) dengan file


kepegawaian (personel).
- Perbandingan data persediaan (inventory) saat ini dan
sebelumnya untuk me-review barang yang rusak
(obsolete) atau slow-moving items (barang-barang yang
mutasinya sangat lambat) atau terlalu cepat.
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
37
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

d) Membandingkan data yang diperoleh dari prosedur audit


yang lain dengan record sistem informasi
Contoh:
- Membandingkan inventory test counts dengan perpetual
records.
- Membandingkan creditor statement dengan file utang.
e) Resequencing atau summarizing data untuk dianalisis
Contoh:

- Penjumlahan data transaksi tertentu.


- Testing umur piutang (accounts receivable aging).
- Penyusunan neraca lajur/ neraca percobaan (general
ledger trial balances).

- Penjumlahan statistik inventory turn over untuk


obsolences analysis.
- Resequencing inventory items per lokasi untuk
mendukung observasi fisik persediaan.
f) Tes kalkulasi dan perhitungan-perhitungan (perhitungan
ulang)

Contoh:
- Recalculating persediaan (inventory items).
- Recalculating penyusutan (depreciating amounts).
- Recalculating kecermatan perhitungan diskon (sales
discount accuracy).
- Recalculating bunga (interest).
- Recalculating perhitungan gaji pegawai (employeespay
computations).
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
38
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

2.1.5 Pengaruh Kompetensi Auditor Mengenai E-commerce Terhadap

Pengumpulan Bukti Audit Berbasis EDP Audit Pada Kantor Akuntan

Publik

Dalam melakukan laporan audit atas laporan keuangan pada perusahaan e-

commerce, seorang auditor dituntut juga memahami proses bisnis perusahaan

tersebut. Hal ini sesuai dengan yan ternyatakan dalam standar professional

akuntan publik seksi 311 paragraf 06 (2001), yaitu:

Auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis satuan usaha yang


memungkinkan auditor untuk memahami peristiwa transaksi dan praktek
yang menurut pertimbangan kemungkinan mempunyai dampak terhadap
laporan keuangan berarti dalam hal ini, para auditor selain mengaudit
laporan keuangan juga harus dapat memahami sistem e-commerce yang
digunakan perusahaan sehingga auditor pun harus menguasai audit e-
commerce jika mendapatkan penugasan audit tersebut pada suatu
perusahaan e-commerce.

Hal itu menujukan bahwa para auditor diharapkan memiliki pengetahuan

dan pemahaman terhadap e-commerce. Para auditor yang diberi penugasan audit

e-commerce dalam pengerjaannya yaitu dalam pengumpulan bukti audit akan

berhubungan erat langsung dengan teknologi informasi.

Menurut Tawa Wiharja dalam Abdul Halim (2007:58) menyatakan bahwa:

Auditor harus mempelajari keahlian-keahlian baru untuk bekerja secara


efektif dalam suatu lingkungan bisnis e-commerce untuk mereview
teknologi komputer. Auditor harus memahami dan mempertimbangkan
sifat dan sistem e-commerce. Perlunya memehami konsep tersebut
merupakan hal yang fundamental untuk melaksanakan audit e-commerce.
Oleh karena itu, auditor dituntut harus juga mengembangkan pengetahuan
dan kemampuannya di bidang teknologi informasi khususnya yang
berkenaan dengan proses audit e-commerce.
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
39
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

Dalam menilai sistem pengendalian intern, auditor harus memahami

sistem dan kemudian mendokumentasikannya untuk dilakukan evaluasi lebih

lanjut. Dokumentasi tentang pemahaman pengendalian intern dapat dilakukan

dengan mengunakan narrative, flowchart/diagram, dan dengan Internal Control

Quesioner (ICQ) atau kombinasi ketiganya. Dalam pengujian kontrol maupun test

substantif dapat juga dilakukan dengan dukungan audit software, dilakukan code

review, test data,code comparison, serta performance management tools lainnya.

Dalam pelaksanaan audit berbantuan komputer dapat dilaksanakan dengan

concurrent auditing techniques maupun dengan cara pengujian pada komputer

terpisah, misalnya pada komputer auditor di kantor auditor.

2.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.2.1 Kerangka Pemikiran

Kehadiran e-commerce secara langsung maupun tidak langsung

berpengaruh terhadap auditor karena perusahaan e-commerce membutuhkan suatu

jasa audit yang baru yaitu jasa audit e-commerce. Untuk itu diperlukan orang-

orang yang berkompeten dalam audit e-commerce.

Menghadapi perubahan-perubahan tersebut maka pendidikan akuntansi

sebetulnya juga perlu reaktualisasi. Menurut visi AICPA (1999):

Many of traditional, essential skill of CPAs are being replaced by new


tecnologies that are increasing in number and being rapidly developed,
often from unexpected sources. Corporation are conducting bussiness in a
world of commerce that is global, technological, instantaneous, and
increasingly virtual. The leadership they require from both internal and
exernal advisors require insight, new skills, and wide variety of sources
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
40
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

and increasingly provide valuable strategic interpretation for decision


making ( IFAC, International Education Guideline, june 1998).

Dalam melakukan laporan audit atas laporan keuangan pada perusahaan e-

commerce, seorang auditor dituntut juga memahami proses bisnis perusahaan

tersebut. Hal ini sesuai dengan yan ternyatakan dalam standar professional

akuntan publik seksi 311 paragraf 06, yaitu:

Auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis satuan usaha yang


memungkinkan auditor untuk memahami peristiwa transaksi dan praktek
yang menurut pertimbangan kemungkinan mempunyai dampak terhadap
laporan keuangan berarti dalam hal ini, para auditor selain mengaudit
laporan keuangan juga harus dapat memahami sistem e-commerce yang
digunakan perusahaan sehingga auditor pun harus menguasai audit e-
commerce jika mendapatkan penugasan audit tersebut pada suatu
perusahaan e-commerce.

Hal itu menujukan bahwa para auditor diharapkan memiliki pengetahuan

dan pemahaman terhadap e-commerce. Para auditor yang diberi penugasan audit

e-commerce dalam pengerjaannya yaitu dalam pengumpulan bukti audit akan

berhubungan erat langsung dengan teknologi informasi.

Menurut Tawa Wiharja dalam Abdul Halim (2007:58) menyatakan bahwa:

auditor harus mempelajari keahlian-keahlian baru untuk bekerja secara


efektif dalam suatu lingkungan bisnis e-commerce untuk mereview
teknologi komputer. Auditor harus memahami dan mempertimbangkan
sifat dan sistem e-commerce. Perlunya memehami konsep tersebut
merupakan hal yang fundamental untuk melaksanakan audit e-commerce.
Oleh karena itu, auditor dituntut harus juga mengembangkan pengetahuan
dan kemampuannya di bidang teknologi informasi khususnya yang
berkenaan dengan proses audit e-commerce.
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
41
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

Dengan pendidikan, pengalaman, pengetahuan, dan pelatihan yang

diterimanya auditor harus dapat menentukan bukti audit yang mendukung

pemeriksaannya guna dapat memberikan pendapat (opini) atau melaporkan

temuan dan memberikan rekomendasinya. Bukti audit merupakan dasar bagi

auditor dalam menentukan pendapat bagi audit laporan keuangan pada perusahaan

e-commerce. Kompetensi auditor tersebut sangat menentukan kemampuannya

dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang ada.

Dalam IS Audit Guidelines (ISACA, 2005:18) disinggung mengenai bukti

audit yaitu:

a. Observed processed dan existence of physical items (misalnya: media


yang disimpan dilokasi offsite storage, computer room security).
b. Documentary audit evidence (dalam bentuk dokumentasi kertas, atau
media lain seperti hasil extract data, program listing, control logs,
dokumentasi systems documentation).

c. Representations atau hasil pemeriksaan (kebijakan dan prosedur


tertulis, systems flowchart, pernyataan lisan/ tertulis).
d. Hasil analisis auditor, termasuk: pembandingan, simulasi, kalkulasi,
dan pendapat auditor, benchmarking dengan kinerja organisasi lain
atau periode/ tahun lain, pembandingan masalah atau tingkat error
antar aplikasi, transaksi dan sebagainya

Pada lingkungan audit berbasis komputer (audit with computer), audit

dilakukan dengan menggunakan komputer atau software untuk mendukung

pelaksanaan pemeriksaan. Pemeriksaan terhadap bukti-bukti transaksi yang

tersimpan pada media komputer jelas tidak dapat dilakukan secara fisik dengan

membacanya, namun harus menggunakan bahasa komputer tertentu dan


F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
42
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

memerintahkan melalui program. Selain itu dalam komputer juga tersimpan

langkah-langkah proses yang memiliki penempatan intruksi-intruksi tertentu.

Penggunaan komputer sebagai alat bantu kegiatan audit (computer assisted

audit) e-commerce dapat dilakukan dalam berbagai cara yang terbagi pada 2

lingkungan pemeriksaan, menurut Sanyoto (2007:619) yaitu:

a. Batch Processing Environment


- Pendekatan data uji
- Parallel simulation
b. On-line Realtime Environment
- Integrated Test Facilities (ITF)

- Process Tracing Software


- Embedded Audit Modules
- Mapping
- Job Accounting Data Analysis
- Perangkat Lunak Audit/ Audit tools

Penelitian mengenai audit e-commerce telah dilakukan sebelumnya oleh

peneliti-peneliti terdahulu yang dideskripsikan sebagai berikut:

Zaky Irvan Rifai (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis Keahlian

Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Terhadap Aplikasi Teknologi Informasi.

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah keahlian auditor pada kantor

akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap aplikasi teknologi informasi. Dari

hasil penelitian menunjukan bahwa keahlian auditor berpengaruh signifikan

terhadap teknologi informasi.


F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
43
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

Peneliti Irfansyah Noor (2009) melakukan penelitian dengan judul Auditor

Memiliki Sikap Yang Positif Terhadap Jasa Audit E-commerce. Hipotesis yang

diuji dalam penelitian ini adalah auditor memiliki sikap yang positif terhadap jasa

audit e-commerce. Dimana hasil penelitiannya menunjukan bahwa auditor telah

memiliki sikap yang positif terhadap jasa audit e-commerce sebesar 82,75% dan

pengujian hipotesisnya terbukti dapat diterima.

Jayanti oktavia (2010) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Keahlian

Auditor Eksternal sebagai Terhadap Audit E-commerce. Pengambilan sampel

pada penelitian ini menggunakan cara simple random sampling. Hipotesis yang

diuji pada penelitian ini adalah keahlian auditor eksternal berpengaruh terhadap

audit e-commerce pada lima kantor akuntan publik di Bandung. Dari hasil

penelitian tersebut menunjukan terdapat pengaruh positif antara keahlian auditor

eksternal terhadap audit e-commerce yang ditunjukan oleh angka haasil kolerasi

yang kuat yaitu sebesar 0,0771.

Rhyma Putri Gumilang (2011) melakukan penelitian mengenai Pengaruh

Kualitas Pengendalian Internal Pada Sistem Informasi Akuntansi Terhadap

Keandalan Audit Trail Dalam Audit Sistem Informasi. Teknik sampling yang

digunakan pada penelitian ini adalah sampling jenuh (sensus). Hipotesis yang

diuji pada penelitian ini adalah kualitas pengendalian internal pada sistem

informasi akuntansi berpengaruh terhadap keandalan audit trail dalam audit

sistem informasi. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa Pengendalian

internal pada sistem informasi akuntansi berpengaruh signifikan terhadap


F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
44
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

keandalan audit trail pada perusahaan-perusahaan surat kabar di Jawa Barat yaitu

sebesar 77,3%.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Variabel yang


No. Judul Hasil Penelitian
Peneliti Diteliti

1 Zaky Irvan Analisis Keahlian Keahlian auditor Keahlian auditor

Rifai Auditor Pada eksternal sebagai berpengaruh

(2007) Kantor Akuntan variabel bebas signifikan terhadap

Publik Terhadap (X), aplikasi aplikasi teknologi

Aplikasi Teknologi teknologi informasi.

Informasi informasi sebagai

variabel

terikat(Y)

2 Irvansyah Sikap Auditor Sikap auditor Menunjukan

Noor Terhadap Jasa sebagai variabel bahwa auditor

(2009) Audit E-commerce bebas (X), jasa telah memiliki

audit E-commerce sikap yang positif

sebagai variabel terhadap jasa audit

terikat (Y) E-commerce

sebesar 82,75%.
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
45
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

3 Jayanti Pengaruh Keahlian Keahlian auditor Terdapat pengaruh

Octavia Auditor Eksternal eksternal sebagai positif antara

(2010) Terhadap Audit E- variabel bebas keahlian auditor

commerce Pada (X), audit E- eksternal terhadap

Lima Kantor commerce sebagai audit E-commerce

Akuntan Publik Di variabel terikat. yang ditunjukan

Bandung oleh angka haasil

kolerasi yang kuat

yaitu sebesar

0,0771.

4 Rhyma Pengaruh Kualitas Kualitas Pengendalian

Putri Pengendalian Pengendalian internal pada

Gumilang Internal Pada Internal Pada sistem informasi

(2011) Sistem Informasi Sistem Informasi akuntansi

Akuntansi sebagai variabel berpengaruh

Terhadap bebas (X), signifikan terhadap

Keandalan Audit Keandalan Audit keandalan audit

Trail Dalam Audit Trail Dalam trail pada

Sistem Informasi Audit Sistem perusahaan-

Informasi sebagai perusahaan surat

variabel terikat kabar di Jawa

(Y) Barat yaitu sebesar

77,3%
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
46
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

Penelitian yang dijadikan acuan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Jayanti Oktavia (2010). Adapun pebedaan dan

persamaannya dijabarkan sebagai berikut:

a Jayanti Oktavia mengindikasikan bahwa ada terdapat pengaruh positif

antara keahlian auditor eksternal terhadap audit E-commerce.

Sedangkan peneliti meneliti bahwa terdapat pengaruh antara

kompetensi auditor mengenai e-commerce terhadap pengumpulan

bukti audit berbasis EDP Audit.

b. Indikator variabel independen (X) yakni keahlian auditor eksternal

hanya terdiri dari pengetahuan sedangkan dalam penelitian ini

indikator variabel independen (X) yakni kompetensi auditor mengenai

e-commerce terdiri dari pendidikan, pengalaman, pengetahuan dan

pelatihan.

c. variabel dependen yang digunakan Jayanti oktavia yakni audit e-

commerce tidak meneliti metode yang digunakan dalam melaksanakan

pengumpulan bukti auditnya sedangkan dalam penelitian ini pada

variabel dependen yakni pengumpulan bukti audit berbasis EDP Audit

peneliti meneliti metode yang digunakan auditor IT dalam

pengumpulan bukti audit berbasis EDP Audit.

d. subjek penelitian Jayanti Oktavia merupakan KAP yang termasuk

dalam golongan menengah kebawah sedangkan dalam penelitian ini


F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
47
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

peneliti menggunakan subjek penelitian yakni KAP yang termasuk

dalam The Big Four sehingga unit penelitiannya memiliki integritas

yang lebih tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, maka disusun suatu skema kerangka pemikiran

dan paradigma penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.7 Skema Kerangka Pemikiran

E-commerce

munculnya
perusahaan On-line/
E-commerce
Kompetensi Auditor
Mengenai E-commerce (X):
Auditor Eksternal
1. Pendidikan

2. Pengalaman
Audit E-commerce
3. Pengetahuan

3. Pelatihan
Pengumpulan Bukti Audit
Berbasis EDP (Y):

1. Batch Processing Environment

2. On-line Realtime Environment

Kompetensi Auditor Mengenai E-commerce berpengaruh terhadap


Pengumpulan Bukti Audit Berbasis EDP
F T ra n sf o F T ra n sf o
PD rm PD rm
Y Y
Y

Y
er

er
ABB

ABB
y

y
bu

bu
2.0

2.0
to

to
48
re

re
he

he
k

k
lic

lic
C

C
w om w om
w

w
w. w.
A B B Y Y.c A B B Y Y.c

Gambar 2.8 Paradigma Penelitian

Pengumpulan Bukti Audit Berbasis


Kompetensi auditor
EDP Audit
Mengenai E-commerce (X)
Drs. Sanyoto Gondodiyoto SE.,
Siti Kurnia Rahayu dan Ely
Mkom., Mcomm. (IS)., MM(SI)., PIA.,
Suhayati (2010:2)
Akuntan,(2007:622)

2.2.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba mengemukakan hipotesis

sebagai berikut:

Kompetensi Auditor Mengenai e-commerce berpengaruh secara

signifikan terhadap pengumpulan bukti audit berbasis EDP Audit.

You might also like