Professional Documents
Culture Documents
Wacana Tauhid
Wacana Tauhid
:
Seyogya yang mengandung pahala sunnah, bagi setiap orang yang hendak
mempelajari suatu ilmu, terlebih dahulu harus mengetahui penguraian-penguraian
ilmu yang akan di pelajari, dengan harapan agar senantiasa dapat mewaspadai ilmu
yang akan di pelajari, dan penguraian-penguraian ilmu itu adalah dengan cara
megenali 10 macam kerangka ilmu, sebagaimana penjelasan syair yang di abadikan
sebagian Ulama :
*
*
*
Sesungguhnya kerangka ilmu itu berjumlah sepuluh
Definisinya, penempatannnya serta hasilnya
Keutamaannya, perbandingannya dan penciptanya
Namanya, sumbernya, hukum agamanya
Dan masalah-masalahnya, cukup diuraikan sebagian
Namun siapa yang uraikan semua, dapatkan kemuliaan.
:
Dan sekarang kita akan mempelajari ilmu tauhid, maka saya katakan ;
:
1. Batasan ( definisi ) ;
Batasan ilmu tauhid adalah suatu ilmu yang menjadi pedoman untuk menetapkan
aqidah agama Islam yang di ambil dari dalil-dalil yang meyakinkan.
:
2. Penempatan ( ruang lingkup ) ;
Penempatan atau letak ilmu tauhid adalah pada menerangkan Dzat dan sifat Allah
sekiranya sesuatu yang wajib, yang mustahil dan Hak preogratif di Allah Swt,
menerangkan Dzat dan sifat para Rosul ( utusan Allah ), menerangkan sesuatu yang
mungkin, sekiranya menjadi dalil atas wujud Allah Swt, serta menerangkan sesuatu
yang terdengar, yang harus di yakini pada Dzat Allah dan Dzat para Rosul-rosul Nya,
juga menerangkan yang muncul dari hal-hal demikian.
:
3. Buah ( hasilnya ) ;
Hasil mempelajari ilmu tauhid adalah mengenal Allah dan sifat-sifatnya dengan
berdasarkan dalil-dalil yang pasti serta mendapatkan kebahagiaan yang kekal
:
4. Keutamaan ( kelebihannya ) ;
Keutamaan ilmu tauhid adalah mengenal sesuatu yang harus di yakini hingga
menjadi sebuah aqidah dan keyakinan dalam agama Islam.
:
5. Perbandingan ilmu tauhid dengan Ilmu lainnya ;
Perbandingan ilmu tauhid dengan ilmu-ilmu lainnya adalah bahwa ilmu tauhid
adalah akar atau sumber semua ilmu dan selain ilmu tauhid adalah cabang-
cabangnya.
:
6. Pencipta ( penyusun ) ;
Pencipta ilmu tauhid adalah Syekh Abul Hasan Al Asyariy serta pengikutnya dan
Syekh Abu Mansur Al Maturidiy serta pengikutnya.
Pencipta di sini artinya adalah mereka yang menulis serta menyusun buku-buku
tauhid dan menyangkal faham-faham sesat yang di kemukakan kaum Mutazilah
atau kaum-kaum sesat lainnya, pencipta disini diartikan menulis kitab-kitab tentang
pelajaran tauhid karena tidaklah betul ilmu tauhid di ciptakan oleh mereka secara
sesunguhnya, karena ilmu tauhid telah ada di bawa oleh setiap Nabi-nabi dari
semenjak Nabi Adam as. Hingga zaman Nabi Muhammad di hari Qiyamah.
,
:
7. Nama ;
Ilmu ini di namakan dengan ilmu Tauhid artinya meng-esa-kan, karena bahasan
meng-esakan Allah dalam ilmu ini lebih populer dari pada bahasan yang lainnya, di
namakan pula dengan ilmu Kalam karena Ulama terdahulu sering mengatakan
ilmu tauhid dengan ilmu kalam dalam menterjemahkan dari pembahasan-
pembahasan ilmu ini
:
8. Nara Sumber ;
Sumber ilmu tauhid adalah dari dalil-dalil logika dan dalil-dalil Naqliyyah (Kutifan)
dari Al-Quran dan Al-Hadits
:
9. Hukum ;
Hukum mempelajari ilmu tauhid menurut agama Islam adalah wajib Aeni ([1]) atas
setiap mukallaf([2]) demikan juga sama halnya menuntut ilmu tersebut juga
hukumnya wajib Aeni.
10. Masalah-masalah ( perihal ) ;
Masalah-masalah ilmu tauhid adalah kaidah-kaidah yang membahas hal-hal wajib, membahas hak-
hak preogratif dan juga membahas hal-hal yang mustahil.
,
,
Seyogya yang mengandung nilai pahala sunnah juga, bagi orang yang hendak
mempelajari sebuah ilmu adalah agar mengenali sepucuk uraian Bismillah menurut
ilmu yang akan di pelajari, karena mengenal sepucuk uraian Bismillah adalah
memenuhi hak Bismillah dan memenuhi hak ilmu yang di pelajari, hak ilmu adalah
harus membicarakan sepucuk bahasan Bismillah sesuai dengan ilmu tersebut,
sedangkan hak Bismillah adalah sama sekali tidak meninggalkan membicarakan
bahasan uraian Bismillah.
Saat ini kita hendak mempelajari ilmu tauhid maka selayaknya kita terlebih dulu membicarakan
sepucuk bahasan Bismillah sesuai dengan ilmu tauhid.
.
Maka kami katakan bahwa huruf Ba pada permulaan kalimat Bismillah adakalanya
mengandung arti kebersamaan dengan Allah dari sisi memohon keberkahan dengan
menyebut nama Allah, adakalanya juga mengandung arti memohon pertolongan
pada Dzat Allah dengan menyebut nama Nya, dan tidak terlarang memohon pada
nama Allah Swt sebagaimana memohon pertolongan pada Dzat Nya.
.
Dan yang paling utama adalah menafsirkan arti huruf Ba tersebut dengan arti kebersamaan dari sisi
memohon keberkahan dengan menyebut nama Allah Swt. Atau dengan arti memohon pertolongan
pada Dzat Allah, karena memohon pertolongan pada nama Allah adalah perbuatan tercela yang
tercela.
.
Karena memohon pertolongan adalah masuk pada penggunaan alat, seandainya
memohon pertolongan itu pada nama Allah, maka nama Allah di jadikan sebagai alat
yang memungkinkan maksud pada selain Allah, bukan tujuan pada Dzat Allah Swt.
Memungkinkan bermaksud atau bertujuan memohon kepada selain Allah adalah
terlarang dan menimbulkan kekufuran.
Kecuali apa bila di ucapkan, bahwa menjadikan arti huruf Ba dengan memohon
pertolongan pada nama Allah swt, adalah karena melirik ke sisi lain, yaitu melirik
pada pengakuan alasannya, bahwa perbuatan yang hendak dilakukan seiring
membaca Bismillah adalah tidak sempurna kecuali dengan menyebut nama Allah.
Akan tetapi pengakuan alasan ini seperti inipun masih rentan menimbulkan dugaan
yang salah hingga berakibat kekufuran yang selalu ada karenanya.
Makna huruf Ba dari sisi isyarat yang terkandung di dalamnya adalah Allah Swt
berkata, Olehku telah terjadi sesuatu telah terjadi, olehku pula akan terjadi sesuatu
akan terjadi dari arti ini huruf Ba merupakan pertanda dari semua unsur aqidah,
karena sesungguhnya yang di maksudkan dari aqidah itu adalah :
Olehku ( Allah ) telah terwujud sesuatu yang telah terwujud, olehku pula akan
terwujud sesuatu yang akan terwujud.
Tidaklah huruf Ba mengandung makna Isyarat seperti demikian, kecuali makna
Isyarat tersebut terdapat pada Dzat yang memiliki sifat sempurna serta tersucikan
dari sifat-sifat yang kurang, sebagaimana kandungan makna seperti itu di tetapkan
oleh para Ulama-Ulama tafsir.
Kalimat Ismu pada Bismillah menurut Ulama-ulama kota Bashroh (Iraq) adalah
diambil dari kalimat sumwun artinya tinggi, kalimat ismu tidak di artikan selain
makna tinggi karena makna tinggi memberikan pertanda Maha tinggi nama yang di
sebutnya yaitu nama Allah Swt.
Nama Allah adalah sebuah nama pada Dzat yang wajib wujudnya, Dzat yang paling
berhak mendapat segala pujian.
Kalimat Arrohman Arrohiim adalah dua buah sifat Allah yang di ambil dari kata
Arrohmah artinya pemberi kebaikan, kedua kalimat tersebut tidak di artikan
dengan makna Arrohmah yang sesungguhnya yaitu kasih sayang dari dalam hati
yang menimbulkan memberi penghormatan dan kebaikan pada yang di sayanginya,
karena kasih sayang timbul dari lubuk hati mustahil bagi Allah Swt, Allah tidak
memiliki hati.
Tamat
-
,
,
,
-
Artinya :
Rasulullah SAW bersabda Niscaya akan datang kepada ummatku suatu
perbuatan yang dilakukan juga kaum Israil, nyaris laksana langkah sepasang
sandal, sehingga jika salah seorang kaum Israil berzina dengan ibunya
dengan terang-terangan maka hal itu juga akan terjadi di ummatku.
Sesungguhnya kaum Israil akan bercerai-berai menjadi 72 aliran, dan
ummatku pecah menjadi 73 aliran, semua masuk neraka kecuali satu, Sahabat
bertanya, siapa yang satu itu wahai Rasulullah ? Beliau menajwab, ialah
mereka yang berpegang teguh pada aqidah yang sama dengan aku dan
sahabatku. (HR. Al-Hakim)
Hadits ini salah satu mukjizat Rasulullah SAW, beliau mengetahui peristiwa
yang akan terjadi.
Al-Imam Al-Amadiy berkata ; Kaum Muslimin pada saat Nabi SAW wafat
berada dalam satu aqidah dan satu thoriqot (jalan), sayang diantara mereka
ada yang munafik, menyembunyikan kufur dan menampakkan Islam.
Ketahuilah bahwa sumber ahli bidah (faham sesat) itu ada 8 sekte, tertuang
dalam kitab Al-Mawaqif ;
1. Kaum Mutazilah ; Beraqidah bahwa manusia itu menciptakan perbuatannya
sendiri, tidak menyerta-kan perbuatan Allah SWT dan beraqidah bahwa Allah
wajib memberi pahala dan wajib menjatuhkan siksa. Mereka terpecah 20
aliran.
2. Kaum Syiah ; Beraqidah menyimpang dalam menyukai baginda Ali. Mereka
terpecah 22 aliran.
3. Kaum Khowarij ; Beraqidah menyimpang, meng-kufurkan baginda Ali dan
mengkufurkan orang yang berbuat dosa besar. Mereka terpecah 20 aliran.
4. Kaum Najariyyah ; Beraqidah mirip Ahli Sunnah Wal-Jamaah dalam
penciptaan perbuatan, namun mereka menghilangkan sifat Allah dan
menyatakan bahwa firman Allah itu baharu. Mereka 3 aliran
5. Kaum Jabariyyah ; Beraqidah bahwa manusia tidak memiliki ikhtiar. Mereka
1 aliran.
6. Kaum Musyabbihah ; Beraqidah menyerupakan Allah dengan makhluk
secara materil. Mereka 5 aliran.
7. Kaum Hululiyyah ; Beraqidah mensejajarkan diri atau pimpinan mereka
dengan Tuhannya, mereka 1 aliran.
Bismillahhirrahmannirrahim..
Wassalam
Enhanced by Zemanta
1. SYIAH= 22 Golongan
2. KHAWARIJ= 20 golongan
3. MUKTAZILAH= 20 golongan
4. MURJIAH= 5 golongan
5. NAJJARIAH= 3 golongan
6. JABBARIYAH= 1 golongan
7. MUSYABBIHAH= 1 golongan
JUMLAH= 72 Golongan
+ 1 Ahli Sunnah Wal Jamaah
Sumber: Akidah Muslimin. Fakulti Usuluddin Universiti Al-Azhar al-Sharif. Mesir
Syiah adalah pengikut, dan sebenarnya kelompok ini sebagian besar adalah
dalam penyelewengan akidah, karena mereka menamakan dirinya SYIAH dan
memproklamirkan mereka mencintai Ahlulbait, seakan akan ahlussunnah
waljamaah ini tak mengerti mencintai Ahlulbait, bahkan sebagian besar ulama
ahlulbait kesemuanya pada ahlussunnah waljamaah, bukan pada golongan
syiah.
tak satupun Imam dan Muhaddits dari ahlulbait yg menganut ajaran syiah.
mereka mempunyai ciri yg jelas, yaitu membenci para sahabat Nabi saw, tidak
mengakui kekhalifahan khulafa urrasyidin kecuali Ali bin Abi Thalib kw.
mereka tak mau ziarah ke makam nabi saw, karena disitu ada jasad Abubakar
dan umar radhiyallahu'anhuma.
kita bisa memahami bahwa syiah adalah akidah orang persia, hadits mereka
tak tentu sanadnya, dan sanad guru guru mereka terputus, dan mereka tidak
berpadu dan berpanut pada Imam Imam Ahlulbait, mereka mempunyai ajaran
sendiri, cara shalat berbeda, syahadat berbeda, bahkan Alqur'annya pun
berbeda.
Dijelaskan bahawa mereka ini adalah pengikut rakyat parsi, kerajaan parsi
dikalahkan oleh islam, lalu putri kaisar persia dibawa sebagai budak, lalu
Sayyidina Ali kw tak tega melihat putri kaisar itu dijadikan budak, maka ia
membebaskannya dan menikahkannya dg putranya, yaitu Husein bin Ali ra.
kita dapat lihat kini mereka kaum Syiah, mereka mengakui imam-imam hanya
dari keturunan Husein bin Ali, tak ada satupun imam imam mereka dari 10
imam mereka yg termasyhur itu yg dari keturunan Hasan bin Ali ra, padahal
hasan bin Ali adalah kakak kandung husein bin Ali ra, keduanya adalah cucu
Rasulullah saw, dan keturunan Hasan bin Ali lebih banyak dari keturunan
Husein bin Ali kw.
karena putri kaisar itu dinikahi oleh Husein bin Ali kw, maka mereka mengelu
elukan keturunan Husein bin Ali kw dan menyingkirkan keturunan Hasan bin Ali
ra.
dan saudara kita muslimin-muslimat terus tertipu daya oleh tipuan ini, dan
termasuk banyak dari habaib yg terpengaruh, tentunya sikap kita bukan
memusuhi dan memerangi mereka, namun terus berusaha merangkul mereka
agar kembali pada ahlussunnah waljamaah,
Kaum Syiah terpecah menjadi 22 aliran Termasuk pengikut Syiah adalah Kaum
Bahaiyah dan Kaum Ahmadiyah Qad-yan. Faham Khawarij, yaitu kaum kaum
yang berlebih-lebihan membenci Saidina Ali bin Abi Thalib, bahkan di antaranya
ada yang mengkafirkan Saidina Ali. Firqah ini berfatwa bahwa orang-orang
yang membuat dosa besar menjadi kafir.
Kaum Khawarij terpecah menjadi 20 aliran. Faham Mutazilah, yaitu kaum yang
berfaham bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat, bahwa manusia membuat
pekerjaannya sendiri, Tuhan tidak bisa dilihat dengan mata dalam surga, orang
yang mengerjakan dosa besar diletakkan di antara dua tempat, dan miraj Nabi
Muhammad SAW hanya dengan roh saja, dll.
Kaum Mutazilah terpecah menjadi 20 aliran, termasuk di antaranya adalah
Kaum Qadariyah. Faham Murjiah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa
membuat maksiat (kedurhakaan) tidak memberi mudharat jika sudah beriman,
sebaliknya membuat kebaikan dan kebajikan tidak bermanfaat jika kafir. Kaum
ini terpecah menjadi 5 aliran.
Hadis Nabi saw yang artinya, Dari Abi Nijih 'Irbadh bin Sariyah ra berkata, "Telah
menasihati kami oleh Rasulullah saw. akan satu nasihat yang menggetarkan hati
kami dan meneteskan air mata kami ketika mendengarnya, lalu kami berkata , Ya
Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasihat yang terakhir sekali maka berilah pesan
kepada kami. "Beliau pun bersabda, "Aku berwasiat akan kamu agar selalu
bertaqwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekalipun
yang meminpin kamu itu hanya seorang hamba. Sesungguhnya siapa yang
panjang umurnya dari kamu pasti ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka
hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa Ar
Rasyidin Al Mahdiyin (Khalifah-khalifah yang mengetahui kebenaran dan
mendapat pimpinan ke jalan yang benar) dan gigitlah sunah-sunah itu dengan gigi
geraham dan jauhilah hal-hal yang baru (bid'ah) yang diada -adakan, karena
sesungguhnya segala bid'ah itu adalah sesat. " (HR Abu Daud dan Tirmidzi)
Artinya: Dan pada Abu Hurairah ra katanya: Aku mendengar RasuIullah saw.
bersabda, "Umat ku akan ditimpa penyakit-penyakit yang pernah menimpa umat-
umat sebelumnya". Sahabat bertanya, "Apakah penyakit-penyakit umat-umat
terdahulu itu?" Nabi saw. menjawab, "Penyakit-penyakit itu adalah (1) terlalu
banyak seronok, (2) terlalu mewah, (3) menghimpun harta sebanyak mungkin, (4)
tipu menipu dalam merebut harta benda dunia, (5) saling memarahi, (6) hasut
menghasut sehingga jadi lalim menzalim ". ( HR Hakim)Keterangan: Penyakit-
penyakit yang disebutkan oleh Rasulullah saw. tadi telah banyak kita lihat di
kalangan kaum muslimin di hari ini. Di sana sini kita melihat penyakit ini
menyebar dan menjalar dalam masyarakat dengan ganasnya. Dunia Islam dilanda
krisis rohani yang sangat tajam dan meruncing. Dengan kekosongan rohani itulah
mereka terpaksa mencari dan menimbun harta sebanyak-banyaknya untuk
memuaskan hawa nafsu. Maka ketika nafsu diperturutkan tentunya mereka
terpaksa menggunakan segala macam cara dan tipu helah. Di saat itu, hilanglah
nilai-nilai akhlak dan yang ada hanyalah kecurangan, khianat, hasud-menghasud
dan sebagainya. Marilah kita merenung maksud hadis ini, dan marilah kita
bermuhasabah!
ISLAM KEMBALI DAGANG
Artinya: Dari Abu Hurairah ra berkata: Bersabda Rasulullah saw, "Islam mulai
menyebar dalam kondisi dagang (asing). Dan ia akan kembali asing pula. Maka
beruntunglah orang orang yang asing ". (HR Muslim) Keterangan: Islam mulai
menyebar di Mekkah dengan kondisi yang sangat asing dan dagang. Sangat
sedikit penganut dan pendukungnya kalau dibandingkan dengan penentangnya.
Kemudian setelah itu Islam tersebar ke seluruh pelosok dunia sehingga dianut
oleh dua pertiga penduduk dunia. Kemudian Islam kembali asing dan dirasa ganjil
dari pandangan dunia, bahkan pada pandangan orang Islam sendiri. Sebagian
orang Islam merasa ganjil dan aneh bila melihat orang Islam yang iltizam
(komitmen) dengan Islam dan mencoba menerapkan tuntutan Islam yang
sebenarnya. Seorang yang iltizam dengan Islam dipandang sepi oleh masyarakat
dan terlalu susah untuk diterima sebagai individu yang sehat. Misalnya, kalau ada
sesuatu program kemasyarakatan kemudian masuk waktu shalat, tiba-tiba ada
seorang yang meminta diri untuk menunaikan shalat, maka tindakan ini dianggap
tidak sopan dan kurang wajar. Sedangkan orang yang tidak shalat sambil
bersenda-gurau ketika orang lain shalat tidak dianggap sebagai perbuatan yang
salah dan terkutuk. Begitulah seterusnya nasib Islam di akhir zaman. Ia akan
terasing dan tersisih dari masyarakat, bahkan tersisih dari pandangan orang Islam
sendiri yang rnengaku sebagai umat Islam dan marah saat dikatakan yang dia
bukan orang Islam.
BAHAYA KEMEWAHAN
Artinya: Dari Ali bin Abi Thalib ra, "Bahwasanya kami sedang duduk bersama
Rasulullah saw. di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus'ab bin Umair ra dan tidak
pada tubuhnya kecuali hanya sehelai selendang yang bertampung dengan kulit.
Tatkala Rasulullah saw.melihat kepadanya Baginda menangis dan meneteskan air
mata karena mengenangkan kemewahan Mus'ab ketika berada di Mekkah dahulu
(karena sangat dimanjakan oleh ibunya) dan karena memandang nasib Mus'ab
sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang terpaksa
meninggalkan segala harta benda dan kekayaan diMekkah). Kemudian Nabi
Muhammad saw. bersabda, "Bagaimana keadaan kalian pada suatu saat nanti,
pergi di waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi di Sore dengan pakaian yang
lain pula. Dan bila diangkatkan satu hidangan diletakan pula satu hidangan yang
lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu seperti kamu memasang
kelambu Ka'bah? ". Maka jawab sahabat," Wahai Rasulullah, tentunya di waktu itu
kami lebih baik dari di hari ini. Kami akan menberikan konsentrasi pada masalah
ibadah saja dan tidak usah mencari rezeki ". Lalu Nabi saw. bersabda," Tidak!
Kondisi kamu di hari ini adalah lebih baik dari kondisi kamu di hari itu ". (HR
Termizi) Keterangan:Dalam hadits ini Nabi kita Muhammad saw. menjelaskan
bahwa umatnya pada suatu masa kelak akan mendapat kekayaan dan kelapangan
dalam kehidupan. Pagi sore pakaian silih berganti. Hidangan makanan tak putus-
putus. Rumah-rumah mereka tersergam indah dan dihias dengan bermacam
-macam perhiasan. Dalam kondisi demikian kita juga mungkin akan berkata
seperti kata sahabat. Di mana, kalau semuanya sudah ada, maka senanglah
hendak membuat ibadat. Tetapi Nabi kita Muhammad saw. mengatakan, "Kondisi
serba kekurangan itu adalah lebih baik untuk kita", artinya lebih memungkinkan
kita untuk beribadah. Kemewahan hidup banyak mencegah seseorang dari
melakukan ibadah kepada Allah SWT., seperti yang terjadi di hari ini. Segala yang
kita miliki kalaupun tidak melebihi kebutuhan, namun itu sudah cukup Namun, bila
dibanding dengan kehidupan para sahabat, kita jauh lebih mewah dari mereka,
sedangkan ibadat kita sangat jauh ketinggalan. Kekayaan dan kemewahan yang
ada, selalu menyibukkan kita dan mencegah dari berbuat ibadah. Kita sibuk
menghimpun harta dan juga sibuk menjaganya serta sibuk untuk rnenambah lebih
banyak lagi. Tidak layaknya apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah saw.,
"Seandainya seorang anak Adam itu telah memiliki satu jurang emas, dia
berhasrat untuk menemukan kesenjangan yang kedua, sehingga ia dimasukkan
ke dalam tanah (menemui kematian)". Begitulah gambaran yang nyata terhadap
kehaloban manusia dalam menghimpun harta kekayaan. Ia selalu mencari dan
menambahkan, sampai ia menemui kematian Maka ketika itu, barulah ia sadarkan
dirinya dengan seribu satu penyesalan. Tetapi di saat itu sudah tidak berguna lagi
penyesalan. oieh itu janganlah kita lupa daratan dalam mencari harta kekayaan.
Tidak peduli halal atau haram, yang penting dapat harta. Tidak kira waktu shalat,
bahkan semua waktu digunakan untuk menimbun kekayaan. Biarlah kita
menemukan mata benda dunia pada batas-batas kebutuhan. Kalau berlebihan
bisa digunakan untuk menolong orang lain yang kurang beruntung, suka
menderma dan suka bersedekah, sebagai penyimpanan untuk akhirat. Orang yang
cerdas adalah orang yang memiliki perhitungan untuk masa akhiratnya dan ia
menjadikan dunia ini tempat bertanam dan akhirat tempat memetik
buahnya. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain. "(HR Muslim)
Keterangan:Sekarang ini alim-ulama sudah berkurang. Satu demi satu pergi
meninggalkan kita. Kalau peribahasa Melayu mengatakan, "patah tumbuh, hilang
berganti", peribahasa ini tidak tepat herlaku kepada alim ulama . Mereka patah
payah tumbuh dan hilang payah berganti. Sampailah suatu saat nanti permukaan
bumi ini akan kosong dari Ulama. Maka pada waktu itu sudah tidak berarti lagi
kehidupan di dunia ini. Alam penuh dengan kesesatan. Manusia telah kehilangan
nilai dan pegangan hidup. Scbenarnya, alim ulamalah yang memberikan makna
dan arti pada kehidupan manusia di permukaan bumi ini. Maka ketika menghilang
alim ulama, hilanglah segala sesuatu yang bernilai. Di ahir-akhir ini kita telah
melihat gejala-gejala yang menunjukkan hampirnya zaman yang dinyatakan oleh
Rasulullah saw. tadi . Di mana jumlah alim ulama hanya tinggal sedikit dan usaha
untuk melahirkannya pula tidak mendapat perhatian yang layak. Pondok-pondok
dan sekolah-sekolah agama kurang mendapat perhatian dari cerdik pandai.
Mereka banyak mengutamakan pengajian-pengajian di bidang urusan keduniaan
yang dapat meraih keuntungan harta benda dunia. Ini lah realitas masyarakat kita
di hari ini. Jadi, perlulah kita memikirkan hal ini dan mencari jalan untuk
menyelesaikannya.