Professional Documents
Culture Documents
seperti Industrial Project Plan (1976), Prefential Trading Area (1977), ASEAN
Industrial Complement Scheme (1981), ASEAN Joint Venture Scheme (1981) dan
Pada dekade 80-an dan 90-an, ketika antar negara di berbagai belahan dunia
negara ASEAN menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan
kawasan. Pada KTT ke-5 di Singapura tahun 1992 telah ditandatangani Framewok
dicanangkannya ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tanggal 1 Januari 1993
34
Dalam skema CEPT setiap negara dimungkinkan untuk tidak melakukan liberalisasi perdagangan
sepanjang hal tersebut menurut pertimbangannya dapat membahayakan keamanan nasional, moral
masyarakat, kesehatan manusia, binatang dan tanaman, dan nilai-nilai seni, sejarah, purbakala dan
arkeologi. Dikutip dari Syamsul Arifin. Dkk, opcit, hal 97
difokuskan pada liberalisasi perdagangan barang, tetapi juga perdagangan, jasa dan
investasi.
pengembangan pesat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Seperti yang telah
membangun rasa saling percaya (confidence Bulding Measure), itikad baik dan
Menjelang usianya yang ke-40, ASEAN telah mencapai tingkat koefisitas dan
memiliki rasa saling percaya yang cukup tinggi dantara para anggotanya serta mulai
ASEAN yang pesat tersebut tidak terlepas dari pengaruh lingkungan baik di dalam
maupun luar kawasan yang turut membentuk dan memperkaya pola-pola kerjasama
diantara negara anggota ASEAN. Pengalaman kawasan Asia Tenggara semasa krisis
ASEAN 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997 yang mencita-citakan ASEAN sebagai
Komunitas negara-negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil, sejahtera, saling
perduli, diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020. Selanjutnya
ASEAN juga mengadopsi Bali Concord II pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun
ASEAN. Selain itu juga merupakan upaya evolutif ASEAN untuk menyesuaikan cara
pandang agar dapat lebih terbuka dalam membahas permasalahan domestik yang
saling menghormati (Mutual Respect), tidak mencampuri urusan dalam negeri (Non-
Interfence), konsensus, diaog dan konsultasi. Komunitas ASEAN terdiri dari tiga
para pemumpin ASEAN pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu Filiphina, 13 Januari
menjadi 2015.
penandatanganan ASEAN Charter/Piagam ASEAN beserta cetak biru AEC 2015 pada
Piagam ASEAN beserta cetak birunya AEC adalah merupakan babak baru dalam
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa AEC adalah merupakan salah satu
dari tiga pilar utama dalam ASEAN Community 2015, yang ingin membentuk
yakni:
4. Alran bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labour), dan
ASEAN Charter
berbasis pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, poduk berbasis karet, tekstil dan
dan logistik. Inilah sector-sektor yang paling diminati, anggota ASEAN, dan menjadi
ajang mereka untuk bersaing satu sama lain. Gagasannya adalah jika sektor-sektor ini
Selain itu dilakukan pengembangan terhadap sektor prioritas pangan, pertanian dan
kehutanan.
berbasis pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, poduk berbasis karet, tekstil dan
dan logistik. Inilah sector-sektor yang paling diminati, anggota ASEAN, dan menjadi
ajang mereka untuk bersaing satu sama lain. Gagasannya adalah jika sektor-sektor ini
Selain itu dilakukan pengembangan terhadap sektor prioritas pangan, pertanian dan
kehutanan.
Di dalam aliran bebas barang (free flow of goods) sesuai dengan skema AEC
2015 memiliki tiga sector pioritas, yakni hambatan tarif, hambatan non-tarif dan
Dalam pengurangan tarif dalam AEC, skema CEPT akan terus dievaluasi dan
1. Menghapuskan bea masuk bagi semua barang yang tergolong dalam sensitive
list dan hightly sensitive list pada 2010 untuk ASEAN6, dan 2015 untuk
36
Syamsul Arifin. Dkk, opcit, hal 73
0-5% pada 1 Januari 2007 (Laos dan Myanmar) dan 1 Januari 2018
(Kamboja).
suatu database yang dibentuk ASEAN database untuk setiap lini poduk tingkat HS 8
digit. ASEAN NTM database merupakan kompilasi dari kebijakan non-tarif yang ada
Klasifikasi NTM didasarkan pada UNCTAD Cooding Sceme for Trade Control
Measure. 37
Selain itu, cetak biru AEC 2015 juga dijabarkan mengenai agenda-agenda
dan jadwal strategis untuk mengeliminasi hambatan non-arif, antara lain sebagai
berikut: 38
1. Menjalankan komitmen standsill (tidak lebih mundur dari komitmen saat ini)
37
Lihat Syamsul .Arifin.dkk, ibid, hal 106
38
Syamsul .Arifin.dkk , ibid
untuk CLMV.
mendukung kelancaran arus pedagangan barang, karena prosedur arus barang dapat
diterima dan berdaya saing, baik di pasar domestik maupun global, sesuai standar
mutu, keamanan, kesehatan, dan teknis barang yang diakui secara internasional.
Dalam rangka menyelaraskan standar yang ada dengan standar internasional, terdapat
dua instrumen utama yang terdapat dalam AEC 2015, yaitu: harmonisasi standar dan
Mutual Recognition Arengement (MRA). 39 Salah satu upaya ASEAN dalam fasilitas
39
MRA merupakan suatu perjanjian yang akan membantu dunia industri di ASEAN mengurangi
duplikasi dalam pengetesan dan sertifikasi pokok dengan MRA regulator di negara importer akan
dapat mempercayai hasil tes yang dikeluarkan negara eksportir terkait produk yang diekspor
tersebut. Dkutip dari Syamsu .Arifin.dkk, ibid hal 109-110
Agreement to Establish & Implement The Asean Single Window 9 Desember 2005 ,
Implement The Asean Single Window , April 2006 dan Kesepakatan Pemimpin
dibandingkan dengan beberapa negara lain, terutama bila dilihat dari indikator lead-
time pelayanan impor, masih banyaknya point of services dalam penyelesaian impor,
masih tingginya biaya yang harus dikeluarkan dan adanya ketidakpastian dalam
proses pelayanan ekspor-impor. Selain itu, dari sisi kepentingan nasional perlu
terhadap lalulintas barang antar negara. Pembangunan dan penerapan Sistem NSW di
2002 yang menangani tentang kelancaran arus barang ekspor dan impor.
kegiatan dalam penanganan lalulintas barang ekspor dan impor, untuk meningkatkan
daya saing perekonomian nasional. INSW juga sistem nasional yang memungkinkan
data and information), pemrosesan data dan informasi secara sinkron (synchronous
processing of data and information), integrasi informasi, dan memadukan alur proses
Pembentukan INSW memiliki visi misi serta tujuan yang menjadi sasaran
dalam pembentukannya. Berikut ini visi misi serta tujuan pembentukan INSW:
persyaratan dan ketentuan, serta semua kegiatan yang terkait dengan kelancaran arus
barang ekspor, impor, dan transit, dalam rangka meningkatkan daya saing nasional.
sistem layanan publik yang terintegrasi dalam penanganan atas lalulintas barang
40
Lihat www.deplu.go.id, opcit
Indonesia : 41
3. Meningkatkan validitas dan akurasi data dan informasi yang terkait dengan
investasi
41
www.deplu.go.id, ibid
INSW, yaitu suatu sistem yang akan melakukan integrasi informasi berkaitan dengan
keamanan data dan informasi serta memadukan alur dan proses informasi antar sistem
kebandarudaraan, dan sistem lain yang terkait dengan proses penanganan dokumen
akan menjadi akses tunggal bagi siapapun (seluruh entitas) yang akan melakukan
Demikian juga bagi User (Pengguna Portal INSW), cukup sekali saja melakukan
akses (single sign on) akan dapat memperoleh semua layanan dari semua GA dan
entitas lainnya yang tergabung kedalam Portal INSW. Penggunaan Portal INSW
secara live dalam proses pelayanan kepabeanan dan perijinan atas barang impor
dan ekspor, akan membawa Indonesia menuju otomasi secara elektronik sistem
pelayanan publik yang terintegrasi, sehingga diharapkan secara konkrit akan dapat
dapat diakses melalui halaman utama (homepage) situs resmi INSW dengan nama
domain http://www.insw.go.id
Economic Community (AEC) 2015 secara umum dituntut adanya daya saing yang
baik baik dari ASEAN maupun seluruh anggotanya untuk dapat mempeoleh semua
hasil maksimal yang dapat diraih dari kerjasama ini. Tentunya untuk mewujudkan hal
tersebut diperlukan adanya persiapan yang baik dari seluruh anggota ASEAN
termasuk Indonesia, yang pelaksanaannya sesuai dengan cetak biru AEC 2015 yang
hambatan yang terdapat dalam proses aliran barang tentunya adalah sebuah peluang
agar mampu bersaing di dalamnya, dan salah satu insrumen dalam hal ini adalah
hambatan sehingga perlu langkah antisipasi dan solusi bersama. Persiapan yang
pelayanan ekspor-impor yang ada di Indonesia saat ini. Berikut ini kondisi kinerja
1. Lead Time waktu penanganan barang impor dan ekspor yang masih terlalu
4. Tingkat validitas dan akurasi data atas transaksi dan kegiatan ekspor-impor
lalulintas barang ekspor-impor secara lebih baik, terutama yang terkait dengan
42
www.deplu.go.id, ibid
yang terintegrasi
ekspor-impor
Kinerja dari pelayanan ekspor impor dari Indonesia tersebut adalah bentuk-
bentuk hambatan yang terdapat dalam aliran bebas barang di Indonesia, sekaligus
dengan berusaha menghapuskan segala bentuk hambatan dalam aliran bebas barang
di ASEAN, bahkan di duna secara global. Penelitian ini tentunya ingin melihat sejauh
NSW tersebut dan juga manfaat yang dapat diperoleh dalam INSW ini. Persiapan