You are on page 1of 12

Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, JanApr 2010, hlm.

31-43 Volume 17, Nomor 1


ISSN 0854-3844

Evaluasi Implementasi Kebijakan


Pengembangan Kawasan Industri
SYAHRUDDIN1*

1
Bagian Pelayanan Risalah dan Putusan Setjen dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI

Abstract. The research aims to evaluate the implementation of industrial area development policy in Karawang
Regency, West Java. The research uses qualitative approach with in-depth interview with the related officials.
The result of research shows that there has not been an effective communication among institutions, and there is
a low availability of resources, i.e. human resources and infrastructures to arrange and implement the industrial
area development policy. In addition, the industrial area development has not been the special focus of local
government since industrial area developer is merely considered as an area development company instead of
an investment partner, necessary to develop the industrial sector. The local government of Karawang Regency
needs to improve its bureaucracy structure and bureaucracy culture in order to provide excellent public service
and to use information technology advancement to attract investors.

Keywords: public policy, local government, bureaucracy structure

PENDAHULUAN ditempuh untuk mendorong pembangunan industri


yang dilakukan melalui pembangunan lokasi industri
Kebijakan pengembangan kawasan industri ya-ng berupa Kawasan Industri (Sagala dkk., 2004). Lumbuun
diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun (2005) berpendapat bahwa pemerintah daerah perlu
1996 merupakan langkah yang ditempuh pemerintah mengembangkan perekonomian dan investasi di da-
pusat dalam mendorong peningkatan in-vestasi di erahnya. Pengembangan kawasan industri penting
sektor industri serta memberikan kepastian hukum dan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Melalui
mengatur pengelolaan kawasan industri dalam suatu pertumbuhan ekonomi satu persen saja dapat menyerap
daerah. Kawasan industri adalah suatu daerah yang tenaga kerja sekitar seratus ribu orang (Soeling, 2007).
didominasi oleh aktivitas industri yang mempunyai Hal yang penting diantisipasi dari perkembangan ka-
fasilitas kombinasi terdiri dari peralatan-peralatan pabrik wasan industri adalah mengendalikan dan mengawasi
(industrial plants), sarana penelitian dan laboratorium terjadinya proses alih fungsi (konversi) lahan pertanian
untuk pengembangan, bangunan perkantoran, bank, yang berlebihan akibat kebutuhan guna pembangunan
serta fasilitas sosial dan fasilitas umum (Dirdjojuwono, lokasi industri dan pemukiman. Pertumbuhan industri
2004). Pembangunan kawasan industri di Indonesia menimbulkan konsekuensi logis meningkatnya permin-
pertama dimulai pada tahun 1973 yaitu dengan ber- taan terhadap lahan untuk industri, pemukiman, dan
dirinya Jakarta Industrial Estate Pulo Gadung (JIEP), lain-lain yang sebelumnya lahan tersebut sebagaian
kemudian tahun 1974 dibangun Surabaya Industrial besar digunakan untuk areal pertanian. Untuk mengatasi
Estate Rungkut (SIER), selanjutnya dibangun Kawasan hal tersebut, dalam Pasal 4 Keputusan Presiden Nomor
Industri Cilacap (tahun 1974), menyusul Kawasan 41 Tahun 1996 telah diatur bahwa pembangunan kawa-
Industri Medan (tahun 1975), Kawasan Industri Makasar san industri tidak mengurangi tanah pertanian. Hal ini
(tahun 1978), Kawasan Industri Cirebon (tahun 1984), penting untuk mengantisipasi terjadinya pengalihan
dan Kawasan Industri Lampung (tahun 1986) (Kwanda, lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian yang akan
2000). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 mengurangi areal pertanian dan mengganggu produk-
Tahun 2009, tujuan pembangunan kawasan industri tivitas hasil pertanian terutama padi. Alih fungsi
adalah untuk (a) mengendalikan pemanfaatan ruang; lahan pertanian akan menimbulkan pengaruh sosial
(b) meningkatkan upaya pembangunan industri dan ekonomi masyarakat karena berkurangnya areal
yang berwawasan lingkungan; (c) mempercepat per- pertanian berakibat semakin berkurangnya lapangan
tumbuhan industri di daerah; (d) meningkatkan daya pekerjaan di sektor pertanian dan mengancam kapasitas
saing In-dustri; (e) meningkatkan daya saing investasi; produksi hasil pertanian khususnya komoditi beras.
dan (f) memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan Namun dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
dan pembangunan inftrastruktur, yang terkoordinasi 2009, pengaturan alih fungsi lahan tidak disebutkan
antar sektor terkait. Keenam tujuan tersebut merupakan secara tegas, hanya diatur dalam bentuk pengendalian
arah kebijakan pembangunan kawasan industri yang pemanfaatan ruang.
Di samping mendorong kemajuan industri, pe-
*Korespondensi: +62818 900 370; syahruddin.suseno@ merintah juga merumuskan kebijakan publik pemba-
mahkamahkonstitusi.co.id
ngunan kawasan industri yang berwawasan ling-
32 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 17 No. 1, JanApr 2010, hlm. 31-42

Tabel 1. Nama dan Luas Perusahaan Kawasan Industri di


Kab. Karawang tahun 2008

NO NAMA PERUSAHAAN LUAS (Ha)


1 Aneka Inti Sejahtera 500
2 Bintang Puspita Dwikarya 400
3 Canggih Bersaudara Muliajaya 300
4 Daya Kencanasia 210
5 Hab & Son's 358
6 Indotaisei Indah Development 700
7 Karawang Jabar Industrial Estate 506
8 Karawang tatabina Industrial Estate 314
9 Kawasan Industrial Kujang 140
Cikampek
10 Maligi Permata Industrial Estate 1100
11 Mandalapratama Permai 300
12 Mitra Karawangjaya 430
13 Persadanusa Makmurindo 300
14 Pertiwi Lestari 7100
15 Pradidhana Anugerah 250
16 Rasindo Perkasa 100
17 Sejatibuana Jayadharma 200
18 Sitiswadaya Permai 500
19 Sumber Air Mas Pratama 500
20 Suryacipta Swadaya 1400
Sumber: Data HKI tahun 2008 dalam http://www.hki-industrialestate.com

kungan, yang erat kaitannya dengan kondisi sosial dan berorientasi pada kepentingan publik (masyarakat).
ekonomi masyarakat sekitar kawasan yang terkena Menurut Suharto (2005), kebijakan (policy) adalah
langsung dampaknya. Hal ini dapat menimbulkan prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk meng-
masalah kesehatan akibat pencemaran udara dan air, arahkan pengambilan keputusan. Lebih lanjut Islamy
mempengaruhi kualitas tanah atau lahan sekitarnya (1997) menguraikan beberapa elemen penting dalam
sehingga dapat menurunkan produksi pertanian. Pe- kebijakan publik bahwa kebijakan publik itu dalam
merintah Daerah Kabupaten Karawang berupaya me- bentuk peraturannya berupa tindakan-tindakan peme-
nyusun kebijakan publik yang meningkatkan kese- rintah, dilaksanakan dalam bentuk yang nyata dan
jahteraan masyarakat Karawang melalui pembangunan mempunyai tujuan tertentu untuk kepentingan seluruh
sektor pertanian (yang terkenal sebagai kota lumbung masyarakat.
padi Jawa Barat) dan kemajuan atau pertumbuhan sek- Evaluasi kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten
tor industri melalui implementasi pembangunan kawa- Karawang terhadap pengembangan kawasan industri
san industri di Kabupaten. Kesejahteraan, pelayanan, dapat dianalisis berdasarkan Peraturan Daerah Kabu-
dan kemakmuran rakyat adalah produk dari sistem paten Karawang Nomor 19 Tahun 2004 (Perda Nomor
administrasi negara secara keseluruhan (Prasojo, 2006). 19 Tahun 2004) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Pada tabel 1 disebutkan perusahaan pengelola kawasan Kabupaten Karawang. Peraturan daerah tersebut mem-
industri yang berlokasi di Kabupaten Karawang. Adapun berikan pedoman penetapan lokasi investasi yang
industri yang beroperasi dalam kawasan industri adalah dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat serta
berbagai jenis produksi dengan beraneka produk ola- menjadi dasar kebijakan untuk pemanfaatan ruang ba-
han seperti komponen otomotif, manufaktur, mesin gi kegiatan pembangunan, termasuk pembangunan
pengolahan logam, kimia olahan, dan lain berbagai jenis infrastruktur dan pengembangan kawasan industri.
produk industri. Asas-asas yang dianut dalam Perda tersebut adalah (1)
Kebijakan publik merupakan kewenangan pe- pemanfaatan ruang untuk semua kepentingan seca-ra
merintah menjalankan tugas dan fungsinya dalam hu- terpadu, berdayaguna, serasi, selaras, seimbang, dan ber-
bungannya dengan masyarakat dan dunia usaha. Pada kelanjutan; (2) persamaan, keadilan, dan perlindung-an
dasarnya kebijakan pemerintah dalam mengembangkan hukum; dan (3) keterbukaan, akuntabilitas, dan parti-
kawasan industri merupakan kebijakan negara yang sipasi masyarakat
SYAHRUDDIN, EVALUASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI 33

Penyusunan Formulasi Adopsi Implementasi Evaluasi


Agenda Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan

Gambar 1. Proses Kebijakan Publik oleh Willian Dunn


Sumber: Dunn, 1999
Communication

Resources

Implementation

Dispositions

Bureaucrati

Structure

Gambar 2. Hubungan Antar Faktor dalam suatu Implementasi Kebijakan


Sumber: Edwards III, 1980
Langkah pertama bagi pembuat kebijakan publik dan berdayaguna apabila perintah pelaksanaannya
adalah merumuskan masalah dan menempatkannya konsisten, yakni petunjuk pelaksanaan kebijakan tidak
dalam agenda kebijakan. Kemudian, masalah-masalah saling bertentangan.
yang telah diidentifikasi dan dicari pemecahannya di- Kedua, sumber daya (resources) yang dalam
susun dalam bentuk formulasi kebijakan. Dari sekian hal ini adalah staf yang memadai. Staf ini harus me-
banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan, dipilih yang miliki keahlian yang terampil dan kompeten dalam
mungkin terbaik dan selanjutnya mencari dukungan dari melaksanakan tugasnya, wewenang dan fasilitas-
pihak legislatif dan yudikatif. Apabila suatu kebijakan fasilitas yang diperlukan untuk menerjemahkan usul-
sudah mendapatkan dukungan publik dan telah disusun usul guna melaksanakan pelayanan publik.
dalam bentuk program panduan rencana kegiatan, maka Ketiga, adanya variabel sikap seperti yang di-
kebijakan tersebut harus dilaksanakan oleh badan- nyatakan Edwards III (1980), bahwa jika para pelaksana
badan administrasi maupun oleh unit kerja pemerintah bersikap baik terhadap suatu kebijakan, berarti ada
di tingkat bawah. Setelah kebijakan dilaksanakan perlu dukungan sehingga mereka akan melaksanakan kebijakan
adanya penilaian untuk melihat sampai sejauh mana sesuai dengan yang diinginkan. Tipikal kepribadian atau
kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan pandangan antara pembuat kebijakan dengan pelaksana
masalah yang dihadapi oleh masyarakat. kebijakan memiliki korelasi positif dengan keberhasilan
Proses implementasi kebijakan dipengaruhi ol- implementasi kebijakan. Hal ini terjadi karena ada
eh berbagai variabel baik yang individual maupun kesesuaian pandangan mengenai isi dan tujuan kebijakan
variabel organisasional dan masing-masing variabel yang akan diterapkan oleh pelaksana di lapangan.
tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi satu Selanjutnya Edwards III (1980) menyatakan bahwa ada
sama lain. Menurut Edwards III (1980), implementasi dua hal penting berkenaan dengan sikap (dispositions),
kebijakan adalah salah satu tahap antara pembentukan yaitu pengangkatan birok-rasi (staffing bureaucracy) dan
kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi insentif bagi pelaksana kebijakan. Staffing bureaucracy
masyarakat yang dipengaruhi oleh empat variabel: menekankan pada pentingnya pembuat kebijakan untuk
Pertama, adanya komunikasi atau penyampaian menyusun atau menempatkan staf-staf yang sepaham
pesan dari pembuat kebijakan kepada pelaksana kebija- dalam struktur organisasi demi menjamin pelaksanaan
kan. Edwards III (1980) berpendapat bahwa suatu sesuai dengan yang direncanakan.
komunikasi yang baik tergantung oleh tiga faktor yang Keempat, adanya struktur birokrasi (bureaucratic
menentukan, yaitu (a) transmisi (transmission), apabila structure), yang sangat mempengaruhi implementasi
suatu kebijakan telah ditetapkan, maka itu menjadi kebijakan publik. Struktur birokrasi diartikan sebagai
perintah untuk dilaksanakan; (b) kejelasan (clarity), karakteristik-karakteristik, norma-norma, dan pola-pola
apabila kebijakan akan diimplementasikan, maka ha- hubungan yang terjadi berulang-ulang dalam badan-
rus diikuti oleh petunjuk pelaksanaan yang jelas di- badan eksekutif yang mempunyai hubungan baik po-
terima oleh pelaksana kebijakan; dan (c) konsistensi tensial maupun nyata dengan apa yang mereka miliki
(consistency), suatu implementasi kebijakan akan efektif dalam menjalankan kebijakan.
34 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 17 No. 1, JanApr 2010, hlm. 31-42

Pengumpulan Data

Reduksi data

Penyajian Data

Penarikan
kesimpulan
Gambar 3. Analisis Data Model Interaktif
Sumber: Miles and Huberman (1984)

Edwards III (1980) mengidentifikasikan dua analisis data dalam penelitian ini menggunakan model
karakteristik utama birokrasi dalam pelaksanaan analisis interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan
implementasi: pertama, adanya standard operating Huberman (1984).
procedures (SOP). Hal ini penting untuk pedoman
keseragaman dalam bekerja dalam organisasi yang HASIL DAN PEMBAHASAN
kompleks dan tersebar luas, yang selanjutnya dapat
menimbulkan fleksibilitas dan kesamaan dalam me- Kebijakan pengembangan kawasan industri di Ka-
nerapkan peraturan. Apabila standard operating bupaten Karawang didasarkan pada Rencana Kerja
procedures telah ditetapkan dan berlaku, maka me- Pembangunan Daerah (RKPD) dan Rencana Tata
mudahkan para pelaksana kebijakan karena telah Ruang Wilayah Kabupaten Karawang yang ditetapkan
jelas tugas pokok dan fungsi masing-masing elemen melalui Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Karawang
organisasi (unit kerja) dan bagaimana melaksanakan Nomor 19 Tahun 2004. Implementasi kebijakan Tata
pekerjaan tersebut. Kedua, fragmentasi berasal dari Ruang Wilayah melalui pendekatan partisipatif sesuai
tekanan dan pengaruh eksternal organisasi. Seperti politisi, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996
pemangku kepentingan (stakeholder), dan lembaga sosial tentang pelaksanaan hak dan kewajiban, serta bentuk
masyarakat (nongovernment organitation). Fragmentasi dan tata cara peran serta masyarakat dalam penataan
birokrasi menimbulkan konsekuensi lemahnya koor- ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kara-
dinasi antar instansi akibat intervensi faktor eksternal wang dapat dievaluasi dan ditinjau kembali apabila
Penelitian ini memfokuskan pada deskripsi evaluasi Perda tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan situasi,
implementasi kebijakan pemerintah dalam mengem- kondisi, dan perkembangannya. Selanjutnya, kebijakan
bangkan kawasan industri. Penelitian ini bertujuan Rencana Tata Ruang Wilayah perlu ditindaklanjuti ke
untuk melakukan evaluasi terhadap implementasi kebi- dalam rencana yang lebih rinci secara operasional oleh
jakan pengembangan kawasan industri di Kabupaten masing-masing instansi/badan dalam bentuk kegiatan
Karawang. rencana kerja tahunan yang ditetapkan oleh Bupati
Karawang.
METODE PENELITIAN Pendekatan Edwards III (1980) digunakan untuk
mengkaji implementasi kebijakan pengembangan ka-
Metode yang digunakan dalam penelitian ini wasan industri di Kabupaten Karawang. Edwards III
adalah metode evaluasi bersifat kualitatif. Data-da- (1980) menyebutkan bahwa suatu kebijakan sekalipun
ta kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dengan diimplementasikan dengan baik, namun bila tidak tepat
melakukan wawancara langsung kepada para infor- atau tidak dapat mengurangi masalah yang merupakan
man yang terkait dengan objek masalah yang akan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu mungkin
dikaji. Selain itu, observasi dilakukan terhadap biro- akan mengalami kegagalan. Demikian juga apabila
krasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Karawang, suatu kebijakan yang telah direncanakan sangat baik
perusahaan pengelola kawasan industri, dan kondisi namun dalam implementasinya kurang baik, maka bisa
sosial ekonomi masyarakat. Analisis data primer dan saja kebijakan tersebut mengalami kegagalan. Terdapat
sekunder dilakukan dari hasil pencatatan dan rekaman dua pertanyaan penting untuk mengkaji implementasi
wawancara secara bebas maupun terpimpin serta semua kebijakan pengembangan kawasan industri yaitu pra-
data yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, kondisi apa yang diperlukan oleh faktor-faktor atau
informasi dari media massa/surat kabar, peraturan variabel yang mempengaruhi kebijakan pengembangan
perundang-undangan serta dokumen lainnya yang kawasan industri di kabupaten karawang sehingga
dapat mendukung data dan informasi penelitian. Teknik implementasi kebijakan pengembangan kawasan indus-
SYAHRUDDIN, EVALUASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI 35

Dinas Perindustrian 1 .PENGELOLA


Kebijakan Pengembangan implementasi KAWASAN
INDUSTRI
Kawasan Industri Dinas Pertanahan
(Perda No. 19 Thn 2004)
Dinas Lingkungan Hidup
2. MASYARAKAT

Gambar 4. Arah komunikasi Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2004


Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2008
tri dapat berhasil dan hambatan-hambatan utama apa Sosialisasi yang jelas diharapkan dapat memberikan
yang mengakibatkan suatu implementasi kebijakan pe- pemahaman yang luas bagi masyarakat sehingga akan
ngembangan kawasan industri mengalami kegagalan. menumbuhkan kasadaran dalam menggunakan hak dan
kewajibannya terhadap rencana tata ruang wilayah di
A. Mengkomunikasikan Kebijakan Pemerintah Kabupaten Karawang. Secara umum dalam pandangan
Daerah Kabupaten Karawang Edwards III (1980) terdapat tiga faktor penting dalam
Kebijakan pengembangan kawasan industri oleh proses komunikasi kebijakan, yaitu transmisi, jelas, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang dituangkan konsisten. Berikut akan dijelaskan ketiga faktor tersebut
dalam bentuk Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2004 dalam implementasi kebijakan pengembangan kawasan
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan industri di Kabupaten Karawang.
pada tanggal 8 Nopember 2004 dan ditempatkan da- Pertama, terdapat beberapa hambatan dalam men-
lam lembaran daerah Lembaran Daerah Kabupaten transmisikan implementasi kebijakan pengembangan
Karawang Tahun 2004 Nomor 19 seri E. Sesuai dengan kawasan industri, yakni (1) pertentangan pendapat
Pasal 75 Bab XIV disebutkan bahwa penempatan Perda antara Bupati sebagai sebagai pejabat publik yang
Nomor 19 Tahun 2004 itu dalam lembaran daerah dipengaruhi oleh pandangan politik partai dan para
ditujukan agar setiap orang dapat mengetahuinya. Tin- pejabat dan staf instansi sebagai birokrat karier yang
dak lanjut setelah Perda tentang Rencana Tata Ruang menjalankan administrasi negara; (2) perencana, peny-
Wilayah disusun adalah Bupati dengan kewenangan usun, dan pelaksana, serta pengawasan kebijakan pe-
yang dimilikinya menyusun petunjuk pelaksana (juk- ngembangan kawasan industri adalah para birokrasi
lak) menerjemahkan substansi Perda dalam bentuk ke- yang bekerja sangat birokratis. Birokrasi mempunyai
putusan dan peraturan yang dapat dijadikan pedoman struktur hierarkis dalam rentang organisasi berlapis,
dan arahan bagi pejabat dibawahnya yaitu para Kepala sehingga setiap informasi yang disampaikan menjadi
Dinas atau jabatan setingkatnya di bidang industri, kurang efektif dan rentan terjadi distorsi substansi
pertanahan, lingkungan hidup, dan tenaga kerja. Proses kebijakan; dan (3) sikap para pimpinan instansi terkait
komunikasi antara kebijakan pembangunan industri sebagai pelaksana lapangan yang mengabaikan apa
dengan instansi terkait dijelaskan pada gambar 4. yang sudah jelas tercantum dalam isi Perda Nomor
Penjelasan dan arahan dari Bupati Karawang 19 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
dilakukan melalui rapat koordinasi antar instansi terkait Kabupaten Karawang dan ketidakmauan para pelaksana
dan penjelasan tentang dasar kebijakan serta tujuan untuk mengetahui isi kebijakan tentang pengembangan
yang hendak dicapai dalam rapat kerja yang diadakan kawasan industri dan tujuan yang diharapkan atas
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang. kebijakan tersebut.
Penjelasan yang disampaikan sangat penting bagi Kedua, kebijakan pengembangan kawasan indu-
setiap pimpinan instansi sebagai unit pelaksana untuk stri yang diterima oleh pimpinan instansi harus di-
menerjemahkan isi kebijakan yang kemudian disusun komunikasikan secara jelas dan terinci. Menurut
dalam bentuk program kerja. Koordinasi antar instansi Edwards III (1980), seringkali instruksi-instruksi yang
terkait sangat penting dalam pengembangan kawasan diteruskan kepada pelaksana-pelaksana kabur dan
industri. Hal pokok terlaksananya kordinasi yang tidak menetapkan kapan dan bagaimana suatu program
baik adalah terjalinnya komunikasi yang lancar antar dilaksanakan. Apabila terjadi hal seperti ini, maka dapat
instansi dan ini sangat ditentukan oleh pengertian yang mengakibatkan terhambatnya tujuan yang diharapkan
luas dan mendalam bagi masing-masing pimpinan dari implementasi kebijakan untuk mengembangkan
instansi dalam memahami kebijakan yang akan kawasan industri di Kabupaten Karawang.
diimplementasikan. Selanjutnya peraturan daerah ter- Ketiga, konsistensi implementasi kebijakan pe-
sebut perlu disebarluaskan kepada masyarakat melalui ngembangan kawasan industri yang diikuti dengan
kegiatan sosialisasi dan pemberitahuan melalui berbagai berbagai petunjuk pelaksanaan harus jelas dan kon-
media massa baik cetak maupun elektronik, seperti sisten dalam memberikan panduan bagi Kepala Dinas
siaran televisi, siaran radio, pemuatan dikoran, majalah, Perindustrian untuk menjalankan kebijakan yang
dan berbagai media kegiatan seni budaya. menjadi kewenangannya. Perda Tata Ruang Wilayah
36 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 17 No. 1, JanApr 2010, hlm. 31-42

Bupati
Dewan Perwakilan Rakyat
Karawang
Daerah (DPRD)

Sekretaris
Daerah
Karawang

BAPEDA

Gambar 5. Struktur Organisasi Pemda dalam Kebijakan industri


Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2008
menyangkut kawasan industri mendasarkan pada C. Sikap (Dispositions) Staf Pelaksana dalam Im-
Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang plementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Kab-
Kawasan Industri. Padahal dalam rangka mempercepat upaten Karawang
pengembangan kawasan industri, pemerintah mene- Apabila para pejabat dan staf Dinas Perindustrian,
tapkan Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1996 Perdagangan, dan Pasar telah mendukung kebijakan
tentang Kawasan Industri. Ketidakcermatan menyusun yang telah ditetapkan tersebut, maka implementasi ke-
landasan dasar Perda Nomor 19 Tahun 2004 sangat bijakan yang dilaksanakan cenderung sesuai dengan
berpengaruh pada akselerasi pertumbuhan dan perkem- tujuan yang diharapkan. Kebijakan yang dilaksanakan
bangan pembangunan kawasan industri. Selain itu, oleh para pelaksana baik pejabat maupun staf Dinas
Perda yang disusun lemah pertimbangan hukum yang Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar akan efektif
mendasarinya. Hal ini menjadi pertimbangan da-lam apabila cara berpikir, sikap atau perspektif sama dengan
mengevaluasi Perda tersebut pada tahun 2009 se- Bupati dan Pimpinan serta anggota Dewan Perwakilan
hingga kebijakan pengembangan kawasan industri Rakyat Daerah Kabupaten Karawang sebagai pihak
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah Kabupaten yang menetapkan kebijakan. Kesamaan pandangan dan
Karawang. sikap tersebut sangat diperlukan dalam bagi keberhasilan
usaha untuk mencapai tujuan pengembangan kawasan
B. Sumber-Sumber (Recources) yang mendukung industri. Kesamaan sikap ini juga harus ditunjukkan
implementasi kebijakan Pemda Karawang oleh instansi terkait lainnya seperti pejabat dan staf
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertambangan dan
(Bappeda) serta Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Energi, Dinas Penerangan, dan Dinas Pariwisata dan
Pasar merupakan instansi yang berwenang menjalankan Budaya Kabupaten Karawang.
kebijakan pengembangan kawasan industri. Kedua
instansi tersebut dituntut untuk menyediakan dan D. Struktur Birokrasi (Bureaucratic Structure) Peme-
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara rintah Daerah Kabupaten Karawang
maksimal. Kemampuan para staf mengelola administrasi Kebijakan pengembangan kawasan industri pada
negara yang melaksanakan dan menerjemahkan ke- dasarnya dilaksanakan oleh dua institusi yang terkait
bijakan pengembangan kawasan industri sangat menen- langsung mengimplementasikan Peraturan Daerah
tukan dalam memberikan pelayanan publik kepada Kabupaten Karawang Nomor 19 Tahun 2004. Institusi
dunia usaha dan masyarakat. Salah satu masalah yang yang melaksanakan kebijakan tersebut adalah Badan
selalu dihadapi oleh birokrasi pemerintah daerah adalah Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)
terbatas atau sedikitnya pejabat yang mempunyai Kabupaten Karawang dan Dinas Perindustrian, Per-
kompetensi sesuai bidang tugasnya berdasarkan dagangan, dan Pasar Kabupaten Karawang. Kedua
pendidikan dan pengalaman kerja bahkan banyak institusi tersebut berbeda tugas pokok dan fungsinya
jabatan profesinya tidak sesuai dengan latar belakang serta mempunyai masing-masing program kegiatan ya-
pendidikannya. Apalagi dengan berlakunya otonomi ng mempengaruhi efektivitas keberhasilan kebijakan
daerah yang memberikan keleluasaan bagi pejabat pengembangan kawasan industri.
pemerintah daerah untuk menetapkan promosi dan Bappeda Kabupaten Karawang menyelenggarakan
mutasi pegawai sesuai dengan kepentingannya bukan manajemen pemerintahan di bidang perencanaan daerah
berdasarkan kecakapan atau keterampilannya. dan penilaian pelaksanaannya serta tugas perbantuan
SYAHRUDDIN, EVALUASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI 37

Tabel 2. Perkembangan Kontribusi Sektor Pertanian


dan Sektor Industri dalam PDRB Kabupaten Karawang E. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pengembang-
an Kawasan Industri
No. Tahun Pertanian (%) Industri (%)
Arah kebijakan pemerintah daerah dalam men-
1. 2001 13,96 46,11 dorong pengembangan kawasan industri merupakan
2. 2002 11,80 51,45 bagian kebijakan pemerintah daerah dalam mem-
3. 2003 10,92 53,62 bangun dan mengembangkan perekonomian daerah
4. 2004 10,35 53,34 sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan
5. 2005 9,38 52,91
melalui Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2006.
Pada visi Kabupaten Karawang disebutkan bahwa
6. 2006 6,48 52,84
terwujudnya masyarakat Karawang yang se-jahtera
Sumber: RKPD Kab. Karawang dalam www.karawangkab.
go.id. melalui pembangunan di bidang pertanian dan industri
yang selaras dan seimbang berdasarkan iman dan
yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah taqwa. Melalui visi ini jelas terlihat bahwa untuk
daerah. Tugas pokok demikian menjadikan Bappeda mewujudkan kesejahteraan masyarakat Karawang
sebagai lembaga yang sangat strategis bagi perencanaan dapat dilakukan melalui penguatan dan bertumpu pada
semua program kegiatan berbagai kebijakan terma- pembangunan sektor pertanian dan sektor industri
suk usaha pengembangan kawasan industri. Selain yang selaras dan seimbang. Sebagai tindak lanjut
Bappeda, instansi yang terlibat mengimplementasikan dari pembangunan pertanian yang berbasis ekonomi
kebijakan pengembangan kawasan industri adalah rakyat maka dikembangkan pola agro industri yang
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar. Kebe- didukung oleh sektor industri. Berdasarkan rumusan
radaan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar visi dan misi tersebut nyata perhatian Pemerintah
disusun berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Daerah Kabupaten Karawang sangat menekankan
Tahun 2004 tentang pembentukan Dinas Daerah, pentingnya sektor pertanian bahkan menjadi andalan
kemudian ditindaklanjuti melalui Peraturan Bupati untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini
Karawang Nomor 29 Tahun 2006 tentang perubahan berdasarkan pertimbangan bahwa Karawang dikenal
struktur organisasi dan tata kerja Dinas Perindustrian, sebagai lumbung padi dan tersedianya lahan pertanian
Perdagangan, dan Pasar. Tugas pokok dinas ini adalah yang luas dengan dukungan irigasi teknis yang baik
membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian serta sumber daya manusia
kewenangan daerah di bidang perindustrian. Adapun Mengharapkan sektor pertanian sebagai tumpuan
fungsinya adalah mengatur dan mengurus kegiat- harapan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
an teknis operasional, melaksanakan pengembangan tidak sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi
program, serta memberikan perizinan dan pelayanan dewasa ini. Perubahan kontribusi sektor pertanian
masyarakat di bidang perindustrian. Dinas Perindustrian, yang sekarang lebih dominan diberikan oleh sektor
Perdagangan, dan Pasar mempunyai visi terwujudnya industri dapat dilihat pada tabel 2.
industri yang tangguh untuk kesejahteraan masyarakat Berdasarkan data statistik tersebut terjadi pe-
Kabupaten Karawang. Misinya adalah menjadikan nurunan kontribusi sektor pertanian dalam Produk
sektor industri sebagai penggerak utama roda pereko- Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator
nomian melalui pembinaan dan pengembangan ser- bahwa sektor pertanian sudah rendah peranannya
ta pelayanan prima kepada masyarakat. Struktur dalam Perekonomian Daerah Kabupaten Karawang.
birokrasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Kenaikan kontribusi sektor industri dalam PDRB
Pasar merupakan susunan organisasi tata kerja yang menunjukkan bahwa industri menjadi sektor yang
membawa tanggungjawab mewujudkan visi dan misi sangat produktif dan berkembang pesat di daerah yang
yang telah ditetapkan. Bentuk organisasi tersebut diitata sebelumnya terkenal sebagai lumbung padi nasional.
untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai Kenaikan peranan sektor industri memberikan harapan
dengan kewenangan yang dimiliki dan sebagai instansi dan peluang bagi berkembangnya usaha pengelolaan
yang memberikan pelayanan publik dalam menjalankan kawasan industri.
kebijakan pengembangan kawasan industri. Kebijakan umum dalam Rencana Pembangunan
Kebijakan umum dalam RPJMD Kabupaten Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Karawang 2006 2010 dalam penguatan struktur in- Karawang 2006 2010 dalam penguatan struktur
dustri di antaranya adalah mendorong terwujudnya industri di antaranya adalah mendorong terwujudnya
peningkatan utilitas kapasitas, memperluas basis usa- peningkatan utilitas kapasitas; memperluas basis
ha dengan penyederhanaan prosedur perizinan, dan usaha dengan penyederhanaan prosedur perizinan,
meningkatkan iklim persaingan yang sehat dan ber- meningkatkan iklim persaingan yang sehat dan ber-
keadilan. Kebijakan ini tidak efektif sebab pengurusan keadilan. Kebijakan ini tidak efektif sebab pengurusan
izin masih dilaksanakan pada masing-masing instansi izin masih dilaksanakan pada masing-masing instansi
yang berbeda prosedur standar operasinya. yang berbeda prosedur standar operasinya. Selain itu
38 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 17 No. 1, JanApr 2010, hlm. 31-42

informasi dan waktu penyelesaian izin yang diperlukan yang mendasarinya. Hal ini menjadi pertimbangan
tidak jelas dan tidak ada kepastian. Pengurusan izin dalam mengevaluasi Perda tersebut pada tahun 2009
masing-masing instansi belum menggunakan sistem sehingga kebijakan pengembangan kawasan industri
pelayanan satu atap yang mempermudah bagi investor sesuai dengan rencana tata ruang wilayah Kabupaten
mengurus izin usahanya. Padahal apabila menggunakan Karawang.
kemajuan teknologi dengan menggunakan fasilitas Evaluasi implementasi Peraturan Daerah Kab-
internet, akan dapat meningkatkan kualitas dan upaten Karawang Nomor 19 tahun 2004 yang berkaitan
kuantitas pelayanan publik. dengan kebijakan pengembangan kawasan industri
Pengembangan kawasan industri perlu dukungan dapat digambarkan sebagai berikut:
pemerintah daerah melalui peningkatan pelayanan Pertama, rencana pengembangan struktur ruang
publik yang dapat mendorong terwujudnya iklim yang dilihat melalui adanya prasarana transportasi.
investasi yang baik bagi dunia usaha. Pelayanan pu- Prasarana transportasi merupakan tulang punggung
blik yang diberikan merupakan implementasi kebijak- pola distribusi baik barang maupun orang dan sangat
an yang dirumuskan oleh pemerintah daerah untuk mendukung bagi pengembangan kawasan industri.
kepentingan dunia usaha dan masyarakat. Kebijakan Kebijakan Umum Pemerintah Daerah Kabupaten
yang disusun merupakan arah dan pedoman bagi Karawang sesuai RPJMD Karawang 2006 - 2010 dalam
birokrasi dan pengusaha pemilik modal serta penduduk pengembangan struktur ruang adalah meningkatkan
sekitar daerah kawasan industri, sehingga terjalin pembangunan infrastruktur wilayah. Pembangunan
kepentingan yang selaras antara pemerintah, dunia transportasi jalan sangat penting peranannya dalam
usaha, dan masyarakat. kegiatan pembangunan sehingga memiliki nilai eko-
Pada Peraturan Daerah Kabupaten Karawang nomi yang tinggi bagi dunia usaha dan nilai sosial
Nomor 19 Tahun 2004 tentang Tata Ruang Wilayah bagi masyarakat. Dalam Rencana Kerja Pembangunan
Kabupaten Karawang terdapat berbagai kebijakan Daerah (RKPD) Kabupaten Karawang disebutkan
pemerintah daerah mengenai pedoman dan dasar bahwa pada tahun 2007 telah dibangun: jalan sepanja-
program kegiatan pembangunan seperti bidang sosial, ng 347.976,90 M; pengerasan/pembangunan jalan se-
ekonomi, sarana dan prasarana, lingkungan hidup, panjang 21.520 M; pembangunan jembatan sepanjang
dan sebagainya. Rencana Tata Ruang Wilayah sangat 23,52 M; pembangunan pembuatan box culvert
terkait langsung dengan penentuan lokasi industri sepanjang 44,50 M; pengurugan tanah box culvert
dan arah pemusatan kegiatan industri di Kabupaten sepanjang 48 M; perbaikan emplacement sepanjang
karawang. Perda tersebut dapat menjadi pedoman 94 M; dan rehabilitasi jalan sepanjang 7.442 M.
dan dasar kebijakan bagi pemerintah daerah untuk Pembangunan sarana transportasi menuju kawasan
mendorong tumbuh dan berkembangnya kawasan industri telah tersedia dengan adanya jalan bebas
industri sejalan dengan perbaikan iklim investasi hambatan (tol) Jakarta Cikampek yang bersebelahan
sehingga menarik minat investor membangun pabrik- dengan wilayah pengembangan kawasan industri.
pabrik industri dalam kawasan yang telah tertata dan Keberadaan jalan tol tersebut sangat mendukung ba-
dikelola dengan baik. gi kelancaran arus transportasi menuju pelabuhan
Peraturan daerah mengenai Rencana Tata Ruang Tanjung Priok dan Bandara Udara Soekarno Hatta
Wilayah Kabupaten Karawang ditetapkan pada Cengkareng.
tanggal 8 Nopember 2004. Jangka waktu Peraturan Pembangunan dan pengembangan kawasan industri
daerah tersebut berakhir sampai dengan tahun 2013 di Kabupaten Karawang sangat strategis dan ekonomis
yang dievaluasi setiap lima tahun. Perda Tata Ruang dipandang dari segi lokasinya. Hal ini didukung deng-
Wilayah menyangkut kawasan industri mendasarkan an posisi Kabupaten Karawang yang terletak pada
pada Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 jalur transportasi darat yang mudah dilalui dari dan ke
tentang Kawasan Industri. Padahal dalam rangka pelabuhan laut dan bandara udara serta Ibu kota Jakarta,
mempercepat pengembangan Kawasan Industri, pem- sehingga memungkinkan kelancaran bagi mobilitas
erintah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 41 arus orang dan barang. Apalagi Kota Karawang
Tahun 1996 tentang Kawasan Industri. Pada Pasal bersebelahan dengan jalur lingkar Jabotabek yang
20 dalam Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1996 memungkinkan kawasan industrinya menjadi pilihan
dinyatakan bahwa Dengan berlakunya Keputusan alternatif yang kompetetif bagi investor.
Presiden ini, Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun Berdasarkan Pasal 36 Peraturan Daerah Nomor
1989 tentang Kawasan Industri sebagaimana diubah 19 Tahun 2004 disebutkan bahwa pembiayaan pem-
dengan Keputusan Presiden Nomor 98 Tahun bangunan infrastruktur wilayah dialokasikan dari sum-
1993 dinyatakan tidak berlaku. Ketidakcermatan ber anggaran pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
menyusun landasar dasar Perda Nomor 19 Tahun 2004 dan pemerintah daerah serta masyarakat dan dunia
sangat berpengaruh pada akselerasi pertumbuhan dan usaha atau dalam bentuk kerjasama pembiayaan.
perkembangan pembangunan kawasan industri. Selain Sesuai dengan ketentuan tersebut, maka pada tanggal
itu Perda yang disusun lemah pertimbangan hukum 14 Mei 2009 telah diresmikan pembukaan pintu tol
SYAHRUDDIN, EVALUASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI 39

Karawang Barat 2 yang memudahkan akses transportasi oleh rencana tata ruang wilayah sebagaimana yang
menuju kawasan industri di sekitarnya. Pintu tol yang telah diatur dalam Peraturan daerah Kabupaten Kara-
pembangunan konstruksinya dimulai sejak bulan Mei wang Nomor 19 Tahun 2004.
2007 dibiayai seluruhnya oleh Karawang International Pemusatan kegiatan industri Karawang berlokasi
Industrial City (KIIC) dengan biaya keseluruhan di bagian selatan yakni di Kecamatan Klari, Teluk
sebesar Rp 40 milyar. Pintu tol baru dan Jalan Tol Jambe Barat dan Teluk Jambe Timur, Kota Karawang,
Cikampek akan langsung terhubung dengan jalan Jatisari, Pangkalan, dan Cikampek. Berdasarkan sarana
sepanjang 1,5 kilometer. Sementara lahan yang terpakai dan prasarana yang tersedia bagi kegiatan industri,
untuk konstruksi seluas 2,5 hektar disumbangkan oleh lokasi industri dapat dibedakan dalam tiga kategori:
Taman Pemakaman San Diego Hills, Lippo Group. (1) Kawasan Industri yaitu tempat pemusatan kegiatan
Setelah diresmikannya gerbang tol tersebut, maka industri yang dikelola oleh perusahaan yang memiliki
akan memudahkan akses transportasi menuju kawasan izin kawasan; (2) Zona Industri yaitu daerah industri
industri Karawang International Industry City (KIIC) yang peruntukkannya diizinkan untuk pembangunan
dan akan meningkatkan pendapatan Pendapatan Asli dan pengembangan industri; dan (3) Kota Industri
Daerah (PAD). yaitu industri yang dibangun dalam wilayah perkotaan
Jalan alternatif antar kawasan di sebelah selatan yang umumnya industri yang kurang menggangu
kawasan industri Teluk Jambe kawasan industri Cika- lingkungan dan dalam skala kecil.
rang yang telah direncanakan dalam tata ruang wilayah Pada tahun 2005, Seksi Industri Logam Mesin,
dibangun tanpa ada peningkatan kualitas sehingga Elektronika dan Aneka telah menyusun Data Kawasan
sukar dilalui. Kondisi jalan tersebut dibangun tanpa Industri dan Perusahaan Industri di Kabupaten Kara-
konstruksi beton sehingga tidak dapat dilalui oleh alat wang. Dalam laporan tersebut diuraikan komposisi
transportasi industri di atas kapasitas 10 ton. Dengan lahan untuk kawasan industri, kota industri, dan zona
kondisi tersebut, maka jalan alternatif antar kawasan industri. Jumlah lahan yang disediakan seluas 19.055,10
industri yang melintasi Teluk Jambe Cikarang ha.
menjadi tidak efektif. Dengan tersedianya gerbang Pengelola pengembang kawasan industri dalam
pintu tol Karawang Timur dan telah dibukanya melakukan kegiatan usahanya menghadapi berbagai
gerbang pintu tol Karawang Barat 2 yang langsung masalah yang penyelesaiannya menjadi tanggung
menuju akses jalan kawasan industri, maka semua jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang.
pabrik dalam kawasan industri di Karawang lebih baik Permasalahan yang dihadapi oleh Karawang Inter-
menggunakan jalan tol daripada jalan alternatif. national Industry City (KIIC) adalah persoalan
Kedua, rencana pengembangan kawasan andalan keamanan terhadap masalah kuli bongkar muat yang
di Kabupaten Karawang yang terdiri dari: kawasan selalu menimbulkan ketegangan antara perusahaan
industri, kawasan permukiman, kawasan jalur perhu- dengan para kuli bongkar muat yang sebagian besar
bungan, dan kawasan lahan basah pada jalur pan- adalah penduduk di sekitar kawasan. Para kuli
tai utara. Kawasan industri dibagi dua kelompok memaksa hak bongkar muat dengan harga yang di-
yaitu kelompok kawasan industri yang dikelola oleh tentukan sendiri oleh para kuli kepada perusahaan
perusahaan yang menyediakan tapak bangun dan me- dalam kawasan. Cara kerja dan harga yang diatur
nyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan, dan ke- kuli bongkar muat selalu menjadi keluhan pengusaha.
lompok zona industri. Pengelola Kawasan Industri Mitrakarawang me-
Pasal 7 Keppres Nomor 41 Tahun 1996 menyatakan ngeluhkan kondisi jalan menuju kawasan industri,
bahwa Perusahaan Kawasan Industri wajib melakukan yang pemeliharaannya menjadi tanggung jawab
kegiatan pengembangan dan pengelolaan kawasan pemerintah daerah. Akses jalan menuju kawasan
industri. Dalam pengelolaan dan pengembangannya, industri yang buruk dapat menggangu kelancaran arus
Perusahaan Kawasan Industri wajib melakukan kegi- transportasi. Bagi Perusahaan Pengelola Kawasan
atan: (1) Menyediakan dan tanah, (2) Menyusun ren- Industri Kujang Cikampek masalah pelayanan publik
cana tapak tanah, (3) Merencanakan teknis kawasan, dalam menciptakan iklim investasi yang baik menjadi
(4) Menyusun analisis mengenai dampak lingkungan, perhatian utama. Pemerintah daerah diharapkan dapat
5.) Menyusun tata tertib kawasan industri, (6) Pe- mempermudah pengurusan berbagai ijin dengan
matangan tanah, (7) Memasarkan kapling industri, ketentuan biaya yang jelas dan tidak memberatkan
dan (8) Membangun serta mengadakan prasarana dan serta cepat penyelesaiannya.
sarana penunjang termasuk pemasangan instalasi/ Pengelola kawasan industri di Kabupaten Karawang
peralatan yang diperlukan. Selain dari kewajiban ter- akan dapat mengembangkan usahanya apabila ada
sebut, maka pemberian izin lokasi kepada perusahaan jaminan dan kepastian hukum, iklim investasi yang
kawasan industri dilakukan berdasarkan rencana tata baik, dan tersedianya lahan untuk membangun dan
ruang wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah mengambangkan kawasan industri. Kondisi itu
setempat. Berdasarkan peraturan tersebut jelas bahwa sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah pusat,
pengembangan kawasan industri sangat ditentukan pemerintah daerah provinsi dan Pemerintah Daerah
40 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 17 No. 1, JanApr 2010, hlm. 31-42

Kabupaten Karawang. Kewajiban pihak dunia usaha yang belum dilaksanakan secara terpadu. Hal ini
dalam hal ini pengelola kawasan industri dalam menyulitkan bagi pengusaha dalam mengurus berbagai
mengembangkan kawasan industri telah diatur dalam izin yang diperlukan sehingga banyak memerlukan
Keputusan Presiden Nomor 41 tahun 1996 pada Pasal biaya dan waktu serta tidak ada kepastian usaha.
8. Berbagai permasalahan yang dihadapi tersebut di Kebijakan pengembangan kegiatan industri yang
atas bersumber dari pemerintah daerah dan masyarakat. diarahkan di lokasi kawasan industri menjadi tidak
Pemerintah daerah harus dapat memperbaiki birokrasi efektif karena banyaknya perusahaan yang masih
sehingga dalam menyelenggarakan administrasi beroperasi di luar kawasan industri. Pembagian per-
kepemerintahan, para aparatur Pemerintah Daerah untukkan lahan untuk kawasan industri dan zona
Kabupaten Karawang dapat mewujudkan pelayanan industri serta kota industri menjadi penghalang yang
publik yang baik, efisien, dan efektif. Demikian pula mengurangi minat investor untuk berkonsentrasi
bagi masyarakat penduduk di sekitar kawasan industri membangun pabrik dalam kawasan industri. Hal ini
dapat memanfaatkan kesempatan kerja dan kesempatan disebabkan pertimbangan biaya dan efektivitas usaha
berusaha dengan adanya kawasan industri. yang lebih praktis apabila berusaha di zona industri
Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang mem- atau di kota industri. Selain itu harga yang ditawarkan
punyai kewenangan yang jelas sebagaimana yang pengelola kawasan industri untuk pemanfataan pabrik
diatur dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang siap bangun atau siap huni dinilai masih tinggi.
tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Untuk mengatasi masalah ini perlu kiranya pemerintah
Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan daerah bersama pemerintah provinsi dan pemerintah
Pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah pusat mencari jalan keluar agar pengusaha kecil dan
provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota serta menengah dapat masuk berusaha di kawasan industri
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang melalui pemberian insentif dan subsidi bagi pengelola
Pedoman Pemberian insentif dan Pemberian Kemu- kawasan industri dan bantuan modal bagi pengusaha
dahan Penanaman Modal di Daerah. Berdasarkan kecil dan pengusaha menengah.
landasan hukum tersebut, sejalan dengan Keputusan Pengembangan kawasan industri memberikan
Presiden Nomor 41 Tahun 1996, maka sebagai Bupati dampak bagi masyarakat sekitarnya. Sebelum ber-
dan berbagai jajaran pimpinan dan staf dinas terkait kembang sektor industri, sektor pertanian paling
mempunyai kewenangan yang jelas dalam menyusun besar kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja.
dan melaksanakan kebijakan pengembangan kawasan Sektor pertanian yang mencakup tanaman bahan
industri. makanan, peternakkan, hortikultura, perkebunan, per-
Pengembangan kawasan andalan yang dilaksanakan ikanan, dan kehutanan mendominasi lapangan usaha.
di antaranya melalui program pengembangan industri Namun sektor pertanian yang selama ini menjadi
(Perda Nomor 19 tahun 2004 Pasal 38 angka 2), dalam andalan penciptaan lapangan kerja tidak dikelola
rangka mewujudkan kawasan andalan sebagai pusat secara baik dalam bentuk usaha tani (farm enterprise)
pertumbuhan ekonomi. Kegiatan yang dilakukan un- bahkan cenderung masih bersifat subsistem. Setelah
tuk melaksanakan program ini adalah mendorong dikeluarkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor
masuknya investasi melalui regulasi dan perizinan 53 tahun 1989 yang mengatur pembangunan kawasan
serta mengarahkan pengembangan kegiatan industri industri, terjadi perubahan sosial ekonomi dan bu-
di lokasi kawasan industri (industrial estate). Regulasi daya masyarakat. Pembangunan kawasan industri
dan perizinan selama ini selalu dikeluhkan oleh memerlukan lahan dan tenaga kerja serta menimbulkan
pengusaha dan dianggap sebagai penghambat minat pencemaran udara, air, dan tanah. Masyarakat agraris
investor menanamkan modalnya. Banyak hal yang yang bekerja tanpa perlu sertifikasi pendidikan berbeda
melatarbelakangi penyebabnya di antaranya kualitas dengan tenaga kerja sektor industri yang memerlukan
sumber daya manusia rendah akibat rekrutmen yang tingkat pendidikan dan keahlian tertentu. Begitu pula
salah, pendidikan dan pelatihan yang tidak terarah cara kerja sektor industri yang teratur dan berdasarkan
dan kurang berkesinambungan, sarana dan prasarana waktu berbeda dengan bekerja disektor pertanian yang
kerja yang terbatas, kesejahteraan yang rendah, dan sangat dipengaruhi musim tanam. Berkembangnya
informasi yang kurang efektif. sektor industri salah satu penyebab terjadinya alih
Pengaturan perizinan sangat terikat pada prosedur fungsi lahan yang sebelumnya digunakan sebagai
administasi sesuai rentang kewenangan organisasi. areal pertanian berubah menjadi kawasan industri,
Adapun izin yang harus dimiliki oleh pengusaha daerah pemukiman, dan tempat usaha lainnya.
pengelola kawasan industri menurut Keputusan Keberadaan kawasan industri pada dasarnya akan
Presiden Nomor 41 Tahun 1996 adalah persetujuan menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan usaha
prinsip, izin lokasi industri, izin usaha kawasan bagi masyarakat dan penduduk sekitar kawasan. Namun
industri, permohonan Hak Guna Bangunan Induk dan dalam kenyataannya angkatan kerja serta tenaga kerja
Tanah, dan izin perluasan industri. Proses perizinan dari penduduk setempat sedikit yang terserap bahkan
dilaksanakan oleh masing-masing instansi terkait untuk pekerjaan yang tanpa sederhana sekalipun,
SYAHRUDDIN, EVALUASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI 41

seperti cleaning service, tenaga pengaman, dan supir. tersebut. Pada pasar tenaga kerja, informasi permintaan
Perusahaan industri yang beroperasi dalam kawasan tenaga kerja bagi pabrik-pabrik di kawasan industri
industri lebih menitikberatkan pada tenaga kerja sangat terbatas diterima oleh angkatan muda terdidik
yang produktif, loyal, dan disiplin. Demi mendapat- yang ada dipedesaan sekitar kawasan. Apalagi sistem
kan tenaga kerja yang berkualitas, perusahaan akan penerimaan karyawan yang tidak transparan dengan
menggunakan berbagai kriteria sehingga syarat utama kriteria yang tidak jelas, akan menambah sulit-nya
yang diperlukan adalah tingkat pendidikan dan sikap bagi angkatan kerja di sekitar kawasan untuk men-
perilaku serta disiplin. dapatkan pekerjaan sebagai operator pabrik dalam
Pada kenyataannya angkatan kerja dan tenaga kawasan industri. Hal ini menyebabkan meningkatnya
kerja lokal terutama yang hidup dalam garis kemiskin- pengangguran terdidik dan menambah jumlah peng-
an relatif rendah tingkat pendidikannya. Hal ini angguran keseluruhan di pedesaan.
disebabkan masyarakat di Kecamatan Teluk Jambe Permintaan tenaga kerja meningkat sejalan dengan
Barat, Teluk Jambe Timur, Kecamatan Ciampel, dan bertambahnya perusahaan yang beroperasi di kawasan
sekitar kawasan sebelum dibangun areal industri industri (tenant). Peningkatan ini menjadi tantangan
sebahagian besar bekerja di sektor pertanian. Budaya bagi penduduk usia kerja produktif dan kompetitif
kerja tani yang diterima turun temurun berubah deng- bersaing dengan pekerja pendatang dan peraturan
an munculnya sektor industri yang mempengaruhi ketenagakerjaan serta kebijakan pemerintah daerah.
orientasi dan harapan bagi angkatan kerja muda ya- Melalui penerimaan tenaga kerja yang selektif dan
ng produktif. Sektor usaha pertanian sudah mulai cenderung diskriminatif serta adanya perusahaan
tidak menarik bahkan dewasa ini berkembang sektor pengerah tenaga kerja yang memasok tenaga kerja
jasa yang lebih menguntungkan daripada bekerja di outsourcing (sistem kontrak kerja lepas), telah mem-
sektor pertanian. Keadaan ini menjadi dilematis bagi batasi kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal.
masyarakat Karawang sekitar kawasan industri. Di Memang pada kenyataannya pemanfaatan outsour-
satu sisi mereka kalah bersaing dengan tenaga kerja cing sudah tidak dapat dihindari lagi oleh perusahaan
pendatang yang lebih agresif dan sabar di lain pihak di Indonesia termasuk perusahaan di kawasan industri
mereka menjadi penonton di daerahnya sendiri. Dalam Karawang. Keuntungan yang di-peroleh perusahaan
kondisi demikian, muncul berbagai gejolak sosial yang melakukan outsourcing adalah penghematan
yang apabila tidak terkendali dapat menjadi keresahan biaya (cost saving), perusahaan bisa memfokuskan
sosial. kepada kegiatan utamanya (core business), dan akses
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang kepada sumber daya (resources) yang tidak dimiliki
terhadap pemberdayaan masyarakat atau penduduk oleh perusahaan. Permasalahannya adalah adanya
sekitar kawasan industri adalah mengembangkan eko- perusahaan yang menyalurkan tenaga kerja tidak
nomi kerakyatan pada sektor pertanian dengan pola profesional dan hanya mencari keuntungan belaka
agrobisnis dan agroindustri yang didukung oleh sektor tanpa ada seleksi yang adil dan pembinaan yang
industri lainnya. Melalui kebijakan ini diharapkan baik. Bahkan banyak perusahaan yang mengelola
tenaga kerja di sektor pertanian tidak beralih usaha outsourcing menarik kutipan (biaya administrasi dan
dengan permasalahan yang dihadapi petani dewasa ini, fee) kepada calon tenaga kerja dan memanfaatkan
yaitu (1) rendahnya kesejahteraan dan relatif tingginya kesempatan ini untuk keuntungan semata.
tingkat kemiskinan petani, (2) lahan pertanian yang Keterbatasan kesempatan kerja dan kesempatan
semakin menyempit, (3) terbatasnya akses ke sumber usaha membuat penduduk sekitar menjadi pengang-
daya produktif terutama akses terhadap sumber daya guran dan baik terselubung maupun memang tidak
permodalan yang diiringi dengan rendahnya kualitas bekerja. Besarnya tingkat pengangguran kaum mu-da
sumber daya manusia, (4) penguasaan teknologi masih di sekitar kawasan industri sangat rentan dan rawan
rendah, dan (5) lemahnya infrastruktur di sektor per- menimbulkan keresahan sosial serta mudah dipengaruhi
tanian. untuk melakukan tindakan kriminal yang mengganggu
Berbagai kelemahan tersebut dan keterbatasan ya- keamanan pabrik di kawasan industri. Untuk mengatasi
ng dihadapi petani menjadikan sektor pertanian khu- masalah sosial inilah program peningkatan keberdayaan
susnya budidaya padi sudah tidak menarik lagi sebagai masyarakat melalui pembinaan dan pengembangan
lapangan usaha terutama bagi angkatan kerja muda. diversifikasi usaha sangat tepat untuk dilakukan. Ke-
Padahal angkatan kerja muda inilah sebagai tenaga mudian dilanjutkan dengan kemudahan akses pasar
kerja yang sangat produktif dan diharapkan dapat dan pengembangan sarana informasi serta komunikasi
membawa pembaharuan disektor pertanian. bagi masyarakat pedesaan.
Angkatan kerja muda di pedesaan yang relatif Pengangguran sangat erat kaitannya dengan kemis-
lebih baik pendidikannya akan masuk pasar tenaga kinan dan kemiskinan disebabkan oleh terbatasnya
kerja yang lebih luas mendapatkan kesempatan kerja kemampuan orang memperoleh penghasilan yang
dan kesempatan usaha di luar sektor pertanian. Padahal mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
sektor pertanianlah yang membiayai pendidikannya Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks ber-
42 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 17 No. 1, JanApr 2010, hlm. 31-42

kaitan erat dengan tingkat pendapatan, kesehatan, komputer untuk memberikan pelayanan secara on-line
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi dan memberikan informasi kepada masyarakat luas
geografis, dan kondisi lingkungan. Data tahun 2007 secara cepat dan tepat. Sikap pejabat terkait cenderung
yang bersumber dari RKPD Kabupaten Karawang ta- mempertimbangan kepentingan politik daripada ke-
hun 2009 menyebutkan bahwa dibandingkan dengan mampuan dan profesionalitas. Selanjutnya, perubah-an
tahun 2006, terjadi penurunan rumah tangga miskin struktur birokrasi dan perubahan tugas pokok dan fungsi
(rtm) dari 191.618 rtm menjadi 155.121 rtm pada tahun instansi menjadikan unit kerja kurang fokus dalam
2007. Penurunan tingkat kemiskinan ini menunjukkan menjalankan kewenangannya.
adanya perbaikan ekonomi bagi masyarakat Karawang.
Dampak pengembangan kawasan industri bagi DAFTAR PUSTAKA
masyarakat sekitar kawasan industri sangat positif
apabila kawasan industri sebagai pusat pertumbuhan Dirdjojuwono, Roestanto W. 2004. Kawasan Industri Indonesia:
Sebuah Konsep Perencanaan dan Aplikasinya. Bogor: Pustaka
ekonomi dapat menciptakan kesempatan kerja bagi Wirausaha Muda.
angkatan kerja penduduk sekitar kawasan dan mem- Dunn, William. 1999. Analisa Kebijakan Publik. Jogjakarta: Gajah
perluas kesempatan usaha bagi masyarakat yang Mada Press.
bermukim di sekitarnya. Pada pembangunan daerah Edwards III, George C. 1980. Implementing Public Policy.
Washington: Congressional Quarterly Press.
khususnya pengembangan kawasan industri, peran Islamy, M. Irfan. 1997. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan
serta masyarakat lokaladalah sebagai modal sosial Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
(social capital) dalam rangka mencapai masyarakat Kwanda, Timoticin. 2000. Pengembangan Kawasan Industri di
madani (civil society).Berbagai kegiatan pembangunan Indonesia. Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur, Vol.28, No.1 (Juli).
Lumbuun, T. Gayus. 2005. Permasalahan Investasi di Daerah
pengembangan kawasan industri selama ini dipandang Dalam Rangka Otonomi Daerah. Jurnal Ilmu Administrasi dan
kurang efektif dan inefisien karena tidak bermanfaat Organisasi, Bisnis & Birokrasi, Vol.13, No.2 (Mei).
bagi masyarakat lokal. Miles, Mathew B., and A. Michael Huberman. 1984. Qualitative
data Analysis: A Source book of New Members. Beverly Hills,
CA: SAGE.
KESIMPULAN Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang. Peraturan Daerah
No. 19 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.
Implementasi kebijakan pengembangan kawasan Lembaran Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2004 Nomor
industri di Kabupaten Karawang masih terhambat, 19 seri E.
Prasojo, Eko. 2006. Reformasi Birokrasi di Indonesia: Beberapa
belum terjalin komunikasi yang efektif antara Catatan Kritis. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis
pembuat kebijakan (bupati) dengan pelaksana di & Birokrasi, Vol.14, No.1 (Januari).
lapangan (pejabat dan staf instansi terkait) dan Republik Indonesia. Keputusan Presiden No. 41 Tahun 1966
pengelola kawasan industri. Selain itu, rendahnya Tentang Kawasan Industri.
Sagala, Aryanto, dkk. 2004. Penyusunan Rencana Pengembangan
kualitas pejabat dan staf Badan Perencanaan Daerah Kawasan Industri. Jakarta: BPPT Press.
serta Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar Soeling, Pantius.D. 2007. Pertumbuhan Bisnis dan Tanggung Jawab
menghambat evaluasi pelaksanaan program kegiatan Sosial Perusahaan. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi,
pengembangan kawasan industri dalam memberikan Bisnis & Birokrasi, Vol.15, No.1 (Januari).
Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik, Panduan Praktis
pelayanan publik. Hambatan ini juga ditambah dengan
mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.
kurang tersedianya sarana kerja yaitu internet dan

You might also like